buku panduan - special olympics indonesia ulang rencana darurat, dan menentukan tanda- tanda yang...
TRANSCRIPT
BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA RENANG SPECIAL OLYMPICS, 2009
Copyright © Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia
ISBN 978-979-16318-6-0
Hak cipta dilindungi undang-undang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatNya sehingga Buku Panduan Cabang Olahraga Renang dapat diselesaikan
sesuai rencana.
Penyusunan Buku Panduan ini dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembinaan para atlet SOIna, di cabang olahraga Renang
sebagai salah satu langkah strategis untuk mempersiapkan atlet-atlet SOIna
menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) SOIna VI tahun 2010 dan
Special Olympics World Summer Games (SOWSG) XIII tahun 2011 di Athena,
Yunani.
Buku Panduan yang secara garis besar memuat aspek-aspek teknis,
aturan-aturan, prinsip dasar, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pelatihan dan kompetisi di cabang olahraga Renang
yang mengacu pada aturan-aturan olahraga khusus Tunagrahita dari Special
Olympics Internasional (SOI), dimaksudkan dapat dipergunakan sebagai
Pedoman/Acuan bagi para Pelatih, Atlet, maupun pihak-pihak lain yang
mempunyai minat dalam pembinaan olahraga bagi penyandang Tunagrahita,
agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih terencana, terarah
dan terstandard sesuai dengan aturan-aturan Special Olympics International
(SOI).
Keberhasilan pembinaan cabang olahraga Renang bagi penyandang
Tunagrahita, tentu tidak terlepas dari tersedianya sarana/prasarana yang
memadai, dana yang cukup, serta SDM yang mempunyai komitmen dan
kemampuan teknis di cabang olahraga tersebut di samping pengetahuan
tentang aspek psikologis atlet Tunagrahita. Untuk itu peran dan dukungan
berbagai pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan.
Penghargaan dan terimakasih kami sampaikan kepada para penyusun,
narasumber, editor serta berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
membantu menyelesaikan buku ini.
i
Kami menyadari Buku Panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran perbaikan dalam rangka penyempurnaan buku ini sangat
kami harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dalam
meningkatkan upaya pembinaan olahraga khusus bagi penyandang Tunagrahita
di Indonesia.
Jakarta, 10 Maret 2009
Pengurus Pusat
Special Olympics Indonesia
dr. Pudji Hastuti MSc, PH
Ketua Umum
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. PETUNJUK UMUM PELATIHAN RENANG 1
B. LINGKUNGAN SEKITAR KOLAM RENANG 1
BAB II CEDERA OLAHRAGA RENANG 4
A. KESTRUM 4
B. TENGGELAM 4
BAB III BANTUAN DAN TINDAKAN PENYELAMATAN 6
BAB IV CATATAN PENAMPILAN HARIAN 11
BAB V PAKAIAN RENANG 14
BAB VI MODIFIKASI DAN ADAPTASI 19
BAB VII PERENCANAAN DAN METODE PELATIHAN RENANG 20
BAB VIII GAYA 31
A. GAYA BEBAS 31
B. GAYA PUNGGUNG 36
C. GAYA DADA 40
D. GAYA KUPU-KUPU 43
iii
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 1
BAB IPENDAHULUAN
Renang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di dalam air, baik
berjalan, bermain dan sebagainya. Renang memberikan suatu pengalaman
yang baru, menyenangkan, memberikan kesegaran sekaligus memperkaya
gerakan pelakunya. Hal lain yang juga dialami oleh pelakunya adalah
merasakan suasana riang karena bertemu dengan teman–teman, berkompetisi
dan merasakan kesuksesan. Dalam lingkup pelatihan renang Special Olympics,
perlu dirancang suatu pola pelatihan yang berkesinambungan, terarah,
seimbang serta penentuan dan penggunaan media dan metode pelatihan yang
disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal.
A. Petunjuk Umum Pelatihan Renang
Pelatih Special Olympics memegang bagian terbesar dan penting dari suatu
program pelatihan renang. Sebelum pelatihan dimulai, pelatih harus
mendapat informasi yang luas, akurat dan lengkap mengenai status atlet
yang dilatih. Pelatih juga harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan
melatih, menggunakan fasilitas dan alat bantu renang, serta mengenal dan
melaksanakan prosedur cedera olahraga. Sebagai pelatih Special Olympics,
pelatih wajib melengkapi dan menyimpan informasi tentang atletnya serta
melaporkan setiap peristiwa yang terjadi selama pelatihan.
B. Lingkungan Sekitar Kolam Renang
Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai pelatihan renang, informasi awal
yang harus diketahui atlet dari pelatih adalah, mengenai lingkungan sekitar
kolam renang. Hal ini penting dilakukan, sehingga setiap peserta pelatihan
mengetahui dan mengenal dengan baik lingkungan tempat pelatihan
dilaksanakan.
2 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
1. Lingkungan di luar Kolam
a. Jalan masuk utama
b. Pintu masuk/ keluar
c. Kamar kecil dan kamar mandi
d. Lemari penyimpanan atau kamar ganti
e. Penerangan
f. Lantai
2. Lingkungan di dalam kolam renang
a. Ukuran kolam ( luas dan dalam )
b. Bentuk/ kontur kolam
c. Kedalaman air dan kondisi air
d. Temperatur di sekitar air dan udara
e. Tangga, tangga undakan, tangga naik dan bidang miring
f. Penerangan
Hal lain yang juga harus dilakukan sebelum pelatihan renang dimulai adalah:
1. Meninjau ulang rencana darurat, dan menentukan tanda- tanda
yang spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai fasilitas darurat.
2. Memastikan ada petugas penyelamat kolam ( tersertifikasi ).
3. Akses bagi perenang yang memakai kursi roda.
4. Jika pelatihan dilaksanakan di kolam renang umum, pastikan bahwa
pelatihan tetap berjalan dengan baik.
5. Cek lokasi yang aman di sekitar kolam untuk keadaan darurat.
6. Perduli pada pengunjung yang lain.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, perlengkapan pelatihan juga
menjadi perhatian. Yang harus disiapkan yaitu :
1. Lampu penerang di dalam kolam
2. Alat pencatat waktu perenang
3. Pengeras suara
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 3
4. Penghisap air kolam
5. Alat bantu
5.1. Papan luncur, kaki katak, dll
5.2. Pelampung penolong, dll
4 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
BAB IICEDERA OLAHRAGA RENANG
Disadari, bahwa olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang
beresiko bagi pelakunya. Terlebih bagi penyandang tuna grahita, yang tidak
segera menyadari bahaya yang mungkin muncul dalam suatu siklus pelatihan.
Ada berbagai cedera olahraga yang menjadi ancaman dalam olahraga renang,
misalnya kestrum, tenggelam dan sebagainya;
A. Kestrum
Selama melakukan pelatihan di kolam renang, ada berbagai peralatan yang
mengandung listrik di sekitar kolam renang, karena itu pelatih harus
mengingatkan atletnya untuk sedapat mungkin menghindari kontak dengan
peralatan tersebut. Sekiranya terjadi peristiwa kestrum, tindakan yang harus
dilakukan adalah dengan memanggil personil gawat darurat, dan mengikuti
rencana tindakan cedera olahraga.
