blok 5 skoliosis

19
Kuvutura Columna Vertebra Akibat Skoliosis Pebriyanti Salipadang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang merupakan jaringan elastik yang kuat. Tujuan penulisan secara umum yaitu menelaah bagaimana penulis mendapatkan informasi dan mempelajari tentang metabolisme tulang, struktur persendian, dan fungsi persendian pada tubuh manusia. Serta mpenulis dapat mengerti dan mempelajari tentang penyakit skoliosis yang dapat berbahaya bila terjadi pada masa pertumbuhan tulang. Selain itu juga bila dibiarkan terlalu lama bisa berdampak pada organ dalam misalnya paru-paru dan jantung.

Upload: pebriyantisalipadang

Post on 14-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pbl blok 5

TRANSCRIPT

Kuvutura Columna Vertebra Akibat SkoliosisPebriyanti SalipadangFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510email : [email protected] Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang merupakan jaringan elastik yang kuat.Tujuan penulisan secara umum yaitu menelaah bagaimana penulis mendapatkan informasi dan mempelajari tentang metabolisme tulang, struktur persendian, dan fungsi persendian pada tubuh manusia. Serta mpenulis dapat mengerti dan mempelajari tentang penyakit skoliosis yang dapat berbahaya bila terjadi pada masa pertumbuhan tulang. Selain itu juga bila dibiarkan terlalu lama bisa berdampak pada organ dalam misalnya paru-paru dan jantung.

Pembahasan Pengertian skoliosis1Skoliosis adalah kuvutura tulang belakang (spina). Skoliosis dapat terjadi akibat deformitas struktural aktual kolumna vertebra yang ada pada saat lahir (kongenital) atau dapat terjadi akibat penyakit neuromuskular atau distrofi otot. Sebagian skoliosis struktural dapat terjadi tanpa diketahui sebabnya (idiopatik) atau karena postur yang buruk. Skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi, fungsi pernapasan dan paru-paru dapat terganggu.

Gambaran klinis :2 Skoliosis merupakan lengkungan columna vertebra ke arah lateral. Panjang columna vertebralis kurang lebih sama pada semua orang pada tinggi rata-rata: 70 cm untuk laki-laki, 60 cm untuk wanita. Discus intervertebralis membentuk sekitar seperlima dari total tinggi badan.Columna vertebralis dilihat dari depan biasanya vertikal. Mungkin terdapat penyimpangan ringan pada satu sisi atau sisi lain pada regio thoracica, dengan lengkung kompensasi ke arah berlawanan pada regio cervicalis dan lumbalis. Sebelum lahir, columna vertebralis menunjukkan konkavitas ke arah depan. Dengan perkembangan kepala dan adopsi postur vertikal, konvektivitas ke arah depan tampak pada regio cervical dan lumbal. Dalam bentuk akhirnya, maka columna vertebralis menunjukkan: Regio cervicalis : melengkung ke depan Regio thoracica : melengkung ke belakang Regio lumbalis : melengkung ke depan Regio sacralis dan coccygeal : melengkung ke belakang di atas dan ke depan di bawah.

