boyolali bps bab 2
TRANSCRIPT
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI
2.1. GEOGRAFI, TOPOGRAFI, DAN GEOHIDROLOGI
2.1.1. KONDISI GEOGRAFI
Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110022’-
110050’ Bujur Timur dan antara 707’ - 7036’ Lintang Selatan. Posisi geografis
wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan
sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah
Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama
di wilayah Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan
dikembangkannya wisata Solo-Selo (Kabupaten Boyolali)-Borobudur
(Kabupaten Magelang) atau SSB, diharapkan lebih meningkatkan
pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, seiring
dengan mulai perencanaan pembangunan jalan tol Solo-Semarang dan jalan
tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka diharapkan
potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor
perekonomian dan industri menjadi sangat besar.
2.1.2.KONDISI TOPOGRAFI
Topografi wilayah Kabupaten Boyolali adalah, sebagai berikut:
a. Antara 75 – 400m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit,
Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian
Boyolali,
b. Antara 400 – 700m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo,
Cepogo, Ampel, dan Karanggede,
c. Antara 700 - 1.000m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan
Cepogo,
d. Antara 1.000 - 1.300m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan
Selo,
e. Antara 1.300 - 1.500m dpl yaitu Kecamatan Selo.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.1 Peta Topografi Kabupaten Boyolali
Gambar 2.2 Peta Kontur Kabupaten Boyolali
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.1.3 KONDISI GEOHIDROLOGI
Mengingat kondisi geologi Kabupaten Boyolali yang sangat kompleks, maka
kondisi geohidrologi daerah tersebut juga sangat bervariasi. Keberadaan air tanah
sangat dipengaruhi oleh sifat fisik batuan, terutama porositas dan
permeabilitasnya, kondisi daerah resapan, dan topografi daerah yang
bersangkutan. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Yogyakarta, maka daerah
Boyolali dan sekitarnya mempunyai kondisi akuifer yang beragam dari akuifer
dengan produktivitas tinggi yang berupa akuifer dengan aliran melalui celah dan
ruang antar butir hingga daerah dengan air tanah langka.
Berdasarkan sistem penyaluran air tanah di dalam batuan, maka akifer di
Boyolali dapat dibedakan menjadi :
a. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Akifer ini terdapat pada batuan endapan aluvial, aluvial vulkanik dan endapan
undak. Akifer ini memiliki permeabilitas sedang – tinggi tergantung jenis
litologinya. Di daerah yang didominansi lempung permeabilitasnya akan
rendah, sebaliknya permeabilitas akan tinggi pada litologi yang didominasi
pasir.
b. Akifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir
Sifat fidik akifer ini mempunyai permeabilitas yang baik dan ditemukan pada
Endapan Vulkanik Muda. Akifer yang berongga dijumpai pada lava vesikuler
yang produktivitasnya cukup tinggi, terbukti dengan banyak munculnya mata
air dari batuan ini di sekitar daerah kaki lereng Merbabu.
c. Akifer bercelah
Secara umum akifer ini mempunyai tingkat kelulusan rendah - sedang, dan air
tanah dijumpai pada daerah lembah dan zona pelapukan. Akifer ini dijumpai
pada Endapan Miosen. Pada material batupasir dan konglomerat mempunyai
tingkat kelulusan lebih besar dibanding pada batuan lempung.
Sedangkan berdasarkan keterdapatannya dapat dikelompokan menjadi
empat zona yaitu:
a. Daerah dengan kondisi akuifer setempat produktif tinggi dan mempunyai
penyebaran sempit yaitu daerah dataran di sekitar daerah selatan Ampel
sampai Kota Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
b. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas sedang yang terletak di bagian
utara dengan litologi endapan pasir lereng Timur Laut Gunung Merbabu,
sekitar Tengaran dan Ampel.
c. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas kecil, terletak pada perbukitan
rendah sampai dataran sekitar Simo.
d. Daerah langka air tanah merupakan daerah perbukitan terjal, daerah
Kemusu dan lereng atas Gunung Merbabu.
Gambar 2.4 Peta Penggunaan Lahan
2.1.4 KONDISI HIDROLOGI
Kabupaten Boyolali mempunyai curah hujan yang tinggi dan memiliki
sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakatnya, termasuk
iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2000 milimeter/tahun. Wilayah
kabupaten Boyolali yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi ini memiliki
keadaan pengairan cukup baik karena terdapat sumber mata air dan sungai-
sungai yang mengalir di wilayah ini. Selain itu, di Kabupaten Boyolali juga terdapat
beberapa waduk yang dapat dimanfaatkan masyarakat selain dari mata air dan
sungai. Waduk ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jika musim
kemarau tiba.
Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Boyolali dan dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan lainnya, baik alami
maupun buatan. Kondisi hidrologi di Kabupaten Boyolali sangat bervariasi antara
satu tempat dengan tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
adalah perubahan iklim, topografi, dan struktur geologi. Keadaan hidrologi
tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Sumber Air Dangkal (Air Permukaan)
Air Permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah yang berupa air
sungai, danau, telaga, waduk, dan rawa. Sumber air dangkal yang terdapat di
Kabupaten Boyolali antara lain:
a. Waduk
Air permukaan yang terdapat di Kabupaten Boyolali yang berasal dari
waduk yaitu:
- Kedung Ombo (3.536 Ha) dan memiliki tampungan efektif 636,69 juta m3,
airnya dimanfaatkan sebagai bahan baku PDAM dan hanya dapat
dinikmati oleh penduduk di desa Genengsari dan sekitarnya. Waduk ini
berada di wilayah Kecamatan Kemusu.
- Kedungdowo (48 Ha) di wilayah Kecamatan Andong.
- Cengklik (240Ha) di wilayah Kecamatan Ngemplak yang saat ini
mengalami banyak pendangkalan.
- Bade (80 Ha) di wilayah Kecamatan Klego.
TABEL 2.1RATA-RATA DEBIT PADA WADUK DI KABUPATEN BOYOLALI
No Nama/Lokasi Luas(Ha)
Volume(m3)
I. Waduk Cengklik
336 8.525.200/381.354
a. Ds. SentingKec. SambiKab. Boyolali
b. Ds. NgargorejoDs. SobokertoKec. NgemplakKab. Boyolali
II. Waduk Klegoa. Ds. Bade
Ds. KlegoDs. BlumbangKec. KlegoKab. Boyolali
56,34 1.900.000/600.000
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 2008
b. Sungai
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Sungai yang terdapat di Kabupaten Boyolali mempunyai pola radial dan
mempunyai bentuk lembah ‘v’ yang menandakan erosi vertikal lebih
intensif dibandingkan erosi horisontal. Sungai-sungai tersebut adalah :
- Sungai Serang melintasi wilayah Kecamatan Karanggede, Kemusu dan
Wonosegoro.
- Sungai Cemoro melintasi wilayah Kecamatan Simo dan Nogosari.
- Sungai Pepe melintasi wilayah Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras,
Banyudono, Sambi, Ngemplak.
- Sungai Gandul yang melintasi wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk,
Mojosongo, Teras dan Sawit.
- Sungai Bedoyo yang merupakan sungai yang cukup besar.
Berikut merupakan daftar sungai dan anak sungai Kabupaten Boyolali :
TABEL 2.2DAFTAR SUNGAI/ DAS DAN DANAU/ WADUK BESERTA PANJANG DAN
DEBITNYADI KABUPATEN BOYOLALI
a. Sungai/ DAS
No.Nama
(Sungai dan DAS)
Panjang
(Km)
Debit Air(m3/dtk)
Max / Min
PermasalahanUpaya
Konservasi
1 2 3 4 5 6
1 Serang / DAS Serang 15 6.844/0.441
- Penambangan liar (pasir dan batu)
- Pemetaan tepi-tepi sungai bersedimen kemudian dimanfaatkan untuk lahan pertanian
- Erosi pada tikungan alur sungai / tebing sehingga rawan longsor
- Lahan gundul di sempadan / sekitar sungai
- Adanya bangunan di atas sungai
- Sosialisasi masyarakat sekitar sungai (dalam rangka pengamanan sungai)
- Pengamanan tebing (cek dam)
- Penghijauan
- Larangan tangkap ikan dengan strom, racun (Perda Kab. Boyolali No. 8/ 2008
2 Pepe / DAS Bengawan Solo
11.5 24.346/11.179
3 Iramg grenjeng / DAS Serang
4.8 0.830
4 Kapuk / DAS Serang 3.7 0.660
5 Wates / DAS Bengawan Solo
5.1 0.760
6 Gondang / / DAS Bengawan Solo
5.4 0.340
7 Rejoso / DAS Bengawan Solo
5.1 0.286
8 Bogo / DAS Bengawan Solo
4 1.800
9 Nongko / DAS Bengawan Solo
7.4 0.530
10 Pule / DAS Bengawan Solo
8 3.698
11 Sombo / DAS Bengawan Solo
7.6 1.639
12 Luwuk / DAS Bengawan Solo
6.5 0.320
1 2 3 4 5 6
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-6
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
13 Gandul / DAS Bengawan Solo
28.5 7.128/6.960
14 Palang / DAS Serang 4.2 0.150
15 Klumpit / DAS Serang 7.9 -
16 Mati / DAS Serang 7.3 -
17 Tambakan / DAS Serang
7.2 -
18 Mojolegi / DAS Serang 2.6 -
19 Kedungmangir / DAS Serang
6.3 -
20 Selo / DAS Serang 5.3 -
21 Makasih / DAS Serang 8.7 0.050
22 Bodeh / DAS Serang 1.9 0.050
23 Klampok / DAS Serang 3.9 0.050
24 Grenjengan / DAS Serang
1.9 0.050
25 Jengglong / DAS Bengawan Solo
6.2 0.180
26 Bendungan / DAS Tuntang
9.7 0.130
27 Timo / DAS Serang 4 1.100
28 Bagor / DAS Serang 7 1.100
29 Bedoyo / DAS Bengawan Solo
17.3 1.100
30 Dungguyangan / DAS Serang
6.6 1.100
31 Dungori / DAS Serang 1 1.100
32 Lunyu / DAS Serang 6 1.100
33 Kedungrong / DAS Serang
12.2 0.075
34 Sranten / DAS Serang 3.1 0.075
35 Bengle / DAS Serang 11.6 0.180
36 Pringapus / DAS Serang 7.7 0.070
37 Kedungbendo / DAS Bengawan Solo
4.4 1.012
38 Gebang / DAS Bengawan Solo
4.3 11.651
39 Nanas / DAS Bengawan Solo
4.3 -
40 Jowo / DAS Bengawan Solo
9.3 -
41 Cemoro / DAS Bengawan Solo
16.3 4.485/0.154
42 Butak / DAS Bengawan Solo
43 Andong / DAS Serang
44 Tempel / DAS Bengawan Solo
45 Gede / DAS Bengawan Solo
46 Larangan / DAS Bengawan Solo
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali, 2010
b. Danau/Waduk/Situ/Embung
No.Nama
(Sungai dan DAS)
Panjang
(Km)
Debit Air(m3/dtk)
Max / Min
PermasalahanUpaya
Konservasi
1 Waduk Kedung Ombo
Desa Bawu, Kemusu, Genengsari, Kedungrejo, Wonoharjo, Kedungmulyo, Sarimulyo, Klewor, Watugede, Kecamatan Kemusu
6576 Data tidak
tersedia
-Pemanfaatan sabuk hijau (greeenbelt) sebagai tempat permukiman dan lahan budidaya
-Pendangkalan waduk
Relokasi warga sekitar waduk ke lokasi yang sesuai dengan peruntukannya
Mengatasi erosi daerah hulu
2 Waduk Cengklik
Desa Senting Kecamatan Sambi, Desa Ngargorejo, Sobokerto, Kecamatan Ngemplak
240 9.299.240/ 276.180
-Pendangkalan waduk
-Banyaknya karamba di waduk (mempercepat pendangkalan)
Mengatasi erosi daerah hulu
Pengawasan dan pengendalian usaha karamba/ pendekatan masyarakat
3 Waduk Bade
Desa Bade, Blumbang, Klego, Kecamatan Klego
80 2.844.400/ 969.400
Pendangkalan waduk
Mengatasi erosi daerah hulu
Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali, 2010
2. Air Tanah
Air tanah yang ada di Kabupaten Boyolali muncul dalam bentuk mata air. Pada
bagian selatan Kabupaten Boyolali lebih banyak ditemukan mata air daripada
bagian utara sehingga rentan timbul kekeringan. Di Boyolali bagian selatan
mata air ditemukan di Kecamatan Ampel, Boyolali, Banyudono, Teras dan
Sawit. Sedangkan di bagian utara ditemukan di Kecamatan Juwangi,
Wonosegoro, dan Kemusu mata air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi,
PDAM dan air minum masyarakat. Untuk lebih jelasnya data mata air yang
terdapat di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 2.3 DAFTAR MATA AIR KABUPATEN BOYOLALI
No Nama Sumber
Mata Air
Lokasi Luas Area Oncoran
(Ha)
DebitSumber(Lt/dt)
Desa Kecamatan
1. Bantengan Bentengan Karanggede 11.30 152. Pinggir Pinggir Karanggede 11.00 153. Klego Klego Klego 12.00 15
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
No Nama Sumber
Mata Air
Lokasi Luas Area Oncoran
(Ha)
DebitSumber(Lt/dt)
Desa Kecamatan4. Tanjung Tanjung Klego 11.00 155. Sangge Sangge Klego 15.00 56. Kedung Kd. Lengkong Simo 11.00 157. Sirah Gunung Simo 11.00 88. Tlatar Kebonbimo Boyolali 14.30 2949. Ketingan Mudal Boyolali 10.00 410. Sililin/Tlogo Kiringan Boyolali 7.00 2111. Blimbing Manggis Mojosongo 379.90 1012. Karangandong Metuk Mojosongo 32.30 2813. Pulerejo Jurug Mojosongo 4.50 214. Gendol Tambak Mojosongo 14.00 1315. Tawangsari Dlingo Mojosongo 5.30 616. Kenteng Cepoko Sawit Sawit 25.30 1517. Cepoko Sawit Cepoko Sawit Sawit 24.60 2518. Gomban Tan Cepoko Sawit Sawit 4.60 1019. Nledok Cepoko Sawit Sawit 37.65 2020. Kebatan Jenengan Sawit 15.20 6821. Soka Jenengan Sawit 81.10 1022. Gombang Gombang Sawit 23.00 6023. Mungup Kemasan Sawit 23.81 1524. Lajan Kemasan Sawit 118.60 1025. Langse Nepen Teras 293.20 15226. Manggis Nepen Teras 429.98 26727. Rembang Nepen Teras 57.60 49328. Bon Siji Dukuh Banyudono 55.80 15029. Dahar Dukuh Banyudono 40.00 4530. Temanten Dukuh Banyudono 12.20 5231. Tirtomoyo Dukuh Banyudono 72.10 2332. Sidomulyo Cangkringan Banyudono 117.10 13633. Sungsang Bendan Banyudono 14.00 33434. Ngrancah Urut Sewu Ampel 15.00 1035. Ngreco Selodoko Ampel 7.00 836. Jambe Gondang Slamet Ampel 15.00 437. Mliwis Mliwis Cepogo 12Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 2008
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-9
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.5 Peta Curah Hujan Kabupaten Boyolali
Gambar 2.6 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.1.5 KONDISI GEOLOGI
1. Geomorfologi Regional
Secara fisiografi regional wilayah Kabupaten Boyolali termasuk dalam
Gunung api Kuarter Jawa Tengah. Fisiografi Jawa Tengah secara garis besar
terdiri dari:
a. Pegunungan Serayu Utara
Pegunungan ini merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Jawa Tengah,
terbentang mulai dari utara Ajibarang di sebelah barat sampai Karangkobar
di sebelah timur dan terpotong oleh Gunungapi Slamet, G. Butak, G. Bisma,
G. Ronggo Jembangan, G. Sindoro, dan G. Sumbing beserta produk
volkaniknya. Formasi batuan pada zona ini berumur Eosen hingga Pliosen.
