buletin 135
TRANSCRIPT
KEGIATAN MEDIA INTERNAL
PUBLIC RELATIONS
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK
KKPT
Diajukan Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah KKPT Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Pasundan
WENDI MAULANA AKHIRUDINNRP 012050115
JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG
2005
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : KEGIATAN MEDIA INTERNAL PUBLIC RELATIONS PT.TELKOMUNIKASI INDONESIA, TBK BANDUNG
PENYUSUN : WENDI MAULANA AKHIRUDINNRP : 012050115
Bandung, 2005Menyetujui,
Pebimbing I Pebimbing II
(Drs. Deden Ramdhan, M.Si) (Johny Haumahu))
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, yang karena kebesaran-Nya, terselubung dari
pandangan, dan arena kegemilangan dan kekuasaan-Nya dimuliakan atas segala
yang dapat dicapai akal; yang esensi-Nya, karena tiada duanya, tidak sama dengan
esensi para makhluk yang dilahirkan sepanjang waktu. Dialah yang permulaan,
yang tak pernah lenyap, yang kekal dan tak pernah mati. Maha tinggi Dia dari
segala penyaman, penentangan dan pelukisan bentuk. Diantara mereka, Allah
telah menempatkan orang-orang terpilih, unggul saleh; kebaikan Alloh telah
datang pada mereka sejak dini. Karena itu penulis dapat menyelesaikan laporan
Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT) ini.
Meski penyusunan laporan KKPT ini, penulis menyadari bahwa dalam
masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik segi pemikiran ataupun
penulisannya, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan saya
pesimis untuk dapat melangkah lebih baik lagi.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan KKPT ini, banyak
mendapat dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini saya mendapat kesempatan untuk mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Deden ramdhan, Drs., Msi
selaku Pebimbing Utama dan Bapak Jhony Haumahu selaku pembimbing di unit
Komunikasi Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia tbk yang telah
memberikan kesemptan untuk melaksanakan KKPT ini.
Pada kesempatan ini, sya ingin ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
ii
1. Ibu Prof. DR. Hj. Ummu salamah, Dra,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu politik Universitas Pasundan Bandung.
2. Bapak Deden ramdhan, Drs, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan
Bandung.
3. Kepada Seluruh unit Komunikasi Perusahaan Bapak Mundarwiyarso
Selaku coordinator Communication cooperate, serta Bapak Muhammad
selaku Kabag Internal Relations, Bapak Jatmiko, Bapak Bambang, Bapak
Nana terimakasih atas berbagi informasi, mba Retno, mba Rima, Ibu
Winarti terimakasih atas segalanya, and pak Dedi alias “A Odet” terimasih
saya jadi nambah wawasan.
4. Hatur nuhun kanggo almarhum Bapak anu pernah ngajak bangor jeung
nuntun ka jalan anu bener, terus ibunda tercinta yang amat sangat sayang
dan selalu mencurahkan segala gerak pikirannya sejak dari kecil sampai
sekarang menulis KKPT. “I Love U mam, dad”
5. and thank’s a to all my brother and sister yang masih memeberikan
kepercayaan dan dukungan selama penulisan laporan ini.
6. thank’s juga buat kawan-kawan seperjuangan selama KKPT atau Job
training, buat Litha, fajar, Shinta, rieka, Dian. “Hatur nuhun pisan miss U
All”.
7. buat cewek dua huruf yang diulang-ulang, makasih atas dukungannya dan
yang selalu setia menunggu saya.
8. for my best friend sekaligus jadi saudaraku di Gunahuyi (Sukabumi)
Agung “focus” tungguan dimampang ngeke urang ka CFCD, Dedi banteng
kade tong nyuruduk wae, buat mpap terus maju “Maha”, Doli si Artis,
Kebo Bule, Tole, Angga Mata, Rida Ucup, odoy, adom, megan jeung
babaturan anu teu bisa disebutkeun.
9. terima kasih boeat para Senior yang berbagi pengetahuan dan
pengalamannya, kang Fitrun, Kang Aos, willy, Farid alias Pae yang terus
memberikan suport kepada saya, kang yaya. dan lain-lainnya thanks
iii
10. buat barudak hejo hideng, fahmi “marbun”, Irlan, Sri alias hafidz, Dian
Ucing, Asoy Geboy, Nano, Hapipi, Gilang Kokmur, Asep Beruk, dan yang
tidak bisa disebutkan karena terlalu banyak. Hatur nuhun bos!
11. buat barudak Kritik, Gus Jhon, Al Bulux, Masyud, Gus Ali, dll thanks
telah menuaikan pikirannya an sory ya jika ada salah.
12. ohnya kanggo panji, Angga Ketum saya, Aldi, nunu, Ronald, hatur nuhun
ka sadayana.
13. thank’s buat barudak komunikasi Humas dan Jurnalistik ‘01: banka, ary,
Anton, Dani, Eka, Ihin, Alan, dan seluruh angkatan 2001 yang tidak bisa
disebutkan.
14. temen-temen di jurusan komunikasi Unpas angkatan 1999, 2000, 2001,
2002, 2003, 2004.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan KKPT
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga amal ibadah, dorongan dan
do’a yang telah diberikan dengan tulus dan iklhas mendapatkan rahmat dan
Karunia dari Allah SWT. Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, 2005
Wendi Maulana Akhirudin
iv
RINGKASAN
Laporan KKPT yang berjudul :”KEGIATAN BULETIN INTERNAL
“BULKI PATRIOT 135” PUBLIC RELATIONS DI PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA TBK.” Bertujuan mengetahui fungsi penerbitan bulletin internal
“Bulki Patriot 135” sebagai program kerja public relations” TELKOM. KKPT ini
dilakukan Public Relations” TELKOM mulai dari mencari, mengelola, dan
mengevaluasi data sesuai dengan fakta.
Bulletin internal “Bulki Patriot 135” berfungasi mendiskripsikan company
profile TELKOM, menginformasikan hal-hal kewanitaan, mendokumentasikan
event-event yang diadakan TELKOM, membina komunikasi dengan karyawan yang
ada di selurtuh Indonesia, serta meningkatkan citra positif TELKOM.
Hasil KKPT ini menunjukkan bahwa kegiatan proses penerbitan “BULKI
Patriot 135” oleh Public Relations terdiri dari proses-proses yaitu mencari fakta
mengenai hal-hal Kegiatan TELKOM, merancang tatak letak artikel dan gambar
yang bekerjasama dengan pihak luar, sampai pada tahap evaluasi untuk
mengetahui sejauhmkana fungsi bulletin ini diterbitkan.
Kesimpulan dari kegiatan KKPT ini addalah fungsi penerbitan bulletin
internal sangat effekti dalam membantu program kerja public relations TELKOM
seperti mendeskripsikan company profile, menginformasikan kebijakan manajemen
sebagai target TELKOM berikutnya, mendokumentasikan event-event yang telah
dilakukan baik itu hasil kerjasama dengan perusahaan kl;ien atau pun kerja sendiri
TELKOM, untuk menjangkau dan membina komunikasi dengan para kaaaryawan
yang ada di TELKOM, serta untuk meningkatkan citra positif TELKOM.
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
RINGKASAN ............................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Alasan Pemilihan Lokasi KKPT ............................................................. 4
1.3. Maksud dan Tujuan KKPT ..................................................................... 5
1.4. Jadwal dan Lokasi Kegiatan KKPT ....................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
2.1 Pengertian Public Relations .................................................................... 8
2.2. Tujuan dan Fungsi Public Relation ........................................................ 11
2.2.1 Tujuan Public Relations .......................................................... 11
2.2.2 Fungsi Public Relations ............................................................ 11
2.3 Tugas-tugas Inti Seorang Public Relations ............................................ 12
2.4. Internal Public Relations ........................................................................ 13
2.5. Eksternal Public Relations ..................................................................... 15
vi
2.6.. Pengertian House Journal “Bulletin” .................................................... 16
2.6.1. Langkah-Langkah Pembuatan Bulletin ................................... 19
2.6.1. Hal-hal pokok mengenai Bulletin ............................................ 20
2.6.3. Kategori informasi ................................................................... 21
2.6.4 Khalayak House Journal “Bulletin” ......................................... 23
2.6.5. Desain House Journal “bulletin” ............................................ 23
2.6.6. Tata Rupa Bulletin ................................................................... 24
2.6.7. Penyunting Naskah Bulletin .................................................... 25
2.6.8. Proses Percetakkan Bulletin .................................................... 26
2.7. Model Komunikasi ................................................................................. 28
BAB.III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................... 31
3.1 Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ............................. 32
3.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ................................. 32
3.2.1 Visi Telkom .............................................................................. 32
3.2.2 Misi Telkom ............................................................................. 32
3.3 Logo Arti Logo Telkom .......................................................................... 32
3.4 Arti Kredo TELKOM .............................................................................. 33
3.5 Maskot Be Bee ........................................................................................ 33
3.5.1 Filosofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee .............................. 34
3.6 Budaya Perusahaan .................................................................................. 34
3.6.1 THE TELKOM WAY 135 .......................................................... 34
3.6.2 Strategi Bisnis TELKOM ......................................................... 36
3.7. Struktur Organisasi PT. Telkom ............................................................. 37
vii
3.8. Produk dan Jasa PT Telkom ................................................................... 37
3.9. Gambaran Divisi Tempat KKPT ............................................................ 41
3.9.1 Sejarah Komunikasi Perusahaan PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk .......................................................................... 41
3.9.2 Misi Komunikasi Perusaahan ................................................... 42
3.9.3 Tugas Pokok Bidang Komunikasi Perusahaan ......................... 43
3.9.4 Struktur Organisasi Komunikasi Perusahaan ........................... 43
3.9.5 Uraian Pekerjaan Unit Komunikasi Perusahaan ...................... 44
3.9.5.1. Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan ..................... 44
3.9.5.2. Internal Relations ........................................................ 45
3.9.5.3. Eksternal Relations ...................................................... 48
3.10. Seputar Buletin PATRIOT 135 ............................................................ 49
BAB IV PELAKSANAAN KKPT .............................................................. 51
4.1. Fact Finding ........................................................................................... 51
4.2. Planning ................................................................................................. 52
4.3. Programming .......................................................................................... 53
4.4. Tacking and Communicating .................................................................. 57
4.5. Problem .................................................................................................. 59
4.6. Effort ....................................................................................................... 59
4.7. Evaluating .............................................................................................. 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 61
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 62
5.2 Saran ........................................................................................................ 63
viii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN –LAMPIRAN ........................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
JADWAL KEGIATAN ............................................................................... 7
NAMA-NAMA PENGELOLA BULLETIN PATRIOT 135 ................... 50
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
MODEL KOMUNIKASI LASWELL ....................................................... 30
STRUKTUR ORGANISASI PT. TELKOM ............................................ 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Untuk KKPT
Lampiran 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan KKPT Dari TELKOM
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kerja Praktek Dari TELKOM
Lampiran 4 : Daftar Hadir Praktek Kerja
Lampiran 5 : Hasil Penilaian KKPT Dari TELKOM
Lampiran 6 : Bulletin Perusahaans
Lampiran 7 : Hasil Pemberitaan KKPT
Lampiran 8 : Standarisasi PR Exellent
Lampiran 9 : Daftar Distribusi Kliping
Lampiran 10 : Contoh Cover Kliping Dan Isi Kliping Berita
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Ilmu Komunikasi berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari
sistem - sistem tanda dan lambang yang terdapat dalam berbagai bidang seperti
budaya, ekonomi, politik, agama dan bidang lainnya dalam kehidupan manusia,
karena itu cakupan ilmu komunikasi sangat luas. Dan tidak salah ada anggapan
dari beberapa pakar komunikasi bahwa ilmu komunikasi sebagai perlintasan ilmu-
ilmu lainnya, seperti antropologi, sosiologi, psikologi, linguistic ilmu politik, dsb.
Ilmu komunikasi telah menjadi ilmu yang penting pada abad ke-20. ada yang
melukiskan perkembangan ini sebagai “penemuan revolusioner”, terutama
disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi seperti radio, televise,
telepon, satelit, dan jaringan computer, bersama industrialisasi, bisnis besar, dan
politik global.
Kemajuan teknologi komunikasi telah membawa masyarakat menuju
dunia tanpa batas, baik waktu maupun tempat. Teknologi komunikasi dengan
segala produknya yang berkembang pesat saat ini, mulai ikut mempercepat proses
globalisasi dunia. Informasi dengan berbagai bentuk yang dulu merupakan barang
yang cukup mahal dan susah di dapat, tetapi sekarang dengan mudah dan murah
sudah dapat diperoleh.
1
Mengingat kondisi lingkungan bisnis yang menuju kearah globalisasi
mendorong perusahaan-perusahaan untuk ikut serta dalam persaingan bisnis
dalam upaya meningkatkan mutu dan daya saingnya agar bisa mengimbangi
perusahaan kompetitor lainnya. Karyawan yang menjadi ujung tombak
perusahaan, dituntut untuk benar-benar mengerti terhadap semua yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan baik itu kegiatan eksternal maupun
kegiatan internal perusahaan. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknologi komunikasi, dibutuhkan wadah untuk menampung segala macam ide
dan kegiatan. Ide dan kegiatan tersebut dijalankan melalui suatu organisai atau
perusahaan yang berkembang pesat di Indonesia saat ini. Demi kemajuan
organisasi atau perusahaan maka dibutuhkan suatu organisasi yang berkaitan
dengan komunikasi. Dalam hal ini, Public Relations yang merupakan bagian dari
komunikasi tersebut yang dibutuhkan oleh suatu organisasi perusahaan.
Public Relations, timbul karena adanya tututan kebutuhan. Dalam suatu
organisasi atau perusahaan Public Relations mempunyai tujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu
Public Relations merupakan sesuatu yang penting pada waktu sekarang ini dan
dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan agar menarik simpati dan dapat
menguntungkan organisasi atau perusahaan tersebut jadi dikenal Publik. Karena
Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang
lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
suatu organisasi/badan. Jadi Public Relations itu merupakan suatu kegiatan untuk
2
menanamkan dan memperoleh pengertian goodwill, kepercayaan, penghargaan
dari dan pada publik suatu badan khususnya masyarakat umumnya.
Sebagai upaya membangun image didalam perusahaan itu adalah melalui
media komunikasi cetak yang diperlukan oleh praktisi Public Relations untuk
mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan fungsi Public Relations, sebagai media
yang memberikan pesan yang bersifat resmi secara tertulis dan terdokumentasi.
Hal ini lah yang dilakukan oleh Internal Public Relations
Hal ini yang mendorong praktikan untuk melaksanakan Kuliah Kerja
Pratek terpadu (KKPT) di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, karena PR Telkom
disamping menggunakan media komunikasi modern dalam penyampaian pesan
atau tatap muka langsung, tetapi tetap menggunakan komunikasi cetak khususnya
bulletin untuk menjalin komunikasi serta menjaga hubungan baik dengan seluruh
pegawai. Hal ini dapat kita jumpai pada bulletin Internal yang merupakan salah
satu aktivitas Internal Public Relations dimana bulletin ini diperuntukan untuk
Publik Internal Perusahaan yang secara langsung atau yang dipilih.
