case report fam

Upload: sasadara-pramudita

Post on 02-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    1/12

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    TINGKAT KEBERHASILAN REHABILITASI

    PADA PENGGUNA METHAMPHETAMINE

    DISUSUN OLEH:

    SASADARA PRAMUDITA

    1102012262

    KELOMPOK DRUG ABUSE

    TUTOR: dr. Eri dia Ma!ar"i#M.$%"

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNI&ERSITAS YARSI

    201' ( 2016

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    2/12

    ABSTRA)T

    Background: Drug use within Indonesia has occurred for centuries, but within the last

    few decades tthere has seen a shar increase in the nu!ber of reorted drug addictions

    and drug related o"erdoses#

    Shabu$Shabu, cr%stalline !etha!heta!ine, has been rising in oularit% within

    Indonesia as of latel%# &ccording to a reort b% the National Narcotics &genc% and the

    UN Office on Drugs and 'ri!e, cr%stalline !etha!heta!ine is now the greatest

    drug threat to Indonesia#

    (he !ost recent regulation on narcotics, the Law no# )*+--. treats narcotic addicts

    as atients and not cri!inals so the users should do the rehabilitation, both !edical

    and social rehabilitations are ro"ided together in one rogra! rehabilitation

    (he urose of this stud% was to know how the i!le!entation and i!act ofrehabilitation to a drug users eseciall% to !etha!heta!ine users and the factors

    which causing it#

    'ase /resentation:

    0rs# S, )1 %ears old, !arried wo!en with ) kids, she was a housewi"es, use drugs for

    about 2 !onths, at first she use drugs as a ain relie"e cause she has been a "icti! of

    do!estic "iolence, she onl% used !etha!heta!ine and got it fro! the %outh around

    his house en"iron!ent, she is one of the secial rogra! atient in drugs deendence

    hosital 3akarta because she had an eiles%, she utted in the hosital b% her arents

    since Sete!ber -1* and ne"er been "isited b% an%one until now#

    Discussion:

    (he effecti"eness of rehabilitation rogra! it self deends on !an% factors, in this

    case author has found a few factors such as fa!il% !oti"ation, en"iron!ent,siritual,

    and self$efficac%# (hough in this case the atient doesn4t get an% i!licit !oti"ation

    fro! her fa!il% but she reali5e that actuall% her fa!il% suorting her, the

    en"iron!ent of drug deendence hosital itself hel the atient to steer clear fro! the

    drugs, siritual factors which can kee her to kee focus and reali5e that what she has

    done is wrong and the last is self$efficac% ,the atient should aware that what the%4"e

    done is wrong and not gi"ing an% benefit at all and with self$efficac% the% can controlthe!sel"es#

    'onclusion:

    &s we discuss abo"e, the conclusion about this case is that the effecti"eness of

    rehabilitation for drug user is deend b% !an% factors and the !ost i!ortant factor is

    self 6efficac% fro! the user it self cause without the aware fro! their self the other

    factor will not so heling and that awareness actuall% can built fro! the treat!ent#

    7e%word: rehabilitation, methamphetamine, effectiveness

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    3/12

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Penggunaan narkoba di Indonesia telah terjadi selama berabad-abad ,

    tetapi dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah

    kecanduan obat dan overdosis narkoba .

    Shabu-Shabu , kristal methamphetamine telah meningkat dalam popularitas di

    Indonesia pada akhir-akhir ini . Menurut sebuah laporan oleh Badan Narkotika

    Nasional dan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan , kristal methamphetamine

    sekarang merupakan ancaman narkoba terbesar di Indonesia .

    Peraturan terbaru pada narkotika , UU no. 35/2009 memperlakukan pecandu narkotika

    sebagai pasien dan bukan penjahat sehingga pengguna harus melakukan rehabilitasi ,

    baik rehabilitasi medis dan sosial yang disediakan bersama-sama dalam satu

    rehabilitasi, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

    pelaksanaan dan dampak rehabilitasi untuk pengguna narkoba terutama untuk

    pengguna metamfetamin dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

    Presentasi Kasus : Ny. S , 31 tahun, perempuan menikah dengan 3 anak , adalah

    seorang ibu rumah tangga , menggunakan narkotika selama sekitar 6 bulan , pada

    awalnya ia menggunakan narkoba sebagai penghilang rasa sakit karena dia telah

    menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga , dia hanya menggunakan

    methamphetamine dan mendapatkannya dari para pemuda di sekitar lingkungan

    rumahnya , dia adalah salah satu pasien program khusus di rumah sakit obat

    ketergantungan Jakarta karena dia memiliki riwayat epilepsi , ia dibawa ke rumah

    sakit oleh orang tuanya sejak September 2015 dan tidak pernah dikunjungi oleh siapa

    pun sampai sekarang .

