case poli
DESCRIPTION
cpTRANSCRIPT
![Page 1: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/1.jpg)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No 6, Kebon Jeruk. Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI JAWA BARAT
Nama : Imania Lidya Pratiwi
NIM : 11.2014.100
Tanda Tangan
…………………….
Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Lenny Irawati, SpKJ
…………………….
Nomor rekam medis : 057914
Nama pasien : Tn. CM
Nama dokter yang merawat : dr. H. Tatang M SpKJ
Nama dokter muda : Imania Lidya Pratiwi
Masuk RS pada tanggal : 16 Juni 2015 pukul 13.45
Rujukan / datang sendiri / keluarga : Diantar oleh keluarga pasien (adik kandung)
Riwayat Perawatan : Belum pernah dirawat sebelumnya
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. CM
Tempat/Tanggal Lahir : Garut, 25 April 1985 (30 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
![Page 2: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/2.jpg)
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani gunung
Status Perkawinan : Sudah kawin
Alamat : Kp Jengge RT/RW 03/01, Kelurahan/Desa
Sarimukti, Kabupaten/Kota Garut, Kecamatan Pasirwangi 44161
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : 16 Juni 2015, pukul 14.00,
Alloanamnesis : 16 Juni 2015, pukul 13.45 dengan Ujang (adik kandung pasien)
A. Keluhan Utama
Bicara dan tertawa sendiri dirumah (autistik)
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 2 tahun yang lalu sering berbicara dan tertawa sendiri di rumah
(autistik). Pasien belum pernah berobat dan hanya dibawa ke alternatif. Kondisi
pasien semakin kacau, curiga dengan orang sekitar, marah-marah dan mengancam
(agresifitas verbal). Orangtua pasien dikejar-kejar dan mau dicekik (agresifitas
motorik). Anak kecil, tetangga pasien yang lewat di depan rumah juga mau
dipukul (agresifitas mototik). Pasien yakin jika bercak-bercak pada kulitnya
dikarenakan ada sekelompok orang yang menembaknya dengan peluru.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sejak 2 tahun yang lalu pasien mulai berbicara dan tertawa sendiri di rumah
(autistik). Orang tua pasien sempat membawa pasien ke pengobatan alternative.
2. Riwayat Gangguan Medik
Riwayat trauma maupun kecelakaan, riwayat kejang, riwayat gangguan
kesadaran, dan riwayat opname di rumah sakit disangkal.
![Page 3: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien memiliki kebiasaan merokok hingga saat ini. Namun tidak memiliki
riwayat mengunaan napza ataupun mengkonsumsi alkohol.
4. Skema Perjalanan Gangguan Psikiatrik
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara. Pasien lahir normal,
cukup bulan dan dibantu bidan. Tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak-anak
seusianya.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a) Masa kanak-kanak : pasien merupakan anak yang aktif, sering bermain dengan
anak-anak seusianya dan tidak suka berkelahi.
b) Masa remaja : pasien jadi anak yang pemalu dan sering minder namun masih
memiliki beberapa teman.
c) Masa dewasa : pasien jadi sering curiga dengan orang sekitar dan merasa ada
yang melukainya.
G
E
J
A
L
A
20152013
![Page 4: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/4.jpg)
3.Riwayat Pendidikan
Pasien sudah melampaui pendidikan sekolah dasar (SD). Setelah lulus SD
pasien melanjutkan sekolah menegah pertama (SMP) sambil bekerja sablon. Pasien
melanjutkan pendidikan di SMA Jendral Sudirman sambil melanjutkan kerja
menjahit. Pada saat kelulusan SMA pasien tidak dapat mengikuti ujian akhir.
Pasien mengatakan bahwa surat ijasahnya tidak dapat keluar karena harus ditebus 3
juta rupiah.
4. Riwayat Pekerjaan
Sejak SMP pasien sudah bekerja untuk mendapat uang tambahan. Saat ini
pasien bekerja sebagai petani kentang dipegunungan.
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam. Sebelum mengalami gangguan, pasien rajin beribadah.
Namun sejak mulai mengalami gangguan, pasien mulai jarang beribadah.