Melalui bulletin internal ”BULKI PATRIOT 135” yang bersifat
informatif, edukatif dan menghibur, maka praktisi Internal Public Relations
perusahaan dapat menyajikan berita yang erat kaitannya dengan hasil kerja
perusahaan agar public internal dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan dari
perusahaan. Disamping itu melalui bulletin internal BULKI PATRIOT 135 di
upayakan dapat membangun komunikasi dengan publik internal. Bulletin internal
BULKI PATRIOT 135 sebagai salah satu bentuk kegiatan praktisi IPR yang
diarahkan untuk pencapaian tujuan dari perusahaan yaitu membangun citra positif
3
dengan harapan mendapat dukungan dari publik. Dengan fakta yang didapat,
maka praktikan mencoba mengambil judul untuk penulisan laporan hasil Kuliah
Kerja Praktek Lapangan ”KEGIATAN BULLETIN INTERNAL ”BULKI
PATRIOT 135” PUBLIC RELATION PT TELEKOMUNIKASI
INDONESIA TBK”
1.2. Alasan Pemilihan Lokasi Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT)
PT. Telkom merupakan salah satu BUMN yang bergerak dibidang
Telekomunikasi, dimana sektor telekomunikasi kedalam salah satu industri yang
dinamis. Selain dapat menciptakan nilai bisnis yang menggiurkan, perkembangan
teknologinya juga tidak kalah agresif, oleh karena itu akan sangat menarik untuk
dikaji. Berikut beberapa alasan yang menjadi pilihan sebagai lokasi Kuliah Kerja
Praktek Terpadu (KKPT) di PT. Telekomuniaksi Indonesia Tbk.
1. PT. Telkom merupakan salah satu perusahaan pertelekomunikasian
yang mempelopori teknologi Code Division Multi Access
(CDMA) di Indonesia, dengan teknologi tersebut kita dapat
melakukan komunikasi cepat, mudah, kapan dan dimana pun
melalui telepon seluler sebagai alat.
2. Karena PT. Telkom merupakan suatu perusahaan perseroan
terbatas yang merupakan BUMN terbesar di bidang telekomunikasi
yang mampu menjaga eksistensi dan kepercayaan publik dan
kesolidannya tetap tejaga.
4
3. Ingin mengetahui sejauh mana kegiatan apa saja yang dilakukan
Public Relations Pt. Telkom, salah satunya media komunikasi
cetak untuk membina hubungan baik dengan publik internal yang
masih tetap terjaga dengan ditambahnya media cetak bulletin.
I.3. Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT)
Maksud pelaksanaan KKPT adalah:
1. Agar penulis tidak hanya belajar secara teoritis di bangku kuliah saja,
tetapi dapat belajar di masyarakat atau lembaga secara praktis.
Sehinga penulis dapat secara langsung mengetahui permasalahan
yang ada di lapangan dan mendapat pengetahuan.
2. Mengetahui lebih jauh ruang lingkup dan cara kerja Public
Relations.
3. Hasil KKPT diupayakan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi segenap staf dan karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
dalam pembuatan bulletin Internal.
Tujuan dari pelaksaaan KKPT ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengalaman dan kerja nyata tentang hal-hal yang
belum pernah dipelajari karena mahasiswa diterjunkan langsung ke
dunia profesionalisme.
2. Mematangkan kepribadian mahasiswa dan memperkenalkan pada
realitas dunia dan kerja.
3. Terjalin hubungan antara perguruan tinggi dan perusahaan.
5
4. Mengetahui tahap-tahap pembuatan bulletin internal.
5. Mengetahui cara kerja divisi-divisi lain yang mendukung kerja PR di
Telkom
1.4. Jadwal dan Lokasi Kegiatan KKPT
KKPT ini dilaksanakan di kantor pusat PT. Telekomuniksi Indonesia, Tbk
divisi Komunikasi Perusahaan, Lt. 1, Jl. Japati No. 1, Bandung-Jawa Barat 40133.
Waktu Pelaksanaan KKPT berlangsung selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal
29 Juni 2005 sampai dengan 30 Juli 2005, dengan jam kerja pada hari Senin s/d
Kamis, pukul 08.00-17.30 WIB dan Jumat Pukul 07.30 s/d 17.00.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Public Relations
Public Relations adalah bidang komunikasi yang mengalami
perkembangan sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, ekonomi, politik,
dan sosial. Kegiatan Public Relations sudah ada dalam peradaban lama, tetapi
lebih diakui pada abad ke 20 pada kegiatan bisnis dan kegiatan lainnya.
Istilah Public Relations yang disingkat PR atau Hubungan masyarakat
(Humas) sekarang ini sangatlah Populer. Istilah ini ini lebih sering digunakan oleh
Perusahaan-perusahaan ketimbang istilah Hubungan masyarakat (Humas). Salah
satu alasan tersebut adalah, istilah Humas di Indonesia lebih identik dengan nama
satu bagian atau biro dalam birokrasi pemerintah, sedangkan PR lebih netral dan
lebih menunjukan sifat watak kegiatan, anggapan ini memang tidak sepenuhnya
keliru, walaupun tidak juga tepat sekali. Hal ini tergantung dari sudut pandang dan
opini publik yang sudah terlanjur menancap di masyarakat, bahwa humas pada
dasarnya "hanya" bertindak sebagai "tukang siar", yang jalinan kerjanya biasanya
erat berkaitan dengan media massa. PR, pada kenyataannya, lingkup kerjanya
tidak hanya terbatas pada menjalin hubungan dengan media massa.
Public Relations ini memiliki banyak tugas yang mesti dijalankan, yang
bermuara pada terjaganya atau meningkatnya reputasi dan citra organisasi di mata
publiknya melalui kegiatan komunikasi yang dijalankan PR. Tugas ini tentunya
takcukup hanya dijalankan dengan sekedar menjadi juru bicara atau menjaga
8
hubungan dengan media massa, melainkan melibatkan proses yang terencana dan
terukur yang memadukan pendekatan ilmiah keterampilan dan seni. Hal ini
dimaksudkan bahwa PR dalam proses komunikasinya PR bukan sekedar
menunggu umpan balik (feed-back) dari publik, melainkan juga bersikap dan
bertindak proaktif, sehingga perlu juga memberikan feed-forward pada publik.
Untuk sedikit memberikan dan pemahaman bersama, perlu kiranya dikutip
beberapa definisi yang dibuat oleh beberapa pakar PR dan pakar komunikasi. Dua
ahli komunikasi, melvin L. Defleur dan Everette E. Dennis yang mengutip Scott
Cutlip dan Asllan Center dalam bukunya Yosal Iriantara adalah ”...upaya
terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan
kinerja tanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang
memuaskan kedua belah pihak”.(2004:5)
Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute Public Relations)
adalah praktek humas yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan (terus-menerus) dalam rangka menciptakan dan
mempertahankan niat baik (good will), serta sikap-sikap yang saling
pengertian yang bersifat timbal balik (Mutual Understanding) antara suatu
organisasi atau perusahaan dengan segenap khalayaknya (Frank Jefkins,
1996:8)
Pada kongres I Assosiasi PR Sedunia di Mexico City tahun 1978
diupayakan untuk memperoleh kesepakatan dalam mendefinisikan PR. Lahirlah
semacam kesepakatan mendefinisikan PR sebagai “seni dan ilmu social yang
menganalisis kecenderungan, memperkirakan konsekuensi-konsekuensi
9
kecenderungan itu, memberi saran pada pimpinan organisasi, dan
mengimplementasikan program aksi yang terencana demi kepentingan
organisasi dan kepentingan publik”. Definisi ini hampir sama dengan Bonham,
yang dikutip Yulianita , dalam bukunya “Dasar-Dasar Public Relations” bahwa
“Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian public
secara lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan public
terhadap seseorang atau organisasi/badan”.(1997:27)
"Public Relations is planned, persuasive communication designed to
influence significant public" (John E. marston "MODERN PUBLIC
RELATIONS", 1979). Secara spesifik, definisi umum PR disimpulkan sebagai seni
(arts) dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi, sosial
dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, nama dan
produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya. Dalam
hubungannya dengan target audience atau stakeholder (penerima) tersebut,
dikenal tiga tipe tentang apa yang disukai dan tidak disukai, yaitu sbb :
a. Those who know you and like you (mengenal dan menyukai Anda).
b. Those who know you and don't like you (mengenal dan tidak menyukai Anda).
c. Those who neither you nor care you (tidak dikenal maka tidak disukai).
Oleh karena itu dikatakan, Public Relations merupakan fungsi manajemen
yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan
10
melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya
Dari pengertian tersebut dapat dilakukan suatu analisis bahwa pada
prinsipnya Public Relations menekankan pada “seni”. Hal ini menunjukan bahwa
Public Relations sangat erat kaitanya dengan komunikasi, dimana seorang Public
Relations harus mampu dan mempunyai daya seni berkomunikasi dalam
mengolah suatu pesan baik itu secara verbal maupun non-Verbal sehingga publik
merasa tertarik dan selanjutnya. Sebagai contoh seni dalam komunikasi adalah
sebagai berikut :
1. Seni mengemas pesan yang ada pada kemasan produk.
2. Seni mengemas pesan saat menyampaikan kebijaksanaan manajemen
kepada publik.
3. Seni dalam mengaplikasikan pengemasan pesan verbal maupun non-verbal
yang berkaitan dengan kegiatan promosi, publisitas, advertising, pameran
dan sebagainya yang pada prinsipnya kegiatan ini adalah yang menunjang
kegiatan Public relations.
4. Seni yang pada prinsipnya menyangkut kegiatan mengolah pesan
komunikasi Public Relation baik verbal maupun non verbal, segingga publik
dalam menerima pesan komunikasi yang disampaikan PR merasa tertarik
bahkan terpengaruh oleh pesan tersebut.
Jika dikaitkan dengan hasil KKPT, maka dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi prinsip dari seni berkomunikasi dapat menarik minat publik dan
mendapatkan kepercayaan publik terhadap segala hal yang bekaitan dengan
11
perusahaan dalam setiap kegiatan humas dengan suatu usaha atau suatu kegiatan
untuk menciptakan keharmonisan atau sikap menyenagkan antara suatu badan
atau instansi dengan publiknya. Kegiatan yang menonjol adalah menanamkan dan
memperoleh pengertian, goodwill dan kepercayaan publik tertentu serta
masyarakat pada umumnya sehingga menciptakan image yang positif terhadap
perusahaan tersebut. Dan dengan maksud terjalinnya hubungan yang harmonis
serta adanya saling pengertian kerja sama antara keduannya yang saling
menguntungkan.
2.2 Tujuan dan Fungsi Public Relations
2.2.1 Tujuan Public Relations
Adapun tujuan Public Relations secara umum adalah menciptakan dan
memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa
organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan.
Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus dapat memahami
publiknya.
Menurut Charles S. Steinberg tujuan PR adalah menciptakan opini
publik yang favourable tentang kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh
badan yang bersangkutan (Abdurrachman,2001:26)
Tujuan PR untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik
(goodwill) pubiknya serta untuk memperoleh opini publik yang
menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan
yang harmonis dengan publik (Soemirat dan ardianto,2002:89)
12
Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kedalam disebut Internal Public
Relations sedangkan kegiatan-kegiatan yang ditujukan keluar disebut Eksternal
Public Relations.
Tujuan berdasarkan kegiatan Internal Public relations mencakup beberapa
hal, yaitu:
1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku, dan opini
publik terhadap perusahaan terutama sekali ditujukan kepada
kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.
2. Mengadakan analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan guna
mencapai yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan
kepentingan publik.
3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut
kepada berbagai kegiatan perusahaan tersebut, dimana pada tahap
selanjutnya diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.
4. Merencanakan penyususnan suatu staf yang efektif bagi penugasan
kegiatan yang bersifat internal dalam perusahaan.
Tujuan bedasarkan kegiatan Eksternal Public Relations adalah untuk
mengeratkan orang-orang diluar perusahaan hingga terbentuk opini publik
yang favourable terhadap perusahaan.
13
2.2.2 Fungsi Public Relations
Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations
sebagai berikut:
1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau oragnisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan / organisasi dengan
publiknya sebagai khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan / organisasi yang diwalikinya atau
sebalilknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran
kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat
bersama
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisai ke publiknya
atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua
belah pihak (Ruskan,1998:32)
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Hubungan Masyarakat
Suatu Studi Kriminologis (2002:24), dirumuskan fungsi PR sebagi berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik
publik eksternal maupun internal
14
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini
publik kepada organisasi
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
2.3 Tugas-tugas Inti Seorang PR
Berikut beberapa job description PR yang disebut juga sebagai "nature of work":
1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah
perusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan
target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari
perusahaan yang bersangkutan. Seorang PR specialiast menyajikan
hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat dalam bidang
bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan organisasi
lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan
positif dengan publik.
2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi
media, komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan
pemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para
interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan
antara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor.
Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk "mengatakan sejarah
organisasi", tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku
15
dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang
juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya.
3. Merencanakan dan memanaj kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan.
Misalnya, pameran, kunjungan, pertemuan dan lain sebagainya;
membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah
komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan
baik dengan audio visual maupun sarana pendukung lain serta
bekerja sama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah
ditentukan.
4. memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok
masyarakat agar dapat menentukan dan memperkirakan situsasi dan
masalah, atau untuk mengulkur efektivitas program-program dari
public relations yang telah dilaksanakan.
5. memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
6. mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas public relation, sehingga
dapat memberikan laporam-laporan yanmg teeeratur kepada pihak
manajemen. (Colin Coulson-Thomas:19)
2.4. Internal Public Relations
Internal Public Relations (IPR) adalah publik yang menjadi bagian dari
unit usaha/badan/perusahaan/instansi itu sendiri. IPR merupakan salah satu
kegiatan yang berhubungan dengan publik yang ada di dalam perusahaan. Tujuan
16
dari adanya hubungan ini untuk mempererat hubungan antara pimpinan dan
karayawan atau bawahan, majikan dan buruh, sesama karyawan dalam publik
intern, sehingga akan menimbulkan kegairahan kerja. Hal itu dapat ditempuh
melalui komunikasi yang ebrkesinambungan. Disinilah letak peran seorang Public
Relations Officer, ia harus dapat mengadakan kontak pribadi dengan karyawan,
secara timbal balik. Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan
tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membedak-bedakan tingkat,
pendidikan dan lain-lainnya. Tapi bertindak adil, tidak memihak sesuatu
golongan, jujur dan bijaksana.
