buku aku pegawai penjara
TRANSCRIPT
___________________________Aku Pegawai Penjara
1
KATA SAMBUTANKATA SAMBUTANKATA SAMBUTANKATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN (Drs.(Drs.(Drs.(Drs. MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)MARDJAMAN, Bc.IP)
ehidupan merupakan amanah yang
seyogyanya dijalani dengan tanggung
jawab yang diemban seorang Khalifah di muka
bumi. Hidup seperti itu harus pula dituntun oleh
hati nurani yang hakekatnya senantiasa jernih,
tidak ditutupi, tidak tertutup kabut kepentingan
lain, selain dari mengabdi kepada sesama, kepada
alam dan kepada Sang Khalik.
Dalam perjalanan hidupnya setidak-
tidaknya dalam usia pengabdiannya sebagai
pegawai penjara (seperti dikehendaki dan dipakai
sebagai judul) – saya melihat sosok Ngusman
berjalan kadang tertatih kadang pula melesat
dalam menunaikan langkah-langkah sebagai
penanggungjawab yang ingin jujur dengan hati
nuraninya.
Di lingkungan Pemasyarakatan Indonesia,
sosok Ngusman seperti sosok yang dihadirkan
K
___________________________Aku Pegawai Penjara
2
oleh Sang Khalik untuk menyelamatkan beberapa
kejadian destruktif di beberapa institusi
Pemasyarakatan. Setidak-tidaknya pada pasca
pemberontakan penghuni Rutan Medaeng Jawa
Timur, pasca kerusuhan Lapas Makasar Sulawesi
Selatan dan kemelut yang berkepanjangan di
Lapas Cipinang Jakarta Raya. Seperti orang yang
memang telah dipilih olehNya sosok itu dapat
menyelesaikan semua masalah pokok dan
ikutannya sampai tuntas.
Pengkayaan pengalaman melalui “sekolah
penyelesaian kemelut” mendorong dirinya
untuk menyampaikan pengalaman itu kepada
generasi penerusnya. Salah satunya melalui
ungkapan dalam buku ini “Aku Bangga
Menjadi Pegawai Penjara” yang menyimpan
dan mengurai banyak makna dari judulnya yang
bersahaja.
Buku ini : bacaan, pelajaran, mungkin juga
hiburan yang akan memperkaya wawasan
pembacanya untuk memandang dunia
___________________________Aku Pegawai Penjara
3
Pemasyarakatan dan sebagai pelajaran yang baik
bagi generasi muda pemasyarakatan.
Saya yakin buku ini bermanfaat.
Jakarta, 01 Maret 2007
Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP Drs. MARDJAMAN, Bc.IP
___________________________Aku Pegawai Penjara
4
KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadlirat Allah
SWT, dalam memasuki usia yang ke- 60 tahun ini
saya masih diberikan kesehatan untuk
menyelesaikan tugas saya sebagai Kepala Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jawa Tengah.
Perjalanan karier saya yang 39 (tiga puluh
sembilan) tahun rasanya sayang kalau moment-
moment penting dalam karier saya terlewatkan
begitu saja. Untuk itu saya mencoba membuat
catatan-catatan penting dalam perjalanan karier
saya di Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia khsususnya Lembaga Pemasyarakatan
dalam bentuk buku yang mudah-mudahan dapat
menjadi bacaan dan wawasan bagi petugas di
bidang pemasyarakatan.
Buku ini berjudul : “Aku Bangga Menjadi
Pegawai Penjara” , berisi tentang perjalanan
karier saya, yang sangat mengesankan sekaligus
menegangkan dalam memimpin sebuah Lembaga
___________________________Aku Pegawai Penjara
5
Pemasyarakatan. Harapan saya atas buku ini
adalah agar apa yang saya lalui dalam perjalanan
karier saya bisa menjadi motivasi bagi generasi
penerus saya di bidang pemasyarakatan.
Akhirnya mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya dan saya
ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan (yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu) yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan catatan
perjalanan karier saya ini.
NGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IPNGUSMAN, Bc.IP., SH., SH., SH., SH
SSSSekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemekilas Perjalanan Karir di Pemaaaasyarakatansyarakatansyarakatansyarakatan
___________________________Aku Pegawai Penjara
6
aya dilahirkan 60 (enam puluh tahun) yang
lalu dari keluarga kecil dengan dua
bersaudara (kakak saya perempuan). Dalam
perjalanan hidup yang kami lalui kakak saya satu-
satunya meninggal dunia, akhirnya saya hidup
dengan kedua orangtua saya.
Berawal dari kegemaran olah raga (Saya
lulus dari SGPD (Sekolah Guru Pendidikan
Djasmani – sekarang Olah Raga)), tahun 1967
saya melamar menjadi pegawai di Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan. Waktu itu saya tercatat
sebagai pemain sepakbola Persis Solo (Persatuan
Sepak Bola Indonesia Solo/Surakarta). Agar para
pemain Persis Solo tidak meninggalkan kota Solo
maka beberapa pemain Persis Solo ditawari untuk
melamar pekerjaan pada 4 (empat) instansi yang
berada di kota Solo, yang pertama Pemda
(pemerintah daerah) tingkat II Kotamadya
Surakarta, kedua Lembaga Pemasyarakatan
Surakarta (Solo), yang ketiga di salah satu bank
swasta di Surakarta dan yang keempat di pabrik
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
7
tekstil Karangasem Surakarta. Dari keempat
tawaran itu diadakan undian dan saya harus
memilih salah satu diantaranya, dan kebetulan di
lembaga pemasyarakatan membutuhkan seorang
pegawai yang mempunyai kemampuan di bidang
olah raga (untuk pembinaan narapidana dan
tahanan), selanjutnya pihak Persis Solo
memberikan rekomendasi berdasarkan
kemampuan yang saya miliki, dan akhirnya
dengan tanpa melalui prosedur test saya diterima
di Lembaga Pemasyarakatan Surakarta.
Awal mulai saya bekerja, saya belum tahu
apa yang namanya pembinaan narapidana dan
tahanan, banyak waktu di luar jam kerja saya
pergunakan untuk di kantor (jarang pulang)
karena setiap pulang kantor saya melanjutkan
dengan beberapa kegiatan olah raga bersama
narapidana dan tahanan yaitu volley ball, bahkan
sampai-sampai saya makan bersama dengan Napi
(narapidana) dan tahanan. Selanjutnya saya
mengikuti “Basic Course” untuk pegawai baru di
___________________________Aku Pegawai Penjara
8
bidang pemasyarakatan selama 1 (satu) bulan dan
praktek sebagai Polsus (Polisi Khusus) untuk
Lembaga Pemasyarakatan selama 3 (tiga) bulan
yang dididik oleh Polres Surakarta, kemudian saya
ditempatkan di bagian keamanan.
Seiring dengan kegiatan saya sebagai
pegawai di Lapas Solo pada tahun 1970 ada
pengumuman tentang penerimaan taruna AKIP
(Akademi Ilmu Pemasyarakatan) yang membuka
kesempatan bagi pegawai Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan
(Rutan) untuk mengikuti pendidikan ilmu
pemasyarakatan di Jakarta, akhirnya saya tercatat
sebagai taruna AKIP angkatan VI.
Setelah lulus dari AKIP tahun 1973 saya
dikembalikan di Lapas Solo, dan saya ditempatkan
di bagian Pendidikan, yang memberikan
bimbingan kepada narapidana dan tahanan,
selanjutnya saya diangkat sebagai Kepala Seksi
Pembinaan Narapidana.
___________________________Aku Pegawai Penjara
9
Pada tahun 1984 – 1986 saya diangkat
sebagai Kepala Rumah Tahanan Boyolali, dan
alhamdulillan waktu 2 (dua) tahun saya lewati
dengan keadaan yang aman dan tidak ada
narapidana ataupun tahanan yang lari selama
kepemimpinan saya waktu itu.
Setelah 2 (dua) tahun di Boyolali saya
dipindahtugaskan lagi sebagai Kepala Rutan di
Pangkep (Pangkajene Kepulauan) Sulawesi
Selatan. Saya belum pernah membayangkan
bahwa saya akan ditempatkan di luar pulau Jawa
dengan menempuh perjalanan kapal laut -
pesawat terbang dan diteruskan dengan
perjalanan darat (sedangkan saya sendiri belum
pernah mengalami pergi ke luar Jawa). Singkatnya
saya naik kapal bersama keluarga (anak, isteri dan
orang tua) menuju tempat tugas yang baru di
Rutan Pangkajene Kepulauan dengan menjual
barang yang saya miliki selama di Surakarta untuk
bekal berangkat ke Sulawesi Selatan, karena uang
perjalanan didnas tidak cukup untuk ongkos 4
___________________________Aku Pegawai Penjara
10
(empat) orang anak, isteri dan orang tua saya
yang selalu ikut saya kemana saya bertugas.
Setelah sampai di tempat tujuan, ternyata daerah
ini terdiri dari 2/3 laut, 1/3 daratan, dan saya
ditugaskan di Pangkajene Kepulauan Sulawesi
Selatan selama lebih kurang 9 (sembilan) tahun 2
bulan, syukur alhamdulilah tugas tersebut bisa
saya laksanakan dengan baik dan enjoy.. (saya
bersama isteri dan anak-anak menikmatinya),
dengan cara menyesuaikan diri dengan budaya
dan kebiasaan orang Bugis dan Makassar.
Setelah menikmati kehidupan 9 (sembilan)
2 bulan tahun di Pangkep saya dipindahtugaskan
ke daerah Polmas - Polewali Mamasa, yang
tempatnya lebih jauh lagi dari ibukota Makassar
(sekitar 200 km dari kota Makassar).
2 (dua) tahun di Polmas saya dipindahkan
ke Rutan Klas I Medaeng Surabaya. Pada waktu
itu sekitar tahun 1997 baru saja terjadi reformasi
(nasional), di Rutan Medaeng terjadi
pemberontakan dan pembakaran semua asset
___________________________Aku Pegawai Penjara
11
milik negara – rutan dibakar penghuni, narapidana
dan tahanan berbuat anarkhis -, tapi alhamdulillah
tidak terjadi pelarian karena di ‘back-up’ oleh
pasukan Brimob Medaeng yang berada di dekat
Rutan maupun dari batalyon angkatan darat
“Branjangan” yang berada di Surabaya. Setelah
pemberontakan ini barulah saya menjadi Kepala
Rutan Medaeng.
Disinilah saya mulai mengenal tindakan
anarkhis narapidana dan tahanan, karena saya
pernah bertugas di Sulawesi Selatan (yang cukup
keras karakter perorangannya), saya tidak terlalu
sulit untuk mengendalikan napi, tahanan maupun
petugas yang berada di Rutan Surabaya dan
akhirnya Rutan Surabaya pulih kembali dan dapat
melakukan pelayanan maupun pembinaan kepada
narapidana dan tahanan yang ada di rutan
Medaeng Surabaya.
Setelah lebih kurang 2 (dua) tahun berada
di Rutan Medaeng saya diperintahkan untuk
pindah ke Lapas Klas I Makasar. Siapapun petugas
___________________________Aku Pegawai Penjara
12
waktu itu akan bingung dan tanda tanya karena
seorang pajabat eselon IIIb.....kok langsung
ditugaskan di eselon IIb, tidak melalui eselon IIIª
(mestinya harus memimpin lapas klas IIa lebih
dulu).
Namun akhirnya saya dilantik sebagai
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar
oleh Kepala Kantor Wilayah yang waktu itu dijabat
oleh pak Kardono. Dan pada waktu itu keadaan LP
Klas I Makassar betul-betul sangat
memprihatinkan dan perlu penanganan secara
khusus dan serius karena baru saja terjadi
kerusuhan yang sangat hebat dengan pembakaran
semua asset bangunan lapas dan pelarian/
pemberontakan dua kali berturut-turut dengan
penghuni (napi/tahanan) lari melewati pintu
gerbang sebanyak 54 orang dan yang kedua 57
orang dengan melawan petugas.
Setelah saya membenahi Lapas Klas I
Makasar saya sudah mendapat tugas lagi untuk
segera ke Jakarta, singkatnya saya diminta untuk
___________________________Aku Pegawai Penjara
13
memimpin Lapas Klas I Cipinang Jakarta Raya.
Ternyata di Lapas Cipinang baru saja terjadi
kerusuhan dan pembakaran, narapidana lari lewat
tali yang diikatkan pada pohon di luar tembok
penjara dan 2 (dua) orang napi GAM (Gerakan
Aceh Merdeka) lari dengan mengancam petugas
dengan pistol dan granat yanag bisa dibawa dari
dalam LP.
Yah... narapidana dan penjara, itulah
pekerjaan saya dan yang saya hadapi setiap hari ,
bahkan sampai akhir masa pensiun saat ini saya
menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia, saya telah
berhadapan dengan narapidana dan penjara
secara langsung selama kurang lebih 36 (tiga
puluh enam) tahun lamanya.
Berbagai macam tantangan telah saya lalui
dalam kurun 39 tahun saya berkarir. Tidak pernah
terbayangkan pada saat saya memulai pekerjaan
ini saya akan menjadi Kepala Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
___________________________Aku Pegawai Penjara
14
Sebelum saya menduduki jabatan terakhir
ini saya telah melalui berbagai macam penugasan
di Departemen Hukum dan HAM, dari sejak
menjadi pegawai dengan golongan Ic, eselon IV,
eselon III, dan saat ini eselon IIa dengan
golongan IV/d dan pangkat Pembina Utama
Madya; dari pegawai biasa, penjaga penjara
(sipir), Kepala Rumah Tahanan, Kepala Lembaga
Pemasyarakatan sampai Kepala Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan HAM. Dan saya sendiri
tidak pernah menyangka dari pegawai golongan I
dan bertugas di pos jaga bisa menjabat 2 (dua)
kali Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I dan 3
(tiga) kali Kepala Kantor Wilayah.
Dari tiga puluh sembilan tahun karir saya di
Departemen Hukum dan HAM ada beberapa fase
yang sangat menegangkan sekaligus
mengesankan, yaitu saat saya menjadi Kepala
Rumah Tahanan (KaRutan) dan Kepala Lembaga
Pemasyarakatan (Kalapas). Selama menjalankan
tugas sebagai Kalapas selalu ditempatkan pada
___________________________Aku Pegawai Penjara
15
daerah-daerah dan tempat-tempat yang rawan
konflik (Lembaga Pemsayarakatan), setelah Lapas
tersebut mengalami pemberontakan, kerusuhan
dan pelarian-pelarian, tapi yang membuat saya
bangga adalah bahwa tantangan ini bisa saya
lewati dengan mulus selamat dan selalu
mendapatkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha
Kuasa dan selalu mendapatkan kemudahan
kesehatan dan perlindunganNya, karena selama
saya menjalani tugas sebagai Kepala Lembaga
Pemasyarakatan tidak pernah ada narapidana
yang “lari”, dan semua narapidana/ tahanan juga
pegawai selalu bisa saya berdayakan.