Struktur geologi di dalam zona ini berupa kombinasi lipatan dan sesar naik
dengan arah barat-timur yang terpotong oleh sesar geser berarah utara-
selatan. Kejadian rangkaian pegunungan ini terkait dengan desakan
lempeng Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara menyusup di
bawah lempeng Asia.
b. Pegunungan Serayu Selatan
Pegunungan ini terbentang dari selatan Kawunganten ke arah timur sampai
dengan Purworejo. Formasi batuan pada zona ini merupakan kumpulan
Formasi Pra Tersier – Holosen. Batuan Pra tersier tersingkap di Luk Ulo,
Karangsambung dan Banjarnegara Selatan dengan litologi beraneka ragam
yang tercampur aduk secara tektonik (Melange) sebagai salah satu ciri khas
endapan palung penunjaman (subduction zone). Struktur geologi yang ada
merupakan bagian dari Axial Ridge dan Southern Slope berupa kombinasi
antiklin asimetri – sinklin berarah relatif barat – timur yang terpotong oleh
sesar turun dan sesar naik berarah relatif utara – selatan.
c. Gunung Api Kuarter
Secara tektonik terbentuk setelah terjadi gunung api daratan (Fore Arc
Basin) pada akhir zaman Tersier, dimulai dengan munculnya G.
Rogojembangan pada kala Pleistosen. Pada kurun waktu berikutnya
(Holosen) terbentuk G. Dieng, G.Slamet, G.Sindoro dan G. Sumbing, G.
Merbabu dan Gunung Merapi serta Gunung Lawu yang masih aktif hingga
sekarang.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
d. Zona Depresi Tengah Jawa
Zona ini membentang pada lembah Sungai Serayu yang memisahkan
antara Pegunungan Serayu Utara dengan Pegunungan Serayu Selatan dan
Gunung api Kuarter. Formasi batuan pada zona ini berupa endapan sungai
tua (terrace deposit) yang berumur Pleistosen dan endapan sungai muda
yang terbentuk hingga sekarang.
e. Pegunungan Selatan
Pegunungan ini merupakan bagian yang terpisahkan dari rangkaiannya di
barat (Gabon High di Nusakambangan, Cilacap) dan di timur (Pegunungan
Jiwo) oleh Kebumen Low – Kulon Progo High dan Kroya Low – Wangon
Depression yang tersusun oleh sedimen klastik – non klastik berumur
Tersier.
f. Zona Rembang dan Kendeng
Zona ini merupakan antiklinorium yang berarah umum barat-timur sejajar
dengan arah memanjang P. Jawa. Zona ini tersusun oleh batuan-batuan
sedimen berumur Oligosen sampai Pleistosen yang didominasi oleh batuan
berbutir halus.
g. Zona Depresi Solo
Zona ini merupakan cekungan antara pegunungan Kendeng di bagian utara
dan Pegunungan Selatan di bagian selatan, namun depresi ini sekarang
telah terisi oleh endapan volkanik yang cukup besar.
h. Zona Dataran Pantai Utara
Zona ini terletak di sebelah utara dari Zona Gunung Api Kuarter dan
Antiklinorium Bogor-Kendeng dan tersusun oleh endapan alluvial dan
alluvial pantai yang didominasi oleh endapan pasir dan lempung.
2. Geologi Kabupaten Boyolali
Sebagian besar wilayah Kabupaten Boyolali adalah dataran rendah dan
dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal.
Kabupaten Boyolali secara umum termasuk bagian lereng gunung api
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
kuarter G. Merbabu dan Gunung Merapi. Sedangkan di bagian utara juga
terdapat waduk Kedungombo.
Secara umum topografi tinggi terletak di wilayah barat mulai dari
Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Winong yang merupakan
kaki lereng Gunung Merapi dan Kecamatan Ampel lereng Gunung Merbabu.
Kemudian secara berangsur semakin bertopografi rendah ke arah timur
Kecamatan Teras dan ke arah timur laut Kecamatan Simo.
3. Struktur Tanah
Tanah yang terdapat pada lapisan luar bumi, terdiri atas kumpulan aktivitas
geologi, kimia, dan fisik, yang selalu berlangsung setiap saat secara konstan, yang
berubah dan berkembang sesuai perubahan yang ada, baik perubahan iklim,
bentang alam dan vegetasi.
1. Stratigrafi Regional
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga yang disusun oleh Sukardi dan
Budhitrusna (1992) litologi di Kecamatan Ampel dan sekitarnya terdiri dari
beberapa satuan batuan yaitu :
a. Formasi Kerek (Tmk)
Formasi Kerek merupakan sedimen tipe flysh yang berselang-seling terdiri
dari perselang-selingan batu lanau, batu lempung, batu pasir gampingan,
dan batu gamping pasiran yang mengandung bahan vulkanik.
Sifat fisik batuan :
- Bersifat mudah hancur
- Ada batuan kedap (Napal, Lempung)
- Ada batuan porus (batu pasir, batu gamping, batu pasir kerikilan)
Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Juwangi, Karanggede, Klego,
Wonosegoro, Andong, Kemusu, Nogosari, Simo dan Sambi.
b. Formasi Kalibeng (Pliosen)
Formasi ini terdiri dari batu gamping koral, batu gamping globigerina, dan
napal pasiran dengan glaukonite dan foraminifera kecil.
Sifat fisik:
- Batuan bersifat porus
- Sebagian bersifat agak kedap
c. Formasi Notopuro (Pleistosen).
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Formasi ini terdiri dari batuan breksi andesit dan agglomerat dan secara
lokal terdapat endapan lahar.
Sifat fisik :
- batuan bersifat porus
- mudah mololoskan air
d. Formasi Kabuh (Pleistosen)
Formasi ini terdiri dari batu pasir silang-siur, kerikil sisipan tuf andesit, dan
konglomerat basal
Sifat fisik :
- batuan bersifat porus
- mudah mololoskan air
e. Batuan Vulkanik Kuarter
Batuan vulkanik kuarter terdiri dari:
i) Batuan Gunung Api Merbabu berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan
breksi lahar. Sifat fisik :
- Bersifat porus (breksi, breksi lahar)
- Ada yang bersifat kedap (lava)
Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel,
Karanggede, Klego, Wonosegoro, Sambi, Simo, Nogosari, dan Ngemplak.
ii) Batuan Gunung Api Merapi berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan
breksi lahar (pasir lepas sampai pasir agak padu). Sifat fisik :
- Bersifat porus
- Sebagian kedap pada lava
Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Banyudono,
Ampel, Kota Boyolali, Mojosongo, Sawit, dan Teras.
f. Endapan alluvial terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Termasuk
didalamnya alluvial yang berupa lempung, lanau, pasir dan kerikil sampai
boulder batuan beku yang bersifat lepas. Batuan ini tersingkap di wilayah
Kecamatan Ngemplak, Sambi, Simo, Mojosongo, Sawit, Teras.
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan selama ribuan bahkan jutaan
tahun yang lalu, dimana lapisan tanah yang telah matang (solum) terdiri atas zat
padat, cair dan gas. Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-14
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
- Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri
dari tanah lempung.
- Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah
tanah Galih.
- Bagian Barat Laut (Kecamatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir.
- Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten
Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.
Sedangkan jenis tanah yang ada di Kabupaten Boyolali adalah sebagai
berikut :
- Tanah asosiasi litosol dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan
Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi.
- Tanah litosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel
dan Selo.
- Tanah regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,
Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Teras, dan Sawit.
- Tanah regosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,
Musuk, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono.
- Tanah andosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,
Ampel dan Selo.
- Tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol terdapat di wilayah
Kecamatan Kemusu, Wonosegoro, dan Juwangi.
- Tanah grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah
Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.
- Tanah kompleks andosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah
Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo.
- Tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah
Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari dan Ngemplak.
- Tanah mediteranian cokelat tua terdapat di wilayah Kecamatan
Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro, Simo, Nogosari, Ngemplak,
Mojosongo, Sambi, Teras, dan Banyudono.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-15
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.7 Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali
Gambar 2.8 Peta Geohidrologi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-16
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.9 Peta Kedalamam Air Tanah Kabupaten Boyolali
Gambar 2.10 Peta Permeabilitas Air Tanah Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-17
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.2 ADMINISTRATIF
1. a. Nama kabupaten : BOYOLALIb. Nama ibu kota : BOYOLALI
2. Provinsi : JAWA TENGAH
3. Letak Geografis/ Perbatasan- Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab, Sragen, dan Kab.
Sukoharjo- Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan DIY- Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang
4 Luas Wilayah Total Kabupaten : 1.015,10 km2
5. Jumlah Kecamatan : 19 kecamatan
6. Jumlah Penduduk Total Kabupaten (2009) : 951,717 jiwa
7. Rata-rata Kepadatan Penduduk Kabupaten : 938 jiwa/ km2
8. Tingkat pertumbuhan penduduk : ± 0.22 %
Kabupaten Boyolali dengan bentang Barat - Timur sejauh 48 km dan bentang
Utara - Selatan sejauh 54 km, mempunyai luas wilayah kurang lebih
101.510,10 hektar yang terbagi dalam 19 kecamatan terdiri dari 263 desa
dan 4 kelurahan.
WILAYAH ADMINISTRATIF
1. Luas Wilayah Kota/ administratif : 26.251 km2
2. Jumlah penduduk di wilayah administrasi : 59,411 jiwa3. Rata-rata Kepadatan penduduk : 2263 jiwa/ km2
TABEL 2.4BANYAKNYA DESA/KELURAHAN, DUSUN, R W DAN R TDI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Kecamatan
Jml Desa /Kelurahan Dusun
Rukun Warga
Rukun Tetangga
1 2 3 4 501. Selo 10 33 52 21402. Ampel 20 78 154 54603. Cepogo 15 45 92 40604. Musuk 20 51 90 52005. Boyolali 9 21 113 485
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-18
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
06. Mojosongo 13 41 69 37907. Teras 13 36 47 30608. Sawit 12 33 42 17409. Banyudono 15 40 57 25310. Sambi 16 56 60 33711. Ngemplak 12 45 106 41812. Nogosari 12 47 67 40513. Simo 13 45 68 29814. Karanggede 16 57 64 27515. Klego 13 43 68 29316. Andong 16 57 79 34317. Kemusu 17 48 62 28218. Wonosegoro 18 67 92 36219. Juwangi 10 33 43 202 Jumlah 267 876 1.425 6.498
2008 267 874 1.428 6.4422007 267 874 1.414 6.4062006 267 873 1.386 6.3342005 267 890 1.364 6.2742004 267 885 1.365 6.167
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali
Gambar 2.11 Peta Admistrasi Kabupaten Boyolali
Gambar 2.12 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.3. KEPENDUDUKAN Secara agregat penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 tercatat
951.717 jiwa, tumbuh sebesar 0.22% dari tahun sebelumnya. Kepadatan
penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 938 jiwa/km2.
