case depresi.docx

Upload: nursucita

Post on 06-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang

     berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk 

     perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,

    kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan dkk,

    2010). Gangguan depresi merupakan gangguan yang banyak kita jumpai dalam

     praktik seharihari dan dapat mengenai semua usia.1

    !re"alensi kejadian depresi #ukup tinggi hampir lebih dari $%0 juta

     penduduk dunia mengalami depresi. &ur"ey yang dilakukan di 1' negara eropa,

    ratarata 1 dari 20 orang pernah mengalami depresi (ar#us, 2012). !re"alensi

    gangguan mental emosional penduduk di atas 1% tahun di ndonesia berdasarkan

    data *iskesdas  tahun 200' men#apai 11,+ atau diderita sekitar 1- juta orang

    (*&K&D/&, 200').

    Depresi lebih sering terjadi pada anita dari pada lakilaki dengan risiko 2

    kali lebih besar. &ekitar %0 dari semua pasien mempunyai onset antara 20%0

    tahun. !ada umumnya, depresi paling sering terjadi pada orang yang tidak 

    memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang ber#erai atau berpisah.

    Depresi dihubungkan dengan faktor biologi, genetik, dan psikososial. (Kaplan

    dkk, 2010). eurotransmitter yang mungkin berkurang pada gangguan depresi

    adalah norepineprin, dopamin, dan serotonin. 1

    Gangguan depresi paling sering terjadi dengan pre"alensi seumur hidup

    sekitar 1%. !erempuan dua kali lipat lebih besar dibandingkan lakilaki. al ini

    diduga adanya perbedaan hormon. *atarata usia penderita sekitar 30 tahun. Data

    terkini menunjukkan, gangguan depress berat diusia kurang dari 20 tahun, yang

    mungkin berhubungan dengan meningkatnya pengguna alkohol dan

     penyalahgunaan 4at. 1

    !engobatan yang diberikan adalah terapi farmakologis, yaitu obat

    antidepresan, seperti obat trisiklik, tetrasiklik,  Monoamine oxidase inhibitors

    (/5s) atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitor   (&&*s), peraatan di

    rumah sakit, dan terapi psikososial, termasuk terapi kognitif, terapi interpersonal,

    terapi keluarga, terapi perilaku, dan terapi berorientasi psikoanalitis. 1

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    2/32

    BAB II

    STATUS PASIEN

    I.IDENTIFIKASI PASIEN

    a. ama 6 n. &7&

     b. 8enis kelamin 6 !erempuan

    #. 9mur 6 %: tahun

    d. &tatus perkainan 6 7elum enikah

    e. /gama 6 slam

    f. ;ingkat pendidikan 6 &D

    g.

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    3/32

    masalahnya adalah dengan #ara bunuh diri. 5s sudah melakukan

     per#obaan untuk bunuh diri sebanyak 2 kali dalam 2 minggu terakhir.

    enurut pengakuan dari istri os, os tidak terlihat sering berbi#ara sendiri

    dan os tidak mengatakan adanya bisikanbisikan ataupun melihat

    sesuatu.

    #. *iayat !enyakit Dahulu

    Darah tinggi (), D (), /sma (), Kejang (), trauma kepala ()

    d. *iayat !remorbid

    - !erinatal 6 os mengatakan ibu os tidak pernah menderita sakit

     pada saat hamil.

    -=ahir 6 lahir #ukup bulan,spontan, langsung menangis

    - 7ayi 6 tumbuh kembang baik  

    - /nakanak 6 interaksi sosial baik, pasien memiliki banyak teman

    - *emaja 6 interaksi sosial baik, pasien memiliki banyak teman

    -Deasa 6 interaksi sosial kurang. 5s #enderung

    memiliki kepribadian tertutup, tidak banyak ber#erita

    kepada orang lain ketika mempunyai masalah.

    -&ekarang 6 pemurung, menarik diri, #emas,

    mudah tersinggung, tidak berminat untuk melakukan

    apapun.

    e. *iayat perkembangan organobiologi

    *iayat kejang ()

    *iayat demam tinggi yang lama ()

    *iayat trauma kepala ()

    *iayat asma ()

    f. *iayat penggunaan alkohol dan obatobatan

    *iayat mengonsumsi alkohol dan /!>/ tidak ada.

    g. *iayat pendidikan

    !asien merupakan lulusan sarjana ekonomi dari sebuah uni"ersitas

    sasta.

    h. *iayat pekerjaan

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    4/32

    !asien bekerja sebagai staf di bagian keuangan di suatu perkantoran dan

     pasien mengaku mengalami banyak tekanan di pekerjaannya. !asien

    mengaku sudah #ukup lama bekerja di tempat kerja yang sekarang.

    !asien merasa tidak puas dengan jabatan yang dimilikinya sekarang dan

    sering merasa iri dengan temanteman yang mempunyai jabatan yang

    lebih tinggi.

    i. *iayat perkainan

    !asien menikah satu kali, istri pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

     j. Keadaan sosial ekonomi

    !asien tinggal bersama keluarga dengan keadaan sosial ekonomi

    menengah ke baah. 5s mengaku memliki banyak hutang.

    k. *iayat keluarga

    *iayat keluarga dengan gangguan jia tidak ada.

    !asien mengaku dekat dengan ayah dan ibu pasien.

    /yah pasien memiliki kepribadian yang tegas dan penyayang

    sedangkan bu os memiliki kepribadian yang penyabar dan lembut.

    !edigree6

    !asien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

    B. WAWANCARA DAN OBSERVASI

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    5/32

    !ak saya mau ngobrol

    sebentar dengan bapak,

     boleh ya@

    bu bapak namanya siapa

     pak@

    /da beberapa hal yang saya

    ingin tanyakan mengenai

    kondisi bapak.

    Kenapa bapak dibaa kesini, apa yang bisa dibantu@

    &ejak kapan bapak mulai

    mudah gelisah dan sering

    memikirkan halhal buruk @

    engapa bapak sering

    gelisah dan memikirkan hal

    hal buruk@

    7isa bapak #eritakan pikiran

     buruknya gimana@

    &elain keluhan susah tidur

    ada keluhan lain pak@

    ;ersinggung karena apa pak@

    7eruntung gimana pak@

    ya boleh

    &

    ya boleh silahkan dok.

    ya dok saya sering sulit tidur,

    mudah gelisah dan sering

    memikirkan halhal buruk.

    Kirakira sudah sekitar : bulan.

    7anyak masalah dok di

     pekerjaan. &aya merasa kurang

     puas dengan jabatan saya saat

    ini, sedangkan rekan kerja saya

     jabatannya lebih tinggi dari

    saya. &elain itu, keluarga saya

     punya banyak hutanng juga dok.