Dari mulai Surabaya, Makasar, sampai
Lapas Klas I Cipinang-Jakarta, banyak hal yang
menjadikan saya bisa berbangga bahwa AKU ADALAH AKU ADALAH AKU ADALAH AKU ADALAH
PEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARAPEGAWAI PENJARA.
Dengan berakhirnya masa kerja saya dan
memasuki masa pensiun setelah 39 (tiga puluh
sembilan) tahun saya bekerja, tak lupa ucapan
terima kasih saya kepada beliau-beliau yang telah
___________________________Aku Pegawai Penjara
16
membantu karir saya dan pihak-pihak yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu, antara lain kepada :
1. Bapak Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH;
2. Bapak Drs. Hasanudin, Bc.IP., SH., MH;
3. Bapak Adhi Soejatno, Bc.IP., SH;
4. Bapak Drs. Mardjaman, Bc.IP;
Dan tentunya yang tidak bisa saya lupakan adalah
semua rekan-rekan kerja saya baik di
pemasyarakatan maupun di Kantor Wilayah
Sulawesi Tengah, Papua (Irian Jaya) maupun di
Jawa Tengah.
___________________________Aku Pegawai Penjara
17
PERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIERPERJALANAN KARIER
RUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTARUMAH TAHANAN SURAKARTA 1967 1967 1967 1967 ---- 1983198319831983
umah Tahanan (Rutan) Surakarta
adalah awal karier saya. Tahun 1973
setelah saya selesai menjalani pendidikan ilmu
pemasyarakatan (AKIP) saya dikembalikan ke
Rutan Surakarta, sebentar ditempatkan di bagian
penjagaan saya dipindahkan di bidang pendidikan.
Di sini yang saya melakukan pembinaan dan
bimbingan kepada narapidana dan tahanan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan khususnya olah raga
dan saya memberikan arahan untuk melakukan
olah raga secara baik dan benar. Selanjutnya saya
dipindahkan sebagai Kepala Seksi Pembinaan
Narapidana, yang tugasnya tidak jauh berbeda
dengan apa yang sudah saya lakukan sebelumnya.
Di Rutan Surakarta ini saya sebagai
pegawai baru hampir setiap hari bermaian olah
raga bersama para napi / tahanan dan juga
R
___________________________Aku Pegawai Penjara
18
beberapa pegawai termasuk saudara Sugeng
Hendrijo yang saat ini menjadi Kepala Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Barat
dan hampir setiap hari bertanding dengan saya
bemain ping-pong, catur sampai volley Ball.
___________________________Aku Pegawai Penjara
19
RUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALIRUMAH TAHANAN BOYOLALI
Pada tahun 1985 saya dipercaya sebagai
Kepala Rumah Tahanan Boyolali Jawa Tengah,
yang pada waktu itu Kepala Rutan boyolali Bapak
Soejito pensiun dan kelihatannya hubungan antara
kepala Rutan dadn anak buah kurang harmonis,
indikatornya antara lain adalah :
- proyek-proyek Rutan boyolali tidak selesai;
- tanda tangan Kepala rutan dipalsu oleh
petugas;
- kurang harmonis kehidupan di dadlam
kantor.
Di Rutan Boyolali ini saya lalui pertama kali
menjadi seorang pimpinan yang harus bisa
bekerjasama dengan teman-teman petugas serta
perlu adanya koordinasi nyata dengan instansi
terkait untuk kelancaran tugas kedinasan
___________________________Aku Pegawai Penjara
20
RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN RUMAH TAHANAN PANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUAPANGKAJENE KEPULAUANNNN
SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN
etelah 2 (dua) tahun bertugas di Boyolali
saya dipindahtugaskan lagi sebagai
Kepala Rutan di Pangkep (Pangkajene Kepulauan),
saya belum pernah membayangkan bahwa saya
akan ditempatkan di luar pulau Jawa dengan
menempuh perjalanan kapal laut bahkan pesawat
terbang. Singkatnya saya naik kapal bersama
keluarga menuju tempat tugas yang baru di rutan
Pangkajene Kepulauan, ternyata daerah ini terdiri
dari 2/3 laut, 1/3 daratan, dan saat saya
ditugaskan di Pangkajene kepulauan Sulawesi
Selatan selama lebih kurang 9 (sembilan) tahun 2
bulan, syukur alhamdulilah tugas tersebut bisa
saya laksanakan dengan baik dan enjoy.. (saya
bersama isteri menikmatinya).
Selama bertugas di Pangkep ini saya
telah mengalami pergantian tiga bupati (Jumadi
Yunus, Nasir, dan Baso Amrullah), 5 (lima)
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
21
Dandim dan 6 (enam) Kapolres, dan juga sampai
ada beberapa pergantian kepala-kepala dinas
disana, namun saya masih tetap bertahan sebagai
kepala Rutan di Pangkep. Itu semua saya lalui
dengan senang hati, tanpa amengenal pendidikan
penjenjangan (Sepada maupun Sepala)
Untuk menikmati tugas saya ini saya ikut
aktif di dalam kegiatan olah raga baik tenis, catur
maupun sepakbola dan saya selalu diminta oleh
bapak Bupati (baik bapak Jumadi, Nasir maupun
bapak Baso Amrullah) untuk selalu aktif. Sampai-
sampai pada suatu saat saya dipanggil oleh bapak
Kakanwil Sulawesi Selaltan (bapak Taher
Abdullah), beliau mengungkapkan rasa bangga
dan senang terhadap saya karena selama
bertugas di Pangkep telah terjalin hubungan yang
sangat baik antara Rutan, Pemda setempat
maupun instansi-instansi terkait. Saya mengetahui
itu setelah pak Kakanwil menunjukkan ke saya
surat pernyataan dari bupati (Baso Amrullah) yg
ditujukan kepada Kakanwil Departemen
___________________________Aku Pegawai Penjara
22
Kehakiman Sulawesi Selatan tentang
penghargaannya kepada saya bahwa kinerja saya
menurut bupati sangat bagus sekali di Pangkep.
Hal ini membuat motivasi saya bertambah dalam
melaksanakan tugas di daerah Sulawesi Selatan.
Perlu dijelaskan disini bahwa selama
bertugas di Rutan Pangkep bisa berusaha/ bisnis
ayam bangkok yang saya bawa daei solo dengan
keuntungan yang sangat menjanjikan.
Di Pangkep dengan pegawai 32 orang, 28
orang laki-laki dan 4 orang perempuan, tetapi
semuanya saling bahu membahu (kompak) dan
setiap upacara di Kabupaten peleton Rutan
Pangkep tidak pernah ketinggalan, selalu ikut
berpartisipasi (yang selesai jaga malam selalu ikut
upacara) dan yang lebih hebat lagi semua personil
laki-laki ikut upacara dan Rutan hanya dijaga
teman-teman wanita tanpa a ada masalah dan
selalu aman sampai + 10 tahun tanpa ada
pelarian maupun masalah.
___________________________Aku Pegawai Penjara
23
RUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMASRUMAH TAHANAN POLMAS (POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)(POLEWALI MAMASA)
1995 1995 1995 1995 –––– 1997199719971997
(sembilan) tahun 2 bulan saya
menikmati kehidupan di Pangkep,
selanjutnya saya dipindahtugaskan ke daerah
Polemas -Polewali Mamasa (sekitar 200 km dari
kota Makasar). Di sinipun saya sangat bangga dan
juga bahagia karena saya bisa menjalin hubungan
yang baik dengan tokoh masyarakat di sana
(orang yang dituakan di Polmas – namanya bapak
H. MINGGA, pensiunan Bupati berpangkat
Kolonel). Disamping itu saya juga sangat aktif di
kegiatan pemda setempat dalam wujud partisipasi
kerja bakti, kebersihan yang melibatkan pegawai
lapas dan narapidana yang sudah mengikuti
asimilasi, dan kegiatan-kegiatan bersama instansi
terkait, dalam kegiatan pemda maupun olah raga
bersama. Saya juga memberdayakan narapidana
untuk membersihkan lingkungan lapangan
Kabupaten setelah selesai untuk kegiataan hari
besar. Kegiatan seperti kerja bakti dan perduli
9
___________________________Aku Pegawai Penjara
24
pada pemda setempat yang saya lakukan secara
rutin ini juga diketahui oleh bapak bupati
setempat (Andi Pasilong - yang juga seorang
pensiunan militer). Saya berprinsip dimanapun
saya bertugas saya harus bisa mengabdikan diri
saya kepada daerah dimana saya bertugas.
Pada suatu saat bapak Bupati
memerintahkan pada Kepala Bagian Umum (Setda
Kabaupaten Polmas) untuk datang ke rumah
dinas saya (Kalapas) - saya ingat betul pada
waktu itu hari Jum’at -, saya diminta menghadap
bapak Bupati di rumah jabatan Bupati Polmas,
sore hari itu juga saya menghadap bapak Bupati.
Ternyata beliau sudah menunggu dan didepan
rumah jabatan Bupati sudah ada mobil kijang baru
tahun 1996, begitu saya ketemu beliau, saya
disalami dan saya diberi mobil kijang baru tahun
1996 tersebut untuk dipakai sebagai mobil dinas.
Saya bangga dan bahagia sebagai seorang
Kalapas yang biasanya naik mobil sel wagon, saya
dapat mobil kijang baru – Kantor Wilayah saja
___________________________Aku Pegawai Penjara
25
belum punya kijang baru dengan tipe yang sama.
Mobil ini saya pakai tetapi setelah saya
dipindahkan ke Rutan Klas I Medaeng di Surabaya,
mobil ini akan ditarik ke Kanwil, saya tidak
memperbolehkannya (karena mobil ini dari Pemda
Kabupaten setempat), akhirnya mobil saya
kembalikan lagi ke Pemda karena saya sudah
selesai bertugas di Polmas.
___________________________Aku Pegawai Penjara
26
RUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYARUMAH TAHANAN MEDAENG SURABAYA 1997 1997 1997 1997 ---- 2000200020002000
aya pindah di Rutan (Rumah Tahanan)
Klas I Medaeng Surabaya setelah terjadi
pemberontakan pada tahun 1997 di Rutan
Medaeng.(Reformasi yang melanda negeri kita
pada waktu itu ikkut berdampak di Rutan Klas I
Medaeng Surabaya
Pada saat saya bermaksud melihat
keadaan (setelah saya diminta untuk memimpin
Rutan Medaeng) di Rutan Medaeng, tahu-tahu
oleh Kakanwil Jawa Timur saya langsung diminta
serah terima jabatan (tanpa persiapan) – keluarga
masih ditinggal semua di Sulawesi -, akhirnya saya
langsung dilantik menjadi KaRutan Medaeng
Surabaya. Ada kejadian menarik pada awal saya
dilantik menjadi KaRutan Medaeng, kejadiannya
pada saat saya menginap di Hotel Brantas
Surabaya, 2 (dua) malam menginap di Hotel
Brantas uang saya hilang semua (waktu itu saya
tinggal mandi), selanjutnya saya complain ke hotel
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
27
akhirnya saya dibebaskan untuk menginap 2 hari
disana.
Pada saat saya mengawali tugas ini
kondisi pegawai sangat “drop”, tidak bisa
mengendalikan narapidana/tahanan. Keadaan
pada saat itu sangat mencekam, di Rumah
Tahanan (Rutan) Medaeng Surabaya baru saja
terjadi kerusuhan yang mengakibatkan
terbakarnya Rutan (dibakar oleh penghuni Rumah
Tahanan), sehingga mengakibatkan sarana dan
prasarana kantor habis karena dibakar,
narapidana/tahanan banyak yang dipindahkan
karena melakukan perbuatan anarkhis.
Disinilah saya mulai mengenal tindakan
anarkhis narapidana dan tahanan. Karena saya
pernah bertugas di Sulawesi Selatan (yang cukup
keras karakter perorangannya), saya tidak terlalu
sulit untuk mengendalikan napi, tahanan maupun
petugas yang berada di Rutan Medaeng Surabaya.
Dan akhirnya Rutan Medaeng Surabaya pulih
kembali serta dapat melakukan pelayanan maupun
___________________________Aku Pegawai Penjara
28
pembinaan kepada narapidana dan tahanan yang
ada di rutan Medaeng Surabaya.
___________________________Aku Pegawai Penjara
29
LELELELEMBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN MBAGA PEMASYARAKATAN KLAS KLAS KLAS KLAS IIII MAKASMAKASMAKASMAKASSSSSARARARAR
2000 2000 2000 2000 –––– 2001200120012001
elanjutnya setelah dua setengah tahun di
Rutan Medaeng saya diperintahakan
untuk segera menjadi Kepala Lapas Klas I
Makasar. Waktu itu saya sempat heran dan
bertanya-tanya, saya sebagai Kepala Rutan
dengan status eselon III/b kok diperintahkan
untuk memimpin di unit dengan status II/b (tidak
melalui eselon III/a terlebih dahulu).
Sebetulnya waktu itu saya mendengar
kabar bahwa saya diusulkan untuk menjadi
kalapas klas IIª Pamekasan di Madura, tetapi
kebijakan dari pimpinan Departemen justru
menempatkan saya langsung menjadi Kalapas
Klas I Makasar. Karena ini merupakan
kepercayaan dari pimpinan Departemen dan
merupakan amanah bagi saya dengan senang hati
saya bersama isteri dan anak-anak kembali lagi
menyeberangi lautan untuk menuju Sulawesi
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
30
Selatan tepatnya LP Klas I Makasar, daerah yang
pernah saya lalui 2 tahun yang lalu dan saya
pernah bertugas di daerah ini selama + 11 tahun
6 bulan, jadi sudah tidak asing lagi bagi saya
untuk bertugas di LP Klas I Makasar. Dan lagi-lagi
ternyata di Lapas Makasar baru saja terjadi
pemberontakan narapidana dan tahanan yang
mengakibatkan “lari”nya beberapa orang
narapidana dan tahanan.
Saya menggantikan pak Sukartono
Supangat yang sebelumnya dijabat oleh bapak
Sulthoni Khosil. Pada saat dipimpin pak Sulthoni
Khosil napi lari 54 orang, selanjutnya karena ada
pelarian dan pemberontakan serta pembakaran
semua aset milik LP hangus terbakar, pak Sulthoni
Khosil diganti oleh pak Sukartono Supangat.