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUKTabel : 2.5 DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan (Km ) Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa/Km )1 2 3 4 5 6
01. Selo 56,0780 13.059 13.786 26.845 47902. Ampel 90,3910 33.663 35.118 68.781 76103. Cepogo 52,9980 26.125 26.976 53.101 1.00204. Musuk 65,0410 29.233 31.095 60.328 92805. Boyolali 26,2510 29.234 30.177 59.411 2.26306. Mojosongo 43,4110 25.172 26.158 51.33 1.18207. Teras 29,9360 22.685 22.943 45.628 1.52408. Sawit 17,2330 16.33 16.666 32.996 1.91509. Banyudono 25,3790 21.779 23.415 45.194 1.78110. Sambi 46,4950 24.117 24.466 48.583 1.04511. Ngemplak 38,5270 34.895 35.966 70.861 1.839 12. Nogosari 55,0840 29.491 31.033 60.524 1.09913. Simo 48,0400 21.072 22.561 43.633 90814. Karanggede 41,7560 19.567 21.003 40.57 97215. Klego 51,8770 22.545 23.362 45.907 88516. Andong 54,5280 30.36 31.564 61.924 1.13617. Kemusu 99,0840 22.825 23.485 46.31 46718. Wonosegoro 92,9980 26.972 27.762 54.734 58919. Juwangi 79,9940 17.357 17.7 35.057 438 Jumlah 1.015,1010 466.481 485.236 951.717 9382008 1.015,1010 464.837 484.757 949.594 9352007 1.015,1010 463.295 483.731 947.026 9332006 1.015,1010 461.806 482.375 944.181 9302005 1.015,1010 460.072 481.075 941.147 9272004 1.015,1010 459.106 479.981 939.087 925Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK DANTabel : 2.6 SEX RATIO DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Rumah Penduduk Jiwa / Kecamatan tangga Rumah Sex Ratio
Laki-laki Perempuan tangga 1 2 3 4 5 6
01. Selo 7.695 13.059 13.786 3,5 94,7302. Ampel 20.239 33.663 35.118 3,4 95,8603. Cepogo 14.035 26.125 26.976 3,8 96,8504. Musuk 16.332 29.233 31.095 3,7 94,0105. Boyolali 16.776 29.234 30.177 3,5 96,8806. Mojosongo 14.221 25.172 26.158 3,6 96,2307. Teras 12.973 22.685 22.943 3,5 98,8808. Sawit 8.505 16.33 16.666 3,9 97,9809. Banyudono 13.247 21.779 23.415 3,4 93,0110. Sambi 16.67 24.117 24.466 2,9 98,5711. Ngemplak 20.474 34.895 35.966 3,5 97,0212. Nogosari 17.185 29.491 31.033 3,5 95,0313. Simo 12.608 21.072 22.561 3,5 93,4014. Karanggede 11.972 19.567 21.003 3,4 93,1615. Klego 11.645 22.545 23.362 3,9 96,5016. Andong 15.084 30.36 31.564 4,1 96,1917. Kemusu 11.562 22.825 23.485 4,0 97,1918. Wonosegoro 14.516 26.972 27.762 3,8 97,1519. Juwangi 8.43 17.357 17.7 4,2 98,06
Jumlah 264.169 466.481 485.236 3,6 96,132008 259.491 464.837 484.757 3,7 95,892007 256.429 463.295 483.731 3,7 95,782006 251.641 461.786 482.316 3,8 95,742005 247.822 460.072 481.075 3,8 95,62004 241.805 459.106 479.981 3,9 95,7Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 466.481 jiwa dan perempuan sebanya
485.236 jiwa sehingga sex rasionya sebesar 96,13. Sedangkan jumlah rumah tangga
ada 264.169 dengan rata-rata 3,6 jiwa/rumah tangga.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-21
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Tabel 2.7Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten
Boyolali Tahun 2005 – 2009
Rentang Usia (tahun)
Jumlah Tahun2005 2006 2007 2008 2009
0 - 4 78.736 69.648 69.857 70.989 71.1545 - 9 84.659 78.311 78.546 77.800 77.982
10 - 14 93.738 87.254 87.520 87.944 88.15015 -19 97.370 71.165 71.381 72.975 73.14220 - 24 77.449 76.952 77.179 76.414 76.58625 - 29 71.804 78.217 78.451 78.240 78.41630 - 34 71.565 76.404 76.633 79.091 79.26135 - 39 70.864 63.373 35.060 64.300 64.43840 - 44 61.735 70.475 70.690 70.554 70.70145 -49 50.170 63.143 63.328 63.573 63.71650 -54 39.948 51.050 51.208 48.795 48.90255 - 59 35.373 21.449 41.953 42.145 42.23160 - 64 18.084 24.672 42.290 43.259 43.352> 64 72.529 74.196 74.430 73.515 73.686
JUMLAH941.14
7944.10
1947.02
6949.59
4951.71
7
Sumber data: BPS Kaupaten. Boyolali
Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun sebesar
24,93% (237.286 jiwa) dan penduduk usia 65 tahun keatas sebesar 7,74% (73.686
jiwa), sedang penduduk usia 15 – 64 tahun sebesar 67,33% (640.745 jiwa).
Berdasarkan hasil Studi EHRA terhadap status rumah responden diketahui
bahwa mayoritas kepemilikan rumah adalah milik sendiri sebanyak 86,19%, milik
orang tua sebanyak 12,25%, berbagi dengan keluarga lain 0,88%, dan selebihnya
dengan status kepemilikan rumah dinas, sewa, kontrak, lainnya sebanyak 0,7%.
Grafik 2.1. Status kepemilikan rumah responden Studi EHRA (N = 1.600
rumah tangga)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-23
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Tabel 2.8Proyeksi penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2010 – 2029
NOKECAMATA
N 2006 2007 2008 2009 2010 2015 2020 2025 20291 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Selo 26,77726,84
426,85
526,84
5 27,111 27,561 28,019 28,484 28,862
2 Ampel 68,56168,49
868,52
068,78
1 68,745 69,158 69,574 69,993 70,329
3 Cepogo 51,72252,16
052,50
053,10
1 52,678 53,553 54,443 55,347 56,081
4 Musuk 60,15060,22
460,28
660,32
8 60,786 61,734 62,697 63,675 64,468
5 Boyolali 58,49658,86
559,23
759,41
1 60,056 62,095 64,203 66,383 68,180
6 Mojosongo 51,02651,10
751,17
451,33
0 51,291 51,600 51,910 52,222 52,473
7 Teras 44,86645,00
745,36
745,62
8 45,699 46,876 48,084 49,323 50,337
8 Sawit 33,00133,01
633,04
732,99
6 33,494 34,305 35,137 35,988 36,684
9 Banyudono 45,08645,33
045,27
645,19
4 45,548 45,913 46,282 46,653 46,953
10 Sambi 48,57248,67
648,53
048,58
3 49,057 49,698 50,347 51,005 51,538
11 Ngemplak 69,68670,38
470,50
270,86
1 71,980 74,720 77,564 80,517 82,959
12 Nogosari 60,84960,77
360,74
560,52
4 61,193 61,900 62,615 63,339 63,924
13 Simo 43,34043,43
143,53
343,63
3 43,797 44,413 45,039 45,673 46,18614 Karangged 40,807 40,55 40,74 40,57 40,677 40,881 41,085 41,291 41,457
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
e 5 0 0
15 Klego 45,38545,60
045,85
045,90
7 45,655 45,746 45,838 45,929 46,003
16 Andong 61,21361,47
961,71
361,92
4 62,145 63,272 64,419 65,587 66,537
17 Kemusu 46,03346,07
646,23
746,31
0 46,492 47,194 47,906 48,629 49,215
18Wonosegoro 53,839
54,185
54,469
54,734 55,068 56,571 58,115 59,701 61,001
19 Juwangi 34,77234,81
635,01
335,05
7 35,754 37,374 39,066 40,836 42,309
TOTAL944,1
81947,0
26949,5
94951,7
17957,2
26974,5
64992,3
431,010,5
751,025,
496Sumbe datar: RTRW Kabupaten Boyolali 2011 - 2031
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.13 Peta Kepadatan Penduduk Tahun 2025
2.4. PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan di Kabupaten Boyolali, dapat dilihat dari kinerja
bidang pendidikan secara makro pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM),
Angka Kelulusan (AK) di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009
No Tahun SD SLTP SLTA
APK APM AK APK APM AK APK APM AK
1.2005
100,79
84,29
99,21
83,3260,1
691,56 43,35
30,24
97,77
2.2006
100,26
83,10
99,34
86,1462,3
891,42 43,80
30,13
91,73
3.2007 98,5
82,37
98,84
88,3363,9
991,93 45,10
31,59
97,13
4.2008
100,26
97,62
96,80
96,3272,1
493,29 65,09
37,14
90,39
5.2009
100,18
84,45
99,8 96,3272,1
494,94 65,09
45,86
97,43
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Sumber data: Disdikpora Kabupaten Boyolali
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan
sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jumlah fasilitas
pendidikan di Kabupaten Boyolali sebagai berikut.
Tabel 2.10Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009
N
o.
Jenis Sekolah Jumlah
Sekolah
Jumlah
Murid
Jumlah
Guru1 Taman Kanak-kanak Negeri 3 264 202 Taman Kanak-kanak Swasta 518 17.230 1.4483 Taman kanak-kanak BA/RA 165 4.750 434 SD Negeri 585 76.903 5.6875 SD Swasta 19 2.440 1916 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri 12 3.601 2287 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta 189 17.646 1.6968 SMP Negeri 51 28.087 2.0179 SMP Swasta 33 7.011 65010 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Negeri14 6.981 495
11 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta
22 3.479 380
12 SMA/SMK Negeri 26 14.667 1.09613 SMA/SMK Swasta 43 11.867 1.16514 Madrasah Aliyah (MA) Negeri 3 827 10315 Madrasah Aliyah (MA) Swasta 5 617 10316 Perguruan Tinggi 2
Sumber : Boyolali Dalam Angka, 2009
Jumlah sekolah taman kanak-kanak 686 sekolah dengan jumlah murid
22.244 orang dan jumlah guru 1.511 orang sehingga ratio murid terhadap
guru adalah 15. Jumlah sekolah dasar 805 sekolah dengan jumlah murid
100.590 orang dan jumlah guru 7.802 orang sehingga ratio murid terhadap
guru adalah 13. Jumlah sekolah menengah pertama 120 sekolah dengan
jumlah murid 45.558 orang dan jumlah guru 3.542 orang sehingga ratio murid
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-21
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
terhadap guru adalah 13. Jumlah sekolah menengah atas 77 sekolah dengan
jumlah murid 27.978 orang dan jumlah guru 2.467 orang sehingga ratio murid
terhadap guru 11.
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009
Pendidikan
Jumlah Tahun
2005 2006 2007 2008 2009*
Tidak / Belum Tamat SD
268.832
272.126
274.523
271.515
268.836
Tamat SD305.82
6306.66
3302.90
9303.75
8262.74
9
Tamat SLTP152.51
8155.47
7156.04
9118.82
5129.69
6
Tamat SLTA112.27
9115.22
3118.09
1161.17
8182.38
7
Tamat Akademi/Diploma 12.112
12.791 10.40610.814
21.222
Tamat PT/ D IV 10.844 11.734 12.070 12.515 15.673
TOTAL862.41
1874.53
3877.16
9878.60
5880.56
3
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali ; 2009* : Data sementara
Gambar 2.14Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2005 –
2009*
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi Tabel 2.11 dan Gambar 2.14 bahwa struktur
penduduk Kabupaten Boyolali dilihat dari tingkat pendidikan menjadi semakin
meningkat karena komposisi untuk penduduk yang lulus SLTA dan Perguruan
Tinggi semakin meningkat, hal tersebut akan dapat mengkontribusi HDI
(Human Development Index).
Penangananan buta aksara di Kabupaten Boyolali sejak tahun 2009
telah mencapai 100% dimana penduduk usia 15 – 44 tahun telah 100% bebas
buta aksara. Saat ini adalah tahap pelestarian agar tidak kembali buta aksara.
Peningakatan ketrampilan kepada masyarakat dilaksanakan melalui SKB
oleh pemerintah dan PKBM serta kursus yang diselenggarakan oleh
masyarakat. Permasalahan saat ini adalah belum optimalnya peran dan fungsi
SKB dan kurangnya jaminan kualitas PKBM.
2.5.KESEHATAN
Pembangunan kesehatan menyangkut aspek mendasar dalam
pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan akan
berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi kesehatan masyarakat salah satunya tercermin dari angka
harapan hidup pada tahun 2005 yaitu 69,90 tahun, sedangkan tahun 2010
yaitu 70,6 tahun, sehingga terjadi peningkatan angka harapan hidup di
Kabupaten Boyolali. Hal ini disebabkan keberhasilan program kesehatan dan
program pembangunan sosial ekonomi. Meningkatnya perawatan kesehatan
melalui puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan
akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan
kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh
pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-23
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia
harapan hidupnya.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum, khususnya di
bidang kesehatan antara lain dipengaruhi oleh adanya kecenderungan
menurunnya angka kematian bayi kelahiran hidup, meningkatnya keluarga
sadar gizi dan dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu sebagai berikut :
a. Meningkatnya jumlah Puskesmas dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2007 sebanyak 27 Puskesmas menjadi 29 Puskesmas pada
tahun 2008 dan 2009.
b. Meningkatnya status Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi
Puskesmas sebanyak 2 unit.
c. Meningkatnya jumlah Rumah Sakit Umum Daerah dari 2005 sampai
dengan tahun 2007 hanya 1 buah (RSUD Pandan Arang), menjadi 2
buah RSUD (RSUD Banyudono) pada Tahun 2008 dan meningkat lagi
menjadi 3 buah RSUD (RSUD Simo) pada tahun 2009. Sedangkan
untuk status 3 rumah sakit tersebut adalah: RSUD Simo masuk
kategori kelas/type D; RSUD Banyudono masuk kategori kelas/type D;
dan RSUD Pandan Arang masuk kategori kelas/type C dengan
terakreditasi 16 pelayanan pada tahun 2007 serta dengan sebutan
Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut.
d. Keadaan jumlah tenaga medis juga mengalami kenaikan yang cukup
berarti untuk mendukung lancarnya pelayanan kepada masyarakat
dari tahun 2007 sebanyak 116 naik menjadi 120 pada tahun 2008,
dan meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi 123 orang tenaga
medis.
Keberhasilan bidang kesehatan yang pernah diperoleh, antara lain :
a. Juara 1 Nasional Lomba Tingkat Nasional untuk kegiatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga pada tahun 2007/2008;
b. Berhasilnya RSUD Pandan Arang mendapatkan Piala Citra Pelayanan
Prima dari Presiden pada tahun 2008 dengan tetap konsistennya
melaksanakan 16 jenis pelayanan yang telah terakreditasi serta
bersamaan pula dengan diterimanya Penghargaan Pelopor Inovasi
Layanan Prima oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI bagi
direktur RSUD Pandan Arang, dan sebagainya.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-24
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Dokter merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan
dalam dunia kesehatan, pada tahun 2009 jumlah dokter (umum, spesialis,
gigi) yang ada di Kabupaten Boyolali secara keseluruhan sebanyak 123 orang,
sedangkan yang bertugas di puskesmas/pustu sebanyak 86 orang dokter
umum dan 22 orang dokter gigi.
Tabel 2.12
Tenaga Kesehatan di Kabupaten BoyolaliNo. Tenaga Kesehatan Jumlah
(orang)1. Tenaga Medis 1232. Tenaga Perawat dan Bidan 7633. Tenaga Farmasi 654. Tenaga Gizi 425. Tenaga Teknis Medis 787. Tenaga Sanitasi 418. Tenaga Kesmas 20
Sumber :Dinkes kabupaten Boyolali 2009.