Matikan segera sumber listrik dan sesegera mungkin lakukan
pemeriksaan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pernafasan perenang.
Gunakan peralatan yang tidak menghantarkan listrik untuk memindahkan
perenang dari sumber listrik jika sumber listrik itu tidak bisa dipadamkan.
B. Tenggelam
Dalam situasi ini, perenang tidak mampu untuk memanggil pertolongan
dengan melambaikan lengannya. Situasi tenggelam seperti ini dapat terjadi
secara aktif atau pasif;
1. Pasif
Pada situasi tenggelam pasif, perenang ada dalam keadaan tak sadar
atau sadar. Perenang mungkin tiba-tiba tergelincir pada dasar kolam,
dan mungkin terjatuh dalam posisi tengkurap. Situasi tenggelam
seperti ini dapat diakibatkan oleh:
1. Suatu serangan jantung atau stroke.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 5
2. Satu benturan ( tidak sengaja ) pada kepala perenang
dari perenang yang lain atau satu obyek,seperti papan
luncur/kickboard atau dinding kolam.
3. Hiperventilasi dan pusing/berkunang-kunang.
4. Kedinginan.
2. Aktif
Situasi ini berlawanan dengan situasi tenggelam pasif, perenang
dalam situasi tenggelam aktif biasanya dalam keadaan sadar. Gerakan
si perenang mungkin lemah atau perlahan, tergantung pada sisa
tenaga yang dimiliki perenang. Perenang yang tenggelam secara aktif
masih dapat menggunakan daya apung tubuhnya secara netral dan
negatif. Lengan perenang dibuka melebar, mendorong naik- turun di
dalam air, dan tidak berusaha maju ke depan. Sebagai upaya lain,
perenang itu akan secara berurutan menaikkan dan menurunkan
tubuhnya di dalam air.
Daya apung perenang mungkin bisa hilang setiap kali atlit mencoba
masuk ke air. Perenang semakin kekurangan udara dan harus bekerja lebih
keras untuk terus tinggal di permukaan air. Kepanikan mulai melanda si
perenang pada proses ini, dan atlit akan tidak mampu untuk memanggil
bantuan oleh karena konsentrasi dan usahanya untuk terus bernafas dan ada
di permukaan. Para perenang harus diberi arahan sehingga mereka dapat
terus bernafas ( menghirup udara dengan bebas ) selama tindakan
penyelamatan dilakukan. Pada situasi tenggelam seperti ini pelatih harus
menggunakan peralatan yang aman dan pertolongan yang efektif.
6 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
BAB IIIBANTUAN DAN TINDAKAN PENYELAMATAN
Pelatih renang Special Olympics perlu mengetahui bantuan apa yang
harus diberikan dan melakukan tindakan penyelamatan karena penyandang
tuna grahita adalah pribadi yang tidak dapat dengan segera menyadari
munculnya bahaya selama pelatihan renang berlangsung. Perenang juga
mungkin bisa mendapatkan bahaya jika mengalami luka karena benturan
pada kepala, serangan jantung, stroke, pingsan, kelelahan karena berlatih
terlalu keras, kejang atau kram dan cedera yang disebabkan oleh kasus lain.
Bagaimana Pelatih Dapat Membantu
Pelatih harus mengajarkan kepada perenang-perenang tersebut bahwa jika
mereka merasakan gugup karena takut, mereka perlu mencoba untuk meraih
garis lintasan dan menggunakan garis lintasan tersebut. Pelatih dapat
menggunakan garis lintasan tersebut untuk meraihnya. Pelatih boleh
melemparkan suatu benda tertentu dengan menggunakan metode-metode
yang digambarkan (pada bagian berikutnya) untuk menolong si perenang
dalam keadaaan darurat di air. Dalam banyak kasus, sedikitnya satu hal
terjadi merupakan ukuran yang baik. Sementara anda mencoba membantu,
seseorang anggota kelompok harus memanggil petugas gawat darurat dengan
segera, jika perlu, mendampingi perenang yang ditolong.
Jangan Membahayakan Diri Sendiri!!
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 7
Ingat !
Satu-satunya cara yang pelatih dapat lakukan untuk menolong perenang
pada kondisi ini adalah ketika anda berada di suatu posisi yang aman
sehingga dapat mengendalikan situasi
Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk menolong atlet ketika
kondisi tenggelam, yaitu menjangkau, menggunakan alat bantu dan
menyeberangkan. Metode menjangkau, menggunakan alat bantu dan
menyeberangkan yang dipaparkan pada bagian ini sangat menolong pelatih
dalam melakukan tindakan penyelamatan terkendali. Berenang sambil
menarik ke luar (untuk menolong) menyelamatkan perenang memerlukan
latihan khusus. Jika pelatih tidak mempunyai keahlian melakukan tindakan
penyelamatan perenang, pelatih tersebut sedang mempertaruhkan dua
nyawa. Melompat ke dalam air itu untuk membantu seseorang kelihatannya
berani, tetapi memilih salah satu dari metode-metode yang berikut seperti;
menjangkau, melemparkan alat bantu (cincin pelampung, alat bantu
mengapung) dan menyeberangkan akan jauh lebih berhasil dalam membantu.
1. Menjangkau
Menjangkau dengan suatu alat bantu : seperti papan luncur atau benda lain.
Tindakan yang harus dilakukan adalah Pelatih bertumpu pada dasar kolam
dan jangkaulah perenang keluar dari air dengan benda yang akan
memperpanjang jangkauan, seperti tongkat, papan luncur, tabung
pertolongan, kemeja, sabuk atau handuk. Ketika perenang mencoba meraih
benda tersebut, pelan-pelan dan secara hati-hati tarik perenang tersebut ke
tempat yang aman.
Menjangkau dengan lengan atau tungkai : Ketika di dalam air, gunakan
sebelah lengan untuk menjangkau tangga kolam, benda apung atau benda
lain yang lebih aman; kemudian lengan yang lain meraih perenang ke luar
dari air.
8 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
2. Menggunakan Alat Bantu
Sebagai pelatih anda dapat melemparkan suatu cincin/ ban pelampung,
tabung penyelamat, atau alat lain untuk menjangkau perenang ke tempat
aman. Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Pastikan pelatih berada dalam situasi yang aman dan posisi
seimbang. Tekuk lutut. Injak bagian balakang tali.
2. Arahkan lemparan di sekitar atlit sehingga mudah dijangkau.
3. Ketika perenang sudah meraih alat tersebut, tenangkan perenang
sambil menariknya keluar dari air.