    Diskusi: Efektivitas program rehabilitasi bergantung pada banyak faktor, dalam hal

    ini penulis telah menemukan beberapa faktor seperti motivasi keluarga, lingkungan,

    spiritual, dan self-efficacy.

    Meskipun dalam hal ini pasien tidak mendapatkan motivasi implisit dari keluarganya

    tapi dia menyadari bahwa sebenarnya keluarganya mendukung, lingkungan RSKO itu

    sendiri membantu pasien untuk menghindarkan diri dari narkotika, faktor spiritual

    yang dapat menjaga dirinya untuk tetap fokus dan menyadari bahwa apa yang

    dilakukannya adalah salah dan yang terakhir adalah self-efficacy, pasien harus

    menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan tidak memberikanmanfaat sama sekali dan dengan self-efficacy mereka dapat mengendalikan diri.

    Kesimpulan: Seperti yang kita bahas di atas, kesimpulan tentang kasus ini adalah

    bahwa efektivitas rehabilitasi bagi pengguna narkoba tergantung oleh banyak faktor

    dan faktor yang paling penting adalah self-efficacy dari pengguna itu sendiri karena

    tanpa kesadaran dari diri mereka sendiri faktor lainnya tidak akan begitu membantu.

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    4/12

    PENDAHULUAN

    0enurut United Nation Office on Drugs and 'ri!e tahun -18, diketahui angka

    esti!asi engguna narkoba di tahun -1 adalah antara 12 9uta hingga )8 9uta

    orang atau sekitar ),*$;1 # /erbandingan esti!asi re"alensi tahun -1

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    5/12

    !eruakan asien %ang tertangka oleh olisi atau BNN sebagai engguna narkoba,

    ada 9uga asien %ang didaftarkan oleh keluargan%a, atauun oleh dirin%a sendiri#

    /ada laoran 7asus ini latar belakang te!at %ang digunakan adalah Au!ah Sakit

    7etergantungan Obat 3akarta %ang terletak di bilangan 'ibubur,3akarta (i!ur#

    (u9uan dari enulisan laoran ini adalah untuk !engetahui seberaa efektifkah

    rehabilitasi khusun%a %ang dilakukan di le!baga rehabilitasi seerti ru!ah sakit

    ketergantungan obat dan factor$faktor aa sa9akah %ang bereran dala! !enentukan

    keefektifann%a, dengan de!ikian roses rehabilitasi daat dioti!alkan dan engguna

    N&/?& khususn%a !eta!feta!in daat berkurang#

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    6/12

    DESKRIPSI KASUS

    N%# S, )1 tahun !eruakan residenC

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    7/12

    DISKUSI

    Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang

    orang tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat memasuki area ini.

    Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan ketrampilan dan

    pengetahuan untuk menghindarkan diri dari narkoba (Soeparman, 2000:37).

    Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu :

    a. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu

    untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

    b. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu,

    baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat

    kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.

    Menurut Surat Edaran Mahkamah Agung No.04 Tahun 2010 tentang

    Penempatan penyalahgunaan, korban penyalahgunaan dan pecandu narkotika ke

    dalam lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, untuk menjatuhkan

    lamanya proses rehabilitasi, sehingga wajib diperlukan adanya keterangan ahli

    dan sebagai standar dalam proses terapi dan rehabilitasi adalah sebagai berikut :

    a. Program Detoksifikasi dan Stabilisasi : lamanya 1 (satu) bulan

    b. Program Primer : lamanya 6 (enam) bulanc. Program Re-Entry : lamanya 6 (enam) bulan

    /ada asien dala! laoran kasus ini dilakukan terai detoksifikasi sela!a ) hari

    erta!a di AS7O, asien !engaku diberi obat saat !en9alani roses detoksifikasi

    sedangkan roses detoksifikasi bagi engguna !etha!heta!ine tidak dilakukan

    dengan !enggunakan antidotu!,karena tidak ada antidotu! bagi !etha!heta!ine,

    (Ellenhorn MJ,1997)obat %ang diberikan han%a bersifat si!to!atik, %ang berarti

    obat %ang dikonsu!si oleh asien bukan !eruakan obat k%ang sesifik untuk

    detoksifikasi#

    Sela!a !en9alani erawatan di AS7O asien !engaku !e!inu! "ita!in rutin %aitu

    "ita!in B2 dan B1, 9uga obat eiles% %ang biasa ia konsu!si#

    /asien ada bulan erta!a dida!ingi oleh counselour %ang !engawasi kegiatan

    sehari$hari dan !e!bi!bing asien 9uga !e!beri terai sikologis berua nasihat$

    nasihat dan arahan ositif#

    Setia harin%a asien !elakukan kegiatan secara ter9adwal %ang diawasi oleh !a%or

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    8/12

    keluh kesah !ereka terhada satu sa!a lain, !enurut asien hal ini cuku !e!bantu

    dala! roses e!ulihann%a#

    Berdasarkan teori dan te!uan kasus, enulis !encoba !eru!uskan beberaa factor

    enting %ang !e!engaruhi keberhasilan dari terai ada engguna N&/?&,dala!

