bladder training
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
Bladder Training
Definisi
Bladder training merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
terapasang kateter dengan tujuan melatih otot detrusor kandung kemih supaya dapat kembali
normal lagi setelah kateternya dilepas. Setelah kateter dilepas, terdapat beberapa kemungkinan
yang akan dialami oleh pasien berhubungan dengan proses dan reflek berkemihnya. Efek samping
dari pemasangan kateter adalah terjadinya inkontnensia urin dan retensi urine (Perry & Potter,
2005).
Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. (AHCPR, 1992
dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan Perry). Terapi ini bertujuan
memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik
relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih. (LIVAIT JEDDAHWATI, 2012)
1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.
2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada karena
pemasangan kateter.
Indikasi
Dilakukan pada :
1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
2. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
3. Klien yang mengalami inkontinensia retentio urinea
4. Klien post operasi.
5. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan.
6. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
Kontraindikasi
Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal. karena akan terdapat batu ginjal,yang di observasi
hanya kencingnya. Jadi tidak boleh di bladder training
Prosedur
A. Penyuluhan
Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang baik, manfaat
yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training dengan baik.
B. Tahapan latihan mengontrol berkemih
Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk mengembalikan kontrol kemih yang normal :
C. Tindakan
a. persiapan alat
- Jam
- Air minum dalam tempatnya
- Obat deuritik jika diperlukan
b. Persiapan pasien
- Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
- Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
c. Langkah langkah
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam sepanjang
siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
2. Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan
berkemihnya tidak dapat ditahan.
4. Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan
2-3 jam sekali.
5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah klien untuk
memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
a. latihan 1
- intruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
- Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian memulainya
kembali
- Praktikkan setiap kali berkemih
b. latihan 2
- minta klien untuk mengambil posisi duduk atau berdiri.
- Instruksikan klien mengencangkan otot - otot disekitar anus.
c. Latihan 3
- Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot
anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat.
- Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan.
- Ulangi latihan empat jam sekali, saat bangun tidur selama tiga bulan.
d. Latihan 4
- Apabila memungkinkan anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut ditekuk) kepada klien.
e. Evaluasi
- Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
- Klien merasa senang dengan prosedur.
6 .Bila tindakan point 5 seperti tersebut dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan :
a. Maka metode di atas dapat ditunjang dengan metode rangsangan dari eksternal misalnya
dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
b. Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan kandung kemih secara
total, misalnya dengan membaca dan menarik napas dalam.
c. Mengindari minuman yang mengandung cafein
d. Minum obat deuritik yang telah diprogramkan atau cairan untuk meningkatkan deuritik
7. Sikap
- Jaga privasi klien.
- Lakukan prosedur dengan teliti.
- Pemberian umpan balik positif
Memberikan penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, memberikan penghargaan atas
keberhasilannya dalam melaksanakan program bladder training.
Daftar Pustaka
Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 2. jakarta : EGC
Brunner, Suddarth. 1998. Manual of nursing practice edisi 4. Jakarta : EGC