blok 8
DESCRIPTION
PBL BLOK 8TRANSCRIPT
Struktur Jantung Manusia dan Mekanisme Kerja JantungAndrian Maulana
102012125Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta [email protected]
Abstrak: Jantung adalah pompa yang bertanggung jawab untuk menjaga sirkulasi darah yang
mencukupi oksigen di sekitar jaringan pembuluh darah tubuh. Jantung adalah pompa empat
ruang, dengan sisi kanan menerima darah terdeoksigenasi dari tubuh pada tekanan rendah dan
memompanya ke paru-paru (sirkulasi paru-paru) dan sisi kiri menerima darah beroksigen dari
paru-paru dan memompanya pada tekanan tinggi di sekitar tubuh (sirkulasi sistemik).
Miokardium (otot jantung) adalah bentuk khusus dari otot, yang terdiri dari sel-sel individual
bergabung dengan sambungan listrik. Setiap detak jantung dirangsang oleh aktivitas listrik.
Sinyal listrik yang melewati otot jantung menyebabkan ia mengalami kontraksi. Seorang
dokter bisa memantau aktivitas listrik ini dengan elektrokardiogram atau EKG.
Kata Kunci : Jantung, Oksigen, Miokardium, Elektrokardiogram
Abstract : The heart is the pump responsible for maintaining adequate circulation of
oxygenated blood around the vascular network of the body. It is a four-chamber pump, with
the right side receiving deoxygenated blood from the body at low presure and pumping it to
the lungs (the pulmonary circulation) and the left side receiving oxygenated blood from the
lungs and pumping it at high pressure around the body (the systemic circulation). The
myocardium (cardiac muscle) is a specialised form of muscle, consisting of individual cells
joined by electrical connections. Each heart beat is stimulated by electrical activity. An
electrical signal passes through the heart muscle causing it to contract. A doctor can monitor
this electrical activity with an electrocardiogram or ECG.
Key Words : Heart, Oxygenated, Myocardium, Elektrocardiogram
1
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan Jantung merupakan pusat kehidupan yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh
tubuh. Dimana darah yang dipompakan berisikan oksigen, nutrisi, hormon, serta enzim-enzim
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, selain itu juga berisikan karbon dioksida serta zat-zat
sisa metabolisme jaringan yang harus dibawa dari jaringan tersebut. Fungsi jantung adalah
sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan
yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan darah, seperti cairan lain, mengalir
dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan
gradient tekanan. System kardiovaskuler dapat berjalan dengan baik karena ditunjang oleh
organ yang menyusunnya (jantung dan pembuluh darah). Jantung merupakan organ otot
berongga yang tereletak di bagian tengah dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing
memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah
(ventrikel) yang mengeluarkan darah dari jantung. Ventrikel memiliki satu katup pada jalan
masuk dan satu katup pada jalan keluar. Jantung berfungsi memompa darah untuk
menyediakan oksigen, nutrient dan hormone ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa
metabolisme dari seluruh tubuh seperti karbon dioksida, asam urat, dan ureum. Untuk
menjelaskan fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi. Proses
kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat berdenyut, setiap
ruang jantung mengendur dan terisi oleh darah (diastole), selanjutnya jantung berkontraksi
dan memompa darah keluar dari jantung (systole). Pembuluh darah berperan dalam
menentukan tekanan yang dihasilkan oleh proses pemompaan jantung sehingga proses
pendistribusian darah, zat gizi, dan pembuangan sisa metabolic dapat berjalan dengan baik.
Pembuluh darah ada 2 macam yaitu, arteri dan vena. Perbedaan mendasar antara arteri dan
vena terdapat pada susunan histoanatomi yang menunjang fungsinya masing-masing. Arteri
secara histoanatomi memiliki otot polos yang dapat berespon terhadap perubahan tekanan
(volume darah yang dipompa jantung). Vena akan bekerja dengan baik dengan dibantu oleh
kerja katup. Katup yang dimiliki vena akan membantu melawan gaya gravitasi dan
mengalirkan darah kembali ke jantung secara optimal.1
Pembahasan
Jantung
Makroskopis Jantung
2
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar)
mengarah ke bagian bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke
panggul kiri.
Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral, ditutupi
oleh sternum dan cartilage costalis II/III-V/VI. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri
garis midsternal.1
Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6
cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.1
Gambar 1. Letak Jantung1
Jantung terdiri dari beberapa bagian yaitu perikardium, ruang-ruang jantung, katup-
katup pada jantung dan persarafan serta perdarahan jantung.
Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. Perikardium terdiri dari komponen fibrosa
dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan kuat yang menyelimuti jantung, lapisan ini
tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi
jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di atasnyadan dengan tendon
sentral diafragma di bawahnya. Perikardium serosa melapisis perikardium fibrosa (lapisan
parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk menutupi permukaan jantung
(lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi
3
jantung. Dua sinus yang penting terletak di antara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu sinus
transversus yang terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior sertatrunkus
pulmonalis dan aorta di anterior dan sinus obliquus yang terletak di belakang atrium, sinus
dibatasi oleh v. cava inferior dan vv. pulmonalis. Pasokan darah perikardium dari cabang-
cabang perikardiacophrenicus dan a.thoracalis interna. Perikardium fibrosa dan lapisan
parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh n. phrenicus.1,2
Gambar 2. Lapisan Jantung1
Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan, pertama yaitu epikardium luar yang tersusun
dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaroingan ikat. Miokardium tengah terdiri
dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. Ketebalan miokardium
bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya. Serabut otot yang tersusun dalam berkas-
berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium “menekan” darah keluar ruang
menuju arteri besar.1
Ruang-ruang pada jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium
kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap
atrium kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri. Atrium kanan dan kiri
dipisahkan oleh septum intratrial, sedangkan ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh
septuminterventrikular.3
4
Gambar 3. Ruang Jantung
Atrium kanan terletak dibagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru-paru. Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang
mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam
atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dalam
muara vena kava tidak terdapat katup-katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium
jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karenaitu,
peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan
dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena ke dalam
atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif
ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan
pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.3
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat
vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam
pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan
paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari
atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.3
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventriculare
kanan dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga
mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini
disebut infundibulum.3
‘Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium kanan dan
menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-
rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busadan dikenal
sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas
musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding
ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu diantaranya adalah trabecula
septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa kedinding anterior. Trabecula
septomarginalis ini membawa fasciculus atriventriculariscrus kanan yang merupakan bagian
dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.3
5
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis yang
dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis
anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis septalis
terletak berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis inferior atau posterior
terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung
bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chorda tendineae. Chorda tendineae
menghubungkan cuspis denganmusculi papilares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi
papilares berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan
terbalik waktu tekanan intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses ini, chordae
tendineae dari satu musculus papilaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.3
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga
valvula semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit jaringan fibrosa
yang meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung melekat pada
dinding arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus pulmonalis.
Tidak ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan dengan cuspis valva
ini; perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis turun masuk ke dalam
ventrikel. Pada pangkal truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus,
dan masing-masing terletak diluar dari setiap cuspis.3
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula
semilunaris kiri) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan kanan).
Selama sistolik ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis oleh
darah yang keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus;
cuspis valva terisi, terletak berhadapan di dalam lumendan menutup ostium trunci
pulmonalis.3
Gambar 4. Letak Valva Tricuspidalis dan Valva Trunci Pulmonalis.3
6
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri dan
dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal daripada
dinding ventrikel dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk sirkular;
ventrikel dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam
rongga ventrikel dexter. Terdapat trabeculae carneae yang berkembang baik, dua buah
musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian
ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.3
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis
anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva tricuspidalis.
Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare dan ostium aortae.
Perlekatan chordae tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva
tricuspidalis.3
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan
struktur valva trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris kanan)
dan dua cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris kiri dan posterior). Di
belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae anterior
merupakan tempat asal arteria coronaria kanan, dan sinus posterior kiri tempat asal arteria
coronaria kiri.3
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan kearah belakang mendorong katup menutup, seperti mendorong
ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Gradient ke arah belakang dapat
mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat katup jantung
berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik jantung. Ada 2
jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan
katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang
bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan
volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.3
Katup atrioventrikularis (AV), terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis.Daun-
daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara
7
atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan
atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada
dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk
mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot
papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam
atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi. Pencegahan pembalikan katup AV,
pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan pada daun katup yang timbulkan oleh korda
tendine sewatktu otot papilaris berkontraksi.3
Katup Semilunaris, kedua katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3
daun katup simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus.
Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis
terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran
kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam
keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan
arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam
kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari
penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.2
Gambar 5. Katup Jantung3
Persarafan Jantung, jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis
susunan saraf otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf
simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus symphaticus,
dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.3
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan
8
serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot
jantung, dan dilatasi arteriae coronariae.3
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae.3
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang
biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke miokardium terganggu,
impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam reflex kardiovaskular.3
Gambar 6. Arteriae Coronariae.
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikatsubepicardial.3
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan kedepan di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di
dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini
melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan
arteria coronaria kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria
coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari
atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.3
Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan
arteriacoronaria dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar
atriumsinister, ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari
posterior kiri sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis
dan auricula kiri. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang
dua menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.3
9
Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan
kiri (sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah
yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.3
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui
sinuscoronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah
kirivena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.3
Mikroskopis jantung
Secara mikroskopis, jantung merupakan organ berotot yang berkontraksi secara
berirama, memompa darah melalui sistem sirkulasi. Ia juga berfungsi menghasilkan hormon
yang disebut faktor natriuretik atrial. Dindingnya terdiri atas 3 tunika: yang dalam atau
endokard, yang tengah atau miokard, dan yang luar atau perikard. Jantung memiliki daerah
pusat fibrosa, yaitu kerangka fibrosa yang berfungsi sebagai pangkal katup, selain sebagai
tempat asal dan insersi miosit jantung.4
Tunika Endokard homolog dengan intima pembuluh darah. Ia terdiri atas selapis sel
endotel gepeng, terbentang di atas lapis subendotel tipis jaringan ikat longgar dengan serat-
serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Di antara endokard dan miokard terdapat lapis
jaringan ikat yang sering disebut lapis subendokard, yang mengandung vena, saraf, dan
cabang-cabang sistem hantar-rangsang jantung (serat Purkinje). Miokard adalah lapisan
jantung paling tebal dan terdiri atas sel-sefotot jantung yang tersusun dalam lapisan yang
mengelilingi bilik-bilik jantung secara berpilin majemuk. Banyak lapisan ini tertanam dalam
kerangka jantung fibrosa. Tersusunnya sel-sel otot ini sangat bervariasi, sehingga pada sajian
histologi tentang daerah kecil tertentu, sel-sel itu tampak menurut macam-macam orientasi.
Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2 populasi: sel-sel kontraktil dan sel pembangkit dan
penghantar rangsang, yang membangkitkan dan menghantar isyarat listrik yang memulai
denyut jantung.4
10
Epikard adalah pembungkus serosa dari jantung, membentuk lapisan viseral dari
perikard. Bagian luarnya ditutupi epitel selapis gepeng (mesotel) yang ditunjang oleh lapisan
tipis jaringan ikat. Lapis subepikard terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung vena,
saraf, dan ganglia saraf. Jaringan lemak yang biasanya membungkus jantung terdapat pada
lapisan ini.4
Potongan memanjang belahan kiri jantung, menampakkan sebagian atrium, valvula
atrioventrikular (mitral) dan ventrikel. Pada dinding atrium, endokard terdiri atas endotel,
yaitu sebuah lapisan jaringan ikat subendotel tebal, dan miokard tebal pada muskulatur yang
tersusun longgar. Epikard membungkus jantung yang diluarnya dilapisi selapis mesotel.
Lapisan subepikard terdiri atas jaringan ikat dan lemak yang jumlahnya bervariasi pada
bagian jantung berbeda. Lapisan ini juga meluas ke dalam sulkus koronaria dan
interventrikular jantung.5
Endokard ventrikel lebih tipis jika dibandingkan dengan endokard atrium sedangkan
miokard ventrikel tebal dan lebih padat. Epikard dan jaringan ikat subepikard menyatu
dengan epitel dan jaringan ikat yang ada di atrium. Permukaan dalam dinding ventrikel
menunjukkan ciri khas miokard dan endokard: apeks muskulus papilaris dan trabekula
karne.5
Di antara atrium dan ventrikel, terdapat anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan ikat
padat fibrosa. Daun katup atrioventrikular (mitral) dibentuk oleh membran ganda endokard
dan jaringan ikat padat sebagai pusatnya, kemudian menyatu dengan annulus fibrosus. Pada
permukaan ventral katup terdapat insersio korda tendinae ke katup.5
Gambar 7. Mikroskopis Jantung4
Kerangka fibrosa: Kerangka fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat.