    kasus ini 0etha!heta!ine, factor$faktor tersebut berua:1. Motivasi dari Keluarga

    Berdasarkan rilis resmi BNN, terapi keluarga atau family therapy merupakan

    sebuah kumpulan pendekatan terapi yang menekankan pada assesmen dan

    intervensi keluarga.Hubungan yang saling terkait di antara anggota keluarga jadi

    unsur penting dalam ketergantungan narkoba dan terapinya.

    Pada pasien ini motivasi dari keluarga tidak datang dalam bentuk tersirat,

    keluarga pasien yang notabene kecewa dengan perbuatan yang dilakukan pasien

    ini tidak menunjukan dukungannya namun hal ini justru menjadi motivasi untukpasien, karena perasaan bersalah yang dimilikinya kepada keluarganya menjadi

    motivasi yang mendorong pasien untuk dapat sembuh dari narkoba.

    Namun di sisi lain hal ini bisa menjadi salah satu kewaspadaan akan timbulnya

    relapse bagi pasien ini jika ternyata saat terapi sudah selesai dilakukan pasien

    tetap mendapat penolakan dari anggota keluarganya.

    2. Lingkungan dan dukungan social

    Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi

    seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang

    hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.

    Kondisi lingkungan masyarakat yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi

    faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang

    pada akhirnya terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba. Lingkungan

    masyarakat yang rawan tersebut antara lain :

    1) Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

    2) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari

    dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

    3) Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

    4) Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun

    sembunyisembunyi (Alifia, 2008)

    Teman sebaya juga memiliki pengaruh yang paling dahsyat terhadap

    penyalahgunaan narkoba di berbagai remaja. Anak dari keluarga baik-baik, nilai

    sekolah baik, lingkungan baik cenderung terlibat narkoba jika teman-temannya

    menggunakan narkoba (Alifia, 2008).

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    9/12

    Lingkungan RSKO yang kondusif dan bebas dari narkoba juga merupakan salah

    satu factor pendukung dalam upaya pelepasan dari ketergantungan terhadap

    narkoba, namun jika setelah sembuh pasien kembali ke lingkungan yang dapat

    mempengaruhinya dikhawatirkan dapat terjadi relapse pada pasien tersebut.

    3. Spiritual

    Hubungan spiritual yang dekat dengan tuhan memunculkan kepercayaan bahwa

    sebuah makna yang lebih besar akan ditemukan dan rasa akan keterhubungan

    secara spiritualitas (Raiya,2008)

    Hubungan religious yang positif dapat mendatangkan positive outcome seperti

    stress-related growth , pertumbuhan spiritual dan kepuasan hidup yang lebih

    besar, selain itu ini juga berhubungan secara negative dengan negative outcomes

    seperti, depresi,kecemasan, dan rasa bersalah. ( Pergament dkk,2005)

    4. Self- efficacy

    Self -efficacy adalag kepercayaan seseorang akan kemampuan dirinya dalam

    mengatur,menguasai suatu keadaan dan mencapai keberhasilan dalam mengatasi

    situasi (Bandura,1986)

    Dalam hal mantan pecandu narkoba,self-efficacy merupakan suatu keyakinan

    seseorang akan kemampuannya dalam melewati masa relapse dan bertahan dari

    ketergantungannya pada narkoba,bila ia dihadapkan pada high risk situation.

    Keyakinan bahwa ia dapat lepas dari jerat narkoba dan pulih mempengaruhi

    pilihan-pilihan,usaha yang dikeluarkan seberapa lama ia akan bertahan dan apa

    yang dirasakan. Orang yang memiliki self-efficacy yang buruk akan sulit untuk

    bertahan dalam upaya melawan narkoba, karena berada dalam situasi yang

    beresiko untuk relapse, ia tidak akan punya keyakinan yang cukup bahwa ia

    mampu mengatasi high risk situation,dan hal sebaliknya akan terjadi dengan orang

    dengan self-efficacy yang baik. (Bandura,1997)

    Pada kasus ini pasien dinilai memiliki self-efficacy yang cukup baik sehingga ia

    mampu bertahan dari ketergantungannya dan melewati masa relapse.