Menurut kasali dalam bukunya ”Manajement Public Relations”,
menyatakan bahwa publik internal adalah masyarakat yang berada pada organisasi
dan melakukan aktivitas di dalam organisasi atau perusahaan yang berhubungan
dengan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan tersebut, yang terdiri atas :
1. Pemegang sham dan pemilik perusahaan.2. Manajer dan Top Executivrs, yaitu orang-orang yang
memegang jabatan struktural dalam peusahaan.3. Karyawan, yaitu orang-orang yang di dalam perusahaan yang
tidak memegang jabatan struktural.4. keluarga karyawan (1994:65)
Yulianita dalam bukunya Dasar-daras Public Relations, menyatakan
”hubungan yang terbentuk dalam publik internal pada suatu
organasasi/perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Employee Relations, merupakan suatu kegiatan public Realtions untuk memelihara hubungan antara pihak manajemen dan para karyawannya. Dapat dilakukan melalui berbagai hal misalnya memberikan upah yang cukup, perlakuan yang adil, memeberikan jaminan kesehatan, ketenangan dalam bekerja, memberikan penghargaan atas hasil kerja yang telah di raih.
17
2. Manajer Relations, merupakan suatu kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan baik antara para manajer di lingkungan perusahaan.3. Labour Relations, merupakan suatu kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan antara pimpinan dengan serikat buruh yang berada di dalam di dalam perusahaan dan turut menyelesaikan maslah-masalah yang timbul diantara keduanya.4. Stakeholder Relations, merupakan suatu kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan baik antar pemegang saham dengan tujuan membina hubungan dan untuk memajukan perusahaan. Contoh kegiatannya, menyatakan selamat kepada pemegang saham baru, memberikan laporan, mengirimkan majalah organisasi.5. Human Relations, merupakan suatu kegiatan Public Retaions untuk memelihara hubungan antar sesama warga perusahaan dengan tujuan mempererat rasa persaudaraan dan meningkatkan kesejahteraan demi kepuasaan bersama. (1999:8)
Kelima kegiatan yang tertulis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kegiatan Internal Relations yang mencakup hubungan antara manajemen dengan
karyawan, para manajer
2.5. Eksternal Relations
publik eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas
orang-orang yang berada diluar perusahaan atau organisasi, baik yang ada
kaitannya dengan perusahaan maupun yang diharapkan atau diduga kaitannya
dengan organisasi. Public Relations mengusahaakan tumbuhnya sikap dan citra
positif terhadap segala kebijakan dan langkah-langkah serta tindakan perusahaan.
Public ekstern perusahaan yang terdiri atas berbagai orang yang berbeda-beda
kepentingannya, oleh karena itu teknik pembinaan hubungan dengan mereka
berbeda-beda. Menurut effendy dalam bukunnya ”Hubungan Masyarakat
18
Suatu Studi Komunikologis” kegiatan yang dapat dibentuk dengan publik
ekstern pada perusahaan adalah :
1. Client Relations yakni kegiatan Public Arelations untuk memelihara dan membina hubungan yang baik serta tetap berkelanjutan antara perusahaan dengan klien. Dapat dilakukan dengan membuat bulletin secara khusus untuk para klien yang sedang dan telah bekerjasama dengan perusahaan agar pihak klien mengetahui sejauhmana perkembangan dan keberhasilan kegiatan yang telah kita lakukan secara lengkap dan mengenal situasi.
2. Customer Relations merupakan kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara hubungan dengan pelanggan. Bagi suatu perusahaan pelanggan itu merupakan faktor nyang sangat penting, sebab maju mundurnya suatu perusahaan ditentukan pelanggan.
3. Supplier Relations merupakan kegiatan Public Relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan supplier, dan segala kebutuhan perusahaan dapat diterima dengan baik.
4. Goverment Rerlations dengan membina hubungan dengan pemerintahan dapat mebantu lancarnya kegiatan Public Relations. Berkomunikasi dengan pimpinan jawatan pemerintah dapat dilakukan dengan mengirimkan kartu ucapan selamat, mengirimkan kalender atau agenda perusahaan, mengadakan olahraga bersama, dan sebagainya.
5. Press Relations, membinan hubungan dengan media massa, karena dengan bantuan media massa akan lancar [ublikasinya demikian pula dengan penyiaran iklannya. Hubungan dengan media massa dapat dilakukan dengan mengadakan ucapan pada saat media massa tersebut berulang tahun atau berhasil memperoleh penghargaan, mengadakan hiburan bersama para wartawan. (2002:107-123)
2.6. Pengertian House Journal ”Bulletin”
house Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi Public
Relations yang paling tua. Kehadiran House Journal membuktikan bahwa
penerbitan media ini bukan kegiatan baru bagi praktisi Public Relations atau
19
hanya kegiatan penunjang saja tetapi sangat membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Salah satu bentuk kegiatan Public Relations adalah penerbitan media
perusahaan yang merupakan bentuk kegiatan komunikasi berhubungan dengan
internal perusahaan. Penerbitan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan. Dari
sisi kepentingan Perusahaan, media perusahaan diharapkan dapat
menginformasikan langkah perusahaan dalam pencapaian tujuan dengan demikian
setiap langkah perusahaan dapat dipahami oleh pembaca selanjutnya mendapat
dukungan.
Jefkins dalam bukunya Public Relations mengemukkan:
“Untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai
tujuan Public Relations adakalanya penggunaan Media massa
Pers, Radio, Televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak tersebut
hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja. Khalayak sepeti
itu adalah adalah para staf atau anggota organisasi sendiri yang
mungkin hanya dapat dijangkau melalui jurnal internal.”
(1996:127).
Jefkins dalam bukunya yang berjudul Essential of Public Relations
mengemukakan definisi House Journal, yaitu :
“House Journal adalah media bentuk pendukung kegiatan Public
Relations officer yang terdiri dari bulletin, newsletter, magazine,
20
tabloid newspaper, wall newspaper yang diarahkan kepada pencapaian
tujuan perusahaan atau lembaga itu sendiri, yaitu membangun citra
positif publik terhadap perusahaan atau lembaga dengan harapan
untuk mendapatkan dukungan dari publiknya”.(1988:152)
Dengan adanya Jurnal Internal, maka akan terlihat bagaimana caranya
suatu organisasi dapat menciptakan dan memanfaatkan media sendiri, bukan
hanya media-media umum yang biasa dipakai untuk menjangkau khalayak
komersial. Hal tersebut hanya bisa terimplementasi dengan baik apabila PR
Internal mampu menyelenggarakan komunikasi yang bersifat persuasive dan
informative”
Menurut Diminick dalam bukunya Elvinaro dan Likuita Komala dalam
bukunya Komuniaksi Massa Suatu Pengantar, bahwa fungsi majalah dibagi
kedalam lima kategori utama, yakni :
1. general consumer magazine (majalah konsumen umum)
2. business publication (majalah bisnis)
3. literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah
ilmiah)
4. news letter (majalah khusus terbitan berkala)
5. Public Relations Magazine (Majalah Humas) (2004:107)
Melihat berbagai motif yang berbeda dalam antara orang perorang maka
intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai
21
dengan jenis motifnya. Dalam bukunya pun Elvinaro dan Likuiati Komala
menyatakan bahwa majalah :
“…untuk memperoleh informasi (motif tunggal), tapi mungkin bagi
seseorang lainnya adalah untuk memperoleh informasi, sekaligus juga
pengisi waktu luang (motif gabungan)”(2004:87)
definisi tersebut menjelaskan bahwa dengan kehadiran House Journal
sangat membantu Kegiatan Public Relations dalam membina komunikasi dengan
para publiknya baik dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk mendapatkan
citra yang positif serta dukungan dari publiknya agar program-program
perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
Dari pengertian diatas sebetulnya mengacu pada sasaran khalayak yang
akan dituju ketika tujuan majalah ini dibuat. Tapi sebetulnya buletin pun termasuk
bentuk suatu “seni” dalam komunikasi yaitu seni menulis yang bertujuan untuk
membentuk dan mempengaruhi publik yang disajikan dalam sebuah berita.
Dalam pembuatan bulletin hendaknya selalu memperhatikan soal-soal
teknis, karena majalah memeliki karakteristik tersendiri seperti halnya: penyajian
lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama, gamabar/foto lebih banyak, Cover
(sampul) sebagai daya tarik. Serta formula yang menjadi pedoman dalam
penyusunan sebuah berita dalah segala sesuatu yang memuat “who, what, where,
when dan why”.
2.6.1. Langkah-langkah pembuatan buletin
22
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh Public Relations dalam
membuat House Journal khusunya bulletin, yaitu:
1. Readers (Pembaca)
2. Eksemplar
3. Frequency (waktu terbit atau edisi)
4. Policy (kebijakan redaksi)
5. Proses Percetakan
6. Style (gaya/format/bentuk)
7. Free Issue cover price
8. advertaisment (iklan)
9. Distribution (2003:24-26)
Dengan adanya langkah-langkah diatas, maka kita dapat memulai
pembuatan House Journal khusunya buletin pada langkah pertama yaitu penting
untuk diketahui bahwa sponsor redaksi harus secara pasti tahu siap yang menjadi
target atau sasaran pembaca. Pembaca akan menetukan gaya dan isi penerbitan,
dan pembaca telah mengenal serta memahami dengan seksama tentang penerbitan
yang komersial. Jumlah eksemplar tentunya harus disesuaikan dengan jumlah
penditribusian. Kemudian eksemplar akan mempengaruhi cara produksi, kualitas
bahan dan isi. Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk terbit
dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulanan,
tidak boleh ada celah yang terlalu lama karena akan menghilangkan pengertian
atau kontinitas terbit. Kita menetapkan kepada siapa saja media ini disebarkan
sesuai dengan tujuan penerbitan harus sejalan dengan program Public Relations.
23
Nama dan logo adalah hal yang sangat penting untuk mencerminkan kekhasan
atau mencerminkan karakteristik tersendiri agar mudah diingat dan komunikatif.
Public Relations bisa menggunkan letterpress, photogavure atau web offset. Pada
proses percetakan ditentukan oleh faktor bentuk dan lebar jumlah eksemplar,
penggunaan warna dan jumlah gambar agar menarik dimata pembaca. Hal-hal
yang mempengaruhi penampilan House Journal ukuran halaman, berpa banyak
kolom, tipografi, illustrasi, keseimbangan berita, feature dan artikel. Free Issue or
cover price, House Journal tidak untuk diperjual belikan karena ini merupakan
program kegiatan Public Relations perusahaan yang menerbitkannya. House
Journal juga menyerap iklan baik dari perusahaan itu sendiri atau dikomersilkan
dari perusahaan lain, hal ini tergantung kepada karakteristik pembaca dan jumlah
eksemplar media tersebut agar menarik bagi pemasang iklan. Dalam
pendistribusian, harus diperhitungkan aktualitas penerbitan. Penyampaian House
Journal bisa dikirim melalui kurir (ditangani sendiri), Via Pos, atau digabung
dengan sirkulasi pers komersil.
2.6.2. hal-hal pokok mengenai buletin
Adapun dari sisi kepentingan pembaca khusunya Pegawai perusahaan,
media komuniaksi diharapkan memuat informasi yang edukatif dan bermakna
yang erat kaitannya dengan perusahaan.
Menurut Oemi Abdurahman dalam bukunya Dasar-Dasar Public
Relatios mengemukaan bahwa “komunikasi yang informative dan persuasive
dapat dilakukan dengan cara:
24
1. Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, jurnal dll
2. Lisan, yaitu dengan briefing, diskusi dll
3. Konseling, yaitu dengan nasehat-nasehat, memecahian ,asalh-
masalh pribadi karyawan”(1989:37)
Karena untuk memahami individu-individu itu sangat penting, latar
belakang tindakan dan sikap yang dilakukan, juga memahami keinginan, harapan
dan ambisi karyawan.
Media komunikasi dalam bentuk bulletin sangat diperlukan oleh public
Relations dalam memelihara citra positif dan dukungan publik yang
menguntungkan. Oleh karena itu dalam perancangan pembuatannya ada dua aspek
yang sangat perlu diperhatikan, yang pertama Fact Finding yakni, Public
Relations mencari dan mengumpulkan berbagai fakta dan data tentang kebutuhan
publik akan isi media, gaya dan bentuk media itu sendiri. Apabila data dan fakta
yang sudah terkumpul mencerminkan aspirasi publik tentang perlunya media
perusahaan. Dan yang kedua identifikasi masalah yaitu data dan fakta yang telah
didapatkan dan masih tercampur, dipilih atau dikategorikan sesuai dengan
kebutuhan pembaca. Setelah melalui taha Fact Finding dan identifikasi masalah,
selanjutnya ditentukan tujuan menerbitkan media komunikasi house journal yang
kerupakan solusi dari identifikasi masalah sesuai sasaran dari media komunikasi
itu sendiri. Dari kedua aspek diatas maka dapat disimpulkan bahwa jembatan
komunikasi dalam bentuk house journal bulletin dapat mewakili pemenuhan
kebutuhan informasi bagi kedua belah pihak.
25
2.6.3. Kategori Informasi
Dalam pemilihan informasi atau pesan ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, Menurut Schramm yang dikutif oleh effendi dalam bukunya yang
berjudul Dinamika Komunikasi memberikan petunjuk tentang pesan-pesan
bulletin, antara lain:
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikian
dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
3. Pesan harus menyalankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana
komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk
memberikan yang dikehendaki.(2002:20)
Dalam proses penyampaian pesan bulletin, dituntut untuk mampu memilih
dan merangkai kata-kata yang dapat mengarahkan pembaca untuk berpikir,
bersikap, dan bertindak sesuai dengan harapan. Karena suatu pesan dapat diterima
oleh si pembaca apabila pesan yang disampaikan jelas maksudnya dan mudah
dimengerti, serta aktual dalam memberikan informasi sehingga ada perubahan
yang terjadi pada si pembaca, pesannya pun harus dirancang sedemikian rupa
sehingga akan mendapatkan perhatian.
Pemilihan informasi juga haruslah disesuaikan dengan persoalan yang
dihadapi. Oleh karena itu kategori informasi berdasarkan lingkup masalah sangat
26
perlu diperhatikan. Adapun kategori informasi harus berdasarkan fungsi, seperti
pada materi Pelatihan Pembuatan Materi Media Internal-Eksternal
Mahasiswa Kreatif Toraja-Bandung, yaitu:
1. Fungsi Informasi
2. Fungsi Eduksi
3. Fungsi Menghibur (2002:13)
Kategori diatas menjelaskan bahwa materi punblikasi sebagai informasi
apabila materi yang disampaikan dapat menambah pengetahuan pembaca, atau
pengalaman baru. Dengan demikian materi publikasi tersebut dapat mengurang
ketidakjelasan atau ketidaktahuan mengenai suatu masalah yang telah, sedang dan
yang akan terjadi. Selanjutnya informasi yang disampaikan memperkenalkan
kepada pembaca tentang cara baru melakukan suatu kegiatan atau cara untuk
mengatasi suatu masalah dalam melakukan suatu kegiatan atau mengatasi suatu
persoalan maka itulah f8ngsi edukatif. Dan yang terakhir yakni apabila informasi
yang dikandung pada bulletin dapat membuat pembaca merasa terhibur, maka
fungsinya sebagai menghibur.