Komponen utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan anulus
11
fibrosus. Bangun ini terdiri atas jaringan ikat padat, dengan serat-serat kolagen kasar yang
ter- orientasi ke berbagai arah. Daerah tertentu mengandung nodulus tulang rawan fibrosa.2
Katup: Katup jantung terdiri atas jaringan ikat padat sebagai pusat (mengandung serat
kolagen dan elastin), kedua sisinya dilapisi oleh lapis endotel. Pangkal katup melekat pada
anulus fibrosa dari kerangka fibrosa.4
Struktur yang Mengatur denyut Jantung: Sistem pembangkit dan penghantar rangsang
jantung terdiri atas beberapa struktur yang memungkinkan atrium dan ventrikel berdenyut
berurutan dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa efisien. Nodus sinoatrial
adalah pemicu (pacemaker) jantung, karena memiliki aktivitas ritmik yang paling cepat. Ia
terletak dekat masuknya vena kava superior ke dalam atrium kanan. Sel-sel nodus adalah sel-
sel otot jantung yang dimodifikasi, lebih kecil dari sel otot atrium dan dengan lebih sedikit
miofibril. Sel nodus tersusun konsentris di sekitar sebuah arteri nodus besar. Traktus
intemodus terdiri atas sel-sel khusus yang menghantar depolansasi hstnk dari nodus sinoatrial
ke nodus artrioventikular. Massa sel otot jantung khusus ini terletak di bawah endokard
dinding septum atrium kanan. Sel-sel nodus serupa dengan yang ada di nodus sinoatrial
terdapat arteriol besar dan banyak jaringan lemak.4
Pembuluh darah yang lebih besar, seperti arteri koronaria, berjalan di dalam jaringan
ikat subepikard. Di bawah arteri koronaria, terdapat potongan melalui sinus koronarius.
Sebuah vena koronaria dengan katupnya memasuki sinus koronarius. Pembuluh-pembuluh
koroner yang lebih kecil terlihat di dalam jaringan ikat subepikard dan di dalam septa
perimisium yang meluas ke dalam miokard.5
Berkas atrioventrikular (His) dibentuk oleh sel- sel Purkinje yang menembus
kerangka fibrosa, dan kemudian pecah membentuk cabang berkas kanan dan kiri. Berkas kiri
pecah lagi menjadi 2 fasikel. Berkas sel Purkinje ini berjalan dalam lapis subendokard
menuju apeks jantung, tempat mereka berbalik arah dan mulai bercabang-cabang yang akan
berkontak dengan sel otot jantung biasa dengan perantaraan taut rekah. Karena susunan ini,
rangsang bagi kontraksi ventrikel dengan cepat dihantar ke apeks jantung, yang harus
berkontraksi dulu memompa keluar darah dari ventrikel. Gelombang kontraksi kemudian
meyapu ke arah basis jantung (katup pulmonar dan katup aorta). Sel Purkinje berdiameter
jauh lebih besar daripada sel otot jantung biasa.4
Serat Purkinje atau serat penghantar-impuls yang terdapat di dalam jaringan
subendotel yang longgar dapat dikenali dari ukurannya yang lebih besar dan pulasannya yang
lebih lemah. Dibandingkan dengan serat otot jantung miokard yang terpulas merah di
12
dekatnya, serat Purkinje lebih besar dan lebih pucat serta memiliki lebih sedikit miofibril
yang tersebar di perifer, menyisakan zona sarkoplasma terang di sekitar inti (perinuklear).
Serat Purkinje secara berangsur menyatu dengan serat jantung, seperti tampak dalam gambar.
