buku anugerah seni 2007 dkr
DESCRIPTION
Buku Anugerah Seni 2007 DKRTRANSCRIPT
Elu-eluan Panitia Anugerah Seni
Dewan Kesenian Riau 2007
Assalamuaikum, wr.wb.
Dewan Kesenian Riau, untuk yang keempat kali, kembali memberikan penghargaan kepada
para seniman dalam bidang seni yang digelutinya masing-masing melalui Anugerah Seni Dewan
Kesenian Riau. Pada anugerah yang keempat ini, setelah Anugerah Seni 2001, 2003, dan 2005,
panitia senantiasa berusaha menyelenggarakannya dengan memperbaiki semua bentuk kesalahan
untuk menuju kesempurnaan.
Seperti juga sebelumnya, untuk menjaga objektifitas, rapat pleno Dewan Kesenian Riau
menunjuk para panelis yang terdiri dari bidang ilmu yang dimilikinya untuk dapat melihat dari
berbagai sisi pandang, meskipun Dewan Kesenian Riau mengarahkan beberapa kriteria untuk bahan
pertimbangan penilaian yang menjadi acuan dasarnya.
Dewan Kesenian Riau memberikan penghargaan berupa Anugerah Seni ini untuk
memberikan motivasi kepada seniman yang telah berjasa dan bertungkus-lumus memberikan makna
kepada seni itu sendiri, memberi warna bagi kehidupan, mencipta dan melahirkan karya seni, yang
seperti kata Hasan Junus, seperti ibu melahirkan anaknya, dan lain-lain arti yang tidak dapat
semuanya kita pandang pada seniman itu.
Dalam melahirkan karya seni itu, umumnya seniman mengikuti jiwanya secara tulus
sebagaimana seniman-seniman pendahulunya yang berada di kampung-kampung. Ketulusan, rasa
rindu hati, merupakan mata air memunculkan seniman-seniman musik gendang-gong di Telukriti,
tukang koba Wak Setah di Paganan Tapah, Taslim, Ganti di Pasirpengarayan, Norma di pedalaman
Bonai, Udin sang pemain nafiri di Bengkalis, langkah zapin yang senantiasa ditarikan seniman-
seniman di kampung-kampung di luar Siak Sri Indrapura, Imam Jum’at di Sungai Guntung Rengat,
Abdul Aziz di Kampung Pasir Sialang Bangkinang, Imam Bongkol di Sorek, Datuk Bandar Idris
yang senantiasa menjaga tradisi di Sedinginan, “Perandai-perandai” di Kuantan Singingi, Pemain-
pemain Madihin di Indragiri Hilir, para pelaku teater bangsawan, sampai kepada sastrawan-
sastrawan seperti Musa Ismail, Hafney Maulana yang mengajarkan murid-muridnya untuk menulis
puisi dan cerita-pendek, dan nama-nama lain yang tidak akan dapat kita sebutkan satu persatu.
Ketulusan para seniman ini, yang umumnya timbul dari keharuan, telah banyak memberikan tapak
dan jalan kemuliaan bagi semua.
Dewan Kesenian Riau, dalam kapasitas terbatas, mencoba memberikan apresiasi dan
penyambung hati, melalui sebuah anugerah. Anugerah ini tentu saja sangat kecil jika disandingkan
dengan kreatifitas yang sudah dilakukan oleh para seniman sepanjang hidupnya. Namun kita semua
percaya, bahwa itikat, semangat, dan nilai-nilai kemuliaan seni yang menjadi dasar kesenimanan,
tentulah lebih dominan dari segala hal lain yang berada di luarnya.
Segala kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya ke arah yang lebih baik sangatlah
diharapkan. Untuk segala jerih payah serta bantuan moril dan material dari berbagai pihak, terutama
dukungan pemerintah Provinsi Riau, kawan-kawan seniman, budayawan, para panelis: Tuan
Yusmar Yusuf, Tuan Chaidir, Tuan Ashaluddin Jalil, Tuan Kazzaini KS, Tuan SP. Drs. H. Taufik
Ikram Jamil, Tuan SPN. Iwan Irawan Permadi, Puan Tien Marni, yang sudah sudi membuang waktu
hingga larut malam dan semua pihak yang tidak akan dapat disebutkan satu-persatu namanya,
panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhir kata kami sampaikan sebuah pantun seorang tukang koba Tuk Ganti yang sudah
meninggal-dunia,
Kelelatu layang-layang
Terpaut di rumpun seleguni
Tiba waktu bawa sembahyang
Rindu hati bawa bernyanyi
Wassalam
Kazzaini KS
Ketua Panitia
“Seulas Pinang”
Dewan Kesenian Riau
Puja-puji bagi Allah, untuk yang ketika kali Dewan Kesenian Riau (DKR), tahun ini
kembali menyelenggarakan helat yang dinamakan Anugerah Seni. Sebagaimana dihajatkan sejak
semula, Anugerah Seni diberikan sekali dalam dua tahun dengan semua percabangan seni yang ada
di pengurusan DKR, yaitu Sastra, Musik, Teater, Tari dan Seni rupa yang diberi gelar Seniman
Pemangku Negeri dan satu gelar bernama Seniman Perdana. Penilaian dilaksanakan oleh suatu tim
panelis yang terdiri dari tujuh orang, masing-masing dari perwakilan Dewan Kesenian Riau,
perwakilan seniman yang sudah pernah mendapat Anugenah Seni DKR, tokoh media massa
(wartawan), perwakilan DPRD Propinsi Riau, perwakilan akademisi seni, perwakilan pemerintah,
dan tokoh budayawan Riau, yang objektivitas mereka dapat dipertanggungjawabkan.
Pemberian anugerah semestinya memang mengandung berbagai harapan, namun anugrah
bukanlah sebagai tujuan dari sebuah proses kreativitas dalam berkesenian. Anugrah seyogyanya
dapat menjadi tolaku ukur sejauh mana proses kreatifitas, ketunakan, dan dedikasi serta pencapaian
yang telah diraih, disamping dapat menempatkan dirinya sebagai suatu “tanda”, sehingga
berpredikat “penanda”. Untuk itu kita pun maklum dan harus menjadi sangat maklum bahwa tugas
penerima anugerah di masa mendatang akan lebih berbeban dan memberi makna menuju
kecemerlangan masa kini dan masa akan datang.
Di samping itu, jalan menuju kecemerlangan yang telah dirintis oleh para pendahulu,
pemikir-pemikir kesenian, sehingga terwujudnya sebuah forum pemberian anugerah ini, yang tentu
saja di latar belakangi dengan harapan dapat dijadikan sebagai pelatuk-picu bagi salah-satu alat
menuju ketepatan sasaran yang akan membesarkan dunia kesenian kita.
Terimakasih kepada para pendukung, baik pemerintah daerah Propinsi Riau, lembaga-
lembaga terkait, para tim panelis, dan perorangan yang telah medukung secara penuh agar hingga
saat ini kegiatan yang bernama Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau dapat berkelanjutan, dan kami
harapkan dapat menjadi suatu tradisi yang tidak putus rentang waktu penyelenggaraannya.
Ketua Umum
Drs. Eddy Ahmad RM
S U R A T K E P U T A S A N
Nomor: Kpts. 39/DKR-SK/XII/2007
Tentang
PANITIA PELAKSANA KEGIATAN
“ANUGERAH SENI ”
DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007
Menimbang )
Mengingat )) dst.
Memutuskan )
Menetapkan :
Pertama : Bahwa Dewan Kesenian Riau menunjuk nama-nama terlampir sebagai “Panitia
Pelaksana Kegiatan Julang Seni dan Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau (DKR)
tahun 2007.”
Kedua : Segala biaya yang timbul sehubungan dengan diterbitkanya Surat Keputusan ini
dibebankan kepada Dewan Kesenian Riau (DKR).
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan.
Keempat : Panitia wajib membuat laporan pertanggung jawaban administrasi dan keuangan pada
Dewan Kesenian Riau paling lambat 15 (lima belas) hari setelah kegiatan berakhir.
DITETAPKAN DI : PEKANBARU
PADA TANGGAL : 1 DESEMBER 2007
DEWAN KESENIAN RIAU
Ketua Umum
Drs. Eddy Akhmad RM
Lampiran Surat Keputusan:
Nomor: Kpts.39/DKR-SK/XII/2007
PANITIA PELAKSANA KEGIATAN
“ANUGERAH SENI ”
DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007
Pelindung : 1. Gubernur Riau
2. Ketua DPRD Riau
Penasehat : 1. H. Rida K Liamsi
2. DR. Yusmar Yusuf
3. Taufik Ikram Jamil
Penanggung Jawab : Ketua Umum Dewan Kesenian Riau
Pengarah : 1. Sutrianto
2. Yoserizal Zen
PELAKSANA:
Ketua : Kazzaini KS
Wakil Ketua : Hang Kafrawi
Sekretaris : Syaukani Al Karim
Wakil Sekretaris : Herman Rante
Bendahara : Multi H Tintin
Seksi Acara : 1. Taufiq (Koordinator)
2. Bero S Soekarno (Teater)
3. Beni Riaw (Musik)
4. Duni Sriwani (Tari)
Publikasi/Dokumentasi : 1. Yatna Yuana (Koodinator)
2. Saidul Tombang
3. Fedli azis
Transportasi/Akomodasi : 1. Zulfan Aki (Koodinator)
2. T. Suyandi
Persidangan : 1. Eriyanto Hadi
2. Griven H Putra
3. Murparsaulian
Perlengkapan : 1. M. Yusuf
2. Aammesa
Konsumsi : 1. Yeyen
2. Widi
3. Saharuddin
Keamanan : 1. Indra (Koordinator)
2. Syawaluddin
3. Masrur Sujatmiko
4. Aspandi
Pembantu Umum : 1. Indra Maha (Koordinator)
2. Winrizal
3. Arif
Sekretariat : 1. Rusli
2. Herlela Ningsih
3. Syamsi R Medi
4. Hardi
Pekanbaru, l Desember 2007
Ketua Umum
Dewan Kesenian Riau
Drs. Eddy Akhmad
S U R A T K E P U T A S A N
Nomor: Kpts.41/DKR-SK/XII/2007
Tentang
TIM PANELIS
ANUGERAH SENI
DEWAN KESENIAN RIAU
TAHUN 2007
DEWAN KESENIAN RIAU
Menimbang )
Mengingat )) dst.
Memutuskan )
Menetapkan :
Pertama : Bahwa Dewan Kesenian Riau menunjuk nama-nama terlampir Tim Panelis
“Anugerah Seni” Dewan Kesenian Riau tahun 2007.
Kedua : Segala biaya yang timbul sehubungan dengan diterbitkanya Surat Keputusan
ini dibebankan kepada Dewan Kesenian Riau.
Ketiga : Tim Panelis sudah membuat keputusan penerima anugerah paling lambat tanggal
17 Januari 2008.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan penyerahan
anugerah, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan diadakan perbaikan.
DITETAPKAN DI : PEKANBARU
PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2007
Ketua Umum
Drs. Eddy Akhmad RM
Lampiran Surat Keputusan:
Nomor: Kpts.41/DKR-SK/XII/2007
TIM PANELIS
ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU
TAHUN 2007
1. Yusmar Yusuf
2. Taufik Ikram Jamil
3. Ashaluddin Jalil
4. Chaidir
5. Kazzaini KS
6. Iwan Irawan Permadi
7. Tien Marni
DITETAPKAN DI : PEKANBARU
PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2007
Ketua Umum
Drs. Eddy Akhmad RM
RISALAH PERTEMUAN
TIM PANELIS ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007
PERTEMUAN I
I. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal: Sabtu, 19 Januari 2008
Pukul : 20.30 s.d. 22.30
Tempat : Ruang Hang Nadim, Hotel Sahid, Pekanbaru
II. Peserta
Dari 7 panelis, sebanyak enam orang menghadiri pertemuan pertama ini. Sedangkan 1 panelis lagi
dinyatakan izin, dengan pesan menyetujui apa pun hasil pertemuan tim panelis.
Panelis yang hadir adalah:
1. drh. H. Chaidir, M.M.
2. SPN Iwan Irawan Permadi
3. Drs. Kazzaini Ks
4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil
5. Dra. Tien Marni
6. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Panelis yang dinyatakan izin namun kemudian tetap mengikuti pertemuan lewat komunikasi media
HP adalah: Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S., karena yang bersangkutan tengah mengikuti tim
perjuangan DBH (dana bagi hasil) Riau di Jakarta.
III. Agenda dan Hasil Pertemuan
1. Pertemuan dibuka dan ditutup oleh Panitia Bidang Persidangan Anugerah Seni DKR, Griven
H. Putra, M.Ag. Dalam sambutan pembukaan, Griven menegaskan, panitia hanya bertindak
sebagai fasilitator. Keputusan tentang siapa penerima anugerah, diserahkan sepenuhnya
kepada tim panelis. Keputusan tim panelis bersifat mutlak, tidak dapat digugat oleh siapa
pun.
2. Selanjutnya diadakan pemilihan ketua dan sekretaris tim panelis yang juga merangkap
sebagai anggota. Disepakati secara aklamasi untuk memilih Yusmar Yusuf sebagai ketua
tim dan Kazzaini Ks sebagai sekretaris tim.
3. Setelah ketua dan sekretaris tim terpilih, persidangan selanjutkan langsung dipimpin oleh
ketua tim panelis, Yusmar Yusuf.
4. Yusmar Yusuf langsung mengambil alih pimpinan sidang dari Griven H Putra.
5. Hal pertama yang dibahas adalah kriteria untuk Seniman Perdana (SP) dan Seniman
Pemangku Negeri (SPN), [lihat lembaran kriteria]. Hal yang cukup lama diperdebatkan
adalah, bagaimana status seniman yang kini –karena faktor politik—mereka berada di
kawasan Kepulauan Riau, padahal sebelumnya mereka juga bertungkus-lumus berkesenian
dengan membawa nama Riau. Nama Ghaleb Husein banyak disebut sebagai contoh. Beliau
salah satu tokoh film asal Kepulauan Riau (dulu Riau) yang cukup terpandang.
Diperdebatkan, yang dimaksud Riau apakah dalam konteks kebudayaan atau konteks politik
(administrasi pemerintahan)? Akhirnya diputuskan, kata Riau di sini merujuk pada konteks
politik (administrasi pemerintahan). Dengan sendirinya, Ghaleb Husein (sebagai contoh),
tidak memenuhi kriteria untuk menerima anugerah DKR.
6. Tim panelis kemudian membahas usulan-usulan calon penerima anugerah yang masuk dari
masyarakat. Dari pembahasan awal ini disepakati untuk kembali memberi waktu kepada
masyarakat untuk menyampaikan usulan. Perpanjangan masa menjaringan/menerima usulan
masyakarat ini dari 21 s.d 27 Januari 2008. Disepakati pula, pengumuman perpanjangan
masa pengusulan ini dimuat di media massa cetak terbitan Senin, 21 Januari 2008. Semua
usulan dialamatkan ke Sekretariat DKR, Kompleks Bandar Serai, Pekanbaru.
7. Tim panelis juga meminta DKR mempersiapkan nama-nama seniman Riau yang ada di data
base DKR. Ini lebih kepada untuk memperkuat data yang ada pada masing-masing tim
panelis. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada nama yang tercecer atau terlewatkan begitu saja
tanpa melalui pertimbangan.
8. Tim panelis sepakat, yang menjadi bahan untuk dipertimbangkan adalah: a) usulan dari
masyarakat, b) daftar nama para seniman dari DKR, dan c) daftar nama para seniman yang
dibawa oleh masing anggota tim panelis. Keputusan akhir adalah kesepakatan bersama para
panelis.
9. Panelis sepakat untuk mengadakan pertemuan II pada Kamis, 31 Januari 2008, di Hotel
Raudah, Pekanbaru.
PERTEMUAN II
I. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal: Kamis s.d. Jumat, 31 Januari 2008 s.d. 1 Februari 2008.
Pukul : 20.00 (31/01/08) s.d. 01.15 (01/02/08).
Tempat : Ruang Pertemuan Utama, Hotel Raudah, Pekanbaru
II. Peserta
Dari 7 panelis, sebanyak 4 orang menghadiri pertemuan II ini. Sedangkan 3 anggota dinyatakan
izin. Namun, peserta yang izin tetap terus mengikut perkembangan pertemuan melalui komunikasi
HP.
Panelis yang hadir adalah:
1. Dr. H. Yusmar Yusuf, MPsi (ketua/anggota)
2. Drs. Kazzaini Ks (sekretaris/anggota)
3. SPN Iwan Irawan Permadi (anggota)
4. Dra. Tien Marni (anggota).
Panelis yang dinyatakan izin adalah:
1. Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan menghadiri pertemuan
rektor se-Indonesia di Jakarta.
2. drh. H. Chaidir, M.M. (anggota). Yang bersangkutan sedang keluar kota Pekanbaru.
3. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota). Yang bersangkutan mengurus mertua sedang
sakit keras di rumah sakit.
III. Agenda Pertemuan
1. Pertemuan dibuka dan ditutup oleh ketua tim panelis, Yusmar Yusuf.
2. Pada pembukaan pertemuan II ini juga dihadiri Ketua DKR, Drs. Edi Ahmad RM. Sebelum
sidang tim panelis dilanjutkan, ketua tim panelis mempersilakan Ketua DKR menyampaikan
hal-hal yang dipandang perlu sebagai pihak yang punya hajat.
3. Ketua DKR Edi Ahmad dalam sambutannya menyampaikan: a) pelaksanaan puncak
anugerah direncanakan diselenggarakan pada 17 Februari 2008. Berkaitan dengan itu, DKR
sangat berharap agar tim panelis dapat menyelesaikan tugasnya menyesauian dengan jadwal
tersebut; b) untuk menghindari salah pengertian dan sakwasangka dari masyarakat, DKR
mengimbau agar tim panelis mengabaikan para pengurus DKR untuk dipertimbangkan
sebagai calon penerima anugerah; c) Edi Ahmad kembali menegaskan bahwa DKR hanya
bertindak sebagai fasilitator, keputusan mutlak tetap berada di tangan tim panelis.
4. Pada pertemuan kedua ini, tim panelis menyepakati:
a) mencari, membahas, menetapkan calon Seniman Perdana (SP) untuk
diajukan pada pertemuan tim panelis selanjutnya.
b) mencari, membahas, menetapkan calon Seniman Pemangku Negeri (SPN)
untuk diajukan pada pertemuan tim panelis selanjutnya.
IV. Hasil Pertemuan
1. Yang menjadi bahan pertimbangan tim panelis adalah usulan-usulan dari masyarakat, daftar
para seniman yang diajukan DKR, juga nama-nama seniman yang dimiliki oleh para panelis
sendiri. Namun, semua sumber itu hanya sebagai alat bantu. Yang menjadi keputusan adalah
hasil pembahasan secara tim.
2. Disepakati, yang menjadi kriteria penilaian adalah:
a) jangkauan karya,
b) ketunakan dalam berkarya,
c) kemandirian dalam berkarya,
d) kreativitas dalam berkarya,
e) kontiniutas dalam berkarya,
f) kualitas/pengaruh karya,
g) orijinalitas karya.
3. Pada agenda pembahasan calon Seniman Perdana (SP), muncul beberapa nama yang
diunggulkan. Setelah membahas dan mempertebatkan dari berbadai sudut dan aspek, sesuai
dengan kriteria yang disepakati, tim menyepakati untuk mengajukan Rida K Liamsi sebagai
calon penerima Anugerah Seniman Perdana (SP) dari DKR. Nama ini disepakati akan
diajukan dan dibahas secara lebih mendalam pada pertemuan tim panelis selanjutnya.
4. Pada agenda pembahasan calon Seniman Pemangku Negeri (SPN), tim panelis
membahas per cabang seni. Pada cabang seni tertentu muncul beberapa nama, bahkan
untuk cabang seni sastra muncul cukup banyak nama. Tetapi pada beberapa cabang seni
yang lain yang muncul hanya sedikit nama unggulan.
a) Seni sastra adalah cabang seni yang memunculkan cukup banyak nama yang layak
diunggulkan. Oleh karena itu, pembahasan dan perdebatan untuk cabang seni ini
berlangsung cukup alot. Meski telah memakan waktu cukup lama, tim panelis belum juga
dapat kata sepakat siapa yang akan diajukan sebagai calon penerima anugerah SPN pada
cabang seni ini, hingga akhirnya tim panelis sepakat untuk menunda pembahasannya pada
pertemuan berikutnya. Di sisi lain, tim panelis berpendapat, alotnya pembahasan dan
perdebatan pada cabang ini, menandakan perkembangan cabang seni sastra di Riau relatif
cukup menggembirakan.
b) Untuk cabang seni musik, muncul tiga nama yang diunggulkan. Tim panelis kemudian
sepakat memilih Arman Rambah untuk diajukan sebagai calon penerima Anugerah SPN
untuk bidang musik.
c) Pada cabang seni teater, juga ada tiga nama yang diunggulkan Namun, setelah
mempertimbangkan berbagai aspek, sesuai dengan kriteria yang ada, untuk kategori ini tim
panelis sepakat untuk tidak mencalon satu nama pun untuk memperoleh anugerah SPN.
. d) Untuk cabang seni tari, yang muncul sebagai unggulan hanya satu nama. Namun, nama
ini pun kemudian dinilai oleh tim panelis belum mampu menyandang gelas SPN, karena
masih perlu diuji oleh waktu. Oleh karena itu, untuk kategori ini tim panelis juga sepakat
untuk tidak mengajukan satu nama pun sebagai calon penerima SPN.
e) Pada cabang seni rupa, ada tiga nama yang diunggulkan. Setelah membahas dan
memperdebatkan dari berbagai aspek, tim panelis sepakat untuk mengajukan Masteven
Romus sebagai calon menerima Anugerah SPN untuk cabang seni ini.
5. Pada pertemuan kedua ini, tim panelis juga mengimbau DKR agar mempertimbangkan
cabang seni film untuk juga dinilai pada penyelenggaraan anugerah DKR mendatang. Ini
antara lain atas pertimbangan bahwa Riau sudah sukses sebagai tuan rumah
penyelenggaraan FFI 2007 yang tentunya diharapkan dapat menjadi pelecut aktivitas
perfilman di sini. Namun, dengan catatan, jika memang ada geliat pada cabang seni ini di
Riau.
PERTEMUAN III
I. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal: Jumat, 1 Februari 2008
Pukul : 16.15 s.d. 17.30
Tempat : Ruang Pertemuan DKR, Kompleks Bandar Serai, Pekanbaru.
II. Peserta
Dari 7 panelis, sebanyak 5 orang menghadiri pertemuan III ini. Sedangkan 2 panelis dinyatakan
izin.