Tabel 2.13
Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Boyolali
Sumber : Dinkes Kab Boyolali 2009
2.6. SOSIAL MASYARAKAT
Dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat sejak tahun 2005 telah
dilaksanakan program dan kegiatan. Adapun program dan kegiatannya adalah
sebagai berikut :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
No. Fasilitas Kesehatan Jumlah1. Jumlah Rumah Sakit Umum
dan Swasta
10
2. Jumlah Puskesmas 293. Jumlah Puskesmas Rawat
Inap
13
4. Jumlah Pustu 445. Jumlah Pusling 147. Jumlah Posyandu 18278. Jumlah Laboratorium
Kesehatan
7
II-25
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Pertama, program penanggulangan kemiskinan, keluarga miskin di
Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, adalah
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.14
Prosentase Keluarga Miskin dan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009
No Tahun KK Miskin
(%)
Prosentase
KK Miskin
Penduduk
Miskin
(%)
Prosentase
Penduduk Miskin
1 2005 32,74 - 26,16 -2 2006 33,07 Naik 0,33 26,21 Naik 0,053 2007 34,87 Naik 1,80 32,24 Naik 6,034 2008 31,02 Turun 3,85 28,58 Turun 3,665 2009 28,75 Turun 2,27 26,12 Turun 2,46
Sumber data: Bapermaskin Kabupaten Boyolali
Penjelasan tabel di atas, bahwa KK Miskin di Kabupaten Boyolali pada
tahun 2005 – 2007 mengalami peningkatan hal ini sebanding dengan adanya
peningkatan jumlah keluarga atau KK secara umum. Pada tahun 2008 jumlah
KK Miskin di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan yang cukup signifikan
yaitu 3,85% dibandingkan kondisi pada tahun 2007 dan kondisi pada tahun
2009 mengalami penurunan sebesar 2,27% dibandingkan kondisi tahun 2008.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dapat
berjalan secara efektif pada tahun 2008 hal ini sejalan dengan adanya
berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Boyolali dalam
rangka percepatan penanggulangan kemiskinan antara lain: Penetapan data
base warga miskin dengan SK Bupati, penyusunan masterplan
penanggulangan kemiskinan Kabupaten Boyolali tahun 2008-2012,
peningkatan peran dan fungsi TKPKD, penajaman APBD pada prioritas
program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Kedua, untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pembangunan
manusia, dapat dilihat dari angka Human Development Index (HDI) atau
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Skala Internasional dalam
perhitungan IPM, berdasarkan indeks yang disusun dapat dikategorikan suatu
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-26
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
wilayah kedalam tiga kelompok tingkat keberhasilan pembangunan manusia,
sebagai berikut:
a. Skor IPM kurang dari angka 50, dikategorikan tingkat pembangunan
manusianya masih rendah atau kurang;
b. Skor diantara angka 51 s/d 79,99, dikategorikan tingkat pembangunan
manusianya cukup atau sedang;
c. Skor diatas 80 keatas, dikategorikan tingkat pembangunan manusianya di
suatu daerah tinggi.
Adapun angka IPM Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.15
Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Nilai IPM 69,0 69,2 69,72 69,98 70,44
Sumber data: BPS
Penjelasan tabel di atas, bahwa Nilai IPM kabupaten Boyolali selalu
meningkat dari 2005 sampai dengan 2009 dengan angka terakhir 70,44 atau
katagori sedang/cukup.
Kehidupan agama yang harmonis sangat didambakan masyarakat. Hal
ini terlihat dari tempat-tempat peribadatan yang ada di sekitar warga seperti
masjid, gereja, kuil/vihara, surau/mushola. Pada tahun 2009 banyaknya sarana
peribadatan di Kabupaten Boyolali tercatat jumlah masjid sebanyak 2.157
buah, gereja sebanyak 146 buah, kuil/vihara sebanyak 45 buah,
surau/mushola sebanyak 3.331 buah. Pemeluk agama di Kabupaten Boyolali
cukup beragam, yaitu agama Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, dan
Budha yang tersebar di seluruh kecamatan. Islam adalah agama yang
terbanyak pemeluknya yaitu 97,17% disusul kemudian agama lainnya 0,77%,
1,26%, 0,41, dan 0,39%.
TABEL : 2.16 Banyaknya Keluarga Sejahtera menurut Tingkatan di Kabupaten
Boyolali Tahun 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-27
Tabel :DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Pra Sejahtera Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera JumlahKecamatan Alasan Non Sejahtera I III+
Alasan EkonomiEkonomi
1 2 3 4 5 6 7
01. Selo 3.72 1.897 1.4 1.051 440 8.50802. Ampel 9.067 3.91 3.478 5.393 848 22.69603. Cepogo 5.24 3.562 3.94 2.358 900 91504. Musuk 6.397 3.222 4.065 4.054 204 17.94205. Boyolali 3.914 1.933 2.781 8.422 2.211 19.26106. Mojosongo 4.554 1.762 1.549 7.306 414 15.58507. Teras 3.532 1.84 2.796 5.052 308 13.52808. Sawit 1.93 2.53 2.646 2.219 348 9.67309. Banyudono 3.072 3.153 3.123 4.242 1.252 14.84210. Sambi 8.005 1.364 1.224 2.517 789 13.89911. Ngemplak 5.926 4.334 6.435 5.141 553 22.38912. Nogosari 7.3 3.671 3.977 3.216 1.129 19.29313. Simo 5.851 2.169 1.983 2.776 708 13.48714. Karanggede 5.138 3.169 2.916 1.06 40 12.32315. Klego 6.215 2.709 2.531 1.484 90 13.02916. Andong 8.989 1.999 2.267 3.727 10 16.99217. Kemusu 8.648 2.433 927 252 53 12.31318. Wonosegoro 9.161 4.613 1.616 1.347 18 16.75519. Juwangi 4.672 3.884 981 223 107 9.867
Jumlah 111.331 54.154 50.635 61.84 10.422 288.3822008 120.130*) 51.971 44.311 57.832 10.174 284.4182007 121.362*) 48.299 113.905**) 283.5662006 115.520*) 51.583 95.831**) 262.9342005 116.774*) 63.807 77.401**) 257.9822004 69.057 43.836 78.482**) 251.657*) Termasuk Keluarga Pra Sejahtera Karena Alasan Ekonomi**) Termasuk Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera IIISumber : BKBPP Kabupaten Boyolali
BANYAKNYA KELUARGA SEJAHTERA MENURUT TINGKATAN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Proporsi jumlah keluarga pra sejahtera tertinggi ada di Kecamatan
Ampel, sedangkan yang memiliki proporsi jumlah keluarga pra sejahtera
terendah terdapat di Kecamatan Cepogo.
2.7. PEREKONOMIAN
1.Pendapatan Domestik Regional Bruto
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali dilihat dari indikator
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara agregat ADHB (Atas Dasar
Harga Berlaku) sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 rata-rata
terjadi kenaikan sebesar 11,42%. Sedangkan PDRB ADHK (Atas Dasar
Harga Konstan) sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 rata-rata
terjadi kenaikan sebesar 4,15%.
Adapun kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2009 atas dasar harga berlaku (ADHB) dan
atas dasar harga konstan (ADHK) dapat dilihat, tabel berikut.
Tabel 2.17Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Boyolali Tahun 2005-2009
Tahun PDRB ADHB PDRB ADHKNilai (Rp 000) (%) Nilai (Rp 000) (% )
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-28
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
perubahan
perubahan
20054.639.506.25
19,16 3.456.062.124 4,07
20065.142.436.03
410,84 3.600.897.968 4,19
20075.708.063.97
111,00 3.747.773.278 4,08
20086.446.546.36
812,94 3.899.372.858 4,04
20097.142.868.30
310,80 4.100.520.261 5,16
Rata-rata
5.815.884.185
10,95 3.760.925.298 4,31
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Gambar 2.15Grafik PDRB Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 (dalam Jutaan
Rupiah)
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.17 dan gambar 2.15 di atas bahwa
selama 5 tahun terakhir baik PDRB berlaku maupun konstan mengalami
kenaikan yang relatif stabil, yaitu rata-rata sebesar 11,42% ADHB dan 4,15%
ADHK. Pertumbuhan signifikan terjadi pada sektor jasa-jasa dan keuangan,
sektor lainnya juga tumbuh, tetapi tidak begitu besar.
Tabel 2.18PDRB ADHB Eks Karesidenan Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005 - 2009 (Tahun 2000=100)
Kabupaten / Kota
Provinsi Jateng
PDRB ADHB (Rp Milyar) Rata –rata
Pertum-
buhan2005 2006 2007 2008 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-29
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
(%)1. BOYOLALI 4.639 5.142 5.708 6.446 7.143. 10,842. KLATEN 6.521 7.504 8.349 9.492 - 14,783. SUKOHARJO 5.545 6.278 7.054 8.041 - 13,744. WONOGIRI 3.454 4.041 4.552 5.269 - 13,945. KARANGANYAR 5.611 6.188 6.905 7.680 - 11,116. SRAGEN 3.497 4.043 4.512 5.171 - 14,037. SURAKARTA 5.586 6.190 6.909 7.902 - 13,56
8. JAWA TENGAH221.39
9
256.28
5
283.47
9
330.24
3
392.98
4
15,47
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.18 di atas bahwa PDRB berlaku
untuk Kabupaten Boyolali selama 4 tahun terakhir pertumbuhannya paling
rendah, jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Karesidenan Surakarta
maupun dengan Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan kenaikan harga barang dan
jasa paling lambat atau inflasi rendah.
Tabel 2.19
PDRB ADHK Eks Karesidenan Surakarta dan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2005 - 2009 (Tahun 2000=100)
Kabupaten/Kota
Prop. Jateng
PDRB ADHK (Rp. Milyar) Rata–rata
Pert
(%)2005 2006 2007 2008 2009
1. BOYOLALI 3.456 3.601 3.748 3.899 4.101 5,162. KLATEN 4.158 4.254 4.395 4.567 - 3,533. SUKOHARJO 3.642 4.120 4.331 4.541 - 4,654. WONOGIRI 2.430 2.529 2.657 2.770 - 4,435. KARANGANYAR 4.188 4.401 4.654 4.921 - 5,526. SRAGEN 2.322 2.443 2.582 2.729 - 5,447. SURAKARTA 3.858 4.068 4.304 4.549 - 5,228. JAWA TENGAH 133.239 139.08 145.34 152.60 175.685 7,25
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-30
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
3 9 5
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.19 bahwa pertumbuhan ekonomi
eks Karesidenan Surakarta hampir sama yaitu berkisar 4 – 6%, tidak ada yang
menonjol, yang kelihatan lambat pertumbuhannya adalah Kabupaten Klaten
selanjutnya Kabupaten Boyolali. Dalam pertumbuhan riil PDRB harga konstan
yang paling baik dibandingkan dengan kabupaten lain, karena faktor harga
dan inflasi tidak ikut didalamnya.
Kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 atas dasar harga konstan (ADHK) berdasarkan sektor
dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 2.20Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2005 - 2009 (000 Rp.)
No.
Lapangan Usaha
Tahun Pertb (%)2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 1.270.600.780
1.290.672.178
1.305.830.000
1.328.683.026
1.374.077.501 3,42
2 Pertambangan/ Penggalian
25.863.893
30.698.735
34.309.000
35.458.142
39.326.363 10,91
3 Industri 563.954.895
582.759.034
609.253.000
638.447.911
666.423.595 4,38
4 Listrik, Gas dan air minum
33.795.686
42.784.225
46.644.000
50.808.090
53.380.709
5,06
5 Bangunan/ Konstruksi
84.927.588
92.569.242
104.996.000
107.703.660
115.073.060 6,84
6 Perdagangan/ Hotel/Rumah makan
897.510.193
917.695.400
940.415.000
971.814.681
1.008.895.320
3,82
7 Angkutan dan komunikasi
91.433.794
99.299.886
10.819.000
105.867.359
113.005.931
6,74
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-31
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
8 Perbankan dan lembaga keuangan
222.845.571
230.414.003
238.020.000
250.737.193
264.621.909
5,54
9 Jasa-jasa 265.456.399
314.005.265
367.485.278
409.852.796
465.715.843 13,63
Jumlah 3.456.388.799
3.600.897.968
3.747.773.278
3.899.372.858
4.100.520.261 5,16
PDRB PER KAPITA (Rp.)
3.687.526,66
3.830.332,72
3.978.142,16
4.113.171,39
4.313.871,40
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.20 bahwa secara komulatif PDRB
harga konstan mengalami pertumbuhan 4,36%, pertumbuhan yang signifikan
sektor jasa-jasa yaitu 13,63% dan pertumbuhan yang lambat adalah pada
sektor pertanian sebesar 3,42%.
Sedangkan kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 atas dasar harga Berlaku (ADHB) berdasarkan
sektor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.21Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2005 - 2009 (000 Rp)
No.Lapangan
Usaha
Tahun Pertb (%)2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 1.616.461.947
1.759.000.062
1.955.253.000
2.280.068.503
2.546.283.390
11,68
2 Pertambangan/ Penggalian
35.061.093
43.423.360
50.497.000
54.538.168
61.294.070
12,39
3 Industri 805.496.777
876.702.691
944.647.000
1.018.707.487
1.080.339.290
6,05
4 Listrik, Gas dan air minum
45.813.432
61.311.661
69.129.000
75.256.962
83.141.992
10,48
5 Bangunan/ Konstruksi
116.828.771
132.756.255
154.536.000
165.662.376
181.358.886
9,47
6 Perdagang 1.218.703 1.328.865. 1.458.396. 1.622.836. 1.772.356 9,21
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-32
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
an/ Hotel/Rumah makan
.883 739 000 139 .766
7 Angkutan dan komunikasi
142.024.874
169.198.008
177.713.000
193.884.376
204.479.338 5,46
8 Perbankan dan lembaga keuangan
286.449.048
309.414.235
339.182.000
393.297.896
462.539.828 17,6
1
9 Jasa-jasa 372.648.426
461.761.023
558.711.971
642.294.461
751.074.742
16,94
Jumlah 4.639.506.251
5.142.433.034
5.708.064.971
6.446.546.368
7.142.868.303
10,84
PDRB PER KAPITA (Rp.)
4.934.668,51
5.458.050,25
6.036.746,72
6.800.003,76
7.514.513,60
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.21 bahwa pertumbuhan PDRB atas
dasar harga berlaku, sebesar 13,16%, pada umumnya output (keluaran)
barang dan jasa ada kenaikan dan diikuti dengan kenaikan harga, tetapi tidak
begitu tinggi.
Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku
berdasarkan kontribusi masing-masing lapangan usaha/sektor, yang dapat
disajikan tahun 2005 sampai dengan 2009, sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.22Distribusi Sumbangan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 2005 –
2009
N0 SEKTORTAHUN
2005 2006 2007 2008 20091.
