case report cephalopelvic disporpotion

Upload: dea-martasukma-gita-apsari

Post on 03-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    1/22

    CASE REPORT

    CEPHALOPELVIC DISPROPORTION

    OLEH:

    Dea Martasukma Gita Apsari

    110 2006 067

    PEMBIMBING :

    dr. Aditiyo Djanuajie , SpOG, M.Kes

    dr. Iman SF Wirayat, Sp.OG (K)

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    2012

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    2/22

    2

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. N

    Umur : 27 tahun

    Alamat : Mekarsari

    Pendidikan terakhir : SD

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Agama : Islam

    Tanggal masuk RS : 11-9-2012

    Penanggung jawab

    Nama : Tn. A

    Umur : 41 tahun

    Alamat : Mekarsari .

    Pendidikan terakhir : SD

    Pekerjaan : Buruh

    Agama : Islam

    Hubungan dengan pasien : Suami

    I. ANAMNESISKeluhan utama : Datang untuk dilakukan operasi

    Anamnesa khusus :

    G3P1A1 merasa hamil 9 bulan datang untuk dilakukan operasi, karena dari

    pemeriksaan sebelumnya dikatakan bahwa persalinan tidak dapat spontan.

    Mules-mules yang semakin kuat dan bertambah sering disangkal. Keluar

    cairan banyak dari jalan lahir disangkal. Keluar lendir bercampur sedikit darah

    disangkal. Gerak anak masih dirasakan ibu.

    Riwayat penyakit hipertensi, jantung, dan diabetes mellitus disangkal oleh

    ibu.

    Anamnesa tambahan :

    Menikah : Istri, 23 tahun, SD, IRT

    Suami, 37 tahun, SD, Buruh

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    3/22

    3

    Riwayat Obstetri :

    I : Laki-laki/SC/aterm/Dokter/12 tahun/Hidup

    II : Abortus pada usia kehamilan 2 bulan

    III : Hamil ini

    HPHT : 20-12-2011

    TP : 27-09-2012

    ANC : 5x di bidan

    KB : Suntik 3 bulan sudah 1 tahun yang lalu

    Siklus haid : teratur, 28 hari.

    II.PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis

    Keadaan Umum : Komposmentis

    Berat badan : 47 kg

    Tinggi badan : 140 cm

    Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Respirasi : 24 x/menit

    Suhu : 36 C

    Status Obstetrikus

    1. Pemeriksaan Luar

    Tinggi Fundus : 32 cm

    Lingkar Perut : 94 cm

    Letak anak : Kepala, punggung kiri, 5/5

    BJA : 136-140 x / menit

    His : (-)

    TBBA : 2500 gram

    2. Pemeriksaan Panggul

    CV : 7 cm

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    4/22

    4

    CD : 8,5 cm

    Promontorium : teraba

    Linea inominata : Teraba 2/3 - 2/3

    Sacrum : Konkaf

    Spina ischadica : Menonjol

    Arcus pubis : >90

    Dinding samping : Lurus

    Kesan Panggul : Panggul sempit absolut

    3. Pemeriksaan Dalam

    V/V : T.a.k

    Portio : Tebal lunak

    Pembukaan : Tertutup

    Ketuban : Tidak teraba

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium

    Hb : 11,1 gr %

    Leukosit : 7500/mm3

    Trombosit : 214.000/mm3

    IV. DIAGNOSISG3P1A1 Gravida Aterm dengan Riwayat SC 11 tahun yang lalu (a/i Panggul

    sempit) + Panggul sempit absolut

    V.RENCANA PENGELOLAAN1. Informed Consent untuk seksio sesarea elektif2. Observasi KU, T, N, R, S, BJA

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    5/22

    5

    3. Infus RL, Crossmatch, Sedia darah4. Rencana Seksio sesarea

    VI.PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    6/22

    6

    FOLLOW UP

    12 September 2012KU : Komposmentis

    Tanda Vital :Tekanan Darah : 110/70 mmHgNadi : 80x/menitRespirasi : 20x/menitSuhu : 36,7 C

    Keluhan : tidak ada keluhan

    Mata : Konjungtiva anemis (-)Abdomen : Cembung, BU (+)

    PL : TFU : 32 cmLingkar Perut : 94 cmLetak Anak : Kepala, Punggung kiri, 5/5

    BJA : 136-140x/menit

    Perdarahan Pervaginam (-)Pada abdomen terdapat luka bekas SC

    Dx :G3P1A1 Gravida Aterm dengan Riwayat SC 11 tahun yang lalu (a/i Panggul

    sempit) + Panggul sempit absolut

    13 September 2012

    KU : KomposmentisTanda Vital :

    Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 80x/menit

    Respirasi : 20x/menitSuhu : 36,5 CKeluhan : nyeri pada jahitan operasiMata : Konjungtiva anemis (-)ASI +/+, BAK dengan Kateter, BAB (-), Flatus (+)Perdarahan Pervaginam : (+) sedikitAbdomen : Cembung,lembut, BU (+), NT (+) pada luka operasi, Defans Muskular (-)

    Pekak samping/Pekak Pindah -/-Th/

    - POD I- Aff kateter- Cefotaxime 2 dd 1 gr- Ketoprofen 2 dd 1 supp- Observasi KU dan TTV

    Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute

    14 September 2012

    KU : KomposmentisTanda Vital :

    Tekanan darah : 120/70 mmHgNadi : 80x/menitRespirasi : 22x/menitSuhu : 36,7 C

    Keluhan : Nyeri pada luka jahitan sedikit berkurang, kembung

    Mata : Konjungtiva anemis (-)

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    7/22

    7

    ASI +/+, BAK (+), BAB (+)Abdomen : Cembung,lembut, BU (+), NT (+) pada luka bekas operasiPerdarahan Pervaginam : (+) sedikitTh/

    -

    POD II- Aff Infus- Cefadroxil 2 dd 500mg- Asam Mefenamat 3 dd 500mg- Metronidazol 3 dd 500mg

    Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute

    15 September 2012

    KU : KomposmentisTanda Vital :

    Tekanan Darah : 120/70 mmHg

    Nadi : 80x/menitRespirasi : 22x/menitSuhu : 36,7 C

    Keluhan : -Mata : Konjungtiva anemis (-)ASI +/+, BAK (+), BAB (+)Abdomen : Cembung, lembut, BU (+), NT (+) berkurang pada luka operasi

    TFU : 2 jari bawah pusatLuka operasi : Kering, pus (-), darah (-), bau (-), NT (+)

    Perdarahan pervaginam : (+) sedikitTh/

    - POD III- BLPL- Cefadroxil 2 dd 500 mg- Asam mefenamat 3 dd 500 mg- Metronidazol 3 dd 500 mg

    Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    8/22

    8

    Cephalopelvic Disproportion

    Istilah cephalopelvic disproportion mulai digunakan pada abad 20 untuk

    menggambarkan adanya hambatan persalinan akibat ketidakseimbangan ukuran

    kepala bayi dengan pelvis ibu.

    Penyebab dari cephalopelvic disproportion:

    1. Janin yang besar2. Kelainan posisi dan presentasi3. Panggul sempit

    I.Janin yang Besar

    Janin yang besar ialah janin yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut

    kepustakaan lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan

    jika beratnya lebih dari 4500 gram.

    Penyebab anak besar yaitu:

    Diabetes mellitus Herediter MultiparitasKesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala atau

    besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar, dapat

    timbul inersia uteri dan kemungkinan perdarahan postpartum akibat atonia uteri

    juga lebih besar.

    Jika panggul normal biasanya diusahakan persalinan pervaginam karena

    penentuan besarnya anak dengan palpasi Leopold sangat sulit. Pemeriksaan USG

    dapat membantu diagnosis bila anak letak kepala dan kepala belum masuk pintu

    atas panggul.

    II.Kelainan Posisi dan Presentasi

    Yang termasuk kelainan posisi dan presentasi yaitu :

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    9/22

    9

    a.Presentasi muka

    Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga

    oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).

    Presentasi muka dapat disebabkan:

    Panggul sempit Bayi besar Multiparitas Lilitan tali pusat di leher AnencephalPresentasi muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika dari

    pemeriksaan luar ditemukan:

    o Tonjolan kepala sepihak dengan punggungo Ditemukan sudut fabreo BJJ sepihak dengan bagian kecil.

    Sedangkan dalam persalinan yaitu dengan pemeriksaan dalam, pada pembukaan

    yang cukup besar, akan teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut, dan

    dagu.

    Gambar 2.1 Presentasi Muka

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    10/22

    10

    Pengelolaan pada presentasi muka:

    Kala I: observasi sampai pembukaan lengkap

    Kala II: Bila dagu di depan, persalinan pervaginam atau ekstraksi forceps. Tetapi,

    bila dagu tetap di belakang, dilakukan seksio sesarea.

    b. Presentasi Dahi

    Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang.

