brain controlled wheelchairs
TRANSCRIPT
Brain-Controlled WheelchairsA Robotic Architecture
Author : Tom Carlson & Jose del R. Millan
OlehNiera Putri K. 081117018Robiah A. 081117023Arif Fatkhur R. 081117036
Disca Sandyakala P. 081117039Cahyaning D.W.A.P. 081117040Madhanayu Putri T. 081117041Nobby Monica K. 081117015
Zenny N. P. 081117027 Andi A. D. 081211733017
Pendahuluanjutaan orang mengalami permasalahan
dalam mobilitas. Sebagian besar dari mereka bergantung pada kursi roda untuk dapat beraktivitas. Namun, permasalahan yang terjadi adalah sebagian cacat extremitas tidak mampu mengontrol kursi roda dengan aman.
oleh karena itu, pada jurnal ini mencoba menciptakan teknologi kursi roda dengan kontrol otak yang dilengkapi dengan kemampuan mengenali lingkungan dan menghindari obstacle.
Tinjauan Pustaka
I. BRAIN COMPUTER INTERFACE (BCI)BCI merupakan monitoring aktivitas otak
yang menggunakan sebuah array elektroda yang ditempelkan pada kulit kepala yang biasa dikenal dengan nama Electroencephalography (EEG).
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan paradigma P300 yang menggunakan rangsangan eksternal untuk membangkitkan potensial dalam otak, tetapi peneliti menggunakan motor imagery untuk menggerakkan wheelchair.
II. Brain-Controlled WheelchairDimodifikasi berdasarkan Model mid-wheel
drive yang dikomersialkan Invacare.1. Mengembangkan modul remote joystick sebagai
interface antara PC dan CANBUS (berdasarkan control network) pada wheelchair
2. Menambahkan sepasang wheel-encoders (Ondometry) ke pusat roda pengemudi sebagai feedback dari gerakannya.
3. Sebuah array dari 10 sensor sonar dan 2 webcam untuk memberikan feedback dari lingkungan ke kontroller.
4. Dipasang layar 8” yang telah disesuaikan untuk memberikan feedback visual kepada user.
5. Dibangun Unit Distribusi Daya, untuk menghubungkan semua sensor, PC, dan layar ke baterai wheelchair.
Evaluation
• Participants
– 4 Naracoba laki-laki berusia 23-28 tahun (s1,s2,s3,s4)
– Experienced BCI users– sudah berpartisipasi
setidaknya 12 jam dalam BCI training dan eksperimen BCI lainnya
– s1 dan s2 had no experience of driving BCI-controlled wheelchair
– s3 dan s4 had experience of driving BCI-controlled wheelchair
• Experiment Protocol
Result and Discussion
• Path eficiency : tidak ada perbedaan signifikan (p=0.6107) antara kondisi manual (43.1±8.9 m) dan kondisi BCI (44.9±4.1 m)
• Rata2 jarak tempuh kondisi BCI (44.9±4.1 m) > rata2 jarak tempuh kondisi manual (39.3±1.3 m)
• Waktu tempuh 37% lebih cepat (417.6±108.1 s) dibandingkan dengan penelitian oleh Itturate et al (659±130 s)
• Waktu tempuh kondisi BCI lebih lama dibandingkan kondisi manual (p=0.0028) (gambar grafik selanjutnya)
Inexperienced user (s1 dan s2) memiliki waktu tempuh yang berbeda cukup signifikan antara kondisi manual dan BCI. Waktu tempuh Experienced user (s3 dan s4) di dua kondisi tidak jauh berbeda untuk mengendalikan BCI secara efisien, user perlu mengembangkan atau latihan dalam pengendalian dan pemahaman sistem BCI-controlled wheelchair