3. Adapun Alat Bantu yang digunakan:
a. Cincin/ Ban Pelampung
Cincin pelampung biasanya dibuat dari bahan yang ringan seperti gabus,
kapuk atau karet busa. Pelampung itu disediakan pada jarak 20-25 meter
dari tepi kolam terikat kendur pada bagian ujungnya. Pelampung ini akan
mengambang jika jatuh ke air dan sedangkan talinya tidak mudah terlepas
dari genggaman ketika cincin/ ban pelampung dilemparkan ke air. Cincin/
ban pelampung harus dilemparkan ke tempat yang mudah diraih perenang.
b. Alat Bantu Apung Bebas
Alat bantu apung, papan luncur, tabung pertolongan dan cincin/ ban
pelampung adalah contoh peralatan yang dapat digunakan dalam
tindakan penyelamatan.
Gunakan alat bantu tidak bertali, dorong mendekat pada perenang dan
anjurkan perenang untuk menjangkaunya.
Membantu Menyeberangkan
Jika aktivitas dilakukan di kolam dangkal (tidak melebihi pinggang), pelatih
dapat menyeberangkan perenang dengan satu alat bantu darurat. Pada kasus
ini dapat digunakan; tabung pertolongan, cincin/ ban pelampung, papan
luncur atau pelampung tarik.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 9
Sebagai pelatih, Anda dapat menggunakan peralatan/alat bantu di
air dan perenang dapat meraih sisi yang lainnya. Pelatih bisa menolong
perenang, atau anda dapat memberikan arahan penggunaan alat tersebut
pada perenang.
Ingat !
Siapkan selalu alat bantu ketika beraktivitas karena anda dapat berada
dalam situasi berbahaya pula ketika perenang merangkul anda.
Tips Pelaksanaan Pelatihan yang Aman
1. Jika aktivitas dilakukan di kolam luar ruang/terbuka, perlu dibuat
rencana untuk mengungsikan perenang jika ada bahaya kilat.
2. Buat pembatas arena yang dipakai untuk berlatih renang dengan
memakai tali sehingga tidak menghalangi perenang-perenang lain.
3. Pastikan perenang membawa air minum setiap kali berlatih,
terutama pada suhu yang lebih panas.
4. Periksa kotak P3K ; isi ulang persediaan jika diperlukan.
5. Identifikasi telepon terdekat yang dapat diakses selama latihan.
6. Pastikan bahwa loker dan kamar ganti bersih tersedia selama
proses latihan.
7. Latihkan semua atlit dan pelatih suatu situasi darurat.
8. Perenang tidak diperkenankan memakai arloji, gelang atau
perhiasan lain, termasuk anting – anting.
10 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
9. Setiap awal berlatih, biasakan melakukan pemanasan dan
peregangan.
10. Persiapkan program/aktivitas untuk memperbaiki kebugaran perenang.
Perenang yang lebih bugar lebih kecil kemungkinan mendapat cedera.
Persiapkan Kolam
Sebelum berenang, adalah penting untuk memastikan daerah sekitar kolam
aman dan bersih dari benda – benda yang tidak diperlukan dan benda – benda
yang berpotensi menimbulkan cedera. Alat P3K di kolam renang dan semua
peralatan lain harus selalu tersedia dan diletakkan di suatu tempat yang
mudah dijangkau. Tak ada satupun perlengkapan yang dibiarkan tergeletak
di sekitar lantai kolam renang.
Banyak atlet Special Olympics berlatih di kolam umum, sehingga
penting bagi perenang- perenang tersebut untuk memperhatikan desain
tempat latihan.
Meski kebanyakan atlet – atlet Special Olympics tidak memerlukan
fasilitas – fasilitas khusus untuk berenang, beberapa modifikasi dan adaptasi-
adaptasi mungkin diperlukan untuk pertimbangan keselamatan.
Ingat !
Lakukan adaptasi dan modifikasi latihan
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 11
BAB IVCATATAN PENAMPILAN HARIAN
Catatan Penampilan Harian dirancang sebagai data akurat bagi perenang
dalam penampilan keseharian dari keterampilan yang mereka pelajari. Ada
beberapa pertimbangan mengapa Catatan Penampilan Harian dapat
bermanfaat bagi pelatih :
1. Catatan tersebut merupakan dokumentasi permanen tentang kemajuan
atlet.
2. Catatan tersebut membantu pelatih menetapkan konsistensi yang
terukur di dalam program pelatihan.
3. Catatan tersebut menjadi pertimbangan pelatih untuk bersifat fleksibel
selama sesi pelatihan karena program tersebut dapat diperinci
pada keterampilan-keterampilan tertentu yang akan dicapai, tugas-
tugas lebih kecil disesuaikan dengan kebutuhan setiap atlet.
4. Catatan tersebut membantu pelatih memilih metode pelatihan
ketrampilan yang tepat, kondisi dan ukuran yang tepat sebagai
evaluasi kinerja atlet.
Menggunakan Catatan Penampilan Harian
Pada bagian atas catatan adalah nama pelatih, nama atlet dan gaya serta
nomor renang. Jika ada lebih dari satu pelatih, juga perlu dicantumkan
namanya.
Sebelum sesi pelatihan dimulai, pelatih memutuskan jenis
ketrampilan apa yang akan dilatihkan. Pembuatan keputusan ini didasarkan
pada usia atlet, minat dan kemampuan fisik dan mentalnya. Ketrampilan itu
merupakan suatu pernyataan atau uraian latihan yang spesifik yang harus
dilaksanakan atlet. Cantumkan jenis ketrampilan yang sudah dikuasai atlet
di bagian atas kiri kolom. Jenis ketrampilan yang akan/sudah dikuasai dapat
12 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
diperinci pada jenis ketrampilan yang lebih mudah, sedang sampai sukar,
tergantung kepada kondisi atlet.
Kondisi dan Kriteria Penguasaan Ketrampilan
Pelatih perlu mempertimbangkan kondisi dan kriteria penguasaan ketrampilan
yang dicapai oleh atlet selama proses pelatihan. Pada tahap awal pelatih
mungkin perlu “memberikan demonstrasi atau bantuan” kepada atlet
sedangkan untuk tahap berikutnya pelatih mungkin hanya “memberikan
komando saja tanpa bantuan” kepada atletnya. Kondisi dan kriteria ini perlu
kita catat dalam laporan mengenai ketrampilan atlet.
Kriteria lain yang juga biasa dipakai dalam mengukur pengusaan
ketrampilan pada proses pelatihan adalah durasi waktu, repetisi
(pengulangan), ketepatan waktu, jarak dan atau kecepatan.
Tanggal Pelaksanaan dan Penggunaan Instruksi
Pelatih mungkin mengambil beberapa hari dalam satu minggu untuk berlatih
bersama atletnya dengan menggunakan metode melatih dan instruksi yang
bervariasi sesuai dengan kondisi dan ketrampilan atlet. Penggunaan metode
dan instruksi tersebut perlu juga dicatat dalam Catatan Penampilan Harian,
sbb:
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 13
Kegiatan : Nama Atlet :
Ketrampilan : Nama Pelatih :
Analisa
Ketrampilan
Kondisi dan
Kriteria
Ketrampilan
Metode
Instruksional
Tanggal
Pencatatan
14 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
BAB VPAKAIAN RENANG
Penggunaan pakaian renang yang sopan, pantas dan nyaman akan
memberikan banyak bantuan/keuntungan bagi perenang selama beraktivitas.