2.6.4. Khalayak House Journal “Bulletin”
selanjutnya perusahaan juga perlu menentukan lebih dahulu siapa
khalayak pembaca dari journal Internal ini sekaligus menimba hubungan yang
akan semakin erat di public internal itu sendiri. Menurut Yulianita dalam
bukunnya dasar-Dasar Public Relations, yaitu:
1. Employee (Para Pekerja/Karyawan)
27
2. Stockholder (Pemegang saham)
3. Labour ( Serikat buruh)
4. Manager (Para Manager) (199:58)
2.6.5. Desain House Journal “Bulletin”
desain bulletin nerupakan faktor yang paling utama agar terbina kesatuan
citra dari seluruh edisi penerbitan, maka diperlukan penanganan redaksional yang
berbeda, cocok dengan masing-masing tujuan diterbitkannya bulletin serta
memerlukan bentuk gaya penampilan atau rupa yang khas dan serasi. Dengan kata
lain harus mempunyai karakter atau sifat khas dari bulletin perusahaan yang lain.
Karakter yang kuat dan serasi dengan isi dan misi akan membuat house journal
semakin berharga di mata pembaca. Menurut susanto dalam makalah pada hasil
lokakaryanya mengenai pengelolaan media perusahaan yang berjudul
perancangan tata rupa media perusahaan:
Fungsi desain pada majalah, bulletin, tidak hanya bertujuan untuk
membuat produk yang indah dan menarik saja, tetapi juga harus
dipahami oleh khalayak sasaran dan sedapat mungkin dapat
mengesankan pembaca. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan
huruf yang cocok, pemilihan unsur-unsur rupa lain yang tepat, sistem
dan struktur yang diperhitungkan dengan baik. House Journal
sebagai salah satu jenis media perusahaan yang tersendiri dan
bersifat khusus untuk kalangan tertentu dan terbatas bukan untuk
28
umum dan tidak diperjualbelikan. Membentuk karakter suatu house
journal misalnya bulletin dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Menetukan nama dan membuat logo bulletin dengan cermat dan
detail.
2. Membuat sistem tata letak (lay out) cover depan beserta halaman
isi secara konsisten namun variatif, agar tampak dinamis dan
tidak monoton, serta terpadu.
3. Pemilihan kelompok huruf yang dipakai serta memilih warna
identitas
4. Memilih gaya penampilan khas dan efektif sejalan dengan konsep
dasar editorialnya termasuk maksud, tujuan, sasaran dan strategi
komunikasi (1992:13)
2.6.6. Tata Rupa Bulletin
Tata rupa bulletin, bergantung kepada fmaksdu dan tujuan penerbitan
bulletin oleh perusahaan atau organisasi, serta konsep dasar editorial yang telah
dirumuskan oleh pemimpin redaksi. Apakah bulletin ini harus tampil ilmiah,
informative, anggun atau justru tampil lugas dan sederhana, akrab dan menghibur.
Semua bergantung pada materi yang ingin dibawakan, untuk siapa atau
lingkungan mana dan strategi penyampaiannya. Gaya penampilan serius, santai,
ilmiah, popular, biasa, akrab, dingin, hangat, resmi, klasik, futuristic, tradisional,
29
modern, glammor, dewasa, remaja, dan sebagainnya. Dapat pula gaya panduan
beberapa sifat yang saling menjalin harmonis. Hal itulah yang menjadi dasar
pemikiran Siregar dan Pasaribu dalam tulisannya Berjudul Bagaimana
Mengelola Media Korporasi-Organisasi tentang tata rupa atau perwajahan
bulletin, yaitu:
1. Membantu kelancaran proses produksi baik itu sejak pracetak
sampai proses percetakan, karena sejumlah pekerjaan desaqin
grafis atau artistic dalam proses pra cetak yang dapat dilakukan
lebih dahulu tanpa menunggu tulisan yang akan dimuat pada
bulletin.
2. Membantu penyampaian informasi agar lebih komunikatif dan
efektif
3. Membantu pembaca agar lebih mudah menemukan informasi
yang diperlukan
4. Membantu pembentukan citra bulletin dan perusahaan yang
menerbitkan
5. Membantu pembentukan karakter bulletin itu sendiri (2000:82)
2.6.7. Penyunting Naskah Bulletin
menurut soemirat dan Ardianto dalam bukunya Dasar-Dasar Puyblic
Relations, editing adalah tanggungjwab bersama oleh banyak orang di surat kabar
termasuk bulletin. Penyunting mulai dari reporter memperbaiki tulisan sebelum
menyerahkannya kepada redaksi. Penyuntingan selesai dicetak bahkan pada saat
30
deadline maasih memungkinkan. Pada dasarnya, tugas seorang editor mencakup
hal-hal berikut:
1. Mencari Kesalhan-kesalahan factual dan memperbaikinya
2. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dan mngedit berita
tersebut untuk memperbaikinya
3. Memperbaiki kesalahan dan penggunaan tanda baca, tata
bahasa, ejaan, angka , allmat dan nama.
4. Menyesuaikan naskah dengan gaya surat kabar (bulletin)
5. Membuat kalimat menjadi singkat tetapi jelas, menyatakan
fakta-fakta yang terdapat dalam satu paragraph, menyingkat
tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia.
6. menjaga jangan samapi terjadi arti ganda dalam tulisan yang
tidak sopan
7. menulis judul, bila diperlukan
8. menulis keterangan untuk foto atau gambar
9. setelah edisi naik cetak, bulletin tersebut ditelaah secermat
mungkin sebagai pelindungan lebih lanjut terhadap kesalahan
dan dilakukan perbaikan jika deadline masih memungkinkan
(2003:46)
2.6.8. Pross Percetakan Bulletin
Proses mencetak Sheder menuliskan dalam bukunya Perihal Cetak
Mencetak proses cetak berarti usaha untuk memproduksi atau menjalin dengan
31
menggunakan suatu alat media. Model percetakan ada beberapa istilah disebutkan,
yaitu:
1. Letterpress(cetak tinggi)
Pada Proses ini, dimana huruf-huruf teks dang gambar lebih
tinggoi daripada yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya
menyentuh bagian-bagian yang tinggi. Tulisan dan gambar
kemudian dipindahkan langsung keatas kertas atau bahan lainnya
dengan tekanan yang kuat.
2. Gravure
Bagian percetakan yang dipahat pada tembaga. Setelah itu diberi
tinta cetak yang masuk kebagian dalamnya. Lalu plat tersebut
dibersihkan dengan semacam pisau, tintanya tinggal dibagaian
yang dalam dan akan dipindahkan keatas kertas ketika dilakukan
percetakan. Kelebihan pada cetak ini adalah mampu mencetak
foto dan gambar dengan banyak tingkatan warna dan sangat
bervariasi.
3. Screenprinting
Proses ini dipakai jika ketiga proses terdahulu tidak bisa dipakai,
karena cetakanya tidak tinggi, tidak datar, dan tidak juga dalam.
Cetak ini menggunakan stensil.
4. photogelatin
proses ini untuk memproduksi foto-foto dan lukisan yang tidak
menggunakan nada lengkap sehingga diperoleh mutu reproduksi
32
yang jauh lebih tinggi dibandingkan deeengan proses cetak
lainnya.
5. Flexography
Proses cetak tinggi yang menggunakan tinta anillin yaitu aliran
dan tidak membutuhkan dstribusi
6. Letterset
Proses ini merupakan kombinasi dari dua proses dasar cetak.
Proses ini tidak menggunakan air dan disini terjadi pencetakan
tidak langsung
7. Thermography
Proses ini menggunakan metode kombinasi melalui model
Letterset dab letterpress
2.7. Model Komunikasi
Kegiatan komunikasi Public Relations pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan komuniaksi, kegiatan komunikasi Public Relations adalah komunikasi
yang bersifat timbal balik, dan terciptanya umpan balik. Secara sederhana,
komunikasi diartikan sebagai penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan. Karena Public Relations merupakan salah satu kegiatan komunikasi,
sehingga perlu adanya pemahaman mengenai proses komunikasi, karena itulah
kita perlu mengetahu tahapan dalam model komunikasinya.
33
Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi
yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen dengan komponen komunikasi
dengan komponen lainnya. Penyajian komponen dimaksudkan untuk
mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang
perlu ada dalam komponen komunikasi. Model komunikasi yang digunakan
menggambarkan bahwa satu pesan dari satu saluran dapat membawa pesan yang
akan disampaikan dari Who (sumber) yakni dari Public Relations perusahaan
sebagai komunikator kepada khalayak, sedangkan unsur say what merupakan
bahan untuk dianalisis yang merupakan sebagai isi pesan yang akan disampaikan
oleh Public Relations perusahaan dalam proses penyampaian pesan atau
komunikasi tersebut. Lalu In Wich Channel artinya melalui media apa Public
Relations perusahaan untuk menyampaikan pesannya kepada si penerima pesan.
To Whom (penerima) ini merupakan proses penyampaian pesan oleh Public
Relations perusahaan atau siapa penerima pesan yang disampaikan, sementara
unsur pengaruh (With What Effect) yaitu apa efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi tersebut dan apa yang dilakukan oleh perusahaan klien setelah
membaca pesan atau informasi yang disampaikan oleh Public Relations
perusahaan dari hasil proses komunikasi tersebut.
34
Gambar
Model Komunikasi Lasswell (2001:136)
Sumber : Ilmu Komuniaski Suatu Pengantar (Dedi Mulyana, M.A. Ph. D)
35
WHO
SYAS WHAT
IN WICH CHANNELL
TO WHOM
WHIT WHAT EFFECT
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi, Tbk.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Merupakan badan usaha milik negara
(BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk
umum dan dalam negeri. Berdiri pada tahun 1884 sebagai sebuah badan usaha
swata penyedia layanan pos dan telegraf dibentuk pada masa Pemerintahan
kolonial Belanda. Kemudian pada tahun 1906, Kolonial Belanda membentuk
sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama
Jawatan Pos, Telegraf dan telepon (Post, Telegraaf en Telefoon Dienst(PPT).
Tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara pos dan
Telekomunikasi (PN Postel. Bentuk perusahaan berubah menjadi Perusahaan
Umum pada tahun 1974. Sekaligus dipecah menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional dan PT. INTI yang memproduksi peralatan komunikasi. Sedangkan
pada tahun 1980, penyelenggara komunikasi internasional telah diserahkan pada
INDOSAT.
Perubahan nama menjadi PERUMTEL mewakili perubahan bentuk dan visi,
yakni sebagai badan usaha penyelenggara jasa telekomunikasi domestik dan
internasional. Berdasarkan Pp No. 25 tahun 1991, Perumtel berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi indonesia (Telkom). Sebagai
bentuk pengembangan usahanya, TELKOM memberikan penawaran umum
perdana saham pada tahun 1995. Dengan begitu namanya pun berubah menjadi
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Wilayah bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Meliputi seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesai yang terbagi atas tujuh Divisi Inti,
diantaranya Divre I (Sumatera), divre II (Jabotabek ditambah Serang, Karawang
dan Purwakarta), Divre III (Jawa Barat), Divre IV (Jawa Tengah d an DI
Yogyakarta), Divre V (Jawa Timur), Divre VI (Kalimantan), dan Terakhir Divre
31
VII (Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan papua); Lima Divisi Non
CORE; sembilan anak perusahaan dan delapan Perusahaan Alfiliasi.
3.2. Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
3.2.1. Visi Telkom
"To Become a Leading InfoCom Company in the Region", menunjukkan suatu
tekad bahwa TELKOM untuk menjadi penyelenggara jasa Informasi dan
Komunikasi yang handal di level Regional
3.2.2. Misi Telkom
Memberikan layanan "One Stop Infocom" dengan kualitas yang prima dan harga
kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang terbaik dengan mengoptimalkan
SDM yang unggul, dengan teknologi yang kompetitif dan dengan Business
Partner yang sinergi
3.3. Logo dan Arti Logo Telkom
• Bentuk bulatan dari logo melambangkan : Keutuhan Wawasan
Nusantara ; Ruang gerak TELKOM secara nasional dan internasional;
• TELKOM yang mantap, modern, luwes, dan sederhana
32
• Warna biru tua dan biru muda bergradasi melambangkan teknologi
telekomunikasi tinggi/canggih yang terus berkembang dalam suasana masa
depan yang gemilang
• Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang
beraturan menggambarkan sifat komunikasi dan kerjasama yang selaras
secara berkesinambungan dan dinamis
• Tulisan INDONESIA dengan huruf Futura Bold Italic,
menggambarkan kedudukan perusahaan ; TELKOM sebagai Pandu
Bendera Telekomunikasi Indonesia (Indonesian Telecommunication Flag
Carrier
3.4 Arti Kredo
• Kami selalu fokus kepada pelanggan
• Kami selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi serta harga yg kompetitif
• Kami selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara-cara yang terbaik (Best Practices)
• Kami selalu menghargai karyawan yang proaktif dan inovatif, dalam peningkatan produktivitas dan kontribusi kerja
• Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik
3.5. Maskot Be Bee
33
• Antena Lebah Sensitif terhadap segala keadaan dan perubahan
• Mahkota Kemenangan
• Mata yang Tajam dan Cerdas
• Sayap Lincah dan Praktis • Tangan Kuning Memberikan Karya Yang Terbaik
3.5.1. Filosofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee
Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras
mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional
menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di
habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal
terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang
bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang
sehat, liat dan kuat sehingga bisa bergerak cepat, gesit dan efektif dalam
menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh ke depan dengan
merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak
dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah
berwarna biru merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia.
3.6. Budaya Perusahaan
3.6.1. THE TELKOM WAY 135
TELKOM WAY 135 sebagai budaya korporasi yang dikembangkan
TELKOM merupakan bagian terpenting dari upaya perusahaan untuk
meneguhkan hati, merajut pikiran, dan menyerasikan langkah semua Insan
34
TELKOM dalam menghadapi persaingan bisnis InfoCom. Di dalamnya
terkandung beberapa unsur, yang secara integral harus menjiwai insan TELKOM,
yakni :
• 1 (satu) asumsi dasar yang disebut
• 3 (tiga) nilai inti, mencakup :
o Customer Value
o Excellent Service
o Competent People
• 5 (lima) langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri dari :
o Stretch The Goals
o Simplify
o Involve Everyone
o Quality is My Job
o Reward the Winners
THE TELKOM WAY 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan
TELKOM dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dan dikristalisasi
serta dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain
dan berbagai tantangan dari luar. Dengan akar yang kuat pada kesadaran kolektif
organisasi, diharapkan THE TELKOM WAY 135 dapat cepat tertanam dalam
jiwa insan TELKOM.
TELKOM berharap dengan tersosialisasinya THE TELKOM WAY 135, maka
akan tercipta pengendalian kultural yang efektif terhadap cara merasa, cara
memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku semua insan TELKOM.