Tulang Belakang (Columna Vertebralis)3Columna vertebralis merupakan pilar yang kuat, melengkung dan dapat bergerak yang menopang tengkorak, dinding dada, dan ekstremitas atas, menyalurkan berat badan ke ekstermitas bawah, dan melindungi medula spinalis.Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra, yang dihubungkan oleh discus intervertebralis dan beberapa ligamentum. Setiap vertebra terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah dan dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.Tulang columna vertebralis :57 vertebra cervicales, 12 vertebra thoracicae, 5 vertebra lumbales, Sacrum, Vertebra coccygeae.Pada tulang leher, punggung, dan pinggang ruas-ruasnya tetap terpisah selama hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak. Ruas-ruas pada dua daerah bawah sakrum dan koksigeus pada masa dewasa bersatu membentuk dua tulang. Ini disebut ruas-ruas tak bergerak.Dengan perkecualian dua ruas pertama tulang leher, semua ruas yang dapat bergerak memiliki ciri khas yang sama. Setiap vertebrata terdiri atas dua bagian ; anterior disebut badan vertebrata, dan posterior disebut arkus neuronalis (foramen vertebrata atau saluran sumsum tulang belakang) yang dilalui sumsum tulang belakang.Vertebrata servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil. Keculai yang pertama dan kedua, yang berbentuk istimewa, ruas tulang leher pada umumnya mempunyai ciri sebagai berikut : Badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada dari depan ke belakang. Lengkungnya besar. Prosesus spinosus atau taju duri di ujungnya memecah dua bifida. Prusesus transversusnya atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebratalis.Vertebrata servikalis ketujuh adalah ruas pertama yang mempunyai prosesus spinosus tidak berbelah. Prosesus ini mempunyai tuberkel (benjolan) pada ujungnya, membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah tungkuk. Kerena ciri khususnya, tulang ini disebut vertebrata prominens.Vertebrata torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal, dan di sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebrata torakalis adalah sebagai berikut: badannya terbentuk lebar-lonjong (bentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga; lengkungnya agak kecil. Prosesus spinosus panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan prosesus transversus (yang membantu mendukung iga) tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.Vertebrata lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan dengan vertebrata lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosus tranversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbal-sakral. Sendi kolumna vertebrata. Sendi ini dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang diletakkan di antara setiap dua vertebrata, dikuatkan ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang badan-badan vertebrata sepanjang kolumna vertebralis. Massa otot di setiap sisi membantu dengan sepenuhnya kestabilan tulang belakang. Diskus invertebratalis atau cakram antarruas adalah bantalan tebal tulang rawan fibrosa yang terdapat diantara badan vertebrata yang dapat bergerak.Gerakan sendi yang terbentuk antara cakram dan vertebra adalah persendian dengan gerakan yang terbatas saja dan termasuk sendi jenis simfisis, tetapi jumlahnya yang banyak memberi kkemungkinan membengkok kepada kolumnanya secara keseluruhan. Gerakannya yang mungkin adalah fleksi atau membengkok ke depan, ekstensi, membenkok ke belakang, membengkok ke lateral ke setiap sisi dan rotasi atau berputar ke kanan dan ke kiri.Fungsi kolumna vertebralis. Kolumna vertebralis bekerja sebagai pendukung yang kokoh dan sekaligus juga bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungannya memberi fleksibilitas dan memungkinkan membengkok tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap gincangan yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti waktu berlari atau meloncat, dan demikian otak dan sumsum tulang belakang terlindung terhadap goncangan.Kolumna vertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan otot, dan membentuk tapal batas posterior yang kukuh untuk rongga-rongga badan dan memberi kaitan pada iga.

Os Sacrum dan Os Coccygis2Os sacrum terdiri atas lima vertebra rudimenter yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang berbentuk baji yang cekung di anterior. Pinggir atas atau basis tulang bersendi dengan vertebra lumbalis. Pinggir bawah yang sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan dua os coxae untuk membentuk articulatio sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra menonjol ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan dikenal sebagai promontorium sacralis. Promontorium sacralis pada perempuan penting untuk obsteri dan digunakan pada waktu menentukan ukuran pelvis.Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis sacralis. Lamina vertebra sacralis kelima dan kadang-kadang ada juga vertebra sacralis keempat tidak mencapai garis tengah dan membentuk hiatus sacralis. os coccygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk sebuah tuang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum. Vertebra coccygis pertama biasanya tidak berfusi, atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra coccygeus kedua.

Sendi-sendi columna vertebralis3Sendi-sendi columna vertebralis terdiri dari : Sendi corpus vertebrae, termasuk jenis sendi kondral sekunder (simfisis) yang dirancang untuk menanggung beban dan kekuatan. Sendi ini memungkinkan fleksibilitas tulang Sendi-sendi arcus vertebrae: articularis antar arcus vertebrale dengan ruas vertebrale di belakangnya. Art. Craniovertebrales : menjaga keseimbangan/kesegarisan tulang belakang. Art. Costovertebrales: persendian caput costae dengan dua ruas corpus vertebrale. Art. Sacro-iliacae: persendian synovial, capsula sendinya erat mengelilingi tepian kedua tulang sehingga tidak mungkin bergerak sama sekali.