Berkas yang mengelilingi serat Purkinje dan serat otot jantung adalah berkas serat jaringan
ikat.5
Gambar 8. Serat Purkinye4
Baik bagian parasimpatis maupun bagian simpatis dari sistem autonom ikut mempersarafi
jantung dan membentuk pleksus luas pada basis jantung. Di daerah dekat nodus sinoatrial dan
nodus atrioventrikular terdapat sel saraf ganglion dan serat-serat saraf. Meskipun saraf ini
tidak mempengaruhi pembangkitan denyut jantung, yaitu proses yang dilaksanakan oleh
nodus sinoatrial (pemicu), tetapi mempengaruhi irama jantung. Rangsang pada divisi
parasimpatis (nervus vagus) akan memperlambat denyut jantung, sedangkan rangsang saraf
simpatis mempercepat irama pemicu jantung.4
Mekanisme Kerja Jantung
Sistem Kelistrikan Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dipicu oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara berirama
akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu, sel kontraktil, yang membentuk 99% dari
sel-sel otot jantung, melakukan kerjamekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan
normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya, dan sel otoritmik, yang tidak
berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yangmenyebabkan
kontraksi sel-sel jantung kontraktil.6
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada
pada potensial istirahat yang konstan kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung
tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu
(pacemaker activity), yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau
13
bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane
mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang
berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang
kemudian menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa
perangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan
dilokasi-lokasi berikut ini: (1) Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat lubang (muara) vena kava superior. (2) Nodus atrioventrikel (AV), sebuah
berkas kecil sel-sel otot jantungkhusus didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas
peraturan atriumdan ventrikel. (3) Berkas his (berkas atrioventrikel),suatu jaras sel-sel khusus
yang berasal darinodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut
bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum,
melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali keatrium di
sepanjang diding luar. (4) Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas
his dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.6
Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak
di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut
akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus.
Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan
otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya
dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu ( pacemaker , penentu irama) jantung. Jaringan
otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka
sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai
kambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Analogi berikut memperlihatkan
bagaimana nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya.
Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang
mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat
bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain
(nodusAV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh
gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam
akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih
lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan demikian,
tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka
ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja
14
kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan
apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka. Apabila karena suatu
hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA), lokomotif tercepat kedua (nodus
AV) akan mengambil alih dan keretaakan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu,
apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu Jaringan
otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih,walaupun
dengan kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran
impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan
70 kali/menit, dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang
lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik
ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke
dua (nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga
(serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70
mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan30 mil/jam. Fenomena
seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total (complete heart block), timbul apabila
jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut
ventrikel 30kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai
padakenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan
denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat
digunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis
menghasilkan inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium
maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.6
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis,yaitu memompa. Sel- sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak
menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel -sel pekerja. Kontraksi otot jantung
dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran potensial
membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwahal itu terjadi
karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran
15
lambat Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi
permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan selotot rangka. Permeabilitas
membrane terhadap K+ menurun antara potensial- potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien
konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian
dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang
tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran
Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+
bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti
biasanya, oleh efluks K+yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluranK+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran- saluran K+ ini akan
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel- sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.6
Gambar 9. Potensial Aksi Di Sel Kontraktil Otot Jantung6
Mekanisme Pompa Jantung (Siklus Jantung)
Proses-proses mekanisme pada siklus jantung kontraksi, relaksasi, dan perubahan
aliran darah melalui jantung yang ditimbulkannya disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas
listrik jantung.5
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan
siklus sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di ventrikel.6
16
Pembahasan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Selama sebagian besar
diastol ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Karena darah dari sistem vena terus
mengalir ke dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun
kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. Karena berbedaan tekanan ini maka katup
AV terbuka, dan darah mengalir langsung dariatrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol
ventrikel. Akibatnya pengisian pasif ini,volume ventrikel secara perlahan menungkat bahkan
sebelum atrium mulai berkontraksi.6
Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan melepaskan
muatan. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKG sebagai gelombang P.
Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium, meningkatkan kurva tekanan atrium dan
memerasa lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan eksitasi-kontraksi
berlangsung selama jeda singkat antara gelombang P dan peningkatan atrium. Peningkatan
tekanan ventrikel yang terjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium
disebabkan oleh tambahan volume darah yang dimasulkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel
sehingga katup AV tetap terbuka.6
Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel pad akhir diastol
dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135ml. Tidak ada lagi darah
yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu,volume diastolik akhir
adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini. Karena
itu, volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh
ventrikel selama siklus ini.6
Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat
pengaktifan ventrikel selesai, kontaksi atrium sudah berlalu. Kompleks QRS mencerminkan
eksitasi ventrikel ini yang memicu kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel meningkat
tajam segera setelah kompleks QRS, mengisyaratkan awitan sisteol ventrikel. Jeda singkat
antara kompleks QRS dan awitan sistol ventrikel yang sebenarnya adalah waktu yang
diperlukan untuk terjadinya proses penggabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi
ventrikel dimulai. Tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya perbedaan
tekanan ini memaksa katup AV menutup.6
17
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup, untuk
membuka katup aorta, tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi tekanan
aorta. Karena itu, setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka terdapat periode
singkat ketika ventrikel menjadi suatu ruang tertutup. Karena semua katup tertutup maka
tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel selama waktu ini. Interval ini dinamai
periode kontraksi ventrikel isovolumetrik. Karena tidak ada darah yang masuk atau
meninggalkan ventrikel maka volume rongga ventrikel tidak berubah, dan panjang serat-serat
ototnya tidak berubah. Selama kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus
meningkat karena volume tidak berubah.6
Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dan dimulailah
ejeksi (penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing
ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup (IS). Kurva tekanan aorta meningkat
sewaktu darah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih cepat daripada darah
mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halus di sebelah hilir. Volume ventrikel
menurun secara bermakna sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel
mencakup periode kontraksi isovolumetrik danfase ejeksi ventrikel.6
Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurnya selama fase ejeksi.Dalam
keadaan normal, hanya separuh darah di dalam ventrikel pada akhir diastoldipompa keluar
selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika
ejeksi selesai disebut volume sistolin akhir (VSA), yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah
jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalamventrikel selama siklus ini.6
Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraaksi dan setelahkontraksi
adalah jumlah darah yang diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA – VSA= IS. Dalam
contoh diatas, volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan isi
sekuncup 70 ml.6
Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol ventrikel. Sewaktu
ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta
dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkangangguan atau takik pada
kurva tekanan aorta, takik dikrotik. Tidak ada darah yangkeluar dari ventrilel selama siklus
ini, karena katup aorta telah tertutup.6
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan ventrikel masih
melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium.
Karena itu semua katup kembali tertutup untuk waktu yang singkat, dikenal sebagai relaksasi
18
ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume ringga tidak berubah. Tidak ada
darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel terusmelemas dan tekanan terus
turun.6
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV membuka, dan
ventrikel kembali terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel
isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel.6
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan, sehingga atrium
berada dalam keadaan diastol selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena
paru ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini diatrium maka
tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV membuka pada akhir sistol ventrikel, darah
yang terkumpu; di atrium selama sistol ventrikel mengalir deraske dalam ventrikel (kembali
ke jantung). Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlangsung cepat karena
meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat akumulasi darah atrium. Pengisian ventrikel
melambat sewaktu darah yang terakumkulasi tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan
tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir
dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri.
Selama diastol ventrikel tahap akhir, ketika pengisian ventrikel melambat, nodus SA kembali
melepaskan muatan dan siklus jantung kembali berulang.6
Ketika tubuh berada dalam keadaan istirahat, satu siklus jantung lengkap berlangsung
800 mdet, dengan 300 mdet dihabiskan untuk sistol ventrikel dan 500mdet digunakan oleh
diastol ventrikel. Pengisian ventrikel sebagian besar berlangsung pada awal diastol saat fase
pengisian cepat. Pada kecepatan denyut jantung yang tinggi, diastol memendek jauh lebih
besar daripada sistol. Jika kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per
menit, maka durasi diastol berkurang sekitar 75%, dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini
sangat mengurangi waktu yang tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun,
karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi selama awal diastol maka pada peningkatan
kecepatan denyut jantung, musalnya ketika olahraga, pengisian tidak terlalu terganggu.
Namun terdapat batas pada seberapa cepat jantung dapat berdenyut tanpa mengurangi periode
diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan pengisian ventrikel terganggu. Pada
kecepatan jantung yang lebih dari 200 denyut per menit, waktu diastol menjadi terlalu singkat
untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang memadai. Dengan tidak adekuatnya pengisian
maka curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut ventrikel tidak
19
melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang relatif lama mencegah
impuls dihantarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.6
Gambar 10. Siklus Jantung6
Pengaturan intrinsik curah jantung
Panjang serabut jantung mempengaruhi tegangan yang dapat dihasilkan karena
susunan anatomic protein kontraktil otot. Pada keadaan istirahat, serabut otot meregang
kederajat lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan maksimal.