    ( pasien bercerita sambil

    menunduk dan tampak sedih)

    ya dok saya takut tidak bisa

    melunasi hutang saya nanti harta

    saya habis dengan pekerjaan

    saya yang ginigini saja.

    /khirakhir ini saya merasa

    mudah marah, #epat tersinggung

    dengan orang lain.

    Kalo lihat orang, saya merasa

    orangorang itu lebih beruntung

    dari saya.

    7eruntung ekonominyo #ukup,

    Daya ingat baik 

     Discriminative insight baik 

    Daya ingat baik 

    Daya ingat baik 

    Daya ingat baik

    /fek depresif 

    !reokupasi

    /fek depresif 

    !reokupasi

    !erasaan inferior

    rritable (?)

    !erasaan inferior (?)

    /fek depresif 

    ngatan baik.

    /fek depresif 

    /fek depresif 

    Kehilangan minat (?)

    udah lelah (?)

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    6/32

     

    enurut bapak, kondisi

     bapak gimana sekarang@

    7agaimana perasaan bapak

    sekarang@

    tidak ada hutang, pekerjaannya

    lan#ar kayak gitu lah dok.

    *asanya semuanya jadi berat,

    susah dek (ajah pasien tampak

    sedih dan melihat ke baah).

    Kayak itulah dok, rasanya

    kurang semangat, jadi malas

     bekerja, #epet lesu.

     afsu makan bapak gimana@

    7apak pernah gak merasa

    ada yang merasuki atau

    mengendalikan badan

     bapak@

    7apak pernah melihat

    sesuatu gak yang orang lain

    gak bisa liat@

    7apak pernah mendengar

     bisikanbisikan yang

    menyuruh bapak atau yang

    membuat bapak ingin

    marah@

    Gimana hubungan bapak

    dengan anakanak dan teman

    di lingkungan bapak@

    7apak pernah gak punya ide

     bunuh diri, atau mau

    menyakiti diri sendiri@

    7aiklah, sekian. terima kasih

     pak atas bin#ang

     bin#angnya.

    akan jadi gak nafsu dok, tidur

     juga jadi susah.

    Gak pernah dok 

    Gak pernah dok.

    Gak pernah juga dok.

    &aya sekarang merasa jadi

    mudah tersinggung, mudah

    marah.

    ya kadang saya merasa pengen

    nyudahin semua ini dengan

     bunuh diri.

    nsomnia (?)

    Delusion of #ontrol ()

    alusinasi "isual ()

    alusinasi auditorik ()

    rritable (?)

    de bunuh diri (?)

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    7/32

    III.PEMERIKSAAN

    A. STATUS INTERNUS1) Keadaan 9mum

    &ensorium 6 Aompos mentis

    Brekuensi nadi 6 ::Cmenit

    ;ekanan darah 6110'0 mmg

    &uhu 6 $+,' 0A

    Brekuensi napas 6 20 Cmenit

    B. STATUS NEUROLOGIKUS

    1) er"us kranialis 6 tidak ada kelainan

    2) Gejala rangsang meningeal 6 tidak ada

    $) Gejala peningkatan tekanan intra#ranial 6 tidak ada

    3) ata

    Gerakan 6 baik ke segala arah

    !ersepsi mata 6 baik, "isus normal

    !upil 6 bentuk bulat, sentral, isokor, E $mm$mm

    *efleks #ahaya 6 ??

    *efleks kornea 6 ??!emeriksaan oftalmoskopi 6 tidak dilakukan

    %) otorik 

    Bungsi otorik =engan ;ungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Gerakan =uas =uas luas luas

    Kekuatan % % % %

    ;onus utoni utoni eutoni eutoni

    Klonus

    *efleks fisiologis ? ? ? ?

    *efleks patologis

    +) &ensibilitas 6 normal

    ') &usunan syaraf "egetatif 6 tidak ada kelainan

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    8/32

    :) Bungsi luhur 6 tidak ada kelainan

    -) Kelainan khusus 6 tidak ada

    C. STATUS PSIKIATRIKUSKEADAAN UMUM

    a. &ensorium 6 Aompos entis

     b. !erhatian 6 adekuat

    #. &ikap 6 kooperatif  

    d. nisiatif 6 ada

    e. ;ingkah laku motorik 6 normoaktif 

    f. kspresi fasial 6 sedih

    g. Ferbalisasi 6 lan#ar dan jelas

    h. Aara bi#ara 6 lan#ar  

    i. Kontak psikisKontak fisik 6 ada, adekuat

    Kontak mata 6 ada, adekuat

    Kontak "erbal 6 ada, adekuat

    KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK)

