cairan larutan

24
1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan 1.1 definisi cairan dan larutan 1.2 klasifikasi cairan dan larutan 1.3 sifat cairan dan larutan 2. memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh 2.1 karakteristik.komposisi dan distribusi cairan dalam tubuh 2.2 faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh 2.3 mekanisme 3. memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh 3.1 penyebab gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh 3.2 gejala yang timbul akibat dehidrasi/gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh 3.3 pemeriksaan diagnostik 3.4 tata laksana 4. etika minum dalam Islam I.Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan I.1Definisi Cairan dan Larutan Definisi cairan. Cairan merupakan bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat ataupun gas. Di dalam tubuh manusia terdapat dua jenis cairan,yaitu cairan intra sel dan cairan ekstra sel. Sebagian besar cairan terdapat di dalam sel yang disebut cairan intra sel dan kira-kira sepertiganya terdapat didalam ruang diluar sel yang disebut cairan ekstra selular. Definisi Larutan Larutan (solusi) merupakan campuran homogen yang terdiri atas dua komponen zat atau lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit disebut solut(zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut). Secara teoritis bedasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan macam larutan : a.Solven : suatu cairan

Upload: renny

Post on 22-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cairan

TRANSCRIPT

Page 1: cairan larutan

1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan1.1 definisi cairan dan larutan1.2 klasifikasi cairan dan larutan1.3 sifat cairan dan larutan

2. memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh2.1 karakteristik.komposisi dan distribusi cairan dalam tubuh2.2 faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh2.3 mekanisme

3. memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh3.1 penyebab gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh3.2 gejala yang timbul akibat dehidrasi/gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh3.3 pemeriksaan diagnostik3.4 tata laksana

4. etika minum dalam Islam

I.Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan

I.1Definisi Cairan dan Larutan

Definisi cairan.

Cairan merupakan bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat ataupun gas. Di dalam tubuh manusia terdapat dua jenis cairan,yaitu cairan intra sel dan cairan ekstra sel. Sebagian besar cairan terdapat di dalam sel yang disebut cairan intra sel dan kira-kira sepertiganya terdapat didalam ruang diluar sel yang disebut cairan ekstra selular.

Definisi Larutan

Larutan (solusi) merupakan campuran homogen yang terdiri atas dua komponen zat atau lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit disebut solut(zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut). Secara teoritis bedasarkan definisi larutan maka ada sembilan kemungkinan macam larutan :

a.Solven : suatu cairan

Solute : gas, zat padat atau cairan lain

b.Solven : zat padat

Solute : gas, cairan, atau zat padat lain

c.Solven : gas

Solute : cairan, zat padat atau gas lain

Page 2: cairan larutan

I.2 Klasifikasi Cairan dan Larutan

Macam-macam larutanBerdasarkan kepekatan : Larutan encer : Larutan yang mengandung

relatif sedikit solute (zat yang dilarutkan) dalam larutan Larutan pekat : Larutan yang mengandung

banyak solute(zat yang dilarutkan) dalam larutan Larutan jenuh : Larutan dimana ada

keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan

Larutan tak jenuh : Larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh

Berdasarkan daya hantar listrik:

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas :

a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1)

a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.b.Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH,

KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

b. Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha < 1a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lainb. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lainc. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain

2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak berion).

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:a. Larutan ureab. Larutan sukrosac. Larutan glukosad. Larutan alkohol, dsb

Berdasarkan kemampuan menyerap :

Page 3: cairan larutan

Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan

Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu:

a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult

b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Berdasarkan wujud / fasanya :

Solvent Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

4 Padat Pd Gas H2 Gas oven

5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi

6 Padat Au Padat Ag Sinsin

7 Gas O2 Gas He Gas untuk menyelam

8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray

9 Gas O2 Padat naftalen Kamfer

Page 4: cairan larutan

Macam-macam cairan :

a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia.Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

b. Cairan Ekstrasel : Cairan yang terdapat diluar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri : Cairan intersisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intravaskuler, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan

bagian air dari plasma darah. Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan

otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Cairan ekstrasel berperan sebagai:- Pengantar semua keperluan sel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan regulator

hormon)- Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah

mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.Contoh : Na sebagai kation, klorida sebagai anion

