bulletin al manar post edisi 14 agustus 2015
DESCRIPTION
Edisi HUT RI Ke-70TRANSCRIPT
Online : www.almanarpost.com | [email protected] | Phone: 0852 9619 0093
Edisi V/ Jum‟at, 14 Agustus 2015
Sejarah, Peran Dan Perkembangan Pesantren Pesantren Dimasa Awal Islam Terdapat kesepakatan diantara ahli sejarah Islam yang menyatakan bahwa pendiri
pesantren pertama adalah dari kalangan Walisongo, namun terdapat perbedaan pen-
dapat mengenai siapa dari mereka yg pertama kali mendirikannya. Ada yg meng-
ganggap bahwa Maulana Malik Ibrahim-lah pendiri pesantren pertama, adapula yg
menganggap Sunan Ampel, bahkan ada pula yg menyatakan pendiri pesantren per-
tama adalah Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Akan tetapi pendapat terkuat
adalah pendapat pertama.
Sedang mengenai pendapat yang menyatakan pesantren paling tua adalah pesantren
Tegalsari Ponorogo maka hal tersebut tidak sampai menafikan hal yg kami sebutkan
diatas. Karena yang dimaksud adalah pendirian dan pelembagaan pesantren pertama
kali.
Peran dan pengaruh pesantren pada masa ini sangatlah kuat. Dimulai dengan Mau-
lana Malik ibrahim, beliau mendirikan pesantren guna mempersiapkan kader-kader
terdidik untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan agama islam.
Kemudian datang Sunan Ampel atau Raden Rahmat ia mendirikan pesantren di
daerah rawa-rawa pemberian Majapahit. Pesantren tersebut merupakan sentra pen-
didikan yang sangat berpengaruh di nusantara bahkan mancanegara. Diantara murid
-murid beliau adalah Sunan Giri yang mendirikan pesantren Giri Kedaton, beliau
juga merupakan penasehat dan panglima militer ketika Raden Patah melepaskan
diri dari Majapahit. Keahlian beliau dalam fiqh menyebabkan beliau diangkat men-
jadi mufti setanah Jawa.
Diantara murid beliau adalah Raden Patah raja pertama kerajaan demak yang juga
putra raja terakhir Majapahit Prabu Brawijaya v. Kerajaan Demak merupakan kera-
jaan Islam pertama di Jawa yg dibimbing oleh para Walisongo. Pada masa Raden
Patah pula kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi ke Malaka yg dipimpim Adipati
Unus untuk merebut selat Malaka dari tangan Setelah itu muncul pula pesantren-
pesantren lain yang mengajarkan ilmu agama di berbagai bidang berdasarkan kitab-
kitab salaf.
Dan jika kita teliti tentang sisilsilah ilmu para Walisongo, kita akan menemukan
bahwa kebanyakan sisilsilahnya akan sampai pada Sunan Ampel. Sebut saja Sunan
Kalijaga, belia adalah murid Sunan Bonang yg merupakan Putra Sunan Ampel. Be-
gitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga. Mereka
semua ini punya jasa yang sangat dalam penyebaran agama islam.
Jas Merah Setiap bangsa pasti memiliki sejarahnya
sendiri. Tetapi hanya sebagian kecil dari se-
luruh bangsa di dunia ini yang mengerti dan
memahami sejarahnya. Oleh karena itu,
kesadaran sejarah pada suatu masyarakat hen-
daknya mendapat perhatian, sehingga masing
– masing individu dalam suatu masyarakat
sadar dan memahami akan perjalanan sejarah
bangsanya sendiri.
Kesadaran sejarah merupakan suatu dimensi
historis, dimensi itu memuat konsepsi waktu
yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh
manusia yang berbudaya, karena hanya manu-
sia yang bebudayalah yang dapat mengenal
waktu, baik waktu yang obyektif maupun
subyektif. Waktu yang obyektif adalah waktu
yang dapat didasari bersama dan dapat diakui
oleh orang lain. Sedangkan waktu subyektif
adalah waktu yang bersifat internal dan di
pengaruhi oleh emosi.
Peristiwa – peristiwa atau kejadian yang di-
alami oleh suatu masyarakat atau suatu bang-
sa di masa lampau merupakan pengalaman
sejarah yang sangat penting dan berharga bagi
bangsa tersebut. Bahkan tokoh – tokoh
masyarakat menganjurkan kepada kita untuk
belajar dari masa lampau, agar dapat me-
nyongsong keberhasilan di masa kemudian
hari. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno dalam salah satu pidatonya ber-
pesan pada seluruh rakyat Indonesia agar
“Jangan sekali – sekali melupakan se-
jarah”, dan selanjutnya lebih dikenal dengan
sebutan “Jas Merah”.
Salam Redaksi
2 www.almanarpost.com HISTORI
Begitulah pesantren pada masa Walisongo, ia digunakan sebagai tempat
menimba ilmu sekaligus untuk menempa para santri guna menyebar-
luaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna
disebarkan keseluruh nusantara. Dan hasilnya bisa kita lihat sendiri,
Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan bahkan bukan hanya
itu jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak di dunia.
Setelah itu muncul pula pesantren-pesantren lain yang
mengajarkan ilmu agama diberbagai bidang berdasarkan kitab-kitab
salaf.
Pesantren Dimasa Penjajahan Pada masa penjajan belanda pesantren mengalami ujian dan cobaan dari
Allah, pesantren harus berhadapan dengan dengan Belanda yang sangat
membatasi ruang gerak pesantren dikarenakan kekuatiran Belanda akan
hilangnya kekuasaan mereka.
Sejak perjanjian Giyanti, pendidikan dan perkembangan pesantren di-
batasi oleh Belanda. Belanda bahkan menetapkan resolusi pada tahun
1825 yg membatasi jumlah jamaah haji. Selain itu belanda juga mem-
batasi kontak atau hubungan orang islam indonesia dengan negara-
negara islam yang lain. Hal-hal ini akhirnya membuat pertumbuhan dan
pekembangan Islam menjadi tersendat.
Perlu diketahui, bahwa walaupun Walisongo berhasil mengis-
lamisai sebagian besar wilayah nusantara, namun banyak atau bahkan
sebagian besar dari mereka keislamannya belum sempurna. Hal ini dapat
dibuktikan dalam masa sekarang pun terdapat masyarakat yg rajin sholat
puasa dan sebagainya akan tetapi mereka masih mempercayai ke-
percayaan mistik animisme warisan nenek moyang mereka. Sebagian
lagi dari mereka cuma mengenal islam melalui shalat puasa, larangan
memakan daging babi, tradisi sunat saja tanpa mengenal yang lainnya.