Penggunaan pakaian renang yang boleh digunakan dan atau tidak boleh
digunakan selama proses latihan dan kompetisi perlu dibicarakan bersama
dengan atlet. Diskusi dan keputusan yang kita ambil adalah penting untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan pakaian renang dari
jenis bahan tertentu. Sebagai contoh celana panjang dan kaus bukanlah bahan
yang tepat untuk digunakan saat berenang atau berkompetisi. Sebagai pelatih
kita perlu menjelaskan kepada atlet, pakaian renang yang mampu menunjang
pergerakan dan penampilan mereka.
Pakaian renang yang digunakan selama beraktivitas di air adalah :
1. Baju renang
2. Topi renang
3. Kacamata renang dan
4. Penjepit hidung (tambahan)
1. Baju Renang
Mengingat bahwa aktivitas pelatihan renang memerlukan waktu yang relatif
panjang. Adalah penting baju yang digunakan mampu memberikan
kenyamanan dan dukungan. Baju renang dengan desain dan bahan yang tepat
saat digunakan oleh perenang akan memberikan banyak keuntungan.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 15
2. Topi Renang
Penggunaan topi renang yang tepat dan sesuai ukuran sangat
direkomendasikan. Topi renang dapat mencegah rambut menutupi mata atau
bagian wajah yang lain. Di samping menjaga rambut perenang tetap kering
topi renang juga mengurangi drag (hambatan) dan gangguan.
3. Kacamata Renang
Penggunaan kaca mata renang sangat direkomendasikan. Penggunaan
kacamata renang akan memberikan kenyamanan bagi perenang khususnya
saat melihat di dalam air. Ada beberapa tipe dan model kacamata renang
yang disesuaikan dengan bentuk wajah perenang.
4. Penjepit Hidung
Penjepit hidung menolong perenang yang memiliki kesulitan dalam mengontrol
pernafasan selama di air atau perenang yang memiliki masalah dengan
sinusitis. Penggunaan penjepit hidung hanya jika diperlukan.
Kiat- kiat Dalam Melatih
1. Selalu mengecek petugas penjaga kolam yang berjaga.
2. Menghitung jumlah perenang yang berlatih dan
memberitahukannya kepada petugas kolam.
3. Tunjukkan keperdulian penjaga kolam untuk hal – hal yang bersifat
darurat yang mungkin muncul.
Baju renang pria Baju renang wanita
Berupa celana pendek/ hot pants,
segitiga atau setelan
Berupa setelan terpadu
Terbuat dari bahan mudah kering
seperti lycra atau nilon
Terbuat dari bahan mudah kering
seperti lycra atau nilon
Mengurangi “drag” Mengurangi “drag”
Melekat erat di kulit Melekat erat di kulit
16 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
4. Buat grup berlatih/sel ; seperti orang tua/relawan.
5. Tunjukkan kepada perenang area yang menjadi tempat berlatih.
6. Terapkan peraturan. Pastikan perenang menaatinya.
7. Jika menggunakan kolam renang luar ruangan perlu kita cek suhu
udara dan anginnya.
8. Pastikan perenang mengetahui kode- kode keadaan darurat.
9. Tunjukkan perenang hal- hal yang harus dilakukan sebelum masuk ke
air.
10. Siapkan waktu 15 menit lebih awal sebelum mulai. Pastikan semua
peralatan yang akan dipakai selama berlatih ada didekat kolam
renang.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 17
Daftar Perlengkapan Umum Berenang
Pengering Dapat digunakan sebagai handuk.
Sepatu katak
Biasanya digunakan untuk mengembangkan teknik,
khususnya pada latihan drill. Dapat juga dinyatakan
untuk latihan ringan.
Bendera
Biasanya diletakkan 5 meter sebelum batas akhir
kolam. Menjadi pertanda bagi perenang dengan
gaya punggung akan memasuki garis akhir.
Kacamata
Renang
Direkomendasikan bagi perenang saat berlatih/
berkompetisi. Kacamata renang akan menolong
perenang pemula dan menambah percaya diri.
Papan luncur
Digunakan selama latihan berlangsung.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 19
BAB VIMODIFIKASI DAN ADAPTASI
Pelatih Special Olympics perlu menyadari, bahwa penyandang tuna grahita
bukanlah pribadi yang sama kondisi fisiologis, psikologis, usia, jenis kelamin
dan tingkat kecakapannya. Karena itu pelatih perlu melaksanakan berbagai
modifikasi dan adaptasi yang disesuaikan dengan kondisi atletnya. Modifikasi
dan adaptasi perlu dilakukan pada :
1. Tujuan dan Materi pelatihan
2. Waktu dan durasi Pelatihan
3. Media Pelatihan
4. Metode Pelatihan
Salah satu contoh modifikasi dan adaptasi yang dilakukan pada atlet
dengan gangguan Orthopedic adalah :
1. Diperlukan tangga/jalan miring untuk membantu atlet.
2. Atlet dipastikan menggunakan sabuk pelampung saat di air.
3. Berenang di kolam dangkal.
4. Ada asisten pelatih.
5. Durasi waktu pelatihan yang lebih singkat.
6. Lakukan pemanasan sebelum berlatih.
7. Kerjasama dengan fisioterapis.
20 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
BAB VIIPERENCANAAN DAN METODE PELATIHAN RENANG
Dalam merencanakan dan melaksanakan pelatihan olahraga, esensi
yang penting adalah diawali dengan pemanasan, latihan inti dan diakhiri
dengan pendinginan, berikut adalah salah satu contoh skema pelatihan :
A. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dikembangkan bagi atlet penyandang tunagrahita
adalah :
1. Mudah – sulit
2. Lambat – cepat
3. Yang dikenal – tidak dikenal
4. Umum – spesifik
5. Awal – akhir
Dalam mengorganisasikan proses pelatihan, pelatih perlu merancang
proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta memberikan kesempatan
kepada atlet untuk mengalami langsung.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 21
1. Pastikan keselamatan bagi setiap atlet.
2. Pastikan setiap atlet dapat mendengar perintah.
3. Pastikan setiap atlet dapat melihat demonstrasi.
4. Pastikan setiap atlet memiliki satu peluang untuk praktek yang
maksimum.
5. Pastikan setiap atlet memiliki satu peluang untuk perbaikan
ketrampilan.
Faktor yang paling penting selama pelatihan berlangsung adalah
keselamatan atlet. Pelatih perlu berusaha meminimalisasi kecelakaan. Karena
itu selama proses pelatihan berlangsung pelatih perlu memberikan
pengawasan yang merata kepada setiap atlet dan tidak lupa mencatat setiap
kejadian selama pelatihan berlangsung. Pelatih harus memperhatikan dengan
seksama setiap atlet ketika mereka datang, berlatih dan meninggalkan area
kolam renang. Penjaga kolam atau asisten pelatih yang bertugas juga perlu
memperhatikan dengan seksama.