Pertanian34,84 34,21 34,25 35,37 35,65
2. Pertambangan dan penggalian
0,76 0,84 0,88 0,85 0,86
3.Industri pengolahan
17,36 17,05 16,55 15,80 15,12
4.Listrik dan air besar
0,99 1,19 1,21 1,17 1,16
5. Bangunan dan konstruksi 2,52 2,58 2,71 2,57 2,54
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-33
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
6.Perdagangan
26,27 25,84 25,55 25,17 24,81
7. Penggangkutan dan komunikasi
3,06 3,29 3,11 3,01 2,86
8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
6,17 6,02 5,94 6,10 6,48
9.Jasa-jasa
8,03 8,98 9,79 9,96 10,52
JUMLAH100,0
0100,0
0100,0
0100,0
0100,00
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.22 bahwa sumbangan terhadap PDRB
yang dominan adalah sektor pertanian 36%, industri 15,12%, perdagangan
24,81% dan sektor jasa-jasa 10,52% sedangkan sektor lainnya andilnya masih
dibawah 10% berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku.
Tabel 2.23Distribusi Sumbangan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 2005 –
2009
N0
SEKTOR TAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian 36,76 35,84 34,48 34,07 33,51
2. Pertambangan dan penggalian
0,75 0,85 0,92 0,91 0,96
3. Industri pengolahan 16,32 16,18 16,26 16,37 16,35
4. Listrik dan air besar 0,98 1,19 1,24 1,30 1,30
5. Bangunan dan konstruksi 2,46 2,57 2,80 2,76 2,81
6. Perdagangan 25,97 25,49 25,09 24,92 24,60
7. Penggangkutan dan komunikasi
2,65 2,76 2,69 2,71 2,76
8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
6,45 6,40 6,35 6,43 6,45
9. Jasa-jasa 7,68 8,72 9,81 10,51 11,36
JUMLAH 100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-34
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.23 bahwa untuk PDRB harga
konstan tidak jauh berbeda dengan harga berlaku, sektor yang mempunyai
andil di atas 10%, yaitu: sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa-jasa.
Tabel 2.24Pertumbuhan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009
N0 SEKTOR
TAHUN
2005
thd 200
4
2006
thd 200
5
2007 thd
2006
2008 thd
2007
2009 thd
2008
1.
Pertanian 8,01 8,82 11,16
16,61
11,68
2.
Pertambangan dan penggalian 10,66
23,85
16,29
8,0012,39
3.
Industri pengolahan 7,25 8,84 7,75 7,846,05
4.
Listrik dan air besar 14,97
33,83
12,75
8,8610,48
5.
Bangunan dan konstruksi 13,08
13,63
16,41
7,209,47
6.
Perdagangan 8,02 9,04 9,75 11,28
9,21
7.
Penggangkutan dan komunikasi 20,69
19,12
5,03 9,105,46
8.
Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
6,85 8,02 9,62 15,95
17,61
9.
Jasa-jasa 18,82
23,91
21,00
14,96
16,94
JUMLAH 9,16 10,84
11,00
12,94
10,84
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.24 bahwa pertumbuhan PDRB harga
berlaku sangat tergantung pada harga barang dan jasa pada saat penelitian
(atau tahun yang bersangkutan), jika inflasi tinggi akan berpengaruh signifikan
terhadap PDRB berlaku, berbeda dengan PDRB harga konstan.
Tabel 2.25Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-35
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
N0 SEKTOR
TAHUN
2005 thd
2004
2006 thd
2005
2007 thd
2006
2008 thd
2007
2009 thd
2008
1 2 3 4 5 6 7
1. Pertanian 4,59 1,58 1,17 11,75 3,42
2. Pertambangan dan penggalian 5,23 18,69
11,76
3,3510,91
3. Industri pengolahan 0,48 3,33 4,55 4,79 4,38
4. Listrik dan air besar 9,33 26,60
9,02 8,935,06
5. Bangunan dan konstruksi 5,97 9,00 13,42
2,586,84
6. Perdagangan 3,90 2,25 2,48 3,34 3,82
7. Penggangkutan dan komunikasi 4,39 8,99 1,53 4,67 6,74
8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
1,26 3,40 3,30 5,345,54
9. Jasa-jasa 11,61
18,29
17,03
11,5313,63
JUMLAH 4,08 4,19 4,08 4,04 5,16
Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.25 bahwa pada tahun 2009 secara
agregat ada kenaikan pertumbuhan sebesar 0,32% terhadap tahun 2008.
Sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor pertanian, keuangan dan jasa-
jasa. Sektor jasa ada kenaikan yang signifikan pada sub sektor gaji PNS dan
TNI/Polri yaitu ± 15%. Pertumbuhan sebesar 4,36% adalah pertumbuhan riil,
yang tidak dipengaruhi oleh harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun
yang bersangkutan. Data tersebut bila disusun dalam grafik adalah sebagai
berikut :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-36
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.16Grafik Distribusi Sumbangan PDRB Kabupaten Boyolali
Tahun 2005 - 2009 Berdasarkan Harga Konstan (dalam Milyar Rupiah)
Jika dilihat dari sumbangannya terhadap PDRB ADHB tahun 2005
sampai dengan 2009 sebagaimana tersaji pada tabel di atas, sektor pertanian
dominan peranannya terhadap PDRB, yaitu: memberikan kontribusi sebesar
Rp 2.626.638.915.000,00 atau 36% dari total PDRB.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah besarnya perubahan harga barang dan jasa secara rata-
rata yang mencakup ratusan komoditas yang dikonsumsi masyarakat.
Indikator ini menunjukkan tingkat stabilitas perekonomian di suatu wilayah
pada periode tertentu. Inflasi yang rendah dan terkendali merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, karena kegiatan produksi barang dan
jasa berlangsung sesuai hukum pasar yang berlaku dan dapat diprediksi sifat
dan perilakunya di pasar. Laju Inflasi di Kabupaten Boyolali periode 2006 –
2009 mulai stabil dan berangsur turun. Tahun 2005 sebesar 15,02% dan pada
tahun 2009 sebesar 2,05%.
Secara agregat inflasi dengan system point to point tahun 2005 sampai
dengan 2009 disajikan tabel berikut.
Tabel 2.26
Perkembangan Inflasi Kabupaten Boyolali
Tahun 2005-2009
Tahun Inflasi
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-37
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Nilai (%) perubahan
2005 15,02 9,53
2006 7,61 7,41
2007 4,61 3,00
2008 6,51 1,90
2009 2,05 4,46
Rata-rata 7,16 5,26Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali
Penjelasan atau interpretasi tabel 2.26 bahwa selama 1 tahun tidak ada
kenaikan harga yang berarti. Harga barang dan jasa selama setahun relatif
stabil. Khusus sektor angkutan terjadi deflasi -2,45%, inflasi tinggi terjadi pada
sektor kesehatan yaitu 7,94%.
3. Pajak dan Retribusi Daerah
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak dan Retribusi daerah
dalam 3 (tiga) terakhir 2007– 2009, sebagaimana dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.27Realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2007 -
2009Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali
4. Pinjaman Daerah
Realisasi Pinjaman Pemerintah Kabupaten Boyolali masuk pada
pembiayaan daerah. Perkembangan 3 (tiga) tahun 2007-2009 sebagaimana
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.28Realisasi Pinjaman Daerah Tahun 2007 - 2009
No URAIAN 2007 2008 2009 %1. Penerimaan Pinjaman
Daerah3.192.000.0
002.000.000.0
003.000.000.0
002. Penerimaan Kembali
Pemberian pinjaman Daerah
261.114.443 261.114.442 383.119.304
3. Penerimaan piutang 3.000.000 9.141.000 0
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
No Uraian 2007 2008 2009 %
1. Pajak Daerah 10.643.172.280
11.155.035.906
12.896.540.751
2. Retribusi Daerah
40.020.935.424
38.959.749.828
47.897.948.942
II-38
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
daerah
Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali
5. Dana Perimbangan
Perkembangan dana perimbangan di Kabupaten Boyolali dalam 3 (tiga)
tahun terakhir sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 2.29Realisasi penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2007 -2009
No Uraian 2007 2008 2009 %1. Bagi hasil pajak 31.416.276.
29834.143.415.
64640.129.484.3
192. Bagi hasil Bukan
pajak (SDA)968.455.539 774.027.747 523.886.135
3. Dana Alokasi Umum 528.505.000.000
582.512.205.800
586.021.039.000
4. Dana Alokasi Khusus 41.165.000.000
54.087.000.000
69.901.000.000
602.054.731.837
671.516.649.193
696.575.409.454
Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali
6. Tabungan Pemerintah Daerah
Tabungan Pemerintah Kabupaten Boyolali berupa penyertaan modal
yang masuk pada struktur APBD pada pembiayaan daerah. Perkembangan 3
(tiga) tahun terakhir bahwa penyertaan modal Tahun 2007 Rp
6.571.000.000,00; Tahun 2008 Rp 9.141.000.000,00 dan Tahun 2009 Rp
8.100.000.000,00.
7. Investasi
Capaian kinerja di bidang penanaman modal dalam 3 (tiga) tahun
terakhir menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan yaitu tahun
2007 sebesar 0,75%, tahun 2008 sebesar 3,61% dan tahun 2009 sebesar
13,89%. Kenaikan realisasi investasi digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 2.30Perkembangan Jumlah Investor dan Nilai Investasi s/d Tahun 2009
Tahun
JumlahInvesto
r Masuk
Akumulasi
Jumlah Investor
NilaiRealisasi Investasi per Tahun
(Rp)
AkumulasiJumlah
Investasi(Rp)
Prosen-tase
2005 6 6 407.300.000. 407.300.000.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-39
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
000 000
2006 0 6 0407.300.000.
0000,0%
2007 2 868.500.000.0
00475.800.000.
00016,8
%
2008 460 468126.559.524.
650602.359.524.
65026,6
%
2009 621 1.08983.664.000.0
00686.023.524.
65013,9
%
Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali
Adapun realisasi investasi dan jumlah investor pada tahun 2010 yang
tercatat sampai dengan bulan Juli adalah sebagai berikut :
Tabel 2.31Data Investasi dan Investor Tahun 2010
No BulanJumlah
InvestorTK
Perusahaan Kecil
Perusahaan
Menengah
Perusahaan Besar
TotalInvestasiJumlah
Investasi (juta Rp)
Jumlah Investasi(juta Rp)
Jumlah Investasi(juta Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Januari 721.58
3 4.099,00 1.546,00 7.099,0012.744,0
0
2Pebruari 64 259 4.799,00 1.560,00 525,00 6.884,00
3 Maret 53 333 3.681,00 2.294,0013.962,0
019.937,0
0
4 April 76 275 4.351,00 2.391,21 8.787,4715.529,6
7
5 Mei 561.22
5 3.391,00 1.126,00 9.093,3413.610,3
4
6 Juni 85 340 5.040,00 2.231,83 8.860,0016.131,8
3
7 Juli 75 696 4.098,50 2.150,00 5.088,0011.336,5
0
Total 4814.71
129.459,5
013.299,0
453.414,8
196.173,
34
Jumlah investasi tahun 2010 s/d bln Juli : Rp 96.173.340.100,00 Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali
Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing di Kabupaten Boyolali
tersaji sebagai berikut :
Tabel 2.32Perkembangan Investasi PMA di Kabupaten Boyolali
Tahun 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-40
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali
8. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Koperasi dan UMKM merupakan unit-unit usaha yang telah teruji
mempunyai daya tahan dalam menghadapi krisis ekonomi dalam satu dekade
belakangan ini. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan jumlah koperasi
dan UKM yang terus meningkat. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa
pada tahun 2007 di Kabupaten Boyolali terdapat 952 unit koperasi dan 25.639
UKM, pada akhir tahun 2009 tercatat sebanyak 967 unit koperasi, dimana 733
unit atau 75,80% di antaranya merupakan koperasi aktif dan 26.153 UKM.
Jumlah anggota koperasi pada tahun 2007 tercatat sebanyak 220.923
anggota, terus meningkat menjadi 221.304 pada tahun 2009. Sedangkan
volume usaha koperasi pertanian maupun koperasi non pertanian meningkat
masing-masing dari Rp 1,58 milyar dan Rp 132,86 milyar pada tahun 2007 dan
menjadi Rp 54,78 milyar dan Rp 109,09 milyar pada tahun 2009.
Perkembangan koperasi dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.33Perkembangan Koperasi Tahun 2009
No. Uraian 2007 2008 20091 Jumlah Koperasi 952 967 9672 Jumlah Koperasi Aktif 716 733 7333 Jumlah Pelaksanaan
Audit Koperasi 88 89 89
4 Jumlah Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
420 435 435
5 Jumlah Anggota Koperasi
220.923 221.304 221.304
a. Koperasi Pertanian :
Jumlah Koperasi Primer 220 205
201
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
No Nama PerusahaanTahun Berdiri
Nilai Investasi (US$)
1.2.3.4.5.
PT Hanil IndonesiaPT Tupai Adyamas IndonesiaPT Bengawan Solo Garment IndonesiaPT Primayudha Mandiri JayaPT Cartini Lingerie Indonesia
19951995200120082010
11.552.0001.500.0001.000.000
35.052.000920.000
Jumlah 50.024.000
II-41
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Jumlah anggota 111.890 109.7
70 104.4
88
Volume usaha (Rp) 1.583.579.8
16 79.407.373.0
00 54.786.991.
000
b.Koperasi Non Pertanian :
Jumlah koperasi 732 762 7
82
Jumlah anggota 109.033 111.5
34 112.066
Volume usaha (Rp)132.867.162.000
146.754.807.000
109.093.138.000
6. UKM : Jumlah UKM 25.639 25.895 26.153
Sektor Perdagangan 12.097 12.217 12.347Sektor Industri 10.729 10.836 10.954Sektor Jasa :- Jasa RMU- Jasa Non RMU- Jasa Angkutan
4442.168
201
4542.189
199
4562.201
195Volume usaha (Rp) 837.908.390 698.687.250 718.461.162
Sumber data : Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Boyolali
9. Perdagangan
Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam upaya meningkatkan usaha
perdagangan khususnya bagi UMKM adalah dengan meningkatkan pelayanan
dalam penyediaan sarana dan prasarana perdagangan. Penyediaan sarana
dan prasarana perdagangan dengan usaha pembangunan dan renovasi pasar
dan adanya kepastian perlindungan bagi pelaku usaha di pasar tradisional
yang diatur dalam Perda No 12 tahun 2002 tentang Pengelolaan Pasar dan
Perda No 28 tahun 2003 tentang Kios, Toko dan Ruko.