Panelis yang hadir adalah:
1. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi (ketua/anggota)
2. Drs. Kazzaini Ks (anggota)
3. SPN. Iwan Irawan Permadi (anggota)
4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota)
5. Dra. Tien Marni (anggota)
Panelis yang dinyatakan izin adalah:
1. Prof. Dr. H Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan menghadiri pertemuan
rektor se-Indonesia di Jakarta.
2. drh. H. Chaidir, MM (anggota). Yang bersangkutan masih berada di luar kota Pekanbaru.
III. Agenda Pertemuan
Pertemuan III ini dipimpin ketua tim panelis Yusmar Yusuf. Pertemuan III ini lebih sebagai
lanjutan dari pertemuan II sebelumnya. Penekanannya adalah:
1. Untuk menemukan calon yang akan diusulkan sebagai penerima anugerah SPN pada cabang
seni sastra.
2. Untuk membahas secara lebih mendalam nama-nama calon yang sudah dicatat pada
pertemuan II, baik untuk kategori SP maupun SPN.
IV. Hasil Pertemuan
Pada pertemuan III ini, tim panelis menyepakati:
1. Untuk cabang seni sastra, setelah mempertimbangkan nama-nama yang diunggulkan, tim
panelis sepakat untuk mengajukan Fakhrunnas MA Jabbar sebagai calon penerima SPN,
untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
2. Untuk calon penerima anugerah SP, setelah kembali membahas dan mempertimbangkan
unggulan-unggulan yang ada, tim panelis tetap sepakat untuk mengajukan Rida K Liamsi
sebagai calon yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
3. Untuk calon penerima anugerah SPN pada cabang seni yang lain (selain sastra), setelah
mempertimbangkan unggulan-unggulan yang mengemuka, tim panelis tetap sepakat untuk
mengajukan Arman Rambah (cabang seni musik) dan Masteven Romus (cabang seni
rupa) sebagai calon yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Sedangkan cabang seni
teater dan cabang seni tari, tim panelis juga tetap sepakat untuk tidak mengajukan satu nama
pun sebagai calon penerima anugerah SPN.
4. Pertemuan VI akan diselenggarakan di Hotel Raudah, Pekanbaru, pada pukul 20.30 s.d.
selesai.
PERTEMUAN IV
I. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal: Ahad, 3 Februari 2008
Pukul : 21.00 s.d. 22.30
Tempat : Ruang Pertemuan Utama, Hotel Raudah, Pekanbaru.
II. Peserta
Dari 7 panelis, sebanyak 5 orang menghadiri pertemuan IV ini. Sedangkan 2 panelis dinyatakan
izin. Para panelis yang berhalangan hadir pada pertemuan keempat ini, tetap mengikuti jalannya
pertemuan melalui komunikasi HP.
Panelis yang hadir adalah:
1. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi (ketua/anggota)
2. Drs. Kazzaini Ks (sekretaris/anggota)
3. SPN. Iwan Irawan Permadi (anggota)
4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota)
5. Dra. Tien Marni (anggota).
Panelis yang dinyatakan izin adalah:
1. Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan masih berada di Jakarta
menghadiri pertemuan para rektor se-Indonesia.
2. drh. H. Chaidir, M.M. (anggota). Yang bersangkutan dalam perjalanan dari Duri ke
Pekanbaru.
III. Agenda Pertemuan
Pertemuan IV ini dipimpin ketua tim panelis, Yusmar Yusuf. Agenda pertemuan IV ini adalah
untuk membahas calon-calon yang sudah ditetapkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jika
pada pertemuan IV ini tidak ditemukan hal-hal yang dapat mengubah status mereka sebagai calon,
maka pada pertemuan IV ini para tokoh tersebut akan ditetapkan sebagai penerima anugerah DKR
untuk kategori SP dan SPN.
IV. Hasil Pertemuan
1. Untuk kategori SP, setelah kembali membahas calon yang ditetapkan dalam pertemuan-
pertemuan sebelumnya, dan melihat kembali unggulan-unggulan yang muncul, tim panelis –
baik yang hadir di ruang pertemuan maupun yang berhalangan hadir namun tetap
berkomunikasi lewat HP—sepakat memilih Rida K Liamsi sebagai penerima anugerah SP.
2. Untuk kategori SPN, setelah kembali membahas calon yang ditetapkan dalam pertemuan-
pertemuan sebelumnya, dan melihat kembali unggulan-unggulan yang muncul, tim panelis –
baik yang hadir di ruang pertemuan maupun yang berhalangan hadir namun tetap
berkomunikasi lewat HP—sepakat memilih Arman Rambah, Fakhrunnas MA Jabbar,
dan Masteven Romus sebagai penerima anugerah SPN.
3. Dengan terpilihnya seniman yang berhak menyandang anugerah SP dan SPN ini, berarti
tugas tim panelis anugerah DKR tahun 2007 dianggap selesai.
4. Yusmar Yusuf selaku ketua tim panelis mengajak semua panelis menutup pertemuan
terakhir tim panelis ini dengan bersama-sama mengucapkan Alhamdulillah!
Pekanbaru, 3 Februari 2008
a.n. Tim Panelis,
Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi Drs. Kazzaini Ks
Ketua/anggota Sekretaris/anggota
S U R A T K E P U T A S A N
Nomor: Kpts._____/DKR-SK/I/2008
Tentang
PENETAPAN KRITERIA PENERIMA
ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU
DEWAN KESENIAN RIAU
Menimbang )
Mengingat )) dst.
Memutuskan )
Menetapkan :
Pertama : Bahwa demi kelancaran pelaksanaan kerja Panitia Anugrah Dewan Kesenian Riau
dipandang perlu menetapkan Kriteria Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau Tahun
2007 yang ke IV.
Kedua : Bahwa Kreteria-kriteria yang terlampir dalam surat keputusan ini ditetapkan sebagai
Kriteria Anugerah Dewan Kesenian Riau.
Ketiga : Bahwa segala biaya yang timbul atas diterbitkannya surat keputusan ini dibebankan
kepada Dewan Kesenian Riau.
Keempa : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan diubah/diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan atau kesalahan dalam penetapan keputusan ini.
DITETAPKAN DI : PEKANBARU
PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2008
DEWAN KESENIAN RIAU
Ketua Umum
Drs. Eddy Akhmad RM
Lampiran Surat Keputusan:
Nomor: Kpts._____/DKR-SK/I/2008
PENETAPAN KRITERIA PENERIMA
ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU
1. Peneriam Anugerah Seniman 2007 dipilih oleh suatu Tim Panelis yang ditunjuk oleh Dewan
Kesenian Riau, terdiri dari budayawan, tokoh adat, tokoh pers, ilmuan, pemerintah daerah, dan
Dewan Kesenian Riau.
2. Anugerah Seniman 2007 Dewan Kesenian Riau dibagi dalam dua kategori :
Seniman Perdana, sebanyak 1 (satu) orang jika memenuhi kriteria yang ditentukan.
Seniman Pemangku Negeri, paling banyak 5 (lima) orang sesuai percabangan seni yang ada di
Dewan Kesenian Riau untuk 5 (lima) cabang seni, yaitu musik, sastra, senirupa, tari, dan teater
& film (masing-masing penerima), jika memenuhi kriteria yang ditentukan.
3. Anugerah Seniman 2007 Dewan Kesenian Riau diberikan kepada Seniman Riau, yang dalam
konteks ini diartikan sebagai seniman yang terkait dengan satu atau lebih status berikut ini :
Penduduk Provinsi Riau (ber-KTP Riau), dan/atau;
Kelahiran Riau, dan/atau;
Dibesarkan di Riau, dan/atau;
Berorang tuakan Melayu Riau.
4. Selain ketentuan umum (angka 2 dan 4) di atas, penerima Anugerah Seniman 2007 dipilih oleh
tim Panelis dari calon-calon yang memenuhi ketentuan khusus sebagai berikut :
Masih hidup dan masih berkarya;
Menghasilkan karya-karya yang orisinal dan bermutu, serta memiliki gaya pengucapan yang
khas;
Karya-karya dan aktifitas, kreativitas, dan kesenimannya memberi sumbangan yang bermakna
(signifikan) pada pembentukan dan perkembangan citra budaya serta peradapan Riau;
Khusus untuk penerima Anugerah Seniman Perdana : jangkauan relative pengaruh
kesenimannya (karya, aktifitas, dan kreatifitas) sekurang-kurangnya meliputi wilayah Provinsi
Riau;
Khusus penerima Anugerah Seni Seniman Perdana tidak berhak lagi dipilih baik sebagai
penerima Anugerah Seni Seniman Perdana maupun Seniman Pemangku Negeri, sedangkan
seniman yang sudah menerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri hanya boleh
dinominasikan dan dipilih untuk penerima Anugerah Seni Seniman Perdana.
5. Anugerah Seni Seniman Perdana (SP) maupun Seniman Pemangku Negeri (SPN) bukan
harus/wajib ada penerimanya dalam arti apabila tidak memenuhi kriteria maka Anugerah Seni
Seniman Perdana (SP) atau Seniman Pemangku Negeri (SPN) percabangan seni tertentu boleh
tidak ada penerimanya.
6. Panitia memberi peluang kepada siapa saja (baik orang maupun lembaga) di Riau untuk
mengusulkan seseorang atau lebih sebagai calon penerima Anugerah Seniman 2007 ini, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Calon diusulkan memenuhi ketentuan angka 2 samapi 4 di atas;
Usulan sebaiknya dilengkapi dengan hujjah (argument) berdasarkan ketentuan 2-4 diatas;
Batas waktu pengusulan ialah samapi tanggal 25 Desember 2007, di alamatkan ke Panitia
Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau, UP. Tim Panelis Anugerah Seniman2007, Komplek
Badar serai Seni Raja Ali Haji Jl. Jend. Sudirman- Pekanbaru; Telp/Fax (0761) 25903;
Usulan yang disamapikan, bagi Tim Panelis bersifat tidak mengikat.
DITETAPKAN DI : PEKANBARU
PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2008
DEWAN KESENIAN RIAU
Ketua Umum
Drs. Eddy Akhmad RM
TIM PANELIS ANUGERAH SENI
DEWAN KESENIAN RIAU 2007
SURAT KEPUTUSAN TIM PANELIS ANUGERAH SENI
DEWAN KESENIAN RIAU 2007
Nomor : lst/Pnls/Anugerah Seni-DKR/II/2008
Tentang
Narna-nama Seniman Penerima Anugerah Seni
Dewan Kesenian Riau 2007
Menimbang )
Mengingat:
1. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau, Nomor Kpts. 41/DKR-SK/XII/2008, tanggal 31
Desember 2007 tentang penunjukan Tim Panelis Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007
serta lampiran Surat Keputusan tentang ketentuan dan pedoman umum pelaksanaan tugas Tim
Panelis Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007.
2. Kriteria calon penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007 yang ditetapkan dalam
pertemuan pertama Tim Panelis Anugerah Seniman 2007.
3. Diskusi-diskusi dan hasil-hasil diskusi Tim Panelis Anugerah Seniman 2007 yang berlangsung
tanggal (I) tanggal 31 Januari 2008, (II) tanggal 01 Januari 2008, (III) tanggal 3 Januari 2008,
dengan risalah sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
4. Usul-usul yang disampaikan oleh berbagai pihak kepada Tim Panelis Anugerah Seniman 2007.
Memutuskan:
Menetapkan:
1. Saudara Rida K Liamsi, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana 2007.
2. Saudara Masteven Romus, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 2007
untuk cabang Seni Rupa.
3. Saudara Fahkrunnas MA Jabbar, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku
Negeri 2007 untuk cabang Seni Sastra.
4. Saudara Arman Rambah, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 2007
untuk cabang Musik.
Demikian Surat Keputusan ini dibuat untuk dapat dimaklumi.
Pekanbaru, 3 Februari 2008
TIM PANELIS
1. Yusmar Yusuf ( Ketua / Anggota )
2. Tien Marni ( Sekretaris/Anggota )
3. Ashaluddin Jalil ( Anggota )
4. Chaidir ( Anggota )
5. Kazzaini KS ( Anggota )
6. Iwan Irawan Permadi ( Anggota )
7. Taufik Ikram Jamil ( Anggota )
S U R A T K E P U T U SA N
DEWAN KESENIAN RIAU
Nomor : Ist /DKR-SK/II/2008
TENTANG
Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Rian 2007
Menimbang : 1. Surat Keputusan Musenda Riau Nomor : Kpts. 02/MUSENDA/DKR/II/2007,
tanggal 26-27 Januari 2007, tentang Pedoman Dasar Dewan Kesenian Riau.
2. Surat Keputusan Musenda Nomor : Kpts./06/ MUSENDA/DKR/II/2007,
tanggal 27 Januari 2007, tentang Program Kerja Dewan Kesenian Riau
2007/2012.
3. Surat Keputusan Ketua Umum DKR Nomor: 001/DKR-SK/II/ 2007 tanggal 3
Februari 2007 tentang Susunan Pengurus Dewan Kesenian Riau Masa Khidmat
2007 - 2012.
4. Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: Kpts. 73/II/2007, tanggal 27 Februari
2007, tentang Pengukuhan Susunan Pengunis Dewan Kesenian Riau Masa
Khidmat 2007 - 2012.
Mengingat : 1. Perubahan APBD (ABT) Riau Tahun 2007, untuk biaya Rutin Dewan Kesenian
Riau Tahun 2007
2. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau Nomor: Kpts. 39/ DKR-SK/I/2007,
tanggal 1 Desember 2007, tentang Penetapan Panitia Pelaksana Anugerah Seni
Dewan Kesenian Riau 2007.
3. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau Nomor: Kpts. 41/ DKR-SK/XII/2007,
tanggal 31 Desember 2007, tentang Penetapan Tim Panelis Anugerah Seni
Dewan Kesenian Riau 2007.
4. Surat Keputusan Hasil Musyawarah Tim Panelis Anugerah
Seni Nomor: Ist/Pnls /Anugerah Seni-DKR/I/ 2008, tanggal
Januari 2008, tentang Penerima Anugerah Seni Dewan
Kesenian Riau 2007.
Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : Anugerah Seni yang diberikan yaitu 1 (satu) orang penerima Anugerah Seni
Seniman Perdana, dan 3 (tiga) orang penerinia Anugerah Seni Seniman Pemangku
Negeri.
Kedua : Nama-nama Seniman penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau
Ketiga : Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007 terlampir dalam Surat
Keputusan ini.
a. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana berhak menyandang gelar SP
(Seniman Perdana) di awal namanya.
b. Penerima Anugerah Seniman Pemangku Negeri berhak menyandang gelar SPN
(Seniman Pemangku Negeri) di awal namanya.
c. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana berhak menerima uang sebesar Rp.
75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah), tropi dan piagam.
d. Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 3 ( tiga ) kategori profesi
seni masing-masing berhak menerima uang sebesar Rp. 25.000.000,00 ( Dua
puluh lima juta rupiah ) dan piagam.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bersifat mutlak.
DITETAPKAN DI: PEKANBARU
PADA TANGGAL: 3 FEBRUARI 2008
DEWAN KESENIAN RIAU
Ketua Umum
Drs. Eddy Ahmad RM
LAMPIRAN:
SURAT KEPUTUSAN DEWAN KESENIAN RIAU
Nomor : Ist/DKR-SK/II/2008
Tentang : Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007
a. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana
ø Rida K Liamsi
b. Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri
1. Fahkrunnas MA Jabbar (Bidang Seni Sastra)
2. Masteven Romus (Bidang Seni Rupa)
3. Armansyah Anwar (Bidang Seni Musik)
DITETAPKAN DI: PEKANBARU
PADA TANGGAL: 3 FEBRUARI 2008
DEWAN KESENIAN RIAU
Ketua Umum
Drs. Eddy Ahmad RM
Kronologis Hidup dan Kesenimanan
Penerima Anugrah Seni Dewan Kesenian Riau 2001
Seniman Perdana
SUTARJI CALZOUM BACHRI
1941 Juni, Lahir di Rengat, Riau.
1947 Masuk sekolah rakyat dan selesai tahun 1953 di Bengkalis-
Pekanbaru.
1956 Menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Tanjung
Pinang, Riau.
1959 - Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri di
Tanjung Pinang.
- Kuliah di Fakultas sastra Inggris Universitas Padjadjajaran Bandung
selama satu tahun di Fakultas Sosial Poitik Jurusan Administrasi. Universitas Padjadjajaran
Bandung sampai Doktoral II namun tidak menyelesaikan skripsi kesarjanaan karena sudah tertarik
denganpenulisan kreatif.
1970-an Kumpulan puisi O di terbitkan oleh Yayasan Indonesia.
- Kumpulan puisi amuk diterbitkan oleh Yayasan Karyawan Taman Ismail Marzuki
- Hadiah buku terbaik Dewan Kesenian Jakarta namun Sutardji menolaknya karena
penjuriannya dianggap tidak serius.
1973 Mengelurakan kredo kepenyairan yang ingin melepaskan kata dan beban penyampaian
makna.
1974 Mengikuti International Poetry Reading Rotterdam.
Oktober sampai dengan April 1975 mengikuti International Creative Writing Program
Lowa City,USA.
1979 Menerima Anugrah Sastra Asia Tenggara (South East Asia Write Award) dan satu srikit
Thailand. Menenima penghargaan Sastra Kabupaten Kepulauan Riau oleh Bupati
Kepulauan Riau.
1980 Antologi 0, Amuk, Kapak buku dari tiga kumpulan puisi, penerbit Puasa Sinar Harapan
Jakarta.
1982 November, menikah dengan Meriam Linda dan memperoleh seorang anak Mila
Seraiwangi.
1990-an Menerima Anugrah Seni Pemerintah Republik Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Menerima Anugrah Sastra Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jakarta.
1998 Menenima Anugrah Sastra Dewan Kesenian Jakarta.
1999 Sampai sekarang mengasuh rubric budaya bulanan “Bentara” di Harian Kompas dan
redaktur senior Majalah Sastra Honison.
2001 Buku kumpulan cenita Pendek “Hujan Menulis Ayam” diterbitkan oleh Indonesiatera.
Selain itu Sutadji Calzoum Bachri sering diundang membacakan sajak-sajaknya
dibeberapa kota dunia dan membawa nama Riau dalam setiap pembacaan puisinya
antara Lain di Rotterdam Belanda, Lowa City USA, Medeliin Colombia, Singapura dan
Kuala Lumpur Malaysia. Sekarang Sutardji Calzoum Bachri menetap di Jakarta dan
tunak mengabdikan diri pada dunia seni.
Seniman Pemangku Negeri
AMRIN SABRIN
1977 Menamatkan Pendidikan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia —
Akademi Senirupa Indonesia Yogyalarta. (setelah menamatkan pendidikan
Diploma sampai sekarang aktif melakukan pengumpulan, penelitian dan
pengembangan ragam hias Melayu Riau) Desember, menyunting Tengku
Khairul Bariah debagai istri. Merancang dam mengenjakan relief pendidikan
ruang Tunggu Kantor Wilayah Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Riau
1978 Desember, diterima sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.
1984 Merancang dan membuat relief VIP Room Pemerintah Daerah Provinsi Riau di Bandar
Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru.
1985 Melakukan penataan dan pengadaan pelaminan Melayu Riau untuk Anjungan Riau di
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
27 Januari, melakukan revitalisasi kerajaan “Tekat” Riau di Bengkalis.
1991 Pameran Seni Kaligrafi visualisasi puisi Melayu Riau, yang diselengagrakan di Taman
Budaya Riau.
Peragaan dan pameran Tekat Perada Emas Indo Tourism di Arena Pekan Raya Jakarta.
1992 Buku Ragam Hias Daerah Riau Amrin Sabrin diterbitkan oleh penerbit Pucuk Rebung.
1994 Mengikuti Pameran Seni Kaligrafi Islam di Aula Mesjid Agung An-nur Pekanbaru.
Peragaan & Pameran Tekat Perada Emas pada Pekan Budaya Asia Pasifik di Tanjung
Pinang.
1996 Peragaan Pameran Tekat Perada Emas pada Pekan Budaya Provinsi Riau di Gedung
Purna MTQ Bencah Luas Pekanbaru. Saat ini sedang mengembangkan Tekat Perada
Emas dan mengikuti karya-karya Tekat Perada Emas pada berbagai pameran, antara lain
ke Malaysia dan Brunai Darussalam.
Seniman Pemangku Negeri
HASAN JUNUS
1941 12 Januari, lahir di pulau Penyengat-sebuah pulau kecil
bersejerah Tanjung Pinang.
1960-1960 Masuk Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di kampung kelahirannya
pulau Penyengat dan Tanjung Pinang.
1960 Melanjutkan pendidikan di Bandung, mengambil Jurusan
Sejarah dan Antropologi pada Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran, serta belajar pula pada Jurusan Bahasa Timur,
(Jepang) pada Institut for Foreign Langunges.
Pendidikan di Peguruan Tinggi tak satu pun diselesaikan Hasan Junus. Sebelum tahun 1960-an
sampai sekarang Hasan Junus aktif menulis esei, artikel, cerita pendek, dan terjemahan dibeberapa
harian nasional.
1975 Menjadi guru Sekolah Lanjutan Atas di Tanjung Batu Kundur, Riáu.
1979 Bersama Iskandar Leo dan Eddy Mauntu menerbitkan karaya “Jelaga”.
1981 Atas permintaan Ibrahim Sattah, Hasan Junus pun pindah ke Pekanbaru dan
meninggalkan pekerjaannya sebagai guru di Kundur. Di Pekanbaru pulalah Hasan Junus
menikah dengan Tengku Arfah dan sampai sekarang hidup bahagia tinggal di
Pekanbaru.
1982 Salah satu karyanya masuk dalam bagian Anthologi of Asean Literature of Indonesia.
1986 Terakhir sebagai tenaga pengajar luar biasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau. beberapa tahun kemudian hingga tahun 1998
mengjar Sastra Bandingan dan Bahasan Naskah Melayu pada Fakultas Sastra
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
1988 Tulisan Hasan Junus berjudul Raja Ali Haji - Budayawan di Gerbang abad XX
diterbitkan oleh UIR Press.
1992 Novelet “Burung Tiung Sri Gading” diterbitkan oleh Penerbit Pucuk Rebung. Menjadi
Penasehat Majalah Sastra Menyimak yang diterbitkan Yayasan membaca sampai 1994.
1993 Duduk sebagai pengurus Komite Sastra Dewan Kesenian Riau periode pertama, Menulis
“Peta Sastra Daerah Riau” dikerjakan bersama Ediruslan Pe Amanriza.