I.3Sifat cairan dan larutan

Sifat-sifat larutan padat cair :

a. Senyawa yang terdiri dari kation berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu : Li+, Na+, K+, NH4+ b. Senyawa yang terdiri dari anion berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu : NO3-, ClO3-, CH3COO-, Cl-, Br-, I- (kecuali dengan Ag+, Pb+2, Hg+22, SO4= ( kecuali dengan Pb+2,Sr+2,dan Ba+2) c. Semua senyawa yang tidak terdiri dari ion-ion pada I dan II umumnya sulit larut/tidak larut dalam air.

Sifat koligatif larutanLarutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut. Sifat koligatifmeliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.

Solut PermeabelSolut permeabel adalah solut di dalam tubuh yang bersifat inefektif dalam mempertahankan tekanan osmosis. Solur permeabel bebas melintas seluruh membran sel, tidak efektif memengaruhi tekanan osmotik dan tidak menyebabkan perpindahan air. Solut permeabel terdiri dari urea,etanol,metanol dan etilen glikol.

Solut Impermeabel

Page 5: cairan larutan

Solut inpermeabel adalah zat terlarut atau solut di dalam tubuh yang bersifat efektif, tidak bebas melintas membran sel, namun efektif memengaruhi tekanan osmotik dan dapat menyebabkan perpindahan air.Solut impermeabel intrasel adalah kalium,magnesium,fosfat,sulfat dan protein. Solut impermeabel ekstrasel adalah natrium dan anionnya(CL,HCO3),glukosa,manitol,gliserol,sorbitol

II.Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh

II.1. Pembagian Kompartemen Tubuh

Cairan tubuh terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel.

II.1.1. Kompartemen Intrasel

Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat didalam sel tubuh. Volumenya kurang lebih 33% berat badan (60% air tubuh total)..

II.1.2. Kompartemen Ekstrasel

Cairan esktrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri dari:

Cairan Interstisium atau cairan antar sel, yang berada diantara sel tubuh dan berjumlah lebih dari ¾ bagian cairan ekstrasel.

Cairan intravascular, berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah dan berjumlah hamper ¼ cairan ekstrasel

Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus. Kompartemen ini meliputi cairan dalam dalam rongga synovia, peritoneum, pericardium, intraocular, dan cairan serebrospinal. Cairan-cairan tersebut biasanya sering dianggap sebgai jenis cairan ekstrasel khusus. Cairan ini seluruhnya berjumlah 1 sampai 2 liter.

Volume cairan ekstrasel sebesar 24% dari berat badan pada orang dewasa atau 40% dari jumlah air tubuh total.

II.2. Fungsi Cairan Tubuh

II.2.1. Fungsi Cairan Intrasel

Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel

Page 6: cairan larutan

II.2.2. Fungsi Cairan Ekstrasel

Pengantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, beberapa ion, trace minerals, dan regulator hormone/molekul).

Pengangkut CO2, sisa metabolism, bahan toksik atau bahan yang telahmengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

II.3. Komposisi Cairan Tubuh

II.3.1. Komposisi Cairan Intrasel

Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membran sel yang sangat permeabel terhadap air, tetapi tidak permeabel terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh. Cairan intrasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida dan hampir tidak ada ion kalsium. Cairan ini mengandung sejumlah besar ion kalium dan fosfat ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah yang sedang, semua ion ini memiliki konsentrasi yang rendah didalm cairan ekstrasel. Sel juga mengandung sejumlah besar protein, hampir 4 kali jumlah protein dalam plasma.