    Pada*a I"+a, T%r!ada Naa

    0enurut a9aran &ga!a Isla! Na5a ada dasarn%a dihara!kan, sebab Na5a

    !e!un%ai !udharat

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    10/12

    !anfaatn%a# Selain hara!, en%alahgunaan Na5a 9uga diandang sebagai bagian dari

    erbuatan s%aitan# 7arenan%a &llah !en%eru agar seluruh u!at Isla!

    !en9auhi Na5a, !elalui fir!an$N%a %ang artin%a :

    Hai orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk

    berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk

    perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

    keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu hendak menimbulkan permusuhan dan

    kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    11/12

    Kesimpulan

    Terdapat beberapa Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari rehabilitasi

    diantaranya adalah:

    1. Motivasi dari Keluarga2. Lingkungan dan dukungan social

    3. Spiritual

    4. Self- efficacy

    Dari ke empat factor diatas self- efficacy dinilai memiliki peranan yang paling penting

    karena self-efficacy yang tinggi dapat membantu pasien selain untuk sembuh namun

    juga untuk tidak kembali menggunakan narkoba dan mencegah terjadinya relapse,

    self-efficacy yang tinggi juga dapat membantu factor-faktor lain untuk bekerja secara

    optimal, self-efficacy yang baik dapat menjadi benteng pertahanan bagi diri pasien

    sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh oleh berbagai pengaruh buruk yang didapat

    baik saat melakukan rehabilitasi ataupun saat keluar dari tempat rehabilitasi.

    Saran

    korban penyalahguna narkotika merupakan pihak yang sangat membutuhkan

    pertolongan, tidak hanya pertolongan dari bidang medis, melainkan juga dukungan

    moral dari semua pihak, baik dari keluarga, teman, maupun lingkungan tempat tinggal

    mereka.

    Rehabilitasi memang cara yang ampuh untuk menyembuhkan korban, namun

    alangkah baiknya jika keluarga maupun teman-teman dekat korban tidak

    melepaskannya begitu saja ke tempat terapi & rehabilitasi. Mereka tetap harus terus

    mengamati perkembangannya serta memberikan dukungan kepada si korban.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    /enulis bers%ukur keada &llah S@( atas rah!at dan hida%ah$N%a tugas laoran

    kasus ini daat selesai sesuai waktun%a# Serta shalawat dan sala! dicurahkan keadaNabi 0uha!!ad S&@ %ang telah !e!bawa u!atn%a keluar dari 5a!an 9ahili%ah

    !enu9u eradaban seerti sekarang ini#

    (eri!a kasih enulis ucakan keada Au!ah Sakit 7etergantungan Obat 3akarta %ang

    telah !e!berikan kese!atan untuk berkun9ung, !engu!ulkan data serta

    !endaatkan en9elasan ringkas dari beberaa staff dan residen !engenai rehabilitasi#

    7eada dr# H9# Susilowati, 0kes sebagai 7oordinator /elaksana Blok Elektif dan

    7oordinator /en%usun Blok Dr# drh# H9# (itiek D9annatun, keada dr# Nasruddin Noor,

    S#73 selaku dosen enga!u bidang kee!inatan drug abuse# 7eada dr#Eri dian0aharsi,0#kes selaku tutor %ang telah !e!berikan bi!bingann%a sehingga enulis

  • 7/26/2019 Case Report FAM

    12/12

    daat !en%elesaikan laoran kasus ini# Serta te!an$te!an kelo!ok drug abuse%ang

    telah !e!berikan se!angat dan dukungan dala! en%elesaian laoran kasus ini#

    DAFTAR PUSTAKA

    https://www.unodc.org/documents/data-and

    analysis/WDR2012/WDR_2012_web_small.pdf

    United Nations Office on Drugs and Crime. (14 november 2015). Crystalline

    Methamphetamine Now Indonesias Primary Illicit Drugs Threat UNODC Says Web

    http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/view/deputi-pemberantasan/data-kasus-

    narkoba

    Shalomestri,Charmathuya Altruisa. (2004).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-

    efficacy Pada Mantan Pecandu Narkoba Pasca Rehabilitasi dalam Mengatasi High

    Risk Situation. Jakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Atmajaya.

    Ellenhorn MJ. (1997). Ellenhorns medical toxicology: diagnosis and treatment of

    human poisoning(Chap. 1. 2nd ed) USA: William & Wilkins.

    Alifia, U. (2008).Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang: PT Bengawan Ilmu.

    https://www.unodc.org/documents/data-andhttps://www.unodc.org/documents/data-and