buat ptk

20
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK) JUDUL: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT STRUKTUR KALIMAT BERBENTUK TEKS PROCEDUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING DI KELAS XII SMK COKROAMINOTO KOTAMOBAGU OLEH: Faujia Paputungan, S.Pd NIP:198504262009022001 SMK COKROAMINOTO KOTAMOBAGU KOTA KOTAMOBAGU 2014 1

Upload: ghita-aulia-paputungan

Post on 20-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hfyfhv

TRANSCRIPT

Page 1: BUAT PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)

JUDUL:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT

STRUKTUR KALIMAT BERBENTUK TEKS PROCEDUR DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING DI KELAS XII SMK

COKROAMINOTO KOTAMOBAGU

OLEH:

Faujia Paputungan, S.PdNIP:198504262009022001

SMK COKROAMINOTO KOTAMOBAGUKOTA KOTAMOBAGU

2014

1

Page 2: BUAT PTK

Judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membuat

Struktur Kalimat Berbentuk Teks Prosedur Dengan Menggunakan Model

Mind Mapping”

1. Bidang Ilmu: Bahasa Inggris

2. Tim Peneliti :

1. a. Nama : Faujia Paputungan, S.Pd

b. Nip : 198504262009022001

c. Gol / Pangkat : III b / Penata Muda Tkt 1

d. Jabatan : Sekertaris Jurusan TKJ

e. Nama Sekolah : SMK Cokroaminoto Kotamobagu

2. a. Nama : Wita Bagu, S.Pd

b. Nip : 198108062009012002

c. Gol / Pangkat : III b / Penata Muda Tkt 1

d. Jabatan : Guru

3. Lokasi Penelitian : SMK Cokroaminoto Kotamobagu

4. Waktu Penelitian : 1 Juli – September 2014

5. Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)

2

Page 3: BUAT PTK

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menyongsong era globalisasi yang semakin ketat menuntut setiap bangsa di dunia

ini untuk mempersiapkan diri dalam berkompetisi dalam menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK adalah melalui pendidikan, baik formal

maupun non formal. Sehingga tidaklah mengherankan jika masalah pendidikan merupakan salah

satu prioritas utama  yang harus diutamakan dalam meningkatkan pembangunan suatu bangsa

termasuk Indonesia.

Bahasa Inggris yang merupakan bahasa  Internasional mempunyai peranan yang sangat

penting. Selain sebagai alat komunikasi antar penutur, juga penghubung antar bangsa dan

sebagai sarana penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bahasa,

manusia bisa hidup bermasyarakat dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga merupakan alat

penggerak dan penghubung antar warga masyarakat. Untuk memahami dan mengetahui bahasa,

khususnya Bahasa Inggris, sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Pengajaran

Bahasa Inggris meliputi keempat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca

dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata

Bahasa dan Pronounciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan.

Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan Berbicara

(Speaking) serta menulis ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan

mengungkapkan dan menangkap makna adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus

dikuasai oleh siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pembelajaran berbentuk

structure dan procedure text pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara

akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks

berbentuk procedure telah penulis lakukan secara klasikal.

Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam

indikator sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi makna gagasan dalam teks essei berbentuk procedure

3

Page 4: BUAT PTK

b. Melakukan latihan cara melakukan sesuatu kegiatan sehari-hari dalam bentuk procedure.

Siswa melakukan latihan individu berbentuk procedure dan di minta untuk

mengurutkannya sesuai dengan aturan cara melakukannya dengan baik. Sesuai dengan

procedure tersebut. Contohnya siswa di ajak untuk mengurutkan cara membuat teh Serta

langkah-langkah pembuatannya dalam bahasa sendiri.

Hasil pembelajaran tersebut ternyata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM). Dari

hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan

mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan dalam mengerjakan

tugas-tugasnya. Jelas pembelajaran ini sangat tidak efektif atau dengan kata lain pembelajaran

tersebut tidak berhasil (gagal).

Gambaran di atas merupakan gambaran kegagalan terhadap hasil dan proses belajar.

Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi kegagalan

pembelajaran di atas, penulis berusaha mencari solusi. Sulusi yang di maksudkan dalam

penelitian ini adalah cara guru dalam mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi dikelas.

Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif

dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi

dan kondisi kelas. Prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)

harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok

otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan

menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

Dalam pembelajaran kompetensi dasar ini. Hanya saja penulis mencoba memadukan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Cooperative Learning.

Penulis mencoba menggunakan Metode pembelajaran Demonstrasi. Demonstrasi yang

dimaksudkan adalah dengan pendekatan metode Mind Mapping.

Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

judul, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat

Berbentuk Teks Prosedur Dengan Menggunakan Model Mind Mapping Pada kelas XII

SMK Cokroaminoto Kotamobagu.”