    a. Keadaan afektif 

    /fek 6 depresif  

    ood 6 hipotimik, depresi

     b. idup emosi

    &tabilitas 6 stabil

    Dalamdangkal 6 dalam

    !engendalian 6terkendali

    /dekuatnadekuat 6 adekuat

    &kala diferensiasi 6 menyempit

     Einfuhlung  6 bisa diraba rasa

    /rus emosi 6#epat

    #. Keadaan dan fungsi intelektual

    Daya ingat 6 baik  

    Daya konsentrasi 6 baik  

    5rientasi orangaktutempat 6 baik 

    =uas pengetahuan umum 6 sesuai

     Discriminative judgement  6 baik 

     Discriminative insight  6 baik 

    Dugaan taraf intelegensi 6 baik  

    Depersonalisasi dan derealisasi 6 tidak ada

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    9/32

    d. Kelainan sensasi dan persepsi

    lusi 6 tidak ada alusinasi 6 tidak ada

    e. Keadaan proses berpikir 

    !sikomotilitas 6 #epat

    utu 6 baik 

    /rus pikiran

    - Blight of ideas 6 tidak ada

    - nkoherensi 6 tidak ada

    - &irkumstansial 6 tidak ada

    -;angensial 6 tidak ada

    - ;erhalang(blocking ) 6 tidak ada

    - ;erhambat (inhibition) 6 tidak  

    ada

    - !erse"erasi 6 tidak ada

    - Ferbigerasi 6 tidak ada

    si pikiran

    -

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    10/32

    - 5bsesi 6 tidak ada /liensi 6tidak ada

    - !reokupasi 6 ada

    7entuk pikiran- /utistik 6 tidak ada

    - &imbolik 6 tidak ada

    - Dereistik 6 tidak ada

    - &imetrik 6 tidak ada

    - !aralogik 6 tidak ada

    - Konkritisasi 6 tidak ada

    - 5"erinklusif 6 tidak ada

    f. Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan ipobulia 6 ada

    agabondage 6 tidak ada

    &tupor 6 tidak ada

     !yromania 6 tidak ada

    *aptusmpulsi"itas 6 tidak ada

    annerisme 6 tidak ada

    Kegaduhan umum 6 tidak ada

    /utisme 6 tidak ada

    De"iasi seksual 6 tidak ada

    =ogore 6 tidak ada

    kopraksi 6 tidak ada

    utisme 6 tidak ada

    kolalia 6 tidak ada

    =ainlain 6 tidak ada

    g. Ke#emasan 6 ada

    h" Dekorum

    - Kebersihan 6 baik  

    - Aara berpakaian 6 baik  

    -&opan santun 6 baik  

    i" Reality testing ability

    *;/ tidak terganggu

    D. PEMERIKSAAN LAIN

    a. !emeriksaan elektroensefalogram 6 tidak dilakukan

    b. !emeriksaan radiologi A; s#an 6 tidak dilakukan

    c. !emeriksaan laboratorium 6 tidak dilakukan

    d. &koring depresi 6 tidak dilakukan

    12

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    11/32

    IV. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

    /ksis 6 B.$2.2 pisode Depresi 7erat tanpa gejala psikotik 

    /ksis 6 Airi kepribadian ski4oid/ksis 6 ;idak ada diagnosis

    /ksis F 6 asalah dengan pekerjaan

    /ksis F 6 G/B s#ale saat ini '0+1

    V. DIAGNOSIS BANDING

    VI.TERAPI

    a. P!ik"#a$%aka

    BluoCetine #ap 10 mg, 1C1 (1 0 0)

    /lpra4olam #ap 0,2% mg $C1 (1 1 1 )

    b. P!ik"&'$ai

    S"$&i# 

    emberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi

    masalah.

    emoti"asi pasien agar minum obat se#ara teratur

    K"*+i&i# 

    enerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat

    #ara berpikir yang salah, mengatasi perasaan, dan sikapnya terhadap

    masalah yang dihadapi.

    R',i*i!

    7imbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah

    sesuai ajaran agama yang dianutnya, yaitu menjalankan solat lima aktu,

    menegakkan amalan sunah seperti mengaji, ber4ikir, dan berdoa kepada

    /llah &

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    12/32

    BAB III

    TIN-AUAN PUSTAKA

    ./ DEPRESI

    ././ D'#i+i!i D'$'!i

    Depresi merupakan salah satu gangguan mood. Gangguan mood dianggap

    sebagai sindrom, yang terdiri atas sekelompok tanda dan gejala bertahan

    selama bermingguminggu, serta ke#enderungan untuk kambuh, sering dalam

     bentuk periodik atau siklik.1 !asien dengan mood terdepresi (yaitu, depresi)

    merasakan hilangnya energi dan minat, perasan bersalah, sulit berkonsentrasi,

    hilang nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.2

    pisode depresi merupakan suatu mood depresi dan hilangnya minat atau

    kesenangan, dimana pasien mungkin mengatakan baha mereka merasa

    murung, putus asam dalam kesedihan, atau tidak berguna. pisode depresi

     berat harus harus ada setidaknya 2 minggu. &eseorang yang didiagnosis

    memiliki episode depresif berat harus mengalami empat gejala dari daftar yang

    men#akup adanya perubahan berat badan dan nafsu makan, perubahan tidur 

    dan akti"itas, tidak ada energi, rasa bersalah, masalah dalam berpikir dan

    14

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    13/32

    membuat keputusan, serta pikiran berulang mengenai kematian dan bunuh

    diri.1

    ./.0 Eid'%i","*i

    Gangguan depresif berat adalah suat gangguan yang sering, dengan

     pre"alensi seumur hidup adalah kirakira 1% persen, kemungkinan setinggi 2%

     persen pada anita. !re"alensi gangguan depresif pada anita dua kali lebih

     besar dibandingkan lakilaki.2 /lasan perbedaan ini yang telah di hipotesiskan

    antara lain perbedaan hormonal, pengaruh kelahiran anak, stressor psikososial

    yang berbeda antara lakilaki dan perempuan, serta model perilaku

    ketergantungan yang dipelajari.1

    *atarata usia onset untuk gangguan depresi berat kirakira 30 tahun, %0

    dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan %0 tahun. 2 7eberapa data

    epidemiologi barubaru ini menyatakan baha insidensi gangguan depresi

     berat mungkin meningkat pada orangorang yang berusia kurang dari 20 tahun.

    8ika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya

     penggunaan alkohol dan 4at4at lain pada kelompok usia tersebut.2  Depresi

    ditemukan lebih seirng terjadi pada lanjut usia dibandingkan pada populasi

    umum. 7erbagai penelitian telah melaporkan angka pre"alensi terentang dari

    2% hingga hampir %0, alaupun pada persentasi kasus tersebut tidak 

    diketahui se#ara pasti persentase pasien dengan gangguan depresif berat.

    &ejumlah penelitian melaporkan data yang menyatakan baha depresi pada

    lanjut usia mungkin berhubungan dengan status sosioekonomi rendah,

    kematian pasangan, penyakit fisik yang menyertai, dan isolasi sosial. !ada

     beberapa penelitian, kesulitan dalam menegakkan diagnosis depresi pada usialanjut #enderung diakibatkan karena lebih menonjolnya gejala somatik pada

    usia lanjut dibandingkan pada usia muda.1

    ./. E&i","*i da+ Pa&"#i!i","*i

    a. Fak&"$ Bi","*i!

    Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin merupakan dua

    neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.

    15

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    14/32

    !ada model binatang, hampir semua terapi antidepresan somatik yang efektif 

    adalah disertai dengan penurunan kepekaan reseptor pas#asinaptik adrenergik

     beta dan %hydroCytryptamine tipe 2 (%;2) setelah terapi jangka panjang.

    N"$'$i+'#$i+. Dalam beberapa penelitian diduga adanya peranan

    langsung sistem noradrenergik dalam depresi. 8enis bukti lain juga melibatkan

    reseptor adrenergik alfa2 dalam depresi, karena akti"asi reseptor tersebut

    menyebabkan penurunan jumlah noreprinefrin yang dilepaskan. *eseptor 

    adrenergikalfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlah

    serotonin yang dilepaskan.

    S'$"&"+i+. !enurunan serotonin dapat men#etuskan depresi, dan

     beberapa pasien yang bunuh diri memliki konsentrasi metabolit serotonin di

    dalam #airan serebrospinalis yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan

    serotonin yang rendah di trombosit, beberapa pasien depresi juga memiliki

    respons neuroendokrin yang abnormal, sebagai #ontoh hormon pertumbuhan,

     prolaktin, dan hormon adrenokortikotropin (/A;) terhadap pro"okasi dengan

    agen serotonerik.

    D"a%i+.