Rumusan kredo bisa dianggap sebagai refleksi kepercayaan fundamental
ataupun pandangan mendasar perusahaan terhadap realitas bisnis. Lengkapnya
dirumuskan sebagai berikut :
35
”Perusahaan dan seluruh jajarannya memberikan pelayanan dan hasil
serta citra yang terbaik kepada stakeholder”
Kata Commited sendiri bisa diartikan pernyataan janji dan kesediaan untuk
melibatkan diri secara total dalam rangka memberikan yang terbaik kepada
Stakeholder. Pelibatan diri ini bisa dilakukan dalam bentuk aktivitas pekerjaan,
pemikiran, menganut nilai-nilai bersama, mendukung manajemen, mengemban
tanggungjawab, menjalankan kepemimpinan, mengembangkan kompetensi, dan
sebagainya, yang semuanya dilakukan dalam rangka memberikan yang terbaik.
3.6.2. Strategi Bisnis TELKOM
Adapun strategi bisnis TELKOM diantaranya:
1. Multi sevice Bundling
Untuk mengembangkan bisnis InfoCom, TELKOM harus dapat meberikan
layanan yang terpadu. Dalam memasarkan sambungan telepon misalnya
harus sudah mencakup layanan multimedia. Pelanggan tidak lagi
mengenal TELKOM hanya sebagai penyedia telepon tetapi sudah dapat
menikmati berbagai layanan secara paket. Dalam hal ini akan
mengikutsertakan TELKOM-Group, sebagai pelanggan TELKOM berarti
sekaligus menjadi pelanggan perusahaan yang tergabung dalam
TELKOM-Group.
2. Service Exellent
Service Excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan
prima baik dari sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual
menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian jajaran TELKOM.
3. Build Business Scale
Membangun bisnis berskala besar sangat penting bagi TELKOM yang
sudah dikenal sebagai National Company. Untuk itulah Central Policy
harus diperkuat dan produk harus mencakup National Wide. Produk-
produk dengan branding local perlu dihentikan kemudian dibuatkan
36
standarisasinya sehingga apabila diimplementasikan secara Nasional akan
membentuk Business Scale yang besar dan kompetitif (barrier to entry
bagi pesaing).
4. Strong Financial Growth
Pertumbuhan perusahaan secara financial sudah sangat perlu ditingkatkan
dan akan semakin menjadi kunci kesinambungan dan pertumbuhan
perusahaan.
3.7. Struktur Organisasi PT. Telkom
kantor perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki struktur
organisasi perusahaan yang terdiri dari Dewan komisaris yang membawahi direksi
yang terdiri dari Coperate Planing Group (bidang perencanaan perusahaan),
Coperate Transmation Group, Internal auditor Group, Coporate Secretary and
Coperate Compliance Group. Kemudian meliputi bidang-bidang dengan masing-
masing unit bisnis terdapat pada hal
3.8. Produk dan Jaa PT. Telkom
1. TELKOMFlexi
TELKOM Flexi adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data
berbasis akses fixed wiereless dengan teknologi CDMA, GSM, dan PHS. Telkom
Flexi bersifat mobile terbatas.
2. TELKOMFree
Telkom Free adalah layanan yang memberikan kemudahan kepada
masyarakat luas untuk menghubungi pelanggan Telkom Free dari manapun di
seluruh Indonesia tanpa dikenakan biaya (biaya percakapan ditagihkan kepada
yang dipanggil).
3. TELKOMGlobal-017
37
Telkom global-017 adalah layanan internet untuk berkomunikasi
internasional (SLI-Smabung Langsung Internasional) secara post-paid dengan
nomor akses-017. atau dengan sebutan Voice over Internet Protocol (VoIP)
dengan kualitas premium dengan 1 stage dial 017.
4. TELKOMLocal
Panggilan antar pelanggan telepon dalam jarak dibawah 30 km atau di
dalam wilayah (boundary) local. Pada umumnya nomor pemanggil dan yang
dipanggil masih dalam satu area code. Panggilan dari Telkom Phone ke nomor
seluler dalam 1 (satu) kota tidak termasuk Telkom Lokal walaupun besaran
tarifnya sama dengan Telkom Lokal.
5. TELKOMPhone
Telkom Phone merupakan salah satu layanan yang diselenggarakan
Telkom adalah jasa telepom dasar, sebagai jasa yang telah dikonsumsi oleh
masyarkat seja dahulu. Melalui jasa penawaran yang meliputi sambungan fasilitas
telepon yang dapat digunakan untuk fungsi telepon, facsimile atau data/internet
dengan penambahan modem oleh pelanggan. Dalam hal ini pelanggan adalah
badan hokum atau perorangan yang telah menandatangani perikatan atau kontrak
dengan Telkom, untuk berlangganan sambungan telekomunikasi dan
bertanggungjawab atas segala akibat yang timbul daripadanya.
6. TELKOMPremiumCall
Telkom Premium Call, merupakan layanan yang dapat digunakan oelh
suatu badan usaha maupun perorangan untuk menyediakan jasa informasi
konsultasi kepada masyarakat dengan atrif premium per menit (flat per menit)
yang akan dibebankan kepada pemanggil.
7. TELKOMSLJJ
Panggilang telepon jarak jauh (Long distance) dimana nomor telepon
pemanggil dan yang nomor di panggil masih dalam satu wilayah Negara (pada
38
umumnya antara pemanggil dan yang dipanggil berbeda wilayah boundary area
code). Dalam melakukan pemanggilan SLJJ pemanggil harus memanggil kode
area sebelum nomor pelanggan yang diinginkan.
8. TELKOMSLI
Panggilan telepon International Direct Dialling (IDD) dimana nomor
telepon pemanggil dan nomor yang dipanggil berbeda wilayah Negara. Untuk
melakukan panggilan SLI umumnya Pemanggil harus menekan kode Negara yang
kemudian kode wilayah.
9. TELKOMMEMO
Telkom Memo merupakan produk jasa Mail Box yang disediakan bagi
pelanggan dengan mempergunakan perangkat VPS (Voice Prosesing System)
yang diintergrasikan dengan suatu sentral telepon.
10. TELKOMSave
Telkom Save adalah layanan Telkom berbentuk komunikasi suara
menggunakan teknologi VoIP.
11. TELKOMSMS
SMS (TELKOMSMS), layanan jasa pengiriman pesan dengan menggunkan
media data dimana pelanggan dapat mengirim dan menerima pesan secara tertulis,
dan dapat dikirim/diterima dalam waktu singkat. Layanan ini juga yang
memungkinkan originating user untuk Short Message hingga 160 karakter dalam
alphabet latin dan juga mampu lebih dari 160 karakter dengan menggunkan
fasilitas concatenation (pemenggalan per 160 karakter) kepada pelanggan
pengguna short message terminal.
12. TELKOMTeleconference
Merupakan layanan teleconference melalui telepon baik fixed maupun
mobile (Audio Conference) yang mempunyai kemampuan untuk melayani
39
percakapan sampai 30 pemanggil dalam satu konferensi. Jumlah psetiap peserta
dapat diatur sesuai dengan keinginan penyelenggara konferensi. Sistem ini
dilengkapi dengan PIN (Personal identification Number) sehingga menjamin
kerahasiaan suatu konferensi dari pemanggil yang tidak diundang.
13. TELKOMVote
Layanan telekomunikasi yang memungkinkan penyelenggara jejak
pendapat publik (Public Opinion) melalui telepon. Jadi Telkom Vote ini
memberikan ruang kepada public, yang diberikan pengguna Telkom Vote melalui
jaringan telepon (Teknologi Intellegensi Network).
14. TELKOMVision
Layanan Pay TV cable yang mengurai banyak simpul komunikasi.
Sehingga pelanggan dapat menikmati program TV multi Chanel yang hamper
mencapai 40 Chanel TV dengan Kualitas tinggi yang dapat dipilih mulai dari
berita, film, hiburan, olahraga, musik, dan pendidikan. TELKOMVisiom Pay TV
Cable ini menggunkan jaringan Fiber Optic dan Coaxial Cable sehingga
menghasilkan gambar lebih tajam dan jernih. Selain itu pelanggan dapat
menikmati siaran manca Negara tanpa perangkat tambahan, dalam
perkembangannya Pay TV Cable ini juga menggunakan jaringan HFC yang
meiliki kemampuan menyalurkan layanan berupa: Pay per View, Video on
Demand, Home Shopping, Akses Multimeduia lainnya.
15. TELKOMNet Instan
Layanan akses internet dial-up secara mudah tanpa berlangganan (instant)
dengan konsep layanan yang mudah dan sederhana.
16. TELKOMNet ASTINET
Layanan Akses internet dedicated yang menghubungkan LAN milik pelanggan
ke Internet Global melalui Port router TELKOMNet dengan menggunakan
fasilitas akses yang dedicated.
40
17. TELKOMUnicall
Layanan yang memberikan kemudahan bagi suatu perusahaan/Institusi
yang mempunyai banyak kantor cabang untuk dihubungi pelangganya, dengan
hanya menekan satu nomor unik. Panggilan secara otomatis akan tersambung ke
kantor cabang dolokasi terdekat.
18. TELKOMSEL
Telkomsel merupakan anak perusahaan dari TELKOM yang menyediakan
layanan telepon seluler (Cellular Mobile Phone) dengan Teknologi GSM. Layana
yang diberikan Telkomsel secara umum dibedakan dengan tiga kategori yaitu:
1. Prepaid GSM card dengan Brand name kartu SimPATI
2. Prepaid GSM card dengan Brand name kartu HALO
3. Prepaid GSM card dengan Brand name kartu AS
3.9. GAMBARAN DIVISI / BAGIAN TEMPAT KKPT
3.9.1. Sejarah Komunikasi Perusahaan PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk
Ketatnya persaingan bisnis khususnya bisnis komunikasi secara tidak tidak
langsung menuntut suatu perusahaan untuk membuat suatu unit khusus dalam hal
ini, yaitu public Relations (Purel) yang mempunyai tugas bertanggung jawab
terhadap penciptaan, peningkatan, serta pemeliharaan citra perushaan yang ada.
Untuk itulah Telkom memiliki satu unit yang bertugas mengatasi segala
sesuataunya yang menyangkut komunikasi perushaan.
Namun dalam perkembangannya komunikasi perusahaan Telkom telah
mengalami beberapa perubahan nama disesuaikan dengan struktur organisasi dan
kebijakan yang berlaku. Pertama kalinya Divisi Public Relations dibentuk
yaitupada masa kepemimpinan Ir. Cacuk Sudarjanto tahun 1988-1992.
Kedudukan struktur organisasi ini berada dibawah secretariat perusahaan, yang
41
dijabat oleh seorang General Manager yang membawahi Manager Internal dan
Manager Eksternal.
Setelah itu pada masa kepemimpinan Drs. Setyanto P. Santoso MA, tahun
1992-1995 dan berdasarkan keputusan dewan direksi No.
K.O.53/PS/150/PROSES/1995, Public Relations kembali mengalami pergantian
nama menjadi koordinasi Sekretariat Perusahaan (Kompers) sampai sekarang
yang berkedudukan dibawah koordinasi Sekretariat Perusahaan yang dipimpin
oleh Mundarwiyarso yang membawahi Kabag. Komunikasi Internal yaitu
Muhammad dan Kabag. Komunikasi Eksternal.
Corporate communications merupakan suatu unit komunikasi di
perusahaan yang ruang lingkupnya lebih luas dalam hubungannya dengan publik.
Posisi Unit Corporate Communications sejajar dengan unit Direksi lainnya,
sehingga dapat ikut serta menentukan kebijakan bisnis yang akan ditentukan demi
kemajuan perusahaan. Unit Corporate Communications, meliputi hubungan
komunikasi eksternal dan hubungan komunikasi internal perusahaan.
Perubahan yang terjadi bukan hanya pergantian nama, tetapi hal tersebut
disesuaikan dengan kebijakan perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
sebagai sebuah perusahaan publik, sehingga perlu menyelenggarakan hubungan
publik dan berusaha menciptakan, meningkatkan dan memelihara citra baik
perusahaan.
3.9.2. Misi Komunikasi Perusahaan
Dalam menyelanggarakan tugasnya Unit Komunikasi Perusahaan
mempunyai misi agar dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Misi
Komunikasi Perusahan diantaranya sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan kegiatan komunikasi internal dan eksternal perusahaan
2. Mendukung terciptanya internal dan eksternal customer satisfaction
3. Berperan aktif mewujudkan citra perusahaan
4. Berperan aktif mewujudkan budaya perusahaan
3.9.3. Tugas Pokok Bidang Komunikasi Perusahaan
42
Adapun tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para karyawan yang ada di
unit Komunikasi perushaan, diantaranya yakni:
a. Mengacu pada rencana kerja anggaran perusahaan tahun berjalan
b. Menyelenggarakan kegiatan komunikasi, publikasi dan layanan kepada masyarakat
c. Membangun, mengelola, mengembangkan hubungan baik dengan mitra
d. Menyelenggarakan pembinaan hubungan internal, eksternal dan publikasi perusahaan.
3.9.4. Struktur Organisasi Unit Komunikasi Perusahaan
Unit komunikasi perusahaan berada dibawah naungan sekertarsi
perusahaan, oleh karena itu practican akan menjelaskan struktur organisasi
sekertaris Perusahaan yang meliputi unit komunikasi perusahaan.
Sekertaris perusahaan membawahi tiga kepala bidang perusahaan, yaitu:
Kepala bidang komunikasi, kepala bidang hukum, kepala bidang dukungan
manajemen. Berikut penjelasan dari masing-masing bidang :
1. Kepala bidang komunikasi terdiri dari:
a. Kepala bidang komunikasi internal
b. Kepala bidang komunikasi eksternal
2. Kepala bidang hukum terdiri dari
a. Koordinator peraturan dan bantuang hukum
b. Koordinator perikatan dan kerjasama
3. Kepala bidang manajemen terdiri dari
a. Kepala bagian logistik dan administrasi perkantoran
b. Kepala bagian layanan SDM kantor preusan
c. Kepala bagian sekertaris direktur utama
43
Untuk lebih memperjelas susunan organisasi unit Komunikasi Perusahaan,
dibawah ini merupakan gambar tabel struktur unit Komunikasi Perusahaan:
STRUKTUR ORGANISASI KOMUNIKASI PERUSAHAAN
Sumber: Unit Komunikasi Perusahaan TELKOM tahun 2005
3.9.5. Uraian Pekerjaan Unit Komunikasi Perusahaan
3.9.5.1 Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan
Adapun uraian pekerjaan kepala bidang komunikasi yaitu:
a. Mengumpulkan, menyeleksi, dan mengevaluasi berbagai informasi
termasuk medianya yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan pembentukan citra perusahaan
b. Menetapkan informasi yang dapat dipublikasikan, berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku
KoordinatorKomunikasi Perusahaan
Mundarwiyarso
Kabag. KomunikasiInternal Relations
Muhammad
Kabag. KomunikasiEksternal Relations
W. JatmikoBambang .S
Nana SuryanaRetno .S
Johny HaumahuSri Rezeki
Bingah Rini HarjaniMuhammad Rusli
Winarti
44
c. Mengembangkan SDM (Pelatihan, pendidikan, reward, promosi,
mutasi dan sebagainya) dilingkungan unit verja
d. Mengelola Sumber Daya (Keuangan, informasi, dan sumber daya
lainnya) untuk keperluan pelaksanaan tugasnya
3.9.5.2 Internal Relations
PR internal sama pentingnya dengan PR eksternal jika uang yang menjadi
ukurannya, maka PR internal mampu memberi kontribusi probablitas perusahaan
yang sama besarnya dengan yang diberikan oleh PR eksternal hubungan dengan
publik internal yaitu pemegang saham, manajemen, karyawan serta keluarga
karyawan lebih berfokus pada aspek-aspek manusiawi, oleh karena itu program
kerja Internal Relations (INREL) di Kompers TELKOM meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan pegawai atau employee communication, yaitu:
a. Menentukan materi dan media komunikasi sesuai dengan program
kerjanya
b. Menjadwalkan dan melaksanakan kegiatan protokoler sesuai dengan
kewenangannya
c. Menentukan peliputan-peliputan kegiatan perusahaan
d. Menyusun pidato-pidato eksekutif
e. Mengembangkan SDM (Pelatihan, Pendidikan, Reward, Promosi,
Mutasi dan sebagainya) dillingkungan kerja perbendaharaan
f. Mengelola sumber daya (Keuangan, informasi, dan sumber daya
lainnya) untuk keperluan pelaksanaan tugasnya
Adapun kegiatan yang dilakukan seperti halnya:
1. Majalah Dinding (Mading)
45
Papan pengumuman TELKOM yang berisikan informasi mengenai
keadaan atau berita tentang TELKOM dari berbagai media massa cetak.
