cabang dinas pendidikan kecamatan simbang web views p o k3. 3. kalimat majemuk ... langkah-langkah...

93
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih sering ditemukan kesalahan berbahasa dalam proses kehidupan bermasyarakat yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering pula dilakukan oleh kaum intelektual dan mereka yang telah memegang jabatan penting dalam bidang pemerintahan. Sangat ironis tampaknya bila kesalahan berbahasa tersebut, acapkali dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi, tetapi demikianlah fenomena yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari (Badudu, 1986: 25). Sesuai dengan perubahan waktu dan kemajuan peradaban manusia, ilmu bahasa juga senantiasa turut mengalami

Upload: phamkhanh

Post on 30-Jan-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa

berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan

bahwa masih sering ditemukan kesalahan berbahasa dalam proses kehidupan

bermasyarakat yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Kesalahan

berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu

pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering pula dilakukan

oleh kaum intelektual dan mereka yang telah memegang jabatan penting dalam bidang

pemerintahan. Sangat ironis tampaknya bila kesalahan berbahasa tersebut, acapkali

dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi, tetapi demikianlah fenomena yang

terlihat dalam kehidupan sehari-hari (Badudu, 1986: 25).

Sesuai dengan perubahan waktu dan kemajuan peradaban manusia, ilmu

bahasa juga senantiasa turut mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan

situasi dan kondisi masyarakat. Karena itu, dituntut untuk senantiasa, memberi

perhatian yang serius terhadap pemakaian bahasa Indonesia. Mempelajari, mengkaji,

membina, dan mengembangkan bahasa adalah wujud perhatian terhadap bahasa.

Realisasi perhatian tersebut, disalurkan melalui pengajaran bahasa, mengkaji unsur-

unsur bahasa, penertiban buku-buku bahasa, dan pembinaan melalui pendidikan

formal dan media komunikasi massa.

Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan

keterampilan berbahasa. Pendidikan pengetahuan bahasa mencakup pengajaran di

Page 2: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Adapun pendidikan keterampilan

berbahasa meliputi keterampilan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis.

Keempat keterampilan bahasa tersebut telah diajarkan secara intensif di sekolah-

sekolah, namun tujuan pendidikan bahasa belum tercapai sebagaimana yang

diharapkan, sebab masih ditemukan adanya kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh

anak didik khususnya dan masyarakat berpendidikan pada umumnya (Alwi, 1997: 43).

Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pengetahuan bahasa dan sastra

Indonesia di sekolah adalah pendidikan di bidang kelas kata. Ruang lingkup kajian

kelas kata cukup luas dan kompleks, sebab itu, agar pembahasan di dalam skripsi ini

tidak mengamban, peneliti hanya mengkaji satu apek kajian kelas kata, yaitu kata

penghubung dalam kalimat majemuk. Penelitian tertarik pada aspek kajian ini, sebab

umumnya di kalangan siswa SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten

Maros masih banyak yang belum mampu menganalisis penggunaan kata penghubung

dalam kalimat majemuk secara implisit dan konsisten.

Kata penghubung memegang peranan penting dalam pembentukan kalimat

majemuk. Kata penghubung atau konjungsi adalah kategori kata yang berfungsi untuk

meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan

dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-

bagian ujaran yang setataran dan tidak setataran. Misalnya: Ia pergi karena saya dan

Ia pergi karena saya mengusirnya. Penempatan kata penghubung dalam kalimat

majemuk secara tidak tetap, dapat menyebabkan kesalahan persepsi mengenai kalimat

tersebut. Oleh sebab itu, pemakaian kata penghubung dalam kalimat harus dilakukan

sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Ketepatan pemakaian

Page 3: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

bahasa menempatkan kata penghubung dalam kalimat yang dibuat, akan memudahkan

orang untuk memahami apa yang ingin disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis

(Kridalaksana, 1986: 45).

Dalam beberapa penulisan kalimat majemuk yang terdapat pada KTSP dan

silabus dilakukan oleh siswa SD No. 224 Pangia, dengan menggunakan kata

penghubung yang dituangkan dalam kalimat majemuk serta cara siswa mengerjakan

soal-soal bahasa Indonesia yang diberikan di dalam kelas dan hasil ujian tersebut

masih banyak ditemukan kekeliruan siswa menempatkan kata penghubung di dalam

kalimat majemuk.

Kesalahan pemakaian kata penghubung dalam kalimat majemuk yang sering

ditemukan pada karya tulis siswa SD No. 224 Pangia antara lain disebabkan oleh:

1. Tidak cermat menentukan kata penghubung yang harus dipakai dalam

kalimat majemuk tertentu.

2. Tidak memahami penempatan yang tepat suatu kata penghubung dalam

kalimat majemuk.

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

meneliti analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa

Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan permasalahan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk

setara siswa kelas V?

Page 4: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Bagaimana penggunaan kata penghubung pada kalimat majemuk rapatan

siswa kelas V?

3. Bagaimana penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk

bertingkat siswa kelas V?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Pada dasarnya, penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas

dan bersifat empiris tentang analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat

majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan guru untuk meningkatkan

kemampuan siswa menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk

bahasa Indonesia.

2. Dapat membantu semua pihak yang terkait dalam pelajaran bahasa

Indonesia, untuk mengetahui masalah yang dihadapi, solusi masalah

tersebut, dan upaya menganalisis penggunaan kata penghubung dalam

kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Page 5: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

3. Dapat dijadikan bahan acuan atau perbandingan bagi mahasiswa atau pihak

yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

4. Dapat dijadikan sarana untuk menyusun strategi pengembangan

pendidikan.

Page 6: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini dikemukakan berbagai pendapat atau teori dari para pakar atau

ahli, terutama yang berkenaan dengan bidang kajian penelitian ini untuk memandu

dan memudahkan peneliti dalam merampungkan pembahasan yang diinginkan.

Berbagai pendapat atau teori itu diuraikan secara rinci di bawah ini.

1. Pengertian Kata Penghubung

a. Definisi kata penghubung

Menurut Tjiptaji dan Negoro (1975: 90) kata penghubung ialah kata yang

menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase ataupun kalimat dengan kalimat.

Selanjutnya, Ambary (1983: 132) kata sambung atau kata penghubung ialah kata

yang bertugas menghubungkan kalimat, bagian kalimat atau kata dengan sekaligus

menentukan macam hubungannya.

Menurut Kridalaksana (1997: 235) kata tugas yaitu yang menghubungkan dua

klausa atau lebih atau konjungsi merupakan kata sambung. Menurut Moeliono (1996:

235), mengatakan bahwa kata penghubung atau konjungsi adalah kata untuk

meluaskan satuan yang baru dalam konjungsi hipotaksis dan selalu menghubungkan

bagian-bagian ujaran baik yang setara maupun tidak setara.

Berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa kata penghubung atau kata

sambung atau konjungsi adalah kata yang dipergunakan untuk menghubungkan antara

satuan dengan satuan yang lain. Hubungan satuan dengan satuan tersebut dapat berupa

Page 7: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat,

dan paragraf dengan paragaf.

b. Macam-macam kata penghubung menurut hubungan unsur-unsurnya.

Dilihat dari macam hubungan yang dinyatakan oleh kata penghubung terdapat

beberapa cara atau sifat menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat. Menurut

Ambary (1983: 153) ada 14 macam cara atau sifat yang dinyatakan oleh kata-kata

penghubung yaitu menyatakan gabungan, pilihan, waktu, sebab/akibat, tujuan/maksud

penentangan, syarat/perwatakan, pengandaian, kesertaan, perlawanan perbandingan,

peningkatan, penjelasan, dan menyatakan kesinambungan.