1995 Salah satu cerita pendek Hasan Junus disertakan dalam antologi pemenang dan unggulan
Sayembara Kincir Emas Paradoks Kilas Balik. Cerpen “Pengantin Boneka”
diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jeanette Lingard dan diterbitkan dalam Diverse
Lives - Contemporary Stories form Indonesia (Oxford University Press).
1996 Karya Mencari Junjungan Buih Karya Sastra di Riau dan Furu’al-Makmur diterbitkan
oleh PPBKM Universitas Riau.
Karya Furu’al-Makmur (Artefak) diterbitkan oleh PPBKM Universitas Riau.
Terpilih sebagai penerima Anugrah Sagang atas bukunya Raja Ali Haji Budayawan di
Gerbang abad XX.
1998 Bersama Elmustian Rahman dan A1-azhar menerbitkan berkala Sastra Suara. Anggota
redaksi dan kemudian menjadi pimpinan redaksi majalah budaya “Sagang” sampai
sekarang.
Karya kumpulan cerita pendek Tiada Bermimpi Lagi diterbitkan oleh Unri Press.
Kumpulan cerita pendek Sekumtum Mawar Untuk Emily dan Lima Betas cerita Iainnya
oleh unri Press.
Cakap-CakapRampai-Rampai dan pada Masa ini Sukar Dicari.
1999 Seniman-Budayawan pilihan Sagang:
Karya Buku Dan Saudagar Bodoh dan Fakir Yang Pintar Menuju Sastra yang Mendunia.
Sampai sekarang Hasan Junus tetap produktif menulis esei, cerpen, artikel sastra budaya
dan tulisan kreatif lainnya, diantaranya sebagai penulis tetap halaman sastra budaya
“Sagang” rubrik
Cakap-Cakap Rampai-Rampai dan kemudian diganti dengan halaman “Budaya” rubrik
Rampai.
Selain itu Hasan Junus menulis cerita pendek terjemahan.
2001 Terbit buku kumpulan cerita sandiwara yang berjudul Tiga Cerita Sandiwara Melayu,
diterbitkan oleh Cindai Wangi Publishing House, Batam.
Seniman Pemangku Negeri
IDRUS TINTIN
1932 10 November, lahir di Rengat, Riau, kemudian Idrus di bawa
orang tuanya pindah ke Tarempa, Kepulauan Riau dan kemudian
masuk Sekolah Rakyat di Tarempa.
1941 Pindah ke Tanjung Pinang, Idrus Tintin melanjutkan Sekolah
Rakyat tidak selesai. Tinggal di asrama Dai Toa (asrama
penampungan anak-anak yatim paitu). Semenjak tinggal di
asrama inilah Idrus Tintin mulai mengenal dunia drama. Salah
satu grup drama pimpinan Raja Khatijah terpilihlah Idrus Tintin
bersama Hasan Basri, untuk berperan: dalam satu pertunjukan
drama bahasa Jepang di Gedung Daerah Tanjung Pinang
(sekarang).
1943 Bekerja di sentral telepon perusahaan Okabutai milik pemerintahan pendudukan Jepang
di Tanjung Pinang.
Jadi pemeranan dalam pertunjukan drama pendek ide cerita Noserang mengenai
kehidupan petani yang hidup melarat.
1945 Pindah ke Tembilahan dan masuk Sekolah SMP Muhammadiyah, tidak selesai..
Beramain teater sebagai Piguran bersama grup drama Agus Moeis dan Hasbullah.
1947 Pindah ke Rengat dan melanjutkan Sekolah SMP. Masa-masa sekolah di Rengat setiap
ada kesempatan, Idrus selalu saja bermain teater.
1948 Idrus masuk tentara pangkat prajurit.
1950 Pindah ke Tanjung Pinang dan bekerja sebagai Staf Angkatan Darat.
1952 Pindah ke Tarempa Idrus Tintin mendirikan grup sandiwara “Gurinda”.
1954 Masuk Pegawai Negeri sampai menjadi Kepala Kantor Sosial Kewedanan Pulau Tujuh.
1957 Idrus Tintin yang bergemilang dengan kesenian dan masih mencari identitas diri maka
dipindahkan ke Tanjung Pinang dan kemudian meninggalkan tugas pegawai negeri.
1958 Bersama Hanafi Harun membentuk kelompok teater non formal di Tanjung Pinang dan
tampil berpuluh kali. Beberapa cerita yang dimainkan yaitu Buih dan Kasih Sayang
Orang Lain, Bunga Rumah Makan, dan awal dan Mira.
1959 Bergabung Galeb Husien. Mengadakan pertunjukan drama spektakuler di depan Kantor
RRI Tanjung Pinang, yaitu drama pasien. Idrus Tintin sebagai peran utama, bermain
bersama beberapa orang seperti Edi Nur, Ita Harahap. Pertunjukan di sutradarai Galeb
Husien, dan Asisten Sutradara Idrus Tintin. Semenjak itu setiap ada kegiatan perayaan
pemerintah daerah kelompok Idrus Tintin selalu diajak untuk bermain drama.
Mengkoordinir drama dan pertunjukan drama CIS, dan Pasien di Gedung Setia Dharma
Pekanbaru selama dua malam dibantu Thamrin Riau. Kesempatan dialog dengan
penonton, drama yang ditampilkan Idrus tintin di samping mendapat pujian, juga
mendapat protes sebab drama yang dibawakan merupakan drama yang tidak biasa bagi
mereka.
Belajar teater non formal di Jakarta dengan harapan dapat masuk ASDRAFI. Bertemu
dengan Galeb Husien belajar teater seperti di ATNI.
Bertemu dan latihan bermain teater cerita” Kereta Kencana” di temapat Motinggo
Busye.
Melanjutkan perjalanan ke Solo dan belajar teater pada S. Tossani. Bermain tearer di
Surabaya bertepatan dengan hari kelahiran Idrus Tintin.
1960 Kembali ke Rengat dan menikah dengan Masni seorang perempuan Rengat Indragiri,
Riau. Bekerja di Kantor Penerangan Rengat, Indragiri, Riau.
Membentuk kelompok teater dan berkali-kali memimpin pertunjukan bersama Taufik
Effendi Aria, Bakri, Rusdi Abduh di Rengat, Tanjung Pinang, Tembilahan. Naskah
cerita yang dimainkan merupakan naskah yang dibuat sendiri namun tidak terarsip baik
Idrus Tintin maupun kawan-kawan grupnya. Kegiatan berteater di Rengat dilakukan
sampai tahun 1965.
1964 Mengikuti festival Drama di Pekanbaru yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Riau Idrus
Tintin mendapat penghargaan sebagai actor terbaik.
1966 Memimpin dan menyutradarai sebuah pertunjukan drama di Gedung Trikora, yang
didukung anatara lain oleh M. Rasul, Taufik Effendi Aria, Mami Soebrantas, dan RP
Marpaung.
1970 Pindah ke Jakarta, bekerja di sebuah Travel Nusantara Air Center dan Majalah Indonesia
Movie rubric budaya.
Membentuk Grup Movies Teater di Gedung Kesenian Jakarta bersama dengan Alex
Zulkarnain.
1973 Meninggalkan semua pekerjaan di Jakarta, kembali ke Rengat kemudian tahun yang
sama pindah ke Pekanbaru dan bekerja di Perusahaan Penimbunan Pasir.
Menyutradarai pertunjukan “Hariamau Tingkis” di Balia Dang Merdu di bawah
koordinator BM Syam dengan para pemain antara lain Faruq AIwi, Patopoi Menteng,
Akhyar dan Yusuf Dang.
Berhenti bekerja di perusahaan, kemudian bekerja sebagai pegawai honor Bagian Humas
Kantor Gubernur Riau dan salah seorang pengasuh majalah Gema Riau. 1974
Mendirikan Teater Bahana dibantu oleb Armawi KH.
1975 Mengajar di SMAN 2 Pekanbaru selama 17 tahun. Idrus Tintin membina siswanya
berkesenian di Teater Bahana. Minimal satu kali sebulan Teater Bahana melakukan
pementasan di Pekanbaru.
1996 MenerimaAnugrah Sagang untuk seniman/budayawan terpilih dari Yayasan Sagang
Riau Pos Media Grup.
Idrus Tintin selalu mengikuti pertemuan ilmiah baik sebagai pembicara, peserta maupun
mengadakan pertunjukan teater monolog. Kawan-kawan Idrus mengatakan bahwa
kehidupan Idrus adalah teater.
2003 14 Juli, Idnus Tinti tutup usia.
Seniman Pemangku Negeri
IWAN IRAWAN PERMADI
1960 16 Juli, lahir di Bandung Jawa Barat
1966 Menamatkan sekolah TK di Majalengka.
1973 Menamatkan Sekolah Dasar di Bekasi.
1976 Menamatkan Sekolah Menengah Pertama di Bekasi.
1979 Menamatkan Sekolah Menengah Atas di Bekasi.
1983 Menyelesaikan Pendidikan di Padepokan Seni Bagong K di
Yogyakarta. Menyunting gadis asal Riau Duni Sriwani sebagai
istri. Pernikahan dengan gadis Riau merupakan langkah awal
Iwan Irawan Permadi
untuk menetap di Pekanbaru. Mendirikan sekaligus sebagai pimpinan/ Artistic Director Pusat
Latihan Tari Laksemana dan Gobah Cotemporary Music, sebagai wadah pengembangan seni tari
dan musik.
1984 Melahirkan karya “Tari Perisai” dan ditampilkan dalam Festival Tari Tingkat Nasional
yang diselenggarakan Direktorat Kesenian. “Karya Tari Perisai” Iwan Irawan Permadi
memperoleh penghargaan 10 (sepuluh) penyaji terbaik oleh Direktorat Kesenian Jakarta,
1985 Karya “Tari Zikir” ditampilkan pada Festival Tari Nasional/Mensesneg, memperoleh
penghargaan 10 (sepuluh) penyaji terbaik oleh Mensesneg.
1986 Karya “Drama Tari Hang Tuah” ditampilkan pada pergelaran tunggal / PLT Laksemana
atas kerjasama dengan Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud Provinsi Riau. “Drama Tari
Cik Masani” ditampilkan pada Festival drama Tari Nasional dan memperoleh
pengharagaan 6 (enam) penyaji terbaik drama tari tingkat nasional.
Mencipta karya”Tari Koba dan Langit” dan ditampilkan pada Festival Tari Nasional.
Karya “Tari Menyibak Tirai Mengintai Nasib I” ditampilkan dalam pergelaran tunggal
di Pekanbaru.
1987 Karya “Tari Menyibak Tirai Mengintai Nasib II” ditampilkan di Gedung Olah Seni
Riau. kemudian lahir pula “Komposisi dua satu” dipergelarkan di Gedung OIah Seni
Riau.
1988 Karya “Drama tari Putri Kaca Mayang”, “Topeng Mak Yong”, “Kipas Mendu”
ditampilkan di Gedung Olah Seni Riau. kemudian menyusul karya “Tan Sapak”
ditampilkan pada Gelanggang Tari se-Sumatra di Padang.
1990 Mengikuti Festival Tari Tingkat Nasional dengan menampilkan karya “Tari Bulian
Besar”. Penampilan tari “Bulian Besar” mendapat penghargaan 10 (sepuluh) besar
penyaji terbaik oleh Mensesneg.
1991 Menampilkari karya tari “Dua Lelaki” di Gedung Teater Arena Pekanbaru.
1993 Menampilkan karya tari “Hutan” dalam Gelanggang Tari se-Sumatra di Pekanbaru.
Mengikuti Duta Seni Riau ke Kuala Lumpur, Malaysia.
1994 Karya “Bukit Tadah Angin” dipergelarkan dalam Indonesia Dance Festival (IDF).
1995 Karya “Tari Tuanku Tambusai” ditampilkan pada rangkaian acara Dialog Selatan II di
Pekanbanu. Mengikuti Festival Tari Internasional di Perancis dan Spanyol (bersama
dengan Pusat Latihan Tari Laksemana).
1996 Mengikuti Festival Tari Intennasional di Perancis, Spanyol dan Belgia, dan menenima
penghargaan Medaille Du Honneur” oleh Association Culturelle D’echanges
Internatonal Perancis I.
1997 Melahirkan karya tari “Topeng” dan ditampilkan pada acara Pasar Tari Kontemporer
Indonesia di Pekanbaru.
Sebagai Redaktur Pasar Tari Kontemporer Indonesia.
1998 Karya tari “Asap” tari menyongsong Abad XXI ditampilkan di Padang.
1999 Karya tari “Al-Rajul” ditampilkan pada pesta Budaya Melayu Tarnan Budaya Riau.
Karya tari “Sirih Besar” di tampilkan pada Forum Koneografer Sumatra di Padang dan
Pasan Tari Contemporer Indonesia di Pekanbaru.
Karya tari “Perjalanan Panjang” di pergelarkan pada Gelanggang Tari di Padang dan
Riau
Dance Forum.
2000 Mengikuti Hannover Ekspo di Jerman.
Sebagai Artistic Director Bintan Zapin Festival di Tanjung Pinang.
2001 Mengikuti Festival Tari International di Agrigento - Sisilia - Italy. Mengikuti Festival
Tari Internasional di Perancis. Mengikuti Festival Gendang Nusantara di Melaka,
Malaysia.
“Akibat Patih Karma Wijaya” merupakan karya tari terbaru dan dipergelarkan pada
pertunjukan seni luar Provinsi di Yogyakarta / Data Seni Dewan Kesenian Riau.
Seniman Pemangku Negeri
H. MISRAN RAIS
1930 30 Agustus, lahir di Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.
1941 Menamatkan Governement School di Bengkalis.
1944 Menamatkan Sekolah Juru Rawat (ESEI HEI) di Tebing Tinggi,
Sumtara Utara.
1953 Menikah dengan Syamsiar (Almarhum). Mengikuti kursus biola
pada Morris Musik Kesawan, Medan, Sumatra Utara.
1955 Menikah dengan H. asmah Talif Memimpin Orkestra UP
Dharma di Bagan Siapi-api.
1969 Sebagai anggota symponi Riau, Jakarta Fair.
1976 Berhenti sebagai pimpinan Orkestra UP Dharma di Bagan Siapi-api.
1980 Sampai sekarang aktif mencipta lagu, mengubah, dan arnsement lagu-lagu Melayu dan
masih ditekuni Misran sampai sekarang. Beberapa lagu gubahan Misran, Rais yaitu
Mars/Hymne Yayasan Putri Tujuh, Mars/Hymne Yayasan Sosial Multi Marga, Mars,
Hymne STIE Sri Gemilang, Mars/Hymne ATMI Dumai, Mars/Hymne Perguruan
Wahidin, Mars/Hymne Perguruan Setia Budi Rokan Hulu, Mars/Hymne Asuransi
Jakarta, Mars/Hymne Rokan Hilir.
.1992 Menerima Anugrah dan BPP Gapensi Pusat Jakarta atas ciptaan lagu “Hymne/Mars
Gapensi oleh BPP Gapensi Pusat Jakarta.
Menerima penghargaan Lomba Cipta Lagu Melayu oleh Dharma Wanita Provinsi Riau.
1996 Rekaman album perdana lagu-lagu gubahannya: Belimbuk, Kuala Rokan, Ayam Putih
Pungguk, Apo Tandonya, Joget Bono, Bagan Senembah, Zapin Bekayuh, Intan Kocik,
Dindung Badindung, dan Rokan Hilir.
1998 Mendapat penghargaan atas lagu ciptaan “Hymne/Mars Sultan Syarif Kasim” dan Bupati
Bengkalis.
2000 Mencipta lagu “Hymne/Mars Rokan Hilir” dan mendapat penghargaan Bupati Rokan
Hilir.
2001 Mengubah dan mencipta lagu-lagu seperti : Anak Rajo Jatuh, Panglima Layar, Bungo
Kiambang, Tung-Tung Kodak, Buah Apo Namonya, Uyang Nak Kombo, Nelayan Kito,
Paetani Makmur, Nasib Badan.
Sekarang H. Misran Rais pensiunan. Pegawai Negeri Pekerjaan Umum ini menetap di
Bagan Siapi-api, Rokan Hilir.
Kronologis Hidup dan kesenimanan
Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2003
Seniman Perdana
HASAN JUNUS
Di lahirkan di Penyengat (Tanjung Pinang, Riau) 12 Januari 1948.
Tahun 1960 melanjutkan pelajaran di Bandung, mengambil Jurusan Sejarah
dan Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, serta belajar pula
pada jurusan bahasa Timur pada Institute fo Foreign Languanges.
Memperdalam bahasa Eropa pada berbagai balai kursus dan perkumpulan
budaya. Sejak tahun 1993 sampai tahun 1989 menjadi tenaga pengajar luar
biasa pada FKIP Universitas Islam Riau sampai 1986; setelah itu mengajar
Sastra Bandingan dan Bahasan Naskah Melayu pada Fakultas Sastra
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, sampai 1998.Bersama Sutardji
Calzoum Bachri penasihat majalah sastra “menyimak” yang diterbitkan oleh
Yayasan Membaca dan Oktober 992 sampai Oktober 1994.
Dan samping menulis karya asli juga menerjemah karya sastra asing, Duduk di Komite Sastra
Dewan Kesenian Riau periode pertama. Bersama Elmustian Rahman dan Al-azhar menerbitkan
berkala sastra suara sejak Agustus 1998. Anggota redaksi, redaksi pelaksana, lalu pimpinan redaksi
majalah kebudayaan sagang sampai tahun 2002. penasihat pada berkala sastra berdaulat. Peraih
Anugrah Sagang sebagai Seniman Budayawan Pilihan Sagang 1999. Sebelum itu bukunya Raja Ali
Haji Budayawan di Gerbang Abad XX meraih anugrah yang sama pada tahun 1996. peraih Anugrah
Seni 2001 dan Dewan Kesenian Riau sebagai Seniman Pemangku Negeri.
Karya-karyanya: Jelaga (1979); karya bersama Iskandar Leo dan Eddy Mawuntu; salah
satu bagian dalam Anthology of Asean Literature-Oral Literature of Indonesia (1983); Raja Ali Haji
Budayawan di Gerbang Abad XX (1998; Peraih Anugarh Sagang 1996), Burung Tiung Sri Gading
(Penerbit Pucuk Rebung), Pekanbaru 1992; novelette digubah dari naskah sandiwara karyanya
sendiri; sebagai naskah sandiwara merupakan cerita yang 7 kali di pentaskan di Riau, sekali di
Jakarta dan sekali di Padang); Peta Sastra Daerah Riau (1993 diterbitkan oleh Pemda Tingkat I
Riau; bersama Ediruslan Pe Amanriza); Tiada Bermimpi Lagi (Unri Press, 1998); Sekuntum Mawar
Untuk Emily dan Lima Belas Cerita Lainnya di Unri (Unri Press, 1998); Cakap-Cakap Rampai-
Rampai dan Pada Masa ini Sukar Dicari (Unri Press, 1998); Kematian Yang Lain dan Cerita-cerita
lain (Unri Press, Pekanbaru, 1999); Dan Saudagar Bodoh dan Fakir yang Pintar Menuju Sastra
yang Mendunia (PPBKM, Pekanbaru, 1997). Salah satu cerpenya diseratakan dalam antologi
pemenang dan unggulan sayembara Kincir Emas Paradoks Kilas Balik. Cerpen “Pengantin
Boneka” diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jeanette Lingard dan diterbitkan dalam Diverse
Lives-Contemporary Stories from Indonesia (Oxford University Press, 1995). Mencari Junjungan
Buih Karya Sastra di Riau (1999). Tiga Cerita Sandiwara Melayu dan Anak Badai Belajar Dan
Daun serta Kuntum Mawar itu Bercerita belum mendapatkan penerbit. Raja Ali Haji Fisabilillah
Hannibal dan Riau (Humas Pemda Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, 2000). Bersama Fakhri
Cerita-cenita Pusaka Kuantan Singingi (Penerbit Unri Press & Pemkab Kuantan Singingi & Balai
Pengkajian dan Pelatihan Dinas Kebudayaan dan Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau, 2001).
Karya sulung penerbit Cindai Wangi Publishing House Batam 2001 ini ialah Tiga Cerita Sandiwara
Melayu kanya Hasan Junus.
Lapasitas dan FKIP Universitas Riau Pekanbaru 1994 telah membuat kitab-katam-kaji
tingkat pertama (skripsi) atas naskah sandiwana Burung Tiung Seri Gading dengan judul aspek alur
dan Perawatan dalam Teks Drama Burung Tiung Seri Gading Karya Hasan Junus.
Juga ada seorang mahsiswa wanita dan FKIP UIR yang membuat skripsi berdasarkan
karya ini. Kajian atas novellet Burung Tiung Seri Gading dilakukan oleh Renu Lubis dan
Universitas Leiden Mei 1996. Karya Hasan Junus yang lain yaitu novellet “Pelangi Pagi” dalam
kumpulan Pelangi Pagi (Penerbit Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, 1999) dijadikan bahan
penulisan skripsi oleh Helda Munirah 9811291 dari FKIP Unri tahun 2002 dengan judul “Watak
Tokoh Dalam Pelangi Pagi karya Hasan Junus”. Karya-karya lainnya terdiri Furu’ al-Makrnur
(Artefak, PPBKM Unri, 1996). Karya-karya dalam bentuk cerbung Pelangi Pagi (1992), Pohon
Pengantin, dan Cermin Nyinyin Almayer (dalam Riau Pos sebagai penceritaan kembali karya
Joseph Conrad Almayer’s Folly,), Murai Malam (novellet yang bergaya liar terbit sebagai cenita-
bersambung di Riau Pos). Penulisan Bab II, Bab III dan Bab IV Warisan Riau. Bersama Wan Galib
dkk menerjemahkan Nedenlanders In Siaken Djohor karya Nelisa Netscer. Salah seorang penulis
dan Dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau (Yayasan Pusaka Riau, Peknabru, 2001).
Menulis esei sastra dan budaya pada lembar seni & budaya “Sagang” (Riau Pos) dengan rubrik
tetap “Cakap-Cakap Rampai-Rampai”. Setelah lembar seni & budaya “Sagang” diganti oleh
“Selesa” pada setiap hari Minggu ia menulis esei sastra dalam rubrik “Rampai” sampai sekarang
yang umumnya berisi esei singkat yang memberikan semangat kepada penulis-penulis muda di Riau
untuk meluas cakrawala pengetahuan sastranya. Tahun 2002 bersama Drs. Elmustian Rahman MA
mengalih aksara lima syair yang terdiri dari Kitab al-Nikah karya Raja Ali haji, Syair Sinar Gemala
Mestika Alam Raja Ali Haji, Syair Raksi dari Syarah Hari Bulan karya Engku Haji Ahmad, Syair
Pelayaran Engku Puteri ke Lingga karya Engku Haji Ahmad, Syair Perjalanan Sultan Lingga dan
Yang Dipertuan Muda Riau Pergi ke Singapura dan Peri Keindahan Isatan Sultan Yang Amat Elok
karya Khalid Hitam; dua buku dalam bidang bahasa yaitu Bugyat al-An ifi Furuf al-Ma ‘ani karya
Raja Ali Kelana, dan Pembuka Lidah dengan Teladan Umpama yang Mudah karya Abu
Muhammad Adnan. Pada tahun 2002 terbit pula oleh Unri Press Karena Emas di Bunga Lautan dan
Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang Regalia Kerajaan Riau serta cetakan kedua Raja Ali Haji-
Budayawan di Gerbang Abad XX.