Upaya meningkatkan eksistensi pasar tradisional adalah dengan telah
dibangunya 4 pasar semi modern yaitu pasar umum Ampel, Sunggingan,
Pengging dan Boyolali disamping setiap tahun dilaksanakan renovasi dan
pemeliharaan/rehab pasar-pasar yang lain. Pasar yang dikelola 44 pasar yang
terdiri dari 39 pasar Umum dan 5 pasar Hewan. Adapun data sarana pasar
sebagai berikut:
Tabel 2.34Sarana dan Prasarana Pasar Sampai Dengan Tahun 2010
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-42
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
No Uraian Jumlah
1 Luas pasar 206.501 m2
2 Toko 439 unit
3 Kios 1.621 unit
4 SIDT 10.753 buah
5 MCK 23 unit
Sumber: Disperindagsar Kabupaten Boyolali
Pembinaan pedagang dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi
tentang hak dan kewajiban yang harus ditaati oleh pedagang sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Atas pengelolaan pasar tersebut diperoleh pendapatan retribusi
pelayanan pasar dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.35Retribusi Pasar sampai dengan Mei 2010
No Tahun Realisasi
1 2006 3.440.065.665,00
2 2007 3.523.402.699,00
3 2008 3.666.984.759,00
4 2009 3.587.175.587,00
5 s.d Mei 2010 5.732.292.575,00
Sumber: Disperindagsar Kabupaten Boyolali
Upaya menggerakan perdagangan khususnya produk unggulan dengan
memfasilitasi pengusaha dalam menjalin kemitraan usaha dengan pabrikan
seperti mempertemukan petani tembakau dengan para pedagang besar
tembakau dan pabrikan pengelola tembakau, juga mefasilitasi UMKM untuk
mengikuti pasar lelang daerah untuk mengembangkan usaha dan menjalin
kemitraan usaha dengan daerah lain.
Adapun perkembangan volume dan nilai realisasi ekspor non migas
Kabupaten Boyolali tahun 2004 sampai dengan 2009 sebagaimana tabel
berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-43
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Tabel 2.36Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas
Kabupaten Boyolali Tahun 2004 – 2009
Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-44
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Tabel 2.37Perkembangan Impor Kabupaten Boyolali Tahun 2004 - 2009
Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
II-45
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Berdasarkan Tabel 2.20. Kegiatan ekspor tahun 2009 rata-rata
mengalami peningkatan nilai ekspor dibanding dengan tahun 2008. Namun
karena dampak krisis keuangan global dimana permintaan ekspor dari
negara tujuan menurun, perkembangan nilai ekspor non migas sektor
industri tampak berfluktuasi dari -27,12% pada tahun 2005 hingga 15,15%
pada tahun 2009. Ekspor terbesar pada tahun 2006 dengan kenaikan nilai
sebesar 84,72%. Upaya untuk meningkatkan ekspor masih terus dilakukan
dengan mengikutkan industri kecil menengah pada event pameran / promosi
baik di tingkat nasional maupun international. Sebagai perbandingan ekpor
non migas Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan rata-rata 20%
per komoditi.
10. Industri
Industri kecil di Kabupaten Boyolali sangat dominan namun dari jumlah
output yang dihasilkan masih tergolong kecil-kecil, hal ini menjadi dasar
kebijakan pembangunan industri di Boyolali. Pelaksanaan pembangunan
industri difokuskan pada pemberdayaan industri kecil dan menengah dengan
meningkatkan daya saing produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas
output. Fasilitasi pelatihan dan bantuan alat merupakan solusi yang dipilih
disamping pelaksanaan kegiatan yang lain yang mendukung.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada umumnya memiliki kemampuan
SDM dan modal yang terbatas sehingga perlu adanya fasilitasi, bimbingan
teknis dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya sehingga mampu/mengerti manajerial maupun teknis pengolahan
industri, bantuan alat diberikan untuk meningkatkan kemampuan modal
utamanya peralatan yang digunakan untuk produksi. Pelatihan dan bantuan
alat juga membantu IKM untuk melaksanakan diversifikasi produk, sehingga
desain makin bertambah.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-46
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Di bawah ini disajikan jumlah industri baik besar, menengah dan kecil
Kabupaten Boyolali.
Tabel 2.38Jumlah Industri Kabupaten Boyolali s.d 2010
Uraian Jumlah Tenaga kerja Output ( juta )
Industri besar 9 8.060 349.369Industri menengah
56 3.450 25.050
Industri kecil 12.290 33.546 155.572Total 12.355 45.056 529.991
Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali Pengembangan klaster industri andalan terus ditingkatkan baik klaster
pengolahan kayu dan klaster pengolahan tembaga. Klaster kayu jumlah
angotanya 520 unit usaha, klaster pengolahan tembaga angotanya berjumlah
70 unit usaha. Klaster industri diharap dapat tumbuh berkembang sehingga
dapat meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekspor
dan menggairahkan usaha industri dilingkungannya.
Kampanye pengunaan produk dalam negeri secara masal dimulai
dengan pemakaian batik sebagai seragam dinas, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan pembuatan batik IKON Kabupaten Boyolali, yang akan
dipakai sebagai seragam dinas maupun siswa di Kabupaten Boyolali.
Diharapkan dapat menumbuhkan industri batik dan konveksi UMKM di
Kabupaten Boyolali dengan permintaan potensial yang sedemikian besar
tersebut.
11. Pertanian
Misi utama pembangunan pertanian adalah mewujudkan swasembada
berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan
ekspor dan peningkatan kesejahteraan petani melalui revitalisasi pertanian
dalam arti luas.
Selama 4 tahun dari 2005 s/d 2009 kabupaten Boyolali telah berhasil
meningkatkan produksi pertanian secara signifikan dan mampu
mempertahankan swasembada pangan. Produksi Padi pada Tahun 2005
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-47
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
mencapai 227.127 ton GKG meningkat sebesar 9,95 % menjadi 248.186 ton
pada tahun 2008, dengan provitas meningkat 8,57 % dari 5,50 ton/ha
menjadi 5,98 ton/ha. Produksi jagung Pada tahun 2005 mencapai 131.525 ton
meningkat sebesar 10,75 % menjadi 145.035 ton dengan produktivitas
meningkat 8,94 % dari 4,49 ton/ha menjadi 4,90 ton/ha.
Keberhasilan pembangunan pertanian ini dicapai karena adanya
komitmen yang kuat dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten yang
diikuti dengan penerapan Panca Yasa pembangunan pertanian yang meliputi
perbaikan infrastruktur pertanian, perbenihan, pengaktifan kelembagaan tani
dan penyuluh, fasilitasi pembiayaan dan pengembangan sistem pemasaran
hasil.
Infrastruktur pertanian Selama 4 tahun terakhir telah berhasil
membangun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha tani dan Tingkat Desa (JITUT dan
JIDES ) seluas 930 ha pembangunan irigasi tanah dangkal dan sumur pantek
130 unit irigasi tanah dalam 1 unit serta penyediaan pompa air irigasi
sebanyak 72 unit. Pembangunan irigasi tersebut mampu mengurangi resiko
kegagalan panen akibat kekeringan terbukti pada tahun 2005 luas kekeringan
ringan s/d berat mencapai 3.558 ha dan puso seluas 496 ha, sedangkan pada
tahun 2009 s/d akhir Nopember luas kekeringan sebesar 325 ha.
Revitalisasi kelembagaan tani dilaksanakan dengan pengukuhan
sejumlah 1.657 Kelompok Tani dan 162 Gabungan Kelompok tani yang
dimaksudkan untuk melaksanakan pemberdayaan kelompok tani dalam
rangka membangun dan memperbaiki sistem distribusi pupuk bersubsidi,
pengendalian serangan organisme pengganggu tanaman dan perbaikan pola
tanam.
Selama tahun 2007 s/d 2009 sebanyak 696 kelompok tani telah
melaksanakan SL-PTT dengan luasan mencapai 17.400 ha dan terbukti mampu
menghasilkan peningkatan produksi sebesar 5,24 % pada tahun 2008, Dan
meningkat lagi pada tahun 2009 rata-rata luas panen padi meningkat sebesar
4,77 % dan produksi meningkat 12,96 %.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-48
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
12. Peternakan
Pengembangan peternakan Kabupaten Boyolali didukung oleh potensi
wilayah untuk pengembangan ternak besar maupun ternak kecil serta ternak
unggas. Ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak besar (sapi perah,
sapi potong) dan ternak kecil (kambing dan domba), sedangkan untuk unggas,
yang dipelihara masyarakat yaitu: ayam buras, ayam ras, burung puyuh dan
itik. Perkembangan populasi ternak dari tahun 2006 sampai dengan 2009
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.39Perkembangan Produksi dan Populasi Ternak Kabupaten Boyolali
Tahun 2006 – 2009
No.
Uraian 2006 2007 2008 2009
1. Produksi hasil peternakan
Susu ( liter ) 26.461.368
28.825.200
32.400.000
35.910.000
Daging ( Kg ) 8.839.218
8.539.300
8.539.300
8.765.589
Telur ( Kg ) 3.955.602
13.342.985
13.342.985
12.519.255
2. Populasi hasil peternakan
Sapi perah 59.380 58.792 61.024 62.301
Sapi potong 89.412 85.967 85.867 88.980
Kambing / domba 163.497 153.900 163.500 165.490
Ayam Buras760.560 764.629 854.846
1.206.820
Ayam Ras765.749
1.416.750
1.041.800
1.030.525
Burung Puyuh806.035 913.530 913.530
1.217.843
Itik 122.690 124.990 125.300 128.787
Sumber data : Disnakan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-49
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Untuk produksi susu tahun 2006 sebesar 26.461.368 liter sedangkan
pada tahun 2009 sebesar 35.910.000 liter atau mengalami peningkatan
sebesar 35,70%. Produksi telur pada tahun 2006 sebesar 3.955.602 kg,
sedangkan tahun 2009 mencapai 12.519.255 kg atau mengalami peningkatan
sebesar 216,49%.
13. Potensi Unggulan
Guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan pemfokusan
pembangunan ditetapkan potensi/produk unggulan daerah Kabupaten
Boyolali, yaitu : sapi perah, kerajinan tembaga, lele, dan minyak atsiri.
Alasan penetapan potensi unggulan daerah tersebut, adalah :
a. Mempunyai kandungan lokal yang menonjol dan inovatif di sektor
pertanian, industri dan jasa;
b. Mempunyai daya saing tinggi di pasaran, baik ciri, kualitas maupun
harga yang kompetitif serta jangkauan pemasaran yang luas, baik di
dalam negeri maupun luar negeri;
c. Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat banyak
(tenaga kerja setempat);
d. Mempunyai jaminan dan kandungan bahan baku lokal yang cukup
banyak, stabil dan berkelanjutan;
e. Difokuskan pada produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi, baik
dalam kemasan maupun pengolahannya;
f. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan
pendapatan dan kemampuan SDM masyarakat;
g. Ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, berkelanjutan serta
tidak merusak budaya setempat.
Informasi lebih lanjut terkait potensi unggulan Kabupaten Boyolali
tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 2.40Poduk Unggulan, Andalan, Potensial Kabupaten Boyolali
Potensi Kondisi Prospek Lokasi
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-50
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
1 2 3 4
1. Produk Unggulan
Sapi Perah • Populasi 60.205 ekor
• Produksi 86.021 liter/hari
• Bahan baku industri pengolahan susu
• Bahan baku industri makanan
• Dijual dalam produk susu segar
Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo
Kerajinan Tembaga
• Produksi > 400.000 buah/ tahun
• Jumlah unit usaha 360
• Lebih dari 70% produk dieksport ke luar negeri
Kecamatan Cepogo
Minyak Atsiri Kenanga
• Produksi 113,65 ton/tahun
• Bahan baku industri kosmetik
Kecamatan Teras, Banyudono, Mojosongo, Ampel, Cepogo
2. Produk Andalan
Ternak sapi potong
• Produksi daging 6.767.755 kg/th
• Populasi 87.725 ekor
• Dikonsumsi sebagai daging sapi segar dan bahan baku pengolahan daging, dendeng, abon dan penyamakan kulit
Tersebar di 19 kecamatan seluruh Kabupaten Boyolali
Budidaya jagung hibrida
• Produksi: 96.982 ton/th
• Areal: 27.982 ha
• Konsumsi jagung segar dan bahan makanan ternak
Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Juwangi, Cepogo, Andong, Wonosegoro, Ampel
3. Produk potensial
Tembakau rajangan
• Produksi: 1.378,58 ton/th
• Bahan baku industri rokok
Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Ampel,
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-51
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
• Areal: 3.381 ha Banyudono, Teras, Sawit
Tembakau Asapan
• Produksi: 1.760,79 ton/th
• Areal: 2.635 ha
• Bahan baku rokok Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Teras, Sawit
Budidaya Pepaya
• Produksi: 3.247,01 ton/th
• Area: 219.616 pohon
• Sebagai buah segar dan bahan baku industri saos, asinan, sari buah
Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk, Ampel
Sumber data; Bappeda Kabupaten Boyolali, 2010.
Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi unggulan, adalah:
a. Birokrasi pemerintah melakukan reorientasi peran dan tanggung
jawabnya yakni bersifat mengarahkan dan membina bukan
menentukan (steering than rowing). Sehingga peranan dan tanggung
jawab pemerintah daerah hanya berkisar pada bidang-bidang dimana
sektor swasta atau pihak ketiga lainnya tidak memungkinkan untuk
melakukan tugas tersebut, misalnya dalam situasi terjadinya
kegagalan pasar (market failure).
b. Birokrasi Pemda berkiprah secara efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan prima terutama untuk meraih investasi dalam
dan luar negeri.
c. Membentuk sistem dan jaringan kerja (networking) dengan
lembaga/asosiasi bisnis dan atase perdagangan luar negeri, khususnya
dalam mendukung pemasaran produksi ekspor.
d. Mengembangkan lembaga R & D (Research and Development)
terhadap jenis produksi unggulan untuk menjamin kualitas produk,
kestabilan harga, kebutuhan pasar (demand) dan jaminan kontinuitas
ketersediaannya (delivery/supply).
e. Memfasilitasi lembaga keuangan agar bersedia memberikan modal
usaha bagi industri skala kecil dan menengah (IKM) pada berbagai
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-52
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
sektor unggulan daerah, sehingga IKM dapat menjamin dan
mempertahankan keberlangsungan usahanya.
f. Berperan mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
terapan di berbagai sektor unggulan produksi daerah, agar proses
produksi dapat mencapai efektifitas, efisiensi dan ekonomis.
g. Mendorong agar para produsen mengembangkan jenis-jenis produk
unggulan yang bersifat komplementer baik intern maupun antar
region, memiliki nilai tambah (value added) dan menghasilkan manfaat
ganda (multiple effect) baik secara backward-linkage dan forward
linkage terhadap berbagai sektor, dengan demikian dapat meperkuat
posisi daerah dari pengaruh fluktuasi ekonomi.
h. Memposisikan birokrasi pemerintah daerah sebagai katalisator,
stimulator, dan regulator agar mekanisme pasar dapat bekerja secara
sehat.
i. Memprioritaskan program pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan
dalam rangka kemudahan aksesibilitas usaha di bidang industri
meliputi sarana transportasi, komunikasi, energi, lokasi industri, sarana
dan prasarana pelayanan umum yang baik serta situasi lingkungan
yang sehat dan aman.