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    15/32

    adrenokortikotropik (/A;) dari hipofisis anterior. /A; selanjutnya

    menstimulasi pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan

    umpan balik ( feed back)  pada jaringan kerja melalui reseptor kortisol di

    hipokampus dan menyebabkan penurunan pelepasan /A;. &uatu penelitian

    menemukan baha pasien depresi mungkin memiliki fungsi reseptor kortisol

    yang abnormal di hipokampus. 7anyak peneliti menemukan baha

    hiperkortisolemia dapat merusak neuron hipokampus, suatu siklus yang

    melibatkan stres, stimulasi pelepasan kortisol, dan ketidakmampuan untuk 

    menghentikan pelepasan kortisol dapat menyebabkan bertambahnya kerusakan

     pada hipokampus yang telah mengalami kerusakan.1  7eberpa penelitian

    mengatakan baha stres kronik merupakan faktor pemi#u terjadinya depresi,

    dimana stres itu sendiri tidak hanya berdampak pada perilaku namun juga pada

    sistem endokrin, imunitas, dan sistem neurotransmiter. Ditemukan adanaya

    hubungan erat antara stres dan perubahan pada aCis !/ dan sistem pusat

    noreprinefrin. Depresi dapat terjadi akibat dari adanya disfungsi pada area otak 

    yang dimodulasi oleh aCis !/ seperti pada korteks frontalis, hipokampus,

    amygdala, dan basal ganglia. Ditemukan juga baha areaarea pada otak 

    tersebut mempunyai sensiti"itas yang tinggi terhadap efek stres yang

    dikarenakan kejadian pada masa lampa di kehidupan.1

    c. Fak&"$ *'+'&ik 

    Genetik merupakan faktor penting dalam perkembangan gangguan

    mood, tetapi jalur penurunan sangat kompleks. ;idak hanya sulit untuk 

    mengabaikan efek psikososial, tetapi juga, fa#tor nongenetik 

    kemungkinan juga berperan sebagai penyebab berkembangnya gangguan

    mood setidaktidaknya pada beberapa orang.$

    !enelitian menunjukkan anak biologis dari orang tua yang terkena

    gangguan mood berisiko mengalami gangguan mood alaupun anak 

    tersebut dibesarkan oleh keluarga angkat. !enelitian pada anak kembar 

    menunjukkan anak kembar mono4igot lebih besar kemungkinan

    mengalami gangguan depresi daripada anak kembar di4igot.$

    d. Fak&"$ P!ik"!"!ia,

    !eristia kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis

    yang telah lama direplikasi baha peristia kehidupan yang

    menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan

    17

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    16/32

    mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan

    untuk pasien dengan gangguan depresi berat.2 teori yang diajukan untuk 

    menjelaskan pengamatan tersebut adalah baha stres yang menyertai

    episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan

    lama. 7eberapa klinisi memper#ayai baha peristia kehidupan

    memainkan peranan primer atau utama dalam depresi.

    &atu data yang paling mendukung menyatakan baha peristia

    kehidupan paling berhubungan dengan perkembangan depresi

    selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. &tressor 

    lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi

    adalah kehilangan pasangan.

    2

    7eberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan,

    mempermasalahkan hubungan fungsi keluarga dan onset dalam

     perjalanan gangguan depresi berat. &elain itu, derajat psikopatologi

    didalam keluarga mungkin mempengaruhi ke#epatan pemulihan,

    kembalinya gejala dan penyesuaian pas#a pemulihan.2

    ./.1 Ma+i#'!&a!i K,i+ik 

    ood terdepresi, kehilangan minat dan berkurangnya energy adalah gejala

    utama dari depresi.!asien mungkin mengatakan perasaannya sedih, tidak 

    mempunyai harapan, di#ampakkan, dan tidak berharga. mosi pada mood

    depresi kualitasnya berbeda dengan emosi duka #ita atau kesedihan yang

    normal.$

    !ikiran untuk melakukan bunuh diri dapat timbul pada sekitar dua pertiga

     pasien depresi, dan 10 sampai 1% persen diantaranya melakukan bunuh

    diri.ereka yang diraat di rumah sakit dengan per#obaan bunuh dirimempunyai umur hidup lebih panjang dibandingkan yang tidak diraat.

    7eberapa pasien depresi terkadang tidak menyadiari ia mengalami depresi dan

    tidak mengeluh tentang gangguan mood meskipun mereka menarik diri dari

    keluarga, teman dan akti"itas yang sebelumnya menarik bagi dirinya.$

    ampir semua pasien depresi (-') mengeluh tentang penurunan energi

    dimana mereka mengalami kesulitan menyelesaikan tugas, mengalami hendaya

    di sekolah dan pekerjaan, dan meurunnya moti"asi untuk terlibat dalam

    18

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    17/32

    kegiatan baru. &ekitar :0 persen pasien mengeluh masalah tidur, khususnya

    terjada dini hari (terminal insomsia) dan sering terbangun di malam hari karena

    memikirkan masalah yang dihadapi. Kebanyakan pasien menunjukkan

     peningkatan atau penurunan nafsu makan demikian pula dengan bertambah dan

    menurunnya berat badannya serta mengalami tidur lebih lama dari biasanya.$

    Ke#emasan adalah gejala tersering dari depresi dan menyerang -0 persen

     pasien depresi. 7erbagai perubahan asupan makanan dan istirahat dapat

    menyebabkan timbulnya penyakit lain se#ara bersamaa, seperti diabetes,

    hipertensi, penyakit paru obstruksi kronik, dan penyakit jantung. Gejala lain

    termasuk haid yang tidak normal dan meurunnya minat serta akti"itas seksual.$

    !ada pemeriksaan status mental, episode depresi memperlihatkan retardasi

     psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum, alaupun

    agitasi psikomotor juga sering ditemukan, khususnya pada pasien usia lanjut.

    enggenggamkan tangan dan menariknarik rambut merupakan gejala agitasi

    yang paling umum.&e#ara klasik, seorang pasien depresi memiiki postur yang

    membungkuk, tidak terdapat pergerakan yang sponta, dan pandangan mata

    yang putus asa dan memalingkan pandangan.!asien depresi seringkali dibaa

    oleh keluarga atau teman kerjanya karenan penarikan sosial dan penurunan

    akti"itas se#ara menyeluruh.2

    7anyak pasien terdepresi menunjukkan suatu ke#epatn dan "olume bi#ara

    yang menurun, berespons terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan

    menunjukkan respons yang melambat terhadapt pertanyaan. &e#ara sederhana,

     pemeriksa mungkin harus menunggu dua atau tiga menit untuk mendapatkan

    suatu respons terhadap suatu pertanyaan.2

    !asien terdepresi dengan aham atau halusinasi dikatakan menderitaepisode depresif berat dengan #iri psikotik.

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    18/32

    terdepresi. !asien depresi juga memiliki pandangan negatif tentang dunia dan

    dirinya sendiri.2

    ./.2 Dia*+"!i!

    a. P'd"%a+ dia*+"!i! %'+$& PPDG-III.1

    !edoman diagnostik pada depresi dibagi menjadi 6

    L &emua gejala utama depresi 6

    o afek depresif 

    o kehilangan minat dan kegembiraan

    o  berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.