Ion K+, Mg2+, PO42- merupakan solute yang dominan untuk menimbulkan efek

osmotic pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik.

II.3.2. Komposisi Cairan Ekstrasel

Perbedaan paling utama antara cairan interstitial dan plasma adalah konsentrasi protein dalam plasma yang lebih tinggi; karena kapiler mempunyai permeabilitas yang rendah terhadap protein plasma, hanya sejumlah kecil protein yang masuk ke dalam ruang interstitial dikebanyakan jaringan. Cairan ekstrasel ini mengandung sejumlah besar ion natrium dan klorida, serta ion bikarbonat dalam jumlah yang cukup besar, namun cairan ekstrasel hanya sedikit mengandung ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan asam organik

Karena pengaruh kesetimbangan Gibbs-Donnan, konsentrasi ion bermuatan positif (kation) sedikit lebih besar ( sekitar 2% ) dalam plasma daripada cairan interstitial. Protein plasma mempunyai muatan akhir negative dan, karenanya, cenderung mengikat kation, seperti ion natrium dan kalium, sehingga sejumlah besar kation ini tertahan di dalam plasma bersama dengan protein plasma. Sebaliknya, konsentrasi ion bermuatan negative (anion) didalam cairan interstitial cenderung lebih banyak dibandingkan didalam plasma, karena muatan negative protein plasma akan menolak anion yang bermuatan negative.

Natrium dan kalium mempengaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan contributor utama dalam osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah natrium di dalam cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua factor, yaitu uptake natrium di saluran cerna dan ekskresi natrium di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-kalium ATPase.

Page 7: cairan larutan

II.4. Kadar Normal Kandungan Cairan Tubuh

Plasma(mEq/L)

Cairan Interstitial(mEq/L)

Cairan Intrasel(mEq/L)

Na+ 140 148 13K+ 4,5 5,0 140Ca2+ 5,0 4,0 1x10-7

Mg2+ 1,7 1,5 7,0Cl- 104 115 3,0HCO3

- 24 27 10SO4

2- 1,0 1,2 -PO4

2- 2,0 2,3 107Protein 15 8 40Anion Organik 5,0 5,0 -

II.5. Keseimbangan Asupan dan Keluaran Cairan

II.5.1. Asupan Cairan Hairan

Cairan dalam tubuh bersumber dari dua hal utama :

1. Berasal dari air atau cairan dalam makanan, yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari

2. Berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat, yang kira-kira 200 ml/hari

II.5.2. Kehilangan Cairan Tubuh Harian

1. Kehilangan air yang tidak dirasakan (insensible water loss)

Kehilangan air ayang terus menerus melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit. Yang keduanya mengeluarkan air sebesar 700 ml/hari pada keadaan normal. Hal inilah yang disebut insensible water loss karena kita tidak menyadari, walaupun terjadi terus menerus dalam tubuh makhluk hidup.

Insensible water loss yang terjadi melalui kulit tidak bergantung pada keringat, dan bahkan dapat terjadi pada bayi yang lahir tanpa kelenjar keringat; jumalah rata-rata kehilangan air dengan cara difusi melalui kulit kira-kira 300 sampai 400 ml/hari. Kehilangan ini diminimalkan oleh lapisan korneum kulit yang mengandung kolesterol, yang memberikan perlindungan terhadap kehilangan panas yang berlebihan melalui difusi

Insensible water loss melalui traktus respiratorius rata-rata berkisar 300 sampai 400 ml/hari. Sewaktu udara memasuki traktus respiratorius, udara akan dijenuhkan dengan pengembunan, dan mencapai tekanan uap kira-kira 47 mmHg, sebelum dikeluarkan. Karena tekanan uap dari udara inspirasi biasanya kurang dari 47 mmHg, cairan terus menerus hilang melalui paru-paru dengan respirasi.