Banyak mahasiswa yang mendedikasi karya ilmiahnya kepada Hasan Junus. Namanya
disertakn dalam sekian thesis dan disertasi. Sejak duapuluhan tahun terakhir ini banyak sajak-sajak
yang ditujukan kepadanya sudah merupakan kumpulan yang khusus. Will Derks menyatakan bahwa
Hasan Junus membawa postodernisme dengan cerita-ceritanya banyak bertolak dari naskah kuno
sehingga karya-karya itu harus dikaji dengan lebih mendalam. sedangkan Henri Chambert Loir
menilai di dalam karyakarya Hasan Junus ada keluasan sastra dunia yang bertitik-tolak dan
kebudayaanya sendiri.
Seniman Pemangku Negeri
H. TAUFIK IKRAM JAMIL
1963 19 September, Lahir di Teluk Belitung, Kabupaten Bengkalis,
Riau.
1970 Masuk Sekolah Dasar Negeri I Teluk Belitung, Kabupaten
Bengka1is.
1977 Masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bengkalis.
1980 Masuk Sekolah Pendidikan Guru di Bengkalis.
1983 Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Riau, Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan.
1995 Melahirkan karya “Tersebab Aku Melayu” kumpulan sajak.
1997 Melahirkan karya “Sandiwana Hangtuah” kumpulan cerpen.
Memperoleh Penghargaan dari Yayasan Sagang kategori “Buku Terbaik”.
Pemenang I Cerpen Sayembara yang diselenggarakan oleh Majalah Honison.
Harapan II, Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta.
1998 Melahirkan karya “Membaca Hang Jebat” kumpulan cerpen.
Memperoleh penghargaan cerpen Utama Indonesia dari Dewan Kesenian Jakarta.
1999 Melahirkan karya “Hempasan Gelombang” Novel.
Memperoleh penghargaan Buku Sastra dan Pusat Bahasa Pendidikan Nasional.
2002 Memperoleh penghargaan dan tabloid Intermezo kategori Seniman/ Budayawan Riau
2002.
2003 Memperoleh penghargaan dari Yayasan Sagang kategori Seniman/ Budayawan Riau
2003.
Sekarang Taufik Ikram Jamil terus berkreatifitas. Sekarang menjabat sebagai Ketua
Yayasan Pusaka Riau, Direktur Akademi Kesenian Melayu Riau dan Ketua Umum
Dewan Kesenian Riau.
Seniman Pemangku Negeri
HERI SYAHRIAL (ERI BOB)
1965 30 Januari lahir di Bengkalis Kab. Bengkalis - Riau.
1984 Menamatkan SLTA di Bengkalis.
1985 Di kontrak PT CPI sebagai pemain musik.
1987 Pindah ke Pekanbaru kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi
Lancang Kuning sampai semester VI.
Bermain musik di beberapa Pub di Pekanbaru.
1989 Menerima penghargaan sebagai Gitaris Terbaik pada Festival
Band Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Menerima penghargaan sebagai Keyboard Terbaik pada Festival
Jazz Band Universitas Lancang Kuning.
1990 Menenima penghargaan sebagai Gitaris Terbaik pada Festival Band Fakultas Tekhnik
Universitas Riau.
1991 Mengajar musik pada Sekolah Musik Renata JI. M. Yamin Pekanbaru.
1992 Menjadi pemain musik pada Band 69 pimpinan Bapak Soeripto (Gubernur Riau pada
masa itu).
1993 Menikah dengan Helmi dan dikaruniai 2 orang anak.
Pindah ke Batam bekerja pada perusahaan PT. Pertamina Tongkang sebagai pemain
musik dan main musik di beberapa Pub di Batam.
1996 Pindah kembali ke Pekanbaru bermain musik kembali pada Band 69 dan di beberapa
Pub di Pekanbaru.
Membuat lagu Jingle iklan untuk Radio Bharabas Pekanbaru.
1997 Pemenang Lomba Karya Cipta Jingle Iklan untuk PT. Agung (Toyota). Mengaransiment
lagu-lagu dan pencipta lagu Tradisional Jepang (Hissi Kuri moto) Album Pertama.
1998 Mengaransiment lagu-lagu dan pencipta lagu Tradisional Jepang (Hissi Kuri moto)
Album II)
1999 Mengajar musik pada Sekolah Musik Mutiara JI. Durian Pekanbaru.
2000 Bergabung dengan Grup D’sakai dan mengaransement lagu-lagu pada grup tersebut
untuk rekaman di Jakarta.
2001 Membuat musik-musik untuk puisi (Selendang Delima) untuk Yayasan Bandar Serai
Raja Ali Haji.
Masuk dalam 5 besar pada Lomba Karya Cipta Lagu Melayu yang diadakan oleh Dewan
Kesenian Riau.
2002 Menjadi anggota Komite Musik Dewan Kesenian Riau.
Membuat iklan jingle untuk Pasar Sukaramai.
Membuat lagu Mars untuk PT. Surya Dumai.
Membuat lagu Hymne dan Mars untuk Akademi Kesenian Melayu Riau.
Menjadi Dosen pada Akademi Kesenian Melayu Riau.
1) Dandun.(Kolaboirasi)
2) Devi Prima (Pop)
3) Siak Raja Kecil-Pak Uso (Melayu)
Mencipta lagu untuk album Idawati ke-2 berjudul Raja Sehari.
2003 Menjadi Dewan Artistik untuk Bandar Seni Raja Ali Haji Orkestra yang ditugaskan
untuk mengaransment lagu-lagu Melayu dan mencipta lagu-lagu baru unutuk Orkestra,
antara lain:
Dua Anak dan Ombak.
Mendirikan Grup Geliga, mencipta dan mengarransment lagu pada grup ini kemudian
Rekaman di Kuala Lumpur, dengan jenis musik Kolaborasi antara Musik Jazz dan
Melayu dalam bentuk Instrumental, dengan judul ciptannya antara lain:
1) Terkenang Damon
2) Dang Purnama
3) Buai-buailah
4) Arun Jauh
5) Demang Lebar Daun
6) Pantai Lumpur
7) Kasut Baru
8) Saujana Pesisir
9) Ya Zapin
10) Melaut
11) Sirih Sekapur
12) Sampan Hanyut
Grup Geliga pemah diundang untuk tampil di:
1) Gapena Malaysia di Kuala Lumpur
2) Panitia Kenduri Seni Melayu di Batam 2002-2003
3) Panitia Kenduri Seni Melayu se-Dunia di Pekanbaru
Mencipta musik dan lagu Tarian untuk Negri Pahang pada Festival Citrawarna 2003
Malaysia
Membuat opening Musik untuk Taman Mini Malaysia Malaka.
Mencipta dan mengarransment lagu-lagu Melayu pada album Nandung dengan
penyanyinya Lina Kasem, dengan judul ciptaan:
1) Nandung
2) Sayang-Sayang Anakku
3) Nibung Patah
4) Sekedar Kata
5) Mencari Kasih
6) Ayun-Ayun
7) Selat Bengkalis
8) Teluk Belanga
9) Seni
10) Penghibur
Mengarransment beberapa lagu dan mengisi musik string/biola dan gitar pada album
Noraniza Idris (penyanyi Malaysia) yang akan beredar.
2004 Membuat jingle lagu untuk Radio Geliga Batam
Disamping itu Heri Syahrial (Eri Bob) sering juga menjadi Pemusik Tamu untuk
mengisi biola pada album rekaman:
1) Pantai Solop —Inhil
2) Idawati album ke-2
3) Lagu Qasidah (Sungai Pakning)
Heri Syahrial (Eri Bob) menguasai 3 jenis alat musik yaitu keyboard, gitar dan biola
Seniman Pemangku Negeri
SUDARNO MAHYUDIN
1940 26 September, lahir di Bagan Siapiapi, Kabupaten Rokan Hilir-
Riau.
1953 Tamat Sekolah Rakyat di Bagan Siapiapi
1956 Tamat Sekolah Menengah Pertama Bagian B di Surakarta
1960 Tamat Sekolah Menengah Atas Bagian B di Surakarta
1965 Melanjutkan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Gajah Mada Yogyakarta sampai tingkat II.
1966 Melahirkan karya Teater “Sebuah Jawaban”
1980 Pemenang I dalam Lomba Penulisan Cerita Daerah Riau dengan
judul“Insiden Santau Hulu”
1981 Melahirkan karya Teater “Pinangan” (Adaptasi Anton Chekov).
Melahirkan karya Teater “Siluman Ular Putih” (Adaptasi NN).
1982 Melahirkan karya Teater “Puteri Sed Daun”
Pemenang II dalam Festival Teater di Kabupaten Bengkalis, dengan judul “Puteri Seri
Daun”
1985 Naskah “Kudeta” sebagai Pemenang II sayembara Penulisan Skenario Film,
diselenggarakan oleh Departemen Penerangan RI
Pemenang II dalam Lomba Penulisan Buku Anak, dengan judul “Perang Guntung”.
Memperoleh sebagai pemenang II Festival Drama se-Kabupaten Bengkalis dengan judul
naskah “Putri Sen Daun”
1988 Pemenang II dalam Lomba Penulisan Cerita Daerah Riau, dengan judul “Sungai Yang
Menjadi Sakti Hidup”.
1990 Skenanio film/sinetron “James Bagio Vs Wrong Gang, ditayangkan TVRI
1992 Naskah “Pilih-Pilih Menantu” dipentaskan di Teater Arena Komplek Balai Dang Merdu
Pekanbaru.
Naskah “Pilih-Pilih Menantu” dipentaskan di Gedung Cupu Manik Bagan Siapiapi.
Beberapa makalah mengenai perfilman disampaikan dalam beberapa diskusi perfilman
di Pekanbaru
1993 Melahirkan karya Teater “Pilih-Pilih Menantu”
Melahirkan karya Teater “Ratu Cik Sima”
Skenario film/sinetron “Mencari Pencuri Anak Perawan” (berdasarkan roman detektif
karya Suman Hs), ditayangkan TVRI.
1995 Skenario film/sinetron “Nara Singa” ditayangkan TVRI
1996 Skenario film/sinetron “Awang Mahmuda” ditayangkan TVRI
1997 Pemenang II dalam Lomba Penulisan Buku tentang Raja Haji, dengan judul
“Tenggelamnya Kapal Malaka’s Welvaren”.
2000 Mengikuti perkuliahan kelas jauh pada Saint John Institute of Management Sciences.
Naskah “Hang Tuah Mendurhaka” dipentaskan di Festival Teater se-Riau yang
diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Riau di Pekanbaru.
Pemenang III Cerpen dalam Laman Cipta Sastra yang diselenggarakan oleh Dewan
Kesenian Riau, dengan judul “Rayap”.
2001 Selesai MBA.
2002 Mengikuti Festival Teater se-Riau 2002 di Bengkalis yang diselenggarakan oleh Dewan
Kesenian Riau dengan judul naskah “Pinangan Liuk”
Memperoleh Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan Riau 2002 oleh Yayasan
Sagang.
2003 Juli, Naskah “Nasib Tukang Beca (komedi)” dipentaskan di Bagan Siapiapi.
Naskah “Ratu Cik Sima” belum dipentaskan.
Agustus, Naskah “Pinangan Liuk” dipentaskan di Laman Bujang Mat Syam Komplek
Bandar Seni Raja sempena Festival Budaya Melayu se-Dunia II.
Oktober, Naskah “Pinangan Liuk” sebagai Penyaji Terbaik I, pada Festival Teater
Remaja yang diselenggarakan oleh Sanggar Latah Tuah Pekanbaru. November, Naskah
“Pinangan Liuk” dipentaskan di Bagan Siapi-api.
November, Naskah “Pinangan Liuk” dipentaskan di Ujung Tanjung
Skenario film/sinetron “Dikalahkan Sang Sapurba” (diangkat dan novel karya Ediruslan
Pe Amanniza), selesai diproduksi, menunggu penayangan Skenanio film/sinetron “Ke
Langit” (diangkat dan novel karya Ediruslan Pe Amanriza), selesai diproduksi,
menunggu penayangan.
Skenario film/sinetron “Panggil Aku Sakai” (diangkat dari novel karya Ediruslan Pe
Amanriza), dalam proses produksi.
Skenario film/sinetron “Panglima Besar Reteh” (Pemkab Indragini Hulu), dalam proses
produksi.
Skenario film/sinetron “Pangeran Istana Matahari” (Pemkab Siak Sri Indrapura), dalam
proses produksi.
Pemenang Harapan I Cerita Rakyat dalam kegiatan Laman Cipta Sastra se-Riau Dewan
Kesenian Riau 2003, denganjudul “Gadis Cik Inam”.
Desember, sebagai pemakalah dalam kegiatan Dedah Sinetron se-Riau 2003 yang ditaja
oleh Dewan Kesenian Riau.
Desember, sebagai Dewan Juri dalam kegiatan Sayembara Film Independen Dewan
Kesenian Riau 2003.
Seniman Pemangku Negeri
SAID PARMAN
1960 29 Oktober, lahir di Sungai Pinang - Kepulauan Riau
1974 Menamatkan Sekolah Dasar di Rata Singkep
1977 Menamatkan Sekolah Menengah Pertama di Dabo Singkep.
1981 Menamatkan Sekolah Pendidikan Guru di Tanjungpinang -
Riau.
1987 Menamatkan Pendidikan di Institut Seni Indonesia jurusan Tari
di Yogyakarta.
1983 Membuat karya drama tari “Siu Bingsu Bulan Bekandung”
resital sarjana muda ASTI Yogyakarta.
Tari tunggal “Tanduk Kipas’ di Yogyakarta
1984 Membuat drama tari “Panca Sila Sakti” di Medan.20 April,
memperoleh penghargaan dari Didik Nini Thowok, sanggar
Natya Lakshita,Yogyakarta sebagai “house manager”. Membuat drama tari “Aswatama
Nglandhak” di Yogyakarta.
1986 Tari kontemporer “Suita Kai Pak ME” ujian untuk S-I Komposisi Tari ISI Yogyakarta.
1987 “Tari Zapin-Gazal” di Kijang - Kepulauan Riau.
1988 Tari massal “Rampai Tatubai” di Tanjungpinang
28 Oktober, memperoleh penghargaan dan Murwanto, Bupati Kepulauan Riau pada
acara “Malam Citra Pesona” Sumpah Pemuda ke-60.
1 November, memperoleh penghargaan dari Abu Chairah, Kadis P & K Kabupaten
Kepulauan Riau untuk “Koreografer Tari Masal’ pada porseni SD se-Kabupaten
Kepulauan Riau.
1989 Bangsawan “Meriam Sumbing Pulau Mepar” sutradara bersalam aim. Drs. Imron Noeh,
di Daik Lingga
Drama “Dosa Anak Datuk” sutradara bersama aim. Drs. Imron Noeh, di Dabo Singkep.
1992 Tari “Sketsa Hitam Putih” di Taman Budaya Riau Pekanbaru
Karya tulis “Tari Melayu Riau Hari ini” sebagai Pemenang III Sayembara Penulisan
Kritik
Tari tahun 1991/1992 oleh Ditjen Kebudayàan Direktorat Kesenian.
9 Maret, memperoleh pengharagaan dari Drs. EX. Sutopp Cokrohamijoyo, Direktur
Keseniati, sebagai Pemenang III Sayembara Penulisan Naskah Resensi/Knitik Tari tahun
1991/1992 Tingkat Nasional di Jakarta.
10 Maret, karya tulis “Potpourri tari Nan Jombang” di terbitkan Riau Pos.
1993 28 Oktober, Memperoleh penghargaan dan Drs, EX. Sutopo Co krohamijoyo, Direktur
Kesenian, sebagai peserta pada Festival Musik Tradisional di Taman Ismail Marzuki
Jakarta.
7 November, karya tails “Keberadaan musik tradisi Riau dan ornamentik garapan
komposisi perkusi pada kompang, di terbitkan Riau Pos.
11 Desember, memperoleh penghargaan dari Yayasan Lontar, AT & T, Fakultas Sastra
Universitas Indonesia sebagai peserta pada Festival dan Seminar Tradisi Lisan
Nusantara di Jakarrta. 1994 Tari “Topeng Makyong” di Pekanbaru
Karya Tulis “Mengangkat tari ke pentas pertunjukan” di sajikan pada Workhsop Penata
Tari di Taman Budaya Riau.
September, kanya tulis “Diskripsi Tari Topeng Makyong” di sajikan pada Festival Tari
Nusantara di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
30 September, memperoleh penghargaan dari Prof. DR. Ing. Wardiman Djoyonegoro,
untuk penampilan tari “Topeng Makyong” sebagai salah satu dari sepuluh penampil
terbaik Festival Tari Nusantana di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Tari “Sentak Belang Kaki” garapan bersama Best Hikmahetty, SST, Pekanbaru Tari
kontemporer “Kenduni Arwah” di Taman Budaya Riau Pekanbaru.
1995 Tari “Kipas Mendu” di Pekanbaru
Tari Kontemporen “Tong Tong Kosong” ditampilkan pada Pasar Tani Kontemporer di
Pekanbaru Riau.
15 Januari, memperoleh penghargaan dari Drs.H. Rustam S Abrus, Ketua Umum Dewan
Kesenian Riau, atas partisipasi pada acara Lomba Lukis Anak-Anak se-Daenah Riau, di
Pekanbaru.
25 Juli, mempenoleh penghargaan dari H. Johan Syanifuddin, SH, Sekretanis Umum
Panpel MTQ Nasional ke-17 untuk Pelatih Tari Pembukaan “Gurindam Budaya’ di
Pekanbanu.
1996 22, 29 Desember, karya tulis “Tari Melayu Lama Dan Baru” tulisan bersambung di
terbitkan Riau Pos.
1997 Drama tari “Jebat Gugat” di Pekanbaru
5 Januani, karya tulis “Tari Melayu Lama Dan Baru” tulisan bersambung di terbitkan
Riau Pos.
6 Juli, karya tulis “Dua Bentuk Pengembaraan Bunyi, Jinak dan Liar” diterbitkan Riau
Pos.
Karya tulis “Wawasan Tari Riau” disajikan pada Pelatihan Guru Kesenian di Balai
Pelatihan Guru Pekanbaru
1998 Tari “Tahta” di Pekanbanu
3 September, memperoleh penghangaan dari Drs. Saini Kasim, Direktur Kesenian, atas
partisipasi pada Festival Tari Anak-Anak di Denpasar - Bali.
3-5 Oktober, karya tulis “Zapin Riau” disajikan pada Seminar Festival Zapin Nusantara”
di Johor Bahru Malaysia.
29 November, memperoleh penghargaan dari Drs.H. T. Lukman Jaafar atas nama
Gubernur Riau sebagai Koreognafer pada Parade Tari Daerah Riau di Pekanbaru.
1999 Tari “Makosuik Ati” di Pekanbaru
29 Oktober, memperoleh penghargaan dari DR. Sri Hastanto, S.Kar, Direktur Kesenian,
sebagai peserta pada Festival Nasional Teater Anak-Anak, di Taman Mini Indonesia
lndah Jakarta. 27 November, memperoleh penghangaan dari Drs. Rusjdi S Abrus,
Kepala Dinas Paniwisata Daerah Tingkat I Riau sebagai Koreografer pada Parade Tari
Daerah Riau 1999.
2000 Tari “Jegau” di Pekanbaru
Tari” Kedi Ngamen” ditampilkan pada acara Hari Bumi di Taman Budaya Riau
12 - 16 April, memperoleh penghargaan dari Hj. Baharom Bin Majid, Setiausaha
MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang
Nusantara III” di Melaka. 14 November, memperoleh penghargaan dari Drs. Rusjdi S
Abrus, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Tingkat 1 Riau sebagai Koreografer pada
Parade Tari Daerah Riau 2000.
2001 12 - 15 April, memperoleh penghargaan dari MD. Sirat Bin Abu, Yang Dipertua
MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang
Nusantara IV” di Malaka.
2002 Karya tulis “Tri Gedubang dan Tari Tradisi Lainnya” diterbitatkan dalam bentuk buku
Seri Cinta Budaya Negeri, Pekanbaru.
12 - 15 April, memperoleh penghargaan dari MD. Sirat Bin Abu, Yang Dipertua
MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang
Nusantara IV” di Malaka.
2003 Tari “Semah Alam” ditapilkan pada acara Hari Bumi di Taman Budaya Riau. Sekarang
Said Parman berdomisili di JI. Pramuka Lr. Tanama No. 22 Tanjungpinang dan
menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang.
Seniman Pemangku Negeri
AMRUN SALMON
1961 Menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat di Pekanbaru
1964 Menamatkan Sekolah Menengah Tingkat Pertama di Pekanbaru.
1968/1969 Menamatkan Sekokah Menengah Tingkat Atas di Pekanbaru.
1973 Menyelesaikan tingkat Sarjana Muda pada Sekolah Tinggi Seni
Rupa “ASRI’ Yogyakarta, Jurusan Dekorasi.
1975 Menikahi Putri Yogya Dra. Sudaryati. Memiliki 3 orang anak
perempuan Anak pertama: Khamelia Destri Anggraini Anak
kedua : Gemala Madumetha Anak ketiga : Anggia Paramitha
1976 Mengikuti pameran seni lukis bersama teman perupa di Gedung
Wanita Pekanbaru.
1977 Mengerjakan relief pendidikan di ruang tunggu Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prop. Riau bersama
SPN Amnin Sabrin.
1984 Menancang dan mengerjakan relief ornamen gapura Selamat Datang pada jalan menuju
Bandara Sulthan Syanif Qasim II (bersama SPN Amnin Sabrin).
Melaksanakan relief pada VIP Room Pemerintah Daerah di Bandara Sultan Syarif
Qasim II (bersama SPN Amnin Sabnin).
1991 Melaksanakan revitalisasi kerajinan “tekat” Riau di Bengkalis (bersama SPN Amrin
Sabrin)
Merancang/menata stand pameran Pemda Riau di Singapura.
Merancang/menata stand pameran Juli 1991 - 1999 Tingkat Nasional di Jakarta.
