case tinea

16
Identitas Pasien Nama : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan Umur : 36 tahun Alamat : Buyut Ilir Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA Agama : Islam Anamnesis Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Mei 2012 di poliklinik RSD DSR Keluhan Utama Gatal pada perut bagian bawah, lipat dada serta kedua lipatan paha sejak 4 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan gatal-gatal pada perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Gatal pertama kali timbul seperti bruntus-bruntus kemerahan sebesar uang logam, gatal dirasakan semakin bertambah apabila pasien berkeringat. Karena gatal, pasien menggaruk terkadang sampai lecet. Bruntus-bruntus tersebut

Upload: ilva-hohoo

Post on 04-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Tinea

Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 36 tahun

Alamat : Buyut Ilir

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Mei 2012 di poliklinik RSD DSR

Keluhan Utama

Gatal pada perut bagian bawah, lipat dada serta kedua lipatan paha sejak 4 bulan

yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan gatal-gatal pada perut

bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu. Gatal pertama kali timbul seperti bruntus-bruntus

kemerahan sebesar uang logam, gatal dirasakan semakin bertambah apabila pasien

berkeringat. Karena gatal, pasien menggaruk terkadang sampai lecet. Bruntus-bruntus

tersebut kemudian makin meluas ke daerah lipatan dada, sehingga pasien khawatir dan

mulai berobat ke puskesmas. Pasien sudah pernah berobat 2 kali di puskesmas dan diberi

salep putih, pasien tidak tahu nama dari salep tersebut. Tiap kali berobat keluhan gatal

berkurang namun apabila obat habis keluhan sama timbul kembali.

Satu bulan sebelum datang ke rumah sakit mulai timbul bercak kemerahan di lipat

paha kanan dan sedikit bersisik yang semakin lama semakin melebar ke lipat paha kiri.

Bercak kemerahan tersebut juga terasa sangat gatal sehingga mengganggu aktivitas.

Page 2: Case Tinea

Akhirnya pasien datang ke poliklinik dikarenakan anak pasien juga mederita gatal- gatal

yang sama .

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa, alergi terhadap obat, debu dan makanan disangkal.

Riwayat asma dan sering bersin – bersin di pagi hari juga disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien ada anggota keluarga (anak) yang memiliki keluhan serupa

seperti yang dideritanya. Riwayat alergi, asma, darah tinggi dan kencing manis pada

keluarga disangkal.

Lingkungan dan Kebiasaan

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga memiliki 2 orang anak. Pasien

mengaku mudah berkeringat saat aktifitas, sering memakai pakaian yang tertutup dengan

bahan baju yang kurang menyerap keringat dan tidak langsung mengganti bajunya.

Pasien biasa mandi dan mengganti pakaian dalam 2x sehari. Pasien mandi menggunakan

air sumur dan sabun mandi yang dipakai bersama dengan anggota keluarga

lainnya. Handuk dipakai sendiri dan dicuci kurang lebih 3 minggu sekali.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 90 kali/menit

Respirasi : 22 kali/menit

Suhu : 36.5º C

Tinggi Badan : 156 cm

Berat Badan : 60 kg

Status gizi : Gizi lebih dengan IMT : 24,65

Page 3: Case Tinea

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), mukosa hiperemis (-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-)

Mulut : Kering (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)

Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB

Thoraks :

Inspeksi : Bentuk simetris, gerak nafas simetris

Perkusi : Tidak diperiksa

Palpasi : Tidak diperiksa

Auskultasi : Tidak diperiksa

Abdomen : Datar, supel, terdapat kelainan kulit ( lihat status dermatologikus)

Genitalia : Tidak diperiksa

Extremitas : Akral hangat, tidak oedem.

Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : perut, lipat dada, lipat paha kanan dan kiri

Jumlah lesi : multipel

Penyebaran : konfluens, bilateral

Batas : berbatas tegas

Bentuk dan susunan : polisiklik, tidak teratur

Ukuran : numular, plakat

Efloresensi : Pada lipat dada, perut, lipat paha kanan dan kiri, tampak makula

eritema tepi aktif dan penyembuhan sentral ,bagian tepi lesi

terdapat papul-papul eritematosa dan vesikel, ,hiperpigmentasi,

skuama kasar berwarna putih, dan likenifikasi.

Diagnosis Banding

- Candidiasis intertriginosa

Page 4: Case Tinea

Resume

Seorang wanita usia 36 tahun pekerjaan ibu rumah tangga datang dengan keluhan gatal

terutama saat berkeringat. Keluhan sudah dirasakan selama empat bulan yang lalu.

Keluhan pertama kali muncul pada perut bagian bawah dan lipat dada berupa makula

eritema disertai papul-papul yang tampak kemerahan di bagian tepi lesi dan skuama kasar

berwarna putih. Keluhan serupa juga muncul pada lipat paha kanan 1 bulan sebelum

datang rumah sakit, lesi berupa makula hiperpigmentasi dengan skuama putih, berbatas

tegas, tidak teratur, ukuran numular-plakat. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan tiap

kali berobat keluhan gatal berkurang, namun apabila obat habis keluhan sama timbul

kembali. Pasien sering berkeringat, akan tetapi tidak segera mengganti pakaiannya saat

berkeringat. Dari pemeriksan fisik didapatkan hasil status gizi lebih.