Papan pengumuman ini bernama “TELKOM Today”
2. Kliping Berita
Merupakan salah satu kegiatan rutin setiap pagi hari. Pembuatannya
dilakukan melalui pengumpulan berita, artikel, dan lain-lain yang
berkaitan dengan PT TELKOM dari berbagai media massa cetak di tanah
air, (koran, tabloid, maupun majalah). Pendistribusiannya dilakukan ke
berbagai unit yang berada di PT. TELKOM.
3. Media Internal
Merupakan majalah internal yang diberi nama “Bulki Patriot 135”. Media
ini sifatnya internal bagi kalangan pegawai dan staf TELKOM saja, yang
berfungsi untuk memberikan informasi kepada pegawai dan staf
TELKOM tentang segala sesuatu yang menyangkut TELKOM. Bulki
Patriot 135 ini terbit secara berkala setiap 1 bulan sekali. Selain Bulki
Patriot 135, TELKOM pun menerbitkan media internal lainnya seperti
suplement dan buletin mesjid pada tiap-tiap hari Jum’at.
4. Siaran Umum (Public Address Broadcast)
Merupakan sejumlah pengers suara dan instalasi sentral untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada segenap pegawainya.
5. Silaturahmi Patriot 135
Merupakan kegiatan briefing setiap pagi hari para pegawai setiap divisi
melakukan pembicaraan tatap muka secara langsung, kegiatan ini salah
satu cara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka dari
pihak manajemen TELKOM terutama Komunikasi Perusahaan. Melalui
cara tersebut, pihak pegawai atau bawahan dapat mengajukan pendapat,
komentar, atau isi hatinya secara langsung.
6. Presentasi Video, slide dan In Focus
46
Merupakan perangkat-perangkat audiovisual yang dapat dipergunakan
untuk berbagai tujuan, mulai dari mendidik para pegawai baru,
menjelaskan standar keamanan kerja, menguraikan kemajuan yang telah
dicapai oleh perusahaan, memaparkan laporan adn pembukuan tahunan,
mengadakan rekruitmen, mendemonstrasikan kegunaan atau cara
pemakaian produk-produk TELKOM, dan untuk keperluan presentasi
pembukuan cabang baru perusahaan TELKOM disuatu tempat.
7. Litertur Pengenalan
Komunikasi Perusahaan bagian internal memiliki literatur pengenalan
TELKOM yang dikemas dalam bentuk video, slide, company profile,
(CD), booklet, yang berisikan riwayat perusahaan, struktur manajemen dan
sebagainya untuk para calon pegawai baru.
8. Acara-acara keluarga
Acara keluarga ini sifatnya tidak resmi seperti perayaan hari ulang tahun
peusahaan, olah raga, piknik bersama yang seluruh kegiatan ini
menyertakan pihak keluarga karyawan dalam rangka membina hubungan
yang harmonis antara semua pihak.
9. Knowlage Management atau (BIT)
Kegiatan komunikasi internal untuk meningkatkan wacana, pengetahuan
dan keterampilan di unit verja yang bersangkutan.
10. Kunjungan oleh pihak manajemen
Salah satu acara menggalang kedekatan dan membina hubungan baik
antara pihak manajemen di kantor pusat dengan pihak karyawan yang
berada dikantor daerah atau kantor cabang adalah dalam kunjungan
langsung oleh pihak manajemen ke masing-masing kantor daerah atau ke
kantor cabang.
3.9.5.2 Eksternal Relations
47
Eksternal Relations ini memiliki uraian pekerjaan, yaitu:
a. Menetukan materi dan media komunikasi sesuai dengan program
kerjanya
b. Menjadwalkan kegiatan-kegiatan social
c. Melakukan hubungan dengan poihak eksternal untuk membangun
Relatiionsship.
d. Mengembangkan SDM (Pelatihan, Pendidikan, Reward, Promosi,
Mutasi dan sebagainya) dillingkungan kerja perbendaharaan
e. Mengelola sumber daya (Keuangan, informasi, dan sumber daya
lainnya) untuk keperluan pelaksanaan tugasnya
Adapun Program kerja Komunikasi Perusahaan yang termasuk ke dalam
kegiatan hubungan eksternal adalah sebagai berikut:
1. Pameran
Meliputi kegiatan pemilihan event pameran, desain panel dan stand,
kontriksi stand penentuan desainer, pembuatan materi tampilan,
koordinator pameran.
2. Iklan
Meliputi desain iklan, produksi iklan, pemilihan media, negosiasi iklan,
penyangan iklan.
3. Partisipasi dan Job Training
Meliputi seleksi partisipasi, negosiasi harga partisipasi, surat menyurat,
pembayaran, penempatan Job Training.
4. Pers
Meliputi kegiatan press release, mengatur wawancara direksi dengan pers,
menyelenggarakan apresiasi pers.
48
3.10. Seputar Buletin PATRIOT 135
Buletin patriot 135 sudah tahun ke 16 pada tahun 2005 sejak pertama kali
muncul. BULKI ini berawal berfungsi untuk memberikan informasi kepada
pegawai dan staff TELKOM tentang segala sesuatu tentang telkom, sekaligus
untuk menjalin hubungan atau membentuk citra positif dikalangan Staf TELKOM
hinga saat ini. Bulletin PATRIOT 135 terbit 1 bulan sekali tiap minggun ke dua.
Sumber daya yang mengelola Bulletin ini kurang lebih 10 orang dibantu
beberapa orang dari Public eksternal Relation, yaitu dengan nama-nama pada
tabel.
Fasilitas Kerja yang digunakan dan memadai yaitu berupa:
1. Komputer 2 buah di sekertariatan dan ditambah di ruangan
komunikasi perusahaan 12 buah masing-masing menggunakan
internet online dan offline.
2. Mesin fotocopy multifungsi (Fax, fotocopy, scanner)
3. Mesin fax
4. Jaringan telepon 10 buah
5. Kamera foto digital 1 buah dan 1 buah kodak semi automatis
dengan merek nicon
6. Video shooting 1 unit
Dalam penyampaian informasi BULKI ini tidak hanya cetak saja, ada
media onlinenya pula internet. Isinya berita dari hasil pencarian berita para job
trining. Jadi para job trining tidak dimasukan kepada media cetaknya.
49
Tabel 2
NAMA-NAMA PENGELOLA BULLETIN PATRIOT 135
No. Nama Jabatan/Keterangan
1. Mundarwiyarso Pelindung
2. Muhammad Pemimpin Redaksi
3 Nana Suryana Redaktur Pelaksana
4 M. Rusli Sekertaris Redaksi
5. W.Jamiko Redaksi
6 Retno Susilowati Redaksi
7 Bambang Suprujo Redaksi
8 Bingah Rini Promosi dan Iklan
9. Dedi Setio P Distribusi
10 Rima Rahmawati Distribuís
50
BAB IV
PELAKSANAAN KKPT
4.1 Fact Finding
Fact Finding merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang
sesuai dengan kenyataan yang ada, berkaitan dengan hal-hal yang akan kita teliti
atau amati. Dari data atau informasi yang diperoleh, dapat melakukan
perbandingan-perbandingan yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari apa
yang telah dipraktekan berdasarkan data atau informasi tersebut.
Public Relations memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan, karena praktisi PR harus dapat melakukan hubungan baik pihak
internal maupun eksternal. Termasuk didalamnya kegiatan penerbitan media
internal, publikasi, membuat kliping, membuat press release dan hal lainnya.
Dengan tujuan menyampaikan informasi.
Jika dilihat dari struktur organisasinya, PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk, keberadaan Public Relations berada pada lapisan ketiga setelah Lapisan
pertama yaitu Dewan Komisaris, lapisan kedua jajaran Direksi, dan lapisan ketiga
di dalam unit kerja sekertaris Perusahaan (Cooperate Secretary) dimana Public
Relations TELKOM melaporkan setiap penyelenggara proses komunikasi kepada
Sekretaris Perusahaan. Unit Kerja Public Relations TELKOM memiliki nama
tersendiri yaitu komunikasi perusahaan (Cooperate Communication), dalam hal
ini bertangungjawab dalam mengelola penyelenggaraan proses komunikasi
termasuk medianya dengan pihak internal maupun eksternal, sehingga proses
komunikasi dan media yang digunakan mampu mendukung secara efektif
tersenggalaranya proses eksekutif, kegitan PUREL, dan kegiatan sosial yang
dapat memberi nilai tambah pada Cooperate Identity, dan Cooperate Culture.
PR TELKOM memiliki fungsi sebagai alat manajemen yang diharapkan
dapat melaksanakan komunikasi yang memperhatikan kaitan antara satu
komponen dengan komponen lainnya. Ia memiliki tugas untuk mengamankan
kebijakan pimpinan perusahaan, menyebarluaskan hasil yang dicapai perusahaan
dan membina hubungan baik dengan public internal maupun eksternal.
51
Penerbitan Buletin Internal yang merupakan salah satu program PR
TELKOM, Buletin internal yang diberi nama “Bulki Patriot 135”. Media ini
sifatnya internal bagi kalangan pegawai dan staf TELKOM saja, dengan maksud
untuk memberikan informasi kepada pegawai dan staf TELKOM tentang segala
sesuatu yang menyangkut TELKOM. “Bulki Patriot 135” ini terbit secara berkala
setiap sebulan sekali. Selain “Bulki Patriot 135”, TELKOM pun menerbitkan
media internal lainnya seperti “Supplement”, buletin “Mesjid” pada tiap-tiap hari
Jum’at. Sebelum penerbitan pada “Bulki Patriot 135” ini dimasukan juga pada
Cyber Headline (portal.telkom.co.id), media yang dikhususkan untuk TELKOM.
4.2 Planning
Planning adalah proses perencanaan, yaitu proses secara berurutan tentang
langkah-langkah yang akan dilaksanakan secara beruurtan berdasarkan fakta dan
landasan yang sehat untuk mencapai tujuan tertentu. Melalui keluar masuknya
arus informasi, yang ditangani langsung oleh redaksi melalui kantor perusahaan
dari kepala bidang komunikasi eksternal dan kepala bidang komunikasi Internal
dengan merencanakan langkah-langkah yang tepat.
Dengan dilakukannya perencanaan ini, maka prkatikan mengetahui arah
tujuan hendaknya dicapai dengan tujuan pemuatan Bulletin. Agar pembuatan
Bulletin “Bulki patriot 135” lancar setiap bulan sesuai dengan jadawal terbit yang
telah disepakati dari awal, maka PR TELKKOM menyusun perencanaan yang
matang sebelum diterbitkannya Bulletin ini. Adapun langkah-langklah
perencanaan persiapan dijalankan, antara lain:
1. Merencanakan Tema
Tema yang dibahas pada Bulletin disesuaikan dengan tema TELKOM
yang menjadi top Isu yang ada. Dan informasi yang didapat fakta oleh
redaksi disesuaikan mengenai dunia TELKOM..
2. Merencanakan pembaca (Readers)
hal ini sangat penting karena sesuai dengan konsep awal tujuan PR
TELKOM menerbitkan Bulletin. PR TELKOM sekaligus menjadi
reduktur “Bulki Patriot 135” menetapkan pembacanya adalah mulai dari
52
kalangan Dewan komisaris, jajaran Direksi sampai dengan pegawai dan
seluruh jajaran TELKOM saja. Public Interbal inilah yang turut
mendukung terhadap pembentukan citra perusahaan.
3. Merencanakan Jumlah Eksemplar
Readers “Bulki Patriot 135” yakni jumlah dari relokasi pendistribusian
dalam ruang lingkup nasional/divisi unit setingkat datel sesuai lokasi
masing-masing.
4. Merencanakan waktu terbit atau Edisi
Dari fasilitas dan anggaran biaya penerbitan Bulletin, maka PR TELKOM
memutuskan waktu terbit Bulletin yaitu sebulan sekali.
5. Merencanakan kebijakan Redaksi
PR TELKOM menetukan bahwa “Bulki Patiot 135” ini di peruntukan
untuk Dewan komisaris, jajaran Direksi sampai dengan pegawai dan
seluruh jajaran TELKOM saja. Agar informasi dan komunikasi internal
tetap terjalin diantara seluruh jajaran TELKOM.
6. Merencanakan gaya
Penentuan format sangat erat kaitannya dengan penampilan cover Bulletin.
Kemudian penentuannya logonya diambil dari karakter Maskot TELKOM
yakni Maskot lebah biru yang diberi nama Bee dan angka 135, sehingga
terciptalah logo Bulletin “Bulki Patriot 135”. Dimana logo tersebut
memilik arti yang Praktikan tafsirkan. Pertama,bee si lebah biru yang
diambil dari filosofi maskot TELKOM lebah biru, bahwa lebah termasuk
makhluk sosial yang senang bekerjasama, pekerja keras mempunyai
kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional,
menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai
pihak. Dihabitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda
keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi
koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki
potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, liat dan kuat sehingga bisa
bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah
berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat
53
dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan
makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru
merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia. Dan 135 adalah
budaya korporasi yang dikembangkan TELKOM merupakan bagian
terpenting dari upaya perusahaan untuk meneguhkan hati, merajut pikiran,
dan menyerasikan langkah semua Insan TELKOM dalam menghadapi
persaingan bisnis InfoCom. Di dalamnya terkandung beberapa unsur, yang
secara integral harus menjiwai insan TELKOM.
7. Merencanakan bahwa Bulletin tidak untuk dijual
Karena penerbitan merupakan salah satu program PR yang sekaligus
sebagai redaktur, maka sesuai dengan ketetapan Bulletin untuk tidak
diperjualbelikan.