Page 8: cairan larutan

2. Kehilangan air lewat keringat

Jumlah air yang keluar melalui keringat sangat bervariasi tergantung pada aktivitas fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normalkira-kira 100 ml/hari,namun pada cuaca yang sangat panas atau aktivitas yang sangat berat bias mencapai 1-2 liter/jam.

3. Kehilangan air lewat feses

Secara normal hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melaui feses (100 ml/hari). Jumlah ini dapat meningkat pada pasien yang menderita diare berat.

4. Kehilangan air melalui ginjal

Ada berbagai mekanisme yang mengatur kecepatan ekskresi urin. Bahkan, cara terpenting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan serta keseimbangan antara asupan dan kehilangan sebagian besar elektrolit tubuh adalah dengan mengatur kecepatan ekskresi zat-zat tersebut melalui ginjal. Ginjal bertugas untuk menyesuaikan kecepatan ekskresi air dan elektrolit dengan asuoan zat-zat tersebut, dan mengkompensasi kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan yang terjadi pada penyakit-penyakit tertentu.

I. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi)

III.1. Definisi Dehidrasi

Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstra sel. Akibat dari keadaan ini akan terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstra sel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intrasel dan ekstrasel secara bersamaan (pengurangan volume air tubuh total).

III.2. Macam-macam Dehidrasi

Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:

1. Dehidrasi isotonikDehidrasi ini tidak menyebabkan terjadi perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l.

2. Dehidrasi hipotonikDehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l. Dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hiponatremia.

3. Dehidrasi hipertonik

Page 9: cairan larutan

Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan rasa haus dan gejala neorologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih dari 150 mEq/l . dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hipernatremia.

Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :1. Dehidrasi ringan

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan mencapai 5% berat badan.

2. Dehidrasi sedangDehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan diantara 5-10% berat badan.

3. Dehidrasi beratDehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

Untuk mempertahankan volume plasma, tubuh akan menggunakan cairan intrasel dan intrasisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu rehidrasi baru dianggap lengkap bila baik cairan ekstrasel maupun cairan intrasel dan intersisial sudah kembali normal.

III.3. Penyebab Dehidrasi

Beberapa penyebab dehidrasi :

AktivitasOrang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.

Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.

Usia . Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk

menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum. Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan

yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.

Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.

Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.

Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.

Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.

Page 10: cairan larutan

Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.

Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu makan.

Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral. Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi,

hiperkalemia, dan hiponatremia. Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi. Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan

pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah. Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat

mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare

terjadi

III.4. Gejala Dehidrasi

Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi BeratKehilangan berat badan (%)

3-5 6-9 10 atau lebih

Kondisi umum (bayi & anak kecil)

Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah atau letargis tetapi iritabel bila dipegang atau mengantuk

Mengantuk; ekstremitas lemas, dingin, sianotik, lembab; bisa koma

Kondisi umum (dewasa)

Haus, sadar, gelisah Haus, sadar, hipotensi postural

Biasanya sadar;khawatir; ekstremitas dingin, lembab, sianotik, kulit jari tangan dan kaki berkerut; kejang otot

Nadi radial Kecepatan dan tekanan normal

Cepat dan lemah Cepat, sangant lemah, kadang tidak teraba

Respirasi Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepatFontanella anterior Normal Cekung Sangat cekungTekanan darah sistolik Normal Normal atau rendah;

hipotensi ortostatik (disebabkan berdiri tegak)

Rendah, mungkin tidak terukur

Elastisitas kulit Cubitan segera kembali

Cubitan kembali perlahan

Cubitan tidak segera kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Ada Tidak ada atau

berkurangTidak ada

Membran mukosa Lembab Kering Sangat keringKeluaran kencing Normal Jumlah berkurang &

pekatTidak ada

Pengisian kembali Normal 2 detik >3 detik

Page 11: cairan larutan

kapilerPerkiraan deficit cairan (mL/kg)

30-50 60-90 100 atau lebih

III.5. Diagnosis Dehidrasi

Dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intrasel dan ekstrasel secara bersamaan dimana 40% dari cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% dari intrasel. Hipernatremia pada pasien dengan hipovolemia merupakan tanda klinik dari dehidrasi.