Prosedur – prosedur pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh pelatih
adalah :
1. Perbedaan tingkat ketrampilan setiap atlet
2. Ukuran dan bentuk dari fasilitas kolam yang tersedia
3. Dalam atau dangkalnya kolam yang digunakan
4. Jumlah atlet dan
5. Usia atlet
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan selama proses pelatihan adalah:
1. Sedapat mungkin, atlet berlatih tidak menghadap matahari
langsung ataupun pantulan cahaya dari jendela.
2. Setiap atlet harus mampu melihat dan mendengar perintah selama
demonstrasi dan praktek.
3. Setiap atlet harus mempunyai peluang untuk :
a. Menyesuaikan keadaan fisik dan mental dengan situasi pelatihan.
b. Menemukan posisi yang tepat selama pelatihan.
22 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
c. Memiliki waktu berlatih maksimum, baik latihan untuk ketepatan,
koordinasi, kecepatan dan pembakaran energi. Praktek yang
dilakukan oleh atlet perlu mendapat arahan dan masukan untuk
perbaikan geraknya yang dilakukan oleh pelatih, asisten pelatih
atau teman latihan.
4. Setiap perenang harus mempunyai cukup ruang untuk mempraktekkan
tanpa terganggu oleh perenang yang lain.
B. Isyarat-isyarat untuk mengorganisir suatu Sesi Pelatihan Yang Baik
1. Gunakan kolam selama memungkinkan.
2. Organisasikan zona–zona latihan dengan menggunakan tanda-tanda
tertentu (misal : warna Hijau untuk perenang pemula, warna Biru
untuk kelompok perenang lain). Hanya pelatih yang boleh menentukan
zona latihan tersebut.
3. Pastikan atlet mendapat informasi tentang perubahan jadwal latihan
atau aktifitas.
4. Perkenalkan atlet kepada atlet yang satu dan yang lainnya, dan
mereka diorientasikan pada pengaturan pembelajaran.
5. Demonstrasikan ketrampilan sesering mungkin.
6. Buat suasana pelatihan menyenangkan (gunakan permainan sebagai
media).
7. Buat kelompok.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 23
8. Pelatih dapat menghentikan pelatihan ketika perenang sedang
termotivasi.
9. Perenang yang ingin bergabung pada kelompok lain perlu dites
terlebih dahulu (di kolam dangkal).
C. Prinsip-Prinsip Pelatihan Yang Efektif
Mencatat kemajuan Atlet dan pelatih mengetahuinya bersama
Pemberian umpan balik Penekanan dan pujian bagi atlet
Variasi latihan
Latihan yang menyenangkan Menghilangkan kebosanan berlatih
Menciptakan kemajuan Pelatihan memberikan informasi
kemajuan atlet dari :
Tidak tahu – tahu menemukan
sesuatu yang baru
Sederhana – komplek bahwa
atlet mampu melakukan
Umum – khusus mengapa atlet
perlu berlatih
Menggunakan semua sumber
daya
Menggunakan apa yang dimiliki pelatih,
dan melakukan improvisasi peralatan yang
ada kreatif
Materi latihan bagi semua
atlet
Adanya perbedaan kemampuan tiap- tiap
atlet, perbedaan kapasitas menangkap
pelatihan
Kegiatan Tujuan
Menjaga perhatian atlet Atlet perlu menjadi pendengar aktif
Pemberian tujuan singkat Atlet tahu apa yang diharapkan pelatih
Pemberian instruksi yang
jelas dan singkat
Demonstrasi – instruksi yang tepat
24 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
D. Pemanasan
Salah satu bagian terpenting dalam suatu proses pelatihan adalah melakukan
pemanasan. Kegiatan pemanasan perlu dilakukan secara sistematis dengan
melibatkan semua bagian otot tubuh sehingga atlet terhindar dari cedera
yang mungkin muncul dan benar- benar siap untuk masuk pada tahapan
selanjutnya. Pemanasan perlu dilakukan karena memberikan manfaat bukan
saja secara fisiologis tetapi juga mental kepada atlet. Adapun tujuan
pemanasan adalah :
1. Menaikkan suhu tubuh
2. Meningkatkan laju metabolisme
3. Menyiapkan paru/ jantung dan laju respiratori
4. Mempersiapkan otot-otot dan sistem saraf tubuh untuk latihan
Pelaksanaan pemanasan itu biasanya berkisar antara 25 – 30 menit,
sampai diperkirakan atlet telah siap untuk masuk pada tahap latihan
selanjutnya. Berikut adalah contoh pelaksanaan pemanasan:
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 25
E. Pendinginan
Pendinginan merupakan bagian akhir dari proses pelatihan yang tidak kalah
penting. Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan suhu tubuh dan fungsi
tubuh yang lain setelah berlatih. Berikut adalah contoh pelaksanaan
pendinginan.
Catatan : pelaksanaan pemanasan dan pendinginan dapat dilakukan
dalam bentuk permainan yang dirancang oleh pelatih dan
dilaksanakan bersama- sama
Kegiatan Tujuan Waktu
Gerakan aerobic ringan
(berjalan, jogging, dll)
Menurunkan suhu tubuh
Menurunkan kapasitas
kerja paru/ jantung
5 menit
Peregangan ringan
(dimulai dari anggota
tubuh bagian atas–
bawah atau sebaliknya)
Mengurangi cedera
otot–sendi
15’ – 30’ untuk
setiap gerakan
26 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
F. Kemajuan Ketrampilan – Belajar Berenang bagi pemula
Bagi perenang pemula, pelatih perlu merancang suatu metode pelatihan yang
menyenangkan dan dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi atlet selama
beraktivitas di air. Hal ini penting dilakukan agar atlet penyandang
Tunagrahita memiliki pengalaman yang positif terhadap kegiatan renang yang
dilakukannya.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 27
17. Menyelam di air setinggi dada tanpa
bantuan
18. Membuka mata di air dengan dan tanpa
kacamata renang
19. Menyentuh dasar kolam di air setinggi
dada dengan bantuan
20. Duduk di dasar kolam di air setinggi
dada tanpa bantuan
21. Mengambang dengan bantuan
(telentang)
22. Mengambang tanpa bantuan
(telentang)
23. Mengambang dengan bantuan
(tengkurap)
24. Mengambang tanpa bantuan
(tengkurap)
25. Mengambang dan kembali ke posisi
berdiri
26. Mengambang dan mengibaskan kaki
27. Mengambang dari posisi telentang ke
28 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
Tips untuk Latihan
1. Jika seorang perenang baru terlihat cemas, ajak duduk dengan tenang
di samping kolam dan upayakan untuk mengalihkan perhatiannya,
bicarakan tentang hal-hal lain.
2. Buat lingkungan kolam terlihat menarik, tambahkan obyek yang
mengapung dan tenggelam.
3. Gunakan suatu bidang yang kecil dari bagian yang luas pada ruang
kolam terbuka.