Pada uraian berikut ini, penulis memberikan contoh kata penghubung menurut

sifat yang dinyatakan oleh kata penghubung tersebut.

1. Untuk menyatakan gabungan, misalnya kata penghubung: dan, lagi, dan

serta.

Contoh:

a. Saya menangkap ayam itu, dan ayah memotongnya.

b. Adik menyanyi dan saya menari.

c. Tulisan anak itu bersih lagi jelas.

d. Ia kaya serta baik hati.

2. Untuk menyatakan perbandingan, misalnya kata penghubung: laksana,

seperti, dan bagaikan.

Contoh:

Page 8: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

a. Gadis yang cantik itu laksana burung Balam mata lepas badan

terkurung.

b. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan.

c. Mata anak itu berbinar-binar bagaikan bintang dilangit.

3. Untuk menyatakan waktu misalnya kata penghubung: ketika, sesudah itu,

setelah, sehingga, apabila, maka, semenara, sebelum, sejak, sesudah, dan

bila.

Contoh:

a. Ketika ia datang, saya berangkat

b. Ia datang ketika saya berangkat

c. Ketika mereka tiba di sini, kami tidak ada

d. Ayah memanjat pohon itu, sesudah itu dipetiknya beberapa

buah.

e. Soal ini akan segera kita rembukkan, setelah saudara sampai

disini.

f. Modal di Bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah

memperoleh kredit.

g. Apabila belajar sungguh-sungguh, saudara akan berhasil dalam

ujian.

h. Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin

oleh saudara Andi.

i. Pemberianku ini dapat menjadikan bekal, sementara kiriman

orang tuamu belum datang.

Page 9: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

j. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, sebelum ada keputusan

pengadilan.

k. Usaha dagangannya lancar sejak ia beristri dua.

l. Sifat angkuhnya baru berkurang sesudah ia mengalami kepahitan

hidup bertahun-tahun.

m. Kami akan menentukan sikap bila persoalan itu telah sampai

pada kami.

4. Untuk menyatakan perlawanan, misalnya kata penghubung: tetapi dan

melainkan.

Contoh:

a. Adiknya rajin belajar, tetapi ia sendiri malas belajar

b. Hukuman sangat berat, tetapi tampaknya pengedar narkotik itu

tidak gentar.

c. Dia bukan pelajar SD No. 224 Pangia, melainkan pelajar SDN

No. 5 Samanggi.

d. Ardian bukan anak saya, melainkan anak pak Diman.

5. Untuk menyatakan tak bersyarat, misalnya kata penghubung meskipun,

walaupun, dan biarpun.

Contoh:

a. Meskipun hukuman sangat berat, tampaknya pengedar narkotik

tidak gentar.

b. Walaupun malam tadi ia bertugas siskamling, ia masuk kantor

juga seperti biasa.

Page 10: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

c. Walaupun hari hujan, ia berangkat juga ke kantor.

d. Biarpun harganya mahal, kami harus juga membelinya.

6. Untuk menyatakan maksud/tujuan, misalnya kata penghubung: agar,

supaya, dan agar supaya.

Contoh:

a. Agar cita-cita saudara tercapai, saudara harus bekerja keras.

b. Makanlah obat ini agar sakit anda lekas sembuh.

c. Ini sangat penting, agar kondisi badan kami tetap terjamin.

d. Laju inflasi perlu dikendalikan supaya kepercayaan masyarakat

terhadap nilai uang dapat diperhatikan.

e. Peristiwa itu ada juga hikmahnya, supaya kita lebih hati-hati di

masa yang akan datang.

f. Lekaslah pulang agar supaya ibumu tidak marah.

7. Untuk menyatakan sebab/akibat, misalnya kata penghubung: karena,

karena itu, sehingga, dan sebab itu.

Contoh:

a. Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah

memperoleh kredit.

b. Karena sibuk, ia lupa makan.

c. Orang tuanya terpaksa mencari pekerjaan tambahan, sebab

penghasilannya tidak cukup.

d. Mereka bekerja dengan rencana yang tidak matang, karena itu

hasilnya tidak memuaskan.

Page 11: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

e. Anak itu salah menyampaikan berita, karena itu terjadilah

kesalahpahaman.

f. Hatinya telah demikian kesal sehingga tak tahu lagi apa yang

mesti ia kerjakan.

g. Pembangunan akan berjalan lancar seandainya segenap lapisan

masyarakat turut berprestasi.

c. Jenis kata penghubung dilihat dari perilaku sintaktiknya

Di dalam tulisan ini penulis hanya akan membahas empat jenis konjungsi

tersebut, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif dan

konjungsi antar kalimat.

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau

lebih dari kedua unsur itu memiliki status sintaktik yang sama, sebagai berikut:

a. Konjungsi dan, menandai hubungan penambahan.

b. Konjungsi atau, menandai hubungan pemilihan.

c. Konjungsi tetapi, menandai hubungan perlawanan.

Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena konjungsi

itu disamping menghubungkan klausa juga dapat menghubungkan kata. Meskipun

demikian, frase yang dihasilkan bukanlah frase proposional.

Contoh:

a. Dia mencari saya, dan adik saya

b. Badannya kurus dan mukanya sangat pucat

c. Mereka sedang belajar atau mereka sedang ngobrol

Page 12: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

d. Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.

e. Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja.

f. Yang kita cari adalah hotel yang sederhana, tetapi bersih.

Jika salah satu atau kedua-duanya akan dinyatakan, maka orang yang sering

memakai dua konjungsi secara bersamaan, yakni, dan/atau, dengan garis miring di

antara kedua kata itu.

Contoh:

a. Kami mengundang ketua dan/atau sekretaris.

b. Para Dekan dan/atau pembantu Dekan satu diminta hadir.

2. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau

lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa

itu merupakan anak kalimat dari kalimat induknya.

Ditinjau dari perlakuan sintaksis dan semantisnya, konjungsi subordinat dapat

dibagi menjadi sepuluh kelompok dengan contoh sebagai berikut.

a. Konjungsi subordinatif waktu, misalnya: ketika dan sebelum

Contoh:

1. Saya sedang mandi ketika dia datang

2. Kami tak dapat berbuat apa-apa sebelum ada putusan pengadilan.

b. Konjungsi subordinatif syarat, misalnya: jika dan kalau.

Contoh:

1. Ibu Ita akan naik haji jika tanahnya laku.

Page 13: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Kalau kegairahan sudah menjadi kebiasaan rasa takut dan gelisah

tidak akan mendekat.

c. Konjungsi subordinatif pengandaian, misalnya: andaikata dan seandainya.

Contoh:

1. Andaikata engkau tidak bersalah, aku berani membelamu

2. Seandainya aku tidak ditugaskan di kota ini, kita tidak dapat

bertemu lagi.

d. Konjungsi subordinatif tujuan, misalnya: agar dan supaya.

Contoh:

1. Agar siswanya lulus ujian, ia menyelenggarakan pelajaran

tambahan.

2. Jangan diungkit-ungkit perkara itu supaya tidak timbul lagi

perselisihan.

e. Konjungsi subordinatif konsesif, misalnya: meskipun dan walaupun.

