cara mengatasi peserta didik yang mempunyai masalah belajar

29
CARA MENGATASI PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI MASALAH BELAJAR Oleh INDYA WAHYUNINGRUM (K2310050) Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui definisi dari masalah belajar. Kemudian setelah mengetahui definisi dari masalah belajar dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang mempengaruhi proses dan dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Setelah mengetahui faktor-faktornya langkah selanjutnya adalah menetukan langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar dan menganalisis masalah belajar peserta didik. Dan yang terakhir adalah menemukan solusi untuk penanggulangan atau pemecahan masalah-masalah pembelajaran peserta didik Kata kunci : masalah belajar, pemecahan masalah, peserta didik ABSTRACT

Upload: laeli-nurazizah-zain

Post on 24-Jul-2015

555 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

CARA MENGATASI PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI MASALAH

BELAJAR

Oleh

INDYA WAHYUNINGRUM (K2310050)

Jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui definisi dari

masalah belajar. Kemudian setelah mengetahui definisi dari masalah belajar

dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang mempengaruhi proses dan dapat

menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Setelah

mengetahui faktor-faktornya langkah selanjutnya adalah menetukan langkah-

langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar dan menganalisis

masalah belajar peserta didik. Dan yang terakhir adalah menemukan solusi untuk

penanggulangan atau pemecahan masalah-masalah pembelajaran peserta didik

Kata kunci : masalah belajar, pemecahan masalah, peserta didik

ABSTRACT

The objective of this paper is to know the definition of learning problems.

Then, after knowing the definition of learning problems can identify problems that

affect the process and can determine the factors that affect the learning process.

After finding out the factors the next step is to determine the steps taken to

ensure the success of the study and analyze the learning problems of students.

And the last is to find a solution to poverty or solving the learning problems of

students

Key words: learning problems, solving problems, learners

Page 2: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

A. LATAR BELAKANG

Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan peserta didik.

Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan peserta

didik belajar. Namun pada saat tertentu didalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah sering ditemukannya masalah-masalah yang

berkenaan dengan belajar yang dialami peserta didik tersebut. Masalah-

masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (yang berasal dari

dalam diri peserta didik itu sendiri) dan juga oleh faktor eksternal (yang

berasal dari luar peserta didik itu sendiri). Masalah-masalah yang dialami

oleh peserta didik apabila tidak segera di atasi tentunya akan

menghambat proses belajar peserta didik dan akan berdampak pada

pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Peserta didik akan berhasil

dalam proses belajar apabila peserta didik tersebut tidak mempunyai

masalah yang dapat mempengaruhi proses belajarnya. Jika terdapat

peserta didik yang mempunyai masalah dan permasalahan permasalahan

tersebut tidak segera ditemukan solusinya, peserta didik akan mengalami

kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat mengakibatkan rendah

prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau

tidak dapat melanjutkan belajar. Untuk itu, sebagai seorang guru ataupun

pendidik harus mengetahui kondisi peserta didik agar tercipta proses

pembelajaran yang baik dan kondusif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari masalah belajar?

2. Jelaskan masalah-masalah yang mempengaruhi proses belajar?

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar?

4. Jelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin

keberhasilan belajar?

5. Jelaskan masalah belajar siswa?

6. Jelaskan upaya-upaya penanggulangan masalah belajar?

C. PEMBAHASAN

Page 3: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan

kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan

seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang

tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah

adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi

diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan

menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

“Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku

sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi

antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).

Menurut ( Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar adalah proses

tingkah laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek

dan latihan”.

Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah

suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah

belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :

“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh

peserta didik dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan

dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan

dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-

masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh peserta didik yang lambat

saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa peserta didik yang

pandai atau cerdas.

Page 4: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

Dalam interaksi belajar mengajar, peserta didik merupakan kunci

utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses

belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar.

Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh peserta didik dan hal

tersebut akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar:

1. Faktor-Faktor Internal Belajar

Pada saat belajar peserta didik menghadapi masalah-masalah secara

intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat

belajar dengan baik. Berikut ini beberapa masalah intern siswa dalam

belajar :

• Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang

sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian

terhadap sesuatu memberikan sikap menerima, menolak atau

mengabaikannya begitu saja. Selama melakukan proses pembelajaran

sikap peserta didik akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut.