Dan pada masa penjajahan belanda proses kelanjutan dari pengislaman
ini terhambat dan tersendat oleh ulah penjajah Belanda.
Sebagai respon atas penindasan belanda, kaum santri pun men-
gadakan perlawanan. Menurut Clifford Geertz, antara 1820-1880, telah
terjadi pemberontakan besar kaum santri di Indonesia yaitu :
1. Pemberontakan kaum padri di sumatra dipimpin oleh Imam Bonjol
2. Pemberontakan Diponegoro di Jawa
3. Pemberontakan Banten akibat aksi tanam paksa yang dilakukan bel-
anda
4. Pemberontakan di Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teu-
ku Umar dan Teuku Chik Di Tiro.
Pada akhir abad ke19 segera setelah Belanda mencabut resolusi yang
membatasi jamaah haji, jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Hal
ini menyebabkan tersedianya guru-guru pengajar islam dalam jumlah
yang berlipat-lipat yang dengan demikian ikut meningkatkan jumlah
pesantren. Karena seperti hal yang kita ketahui, para jamaah haji pada
waktu itu selain berniat untuk haji mereka juga sekalian untuk menuntut
ilmu, dan ketika mereka kembali ke Indonesia mereka mengembangkan
ilmunya dan menyebarluaskanya.
Pada masa inilah banyak muncul ulama-ulama indonesia yg
berkualitas internasional seperti Syekh Ahmad Khatib Assambasi, Sy-
ekh Nawawi Albantani, Syeh Mahfudz At-Tarmisi, Syeh Abdul Karim
dll. Yang kepada mereka lah intisab keilmuan kyai-kyai Indonesia ber-
temu.
Awal abad 20 atas usul Snouck Hurgronje Belanda membuka
sekolah-sekolah bersistem pendidikan barat guna menyaingi pesantren.
Tujuannya adalah untuk memperluas pengaruh pemerintahan Belanda
dengan asumsi masa depan penjajahan Belanda bergantung pada pen-
yatuan wilayah tersebut dengan kebudayaan Belanda.
Sekolah-sekolah ini hanya diperuntukkan bagi kalangan
ningrat dan priyayi saja dengan tujuan westernisasi ka-
langan ningrat dan priyayi secara umum. Kelak sebagai
akibat dari sekolah model belanda ini adalah munculnya
golongan nasionalis sekuler yang kebanyakan berasal
dari kalangan priyayi.
Sebagai respon atas usaha Belanda tersebut para kyai
pun mendirikan sistem madrasah yang diadopsi dari
madrasah-madrasah yang mereka temukan ketika
menuntut ilmu di makkah. Selain itu pesantren juga mu-
lai mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti matematika,
ilmu bumi, bahasa Indonesia, bahkan bahasa Belanda,
yg dipelopori oleh pesantren Tebu Ireng pada tahun
1920. Selain itu para kyai juga mulai membuka pe-
santren-pesantren khusus bagi kaum wanita.
Hasilnya sungguh memuaskan pondok pesantren se-
makin diminati. Dalam tahun 1920-1930 jumlahpe-
santren dan santri-santrinya melonjak berlipat ganda dari
ratusan menjadi ribuan santri.
Pada kurun waktu awal 1900-san inilah lahir organisasi-
organisasi islam yang didirikan kalangan santri. Sebut
saja SI yang didirikan Hos Cokroaminoto dan H. Sa-
manhudi, NU yg didirikan KH Hasyim Asy‟ari, Mu-
hammadiyyah yg dirikan KH Ahmad Dahlan, PERSIS
(persatuan islam) dll. Yang kesemuanya berjuang mene-
gakkan agama Islam dan berusaha membebaskan Indo-
nesia dari cengkeraman Belanda.
Pada masa penjajahan Jepang untuk menyatukan
langkah, visi dan misi demi meraih tujuan, organisasi-
organisasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama
Masyumi (majlis syuro muslimin indonesia).
Pada masa Jepang ini pula kita saksikan perjuangan KH
Hasyim Asy‟ari beserta kalangan santri menentang ke-
bijakan kufur Jepang yang memerintahkan setiap orang
pada jam 07:00 untuk menghadap arah Tokyo menghor-
mati kaisar Jepang yg dianggap keturunan dewa mataha-
ri sehingga beliau ditangkap dan dipenjara 8 bulan.
Menjelang kemerdekaan kaum santri pun terlibat dalam
penyusunan undang-undang dan anggaran dasar relu-
blik Indonesia yang diantaranya melahirkan piagam
Jakarta. Namun oleh golongan nasioalis sekuler piagam
jakarta tersebut dihilangkan sehingga kandaslah impian
mendirikan negara Islam Indonesia.
KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syamsuri
3 www.almanarpost.com
Periode Kemerdekaan
Pada masa awal-awal ke-
merdekaan kalangan santri
turut berjuang memper-
tahankan kemerdekaan
Indonesia. KH Hasyim
Asyari waktu itu menge-
luarkan fatwa wajib
hukumnya mempertahan-
kan kemerdekaan
Fatwa tersebut disambut
positif oleh umat islam
sehingga membuat arek-
arek Surabaya dengan
dikomandoi Bung Tomo
dengan semboyan “Allahhu akbar!! Merdeka atau mati” tidak gentar
menghadapi Inggris dengan segala persenjataanya pada tanggal 10
November. Deperkirakan 10000 orang tewas pada waktu itu namun
hasilnya, Inggris gagal menduduki Surabaya.
Setelah perang kemerdekaan pesantren mengalami ujian kembali
dikarenakan pemerintahan sekuler Soekarno melakukan penyeragaman
atau pemusatan pendidikan nasional yang tentu saja masih menganut
sistem barat ala Snouck Hurgronje.
Akibatnya pengaruh pesantren pun mulai menurun, jumlah pesantren
berkurang, hanya pesantren besar yg mampu bertahan. Hal ini dikare-
nakan pemerintah mengembangkan sekolah umum sebanyak-
banyaknya. Berbeda pada masa Belanda yang terkhusus untuk ka-
langan tertentu saja dan disamping itu jabatan-jabatan dalam admin-
istrasi modern hanya terbuka luas bagi orang-orang bersekolah
disekolah tersebut.