8. Merencanakan proses percetakan
Pada proses percetakan Bulletin “Bulki Patiot 135”, PR TELKOM
mengajukan rancangan dari ukuran halaman banyak kolom, tipografi,
keseimbangan berita, penggunaan tingkatan warna kepada perusahaan
percetakkan yang bekerjasama dengan TELKOM yaitu PT. Adhi Chandra
Dwiutama.
9. Merencanakan Pendistribusian Bulletin
Dalam mendistribusikan Bulletin “Bulki Patriot 135” , PR menentukan
lokasi yang akan menerima Bulletin ini, pendistribusian ini dalam ruang
lingkup nasional/divisi unit setingkat datel sesuai lokasi masing-masing,
ada yang langsung disampaikan langsung ada yang melalui jasa pos.
10. Perencanaan Evaluasi
Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan
diadakannya program penerbitan Bulletin ini bagi TELKOM.
4.3 Programming
Programming adalah jadwal kerja sesuai dengan perencanaan yang
dituangkan dalam program-program kerja yang akan dilaksanakan. Programning
ini dilakukan setelah perencanaan program-program dilakukan sehingga program
54
disusun dapat mengacu pada perencanaan yang dilakukan. Planning dan
Programming keduanya sangat menetukan sukses tidaknya kegiatan Public
Relations termasuk kegiatan diadakannya penerbitan Buletin “Bulki Patriot 135”.
Bulletin “Bulki Patriot 135” diterbitkan oleh PT. Telekomuniksi
Indonesia, Tbk divisi Komunikasi Perusahaan, Lt. 1, Jl. Japati No. 1, Bandung-
Jawa Barat dimana gedung tersebut merupakan pusat dari pembuatan Bulletin
“Bulki Patriot 135”.
Untuk menerbitkan Bulletin “Bulki Patriot 135” ini, PR Telkom telah
menyusun jadwal kerja untuk pelaksanaan penerbitan dengan mengadakan rapat
redaksi. Adapun ha-hal yang menjadi kegiatan Bulletin “BULKI PATRIOT 135”,
yaitu:
1. Menentukan Tema
Tema yang dibahas pada Bulletin disesuaikan dengan tema TELKOM
yang menjadi top Isu yang ada seperti halnya edisi 7/juli/tahunXVI/2005
tentang “Top Isu: Program 3010”. Dan informasi yang didapat fakta oleh
redaksi disesuaikan mengenai dunia TELKOM seperti halnya dalam
suplemen khusus kunci sukses sang bintang dan profilnya.
2. Menetukan pembaca (Readers)
hal ini sangat penting karena sesuai dengan konsep awal tujuan PR
TELKOM menerbitkan Bulletin. PR TELKOM sekaligus menjadi
reduktur “Bulki Patriot 135” menetapkan pembacanya adalah mulai dari
kalangan Dewan komisaris, jajaran Direksi sampai dengan pegawai dan
seluruh jajaran TELKOM saja atau berdasarkan kebijakan. Public Internal
inilah yang turut mendukung terhadap pembentukan citra perusahaan.
3. Menetukan Jumlah Eksemplar
Readers “Bulki Patriot 135” yakni jumlah dari relokasi pendistribusian
sekiutar 180 eksemplar untuk seluruh nasional/divisi unit setingkat datel
sesuai lokasi masing-masing TELKOM.
4. Waktu terbit atau Edisi
55
Dari fasilitas dan anggaran biaya penerbitan Bulletin, maka PR TELKOM
memutuskan waktu terbit Bulletin yaitu sebulan sekali. Atas kerjasama
pihak luar.
5. Menentukan kebijakan Redaksi
PR TELKOM menetukan bahwa “Bulki Patiot 135” ini di peruntukan
untuk Dewan komisaris, jajaran Direksi sampai dengan pegawai dan
seluruh jajaran TELKOM saja. Agar informasi dan komunikasi internal
tetap terjalin diantara seluruh jajaran TELKOM.
6. Menentukan gaya
Dalam penampilan format sesuai dengan apa yang dalam perencanaan,
tapi mengenai tata letak tulisan gambar diserahkan kepada pihak melalui
kerjasama yaitu dengan PT. Adhi Chandra Dwiutama, itu pun tidak lepas
masukan dari redaksi.
7. Menetukan bahwa Bulletin tidak untuk dijual
Karena penerbitan merupakan salah satu program PR yang sekaligus
sebagai redaktur, maka sesuai dengan ketetapan Bulletin untuk tidak
diperjualbelikan.
8. Menentukan proses percetakan
Pada proses percetakan Bulletin “Bulki Patiot 135”, PR TELKOM
mengajukan rancangan dari ukuran halaman banyak kolom, tipografi,
keseimbangan berita, penggunaan tingkatan warna kepada perusahaan
percetakkan yang bekerjasama dengan TELKOM yaitu PT. Adhi Chandra
Dwiutama.
9. Menentukan Pendistribusian Bulletin
Dalam mendistribusikan Bulletin “Bulki Patriot 135” , PR menentukan
lokasi yang akan menerima Bulletin ini, pendistribusian ini dalam ruang
lingkup nasional/divre-divre dan unitnya setingkat datel sesuai lokasi
masing-masing, ada yang langsung disampaikan langsung ada yang
melalui jasa pos. seperti halnya :
a. Divisi I Sumatera
b. Divis II Jakarta dan wilayah sekitarnya
56
c. Divisi jawa barat
d. Divisi jawa tengah dan DI Yogyakarta
e. Divisi V jawa timur termasuk Surabaya
f. Divisi VI Kalimantan
g. Divisi VII Indonesia Timur (Bali, Nusa tenggara, Sulawesi,
Maluku dan Papua)
10. Persiapan Evaluasi
Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan
diadakannya program penerbitan Bulletin ini bagi TELKOM. Mulai adri
penentuan tema, waktu tebit, dan tak lupa mengenai sumber daya manusia.
Dan hal-hal pokok lainnya yang dibicarakan pada rapat redaksi maka
dalam pembuatan Bulltin berjalan dengan baik untuk mencapai hasil yang
mantap dan sesuai dengan fungsi diadakannya penerbitan Bulletin oleh
Public Relations TELKOM.
4.4 Tacking Action and Communication
Tacking Action and Communication merupakan tahap pelaksanaan dari
kegiatan Public Relations sesuai data dan fakta yang diperoleh dan mengacu
kepada perencanaan dan program yang telah dibuat.
Pada tahap ini, seminggu setelah rapat redaksi Public Relations PT.
Telkom mengumpulkan data-data yang masuk dan berasal dari pengalaman kru
Bulletin “BULKI PATRIOT 135” dan kru PT. Telkom sendiri “Media Keluaarga
besar Telkom”, dari hasil pengamatan Praktikan mengenai hal-hal yang ada pada
Bulletin ini pada edisi “Kunci Sukses Sang Bintang”,hasil dokumentasi berupa
foto-foto pada saat Press Conference BOD yang telah dilaksanakan setelah RUPS
yang menjadi latar dari segmen :”Top Isu: Program 3010”, dan data-data
pengiklan.
Sebagian Public Relation PT. Telkom yang memiliki kemampuan
keterampilan jurnalistik selalu bekerja dengan bayangan apa keinginan
pembacannya, maka sampai ada yang mengerjakannya dirumah, upaya untuk
57
mencapai target mulai menyusun tata bahasa dan kalimat yang menggunakan gaya
bahasa tutur yang riang, santai tetapi jelas setiap informasi yang akan ditampilkan
pada bulletin PATRIOT 135. pemilihan dan penggunaan warna yang segar,
pemilihan huruf serta menyusunnya secara efektif dan menarik karena huruf
masing-masing mempunyai segi pembacaan, keindahan, dan sifat khas menitik
beratkan pada segi keterbacaan. Huruf disusun dalam kolom-kolom, maksudnya
untuk memperlancar pembaca dan mempunyai efek dekoratif yang dimanfaatkan
untuk menambah daya tarik serta untuk mengarahkan emosi pembaca. Kemudian
mendesain Bulletin “BULKI PATRIOT 135” untuk peletakan unsur-unsur
visualnya, terutama untuk kolom-kolom, batas ukur gambar, foto, ruang untuk
baris judul dan batas ukuran iklan sesuai dengan besar kecilnya tergantung dari
keinginan perusahaan klien sebagai pengiklan. Keseragaman ini sangat perlu
untuk dapat membentuk kesatuan citra dan kesatuan karakter lewat desain.
Selanjutnya mengatur letak gambar iklan dari perusahaan klien dan foto-foto
event agar mempunyai daya tangkap langsung dan lebih segar dibandingakan
dengan kata-kata. Melalui gambar dan foto, pesan yang disampaikan lebih mudah
untuk dicerna, dipahami, dan dirasakan dalam waktu yang sangat singkat oleh
readers “BULKI PATRIOT 135”.
Dalam perancangan tata letak dan Produksi Public Relations PT. Telkom
dibantu oleh PT. Adhi Chandra Dwiutama, membagi ruang menjadi dua, ruang isi
yang berupa daerah tulisan, gambar, foto dan yang kedua ruang kosong yakni latar
belakang yang aktif dan mempunyai efek visual yang Sederhana. Setelah
semuanya selesai diedit mulai dari rancangan Bulletin untuk memperbaiki
kesalahan atau penggunaan tanda-tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka, nama dan
alamat, menyesuaiakan naskah dengan gaya Bulletin “BULKI PATRIOT 135”,
menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, menjaga jangan sampai
terjadi penghinanan, arti ganda dalam tulisan yang tidak sopan, menulis judul
untuk berita bersangkutan, menulis keterangan untuk foto-foto event yang telah
diadakan.
58
4.5 Problem
Masalah yang dihadapi oleh Public Relations PT. TELKOM dalam
menjalankan Kegiatan Bulletin “BULKI PATRIOT 135” adalah:
1. Kurangnya tenaga sumber daya yang intens menggeluti karena
dalam design prudiksi Bulletin dikerjakan oleh pihak luar..
2. Kurangnya efisiensi dalam pembiayaan dan efisiensi waktu dalam
pengiriman Bulletin ke seluruh divre dan unit di berbagai daerah di
tanah air. Dikarenakan Bulletin ini sasaran pembacanya adalah
seluruh karyawan TELKOM yang sesuai dengan kebijakan redaksi.
4.6 Effort
Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang dihadapi
dalam penyajian Bulletin internal, yaitu:
1. Pimpinan Membuat kebijakan merekrut perwakilan setiap divisi
untuk masuk dalam staff redaksi Bulletin internal atau unit kerja
tersendiri yang ditangani oleh PR Internal dalam hal ini komunikasi
perusahaan. Selain itu dalam penyajian Bulletin ini diharapkan
jalinan komunikasi antar karyawan bisa terjaga.
2. Mengoptimalkan dana yang tersedia, dengan mengefisiensikan dana
dari biaya produksi. Selain itu memasukan masalah pendanaan
Bulletin internalkedalam kebijakan perusahaan agar nantinya di
dalam pendanaan Bulletin akan lebih optimal dari sebelumnya.
4.7 Evaluating
Evaluating adalah mengulas kembali dari hasil kegiatan yang dilakukan
Public Relations PT.TELKOM untuk mengetahui keberhasilannya dalam
menjalankan program Bulletin “BULKI PATRIOT 135”. Evaluasi ini penting
untuk mempertahankan kinerja dan lebih mengembangkan kreativitas Public
Relations TELKOM. Evaluasi dilakukan oleh Public Relations sebelum Bulletin
terbit edisi berikutnya terbit untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan tujuan
diadakan penerbitan Bulletin dan hal-hal apa saja yang hendak diperbaiki serta
59
dipertahankan oleh Public Relations TELKOM dalam menerbitkan Bulletin
“BULKI PATRIOT 135” baik dari informasi yang disajikan apakah sesuai dengan
tujuan awal diterbitkannya Bulletin sampai pada tata rupa. Hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Public Relations Telkom disesuaikan dengan tujuan awal
diterbitkan bulletin PATRIOT 13, yaitu:
1. penerbitan bulletin PATRIOT 135 yang bertujuan untuk menjangkau
dan membina komunikasi membantu mendeskripsikan serta
menginformasikan company profile, event-event yang diadakan
TELKOM.
2. Kurangannya sumber daya yang memiliki kemamupuan Junarlistik.
Sehingga mempengaruhi kebijakan. Sehingga kurang effisien dalam
pembiayaan jika. Karena bulletin ini sasarannya adalah seluruh
karyawan TELKOM diseluruh Indonesia.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan KKPT terhadap fungsi Bulletin Internal
“ BULKI PATRIOT 135 ” pada Public Relations PT. Telkom adalah :
1. Dengan adanya penerbitan Bulletin, maka sangat membantu tugas Public
Relations PT. Telkom untuk mendiskripsikan serta menginformasikan company
profile karena dengan membaca Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” readers
dapat segera mengetahui konsep PT. Telkom.
2. Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” menyajikan informasi-informasi
umum yang penting dan sangat erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang ada
di PT. Telkom.
3. Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” berfungsi sebagai sarana
mendokumentasikan event yang telah dilaksanakan antara perusahaan klien dengan
PT. Telkom. Hal ini berguna agar klien-klien PT. Telkom yang lain sebagai readers
dapat melihat sejauhmana keberhasilan salah satu perusahaan klien yang telah
bekerjasama dengan PT. Telkom.
4. Dengan adanya Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” sangat membantu
Public Relations PT. Telkom dalam menyampaikan informasi kepada perusahaan
klien mengenai fasilitas-fasilitas dan program-program baru yang ada di PT. Telkom
agar perusahaan klien semakin tertarik untuk bekerjasama.
61
5. Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” mampu menjangkau pengiklan,
dengan adanya pemasangan iklan maka secara langsung PT. Telkom mendapatkan
income bagi perusahaan
6. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Bulletin Internal “ BULKI PATROT 135
“ yaitu kurangnya tenaga sumber daya manusia yang intens menggeluti pembuatan
Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 “ dikarenakan pada proses pembuatan
Bulletin Internal masih dengan team redaksi yang seadanya, yaitu seluruh staff
Departemen PR PT. Telkom dibantu oleh beberapa orang staff dari Divisi lainnya
yang ada di PT. Telkom, sehingga walaupun tanggung jawab Bulletin Internal
“BULKI PATRIOT 135 “ ada pada Internal Relations, akan tetapi didalam teknis
pelaksanaaan pembuatan Bulletin Internal “BULKI PATRIOT 135“ menjadi kerja
semua staff PR dan kurangnya efisiensi dalam pembiayaan dan efisien waktu dalam
proses pengiriman Bulletin Internal “BULKI PATRIOT 135” keseluruh Divre dan
Unit PT. Telkom yang tersebar diseluruh Indonesia, hal ini dikarenakan sasaran
pembaca Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ” adalah seluruh karyawan PT.
Telkom tanpa terkecuali, dan dibagikan secara cuma-cuma..