Pemahaman peserta didik yang salah terhadap belajar akan membawa

kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap peserta

didik ini akan berpengaruh terhadap tindakan belajar. Sikap yang salah

akan membawa peserta didik merasa tidak peduli dengan belajar lagi.

Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal

ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap peserta didik terhadap

belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika peserta didik

sudah tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang

dilakaukan akan sia-sia. Maka peserta didik sebaiknya

mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.

• Motivasi Belajar

Tidak dapat dipungkiri bahwa dorongan belajar mempunyai peranan

besar dalam menumbuhkan semangat pada peserta didik untuk belajar.

Karena sebesar apapun seorang peserta didik memiliki semangat yang

tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap ditiup oleh angin

kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka tunas semangat ini

harus dipelihara secara terus menerus. Motivasi belajar merupakan

kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya

Page 5: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan

belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu

motivasi belajar pada diri peserta didik perlu diperkuat terus menerus.

Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan

ilmu dan keutamaan mencari ilmu. Bila peserta didik mengetahui betapa

besarnya keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi

orang yang menuntut ilmu, maka peserta didik akan merasa haus untuk

menuntut ilmu. Selain itu bagaimana seorang pendidik mampu membuat

peserta didiknya merasa membutuhkan ilmu. Bila seseorang merasa

membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun peserta didik akan mencari

ilmu itu sendiri. Sehingga semangat peserta didik untuk menunutut ilmu

sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses belajar.

• Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan

belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian,

pendidik perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan

memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Yang perlu

diperhatikan oleh pendidik ketika memulai proses belajar ialah sebaiknya

seorang pendidik tidak langsung melakukan pembelajaran namun

seorang pendidik harus memusatkan perhatian peserta didiknya sehingga

siap untuk melakukan pembelajaran. Sebab ketika awal masuk kelas

perhatian peserta didik masih terpecah-pecah dengana berbagai

masalah. Sehingga sangat perlu untuk melkukan pemusatan perhatian

dengan berbagai strategi. Menurut seorang ilmuwan ahli psikologis

kekuatan belajar seseorang setelah tigapuluh menit telah mengalami

penurunan. Ia menyarankan agar pendidik melakukan istirahat selama

beberapa menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat

berupa obrolan ringan yang mampu membuat peserta didik merasa rileks

kembali. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan

prestasi belajar dapat ditingkatkan.

• Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan peserta didik untuk

menerima dan memahami isi materi yang diajarkan sehingga menjadi

Page 6: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

bermakna bagi peserta didik. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari

suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai

kesenian. Kemampuan peserta didik dalam mengolah bahan pelajaran

menjadi semakin baik jika peserta didik berperan aktif selama proses

belajar. Misalnya, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya materi yang disampaikan, sehingga peserta didik benar-

benar memahami materi yang telah disampikan. Peserta didik akan

mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka merasa materi yang

disampaikan menarik, sehingga seorang pendidik sebaiknya

menyampaikan materi secara menarik sehingga peserta didik akan

memusatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh

pendidik.

• Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan

menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang pendek

maupun dalam jangka waktu yang panjang. Proses belajar terdiri dari

proses pemasukan , proses pengolahan kembali dan proses penggunaan

kembali. Biasanya hasil belajar yang disimpan dalam jagka waktu yang

panjang akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Hal ini akan terjadi jika

peserta didik tidak membuka kembali bahan belajar yang telah diberikan

oleh seorang pendidik. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya pendidik

mengingatkan akan materi yang telah lama diberikan, serta memberikan

pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Sehingga mau atau

tidak mau peserta didik akan berusaha untuk mengingat kembali materi

yang telah lama disampaikan serta membuka kembali buku yang

berkaitan dengan materi tersebut. Sehingga Ingatan yang disimpan dalam

jangka panjang akan semakin kuat.