Contoh:

1. Meskipun hari hujan, dia datang juga.

2. Elisabeth sudah siap menjadi ratu, walaupun ia masih muda

belia.

f. Konjungsi subordinatif pemiripan, misalnya: seolah-olah dan seakan-akan.

Contoh:

1. Dia itu takut kepada saya seolah-olah saya musuhnya

2. Ia merasa seakan-akan bumi berputar lebih cepat.

Page 14: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

g. Konjungsi subordinatif pengakibatan, misalnya: sehingga dan sampai.

Contoh:

1. Saya betul-betul terpesona kepadanya, sehingga saya terus

menatapnya.

2. Sangat asiknya membaca sampai mereka lupa makan.

h. Konjungsi subordinatif penyebab, misalnya: karena dan sebab.

Contoh:

1. Hari ini dia tidak masuk kantor karena sakit.

2. Bibi sangat kesepian sebab tidak mempunyai anak.

i. Konjungsi subordinatif penjelasan, misalnya: bahwa.

Contoh:

1. Kami mendengar kabar bahwa ayahnya meninggal kemarin.

j. Konjungsi subordinatif cara, misalnya: dengan.

Contoh:

1. Heri duduk dengan tangan terikat pada bagian belakang.

3. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, atau

klausa kedua unsur memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri

atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa yang

dihubungkan. Misalnya:

a. Baik…, maupun …, (maupun) ….

b. Tidak hanya …, tetapi (…) juga ….

Page 15: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

c. Demikian (rupa) … Sehingga ….

d. Apa (kah) … atau ….

e. Entah …, …, entah ….

f. Jangan …, …, pun ….

Contoh:

1) Baik anda, maupun istri anda, maupun mertua anda akan

menerima cindera mata.

2) Tidak hanya kita harus setuju, tetapi kita juga harus patuh.

3) Kita harus mengerjakan demikian rupa sehingga hasilnya benar-

benar baik.

4) Apakah anda setuju atau tidak, kami pun tetap melaksanakannya

5) Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan

gagasannya.

6) Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan antar kalimat

yang satu dengan yang lain. Konjungsi ini terdiri atas beberapa kelompok, yaitu:

a. Konjungsi yang menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang

berbeda ataupun yang bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat

sebelumnya. Misalnya konjungsi biarpun begitu.

Contoh:

1. Kami tidak sepaham dengan mereka

Page 16: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Kami tidak berani menegurnya

2. Kami tidak sepaham dengan mereka. Biarpun begitu, kami

tidak berani menegurnya.

b. Konjungsi yang menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada

kalimat sebelumnya. Misalnya konjungsi sesudah itu.

Contoh:

1. Rika mencuci kakinya

Rika pergi ke tempat tidur

2. Rika mencuci kakinya. Sesudah itu, Rika pergi ke tempat tidur.

c. Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain diluar

dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi selain itu.

Contoh:

1. Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang

Dia juga mengidap penyakit tekanan darah rendah

2. Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang. Selain itu, dia

juga mengidap penyakit tekanan darah rendah.

d. Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain yang

mengacu kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi

sebaliknya

Contoh:

1. Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi.

Mereka melawan polisi itu dengan tangan besi.

Page 17: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi. Sebaliknya

mereka melawan polisi itu dengan tangan besi.

e. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Misalnya konjungsi

sesungguhnya

Contoh:

1. Persoalan yang akan dialaminya memang rumit

Persoalan itu sudah dipikirkan jauh sebelumnya.

2. Persoalan yang akan dialaminya memang rumit.

Sesungguhnya persoalan itu sudah jauh dipikirkan

sebelumnya.

f. Konjungsi yang menyatakan penguatan keadaan yang dinyatakan

sebelumnya. Misalnya konjungsi bahkan.

Contoh:

1. Wartawan itu baru tahu soal/kasus pembunuhan itu.

Dia baru mulai menggarapnya.

2. Wartawan itu baru tahu soal/kasus pembunuhan itu. Bahkan,

dia baru mulai menggarapnya.

g. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang

sebelumnya. Misalnya konjungsi akan tetapi.

Contoh:

1. Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali.

Masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari.

Page 18: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali. akan tetapi,

masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari.

2. Kalimat Majemuk

a. Defenisi Kalimat Majemuk

Menurut Bambang dan Negoro, (1975: 52), bahwa kalimat majemuk adalah

kalimat yang terbentuk atas dua pola kalimat atau lebih. Artinya kalimat itu memiliki

dua subjek dan dua predikat.

Contoh:

1. Usaha mereka berhasil. Keduanya bersyukur kepada Allah.

2. Usaha mereka berhasil. Keduanya bersyukur kepada Allah.

Selanjutnya Gorys Keraf, (1984: 167-168) menyatakan kalimat majemuk

adalah penggabungan dari dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru

ini mengandung dua pola kalimat atau lebih.

Contoh:

1. Ayah menulis surat, ibu berdiri disampingnya.

2. Ayah menulis surat, sambil ibu berdiri disampingnya.

Sedangkan, Ambari (1983: 156-157) menyatakan kalimat majemuk adalah

suatu bentuk kalimat luas, hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal

sehingga membentuk satu atau lebih pola kalimat baru disamping pola yang ada.

Contoh:

1. Angin bertiup. Hujan turun.

2. Angin bertiup, hujan pun turun.

Page 19: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Kalimat majemuk merupakan perluasan kalimat tunggal yang membentuk satu

atau lebih pola kalimat baru disamping pola kalimat yang sudah ada. Kalimat

majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih.

Contoh:

1. Kakak sedang membaca buku

2. Ketika adik tidur dan kakak sedang membaca buku, ayah pergi ke

kantor.

Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal.

Dalam pembentukannya ada yang memerlukan kata penghubung ada pula yang tidak.

Tidak Berpenghubung Berpenghubung

1. Dia makan, dia kenyang

2. Kami tidak setuju, kami protes3. Keadaan di dalam kota kembali

tenang

1. Karena hujan-hujanan, ia menjadi sakit.

2. Daripada menganggur, lebih baik engkau bekerja di kebun

3. Dia pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak

Menurut Ramlan (1987), mengatakan bahwa kalimat majemuk dapat

dikelompokkan dalam empat jenis sebagai berikut:

1. Kalimat Majemuk Setara

Menurut Ambari (1983: 156-157) kalimat majemuk setara ialah kalimat

gabung yang hubungan antara pola-pola kalimat didalamnya seharkat atau sederajat.

Contoh:

a. Ayah berangkat ke kantor. Ibu pergi ke pasar.

b. Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar.

c. Ia pelajar paling pandai di kelasnya. Ia disenangi teman-temannya.

d. Ia pelajar paling pandai di kelasnya, sebab itu disenangi teman-temannya.

Page 20: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang mempunyai dua klausa atau lebih

yang berkedudukan setara. Tidak ada klausa atau pola kalimat yang menduduki suatu

fungsi pada kalimat yang lain. Jadi, tidak ada yang menduduki anak kalimat.

Menurut Ramlan (1987) kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang

hubungan antar unsur-unsurnya setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara terbagi

tiga yaitu:

a. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh sambungan dan, lalu,dan

lagi.

Contoh:

1. Pikiran hanya tumbuh kalau dipergunakan dan akan menjadi

surut kalau dibiarkan menganggur.

2. Saya katakan kepadamu siapa saya, lalu ia mengantarkan

saya melewati hutan semak berduri.

3. Dia rajin lagi pandai

b. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau.

