caring menurut watson

10
KONSEP ”CARING” Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan klien, perawat dan profesional kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi : verbal dan non verbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Komunikasi diantara manusia menyampaikan pikiran, ide, perasaan dan informasi. Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasiyang baik. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau pertukaran informasi dengan cara verbal atau tertulis. Kozier dan rekan (2000) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu proses dua arah yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan”. Sherman (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai berbagai pengalaman dan berbagai perasaan dan emosi. Konsep ini ditemukan pada komunikasi efektif. Perawat yang berkomunikasi secara efektif lebih mampu membina hubungan yang berhasil antara diri mereka sendiri dan orang lain, termasuk klien dan keluarga serta komponen masyarakat lainnya. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah banyak kesalahan yang menyebabkan insiden legal yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Ciri Komunikasi yang efektif itu salah satunya adalah jika didalamnya terdapat sikap atau perilaku “Caring” perawat yang profesional terhadap klien atau keluarga dan orang lainnya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antara perawat dan klien.

Upload: jegog-bungbung

Post on 26-Jun-2015

1.168 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Caring Menurut Watson

KONSEP ”CARING”

Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan klien, perawat dan profesional kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi : verbal dan non verbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Komunikasi diantara manusia menyampaikan pikiran, ide, perasaan dan informasi. Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasiyang baik. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau pertukaran informasi dengan cara verbal atau tertulis. Kozier dan rekan (2000) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu proses dua arah yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan”. Sherman (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai berbagai pengalaman dan berbagai perasaan dan emosi. Konsep ini ditemukan pada komunikasi efektif. Perawat yang berkomunikasi secara efektif lebih mampu membina hubungan yang berhasil antara diri mereka sendiri dan orang lain, termasuk klien dan keluarga serta komponen masyarakat lainnya. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah banyak kesalahan yang menyebabkan insiden legal yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Ciri Komunikasi yang efektif itu salah satunya adalah jika didalamnya terdapat sikap atau perilaku “Caring” perawat yang profesional terhadap klien atau keluarga dan orang lainnya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antara perawat dan klien.

Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat. Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan.

A. DEFINISI

1. Rubenfeld (1999),

Mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan , dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal.

Page 2: Caring Menurut Watson

2. Mayerhoff (1971)

Memberikan informasi yang berhubungan dengan nilai care. Dalam konteks kehidupan manusia, caring sebagai salah satu cara mengatur nilai-nilainya yang lain dan aktivitas sekitarnya. Bila pengaturan ini komprehensif, karena keterlibatan caring-nya terdapat stabilitas dasar dalam kehidupannya. Dengan melayani caring, seseorang manusia hidup dalam kehidupan sendiri yang berarti.

3. Carper (1979)

“Caring sebagai nilai profesional dan nilai pribadi adalah pusat penting dalam memberikan standar normatif yang mengatur tindakan dan sikap kita untuk care kepada siapa. Dalam suatu dunia ketika ada kesepakatan yang besar tentang kesendirian, nyeri, penderitaan, kesakitan, dan tragedi ketika itu pula kebutuhan care menjadi penting. Kita harus secara serius bercermin pada apa yang kita inginkan dan apa yang kita cari. Dan ini adalah dasar dari caring kita

4. Greene (1990)

Caring adalah dasar keberadaan etik. Ia menyatakan bahwa “Praktek yang digambarkan dalam pelayanan manusia harus dimulai dari kesadaran terhadap situasi, khususnya perasaan dan kepedulia. Harapannya adalah bahwa makin dan makin banyak praktisi akan berespons terhadap pentingnya caring imperatif dan berpikir apa artinya memilih diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan kebutuhannya.

5. Olsen (1993)

“Baik caring dan keadilan berbicara tentang rasa moral kebaikan kita”. Mungkin saja tidak ada kebaikan yang tidak dapat mensintesis kedua konsep tersebut, memahami dan menghormati orang lain adalah penting dalam tugas ini. Ini mengikuti bahwa faktor yang lebih luas atau dasar seorang menggunakan care terhadap orang lain, orang lain akan lebih care.

