cerebellar system
DESCRIPTION
BedahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan tubuh atau anggota tubuh yang tepat dan halus selalu membutuhkan
koordinasi dari berbagai organ. Suatu gerakan volunter akan melibatkan serebrum untuk
penyusunan konsep gerakan, sistem penglihatan untuk memberi informasi tentang usaha
yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan, sistem motorik sebagai pelaksana,
sistem sensorik sebagai monitor dan serebelum sebagai pengawas, pengatur dan pengarah
informasi. Disini akan dibahas tentang fungsi dan gangguan dari serebelum yang dianggap
sebagai pusat koordinasi. Serebelum dan batang otak terletak di fossa kranii posterior
dengan atap tentorium yang memisahkan serebelum dengan serebrum. Secara umum dapat
dikatakan fungsi serebelum adalah untuk memelihara keseimbangan dan koordinasi aksi
otot pada gerakan stereotipe dan non stereotipe. Serebelum melakukan pengaturan kerja
otot, sehingga terjadi kontraksi otot yang tepat pada saat yang tepat. Hal ini terutama
penting pada gerakan involunter sehingga lesi seerebelum menyebabkan gangguan fungsi
otot tanpa paralysis volunter. Ukuran serebelum pada manusia berkembang dibandingkan
vertebrata lain, dimana pada manusia hal ini perlu untuk pengaturan gerakan yang
membutuhkan ketelitian.
Serebelum terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii
posterior, diatas tertutup oleh tentorium serebeli, serta terletak di bawah lobus occipitalis
cerebri(Gambar 1).
Gambar 1. Cerebellum
1
Serebelum terpisah dengan serebrum oleh sebuah alur melintang yang disebut fissura
transversa. Bentuk serebelum oval dan mengkerut di bagian tengah. Serebelum merupakan
bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak (sebesar tinju).
Gambar 2. Cerebellum dari atas
Gambar 3. Cerebellum dari bawah
2
PENGHUBUNG DENGAN BATANG OTAK
Ada tiga penghubung cerebellum dengan batang otak :
1. Peduncullus cerebelli inferior, dulu disebut sebagai corpus restiforme,
menghubungkannya dengan medulla oblongata.
Serabut aferen yang jalan memasuki cerebellum melalui peduncullus
cerebelli inferior :
1. Tractus spinocerebellaris : datang dari medulla spinalis pergi
ke paleocerebellum (lobus anterior, pyramis, uvula)
2. Tractus cuneocerebellaris (fibra acruta posterior) : datang dari
nuclei cuneatum pergi ke vermis
3. Tractus olivocerebellaris : datang dari nuclearis olivarius
inferior pergi ke cortex neocerebellum (cerebro-cerebellum)
tdd : lobus posterior cerebellum
4. Tractus reticulocerebellaris : datang dari formation reticulare
pergi ke medulla vermis
3
5. Tractus vestibulocerebellaris : datang dari nuclei vestibularis
dan n. vestibulocochlearis pergi ke archicerebellum (lobus
flocculonodularis = vestibule cerebellum)
Serabut eferen keluar dari cerebellum untuk memasuki peduncullus
cerebelli inferior :
1. Fibra cerebellovestibularis pergi ke nuclei vestibularis
2. Fibra cerebelloreticularis pergi ke formation reticulare di
pons dan medulla oblongata
2. Peduncullus cerebelli media, dulu disebut sebagai brachium pontis,
menghubungkannya dengan pons. Terbesar dari ketiga pedunculli
cerebelli. Pedunculus ini merupakan jalan utama dari hubungan
corticopontocerebellaris. Asal: Nuclei pontin dari bagian posterolateral
pons, kemudian jalan menyilang garis tengah. Pergi ke : Peduncullus
cerebelli media sisi yang lain untuk akhirnya pergi ke cortex neo
cerebellum (lobus posterior cerebellum) yang kontralateral.