III.6. Tatalaksana Dehidrasi

III.6.1. Terapi Rehidrasi Oral

Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/hari (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan dan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sehari, termasuk jumlah insensible water loss sangat perlu dilakukan setiap hari. Perhatikan tanda-tanda kelebihan cairan seperti ortopnea, sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.

Dehidrasi Hipertonik : Cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium yang rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.

Dehidrasi Isotonik : Cairan yang dianjurkan adalah air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larutan isotonic yang ada di sarapan.

Dehidrasi Hipotonik : Cairan yang dianjurkan seperti diatas tapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.

III.6.2. Terapi Rehidrasi Parenteral

Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat di hitung dengan rumus :

Defisit cairan (liter) = Berat badan total (BBT) yang diinginkan – BBT saat ini

BBT yang diinginkan = Kadar Na serum x BBT saat ini /140

BBT saat ini (pria) = 50% x berat badan (kg)

BBT saat ini (wanita) = 45% x berat badan (kg)

Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonic dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari deficit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan

Page 12: cairan larutan

cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan mangatasi penyebab yang mendasari, panambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

II. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh (Natrium dan Kalium)

IV.1. Definisi Hiponatrium dan Hipokalium

Hiponatremia adalah kelebihan cairan relative yang terjadi bila asupan cairan meningkat melebihi kemampuan ekskresi dan ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya pada kehilangan cairan melalui saluran cerna, gagal jantung, dan sirosis hati atau pada SIADH (Syndrome of Inappropriate ADH-secretion). Seseorang juga bisa dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dari keadaan normal (sekitar 142 mEq/L).

Hiponatremia terbagi menjadi dua:

Hiponatremia akut Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremi yang berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini etrjadi akibat edema sel otak, Karena air dari ektrasel masuk ke intrasel simptomatik atau hiponatremia berat.

Hiponatremia kronikHiponatremia kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan initidak terjadi gejala yang berat seperti penururnan keasadaran atau kejang (ada proses adaptasi), gejala yang timbul hanya ringan yaitu lemas atau mengantuk Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik.

Hipokalemia adalah kehilangan sedikt kalium dari cairan ekstrasel atau konsentrasi kalium plasma yang lebih kecil dari normal (3,5-5 mEq/L), akan berat apabila tidak ada respon kompensasi yang cepat dan tepat. Kejadian hypokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai di klinik. Kesulitan khusus dalam mengatur konsentrasi kalium ekstrasel adalah adanya kenyataan bahwa lebih dari 98% kalium tubuh total terkandung didalam sel dan hanya 2% yang terkandung dalam ekstrasel.

IV.2. Etiologi Hiponatrium dan Hipokalium

Etiologi hiponatremia dapat dibagi atas:

1. Hiponatremia dengan ADH meningkatSekresi ADH meningkat akibat deplesi volume sirkulasi efektif seperti pada muntah, diare, perdarahan, jumlah urin meningkat, gagal jantung, sirosis hati, SIADH, insufisiensi adrenal, dan hipotiroid.

2. Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologik

Page 13: cairan larutan

Respon fisiologik dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat karena saluran air (AQP2A) di bagian apical duktus koligentes berkurang (osmolalitas urin rendah)

3. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggiPemberian cairan iso-osmotik yang tidak mengandung natrium ke dalam cairan ekstrasel dapat menimbulkan hiponatremia disertai osmolalitas plasma normal. Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemia atau pemberian manitol intravena menyebabkan cairan intrasel keluar dari sel menyebabkan difusi cairan ekstrasel yang menyebabkan hiponatremia.