Penggantian yang baru berjalan + 3 bulan tidak
membuahkan hasil yang baik, tetapi keadaan
bertambah parah dengan adanya perlawanan
narpidana/ tahanan kepada petugas yang
mengakibatkan napi/tahanan melawan petugas
___________________________Aku Pegawai Penjara
31
dengan menyerang pintu gerbang dan melarikan
diri sejumlah 57 orang, keadaan ini lebih parah
dari Rutan Klas I Medaeng Surabaya.
Akhirnya saya dilantik sebagai Kepala
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar oleh
Kepala Kantor Wilayah yang waktu itu dijabat oleh
pak Kardono. Hari Rabu saya dilantik, Kamis saya
“ngecek” keadaan, untuk seorang Kalapaas
dalam kondisi darurat begini yang perlu diketahui
dan diperhatikan dulu bagi saya adalah :
1. keberadaan senjata api, saya
menanyakan dimana senjata-senjata
disimpan, dan saya tanyakan semua
kepada petugas di Lapas Makasar,
ternyata untuk menjaga keamanan
senjata dititipkan di Kodim (Komando
Distrik Militer). Karena saya melihat
situasi dan kondisi yang ada saya tidak
percaya saja pada penjelsan KPLP, tapi
saya cek langsung ke Kodim Makasar,
apakah benar senjata-senjata laras
___________________________Aku Pegawai Penjara
32
panjang dan pendek milik Lapas Klas I
Makasar untuk sementara dititipkan di
Kodim?, waktu itu saya bisa langsung
ketemu dengan Komandan Kodim, dan
diberitahukan bahwa betul-betul senjata
baik laras panjang maupun pendek milik
Lapas Klas I Makasar tersimpan di Kodim
Makasar dan juga ada bukti serah terima
senjata. Untuk itu saya baru puas bahwa
senjata betul-betul lengkap.
2. keadaan atau keberadaan para
narapidana/tahanan, untuk ini saya
menanyakan berapa total jumlah
penghuni (narapidana dan tahanan) yang
melarikan diri, berapa yang didalam
lapas, berapa yang dipindahkan, dan
berapa yang diopname di rumah sakit,
dan yang sudah kembali serta napi yang
kena luka tembak dan lain-lainnya.
Saya bangga dan bahagia mendapatkan
tugas baru ini. Saya tidak menyangka bahwa
___________________________Aku Pegawai Penjara
33
Lapas Makasar (pada waktu itu Kalapasnya bapak
Sulthoni Khosil) terjadi pemberontakan dan
perbuatan anarkhis serta melawan petugas dari
para penghuni yang membakar semua bangunan,
sarana dan prasarana yang ada di Lapas Klas I
Makasar. Karena Lapas Klas I Makasar ada sarana
bengkel kerja (untuk membuat anyaman rotan)
yang sangat besar (setelah bangunan dan aset
dibakar termasuk gudang pabrik kerajinan rotan
lapas Makasar), maka api kebakaran sampai
menjulang tinggi kelihatan dari pelabuhan
Makasar dan seluruh kota Makasar, yang tersisa
hanya mushola dan seperempat bangunan kantor,
semua habis rata dengan tanah dilalap api dan
napi melakukan perlawanan dengan petugas,
melawan petugas yang akhirnya bisa menjebol/
melumpuhkan petugas pintu gerbang dan
sebagian penghuni melarikan diri dengan melawan
petugas sebanyak 54 orang. Penghuni menjadi
beringas, petugas tidak berdaya, untuk sementara
Kalapas (Sulthoni Kosil) ditarik di Kanwil dan
___________________________Aku Pegawai Penjara
34
diganti Kalapas baru dari Bandung yaitu pak
Sukartono Supangat. Pak Sukartono Supangat
menjabat Kalapas Klas I Makasar lebih kurang 3
(tiga) bulan, setelah itu terjadi pemberontakan
lagi dimana para penghuni melawan petugas dan
melarikan diri melalui pintu gerbang sebanyak 57
orang, oleh karenanya waktu itu pimpinan
Departemen melalui Direktur Jenderal
Pemasyarakatan menunjuk Kepala Rutan Medaeng
untuk menjabat sebagai Kalapas Klas I Makasar
menggantikan bapak Sukartono Supangat.
Suatu saat (masih dua hari) setelah saya
dilantik (tepatnya hari sabtu) datang menghadap
saya salah seorang Kepala Bidang (Salahudin
Undu, SH) di ruang Kalapas Klas I Makasar. Saya
belum pernah mengenal dan tahu beliau, tetapi
karena dia salah satu Kabid saya apalagi beliau
orang Makasar yang lebih tahu situasi dan
keadaan Lapas Makasar, semestinya harus bisa
saya ajak bersama-sama mengantisipasi keadaan
yang baru melanda Lapas Klas I Makasar, tetapi
___________________________Aku Pegawai Penjara
35
apa yang saya harapkan ini bukannya menjadikan
saya bisa menjaga kebersamaan dengan pegawai
tetapi pak Salahudin ini malah marah-marah yang
tidak tahu apa sebabnya, dia malah mengatakan
bahwa “...saya putra daerah, saya punya massa
yang banyak (pegawai/penghuni)... “. Saya
tadinya merasa kaget karena dalam situasi begini
kok justru salah satu Kabid saya tidak bisa diajak
kebersamaannya (dalam menjagag situasi
kondusif), malah kalau saya perhatikan dia
sebagai penghambat terwujudnya Lapas Makasar
bisa pulih kembali.
Selanjutnya saya perintahkan kepada
Kabag Umum untuk mengumpulkan semua
pegawai Lapas Klas I Makasar guna mengikuti
apel siang (jam 1 siang) sebelum pulang, apabila
ada pegawai yang tidak mengikuti apel (=pulang)
berarti dia yang menimbulkan kekacauan di Lapas
Makasar, dan saya sampaikan dalam apel
tersebut : “Saya ada disini adalah bukan atas
kemauan saya tetapi atas perintah pimpinan
___________________________Aku Pegawai Penjara
36
Departemen, dan untuk itu marilah kita bersama-
sama untuk bisa mengamankan, membina
narapidana dan tahanan agar tidak terjadi
pemberontakan lagi, yang bisa merusak sarana
dan prasarana kantor.......”, disini saya bicara
“keras”, karena memang kondisinya saya harus
bicara “keras”. Saya terpaksa berbicara setengaah
melawan, bahwa saya siap menghadapi saipapun
baik di kantor, di alan maupun di rumah, apabila
ada petugas yang ingin mencoba memanasi
penghuni untuk berontak ladi yang ketiga kalinya.
Akhirnya ada pegawai yang benar-benar ingin
mengikuti saya, ada yang setengah-setengah dan
ada beberapa pegawai yang malah sebagai
“provokator”.
Beruntung saya pernah bertugas di
Sulawesi Selatan yaitu daerah yang cukup keras
(pangkep) maupun di polmas yang cukup lama
(11 tahun) dan juga banyak teman yang dari
bugis maupun Makasar, jadi saya mengetahui
persis budaya orang Bugis dan Makassar.
___________________________Aku Pegawai Penjara
37
Sehingga tidak terlalu sulit bagi saya beradaptasi
dengan pegawai-pegawai maupun para penghuni
Lapas Klas I Makasar. Pada waktu itu saya juga
bangga dan bahagia sekali karena Kapolda Sulsel
Bapak Firman Ghani (Irjen Pol) adalah teman baik
saya yaitu partner main tenis lapangan setiap ada
pertandingan-pertandingan tenis waktu bertugas
di Pangkajene Kepulauan (waktu itu beliau
Kapolres). Saya menghadap beliau mengutarakan
mengenai keadaan Lapas Klas I Makasar dan
kelihatannya beliau sudah tahu tentang situasi dan
kondisi Lapas Makasar, dan beliau senang karena
Kalapasnya saat ini adalah teman belliau sendiri
(saya), beliau sempat mengatakan apa adanya
bahwa Kalapas yang terdahulu memang kurang
koordinasi, sehingga di lapangan tidak sejalan.
Waktu itu Kapolda (Firman Ghani) mengatakan
keinginannya mengunjungi Lapas Klas I Makasar,
untuk melihat di lapangan sampai sejauh mana
kondisi pegawai dan para penghuni, karena
sampai berontak 2 kali dan lari 54 orang yang
___________________________Aku Pegawai Penjara
38
pertama dan kedua lari lagi 57 orang dan semua
asset lapas dibakar semua.
Seminggu setelah saya mengadakan
koordinasi dengan Kapolda, beliau berkenan
berkunjung dan melihat situasi Lapas Makasar
yang telah terjadi dua kali pemberontakan dan
pelarian sampai 111 orang, beliau minta dengan
saya supaya bisa bertatap muka dengan pegawai-
pegawai Lapas Klas I Makasar, ini semua berjalan
dengan baik dan koordinasi dengan Polda dan
Kodim setempat itulah yang membuat saya terus
lancar dan aman bertugas di Lapas Makassar,
pegawai memberikan dukungan penuh dan yang
tidak sejalan saya pindahkan, termasuk yang
namanya Salahudin Undu.
Saya bersama-sama petugas Lapas
Makasar saling bahu membahu, senjata di Kodim
kita tarik kembali, seijin Kapolda karena situasi
genting, pegawai-pegawai tertentu boleh
membawa senjata. Akhirnya setelah keadaan
pegawai pulih kembali dan kompak, saya
___________________________Aku Pegawai Penjara
39
perintahkan kepada para petugas untuk berusaha
menangkap kembali napi-napi yang berontak
kabur yang jumlahnya 111 tadi dalam waktu 1
tahun 90 % mereka ketangkap kembali atau
menyerahkan diri.
Dalam penangkapan napi-napi yang lari itu
tidak semuanya mulus, tetapi ada salah satu napi
yang saya masih ingat betul namanya Palalo
(orang Bulukumba), dia salah satu provokator
kerusuhan dan pemberontakan yang terjadi di
Lapas Makasar. Sewaktu mau ditangkap mereka
melawan dengan parang yang panjang dengan
terpaksa petugas melumpuhkan dengan ditembak
kakinya (yang kemudian diamputasi) dan dibawa
ke rumah sakit. Yang menjadi masalah pihak
keluarga berbondong-bondong dengan naik truck
(3 truck) menuju lapas makasar untuk minta
pertanggungjawaban pada Kalapas, dan diwakili
oleh Kepala Bidang tidak mau (harus Kalapas).
Saya selaku kalapas memberikan penjelasan
kepada keluarga/ teman-temannya bahwa Palalo
___________________________Aku Pegawai Penjara
40
ini salah satu napi (sisa hukuman masih 15 tahun)
provokator pemberontakan Lapas Makasar,
akhirnya mereka mau menerima penjelasan saya.
Saya selalu bersyukur bahwa apa yang saya
lakukan selalu didukung oleh teman-teman
petugas maupun aparat keamanan setempat.
Setelah 6 bulan kejadian ini Lapas Makasar
menjadi aman kembali pada fungsinya, dan
Lapas Klas I mulai dibangun lagi termasuk untuk
sarana dan prasarana, setelah itu saya baru bisa
tenang. (sebelum itu selama 6 bulan saya tidur
selalu membawa parang dan penjalin yang
panjang - dalam menghadapi situasi dan kondisi
serta tantangan yang ada – untuk kewaspadaan)
Selama seminggu saya amati tidak ada
perubahan yang berarti selanjutnya saya
melaporkan ke pimpinan Departemen, bahwa
untuk menjaga situasi kondusif dan kembali
normalnya Lapas Makasar maka pak Salahudin ini
harus dipindahkan dari Lapas Makasar karena
kalau tidak, dia selalu akan menjadi “trouble
___________________________Aku Pegawai Penjara
41
maker” di Lapas Makasar ini, saya juga tidak
tahu apa motivasinya, apakah dia ingin menjadi
Kepala Lapas saya juga nggak tahu, tetapi kalau
saya amati memang ini yang dia inginkan (supaya
dia yang menjadi Kalapas). Akhirnya Sekjen
Departemen Kehakiman dan HAM – bapak
Hasanudin memberikan bantuan kepada saya dan
pak Salahudin dipindahkan ke daerah yang dekat
dengan Philipina - Kepala Lapas di Pulau Sangir
Talaud - sebelah utara pulau Sulawesi. Dengan
pindahnya pak Salahudin situasi menjadi tenang,
pegawai saya ajak olah raga, saya ajari mereka
menggunakan senjata/ pistol, akhirnya kita bisa
menangkap kembali napi/tahanan yang lari, dari
111 yang lari bisa kembali waktu itu 33 (tiga puluh
tiga) orang dan ini masih bertambah terus , jadi
sangat luar biasa. Disamping itu ada kejadian
yang membawa derita bagi pegawai/petugas
karena ada narapidana (namanya Palalo) yang
mempunyai kemampuan (menggunakan pedang) -
dia tokoh hitam di Bulukumba, waktu ditangkap
___________________________Aku Pegawai Penjara
42
dia melawan dengan parang/pedang dan
ditembak dengan senjata laras pendek oleh
petugas, tetapi tidak mempan, akhirnya dengan
menggunakan laras panjang tembakan mengenai
kaki napi ini. Ini peristiwa yang sangat luar biasa,
karena setelah ditangkap dan kakinya kena
tembakan, dimana lukanya cukup parah, akhirnya
kakinya diamputasi. Keesokan harinya saya
didatangi keluarga dadn temana-teman Palalo dari
Bulukumba (3 truck), yang meminta jenazah napi
Palalo (yang kena tembak dan kakinya
diamputasi) – karena dikira napi tersebut telah
meninggal. Padahal pada waktu itu napi Palalo
tersebut sedang dirawat di rumah sakit Makasar.
Selanjutnya napi tersebut dilanjutkan
perawatannya di rumah sakit di dalam Lapas
Makasar dan terhadap dia juga dilakukan
pembinaan, akhirnya yang bersangkutan
mengakui kesalahannya, dan menjadi sadar serta
mengikuti pembinaan-pembinaan yang diadakan
di Lapas Makasar. Setelah itu keadaan menjadi
___________________________Aku Pegawai Penjara
43
aman, dengan adanya koordinasi dengan Kapolda
Sulawesi Selatan (yang kebetulan teman baik
saya yang ketemu lagi di Makassar, beliau
Kapolda, saya Kepala Lapas Klas I Makasar).
Akhirnya saya diback-up oleh beliau dan pegawai
sudah diperbolehkan menggunakan senjata api,
sepanjang berurusan dengan dinas. Ini ada
manfaatnya, dengan pegawai membawa pistol
menimbulkan kepercayaan diri dan lebih
bertanaggung jawab dalam melaksanakan tugas
sehari-hari dalam menghadapi narapidana dan
tahanan. Selanjutnya hampir separo dari
narapidana/ tahanan yang lari bisa kembali ke
Lapas lagi, ada yang menyerahkan diri. Keadaan
sudah aman, sarana dan prasarana sudah
dilengkapi. Suatu sore saya ditelpon oleh pak Adhi
Soejatno bahwa saya harus segera ke jakarta...