3. Pedunculus cerebelli superior, dulu disebut sebagai : Brachium
conjunctivum menghubungkannya dengan mesencephalon. Isi utama :
serabut eferen yang datang dari keempat nuclei cerebellum. Isi
pelengkap : serabut aferen :
1. Tractus spinocerebellaris
2. Fibra rubrocerebellaris
3. Fibra tectocerebellaris
ANATOMI PERMUKAAN
Cerebellum tersusun dari :
1. 2 tipe input akson : climbing fibers, dan mossy fibers
2. 5 tipe serabut neuron intrinsic : sel granula, sel stelate, sel basket, sel
golgi, sel purkinje.
4
3. 1 tipe output neuron : sel dari nucleus cerebellar. Sebagian sel
purkinje merupakan output neuron yang berproyeksi ke nucleus
vestibularis lateralis.
Gambar 4. Struktur Cotex Cerebelli
2 tipe serat aferen (input axons) menuju cortex yaitu :
1. Mossy fibers yang berakhir pada kontak sinaptik dengan sel granuler.
Mossy fibers sangat kasar dan bercabang-cabang dan berakhir di
lapisan granuler. Cabang ini berhubungan dengan cabang dendrit
yang berbentuk seperti cakar dari sel granuler. Mossy fiber
menghantar impulsnya ke sel-sel granuler dan sel-sel ini merelaynya
baik langsung ataupun tak langsung melalui sel basket dan sel
purkinje.
2. Climbing fibers yang masuk ke lapisan molekuler dan berada diantara
dendrit sel purkinje. Serat ini berakhir di nucleus central cerebelli,
dengan pengecualian beberapa serat dari cortex lobulus
flocculonoduler keluar dari cerebellum dann berakhir di nucleus di
batang otak.
5
Kedua serabut aferen ini mempunyai asal yang berbeda. Mossy fiber adalah kedua ujung
saraf yang memasuki cerebellum dari luar yaitu : traktus spinocerebellaris, dan
pontoselebelaris. Sedangkan climbing fiber berasal dari nukleus dalam cerebellum.
Intrinsik neuron :
1. Granule sel : mempunyai 4-5 lapisan dendrit pendek, menerima
impuls dari mossy fibers, axon menuju lapisan molekular bercabang 2
(T sahaped) paralel terhadap sumbu longitudinal folium disebut
paralel fiber yang bersinaps dengan sel purkinje, stelata, basket dan
golgi.
2. Sel stelata dan sel basket: dikenal sebagai interneuron. Menerima
input dari climbing dan paralel fibers, output ke sel purkinje. Axon
sel stelat berakhir pada dendrit sel purkinje (sinap axodendritik) dan
axon basket sel berakhir di badan sel (sinap axosomatic).
3. Sel golgi : menerima input dari paralel, climbing, sel purkinje dan
mengeluarkan output pada glomeruli.
4. Sel purkinje : menerima input dari sel granule, sel stelata, basket dan
sel purkinje yang lain. Axon utama bersinap dengan neuron di
nucleus cerebelli atau nucleus vestibulolateralis. Sedang axon
cabangnya bersinap dengan sel stelat, basket, golgi dan sel purkinje
lain.
Output neuron :
Sel output terletak pada nucleus cerebelli. Menerima impuls dari climbing, mossy
fibers dan axon sel purkinje. Aksonnya menuju batang otak dan thalamus melalui
pedunculus cerebelli superior dan juxtarestiformis body.