1993 Merancang dan menata berbagai pameran Tingkat Nasional lainnya di Jakarta.
1994 Pameran Seni Kaligrafi Visualisasi Melayu Riau di Taman Budaya Riau Pekanbaru
Mengikuti Pameran Seni Kaligrafi Islam di Aula Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru.
Merencanakan relief tema Kebudayaan Perjuangan dan Pembangunan di depan pintu
masuk Arena MTQ Nasional XVII di Bancah Laweh Pekanbaru.
1995 Mengikuti pameran lukisan se-Sumatera III di Taman Budaya dan Gedung Museum
Negeri Sang Nila Utama Riau Pekanbaru.
Mengerjakan/menata pameran Kerajinan di Kuala Lumpur Malaysia.
1996 Merancang relief Hang Nadim untuk Batam (tidak dilaksanakan).
1998 Menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci Mekkah
2000 Merencanakan dan menyiapkan Pameran Promosi Pemda Riau pada EXPO 2000 di
Hannover Jerman.
2001 Menyiapkan dan mengarahkan Pameran Kerajinan di Bandar Seni Sri Begawan Brunai
Darussalam.
Sekarang berdomisili di Jl. Kuantan VII No. 42 Pekanbaru. bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil pada Dinas Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau.
KARYA YANG PERNAH DIBUAT
LUKISAN
1. Menggobek (cat minyak) dikoleksi oleh Prof. Dr. Tabrani Rab
2. Plantar I (cat minyak) dikoleksi oleh prof. Dr. Tabrani Rab
3. Plantar II (cat minyak) dikoleksi oleh Zulkifli ZA
4. Mantera Pemanis (cat mnyak) dikoleksi oleh Zulkifli ZA
5. Sepi Diamuk Api (cat minyak) dikoleksi oleh Taman Budaya Riau
6. Ikan Kayangan I (cat minyak) dikoleksi pribadi
7. Ikan Kayangan II (cat minyak) dikoleksi pribadi
8. Topeng Makyong I (cat minyak) dikoleksi pribadi
9. Topeng Makyong II (cat minyak) dikoleksi pribadi
10. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh O.K. Nizami Jamil
11. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh Ismed A Royan (Alm)
12. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh Ismed A Royan (Alm)
13. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi pribadi
14. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi pribadi
KOLASE
1. Pondok Sakai (kayu) koleksi pribadi
2. Hutanku Punah (kayu) koleksi pribadi
VISUALISASI PUISI
1. Buai Anak (Acrilic) koleksi pribadi
2. Kremuning (Acrilic) koleksi pribadi
3. Penganten Boneka (Acrilic) dikoleksi oleh Hasan Junus
WALL HANGING
1. Alaf I (Acrilic) koleksi pribadi 2001
2. Pengulangan (Acrilic) koleksi DR. Yusmar Yusuf, Mpsi 2001
3. Ornamen Bunga Kiambang (Acrilic) koleksi pribadi 2002
4. Pucuk Rebung (Acrilic) koleksi pribadi 2002
BERBAGAI RANCANGAN
Batik, tenunan, logo dan sejumlah desain interior baik yang dilaksanakan maupun berupa rancangan
saja dan sejumlah ornamen baik pada kertas biasa dan yang sudah diberi figura. Sampai saat ini
masih berkarya.
PENGHARGAAN-PENGHARGAAN YANG PERNAH DIDAPAT
1. Memperoleh Juara I Logo MTQ Nasional ke XVII di Pekanbaru
2. Memperoleh Juara I Logo Kota Batam
3. Memperoleh Juara I Logo Kabupaten Siak
4. Memperoleh Juara II Logo Kabupaten Rokan Hilir
5. Memperoleh Juara III Logo Kabupaten Rokan Hulu
6. Penghargaan I Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta
7. Penghargaan II Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta
8. Penghargaan III (dua kali) Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta
antara tahun 1991 - 1998.
Bercerita
(Kutipan Pidato Hasan Junus pada acara Anugrah Seni DKR 2005)
SEBENARNYA seorang seniman, siapapun itu, apakah pengarang cerita pendek atau serita
panjang, penyair, eseis, penulis cerita sandiwara, teaterawan, musikus, perupa, penari, ialah seorang
tukang cerita. Masing-masing dengan andalannya seperti hati dan pikiran, mata, telinga dan mata
yang terampil. Seniman digolongkan sebagai intektua1 yang senantiasa menyiapkan makanan
pikiran karena kesan boleh juga dinamakan pengaruhi yang ditinggalkannya pada masyarakat di
lingkungannya. Penamaan budayawan adalah karena kekhususannya yang lebih dipertajam dengan
nama seniman kalau kerjanya menghasilkan karya seni yang merupakan makanan rohani bagi
mereka yang memerlukan.
Seni memiliki kawasan, wilayah dan sempadannya sendiri, dihuni oleh orang-orang bebas
atau orang-orang yang berhasil membebaskan diri dari berbagai kungkungan. Karena seni
mempunyai hukum dan aturannya sendiri itulah kawasan, wilayah dan sempadannya barangkali
ditata rapi oleh sejarah, geograpi, etnis, dan lainnya. Akan tetapi mungkin pula kawasan, wilayah
dan sempadan itu dibentuk berdasarkan faktor-faktor yang sama sekali bertentangan dengan semua
yang tersebut tadi. Baik dalam abad kegelapan dan abad pencerahan, baik di negeri yang lepas
bebeas dan di negeri yang terkungkung, senantiasa ada para seniman. Khusus di abad kegelapan dan
di negeri yang terkungkung, para seniman berkarya dengan risiko tinggi sehingga kadang-kadang
penciptaan karya seni harus di bayar dengan nyawa. Namun seniman dan karya seni tetap ada dan
terus juga ada.
Kawasan yang bermakna kesenian itu dapat di gambarkan seperti sebuah bangunan
segitiga,. Bagian alasnya dihuni oleh para penikmat dan pencinta kesenia, bagian tengah tengah
oleh ilmuwan dan kritikus kesenian, sedangkan bagian puncaknya oleh seniman kreatif. Akan tetapi
bagian yang sebenarnya tidaklah sesederhana itu, meskipun kerumitannya pun tidak pula membuat
prinsip-prinsip dasarnya berubah terlalujauh dan terlalu besar. Seluruh bangunan segitiga yang yang
imajiner itu hehdak saya bed nama Masyarakat Seni. Kalau saudara-saudaraku tidak setuju pada
nama itu berilah nama yang lain padanya.
Memang tidak ada suatu ukuran tunggal untuk menilai perkemabangan kesenian dimana pun, baik
disini seandainya kesenian disini dikatakan bermutu randah dan juga di sana kalau di di sana
terdapat kesenian bermutu tinggi. Atau sebaliknya. Akan tetapi beberapa petunjuk dapat dijadikan
indikasi yang berharga asal pandi menggunakannya.
Kita sama-sama tahu bahwa jumlah orang yang menjadi anggota Masyarakat Seni itu tidaklah
banyak. Akan tetapi jumlah yang tidak banyak bukanlah gambaran yang jitu pada potensi yang
sesunggguhnya yang dikandung dalam batang tubuh kesenian yang sedia ada dalam din setiap
seniman. Buktinya segala macam bentuk kekuasaan senantiasa memerlukan kesenian untuk
kepentingan macanimacam kekuasaan itu sendiri, kepentingan di luar lingkaran sang seni. Lagi pula
mata rantai kehadiran seniman dan karya seni di sepanjang perjalanan waktu yang panjang dalam
sejarah dunia dan sejarah setempat tak pernah benar-benar terputus. Kadang-kadang memang
pernah terjadi kesenian mengalami keadaan genting, namun putus tidak.
Pada kesempatan ini saya hendak menyarankan suatu sikap agar para seniman dan
(lembaga-lembaga) yang menopangnya seperti Dewan Kesenian (dan lembaga lainya) seyogyanya
berupa sekuat dapat bergerak dengan lincah dan gagah menuju terbinanya Masyarakat Seni yang
nggul. Dengan menyebutkan Masyarakat Seni yang Unggul mau tak mau harus berarti munculnya
karya-karya seni yang unggul. munculnya karya-karya seni yang unggul tentu berarti pula memberi
perhatian dan bimbingan kalau perlu agar para seniman dapat mencapai tingkat unggulan. Tentu
saja selalu ada seniman yang tak memerlukan sama sekali bimbingan dan petunjuk, namun sebesar
apapun seorang seniman itu ia tetap memerlukan semacam bantuan, barang kali dalam bentuk
sesuatu yang sebenarnya berada di luar kerja kesenian. Hal ini terutama tertuju pada para seniman
yang kehidupannya sehari-hari agar tersangkak sangkak karena kekurangan materi dasar penunjang
hidup namun ia kaya sekali dengan gagasan dan berpotensi besar menghasilkan karya-karya seni
yang dapat dijadikan niakanan rohani, pembangkit hati dan pikiran dan kesadaran juga tempat
berteduh bagi mereka yang memerlukannya.
Dewan Kesenian atau lembaga semacam 1w yang lain bertugas menopang kekurangan dan
kesulitan mendasar yang di hadapi para seniman serta membantu mereka agar dapat menemukan
(sebenarnya menyadarkan mereká akan ) berbagai ragam perspektif barn yang berangkat dan leon-
leon kesenian, ilmu yang makin kini semakin membludak banyak dan mendalam sifatnya. Hal ini
patut benar dipertimbangkan karena bukanlah para anggota Dewan Kesenian idealnya harus terdini
dan orang-orang yang dapat menjadi tangki pikiran, yang biasanya terdiri dan para seniman dan
sekaligus penükir kesenian dan para akademisi dalam bidang ilmu kesenian dan kebudayaan atau
yang banyak tahu tentang kesenian.
Seorang seniman yang mengangkat masalah keresahan sosial dalam karya-karyanya tidaklah
harus menjadi sosiolog dan I atau politikus. Seorang seniman yang menjadikan gambaran tentang
puak dan kaum dalam karya-karyanya tidaklah harus menjadi seorang ahli antropologi. Seorang
seniman yang menokohkan drang-orang yang besar dan kecil yang hidup di masa lampau atau
menjadikan sumber ilhamnya tidaklah harus menjadi sejarawan. Dan mengangkat orang-orang suci
atau aulia seorang seniman tidak harus menjadi rohaniwan. Kalau seniman terlarik pada orang-
orang gila ia tidak harus menjadi ahli psikolog. Pada jin, hantu, jembalang, bunian, kembaran dan
semacamnya ia tidak pula harus menjadi seorang demolog. Ia tetap seorang seniman, barangkali
seorang seniman yang sangat senius dalam menggarap karya-karya seninya.
Seyogyanya seorang seniman harus terus dan terus menerus mencari dan berupaya
mendapatkan dimensi baru untuk mengisi ciptaannya dan melawan segala macam klise dan sosok
stetreotipe. Kadang-kadang jalannya menerabas keluar dari rel, dan kalau beruntung sampai pada
alamat berkesnian yaitu lahirnya karya seni yang sangat unik khas seniman penciptanya.
Maka janganlah sang seniman membiarkan begitu saja keuntungan yang telah diberi dan
disediakan oleh sejarah dan geograpis. Sesuai dengan sifat alam, keuntungan dan kelebihan itu
memang tersedia untuk di mamfaatkan. Sedang kekurangan dan kendala yang ada bersifat untuk di
lawan dan di taklukkan. Seniman yang menyadarii hal-hal yang seperti ini pasti dapat menghasilkan
karya-karya yang penuh nuansa, kaya dengan ragam, berdenyut kencang, membangkitkan hati
menimbulkan kagum.
Berikanlah kebebasan kepada seniman itu memilih sendiri cana dan gayanya menciptakan
karya. Jauhkanlah dan mengungkung bangsa seniman dengan aturan-aturan yang membelenggunya.
Kalau pilihannya ialah berkarya dengan mengandalkan akar budaya setempat, itu tentu bagus dan
sah-sah saja. Namun seniman yang memilih tidak mengandalkan akan budaya setempat dan lokal
suka pada warisan lama juga mempunyai hak hidup dan harus diberikan kesempatan yang sama.
Seorang seniman yang menciptakan karya seni sama sekali tidak harus tunduk dan takluk
pada kekuatan yang berasal dari luar kawasan kesenian. Kalau ada orang yang hendak menjadi
seniman kosmopolit, apa salahnya? Karena gelanggang peraturan dan persaingan untuk karyá seni
yang dihasilkannya berada di sini, maka hal itu mengandung arti tempat ini lurut di perhitungkan
dan ikut menentukan. Sang seniman boleh saja bernafas di udara universal namun tempat
pijakannya harus kokoh berada di bumi sendiri.
Saya percaya bahwa di masa depan yang tak terlalu jauh sudah hadir secara meyakinkan
para seniman total yang sejumlah waktu dan perhatian di tumpukan pada pekerjaan seni. Sikap dan
pilihan hidup mereka yang tidak terbelah-bagi barang kali merupakan salah satu ciri seniman pada
awal millenium ketiga. Pada mereka ink pula karya-karya besar di hadapkan lahir.
Adalah alat musik yang sama yang menghasilkan lagu yang berbeda, yang riang atau
bersuasana duka. Mari ikuti tuntutan pikiran dan bisikan hatimu, seniman, lalu mainkanlah lagumu,
entah yang bagaimana suka hatimulah. Lalu yang karya yang kau hasilkan berubah menjadi
keindahan. Sementara itu baikilah di ingat bahwa tumpuan pandangan apabila kita berada di depan
kesenian seyogianya diutamakan pada karya, bukan orang yang menciptakannya.
Barang kali ada sebagian kecil pendapat saya yang saudara-saudanaku setuju dan ada pula
sebagian besar yang tidak di setuju, atau sebaliknya. Biarkanlah itu semua menjadi bagian yang
tetap dapat di diskusikan dalam berbagai kesempatan kelak. Akan tetapi seandainya saja ada di
antara saudara-saudara yang tak dapat menerima satu huruf pun dan semua yang saya katakan maka
apa boleh buat di antara saya dengan orang-orang itu pintu dialog pun tertutuplah sudah.
Anugrah seni yang disampaikan kepada para seniman yang di tentukan oleh Dewan
Kesenian Riau malam ini seyogyanya dipandang sebagai suatu ungkapan keriangan di kalangan
masyarakat seni. Bukan saja bagi para peraih yang telah berkarya dan beruntung tapi bagi semua
orang, nominator dan seniman kreatif Iainnya. Tiada ruang dan luang tersedia untuk bersedih dan
berpedih, karena karya seni oleh seorang peraih tapi pahit bagi yang belum berhasil meraihnya.
Bagi saya di atas segala-galanya semua adalah cerita. Peristiwa dan keadaan apapun senantiasa
menjadi indah setelah menjadi sejarah, saudara kandung cerita.
Setiap hari para wartawan memberikan bahan mentah cerita di surat-surat kabar. Seniman
boleh memakai bahan-bahan itu setelah mempermandingkannya dan mempermuliakannya. Harapan
saya kepada para seniman ialah dalam berkesenian, dalam menciptakan karya-karya seni, jadilah
seperti ikan paus biru yang tubuhnya terus membesar sampai ke ujung usia. Jadilah seniman yang
terus berkarya, terus dengan tunak tanpa jeda yang tak begitu perlu dan tidak membuang-buang
masa kehidupan yang sudah singkat ini, tak mengenal lelah, tak tahu jemu, tak mengenal gerun dan
negeri, dengan semangat tinggi, rajin dan lasak, berdendang riang sampai kematian datang. Dengan
telinga, mata, dan tangan memakai kata-kata, nada, garis, bentuk dan gerak yang di gauli dengan
semangat tinggi lahirkanlah karya, karya, karya-karya.
Selagi masih bemafas seniman siapapun ia, seorang pengarang cerita pendek dan cerita
panjang, penyair, eseis, penulis cerita sandiwara, teaterawan, musikus, perupa, penari — hendaklah
terus bercerita, janganlah berhenti, janganlah pernah berhenti, teruslah bercerita, teruslah
mencintai.***
Kronologis Hidup dan Kesenimanan
Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2005
Seniman Perdana
TAUFIK IKRAM JAMIL
Lahir di Teluk belitung, Kabupaten Bengkalis, Riau, 19 September
1963. Menyelesaikan pendidikan SD-SPG di kabupaten itu, ia kemudian
menuntut ilmu di Universitas Riau dan menamatkannya tahun 1987.
“tersebab haku melayu” merupakan buku kumpulan sajaknya yang pertama
(Yayasan Membaca 1995),- menyusul kumpulan cerpen “Sandiwara Hang
Tuah” (Grasindo 1997), “Membaca Hang Jebat” (Unri Press, 1998— cetak
ulang oleh Yayasan Pusaka Riau tahun 2000), dan “Hikayat Batu-batu”
(Kompas, 2005), roman “Hempasan Gelombang” (Grasindo dan P2BKM
Unri 1999), dan roman “Gelombang Sunyi” (Kompas, 2001).
Beberapa karyanya juga banyak terhimpun dalam berbagai antologi di Pekanbaru, Jakarta,
Yogyakarta, Lampung, Malcassar, Surabaya, dan Kuala Lumpur, seperti dalam “Negeri Bayang-
bayang”, “Soeharto dalam Cerpen Indonesia&’, dan “1000 Tahun Nusantara”, termasuk antalogi
cerpen dalam bahasa Inggris “Menagerie 4” (Yayasan Lontar, Jakarta, 2000).
Berbagai penghargaan sempat diraihnya. Pada tahun 1997, Yayasan Sagang Riau Pos
Pekanbaru menilai bukunya “Sandiwara Hang Tuah” sebagai karya budaya terbaik. ini disusul
dengan keberhasilannya meraib juara pertama dalam sayembara cerpen majalah sastra Harison,
Jakarta. Tahun 1998, romannya “Hempasan Gelombang” meraih juara harapan dua dalam
sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta. Setahun berikutnya, lembaga kesenian ini
juga memberikan penghargaan Cerpen Utama Indonesia 1998 melalui cerpennya “Jumat Pagi
Bersama “Amuk”. Penghargaan Penulisan Sastra dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) Jakarta, diberikan kepadanya tahun 1999 melalui buku “Membaca Hang
Jebat”. Tabloid iuntermezo, memilihnya sebagai seniman budayawan Riau terbaik tahun 2002,
menyusul penghargaan serupa oleh Yayasan Sagang tahun 2003, di samping anugerah seniman
budayawan dan sanggar seni kampus Universitas Islam Riau Lisendera Dua Terbilang.
Tahun 2000, dia diundang dalam Baca Sajak Perdana Singapura, kemudian 2001 membaca
sajak bersama penyair dari 10 negara dalam Festival Puisi Internasional di Jakarta. Tahun yang
sama juga mewakili Indonesia dalam Majelis Sastra Asia Tenggara dan menjadi pembimbing
penulisan novel pada lembaga serupa. ia juga menjadi pembicara dalam berbagai seminar
kebudayaan antara lain di Leiden (Belanda), Singapura, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Jakarta, dan
Bogor, di samping berbagai kota di Riau. Selama dua tahun berturut-turut, 2001-2002, diundang
Depdiknas untuk berbicara di depan perwakilan guru-guru sastra SMU se-Indonesia.
Karya-karyanya dibicarakan berbagai kalangan antara lain untuk kajian ilmiah baik untuk
seminar sastra maupun sebagai kitab khatam kaji di Riau, Jawa, bahkan Belanda. Ilmuwan sastra
dan University of Victoria, Canada, bahkan memberikan tanda kepada karya Taufik Tkram Jamil
sebagai pembawa makna baru untuk novel warna lokal di Indonesia. Dalam makalahnya pada
Pertemuan Ilmiah Nasional HISKI XIV di Surabaya tahun 2003, Bodden menulis, “Daripada
serentetan teknik untuk melukiskan tatanan kehidupan sehari-hari keluarga dan komunitas, atau
untuk menggambarkan kepercayaan, upacara, dan kebiasaan rohani sebuah komunitas seperti dalam
sebagian besar novel-novel warna lokal tahun tahun 70-an dan beberapa novel warna lokal yang
baru (misalnya, Tanian Burni), karya Taufik Ikrarn Jamil ini sudah mengajukan sebuah makna baru
untuk novel warna lokal. Dalam novel ini warna lokal diubah menjadi sebuah identitas linguistik,
budaya, dan sejarah yang sebagiannya jelas merupakan ciptaan bebas manusia yang akan selalu
berkembang dan berubah.
Tahun 1983-2002 atau selama 19 rahun, menjadi wartawan di beberapa koran, terakhir
bergabung dengan harian Kompas Jakarta lebih dan 14 tahun. ia juga mendirikan Yayasan
Membaca tahun 1991 yang bergerak di bidang kebudayaan terutama untuk menerbitkan majalah
sastra menyimak. Sejak lima tahun lalu, mendirikan Yayasan Pusaka Riau yang juga bergerak di
bidang kebudayaan antara lain penerbitan, percetakan, dan pendidikan seni seperti dikonkritkannya
dengan membuka Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), bahkan terjun ke dalam industri seni.
Seniman Pemangku Negeri
MARHALIM ZAINI
Nama Lengkap : Marhalim Zaini, S.Sn
Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Pambang Bengkalis Riau, 15 Januari
1976
Alamat Asal : Parit I Desa Teluk Pambang Kec. Bantan Kab.
Bengkalis- Riau
Alamat Sekarang : JI. Utama Sari 46 RT 03/07 (Samping Masjid
Nurussalam) Tangkerang Selatan Bukitraya
Pekanbaru-Riau 28282
Alamat Instansi : Akademi Kesenian Melayu Riau
(AKMR) Komplek Bandar Seni Raja Au Haji (Bandar Serai) Ji. Jend.
Sudirman Pekanbaru-Riau
Alamat Email : [email protected]
HP : 081371660659
Pendidikan Formal:
- Sekolah Dasar (SD) di Teluk Pambang Bengkalis (1981)
- Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Masmur Pekanbaru (1987)
- Madrasah Aliyah Negeri (MAN-1) Pekanbaru (1991)
- InstitutAgama Islam Negeri (lAIN) Imam Bonjol Padang (1995-tidak selesai)
- Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (1998-2004)
Pengalaman Jurnalistik:
- Staf redaksi Tabloid Shoutul Jamiah IAIN Imam Bonjol Padang (1997)
- Koresponden Tabloid Fajar Padang (1997).
