case report cephalopelvic disporpotion
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
1/22
CASE REPORT
CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
OLEH:
Dea Martasukma Gita Apsari
110 2006 067
PEMBIMBING :
dr. Aditiyo Djanuajie , SpOG, M.Kes
dr. Iman SF Wirayat, Sp.OG (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2012
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
2/22
2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Alamat : Mekarsari
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 11-9-2012
Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 41 tahun
Alamat : Mekarsari .
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : Suami
I. ANAMNESISKeluhan utama : Datang untuk dilakukan operasi
Anamnesa khusus :
G3P1A1 merasa hamil 9 bulan datang untuk dilakukan operasi, karena dari
pemeriksaan sebelumnya dikatakan bahwa persalinan tidak dapat spontan.
Mules-mules yang semakin kuat dan bertambah sering disangkal. Keluar
cairan banyak dari jalan lahir disangkal. Keluar lendir bercampur sedikit darah
disangkal. Gerak anak masih dirasakan ibu.
Riwayat penyakit hipertensi, jantung, dan diabetes mellitus disangkal oleh
ibu.
Anamnesa tambahan :
Menikah : Istri, 23 tahun, SD, IRT
Suami, 37 tahun, SD, Buruh
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
3/22
3
Riwayat Obstetri :
I : Laki-laki/SC/aterm/Dokter/12 tahun/Hidup
II : Abortus pada usia kehamilan 2 bulan
III : Hamil ini
HPHT : 20-12-2011
TP : 27-09-2012
ANC : 5x di bidan
KB : Suntik 3 bulan sudah 1 tahun yang lalu
Siklus haid : teratur, 28 hari.
II.PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis
Keadaan Umum : Komposmentis
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 140 cm
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36 C
Status Obstetrikus
1. Pemeriksaan Luar
Tinggi Fundus : 32 cm
Lingkar Perut : 94 cm
Letak anak : Kepala, punggung kiri, 5/5
BJA : 136-140 x / menit
His : (-)
TBBA : 2500 gram
2. Pemeriksaan Panggul
CV : 7 cm
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
4/22
4
CD : 8,5 cm
Promontorium : teraba
Linea inominata : Teraba 2/3 - 2/3
Sacrum : Konkaf
Spina ischadica : Menonjol
Arcus pubis : >90
Dinding samping : Lurus
Kesan Panggul : Panggul sempit absolut
3. Pemeriksaan Dalam
V/V : T.a.k
Portio : Tebal lunak
Pembukaan : Tertutup
Ketuban : Tidak teraba
III. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium
Hb : 11,1 gr %
Leukosit : 7500/mm3
Trombosit : 214.000/mm3
IV. DIAGNOSISG3P1A1 Gravida Aterm dengan Riwayat SC 11 tahun yang lalu (a/i Panggul
sempit) + Panggul sempit absolut
V.RENCANA PENGELOLAAN1. Informed Consent untuk seksio sesarea elektif2. Observasi KU, T, N, R, S, BJA
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
5/22
5
3. Infus RL, Crossmatch, Sedia darah4. Rencana Seksio sesarea
VI.PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
6/22
6
FOLLOW UP
12 September 2012KU : Komposmentis
Tanda Vital :Tekanan Darah : 110/70 mmHgNadi : 80x/menitRespirasi : 20x/menitSuhu : 36,7 C
Keluhan : tidak ada keluhan
Mata : Konjungtiva anemis (-)Abdomen : Cembung, BU (+)
PL : TFU : 32 cmLingkar Perut : 94 cmLetak Anak : Kepala, Punggung kiri, 5/5
BJA : 136-140x/menit
Perdarahan Pervaginam (-)Pada abdomen terdapat luka bekas SC
Dx :G3P1A1 Gravida Aterm dengan Riwayat SC 11 tahun yang lalu (a/i Panggul
sempit) + Panggul sempit absolut
13 September 2012
KU : KomposmentisTanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menitSuhu : 36,5 CKeluhan : nyeri pada jahitan operasiMata : Konjungtiva anemis (-)ASI +/+, BAK dengan Kateter, BAB (-), Flatus (+)Perdarahan Pervaginam : (+) sedikitAbdomen : Cembung,lembut, BU (+), NT (+) pada luka operasi, Defans Muskular (-)
Pekak samping/Pekak Pindah -/-Th/
- POD I- Aff kateter- Cefotaxime 2 dd 1 gr- Ketoprofen 2 dd 1 supp- Observasi KU dan TTV
Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute
14 September 2012
KU : KomposmentisTanda Vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHgNadi : 80x/menitRespirasi : 22x/menitSuhu : 36,7 C
Keluhan : Nyeri pada luka jahitan sedikit berkurang, kembung
Mata : Konjungtiva anemis (-)
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
7/22
7
ASI +/+, BAK (+), BAB (+)Abdomen : Cembung,lembut, BU (+), NT (+) pada luka bekas operasiPerdarahan Pervaginam : (+) sedikitTh/
-
POD II- Aff Infus- Cefadroxil 2 dd 500mg- Asam Mefenamat 3 dd 500mg- Metronidazol 3 dd 500mg
Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute
15 September 2012
KU : KomposmentisTanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menitRespirasi : 22x/menitSuhu : 36,7 C
Keluhan : -Mata : Konjungtiva anemis (-)ASI +/+, BAK (+), BAB (+)Abdomen : Cembung, lembut, BU (+), NT (+) berkurang pada luka operasi
TFU : 2 jari bawah pusatLuka operasi : Kering, pus (-), darah (-), bau (-), NT (+)
Perdarahan pervaginam : (+) sedikitTh/
- POD III- BLPL- Cefadroxil 2 dd 500 mg- Asam mefenamat 3 dd 500 mg- Metronidazol 3 dd 500 mg
Dx : P2A1 partus matures dengan SC a/i riwayat SC dan panggul sempit absolute
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
8/22
8
Cephalopelvic Disproportion
Istilah cephalopelvic disproportion mulai digunakan pada abad 20 untuk
menggambarkan adanya hambatan persalinan akibat ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dengan pelvis ibu.
Penyebab dari cephalopelvic disproportion:
1. Janin yang besar2. Kelainan posisi dan presentasi3. Panggul sempit
I.Janin yang Besar
Janin yang besar ialah janin yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut
kepustakaan lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan
jika beratnya lebih dari 4500 gram.
Penyebab anak besar yaitu:
Diabetes mellitus Herediter MultiparitasKesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala atau
besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar, dapat
timbul inersia uteri dan kemungkinan perdarahan postpartum akibat atonia uteri
juga lebih besar.
Jika panggul normal biasanya diusahakan persalinan pervaginam karena
penentuan besarnya anak dengan palpasi Leopold sangat sulit. Pemeriksaan USG
dapat membantu diagnosis bila anak letak kepala dan kepala belum masuk pintu
atas panggul.
II.Kelainan Posisi dan Presentasi
Yang termasuk kelainan posisi dan presentasi yaitu :
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
9/22
9
a.Presentasi muka
Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga
oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).
Presentasi muka dapat disebabkan:
Panggul sempit Bayi besar Multiparitas Lilitan tali pusat di leher AnencephalPresentasi muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika dari
pemeriksaan luar ditemukan:
o Tonjolan kepala sepihak dengan punggungo Ditemukan sudut fabreo BJJ sepihak dengan bagian kecil.
Sedangkan dalam persalinan yaitu dengan pemeriksaan dalam, pada pembukaan
yang cukup besar, akan teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut, dan
dagu.
Gambar 2.1 Presentasi Muka
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
10/22
10
Pengelolaan pada presentasi muka:
Kala I: observasi sampai pembukaan lengkap
Kala II: Bila dagu di depan, persalinan pervaginam atau ekstraksi forceps. Tetapi,
bila dagu tetap di belakang, dilakukan seksio sesarea.
b. Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang.
Etiologinya hampir sama dengan presentasi muka. Biasanya merupakan keadaan
sementara dan sering berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.
Presentasi dahi jarang dapat diketahui dalam kehamilan. Namun dapat
dicurigai keadaan tersebut bila dengan pemeriksaan luar ditemukan:
o Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak.o BJJ sepihak dengan bagian kecil.