Metabolisme Tulang4,5Skeleton adalah gabungan dari beberapa tulang yang bergabung menjadi satu rangkaian utuh, dari struktur yang keras, mendukung tubuh dan melindungi jaringan-jaringan lunak yang terdapat di bawahnya. Selain untuk membentuk tubuh, melindungi tubuh dan jaringan-jaringan dalam tubuh skeleton juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan mineral, tempat penyimpanan lemak, dan tempat pergantian sel-sel darah.Sistem skelet terdiri dari tulang-tulang yang membentuk rangka. Sistem otot terdiri dari otot-otot volunter yang melekat pada rangka. Ada berbagai jenis tulang yang dapat menghasilkan berbagai jenis dan derajat gerakan. Gerakan antar dua tulang disebut persendian.Sistem skelet terdiri dari 200 jenis tulang yang bersama-sama membentuk rangka tubuh yang kuat dapat dapat digerakan. Sistem ini mempunyai empat fungsi utama yaitu mendukung dan melindungi jaringan lunak dan organ vital disekitarnya. Sistem skelet berperan dalam pergerakan tubuh yang menjadi tempat perlekatan otot-otot dan menjadi pengumpil pada sendi. Sistem ini juga memproduksi sel-sel darah dalam sumsum tulang merah dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral, terutama fosfor dan kalsium.Tulang rawan membentuk lingkungan untuk perkembangan tulang. Perkembangan tulang berawal dari sel-sel berbentuk kumparan yag disebut osteoblas, yang terdapat lapisan jaringan fibrosa yang menyelubungi tulang (peristeum) dan di dalam lubang-lubang didalam tulang. Sel-sel ini mampu mengubah garam garam kalsium klorida, menjadi garam-garam kalsium tidak larut (insoluble), terutama kalsium fosfat. Jenis sel kedua adalah osteklas, yang dapat mengubah kalsium fosfat tidak larut menjadi garam-garam kalsium larut yang dibawa keluar oleh darah. Sel ini mampu menyebabkan absorpsi bagian tulang yang tidak diperlukan. Kedua jenis sel diatas berfungsi aktif dalam masa partumbuhan, osteoblas menghasilkan tulang osteoblas dan osteoklas membuang tulang untuk mempertahankan bentuk dan proporsi tulang. Sebagai contoh osteoblas mendeposisi tulang pada permukaan tulang silinder, sementara osteoklas mengabsorpsi tulang pada permukaan dalamnya untuk memperbesar rongga sumsum dan mencengah tulang menjadi terlalu berat.

Pertumbuhan dan perkembangan tulang Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral:1. Osifikasi IntramembranosaOsifikasi intramembranosa, sumber sebagian terbesar tulang pipih, disebut demikian karena ia terjadi di dalam mebran jaringan penyambung. Osifikasi intramembranosa juga membantu pertumbuhan tulang pendek dan penebalan tulang panjang. Di dalam lapisan jaringan penyambung tersebut, titik permulaan osifikasi disebut pusat osifikasi primer. Proses ini mulai ketika kelompok-kelompok sel yang menyerupai fibroblast muda berdiferensiasi menjadi osteoblas. Kemudian terjadi sintesa osteoid dan kalsifikasi, yang menyebabkan penyelubungan beberapa osteoblas yang kemudian menjadi osteosit. Pulau-pulau tulang yang sedang berkembang ini dikenla sebagai spikulum. Beberapa kelompok seperti itu muncul pada saat hampir bersamaan pada pusat osifikasi, sehingga persatuan spikulum-spikulum tersebut menghasilkan tulang yang mempunyai struktur spongiosa.Contoh : tulang atap tengkorakm maksila dan mandibula.2. Osifikasi endokondralSemua sel tulang lainnya di dalam tubuh dibentuk melalui proses osifikasi endokondral. Proses ini terjadi secara tidak langsung yaitu melalui pembentukan model tulang rawan terlebih dahulu dan kemudian mengalami penggantian menjadi tulang dewasa. Ossifikasi endokondral dapat dilihat pada proses pertumbuhan tulang panjang. Pada proses pertumbuhan tulang panjang akan terbentuk pusat osifikasi primer dimana penulangan pertama kali terjadi yaitu proses dimana kartilago memanjang dan meluas melalui proliferasi kondrosit dan deposisi matriks kartilago. Setelah pembentukan tersebut, kondrosit di daerah sentral kartilago mengalami proses pemasakan menuju hypertropic kondrosit. Setelah pusat osifikasi primer terbentuk maka rongga sumsum mulai meluas ke arah epifise. Perluasan rongga sumsum menuju ke ujung-ujung epifisis tulang rawan dan kondrosit tersusun dalam kolom-kolom memanjang pada tulang dan tahapan berikutnya pada osifikasi endokondral berlangsung pada zona-zona pada tulang secara berurutan.