- Wakil Pimpinan Redaksi Tabloid Taferil ISI Yogyakarta (2000)
- Pimpinan Redaksi Jurnal Teater Stambul Yogyakarta (2003)
- Pemimpin Redaksi Majalah Seni Berdaulat (2005-sekarang)
Buku Tunggal yang Telah Terbit:
- Segantang Bintang Sepasang Bulan (kumpulan sajak, Yayasan Pusaka Riau, 2003)
- Di Bawah Payung Tragedi (Kumpulan naskah drama, AKMR Press, 2003)
- Langgam Negeri Puisi (Kumpulan Sajak, Dewan Kesenian Bengkalis dan Interbud Yogyakarta,
2004)
- Tubuh Teater (kumpulan Esai Teater, Dewan Kesenian Bengkalis dan Interbud Yogyakarta,
2004)
- Novel Jangan Biarkan Lara Menangis (Proses terbit di Penerbit Mizan bandung)
- Kumpulan cerpen Belajar Bercinta dengan Laut (proses terbit di Grasindo Jakarta)
Buku Antologi Bersama:
- Batarak (UKM Teater Imam Bonjol Padang, 2000)
- Embun Tajalli (FKY XII, Yayasan Aksara, 2000)
- Anugerah Sagang 2000 (Yayasan Sagang Riau Pos, 2000)
- Filantmpi (FKY XIII, Yayasan Aksara, 2001)
- Hijau Kelon & Puisi 2002 (Penerbit Buku Kompas, 2002)
- Dian Sastro for President (AKY, Bentang, 2002)
- Magi dan Tirnur (Yayasan Sagang, 2003)
- Pertemuan dalam Pipa (Dewan Kesenian Jakarta & Logung Pustaka, 2004)
- Satu Abad Cerpen Riau (Yayasan Sagang, 2004)
- Seikat Dongeng Tentang Wanita (Yayasan Sagang, 2004)
- Rembulan Tengah Han (DKR dan Yayasan Sagang, 2004)
- Maha Duka Aceh (PDS FIB Jassin, 2005)
- Living Together (Dwi Bahasa)- (Utan Kayu, 2005)
- Tafsir Luka (Yayasan Sagang, 2005)
Media Massa yang Memuat Karya
(Puisi, Cerpen, Esai, Resensi, Naskah Drama):
Jakarta Kompas, Majalah Horison, Media Indonesia, Koran Tempo, Jurnal Puisi,
Republika.
Riau : Riau Pos, Riau Mandiri, Majalah Sagang, Majalah Berdaulat, Majalah Tepak, Riau
Tribune. Padang Singgalang, Haluan, Mimbar Minang, Tabloid fajar, Padang Ekspres
Yogyakarta: Yogya Pos, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Gelanggang Rakyat, Majalah
Bakti, Majalah Kuntuni, Koran Malioboro, On Off Solo Solopos, Pos Kita
Surabaya : Jawa Pos, Surabaya Post, Minibar
Semarang : Suara Merdeka
Bali : Bali Post
Bandung : Pikiran Rakyat
Lampung : Lampung Post, Radar Cirebon, dan lain-lain.
Penghargaan (Hadiah):
- Tahun 1999, sajak Madah Seorang Bocah, Penghargaan dan Rektor 151 Yogyakarta dan DPD
BSMI DIY.
- Tahun 2001, sajak Rel Santo Thomas dan Jembatan Mati Itu, Otto, memenangkan Lomba
Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-DIY
- Tahun 2001, sajak Bersiul di Perkampungan Bangkai memenangkan Sayembara Sastra Dewan
Kesenian Riau.
- Tahun 2002, sajak Segantang Bintang, Sepasang Bulan meraih Juara I Lomba Cipta Puisi
Majalah Sagang
- Tahun 2002, sajak Gumam Teluk Mambang (3) juara II Sayembara Sastra DeAan Kesenian
Riau.
- Tahun 2002, cerpen Malam Leba ran di Pelabuhan juara II Sayembara Sastra Dewan Kesenian
Riau
- Tahun 2003, cerpen Kopi Senja di Negeri Siti juara I Sayembara Menulis Sastra, mendapat
“Hadiah Tepak” dan Majaiah Budaya Tepak.
- Tahun 2003, cerpennya Lelaki Kuli dan Perempuan yang Pandai Menyimpan Api juara II
Sayembara Sastra Dewan Kesenian Riau
- Tahun 2003, Buku kumpulan sajak Segantang Bintang Sepasang Bulan, terpilih lima nomine
KSI Award, Jakarta.
- Tahun 2004, Cerpen Temui Aku Han Jumat, Di Belakang Kelenteng Tao, juara I Laman Cipta
Sastra DKR
- Tahun 2004, Sajak Subuh yang Lumpuh, juara III Laman Cipta Sastra DKR
- Tahun 2004, Esai Sastra Riau dalam Risau Sejarah, Juara I Laman Cipta Sastra DKR.
- Tahun 2004, Naskah Lakon Api Semenanjung, Juara III Laman Cipta Sastra DKR
- Tahun 2004, buku puisinya Langgam I Vegeni Puisi terpilih nominasi Anugerah Sagang 2004
- Tahun 2005, Puisi Lesung Batu, Lesung Kayu Juara II Laman Cipta Sastra DKR.
- Tahun 2005, Naskah Drama Pan geran Terubuk Juara III Laman Cipta Sastra DKR
- Tahun 2005, Cerpen Jangan Menyebut Dun Frasa liii Juara II (tingkat Nasional) Laman Cipta
Sastra DKR.
- Tahun 2005, Novel Jan gan Biarkan Lara Menangis, raih Pemenang Penghargaan I Sayembara
Penulisan Novel Dar Mizan (Tingkat Nasional).
- Tahun 2005, Skenario Film Dongeng Negeri Siti raih 10 Naskah Pilihan dalam Sayembara
Penulisan Skenario Film Cerita Dept. Kebudayaan dan Pariwisata dan Dirjen.
Perfilman Indonesia, 2005
Ivent Sastra yang Diikuti:
- Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) 1997 di INS Kayutanam, diundang bersama Teater Nadi
Martir.
- Mengikuti Pekan Bahasa, Sastra dan Seni Nasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Bandung, tahun 2000.
- Diundang baca sajak pada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) tahun 2002.
- Diundang baca cerpen oleh Dewan Kesenian Jakarta dalam Cakrawala Sastra Indonesia 2004,
14 sampai 17 September 2004 di TIM Jakarta.
- Diundang baca sajak oleh Dewan Kesenian Riau dalam Pasar Seni, 01 Januari 2004 di Laman
Bujang Mat Syam Pekanbaru.
- Pentas Sastra di Auditorium Kompleks AL-Azim, Melaka, Malaysia, dalam acara Seminar
Warisan Puisi Melayu Serumpun dan Forum Adat, 5 Oktober 2004, ditaja oleh Institut Seni
Malaysia Malaka, Kerajaan Negeri Melaka, dan Dewan Bahasa dan Pustaka.
- Diundang baca sajak dalam iven International Literary Award 2005 di Bandung, Lampung,
Jakarta, pada 25 Agustus s/d 3 September 2005, yang diselenggarakan oleh Komunitas Utan
Kayu Jakarta kerjasama Winternechten Belanda.
- Diundang baca sajak dalam Kenduri Seni Melayu, oleh Dewan Kesenian Batam, Desember
2005, di Tanjung Uma, Batam.
- Diundang baca sajak dalam Bintan Art Festival 2005, oleh Dewan Kesenian Tanjung Pinang, di
Bintan Tanjung Pinang, 3-6 Desember 2005.
Organisasi/Lembaga Seni/Sastra:
- Anggota/ aktor Teater Nadi Martir Padang (1995-1997)
- Pendiri, aktor, sutradara, penulis naskah, Teater Imam Bonjol IAIN Padang, (1998)
- Aktor dan Pelatih, Teater ESKA LAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998-2003)
- Ketua Div. Pendidikan, Aktor, Sutradara, Komunitas Rumahlebah Yogyakarta, (2001-2003)
- Ketua dan Sutradara, Teater Batukuala Yogyakarta, (2000-2004)
- Anggota Himpunan Sastrawan Muda Indonesia (HISMI) Yogyakarta (1999-2001)
- Ketua Umum, Rumah seroja (Rumpun Mahasiswa Seni Riau Yogyakarta), (2003-2004)
- Ketua Jurusan Teater dan staf pengajar, Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) Pekanbaru,
(2004 - sekarang)
- Koordinator Majelis Jumat, Sebuah Forum Diskusi Sastra Bulanan (2004 - sekarang)
- Pembina Rumah Sastra Siswa (RSS) Pekanbaru
- Koordinator Telangkai Teater Riau.
Memberi Kata Pengantar dalam Buku:
- Buku Antologi Puisi Teater Imam Bonjol Padang berjudul La Belle Noiseuse (Penerbit UKM
Teater Imam Bonjol, 2000)
- Buku Esai Budaya karya Nurel Javissyarqi berjudul Budaya Semi (Penerbit Pustaka Pujàngga,
2005)
- Buku Antologi Puisi Senapelan Writer Asosiation (SWA) Pekanbaru, berjudul Belantara Kata
(Penerbit UIR Press, 2004).
- Buku Kumpulan Cerpen Griven H Putra berjudul Tenggelam (2005)
Seniman Pemangku Negeri
ZUARMAN AHMAD
1963 03 April, lahir di Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai Kabupaten
Kampar (sekarang Kabupaten Rokan Hulu), anak keempat dan 9
(sembilan) saudara pernikahan Ahmad Dr dan Hasiah.
1970 Masuk Sekolah Dasar Negeri I Dalu-dalu
1973 Mendirikan orkes gambus bersama kawan-kawan, sebagai pemain
gambus dan biola, dan menjadi penabuh drum Orkes Rangkaian
Sukma bersama musisi yang jauh di alas usianya. Mulai dan kelas I
hingga kelas 6 mendapat ranking I (Pertama)
1975 Tamat Sekolah Dasar Negri I Dalu-dalu
1975/1976 Masuk Sekolah Menengah Pertama. Mendirikan Band SMP
Dalu-dalu bersama kawan-kawan dan dibimbing oleh gurunya (abang paling tua). Menciptakan lagu
“Sekumtum melelatiku yang Hilang”, dan “Yuli”. Bermain musik di acara-acara kenduri nikah-
kawin, resepsi negara kecataman, kampanye, dan acara Iainnya. Mulai dan kelas I hingga kelas III
mendapat ranking I (Pertama).
1979 Tamat Sekolah Menengah Pertama
1979/1980 Masuk Sekolah Menengah Atas Negeri II Pekanbaru. Belajar musik bersama Cris
Pangabean. Ikut Vokal Grup bersama kawan-kawan SMA II Pekanbaru. Pindah
sekolah ke SMA Pasirpengaraiyan. Mendirikan Band SMA Pasirpengaraiyan.
Bermain di acara nikab-kawin, resepsi, dan acara lainnya di Pasirpengarayan. Ikut
Lomba Nyanyi tingkat SMA di Bangkinang dan diutus ke Pekanbaru, dan main
celempong mengiringi tan Mengolah Nina di Pekanbaru.
1984 Karena sibuk bermain musik, baru menamatkan Sekolah Menengah Atas Negeri
Pasirpengarayan.
1984-1886 - Pulang-balik Dalu-dalu-Pekanbaru, bermain musik.
1986 - Kuliah di Jurusan Musik Sendratasik UJR Pekanbaru. Bersama Pak Abubakar
bermain musik Orkes Melayu Asli mengiringi nyanyi dan tan pada acara-acara
kenduri, resepsi dan lain-lain.
- Belajar Musik Mendu dengan BM Syamsuddin dan tampil bersama dalam
teater kolosal Mendu di Gedung Olah Seni, Taman Budaya Pekanbaru.
Menjadi gum honor di SMP Islam Pekanbaru ketika duduk di semester II
Menjadi guru honor di beberapa sekolag menengah atas di Pekanbaru hingga 8
(delapan) tahun. Masuk ke beberapa sanggar tari sebagai pemusik.
- Juara Lomba Baca Puisi Bulan Bahasa FKIP UIR
- Menciptakan Mars FKIP UIR
- Menciptakan lagu “Pagi Mengalir Basal?’ syair Al Azhar, dan beberapa hagu
Balada lainnya.
- Bersama Syamsuddin Tambusai membina Rebana SMP Islam membentuk
beberapa gruni Rebana dan membinanya di Pekanbaru, dan berkembang
hingga sekarang lebih-kurang ratusan grup rebana.
- Penyaji Terbaik Karya Cipta “Lagu Dan Desa” Jurusan Musik UIR
1989 - Mendirikan Orkes Gambus Al-Fajar RRI Pekanbaru, sebagai pemain biola dan
gambus.
- Sebagai pemusik Orkes Keroncong Mutiara pimpinan Pak Untung
- Anggota Musisi Musik Keroncong “Pemihihan Bintang Radio-Televisi Remaja
Riau
1990/1991 - Tamat kuliah di Jurusan Musik Sendratasik UIR.
- Menjadi anggota beberapa sanggar di Pekanbaru sebagai pemain musik, penata
dan komposer musik, antara lain Sanggan Mukaddimah UIR, Sanggar
Muhibbin, Sanggar Dang Merdu, Sanggar Laksemana, Sanggan Malay,
Sanggar Bubindya, Sanggar Selendang Delima, Sanggar Anggun Cik Sun,
Mendirikan Sanggar Puteri Tujuh (Sekolah Menengah Kesenia Indonesia,
SMKI), mendirikan Teater Ma’rifat,
- 1991, Mendirikan dan menjadi guru musik dan mater SMKI (Sekolah
Menengah Kesenian Indonesia) Pekanbaru.
- Menata dan Menciptakan musik Tari di Sanggar Dang Merdu, Laksemana, dli.
- Pertama sekali membuat musik tan zapin dengan tempo cepat bersama
Suryaminsyah dan SPN Iwan Irawan Permadi, ditampilkan di Perancis,
Spanyol dan Kunming (Cina).
- Tahun 1992, 14 Nopember, péngiring musik Baca Puisi H Tabrani Rab dan
Noor SM (penyair Malaysia)
- 1992, Pengiring Musik Melayu dalam Festival Lagu Langgam Melayu Remaja
di Pekanbaru yang diselenggarakan oleh Depdikbud Kodya Pekanbaru.
- Penataran Pertemuan/Orientasi Seni Budaya Keagamaan Propinsi Riau
- Mengikuti event tim kesenian Riau ke luar Riau dan luar negeni (Malaysia)
1993- - Mendirikan Kelompok Musik Abbandono, mendirikan Kelompok Musik
Selasih Dulang. Mendirikan Kelompok Musik Nobat bersama Dandun Wibawa
dan membuat musik kolaborasi (dua warna) mendahului Jaduk Ferianto.
- Pertama sekali menciptakan musik kontemporer di Riau
- Menatal komposer musik tan, Hutan, dil
1994 - Penata Musik dan Mencipta Lagu untuk Musik Pengiring Tan Persembahan
Pergelaran Kesenian Pembukaan dan Penutupan MTQ Nasional ke- 17 Tahun
1994, yang dibuka oleh Presiden Soeharto di Puma MTQ (Bandar Serai
sekarang), 17-23 Juli.
- Juara Lomba Baca Syair dan Lukisan Puisi FKIP UIR
- Workshop Musik Perkusi Tradisional Riau Dewan Kesenian Riau 1994.
- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Pekanbaru Komite Musik
- Menata dan komposer musik Tari
1995 - Membentangkan karya cipta musik di Teater Arena, Kompleks Balai Dang
Merdu.
- Sebagai Penata/komposer dan pemusik dalam L’Amitié des Peuples par
lefolkrore, chants, musique, activités culturelles Perancis dan Spanyol, antara
lain di kota AIX-LES-BAINS, STRASBOUR4 HAGUENAU, LURE,
BOURBONNE, PLOMBIERES-LES-BAINS, BAINS-LES-BAINS,
AMNEVILL, CONTREXEVILLE France (Perancis), dan ORENSE, dan kota
lain di Espagne (Spanyol).
- Pesta Gendang Nusantara di Melaka
1996 - Pesta Gendang Nusantara di Melaka
- Mengikuti Ceramah Sastra Hasan Junus di Taman Budaya Pekanbaru, 5 Juni
1996
- Karnival Johor, 17 Ogos-31 Ogos 1996
- Penata Musik Parade Tan Daerah di Pekanbaru dan Jakarta
- Mencipta musik Country dan musik tari
- Mengikuti Pekan Budaya Melayu di Medan
- Penelitian Lagu Rakyat Riau
1997 - Mengikuti Pekan Budaya Melayu Xl di Medan, 30 JuIi-04 Agustus
- Juara Lomba Musik Rebana, dan Orgen Tunggal, 17 Agustus
- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Riau, Komite Musik
- Menjadi Jun Paduan Suara, Band, Lomba Nyanyi Melayu, Rebana
- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Riau (DKR) hingga 3 periode sampai
sekarang
- Merekam Album Melayu Dewan Kesenian Riau, beberapa lagu Melayu
Ciptaan
- Menata Musik Tari, dll
1998 - Menyelenggarakan event musik Dewan Kesenian Riau
- Merekam Lagu Bernuansa Islami
- Mendirikan Orkes Gambus lkhwanusshofa
- Mencipta musik Rentak Gendang Seratus, dli
- Mengajar Musik di Sekolah Musik Mutiara
- Komposer Musik pada event Kenduni Seni di Batam -
- Pemakalah Musik Dewan Kesenian Riau
1999- - Mencipta Musik untuk pembacaan puisi, tari
2001 - Mengikuti event musik
- Mendirikan Orkes Gambus Dakwatul Musiqi
- Mengarransemen Album Teja (Tanjungpinang)
- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Kampar Kiri
- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Komite Musik Dewan Kesenian
Riau
- Mengarransemen dan mencipta lagu bernuansa Islami Orkes Gambus
Ikhwanushhofa.
- Menggarransemen dan mencipta lagu bernuansa Islami Orkes Gambus
Dakwatul Musiqi
- Pemakalah Musik Dewan Kesenian Riau 2002 - Menjadi Dewan Artistik
Bandar Serai Orchestra
- Mengarransemen lagu Melayu dan mencipta musik untuk orkestra
- Mendirikan dan bergabung dalam Musik Country
- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Musik Islami
- Anggota Dewan Juri Band, Rebana Partai Keadilan, Lagu Melayu
2003- - Menjadi Pengarah Artistik dan Kunduktor Bandar Serai Orchestra
2006 - Menggaransemen musik untuk Bandar Serai Orchestra
- Membuat Komposisi Orkestra Oueia@Ratok, Temasik, Symphoy Empat
Sungai, Terjemahan ke bentuk Musik dari Cerita-pendek Hasan Junus, dan
Terjemahan ke bentuk Musik dan sajak-sajak Idrus Tintin, Asrizal Nur,
Ediruslan Pe Amanriza, Rida K Liamsi, dll.
- 2004, Pengamat Bandar Serai dan Kemantan Awards Kompetisi Tan Tunggal
Kontemporer.
- Instruktur Bengkel Sastra Musikalisasi Puisi untuk Guru Pembimbing dan
Siswa SMA dan MA se-Kota Pekanbaru
- Mengikuti Seminar “Peranan Budaya Melayu Riau dalam Mendukung
Pencapaian Visi Riau 2020.
- Pengamat Rarak Cipta Musik Dewan Kesenian Riau
- Juri Musik dan Instruktur Workshop Siswa SMA se-Riau
- 12 kali Konser Bandar Serai Orchestra, Konser Kelima “Juadah Rindu” di
Aditorium RTM Johor Bahru Malaysia, hingga mengiringi Ahmad Jaiz di Siak
Sri Indrapura, 15 Pebruari 2005.
- Dosen Luar Biasa Akademi Kesenian Melayu Riau sejak 2002-2003 hingga
sekarang
- Menjadi Redaktur Majalah Budaya Sagang sejak tahun 1999 hingga sekarang
- Menulis esai musik
- Sedang menyiapkan Ensikiopedi Musik Melayu Riau
- Desember 2005, Menerima Anugerah Seni Tradisional Kategori Anugerah
Prestasi Seni/ Musik dari Gubemur Riau H.M. Rush Zainal
Karya-karya Musik:
Vokal : Sekuntum Melatiku yang Hilang, Yuli, Lagu dari Desa, Nyanyian Pagi (Pagi
Mengalir Basah); Burung Waktu, Dermaga Angsa, dIl (Puisi Idrus Tintin); Jodoh
dan Nagoya (berubah versi One Night in Batam), Meniti Waktu, dIl (Puisi
Asrizal Nur); Nyanyi Sunyi (Sajak Amir Hamzah), Nyanyian Sakai, Lorong
Waktu Gurindam Jiwa, Joget Rokan, Merindu Kasih, Menabur Kasih Menuai
Rindu, Selasih Dulang, Dermaga Kasih, Gunong Sahilan, O Mak Pulanglah
Copek, Nyanyian Senja, Apo Paedah kan Diseobuik, Oje, mo Kuhapik, Zapin
Sungai Siak, Neo Zapin, Sarajevo, Tanah Airmata (puisi Sutardji C. Bachni), 16
Besar Lagu Anak-anak di Jakarta, dll.
Musik Terjemahan
(Kontemporer) : Nyanyian Wangkang, Bagan I dan II (dari sajak Ediruslan), Tabir, Daun Senja,
Pengantin Boneka (dan Cerita-pendek Hasan Junus), Mula Jadi, Komposisi
Gendang Rentak Seratus, Gondang, Musik Pinggan Ayan, Musik Perut, Tak,
Aceh 26 Desember 2004, Komposisi Marwas Ketobong Mantra, Komposisi 300
Gendang, dan lain-lain
Musik Tan : Tari Zapin Payung Sekaki, Kompang Gelek, Makyang Mah, Hutan, Musik Tari
MTQ Nasional, Musik Tari Sanggar Dang Merdu, Laksemana, Bubindya,
Muhibbin, Sanggar Puteni Tujuh SMK1, Musik Tari Kontemporen, dll.
Koor : Mars FKIP UIR, Mars Pramuka Riau, Hymne SMKI, Mars SMP Islam.
Opera : Opera Bulan, Tun Fatimah (belum dipentaskan)
Orchestra : Oueia@Ratok, Temasik, Preludium, Symphony Empat Sungai, Nyanylan
Wangkang, dan lain-lain sedang dalam pekerjaan untuk Bandar Serai Orchestra.