7. Hambatan-hambatan yang ditemui tentu saja memerlukan adanya usaha agar
hambatan tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh kerena itu,
PT. Telkom berusaha mengatasinya, antara lain Departemen PR telah menyiapkan
cara khusus yaitu merekrut perwakilan setiap Divisi untuk masuk dalam staff redaksi
Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 ”, karena diharapkan agar setiap Divisi
memiliki semangat saling memiliki dan semangat kebersamaan. Selain itu
Departemen PR juga merekrut secara khusus orang-orang yang berkompeten dalam
62
permasalahan pembuatan Bulletin Internal “BULKI PATRIOT 135”, yaitu beberapa
orang dari Divisi Programming dan mengoptimalkan dana yang tersedia, dengan
mengefisienkan dana dari biaya produksi. Selain itu memasukan permasalahan yang
dihadapi kedalam permasalahan kebijakan perusahaan agar nantinya lebih optimal.
5.2 Saran
1. Sebaiknya PT. Telkom menambah jumlah orang-orang yang memiliki
kompetensi serta bisa intens didalam team redaksi Bulletin Internal “ BULKI
PATRIOT 135 “. Dengan demikian optimalisasi pekerjaan akan lebih baik lagi.
2. Berusaha memasukan Bulletin Internal “ BULKI PATRIOT 135 “ kedalam
agenda penting perusahaan, sehingga dengan begitu dapat dengan mudah
mensinergiskan antara kepentingan perusahaan dengan keinginan para karyawan yang
tentu saja mengarah kepada peningkatan motivasi kerja karyawan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman,Oemi.2001 Dasar-dasar Public Relation. Bandung : Citra Adtya
Bakti
Ardianto, Elvinaro, Drs., M.Si dan Lukiati Komala Erdina ya, Dra., M.Si, 2004
Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbosia, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Coulson, Colin-Thomas, 1993 PUBLIC RELATIONS Pedoman Praktis Untuk
PR, Jakarta: Bumi Aksara
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Effendy,Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Kriminologis
Bandung Remaja Rosdakarya 2002
Iriantara, Yosal, 2004 Community Relations,Simbiosa Rakatama, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Jefkins, Frank 1988, Essential of Public Relations, Singapore :Heineman Asia
Jefkins, Frank.1992. Public Relations. Erlangga, Jakarta
Kasali,Rhenaldi. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia, Jakarta 1994 : Erlangga
Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung :Remaja
Rosdakarya
Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro ,2002. Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung : Remaja Rosdakarya
T. Susanto, 1992. .Memahami Perancangan Tatarupa Majalah Perusahaan.
(makalah). Hasil Lokakarya Pengelolaan Majalah Peusahaan.
Yulianita, Neni. 1999. Dasar-Dasar Public Relations. Fikom UNISBA Bandung
Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2000. metode Penelitian Administrasi Negara
DAFTAR HADIR PRAKTEK KERJAMAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
NAMA : WENDI MAULANA AKHIRUDINN P M : 012050115PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI (KEHUMASAN)NAMA INSTANSI : PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TbkPEMBIMBING : JOHNY HAUMAHU
NO HARI / TANGGAL KEGIATANPARAF
PEMBIMBING
01 Rabu / 29-06-2005 - Perkenalan - Kliping berita - Distribusi kliping- Front Desk
02 Kamis /30-06-2005 - Kliping berita - Distribusi kliping - Distribusi surat - Membuat Surat- Front Desk
03 Jum’at/ 01-07-2005 - Kliping Berita - Distribusi kliping- Distribusi surat- BIT/Sharing dari Pak
Nana Tentang Jurnalisme
- Pengarahan dari Bambang dan Jatmiko
05 Senin/ 04-07-2005 - Kliping Berita - Pengarsipan Surat- Distribusi Kliping- Distribusi Surat
06 Selasa /05-07-2005 - Kliping Berita - Distribusi Klipping- Fax Surat+Menelepon
Tugas dari Ibu Rini07 Rabu /06-07-2005 - Kliping Berita
- Pengarsipan data- Fax Surat (CV) Ke
Tempo Tugas dari Ibu Rini
- Mengikuti dan meliput malam kebersamaan
mengantar dan Menyambut Patriot Telkom
08 kamis / 07-07-2005 - Kliping Berita - Pengarsipan data- Distribusi kliping
09 Jumat / 08-07-2005 Kliping Berita Distribusi kliping - Liput Reuni Alumni Jur.
Telekomunikasi (sabtu)10 Senin / 11-07-2005 Kliping Berita
Pengarsipan Surat11 Selasa /12-07-2005 Kliping Berita
Distribusi KlipingPengarsipan Surat
12 Rabu /13-07-2005 Izin13 Kamis / 14-07-2005 Izin14 Jumat / 15-07-2005 Izin 15 Senin / 18-07-2005 Kliping Berita
Pengarsipan suratDistribusi Kliping
16 Selasa /19-05-2005 Kliping Berita Distribusi Kliping
17 Rabu /20-07-2005 Kliping BeritaDistribusi Kliping
18 Kamis / 21-07-2005 Kliping Berita Distribusi SuratPengarsipan Surat
19 Jumat /22-07-2005 Kliping Berita Distribusi Majalah Patriot Pengarsipan KUDistribusi ke KU
20 Senin / 25-07-2005 Kliping Berita Pengarsipan KUDistribusi ke KU
21 Selasa/ 26-07-2005 Kliping Berita Distribusi Kliping Front Desk
22 Rabu /27-07-2005 Kliping BeritaFront DeskDistribusi Surat
23 Kamis / 28-06-2005 Kliping BeritaDistribusi klipingDistribusi surat
24 Jumat / 29-07-2005 Kliping BeritaDistribusi Kliping
Fornt Desk
29 Juli 2005
JHONY HAUMAHU NIP. 623094
TableJADWAL KEGIATAN KKPT 2005
Kegiatan
Waktu
Maret 2005
April2005
Mei2005
Juni2005
Juli2005
Agustus2005
September 2005
Oktober2005
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4A Tahap Persiapan
1. Pengajuan Judul2. Penjajakan3. Perizinan4. Kepustakaan
B Tahap Pelaksanaan1. Fack Finding2. Planning3. Programming4. Tacking Action5. Evaluating
C Tahap Pelaporean1. Pengolahan2. Pebimbingan3. Perbaikan4. Seminar
DIREKTUR BISNIS JARINGAN
Group of Assistants• Supervisi & PengembanganUnit Bisnis Jartel
• Kebijakan Jaringan• Kebijakan Interkoneksi &Tarif Bisnis Jaringan
• Sekretariat
Unit Bisnis♦ Divisi Long Distance♦ Carrier & Interconnection
Service Center♦ Probis (Temporer)♦ Unit Bisnis lainnya yang
akan dibentuk kemudian
DIREKTUR BISNIS JASA
Group of Assistants• Supervisi & Bang UBISCC & PO Jastel
• Supervisi&BangUbis PC&KS• Optimalisasi Akses• Kebijakan Tarif Jastel• Marketing• Sekretariat
Unit Bisnis♦ Divisi Regional♦ Divisi Enterprise Service♦ Divisi Multimedia♦ Divisi Fixed Wireless♦ Unit Bisnis lainnya yang
akan dibentuk kemudian
DIREKTUR KEUANGAN / CFO
Group of Assistants• Pembinaan Perusahaan
Asosiasi• Investasi & Pendanaan• Akuntansi• Perbendaharaan• Anggaran• Sekretariat
Unit Bisnis♦ PT TELKOMSEL♦ PT Infomedia Nusantara♦ PT Indonusa Telemedia♦ PT Napsindo Primatel Intl♦ PT Pro Infocom Ind (PII)♦ PT PIN♦ PT Dayamitra Tel♦ PT Aria West Intl♦Perusahaan asosiasi lainnya
DIREKTUR SDM DANBISNIS PENDUKUNG / CIO
Group of Assistants• Supervisi & Bang Ubis Pendukung• Kebijakan SDM• Pengembangan Eksekutif• Hubungan Industrial• Kebijakan Logistik• Kebijakan Bang TI• Sekretariat
Unit Bisnis♦ Training Center♦ Carrier Development Support
Center♦ Management Consulting Center♦ Construction Center♦ I/S Center♦ R&D Center♦ SME Development Center♦ Maintenance Service Center♦ Yayasan-yayasan♦ Unit Bisnis lainnya yang
akan dibentuk kemudian
DEWAN KOMISARIS
DIREKSICORPORATE TRANSFORMATION GROUP
CORPORATE PLANNING GROUP
INTERNAL AUDITOR GROUP
CORPORATE SECRETARY
KANTOR PERUSAHAAN
Struktur Korporasi Perusahaan
UNIT BISNIS
CORPORATE COMPLIANCE GROUP
Malam Kebersamaan Mengantar dan Menyambut Patriot Telkom
Sekitar pukul 20.00 WIB tertanggal 6 Juli 2005, acara bertajuk "Malam Kebersamaan Mengantar dan Menyambut Patriot Telkom" di Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang dimulai. Acara malam itu bertujuan melepas direksi lama sekaligus menyambut jajaran direksi baru. Hadir pada malam itu Arwin Rasyid, Garuda Sugardo, Abdul Haris, Rinaldi Firmansyah, Guntur Siregar, Arief Yahya, John Welly, Woeryanto Soeradji, Suryatin Setiawan, dan Kristiono. Hadir pula Komisaris PT. Telkom Tanri Abeng, Sartono, Anggito Abimanyu dan Arif Arryman. Acara ramah tamah berlangsung akrab dan
penuh kehangatan.
Di awal acara, mantan Direktur SDM Telkom Woeryanto Soeradji menyatakan kesan mendalam terhadap Telkom. Ia sempat bercerita masa-masa beratnya di Telkom, diantaranya saat Telkom melakukan cross cornership dengan Indosat. Pengalaman-pengalaman itulah yang membuatnya bangga pernah menjadi bagian dari Telkom. Ia juga berharap akan masa depan Telkom yang cerah dengan jajaran direksi barunnya.
Lain Woeryanto, lain pula Suryatin. Selama lima belas tahun bergabung dengan Telkom ia merasa sangat beruntung bisa menjabat sebagai Direktur Jasa. Ia juga berterima kasih kepada seluruh rekan yang telah memberikannya kesempatan menunaikan tugas-tugas. "Tanpa dukungan rekan-rekan sekalian tentunya saya dan tim tidak dapat memberikan apa yang diharapkan dari diri kita masing-masing".
Di lain sisi Kristiono, Mantan Dirut PT. Telkom merasa kiprahnya selama ini di Telkom tidak sempurna, belum dapat memberikan maksimal, "Saya rasa, selama kurang lebih 27 tahun di Telkom, benefit yang saya dapatkan jauh lebih banyak dari kontribusi yang saya berikan," ucapnya. Oleh karena itu beliau memohon maaf kepada semua rekan dan jajaran komisaris.
Sementara itu, Arwin Rasyid, Dirut PT. Telkom yang baru menyatakan bahwa apa yang sudah dibangun rekan Kristiono dan rekan-rekan lainnya adalah luar biasa. Mereka telah mempersiapkan landasan yang kokoh untuk maju ke depan. Telkom going forward. "Suatu kehormatan sekaligus tantangan bagi saya dan rekan-rekan mengantikan Kristiono," ungkapnya. Arwin juga bercerita pengalamannya beberapa waktu lalu ketika dipanggil Menteri Negara BUMN untuk membangun Telkom. Ia diminta meningkatkan kapitalisasi pasar Telkom tiga kali dari sekarang pada tahun 2009 nanti. Arwin juga meminta doa restu para komisaris agar bisa menjalankan amanah, mewujudkan visi Telkom.
Pada acara kebersamaan tersebut, seperti biasa Anggito, yang terkenal dengan komisaris berdarah seni tinggi, didaulat untuk memainkan flute-nya yang memang cukup menghipnotis para tamu. Tampil pula pada malam itu Paduan Suara Trisakti dengan beberapa lagunya. Di penghujung acara giliran Yana Yulio unjuk kebolehan menghibur para tamu. Wajah-wajah letih kembali dihiasi senyum melihat sajian atraktif sang penyanyi. Panggung cerita mengembalikan kehangatan malam. Sebelum pulang, para tamu menyalami jajaran direksi lama dan baru. Selamat menjalankan tugas untuk jajaran direksi baru.*** (lytha)
50 Tahun Pengabdian Alumni Akademi Postel
Haru biru warnai reuni “Memperingati 50 Tahun Pengabdian Alumni Akademi Postel Jurusan Telekomunikasi” (9/7). Bertempat di lapangan kampus TTC, Jl. Geger Kalong Hilir No. 47 Bandung, acara berlangsung sederhana dalam naungan tenda biru. Reuni tahun 2005 adalah kali ke-2, delapan tahun setelah reuni pada tahun 1997.
Dalam laporannya, Soewandi, ketua panitia mengatakan acara ini diadakan untuk mempererat tali silaturahmi diantara alumni. Adapun, Akademi Postel jurusan
telekomunikasi memulai angkatan pertamanya tahun 1951 dan diakhiri angkatan ke-15, tahun 1972. Dalam rentang waktu tersebut dihasilkan 570 tenaga terdidik. Mereka mengabdi pada negara lewat jalur Perumtel, PT. Telkom, Indosat, TNI angakatan darat laut dan udara, juga PT. Inti dan Telkom Grup.
Dalam perjalanannya, para alumni menjadi saksi perubahan manajemen Telkom, sejak masih dalam jawatan PTT hingga berubah menjadi Tbk. Mereka menjadi pelaku sejarah dan menyaksikan bagaimana jasa telegraph pernah manjadi telekomunikasi andalan. Bagaimana muncul layanan jasa-jasa telekomunikasi lain baik komunikasi data, internet, seluler hingga lahirnya dua raksasa baru telekomunikasi, yaitu Indosat dan Telkomsel. “Hal yang patut dibanggakan adalah bahwa selama setengah abad sejarah pertelekomunikasian di bumi tercinta ini, hampir di semua bidang ada sumbangan dari para alumni,” ujar Soewandi.
Usai sambutan, para alumni dihibur lantunan tembang-tembang lawas. Mereka juga diberi kesempatan mengaktualisasikan diri di atas panggung lewat sebuah persembahan. Seperti Sunardi, dari angkatan 1963 yang didaulat rekan-rekannya untuk ngidung “Dandang Gula”. Menjelang Adzan Dzuhur, para alumni yang kebanyakan lansia, ditantang adu goyang poco-poco.
Mengenai acara ini, Robani dari angkatan 1969 menyatakan kegembiraannya, “Acara ini baik sekali. Setelah pensiun kan kita berpencar-pencar, jarang sekali bertemu. Paling kalau ada undangan perkawinan atau pemakaman saja,” jelasnya. Hal senada juga diungkapkan Koeslan Silam, dari angkatan 1955 yang terakhir bertemu rekan-rekannya sekira sepuluh tahun silam.
Untuk menampung keinginan para alumni, maka Soewandi dipercaya menjadi koordinator panitia reuni. Selanjutnya akan dibentuk jajaran panitia baru untuk mengadakan acara reuni secara rutin. Untuk menyambung tali silaturahmi, panitia juga menyusun buku kenangan yang berisi data lengkap alumni. Tak lupa, foto angkatan pun dilaksanakan di sela-sela rangkaian acara. (Ltiha & Wendy)