___________________________Aku Pegawai Penjara
44
LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I KLAS I KLAS I KLAS I CIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTACIPINANG, JAKARTA Agustus 2001- Juni 2002
empat ini adalah tempat dimana saya
diuji lagi dalam meniti perjalanan karir
sebagai seorang pegawai penjara.
Pada akhir bulan Juli tahun 2001 pada sore
hari saya mendapat telepon dari bapak Adhi
Sujatno (Direktur Jenderal Pemasyarakatan pada
saat itu) : “Dik Ngusman, anda berangkat ke
Jakarta…..”- saat itu saya sebagai Kepala
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar, saya
mengira saya dipanggil untuk mengikuti diklat,
pelatihan atau tugas lain mengenai
pemasyarakatan, tidak lama setelah itu saya
mendapat telepon dari Sekretaris Jenderal
Departemen Kehakiman dan HAM (Bapak
Hasanudin) – untuk segera berangkat ke Jakarta
sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan
Cipinang di Jakarta – saat itu juga saya merasa
“ada apa lagi ini?............”. Saya berpikir bahwa
T
___________________________Aku Pegawai Penjara
45
saya baru 1 (satu) tahun sebagai Kalapas di
Makassar dan baru selesai melalui masa-masa
kritis setelah menyelesaikan beberapa konflik yang
terjadi di dalam LP Makasar, dan saat itu LP
Makasar dalam tahap pembenahan. Ternyata di
lapas Cipinang juga dalam keadaan rusuh setelah
dari pak Yan Takasiliang diganti dengan bapak
Asep , belum ada perubahan yang berarti, bahkan
sedikit banyak kondisi di lapas ini membawa pak
Asep menjadi sakit dan mengalami stroke. Pak
Sekjen mengatakan : “Pokoknya SK diterima di
Jakarta dan segera berangkat ke Jakarta”.
Akhirnya karena ini memang tugas maka
berangkatlah saya ke Jakarta, sampai di Jakarta
saya dijemput oleh Direktur Keamanan Direktorat
Jenderal pemasyarakatan bapak Sugeng Hendrijo
dan stafnya bernama bapak Sihabudin (salah satu
pejabat eselon III di Veteran 11 Jakarta –
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) dan saya
diinapkan di hotel dekat dengan Lapas Klas 1
Cipinang. Selanjutnya tanggal 2 Agustus 2001
___________________________Aku Pegawai Penjara
46
saya serah terima dengan pak Asep yang saat itu
sedang sakit stroke. Saya dilantik oleh bapak
Imam Santoso selaku Kepala Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta. Beliau
berpesan bahwa tanggung jawab Lembaga
Pemasyarakatan Cipinang diserahkan kepada
saya, beliau mengatakan : “Pak ngusman anda
harus mulai action dan siap terjun di lapangan....“.
Saat itu jumlah pegawai yang jumlahnya +
500 (lima ratus) orang tidak semuanya dapat
diberdayakan (sebagai petugas yang mampu
membina dan mengamankan narapidana) –
kurang lebih hanya 75 orang yang dapat
membantu saya dalam pembinaan narapidana
(yang mempunyai kemampuan dan integritas yang
tinggi dalam menjalankan tugas , bahkan ada
beberapa orang yang bisa dianggap sebagai faktor
penghambat. -Situasi ini sebagai tantangan untuk
saya sebagai Kalapas baru-. Saya katakan sebagai
faktor penghambat karena ternyata mereka sudah
berani memasukkan “barang” (yang tidak jelas) ke
___________________________Aku Pegawai Penjara
47
dalam Lapas tanpa melalui pemeriksaan petugas
portir (tanpa prosedur yang benar), kalau ditegur
malah melawan. Saya sendiri juga dilawan oleh
pegawai, waktu saya menanyakan pada salah
seorang pegawai kenapa membawa ‘barang-
barang’ masuk ke dalam lapas tidak diperiksa di
portir?, pegawai tersebut mengatakan kepada
saya: “Bapak ini Kalapas baru disini, silahkan kalau
Bapak yang periksa……“. Waktu itu saya diam
saja, dia ngeloyor pergi, akhirnya dia kembali lagi
kepada saya sambil menanyakan: “bapak tadi
mengatakan apa kepada saya?, saya jawab :
“kenapa kamu bawa barang tidak diperiksa?, kalau
kamu nglawan…., saya pukul kamu, atau kalau
ketahuan kamu bawa barang terlarang saya
laporkan polisi dan pasti akan saya proses dan
teruskan mengenai proses hukumnya ke
Pengadilan“......Ternyata cara saya ini berhasil,
dan pegawai tersebut akhirnya mematuhi perintah
saya, setiap membawa barang ke dalam diperiksa
terlebih dahulu di portir.
___________________________Aku Pegawai Penjara
48
Sebaliknya narapidana yg jumlahnya +
2500 orang telah menguasai situasi lapas, tidak
terkontrol, dan cenderung anarkhis, praktis kunci-
kunci pengaman untuk hunian tidak berfungsi dan
semua kegiatan di sektor-sektor tertentu di lapas
dikuasai oleh narapidana bukan
pegawai/petugas, sebagai contoh misalnya
besukan narapidana, bukannya pegawai yang
mengatur tetapi napi2 yang melakukan
pengawasan, dan terjadi pungutan2 oleh napi.
Inilah yang membuat saya berpikir mulai
darimana saya melangkah melakukan
pembinaan para narapidana dan pegawai
ini?.
Di Lapas Klas 1 Cipinang ini ada yang
namanya Kawabi (Korps Warga Binaan) – suatu
organisasi/ group/kelompok atau persatuan
narapidana yang semula dengan maksud dan
tujuan baik telah disalahgunakan, mereka
menguasai semua lini yang ada di lapas dari
kegiatan olahraga sampai dapur tempat memasak
___________________________Aku Pegawai Penjara
49
makanan narapidana mereka (napi) yang
menguasai – dan pegawai tidak berdaya untuk
menguasai keadaan itu - sungguh sangat ironis.
Sampai ada seorang narapidana yang
bebas, tetapi sampai 3 hari dicari tidak ada dan
setelah itu + 4 hari muncul dengan dikawal
beberapa napi dari etnis tertentu minta tebusan
uang Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Dan
tragisnya pegawai sudah tidak bisa memasukkan
narapidana/tahanan pada kamar-kamar hunian
dalam blok-blok hunian.
Saya sempat berpikir, wah… “babak belur”
lagi ini saya, setelah saya ditempatkan di Rutan
Medaeng kemudian Makasar sekarang saya diuji
lagi di Lapas Cipinang. Tetapi saya bisa membaca
situasi dan bisa mencari akar masalah yang
mendasar serta koordinasi - sekali lagi koordinasi-
dengan aparat keamanan baik polri maupun
Garnisun Ibukota, dan berkat perrtolongan Tuhan
semuanya bisa didatasi denegan lancar. Meskipun
pada saat pak Yan Takasiliang ada pelarian dan
___________________________Aku Pegawai Penjara
50
pak Asep juga ada pelarian tapi alhamdulillah pada
saat saya memimpin Lapas klas I Cipinang tidak
ada satupun narapidana yang lari, dan saya bisa
menguasai Lapas Cipinang. Dalam waktu 2 (dua)
bulan sebelum itu saya tidak bisa tidur selama 2
(dua) bulan. Kalau orang biasanya stress 1 atau 2
hari, tetapi saya mengalami “stress” sampai
hampir 6 (enam) tahun, betul-betul Tuhan
memberikan kekuatan pada saya untuk
menghadapi ini semua (bahkan sebetulnya saya di
Rutan Medaeng sudah berhenti merokok,
ditempatkan di Makasar, saya kembali merokok
lagi, berhenti lagi, ditempatkan lagi di Lapas
Cipinang – stress - merokok terulang kembali…..).
Atas beberapa kejadian-kejadian di Lapas
Cipinang ini langkah-langkah yang saya lakukan
antara lain :
1. mengembalikan wibawa petugas sebagai
pengaman, pembina dan pendidik;
2. melatih ketrampilan petugas menggunakan
senjata api, baik laras panjang mauapun
___________________________Aku Pegawai Penjara
51
pendek, olah raga (untuk kebersamaan0
dan latihan bela diri;
3. pendekatan “personal approach” kepada
para penghuni khususnya para pemuka dari
masing-masing etnis/ kelompok;
4. koordinasi yang nyata;
5. mencari akar permasalahan.
Kejadian yang tidak akan saya lupakan
adalah adanya “masa jahiliyah’’ di lapas Cipinang
pada awal saya memimpin Lapas Cipinang. Pada
waktu itu hari Kamis sore di bulan Agustus 2001,
pak Sagala (komandan jaga sore itu) lari masuk ke
ruang Kalapas melaporkan kalau di Rumah Sakit
(Lapas Cipinang) ada penyiksaan. Saya langsung
meluncur ke rumas sakit dan berusaha masuk ke
rumah sakit didampingi saudara Siswadi dan
seorang pemuka namanya Abiyono. Untuk masuk
ke rumah sakit ini saya sebagai Kalapas menglami
kesulitan, kami ditahan oleh tokoh Kawabi,
mereka mengatakan : “disini tidak ada
___________________________Aku Pegawai Penjara
52
petugass…yang ada Kawabi…”. Akhirnya kami
mengadakan kompromi dengan pemuka napi yang
lain bernama Surono. Setelah bisa masuk,
ternyata di rumah sakit telah terjadi perbuatan
“Penyaliban” (betul-betul disalib, diikat dengan
kayu dan ditempelkan di pohon dan di atas pohon
serta disiksa secara bersama-sama) terhadap 3
(tiga) orang narapidana, akhirnya setelah saya
adakan dialog dengan mereka 2 (dua) orang napi
bisa kita turunkan dan kita larikan ke rumah sakit
dengan segera dan alhamdulillah napi tersebut
tertolong jiwanya, sementara yang satu
meninggal.
Di LP Cipinang hampir semua napi (ribuan)
mempersenjatai diri dengan pedang, panah, pisau
dll. Saya perintahkan kepada narapidana/ tahanan
untuk menyerahkan senjata tajam dan
dikumpulkan, yang terjadi mereka menyerahkan
dan mengumpulkan, tetapi mereka kemudian
membuatnya lagi dari potongan-potongan pagar
besi yang ada di sekitar lingkungan lembaga
___________________________Aku Pegawai Penjara
53
pemasyarakatan. Dan sebelumnya napi dan
tahanan di LP Cipinang telah merarmpas dan
menjarah gudang milik LP cipinang yang berisi
ratusan pedang asli/ kuno peninggalan jaman
Belanda.
Menghadapi situasi yang panas, petugas
tidak berdaya serta kondisi yang amburadul,
didalam perenungan dan do’a saya, saya sempat
memohon agar saya bisa menjadi 1000
(seribu) orang yang akan mampu
mengendalikan narapidana........
Akhirnya dengan segala kemampuan yang
saya miliki dengan dibantu oleh para petugas dan
juga Kapolres Jakarta Timur bersama-sama
jajarannya – saya ingat persis waktu itu
Kapolresnya bapak Kombes Pol. Idda Gassing,
sampai beliau 24 jam HP-nya siap dihubungi
sekirarnya ada hal-hal yang mendesak - Lapas
secara perlahan bisa dikuasai kembali. Secara
keseluruhan saya menjadi Kalapas Cipinang
selama 1 (satu) tahun 10 (sepuluh) bulan, dengan
___________________________Aku Pegawai Penjara
54
2 (dua) bulan pertama menjabat saya tidak bisa
tidur. Setelah 1 tahun 10 bulan saya di Lapas
Cipinang saya dipromosikan untuk menjadi Kepala
Kantor Wilayah Sulawesi Tengah (Palu).
KEPALA KANTKEPALA KANTKEPALA KANTKEPALA KANTOR WILAYAHOR WILAYAHOR WILAYAHOR WILAYAH SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH
2002 2002 2002 2002 ---- 2004200420042004
___________________________Aku Pegawai Penjara
55
Setelah Bertugas Di LP Cipinang + 1 (satu)
tahun 10 bulan saya dipromosikan untuk
mengganti Bapak Sindhu Krisna selaku Korpas
(Koordidnator Pemasyarakatan) Jawa Timur,
beliau didpromosikan sebagai pejabat eselon I
tinggal menunggu SK dan saya juga sudah senang
kalau jadi Korpas di Jawa Timur menunggu
pensiun karena saya sudah betul-betul capai
berpikir dan “berkelahi” selama 6 (enam) tahun
berturut-turut, di Rutan Surabaya, LP Makasar
dan LP Cipinang. Kalau tetman-teman saya
sempat “stroke” karena mikir LP Cipinang (sebagai
Kalapas), saya sebetulnya juga sempat “stroke”,
tetapi hanya “lokal”. Untungnya selama di
Jakarta banyak Pijat Refleksi dan pijat tradisional,
ini yang membuat saya tertolong.
Ada berita menggembirakan buat saya
selama saya di Cipinang saya sempat mendengar
berita dari teman yang saya kenal baik bahwa
saya diusulkan pangkat luar biasa/ kenaikan
___________________________Aku Pegawai Penjara
56
pangkat luar biasa satu tingkat dari pangkat saya
saat itu dengan pertimbangan antara laiin ;
- 3 (tiga) kali berturut-turut mengamankan
dan menormalakan lagi Rutan dan LP;
- tanpa ada pelarian dan korban berarti
dalam memulihkan kembali khususnya LP
Klas I Makasar dan LP Klas I Cipinang;
- menangkap kembali pelarian LP Makasar
dengan jumlah 111 orang dan selama saya
di LP Makasar mereka berhasil ditangkap
kembali dan menyereahkan diri + 90%;
- mengembalikan wibawa dan gairah kereja
petugas LP;
- mengembalikan fungsi ‘pembinaan” napi
dan semua pelayanan masyarakat maupun
penghuni.
Mendengar kabar tersebut saya bangga dan
bahagia karena didukung oleh :
- bapak Menteri Hukum dan HAM pada waktu
itu;
___________________________Aku Pegawai Penjara
57
- bapak Sekretaris Jenderal Departemen
Hukum dan HAM;
- bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan HAM DKI Jakarta;
dan DP 3 saya oleh Bapak Kakanwil DKI Jakarta
(bapak Mardjaman), rata-rata diatas 95. Tetapi ini
semua hanya impian dan tidak terwujud,
sedangkan alasan dan pendukungnya sangat
membantu, tetapi kenapa tidak berhasil?,
tentunya ada yang kurang senang. Namun
demikian saya bangga dan bahagia, karena saya
urung menjadi Korpas Jawa Timur, tetapi saya
langsung menjadi Kepala Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan HAM Sulawesi Tengah
(Palu) – yang saya sendiri tidak pernah
membayangkan bahwa saya akan menjadi Kepala
Kantor Wilayah departemen Hukum dan HAM.