• Menggali Hasil Belajar Yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses

mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal baru maka peserta

didik akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali atau

mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama maka peserta

didik akan membangkitkan kembali pesan dan pengalaman lama untuk

Page 7: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

suatu hasil belajar. Ada kalanya peserta didik mengalami gangguan

dalam menggali pesan dan kesan lama. Gangguan tersebut bukan hanya

bersumber pada pemanggilan atau pembangkitannya sendiri. Gangguan

tersebut dapat dikarenakan kesukaran penerimaan, pengolahan dan

penyimpanan. Jika peserta didik tidak memperhatikan dengan baik pada

saat penerimaan maka peserta didik tidak memiliki apa apa. Jika peserta

didik tidak berlatih sungguh sungguh maka peserta didik tidak akan

memiliki ketrampilan.

• Kemampuan Berprestasi

Kemampuan berprestasi atau hasil belajar merupakan puncak suatu

proses belajar. Pada tahap ini peserta didik membuktikan hasil belajar

yang telah lama ia lakukan. Peserta didik menunjukan bahwa ia telah

mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar.

Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian

peserta didik tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan

berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan,

pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta

pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

• Rasa Percaya Diri Peserta Didik

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat

adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui

bahwa kemampuan berprestasi merupakan tahap pembuktian

perwujudan diri yang diakui oleh pendidik dan rekan sejawat peserta

didik. Semakin sering peserta didik mampu menyelesaikan tugasnya

dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat. Dan apabila

sebaliknya yang terjadi maka peserta didik akan merasa lemah percaya

dirinya.

• Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar

Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman

kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan

bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi

actual bila peserta didik memecahkan masalah dalam belajar atau

kehidupan sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang

Page 8: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan

belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah . Hal ini

akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada

tempatnya mereka didorong untuk melakukan belajar dibidang

kterampilan.

• Kebiasaan Belajar

Kebiasaan-kebiasaan belajar peserta didik akan mempengaruhi

kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah

disampaikan oleh pendidik. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa

belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan

kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat

bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaan-

kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok,

kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan

oleh ketidakmengertian peserta didik dengan arti belajar bagi diri sendiri.

• Cita-Cita Peserta Didik

Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu di ajarkan dan di arahkan.

Ajaran memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita

merupakan harapan besar bagi peserta didik sehingga peserta didik

selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita

tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan

berprestasi maka peserta didik diharapkan berani bereksplorasi sesuai

dengan kemampuannya sendiri.

2. Faktor-Faktor Ekstern Belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik peserta didik.

Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah

kuat, bila didorong oleh lingkungan peserta didik. Dengan kata lain

aktifitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun

dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan

pendidik di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi

peserta didik, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang

berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut

adalah sebagai berikut:

• Pendidik Sebagai Pembina Peserta Didik Belajar

Page 9: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

Pendidik adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar

bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi

pendidik pemuda generasi bangsanya. Pendidik yang mengajar peserta

didik adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi

bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan

diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan

keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri,

pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia. Dengan penghasilan

yang diterimanya setiap bulan ia dituntut berkemampuan hidup layak

sebagai seorang pribadi pendidik. Tuntutan hidup layak tersebut sesuai

dengan wilayah tempat tinggal dan tugasnya. Pendidik juga

menumbuhkan diri secara professional. Ia bekerja dan bertugas

mempelajari profesi guru sepanjang hayat. Mengatasi masalah-masalah

keutuhan secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai pendidik

merupakan pekerjaan sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi kedua

masalah tersebut merupakan keberhasilan pendidik mengajar seorang

peserta didik.

• Prasarana Dan Sarana Pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah

ruang belajar, tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga.

Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan

fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain.

Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi

pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana

dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran

yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan

prasarana pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang

berhasil dengan baik.

• Kebijakan Penilaian

Kegiatan penilaian merupakan proses belajar yang telah mencapai

puncaknya pada hasil belajar peserta didik atau hasil kerja peserta didik.

Sebagai suatu hasil maka dengan hasil kerja tersebut,proses belajar

berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian. Hasil belajar

merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah peserta

Page 10: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

didik. Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah pendidik. Dengan

demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi,

dari sisi hasil belajar peserta didik yang merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat

perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,

efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran pendidik,

tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolongkan lulus maka dapat

dikatakan proses belajar peserta didik dan tindak mengajar pendidik

berhenti sementara. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar

ulang bagi peserta didik dan mengajar ulang bagi pendidik.

