catatan mingguan mahasiswa, refleksi dan transformasi diri (1)

17
Matakuliah Fraud and Forensic Accounting Dosen: Gugus Irianto, SE. MSA. Akt. PhD. CA. CSRS Catatan Mingguan (Weekly Notes) Pengalaman Pembelajaran (Learning Experiences), Refleksi dan Transformasi Diri (Reflection and Self Transformation) Nama: ______________________________________________ ____ NIM: ______________________________________________ ____ Kelas: ______________________________________________ ____ Hari, Jam: ______________________________________________ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Pengantar Buku Catatan Mingguan (Weekly Notes), selanjutnya disebut CM, ini dirancang untuk dapat dipergunakan oleh mahasiswa peserta MK

Upload: nama-ku-adrian

Post on 11-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

123

TRANSCRIPT

Page 1: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

MatakuliahFraud and Forensic AccountingDosen: Gugus Irianto, SE. MSA. Akt. PhD.

CA. CSRS

Catatan Mingguan (Weekly Notes)

Pengalaman Pembelajaran (Learning Experiences), Refleksi

dan Transformasi Diri (Reflection and Self

Transformation)

Nama: __________________________________________________

NIM: __________________________________________________

Kelas: __________________________________________________

Hari, Jam: ______________________________________________

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Pengantar

Buku Catatan Mingguan (Weekly Notes), selanjutnya disebut CM, ini dirancang untuk dapat dipergunakan oleh mahasiswa peserta MK Fraud dan Forensic Accounting yang saya asuh sebagai pengganti dari model lama yang memerlukan konsumsi kertas dll lebih banyak.

CM dirancang untuk digunakan sebagai sarana untuk membuat ringkasan eksekutif dari tugas individu sebagaimana ditugaskan dalam silabi MK ini. Ringkasan eksekutif harus dilengkapi dengan referensi sumber bacaan, dan lesson learn dari materi tersebut. Kebebasan diberikan kepada setiap mahasiswa untuk menyampaikan ide atau gagasan, yang kreatif dan inovatif terutama terkait materi yang

Page 2: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

dipelajari secara mandiri dan juga dapat ditambah dengan lesson learn dari diskusi di kelas.

Selanjutnya, CM juga dirancang untuk digunakan mahasiswa peserta MK ini untuk menuangkan catatan refleksi dan transformasi diri setelah memahami materi tertentu atau secara keseluruhan dari materi MK ini.

Selamat belajar, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, memberikan kemudahan, pertolongan, dan keridhlaanNya. Amin YRA. Semoga sukses.

Malang, April 2015

Gugus IriantoPertemuan 1

Pada pertemuan pertama, Pak Gugus

memaparkan ppt berupa gambar – gambar seperti

orang yang memberi air kepada orang kedua melalui

corong namun air tersebut tidak diserap oleh orang

kedua dan air dikeluarkan melalui telinga kanan dan

kiri orang kedua. Saya berkesimpulan bahwa ilmu

yang dituangkan oleh pengajar seharusnya dapat

diserap oleh mahasiswa. Ilmu/materi saat kuliah

berlangsung tidak dikeluarkan begitu saja dari telinga

kanan dan kiri, namun diserap oleh memori

mahasiswa.

Pertemuan 2

Kelompok satu mempresentasikan mengenai

makna dari fraud dan jenis-jenis fraud. Jenis- jenis

fraud yaitu error, irregularities, korupsi, illegally acts,

bribery (suap), dan gratifikasi. Para penyaji juga

menjelaskan mengenai fraudulent report, yakni suatu

perilaku yang disengaja, baik dengan tindakan atau

penghapusan, yang menghasilkan laporan keuangan

yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial

reporting merupakan problem yang dapat terjadi di

perusahaan mana saja dan kapan saja. Fraudulent

financial reporting yang terjadi pada suatu

perusahaan memerlukan perhatian khusus dari

Page 3: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

akuntan publik (auditor independen). (Arens, 2005 :

310)

Penyaji memaparkan kasus fraud yang terjadi di

wilayah Asia Pasifik. Skema kecurangan yang paling

banyak digunakan adalah penyalagunaan ast dan

korupsi. Indonesia menempati posisi ke 2 kasus fraud

terbanyak dalam area asia pasifik setelah Cina. Miris

jika faktanya Indonesia menempati 10 besar negari

terkorup se Asia Pasifik.

Pada pertemuan ini saya berkesimpulan bahwa

fraud adalah tindakan kecurangan yang menyimpang,

menipu, dan memanipulasi dikarenakan dilema etika.