Diagnosis Kerja

- Tinea corporis et cruris

Usulan Pemeriksaan Anjuran

Kerokan kulit pada lesi aktif dengan KOH 10% dan biakan agar saboroud

Penatalaksanaan

Umum :

Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakit yang sedang diderita dan

pengobatannya.

Menyarankan agar pasien selalu menjaga kebersihan diri ( mandi minimal dua

kali perhari, memakai sabun bila mandi, handuk sering di cuci, mengelap badan

sampai kering bila berkeringat, pakaian harus sering di ganti bila berkeringat).

Menyarankan agar memakai pakaian yang menyerap keringat.

Menyarankan agar pasien menurunkan berat badannya secara bertahap.

Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat

menyebabkan luka dan infeksi sekunder.

Page 5: Case Tinea

Khusus :

Sistemik (oral) :

Anti jamur ketokonazol 200 mg/hari selama 2 minggu

Antihistamin loratadin 2-3 x 4 mg selama 4-5 hari

Topikal :

Anti jamur mikonazol 2x/hari selama 2 minggu.

Prognosis

ad vitam : ad bonam

ad functionam : ad bonam

ad cosmetican : ad bonam

Page 6: Case Tinea

FORMAT PORTOFOLIO

Kasus 3

Topik: Tinea corporis et cruris

Tanggal (kasus): 8 Mei 2012 Persenter: dr. Ilva Hidayati

Tangal presentasi: 10 Mei 2012 Pendamping: dr. Dede Hary Irawan

Tempat presentasi: RSUD Demang Sepulau Raya

Obyektif presentasi:

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi:

□ Tujuan:

Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos

Data pasien: Nama: Ny. S No registrasi:

Nama RSUD: RSUD Demang Telp: - Terdaftar sejak: -

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: gatal daerah perut, lipat dada, dan lipat paha, gampang

berkeringat, , tampak makula eritema tepi aktif dan penyembuhan sentral ,bagian tepi lesi

terdapat papul-papul eritematosa dan vesikel, ,hiperpigmentasi, skuama kasar berwarna putih,

dan likenifikasi.

Page 7: Case Tinea

2. Riwayat kesehatan/ Penyakit: pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama

sebelumnya, status gizi pasien termasuk gizi lebih

3. Riwayat lingkungan/kebiasaan : pasien gampang berkeringat, memakai pakaian tertutup

dengan bahan tidak menyerap keringat, dan tidak langsung mengganti pakaian jika

berkeringat

Daftar Pustaka:

1. Djuanda. A, Hamzah. M, Aisah. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keempat, cetakan pertama, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005 ; 92 – 99.

2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat Dalam : Firtzpatirchk’s Dermatology In General Medicine 6th ed [ebook]. New York : McGraw-Hill; 2003. p 205.

3. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta EGC. 2002 ; 17 – 20, 29 – 31.

4. Hall et al. Seborrheic Dermatitis. Terdapat Dalam : Sauer’s Manual of Skin Diseases 8th ed [ebook]. New York : Lippincott Williams & Wilkins; 2000. Ch 13.

Hasil pembelajaran:

1. Gambaran klinis Tinea Corporis et cruris

2. Diagnosis Tinea Corporis et cruris

3. Penatalaksanaan dan pencegahan Tinea Corporis et cruris

Subyektif

Seorang wanita usia 36 tahun pekerjaan ibu rumah tangga datang dengan keluhan gatal

terutama saat berkeringat. Keluhan sudah dirasakan selama empat bulan yang lalu.

Keluhan pertama kali muncul pada perut dan lipat dada berupa makula eritema disertai

papul-papul yang tampak kemerahan di bagian tepi lesi dan skuama kasar berwarna

putih. Keluhan serupa juga muncul pada lipat paha kanan 1 bulan sebelum datang rumah

sakit, lesi berupa makula hiperpigmentasi dengan skuama putih, berbatas tegas, tidak

teratur, ukuran plakat. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan tiap kali berobat keluhan

Page 8: Case Tinea

gatal berkurang, namun apabila obat habis keluhan sama timbul kembali. Pasien sering

berkeringat, akan tetapi tidak segera mengganti pakaiannya saat berkeringat.

Obyektif

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil status gizi lebih

Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : perut, lipat dada, lipat paha kanan dan kiri

Jumlah lesi : multipel

Penyebaran : konfluens, bilateral

Batas : berbatas tegas

Bentuk dan susunan : polisiklik, tidak teratur

Ukuran : numular, plakat

Efloresensi : Pada lipat dada, perut, lipat paha kanan dan kiri, tampak makula

eritema tepi aktif dan penyembuhan sentral ,bagian tepi lesi terdapat papul-papul

eritematosa dan vesikel, ,hiperpigmentasi, skuama kasar berwarna putih, dan likenifikasi.