Biasanya presentasi dahi baru didiagnosis saat persalinan yaitu dengan
pemeriksaan dalam. Pada pembukaan yang cukup besar, akan teraba sutura
frontalis, ubun-ubun besar, pinggir orbita, dan pangkal hidung.
Pada presentasi dahi yang bersifat sementara, anak dapat lahir spontan
sebagai presentasi belakang kepala atau muka. Jika presentasi dahi menetap, janin
tidak mungkin lahir pervaginam sehingga persalinan diakhiri dengan seksio
sesarea, kecuali bila janin sangat kecil (TBBJ < 1800 gram).
Gambar 2.2 Presentasi Dahi
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
11/22
11
c. Letak Lintang
Pada letak lintang, sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak
lurus pada sumbu panjang ibu. Pada letak lintang, bahu menjadi bagian terendah,
yang disebut presentasi bahu, atau presentasi akromion. Jika pungung terdapat di
depan disebut dorsoanterior, jika di belakang disebut dorsoposterior.
Penyebab letak lintang ialah:
- Dinding perut yang kendur, seperti pada multiparitas- Kesempitan panggul- Plasenta previa- Prematuritas- Kelainan bentuk rahim- Mioma uteri- Kehamilan ganda
Gambar 2.3 Letak Lintang
Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilancukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasanya, hanya beberapa jari di atas
pusat.
Pada palpasi, fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan
bagian-bagian besar teraba di samping kiri atau kanan fossa illiaca.
Jika tahanan terbesar ada di sebelah depan, punggung ada di sebelah depan.
Sebaliknya, jika teraba tonjolan-tonjolan, ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil
sehingga punggung terdapat di sebelah belakang.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
12/22
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
13/22
13
Penyulit yang timbul dalam persalinan yaitu kala II yang lebih panjang.
Umumnya dapat lahir spontan, namun bila ada indikasi dapat dipilih antara vakum
atau forceps.
III.Panggul Sempit
Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri
dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang
mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada
persalinan.
Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :
1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung4. Abdomen pendulum pada primi gravid5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata
Gambar 3.1 Abdomen Pendulum dengan Kehamilan.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
14/22
14
Pengaruh pada persalinan :
1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupunbanyaknya waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan
pembukaan dapat terjadi karena ketuban belum pecah sebelum waktunya
karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul, selanjutnya
setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan pada serviks karena
tertahan pada pintu atas panggul.
2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan
yang ditimbulkan panggul sempit.
4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangulsempit, dapat terjadi infeksi intrapartum.
5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringanyang dapat menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.
6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merasakan nyeri di daerah simfisisdan tidak dapat mengangkat tungkainya.
7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalamrongga panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus
peroneus.
Pengaruh pada anak :
1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.2. Prolapsus foeniculi3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter
biparietal berkurang lebih dari 0,5 cm.
Klasifikasi panggul sempit :
a. Kesempitan pintu atas panggulb. Kesempitan bidang tengahc. Kesempitan pintu bawah panggul
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
15/22
15
Kriteria diagnosis :
a. Kesempitan pintu atas pangulPanggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm
Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm
b. Kesempitan panggul tengahBidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina
os ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4
dan ke-5.
Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:
1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina)10,5 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan
ruas sakral ke-4 dan ke-511,5 cm.
3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spinake pertemuan sacral ke-4 dan ke-55 cm.
Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :
1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5cm atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).
2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara
klinis harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga
menduga adanya kesempitan bidang tengah panggul jika:
1. Spina ischiadica sangat menonjol.2. Dinding samping panggul konvergen.3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.
c. Kesempitan pintu bawah panggulBila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
16/22
16
Gambar 3.2 Bidang Panggul
Persangkaan panggul sempit Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul
sempit jika:
a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.b. Pada primipara ada perut menggantung.c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.d. Ada kelainan letak pada hamil tua.e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)f. Tanda Osborn positif
Teknik perasat Osborn:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan
anterior dari simfisis.