6. Riwayat Psikoseksual dan Perkawinan
Pasien sudah menikah sejak usia 24 tahun, namun telah bercerai sejak 2 tahun
terakhir atas kemauan istri. Pasien memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini
berusia 6 tahun. Sejak bercerai anak tersebut dibawa dan tinggal bersama neneknya
(ibu dari istri pasien). Pasien mencurigai istrinya berselingkuh dengan laki-laki
lain, namun hal tersebut tidak dilihat secara langsung (waham curiga). Anak laki-
laki pasien yang masih TK pernah mengatakan ke pasien jika ibunya membawa
laki-laki. Selain itu istri pasien sering marah-marah karena penghasilan pasien
rendah, bahkan mengusir dan menendang. Pasien juga mencurigai ada hal yang
disembunyikan oleh mertua pasien dan istri pasien (waham curiga). Namun hal
tersebut sebenarnya telah diketahui pasien. Pasien sedih dengan perceraiannya
namun pasien sudah dapat menerima. Istri pasien pernah datang dan mengajak
untuk kembali berumah tangga namun ditolak. Setelah perceraian pasien sempat
mendekati wanita lain, namun hubungan tersebut tidak dapat berlanjut karena
kedua orangtua wanita tersebut tidak menyetujui.
![Page 5: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/5.jpg)
E. Riwayat Keluarga
Keterangan :
Perempuan Pasien
Laki-laki Meninggal
Berdasarkan informasi yang didapat :
Pasien anak ke 5 dari 10 bersaudara. Tidak ada riwayat gangguan jiwa di keluarga
pasien. Kedua orangtua pasien masih ada.
F. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Pasien tinggal serumah dengan kedua orangtuanya. Sehari-hari pasien bekerja
sebagai petani kentang dipegunungan. Pasien juga mencurigai kedua orangtua pasien
ikut merahasiakan sesuatu bersama istri dan mertuanya (waham curiga). Kedua
orangtua pasien membenci dirinya, tidak mendukung anaknya serta pernah memukul
![Page 6: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/6.jpg)
pasien. Pasien mencurigai tetangga sekitar rumahnya membicarakan dirinya (waham
hubungan) dan bersekongkol dengan istri, mertua, dan kedua orangtuanya.
III. STATUS MENTAL
Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 6 Juni 2015 di Poliklinik Jiwa Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seeorang laki-laki berusia 35 tahun penampilan fisik sesuai dengan usia
biologisnya. Raut wajah biasa terlihat tak tenang, ada kehati-hatian. Cara berpakaian
biasa, tidak terbalik. Postur tubuh biasa, tidak membungkuk, rambut kepala hitam
pendek, sedikit berantakan. Hygiene kurang, kulit tampak ekskoriasi, skuama dengan
hiperpigmentasi.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak terganggu.
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
-Sebelum wawancara : Pasien tampak tidak tenang dan menolak wawancara yang
akan dilakukan saat keluar dari ruang poliklinik.
-Selama wawancara : Pasien tampak ada keraguan untuk mau mengobrol dengan
pemeriksa, namun dapat diyakinkan. Sikap pasien menjadi lebih tenang. Pasien
duduk di atas kursi poliklinik, mengobrol tanpa berubah posisi dan tampak
gelisah. Menjawab pertanyaan yang diberikan, ada kontak mata.
-Sesudah wawancara : Pasien tenang, mengajak bersalaman dan pasien berjalan
pulang dengan keluarganya.
![Page 7: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/7.jpg)
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif, pasien mau diajak bekerja sama dengan menjawab pertanyaan, penuh
perhatian, namun terkadang ada kehati-hatian dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan.
5. Pembicaraan
a.Cara Berbicara : pasien berbicara lancar dengan keras suara normal. Namun
kadang ada keraguan, dengan suara yang pelan dan lambat.
b.Gangguan Berbicara : tidak terdapat gangguan bicara.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym.
2. Afek Ekspresi Afektif
Arus : Normal.
Stabilitas : Stabil.
Kedalaman : Dalam
Skala Diferensiasi : Luas
Keserasian : Serasi
Pengendalian impuls : Kurang
Ekspresi : Wajar
Dramatisasi : Tidak ada
Empati : Dapat berempati
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Auditorik dan visual
2. Ilusi : Tidak ada.
![Page 8: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Depersonalisasi : Tidak ada .
4. Derealisasi : Tidak ada.
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan : SMA (tidak tamat)
2. Pengetahuan Umum : Baik, pasien menjawab bahwa presiden
Indonesia saat ini adalah SBY
3. Kecerdasan : Baik, sesuai tingkst pendidikan
4. Konsentrasi dan kalkulasi : Baik, pasien dapat berhitung
5. Daya Orientasi Waktu : Baik (mampu membedakan siang dan
malam)
Daya Orientasi Tempat : Baik (keberadaan di rumah sakit jiwa)
Daya Orientasi Personal : Baik (tahu siapa yang mengantar)
6. Daya Ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tanggal kelahirannya
dan tempat tinggalnya dengan baik.
Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat naik apa pasien
datang kesini dan mengingat menu makan siangnya.
Segera : Tidak diperiksa
b. Gangguan: Tidak ditemukan
7. Pikiran Abstrak : Pasien mengetahui arti peribahasa air susu
dibalas dengan air tuba dan peribahasa ada udang dibalik batu.
8. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambarkan jam
pukul 7.00)
9. Bakat kreatif : Main suling
![Page 9: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/9.jpg)
10. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mampu mengurus dirinya
sendiri seperti mandi, makan, berpakaian
sendiri).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a) Produktifitas : lambat karena ada kehati-hatian dalam menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan
b) Kontinuitas : Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan
walaupun kadang jawaban atau cerita yang diberikan tak logis
c) Hendaya Bahasa : Tidak ditemukan
2. Isi Pikir
a) Preokupasi dalam pikiran : Tidak ditemukan
b) Waham : Ditemukan (Waham kejar, waham
hubungan, dan waham nihilistik)
c) Obsesi : Tidak ditemukan
d) Fobia : Tidak ditemukan
e) Gagasan rujukan : Tidak ditemukan
f) Gagasan pengaruh : Tidak ditemukan
F. Pengendalian Impuls
Kurang baik, berdasarkan pengakuan keluarganya bahwa pasien mau memukul
anak kecil yang lewat didepan rumahnya, dan mengejar kedua orangtuanya
mau dicekik.
G. Daya Nilai
a) Daya Nilai Sosial : Baik, pasien dapat menilai bahwa marah-marah adalah
perbuatan yang tidak baik
b) Uji Daya Nilai : Baik, mengatakan akan mengembalikan dompet orang
yang dilihatnya tidak sengaja kejatuhan dompet
c) Daya Nilai Realitas : Buruk (ada waham kejar, hubungan dan nihilistik).
Ada halusinasi auditorik.
![Page 10: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/10.jpg)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2, ambivalensi terhadap penyakitnya. Pasien merasa sehat jiwa
dan perasaannya tetapi ada keinginan untuk sembuh dari penyakit fisiknya
(kulitnya).
I. Realibilitas
Pasien kurang dapat dipercaya karena pembicaraan pasien masih disertai
keraguan dan tidak logis.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tensi : 125/90 mmHg
4. Nadi : 83x/menit
5. Suhu Badan : 36,3oC
6. Frekuensi Pernafasan : 19x/menit
7. Bentuk Tubuh : atletikus
8. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
9. Sistem Respiratorius : BN vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
10. Sistem Gastrointestinal : Supel, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
11. Sistem Muskuloskeletal : deformitas (-), nyeri gerak (-), krepitasi (-)
12. Sistem Urogenital : nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan suprapubik (-)
B. Status Neurologis
a. Saraf kranial (I-XIII) : Normal
b. Gejala rangsang meningeal : Normal
c. Mata : Normal
d. Pupil : Isokor
e. Ofthalmoscopy : Normal
![Page 11: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/11.jpg)
f. Motorik : Normal
g. Sensbilitas : Normal
h. Sistem saraf vegetatif : Normal
i. Fungsi luhur : Normal
j. Gangguan khusus : Normal
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Sejak 2 tahun yang lalu sering berbicara dan tertawa sendiri di rumah (autistik).
Pasien belum pernah berobat dan hanya dibawa ke alternatif. Kondisi pasien semakin
kacau, curiga dengan orang sekitar, marah-marah dan mengancam (agresifitas
verbal). Orangtua pasien dikejar-kejar dan mau dicekik (agresifitas motorik). Anak
kecil, tetangga pasien yang lewat di depan rumah juga mau dipukul (agresifitas
mototik). Pasien yakin jika bercak-bercak pada kulitnya dikarenakan ada sekelompok
orang yang menembaknya dengan peluru (waham kejar).
Masa kanak-kanak pasien merupakan anak yang aktif, sering bermain dengan
anak-anak seusianya dan tidak suka berkelahi. Masa remaja pasien jadi anak yang
pemalu dan sering minder namun masih memiliki beberapa teman. Masa dewasa pasien
menjadi sering curiga dengan orang sekitar dan merasa ada yang melukainya. Pasien
sudah melampaui pendidikan sekolah dasar (SD). Setelah lulus SD pasien melanjutkan
sekolah menegah pertama (SMP) sambil bekerja sablon. Pasien melanjutkan
pendidikan di SMA Jendral Sudirman sambil melanjutkan kerja menjahit. Pada saat
kelulusan SMA pasien tidak dapat mengikuti ujian akhir. Pasien mengatakan bahwa
surat ijasahnya tidak dapat keluar karena harus ditebus 3 juta rupiah.