Apabila serabut otot jantungdiragangkan, lebih banyak jembatan silang myosin yang dapat
mencapai sisi pengikatan aktin,menyebabkan pengayunan jembatan silang meningkat,
sehingga meningkatkan tegangan jantungdan kontraktilitas jantung. Akibatnya volume
sekuncup dan curah jantung meningkat. Peningkatan peregangan pada myofibril terjadi jika
pengisian jantung meningkat, oleh karena itu tegangan yang dihasilkan jantung proporsional
dengan volume darah dalam jantung sesaat sebelum kontraksiventrikel, volume akhir
diastolic. Karena respon ini jantung memiliki kapasitas residu untuk memompa lebih kuat
ketika volume darah yang mengalir meningkat. Sebagai contoh saat olahraga. Hal ini
mengikuti hukum starling dimana peningkatan volume diastole akan menigkatkan kontraksi
yang akan menyebapkan peningkatan curah jantung. 7
Pengaturan Ekstrinsik Curah Jantung
Denyut jantung dan stroke volume dipengaruhi oleh system saraf smpatis dan
parasimpatis serta hormon-hormon dalam sirkulasi. 7
Saraf parasimpatis menjalar di dalam traktus saraf spinalis toraks ke nodus SA dan
melepaskan nourotransmiter norepinefrin. Norepinefrin berikatan dengan reseptor spesifik
yang disebut reseptor adregenik B1 yang terdapat di sel nodus SA. Setelah berikatan, terjadi
pengaktifan system perantara kedua yang menyebapkan peningkatan kecepatan pelepasan
20
muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan menurun
apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang. Pengikatan atau
penurunan kecpatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif atau negative. 7
Saraf simpatis juga mempersarafi sel diseluruh miokardium, menyebapkan
peningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serabut otot tertentu. Hal ini
menyebapkan peningkatan pada stroke volume dan disebut efek inotropik positif. Hormon
adrenal juga menimbulkan efek yang sama dengan norepinefrin. 7
Saraf parasimpatis menjalar ke nodus SA dan ke seluruh jantung melalui saraf vagus.
Saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin, yang memperlambat kecepatan
depolarisasi nodus SA sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung suatu efek
kronotropik negative. Perangsangan parasimpatis ke bagian miokardium lain tampaknya
menurunkan kontraktibilitas dan stroke volume yang menghasilkan efek inotropik negative. 7
Peranan enzim kardiovaskular
Pada sistem jantung terdapat banyak enzim yang terlibat dan kita bisa membahagikannya
kepada dua iaitu enzim fungsional dan enzim nonfungsional. Pada umumnya pada enzim
fungsional, ia dihasilakan di hepar atau hati dan akan dialirkan dalam sistem peredaran darah.
Makanya, kadar enzim ini di dalam darah adalah sangat tinggi berbanding didalam sel. Jika
kadarnya dalam darah menurun atau menunjukkan jumlah yang abnormal, kelainan jantung
bisa dideteksi. Antara contoh enzim jenis ini adalah lipoprotein lipase, pseudocholinesterase,
proenzim pembekuan darah dan pemecahan pembekuan darah. Enzim ini tidak akan berkerja
atau aktif jika tidak ada pemicu yang mengaktifkan mereka. Contohnya enzim pembekuan
darah tidak akan berfungsi jika tidak ada pemicu dalam darah. Makanya di dalam keadaan
normal darah tidak akan membeku, tetapi jika terjadi luka sehingga menyebabkan lapisan
pembuluh darah itu kasar, ianya akan memicu enzim pembekuan untuk menjalankan
tugasnya.8
Kemudian adalah enzim nonfungsional yang biasanya terdapat banyak di dalam sel dan tidak
berfungsi dalam darah. Jumlahnya di dalam darah adalah sedikit atau nol karena ianya
terdapat di dalam sel. Jika kadarnya meningkat di dalam darah, hal ini menunjukkan kelainan
karena bila terjadi kelainan, sel akan rusak dan pecah sehingga kandungannya masuk ke
dalam saluran darah. Jadi, enzim ini menjadi indicator untuk diagnose atau proknosis suatu
penyakit. Antara contoh enzim ini adalah sekresi eksokrin, amylase pancreas,lipase alkaline
fosfatase, fossfatase asam prostat(PAP) dan empedu.