4. Aktivitas awalnya termasuk merasakan air, berjalan atau merayap
pada bidang miring di kolam, pindah ke air dangkal, masuk air dan
melangkah maju.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 29
5. Latihan masuk ke air, meniup atau seolah memukul bola pingpong di
permukaan air.
a. Latihan dapat dilakukan pada kolam setinggi paha/pinggang
bersama kelompok sebaya sebagai pesaing-pesaing.
Tips untuk Kompetisi
1. Ajarkan untuk memegang dinding pada awal dan sebagai isyarat awal.
2. Latihkan menempuh jarak penuh dan meraih garis akhir.
3. Beri penghargaan semua perenang segera setelah mereka menjangkau
garis akhir, untuk mengembangkan suatu pengertian.
G. Program Pelatihan
Program pelatihan 12 mingguMinggu 1 Mengenal kolam renang, staf, atlet, keluarga dan relawan
Pengenalan ke air, pintu masuk, pintu keluar, peraturan
kolam dan etika di kolam renang
Minggu 2 Penguatan materi minggu 1
Memulai penilaian awal ketrampilan perenang
Pengenalan teknik bernafas
Minggu 3 Penyelesaian akhir penilaian – penetapan tujuan untuk
setiap individu
Meniup/ bernafas, mobilitas gerak, kontrol putaran,
mengambang dan berguling
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 31
Gaya bebas merupakan suatu gaya yang paling cepat dari semua gaya renang
yang dikompetisikan dan salah satu dari gaya pertama yang harus diajar
kepada perenang pemula. Pelaksanaan renang gaya bebas adalah dengan
melakukan kayuhan lengan agar dapat bergerak maju secara berurutan diiringi
dengan tendangan kaki – kaki secara terus-menerus.
Posisi tubuh perenang yang horizontal memudahkan perenang
tersebut untuk mengambil nafas ke salah satu sisi sesudah kayuhan lengan.
Pembelajaran dan pengembangan dari gaya bebas dapat dapat dicapai dengan
memecah berbagai kemampuan secara terinci ke dalam beberapa bagian.
BAB VIIIGAYA
Salah satu sasaran pokok tentang program berenang adalah
menyediakan satu peluang untuk semua perenang mengembangkan teknik
berenang pada empat gaya : gaya bebas, gaya punggung, gaya dada dan
gaya kupu-kupu. Pelatih Special Olympics perlu memiliki pemahaman yang
baik tentang prinsip – prinsip dasar yang diperlukan untuk menguasai masing
– masing gaya ini. Prinsip-prinsip ini dikembangkan melalui berbagai praktek
- praktek yang progresif di dalam panduan pelatihan ini.
A. Gaya Bebas / Freestyle
32 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
Form Kemajuan Ketrampilan
I. Posisi Tubuh
Posisi tubuh pada gaya bebas adalah telungkup. Kayuhan lengan dan kaki
yang konstan membuat gerakan menjadi efisien dan efektif.
Posisi tubuh pada gaya bebas:
1. Posisi tubuh datar, sedikit menyerong dari bagian pinggang ke
bawah.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 33
2. Pandangan mata kedepan dan sedikit mengarah ke bawah.
3. Posisi tubuh yang agak serong memudahkan tendangan ketika di
dalam air.
4. Sumber kayuhan lengan berasal dari bahu, memanfaatkan otot-
otot dada yang kuat dan memberikan suatu dorongan yang kuat.
5. Posisi kepala dapat menyebabkan mengubah posisi kayuhan kaki.
Jika kepala lebih tinggi dari air, posisi kaki akan turun.
II. Gerakan Tungkai dan Kaki
Gerakan atau kayuhan tungkai yang dilakukan dengan benar akan menjaga
tubuh tetap dalam posisi horizontal dan seimbang.
Gerakan tungkai dan kaki:
1. Gerakan tungkai bersumbu pada pangkal.
2. Gerakan yang dilakukan adalah bergantian.
3. Ada sedikit tekukan pada lutut.
4. Bagian telapak kaki mengarah ke permukaan dan mengocok air
tanpa deburan.
5. Pergelangan kaki selalu rileks.
6. Banyaknya gerakan kayuhan tungkai dan kaki menendang boleh
bertukar-tukar karena mungkin berbeda dengan kayuhan lengan.
III. Kayuhan Lengan dan Tangan
Kayuhan lengan dan tangan selalu berkelanjutan. Gerakan tersebut adalah
masuk, menyapu ke bawah, menyapu ke dalam, menyapu ke atas dan kembali
lurus ke depan.
1. Gerakan – masuk
a. Tangan diputar dengan posisi telapak tangan separuh keluar
dan posisi ibu jari masuk pertama kali.
b. Tangan masuk diantara garis kepala dan bahu dengan suatu
sedikit tekukan pada siku.
c. Tangan menjangkau jauh ke depan.
34 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
2. Gerakan – kayuhan bawah
a. Mengayuh tangan ke arah bawah seolah menangkap sesuatu.
b. Gerakan selanjutnya adalah mengayuh ke bawah dan ke luar.
c. Siku siap menekuk. Adalah penting bahwa siku tetap lebih
tinggi dari tangan.
3. Kayuhan ke dalam
a. Posisi lengan sejajar dengan garis tubuh.
b. Siku menekuk 90 derajat.
c. Mempercepat tangan.
4. Kayuhan ke atas
a. Tangan sudah mencapai garis pusat tubuh.
b. Hal ini memungkinkan akselerasi melalui pinggang.
c. Tangan ke luar dari air diawali kelingking terlebih dulu.
5. Kembali ke posisi semula
a. Gerakan ini santai dan menggunakan momentum dari sapuan
ke atas.
b. Posisi siku yang lebih tinggi dibanding tangan.
c. Tangan lewat sedekat mungkin dengan tubuh. Kondisi ini
tergantung pada fleksibilitas perenang.
d. Begitu tangan melewati bahu, lengan menjangkau jauh ke
depan.
6. Pernafasan
a. Kepala diputar dengan perlahan pada waktunya secara alami.
b. Kepala diputar, tidak diangkat.
c. Pada posisi mengambil nafas posisi siku di atas.
d. Pengambilan nafas tidak dilakukan ketika lengan masuk ke air.
e. Kepala kembali ke posisi awal.
f. Buang nafas secara berangsur – angsur.
g. Pengambilan nafas dilakukan tiap 2 atau 3 kali kayuhan lengan.
7. Pengaturan waktu
Biasanya setiap enam kali stroke kaki diimbangi dengan satu siklus
stroke lengan. Hal ini bervariasi antara perenang satu dengan
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 35
perenang lainnya. Pada perenang jarak menengah dan jauh cenderung
untuk melakukan stroke kaki lebih sedikit.
IV. Kesalahan dan tindakan perbaikan pada Gaya bebas
Kesalahan
Perbaikan
Kayuhan tidak kembali
ke posisi awal untuk
memulai
Perenang menepuk kedua tangan bersamaan,
ketika posisi lengan lurus
Stroke kaki terlalu
dalam
Gunakan daya apung, jika masih terjadi
kemungkinan lutut yang terlalu rendah
posisinya
Lutut berada di bawah
perut
Perenang harus menjaga posisi lutut tetap di
bawah air
Kayuhan lengan tidak
sampai ke bawah tubuh
Kayuhan lengan diarahkan ke bawah perut.