Tindakan yang berbahaya jika dilakukan sengaja

maupun tidak disengaja. Fraud bisa muncul kapan

saja, dimana pun, siapapun, bahkan tak peduli

secanggih apapun sistem pengawasan dan seketat

apapun sistem pengendalian internal. Dampak dari

fraud sendiri bisa terkena hukuman pidana ringan

hingga hukuman seumur hidup.

Pertemuan 3

Pertemuan ini membahas jurnal dari Bapak

Gugus Irianto, 2003 yang berjudul “Skandal Korporasi

dan Akuntan”. Permasalahan terbesar dari empat

pemicu skandal korporasi adalah terjadinya

manipulasi pembukuan. Dimana adanya kasus

manipulasi pembukuan ini menyeret profesi akuntan,

terutama sebagai dampak kasus-kasus manipulasi

pembukuan yang melibatkan kantor akuntan publik.

Auditor akan dapat menemukan kejanggalan dalam

pencatatan akuntansi yang diubah. Skandal fraud

terjadi karena adanya moral hazard dari pelaku yang

tidak bertanggung jawab.

Page 4: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

Pelajaran yang dapat diambil dari artikel Pak

Gugus bahwa ethical misconduct terjadi oleh siapa

saja tak mengenal umur, jabatan dan profesi.

Meskipun kita telah beberapa kali mendapatkan

pelajaran tetang bahaya fraud. Namun jika kita sadar

dan merefleksikan dan menghindari syptom fraud,

kita akan mempertimbangkan berperilaku etis dan

menjunjung tinggi aturan dan hukum yang berlaku.

Artikel kedua mengenai “Integrity, Unethical

Behavior, and Tendency of Fraud” (Gugus Irianto,

Nurlita Novianti, Kristin Rosalina, Yuki Firmanto,

2009). Lesson learn adalah dalam membentuk

perilaku etis dalam lingkungan kerja diperlukan tiga

komponen, yaitu: (1) integritas, (2) sistem

kompensasi, dan (3) sistem. Adanya 3 (tiga) komponen

tersebut akan mengurangi dampak dari adanya

triangle of fraud. Jika dihubungkan, adanya integritas

akan mengurangi rasionalisasi, sistem kompensasi

yang sesuai, jelas dan transparan dapat mengurangi

tekanan (tekanan akan beban kerja) dan akan

mendorong kinerja untuk mencapai tujuan

perusahaan, sedangkan adanya sistem yang baik akan

menutup adanya kesempatan karena tidak ada celah

dalam sistem yang bisa dimanfaatkan untuk

melakukan perilaku tidak etis.

Pertemuan 4

Materi yang dibahas adalah menguak kasus

pembobolan dana nasabah Citibank. kecurangan yang

dilakukan oleh Malinda Dee di Citibank dengan

memanfaatkan posisinya untuk melakukan

kecurangan yang dibantu oleh dua orang head teller.

Tindak fraud yang dilakukan adalah fraud terhadap

aset, fraud terhadap laporan keuangan, fraud yang

diperbuat merupakan syptom dari anomali akuntansi.

Pada kasus ini, 2 orang head teller yang

membantu Malinda untuk memindahkan dana

Page 5: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

nasabah untuk kepentingan pribadinya berkaitan

dengan transaksi yang nantinya dilaporkan dalam

laporan keuangan. Tindakan-tindakan seperti

memalsukan bukti transaksi, mengakui suatu

transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang

seharusnya, menerapkan metode akuntansi tertentu

secara tidak konsisten untuk menaikan atau

menurunkan laba, menerapkan metode pangakuan

liabilitas sedemikian rupa sehingga liabiliats menjadi

nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya.

Sesi ini juga memaparkan tentang 3 hal pemicu

fraud yatu tekanan, kesempatan dan rasionalisasi.

Tekanan (pressure) dapat timbul karena masalah

keuangan pribadi, sifat-sifat buruk seperti berjudi,

narkoba, berhutang berlebihan dan tenggat waktu

dan target kerja yang tidak realistis. Kesempatan

biasanya muncul sebagai akibat lemahnya

pengendalian inernal di organisasi tersebut.

Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda

individu atau kelompok  yang sebelumnya tidak

memiliki motif untuk melakukan fraud.

Rasionalisasi terjadi karena seseorang mencari

pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung fraud

Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau

merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu

kecurangan tetapi adalah suatu yang memang

merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa

telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk

organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat

pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk

melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga

melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi

atas tindakan fraud tersebut.

(https://arezky125.wordpress.com/)

Pertemuan 5

Page 6: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

Terdapat 4 cara dalam mengurangi tingkat

kecurangan yaitu Pencegahan Fraud, Pendeteksian

awal Fraud, Investigasi Fraud dan Pemecahan.