6
Jalan ke cerebellum :
Ada 3 jalan yang dapat dialui untuk dapat keluar atau masuk dari cerebellum, di
dalam jalur ini terdapat serabut-serabut aferen, disamping itu ada pula serabut-serabut
eferen. Ketiga jalan itu adalah :
A. Korpus restiforme
1. Serabut-serabut aferen
- Tractus spinoserebelaris dorsalis
- Serabut-serabut kuneo-serebelaris
- Serabut-serabut Vestibulo-serebelaris
- Serabut-serabut olivo-serebelaris
- Serabut-serabut arkuato-serebelaris
- Serabut-serabut retikulo-serebelaris
7
2. Serabut-serabut eferen
- Serabut-serabut fastigio-bulbaris
- Serabut-serabut kortiko-bulbaris (dari lobus flocculonodularis)
B. Brakhium Pontis
Serabut-serabut eferen : serabut-serabut ponto-serebelaris
C. Brakhium konjungtivum
1. Serabut-serabut aferen :
- Traktus spino-serebelaris ventralis
- Tractus tecto-serebelaris
2. Serabut-serabut eferen :
- Tractus dentate-rubro-talamikus
Secara filogenetik cerebellum dapat dibagi atas :
Paleocerebellum Lobus anterior, pyramis, uvula
Neocerebellum lobus posterior
Archicerebellum lobus flocculonodularis
8
Walaupun secara morfologis tidak tepat, namun untuk praktisnya cerebellum biasanya
dibagi atas 3 bagian :
Bagian tengah yang tunggal : Vermis (dari permukaan, memang
memperlihatkan bentuk seperti cacing)
Bagian samping sepasang : hemisphere cerebelli yang dibagi oleh
adanya sulci dan fissura.
Hemisphaerum cerebelli terbagi 2 oleh adanya fissure posterolateral menjadi :
A. Corpus cerebelli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun non cerebelli
Corpus cerebelli terbagi 2 pula oleh adanya fissure primaries menjadi :
Lobus anterior (tergolong paleocerebellum)
Lobus posterior (tergolong noncerebellum)
1. Lobus anterior
Terletak di depan fissure primer. Terdiri dari vermis anterior dan korteks
paravermian. Bagian ini dikenal juga sebagai spinocerebellum karena proyeksi afferent
utama berasal dari proprioseptif otot-otot dan tendon extremitas melalui tractus
spinocerebellaris. Fungsi utama bagian ini adalah untuk regulasi tonus otot dan
mempertahankan sikap badan. Seluruh lobus anterior bersama pyramis dan uvula tergolong
paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen proprioseptif dan exteroceptif
dari kepala dan tubuh.
Bagian vermis yang sesuai dengan lobus anterior (dari depan ke belakang) ialah :
Lingula
Lobulus centralis culmen monticuli
Menerima input dari :
Muscle spindle (reseptor otot skelet)
Organ golgi (reseptor tendo)
9
Fungsi : menjaga tonus otot
2. Lobus posterior
Terletak antara fissure primer dengan fissure posterolateralis. Terdiri dari vermis
dan bagian terbesar hemisfer cerebellum. Bagian ini menerima proyeksi afferent dari
korteks cerebri melalui nuklei pontis dan brachium pontis sehingga disebut juga sebagai
pontocerebellum. Fungsi utama bagian ini adalah koordinasi berbagai gerakan lincah yang
diawali dari korteks cerebri.
Seluruh lobus posterior kecuali pyramis dan uvula tergolong neocerebellum
Bagian paling depan dari lobus posterior disebut lobulus simplek
(sering juga disebut lobulus semilunaris posterior) yang dibelakang
daibatasi oleh fissura posterosuperior. Bagian vermis yang sesuai
dengan lobulus simplek disebut : Declive Vermis.
Dibelakang lobulus simplek terdapat lobulus semilunaris superior
yang dibelakang dibatasi oleh fissure horizontalis. Bagian vermis
yang sesuai dengan lobulus semilunaris superior adalah folium
vermis.
Dibelakang lobulus semilunaris superior terdapat : lobulus
semilunaris inferior yang dibelakang dibatasi oleh fissure
prepyramidalis. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut
ialah : tuber vermis.
Folium dan tuber vermis termasuk neocerebellum.
Kedua lobuli semilunaris superior dan inferior disebut lobus ansiformis
Dibelakang lobulus semilunaris inferior terdapat lobulus lobulus
gracilis yang dibelakang dibatasi oleh fissure prepyramidalis
Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut adalah tuber vermis juga.