Pada pada Soekarno pula pesantren harus berhadapan dengan kaum
komunis. Banyak sekali pertikain ditingkat bawah yg melibatkan ka-
langan santri dan kaum komunis. Sampai pada puncaknya setelah peri-
stiwa G30s PKI, kalangan santri bersama TNI dan segenap komponen
yg menentang komunisme memberangus habis komunisme di indone-
sia. Diperkirakan 500000rb nyawa komunis melayang akibat peristiwa
ini, kepala seorang komunis dipajang disepanjang rel kereta api ma-
lang. Peristiwa ini bisa dibilang merupakan chaos paling berdarah di
replubik ini namun hasilnya komunisme akhirnya lenyap dari Indone-
sia.
Biarpun demikian dengan jasa yang demikian besarnya pemerintahan
Soeharto seolah tidak mengakui jasa pesantren. Soeharto masih mene-
ruskan lakon pendahulunya yang tidak mengakui pendidikan ala pe-
santren. Kalangan santri dianggap manusia kelas dua yang tidak dapat
melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi dan tidak bisa diterima
menjadi pegawai-pegawai pemerintah. Agaknya hal ini memang sen-
gaja direncanakan secara sistematis untuk menjauhkan orang-orang
islam dari struktur pemerintahan guna melanggengkan ideologi seku-
ler.
Namun demikian pesantren pada kedua orde tersebut tetap mampu
menelorkan orang-orang hebat yang menjadi orang-orang penting di
negara kita seperti KH Wahid Hasyim, M Nastir, Buya Hamka, Mukti
Ali, KH Saifuddin Zuhri dll.
Sumber : taimullah.wordpress.com
HISTORI
Pesantren dilahirkan atas dasar kewajiban dakwah
Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengem-
bangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-
kader ulama atau da‟i
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya
adalah “tempat belajar para santri”, sedangkan
pondok berarti rumah atau tempat tinggal seder-
hana yang terbuat dari bambu. Di samping itu
pondok juga berasal dari bahasa arab “funduq”
yang berarti hotel atau asrama.
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh
kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pen-
didikan lanjutan. Namun demikian, faktor guru
yang memenuhi persyaratan keilmuan yang diper-
lukan sangat menentukan tumbuhnya suatu pe-
santren. Pada umumnya, berdirinya suatu pe-
santren ini diawali dari pengakuan masyarakat
akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang
guru atau kyai. Karena keinginan menuntut ilmu
dari guru atau kyai tersebut, masyarakat sekitar
bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk
belajar. Kemudian mereka membangun tempat
tinggal yang sederhana di sekitar tempat tinggal
guru tersebut.
KH. Hasyim Asy'ari Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari peran dan pejuangan pesantren. Sejak
masa awal kedatangan Islam, terutama pa-
da masa walisongo hingga masa penjaja-
han belanda,masa kemerdekan hingga kini,
persantren telah menyumbang sejuta jasa
yg tak ternilai harganya bagi Indonesia
terutama kepada pengembangan
agama Islam.
4 www.almanarpost.com KAMPUS
Apel Tahunan Pesantren Modern Al Manar Tahun 2015
Sulaiman Abda: Bermimpi dan Berdoalah Kalian !
Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda memimpin apel
tahunan di Pesantren Al Manar, Cot Iri, Aceh Besar,
Minggu, 9 Agustus 2015.
Dalam apel tersebut, Sulaiman Abda menyertakan sepotong
doa yang mengandung cita-cita menjadi pemimpin, “Ya
Allah, izinkan saya menjadi Gubernur Aceh.”
Lebih lanjut, Sulaiman Abda menyatakan tidak ada yang
salah untuk menjadi Gubernur Aceh atau menjadi yang
lainnya. Semua orang boleh memiliki cita-cita, termasuk cita
-cita menjadi pemimpin.
“Silahkan saja. Tidak ada yang larang. Regenerasi adalah
hal yang wajar dan pasti terjadi,” tegas Sulaiman Abda.
Dalam amanatnya, Sulaiman Abda, juga menegaskan bahwa
pesantren bukan pendidikan kelas dua. Pesantren sejajar
dengan dunia pendidikan lainnya, dan bahkan bagi Aceh
posisi pesantren bisa lebih utama karena Aceh adalah daerah
khusus dan istimewa.
“Percayalah, pesantren sama kedudukannya dengan sekolah lain dan Pemerintah Aceh mendudukkan semua dunia pen-
didikan sama,” tegas Sulaiman Abda disambut tepuk tangan 450 santri
yang sedang mengikuti upacara.
Kepada para santri yang berasal dari berbagai daerah di Aceh, Sulaiman
Abda mengajak untuk belajar secara sungguh-sungguh. Sulaiman Abda
juga meminta kepada santri, guru, dan orangtua untuk membentengi diri
dari narkoba.
“Saat ini, kita sedang dikepung oleh serangan kejahatan narkoba. Karena
itu, mari kita sama-sama menjaga diri kita agar Aceh juga terjaga dari ke-
jahatan narkoba,” ajak Sulaiman Abda.
Menurut Sulaiman Abda, jika semua belajar dengan tekun, niscaya semua
akan menjadi orang-orang yang berguna bagi Aceh. Belajar, menurut
Sulaiman Abda, adalah bagian dari usaha untuk mencapai cita-cita. Semua
orang harus berusaha untuk mewujudkan cita-citanya. Usaha, menurut
Sulaiman Abda mesti diiringi dengan doa.
“Berdoalah, termasuk berdoa untuk jadi Bupati atau Gubernur Aceh
atau cita-cita lainnya agar usaha kita lengkap baik di tingkat daerah
maupun di nasional. Semua karena ridha Allah SWT,” kata Sulaiman
Abda.
Turut Dihadiri oleh Beberapa Tokoh Masyarakat
Pada Apel Tahunan kali ini juga turut dihadiri oleh Ketua Yayasan
Bungong Jeumpa, H. Azhar Manyan yang didampingi oleh salah satu Pen-
gurus Yayasan, H. Rusli Muhammad, mantan Bupati Aceh Besar dan be-
berapa tokoh masyarakat diantaranya ; Wakil Ketua DPRK Aceh Besar,
Anshari Muhammad, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh, Drs. Zulkifli Hasan, MM, Mantan Camat Krueng Barona dan
Muspika , Muspida Kecamatan Krueng Barona Jaya.
Pada acara ini juga disguhkan beberapa penampilan dari santri yaitu, kepramukaan, Rapa‟I Geleng, Parade Olahraga dan Atraksi
Pencak Silat. Dengan acara ini membuat para penonton sedikt rileks mengkitu apel tahunan yang berlansung selama 1 jam ini.