Sejak usia 24 tahun pasien telah menikah, namun telah bercerai sejak 2 tahun
terakhir atas kemauan istri. Pasien mencurigai istrinya berselingkuh dengan laki-laki
lain, namun hal tersebut tidak dilihat secara langsung. Selain itu istri pasien sering
marah-marah karena penghasilan pasien rendah, bahkan mengusir dan menendang.
Pasien juga mencurigai ada hal yang disembunyikan oleh mertua pasien dan istri pasien
![Page 12: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/12.jpg)
tentang uang (waham curiga). Namun hal tersebut sebenarnya telah diketahui pasien.
Pasien yakin uang dapat menaklukan apa saja dan kapan saja, termasuk istrinya.
Pasien tinggal serumah dengan kedua orangtuanya. Sehari-hari pasien bekerja
sebagai petani kentang dipegunungan. Pasien juga mencurigai kedua orangtua pasien
ikut merahasiakan sesuatu bersama istri dan mertuanya (waham curiga). Kedua
orangtua pasien membenci dirinya, tidak mendukung anaknya serta pernah memukul
pasien. Pasien mencurigai tetangga sekitar rumahnya membicarakan dirinya (waham
hubungan) dan bersekongkol dengan istri, mertua, dan kedua orangtuanya.
Pasien menceritakan dirinya yang pernah dirantai kakinya oleh usmadon (semacam
perkumpulan ngaji). Pasien diberi makan 2 hari sekali, dan dipukul sebanyak 3x. Pasien
yakin sakit pada kulitnya saat ini karena ada orang yang menembaknya dengan peluru.
(waham kejar) Hal tersebut dikarenakan adanya 2 kubu dalam ormas kepolisian yang
saling bertentangan, dimana pasien ada kebingungan untuk memilih sebab jika pasien
memihak kesalah satu kubu maka dia akan ditembak. Pasien pernah diselamatkan oleh
seorang jendral sehingga dirinya tak tertembak. Selain itu di bak kamar mandi pasien
terdapat bahan yang membuat badannya saat ini gatal-gatal. Pasien sering mendengar
suara yang mengatakan adanya peperangan antara polisi dan tentara, kaya dan miskin,
laki-laki dan perempuan, salah dan benar (halusinasi auditorik).
Ada kejadian tak lazim yang dialami pasien dimana ketika dia sedang berjalan
tiba-tiba dia sama sekali tidak dapat mengingat apa-apa, bahkan bumi juga tidak terlihat
(waham nihilistik). Pasien hanya melihat warna merah dan putih selama 15 menit.
Kemudian pasien dapat melihat dan berjalan kembali. Pasien merasakan adanya gempa,
sehingga dia memutuskan untuk sholat tahajud dan zhikir. Tiba-tiba pasien melihat
seseorang dengan badan yang sangat besar berwarna hitam dengan mata merah.
Kemudian berubah menjadi putih. Pasien merasa ketakutan, dan tiba-tiba orang tersebut
menghilang (halusinasi visual).
Pasien seeorang laki-laki berusia 35 tahun penampilan fisik sesuai dengan usia
biologisnya. Raut wajah biasa terlihat tak tenang, ada kehati-hatian. Cara berpakaian
biasa, tidak terbalik. Postur tubuh biasa, tidak membungkuk, rambut kepala hitam
pendek, sedikit berantakan. Hygiene kurang, kulit tampak ekskoriasi, skuama dengan
hiperpigmentasi.
![Page 13: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/13.jpg)
Sebelum wawancara pasien tampak tidak tenang dan menolak wawancara yang
akan dilakukan saat keluar dari ruang poliklinik. Selama wawancara pasien tampak
ada keraguan untuk mau mengobrol dengan pemeriksa, namun dapat diyakinkan.
Sikap pasien menjadi lebih tenang. Pasien duduk di atas kursi poliklinik, mengobrol
tanpa berubah posisi dan tampak gelisah. Menjawab pertanyaan yang diberikan, ada
kontak mata. Sesudah wawancara pasien terlihat tenang, mengajak bersalaman dan
pasien berjalan pulang dengan keluarganya.
Pada isi pikir ditemukan adanya waham kejar, waham bizar, dan waham nihilistik.