4

Page 5: BUAT PTK

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian yang berhubungan dengan

peningkatan hasil belajar siswa kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kemampuan belajar siswa dalam membuat struktur kalimat rendah.

2. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tidak variatif.

3. Kondisi siswa yang menganggap pelajaran Bahasa Inggris itu sangat sulit.

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan Masalah berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka

rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: ”Apakah Kemampuan Siswa

Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Model

Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu dapat Meningkat?”

1.4 Cara Pemecahan Masalah

Dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka cara pemecahan masalah dapat

ditempuh dengan menerapkan Metode pembelajaran Mind Mapping.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan

Siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Model

Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu tahun 2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan

kemampuan siswa Dalam Membuat Struktur Kalimat Berbentuk Procedure Dengan

Menggunakan Model Mind Mapping Di Kelas XII SMK Cokroaminoto Kotamobagu Tahun

2013. Untuk memperoleh manfaat penulisan maka dilakukan dengan:

5

Page 6: BUAT PTK

1. Melihat secara langsung pelaksanaan metode Mind Mapping di kelas

2. Data apa yang bisa memberikan masukan sebagai proses dalam penelitian ini.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

2.1 Teks Procedure

Procedure, teks ini juga sering disebut dengan instruction text. Ini menggunakan pola

commend in building the structure. Teks prosedur menggunakan “to infinitive verb” which is

omitted the “to” dan menggunakan full commend verb. Prosedur pada umumnya digunakan

untuk menggambarkan sebuah proses bagaimana sesuatu dibuat dengan langkah-langkah tertentu

dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya bagaimana cara membuat kue berdasarkan resep yang

ada, membuat segelas kopi dsb. Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang

langkah-langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38).Teks

procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu

barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory.

Struktur yang umumnya dimiliki dalam teks prosedur : 1) goal, tujuan kegiatan,

2)materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan suatuaktifitas

yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.

2.2 Contextual Teaching Learning (CTL)

Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat

sesuatu persoalan , maka cara dan intensitas dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula.

Perbedaan-perbedaan tersebut akibat dari perbedaan minat,kemampuan, kesenjangan,

pengalaman, cara belajar dan sebagainya (Depdiknas,2002:24). Perbedaan-perbedaan tersebut

akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran.

Berbagai pendekatan, strategi maupun Metode pembelajaran telah dikembangkan oleh

para ahli untuk mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan

yang paling sering digunakan itu adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) yang

dikembangkan dalam Metode Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki7

6

Page 7: BUAT PTK

elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan (questioning), kontruktivistik(contruktivism),

Pemetodean (Metodeing), masyarakat belajar (learning community), penilaian otentik ( authentic

assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli berpendapat bahwa Metode pembelajaran ini

sangat cocok untuk di terapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada

kontekstual, bermakna dan menyenangkan.

Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontekstual dengan:

1. menekankan pemecahan masalah;

2. menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks

seperti rumah, masyarakat dan pekerjaan;

3. mengajari siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga

menjadi siswa mandiri;

4. mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;

5. mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan

6. menerapkan penilaian autentik

Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran

di era Kurikulum 2013 ini, 6 pilar CTL ini dianggap bisa dilaksanakan semua dalam

pembelajaran tingkat SMK apalagi untuk kelas XII. penulis mencoba memadukan pendekatan

Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Cooperative Learning. Penulis mencoba

menggunakan Metode pembelajaran Demonstrasi. Demonstrasi yang dimaksudkan adalah

dengan pendekatan metode Mind Mapping.

2.3 Mind Mapping

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan

mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota

yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara

menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita

bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi

dan dimana kita berada. (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=702661)

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa

menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan di

7

Page 8: BUAT PTK

libatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan

daripada menggunakan teknik mencatat biasa.

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an.

Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide

atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind

Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan

membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan

informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya

memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang

lain.(http://escaeva.com).

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa

menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian

kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga

78%.

Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :

a. Merencana

b. Berkomunikasi

c. Menjadi Kreatif

d. Menghemat Waktu

e. Menyelesaikan Masalah

f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j. Melihat gambar keseluruhan

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala anda.

c. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

e. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping

8

Page 9: BUAT PTK

f. Catatan Biasa Peta Pikiran. Hanya berupa tulisan-tulisan saja. Berupa tulisan, symbol dan

gambar. Hanya dalam satu warna Berwarna-warni. Untuk mereview ulang diperlukan waktu

yang lama Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek. Waktu yang diperlukan

untuk belajar lebih lama Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif Statis

Membuat individu menjadi kreatif ( Sumber Iwan Sugiarto, 2004 : 76.)

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang

mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi

kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak

maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik

secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa

dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang

terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika

berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.

Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi

belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004.

Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)

Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang

diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah

halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode

pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional,

numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi,

kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih

mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide

pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis

cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk

tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu

bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari

masing-masing garis.

9

Page 10: BUAT PTK

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan maka yang menjadi hipotesis tindakan

dalam penelitian tindakan kelas XII ini adalah Jika dalam proses pembelajaran dilakukan

melalui Model Mind Mapping, Maka kemampuan siswa dalam membuat struktur kalimat

prosedur dapat ditingkatkan.

10

Page 11: BUAT PTK

BAB III

RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Cokroaminoto Kotamobagu,

khususnya kelas XII tahun 2014/ 2015 yang berjumlah 30 0rang. Sekolah yang merupakan salah

satu SMK yang terdapat di kecamatan Kotamobagu Barat ini adalah Sekolah yang terdiri dari 57

kelas dan menjadi salah satu sekolah favorit di Kotamobagu khususx dan di Bolaang

Mongondow Raya pada umumnya.

3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Tindakan

3.2.1 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas adalah:

a. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus.

b. Setelah setiap siklus selesai peneliti dan guru mitra mereview tentang hasil dari

implementasi siklus tersebut.

c. Pada siklus terakhir peneliti memberikan tes.

d. Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti menganalisis hasil jawaban siswa, dari

hasil analisis, peneliti dan guru mitra dapat melakukan tindakan apakah siklus harus

dilanjutkan atau tidak.

3.2.2 Prosedure Pelaksanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, dilakukan empat tahapan yaitu; tahap awal atau persiapan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan terakhir adalah analisis dan refleksi.

Persiapan

Kegiatan pada persiapan ini adalah:

Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:

1. Mengadakan observasi

2. Mengidentifikasi masalah

3. Menganalisis dan merumuskan masalah.

11

Page 12: BUAT PTK

4. Menganalisis pokok permasalahan yang menjadi subyek penelitian

5. Merancang Metode pembelajaran.

6. Menyiapkan administrasi pembelajaran seperti desain pembelajaran, alat evaluasi,

lembar observasi, skor penilaian.

3.3. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan guru

dan mitra. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Juli – September 2014.

SIKLUS ke 1 dan bila peneliti dan mitra menilai untuk perlu melakukan perbaikan lagi maka

SIKLUS 2 pun akan dilaksanakan.

Observasi dan Interpretasi

Kegiatan observasi merupakan upaya untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan

selama proses mengajar berlangsung. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan

penerapan model pembelajaran mind mapping.Bersamaan dengan pelaksanaan observasi

interpretasi yakni memberikan kesan, pendapat tau pandangan terhadap proses belajar mengajar

sesuai dengan observasi. Jika hasil interprestasi masih terdapat kelemahan-kelemahan atau

kekurangan yang belum mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu direncanakan tindak lanjut

pada siklus yang berikutnya.

Tahap Pemantauan dan Tahap Evaluasi

Tahap Analisis dan Refleksi

Data yang telah terkumpul kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan analisis dan

interpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil

analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat

diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang

diharapkan.

3.4 Teknik Analisis Data

Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data dalam video

photo. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam

bentuk laporan hasil penelitian. Data tentang hasil belajar dianalisis secara kuantitaif dengan

12

Page 13: BUAT PTK

teknik presentasi, dan data tentang proses belajar mengajar dianalisis secara kualitatif dengan

menggunakan metode kualitatif.

Refleksi

Refleksi dilakukan setelah setiap siklus selesai. Pada tahap ini peneliti mereview

kelemahan dari siklus 1, dengan catatan kemampuan siswa dan pelaksanaan tindakan guru dari

hasil observasi guru. Berdasarkan dari hasil refleksi, peneliti dan guru mitra dapat menentukan

apakah siklus 1 dapat dilanjutkan atau tidak. Sehingga peneliti dapat memperbaiki kelemahan

ataupun kekurangan pada siklus sebelumnya.

13

Jenis Kegiatan Bulan

Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Penelitian: a. Pembuatan proposal b. Studi Pendahuluan c. Seminar Proposal d. Penyusunan Instrumen2. Pelaksanaan Penelitian: a. Pengambilan data b. Pengolahan data c. Interpretasi data3. Pelaporan Penelitian: a. Penyusunan draft

penelitian b. dst.

x x

xx

x xx x

x

x

x x

Page 14: BUAT PTK

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Jakarta : Depdiknas

Johnson, Elaine. 1996. Contextual Teaching and Learning. California : Corwin

Press. Inc

Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan ProfesiGuru. Bandung:

LPMP.

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1094

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/04/20/24794/

perbaikan_mutu_pendidikan_belum_sebanding_fasilitas/#.UYs0cEq2LKA

14