Penonton yang hadir menurut pantauan almanarpost.com kurang lebih sekitar 500 orang yang terdiri dari wali santri dan tamu un-
dangan.
Pengasuhan Santri Bacakan Tatib Santri
Al Manar | Bagian Pengasuhan Santri Pesantren Modern Al Manar
membacakan tata tertib santri kepada seluruh santri di mesjid jami‟ Al
Manar, dan sedangkan santri putrinya dilaksanakan di asrama yang di-
bacakan oleh bagian pengasuhan putri, Sabtu, (1/8).
Pembacaan tatib santri ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru,
agar para santri selalu teringat guna menjalani kehidupan di pesantren
secara berdisiplin.
Kepala Bagian Pengasuhan Santri, Ust. Samsul Bahri, Lc, M.Sh menga-
takan bahwa kegiatan ini juga bagian dari sosialisasi disiplin-disiplin
pesantren untuk santri baru. dan selanjutnya santri baru ini akan dibina
dalam kesehariannya secara perlahan-lahan.
Karena menurut beliau, bagi santri baru masih sangat awam menjalani
kehidupan yang berdisiplin mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
” para santri baru ini kita perkenalkan secara perlahan dulu, karena un-
tuk mengubah sesuatu yang tidak terbiasa dilakukan membutuhkan
waktu”. ujarnya.
Sejak kedatangan santri baru pada 26 Juli yang lalu bagian pengasuhan
santri sudah mulai bergerak memperkenalkan disiplin kepada santri
baru ini, mulai dari disiplin asrama hingga disiplin di mesjid.
Selain adanya sosialisasi disiplin dari bagian pengasuhan, santri baru ini
juga melihat kegiatan berdisiplin santri lama, sehingga mereka sedikit
demi sedikit mengikutinya.
Pengasuhan santri sendiri berperan sebagai produsen yang meramu dan
melaksanakan program kegiatan para santri dan penghuni pesantren,
program, kegiatan dan sistem yang sesuai dengan kurikulum pendidi-
kan pesantren guna pembentukan pribadi/karakter santri untuk mencip-
takan lingkungan bermoral dan berakhlaqul karimah sebagai dasar lan-
dasan utama intelektualitas.
Program kegiatan yang dibidangi pengasuhan santri ini meliputi seluruh
kegiatan diluar ruang Kegiatan Belajar Mengajar(KBM), dari bangun
tidur sampai tidur lagi semua aktifitas santri berada dalam pengawasan
dan setting program hariannya. Karena pada prinsipnya, program ter-
susun temporer, harian, mingguan, bulanan dan tahunan, serta tereval-
uasi secara berkala.
Apa itu kegiatan Khutbatul „Arsy?
Pekan perkenalan adalah kegiatan mengenalkan pesantren
kepada masyarakat pesantren baik masyarakat yang baru
saja menghirup udara di pesantren maupun yang sudah
lama, supaya mereka lebih mengenal kembali, memahami
kembali dan menjiwai kembali jiwa-jiwa pesantren.
Yang dalam kegiatan tersebut di isi salah satunya dengan
Khutbatul Arsy, menurut istilah bahasa dari definisi terse-
but adalah Khutbah yang dilaksanakan di atas langit,
artinya yang berkhutbah di atas langit, yang mendengarkan
di atas langit, kenapa? Karena yang disampaikan tentang
nilai-nilai pesantren, jiwa-jiwa pesantren yang di dalamnya
di dasari oleh Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Artinya, kegiatan
ini sangat mulia, memberikan bekal kepada santri tentang
kehidupan pesantren , arti perjuangan, arti kehidupan dan
arti keilmuan.
Mengenal dan memahami orientasi pesantren sangat pent-
ing bagi seluruh santri , pemahaman dan pengenalan tidak
cukup sekali, tapi harus dilakukan berkali-kali guna meng-
ingatkan semua pada khitah awal pendirian pesantren.
Dan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran
baru oleh pesatren-pesantren, khususnya pesantren mod-
ern, seperti Pesantren Darussalam Gontor.
Dalam menghadapi tahun ajaran baru dan santri baru Pe-
santren selalu menghadirkan berbagai macam kegiatan,
mulai dari porseni, Kuliah umum tentang pesantren ,
Pengenalan hymne pesantren, LKBB, dan lomba-lomba
olahraga dan seni lainnya. dan semua kegiatan ini ter-
angkum dalam satu paket yaitu, Pekan Perkenal Khutaba-
tul 'Arsy yang diakhiri dengan Apel Tahunan.
Dan semua kegiatan diatas bagian dari pada orientasi
pengenalan pesantren atau dikenal istilah OSPEK. dan
setelah melewati semua kegiatan Pekan Khutbatul 'Arsy ini
semua santri mulai fokus pada kegiatan belajar mengajar
formal dalam kelas.
5 www.almanarpost.com KAMPUS
Kuliah Umum, salah satu acara khutbatul „arsy
Perangai Remaja Aceh Sudah Parah
Perkelahian yang
berbuntut penusukan
terhadap Muhammad
Rivaldi (17), remaja
asal Garot, Senin
(27/7/2015) malam
bikin publik
tercengang. Mengapa
tidak, perkelahian
Rivaldi dengan tiga
remaja belasan tahun
lainnya itu layaknya
bintang film laga.
Dari mana mereka belajar perilaku brutal itu? Jelas kenyataan pahit itu
merupakan PR besar bagi setiap orangtua. Sebab kini, bisa dikatakan,
perangai remaja Provinsi yang menjalankan Syariat Islam ini sudah par-
ah.
Program Cakrawala SerambiFM mencoba membahas peristiwa brutal
yang terjadi Senin malam itu. Hadir di Studio SerambiFM, Redaktur
Serambi Indonesia, Arif Ramdan dipandu host Nico Firza dengan topik,
“Perangai Remaja Kian Mengerikan.”
Kasus penusukan Rivaldi (17) di jembatan pante pirak bikin geger war-
ga Banda Aceh. Rivaldi terlibat baku hantam dengan sekelompok pemu-
da di atas jembatan sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan sebilah pi-
sau. Alasannya sepele, menurut sumber Serambi Indonesia, perkelahian
remaja itu dipicu oleh rasa cemburu.
Arif Ramdan mengatakan, kejadian itu amat mengejutkan sebab dil-
akukan remaja belasan tahun. “Bayangkan saja bisa terjadi di tempat
keramaian, pelakunya anak belasan tahun, dan dengan alasan yang san-
gat sepele, ini nekat!” Ujarnya.