14. Pariwisata
Dalam kurun waktu tahun 2005-2010 telah terjadi peningkatan
pembangunan di bidang pariwisata dan budaya, dimana hal itu tercermin
pada meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali
yang rata-rata meningkat sebesar 9,75%. Hal ini dapat dilihat dalam table
berikut :
Tabel 2.41Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Tahun 2006 - 2009
NO BIDANG/ URUSANTAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah kunjungan wisatawan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-53
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
1 Dalam negeri243.85
0239.07
1235.72
6334.63
1348.1
73
2 Luar negeri 32 250 340 430 1.052
Total243.88
2239.32
1236.06
6335.06
1349.2
25
Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali
Dari jumlah 1 buah hotel bintang 2 dan 12 hotel melati didapatkan
data jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang menginap sebanyak 4.902
orang, sedangkan untuk lama tinggal wisatawan adalah 1 hari kunjungan.
Jenis obyek wisata di Kabupaten Boyolali terbagi atas tiga jenis yaitu Wisata
Alam Pegunungan, wisata tirta, wisata budaya dan ziarah. Sedangkan untuk
jumlah restaurant dan rumah makan diuraikan sebagai berikut
Tabel 2.42Jumlah Restaurant dan Rumah makan Tahun 2006-2009
NO Kacamatan TAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
1 Boyolali 37 37 37 37 37
2 Ampel 7 7 7 7 7
3 Mojosongo 8 8 8 8 8
4 Teras 2 2 2 2 2
5 Banyudono 3 3 3 3 3
6 Sambi 2 2 2 2 2
7 Simo 2 2 2 2 2
8 Andong 11 11 11 11 11
9 Karanggede 4 4 4 4 4
10 Ngemplak 2 2 2 2 2
11 Klego 1 1 1 1 1
Sumber data : Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-54
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Peningkatan pembangunan pada bidang kebudayaan dapat dilihat dari
peningkatan jumlah pemetasan seni dan budaya di Kabupaten Boyolali dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagaimana diuraikan pada tabel di
bawah. Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan yang cukup significant
dikarenakan kesadaran akan budaya tradisional masyarakat Kabupaten
Boyolali meningkat dilihat dari bertambahnya jumlah grup kesenian yang
melakukan pementasan pada event seni dan budaya di obyek wisata guna
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Tabel 2.43Jumlah Pementasan Seni dan Budaya Tahun 2006 - 2009
Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali
Kondisi aset kebudayaan Kabupaten Boyolali yang dimiliki berupa
benda benda purbakala sebanyak 105 yang terdiri dari benda bergerak
maupun tak bergerak. Kekayaan budaya ini merupakan nilai nilai budaya
atas peninggalan sejarah. Benda benda sejarah tersebut perlu dilestarikan
dan dijaga agar masyarakat generasi berikutnya dapat mengerti dan
menghargai benda benda tersebut sebagai peninggalan bersejarah.
Kekayaan selain benda purbakala, di Kabupaten Boyolali juga memiliki
kekayaan budaya daerah berupa kesenian tradisionil dan modern yang
tersebar dipelosok desa maupun kota. Pada tahun 2009 jumlah grup
kesenian mencapai 571 group kesenian tradisional yang aktif.
Dalam rangka memperkenalkan keragaman dan kekayaan budaya di
Kabupaten Boyolali diselenggarakan pemilihan duta kesenian setidaknya
dalam satu tahun sekali diadakan pengiriman duta kesenian Kabupaten
Boyolali untuk mengikuti even di tingkat Provinsi dan Nasional.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
NO BIDANG/ URUSANTAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
1 Pementasan Seni 3 3 4 4 4
2 Even budaya 4 4 5 5 5
Jumlah 7 7 9 9 9
II-55
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Uraian di atas sesuai dengan kebijakan umum pembangunan bidang
kebudayaan yaitu :
a) Penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman
budaya
b) Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan
budaya
c) Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya
d) Pengembangan sumber daya kebudayaan
15. Ketenagakerjaan
Komposisi tenaga kerja Kabupaten Boyolali berdasarkan Sembilan
sektor lapangan usaha diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.44Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009
NO BIDANG URUSANTAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
1Pertanian, Kehutanan,Perkebunan dan Perikanan
321.153
324.425
372.387
269.326
270.555
2Pertambangan dan Penggalian
- - 4.869 3.521 3.537
3 Industri Pengolahan 40.942 41.917 89.245 64.544 64.838
4Listrik, Air dan Gas Bumi
- - 8.541 6.177 6.205
5 Bangunan - - 49.253 36.621 36.788
6Perdagangan, Hotel dan Restoran
54.314 54.956112.07
581.056 81.426
7Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi
6.976 7.191 9.499 6.869 6.900
8Keuangan, persewaan Jasa Perusahaan
- 4.869 3.521 3.537
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-56
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
NO BIDANG URUSANTAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
9 Jasa jasa 60.043 60.033 83.178 60.156 60.430
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Boyolali
Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa komposisi tenaga
kerja terbesar bekerja di sektor pertanian sebesar rata-rata 56,97%, diikuti
tenaga kerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar rata-rata
13,65%, sektor jasa-jasa sebesar rata-rata 11,73%, sektor industri
pengolahan sebesar rata-rata 10,70%, dan sektor-sektor lainnya yang berada
di bawah 10%.
Penduduk Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun
2009 usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasar lapangan pekerjaan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.45Sebaran Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas yang Bekerja
Berdasar Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009
Sumber data : BPS Kabupaten Boyolali; 2009* : data sementara
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-57
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Dari tabel di atas diketahui bahwa struktur penduduk Kabupaten
Boyolali sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai petani bahkan
cenderung semakin meningkat. Oleh sebab itu kebijakan di sektor pertanian
mendapatkan perhatian utama, meskipun tetap mengembangkan sektor lain
sebagai ciri kemajuan bangsa yaitu industrialisasi dan jasa, namun
industrialisasi tetap bertumpu pada modernisasi dan industrialisasi pertanian.
16. Transmigrasi
Profil mengenai transmigrasi dapat dilihat pada table yang dirinci
sebagai berikut:
Tabel 2.46
Data Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Uraian TAHUN2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlah calon transmigran 112 230 320 437 2762
Jumlah transmigran 45 50 15 135 45- Transmigrasi Swakarsa Mandiri 0 25 0 10 25- Transmigrasi Umum 45 25 15 125 20
3
Pelatihan Transmigran 45 50 115 25 35- Jumlah Pelatihan 2 2 3 2 2- Jumlah Instruktur 6 6 6 6 6
Sumber data : Disnakertransos Kab. Boyolali
Jumlah calon transmigran tahun 2009 sebesar 276 orang seperti dilihat
pada tabel di atas menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar
437 orang. Transmigrasi dapat dibedakan atas : (1) Transmigrasi swakarsa
mandiri dan (2) transmigrasi umum. Dalam rangka meningkatkan kualitas
tranmigran, telah dilakukan pelatihan-pelatihan sebanyak 11 kali pelatihan
periode 2005-2009. Tujuannya adalah agar para transmigran memperoleh
bekal sebelum tiba di tempat tujuan.
2.8VISI DAN MISI KABUPATEN
2.8.1 Visi Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-58
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Visi Pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 adalah:
“ Kabupaten Boyolali Yang Lebih Sejahtera, Berdaya Saing dan Pro Investasi “
Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan
berikut ini guna membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan
perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.
Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran
masyarakat Kabupaten Boyolali, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan
ekonomi (materiil) maupun sosial (spiritual) secara adil dan merata. Kondisi
masyarakat yang sejahtera ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan
pangan, sandang dan papan, terjaminnya kesehatan jasmani-rohani, dan
terwujudnya masyarakat yang cerdas.
Berdaya saing. Konsep berdaya adalah suatu kondisi dimana
Kabupaten Boyolali meningkat kapasitasnya dalam berbagai aspek sehingga
berdampak positif pada daya saing. Misalnya, dengan semakin meningkatnya
mutu SDM yang dimiliki, diharapkan produk yang dihasilkan masyarakat
dapat menembus pasar yang lebih luas.
Pro investasi. Konsep pro investasi adalah konsep untuk
mempermudah segala layanan dan perijinan investasi serta dalam rangka
pengembangan sistem “one stop service” dan membuka pusat informasi
investasi atau “information centre”, serta didukung dengan peningkatan
infrastruktur yang memadai. Diharapkan dengan penerapan konsep pro
investasi secara terpadu dapat meningkatkan jumlah realisasi investasi di
Kabupaten Boyolali dan meningkatan penyediaan lapangan kerja seluas-
luasnya.
2.8.2.Misi Pembangunan Daerah
Misi pembangunan Kabupaten Boyolali adalah sesuatu yang harus
diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, sebagai
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-59
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
penjabaran visi pembangunan Kabupaten Boyolali yang telah ditetapkan, agar
tujuan pembangunan daerah dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan memahami pernyataan misi diharapkan
seluruh pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara proporsional
dalam mendorong keberhasilan pencapaian misi sesuai posisi dan peran
masing-masing.
Penyusunan misi pembangunan daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010-
2015 dilakukan dengan memperhatikan misi pembangunan daerah Kabupaten
Boyolali untuk jangka panjang yang termuat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025, yaitu :
(1) Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur
pemerintah yang profesional dan berkompeten, (2) Mengembangkan rasa
nasionalisme dan partisipasi politik masyarakat yang tinggi dalam rangka
mewujudkan demokratisasi dan ketahanan nasional, (3) Mewujudkan
penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia serta kesetaraan dan keadilan
gender, (4) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang bertumpu
pada keunggulan daerah, (5) Mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas dengan melestarikan tata nilai dan budaya serta tata sosial
kemasyarakatan yang religius, (6) Mengembangkan kuantitas dan kualitas
infrastruktur untuk mendukung mobilitas sumberdaya, (7) Mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah,
dan (8) Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara optimal
dan berkelanjutan dengan tetap memelihara kelestariannya. Dan misi dalam
RPJM Daerah 2010-2015 adalah pelaksanaan dari tahap kedua tahun pertama
dan tahap ketiga dari tahapan dalam RPJP Daerah 2005-2025.
Dalam rangka memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan
pembangunan dan pemerintahan, maka misi pembangunan Kabupaten
Boyolali Tahun 2010-2015 dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor
unggulan daerah dan mempertahankan prestasi sebagai lumbung
padi
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-60
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Misi ini sebagai penyeimbang tumbuhnya investasi yang dicita-
citakan. Bentuk-bentuk investasi yang ramah lingkungan melalui
pembangunan kebijakan yang sinergi antara investasi dan lingkungan,
khususnya dalam hal pertanian, peternakan dan perikanan guna menjaga
ketahanan pangan lokal dan memberi subsidi pada ketahanan pangan
regional bahkan nasional menjadi prioritas yang perlu dipertahankan.
Pelaksanaan dari misi pertama pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun
2010-2015 ini akan ditekankan pada sembilan urusan pemerintahan yaitu:
(1) Pertanian, (2) Kehutanan, (3) Ketahanan Pangan, (4) Perindustrian, (5)
Perdagangan, (6) Koperasi dan UKM, (7) Pemberdayaan masyarakat desa
(8) Kehutanan (9) Peternakan (10) Perikanan dan (11) Perumahan.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka
mendukung peningkatan daya saing daerah.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam
meningkatkan daya saing daerah. Kualitas sumber daya manusia meliputi
antara lain dari segi pendidikan, kesehatan, IPTEK dan kependudukan.
Meningkatkan kualitas pendidikan tidak hanya dari sektor pendidikan
formil tetapi juga pendidikan non formil, melalui kerja sama dengan dunia
usaha dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Kualitas kesehatan
juga sangat penting dalam membentuk kualitas SDM Kabupaten Boyolali.
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, program-
program jaminan kesehatan harus lebih ditingkatkan, agar kesehatan
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Boyolali,
sehingga dapat memenuhi standar yang ditetapkan dalam Millenium
Development Goals (MDG).
Pelaksanaan dari misi kedua pembangunan Kabupaten Boyolali
Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan pemerintahan yaitu: (1)
Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, (4) KB dan KS, (5) Pemuda dan olahraga, (6)
Perpustakaan.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-61
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
3. Menciptakan iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif,
didukung dengan peningkatan infrastruktur yang memadai dan
berkelanjutan.
Dalam rangka menciptakan iklim usaha dan iklim investasi yang
kondusif, terdapat serangkaian langkah yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Boyolali. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah
membuat kebijakan peraturan daerah yang mendukung kemudahan
investasi, mempermudah pengurusan atau perijinan usaha, mengurangi
birokrasi dalam pengurusan perijinan usaha, pengurusan IMB, bahkan
menggratiskan biaya perijinan investasi.
Disamping itu untuk mendukung iklim usaha investasi yang kondusif,
pembangunan infrastruktur baik berupa pembangunan jalan, penerangan,
air bersih, dsb merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan. Agar
pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan dapat lebih
optimal, pendanaannya diusahakan tidak hanya didukung dari sumber
dana APBD, tetapi juga sumber dana APBN.
Pelaksanaan dari misi ketiga pembangunan daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan pemerintahan
yaitu: (1) Pemerintahan umum, otonomi daerah, (2) Tata Ruang, (3)
Penanaman modal, (4) Pekerjaan Umum, (5) Lingkungan hidup, (6) Tenaga
kerja ,(6) pariwisata, (7) Budaya, (8) Perhubungan, (9) ESDM, (10) Kominfo
dan (11) Transmigrasi.
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
penguatan sistem pemerintahan dan pemberantasan korupsi
dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat.