    Etiologinya hampir sama dengan presentasi muka. Biasanya merupakan keadaan

    sementara dan sering berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.

    Presentasi dahi jarang dapat diketahui dalam kehamilan. Namun dapat

    dicurigai keadaan tersebut bila dengan pemeriksaan luar ditemukan:

    o Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak.o BJJ sepihak dengan bagian kecil.

    Biasanya presentasi dahi baru didiagnosis saat persalinan yaitu dengan

    pemeriksaan dalam. Pada pembukaan yang cukup besar, akan teraba sutura

    frontalis, ubun-ubun besar, pinggir orbita, dan pangkal hidung.

    Pada presentasi dahi yang bersifat sementara, anak dapat lahir spontan

    sebagai presentasi belakang kepala atau muka. Jika presentasi dahi menetap, janin

    tidak mungkin lahir pervaginam sehingga persalinan diakhiri dengan seksio

    sesarea, kecuali bila janin sangat kecil (TBBJ < 1800 gram).

    Gambar 2.2 Presentasi Dahi

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    11/22

    11

    c. Letak Lintang

    Pada letak lintang, sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak

    lurus pada sumbu panjang ibu. Pada letak lintang, bahu menjadi bagian terendah,

    yang disebut presentasi bahu, atau presentasi akromion. Jika pungung terdapat di

    depan disebut dorsoanterior, jika di belakang disebut dorsoposterior.

    Penyebab letak lintang ialah:

    - Dinding perut yang kendur, seperti pada multiparitas- Kesempitan panggul- Plasenta previa- Prematuritas- Kelainan bentuk rahim- Mioma uteri- Kehamilan ganda

    Gambar 2.3 Letak Lintang

    Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilancukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasanya, hanya beberapa jari di atas

    pusat.

    Pada palpasi, fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan

    bagian-bagian besar teraba di samping kiri atau kanan fossa illiaca.

    Jika tahanan terbesar ada di sebelah depan, punggung ada di sebelah depan.

    Sebaliknya, jika teraba tonjolan-tonjolan, ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil

    sehingga punggung terdapat di sebelah belakang.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    12/22

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    13/22

    13

    Penyulit yang timbul dalam persalinan yaitu kala II yang lebih panjang.

    Umumnya dapat lahir spontan, namun bila ada indikasi dapat dipilih antara vakum

    atau forceps.

    III.Panggul Sempit

    Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri

    dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang

    mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada

    persalinan.

    Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :

    1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung4. Abdomen pendulum pada primi gravid5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata

    Gambar 3.1 Abdomen Pendulum dengan Kehamilan.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    14/22

    14

    Pengaruh pada persalinan :

    1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupunbanyaknya waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan

    pembukaan dapat terjadi karena ketuban belum pecah sebelum waktunya

    karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul, selanjutnya

    setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan pada serviks karena

    tertahan pada pintu atas panggul.

    2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan

    yang ditimbulkan panggul sempit.

    4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangulsempit, dapat terjadi infeksi intrapartum.

    5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringanyang dapat menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.

    6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merasakan nyeri di daerah simfisisdan tidak dapat mengangkat tungkainya.

    7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalamrongga panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus

    peroneus.

    Pengaruh pada anak :

    1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.2. Prolapsus foeniculi3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter

    biparietal berkurang lebih dari 0,5 cm.

    Klasifikasi panggul sempit :

    a. Kesempitan pintu atas panggulb. Kesempitan bidang tengahc. Kesempitan pintu bawah panggul

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    15/22

    15

    Kriteria diagnosis :

    a. Kesempitan pintu atas pangulPanggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm

    Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm

    b. Kesempitan panggul tengahBidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina

    os ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4

    dan ke-5.

    Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:

    1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina)10,5 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan

    ruas sakral ke-4 dan ke-511,5 cm.

    3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spinake pertemuan sacral ke-4 dan ke-55 cm.

    Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :

    1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5cm atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

    2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara

    klinis harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga

    menduga adanya kesempitan bidang tengah panggul jika:

    1. Spina ischiadica sangat menonjol.2. Dinding samping panggul konvergen.3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.

    c. Kesempitan pintu bawah panggulBila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    16/22

    16

    Gambar 3.2 Bidang Panggul

    Persangkaan panggul sempit Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul

    sempit jika:

    a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.b. Pada primipara ada perut menggantung.c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.d. Ada kelainan letak pada hamil tua.e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)f. Tanda Osborn positif

    Teknik perasat Osborn:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan

    anterior dari simfisis.