Dibelakang lobulus gracilis terdapat lobulus biventralis yang
dibelakang dibatasi oleh fissure post pyramidalis
10
Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut ialah : pyramis
Bagian paling belakang dari lobus posterior adalah tonsil dengan
ujung membentuk sayap disebut Paraflocculus yang ke belakang
dibatasi oleh fissure posterolateralis.
Bagian vermis yang sesuai dengan tonsil ialah uvula, pyramis dan uvula vermis termasuk
Paleocerebellum. Menerima input dari : neocortex via tractus cortico prontocerebellaris.
Fungsi : mengatur koordinasi aktivitas otot skelet dan mempertahankan sikap tubuh
3. Lobus Flocculonodularis (termasuk archicerebellum)
Secara filogenetis merupakan bagian yang tertua, maka disebut juga
archicerebellum, karena proyeksi afferent utama berasal dari nuklei vestibularis. Fungsi
utama bagian ini adalah mempertahankan keseimbangan.
Bagian tengahnya merupakan bagian dari vermis disebut : nodulus, sedang bagian
hemisphaerumnya disebut : Flocculus. Lobus flocculonodularis tergolong Archicerebelum
(vestibulo cerebellum), menerima input dari : Kompleks vestibuler. Fungsi : menjaga
postur dan mempertahankan keseimbangan.
VASKULARISASI CEREBELLUM
Arteri :
Arteri berasal dari cabang arteri vertebralis dan arteri basilaris.
1. Arteri Serebelaris Superior
Arteri ini berasal dari A. Basilaris. A. Serebelaris superior memberi cabang yang
kecil ke tektum dan bagian bawah mesencephalon. Cabang yang lebih besar menuju ke
pedunculus cerebelaris superior, terutama ke nukleus dentatus. Juga memberi darah ke
bagian ventral vermis dan daerah paravermis kedua sisi, kemudian bercabang lagi untuk
memberi suplai bagian rostral dan rostroventral kedua hemisfer dan bagian rostral vermis.
11
2. Arteri Serebelaris Anterior Inferior
Arteri ini berasal dari A. Basilaris. Daerah yang mendapat suplai arteri ini paling
sedikit, yaitu bagian cortex dan substansia alba dari flokulus. Cabang arteri ini adalah A.
Auditori Interna, tetapi kadang-kadang arteri ini merupakan cabang langsung dari A.
Basilaris.
3. Arteri Serebelaris Posterior Inferior
Berasal dari A. Vertebralis. Arteri ini mensuplai bagian kaudal dari nukleus pada
serebelum dan korteks vermis inferior. Di daerah ini arteri tersebut bercabang-cabang
mensuplai korteks dan substansia alba dari setengah kaudal cerebellum.
Vena :
Setiap hemisfer cerebelli mempunyai empat kelompok besar vena yaitu :
1. Kelompok pertama adalah vena rostromedial cerebelli yang
mengumpulkan darah-darah dari bagian rostral vermis dan sekitarnya
dan nukleus dentatus. Berakhir pada vena basalis atau vena Galleni.
2. Kelompok kedua adalah vena rostrolateral cerebelli yang menerima
darah dari bagian rostro lateral korteks dan substansia alba
infratentorial ke sinius transversus.
12
3. Kelompok ketiga adalah vena kaudal cerebelli yang menerima darah
dari bagian bawah hemisfere dan berakhir di sinus sigmoideus atau sinus
petrosus superior.
4. Kelompok keempat menerima darah dari bagian ventral cerebellum,
bersatu dan membentuk vena flokularis yang menghubungkan sinus
petrosus.
BANGUNAN YANG TERDAPAT DALAM CEREBELLUM
Sebagaimana halnya cerebrum, cerebellum juga menampilkan struktur yang sama yaitu :
1. Cortex cerebelli (paling luar) : Substantia grisea
Hanya terdiri dari 3 lapis sel :
– Lapisan paling luar (lapis moleculare) terdiri dari sel stellatum dan sel keranjang
diantara kedua jenis sel tersebut terdapat sel neuralgia.