Perenang tidak
mendorong sampai
melewati pinggang
Gunakan tanda di pahanya ( lakban ).
Upayakan untuk menyentuhnya
Kayuhan tidak
dilakukan secara
terpola
Lakukan stroke 2 – 3 kali setiap siklusnya
36 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
B. Gaya Punggung / Back Crawl
Gaya punggung, merupakan kebalikan dari gaya bebas mungkin gaya yang
paling mudah dari semua gaya yang dapat dipelajari dan dilatihkan, karena
posisi kepala yang berlawanan dengan air sehingga memudahkan untuk
mengambil nafas.
Form Kemajuan Ketrampilan
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 37
I. Posisi Tubuh
1. Posisi tidur terlentang, horisontal dan efisien.
2. Telinga di bawah permukaan air.
3. Kepala tidak banyak bergerak, mata melihat ke arah jari kaki.
4. Dagu ditekuk dan posisi tungkai tetap di air.
5. Posisi pinggang tetap dekat permukaan.
6. Bahu sebagai sumbu putaran lengan.
7. Untuk menjaga posisi tungkai tetap di dalam air, pertahankan posisi
kepala hingga pinggang.
II. Tendangan
Tendangan kaki membantu posisi tubuh tetap horisontal dan menjaga
keseimbangan kayuhan lengan. Ini akan memperkecil ayunan tungkai ke sisi
lainnya. Gerakan ini juga memungkinkan memberikan dorongan.
1. Pinggang menjadi sumbu pergerakan tungkai secara teratur.
2. Tungkai saling berdekatan.
3. Posisi tungkai hampir lurus dan lutut di bawah permukaan air.
4. Pergelangan kaki santai namun terkunci.
5. Upayakan tidak membuat banyak gelombang saat menendang.
III. Kayuhan Lengan
Kayuhan lengan pada gaya punggung adalah bergantian dan berkelanjutan.
Kayuhan lengan harus diupayakan memberikan dorongan tetap. Lengan
tertekuk memberi efisiensi gerak dibandingkan posisi lengan lurus. Pada
fase awal, kayuhan lengan lurus dianggap lebih baik dibanding kayuhan lengan
tertekuk.
1. Kayuhan Masuk
Kelingking masuk air terlebih dulu, lengan lurus dan dekat dengan
garis bahu.
38 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
2. Kayuhan Bawah
a. Lengan menyapu mengarah ke bawah dan keluar seolah
menangkap. Gerakan ini dibantu oleh putaran bahu secara
alami.
b. Tangan keluar dan mengarah ke bawah diawali oleh telapak
tangan.
3. Kayuhan Atas
a. Kayuhan lengan bergantian menyapu ke dalam dan naik.
b. Lengan ditekukkan 90 derajat.
4. Kayuhan Bawah Akhir
a. Lengan mendorong sampai ke paha.
b. Jari – jari menunjuk menyamping dan telapak tangan
mengarah ke bawah.
5. Kembali ke posisi semula
a. Ketika tangan muncul, posisi ibu jari terlebih dulu keluar.
b. Putar lengan dan pastikan bahwa kelingking masuk lebih
dahulu.
c. Lengan tetap lurus dan santai.
6. Pernafasan
a. Bernafas secara alami setiap satu kali siklus.
7. Pengaturan waktu
Enam tendangan untuk satu kali siklus.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 39
Kesalahan dan tindakan perbaikan pada Gaya Punggung
Kesalahan
Perbaikan
Latihan
Lutut menekuk
terlalu dalam
ketika menendang.
1. Sarankan posisi
tungkai dan
pergelangan kaki
santai.
2. Sumbu tendangan
dari pinggang.
1. Latihan menendang
menggunakan
papan luncur.
2. Menendang
perlahan.
Kaki dan pinggang
turun.
1. Cek posisi tubuh
perenang
2. Sarankan perenang
menjaga posisi
pinggang tetap
sejajar permukaan
air.
3. Sarankan melakukan
tendangan terus
menerus dengan
sedikit gelombang.
4. Cek posisi kepala
perenang. Posisi
kepala yang terlalu
tinggi membuat
pinggang turun.
1. Gunakan kaki katak
untuk menjaga
posisi tubuh tetap
di atas.
2. Latihan
menggunakan dan
tanpa
menggunakan
papan luncur.
3. Sarankan perenang
melatih
menendang secara
efisien.
4. Latihkan
menendang dengan
posisi kepala
miring.
40 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
C. Gaya Dada
Gaya dada merupakan salah satu dalam gaya renang yang juga dikompetisikan.
Sebutan lain untuk gaya dada adalah gaya penyelamatan diri. Perenang biasa
melakukan gaya dada dengan melakukan gerakan tungkai dan lengan secara
simetris. Pengambilan nafas dilakukan setelah diawali oleh kayuhan lengan.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 41
Posisi tubuh pada gaya dada ada di air. Kedua telapak tangan menyatu
dan mendorong secara bersamaan ke depan kemudian melakukan gerak
kayuhan ke dalam sehingga kedua telapak tangan kembali bertemu. Demikian
seterusnya.
Sedangkan teknik gerakan tungkai – kaki pada gaya dada lebih rumit
dibandingkan dengan gaya bebas dan punggung. Gerakan tungkai – kaki pada
gaya dada seperti gerakan kaki pada katak.
Kemajuan Ketrampilan
H a s i l
Atlet dapat melakukan Tidak
Pernah
Kadang-
kadang Sering
Berenang ke depan dengan gaya dada
Berenang gaya dada disertai teknik
pengambilan nafas sejauh panjang
kolam
Melakukan renang gaya dada 1 – 2 kali
panjang kolam disertai pembalikan
T O T A L
42 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
Kesalahan dan tindakan perbaikan pada Gaya Dada
Kesalahan Perbaikan Latihan
Ketidaktepatan
waktu kayuhan
lengan dan
pengambilan nafas.
1. Cek posisi kayuhan
lengan.
2. Perhatikan, apakah
tarikan lengan –
tangan sampai ke
bawah pinggang,
seharusnya di bawah
dada.
Gunakan kaki katak,
latihkan gerakan
kayuhan lengan yang
benar.
Kesalahan
pengambilan nafas.
Cek posisi kepala ketika
gerakan akan dimulai
kembali.
1. Tekankan
pentingnya
posisi wajah
sejajar dengan
air.
2. Pastikan bagian
atas kepala
tetap kering.
Posisi tubuh tidak
seimbang.
Cek tendangan kedua
tungkai dan kaki apakah
dilakukan secara
bersamaan dan pastikan
tidak ada satu kaki yang
lebih tinggi dari kaki
yang lainnya.
1. Latihkan
tendangan
dengan
menggunakan /
tanpa
menggunakan
papan luncur.
2. Latihkan tarikan
– kayuhan lengan
yang benar.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 43
Tubuh tidak bergerak
maju/ cukup jauh
sejak memulai
gerakan.