Penyelengaraan pemerintahan harus dilaksanakan secara efektif,
efisien, bersih, dan berwibawa bagi terwujudnya kemandirian daerah,
membaiknya pelayanan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan
masyarakat, dan memperkuat eksistensi NKRI. Untuk itu perlu ditempuh
langkah-langkah konsolidasi, revitalisasi, refungsionalisasi, dan
profesionalisasi secara sistematis, terpadu, komprehensif, dan
berkelanjutan agar penyelenggaraan pembangunan daerah melalui konsep
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-62
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
“Community Development” dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
sesuai prinsip penyelenggaraan Otonomi Daerah dan semangat reformasi.
Upaya reformasi birokrasi yang berbasis pada sistem kinerja dan
kompetensi, penataan personalia birokrasi sebagai bagian integral, dan
pembinaan personalia dengan sistem merit serta pemantapan mekanisme
kesisteman lembaga, tetap aktual, relevan, dan urgen. Pelaksanaan sistem
pengawasan intern mutlak dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
menciptakan kepemerintahan yang baik. Dalam era reformasi dan
otonomi daerah, terjadi reposisi peran pemerintah menjadi fasilitator,
sedangkan masyarakat dan dunia usaha ditempatkan pada posisi pemeran
utama pembangunan. Namun demikian, dalam masa transisi ini
pemerintah masih tetap diharapkan peran besarnya dalam menciptakan
iklim yang kondusif untuk mendorong keberhasilan pembangunan
masyarakat
Pelaksanaan dari misi keempat pembangunan daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan yaitu:(1)
Pemerintahan Umum, (2) Perencanaan pembangunan, (3) Kependudukan,
(4) Statistik, (5) Arsip dan (6) Sosial.
2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA
Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati Boyolali dibantu
oleh seperangkat institusi Pemerintah Daerah yang memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda-beda namun terorganisir dan merupakan suatu kesatuan,
dengan rincian Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Bagan organisasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada gambar berikut.
Institusi pemerintah, swasta, pengajar dan LSM yang memiliki tugas
dan fungsi terkait dengan sanitasi ada sekitar 10 institusi yang masuk
kedalam Susunan Keanggotaan Tim Koordinasi Operasionalisasi Kebijakan Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Boyolali, yaitu Bupati
dan Wakil Bupati Boyolali selaku Penasehat, Sekretaris Daerah (Sekda)
selaku Penanggung jawab, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) selaku Ketua, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan,
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-63
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Perhubungan, dan Kebersihan (DPU PPK) selaku Wakil Ketua, Kepala Bidang
Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda selaku Sekretaris, Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) selaku Anggota, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olah Raga (Disdikpora) selaku Anggota, Kepala Badan Lingkungan Hidup
(BLH) selaku Anggota, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Penanggulangan Kemiskinan (Bapermaskin) selaku Anggota, Kepala Bagian
Hukum dan HAM Setda, Kepala Bagian Perencanaan PDAM selaku Anggota,
Pengajar pada Poltekkes Surakarta selaku Anggota, dan Ketua Yayasan
Pengembangan Akhlak Mulia (YPAM) selaku Anggota.
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas
Daerah Kabupaten Boyolali yang diwujudkan dalam Struktur Organisasi
PEMDA dan SOTK terkait dengan sanitasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-64
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-65
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.18 Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-66
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.19 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, Perhubungan, dan
Kebersihan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-67
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.20 Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-68
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.21 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten
Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-69
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.22 Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-70
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.23 Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-71
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.24 Bagan Susunan Organisasi PDAM Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-72
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.25 Bagan Susunan Organisasi Poltekkes Surakarta – Jurusan Keperawatan (sedang proses
perpindahan pemilik dari Kemenkes ke Dikti)
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-73
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.26 Bagan Susunan Organisasi Yayasan Pengembangan Akhlak Mulia Kabupaten Boyolali
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-74
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.27 Bagan Susunan Organisasi Keanggotaan Tim Koordinasi Operasionalisasi Pokja AMPL Kabupaten Boyolali Sumber data: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM KOORDINASI OPERASIONALISASI KEBIJAKAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL)
KABUPATEN BOYOLALI
PENANGGUNGJAWAB Sekda Boyolali
Anggota 2
Ka Dinas Dikpora Boyolali
Anggota 4
Ka BPMPK Boyolali
Anggota 5
Kabag Hukum&HAM Setda
Staff Administrasi
Staff Bappeda Boyolali (3 orang)
Anggota 1
Ka Dinkes Boyolali
Anggota 3
Ka BLH Boyolali
Anggota 6
Kassubid Pemerintahan Bappeda
Boyolali
KETUA Kepala Bappeda Boyolali
PENASEHAT
1. Bupati 2. Wakil Bupati
SEKRETARIS Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda Boyolali
WAKIL KETUA Kepala DPUPPK Boyolali
II-75
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.28 Bagan Susunan Organisasi Keanggotaan Pokja AMPL Kabupaten Boyolali Sumber data: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA (POKJA) OPERASIONALISASI KEBIJAKAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL)
KABUPATEN BOYOLALI
Staff Administrasi
Staff Bappeda Boyolali (3 orang)
Anggota 8
Pengajar Poltekkes Surakarta
KETUA Kabid Fisik Prasarana &SDA
Bappeda Boyolali
SEKRETARIS I Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda Boyolali
WAKIL KETUA Kabid Cipta Karya dan Tata
Ruang DPUPPK Boyolali SEKRETARIS II
Kabid P3PL Dinkes Boyolali
Anggota 2
Kasi Penyehatan Lingkungan
Dinkes
Anggota 3
Kasubbid Sosbud Bappeda
Boyolali
Anggota 4
Kasubbid Pemberdayaan,
Sarana Prasarana Dasar, Pengembangan Pemanfaatan SDA dan
TTG Bapermaskin
Anggota 9
Ketua (YPAM) Boyolali
Anggota 1
Kasi Penyehatan Lingkungan
DPUPPK
Anggota 7
Kabag Perencanaan
PDAM Boyolali
Anggota 6
Kasi Promkes Dinkes Boyolali
Anggota 5
Kabid Pengendalian Pencemaran
Lingkungan pada Badan Lingkungan
Hidup
II-76
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.10 TATA RUANG WILAYAH
Dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
disebutkan antara lain bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten
Boyolali dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, serasi,
selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana
Tata Ruang Wilayah;
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali yang selanjutnya
disingkat RTRW Kabupaten Boyolali adalah kebijakan Pemerintah Daerah yang
menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi, lokasi pengembangan
kawasan budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan permukiman,
pola jaringan prasarana dan wilayah-wilayah dalam Kabupaten Boyolali yang
akan diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
2.10.1. Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan di Kabupaten Boyolali
diarahkan pada usaha pemerataan pembangunan dan perkembangan wilayah
sebagai salah satu usaha mencegah kesenjangan wilayah. Hal ini terutama
karena hambatan-hambatan strategis yang meliputi kondisi geografis yang
mempengaruhi pola distribusi dengan tingkat kesulitan aksesibilitas yang cukup
tinggi, yang ditunjukkan adanya hambatan-hambatan fisik kawasan dan sistem
jaringan yang belum memadai. Berdasarkan kondisi tersebut maka
pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Boyolali adalah sebagai
berikut:
- Memilih desa-desa potensial menjadi desa-desa pusat pertumbuhan.
- Pengembangan aktivitas wisata yang mendukung pertanian berupa
agrowisata, agrobisnis dan agroindutri yang terpadu dan saling terkait.
- Peningkatan sumber daya manusia dan buatan, agar keberadaan manusia
menjadi prioritas utama pengembangan wilayah perdesaan yang cenderung
terbelakang.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-77
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Berdasarkan hal tersebut maka rencana pengembangan sistem pusat
perdesaan di Kabupaten Boyolali adalah diarahkan di seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Boyolali yang ditentukan berdasarkan adanya KTP2D. Secara
rinci pengembangan DPP di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
- Desa Candisari dan Ngadirojo di Kecamatan Ampel
- Desa Klakah di Kecamatan Selo
- Desa Sumur dan Karanganyar di Kecamatan Musuk
- Desa Tambak dan Dlingo di Kecamatan Mojosongo
- Desa Karangduren di Kecamatan Sawit
- Desa Kismoyoso di Kecamatan Ngemplak
- Desa Semawung di Kecamatan Andong
- Desa Sarimulyo di Kecamatan Kemusu
- Desa Kalinanas dan Repaking di Kecamatan Wonosegoro
Selain pengembangan DPP, sistem permukiman perdesaan di Kabupaten
Boyolali juga dikembangkan kawasan minapolitan dan agropolitan. Kawasan
minapolitan terletak di Desa Tegalrejo (Kecamatan Sawit), sedangkan kawasan
agropolitan terletak di Kecamatan Ampel, Selo, dan Cepogo.
Pengembangan PPL di Kabupaten meliputi:
a. Kecamatan Simo;
b. Kecamatan Mojosongo;
c. Kecamatan Sawit;
d. Kecamatan Juwangi;
e. Kecamatan Cepogo;
f. Kecamatan Musuk;
g. Kecamatan Andong;
h. Kecamatan Selo;
i. Kecamatan Nogosari;
j. Kecamatan Wonosegoro;
k. Kecamatan Kemusu; dan
l. Kecamatan Klego.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-78
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
2.10.2. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
Sistem permukiman diarahkan pada perkembangan linear wilayah,
mengikuti jaringan jalan regional dan kondisi fisik wilayah di Kabupaten
Boyolali. Sistem permukiman dikembangkan untuk membentuk struktur
perkotaan yang dinamis dan akomodatif, dengan pola pengembangan kota
yang berkelanjutan dengan proses pembangunan yang terpadu. Keberadaan
perkotaan dalam suatu wilayah kabupaten merupakan barometer
perkembangan wilayah secara umum, dengan berbagai karakteristik tertentu
yang menjadi pendukung perkembangannya. Untuk itu, perkotaan yang ada
harus dikembangkan sebagai satu pintu pengembangan wilayah Kabupaten
Boyolali secara keseluruhan, yang terintegrasi dengan pola pengembangan
wilayah secara umum.
Berdasarkan konsep tersebut maka arahan pengembangan sistem
perkotaan dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut ini :
a. Menentukan hirarki kota-kota sebagai pusat-pusat pengembangan
wilayah kabupaten.
b. Pengembangan wilayah perkotaan dengan peningkatan fungsi dan peran
kota-kota yang terbentuk dalam sistem perkotaan yang terintegrasi, dalam
fungsi utama sebagai pusat pengembangan wilayah sekitarnya sesuai
dengan hirarki kotanya, untuk membentuk struktur perkotaan yang dinamis
dan terintegrasi.
c. Membuka kesempatan investasi keuangan dan jasa dalam usaha
meningkatkan fungsi dan peran kota, dengan beberapa hal berikut ini :
- Dengan kemudahan-kemudahan penanaman modal yang telah diatur
dalam tata aturan perundangan yang berlaku.
- Meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang lebih memadai
Selanjutnya rencana dari sistem perkotaan dapat dilakukan dengan
beberapa hal berikut ini, sebagai langkah-langkah integral dalam rangka
membuka kran-kran pembangunan bagi pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya, yaitu :
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-79
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
a. Membuat pola hirarki kota dalam sistem distribusi pengembangan wilayah
dan rangkaian sistem jaringan sebagai pembentuk struktur kota-kota,
dengan 1 (satu) kota utama yaitu Kota Boyolali; Teras, 6 (enam) kota
berhirarki II yaitu Kota Ampel, Banyudono, Karanggede, Sambi, Simo, dan
Ngemplak; 4 (empat) kota berhirarki III yaitu Kota Mojosongo, Sawit dan
Juwangi; serta 8 (delapan) kota berhirarki IV yaitu Kota Cepogo, Musuk,
Andong, Selo, Nogosari, Wonosegoro, Kemusu, dan Klego. Sistem ini
dirangkaikan dalam pola distribusi, pola sebaran dan pola pelayanan yang
saling memperkuat dan dinamis.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kinerja sistem jaringan yang ada
terutama dalam pola pelayanan baku bagi pengembangan wilayah dengan
wujud membuka sistem jaringan yang lebih memudahkan aksesibilitas
antar wilayah.
Berdasarkan beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan maka
rencana pengembangan sistem pusat permukiman perkotaaan akan diarahkan
pada kawasan-kawasan yang cepat berkembang, kawasan di sepanjang jalur
potensial dan juga kawasan-kawasan pusat-pusat pelayanan. Pada
pengembangan kawasan permukiman perkotaan diperbolehkan dilakukan alih
fungsi pada lahan persawahan yang berada di sepanjang jalan, kurang lebih
100 m kanan kiri jalan yang potensial perkembangannya. Jalan yang potensial
perkembangannya yang boleh dilakukan alih fungsi lahan adalah jalan kolektor
primer yang menghubungkan pusat-pusat PKL serta jalan kolektor sekunder
yang menghubungkan antar kecamatan. Sedangkan untuk jalan arteri tidak
diperbolehkan terjadi alih fungsi lahan.
Rencana Sistem Pusat Kegiatan dilakukan berdasarkan skenario terpilih
yang telah diungkapkan dalam konsep pengembangan tata ruang wilayah dan
juga berdasarkan karakteristik wilayah secara keseluruhan. Wilayah
pengembangan dan kawasan pengembangan dalam struktur tata ruang
Kabupaten Boyolali ditentukan berdasarkan efisiensi jangkauan pelayanan dan
kawasan-kawasan strategis. Pengembangan tersebut secara efektif tidak
termasuk pada kawasan-kawasan yang dilindungi (kawasan lindung).
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-80
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Titik simpul pengembangan (kota-kota), baik sebagai pusat
pertumbuhan maupun pusat-pusat pelayanan dari permukiman. Sistem pusat
kegiatan wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,
ekonomi dan atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten tersebut.
Dalam rencana sistem pusat pelayanan terdiri dari PKN, PKW dan PKL yang
berada pada wilayah kabupaten serta pusat-pusat lain di dalam wilayah
kabupaten yang terdiri dari PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa serta PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan) yang berfungsi melayani kegiatan skala antar desa.
Selain itu Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat kegiatan yang di
kemudian hari dapat dipromosikan sebagai PKL (dengan notasi PKLp).
Berdasarkan hal tersebut pembagian sistem pusat pelayanan di
Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
- PKW yang mencakup wilayah Kecamatan Boyolali
- PKL yang mencakup wilayah Kecamatan Ampel
- PKLp yang mencakup wilayah Kecamatan Banyudono dan Karanggede
- PPK yang mencakup wilayah Kecamatan Teras, Sambi, dan Ngemplak
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-81
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali
Gambar 2.29Peta Rencana Pola Ruang
Sumber : Bappeda Boyolali, 2011
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-82