    4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawah danke belakang.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    17/22

    17

    Interpretasi perasat Osborn:

    - Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih daritulang parietal, berarti CPD (-).

    - Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulangparietal, sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan

    dengan perasat Muller.

    - Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam tulang panggul, tulang parietalmenggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.

    Teknik perasat Muller:

    1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu atas

    panggul.

    4. angan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis.Interpretasi perasat Muller:

    - Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).

    Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor,

    diantaranya:

    1. Bentuk Panggul2. Ukuran panggulm jadi derajat kesempitan.3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.5. Presentasi dan posisi kepala.6. His.Dia antara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum

    persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul. Oleh karena itu, ukuran

    tersebut sering menjadi dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.

    Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio sesarea.

    Berdasarkan literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir

    pervaginam dengan selamat jika CV < 8,5 cm.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    18/22

    18

    Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi hasil

    persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit

    relatif),antara lain:

    - Riwayat persalinan yang lampau- Besarnya presentasi dan posisi anak- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis- His- Lancarnya pembukaan- Adanya infeksi intrapartum- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.

    Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus

    percobaan.

    Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan per vaginam

    pada wanita-wanita dengan pangul relatif sempit. Partus percobaan hanya

    dilakukan pada letak belakang kepala.

    Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita

    mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau

    setelah anak lahir per vaginam.

    Partus percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per vaginam secara

    spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu

    dalam keadaan baik.

    Kita hentikan partus percobaan jika:

    - Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya.- Keadaaan ibu atau anak menjadi kurang baik.- Adanya lingkaran retraksi yang patologis.- Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup baik

    dan dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala dengan

    diameter terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau melewati pintu atas

    panggul.

    - Forseps atau vakum gagal.Dalam keadaan keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea, Jika seksio

    sesarea dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    19/22

    19

    sebab yang menetap(patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan

    berikutnya tidak ada gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.

    Bila seksio sesarea dilakukan pada saat pembukaan belum lengkap atas

    indikasi ibu atau anak yang kurang baik (partus percobaan belum lengkap/gagal),

    persalinan percobaan yang dipersingkat dapat dicoba lagi pada persalinan

    berikutnya. Dalam hal ini, pimpinan persalinan berikutnya mengikuti protocol

    yang berlaku bagi persalina pada bekas seksio sesarea.

    Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi

    jika diameter antara kedua spina

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    20/22

    20

    PANGGUL SEMPIT

    1. Pemeriksaan ginekologis

    2. Pemeriksaan penunjang

    - Ultrasonografi

    - Radiologis

    (hasil mengecewakan)

    Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan

    pintu

    atas panggul panggul tengah bawah panggul

    Relatif Absolut

    (konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm)

    8,5-10 cm)

    Partus percobaan Seksio sesarea

    Primer

    Berhasil Gagal

    Seksio sesarea

    Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    21/22

    21

    Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, karena terdapat

    kelainan bentuk badan ibu yang dapat dilihat dari tinggi badan ibu, 140 cm. Selain

    itu, pada pasien ini, kepala janin belum turun walaupun usia kehamilan sudah

    lebih dari 36 minggu.

    Diagnosis panggul sempit absolut diperoleh dari pemeriksaan panggul ibu,

    yaitu konjugata vera 7 cm.

    Pengelolaan pada pasien ini yaitu rencana seksio sesarea karena panggul

    sempit absolute pada usia kehamilan aterm tidak dapat lahir pervaginam.

  • 7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cunningham, F. Gary, et al. Williams Obstetrics. 22nd edition. Mc GrawHill. 2004.

    2. Sofie Rifayani, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri danGinekologi RSHS, Bagian Pertama (Obstetri). Edisi 2. Bagian Obgin

    RSHS. 2005.

    3. Sulaiman Sastrawinata, dkk. Obstetri Patologi. Cetakan Pertama. EGC:Jakarta. 2005.

    4. http://www.americanpregnancy.org/labornbirth/cephalopelvicdisproportion.html, diakses tanggal 20 Mei 2008.

    5. http://www.gynaeonline.com/comp-lab.htm, diakses tanggal 20 Mei 2008.6. http://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.html,

    diakses tanggal 20 Mei 2008.

    http://www.gynaeonline.com/comp-lab.htmhttp://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.htmlhttp://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.htmlhttp://www.gynaeonline.com/comp-lab.htm