“Assessment”

Diagnosis : Tinea corporis et cruris

“Plan”

Penatalaksanaan:

Umum :

Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakit yang sedang diderita dan

pengobatannya.

Menyarankan agar pasien selalu menjaga kebersihan diri ( mandi minimal dua

kali perhari, memakai sabun bila mandi, handuk sering di cuci, mengelap badan

sampai kering bila berkeringat, pakaian harus sering di ganti bila berkeringat).

Menyarankan agar memakai pakaian yang menyerap keringat.

Menyarankan agar pasien menurunkan berat badannya secara bertahap.

Page 9: Case Tinea

Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat

menyebabkan luka dan infeksi sekunder

Khusus :

Sistemik (oral) :

Anti jamur ketokonazol 200 mg/hari selama 2 minggu

Antihistamin loratadin 2-3 x 4 mg selama 4-5 hari

Topikal :

Anti jamur mikonazol 2x/hari selama 2 minggu.

Page 10: Case Tinea

ANALISA KASUS

Diagnosis kerja Tinea corporis et cruris pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Tinea corporis adalah dermatofitosis pada daerah kulit tak berambut pada wajah,

badan, lengan dan tungkai. Sedangkan, tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha,

daerah perineum, dan sekitar anus. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genitor-krural

saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau

bagian tubuh yang lain. Terdapat pada semua umur tetapi lebih sering menyerang orang

dewasa. Tinea corporis bisa ditularkan langsung dari manusia atau binatang, melalui

autoinokulasi. Anak – anak lebih sering melalui patogen zoofilik. Pakaian yang terlalu

tertutup, lingkungan yang kotor, kontak kulit yang sering dan trauma minor menciptakan

lingkungan yang subur untuk dermatofita. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun,

bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.(1,2)

Gejala subjektif berupa keluhan gatal terutama jika berkeringat.(3) Kelainan yang

dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema,

skuama, kadang – kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Lesi dengan tepi aktif dengan

penyembuhan sentral. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang – kadang terlihat

erosi dan krusta akibat garukan. Lesi – lesi pada umumnya merupakan bercak – bercak

terpisah satu dengan yang lain. Oleh karena gatal dan digaruk, maka lesi akan semakin

meluas, terutama pada daerah kulit yang lembab. Sehingga kelainan kulit dapat pula

terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit

menjadi satu. Teori ini sesuai dengan hasil yang ditemukan pada pasien ini. Pada tinea

corporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.(1

Pada kasus ini, pasien mengeluh adanya keluhan bruntus-bruntus kemerahan,

gatal, menyebar dari perut bagian bawah ke lipat dada dan kedua lipat paha. Bertambah

gatal bila terkena keringat. Pasien berbadan gemuk, yang gampang berkeringat. Pasien

juga suka memakai pakaian yang tertutup. Sudah sering memakai salep namun tidak

membaik.

Page 11: Case Tinea

Pada status dermatologikus, regioner, didapatkan pada lipat dada, perut, dan

kedua lipat paha, multipel, konfluens, ukuran nummular-plakat, batas tegas, menimbul

dari permukaan kulit tampak adanya makula, eritema, papul, skuama, hiperpigmentasi,

skuama kasar berwarna putih, likenifikasi. Pemeriksaan fisik diatas sesuai dengan

kepustakaan mengenai tinea korporis et kruris.

Penatalaksanaan umum pada pasien adalah menghilangkan faktor predisposisi

penting, misalnya mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang

menyerap keringat. Terapi yang diberikan berupa anti jamur sistemik dan topikal. Anti

jamur sistemik yang diberikan yaitu anti jamur golongan imidazol (ketokonazol 200

mg/hari) selama 2 minggu. Selain itu juga diberikan anti jamur topikal yaitu anti jamur

golongan imidazol (mikonazol 2x/hari) selama 2 minggu. Diberikan golongan imidazol

untuk terapi sistemik maupun topikal karena umumnya berkhasiat fungistatik dan pada

dosis tinggi bekerja fungisid terhadap fungi tertentu. Imidazol memiliki efektivitas klinis

yang tinggi dengan angka kesembuhan berkisar 70-100%. Mikonazol berkhasiat fungisid

kuat dengan spectrum kerja yang lebar sekali. Sedangkan ketokonazol adalah

fungistatikum imidazol pertama yang digunakan per oral. Spektrum kerjanya mirip

dengan mikonazol. Selain itu, golongan imidazol efektif untuk yang resisten terhadap

griseofulvin terutama dengan penyakit yang kronis seperti pada kasus ini.selain itu juga

diberikan antihistamin untuk mengurangi keluhan gatalnya.

Prognosis dari tinea corporis et cruris ini akan baik dengan tingkat kesembuhan

70-100% setelah pengobatan dengan obat jamur golongan imidazol sistemik dan topikal

secara teratur dan juga dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.