Contoh:

1. Dipukul atau ditampar sama saja sakitnya

c. Kalimat majemuk pertentangan, ditandai oleh kata penghubung tetapi dan

melainkan.

Contoh:

1. Bukan Arif yang main drama itu, tetapi Alam

2. Menabung bukanlah untuk memperkaya diri, melainkan

untuk mmbiasakan diri hidup hemat.

Page 21: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian-

bagiannya dirapatkan. Hal itu terjadi karena kata-kata atau frase dalam bagian-bagian

kalimat itu menduduki fungsi yang sama. Proses perapatan dilakukan dengan cara

menghilangkan salah satu fungsi kalimat yang sama itu.

a. Kalimat majemuk rapatan subyek

Contoh:

Pak Bahrum guru olah raga

S P

Pak Bahrum, ketua pemuda

S P

Pak Bahrum, guru olah raga dan ketua pemuda

S P1 Konj. P2

b. Kalimat majemuk rapatan predikat

Contoh:

Asep pandai bermain basket

S P Pel

Anto pandai bermain basket

S P Pel

Asep dan Anto pandai bermain basket

S ko S2 Konj. P2

c. Kalimat majemuk rapatan keterangan

Contoh:

Dalam liburan nanti saya akan pergi ke Tasikmalaya

Page 22: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

K1 S P K2

Dalam liburan nanti adik akan menengok nenek di Ciamis K1 S P K2

Dalam liburan nanti saya akan pergi ke Tasikmalaya K1 S P K2

Sedangkan adik akan menengok nenek di Ciamis Konj. S P O K3

3. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya

diperluas, sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru,

selain pola yang sudah ada.

Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru disebut

anak kalimat, sedangkan bagian yang tetap atau lebih tinggi kedudukannya disebut

induk kalimat.

Contoh:

a. Kalimat tunggal

Lusiana / menyaksikan / pertunjukan.

b. Kalimat majemuk bertingkat

Lusiana / menyaksikan / siswa-siswa / menari.

Uraian kalimat:

Lusiana = Subjek; menyaksikan = predikat; siswa-siswa - subjek; menari-predikat.

Lusiana menyaksikan = induk kalimat

Siswa-siswa menari = anak kalimat pengganti objek penderita

Ketika saya masih tidur ayah berangkat ke sekolah.

Page 23: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

anak kalimat induk kalimat

Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat

tunggal yang kedudukannya tidak setara atau sederajat yakni yang satu menjadi

bagian yang lain. Proses terjadinya kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal

dari sebuah kalimat tunggal.

Bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat yang tidak

mengalami pergantian/perubahan dinamai induk kalimat sedangkan bagian kalimat

yang majemuk yang berasal dari kalimat tunggal yang sudah mengalami

pergantian/perubahan dinamai anak kalimat.

Menurut Ramlan (1987) kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk

yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat. Salah satu unsurnya ada yang

menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat. Kalimat

majemuk bertingkat antara lain meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

a. Kalimat majemuk hubungan pengandaian yang ditandai oleh kata penghubung

jika, seandainya, dan andaikata.

Contoh:

1. Jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.

2. Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang

sedemikian banyak.

3. Andaikan Dina maju ke pengadilan, perkara ini akan disidangkan.

b. Kalimat majemuk hubungan perbandingan ditandai oleh kata sambung ibarat,

seperti, bagaikan, daripada, dan laksana.

Contoh:

Page 24: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

1. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya seperti dia menyayangi

anak kandungnya.

2. Lebih baik cepat lima menit di sini, daripada terlambat sama sekali.

c. Kalimat majemuk hubungan penyebaban ditandai oleh kata sambung sebab,

karena, dan oleh karena.

Contoh:

1. Borobudur tentu bukan nama resminya, sebab biasanya suatu

bangunan mempunyai nama resmi yang diberikan maknanya dalam

keagamaan.

2. Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.

3. Teori transformasi lahir oleh karena ketidak puasan para linguis muda

terhadap teori struktural.

d. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata sambung sehingga, sampai-

sampai, dan maka.

Contoh:

1. Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.

2. Berjam-jam ia berjalan sampai-sampai kakinya bengkak.

3. Mengenai eksposisinya, dibandingkan dengan museum-museum

Angkatan Perang yang telah saya lihat di Eropa Barat, maka apa yang

saya lihat di Beograd itu adalah yang paling modern.

e. Kalimat majemuk hubungan cara ditandai oleh kata sambung dengan.

Contoh:

Page 25: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

1. Kesebelasan Persib Bandung berhasil mempertahankan

kemenangannya dengan cara memperkokoh pertahanan mereka.

f. Kalimat majemuk hubungan penjelasan ditandai kata sambung bahwa, dan yaitu.

Contoh:

1. Aku baru mengerti hari ini bahwa Dina benar-benar menaruh

perhatian kepadaku.

2. Kebun itu telah disiangi ayah yaitu dengan memangkas dan

membuang pohon-pohon yang tumbuh disekitarnya.

g. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai kata sambung ketika, sewaktu dan

semasa.

Contoh:

1. Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor.

Menurut Darisman (2006) dilihat dari segi bentuknya, kalimat dibedakan

menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat

yang terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat majemuk terdiri dari dua klausa atau

lebih.

Kalimat majemuk bertingkat banyak macamnya, misalnya kalimat majemuk

bertingkat dengan kata hubung sesudah, sebelum, ketika, dan sementara (menyatakan

waktu). Selain itu kalimat majemuk bertingkat dengan kata hubung jika (menyatakan

syarat), sekiranya dan seandainya (menyatakan pengandaian).

Berikut ini contoh kalimat majemuk bertingkat :

a. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata sebelum, sesudah, ketika, dan

sementara (hubungan antar klausanya menyatakan waktu).

Page 26: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Contoh:

1. Sebelum Rima pulang ke rumah, ibu memasak sayur asam.

2. Ayah berangkat ke kantor sesudah sarapan pagi.

3. Ketika liburan tiba, kami pergi ke rumah nenek.

4. Sementara Budi bermain bola, Rima menonton di halaman rumah.

b. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata jika (hubungan antar klausanya

menyatakan syarat).

Contoh:

1. Jika hari tidak hujan, aku akan ke rumahmu.

2. Jika Udin naik kelas, ibu akan membelikannya sepeda.

c. Kalimat majemuk bertingkat menggunakan kata sekiranya dan seandainya

(hubungan antar klausanya menyatakan pengandaian).

Contoh:

1. Seandainya kamu rajib belajar, pasti nilaimu tidak jelek.

2. Sekiranya Rima naik kelas, ibu pasti senang.

4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara dan

kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran, sekurang-kurangnya

dibentuk tiga kalimat tunggal.

Contoh:

a. Pekerjaan ini selesai, ketika ayah datang dari kantor, dan ibu selesai

memasak.

Page 27: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

B. Kerangka Pikir

Dengan memperhatikan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

pada bagian ini diuraikan kerangka pikir yang dapat dijadikan pegangan untuk

menemukan data dan informasi dalam penelitian ini.