– Lapisan tengah (lapis sel purkinje) terdiri dari sel purkinje. Sel ini merupakan sel golgi
tipe I yang berbentuk seperti botol. Pada penampang melintang setinggi folium, dendrit sel
purkinje jalan memasuki lapisan moleculare. Dari bagian dasar sel purkinje keluar axon
jalan memasuki lapisan granulare. Waktu memasuki substansia alba, axonnya akan
terbungkus oleh selubung myelin dan akan bersinapsis dengan sel neuron dalam substansia
alba. Cabang kolateral dari akson sel purkinje akan bersinaps dengan sel stellatum dan sel
keranjang di lapis moleculare.
– Lapisan paling dalam (lapis granulare) terdiri dari sel-sel kecil (sel granulare). Setiap sel
mengeluarkan 4-5 dendrit yang akan bersinaps dengan serabut dari nuclei cerebellum
lainnya. Sedang axonnya akan memasuki lapis moleculare dan bersinapsis dengan sel
purkinje.
2. Medulla cerebelli (bagian dalam) : substansia alba, dimana di dalamnya terdapat 4
pulau-pulau substansia grisea.
Nucleus Dentatus :
13
Paling besar, bentuk seperti karung kempes yang keriput dan melengkung, dengan
cekungannya membuka ke arah medial. Di daerah cekuntg tersebut terdapat serabut eferen
yang meninggalkan nucleus dentatus dan kemudian membentuk : Pedunculus cerebelli
posterior.
Nucleus Emboliformis :
Bentuk oval dan terletak postero-medial dari nucleus dentatus
Nucleus Globosus :
Nucleus emboliformis dan nucleus globossus bisa digabung menjadi NUCLEUS
INTERPOSITUS. Oleh karena itu cerebellum hanya punya 3 nuclei, terdiri dari beberapa
kelompok sel bundar yang terletak medialis dari nucleus emboliformis.
Nucleus Fastigialis :
Letak kiri-kanan linea mediana dari vermis dan sangat dekat dengan atap ventriculus
quartus (velum medulla posterior).
Substansia alba sendiri dalam vermis vermis sangat sedikit dan memperlihatkan
gambaran seperti pohon kayu (=Arbor Vitae). Substansia alba terdiri dari 3 jenis serabut
saraf :
1. Serabut Intrinsik :
Tidak pernah meninggalkan cerebellum dan berfungsi menghubungkan berbagai
bagian cerebellum. Ada yang bersifat intra hemisphaerum, sedang yang lain
menghubungkan hemisphaerum kanan dan kiri.
2. Serabut Aferen :
Merupakan bagian utama cerebellum dan semuanya menuju korteks cerebellum. Jalan
masuk ke cerebellum adalah : Pedunculus cerebelli superior.
– Serabut dari alat vestibuler (dari labyrinth) berjalan dalam peduculus cerebelli
inferior menuju korteks vermis.
14
– Serabut proprioseptif dari otot (tendon, sendi) berjalan dalam saraf spinal dan N.
Trigeminus, kemudian dalan traktus spinocerebellaris posterior dan anterior menuju ke
korteks cerebelli
– Serabut-serabut dari korteks cerebri berjalan dalam pedunculus medialis (melalui
pons) menuju lobus media cerebellum
– Serabut dari nucleus olivaria berjalan dalam pedunculus inferior menuju ke korteks
cerebelli (kontra lateral).
3. Serabut Eferen :
Berasal dari axon sel purkinje yang sebgian besar akan bersinapsis pada keempat nuclei
cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dari lobus flocculonodularis tidak
bersinapsis dan langsung keluar cerebellum.
– Serabut-serabut dari nucleus dentatus emboliformis globosus berjalan dalam
pedunculus cerebelli superior media dan inferior menuju ke nukleus ruber di
mesencephalon, dari sini akan keluar serabut-serabut yang menuju ke basal ganglia,
korteks cerebri, atau ke medulla spinalis melalui traktus rubrospinal.