Aransemen
Orkestra : Dondang Sayang, Czardas, Damak, Malam, Pak Ngah Balek, Seroja, Tanjung
Puteri, Anaulum, Habibi Nurul’ain, Azizah, Fatwa Pujangga, Getaran Jiwa,
Hero, Keluhan Jiwa, Mati Lampu, Minuet in G Perwira, Traumerei, Selasih
Sayang, Lapaloma in A Major, Romance d’Amour, DiAmbang Sore, Wakil
Rakyat, One Night in Batam, My Heart Will Go On
Karya-karya sastranya di tulis di majalah Budaya Sagang dan Riau Pos berbentuk cerita-pendek,
sajak dan juga beberapa buah terjemahan cerita-pendek dan sajak, antara lain:
1. Antologi Puisi bersama Basrul Ibn Bahaman
2. Requeim (cerita-pendek: Harian Pagi Riau Pos)
3. Sang Pmfesor dan Bulan Purnama (cerita-pendek: Harian Pagi Riau Pos)
4. Sajak terjemahan Burbank dengan Baedeker: Bleistein dengan Sebatang Cerutu, karya T. S.
Eliot) (Harian Pagi Riau Pos, Minggu, 18 Maret 2001)
5. Kisah Burung Api
6. Memandang Perempuan Sempurna 100 % di satu Pagi yang Indah (cerita-pendek terjemahan
karya Haruki Murakami: majalah Budaya Sagang, Edisi 28/IlI/Januari 2001)
7. Terdampar (Naskah Drama: majalah Budaya Sagang, Edisi 29/III/Pebruari 2001)
8. Becak Mengarang Waktu (Teruntuk Opung HJ): majalah Budaya Sagang; Edisi 31/III/April
2001)
9. Terjemahan Puisi Anak-anak (Kids Pick The Funniest Poems, yang diterbitkan oleh
Meadobrook Press, dan beberap puisi Kelompok Puisi Sekolah Irving-Bradley, Copyraght
1996-2001, Emmi Tan, Internet)
10. SMS Langitan (cerita-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 33/III/Juni 2001)
11. Orang Asing (cerita-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 39 Desember 2001)
12. Opera Bulan (majalah Budaya Sagang, Edisi 45/III/ Juni 2002)
13. Negeri Antara lmpian dan Kenyataan (certa-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 46/III/Juli
2002)
14. Ikan Ajaib (certa-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 42/III/Maret 2002)
15. Saya Melihat Pak Menteri Mati di Kamar Hotel: Ia dan Seorang Perempuan Cantik (cerita
pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 49/III/Oktober 2002)
16. Sajak dan puluhan cerita-pendek dengan nama pena yang ia sendiri sudah lupa.
Seniman Pemangku Negeri
DANJTE S MOEIS
Dantje S Moeis. Lahir di Rengat-Riau 12 April 1952 - Pekerja Seni
- Anggota redaksi/perwajahan) pracetak majalah budaya Sagang
- Pengurs Dewan Kesenian Riau (komite Senirupa)
- Alamat tempat tinggal, jalan Angsana no. 542 Beringin Indah,
Pekanbaru, telp. 0761-7056313
- Sekretaris Umum si Kari (Sindikat Kartunis Riau). Belajar melukis
secara otodidak yang kemudian dikembangkan melalui pergaulan
dengan para seniman perupa. Beberapa kali mengikuti pameran-
pameran besar senirupa berskala nasional baik di Jakarta maupun
dibeberapa kota besar di Indonesia.
- Sebagai salah seorang pengurus Dewan Kesenian Riau, Dantje S
Moeis Beberapa kali mengusung karya-karya perupa Riau untuk dipamerkan di Galerry Nasional
maupun Taman Ismail Marzuki Jakarta. Di samping giat berkarya dalam bentuk seni rupa, sebagai
upaya untuk menjembatani pikiran-pikirannya dalam hal ini tentang dunia senirupa yang
digelutinya dengan masyarakat, Dan tje juga banyak menulis artikel atau esei senirupa yang dimuat
diberbagai media cetak.
Karya tulis.
Esei Senirupa
- Youngster Bingung (Sagang 34)- Menatap Cermin Kini Karya Instalasi (Riau Pos) - Nasionalisme
Sebagai Titik Tolak Kreatifitas (Sagang 22) - Bedah idiom Alam (Riau Mandiri 2000) - Riau dalam
Instalasi Era dan Pasca Orba (Sagang 19)- Kelayakan Pengelolaan Benda Seni (Riau Pos) -
Eksplorasi
Meta Ekologi (Sagang 14) - Menapis Karya Lukis (Riáu Pos) - Menjadi Tunak di Banyak Kamar
tak
Bersekat (Sagang Juli 2001) - Patung Kota (Riau Pos) - Pirous di Serambinya (Sagang April2002) -
Seni
Pada Halaman Album Perjalanan Zaman (Sagang September 2001)- Seniman Bukanlah Hanya
Seniman
(Sagang Agustus 2001) - Senirupa Kartun dalam Media Cetak (Sagang 48) - Seni Patung di Riau
(Sagang
49)- Youngster dan Pilihan Jujur (Sagang 33)- Pameran di Jalan dan Jalan-jalan (Sagang 51)- Karya
Senirupa Berteknologi (Riau Pos) - Senilukis Anak-anak dan Upaya Pembinaan (Biduk Feb. 2003) -
Leonardo da Vinci (Biduk Jan. 2003) - Seni Grafis Agar tak Bantut (Riau Pos) - Always Green and
always blue (Sagang Feb. 2003)
Di samping menulis artikel atau esei senirupa, Dantje juga melintas batas kreatifitas dengan
tulisantulisan kreafif lainnya dalam bentuk:
Cerita-pendek
•-Gusur (Riau Pos 2003) - Kunci Inggris (Tepak 2003) - Anggur Obat (Riau Pos 2003) - Dolah
Pencerita (1999) - Di Manjamalam (Sagang th. 2000) - Kementut (Riau Mandiri
th.2002) - Lung Perak (Riau Pos th. 2001) - Mad Yang Indah (Sagang Juni 2001) -
Memilih Saat Mati Yang Salab (Sagang 29) - Ndu Amat (Genta Okt.1995) - Surat
Pendek Buat Raja (Genta th.1995) - Pengantin Bunian (Riau Pos 1995)
- Pisah Kepala (1999) - Semah Japura Laut (2000) - Sio-sio Ngangkang (Gerbang Sari th. 1995) -
Baju Sultankita (Sagang th.1999) - Tujuhbelas Agustus di Tidur Siang (2000)- Vas
Bunga (Sagang Riau Pos 1996).
Cerita-Bersambung
- Lembaran Wama-wami (Riau Pos) - Komik Strip, Putri Tuntung Kuning (Media Riau).
Puisi
-Fasihullisan (1999)- Perjalanan Arwah (1999)- Jalan 99(1999) - Pasca 2000(1998 - Pohon
Katakata (1998)- Kisab Rumput (1997)- Tamat yang di Tamatkan Lelah (1998)- Batu
dan batü-batu (1998)
- Duka Ayah si Jantan (1998) - Bahasa Duka (2005) - Angkat Cangkul (2005) - Almanak Merah
Hitam
(2005)- Laut Itu Tiba-tiba Tiba (2005)- Penunggang Naga (2001)- Day to day Politics (2000) -
Sajak
Angin (2000) - Indon 2001 (2001) - Kwas (2001) - Mimpi di Negeri Garuda (2000) - Pisah Arah
(2000)
- Semab Japura Laut (2001) - Di Atas Rd Jakrta Yogja (2002) - Berita Pagi Itu (2005)
Buku Puisi
Kumpulan Puisi Penyair Riau, (Yayasan Kine Club Riau 2000)
Buku Cerita-pendek
“Semah Japura Laut” Kumpulan cerita-pendek karya Dantje S Moeis (CV. Mahkota Riau 2002) -
Kumpulan Cerita-pendek (Yayasan Sagang 1998-2003) - Seabad Cerpen Riau (2004)
Penghargaan
- Pemenang lomba karya lukis se Riau 1989
- Pemenang lomba penulisan Cerita-pendek Dewan Kesenian Riau 2000
- Penerima Anugerah Sagang sbg. Budayawan Pilihan 2001
Seniman Pemangku Negeri
G.P. ADE DHARMAWI
GP. Ade Dharmawi merupakan nama pena dari Drs. Ahmad
Darmawi, M.Ag. Gelar yang diberikan keluarganya (neneknya) sebagai
timang-timang yaitu: Gusti Prabu Tanglung Jaeng Pananggak Sungai Tabuk
Mas Curai Bintang Karaminan Madu-i Rahmah Ahmad Darmawi Rahman
Syukur Ridha al-Tsaqafiy. Ahmad Darmawi lahir pada hari Sabtu di Desa
Sungai Batang Indragini Hilir, 4 Juni 1966. Beliau adalah anak pertama dan
delapan orang bersaudara Bapak bernama Abdul Murad bin Abdul Rahman
dan Ibu beranama Arbiyah binti H. Syukur.
Kecendrungan dan perhatiannya dalam bidang teater mulai terbina
sejak kecil dengan seringnya ia menonton pertunjukan teater tradisi (Mak Yong, Mendu dan
Wayang Bangsawan — di daerah Kepulauan Riau; karena masa kecil, ia sering ikut kakeknya H.
Syukur berlayar ke berbagai pelosok pulau di Kepulauan Riau — terakhir kakeknya wafat dan
berkubur di Pulau Medang Kecamatan Senayang). Di wilayah Indragiri, ia sempat menonton
berbagai petunjukan Lamud, Madihin, Wayang Banjar dan Mamanda set-ta Sandiwara).
Keterlibatan secara langsung dalam dunia teater, bermula ketika kelas 5 SD (ia dan kawan-kawan
kecilnya dilatih oleh guru kesenian untuk bermain Sandiwara dan mementaskannya di sekolah pada
perayaan hari-hari besar Nasional dan Hari-hari Besar Islam). Pendalaman pengetahuan,
pemahaman dalam bidang teater ini secara serius mulai ditekuninya ketika melanjutkan kuliah ke
Pekanbaru pada tahun 1985.
Sejak mahasiswa, senantiasa aktif dalam bidang seni budaya. Selama berkuliah itu pula ia
secara sungguh-sungguh menata masa depan serta membuat target yang ingin dicapainya
dikemudian hari. Sejak tahun 1992 s.d. 2005, menjadi Dosen tetap pada Fakultas Syariah IAIN
SUSQA Riau. Pada pertengahan 2005 beliau pindah ke Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
SUSKA Riau.
Meskipun ia telah berhasil mencapai cita-citanya secara formal, namun hobi dan
kegemaran dalam bidang seni budaya tetap berkembang. Bahkan di dalam maupun luar kampus,
beliau lebih dikenal sebagai seniman dan budayawan dengan nama populer G.P. Ade Dharmawi,
atau lebih akrab dipanggil Ade, daripada sebagai dosen dengan nama resmi Ahmad Darmawi.
Dan berbagai aktivitas dan kreativitas seni yang digeluti menjadi modal dasar baginya
dalam membina dan mengembangkan dunia teater. Di antara berbagai bidang seni yang digelutinya,
bidang teatenlah yang paling dominan dalam perjalanan aktivitas dan kreativitas seninya.
Kecendrungan kepada dunia teater sebagai media kreativitas utamanya, berawal dan kesukaannya.
menonton film serta keinginannya ikut main film sejak kecil. Setelah beliau hijrah ke Pekanbaru,
keinginan:
sejak kecil itu ia realisasikan dengan melibatkan diri dalam berbagai sanggar seni untuk menempa
diri menimba pengalaman.
Sejak tahun 1985 sampai sekarang, Ade Dharmawi senantiasa melibatkan diri dalam
berbagai pementasan teater, baik sebagai pelakon, penulis naskah, sutradara maupun pengarah. Di
samping itu, beliau juga senantiasa melakukan pembinaan dan pengembangan teater melalui
berbagai workshop, ceramah, kemah teater dan instalasi teater. Bahkan beliau juga sering diminta
sebagai pengamat, juri dalam berbagai festival teater serta telah melakukan penelitian dalam bidang
teater.
BersamaTeater Latah Tuah IAIN SUSQA, Ade Darmawi banyak membina anak-anak muda untuk
menggeluti dunia teater.
Kemudian ketunakan sekaligus kelasakannya dalam mengangkat marwah dan martabat
perteateran di Riau bersama beberapa sanggar, khususnya sanggar Latah Tuah, beliau telah
mengantar dunia perteateran Riau hingga ke tingkat nasional. Melalui upayanya membina dan
mengembangkan terater pada sejumlah sanggar serta sebagai penelangkai seniman dan sanggar
teater di berbagai Kabupaten/ Kota.
Khusus dalam bidang teater, nama beliau dua kali tercatat sabagai salah seorang nominee penerima
Anugrah Seni DKR. Tahun 2001, para nominee yang diajukan oleh Tim Panelis dalam bidang teater
tersebut adalah: Idrus Tintin (al-marhum), Bustamam Halimi dan G.P. Ade Dharmawi Pada tahun
2003, beliau kembali terpilih sebagai nominee bersama H. Sudarno Mahyudin dan Hang Kafrawi.
Sementara pada tahun 2005, Pemerintah Propinsi Riau melalui Dinas Kebudayaan Kesenian dan
Pariwisata telah menetapkan dan memberikan penghargaan kepada GP. Ade Dharmawi sebagai
penerima Anugrah Seni Tradisional Riau Kategori Anugrah Prestasi Seni Bidang Teater. Diantara
aktivitas dan kreativitas Ade Dharmawi, khusus dalam membina dan mengembangkan bidang seni
budaya:
Karya Tulis Dalam Bidang Seni Budaya:
- Fitsafat lqra. (Riau Pos. Rabu, 20 Juli 1994 bersempena MTQN XVII).
- Theatrum ogito Ergo Sum: Olah Batin AnKara Akal dan Had dari Jendela Seni. (Riau Pos. 11
September 1994).
- Dimensi Sastra Pada Kisah-kisah Data,,, al-Quran. (Riau Pos. 18 Desember 1994).
- Bahasa al-Quran. (Genta, Edisi 4-10 Pebruari 1995. Orasi Sastradalam acara Tadarus Puisi
Ramadhan DKR 1995).
- Potensi Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Pergaulan di Kawasan SIJORI. (Makalah Dialog Selatan
II DKR, 11 — 13 Desember 1995 bersama Prof. Dr. Amir Luthfi).
- Puisi Sebagai L’Art Enggage Dalam Sastra Melayu Riau. (Majalah SOLUSI, SMF Ushuluddin
lAIN SUSQA Pekanbaru, Juni 1997).
- Syekh Abdurrahman Shiddiq Masih Belum Tersosialisasi. (Majalah Budaya SAGANG No. 2, Vol.
I, Nopember 1998).
- Perkembangan Tarnadun Datam Alum Melayu. (Majalah Budaya SAGAN No. 5. Vol. II, Pebruari
1999.
- Memetik Buah Sastra Dari Kebun Seni Bahasa al-Quran. (Majalah Budaya SAGANG, No. 7, Vol.
II, April 1999).
- Asal Muasal Huruf Arab-Metayu Dan Perkembangannya. (Majalah Budaya SAGANG, No. 12,
Vol. II, September 1999).
- Mengungkap Pernikiran Keagamaan Dalam Karya Sastra. (Majalah Budaya SAGANG No. 17,
Vol. III, Pebruari 2000).
- Ibrah Keagamaan Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjary: Studi Filologi Terhadap Metafor
Dalam Syairlbarat dan Khabar Qiarnat. (Thesis: Program Pascasarjana IAIN SUSQA
Pekanbaru, 2000).
- Syair Ibarat (Tuan Guru Abdurrahman Shiddiq) Eksploitasi, Rekonstruksi dan Konkritisasi Kata
Ibarat Menjadi Sebuah Fakta. (Makalah dalam diskusi MANASSA bersempena Simposium
Internasional Pernaskahan Nusantara IV, 18020 Juli 2000).
- Sinetron Lokal: Riau Gudang Artis Melayu? (AZAM, No. 69, Thn. lll Edisi 2-8 Mci 2000).
- Teater Tradisional Bak Keris Dengan Pistol. (AZAM, No. 74/Thn.I1/Edisi 6 —12 Juni 2000).
- Strategi Kebudayaan Datum Pernbinaan Dan Pengembangan Seni Budaya. (Majalah DPRD,
Oktober 2001).
- Pengaruh Karya Sastra Religius Terhadap Keberagamaan Pengarangnya di Pekanbaru. (Penelihan
Individu: Lembaga Penelitian dan Pengembangan IAIN SUSQA, 2001).
- Sang Gelar: Rus Abrus Tiga Dalam Satu. (Telaah Karya-karya Rustam S. Abrus, Yayasan
SAGANG, cet. I, Oktober 2002).
- Durrat al-Ibratfi “Sya‘ir ibarat dan Khabar Qiyamat” ini al-Syaikh ‘Abd al-Rahmân Shiddig al-
Banjari Dirasat ‘an al-Majâz fT Fanni Adabi = The Peatrs of Lesson in Syair ibarat dun Khabar
Qiamat: A Study of Metaphor in Literature. (Pekanbaru: Journal for Southeast Asian Islamic
Studies, ISSAIS, Vol. 4 November 2002).
- Agama dan Masyarakat Madani di Indonesia. (Majalah MINDA SERUMPUN, Edisi Mei 2003).
- Manusia Khalzfah di Burnt. (Majalah MINDA SERUMPUN, Edisi Juni 2003).
- Ibrah Keagarnaan: Datam Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Karya Syekh Abdurrahman Shiddiq at-
Banjari. (Pekanbaru: Alaf Riau, cet. 1. 2003).
- Sang Gelar Kumputan Naskah Teater. (Pekanbaru: Alaf Riau, cet. I. 2003).
- Syair Marhum Pekan (Sultan Muhammad All Abdul Jalil Muazzamsyah) Pendiri Kota Pekanbaru,
sebanyak 666 Bait. (Pekanbaru: LSBM-STR dan Pemko Pekanbaru, 2004).
- Teater Bangsawan Melayu Riau. (Pekanbaru: Balitbang Propinsi Riau dan LSBM-STR, 2005).
- Nilal-nilal Sosial Agama Dalam Konvensi Teater Bangsawan Melayu Makalah (2005)
- Kiblat: Naskah dan Narasi Tari Massal Bersempena Pembukaan STQ XV Riau, 2004. bersama
PLT Laksmana.
- Mengenal Teater. Kertas Kerja disampaikan pada Ceramah Tearer di Taluk Kuantan dan
Tembilahan bersama Dinas BUDSENIPAR Propinsi Riau, 2004.
- Raja Ali Haji Imam Mazhab Bahasa Melayu. Makalah disampaikan pada Diskusi/Seminar seputar
Pemberian Gelar Pahlawan pada Raja. Ali-Haji. Ditaja oleh PDPTS (Persatuan Dosen
Perguruan Tinggi Swasta, 2004).
- Nilal Budaya Kampung di Cangkang Retak (Pekanbaru: Tabloid Gagasan, UIN Suska Riau, Edisi
50/Juni-Juli 2005).
- Seni Budaya Melayu Dalam Masyarakat dan Budaya Kontemporer. (Pangkalan Kerinci. Makalah
Workshop Pendidikan Budaya Melayu Untuk Pelajar SLTA se-Kabupaten Pelalawan, Agustus
2005).
- Panduan Dasar Pusat Simakan Pengamat Festival Teater. (Tembilahan: Kertas Kerja Pengamat
Festival Teater Dewan Kesenian Kabupaten Indragiri Hilir, September 2005).
- Menyoal Visi Riau 2020: Bahasa Menunjukkan Bangsa (Tabloid Gagasan, UIN SUSKA Riau,
Edisi 5 1/Agustus-September 2005).
- Menyoal Visi Riau 2020: Pantun Melayu (Tabloid Gagasan UIN Suska Riau, Edisi 52/Oktober-
November 2005).
- Menyoal Visi Rlau 2020: Pembangunan Seni Budaya Melayu (Taboid Gagasan UIN Suska Riau,
Edisi 53/Desember 2005-Januari 2006).
- Syair Rokan Hilir (Pekanbaru: LSBM-STR, 2005). Dli.
Naskah Drama/Teater, dan Skenario Film.
- Burung Bala-bala. (Naskah Drama Radio: RRI Pekanbaru dan Sanggar USYATA IAIN SUSQA
Pekanbaru, 1986).
- Tuaka. (Naskah Drama Radio: RRI Pekanbaru dan Sanggar USYATA IAIN SUSQA Pekanbaru,
1987).
- Perempuan Warung II (Naskah Teater Sanggar Bianglala, 1996).
- Perblncangan Roh. (Naskah Teater: Sanggar SELASIH, 1996).
- Putih Hitam Bersisa. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAH lAIN SUSQA Pekanbaru, Teater
Arena DKR 1996 / Sanggar SELEMBAYUNG UNILAK, Teater Arena DKR 1997).
- Musyawarah Berbuah Berkah. (Naskah Teater Panggung Penerangan: Sanggar LENTERA G.T.:
Deppen Kodya Pekanbaru dan Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Stadion Puma
MTQ, Juara Umum Festival Panggung Penerangan se-Riau, 1997).
- Baginda Seganiang Lada. (Naskah Panggung Penerangan: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA
Pekanbaru dan Deppen Kabupaten Kepulauan Riau, Stadion Puma MTQ, Juara Harapan I
Festival Panggung Penerangan se-Riau, 1997). -
- Ku Yang. (Naskah Tearer: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Juara Umum
Festival Teater DKR 1997, Pementasan Teater Modern di Gedung Taiwan bersempena Malay
Art Celebration Batam 1997, Peringkat VII dan Sepuluh Besar Festival Teater PEKSIMINAS
Surabaya 1998, Pementasan Apresiatif FESTAMASIO I Samarinda 2001).
- Latah Membawa Tuah. (Naskah Tearer Panggung Penerangan: Pemenang 11 Penulisan Naskah
Panggung Penerangan se-Riau 1998).
- Harut Marut. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAII IAIN SUSQA Pekanbaru, Teater Arena
DKR 1998).
- Menanti Purnama di Senapelan. (Naskah Teater Panggung Penerangan: Sanggar LATAH
TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru dan Deppen Kodya Pekanbaru, Penyaji terbaik I Festival
Panggung Penerangan se-Riau, Taman Budaya 1999).
- Mencari Tuhan. (Drafgt Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru,
Temu Teater Mahasiswa Indonesia, Padang 1999)
- Sang Gelar. (Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Temu Teater
se-Sumatera wakil Taman Budaya Riau di Jambi 2000, Pementasan Teater Modern Festival
Budaya Melayu di Hall A Bandar Serai Pekanbaru 2000, Juara Umum Festival Teater DKR
2001, Pementasan Apresiatif di Taman Budaya Riau 2001, Teateronik RTV 2001, Pementasan
Tunggal di Taman Ismail Marzuki Tajaan Yayasan Kesenian Riau Jakarta 2001, Utusan Dinas
BUDSENIPAR Provinsi Riau pada Festival Seni Pertunjukan Indonesia di Gedung Kesenian
Jakarta 2001, Teateronik TVRI Pusat Jakarta 16 Januari 2002, Duta Seni DKR Pementasan
Teater di Taman Budaya Jogjakarta 2002).