Berdasarkan teori, maka ada beberapa hal yang dipandang perlu dijadikan

kerangka berpikir untuk pemecahan “penggunaan kata penghubung” dalam penelitian

ini, antara lain sebagai berikut:

a. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bentuk-bentuk kata,

fungsi dan kegunaannya dalam pembentukan kalimat perlu dicermati.

b. Untuk memahami penggabungan kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk,

sangat diperlukan penggunaan yang benar dan matang, supaya penulis dari

pembentukan kalimat rancu dan sumbang.

c. Guru bahasa Indonesia yang baik dalam pengajaran kata penghubung untuk

membentuk kalimat majemuk harus sesuai dengan Kurikulum KTSP bahasa

Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka kemampuan memahami kata

penghubung digunakan tes objektif sebanyak 20 nomor yang diujikan kepada peserta.

Selanjutnya peneliti menganalisis hasil pekerjaan tersebut sehingga diperoleh suatu

gambaran tentang kemampuan siswa menganalisis penggunaan kata penghubung

dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia.

Berdasarkan hal itu, berikut ini akan diuraikan kerangka pikir yang dijadikan

landasan berpikir peneliti. Kerangka pikir tersebut digambarkan sebagai berikut:

Page 28: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Gambar 1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan masalah, tujuan dan kajian teoritis, maka penulis mengemukakan

hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, yaitu:

“Analisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa

Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

sudah memadai”.

Pengajaran bahasa Indonesia

Evaluasi

Hasil

Analisis

KTSP / Silabus

Kata penghubung dalam kalimat majemuk

Page 29: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha

untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.

Sebagai tempat atau objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah pada siswa

kelas V SD No. 224 Pangia. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2009/2010.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel penelitian

Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang defenisi variabel.

Menurut Sudjana (1986: 23), bahwa variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari

individu, objek, gejala, pristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun

kualitatif. Misalnya: jenis kelamin, motivasi, prestasi dan kepemimpinan.

Sutrisno Hadi (1986: 97), mengatakan, bahwa variabel sebagai gejala yang

bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki,

peremuan, berat badan, karena ada berat badan 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala

adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

Variasi dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel

kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan sebagainya.

Sedangkan contoh variabel kualitatif kemakmuran, kepandaian, dan sebagainya.

Page 30: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Berdasarkan pengertian di atas, variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah variabel tunggal yang bersifat kualitatif, yaitu analisis penggunaan kata

penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224

Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

2. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sebab hanya

mendeskriptifkan atau menggambarkan penganalisisan penggunaan kata penghubung

dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Penggunaan desain deskriptif ini dimulai pada

pengumpulan data, pengolahan data, penganalisian data-data penarikan kesimpulan.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian ini adalah kemampuan menggunakan kata penghubug

dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Oleh karena itu, yang dimaksud analisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia adalah

kemampuan menganalisis penggunaan kata penghubung secara sintaktik dalam

kalimat majemuk setara, rapatan, bertingkat, dan campuran.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (1998:32), populasi adalah keseluruhan subjek peneliti.

Selain itu Said (1998), mengemukakan bahwa populasi adalah sekelompok individu,

objek atau peristiwa yang memiliki sifat-sifat yang sama yang menjadi pusat perhatian

Page 31: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

peneliti. Selanjutnya Enre (1987: 101) Populasi adalah kelompok yang menjadi

sasaran perhatian peneliti dalam usaha memperoleh informasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan yang dapat memberikan informasi atau data tentangsesuatu yang

ada hubungannya dengan yang akan diteliti dengan harapan dapat memberikan

keterangan yang objektif.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Keseluruhan siswa

yaitu kelas I – VI SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yang

berjumlah 93 orang.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

I

II

III

IV

V

VI

6

7

4

5

13

10

4

8

10

9

7

10

10

15

14

14

20

20

Jumlah 45 48 93

2. Sampel

Page 32: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Menurut Arikunto (1998: 33) sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti.

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil keseluruhan sehingga

penelitiannya bersifat penelitian populasi. Mengacu dari pendapat di atas, penulis

menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yakni 20 orang,

yaitu 13 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan

dana dan waktu yang tersedia.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti melakukan

serangkaian penelitian dengan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan

tanya jawab secara langsung atau tatap muka dengan subjek penelitian

(sumbernya).

2. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara

langsung pada objek penelitian.

3. Angket adalah merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan penulis

melalui penyebaran angket kepada karyawan yang menjadi sampel. Angket

ini berisi daftar pertanyaan-pertanyataan tentang identitas responden dan

variabel-variabel penelitian untuk mencari informasi yang lengkap dari

permasalahan yang dibahas.

F. Teknik Analisis Data

Page 33: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Menurut Sudjana, (1986: 66) data yang dikumpulkan dianalisis dengan cara

sebagai berikut:

1. Membuat daftar skor mentah tiap-tiap siswa

2. Membuat distribusi frekuensi dari skor mentah

3. Mengubah skor mentah menjadi nilai berskala 1-10 dengan rumus:

Tolak ukur kemampuan siswa yakni dikatakan mampu apaila 85% sampel

memperoleh nilai 6,5 ke atas, dan dikatakan belum mampu apabila kurang dari 85%

sampel mendapat nilai 6,5 ke bawah.

Jumlah skorJumlah bobot

x 10

Page 34: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Pada bagian ini dibahas secara rinci hasil penelitian tentang analisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V

SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Untuk memudahkan

memahami hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilaksanakan di SD No. 224

Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros perlu memaparkan masalah penelitian

yaitu “Bagaimana penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa

Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros ?”

Pemecahan masalah tersebut, dapat dilihat dari hasil analisis data. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk hasil kuantitatif yaitu gambaran tentang analisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V

SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yang dinyatakan dengan

angka. Dan dalam penelitian kualitatif dibuktikan dengan hasil pembuktian hipotesis.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dan dianalisis secara

deskriptif dengan teknik analisis data. Data yang diolah dan dianalisis adalah data

yang ada pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Skor Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros pada pertemuan ke IV

No. Nama Kode Sampel Skor Nilai yang Diperoleh

1 2 3 41 Asdar 2010/01 17

Page 35: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Rusli

Abrian Wijaya

Hasmawati

Rudianto

Syaripuddin

Anjung Selsa Putri

Fadli

Rahmiyanti

Denil Rahmat

Sahrul

Selviana

Marhaeni

Akbar Arya

Rusdi

2010/02

2010/03

2010/04

2010/05

2010/06

2010/07

2010/08

2010/09

2010/10

2010/11

2010/12

2010/13

2010/14

2010/15

15

13

19

14

16

13

18

15

12

16

14

18

10

15

1 2 3 416

17

18

19

20

A. Egi Renaldi

Jabal Nur

Surianti

A s r i

Irma Dayanti

2010/16

2010/17

2010/18

2010/19

2010/20

14

17

11

15

10

Page 36: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Data pada tabel di atas, memperlihatkan bahwa dari keseluruhan sampel tak

seorang pun memperoleh skor sebagai skor tertinggi. Hanya skor 19 yang dicapai oleh

1 sampel dengan kode sampel 2010/04 skor terendah yaitu 10 dicapai oleh 2 sampel

dengan kode 2010/14 dan 2010/20.