Dia menjelaskan, kasus seperti ini langka terjadi di Banda Aceh. Kejadi-
an tersebut, menurutnya, merupakan “warning” untuk setiap orangtua
agar lebih mengawasi anak-anaknya. “Ini gejalanya sudah nampak, dan
kejadian itu membuktikan bahwa perangai remaja sekarang sudah jauh
bergeser,” jelas dia.
Hal senada juga diutarakan seorang penelepon, Didi. Dia meminta agar
setiap orangtua peduli terhadap masa depan anaknya. “Bisanya jan-
gan cuma nitip di pesantren, karena pesantren bukanlah
tempat hukuman untuk anak-anak nakal. Tapi orang-
tua yang harus berikan contoh yang benar!” tegasnya.
Dia mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intens antara guru
dan orangtua. “Orangtua harus lebih tahu perkembangan anaknya. Meet-
ing antara guru dan wali murid sangat dibutuhkan dan harus lebih ser-
ing,” tandasnya.
Arif Ramdan menambahkan, kasus penusukan terhadap remaja Garot
dua hari yang lalu harus menjadi pelajaran bagi orangtua, sebab, kasih
sayang dan pengawasan orangtua sangat diperlukan. “Semoga ini jadi
kasus terakhir di kota ini,” pungkas Arif. (*)
|Serambinews.com
6 www.almanarpost.com
Akhlak Mulia Rasulullah SAW.
Suatu hari
Rasulullah SAW
didatangi oleh
seorang wanita
kafir. Ketika itu
baginda bersama
beberapa orang
sahabat. Wanita
itu membawa
beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda.
Cantik sungguh buahnya. Siapa yang melihat pasti ter-
giur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira.
Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW seulas demi
seulas dengan tersenyum.
Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para
sahabat, namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu
diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan.
Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua
limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pu-
lang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda.
Sahabat-sahabat agak heran dengan sikap Rasulullah
SAW itu. Lalu mereka bertanya. Dengan tersenyum
Rasulullah SAW menjelaskan “Tahukah kamu,
sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya
merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan
bersama, saya bimbang ada di antara kalian yang akan
mengenyetkan mata atau memarahi wanita tersebut.
Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya
habiskan semuanya.”
Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan
memperkecil-kecilkan pemberian seseorang biarpun
benda yang tidak baik, dan dari orang bukan Islam pula.
Wanita kafir itu pulang dengan hati yang kecewa. Men-
gapa? Sebenarnya dia bertujuan ingin mempermain-
mainkan Rasulullah SAW dan para sahabat baginda
dengan hadiah limau masam itu. Malangnya tidak berja-
ya. Rancangannya di‟tewas‟kan oleh akhlak mulia
Rasulullah SAW.
NEWS
Muhammad Amirza, Sang Pelopor Ikatan
Family Al Manar (IFA) Bang Mirza, nama itu yang sering
menjadi sebutan adik-adik untuk
memanggilnya. Nama lengkapnya
adalah Muhammad Amirza, ia be-
rasal dari salah satu daerah terletak di
Aceh besar yang tak jauh dari seputa-
ran Pesantren Modern Al Manar. Ia
juga salah satu trobosan perdana
Alumni Pesantren Modern Al Manar
yang memperoleh peringkat is-
timewa pertama. Saat ini ia sedang
menyelesaikan thesis pada program pascasarjana di Universitas
Syiah Kuala Aceh pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris sejalur
dengan jurusan S1 yang telah ia tamatkan di Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Sepak terjangnya dalam mengenyam pendidikan di Pesantren
Modern Al-Manar sangat mengagumkan. Banyak hal yang pernah
tim Al-Manar Post kutip dari sambutan-sambutannya dalam be-
berapa agenda Pesantren dan Alumni Al Manar. Salah satunya
adalah ketika ia menceritakan bahwa dari awal ia menjadi santri
hingga saat ini ia sangat jarang meminta sesuatu dari orang tua
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kehidupannya sehari-
hari bahkan di bangku perkuliahan ia tak pernah meminta sepeser-
pun biaya dari keluarga hingga ia mampu hampir menamatkan 2
strata pendidikan tingkat tinggi. Ini merupakan pencapaian luar
biasa dan tidak semua orang mampu melewatinya dengan sukses.
Bang Mirza juga menceritakan pada tim Al Manar Post bahwa
beliau sangat berhutang budi kepada Pesantren Modern Al Manar
karena selama 6 tahun di Pesantren Al Manar ia mendapatkan
banyak hal yang menjadi faktor kesuksesannya saat ini. Terpacu
dari perasaan berhutang budi pada Al Manar, ia membentuk se-
buah organisasi kekeluargaan dengan tujuan dapat terus mengabdi
pada Pesantren Al-Manar tercinta, pada tahun 2008 ia mengum-
pulkan kawan kawan seperjuangannya untuk bergerak melakukan
kegiatan kegiatan posistif demi pengabdian dalam memajukan
pesantren yang terkumpul dalam suatu wadah bernama Ikatan
Family Al-Manar (IFA).
Kegiatan yang sering dilaksanakan mayoritas adalah kegiatan
sosial seperti gotong royong, buka puasa bersama, tausiah reli-
gious dan motivasi terhadap santri-santri agar tetap mempertahan-
kan rasa memiliki terhadap pondok tercinta Al-Manar dan menja-
ga keutuhan pendidikan berbasis Al Quran dan hadits yang dit-
erapkan di pesantren. Beliau dipercaya oleh kawan kawan untuk
memimpin Ikatan Family Al-Manar (IFA) sejak tahun 2008 dari
awal terbentuknya, hingga tahun 2015 ia melepaskan jabatannya
dan diserahkan kepada saudara Firman Saputra untuk memimpin
IFA hingga tahun 2018 yang akan datang.
Bang Mirza, dewasa ini ia mulai condong memikirkan urusan
pribadi yaitu sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk
menjadi seorang suami dan calon ayah yang dicintai oleh keluar-
ga. Kami merasa beliau adalah sosok yang patut dicontoh dan
menjadi tauladan kepada adik-adik dan kawan-kawannya. Perjal-
anan hidup yang penuh kesederhanaan, kemandirian dan dedikasi
yang tinggi terhadap Pesantren Modern Al-Manar tercinta agar
dapat diikuti oleh generasi-generasi muda Al-Manar yang akan
menghadapi masyarakat global dan penuh tantangan. Do‟a yang
tulus kami persembahkan terhadap bang Mirza supaya Allah
senantiasa melimpahkan semangat perjuangannya di jalan agama
ini, dan akan terus berkarya demi Agama, bangsa dan Negara.