• Lingkungan Sosial Peserta Didik Di Sekolah

Tiap peserta didik dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan,

peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut

terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan

tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi,

berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian.

• Kurikulum Sekolah

Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional

yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum

disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan

dan perkembangan masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan

akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu

menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan

masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi

pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi

berubah.

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar

Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam

berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena pendidik bertanggung

jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami

manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan

dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar.

Page 11: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam

masalah belajar murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor

yang melatarbelakanginya ( penyebabnya ). Seorang guru setelah

mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis

masalah apa yang dihadapinya. Selanjutnya guru dapat melaksanakan

tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang

dialami murid dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah

menentukan sebab-sebab terjadi masalah yang sesungguhnya, karena

masalah belajar cenderung sangat kompleks.

Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada

peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :

1. Faktor-faktor Internal ( faktor-faktor yang berada pada diri murid itu

sendiri ), antara lain:

• Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ

perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta

penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ).

• Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi

mental ), sepertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf

kecerdasannya cenderung kurang.

• Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa

menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan

antipati serta ketidakmatangan emosi.

• Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti

kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam

belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

2. Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ),

yaitu berasal dari

a). Sekolah, antara lain :

Sifat kurikulum yang kurang fleksibel

Terlalu berat beban peserta didik (murid) atau pendidik (guru)

Metode mengajar yang kurang memadai

Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar

b). Keluarga (rumah), antara lain :

Page 12: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.

Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya

Keadaan ekonomi.

Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama

guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha

murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid

menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses

dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri

dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang

memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya,

sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang

positif.

Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang

menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang

diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau

kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami

kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus

benar-benar memperhatikan peserta didiknya.

Menurut Belmon dan Morolla (1971 : 107) menyimpulkan dari hasil

penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang

banyak jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih

rendah daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang

jumlah anaknya sedikit.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan

belajar adalah :

1) Identifikasi masalah peserta didik,

2) Diagnosa,

3) Prognosa,

4) Pemberian Bantuan,

Page 13: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

5) Follow up (tindak lanjut)

1. Identifikasi Masalah Peserta Didik

Identifkasi masalah peserta didik adalah untuk menentukan peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar yang sangat memerlukan bantuan.

Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan merupakan awal kegiatan

bimbingan terhadap peserta didik yang bermasalah, untuk menentukan

masalah yang dialaminya. Dalam bimbingan belajar peserta didik,

masalah yang terjadi dijaga kerahasiaannya. Hal ini dilakuakan agar

peserta didik yang mengalami permasalahan tidak terbebani, tidak ragu

dan tanpa rasa takut mengungkapkan permasalahannya dengan jujur.

Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, instrumen.

2. Diagnosa

Diagnosa dilakukan dalam bimbingan belajar, diartikan sebagai

rumusan-rumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta latar belakang

kesulitan dalam pelajaran, serta kesulitan belajar atau masalah yang

mengganggu aktivitasnya sehari-hari sehingga mempengaruhi belajarnya.

3. Prognosa

Prognosa merupakan kegiatan memperkirakan permasalahan, apabila

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tidak segera mendapat

bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat diberikan

kepadanya.

4. Pemberian Bantuan

Bantuan yang diberikan dengan menggunakan pengarahan, motivasi,

belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan belajar melalui latihan-latihan

dan tugas baik individu maupun kelompok, secara rutin. Dari beberapa

pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu

proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau kelompok

siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik

kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya

dapat mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab dalam

Page 14: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang

dihadapi serta dapat memahami lingkungannya secara tepat sehingga

dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya. Langkah-langkah bimbingan

belajar :

1. Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan

menggunakan norma atau ukuran kriteria tertentu.

2. Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.

3. Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-

kesulitan itu.

4. Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami

seseorang tidak menular kepada yang lain (Sutijono, S, 1991 :

49).

Jika permasalahan siswa tidak segera ditemukan solusinya, siswa

akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat

mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi

belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar (S.