Terdapat gagasan rujukan dan halusinasi auditorik. Pengendalian impuls yang kurang
baik. Tilikan derajat 2, ambivalensi terhadap penyakitnya. Pasien merasa sehat jiwa
dan perasaannya tetapi ada keinginan untuk sembuh dari penyakit fisiknya (kulitnya).
Pemeriksaan penunjang belum dilakukan.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Axis I (Gangguan klinis dan kondisi lainnya yang menjadi fokus perhatian)
Susunan formulasis diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan
urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut :
1.Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku
yang menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam kehidupan
sehari-hari (hendaya).
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik /GMNO, karena tidak
terdapat gangguan kesadaran neurologic, tidak ditemukan penyakit organik yang berkaitan
dengan gangguan jiwanya, gangguan orientasi dan memori maupun NAPZA.
3. GMNO ini termasuk golongan psikosis karena adanya kelainan waham curiga,
waham, kejar,waham nihilistik, waham bizar dan halusinasi auditorik.
4. Menurut PPDGJ-III, GMNO Psikosis ini memenuhi kriteria Skizofrenia paranoid
karena :
a. Memenuhi kriteria skizofrenia yaitu waham curiga, waham, kejar,waham
nihilistik, waham bizar dan halusinasi auditorik.
![Page 14: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/14.jpg)
b. Waham dan halusinasi menonjol. Halusinasi auditorik berupa mendengar
bisikan suara.
Diagnosis banding dari kasus ini adalah :
F22 Gangguan waham menetap
1.Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok
2. Waham tersebut harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas
pribadi, bukan budaya setempat.
3. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang ada dan bersifat
sementara.
4.Tidak ada riwayat gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan
afek, dsb)
B. Axis II (Gangguan kepribadian dan retardasi mental)
Pada kasus ini memenuhi kriteria Gangguan kepribadian paranoid karena :
1.Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tenteng kesetiaan seksual dengan
pasangannya.
2. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol yang menyangkit diri
pasien.
3. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misal menolak untuk memaafkan.
C. Axis III (Kondisi medis umum)
Tidak ditemukan
D. Axis IV (Problem keluarga, pekerjaan, ekonomi, kepatuhan minum obat)
Problem psikososial kasus ini adalah berkaitan dengan status perkawinan dimana pasien
telah bercerai. Penghasilan pasien yang kecil.
E. Axis V (Global Assessement Functioning=GAF)
Berdasarkan skala GAF, kasus ini saat dievaluasi memiliki skala GAF 60-51 (gejala
sedang, disabilitas sedang).
![Page 15: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/15.jpg)
VIII.EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Axis I : F20.2 Skizofrenia Paranoid
Diagnosis banding : F22 Gangguan waham menetap
B. Axis II : F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
C. Axis III : Tidak ditemukan
D. Axis IV : Perceraian, penghasilan kerja rendah
E. Axis V : GAF 60-51
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam, selama pasien tidak melakukan perbuatan yang
mengarah ke tentamentum suicidum
Ad functionam : dubia ad bonam, karena pasien ternyata dapat melakukan fungsi
hidup sehari-hari secara mandiri.
Ad sanationam : dubia ad bonam
Faktor yang mendukung prognosis:
Baik Buruk
Presipitasi jelas Muncul pada usia muda 30btahun
Dukungan keluarga baik Gejala negative
Riwayat keluarga tidak ada Sering relaps
X. DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik: Gangguan neurotransmitter (hiperdopaminergik).
B. Psikiatri : Waham curiga, waham, kejar,waham nihilistik, waham bizar
dan halusinasi auditorik.
C. Psikososial : Perceraian dan penghasilan kerja yang rendah
XI. TERAPI
A. Farmakoterapi
![Page 16: Case Poli](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082902/577c790f1a28abe0549143b3/html5/thumbnails/16.jpg)
R/ Trihexylphenidil tab 2 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
R/ Haloperidol tab 5 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
R/ Clorpromazin tab 25 mg No. X
S 1 dd tab 1 malam
Pro: Tn. CM
Umur: 30 tahun
B. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang diderita pasien tersebut.
menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya minum obat dan kontrol secara
teratur.
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengembangkan hobinya, yaitu
bermain gitar
Memotivasi pasien untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan anggota
keluarga dan dengan lingkungan social yang ada di sekitar tempat tinggal.
C. Terapi sosial
Motivasi pasien untuk ikut serta dalam aktivitas masyarakat sekitar, motivasi
pasien untuk rajin beribadah
D. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
- Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien dan tidak
mengucilkan pasien
- Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur bila sudah lepas rawat