    L Gejala lainnya6

    o konsentrasi dan perhatian berkurango harga diri dan keper#ayaan diri berkurang

    o gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    o  pandangan masa depan yang suram dan pesimis

    o gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

    o tidur terganggu

    o nafsu makan berkurang

    pisode depresif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan

    tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat #epat, maka masih dibenarkan untuk 

    menegakkan diagnosis dalam kurun aktu dari 2 minggu.

    Ei!"d' d'$'!i# $i+*a+ %'+$& PPDG- III

    (1) &ekurangkurangnya harus ada 2 dan $ gejala utama depresi seperti tersebut di

    atas

    (2) Ditambah sekurangkurangnya 2 dari gejala lainnya

    ($) ;idak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode

     berlangsung sekurangkurangnya sekitar 2 minggu

    (3) anya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa

    dilakukannya.

    Ei!"d' d'$'!i# !'da+* %'+$& PPADAG- III

    (1) &ekurangkurangnya harus ada 2 dan $ gejala utama

    (2) Ditambah sekurangkurangnya $ atau 3 dari gejala lainnya

    ($) =amanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu

    (3) enghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan

    urusanrumah tangga.

    Ei!"d' D'$'!i# B'$a& d'+*a+ Ta+a G'3a,a P!ik"&ik %'+$& PPADAG- III 6

    20

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    19/32

    (1) &emua $ gejala utama depresi harus ada

    (2) Ditambah sekurangkurangnya 3 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya

    harus berintensitas berat

    ($) 7ila ada gejala penting (misalnya retardasi psikomotor) yang menyolok, maka

     pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak 

    gejalanya se#ara rin#i. Dalam hal demikian, penilaian se#ara menyeluruh

    terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan.

    (3) &angat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,

     pekerjaan atau urusan rumah tangga, ke#uali pada taraf yang sangat terbatas.

    Ei!"d' D'$'!i# B'$a& d'+*a+ G'3a,a P!ik"&ik %'+$& PPDG- III 4

    pisode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut o. $ di atas (B.$2.2)

    tersebut di atas, disertai aham, halusinasi atau stupor depresi.

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    20/32

    $. !enurunan berat badan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau

     penambahan berat badan (misalnya, perubahan berat badan lebih dari % dalam

    satu bulan) atau peningkatan atau penurunan nafsu makan hampir setiap hari.

    Aatatan6 pada anakanak pertimbangkan kegagalan untuk men#apai berat badan

    yang diharapkan.

    3. nsomnia atau hipersomnia pada hampir setiap hari.

    %. /gitasi atau retardasi psikomotor pada hampir tiap hari (dapat dilihat oleh

    orang lain, tidak sematamata perasaan subjektif adanya kegelisahan atau

    menjadi lamban).

    +. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari.

    '. !erasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat

    (mungkin bersifat aham) hampir setiap hari.(tidak sematamata men#ela diri

    sendiri atau menyalahkan karena sakit).

    :. Kehilangan kemampuan berpikir atau memusatkan perhatian, atau tidak dapat

    mengambil keputusa hampir setiap hari (baik oleh keterangan subjektif atau

    seperti yang dilihat oleh orang lain).

    -. !ikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri

    yang rekuren tanpa ren#ana spesifik atau usaha bunuh diri atau ren#ana khusus

    untuk melakukan bunuh diri.

    7. Gejala tidak memenuhi kriteri episode #ampuran.

    A. Gejala menyebabkan penderitaaan yang bermakna se#ara klinis atau

    gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting penting lain.

    D. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu 4at (misalnya, obat

    yang disalah gunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis umum (misal,

    hipotiroidisme).. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh Duka#ita, yaitu, setelah kehilangan

    orang yang di#intai, gejala menetap lebih dari 2 bulan atau dengan rasa tidak 

     berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.

    ./.5 Ta&a,ak!a+a

    7erbagai obat dan teknik psikoterapi telah dikembangkan untuk 

    memulihkan penderita depresi. !ada sebagian besar kasus, pengobatan

    22

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    21/32

     penderita depresi akan paling efektif dengan mengkombinasikan pemberian

    obatobatan oleh psikiater dengan pemberian psikoterapi oleh psikolog.%

    &emua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa

    memerlukan tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada

    diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya.

    7ila seseorang menderita depresi berat, maka diperlukan seorang yang dekat

    dan yang diper#ayainya untuk membantunya selama menjalani pemeriksaan

    dan pengobatan depresi tersebut.Kadang seorang penderita depresi berat perlu

    raat inap di rumah sakit, kadang #ukup dengan pengobatan raat jalan.%

    $" ;erapi psikologi

     !sikoterapi suportif  selalu diindikasikan. 7erikan kehangatan, empati,

     pengertian, dan optimistik. 7antu pasien mengindentifikasi dan

    mengekspresikan halhal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.

    dentifikasi faktor pen#etus dan bantulah untuk mengoreksinya. 7antulah

    meme#ahkan problem eksternal (misal pekerjaan) arahkan pasien terutama

    selama episode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak.

    %erapi kognitif#perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi

    ringan dan sedang. Diyakini oleh sebagian orang Jketidak berdayaan yang

    dipelajari, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan

    dan memberikan pengalamanpengalaman sukses. Dari perpektif kognitif 

     pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiranpikiran negatif dan

    harapanharapan negatif. ;erapi ini men#egah kekambuhan.%

    2. Barmakoterapi

    9ntuk melakukan pengobatan farmakoterapi pada pasien dengan

    gangguan depresi sedang dan berat, ada $ tahapan yang harus dipertimbangkan

    antara lain 6

    a. Base akut, fase ini berlangsung + sampai 10 minggu. pada fase ini bertujuan

    untuk men#apai masa remisi ( tidak ada gejala ).

     b. Base lanjutan, fase ini berlangsung selama 3 sampai - bulan setelah men#apai

    remisi. pada fase ini bertujuan untuk menghilangkan gejala sisa atau men#egah

    kekambuhan kembali.

    #. Base pemeliharaan, fase ini berlangsung 12 sampai $+ bulan. !ada fase ini

    tujuannya untuk men#egah kekambuhan kembali.

    23

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    22/32

    5bat antidepresan terdiri dari beberapa golongan, yaitu golongan ikatan

    trisiklik dan tetrasiklik, golongan  Mono &mine 'xidase Inhibitor   (/5)

     Reversible, golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor , golongan antidepresan

    atipikal.