7 www.almanarpost.com CERITA ALUMNI
Selamat & Sukses
Safrullah
(Alumni Tahun 2015)
Atas Lolos Seleksi Polisi
Tahun 2015.
Selamat Mengikuti Pen-
didikan Semoga Menjadi
Abdi Negara Yang
Beriman Dan Bertaqwa..
Firman Saputra
(Alumni Tahun 2008,
Ketua Umum IFA)
Atas Selesainya Pendidi-
kan Strata 1 di UIN Ar
Raniry
Semoga Menjadi Ilmu
Bermanfaat untuk Dunia
dan Akhirat !
Muhammad Rizal
(Alumni Tahun 2010 )
Atas Selesainya Pendidi-
kan Strata 1 di UIN Ar
Raniry
Semoga Menjadi Ilmu
Bermanfaat untuk Dunia
dan Akhirat !
Selamat Berbahagia !
Atar Pernikahan
Agus Ifriansyah, S.Pd.I
(Alumni Tahun 2007)
&
Nurhasanah, S.Pd
Pada Minggu, 16 Agustus
2015
Semoga Menjadi Keluar-
ga Sakinah Mawaddah
Wa Rahmah
8 www.almanarpost.com MUZAKARAH
Renungan Untuk Kaum Hawa, Baca ini !
Di bawah ini adalah sebuah renungan yang sangat bagus khususnya untuk
kaum wanita. Silahkan baca baik-baik, dan maaf kalau ini membuat anda
merasa tersinggung.
Ma‟af Kalau Tersinggung, cuma mengingatkan.
TAK TAU MALU
Itulah fenomena tanda tanda akhir zaman yang makin nyata sekarang ini
Tak ada rasa malu,
tak ada rasa berdosa.
Semuanya berjalan nampak biasa saja.
Mengaku Islam agamanya.
Mengaku Allah adalah tuhannya.
Mengaku Al-Qur‟an pedoman hidup-
nya.
Mengaku Muhammad adalah nabinya.
Tapi sayang pengakuan imannya hanya
berhenti di lisan semata.
Tak sampai pada dinding hatinya ter-
lebih ruang hati terdalam.
Tak nampak dari perbuatannya yang
ada justru prilaku seperti tak ber-
Tuhan.
Miris melihat insan bernama wanita.
Berjalan berlenggok dengan aurat terbuka.
Cengar – cengir mempertontonkan tubuh mengundang syahwat durjana.
Mengadu tubuh seksi antara satu dan lainnya.
Semakin kecil pakaian semakin seksi katanya
semakin sempit semakin aduhai katanya
semakin ketat semakin sempurna katanya
Bangga sama tubuhnya
tapi dikufuri dengan mengumbarnya kemana-mana.
Dinasehati malah nyinyir “jangan sok suci”.
Pakaian tak masalah katanya yang
penting hati..
Katanya mau ke Syurga tapi merasa
benar sendiri..
padahal, di syurga tak ada wanita
seperti ini.
Boro-boro ke syurga, mencium
wanginya saja tak bisa dinikmati.
Ada juga wanita dengan kerudung
modis
Kerudung berjambul kayak punuk onta. Sadis!
Berkerudung Sesuai syariat katanya, bikin miris
Jilbab panjang dikatakan kuno gak necis.
Begini, Jilbab sesuai tuntunan jaman. Tragis!
Beribadah itu butuh ilmu
Gak asal pake dengan tafsir sendiri
Dikasih tau sama yang faham, belagu
Tetap pilih punuk onta katanya biar percaya diri
Begitulah fenomena jaman sekarang
Iman tergerus dengan barang dagangan
Yang penting keren ikut ke barat-baratan
Udah lupa ama perintah Tuhan.
Maksiat terbentang jadi biasa
Yang nentang malah dibilang Islam-Islaman
Dituduh Islam Aliran Begitulah,
Yang salah dibenarkan
Yang benar disalahkan
Namun tak sedikit yang tetap bertahan
Pada ajaran yang
tertuang dalam Al-
qur‟an
Berpakaian iman,
berjilbab panjang
Meski kadang da-
tang cibiran
“ih, itu Islam
apaan??”
“Ada dua golongan
dari penduduk ne-
raka yang belum
pernah aku lihat :
[1] Suatu kaum yang
memiliki cambuk
seperti ekor sapi
untuk memukul
manusia dan
[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, ber-
lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta
yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak
akan mencium baunya, walaupun baunya tercium
selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim
no. 2128)
Astagfirullah….
Ya Allah, Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik
sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah
kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senan-
tiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.
Sumber : 9trendingnews.blogspot.com
9 www.almanarpost.com MAU’IDZAH
Oleh : Fitra Hudaiya
(Alumni Tahun 2013)
Tulisan ini sudah pernah dimuat di Media sameeh.net
Pengikut Sunnah Kok dicap „Wahabi‟ ?
Melihat realita akhir-akhir ini, rasa sedih itu kembali muncul. Ketika umat
Islam diadu sesama mereka. Perbedaan pendapat dijadikan oleh musuh
sebagai bahan untuk terus men-
gobok-obok benteng pertahanan
umat yang mulia ini. Terkhusus
isu yang sering diangkat oleh
pendengki Islam adalah isu
“Wahabi”. Iya, isu “Wahabi”.
Entah mengapa, isu ini sangat
laku di masyarakat kita. Padahal
isu busuk ini diciptakan oleh
musuh Islam, akan tetapi malah
yang menyebarkannya adalah
kita sendiri.
Apakah kita tidak takut dilempar ke dalam neraka sejauh 70 tahun perjalan-
an disebabkan perkataan kita yang tidak kita sadari, terlebih lagi jika per-
kataan itu kita sadari, bahkan mungkin memang sengaja kita ingin me-
nyebarkannya. Wal Iyaadzu billah.
Mari buka hati dan mata kita, jangan sampai kita menilai sesuatu dimulai
dengan prasangka buruk, apakah kita sudah benar-benar mengetahui siapa
yang kita sebut-sebut dengan “Wahabi” itu, sehingga tidak jarang dari kita
ada yang mendiskreditkan mereka.Seolah-olah mereka adalah musuh utama
kita, musuh yang lebih keji daripada Yahudi dan Nasrani.Nastaghfirullah,
Belum tentu kita lebih baik dari mereka, bahkan jujur Demi Allah saya
mendapatkan dalam tubuh mereka kesungguhan yang sangat kuat dalam
mengikuti sunnah, ukhuwah Islamiyah serta persaudaraan yang kuat di
Jalan Yang Maha Pemilik rahmah. Allah Akbar.