Skor tersebut di atas, dapat dibuatkan daftar ketentuan nilai pada skor yang

dicapai oleh siswa / sampel. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Ketentuan Nilai Skor Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

No. Skor Nilai

1 2 31

2

3

4

5

6

20

19

18

17

16

15

10

9,5

9

8,5

8

7,5

Page 37: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

14

13

12

11

10

9

8

7

6

5

7

6,5

6

5,5

5

4,5

4

3,5

3

2,5

1 2 317

18

19

20

4

3

2

1

2

1,5

1

0,5

Berdasarkan nilai yang tercantum pada tabel di atas, maka dapatlah ditentukan

frekuensi pada setiap nilai yang diperoleh sampel. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Skor Mentah Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Page 38: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

20

19

18

17

16

15

14

0

1

2

2

2

4

3

0

5

10

10

20

15

10

1 2 313

12

11

10

2

1

1

2

10

5

5

10

Jumlah 20 100

Tabel 4.4 Konversi Skor Mentah ke Dalam Nilai Berskala 1-10

Skor Mentah Nilai Persentase Kemampuan Frekuensi Persentase

(%)

1 2 3 4 520

19

18

17

16

15

14

10

9,5

9

8,5

8

7,5

7

100

95

90

85

80

75

70

0

1

2

2

2

4

3

0

5

10

10

10

20

15

Page 39: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

13

12

11

10

6,5

6

5,5

5

65

60

55

50

2

1

1

2

10

5

5

10

Jumlah 20 100

Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang menjadi

sampel, penilaian nilai tertinggi adalah 9,5 dan nilai terendah 5 (tabel 4.4). Diantara

20 sampel, tidak seorang pun yang mampu mengerjakan soal dengan benar sebanyak

20 butir atau 100% (tabel 4.4). Oleh karena itu, tidak seorang sampel mendapat nilai

10. Yang mendapat nilai 9,5 atau 95%, sebanyak 2 sampel atau 5%. Yang mendapat

nilai 8,5 atau 85% sebanyak 2 sampel atau 10%. Yang mendapat nilai 8 atau 80%

sebanyak 2 sampel atau 10%. Yang mendapat nilai 7,5 atau 75% sebanyak 4 sampel

atau 40%. Yang mendapat nilai 7 atau 70% sebanyak 3 sampel atau 15%. Yang

mendapat nilai 6,5 atau 65% sebanyak 2 sampel atau 10%. Yang mendapat nilai 6 atau

60% sebanyak 1 sampel atau 5%. Yang mendapat nilai 5,5 atau 55% tidak ada atau

0%. Dan yang mendapat nilai 5 atau 50% sebanyak 3 sampel atau 15%. Demikian

pula tak seorang pun sampel mendapat skor 1 - 9. Artinya diantara 20 sampel tidak

ada yang menjawab dengan benar 1 - 9 butir soal. Semua sampel menjawab dengan

benar diantara 9 - 19 butir soal.

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel yang mendapat

nilai 6,5 ke atas sebanyak 16 sampel atau 80%, dan sampel yang memperoleh nilai

dibawah 6,5 sebanyak 4 sampel atau 20%.

Page 40: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini diuraikan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh keterangan, bahwa seluruhnya dari jumlah

sampel mampu menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk

bahasa Indonesia dengan tepat. Data menunjukkan dari 20 sampel, 16 sampel yang

memperoleh skor 13 ke atas dengan nilai 6,5 ke atas. Sedangkan selebihnya

memperoleh skor 12 ke bawah, yaitu memperoleh nilai kurang dari 6,5 sebanyak 4

siswa.

Jadi, siswa yang dikatakan mampu menganalisis penggunaan kata penghubung

dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia apabila memperoleh nilai 6,5 ke atas, yang

memperoleh kurang dari 6,5 dikatakan belum mampu. Oleh karena itu, siswa yang

mendapat nilai 6,5 ke atas masih perlu diberi pengayaan agar mereka memiliki

wawasan yang luas tentang pelajaran kata penghubung dalam kalimat majemuk

bahasa Indonesia. Dan yang mendapat nilai kurang dari 6,5 masih perlu diberi

bimbingan dan latihan yang lebih banyak agar mereka lebih terampil menganalisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia dengan tepat.

Hasil pengolahan data dalam penelitian ini diterima. Dengan diterimanya

hipotesis tersebut, maka kesimpulan yang diperoleh adalah “Analisis penggunaan kata

penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224

Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros sudah memadai”. Dengan melihat

standar yang telah ditentukan atau ditetapkan yaitu jika jumlah sampel mencapai 85%

Page 41: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

ke atas mendapat nilai 6,5 ke atas dikatakan mampu, dan jika jumlah sampel 85% ke

bawah mendapat nilai kurang dari 6,5 dikatakan belum mampu.

Page 42: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tabel pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil pelaksanaan penelitian tentang analisis penggunaan kata penghubung dalam

kalimat majemuk bahasa Indonesia, yakni:

1. Hipotesis yang dikemukakan yaitu “Analisis penggunaan kata penghubung dalam

kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros sudah memadai”.

2. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah sampel yang memperoleh nilai 6,5 ke atas

sebanyak 16 sampel atau 80%, dan yang memperoleh nilai kurang dari 6,5

sebanyak 4 sampel atau 20%.

3. Dengan berdasarkan pada tolak ukur kemampuan siswa yakni: siswa dikatakan

mampu apabila mencapai 85% sampel memperoleh nilai 6,5 ke atas, dan dikatakan

belum mampu apabila 85% sampel mendapat nilai kurang dari nilai 6,5 maka

siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

dinyatakan mampu menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk

bahasa Indonesia.

B. Saran

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V SD No. 224

Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros mampu menganalisis penggunaan kata

Page 43: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis

mengemukakan beberapa saran yang sehubungan dengan peningkatan pengajaran

bahasa Indonesia khususnya kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa

Indonesia. Untuk itu disarankan agar:

1. Guru sebaiknya menggunakan metode yang tepat agar siswa mudah menganalisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia.

2. Guru hendaknya memberikan banyak latihan agar siswa dapat memahami betul

bagaimana cara menganalisis penggunaan kata penghubung dalam kalimat

majemuk bahasa Indonesia.

3. Guru sebaiknya menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana cara menganalisis

penggunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia.

Page 44: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung.

Alwi, Hasan, dkk. 1984. Kurikulum 1984 SMP. Jakarta.

------------------- 1989. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

------------------- 1997. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambari, Abdullah. 1983. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktiek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Badudu, J.S. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Bambang dan Negoro. 1975. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Yudhistira.

Chaer, Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Barata Karya Aksara.

Darisman, Muh, dkk. 2006. Mari Belajar Bahasa Indonesia SD Kelas V. Jakarta. Yudhistira.

Hadi, Sutrisno. 1986. Jilid 2, Cetakan 3. Yogyakarta: Fakultas UGM

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Moeliono, Anton M. 1996. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan, M. 1985. Tata Bahasa Indonesia (Penggolongan Kata). Yogyakarta: Balai Pustaka.

-------------- 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Koryono

Risan, Abutami, dkk. 1984. Rangkuman Sari Tata Bahasa Indonesia. Padang: Angsa Raya. Said, Ide. D.M. 1998. Tata Penulisan Skripsi. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang.

Sannang, Ramli. 1988. Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia. Diktat. Ujung Pandang: FPBS IKIP Ujung Pandang.

Sudjana, N. 1986. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Baru.