4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawah danke belakang.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
17/22
17
Interpretasi perasat Osborn:
- Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih daritulang parietal, berarti CPD (-).
- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulangparietal, sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan
dengan perasat Muller.
- Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam tulang panggul, tulang parietalmenggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.
Teknik perasat Muller:
1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu atas
panggul.
4. angan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis.Interpretasi perasat Muller:
- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor,
diantaranya:
1. Bentuk Panggul2. Ukuran panggulm jadi derajat kesempitan.3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.5. Presentasi dan posisi kepala.6. His.Dia antara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum
persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul. Oleh karena itu, ukuran
tersebut sering menjadi dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.
Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio sesarea.
Berdasarkan literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir
pervaginam dengan selamat jika CV < 8,5 cm.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
18/22
18
Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi hasil
persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit
relatif),antara lain:
- Riwayat persalinan yang lampau- Besarnya presentasi dan posisi anak- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis- His- Lancarnya pembukaan- Adanya infeksi intrapartum- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.
Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus
percobaan.
Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan per vaginam
pada wanita-wanita dengan pangul relatif sempit. Partus percobaan hanya
dilakukan pada letak belakang kepala.
Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita
mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau
setelah anak lahir per vaginam.
Partus percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per vaginam secara
spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu
dalam keadaan baik.
Kita hentikan partus percobaan jika:
- Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya.- Keadaaan ibu atau anak menjadi kurang baik.- Adanya lingkaran retraksi yang patologis.- Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup baik
dan dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala dengan
diameter terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau melewati pintu atas
panggul.
- Forseps atau vakum gagal.Dalam keadaan keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea, Jika seksio
sesarea dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
19/22
19
sebab yang menetap(patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan
berikutnya tidak ada gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.
Bila seksio sesarea dilakukan pada saat pembukaan belum lengkap atas
indikasi ibu atau anak yang kurang baik (partus percobaan belum lengkap/gagal),
persalinan percobaan yang dipersingkat dapat dicoba lagi pada persalinan
berikutnya. Dalam hal ini, pimpinan persalinan berikutnya mengikuti protocol
yang berlaku bagi persalina pada bekas seksio sesarea.
Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi
jika diameter antara kedua spina
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
20/22
20
PANGGUL SEMPIT
1. Pemeriksaan ginekologis
2. Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi
- Radiologis
(hasil mengecewakan)
Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan
pintu
atas panggul panggul tengah bawah panggul
Relatif Absolut
(konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm)
8,5-10 cm)
Partus percobaan Seksio sesarea
Primer
Berhasil Gagal
Seksio sesarea
Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
21/22
21
Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, karena terdapat
kelainan bentuk badan ibu yang dapat dilihat dari tinggi badan ibu, 140 cm. Selain
itu, pada pasien ini, kepala janin belum turun walaupun usia kehamilan sudah
lebih dari 36 minggu.
Diagnosis panggul sempit absolut diperoleh dari pemeriksaan panggul ibu,
yaitu konjugata vera 7 cm.
Pengelolaan pada pasien ini yaitu rencana seksio sesarea karena panggul
sempit absolute pada usia kehamilan aterm tidak dapat lahir pervaginam.
-
7/28/2019 case report cephalopelvic disporpotion
22/22
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F. Gary, et al. Williams Obstetrics. 22nd edition. Mc GrawHill. 2004.
2. Sofie Rifayani, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri danGinekologi RSHS, Bagian Pertama (Obstetri). Edisi 2. Bagian Obgin
RSHS. 2005.
3. Sulaiman Sastrawinata, dkk. Obstetri Patologi. Cetakan Pertama. EGC:Jakarta. 2005.
4. http://www.americanpregnancy.org/labornbirth/cephalopelvicdisproportion.html, diakses tanggal 20 Mei 2008.
5. http://www.gynaeonline.com/comp-lab.htm, diakses tanggal 20 Mei 2008.6. http://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.html,
diakses tanggal 20 Mei 2008.
http://www.gynaeonline.com/comp-lab.htmhttp://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.htmlhttp://www.who.int/reproductive-health/impac/Symptoms/table_S12.htmlhttp://www.gynaeonline.com/comp-lab.htm