Etiologi hypokalemia dapat dibagi atas :

1. Asupan kalium berkurang

Kalium yang masuk kedalam tubuh dalam keadaan fungsi ginjal normal, akan diekskresiakn melalui ginjal. Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq/hari.Dalam keadaan normal ekskresi kalium melalui ginjal dapat minimal sampai 5 mEq/hari untuk mempertahankan kadar kalium normal dalam darah. Hipokalemia karena asupan kalium yang berkurang biasanya disertai dengan masalah lain, misalnya pada pemberian diuretic (meningkatkan ekskresi urin/ jumlah urin) atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan.

2. Pengeluaran kalium berlebihan

Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal, atau keringat. Pada keadaan muntah atau pemakaian selang naso-gastrik, pengeluaran kalium bukan melalui saluran cerna, akan tetapi melalui ginjal. Akibat muntah atau pemakaian selang naso-gastrik, terjadi alkalosis metabolic sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus yang akan mengikat kalium di tubulus distal, yang juga dibantu dengan adanya hiperaldosteron sekunder dan hipovolemia yg timbul akibat muntah. Kesemuanya ini akan meningkatkan ekskresi kalium dalam urin dan menyebabkan hipokalemia.

Pada saluran cerna bawah (diare, pemakaian pencahar)., kalium keluar bersama bikarbonat (asidosis metabolic). Kalium dalam saluran cerna bawah jumlahnya lebih banyak (20-50 mEq/L). Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui ginjal dapat terjadi pada penggunaan diuretic, kelebihan hormin mineralokortikod primer/hiperaldosteronisme primer (adenoma kelenjar adrenal), anion yang tak dapat di reabsorbsi yang berikatan dengan natrium berlebihan dalam tubukus (bikarbonat, beta-hidroksibutira, hipurat) menyebabkan lumen duktus koligentes bermuatan lebih negative dan menarik kalium masuk ke dalam lumen lalu dikeluarkan bersama uri, pada hipomagnesemia, polyuria (polydipsia primer, diabetes insipidus), dan salt-wasting nephropathy (sindrom Bartter atau Gitelman, hiperkalsemia). Pengeluaran kalium berlebihan melalui keringat dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga produksi keringat mencapai 10L.

3. Kalium masuk ke dalam sel

Page 14: cairan larutan

Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktifitas beta-adrenergik, paralisis periodic hipokalemik, hipotermia. Hanya sejumlah kecil fraksi konsentrasi ion kalim pada cairan ekstraselular. Pada kasus hypokalemia kronik, penurunan ion kalium serum 1 mEq sebanding dengan deficit 200 mEq. Dianjurkan untuk mempertahankan ion kalium serum <4.0 mEq.

IV.3. Manifestasi Hiponatremia dan Hipokalemia

IV.3.1. Manifestasi klinis hiponatremia

Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah. Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram Gangguan jantung : hipotensi Gangguan neuromuskular : kelemahan otot Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang

IV.3.2. Manifestasi klinis hipokalemia

Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan. Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen,

gangguan peristaltik dan ileus Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis

otot pernafasan Gangguan ginjal : poliuria (jumlah urin yang banyak) dan polidipsia (rasa haus

yang sangat dan terus menerus).

III. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Berikut merupakan etika minum menurut islam:

Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahalaSegala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah.

Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

Minum dengan tangan kanan.

Page 15: cairan larutan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari Muslim) Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.

Bernafas tiga kali ketika minum.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda,“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.

Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.”

Minum dengan posisi duduk.Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad)Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Page 16: cairan larutan

Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).

Menutup bejana air pada malam hari.Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)

Tidak minum berlebihanMinum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan.

Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perakDiriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:”Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka” (HR. Muslim)

Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalahDiriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah setelah minum”.(HR.Tirmidzi)

Page 17: cairan larutan

DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al,.1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15, ab.A.Samik Wahab. Jakarta: EGC

Guyton CA. 1991. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. NewYork: WB Saunders

Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5 . Jakarta : Interna Publishing

Unit Pendidikan Kedokteran – Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (UPK-PKB), FKUI 2008 : Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa edisi 2

http:// halalmui.org /

Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi ke-4. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta : Erlangga.