Sebagai Kepala Kantor Wilayah merupakan
tugas dan wawasan baru bagi saya yang tidak
langsung mengawasi narapidana / tahanan tetapi
lebih luas lagi sebagai kepanjangan tangan
___________________________Aku Pegawai Penjara
58
Menteri di daerah. Di sini saya banyak belajar
mengenai Pelayanan hukum, HAM, HKI, Notaris,
Keimigrasian dan lain-lain, ini semua membuat
saya harus banyak belajar dan memotivasi diri.
KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH IRIAN JAYAIRIAN JAYAIRIAN JAYAIRIAN JAYA
2004 2004 2004 2004 –––– 2222005005005005
___________________________Aku Pegawai Penjara
59
Pada waktu saya menjabat sebagai Kepala
Kantor Wilayah di Irian Jaya (Papua), waktu itu
Lapas Klas IIb yang berpenghuni + 100 – 150
narapidana 98 persen adalah narapidana OPM
(Organisasi Papua Merdeka), yang antara lain
terlibat penyerangan Kodim.
Lembaga Pemasyarakatan Abepura di
Papua , penghuni + 300 orang, penghuninya
adalah napi/tahanan kualitas tinggi OPM
(Organisasi Papua Merdeka - yang menentang
negara), dan narkoba. Di tengah kondisi penghuni
lapas yang demikian, Kalapasnya kurang
bertanggungjawab karena sering semaunya
sendiri mengeluarkan baik napi maupun tahanan,
malah yang dikeluarkan tidak ada yang kembali,
sepertinya malah disuruh lari atau dilarikan yang
akhirnya mendapatkan sorotan tajam oleh
masyarakat atau pemda setempat. Waktu
pelantikan saya sebagai Kakanwil Irian sambutan
bapak gubernur sangat “mencengangkan” saya ,
karena sambutan pokok beliau intinya mengkritik
___________________________Aku Pegawai Penjara
60
Lapas Jayapura dimana Kalapas maupun
personilnya semaunya sendiri mengeluarkan
napi/tahanan dan napi/tahanan ini kalau
dikeluarkan selalu membuat masalah di
masyarakat. Waktu itu yang menghadiri sebagai
saksi dari pejabat eselon 1 Departemen hukum
dan HAM adalah mantan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan yang saat itu menjadi Staf Ahli
Menteri (Bapak Taher Abdullah), beliau begitu
seksama mencermati pidato bapak gubernur
sebelum beliau kembali ke Jakarta, saya diberi
pesan-pesan khusus supaya segera menangani
apa yang menjadi sorotan baik masyarakat
maupun pemerintah daerah setempat. Ini
menjadikan saya teringat kembali tugas-tugas
saya sewaktu menjadi Kalapas Surabaya,
Makassar, dan Cipinang, akhirnya saya seperti
back to basic (bukan Kakanwil tetapi
berkecimpung lagi dengan dunia
pemasyarakatan). Waktu itu saya langsung sidak
(inspeksi mendadak) di Lapas Abepura dan setelah
___________________________Aku Pegawai Penjara
61
saya cermati, ternyata Kalapas memberikan
contoh yang kurang baik terhadap pegawainya,
dimana seorang Kalapas sering mengeluarkan napi
maupun tahanan tanpa prosedur yang benar
(semaunya sendiri), yang akhirnya contoh seperti
ini diikuti oleh pegawai – pegawai di bawahnya.
Inilah yang menjadi prioritas utama saya untuk
membenahi salah satu Lapas di Irian.
Setelah mengadakan pendekatan-
pendekatan - Kalapas ditunjang dengan isterinya
masih semaunya sendiri - akhirnya saya
mengusulkan supaya Kalapas diganti dan saya
memberikan masukan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan bahwa tidak pantas apabila dia
menjadi Kalapas (sebaiknya menjadi Kabid di
Kanwil). Tetapi apa yang terjadi Pak Darsono
(Kalapas), tidak menjadi Kepala Bidang tetapi
menjadi Kalapas di Kendari dan yang
bersangkutan sudah menunjukan SK kolektif
kepada saya. Melihat itu saya perduli, saya
berangkat ke Jakarta agar Pak Darsono tetap
___________________________Aku Pegawai Penjara
62
menjadi Kepala Bidang (saya banyak membawa
bukti-bukti dalam memimpin lapas) – karena dia
tidak bisa memimpin lembaga pemasyarakatan.
Saya menghadap pak Sekretaris Jenderal
departemen Hukum dan HAM pada waktu itu
(Hasanudin) dan Sekretaris Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan, akhirnya pak Darsono menjadi
Kepala Bidang (Pemasayrakatan) di Kalimantan
Selatan. Posisi Kalapas Jayapura diganti oleh Joni
Priatno.
Selain itu (sebelum saya dilantik Kakanwil
Irian) ada masalah Lapas Wamena (yang berada
di gunung Mulia- Irian), daerah yang sangat
rawan terhadap gangguan keamanan, terutama
yang menentang NKRI, tempat persembunyian
anggota OPM, secara otomatis penghuninya
adalah orang-orang yang menentang NKRI, yaitu
antara lain Kepala OPM. Disini Lapas yang
kapasitasnya 300, isinya pada waktu itu sekitar
120 orang dari 120 orang itu 95% adalah pelaku-
pelaku yang menentang NKRI dan yang paling
___________________________Aku Pegawai Penjara
63
berat diantara penghuni itu sebanyak 12 orang
karena melakukan penyerangan dan pembunuhan
anggotra Kodim Wamena, sekaligus merampas
senjata. Setelah melalui proses persidangan yang
bersangkutan ditempatkan di Lapas Wamena
dengan pidana antara 15, 20 dan seumur hidup.
Karena situasi Lapas dalam segi keamanan kurang
mendukung dan sudah seharusnya kalau napi
dengan hukuman seumur hidup harus di Lapas
Klas I, maka Kalapas Wamena mengajukan ke
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui
Kantor Wilayah untuk memindahkan 10 orang napi
OPM tersebut ke Lapas Klas 1 Makassar. Setelah
melalui prosedur dan persyaratan yang cukup,
Lapas Wamena mendapatkan dropping dana
untuk memindahkan 10 napi tersebut dari
Wamena Ke Lapas Klas 1 Makassar. Ijin sudah
turun dan uang sudah ada, tetapi tidak bisa
dilaksanakan (mengingat kemananan) karena
Kakanwil Jayapura dan Kalapas tidak tahu harus
___________________________Aku Pegawai Penjara
64
berbuat apa dan bagaimana. Peristiwa ini terjadi
tahun 2003.
Tahun 2004 setelah saya menjadi Kakanwil
di Irian, Kalapas Wamena menghadap saya untuk
membicarakan masalah pemindahan itu karena
Kalapas ini melaporkan selalu mendapatkan
ancaman, dan pegawainya sangat minim dan
penghuni sangat berbahaya (pegawai sering tidak
masuk dan mabuk). Akhirnya saya membantu
untuk melaksanakan pemindahan tersebut dan
berkoordinasi dengan pihak Auri (dengan
memberikan pinjaman pesawat terbang), dengan
mengganti biaya aftur pesawat. Untuk
memindahkan 10 orang ini ke pesawat hercules
mengalami kesulitan karena banyak hambatan
dari masyarakat. Akhirnya pesawat sudah
berangkat dengan transit di Biak untuk mengisi
bahan bakar pesawat, tetapi alangkah kagetnya
pesawat masih dalam perjalanan dari Wamena ke
Biak dan pesawat arus bermalam di Biak, rumah
jabatan Kepala Kantor Wilayah Departemen
___________________________Aku Pegawai Penjara
65
Hukum Dan HAM di Jayapura didatangi 3 (tiga)
truck orang-orang dari Wamena untuk menuntut
supaya 10 (sepuluh) orang tersebut dikembalikan
lagi ke Wamena (tidak diperbolehkan dipindah ke
Makassar). Lebih gilanya lagi bahwa teror ini tidak
saja dilakukan oleh orang2 dari Wamena tetapi
dari LSM-LSM (yang menurut perkiraan saya
dikendalikan oleh LSM asing). Karena situasi yang
sangat mencekam dan pegawai Kantor Wilayah
hanya ada 1 (satu) orang yg bisa mem-backup
saya, keputusan saya : isteri dan anak (satu-
satunya anak saya yang ikut ke Irian) saya suruh
lari dan membawa pakaian, tetapi isteri saya
justru menyarankan agar saya saja yang lari –
karena anak saya sakit -. Saya dihandle oleh
Kepala Divisi Pemasyarakatan dan Kepala Divisi
Keimigrasian (Prabowo dan Hari Setiyawan) di dua
tempat, oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan
ditunggu pakai motor, dan Kepala Divisi
Keimigrasian dengan mobil, saya dilarikan ke
Polda dan membuat laporan apa adanya mengenai
___________________________Aku Pegawai Penjara
66
kejadian tersebut. Dan Kapolda sudah
mengantisipasi mengenai kejadian tersebut. Oleh
karena itu Polda mengamankan keadaan di rumah
maupun di kantor. Setelah menginap di Polda saya
kembali ke kantor. Akhirnya saya menghadapi
dengan melayani LSM dan sebagian masyarakat
Wamena asal tidak ada tindakan anarkhis, dengan
memberikan penjelasan bahwa penempatan ini
sudah sesuai dengan prosedur. Karena penjelasan
saya cukup meyakinkan bagi LSM dan masyarakat
wamena. Atas perintah bapak Mardjaman dan
saya selaku mantan Kalapas Makassar saya tengok
10 orang pindahan dari Lapas Wamena, dan saya
beri penjelasan bahwa di Lapas Klas 1 sarana
prasarana pembinaan lebih lengkap, jadi disinilah
tempat paling baik bagi napi dengan hukuman
tinggi. Setelah melalui beberapa tahapan akhirnya
mereka sadar dan berbuat baik dan saat ini masih
menghuni Lapas Makassar dan telah mendapat
remisi berulang-ulang. Selanjutnya setelah
menjalani tugas di Irian lebih kurang 7 bulan
___________________________Aku Pegawai Penjara
67
saya diberitahu oleh pimpinan Departemen bahwa
saya akan dipindahkan ke Jawa Tengah. Akhirnya
pada bulan April 2005 saya mendapat SK mutasi
tugas di Kanwil Jateng. Saya bangga karena saya
diantar oleh rekan-rekan, bahkan Kapolda Irian
Jaya (Dody Sumantyawan – sekarang Kapolda
Jawa Tengah) mengantar sampai di Bandara.
KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH JAWA TENGAHJAWA TENGAHJAWA TENGAHJAWA TENGAH
April 2005 April 2005 April 2005 April 2005 –––– April 2007April 2007April 2007April 2007
___________________________Aku Pegawai Penjara
68
uat saya yang paling mengesankan di
Jawa Tengah adalah, bahwa setelah
saya banyak berkecimpung di dunia
pemasyarakatan, di dua Kantor Wilayah (Palu dan
Irian), Setelah berada di Kanwil Departemen
hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah saya
sebetulnya agak terkejut dengan beban tugas
yang harus dihadapi tiap hari. Karena tugas-tugas
pemasyarakatan di Jawa Tengah untuk
pemasyarakatan saja dengan 63 unit pelaksana
teknis pemasyarakatan (2 Lapas Klas I) adalah
sampai ke pulau (lapas) nusakambangan, sebagai
tempat penyangga dari pemasyarakatan DKI
Jakarta dan Jawa Timur (untuk narapidana
dengan hukuman tinggi), belum tugas-tugas di
bidang yang lain.
Disamping tugas-tugas di bidang
pemasyarakatan juga tugas-tugas di bidang
keimigrasian dengan 6 (enam) Kantor Imigrasi.
Lebih-lebih lagi mengenai tugas dari Divisi
Pelayanan Hukum dan HAM, dan kalau boleh saya
B
___________________________Aku Pegawai Penjara
69
katakan bahwa pekerjaan divisi ini sangat
menyita waktu dari hari ke hari. Hal ini karena di
Kanwil Jawa Tengah kegiatan di Divisi Pelayanan
Hukum dan HAM sangat padat sekali, apalagi
dengan dilimpahkannya tugas-tugas dari pusat
mengenai pelayanan hukum umum.
Di bidang kenotariatan, saya telah melantik
sejumlah 24 Majelis Pengawas Daerah Notaris di
Jawa Tengah dan hampir setiap bulan saya
melaksanakan kegiatan pengangkatan sumpah
notaris baru. Untuk bidang Hak Asasi Manusia
(HAM) saya telah mengukuhkan Panitia Ranham di
setiap daerah kabupaten/ kota sebanyak 30 (tiga
pulluh) Kabupaten/ Kota.
___________________________Aku Pegawai Penjara
70
Pelantikan Kepala Kantor Wilayah Jawa Tengah
Pelantikan Anggota Majelis Pengawas Notaris Propinsi Jawa Tengah
___________________________Aku Pegawai Penjara
71
DALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATANDALAM BERBAGAI KEGIATAN
Pengambilan Sumpah Jabatan Notaris
Pelantikan Anggota Majelis Pengawas Daerah Notaris Jawa Tengah
___________________________Aku Pegawai Penjara
72
Kunjungan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum Dan HAM Di LP Wanita Semarang
Kunjungan Anggota Komisi III DPR RI Di LP Wanita Semarang
___________________________Aku Pegawai Penjara
73
Pelantikan Pejabat Eselon III / IV Di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan
HAM Jawa Tengah
___________________________Aku Pegawai Penjara
74
Kegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugasKegiatan Olah Raga Menjelang Purna tugas
Tumpeng Ulang Tahun ke 60 (10 Maret 2007)
___________________________Aku Pegawai Penjara
75
GAGASANGAGASANGAGASANGAGASAN DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI DAN KIAT SEBAGAI PEGAWAI PEGAWAI PEGAWAI PEGAWAI PENJARAPENJARAPENJARAPENJARA
Ada beberapa gagasan dan pemikiran saya
sehubungan dengan bidang pemasyarakatan yang
hadapi selama kurang lebih 39 tahun :
- kesejahteraan pegawai/ petugas perlu
diperhatikan agar mereka termotivasi untuk
melakukan pengawasan dan pembinaan;
- perlunya peningkatan sarana dan prasarana
di lembaga pemsyarakatan guna
mendukung kegiatan pengawasan dan
pembinaan narapidana/ tahanan di
lembaga pemasyarakatan.