Perlu diperhatikan bahwa mereka adalah saudara kita, landasan mereka
dalam beragama sama seperti landasan kita. Kitab mereka adalah Al-Quran
sebagaimana kitab kita juga al-Quran. Rujukan mereka dalam masalah had-
its juga sama seperti rujukan kita. Rukun Iman dan Rukun Islam kita sama,
Hanya saja mungkin kita berbeda pendapat dengan mereka dalam beberapa
hal, akan tetapi perbedaan itu bisa ditoleransi.
Saya tidak akan bosan-bosan mengajak saudara-sadaraku yang saya cintai
untuk membuka hati dan mata, memandang saudara kita dengan pandangan
rahmat dan jangan memandang dengan padangan laknat. Mari kita sudahi
pertikaian ini. Sudah cukup kiranya kita menjadi santapan empuk musuh.
Kita bertikai hanya disebabkan perkara kecil yang dibesar-besarkan.
Apakah kita rela melihat musuh-musuh tertawa bertepuk tangan sambil
menginjak kepala kita????? sudahlah wahai saudaraku, mari kita bersatu
dan menyusun kekuatan.
Benarlah sabda Rasul saw, bahwa umat ini kelak bagaikan makanan dalam
nampan yang diserbu oleh musuh dari segala penjuru. Bukan karena jumlah
mereka yang sedikit, bahkan jumlah mereka banyak akan tetapi bagaikan
buih yang tidak berkutik.
Tidak kita pungkiri juga, bahwa sebagian saudara-saudaraku dari kalangan
yang mengatakan diri mereka Salafi/Muwahhid (yang dituduh “Wahabi”)
terkadang berlaku mudah menyalahkan dalam berdakwah. Mari kita berla-
ku lembut serta memahami realita. Kita sama-sama Inshaf dan mengakui
kesalahan kita, ini semua untuk mengokohkan benteng kita dari serangan
musuh.
Demi Allah saya menulis tulisan ini dari hati yang paling dalam, karena
saya mencintai semuasaudara-saudara seiman. Walaupu masih banyak
kekurangan, setidaknya bisa melengkapi tulisan-tulisan yang lain. Saya
hanya tidak ingin generasi kita larut dalam pertikaian ini dan menjadi santa-
pan empuk musuh. Oleh karenanya mari kita bersatu demi menegakkan
Islam di muka bumi ini.
Status Facebook
Baiquni Hasbi, Facebooker Aceh
Kubangan Jalanan
Bagi mereka yang hatinya seluas dan sedalam lautan,
maka semua makhluk "laut" dari kalangan, kelompok,
aliran bahkan agama apapun adalah guru dan sumber
ilmu.
Imam Syafii adalah salah satu contoh historisnya, be-
liau memandang semua masukan, dan kritikan baik
dari yang berilmu ataupun tidak berilmu sebagai cer-
min berhias diri agar jiwanya lebih cantik dan ganteng.
Namun, jangan harapkan sikap ini dari mereka yang
hatinya seluas kubangan dijalan, yang hanya mampu
menampung segayung rahmat dari hujan. Itupun sudah
melumer kemana-kemana dan sering menjadi
penyebab kecelakaan bagi pengendara dijalan Raya.
Jangankan satu golongan, aliran, apalagi agama, ilmu
untuk dirinya saja tidak sanggup ditampung. Per-
kataannya cenderung memperlebar pengaruh kubangan
itu, sehingga makin banyak yang tergelincir, kecel-
akaan, luka-luka hingga berdarah.
Dalam pandangannya, ilmu di dunia itu hanya sebesar
kubangan, yang lain adalah kotoran yang harus
dibersihkan jika bukan disapu bersih, karena mereka
radikal dan sesat, berdasarkan ilmu kubangannya.
10 www.almanarpost.com INSPIRATIF
Kisah Hidup Soekarno, Sang Proklamator !
Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno
ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dengan nama
Koesno Sosrodihardjo. Saat kecil, Soekarno
hanya tinggal beberapa tahun bersama orang
tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat ia
tinggal di Surabaya. Ia melanjutkan sekolah di
HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di
HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa
nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun
1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik
Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil
meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.
Pada 4 Juli 1927 Soekarno mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) un-
tuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Akibatnya, Belanda, me-
masukkannya ke penjara Sukamiskin,
Bandung pada 29 Desember 1929. Dia
dikategorikan sebagai tahanan yang
berbahaya. Bung Karno muda begitu
bersemangat memperjuangkan ke-
merdekaan. Namun sejak dipenjara
komunikasi Bung Karno dengan
rekan-rekan seperjuangannya nyaris
putus.
Delapan bulan kemudian ia baru dis-
idangkan. Dalam pembelaannya ber-
judul Indonesia Menggugat, beliau
menunjukkan kemurtadan Belanda.
Pembelaannya itu membuat Belanda
makin marah. Sehingga pada Juli
1930, PNI pun dibubarkan.
Setelah bebas pada ta-
hun 1931, Soekarno
bergabung dengan Part-
indo dan sekaligus
memimpinnya. Aki-
batnya, beliau kembali
ditangkap Belanda dan
dibuang ke Ende, Flores,
tahun 1933. Empat ta-
hun kemudian dipin-
dahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui per-
juangan yang amat pan-
jang, dan harus men-
galami beberapa kali
dipenjara dan diasing-
kan, akhirnya Bung
Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan ke-
merdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Ia pula yang merumuskan
Pancasila menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Soekarno menjadi presiden pertama dan wakil-
nya adalah Bung Hatta. Soekarno adalah presiden yang mampu
menyatukan nusantara. Bahkan ia bisa menghimpun bangsa-bangsa di Asia
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik
hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas per-
tanggungjawabannya. Soekarno pun mengirimkan
surat Supersemar untuk mengamankan negara yang
kacau. Namun nampaknya Supersemar dijadikan
legitimasi untuk mengambil alih kekuasaan dan me-
nyingkirkan Soekarno. MPR pun mengangkat
Soeharto sebagai presiden. Keaslian Supersemar pun
hingga saat ini masih misteri.