6. Jean Watson (1985),

“Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia. Konsep Penting “Caring”. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga

Page 3: Caring Menurut Watson

menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda. Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

Watson menekankan dalam sikap”caring” ini harus tercermin sepuluh faktor kuratif yaitu:

1. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.

2. Memberikan kepercayaan - harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan.

3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.

4. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.

Page 4: Caring Menurut Watson

6. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.

7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.

8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.

9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi. Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.

10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.

Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring..

Jean Watson berpendapat bahwa membuat landasan caring sebagai fokus sentral dari praktek keperawatan. Dalam teori Watson memandang 4 konsep utama sbb :

1. Manusia adalah seorang yang dihargai baik secara fisik, diawasi, terhormat, dipelihara, dipahami dan dibantu; di dalam suatu pandangan filosofis seseorang sebagai diri terintegrasi penuh dan fungsional. Manusia dipandang sebagai lebih besar dari dan berbeda dengan yang lain.

2. Kesehatan

Watson percaya bahwa ada faktor lain yang diperlukan untuk mencapai definisi kesehatan menurut WHO. Dia menambahkan tiga unsur-unsur :

Page 5: Caring Menurut Watson

mencapai tingkat yang lebih tinggi dari keseluruhan fisik, mental dan sosial. Mempertahankan fungsi adaptive-maintenance secara umum sehari-hari. Tidak adanya penyakit.

3. lingkungan/sosial

Menurut Watson memberi pengaruh secara terbuka terhadap manusia yang akan mencapai keselarasan.Sikap caring tidak diturunkan dari generasi kegenerasi tetapi ditularkan melalui budaya profesi sebagai jalan/cara unik terhadap lingkungannya.

4. Ilmu perawatan

Menurut Watson“ Ilmu perawatan mempunyai kaitan dengan mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, caring terhadap sakit dan penyembuhan. Fokusnya pada promosi kesehatan dan penanganan penyakit.

Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan.

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.“Caring” merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. “Caring” bukan semata-mata perilaku. “Caring” adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan (Marriner-Tomey, 1994). “Caring”juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999). Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Prilaku “caring” menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap “caring” untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan

B. Karakteristik “Caring”

Menurut Wolf dan Barnum (1998) :1. Mendengar dengan perhatian2. Memberi rasa nyaman3. Berkata Jujur

Page 6: Caring Menurut Watson

4. Memiliki kesabaran5. Bertanggung jawab6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan7. Memberi sentuhan8. Memajukan sensitifitas9. Menunjukan rasa hormat pada klien10. Memanggil klien dengan namanya

Sedangkan menurut Meyer (1971) komponen utama “Caring” adalah :

1. Pengetahuan

2. Kesabaran

3. Kejujuran

4. Kepercayaan

5. Kerendahan Hati

6. Harapan

7. Keberanian

C. SIKAP “CARING” dalam Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring” kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit “caring”. Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan

a.Keahlian

b.Kata-kata yang lemah lembut

Page 7: Caring Menurut Watson

c.Sentuhan

d.Memberikan harapan

e.Selalu berada disamping klien

f. Bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan

Perawatan merupakan "caring for" dan "caring about" orang lain. "Caring for" adalah kegiatan-kegiatan dalam memberikan asuhan keperawatan seperti mengatur pemberian obat, prosedur-prosedur keperawatan, membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien seperti menggosok punggung, memandikan. "Caring about" berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sharing atau membagi pengalaman-pengalaman seseorang dan keberadaannya. Perawat perlu menampilkan sikap empati, jujur dan tulus dalam melakukan caring about. Perawat perlu menampilkan sikap empati, jujur dan tulus dalam melakukan caring about. Kegiatan perawat harus ekspresif dan merupakan cerminan aktivitas yang menciptakan hubungan dengan pasien.Sifat-sifat aktivitas ini menimbulkan keterlibatan hubungan saling percaya, keyakinan, harapan, simpati, empati, sentuhan, kehangatan dan ketulusan.

DAFTAR PUSTAKA

Copel, Linda Carman. (2007). Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC.Mulyana, Dedi. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.