- Mahkota Jiwa. (Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbru, seleksi
PEKSIMIDA Riau di PKM UNRI 2002, peñata Artistik Terbaik III Festival Teater DKR di
Bengkalis 2002; sanggar KAPAS Bengkalis, Juara Umum II Festival Teater Remaja tajaan
Dinas BUDSENIPAR Provinsi Riau di Taman Budaya Riau 2002).
- Cendramatahari. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbru, wakil kota
Pekanbaru dalam pergelaran Teater Tradisional bersempena Festival Budaya Melayu se Dunia
di Teater Arena Bandar Serai, 2003, Festival Tradisi/Klasik Budsenipar Prov. Riau, 2004).
- Ku Yang. (Skenario Sinetron: KIS Riau Peserta Festival Film Independen Indonesia SCTV,
2003).
- Panglima Besar Tengku Sulung. (Sinopsis Skenario Film Televisi, 2003).
- Marhum Pekan. (Sinopsis Skenario Film Televisi, 2003).
- Tujuh Abad Sastra Melayu: Syair Ibarat dan Khabar Qiamat Jalan Menuju Keinsyafan.
(Skenario Film Dokumenter: INKALAM dan TVRI Pekanbaru, 2003)
- Duanu (Skenario Film Dokumenter BKKMDR dan BKKBS Provinsi Riau, 2003)
- Mambang Laut (Naskah Drama Mini Produksi Sanggar Latah Tuah dan BKKMDR,
dipentaskan bersempena Seminar Nasional Pengukuhan Eksistensi Masyarakat Duanu Riau,
Hotal Sahid, 2003).
- Bayang Setumbang Banadan (Naskah Drama Bangsawan: Produksi Sanggar LATAH TUAH
UIN SUSKA Riau, Taman Budaya, 2005)., dll.
Aktivitas Dalam Bidang Teater dan Film
1. Work Shop Teater: Pelatiah dan Pendidikan dalam bidang teater ini dilakukan secara
bekesinambungan setiap tahun sejak tahun 1996 samapi sekarang ke berbagai Kabupaten/Kota
dalam wilayah Provinsi Riau.
2. Instalasi Teater: Aktivitas unik ini dilakukan secara berkesinambungan sejak tahun 1997
sampai sekarang. Instalasi Teater yang dilakukan Sanggar LATAH TUAH UIN SUSKA
Pekanbaru dengan melibatkan sanggar-sanggar lain.
3. Kemah Teater: Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan setiap tahun sejak tahun 1998
sampai sekarang. Kemah Teater yang dilaksanakan oleh Sanggar LATAH TUAH UIN SUSKA
Pekanbaru dengan melibatkan sanggar-sanggar lain.
4. Penyutradaraan: G.P. Ade Dharmawi telah melahirkan beberapa orang Sutradara Teater, Yaitu :
Kunni Masrohanti (Sutradara Wanita pertama di Riau dalam Naskah SRI KARMA, Sutradara
Terbaik I dalam naskah ABU pada Festival Teater DKR 2000); Zulfan Amrin Al-Aki dalam
naskah Sang Gelar, Sutradara terbaik I Festival Teater DKR 2001); Rinaldi dalam naskah
Mencari Tuhan; Erzansyah Riau dalam naskah Sang Gelar pada Sanggar KAPAS Bengkalis;
Heri Budiman pada Sanggar RESAM Duri, Suriyanto pada Sanggar KAYANG Tapung:
Khozim Mahfudh pada Sanggar Teater SMU V Pekanbaru; Iskandar Zulkarnain pada Sanggar
SMK Muhammadiyah, Arrive dan M. Yazid pada Sanggar SMU X Pekanbaru.
5. Pembinaan: Melalui Sanggar Latah Tuah, G.P. Ade Dharmawi telah melakukan pembinaan
teater bagi mahasiswa IAIN, UNRI dan UIR juga selain Mahasiswa, mulai dari anak TK
samapai SLTA dan masyarakat umum. Dalam sejarahperteateran Riau, snggar latah tuah
berhasil merekrut dan mengorbitkan pemain teater dari etnis cina yang sekaligus non muslim.
6. Penjurian/Pengamat dalam Festival, antara lain: Festival Teater Anak Shaleh se Pekanbaru,
1995; 1997, 1999; 2001. Festival Teater Anak Shaleh se Pekanbaru, 1999; 2001; 2003; 2005.
Festival Teater Remaja se-Kota Pekanbaru dan sekitarnya 2003. Festival Teater IDrus Tintin
Award se-Riau 2004; Festival Teater Tradisi/Klasik se Kabupaten Indragiri Hilir, 2005.
7. Pemeran Datuk Temenggung dalam Sinetron “Nara Singa”, TVRI Jakarta 1994.
8. Pemeran Lurah dalam Sinetron “Kemilau Mutiara Hijau”, TPI 1997, Indosiar 2000.
9. Pemeran Ayah dalam Sinetron “Syrus”. Vivi Production, 2001.
10. Juri Festival Film Nasional (Produksi 1990 s.d. 1999) Kine Klub Film Nasional dan SENAKI,
Gedung Film Jakarta 2000.
11. Pemeran Penulis NAskah Melayu Kuno dalam Film Dokumenter “Takkan Melayu Hilang
Melayu di Bumi”. Produksi TVRI Pekabaru dan Yayasan Badar Serai. 2000.
12. Pemeran Datuk Kutianso, Koordinator Artis Riau dan Asisten Sutradara dalam Sinetron
“Dikalahkan Sang Sapurba”. Produksi Tri Sabda Production, Pemkab Rohul dan Yayasan
Badar Serai. 2003.
13. Sutradara dan Konsultan Akademik Film Dokumenter Syair Ibarat dan Khabar Qiamat jalan
menuju Keinsyafan. Produksi TVRI Pekanbaru dan INKALAM, 2003
14. Sutradara dan Konsultan Akademik Film Dokumenter Duanu. Produksi Lembaga Pembinaan
dan pengembangan Masyarakat Duanu INHIL, 2003.
15. Pelakon dalam Kampung Riau Pos (Produksi RTV 2005).
Seniman Pemangku Negeri
MUSRAL ALHAQ
Nama : Musrial Alhaq
Tempat/Tgl Lahir : Teluk Belitung/ 10 Januari 1966
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 040 Bengkalis
Karya-Karya tari :
Tahun 1991-2005
- Drama tari “dedap durhaka”
- “Putri pepuyu”
- Drama tari “merbau bersiram darah”
- Joget “pucuk rebung”
- “Belo Kampung”
- Drama Tari “Cik Puan”
- Zapin anak laut
- “Mendam Birahi”
- “Tago”
- “Pengasih”
- “Singgasana”
- “Ratib Akit”
- Lafaz
- Zapin Belanak
- Rentak berselirat
- Joget belaman
- Zapin memikat
- Menjunjung zapin
- Zapin “ya salam”
- Petaka
- Joget jenaka
- Joget bontek
- Perang sakai
- Tari tepak
- Zapin alif
- Penganten boneka (kontemporer)
- Tari massal “pembukaan / penutupan stq- Riau tahun 2002 di Bengkalis
- Tari missal “pembukaan / penutupan stq- Kab Bengkalis 2005
Aktifitas Kesenimanan :
- Pembina Sanggar Tasik Bengkalis
- Ketua Komite Tari DKKB (Dewan Kesnian Kabupaten Bengkalis)
- Penggagas Kegiatan pesta seni, festival zapin tradisi, standing zapin dan helat semarak zapin
serantau di Kab. Bengkalis, workshop- workshop seni.
Kronologis Hidup dan Kesenimanan
Penerima Anugrah Seni Dewan Kesenian Riau 2007
Seniman Perdana
RIDA K LIAMSI
Rida K Liamsi, dilahirkan di Dabosingkep, Provinsi Kepulauan Riau,
17 Juli 1943. Rida K Liamsi yang bernama asli Ismail Kadir ini pernah menjadi
Guru Sekolah Dasar pada rentang tahun 1967-1975 sebelum akhirnya terjun di
dunia jurnalistik. Karir wartawannya dimulai ketika tahun 1972 – 1973 sebagai
wartawan Mingguan Pelita Buana. Pernah menjadi wartawan Majalah Tempo
selama delapan tahun, di Harian Suara Karya lima tahun, sebelum pindah ke
Harian Riau Pos yang terbit di Pekanbaru. Kini selain menjadi CEO Riau Pos
Group yang mengelola kelompok bisnis media di bawah bendera Jawa Pos
Group, juga menjabat Direktur PT JPNN di Jakarta. Group Riau Pos sendiri
mempunyai bisnis media di Riau, Kepulauan
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan di Nanggroe Aceh Darussalam. Juga mempunyai
beberapa TV local seperti Riau Televisi, Batam Televisi, serta Padang Televisi.
Sejak duduk di sekolah menengah pertama suami dari Hj Asmini Syukur ini suda menulis
sajak-sajak. Tahun 1981 kumpulan sajaknya yang pertama ODE X terbit dalam bentuk stensilan.
Bersama Hasan Junus dan Eddy Mawuntu menerbitkan kumpulan essei dan puisi yang diberi nama
JELAGA, di Tanjungpinang. Beberapa sajaknya juga pernah dimuat dalam beberapa antalogi puisi
yang terbit di Pekanbaru. Di tahun 2003, menerbitkan kumpulan sajaknya yang ke dua Tempuling.
Rida K Liamsi juga banyak menulis artikel-artikel budaya dan menjadi pembicara dalam
berbagai pertemuan budaya, terutama tentang kebudayaan Melayu. Akhir tahun 2007 lalu, novel
pertamannya BULANG CAHAYA diterbitkan.
Tanda komitmennya terhadap perkembangan satra dan budaya, Rida juga mendirikan sebuah
yayasan budaya yang diberina nama Yayasan SAGANG. Melalui yayasan ini, sejak tahun 1997
telah menerbitkan majalah budaya yang diberi nama SAGANG. Yayasan ini juga setiap tahunnya,
sejak tahun 1996, telah memberikan penghargaan kepada para seniman/budayawan, karya-karya
budaya, serta institusi budaya yang bernapaskan budaya Melayu, dengan anugerah yang diberinama
ANUGERAH SAGANG.
Seniman Pemangku Negeri
FAKHRUNNAS MA JABBAR
Dilahirkan di Desa Tanjung Barulak, Kampar, Riau pada 18 Januari
1959. Mulai menulis sejak di bangku SMP di Bengkalis. Menamatkan
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan, Universitas
Riau (UNRI) Pekanbaru tahun 1985. Menjadi dosen di Universitas Islam
Riau (UIR) sejak 1986. Tulisannya berupa artikel, esai, cerpen dan puisi telah
dimuat di sejumlah media nasional dan local seperti Horison, Kompas,
Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Riau Pos, Kartini, Nova, Citra,
Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Gatra dan
sebagainya.
Aktif dalam berbagai organisasi kesenian dan kebudayaan a.l. Komite Sastra Dewan
Kesenian Riau (1994-96), Sekretaris Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI- 1983-95), Sekretaris
Lembaga Seni Budaya Pemuda KNPI Riau (1981-85), Sekretaris Komite Program Yayasan Puisi
Nusantara (1980-84). Sejumlah buku telah diterbitkan antara lain, Di Bawah Matahari (1981) dan
Matahari Malam, atahari Siang (1982) - keduanya kumpulan puisi bersama penyair Husnu Abadi ,
Meditasi Sepasang Pipa (1987) –kumpulan puisi bersama penyair Wahyu Prasetya, Biografi Buya
Zaini Kuni : Sebutir Mutiara di Lubuk Bendahara (1993), Autobiografi H. Soeman Hs: Bukan
Pencuri Anak Perawan (1998) yang terpilih sebagai Buku Terbaik Anugerah Sagang tahun 1999.
Kumpulan Puisi Airmata Barzanji (Adi Cita, Yogyakarta, 2005, Pengantar oleh D. Zawawi Imron),
Kumpulan Cerpen Sebatang Ceri di Serambi (Akar Indonesia, Yogyakarta, 2005, Kata Pengantar
oleh Dr. Maman S. Mahayana) – pernah dibahas oleh Pengamat Sastra Prof. Harry Aveling di
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, 2006 serta terpilih sebagai 10 Nominator
Khatulistiwa Literary Award 2006 dan terpilih sebagai Buku Pilihan Anugerah Sagang 2006
Katagori Buku Pilihan. Sejumlah puisinya diterjemahkan dan ikut dalam Antologi Puisi Indonesia-
Portugal bersama 50 Penyair Indonesia lainnya. Kumpulan Puisi terbarunya, Tanah Airku Melayu
sedang dalam proses penerbitan oleh penerbit Adi Cita, Yogyakarta. Selain itu, 6 buku cerita anak
di mana tiga judul di antaranya termasuk buku Inpres yakni Anak-anak Suku Laut (Pustaka Utama
Grafiti, 1994), Menembus Kabut (Depag RI, 1985), Menyingkap Rahasia di Bumi Harapan (1997).
Sebuah cerpennya, Rumah Besar Tanpa Jendela dimuat dalam Buku Cerpen Horison Sastra
Indonesia (Horison, 2001) dan diangkat ke sinetron oleh Chaerul Umam ditayangkan di LaTivi
(2002). Sering memenangkan Sayembara Penulisan Sastra di antaranya Juara Pertama Penulisan
Cerpen se-Indonesia (Bali Post, 1992), Juara Pertama Penulisan Cerpen se-Indonesia (UNS
Surakarta, 1993), Juara Pertama Penulisan Puisi Lingkungan se-Indonesia (Sanggar Sastra
Banjarmasin, 1987) dan Juara Pertama Penulisan Puisi tingkat Mahasiswa se-Indonesia pada
Porseni tahun 1982) dan lain-lain. Sering pula memberikan ceramah sastra dan budaya dan
membaca puisi di sejumlah kota seperti Kuala Lumpur, Singapura, Pekanbaru, Padang, Medan,
Jambi, Lampung, Jakarta dan Bandung. Pernah diundang oleh Unesco Korea Selatan tahun 1999
bersama dua budayawan Indonesia dan Negara-negara ASEAN lainnya pada ’99 Cultural Exchange
Programme ASEAN-Republic of Korea di Seoul dan Kyong Ju. Menghadiri dan membacakan puisi
pada event sastra seperti Hari Sastra di Malaysia, Pertemuan Puisi Indonesia 1987, Malam
Bosnia (1995), Malam Solidaritas Islam (1996), Gong Melayu 2001 (2001) dan Baca Sajak
Tempuling Rida K. Liamsi (2003), Cakrawala Sastra Indonesia (2004) – semuanya di TIM
Jakarta dan Kongres Cerpen Indonesia di Pekanbaru (2006). Terakhir, membacakan sajak-
sajaknya di Laman Bujang Mat Syamsuddin, Bandar Serai, Dewan Kesenian Riau, Pekanbaru,
Maret 2004. Selain aktif berkesenian, dia juga menjalani profesi sebagai wartawan selama 20 tahun
sejak 1979 dimulai dari LKBN Antara, Panji Masyarakat, Prioritas, Media Indonesia dan
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Sering memenangkan Lomba Karya Jurnalistik di Riau.
Saat ini bekerja pada sebuah perusahaan pulp dan kertas di Pangkalan Kerinci, Pelalawan Riau dan
hidup bersama istri yang dianugerahi tiga anak. ***
Seniman Pemangku Negeri
ARMAN RAMBAH
Nama : ARMAN RAMBAH
Tempat/tgl. Lahir : Pasir Penggarayan 5 April 1971
Alamat : Jl. Safari III No. 4 Sigunggung Labuh Baru Barat
Telp./Hp : (0761) 7048277/0811764770
Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SDN 004 Pasir Penggarayan
2. SLTP : SMPN 1 Pasir Penggarayan
3. SLTA : SMAN 1 Pasir Penggarayan
4. Perguruan Tinggi
a. Strata 1 (S-1) : Sendratasik FKIP UIR
b. Strata 2 (S-2) : Pascasarjana Pencipta Seni Musik Institut
Seni Indonesia Yogyakarta (semester II)
Kegiatan
1. Mengajar pada jurusan musik Akademi Kesenian Melayu Riau
2. Mengajar pada jurusan program studi sendratasik FKIP UIR
3. Sebagai pemain akordion pada grup music geliga
4. Sebagai pengurus pada Bandar Serai Orkestra
5. Menulis esai tentang musik pada Koran Riau Pos dan Majalah Sagang
Prestasi yang pernah diraih
1. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2004
2. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2005
3. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2006
4. Lima kjarya musik terbaik pada RARAK CIPTA MUSIK Dewan Kesenian Riau di Kabupaten
Pelalawan tahun 2003
Kegiatan music yang penah diikuti
1. Satu Bumi Beribu Bunyi di TMI Jakarta tahun 2007
2. Java Jazz di Jakarta tahun 2007
3. Mallaca Strait Jazz Festival di Malaka tahun 2006 dan Pekanbaru tahun 2007
4. Konser Kolaborasi Musik Gondang Burogong di Rokan Hulu tahun 2007
5. Menjadi pemakalah pada Seminar Koba di Pekanbaru 2007
6. Menjadi pemakalah pada Ketobung di Pekanbaru 2007
7. Menjadi pembicara pada Diskusi Musik Musik di STSI Padang Panjang tahun 2004
8. Pemateri Workshop musik AKMR bekerja sama dengan Budsenipar Provinsi Riau tahun 2005,
2007
9. Pemateri Workshop musik Dewan Kesenian Riau tahun 2007
10. Mengikuti Seminar Word Music di TIM Jakarta
11. Mengikuti acara Gendang di Malaka tahun 2004
12. Mengikuti kunjungan kesenian di Singapura dan Brunai Darussalam tahun 2002
13. Mengikuti kunjungan kesenian di Pahang Malaysia tahun 2004
14. Diundang sebagai Additional Palyer di Pahang Malaysia tahun 2005
15. Menjadi Dewan Juri pada Rarak Cipta Musik Dewan Kesenian Riau tahun 2005
16. Sebagai Panitia Atraksi Budaya pada acara Pertemuan Memartabatkan Tamadun Melayu
Serumpun tahun 2007
17. Sebagai ketua panitia seminar harapan dan tantangan musik Melayu Riau dalam kajian ilmiah
tahun 2007
18. Sebagai ketua panitia Festival Seni Tradisi dan Kreasi Sendratasik FKIP UIR tahun 2000
19. Mengikuti acara Kenduri Seni di Batam tahun 2002, 2003.
20. Mengikuti Sayang-sayang Selatb di Bengkalis tahun 2001 dan Selat Panjang tahun 2002
21. Mengikuti acara Semarak Zapin Serantau di Bengkalis tahun 2003
22. Mengikuti Acara Hitam Putih Word Music di Pekanbaru tahun 2003, 2004, 2005
Karya Musik
1. Komposisi Musik Bukayuh (kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007
2. Komposisi Musik Topogeh (piano + kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007
3. Komposisi Musik Puan untuk prosesi launching Yayasan Tenas Effendy ( dokumenta-si
berbentuk rekaman) tahun 2007
4. Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Harapan Kasih Tahun 2001
5. Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Semalam di Bandar Serai tahun 2003
6. Aransemen musik album lagu Melayu (Amilah Amir, Malaka): Antara Cinta dan Ketaatan
tahun 2001
7. Aransemen musik album : Lagu Melayu Anaka-anak tahun 2005
8. Aransemen musik album lagu Melayu (Yuherman): Zapin Pasang Suluh tahun 2006
9. Aransemen musik album lagu Melayu (Hasan): Zapin Pemuncak Payung tahun 2004
10. Aransemen musik album lagu Melayu (Abunawas): Senja di Rokan Hulu tahun 2007
11. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Bengkalis : Negeri Junjungan tahun 2002
12. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Dendang Melayu Natuna tahun
2004
13. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Natuna Gerbang Uarat Ku
tahun2007
14. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Album Melayu Batam tahun 2006
15. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Indragiri Hulu : Sultan Ibrahim Tahun 2007
16. Aransemen lagu Hymne dan Mars Kabuoaten Rokan Hulu tahun 2007
17. Aransemen musik untuk Festival lagu Melayu Dikpora Pekanbaru tahun 2005, 2006, 2007
18. Aransemen musik untuk Festival Seni Pelajar se-Provinsi Riau tahun 2006, 2007
19. Aransemen musik untuk Bandar Serai Orkestra yang dinyanyikan oleh Ahmad Jais, Malaysia
tahun 2005
20. Aransemen musik untuk lagu Ulang Tahun Emas Provinsi Riau tahun 2007
21. Aransemen musik lagu Lancang Kuning, Pantai Solop dan Ayam Putih Pungguk Produksi
Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2004
22. Aransemen musik lagu-lagu perjuangan untuk Obade pada HUT RI ke-62 di Pekanbaru
23. Aransemen musik untuk lagu Anugerah Tradisi Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2005,
2006, 2007.
Seniman Pemangku Negeri
MASTEVEN ROMUS
Nama : Masteven Romus
Tempat/tgl. Lahir : Pekanbaru/10 September 1974
Pendidikan : 1987 tamat Sekolah Dasar 005 Jadirejo Sukajadi
Pekanbaru
1990 tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pekanbaru
1993 tamat Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Pekanbaru
2001 menyelesaikan pendidkan di Fekon UNRI
Pengalaman berkesenian
- Tahun 1994 mendirikan Sanggar Seni 412 FE-UNRI
- Tahun 1998 mengikuti pameran lukisan di taman budaya
- Tahun 1999 mengikuti pameran liukisan menyambut hari Kehutanan
- Tahun 2001 mengikuti menapis karya seni rupa DKR, berhasil masuk 6 karya pilihan
- Tahun 2001 mengikuti pameran ke Malaysia
- Tahun 2002 terlibat dalam kegiatan pementasan darama Menara Angin karya Alm Dasri Al-
Mubary dan explorasi seni rupa (seni rupa pertunjukan) di Dumai
- Tahun 2003 terlibat dalam pementasan pertunjukan spektakuler (pembacaan puisi) bersama
Tyas AG di Dumai
- Tahun 2004 mengikuti Menapis Karya seni rupa DKR, berhasil mencapai karya pilihan 2 dan
mengikuti pameran bersama di museum Riau
- Tahun 2004 bersama Alm Dasri Al-Mubary membuat experiment theater, puisi dan seni rupa
- Tahun 2005 mengikuti Bentanmg Karya Seni Rupa DKR
- Tahun 2006 mengikuti Bentanmg Karya Seni Rupa DKR
- Tahun 2006 membuat desain cover album malay jazz Geliga
- Tahun 2007 terpilih sebagai pengurus DKR Komite seni Rupa
- Tahun 2007 terlibat dalam pelaksanaan Bentang Karya Seni Rupa DKR “roman, rona, riau”
dan mengundurkan diri dari DKR