      G","+*a+ Ika&a+ T$i!ik,ik da+ T'&$a!ik,ik 

    &emua trisiklik memiliki inti tiga #in#in dalam struktur molekulernya sedangkan

    tetrasiklik memiliki inti empat #i#in dalam struktur molekulernya. 5bat trisiklik 

    memiliki banyak sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang mirip dan memiliki

    sfat reaksi merugikan yang mirip. 5bat tetrasiklik aalnya diperkenalkan berbeda

    se#ara bermakan dengan trisiklik , tetapi penelitian lebih lanjut dan pemaikain klinis

    telah menunjukkan baha keduaduanya paling baik dipandang sebagai anggota

    keluarga besar obat (Kaplan dkk, 2010).

    fek jangka pendek obat trisiklik dan tetrasiklin adalah untuk menurunkan

    ambilan kembali norepinefrin dan serotonin, dan menghambat reseptor asetilkolin

    muskarinik dan histamin (Airaulo dkk, 2011).

    !emberian jangka panjang obat trisiklik dan tetrasiklik menyebabkan penurunan

     jumlah reseptor beta adrenergik dan kemungkinan yang serupa dalam jumlah

    reseptor serotonin tipe 2 (Kaplan dkk, 2010).

    fek samping obat trisiklik dan tetrasiklik, yaitu mampu merangsang akti"itas

    antikolinergik (antimuskarinik) yang dapat menyebabkan sembelit, mulut kering,

    retensi urin dan dispepsia. !ada pasien usia lanjut, efek samping yang lebih berat

    seperti takikardia, kebingungan, agitasi bahkan delirium dapat terjadi. &ementara

    reaksi antagonis alfa1adrenergik dan reaksi antihistamin masingmasing dapatmenyebabkan hipotensi ortostatik dan peningkatan berat badan (Airaulo dkk, 2011).

    24

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    23/32

    Tab', /. Dosis 5bat ;risiklik dan ;etrasiklik pada 5rang Deasa

    Dikutip dari Airaulo, D. /., &hader, *. . M Greenblatt, D. 8. 2011" (linical 

     !harmacology and %herapeutics of &ntidepressants. Department of !sy#hiatry,

    7oston 9ni"ersity hool of edi#ine. ngland. al6 $$100.

      G","+*a+ Mono Amine Oxidase Inhibitor  (MAOI)

    !enghambat monoamine oksidase merupakan terpilih untuk gangguan depresi

    sebagai indikasi utamanya dan biasanya memiliki kemanjuran yang sama jika

    25

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    24/32

    dibandingkan dengan obat antidepresan lainnya. /5 sekarang jarang digunakan

    dikarenakan pembatasan diet yang harus diikuti untuk menghindari krisis hipertensi

    akibat konsumsi tyramine. mpat jenis /5 yang sering digunakan di /merika

    &erikat, yaitu so#arboCa4id, !henel4ine, ;ranyl##ypromine dan &elegiline (Kaplan

    dkk, 2010).

    G","+*a+ Selective Serotonin Reuptae Inhibitor (SSRI)

    Fa$%ak"ki+'&ik. !erbedaan utama antara &&* terletak terutama pada sifat

    farmakokinetiknya, terutama aktu paruhnya. BluoCetine memiliki aktu paruh

    terpanjang, 2 sampai $ hariI metabolit aktifnya memiliki aktu paruh ' sampai -

    hari.

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    25/32

    antidepresannya. Dosis harian maksimum yang dianjurkan adalah :0 mg sehari.

    &trategi yang #ukup baik adalah mempertahankan pasien dengan 20 mg sehari

    selama $ minggu. 8ika pasien tidak menunjukkan tanda perbaikan klinis pada aktu

    tersebut, peningkatan 20 mg dua kali sehari mungkin diperlukan. 9ntuk menekan

    efek samping aal ke#emasan dan kegelisahan, beberapa klinisi memulai fluoCetine

     pada sosis % sampai 10 mg sehari. 8ika pasien depresi tidak berespons dengan terapi

    fluoCetine, klinisi dapat memperkuat fluoCetine dengan obat lain, termasuk obat

    trisiklik.

    Tab', 0. Dosis 5bat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor pada 5rang Deasa

    Dikutip dari Airaulo, D. /., &hader, *. . M Greenblatt, D. 8. 2011" (linical 

     !harmacology and %herapeutics of &ntidepressants. Department of !sy#hiatry,7oston 9ni"ersity hool of edi#ine. ngland. al6 $$100.

      G","+*a+ A+&id'$'!a+ A&iika,

    Golongan antidepresan atipikal adalah obat antidepresan yang tidak #o#ok jika

    dimasukkan dalam klasifikasi obat antidepresan lainnya (trisiklik, /5, dan &&*).

    8enis obat antidepresan atipikal, yaitu bupropion, "enlafaCine, mirta4apine, dan

    ;ra4odone.

    • FenlafaCine

    FenlafaCine termasuk golongan Serotonin and orepinephrine Reuptake

     Inhibitors  (&*). &* pada dasarnya perkembangan dari obat &&* dan

    memiliki efikasi lebih tinggi dari pada &&* karena &* mempunyai

    mekanisme ganda, yaitu menghambat transporter serotonin dan norepinefrin.

    5bat golongan &* yang digunakan adalah "enlafaCine.

    27

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    26/32

    FenlafaCine adalah inhibitor nonselektif   ambilan kembali $ amin

     biogeni#, yaitu serotonin, norepiefrin, dan dopamin. 5bat ini paling kuat

    sebagai inhibitor ambilan kembali serotonin, tetapi potensinya sebagai

    inhibitor ambilan kembali norepinefrin juga tinggi, dan potensinya sebagai

    inhibitor ambilan kembali dopamine #ukup bermakna.

    7ila "enlafaCin tersedia dalam bentuk tablet $',% mg dan '% mg. dosis

    aal la4imnya pada pasien depresi raat jalan adalah '% mg sehari, diberikan

    dalam 2 sampai $ dosis terbagi. !ada populasi pasien tersebut dosis dapat

    ditingkatkan sampai 1%0 mg sehari, diberikan dalam 2 atau $ dosis terbagi

    setelah periode pemeriksaan klinis yang #ukup dengan dosis lebih rendah.

    Dosis maksimum "enlafaCine adalah $'% mg sehari. %

    • 7upropion

    7upropion termasuk golongan  orepinephrine and Dopamine

     Reuptaking Inhibitors (D*), D* bekerja pada transporter norepineprin

    dan dopamine sehingga meningkatkan jumlah kedua neurotransmitter 

    tersebut pada postsynapti# #ell. 7upropion juga tidak menyebabkan disfungsi

    seksual dan penambahan berat badan sehingga diindikasikan pada orang yang

    mengalami disfungsi seksual akibat &&*.