Pencegahan fraud lah yang paling efektif digunakan

untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh

fraud dari segi biaya. Melakukan langkah proaktif

untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

dan secara teratur mengurangi tingkat terjadinya

fraud adalah organisasi yang paling sering dapat

mencegah terjadinya fraud.

Pencegahan fraud yang efektif terdiri dari 2

tindakan fundamental berikut: (1) melakukan suatu

tindakan untuk dapat menciptakan dan

mempertahankan budaya yang jujur dan menjunjung

tinggi nilai etika. (2) Menaksir resiko dari fraud dan

mengembangkan respon yang konkrit untuk

meminimalisasi dan menghilangkan peluang untuk

dapat melakukan fraud.

Code of Conduct harus dibuat dalam bentuk

tulisan dan dikomunikasikan kepada semua karyawan,

vendor, dan pelanggan. Setelah dikomunikasikan,

code of conduct diharapkan dapat mengembangkan

sikap yang dapat membuat manajemen dan karyawan

untuk dapat mengaplikasikannya. Karyawan

dibutuhkan untuk dapat memahami secara tertulis

bahwa mereka mengerti akan ekspektasi etika

perusahaan, hal ini untuk dapat menciptakan budaya

kejujuran di perusahaan.

Cara utama dalam mendeteksi kecurangan

adalah (1) karena kebetulan dan (2) secara proaktif

mencari dan mendorong pengenalian symptom awal.

(3) dengan memeriksa catatan dan dokumen transaksi

untuk menentukan apakah ada anomali yang bisa

mewakili penipuan.

Kesimpulan yang dapat diambil sebagai

pembelajaran bagi kita adalah pentingnya

Page 7: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

pencegahan fraud adalah kegiatan fraud fighting yang

paling efektif. Pencegahan penipuan melibatkan (1)

langkah-langkah untuk menciptakan dan memelihara

budaya kejujuran dan etika yang tinggi dan (2)

menilai risiko untuk penipuan dan mengembangkan

respon untuk mengurangi risiko dan menghilangkan

kesempatan atau penipuan. Langkah-langkah proaktif

untuk menciptakan budaya kejujuran dan etika yang

tinggi dapat berhasil menghilangkan banyak

penipuan. Jika fraud telah terjadi dilakukannya

penyelidikan penipuan untuk menentukan siapa,

mengapa, kapan, dan berapa banyak penipuan.

Penyelidikan penipuan mengidentifikasi pelaku,

jumlah yang diambil, dan kerusakan pada kontrol atau

elemen lainnya yang memungkinkan penipuan terjadi.

Penyelidikan penipuan akan mahal dan memakan

waktu.

Pertemuan 6

Menetapkan peraturan mengenai adanya

hukuman merupakan langkah yang dapat dilakukan

untuk mencegah fraud. Hukuman harus benar-benar

dapat memberikan efek jera kepada pelaku agar

tindakan pelanggaran tidak terulang kembali.

Pemberhentian kerja mungkin merupakan salah satu

hukuman, namun hal tersebut tidak akan menjamin

pelaku untuk tidak melakukan pelanggaran di lain

waktu. Pelaku mungkin akan menutupi kesalahannya

dengan mengatakan kepada orang lain bahwa

perusahaan mengalami kerugian dan harus

mengurangi tenaga kerja. Hal tersebt tidak akan

memberikan efek jera bagi pelaku apabila.pelaku

masih bebas untuk beraktivitas. Salah satu cara yang

dapat memberikan efek jera adalah dengan

memberikan informasi yang sesungguhnya tentang

tindakan fraud tersebut kepada keluarga dan

kerabatnya. Pelaku akan menderita perasaan malu

Page 8: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

yang luar biasa dan tidak bisa beraktivitas dengan

nyaman.

Pada ummnya auditor hanya melakukan

investigasi ketika melihat suatu gejala fraud yang

sangat mengerikan. Organisasi yang melakukan audit

secara proaktif terhadap fraud akan menciptakan

kesadaran kepada seluruh karyawan bahwa tindakan

mereka akan diamati setiap saat. Adanya kesadaran

karyawan untuk menghindari fraud menunjukkan

bahwa audit yang dilakukan secara aktif akan dapat

mengurangi kecurangan. Langkah-langkah audit fraud

yang baik dapat dilakukan dengan: (1)

mengidentifikasi pengungkapan risiko fraud; (2)

mengidentifikasi gejala fraud dari setiap

pengungkapan; (3) membangun program audit untuk

melihat gejala dan pengungkapan; (4)

Menginvestigasi gejala fraud yang teridentifikasi.