21
Mekanisme Kerja Elektrokardiogram
Alat ini merekam aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta
membentuk gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik tersebut di dapat dengan
menggunakan elektroda di kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi EKG
merupakan voltmeter yang merekam aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot jantung.9
EKG memulai proses diagnostic jantung dengan pemberian aliran muatan listrik pada
permukaan kulit. Pengaturan sensor EKG berdasarkan teori segitiga Einthoven yang
merupakan cara termudah dalam pendiagnosisan jantung. Sensor pada pasien ditempelkan
pada kedua lengan dan kaki kiri, hal ini dimaksudkan agar kedua lengan diperankan sebagai
kabel yang saling terhubung (resistansi ≈ 150 Ω) sehingga bagian efektif dari potensial
tersebut terukur dan diindikasikan dengan A, B, dan C di dalam gambar ke kanan.
Perbedaan muatan (positif dan negatif) pada tiap bagian dari membrane menyebabkan
momen dipol di sepanjang membran bagian dalam dan luar. Tetapi, tiap momen dipol ini
diberikan reaksi berupa dipole yang sama besarnya dari bagian sel yang lain sehingga momen
dipol di dalam sel bernilai nol. Pemberian muatan pada permukaan kulit oleh EKG pada area
sensor Einthoven menyebabkan momen dipol yang bernilai nol tersebut menjadi tidak stabil
(tidak bernilai nol). Hal ini disebabkan EKG tersebut membuat adanya beda potensial yang
diberikan dari luar dengan muatan dipol reaksi yang berasal dari dalam membrane sel
sehingga sel akan berusaha untuk mencapai keadaan semula (equilibrium point) yaitu total
momen dipol yang bernilai nol. Reaksi membrane sel terhadap beda potensial untuk
mencapai keseimbangan dipol ini menyebabkan bagian-bagian membrane sel secara serentak
berubah menjadi permeabel sehingga ion-ion dapat masuk dengan mudah, reaksi inilah yang
dinamakan depolarisasi. Setelah terdepolarisasi dengan sempurna, ion Ca2+ dapat masuk ke
dalam sel. Katalisis ion tersebut terhadap hidrolisis ATP oleh protein myosin di dalam sel
yang selanjutnya secara otomatis mengaktifkan protein aktin di dalam sel jantung
menyebabkan jantung berkontraksi. Kontraksi inilah yang nantinya berubah menjadi
gambaran kelistrikan yang diolah oleh kardiogram dan muncul pada layar alat tersebut.9
Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas
system elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesin elektroda kardiogram
dihubungkan dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-
tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam
aktivitas listrik dijantung dari lokasi yang berbeda, enam susunan listrik dari ekstermitas dan
22
enam lead dada di berbagai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan
secara rutin di semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali
adanya deviasi dari normal.9
Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead bergantung
pada pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi di jantung serta
posisi jantung relative terhadap penempatan elektroda. EKG normal memperlihatkan tiga
bentuk gelombang tersendiri: gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T. (huruf-huruf
tersebut tidak menyatakan hal khusus kecuali urutan gelombang. Eithoven sekedar
menggunakan alphabet tengah ketika memberi nama gelombang-gelombang tersebut).EKG
normal menunjukkan:9
Gelombang P dihasilkan oleh kontraksi atrium, selama 0,10 detik. Kompleks QRS
dihasilkan oleh kontraksi ventrikel, berlangsung sampai 0,09detik. Gelombang T : dihasilkan
oleh relaksasi ventrikel. Interval PR : waktu yang dibutuhkan impuls untuk melalui berkas
ventrikel.
Gambar 11. Lead EKG8
Kesimpulan
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Sakit pada dada kiri seperti pada skenario
dipengaruhi oleh mekanisme kerja jantung yang mencakup aktivitas listrik jantung, siklus
jantung, mekanisme pompa jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro maupun mikro
jantung dan dapat diketahui dengan pemeriksaan EKG.
23
Daftar pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.228-30
2. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-124.
4. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006.h.115-205.
5. Eroschenko, VP. Atlas histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC; 2003. h.61-117.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;2011.h.333-
47
7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2009.h. 442-3, 447-52.
8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9.
24