    7upropion tersedia dalam bentuk tablet '% mg dan 100 mg. aal terapi

     pada pasien deasa ratarata harus 100 mg per oral 2kali sehari. !ada hari ke

    empat terapi dosis dapat ditingkatkan 100 mg per oral $ kali sehari. Dosis

    tunggal bupropion tidak boleh melebih 1%0 mg dan dosis harian total tidak 

     boleh melebih 3%0 mg. %

    • irta4apine

    irta4apine termasuk golongan  oradrenergic and specific

    antidepressants  (a&&/). Aara kerja a&&/ adalah dengan menghambat

    reseptor alfa2 adrenergik pada presinaptik dan postsinaptik tetapi juga

    memiliki afinitas yang rendah pada reseptor alfa1 adrenergik. a&&/ juga

    menghambat reseptor serotonin %;2 dan %;$. Dosis aal yang harus

    28

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    27/32

    diberikan adalah 1% mg dan maksimal 3% mg dikonsumsi setiap malam

    sebelum tidur (al"erson, 201%).

    ;ra4odone

    ;ra4odone efektif dalam penanganan depresi mayor dengan #ara

    menghambat ambilan semula serotonin dan modulasi neurotransmisi

    serotonergik. ;ra4odone juga mempunyai peran signifikan dalam

    menghambat reseptor histamine (1). ;ra4odone dapat memperbaiki kualitas

    tidur hingga menurunkan jumlah dan lama terjaga di malam hari. ;ra4odone

    sering diberikan pada dosis rendah yaitu antara 2% mg hingga %0mg sebagai

     pelengkap &&* dalam meraat masalah insomnia.

     &lgoritma pengobatan farmakoterapi episode depresi sedang atau berat tanpa ada

    kontrindikasi terhadap antidepresan"

    Ga%ba$ /. /lgoritma !engobatan Barmakoterapi pisode Depresi &edang 7erat

    29

    !asien depresi yang se#ra fisik sehat tanpa ada kontraindikasi terhadap antidepresan

    &&* (dipilih tergantung beberapa faktor)

    *espon parsial;erapi gagal, tidak ada respon

     

    *emisi penuh

    Dipastikan kepatuhanenjaga 3 -

     bulan untuk terapi

    lanjutan, jika perlu

     

    ;ingkatkan dosis, ganti

    dengan antidepresan

    lainnya atau terapi

    kombinasi (dengan

    =ithium)Diganti dengan alternatif lain

    ( &&* yang lain,

    *emisi penuh

    enjaga 3 -

     bulan untuk terapi

    lanjutan, jika perlu

    12 $+ bulan

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    28/32

    Dikutip dari Ouniastuti. 201$. "aluasi ;erapi 5bat /ntidepresan pada !asien

    Depresi di *umah &akit 8ia Daerah &urakarta ;ahun 20112012. 9ni"ersitas

    uhammadiyah &urakarta. ndonesia. al6 110.

    8ika obat yang diberikan kepada pasien tidak berespon setelah pemakaian 2

    minggu atau $ minggu maka periksa apakah obat memang benar dikonsumsi se#ara

    teratur atau ada disposisi farmakokinetik (A, 200-)

    8ika obat antidepresan pertama telah digunakan se#ara adekuat dan

    konsentrasi plasma yang adekuat telah di#apai tetapi tidak memberikan respon yang

    maksimal maka dapat dilakukan dua pilihan, yaitu memperkuat obat dengan lithium,

    liothyronine atau =tryptophan atau mengganti agen primer alternatif.

    8ika pengobatan 2 atau $ minggu pertama memiliki respon maka dokter ajib

    meyakinkan pasien depresi untuk melanjutkan pengobatan minimal + bulan.

    &arankan pasien depresi untuk melanjutkan pengobatan paling sedikit 2 tahun untuk 

     pasien yang berisiko relaps. !asien yang berisiko relaps, yaitu pasien yang memiliki

    riayat depresi lebih atau sama dengan 2 episode, pasien yang memiliki gangguan

    fungsional yang berat, pasien yang memiliki riayat pengobatan yang lama.

    ;erapi alternatif terhadap terapi obat, yaitu elektrokon"ulsif dan fototerapi.

    ;erapi elektrokon"ulsif biasanya digunakan jika pasien tidak respon terhadap

    farmakoterapi, pasien tidak menoleransi farmakoterapi, situasi klinis sangat parah

    sehingga diperlukan perbaikan #epat yang terlihat pada elektrokon"ulsif. Bototerapi

    adalah suatu pengobatan baru yang telah digunakan pada pasien yang menderita

    gangguan mood dengan pola musiman.%

    30

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    29/32

      BAB IV

    ANALISIS KASUS

    &eorang lakilaki berusia 3% tahun, sudah menikah dan bekerja. Dibaa ke

    rumah sakit oleh keluarga dengan kondisi pasien #ompos mentis, dengan sebab

    utama os semakin sering gelisah sejak P 1 minggu yang lalu. &ejak : bulan yang lalu,

    os mengaku mengalami banyak tekanan di lingkungan pekerjaannya, os merasa tidak 

     puas dengan jabatan yang dimilikinya saat ini dan merasa iri dengan rekan kerjanya

    yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi. Disamping itu, os mengaku baha

    memiliki banyak hutang sehingga os takut dengan pekerjaannya yang sekarang tidak dapat melunasi hutangnya. 5s sering merasa baha kehidupan orang lain jauh lebih

     baik dari kehidupan yang dijalaninya dan os mulai merasa mudah gelisah dan sering

    memikirkan halhal buruk.

    &ejak $ minggu yang lalu, os sering marahmarah dan sangat mudah

    tersinggung serta merasa #epat lelah ketika melakukan akti"itas seharihari. 5s tidak 

     pernah memukul atau menyakiti orang lain ketika os marah. 5s juga mengeluh jadi

    malas bekerja, susah tidur dan tidak nafsu makan, os kemudian berobat ke psikolog

    dan sempat mengalami perubahan.

    &ejak 1 minggu yang lalu os merasa semakin mudah gelisah, os semakin malas

    untuk bekerja, os merasa pesimis dengan hidupnya, sehingga os berpikir baha salah

    satu #ara untuk menyelesaikan masalahnya adalah dengan #ara bunuh diri. 5s sudah

    melakukan per#obaan untuk bunuh diri sebanyak 2 kali dalam 2 minggu terakhir.

    enurut pengakuan dari istri os, os tidak terlihat sering berbi#ara sendiri dan os tidak 

    mengatakan adanya bisikanbisikan ataupun melihat sesuatu.

    7erdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan gejala

    klinis bermakna berupa pasien sering menyendiri, nafsu makan menurun, akti"itas

     psikomotor menurun, susah memulai tidur dan jika terbangun susah untuk tidur 

    kembali, dan pasien seing gelisah. !ada pemeriksaan status mental tidak ditemukan

    adanya berat dalam menilai realita, sehingga didiagnosis gangguan jia non psikotik.