Pada tahun 21 Juni 1970 Soekarno meninggal dunia
di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakar-
ta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam
Belajar Jujur dan Sederhana dari Bung Hatta
“Sebagai Wakil Presiden
sampai akhir hayatnya Hatta
tidak bisa membeli sepatu
Bally. Bahkan ia sering
kuatir jika tidak bisa mem-
bayar rekening listrik dan air
di rumahnya.”
Indonesia membutuhkan Hat-
ta, bukan sebagai sosoknya
karena beliau telah tiada tapi
pemikiran, karakter dan
kenegarawanan beliau. Hatta
pemimpin yang jujur, seder-
hana dan cinta tanah air. Sa-
lah satu kisah kesederhanaan
mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat adalah kisah
tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek
sepatu yang bermutu tinggi dan tentu tidak murah. Bung Hatta, Wakil
Presiden pertama RI, berminat pada sepatu Bally. Ia kemudian me-
nyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu be-
rusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.
Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena
selalu terambil untuk keperluan rumah
tangga atau untuk membantu kerabat
dan handai taulan yang datang kepa-
danya untuk meminta pertolongan.
Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally
idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli
karena tabungannya tak pernah
mencukupi.
Yang sangat mengharukan dari cerita
ini, guntingan iklan sepatu Bally itu
hingga Bung Hatta wafat masih tersim-
pan dan menjadi saksi keinginan seder-
hana dari seorang Hatta. Jika ingin me-
manfaatkan posisinya waktu itu,
sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung
Hatta untuk memperoleh sepatu Bally.
Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha
yang menjadi kenalan Bung Hatta. Barangkali bukan hanya sepatu
merek Bally yang mampu dibelinya. Bisa saja ia memiliki saham di
pabrik sepatu dan berganti-ganti sepatu baru setiap hari.
Seorang mantan wakil presiden, orang yang menandatangani prokla-
masi kemerdekaan, orang yang memimpin delegasi perundingan
dengan Belanda hingga Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia,
ternyata tidak mampu hanya untuk sekadar membeli sepasang sepatu
bermerek terkenal. Meski memiliki jasa besar bagi kemerdekaan
negeri ini, Bung Hatta sama sekali tidak ingin meminta sesuatu untuk
kepentingan sendiri dari orang lain atau negara.
Di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta
sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta mem-
ilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih menda-
hulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri.
11 www.almanarpost.com INSPIRATIF
Segala yang dilakukan Bung Hatta sudah mencerminkan
bahwa dia tidak hanya jujur, namun juga uncorruptable,
tidak terkorupsikan. Kejujuran hatinya membuat dia tidak
rela untuk menodainya dengan melakukan tindak
korupsi. Mungkin banyak masyarakat berkomentar, “Iya,
lha wong sepatu Bally harganya, kan, selangit.”
Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap men-
dahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta
hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampu-
an yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan
tidak berutang atau bergantung pada orang lain dan ju-
ga uncorruptable.
Bung Hatta juga pernah
mengucapkan sumpah
yang kurang lebih berarti
sama, yaitu bahwa dia
tidak akan menikah sebe-
lum Indonesia merdeka.
Baginya, Indonesia ada-
lah di atas segalanya,
bahkan kesenangannya
sendiri. Dan janjinya itu
terus dipegangnya.
Sekedar mengingatkan,
Mohammad Hatta baru
menikah 18 November
1945 atau tiga bulan
setelah beliau dan Soe-
karno menguman-
dangkan kemerdekaan Indonesia mewakili seluruh rakyat
Indonesia, dalam usia 43 tahun. Dan mengingatkan juga,
bahwa yang mencarikan istri dan juga melamarkan un-
tuknya adalah Soekarno, sementara Bung Hatta sendiri
tetap belum memikirkannya.
Hatta adalah pribadi yang sangat sederhana, mungkin kem-
bali lagi karena kecintaannya kepada tanah air, sehingga
dia merasa malu untuk bermewah-mewahan sementara
negaranya dan saudara-saudara sebangsanya masih kesusa-
han. Sesak membayangkan sosok yang berkontribusi
lansung pada kemerdekaan negeri ini mengeluh kepada
anak istrinya takut tidak mampu membayar tagihan reken-
ing listrik dan PAM. Kesederhanaan itu juga yang membu-
atnya berpesan agar dimakamkan di TPU Tanah Kusir ber-
sama-sama rakyat „biasa‟ Indonesia lainnya, daripada ber-
sama-sama para pahlawan di TMP Kalibata.
Sumber : pusakaindonesia.org
Ayo Kerja ! Dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo me-nyerukan: Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja bersama-sama untuk membuat hara-pan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan “Ayo Kerja” ini merupa-kan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia Merdeka dalam arti sesungguhnya. Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah perge-rakan. Pergerakan apa? Pergerakan seperti halnya yang
pernah dibayangkan oleh Bung Karno, Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bah-wa “...pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu harus-lah pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan masyarakat sam-pai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.” Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang
sama bahwa pergerakan yang kita ingin bangun ada-lah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada dalam keterjajahan, ketertindasan, ketid-akadilan, ketidak merdekaan serta membangun men-talitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen. Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara. Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral
maupun konstitusional untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.
Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun per-ayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata yang di-harapkan mampu mem-bangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian Indonesia Merdeka. Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara
bersama-sama mewujudkan impiann- ya.
12 www.almanarpost.com
DEWAN REDAKSI DEWAN REDAKSI DEWAN REDAKSI
AL MANAR POSTAL MANAR POSTAL MANAR POST
PENASEHAT:
Pimpinan
Pesantren Modern Al-Manar
PEMBIMBING:
Asatidz dan Ustadzat
REDAKTUR
PELAKSANA:
Ust. Syafrizal Elselatany
REDAKTUR :
Ust. Darul Kamal
Ust. Amsal Bunaiya
Ust. Azhari
Ust. M. Farhan
EDITOR :
Kasela Sidabutar
REPORTER:
Rais Amin Utomo
Afdhal Ahmadi
Teguh Munara
Muhammad Fadzaki
Annisa Azzahra
Siska Faradila
Wildanun Mukhalladun
Miftakhul Jannah
Nabila Umami O
Alamat Redaksi :
Pesantren Modern
Al-Manar,
Jl. Blang Bintang Lama
Lam Permei Cot Irie (Ulee
Kareng) Krueng Barona Jaya
Aceh Besar.
Telp. 0852 9619 0093
www.almanarpost.com
Redaksi menerima berbagai
bentuk karya tulis yang sesuai
alam pendidikan untuk
dipublikasikan
ADVERTISEMENT
Ayo Kerja ! I’malu Fauqa ma
‘Amilu !