Suryabrata, Sumadi. 1987. Metodologi Penelitian.Jakarta: Rajawali

Page 45: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD No. 224 Pangia Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)Pertemuan : IStandar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber Kompetensi Dasar : Menulis kata penghubung dalam kalimat majemuk Indikator : Mampu menggunakan kata penghubung tetapi dan atau dalam

kalimat majemuk.Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menulis kata penghubung dalam kalimat majemuk

2. Materi Pembelajaran

Kata penghubung tetapi dan atau

3. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Menemukan sendiri

c. Tanya jawab

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kata penghubung

b. Kegiatan Inti

1. Siswa membetulkan penggunaan kata penghubung yang salah.

2. Siswa melengkapi kalimat dengan kata penghubung tetapi dan atau.

3. Siswa menggabungkan kalimat dengan kata penghubung tetapi dan atau.

4. Siswa membuat kalimat dengan kata penghubung tetapi dan atau.

c. Kegiatan Akhir

1. Pengayaan

2. Guru dan siswa membuat kesimpulan

3. Pemberian tugas / PR

5. Sumber dan Media Pembelajaran

a. Buku paket bahasa Indonesia kelas V SD Penerbit Yudisthira

b. Buku penunjang yang relevan

Page 46: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

6. Penilaian

a. Teknik penilaian : Tes tertulis

b. Bentuk : Unjuk kerja

c. Instrumen

Mengetahui Kepala Sekolah

KASIM, S.PdNIP. 19580803 197910 1 005

Maros, ………………... 2010Guru Mata Pelajaran

R U S N I A

Page 47: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD No. 224 Pangia

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)

Pertemuan : II

Standar Kompetensi : Menulis

Memahami kalimat majemuk bertingkat

Kompetensi Dasar : Menulis kata penghubung karena

Indikator : Mampu menggunakan kata penghubung karena dengan tepat.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat membuat kalimat kata penghubung karena dengan tepat.

2. Materi Pembelajaran

Kata penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat

3. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Menemukan sendiri

c. Tanya jawab

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kata penghubung

b. Kegiatan Inti

1. Siswa membaca kalimat-kalimat yang menggunakan kata penghubung karena.

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan kata penghubung

karena.

3. Siswa menentukan kalimat-kalimat yang bisa dilengkapi dengan kata penghubung

yang menyatakan sebab.

Page 48: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

4. Siswa melengkapi kalimat-kalimat dengan kata penghubung yang menyatakan

sebab.

5. Siswa menulis lima kalimat yang menggunakan kata sebab atau karena.

c. Kegiatan Akhir

1. Pengayaan

2. Guru dan siswa membuat kesimpulan

3. Pemberian tugas / PR

5. Sumber dan Media Pembelajaran

a. Buku paket bahasa Indonesia kelas V SD Penerbit Yudisthira

b. Buku penunjang yang relevan

6. Penilaian

a. Teknik penilaian : Tes tertulis

b. Bentuk : Uraian

c. Instrumen

Mengetahui Kepala Sekolah

KASIM, S.PdNIP. 19580803 197910 1 005

Maros, ………………... 2010Guru Mata Pelajaran

R U S N I A

Page 49: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT

MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS

V SD NO. 224 PANGIA KECAMATAN SIMBANG

KABUPATEN MAROS

Petunjuk Khusus

1. Sebelum menjawab soal-soal di bawah ini, siswa diharapkan menulis identitas

pada sudut kanan atas : Nama, dan Nomor kode sampel.

2. Siswa tidak dibenarkan bekerja sama dalam menjawab soal-soal berikut.

Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda.

3. Soal yang kurang jelas hanya dapat ditanyakan pada pengawas, tidak dibenarkan

bertanya kepada sesame teman anda.

4. Butir-butir dibawah ini dimaksudkan untuk menganalisis penggunaan kata

penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224

Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

5. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.

Soal

1. Manakah pemakaian kata penghubung karena yang tepat pada kalimat berikut ini ?

a. Karena sibuk, ia lupa makan

b. Sifat angkuhnya baru berkurang karena ia mengalam kepahitan hidup

bertahun-tahun.

c. Usaha dagangnya lancer sejak ia beristri dua

d. Hukuman sangat berat, karena tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar

Page 50: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

2. Dia tidak pergi ke sekolah ….. sakit. Kata penghubung yang paling tepat untuk

melengkapi kalimat di atas adalah …

a. Sebab c. Karena

b. Tetapi d. dan

3. ……….. modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh

kredit. Kata penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas

adalah …

a. Sehingga c. Seandainya

b. Karena d. Supaya

4. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tepat pada kalimat berikut ini ?

a. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca

b. Hatinya telah demikian kesar tetapi tak tahu lagi apa yang mesti ia kerjakan.

c. Orang tuanya terpaksa mencari pekerjaan tambahan, tetapi penghasilannya

tidak cukup.

d. Lekaslah pulang agar supaya ibumu tidak marah.

5. Manakah pemakaian kata penghubung tetapi yang tidak tepat pada kalimat berikut

ini ?

a. Banyak yang bisa kakek ceritakan padamu, tetapi akan kakek ceritakan yang

paling berkesan.

b. Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja.

c. Yang kita cari adalah hotel yang sederhana tetapi bersih.

d. Saya sedang mandi tetapi dia datang.

6. Hari sudah siang

Page 51: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Amin belum bangun

Untuk menggabungkan kalimat majemuk setara di atas menggunakan kata

penghubung …

a. Dan b. Melainkan c. tetapi d. karena

7. Kami akan berangkat hari Sabtu ……. Minggu. Kata penghubung yang paling

tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah ….

a. Karena b. Sebab c. atau d. dan

8. Penggunaan kata penghubung atau yang tepat pada kalimat di bawah ini adalah …

a. Adik menyanyi atau saya menari

b. Tulisan anak itu bersih atau jelas

c. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan

d. Mereka sedang belajar atau mereka sedang ngobrol

9. Adiknya rajin belajar …. Ia sendiri malas belajar. Kata penghubung yang paling

tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah ….

a. Tetapi b. Sebelum c. Karena d. Bila

10. Aku yang datang ke rumahmu …. Kamu yang datang ke rumahku. Kata

penghubung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …

a. Karena b. Tetapi c. Sebab d. Atau

11. Kata penghubung yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah ….

a. Bayu mengatakan “saya pergi kemarin”

b. Pikiran hanya tumbuh kalau dipergunakan dan akan menjadi surut kalau

dibiarkan menganggur.

c. Apa pekerjaan ayah Yuni ?

Page 52: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

d. Anak itu bermain laying-layang

12. Kata penghubung dan yang tepat pada kalimat majemuk setara di bawah ini adalah

a. Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar

b. Mereka sedang belajar dan mereka sedang ngobrol

c. Lekaslah pulang dan ibumu tidak marah

d. Makanlah obat ini agar sakit anda lekas sembuh

13. Manakah pemakaian kata penghubung yang benar pada kalimat berikut ….

a. Dia mencari saya dengan adik saya

b. Dia mencari saya dan adik saya

c. Dia mencari saya lalu adik saya

d. Dia mencari saya kemudian adik saya

14. Menabung bukanlah untuk memperkaya diri, ….. untuk membiasakan diri hidup

hemat. Kata penghuung yang paling tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah

….

a. Dan b. Sebab c. Melainkan d. Atau

15. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya.

Dia menyayangi anak kandungnya.

Penggabungan yang tepat pada kalimat di atas adalah …

a. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, seperti dia menyayangi anak

kandungnya.

b. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, tetapi dia menyayangi anak

kandungnya.

Page 53: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

c. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, kemudian dia menyayangi anak

kandungnya.

d. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya, dan dia menyayangi anak

kandungnya.

16. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan pengandaian menggunakan kata

penghubung ….

a. Biarpun engkau sakit, engkau tak pernah menangis

b. Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang

sedemikian banyak.

c. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya.

d. Angin bertiup, hujan pun turun.

17. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan waktu menggunakan kata

penghubung ….

a. Tulisan anak itu bersih lagi jelas

b. Ia kaya serta baik hati

c. Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor

d. Mukanya pucat seperti bulan kesiangan

18. Kalimat di bawah ini menggunakan kata penghubung yang menyatakan waktu,

kecuali ….

a. Ketika ia datang, saya berangkat

b. Ia datang ketika saya berangkat

c. Usaha dagangnya lancer sejak ia beristri dua

d. Ia pandai, bahkan terpandai dalam kelasnya

Page 54: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

19. Kalimat berikut menggunakan kata penghubung yang tidak menyatakan

perlawanan adalah ….

a. Adiknya rajin belajar, tetapi ia sendiri malas belajar

b. Hukuman sangat berat, tetapi tampaknya pengedar narkotik itu tidak gentar.

c. Dia bukan pelajar SD No. 224 Pangia, melainkan pelajar SDN No.5 Samanggi.

d. Walaupun hari hujan, ia berangkat juga ke kantor

20. Badannya kurus ….. mukanya sangat pucar. Untuk mengisi titik-titik yang tepat

adalah …

a. Dan b. Lagi c. Ketika d. Seperti

KUNCI JAWABAN

1. A 11. B

2. C 12. A

3. B 13. B

4. A 14. C

5. D 15. A

6. C 16. B

7. C 17. C

Page 55: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

8. D 18. D

9. A 18. D

10. D 20. A

Page 56: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat

Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros”

Atas nama mahasiswa:

Nama : RUSNIA

Nim : 0620717013

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, telah memenuhi persyaratan untuk diujikan

Maros, Juli 2010

Pembimbing I

M. Nurdin, S.Pd., M.Si

Pembimbing II

Drs. H. A. M. Arifin Ali, M.Hum

Mengetahui, Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Yayasan Perguruan Islam Maros (STKIP-YAPIM)

Prof. Dr. H. Kaharuddin, M.HumNip. 19591231 198703 1 020

Page 57: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

SD NO. 224 PANGIA KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Yayasan Perguruan Islam Maros untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

R U S N I A 06.20717.013

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

2010 ANALISIS PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT

MAJEMUK BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NO. 224 PANGIA KECAMATAN SIMBANG

KABUPATEN MAROS

Page 58: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

SKRIPSI

R U S N I A NIM. 0620717013

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

2010 ABSTRAK

RUSNIA, 2010. Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. (dibimbing oleh M. Nurdin dan H. A. M. Arifin Ali)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui tes dan teknik analisis data. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang lengkap dan seksama tentang kemampuan menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Populasi penelitian ialah siswa kelas V SD No. 224

Page 59: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Pangia yang berjumlah 93 siswa. Siswa yang menjadi sampel sebanyak 20 siswa. Pengambilan data yang digunakan adalah tes hasil belajar sebagai instrumen penelitian dalam bentuk obyektifitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 6,5 keatas sebanyak 16 siswa atau 80%, dan yang memperoleh nilai kurang dari 6,5 sebanyak 4 siswa atau 20%. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, maka hipotesis diterima atau dengan kata lain kemampuan menggunakan kata penghubung dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia siswa kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros sudah memadai.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

taufik-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah

direncanakan. Skripsi ini berjudul Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam

Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros.

Penulisan skripsi ini selain memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan Bahasa dan Seni pada Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yapim Maros, juga merupakan salah satu

tolak ukur bagi identitas penulis, baik sebagai insan akademis dalam rangka

Page 60: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

memenuhi tuntutan Tridarma Perguruan Tinggi terlebih lagi sebagai insan sosial yang

menjadi abdi masyarakat negara dan agama.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak terutama dari M. Nurdin, S.Pd., M.Si, dan Drs. H. A. M. Arifin Ali, M.Hum.,

sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II, yang dengan penuh ketulusan telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbngan, saran dan dorongan sejak

penyusunan proposal hingga menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, pada

kesempatan ini dengan rasa rendah diri penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, tak lupa penulis

ucapkan kepada :

Drs. H. M. Ikram Idrus, Ketua Yayasan Perguruan Islam Maros, yang telah

mengasuh dan membina perguruan tinggi secara baik, sehingga para mahasiswa

termasuk penulis dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

Prof. Dr. H. Kaharuddin, M.Hum., Ketua STKIP Yapim Maros yang telah

memberikan pengantar untuk mengadakan penelitian pada SD No. 224 Pangia

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dan Kepala SD No. 224

Pangia yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada sekolah yang

dipimpinnya. Dosen STKIP Yapim Maros yang telah mendidik dan membekali ilmu

pengetahuan kepada penulis.

Page 61: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

Teristimewa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Ayahanda Rudi dan Ibunda Kartini, serta sahabat yang telah

memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa untuk kesuksesan penulis.

Harapan penulis, semoga segala bantuan, dorongan, bimbingan dan

pengorbanan yang diberikan oleh berbagai pihak, semoga mendapat ridho dari Allah

SWT, dan mendapatkan berkah dan amal yang setimpal. Amin.

Maros,

Juli 2010 RusniaDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTO iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

Page 62: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

A. Tinjauan Pustaka 7

B. Kerangka Pikir 33

C. Hipotesis 34

BAB III METODE PENELITIAN 6

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 6

B. Variabel dan Desain Penelitian 6

C. Defenisi Operasional Variabel 37

D. Populasi dan Sampel 38

E. Teknik Pengumpulan Data 40

F. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN 42

A. Hasil Penelitian 42

B. Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

A. Kesimpulan 51

B. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 63: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Keadaan Populasi Penelitian 39

4.1 Skor Analisis Penggunaan Kata Penghubung dalam Kalimat 43Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 PangiaKecamatan Simbang Kabupaten Maros pada Pertemuan IV

4.2 Ketentuan Nilai Skor Analisis Penggunaan Kata Penghubung 45dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Penggunaan Kata Penghubung 46dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

4.4 Konversi Skor Mentah ke dalam Nilai Berskala 1 - 10 47

Page 64: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II 57

3. Instrumen Penelitian 59

4. Kunci Jawaban 66

5. Permohonan Izin Penelitian

6. Surat Izin Penelitian

7. Surat Keterangan Penelitian

Page 65: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

MOTO

“Setiap masalah pasti ada titik penyelesaiannya. Oleh karena itu, janganlah jadikan masalah sebagai kendala tetapi jadikanlah motivasi untuk mencapai keberhasilan”

Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta sebagai ungkapan terima kasih yang terwujud dalam segala pengorbanan dan jerih payah

selama ini menyertai dalam pengabdian.

Page 66: CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANG Web viewS P O K3. 3. Kalimat Majemuk ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran . Kegiatan Awal . Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

PEMERINTAH KABUPATEN MAROSDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SIMBANGSEKOLAH DASAR NO. 224 PANGIA

Alamat : Pangia

SURAT KETERANGAN No. 421.2/04/SD.224/SBG/2010

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SD No. 224 Pangia, Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan, menerangkan bahwa :

Nama : RUSNIA

NIM : 06 20717 013

Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Adalah benar telah melakukan penelitian di SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS

PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS V SD NO. 224 PANGIA KECAMATAN SIMBANG

KABUPATEN MAROS”, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2010.

Demikian Surat Keterangan ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : PangiaTanggal : 01 Juli 2010

Kepala Sekolah

K A S I M, S.PdNIP. 19580803 197910 1 005