    !ada status internus tidak ditemukan adanya kelainan dan pada pemeriksaan status

    neurologi juga tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga gangguan mental organik 

    dapat disingkirkan dan didiagnosis gangguan jia non psikotik non organik. Dari

    autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan $ gejala utama depresi

    31

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    30/32

    yang dialami sejak beberapa bulan ini berupa kehilangan minat dan kegembiraan,

    mudah lelah, dan mood hipotimik, disertai gejala tambahan berupa, perasaan putus

    asa dan pesimis tentang masa depan, tidur terganggu dimana ketika terbangun sulit

    untuk tidur lagi, nafsu makan berkurang dan adanya usaha untuk bunuh diri dalam 2

    minggu terakhir.

    !ada pasien ini berdasarkan !!/D/G8 dapat ditegakkan diagnosis aksis

    sebagai pisode depresif berat tanpa gejala psikotik (B$2.2). !ada aksis ditegakkan

     baha pasien mengalami episode depresif berat karena memenuhi $ gejala utama

    depresi yaitu adanya afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan

     berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya rasa mudah lelah dan

    menurunnya akti"itas. !ada pasien juga terdapat 3 gejala lainnya yang mendukungdiagnosis episode depresif berat, yaitu adanya pandangan tentang masa depan yang

    suram, ide untuk bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang. Dari

    alloanamnesis dan autoanamnesis juga tidak didapatkan gejala yang mengarah pada

    gangguan psikotik seperti delusi, halusinasi "isual, halusinasi auditorik, atau aham.

    !ada diagnosis aksis , didapatkan pasien mempunyai #iri kepribadian ski4oid,

    dimana pasien #enderung tertutup dengan orang lain dan tidak banyak #erita apabila

    mempunyai masalah, baik dengan keluarganya atau teman pasien, dan pasien selalu

     berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. !ada aksis tidak ada diagnosis

    oleh karena pasien mengaku tidak menderita penyakit tertentu seperti sejak dulu

    maupun akhirakhir ini. !ada aksis F dipilih stresor masalah pekerjaan karena

     pasien mengaku mengalami banyak tekanan di lingkungan pekerjaannya, pasien

    merasa tidak puas dengan jabatan yang dimilikinya saat ini dan merasa iri dengan

    rekan kerjanya yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi. Disamping itu, pasien

    mengaku baha memiliki banyak hutang sehingga pasien takut dengan pekerjaannya

    yang sekarang tidak dapat melunasi hutangnya. !ada aksis F G/B s#ale adalah '0

    +1 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, se#ara

    umum masih baik. &edangkan menurut D&F, pada pasien ini sudah terdapat lima

    gejala berikut yang telah berlangsung dalam 2 minggu yang sama dan meakili

     perubahan dari fungsi sebelumnyaI dimana salah satu sekurangnya satu dari gejala

    adalah salah satu dari (1) mood depresif atau (2) kehilangan minat atau kesenangan,

    dan disertai dengan gejala lainnya seperti insomnia , k elelahan atau hilangnya energi,

    dan ide bunuh diri.

    32

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    31/32

    Depresi merupakan salah satu gangguan mood. !asien dengan mood

    terdepresi (yaitu, depresi) merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah,

    sulit berkonsentrasi, hilang nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh

    diri. Gangguan depresi berat merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia

    yang berkaitan dengan perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk 

     perubahan pada psikomotor, kemampuan kognitif, pembi#araan dan fungsi "egetatif.

    !enyebab dari gangguan depresi terdiri dari faktor biologis, faktor genetika dan

    faktor psikososial. !ada hipotesis timbulnya depresi dihubungkan dengan peran

     beberapa neurotransmiter aminergik. ipotesis tersebut menjadi dasar penggunaan

    dan pengembangan obatobat anti depresan.

    !ada gangguan depresi yang sering terdapat pikiranpikiran atau ran#angan

     bunuh diri, maka sebaiknya diberikan terapi psikoterapi dan obat anti depresan.

    !emberian anti depresan diberikan melalui tahapantahapan, yaitu dosis initial,

    titrasi, stabilisasi, maintenan#e dan dosis tapering. Dimana dosis dan lama

     pemberiannya berbedabeda. !ada kasus ini diberi anti depresan BluoCetine #ap 10

    mg, 1C1 (1 0 0). BluoCetine merupakan golongan &&* ( selective serotonin

    reuptake inhibitor) yang merupakan obat antidepresan dengan manfaat yang sama

    dibandingkan golongan trisiklik dalam terapi depresi dan memiliki sifat efek 

    sampinng yang lebih unggul dibandingkan obat antidepresan lainnya. BluoCetin

    diberikan pada pagi hari untuk menghindari insomnia sebagai efek samping dari

    obat, juga disarankan memakan fluoCetin bersamaan dengan makanan untuk 

    menekan kemungkinan muntah. 9ntuk menekan efek samping aal ke#emasan dan

    kegelisahan, diberikan dosis aal fluoCetin 10 mg per hari. !ada pasien ini juga

    diberikan alpra4olam yang merupakan obat dari golongan ben4odia4epine.

    7en4odia4epine diklasifikasikan sebagai obat sedatifhipnotik dimana obat hipnotik 

    merupakan obat yang menghasilkan efek mengantuk dan mempermudah onset dan

     pemeliharaan tidur. 7en4odia4epine menjadi obat sedatifhipnotik pilihan pertama

    karena memiliki indeks terapetik yang lebih tinggi dan potensial penyalahgunaan

    obat yang lebih rendah dibandingkan obat lainnya seperti barbiturat. Kombinasi

     psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan

    depresi berat.

    33

  • 8/17/2019 case depresi.docx

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kaplan , 78 &ado#k, 8/ Grebb. &inopsis !sikiatri. 8ilid 1, 8akarta 7arat6

    7ina *upa /ksara,2012. al6 '-1:1%.

    2. aslim *. Diagnosis Gangguan 8ia6 *ujukan *ingkas dari !!DG8.

    7agian lmu Kesehatan 8ia BK9nika /tmajaya6 8akartaI 2001.

    $. ;omb D/, 7uku &aku !sikiatri.disi +, Aetakan 1. 8akarta6 !enerbit 7uku

    Kedokteran GA, 2003. al 6 3'+$

    3. 8unaldi . /nomali 8ia. Dalam6 Gangguan Ke#emasan. disi 1.

    Oogyakarta6!er#etakan /ndi, 2012. al6123131

    %. Kaplan , 78 &ado#k, 8/ Grebb. &inopsis !sikiatri. 8ilid 1, 8akarta 7arat6

    7ina *upa /ksara,2012.+. Airaulo, D. /., &hader, *. . M Greenblatt, D. 8. 2011" (linical !harmacology

    and %herapeutics of &ntidepressants. Department of !sy#hiatry, 7oston

    9ni"ersity hool of edi#ine. ngland.