Pastikan perenang dalam
posisi siap meluncur.
1. Latihkan
sebanyak
mungkin
mendorong dari
tepi kolam pada
posisi meluncur.
2. Berikan
dorongan kepada
perenang sejauh
apa ia mampu
bergerak maju.
Posisi kaki lebih
tinggi dari pinggang.
Pastikan kedua tungkai –
kaki melakukan tarikan
dengan benar dan
bersamaan.
Latihan khusus untuk
perbaikan tendangan
tungkai – kaki dan
posisi tubuh.
D. Gaya Kupu – kupu
Setelah perenang menguasai ke 3 gaya tersebut di atas dengan baik, maka
tahap berikutnya adalah menguasai renang gaya kupu – kupu. Gaya kupu –
kupu memerlukan koodinasi gerakan yang baik antara kayuhan lengan dan
tendangan tungkai – kaki. Pola pembelajaran gaya kupu – kupu sebaiknya
dilakukan secara bertahap, yaitu : tendangan kaki, kayuhan lengan dan
pernafasan.
44 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
Kemajuan Ketrampilan
Kesalahan Perbaikan Latihan
Ketidaktepatan
waktu kayuhan
lengan dan
pengambilan nafas.
Pastikan perenang
melakukan
menggerakkan
tungkai dan lengan
secara bersamaan.
1. Latihkan tendangan
dengan
menggunakan/tanpa
menggunakan papan
luncur atau kaki
katak.
Kesalahan dan tindakan perbaikan pada Gaya kupu – kupu
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 45
2. Latihkan tarikan –
kayuhan lengan yang
benar.
3. Latihkan putaran
lengan sebelum
turun ke air.
Terlambat
mengambil nafas.
Mengambil nafas
lebih awal.
1. Latihan khusus
pengambilan nafas.
2. Mengambil nafas
setiap 3–4 kali
gerakan tendangan
dan kayuhan.
Tendangan terlalu
lemah dan posisi
tubuh tidak
meluncur.
1. Sarankan
menendang
dengan kuat.
2. Sarankan
gerakkan seluruh
tubuh bukan
hanya tungkai.
Gunakan kaki katak/ fin.
Tubuh tidak
bergerak maju
(cukup jauh) sejak
memulai gerakan.
1. Perenang tidak
mengangkat
tungkai secara
bersamaan.
2. Lakukan
pengecekan
kedua tendangan
kaki setiap satu
kayuhan lengan.
1. Latihkan menendang
kaki bersamaan pada
jarak dekat dengan/
tanpa menggunakan
kaki katak/ fin.
2. Posisi tubuh harus
sejajar dengan air.
3. Latihan menarik
lengan sampai ke sisi
tungkai ; penekanan
46 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
agar ibu jari
menyentuh sisi paha
sebelum lengan
ditarik keluar dari
air.
4. Latihan jarak dekat
tanpa mengambil
nafas.
E. Gaya Ganti Perseorangan
Renang gaya ganti perseorangan adalah salah satu nomor yang juga
diperlombakan dalam kejuaraan renang. Renang gaya ganti perseorangan
dapat dilakukan dengan menyenangkan oleh perenang. Pada nomor ini,
perenang harus mengggunakan ke empat gaya yang sudah dikuasainya sesuai
dengan arahan/ perintah. Adapun gaya yang dilakukan di nomor ini adalah :
1. Gaya Kupu – kupu
2. Gaya Punggung
3. Gaya Dada dan
4. Gaya Bebas
Untuk menguasai nomor ini, atlet perlu dilatihkan ketepatan penggunaan
ke empat gaya sesuai dengan perintah dan dilakukan segera setelah
pembalikan. Pelatih dan perenang juga harus mengetahui dengan pasti
kelemahannya pada salah satu gaya tertentu pada nomor ini. Selama lomba
dilaksanakan, pelatih harus memastikan bahwa perenangnya berkonsentrasi
pada kelemahnnya, sehingga tidak banyak membuang energi pada gaya
tersebut selama nomor lomba berlangsung.
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 47
Kesalahan Perbaikan Latihan
Perenang melakukan
kesalahan gaya pada
awal pembalikan.
Latihkan suasana
kompetisi.
Pastikan atlet
mengetahui gaya
yang seharusnya
dilakukan.
Perenang berputar ketika
melakukan penggantian
gaya dari gaya kupu-
kupu ke gaya punggung.
Tekankan untuk
menyentuh dinding
kolam setiap kali
sebelum melakukan
pembalikan.
Perenang harus
menyentuh dinding
kolam dengan kedua
tangan, lalu tarik
kedua tungkai
mendekat dan putar
sesampai kedua kaki
menyentuh dinding
kolam. Dorong
sekuat mungkin dan
kembali melakukan
gaya yang berbeda.
Perenang tidak
menyentuh dinding
kolam dengan kedua
tangannya saat
pembalikan pada gaya
kupu – kupu dan gaya
dada.
Tekankan bahwa
perenang harus
menyentuh dinding
kolam dengan kedua
tangannya ketika
hendak melakukan
pembalikan pada
gaya kupu – kupu dan
gaya dada.
Penekanan latihan
menyentuh dinding
kolam dengan kedua
tangan pada kedua
gaya tersebut.
Kesalahan dan tindakan perbaikan pada Gaya Ganti Perseorangan
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang 49
Selain nomor kompetisi tersebut, disediakan pula nomor kompetisi bagi atlet
dengan ketrampilan rendah, yaitu:
1. Jalan dan Mengapung (Walk and Floating Race)
1.1.Jalan
Pada nomor ini, atlet harus berjalan dengan minimal 1 kaki pada
dasar kolam.
1.2.Mengapung
Pada nomor ini, atlet diperbolehkan memakai alat bantu (papan
luncur, dll).
2. Renang tanpa bantuan (Unassisted Swims)
Pada nomor ini, atlet tidak boleh dibantu saat berenang (oleh
pelatih, life guard, official dan pendukung).
3. Renang dengan bantuan (Assisted Swims)
Pada nomor ini, atlet dibantu oleh pelatih atau asisten lain dengan
cara disentuh atau diarahkan, tetapi tidak boleh didorong untuk
maju ke depan. Asisten boleh berada di air atau di tepi kolam.
50 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
DAFTAR PUSTAKA
1. Pembelajaran Akuatik, Direktorat PLB-Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.
2. Special Olympics Coaching Quick Start Guide – AQUATICS, Special
Olympics, September 2004.
3. Special Olympics Aquatics Coaching Guide, Special Olympics, February
2004.
4. Summer Sports Rules, Official Special Olympics, 2000-2003 Revised
Edition.
PENGURUS PUSAT SPECIAL OLYMPICS INDONESIAGedung DNIKS, Lt. 3
Jl. Tanah Abang Timur No. 15, Jakarta 10110Indonesia
Telp. 021 - 3800501Fax. 021 - 3846556
Email : [email protected]: www.soina.or.id
ISBN 978-979-16318-6-0