– Serabut-serabut efferent menuju ke formatio reticularis melalui ketiga pedunculus
cerebri.
Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui
Pedunculus cerebelli superior.
FISIOLOGI CEREBELLUM
Secara filogenetis, cerebellum adalah nukleus vestibularis yang mempunyai
spesialisasi tinggi. Tampaknya cerebellum dan pusat vestibuler secara bersama-sama
mempunyai fungsi :
- Mempertahankan keseimbangan tubuh
- Orientasi dalam ruangan
15
- Mengatur tonus otot
- Mengatur postur tubuh
Pada manusia selain untuk keseimbangan juga mempunyai beberapa fungsi lain.
Cerebelum menerima impuls proprioseptif dari seluruh tubuh, baik impuls motorik ataupun
sensorik dari cerebrum. Impuls yang diterima akan dikoordinasikan dan diteruskan,
dihambat atau diperkuat.
Secara histologis dari cotex cerebelli menunjukkan bahwa impuls yang masuk akan
diperkuat dengan cara Avalanche Conduction. Pada umumnya fungsi utama cerebellum
adalah mengintegrasikan dan mengkoordinasikan reaksi somatik. Impuls motorik akan
diperkuat dan disintesis kembali sehingga menimbulkan kontraksi otot yang harmonis dan
gerakan volunter yang halus dan sinkron.
Cerebellum adalah bagian otak dimana korteks cerebri menerima impuls darinya
untuk melakukan koordinasi yang mengatur gerakan volunter, sehingga memegang
peranan penting pada setiap fungsi motorik.
Pada cerebellum juga terdapat daerah-daerah untuk taktil, pendengaran dan
penglihatan. Pusat-pusat motorik, taktil, pendengaran dan penglihatan baik kortikal
maupun subkortikal di cerebrum, diproyeksikan pada daerah yang sama di cerebellum,
yang kemudian memproyeksikannya kembali ke daerah yang sama di cerebrum.
Corteks cerebellum mendapat signal dari berbagai sumber. Mula-mula perintah dari
cortex cerebri dan sistem piramidal diterima melalui ketiga sistem cerebrocerebellar. Yang
terpenting adalah jaras cerebropontocerebellar yaitu jaras yang menyilang menghubungkan
hemisfer cerebri pada sisi yang berlawanan melalui tractus cortico pontine dan pedunculus
cerebelli media. Jaras lain berasal dari area motor cerebri yaitu cerebroolivocerebellar,
cerebroreticulocerebellar, juga dari tractus spinocerebellar.
Semua modalitas sensoris (taktile, auditori, visual) memberi impuls pada
cerebellum, mekanismenya masih belum jelas. Secara umum vermis menerima input
aferen dari medula spinalis, floculonoduler dari sistem vestibuler dan hemisfer cerebellum
dari cortex cerebri. Setelah menerima signal aferen, cerebellum mengoreksi kesalahan atau
16
kekurang akuratan dari gerak otot. Ada beberapa rute impuls mencapai sistem motor dan
mengatur gerak otot-otot yaitu :
1. Dentatorubrospinal : secara tidak langsung ke lower motor neuron
dari medulla spinalis, jaras dari nucleus dentata bersinaps dengan sel
nucleus rubra yang beraxon ke tractus rubrospinal. Jaras-jaras
tersebut Mengalami dua kali penyilangan yaitu :
1. Di decusatio pedunculus cerebellum superior
2. Dekat asal traktus rubrospinal. Hal ini menyebabkan awal dan
akhir jaras terdapat pada sisi yang sama.
2. Eferen dentato thalamo cortical menyilang pada pedunculus
cerebellum superior lewat nucleus rubra naik ke nucleus ventrolateral
thalamus, lewat thalamo cortical menuju area motoris di lobus frontal.