Kiat saya selama menghadapi berbagai
permasalahan menghadapi keadaan yang sudah
“mapan” dalam konotasi negatif, maka saya akan
melakukan :
- pendekatan secara personal dan persuasif,
saya dekati mereka, saya ajak bicara dan
mencoba mencari duduk permasalahan
yang sebenarnya;
___________________________Aku Pegawai Penjara
76
- koordinasi dengan beberapa instansi
terkait;
- kepada pegawai/ petugas saya akan
melakukan tindakan yang tegas, apabila
mereka bekerja tidak sesuai dengan
prosedur.
___________________________Aku Pegawai Penjara
77
PERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTEPERSONAL QUOTE
� saya selalu punya prinsip bahwa tidak ada masalah
di dunia ini yang tidak dapat diselesaikan, hanya
dengan kemauan maka kita akan dapat
menyelesaikan masalah yang kita hadapi
� menghadapi permasalahan di pemasyarakatan
rasanya saya ingin menjadi seribu orang, yang bisa
bersama-sama mengatasi masalah
� sekali melangkah, teruskan langkahmu, dan jangan
pernah ragu
� jalani hidup ini dengan apa adanya, maka semua
akan lancar
� hidup itu tidak usah “ngoyo”, yang ada di hadapan
kita itu yang harus kita kerjakan
� berpikirlah mudah, maka semuanya akan menjadi
mudah
MEREKAMEREKAMEREKAMEREKA BICARABICARABICARABICARA
___________________________Aku Pegawai Penjara
78
TENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SHTENTANG NGUSMAN, BC.IP., SH::::
DIREKTUR JDIREKTUR JDIREKTUR JDIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATANENDERAL PEMASYARAKATAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
((((Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.Dra. MARDJAMAN, Bc.IP.))))
Awal saya mengenal sosok Sdr. Ngusman,
adalah pada waktu beliau ditugaskan di Rutan
Medaeng Surabaya pasca “Pemberontakan
Penghuninya” menjelang saya mengakhiri tugas
sebagai Kepala Lapas Kalisosok surabaya
beberapa bulan kemudian. Pengamatan beberapa
bulan itu meyakinkan saya bahwa saudara
Ngusman dengan komitmennya akan berhasil
menertibkan Rumah Tahanan Negara (Rutan)
___________________________Aku Pegawai Penjara
79
Medaeng melalui pembenahan yang mendasar
terutama di kalangan para petugasnya.
Oleh karenanya saya tidak heran kalau
kemudian yang bersangkutan mendapat tugas
membenahi Lapas Klas I Makassar yang tengah
bergejolak. Dan dari jakarta saya selaku direktur
Rumah Tahanan Negara Direktorat Jenderal
pemasyarakatan, memonitor terus gerak
langkahnya dalam membenahi Lapas Klas I
Makassar, sekali lagi dengan komitmen dan
ketegasannya yang khas.
Uniknya, pada awal tugas barunya –
membenahi lagi- Lapas Klas I Cipinang Jakarta
yang rusak komplikatif, saya “menyusul” ke
Jakarta dalama tugas sebagai Kepala Kantor
Wilayah Departemen Kehakiman DKI Jakarta, dan
di sana kami bahu membahu bersama aparat
Kepolisian RI memulihkan kondisi Lapas Klas I
Cipinang, Lapas terbesar di Indonesia pada saat
itu.
___________________________Aku Pegawai Penjara
80
Sampai akhir masa baktinya pada akhir
Maret 2007 tidak ada yang berubah pada dirirnya,
komitmennya, semangatnya, nada suaranya,
sampai kepada sayangnya terhadap ayam-ayam
dan burung peliharaannya.
Semoga dalam menjalani hidup yang utuh
bersama keluarga dan teman-temannya lebih
tergambar arif dan bijaknya. Amien.
___________________________Aku Pegawai Penjara
81
KEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAHKEPALA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIADEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
PROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAHPROPINSI JAWA TENGAH (Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP.,(Dra. UNTUNG SUGIYONO, Bc.IP., MMMMMMMM))))
Saya mengenal beliau sejak saya belum
masuk AKIP, berawal dengan perkenalan tersebut
mendorong diri saya untuk dapat masuk menjadi
taruna AKIP. Dengan postur tubuh yang saat itu
masih sangat ideal dan dibarengi dengan
kemampuan serta hobby olah raga (sportifitas
tinggi), dalam meretas karier jabatannya tidak
semua orang dapat mengikuti jejak beliau.
Berbekal ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepercayaan diri serta sportifitas tersebut beliau
berhasil menyelesaikan masalah-masalah yang
pelik di jajaran pemasyarakatan khususnya dalam
___________________________Aku Pegawai Penjara
82
menata Lembaga-lembaga Pemasyarakatan yang
saat itu bergejolak (pemberontakan dan
pembakaran). Dalam kehidupan sehari-hari beliau
selalu memperhatikan hubungan silaturahmi baik
dengan rekan-rekan seprofesinya maupun dengan
adik-adik kelasnya, termasuk dengan saya sendiri.
Sejak awal mulai beliau bertugas sampai dengan
saat ini masih tetap ajeg berjalan, beliau tetap
menjalin komunikasi yang baik dan tidak henti-
hentinya memberikan motivasi dan pesan agar
selalu kerja dengan baik dan memikirkan
kepentingan organisasi.
Sangat sulit untuk mencari figur dan
karakter seperti beliau yang berani dan tegas
dalam menghadapi masalah yang terkait dengan
tugas-tugas yang rumit dan membahayakan.
___________________________Aku Pegawai Penjara
83
IBUIBUIBUIBU YULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMANYULIANA NGUSMAN (Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)(Pendamping Perjalanan Karir)
elama mendampingi perjalanan karir
bapak sampai memasuki masa pensiun
ini banyak suka dan duka yang saya lewati
bersama beliau, tetapi suka maupun duka ini
selalu kita nikmati bersama. Saya juga merasakan
bahwa selama beliau menjalankan tugas, selalu
ditempatkan di daerah-daerah yang rawan konflik
(narapidananya), tetapi saya selaku isteri selalu
memberikan support kepada beliau tanpa
bermaksud ikut campur dalam urusan pekerjaan.
Selain saya sebagai anggota Dharma
Wanita saya juga karyawati, buat saya ini tugas
yang sangat berat juga saat mendampingi beliau.
Pak Ngusman adalah tipe orang yang tidak bisa
‘pisah” dengan keluarga, sehingga kemanapun
beliau bertugas saya harus selalu mendampingi.
Untuk masalah ini ada suatu kejadian saat surat
pindah tugas saya (dalam rangka mengikuti
kepindahan beliau juga) baru turun, bapak sudah
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
84
dipindahtugaskan lagi, dan yang menguntungkan
adalah karena saya masih satu atap di
Departemen Hukum dan HAM maka surat tugas
saya diproses lagi supaya tetap bisa mengikuti
tugas suami (karena pada prinsipnya “Tertib
Keluarga” dalam menjalankan tugas juga harus
dipatuhi).
Selama saya mendampingi beliau, kami
pernah ditugaskan di daerah yang sangat terpencil
yaitu daerah Pangkep, Sulawesi Selatan. Di
daerah ini pak Ngusman ditugaskan selama 10
(sepuluh) tahun dengan kondisi iklim yang
sangat “parah”, kalau musim panas sangat panas
sekali, kalau musim hujan sampai banjir dan selalu
air banjir ini masuk ke rumah. Pada saat itu
anak-anak masih kecil (kelas 4 SD, 2 SD, 1 SD dan
yang terkecil baru berumur 4 tahun).
Kemudian tugas dilanjutkan ke Kabupaten
Polemas (Polewali Mamasa) Sulawesi Barat,
yah.... ini memang resiko dari isteri pegawai yang
sudah mengangkat sumpah untuk mematuhi
___________________________Aku Pegawai Penjara
85
apabila ditugaskan dimana saja. Puncak karier
bapak memang diawali dari memimpin Rumah
Tahanan Klas I Medaeng Surabaya pada tahun
1997.
Saat mengawali karier di Rutan Medaeng,
keadaan kantor yang sudah tidak berbentuk
(karena terbakar), sarana dan prasarana yang
“tinggal” seadanya, kami sempat tidur “melantai”
(tidur beralaskan lantai). Disini saya sebagai isteri
pimpinan selain saya harus support pak Ngusman
saya juga harus menjaga situasi kondusif untuk
isteri-isteri pegawai yang tergabung dalam
organisasi Dharma Wanita Rutan Medaeng.
Selanjutnya setelah dua setengah tahun
menjalani tugas sebagai Kepala Rutan Klas I
Medaeng, bapak kembali mendapatkan tugas di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makasar yang
menurut beritanya juga terjadi konflik sehingga
banyak napi yang lari. Di Lapas Makasar yang
menurut ceritanya orang-orangnya
bertemperamen “tinggi”, saya tanpa
___________________________Aku Pegawai Penjara
86
sepengetahuan bapak selalu berdo’a agar bapak
diberi kekuatan dalam menghadapi permasalahan
yang terjadi didalam pekerjaan baik secara intern
pegawai maupun menghadapi narapidana.
Dari sisi organisasi dharma wanita di Lapas
Makasar suasana sangat kondusif. Saya sebagai
isteri Kepala Lapas selalu berusaha untuk tidak
ikut campur dalam permasalahan yang dihadapi
bapak. Saya selalu menjaga agar bapak supaya
lebih tenang dan selalu mendorong dengan do’a
setiap lepas dari jam 12 malam, agar kami semua
diberi perlindungan dalam menjalankan tugas
yang merupakan amanat yang diberikan kepada
bapak.
Baru menjalankan tugas di Lapas Makasar,
bapak sudah mendapat tugas baru lagi di Lapas
Klas I Cipinang di Jakarta. Oh.. ya selama saya
mendampingi bapak menjalankan tugas saya
tidak punya pembantu di rumah, jadi ya...saya
merangkap untuk semuanya, dan saya cukup
nyaman bisa mengerjakan semuanya sendiri.
___________________________Aku Pegawai Penjara
87
Nah...tugas berat menunggu di Lapas Cipinang ini
dimana Lapas Cipinang waktu itu baru mendapat
sorotan publik. Di rumah dinas saya ditemani oleh
beberapa anak-anak AKIP (Akademi Ilmu
Pemasyarakatan) yang cukup meramaikan rumah
saya dan saya merasa aman dan nyaman tinggal
bersama mereka. Mental saya sebagai isteri
pegawai juga diuji disini, saya harus selalu support
bapak agar tenang dan selalu siap berhadapan
dengan masalah-masalah yang ada di kantor.
Kebiasaan saya berdo’a tengah malam lepas dari
jam 12 malam tetap saya jalankan, lebih-lebih
saat bertugas di Lapas Cipinang ini.
Ada kejadian lucu dan menegangkan
campur mengharukan saat saya mendampingi
pindah tugas beliau, saya pernah ketinggalan
pesawat (bener-bener ketinggalan!!...) saat akan
mendampingi bapak untuk pelantikan sebagai
Kepala Kantor Wilayah Papua (Irian Jaya). Kenapa
saya bilang lucu? Karena saya mikir kok bisa-
bisanya saya ketinggalan pesawat, ini hal yang
___________________________Aku Pegawai Penjara
88
tidak pernah terjadi, sampai-sampai saya
memohon supaya pesawat yang akan saya
tumpangi suruh balik sebentar untuk ngangkut
saya. Akhirnya saya pesan tiket pesawat lain
dengan keberangkatan sesudah dari pesawat
pertama yang akan saya tumpangi tadi,
menegangkan karena selama berpindah
pesawat, handphone saya matikan, saya yakin
bapak pasti akan marah dengan kejadian ini dan
benar bapak menunggu saya di bandara Makasar,
setelah pesawat yang rencananya saya tumpangi
mendarat di bandara Makasar bapak tidak
menemukan saya, wah.... bapak langsung minta
supaya orang-orang mencari keberadaan saya
dimana?, akhirnya saya mendarat di bandara
Makasar dengan pesawat pengganti yang saya
tumpangi, dan saya ketemu dengan pak Ngusman
di bandara Makasar, selanjutnya mengharukan
karena kami bisa bersama-sama melanjutkan
perjalanan ke Papua untuk mengikuti pelantikan
sebagai Kepala Kantor Wilayah Papua (Irian jaya).
___________________________Aku Pegawai Penjara
89
Buat saya, bapak ini orangnya keras tetapi
sebenarnya hatinya lembut dan apa adanya.
Beliau selalu ingin menyelesaikan masalah
dengan segera, tanpa ditunda-tunda. Saya
berharap dalam memasuki masa pensiun ini
hidup kami menjadi lebih tenang dan bermanfaat
bagi lingkungan kami. Dan kami tetap diberi
kekuatan dan kesehatan untuk bersama-sama
menjalankan hobi yang sama yaitu olah raga.
___________________________Aku Pegawai Penjara
90
KASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADAKASUBDIT BINGTEK GASPAM PADA DIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIBDIREKTORAT BINA KAMTIB
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATANDIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
((((DEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, BcDEDI KARNELI, Bc.IP., SH., MM.IP., SH., MM.IP., SH., MM.IP., SH., MM))))
aya mengenal Pak Ngusman waktu
beliau menjadi Kepala Lapas Klas I
Cipinang Jakarta, waktu itu saya sebagai Kepala
Bidang Pembinaan Narapidana pada Lapas Klas I
Cipinang. Selama saya mendampingi beliau
menjadi Kalapas klas I Cipinang ada beberapa hal
yang bisa dicontoh untuk teman-teman yang
bekerja di pemasyarakatan, antara lain adalah
pada sisi pribadi dan kepemimpinannya, menurut
saya:
1. beliau adalah sosok pribadi yang baik
dan memiliki keberanian (nyali) yang
tinggi didalam langkah dan
tindakannya;
2. eksistensinya selaku Kalapas Klas I
Cipinang pada saat itu sangat tepat,
karena Lapas klas I Cipinang dalam
S
___________________________Aku Pegawai Penjara
91
keadaan/ situasi dan kondisi yang
“kacau”, ribuan napi dan tahanan sulit
untuk dikendalikan. Lapas dibakar,
perkelahian antar penghuni yang
menjurus antar kelompok/ suku setiap
saat terjadi dengan mempergunakan
senjata tajam;
3. beliau bisa menjadi motivator yang
selalu berada di depan pada saat ada
kekacauan, dapat membangkitkan
semangat, keberanian (nyali) petugas
yang sudah mulai “luntur“ akibat
situasi dan kondisi keamanan yang
tidak terkendali .
KEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRIKEPALA RUTAN WONOGIRI
___________________________Aku Pegawai Penjara
92
(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)(SUHIRNO, Bc.IP., SH)
enurut pandangan saya, selama pak
Ngusman menjadi Kepala Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa
Tengah, beliau adalah seorang leader yang
mampu mengayomi anak buah, yang menyatu
dengan anak buah, selalu berpenampilan enerjik
dan selalu tampil di depan bilamana ada
permasalahan
Hal yang tidak bisa saya lupakan sampai
sekarang yaitu pada waktu memimpin senam
terasa dari ujung kaki sampai ujung kepala
membawa banyak manfaat, agar kondisi pegawai
tetap fit dan sehat.
Sebagai seorang leader beliau adalah orang
yang mampu meningkatkan motivasi, disiplin,
tenang dan berwibawa.
KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATILEMBAGA PEMASYARAKATAN PATI
M
___________________________Aku Pegawai Penjara
93
(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO H(Drs. ISTIYO HARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.ARSONO, Bc.IP.))))
Pak Ngusman yang saya kenal di Rutan
Medaeng Surabaya adalah pribadi yang
sederhana, lugu dan tegas. Apabila marah bia
adimana saja, di kantor, di halaman, di lapangan,
pokoknya kalau tidak berkenan bisa langsung
der...der...der..., semprot sana, semprot sini. Bagi
yang tidak tahan langsung mengkeret, tapi bagi
yang tahan akan jadi hikmah. Bagusnya beliau
tidadk pernah dendam pada siapapun meskipun
pada orang-orang yang pernah mengecewakan
beliau.
Ada kenangan lucu yang tetap saya ingat
sampai sekarang, pada saat beliau baru pindah
tugas daei Lembaga Pemasyarakatan polewali
Mamasa (Polmas) ke Rumah Tahanan Medaeng,
saat itu dari bandara Juanda kami jemput dan
menginap di salah as tu hotel dekat Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jawa Timur. Paginya beliau datang ke
Rutan Medaeng dengan perasaan kesal, kecewa
___________________________Aku Pegawai Penjara
94
dan sedikit marah, apa pasalnya? Ternyata pada
saat beliau mandi di kamar hotel dan keluar kamar
mandi uangnya hilang “dikuras” orang. Beliau
mencurigai pelayan hotel yang masuk kamar.
Inilah pengalaman pak Ngurman “dikerjain” orang
Surabaya.
Ada hal yang mengesankan lagi dari pribadi
beliau, yaitu hormat dan taat pada pimpinan/
atasan, familiar pada teman-teman dan bawahan,
berjiwa penolong dan selalu pasang badan demi
kebaikan.
Itulah sepintas kenangan yang dapat saya
sampaikan walaupun sebenarnya masih banyak
sisi lain yang menarik diceritakan.
KEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASKEPALA LEMBAGA PEMASYYYYAAAARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBARAKATAN NARKOBA CIPINANG CIPINANG CIPINANG CIPINANG ---- JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA
___________________________Aku Pegawai Penjara
95
(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)(WIBOWO JOKO S, Bc.IP., SH, MM)
Pak Ngusman adalah sosok
pimpinan yang saya kagumi
dari sisi ketegaran,
keberanian dan komitmen
beliau. Saya pernah menjadi
anak buah beliau di Lapas Klas I Cipinang Jakarta.
Cipinang pada saat itu dalam situasi yang hiruk
pikuk, kebakaran, pemberontakan. Dan ternyata
beliau ini di pemasyarakatan kelihatannya
memang spesialis daerah yang baru dalam
keadaan yang tidak stabil beliau masuk, dan
hasilnya memuaskan, dalam arti keadaan normal
kembali.
Tempat-tempat seperti Surabaya, Makasar
dan Cipinang, saya juga mengikuti (menjadi anak
buah) di tempat-tempat yang pernah diduduki
beliau (sebagai pimpinan). Di Cipinang pada
umumnya karyawanpun kagum dengan beliau,
bahkan sampai sekarang dalam keadaan umur 60
___________________________Aku Pegawai Penjara
96
tahun ini kondisinya masih fit, saya tadinya tidak
menyangka bahwa ternyata akhir April ini beliau
sudah memasuki masa purna tugas.
Untuk pak Ngusman saya mengucapkan
sukses dan sehat-sehat saja setelah memasuki
masa pensiun ini. Kami akan mengikuti jejakmu
dalam memimpin dan membina para narapidana
dan tahanan.
KEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBAKEPALA RUTAN SALEMBA ---- JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA
___________________________Aku Pegawai Penjara
97
(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)(BAMBANG SUMARIYONO, Bc.IP., SH, MSi)
Saya mengenal beliau karena
saya pernah sebagai Kepala
Rutan Medaeng. Dan di Rutan
Medaeng Surabaya saya
mendengar segala kiprah
beliau di Rutan Medaeng dari rekan-rekan staf di
Rutan Medaeng dan ternyata sangat luar biasa.....,
beliau tidak segan-segan kalau ada permasalahan
langsung turun tangan sendiri, bukan tidak
percaya dengan anak buahnya, tetapi pada intinya
ingin membantu menyelesaikan permasalahan,
karena hampir tiap hari ada permasalahan dan
sangat kompleks sekali. Dan beliau tidak
sungkan-sungkan untuk jalan-jalan ke blok-blok
meninjau penghuni.
Hampir setiap harinya sebelum
melaksanakan tugas di Rutan beliau akan
berputar dulu ke seluruh dan keliling kantor, baru
jam 10.00 masuk ruangan, nanti siang turun lagi
dan keliling lagi, sehingga tidak heran kalau beliau
___________________________Aku Pegawai Penjara
98
ini juga mengenal tokoh-tokoh narapidana/
tahanan di blok-blok, jadi itu salah satu
kehebatan beliau – tidak hanya menyuruh saja,
tetapi juga memberikan contoh.
Bahkan waktu di Cipinang (kebetulan saya
juga pernah di Cipinang) beliau sampai tidur di
kantor berapa hari (tidak pulang ke rumah)– di
sofapun tidak menjadi masalah/halangan
walaupun beliau pada saat itu sebagai pejabat
eselon II, pada intinya beliau ingin Cipinang itu
kembali normal kembali dan situasi menjadi
kondusif.
KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATANKEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
___________________________Aku Pegawai Penjara
99
PAREPAREPAREPARE----PARE PARE PARE PARE ---- SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN (SUPRAPTO)(SUPRAPTO)(SUPRAPTO)(SUPRAPTO)
Pada saat saya bertugas di
Lapas Klas I Makasar pak
Ngusman sebagai Kalapas-
nya dan saya tahu persis
bahwa beliau adalah seorang
pemimpin yang sangat memperhatikan dari segi
pengembangan...... Dalam mengatasi berbagai
permasalahan di kantor (Lapas) beliau mempunyai
metode, sehingga dalam menetralisir keadaan bisa
terselesaikan, terutama dengan pembentukan tim
“Buser” (buru sergap) yang sangat sukses dalam
menangkap beberapa pelarian pada waktu itu.
Selama kami bertugas di Makasar selama
18 tahun baru menemukan seorang pimpinan
yang mempunyai metode yang sangat tepat dalam
menghadapi berbagai persoalan terutama waktu
setelah terjadinya beberapa pemberontakan yang
ternyata ada provokatornya, baik provokator dari
___________________________Aku Pegawai Penjara
100
dalam (narapidana/tahanan) maupun dari
petugas. Menurut pandangan kami pelaku-pelaku
itu oleh beliau direkrut untuk diajak menjadi baik,
dan akhirnya orang-orang tersebut menjadi orang
yang baik dan bahkan menjadi tokoh.
Metode yang beliau terapkan sangat jitu
terutama untuk menangani para narapidana yang
sudah lari, termasuk narapidana pemberontak
yang bernama Palalo, penjahat kelas kakap, yang
berkali-kali masuk lapas, dan berkali-kali juga
melarikan diri. Dia ini yang melakukan
pemberontakan, pembakaran dan juga melakukan
pelarian, dia menantang semua aparat, baik
kepolisian maupun petugas siapapun dan dari
manapun, dia katakan bahwa “…tidak ada satupun
petugas yang berani menangkap saya…”. Dan
selanjutnya ada informasi dan laporan mengenai
keberadaan Palalo ini dari aparat kepolisian,
kebetulan aparat kepolisian ini juga termasuk
pihak yang dirampok oleh Palalo, laporan masuk
ke pak Ngusman, beliau langsung memberikan
___________________________Aku Pegawai Penjara
101
perintah untuk menelusuri dan berkoordinasi
dengan aparat kepolisian sampai aparat desa,
ternyata tidak semudah yang dibayangkan,
petugas lapas mendapat perlawanan dari pihak
Palalo, petugas akan dibunuh dengan
golok/parang yang panjang, terpaksa dia kami
lumpuhkan sampai hancur kakinya dan
diamputasi. Setelah itu beliau menghimbau
kepada para pelarian yang masih belum
menyerahkan diri agar segera menyerahkan diri,
dan ketika itu banyak sekali yang menyerahkan
diri baik melalui surat (terlebih dulu), melalui
kepala desa, telpon, dan ini sangat luar biasa,
karena hampir 90% (dari 150-an) narapidana
yang lari bisa kembali, sisanya ada yang dalam
masa penangkapan melawan petugas dan tewas
dalam perlawanan dengan petugas atau
meninggal karena sakit dan yang keluar daerah.
Sehubungan dengan berakhirnya masa
tugas bapak Ngusman, kami tetap berharap agar
beliau dapat memberikan motivasi pada kami yang
___________________________Aku Pegawai Penjara
102
masih muda, agar keberhasilan beliau bisa kami
warisi. Dan selamat menjalani masa purna tugas
dengan aman, tenteram, dan sejahtera bersama
keluarga.
___________________________Aku Pegawai Penjara
103
KEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAHKEPALA BAGIAN UMUM KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN (MAKASAR)(MAKASAR)(MAKASAR)(MAKASAR)
(JUNAEDI)(JUNAEDI)(JUNAEDI)(JUNAEDI)
Ketika itu LP Makasar tahun
1999 terjadi pemberontakan
dan pembakaran, pada saat itu
Departemen Kehaminan dan
HAM berkesimpulan bahwa
harus ada seorang Kalapas yang memimpin
Lembaga Pemasyarakatan yang bisa dan mampu
menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada
di Lapas Klas I Makasar. Pada saat itu saya
sebagai Kepala Seksi di Lapas Klas I Makasar.
Kedatangan pak Ngusman pada saat itu
langsung mengambil langkah-langkah untuk
menormalisasi Lapas Klas I Makasar. Langkah
yang beliau ambil sangat bagus, yaitu beliau
mempunyai program pembenahan, penertiban,
dan peningkatan. Pembenahan dilakukan karena
waktu itu LP Klas I Makasar hancur lebur, baik
sistem maupun sarana dan prasarana karena
___________________________Aku Pegawai Penjara
104
adanya pemberontakan yang mengakibatkan
kebakaran.
Langkah pertama dilakukan dengan
pembenahan yang sebelumnya berkonsolidasi dulu
dengan berbagai elemen yang ada baik ke dalam
maupun keluar, beliau mengambil keputusan
dengan mengatakan bahwa: “Makasar harus
dibangun........” baik untuk sumber daya manusia-
nya maupun sarana dan prasarana yang ada. Saya
lihat dari keputusan yang diambil oleh pak
Ngusman didukung oleh pegawai.
Selanjutnya dilakukan pembangunan
melalui proyek, blok-blok yang terbakar dibangun
dan dalam waktu satu tahun telah selesai.
Kemudian pembenahan dilanjutkan dengan
pendekatan personil untuk melaksanakan
penertiban, menyangkut disipilin pegawai maupun
sistem yang ada. Dalam melakukan pembenahan
pegawai ini beliau menggunakan acuan pada
ketentuan-ketentuan baik surat edaran - surat
edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan
___________________________Aku Pegawai Penjara
105
keputusan-keputusan menteri dengan mengacu
pada protap, langkah yang diambil ini ternyata
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di
Lapas Klas 1 Makasar.
Dari berbagai langkah yang diambil pak
Ngusman, saya selaku staf pada waktu itu dapat
mengambil kesimpulan bahwa kesan pertama saya
terhadap beliau adalah ketegasan didalam
mengambil keputusan, contoh : apabila ada
pegawai yang tidak mengikuti ketentuan yang
berlaku beliau langsung memanggil pegawai yang
bersangkutan dan memberikan arahan-arahan
yang tegas untuk mengikuti ketentuan, apabila
tidak mau tertib dan mengikuti peraturan yang
ada maka dia harus disingkirkan (dalam arti
dimutasikan) - karena akan menggangu sistem
yang ada, dan pendekatan yang dilakukan oleh
beliau secara personil sangat menyentuh, baik
dilihat dari level paling bawah maupun level
pejabat struktural yang ada. Pak Ngusman adalah
figur yang patut diteladani, penuh dengan
___________________________Aku Pegawai Penjara
106
ketegasan dan kesederhanaan didalam memimpin
lembaga pemasyarakatan Makasar, karena kesan
yang mendalam maka saat kepergian Pak
Ngusman karena promosi ke Lapas Klas I Cipinang
beliau sangat dirindukan oleh seluruh pegawai di
Lapas Klas 1 Makasar maupun di lingkungan
jajaran luar Lapas atau jajaraan Pemerintah
Daerah.
Akhirnya kepada pak Ngusman saya
mengucapkan : “menjelang purna bakti ini
semoga segala amal bakti bapak kepada bangsa
dan negara mendapat imbalan dari Allah swt, dan
selama menjalankan purnabakti ini bapak
mendapat perlindungan dari Allah swt, rukun-
rukun bersama keluarga, panjang umur sehat
senantiasa, dan bertepatan dengan tanggal 10
Maret ini saya mengucapkan selamat ulang tahun
yang ke – 60”.
___________________________Aku Pegawai Penjara
107
KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN KEPALA BIDANG REGISTRASI DAN PERAWATAN NAPERAWATAN NAPERAWATAN NAPERAWATAN NARRRRKOBAKOBAKOBAKOBA
KANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTENKANTOR WILAYAH BANTEN (SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA(SISWADI KARYARERDJA))))
Saya mengenal pak
Ngusman sejak masih
mahasiswa (taruna AKIP)
kebetulan beliau kakak kelas
saya, waktu kuliah di AKIP
angkatan VI ini pak Ngusman menjadi idola
bersama dengan bapak Sugeng Hendrijo (Kepala
Kantor Wilayah Jawa Barat saat ini). Waktu masih
mahasiswa beliau sangat simpatik sekali, karena
performance-nya yang tinggi besar dan pendiam,
dan karena pendiamnya itulah nampak
kewibawaan dalam dirinya, beliau salah satu
fungsionaris di senat mahasiswa.