Struktur tulangTulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Sel-sel dalam komponen tulang, yaitu:1. OsteoblasSel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein. Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom.2. OsteositMerupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.3. OsteoklasOsteoklas merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jarak panjang.4. Sel OsteoprogenitorSel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.5. Zat intersel / MatriksBerdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler terdiri dari 70% garam anorganik dan 30% matriks organik. 95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral. Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein. Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen.

Mekanisme Kerja Otot6

Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yangrelatif dari filamen-filamen aktin dan miosin. Pada otot lurik aktin dan miosin yangmempunyai daya berkerut membentuk aktomiosin., sebaliknya bila aktin menjauhi miosinmakan otot akan relaksasi. Mekanisme kerja otot terbagi menjadi dua yaitu kontraksi danrelaksasi.a. KontraksiKontraksi otot merupakan keadaan dimana otot memendek maksimal, keadaan inidisebut tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali rangsangan tertentumenyebabkan keadaan tonus tidak diikuti relaksasi, keadaan ini disebut tetanus(kejang). Otot berkontraksi jika ada rangsang. Sebab terjadinya kontraksi adalahsebagai berikut. Asetilkolin yang diproduksi oleh bagian ujung serabut saraf akanmembebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada di antara sel otot. Kemudian ionkalsium ini masuk kedalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin,sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filament penghubung. Aktin tertarikmendekati miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin.Akibatnya benang (sel) menjadi pendek. Pada keadaan inilah otot sedangberkontraksi.Energi untuk kontraksi otot berasal dari penguraian molekul ATP, yaitusebagai berikut: ATP ADP + P + energiADP AMP + P + energiBila energy habis, otot tidak dapat berkontraksi lagi.

b. RelaksasiRelaksasi merupakan proses aerob dimana otot kembali memanjang. Mekanismerelaksasi pada otot mirip dengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi diawalidengan penurunan permeabilitas membrane sarkolema, retikulum sarkoplasma dantubulus transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium kesarkoplasma terhenti. Proses tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium, yang akan meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus. Setelahpompa kalsium bekerja, jumlah kalsium dalam sarkoplasma turun secara signifikansehingga troponin-C tidak lagi berikatan dengan kalsium. Dengan demikian,konformasi dan posisi troponin serta posisi aktin akan menjauhi miosin maka ototakan relaksasi.

Gambar 1. Mekanisme kontraksi (kiri) dan relaksasi (kanan)

Fisiologi Anatomi Otot RangkaOtot rangka sebagian besar disusun oleh otot lurik yang dapat bekerja secara sadar. Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot mengandung banyak berkas miofibril yang tersusun sejajar dan terbenam dalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi-tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolisis.Sarkolema adalah membran sel dari serabut otot. Sarkolema terdiri dari membran sel yang sebenarnya, yang disebut membran plasma, dan sebuah lapisan luar yang terdiri dari satu lapisan tipis materi polisakarida yang mengandung sejumlah fibril kolagen tipis. Di setiap ujung serabut otot, lapisan permukaan sarkolema ini bersatu dengan serabut tendon, dan serabut-serabut tendon kemudian berkumpul menjadi berkas untuk membentuk tendon otot dan kemudian menyisip ke dalam tulang.Di dalam sarkoplasma terdapat banyak retikulum yang mengelilingi miofibril setiap serabut otot yang disebut retikulum sarkoplasma. Retikulum ini mempunyai peranan yang sangat penting pada pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat kontraksi suatu serabut otot, maka serabut tersebut mempunyai banyak retikulum sarkoplasma.Miofibril mengandung filamen aktif aktin dan miosin. Setiap serabut otot mengandung ratusan bahkan ribuan miofibril berupa bulatan kecil pada potongan melintang. Setiap miofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen miosin yang berdekatan dan 3000 filamen aktin yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untung kontraksi otot sesungguhnya. Filamen-filamen ini dapat dilihat pada pandangan longitudinal dengan mikrograf elektron.