Cerebellum mempengaruhi traktus piramidalis lewat jalur ini.
ASPEK KLINIS :
Dapat dibedakan atas :
1. Lesi di neocerebellum
2. Lesi di paleocerebellum
3. Lesi di archicerebellum
A. Lesi di neocerebellum dapat memberikan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Hipotonia :
Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif. Pasien
akan berjalan sempoyongan. Disebabkan oleh karena hilangnya pengaruh fasilitas
cerebellum terhadap stretch reflex.
2. Disequilibrium :
Kehilangan keseimbangan oleh karena tak ada kordinasi kontraksi otot skelet.
3. Dissynergia :
17
Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi :
- Disarthria : bicara cadel
- Distaxia : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet
- Dismetria : Salah menafsir jarak, disebabkan karena kontraksi otot
tidak di rem oleh otot-otot antagonis. Tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang
diinginkan.
- Disdiadokokinesis : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat, disebabkan
karena adanya kontraksi dan relaksasi yang lambat atau berlebihan.(ex: dari fleksi ke
extensi)
- Intentio Tremor : Tremor di tangan bila hendak melakukan sesuatu gerakan
bertujuan. Tremor ini terjadi karena ada gangguan dalam koordinasi gerakan, penderita
sadar dan berusaha untuk mengoreksinya. Tremor ini lebih tepat disebut sebagai tremor
ataksik.
- Titubasi : Tremor yang ritmis pada kepala dengan kecepatan 3-4 kali
per menit dapat menyertai lesi cerebellum bagian tengah.
- Nystagmus : Bola mata distaxia kiri dan kanan, karena suatu iritasi
vestibuler fiber atau oleh karena penekanan nucleus vestibuler.
- Gangguan pada mata : Bisa berupa skew deviation dimana terjadi deviasi ke atas
dan keluar dari bola mata pada sisi yang berlawanan dengan lesi dan deviasi ke bawah dan
ke dalam dari bola mata pada sisi lesi.
- Gerakan Rebound : Ketidakmampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau
lengan bawah difleksikan dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada.
B. Lesi di paleocerebellum dapat memberikan gejala-gejala gangguan sikap tubuh dan
tonus otot.
C. Lesi di archicerebellum dapat memberikan gejala-gejala berupa ataksia trunkal, yaitu
dimana penderita bila disuruh duduk tampak badannya bergoyang. Disamping itu dapat
18
juga memberikan gejala berupa vertigo dimana penderita merasa sekitarnya atau badannya
bergoyang.
CARA PEMERIKSAAN
1. Tes telunjuk-hidung :
Penderita diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa pada jarak 20-30 cm di depannya
keujung hidung penderita.
2. Tes tumit-lutut :
Tumit tungkai kiri ditaruh di lutut tungkai kanan lalu tumit menelusuri tibia ke pergelangan
kaki (sebaliknya).
3. Tes Disdiadokinesis :
- Lengan penderita disuruh pronasi dan supinasi dengan cepat atau
19
- Ibu jari disuruh menyentuh jari-jari lain secara berurutan dan bolak-balik
4. Tes fungsi :
- Kancingkan baju
- Ambil beberapa uang logam di meja
- Menulis
20
DAFTAR PUSTAKA
1. "Chapter 20". Gray's Anatomy (40th ed.). 2008. p. 297.
2. Clarke E, O'Malley CD (1996). "Ch. 11: Cerebellum". The Human Brain
and Spinal Cord (2nd ed.). Norman Publishing. p. 629.
3. Eccles JC, Llinás R, Sasaki K. (1966). "The excitatory synaptic action of
climbing fibers on the purkinje cells of the cerebellum". J. Physiol. 182 (2):
268–96.
4. Ghez C, Fahn S (1985). "The cerebellum". In Kandel ER, Schwartz JH.
Principles of Neural Science, 2nd edition. New York: Elsevier. pp. 502–
522.
5. Duus Peter.Topical Diagnosis in Neurology, Fifth Edition. 2012.
21