cara pembacaan foto thorax

7
[CARA PEMBACAAN FOTOTHORAX] FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS RIAU 2011 RADIOLOGI FAUZIAH RUSLI

Upload: fauziah-rusli

Post on 05-Aug-2015

2.751 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

[ ]FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS RIAU

2011

RADIOLOGI

FAUZIAH RUSLI

Page 2: CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

Syarat foto thorax :

1. Indentitas harus lengkap , menampilkan nama,umur, jenis kelamin, tanggal (untuk

kepentingan kontol ), nomor foto rontgen, tanda R atau L, dan ada klinisnya.

2. Inspirasi cukup, ditandai dengan kosta VI yang memotong during, akan terlihat pelebaran

diafragma dipertengahan. Bila inspirasi kurang, maka akan terlihat pelebaran pumbuluh

darah.

3. Simetris (prosessus spinosus clavicula kanan dan kiri harus simetris).

4. Pasien dalam keadaan berdiri karena bila tidur, jantung akan terlihat membesar dan

dalam posisi berdiri, scapula akan mengarah keluar.

5. Foto harus postero anterior (PA) karena letak jantung di mediatinum anterior sehingga

posisi jantung dekat dengan film.

6. Waktu, biasanya foto untuk anak-anak harus cito, karena jika >24 jam jam kondisinya

akan berubah

7. Densitas (kehitaman) dalam satuan kilowatt yang berbeda-beda untuk melihat tulang atau

jantung

Kriteria foto thorax yang baik harus memenuhi :

1. Dapat dilihat kedua klavikula lurus atau miring

2. Scapula seluruh ada diluar lapangan paru

3. Batas atas adalah vertebra C6 dan batas bawahnya vertebra T4

4. Trakea ada ditengah

5. Foto harus simetris kiri dan kanan baik organ maupun tulang, sudut costopherenicus

terlihat jelas

6. Inspirasi maksimum, kosta VI memotong diafragma ditengah ditengah

7. Film harus kontras, ada perbedaan hitam dan putih sehingga ada gradasi densitas tulang

dan jaringan lunak

2 | P a g e

Page 3: CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

Cara membaca thorax adalah :

1. Foto dibaca dari apeks hingga ke basal.

2. Foto dibaca dari kanan kekiri secara zig-zag.

3. Dapat dibaca dari dalam keluar atau dari luar kedalam

4. Adapun hal-hal yang dinilai :

Simetrisitas foto

Foto yang dapat dibaca dengan baik adalah foto yang simetris antara kiri dan

kanannya

Kulit

Kulit merupakan soft tissue, dilihat apakah ada soft tissue swelling akibat trauma

tumpul atau tajam padathorax

Keadaan tulang

Dinilai ada tidaknya fraktur, ada tidaknya destruksi tulang, ada tidaknya kelainan atau

anomali pada tulang, seperti skoliosis, kifosis,lordosis, fork rib,bridge rib

Trakea dan mediastinum

Dinilai apakah normal atau ada kelainan

Parenkim paru

a. Hilus, merupakan tempat keluar masuknya arteri vena pulmonalis dan aliran

limfe. Normalnya diameter trachea sama dengan diameter hilus. Hilus

memberikan gambaran yang padat. Hilus kiri lebih tinggi daripada hilus bagian

kanan karena ada jantung. Hilus kanan biasanya terletak di ICS IV-V

b. Bronchovaskular marking, normalnya sudah tidak ada lagi vaskularisasi

samapai 2/3 bagian paru karena pembuluh darah akan menyempit ke perifer.

Gambaran ramai ini bila bronchovaskular marking 2/3 lapangan paru.

Gambaran meningkat bila vaskular melebar akibat adanya bendungan atau

kongestif.

c. Lesi, dilihat adanya lesi pada lobus segmen paru. Perlu diketahui segmen dan

lobus ini karena adanya penyakit tertentu yang hanya menyerang lobus atau

segmen tertentu

Diafragma

3 | P a g e

Page 4: CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

Bedakan diafrgma kanan dan kiri

Pluera

Pada pleura yang perlu diperhatikan adalah sudut costophrenicus-nya. Normalnya

sudut ini tajam. Ada beberapa keadaan yang sudut ini menumpul, seperti efusi pleura,

bentuk dada, emfisema, penebalan pleura dan adanya perselubungan

Jantung

Dinilai bentuk jantung dan ukurannya. Jantung dirontgen akan memberikan gambaran

radio opak sedangkan paru memberikan gambaran radio lusen karena berisi udara.

4 | P a g e

Page 5: CARA PEMBACAAN FOTO THORAX

Gambar 1.1 menunjukkan citra X-ray dari rongga dada, dan dua garis yang menunjukkan

nilai kedua diameter untuk perhitungan CTR [15]

Guna mengetahui atau melihat kelainan organ-organ pada rongga dada diperlukan

analisis dan interpretasi yang akurat, untuk menginterpretasikan hasil radiografi (X-ray). Salah

satu metode yang digunakan adalah dengan menghitung rasio antara nilai maksimum dari

transverse diameter dari jantung (MD) dengan nilai maksimum dari transverse diameter dari

rongga dada (ID). Nilai rasio ini dikenal dengan cardio-thoracic ratio (CTR) dengan rumus

CTR = MD / ID…………………………………………………(1.1)

Perhitungan CTR sudah diterima tidak hanya sebagai metode yang mudah akan tetapi

nilainya dapat digunakan sebagai parameter klinis. Pada orang dewasa, nilai CTR yang lebih

besar dari 0.5 (50%) mengindikasikan pembesaran jantung, meskipun masih ada variable lain

seperti bentuk dari rongga dada yang harus diperhitungkan. Sedangkan pada bayi yang baru

lahir, nilai CTR 66% adalah nilai batas normal. Gambar 1.1 menunjukkan citra X-ray dari

rongga dada, dan dua garis yang menunjukkan nilai kedua diameter untuk perhitungan CTR.

Perhitungan CTR ini sangat berguna untuk mendeteksi penyakit jantung terutama yang ditandai

dengan adanya pembesaran ukuran jantung (cardiomegally).

Kemungkinan penyebab CTR lebih dari 50% diantaranya:

Kegagalan jantung (cardiac failure)

pericardial effusion

left or right ventricular hypertrophy

Sumber :

1. Maleuka RG. Radiologi diagnostic. Yogyakarta : Pustaka Cendikia. 2006

2. Librianty N. Catatan praktis radiologi. Palembang: Simetri. 2008

3. http: /thoraxgeninfo.htm

5 | P a g e