Sucitae, 1972 : 2).

5. Tindak Lanjut

Tindak lanjut kegiatan bimbingan belajar, untuk mengevaluasi sejauh

mana keberhasilan atau ketidakberhasilan, usaha-usaha memberikan

bantuan pemecahan masalah yang telah diberikan.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas,

diantaranya :

(a) learning disorder;

(b) learning disfunction;

(c) underachiever;

(d) slow learner, dan

Page 15: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

(e) learning disabilities.

Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.

1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana

proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang

bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,

potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu

atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan,

sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang

dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga

keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami

kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang

dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya

siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,

gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa

yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok

menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain

bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan

baik.

3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki

tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi

belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites

kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat

unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja

atau malah sangat rendah.

4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam

proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama

dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi

intelektual yang sama.

Page 16: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada

gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,

sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan

belajar, antara lain :

a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang

dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.

b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang

diperolehnya selalu rendah

c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu

tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.

d. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,

menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

e. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang

terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam

atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam

kegiatan belajar, dan sebagainya.

f. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung,

mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam

menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah,

tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.

Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi

siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh

adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut

Burton bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :

1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran

tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level)

Page 17: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru

(criterion reference).

2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat

berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang

dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.

3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang

diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya.

Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang

(immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater).

Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai

siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai

batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas

dimana peserta didik dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar.

Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan

belajar peserta didik :

(1) tujuan pendidikan;

(2) kedudukan dalam kelompok;

(3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan

(4) kepribadian.

Upaya-Upaya Penanggulangan Masalah Belajar

1. Perhatikan Mood

Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter

dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati

atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang

senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila

saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab

munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau

karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk

menyenangkan hati si anak.

Page 18: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

2. Siapkan Ruang Belajar

Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak

memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak.

Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan

menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak

tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran

yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya

sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang

dijalaninya sekarang.

3. Komunikasi

Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara

guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata

pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.

Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang

bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda

aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru

kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal

komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak

dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan

pendapatnya. Selamat mencoba.

4. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.

Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar.

a) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang

diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik bersifat umum maupun

khusus dalam bidang studi

b) Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record academic”

kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan

kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.

c) Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang

dibuat.

d) Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses

belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas,

Page 19: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah

melalui check list

e) Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali

kelas,dan guru pembimbing.

5. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan

cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, seperti

catatan keterlambatan penyelesaian tugas, ketidakhadiran, kekurang

aktifan dan kecenderungan berpartisipasi dalam belajar.

6. Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami

berbagai kesulitan.

7. Memperkirakan alternatif pertolongan. Menetapkan kemungkinan cara

mengatasinya baik yang bersifat mencegah (preventif) maupun

penyembuhan (kuratif).

D. KESIMPULAN

Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal

yang sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya

untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka

dapat ditempuh melalui berbagai media penanganan yang khusus intensif

serta terpadu antara pendidik, peserta didik(siswa) dan orang tua di

rumah. Karena walau bagaimanapun juga sebagaian waktu anak lebih

banyak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah di bawah pengawasan

orang tua.Dalam hal ini pendidik dalam hal ini guru di sekolah dan orang

tua di rumah dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis

masalah yang dihadapi oleh siswa/anak. Dengan memahami jenis

masalah, diharapkan pendidik mempu memberikan solusi

penanggulangan sesuai dengan masalah yang bersangkutan.

E. DAFTAR PUSTAKA

http://forum.detik.com /2012/01/01/masalah-peserta-didik .

http://tyaeducationjournals.blogspot.com/20 12 /0 1/01 /efektivitas-dan-

efisiensi-anggaran.

http://www.detiknews.com /2012/01/01/masalah-pembelajaran .

Page 20: Cara Mengatasi Peserta Didik Yang Mempunyai Masalah Belajar

http://www.sib-bangkok.org /2012/01/01/faktor-yang-mempengaruhi-

prestasi-peserta-didik .

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

http:// sayapbarat.wordpress.com/20 12 /0 1 / 01 /masalah-pendidikan-di-

indonesia.