Pertemuan 7

Selama mendeteksi kecurangan, manajer,

auditor, pegawai dan pemeriksa harus menyadari

adanya indikator kecurangan tersebut dan

menginvestigasi apakah indicator tersebut disebabkan

oleh kecurangan yang benar-benar terjadi atau

disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Indikator yang

dapat dikategorikan menjadi 6 ini adalah Anomali

akuntansi, Kelemahan pengendalian internal,

Indikator analistis fraud, Gaya hidup berlebihan,

Perilaku yang tidak wajar, Informasi dan pengaduan

Anomali akutansi terjadi melibatkan

permasalahan dengan dokumen sumber, entri jurnal

yang salah, dan ketidakakuratan dalam buku besar.

Kelemahan internal control antara lain kurangnya

pemisahan tugas, kurangnya penjagaan fisik,

kurangnya pengawasan dari pihak yang independen,

kurangnya otorisasi yang tepat, kurangnya

Page 9: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

pengarsipan yang tepat, mengesampingkan control

yang ada, sistem akuntansi yang tidak memadai.

Indikator analitis fraud termasuk transaksi atau

kejadian yang terjadi pada waktu atau tempat yang

tidak biasa, dilakukan oleh dan melibatkan orang

yang biasanya tidak berpartisipasi, atau termasuk

cara, aturan, atau praktek yang tidak biasa. Perilaku

yang tak biasa biasanya pelaku yang baru pertama

kali melakukan tindak kecurangan melakukan

tindakan kriminal, ia akan diliputi oleh emosi

ketakutan dan perasaan bersalah. Emosi tersebut

merupakan ekspresi adanya suatu tekanan. Individu

sering menunjukkan pola perilaku yang tidak biasa

dan dapat dikenali untuk mengatasi tekanan yang

mereka rasakan.

Saya berkesimpulan bahwa syptom fraud yang

dijelaskan di atas tidak mengindikasi bahwa fraud itu

telah terjadi. Hal ini hanya berupa gejala, dan kita

tidak boleh secara langsung menuduh adanya

kejadian ini tanpa adanya bukti-bukti yang otentik.

Transformasi diri

Setelah mengetahui apa saja yang berkaitan

dengan fraud, kita sebagai mahasiswa harus sadar

dan menghindari syptom fraud yang telah dijelaskan

di atas. Sebenarnya jika kita sudah berpeang teguh

pada nilai kejujuran, integritas dan berperilaku etis,

dapat terhindar dari adanya godaan untuk melakukan

fraud. Tak terlepas dari pertanggungjawaban

perbuatan kita kepada Allah SWT.

Apabila kita menemukan adanya fraud di

lingkungan kita, dan jika kita memiliki bukti – bukti

yang kuat. Mengapa tidak kita menjadi whistle blower

dalam mengungkap kasus fraud tersebut. Sekecil

apapun fraud tersebut merupakan tindakan yang

tidak etis. Jika sosok dan jiwa whistle blower telah ada

Page 10: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

di diri kita, mengapa tidak kita ungkap dan

meluruskan kebenaran yang ada.

Saya mendapat inspirasi dan pembelajaran dari

film “Whistle Bower”. Sang whistleblower (asisten

Profesor) meskipun mendapat kesulitan (dibenci istri,

anak sakit, banyak hutang) tetapi dia bersikeras untuk

mengungkap kebenaran. Pembelajaran untuk kita

bahwa kejujuran di atas segala-galanya. Walaupun

banyak cobaan yang terjadi saat proses menuju

kebenaran. Percayalah buah kejujuran dan

keberanian justru akhirnya dibanggakan oleh

orang-orang.

Saya juga sadar bahwa tidak sepenuhnya

percaya dengan media. Sebab di balik layar kaca, kita

juga tidak tahu apakah berita/informasi yang

disampaikan benar-benar realita. Melihat banyaknya

kasus penyuapan di balik media demi pencitraan

public figure semata.

DAFTAR REFERENSI

Albrecht, et al. (2012), Fraud Examination, 4th. Ed.,

South-Western, Cengange Learning

http://edwinhafidz.blogspot.com/2012/10/budaya-

organisasi.html

http://blognya-nova.blogspot.com/2013/07/proses-dan-

karakteristik-budaya.html

https://arezky125.wordpress.com/

“Integrity, Unethical Behavior, and Tendency of

Fraud” (Gugus Irianto, Nurlita Novianti, Kristin

Rosalina, Yuki Firmanto, 2009)

Skandal Korporasi dan Akuntan (Gugus Irianto, 2003)

Film Korea “Whistle Blower”

Page 11: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

Page 12: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

Page 13: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

Page 14: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………..

…………………………………………….

Page 15: Catatan Mingguan Mahasiswa, Refleksi Dan Transformasi Diri (1)

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………..

…………………………………………….

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…………………………………………………