PenutupSkenarioSeorang perempuan usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering mengeluh sakit punggung sejak dua tahun yang lalu. Dari pemeriksaan juga didapatkan asimetri pada bahu, dimana bahu kiri lebih tinggi dari kanan. Setelah di rontgen, dokter menjelaskan didapatkan adanya skoliosis atau penyimpangan pada sumbu tulang belakang.

Pembahasan skenarioPenting namun sering terlupakan. Kesehatan tulang belakang sangat krusial untuk menopang kegiatan kita sehari-hari. Tidak hanya untuk mendukung pergerakan, tapi juga melindungi organ-organ tubuh kita agar tetap berada di posisi seharusnya dan supaya dapat berfungsi dengan baik. Salah satu masalah tulang belakang yang sering tidak kita sadari atau hiraukan adalah skoliosis atau kelainan tulang belakang yang berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung, yang cenderung berbentuk huruf S. Penelitian menyebutkan, skoliosis lebih banyak ditemukan pada kaum wanita. Hal ini disebabkan tulang belakang wanita lebih lentur daripada pria. Sebaliknya, pria memiliki tulang punggung yang lebih tebal. Hingga saat ini belum ditemukan penyebab jelas skoliosis. Hampir 80% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya. Ada dua macam skoliosis, struktural dan fungsional. Skoliosis struktural adalah kelainan bawaan (dari lahir). Ada beberapa macam kelainan struktural, di antaranya kelainan bawaan pada bentuk tulang belakang di mana hanya terdapat separuh badan tulang belakang dan setengahnya lagi gagal dalam pembentukan. Jika skoliosis bawaan menyebabkan masalah serius, perlu dilakukan tindakan pembedahan sejak dini.Sedangkan skoliosis fungsional adalah skoliosis yang dapat dipicu oleh faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan tulang belakang, seperti postur tubuh yang buruk (tidak baik) dalam jangka waktu yang lama, seperti terbiasa duduk dengan posisi miring, atau menggunakan tas hanya di satu sisi bahu terus menerus, sehingga semua tubuh pun otomatis menyesuaikan dengan kemiringan tersebut akibat perbedaan panjang kaki (sebagai pondasi badan yang mempengaruhi posisi pinggul) dan tulang belakang, serta spasme otot (bagian otot tertentu yang menarik. Tulang normal Anda seharusnya berbentuk lurus. Jika ada kemiringan ke kanan maupun kiri- maka posisi tersebut akan turut menarik otot sehingga melengkung keluar (di bagian miring luar) dan menekan otot di bagian yang melengkung ke dalam. Otot yang tertekan lama-lama akan terasa sakit dan tidak nyaman, pegal, yang jika makin 'ditabung' akan menimbulkan sakit dan mengurangi kualitas hidup penderitanya.KesimpulanDari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung, yang cenderung berbentuk huruf S. Skolisis umumnya terjadi pada wanita dikarenakan tulang belakang wanita lebih lentur daripada pria. Sebaliknya, pria memiliki tulang punggung yang lebih tebal.Daftar Pustaka1. Daries K. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga; 2007.h.532. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi 2. Jakarta: EGC;2003.h.383. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Hipokrates;20024. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 20095. Junqueira LC. Histologi dasar. Edisi 3. Jakarta: EGC; 20046. Isnaeni W. Fisiologi. Jakarta: Kanisius; 2006; 102-5