Singkat cerita waktu itu pak Ngusman
setelah lulus ditempatkan kembali pada instansi
asal (Rutan Surakarta) dan saya masih kuliah,
selanjutnya saya ditempatkan di Menado –
___________________________Aku Pegawai Penjara
108
Sulawesi Utara, lama saya tidak mendengar kabar
tentang pak Ngusman ini, tahu-tahu dapat kabar
kalau beliau menjadi Kalapas di Lapas Klas I
Ujungpandang (Makassar).
Saya ketemu lagi dengan pak Ngusman
pada saat beliau menjadi Kalapas Klas I Cipinang,
pada saat itu suasana Lapas Cipinang dalam
keadaan “kacau”, ada pelarian teroris GAM 2 (dua)
orang, tampaknya Pusat (Departemen Hukum
dan HAM) lebih memilih pak Ngusman untuk bisa
mengatasi persoalan, karena di Cipinang waktu itu
tata kehidupan di dalam sudah dikuasai oleh
narapidana/tahanan, sehingga petugas tidak
punya kekuatan, akhirnya beliau ditunjuk oleh
Departemen untuk membuat bagaimana
memfungsikan kembali petugas dan Lapas sendiri
sebagaimana mestinya.
Waktu itu disana sangat kacau dan sangat
sulit sekali mengendalikan narapidana, bahkan
sebelum beliau disana, narapidana membawa
senjata di hadapan petugaspun tidak punya rasa
___________________________Aku Pegawai Penjara
109
takut, apalagi kalau petugas jaga malam hari
banyak yang tidak punya rasa percaya diri dalam
hal melakukan kontrol. Seandainya dilakukan
kontrolpun hanya dilakukan dengan melihat dari
luar saja, apa yang terjadi di dalam petugas tidak
bisa ikut campur. Begitu beliau datang terasa ada
kepemimpinan yang kuat.
Begitu beliau datang di Cipinang semua
pegawai di-briefing, dan tokoh-tokoh narapidana
juga di-briefing. Dengan briefing belum membuat
situasi menjadi aman, tiap hari ada perkelahian,
tiap hari ada yang luka. Dan pada puncaknya
terjadi ada narapidana yang meninggal 4 (empat)
orang, karena perkelahian antar kelompok.
Pegawai tidak ada yang berani ke tengah-tengah
kelompok narapidana yang bertikai tersebut,
beliau langsung masuk ke tengah-tengah
kelompok tersebut saya mengikuti dari belakang.
Di tengah senjata yg bertaburan beliau ke tengah
mereka, setelah beliau pulang malah saya menjadi
terkurung disitu. Setelah kejadian langsung oleh
___________________________Aku Pegawai Penjara
110
beliau diadakan semacam shock therapy kepada
para tokoh kerusuhan. Menurut beliau tokoh-tokoh
kerusuhan ini harus “diangkat” alias dipindahkan.
Setelah narapidana dipindahkan barulah diketahui
bahwa terdapat banyak ribuan senjata di dalam
blok-blok penjara. Beliau mengambil moment yang
tepat .
Kesan yang dapat saya ambil dari beliau
tadinya adalah “pendiam” , tapi ternyata dalam
diamnya itu ternyata beliau berpikir dan
mengambil langkah-langkah strategis, termasuk
dalam mengamankan Lapas Cipinang. Langkah-
langkah strategisnya banyak yang saya rasakan
dan kadang-kadang kita yang di bawah sulit
mengimbangi karena beliau selalu cepat masuk ke
dalam lingkungan kerusuhan, dimana orang-orang
lain mungkin butuh perhitungan dulu untuk masuk
ke lingkungan kerusuhan, tetapi beliau tidak –
bukan karena tanpa perhitungan, karena menurut
saya perhitungan beliau cepat sekali tidak
membutuhkan waktu yang lama.
___________________________Aku Pegawai Penjara
111
Kepemimpinan yang tegas, dulu saya
sempat beranggapan bahwa beliau mempunyai
kelemahan karena diamnya itu, tetapi setelah saya
mengikuti beliau ternyata dalam diamnya itu
mungkin mempelajari, dan orangnya sangat
memperhatikan anak buah.
Harapan saya untuk pak Ngusman setelah
memasuki masa pensiun ini, apa yang telah
diabdikan kepada lingkungan Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia hendaknya dapat
dilanjutkan di masyarakat paling tidak pemikiran-
pemikirannya (dalam bentuk yang lain) karena
justru di Departemen sendiri beliau telah memberi
warna. Begitu dia muncul langsung bisa
menunjukkan kepemimpinannya.
___________________________Aku Pegawai Penjara
112
KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KEPALA RUMAH TAHANAN KLAS IIA KLAS IIA KLAS IIA KLAS IIA PALUPALUPALUPALU SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH
(Drs. DJONI PRIATNO, Bc.IP)
Saya sangat mengenal pak Ngusman,
karena 3 fase dalam jabatan karier
saya, selalu berdekatan dengan beliau
yaitu :
1. di Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Polewali
Sulawesi Selatan pada tahun 1996 s/d 1998
(beliau sebagai Kepala Lembaga
Pemasyarakatan, saya sebagai Kepala Seksi
Binadik);
2. di rumah Tahanan Negara Klas I Medaeng
Surabaya pada tahun 1999 s/d 2000 (beliau
sebagai Kepala Rumah Tahanan Negara, saya
sebagai Kepala KP Rutan);
3. di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Papua
pada tahun 2004 s/d 2005 (beliau sebagai
Kepala Kantor Wilayah, saya sebagai Kepala
Lapas klas IIA Jayapura di Abepura).
___________________________Aku Pegawai Penjara
113
Kenangan saya bersama beliau tidak bisa
terlepaskan baik secara dinas maupun secara
pribadi, kenangan-kenangan yang tidak bisa saya
lupakan khususnya secara kedinasan (dan ini
dapat menjadi motivasi saya dalam memimpin
Rutan) antara lain :
1. beliau sangat memperhatikan sekali
terhadap hal-hal kedinasan yang menjadi
tanggungjawabnya;
2. kepentingan organisasi lebih diutamakan
daripada kepentingan pribadi;
3. jika ada permasalahan, skala prioritas
harus segera diselesaikan pada saat itu
(beliau tidak mau menunda waktu
penyelesaian);
4. beliau orangnya satria dan keberaniannya
dalam menangani Warga Binaan
Pemasyarakatan yang bermasalah sangat
luar biasa;
5. Hubungan dengan Warga Binaan
Pemasyarakatan bersih;
___________________________Aku Pegawai Penjara
114
6. dalam hal pendelegasian dan tanggung
jawab sangat jelas;
7. beliau selalu mendorong semangat anak
buah yang ingin maju (tidak pernah
mematahkan semangat anak buah untuk
maju) dan berbuat lebih baik;
8. koordinasi dengan instansi terkait/ luar
sangat baik;
9. pendekatan dengan warga binaan
pemasyarakatan sangat baik, setiap hari
meluangkan waktu untuk kontrol ke blok-
blok Warbimpas.
Dan secara pribadi, kesan saya terhadap beliau
adalah :
1. low profile, bersahaja, sangat kekeluargaan
dan sabar;
2. dalam memberikan solusi selalu tenang dan
mengena pada pokok permasalahan;
3. sangat perhatian terhadap orang perorang,
walaupun sudah berpindah tugas, selalu
___________________________Aku Pegawai Penjara
115
menyempatkan untuk telepon dan selalu
berpesan agar bekerja lebih baik.
___________________________Aku Pegawai Penjara
116
MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA MANTAN KPLP (KEPALA PENGAMANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANGPEMASYARAKATAN) CIPINANG
(JOKO ISMANTO)
Saya sebagai KPLP (Kepala Pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan) Cipinang dari Mei 2001
- Mei 2003. Selama mendampingi beliau cukup
banyak hal-hal yang bermanfaat bagi saya dan
yang tidak bisa terlupakan, diantaranya adalah
pada awal kepemimpinan beliau di Lapas Cipinang
banyak kejadian-kejadian yang diluar dugaan dan
kemampuan kami, seringnya terjadi tawur/
perkelahian antar penghuni, yaitu antara Arek
Jawa berhadapan dengan Palembang, Ambon dan
Makasar kurang lebih selama 2 bulan sebelum
beliau masuk menjadi Kalapas Cipinang.
Alhamdulillah setelah beliau masuk keadaan
berangsur-angsur menjadi baik dan terkendali,
dan saya akui bahwa beliau adalah seorang
pimpinan yang benar-benar mau terjun ke
lapangan. Apabila ada perkelahian beliau langsung
terjun melerainya, dan ini berjalan selama kurang
lebih 2 (dua bulan) awal kepemimpinan beliau –
___________________________Aku Pegawai Penjara
117
boleh dikatakan tiap hari berlangsung- akhirnya
bisa diatasi dan dikendalikan. Dan pada awal
agustus 2001 sudah tidak terjadi lagi dan petugas
bisa menguasai penghuni (selama beliau belum
masuk menjadi kalapas Cipinang, petugas
dikendalikan oleh penghuni – narapidana) dan
semua program-program yang direncanakan telah
bisa dilaksanakan dengan baik.
Pak Ngusman adalah seorang pimpinan
yang merakyat, kegiatan-kegiatan di dalam lapas
selalu dihadiri oleh beliau dan kejadian-kejadian
sekecil apapun terutama masalah keamanan dan
ketertiban selalu ditangani dan diselesaikan
dengan serius. Beliau pimpinan yang merakyat
dan sampai akhir jabatannya beliau pensiun
dengan selamat.
MANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESMANTAN KEPALA KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATANI SELATANI SELATANI SELATAN
___________________________Aku Pegawai Penjara
118
(SINDHU(SINDHU(SINDHU(SINDHU KRESNAKRESNAKRESNAKRESNA))))
Saya mengenal pak Ngusman
sejak tahun 1969 bersama-
sama mengawali karier dari
Surakarta, pak Ngusman
ditempatkan di Rumah
Tahanan Surakarta dan saya di Klaten. Dalam
kacamata saya Pak Ngusman adalah seorang
pekerja keras, hidupnya tidak pernah “ngoyo” dan
beliau melaksanakan pekerjaan dengan penuh
kegembiraan dan semangat yang tinggi, yang
sangat menarik dari perjalanan karir pak Ngusman
di Departemen Hukum dan HAM adalah beliau
selalu mendapatkan tugas-tugas yang sifatnya
“emergency“ dalam arti tugas-tugas penyelamatan
pada suatu unit (Lembaga) baik itu di Makasar,
Surabaya maupun Cipinang, bahkan sampai
menjadi Kepala Kantor Wilayah.
Dan beliau senang dan berharap apabila
generasi penerusnya dapat melaksanakan tugas
dengan penuh keikhlasan, sehingga dengan
___________________________Aku Pegawai Penjara
119
keikhlasan itulah akan tercipta suatu prestasi
yang gemilang di kemudian hari.
DAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN
NAMA : NGUSMAN, Bc.IP., SH NOMOR INDUK PEGAWAI : 040016276 TEMPAT & TANGGAL LAHIR : Surakarta, 10 Maret
1947
___________________________Aku Pegawai Penjara
120
PENDIDIKAN TERAKHIR : SARJANA HUKUM AGAMA : ISLAM PEGAWAI NEGERI SIPIL : 01 Agustus 1970 PANGKAT/GOL. RUANG/TMT : Pembina Utama
Muda (IV/c) / 01 Mei 2005
WASANA KATAWASANA KATAWASANA KATAWASANA KATA
Pak Ngusman Pak Ngusman Pak Ngusman Pak Ngusman “Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”“Berani terima tantangan”
___________________________Aku Pegawai Penjara
121
Sukses yang diraih oleh bapak
Ngusman bisa menjadi inspirasi
bagi kita semua, apalagi bagi
pegawai penjara
(pemasyarakatan). Banyak orang tidak menengok
(pada waktu itu) jika ditawari sebagai pegawai
pemasyarakatan, tetapi bapak Ngusman ini justru
memilih untuk menjadi pegawai penjara diantara
tiga pilihan pekerjaan yang lain yang lebih
“miyayeni”. Dan walaupun sampai pada puncak
jabatannya sebagai Kepala Kantor Wilayah, bapak
yang satu ini tetap berkesan dan bangga akan
pekerjaannya sebagai Pegawai Penjara (karena
selama beliau menjadi Kepala Lembaga
Pemasyarakatan tidak pernah ada napi yang
“lari”).
Kebanggaan beliau sebagai pegawai
penjara patut diacungi jempol dan menjadi
contoh bagi para pegawai penjara yang tidak perlu
merasa sebagai pegawai yang tersisihkan (hanya
___________________________Aku Pegawai Penjara
122
ngurusi narapidana yang notabene adalah “orang
bermasalah”) dan tidak bisa sukses.
Segala tantangan, dengan sukarela
dihadapinya, tanpa putus semangatnya. Bagi
bapak Ngusman suka dan duka adalah dua sisi
kehidupan yang harus dinikmati. Olahraga adalah
kesenangannya yang menjadikan beliau sebagai
orang yang sportif, enjoy dan bersemangat. Pola
hidup yang sederhana juga menjadi bagian dari
kehidupannya, ini adalah pengalaman
mendampingi perjalanan dinas bapak Ngusman,
yang selalu memilih tempat makan yang umum
dan “merakyat”.
Ya....., sudah 39 (tiga puluh sembilan)
tahun pengabdian bapak Ngusman pada
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan
ini adalah waktu yang cukup untuk membuktikan
bahwa karirnya dimulai dari nol, seorang pemain
“bon” Persis Solo yang menjadi pegawai penjara
dan pensiun sebagai Kepala Kantor Wilayah. Dan
pada waktu memasuki masa pensiun dengan usia
___________________________Aku Pegawai Penjara
123
60 (enam puluh) tahun tanggal 10 Maret 2007
yang lalu beliau masih tetap tampak fit dengan
mengikuti pertandingan Tenis Lapangan dan
Volley Ball antar Karesidenan dan diikuti pula
teman-teman dekat beliau semasa menjabat di
Makassar, Surabaya, dan Cipinang – Jakarta. Ini
menunjukkan bahwa meskipun memasuki masa
pensiun beliau masih mempunyai semangat yang
tinggi. Mudah-mudahan dapat menjadi motivasi
bagi generasi penerusnya.
Mutia Farida Mutia Farida Mutia Farida Mutia Farida