bl 17 kolesistitis

Upload: mithabuarlele

Post on 02-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    1/14

    Abses Hepar Amoeba

    Oktarita G. Nenobais*

    Pendahuluan

    Abses hati terjadi karena infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, parasit, jamur

    maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai oleh adanya

    proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel

    inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati. Abses hati secara umum terbagi 2, yaitu abses

    hati amoeba dan abses hati piogenik.

    Abses hati amoeba merupakan salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang

    paling sering dijumpai di daerah tropik!subtropik, termasuk "ndonesia. Abses hati amoeba

    terutama terjadi pada de#asa muda dan lebih jarang pada anak, dengan insidensi tertinggi

    terjadi pada dekade ketiga sampai kelima. "nsidensi abses hati piogenik tidak berubah sejak

    pertengahan abad ke-2$ dan terjadi paling sering pada dekade keenam kehidupan.

    %alam kasus kali ini, laki-laki usia &' tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan

    atas sejak hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terutama pada sisi kanan di ba#ah dada.

    Nyeri memburuk saat tidur terlentang dan berkurang bila kaki ditekuk atau agak

    membungkuk.

    Pembahasan

    Anamnesis

    Anamnesis dapat dilakukan kepada pasien secara langsung apabila kondisinya

    memungkinkan (auto-anamnesis), namun dapat ditanyakan pula pada orang terdekat atau

    orang yang mengantar pasien ke dokter (allo-anamnesis). esuai dengan kasus, pertanyaan

    yang diajukan dapat meliputi identitas diri, keluhan utama, sejak kapan keluahan utama

    muncul, keluhan lain yang mungkin dirasakan, ri#ayat penyakit yang diderita saat ini,

    ri#ayat penyakit dahulu, ri#ayat penyakit keluarga, ri#ayat pengobatan yang sudah

    dilakukan dan kondisi sosial ekonomi pasien.2

    "dentitas meliputi nama pasien, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,

    pekerjaan, suku bangsa dan agama.2

    *) $2$&2+ akultas edokteran ni/ersitas risten rida 0acana, 1alan Arjuna tara

    No. + 1akarta arat, 3mail4 Grace.nenobais5yahoo.co.id

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    2/14

    eluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang memba#a pasien ke

    dokter atau mencari pertolongan. %alam menulis keluhan utama harus disertai dengan #aktu,

    berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.2

    6i#ayat penyakit sekarang merupakan cerita kronologis, terinci dan jelas mengenai

    keadaaan kesehatan pasien sejak sebelum mengalami keluhan utama tersebut sampai datang

    berobat dan apakah ada keluhan tambahan.2

    6i#ayat penyakit dahulu, apakah dahulu pasien pernah mengalami sakit seperti ini

    dan penggunaan obat-obat yang dapat memicu terjadinya keluhan tersebut.2

    6i#ayat penyakit keluarga dan psikosaosial.2

    6i#ayat kebiasaan dan ekonomi perlu ditanyakan apakah pasien mengalami kesulitan

    dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dan apakah pasien memiliki alergi terhadap

    makanan atau minuman tertentu.2

    %idapatkan hasil anamnesis dari pasien laki-laki tersebut adalah sebagai berikut4

    sia 4 &' tahun

    eluhan tama 4 Nyeri perut kanan atas sejak hari sebelum

    masuk rumah sakit. Nyeri terutama pada sisi

    kanan di ba#ah dada. Nyeri memburuk saat

    tidur terlentang dan berkurang bila kakiditekuk atau agak membungkuk.

    Pemeriksaan Fisik

    rutan teknik pemeriksaan fisik abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi dan

    perkusi agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum memberikan

    pengaruh terhadap abdomen.&

    Inspeksi

    7ada inspeksi yang perlu diperhatikan adalah #arna kulit, elastisitasnya

    apakah menurun atau tidak seperti pada orang tua dan pasien dehidrasi, adanya bekas

    operasi, pelebaran pembuluh darah dan adakah benjolan.&

    elain itu juga dapat diperhatikan bentuk abdomen apakah rata, menonjol, atau

    cekung dan apakah simetris atau tidak, apakah adakah gerakan dinding abdomen, dan

    apakah ada pulsasi atau tidak.&

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    3/14

    elain itu juga kita dapat menjelaskn tentang topografi abdomen berdasarkan

    empat kuadran dan sembilan regio agar kita dapat menentukan lokasi kelainan,

    sebagai berikut4&

    1. 7embagian atas empat kuadran, dengan membuat garis /ertikal dan hori8ontal.

    Garis /ertikel ditarik dari ba#ah processus 9iphoideus sternum mele#ati

    umbilikus, sedangkan garis hori8ontal ditarik mele#ati umbilikus. uadran-

    kuadran itu adalah kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan ba#ah dan

    kuadran kiri ba#ah.

    Gambar 1. 7embagian 3mpat uadran&

    2. 7embagian atas sembilan regio, dengan membuat dua garis /ertikal dan dua garis

    hori8ontal. %ua garis /ertikal tersebut adalah garis yang ditarik dari tepi ba#ah

    kedua arcus costa, garis hori8ontal pertama ditarik dari tepi ba#ah arcus costa dan

    garis hori8ontal kedua ditarik dari antara kedua "A. 6egio-regio tersebut adalah

    regio hipokondrium kanan, regio epigastrium, regio hipokondium kiri, regio

    lumbalis kanan, regio umbilikus, regio lumbalis kiri, regio ilika kanan, regio

    hipogastrium atau suprapubik, dan regio iliaka kiri.

    Gambar 2. 7embagian embilan 6egio&

    Auskultasi

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    4/14

    Auskultasi berguna untuk mendengarkan suara peristaltic usus dengan

    menggunakan diafragma stetoskop yang diletakkan pada dinding abdomen. uara

    peristaltic usus terjadi akibat adanya gesekan cairan dan udara dalam usus. rekuensi

    normal berkisar :-&; kali atau menit.

    ila terdapat obstruksi usus, perisaltic meningkat disertai rasa sakit dan bila

    obstruksi makin berat, maka abdomen tampak membesar dan tegang serta peristaltic

    usus lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam (metalic-sound).

    ila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah sehingga frekuensi

    makin lambat bahkan sampai hilang.&

    Palpasi

    7alpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari kedua sampai keempat

    sedangkan untuk menentukan batas tepi organ digunakan ujung jari. 7asien juga

    diminta untuk menekuk lututnya agar dinding abdomen agar memudahkan palpasi dan

    pada saat menekan dinding perut, pasien diminta juga untuk menarik nafas dalam.

    7alpasi bimanual digunakan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri

    berada dipinggang pasien sedangkan tangan kanan berada di dinding abdomen lalu

    secara bersama-sama kedua tangan menekan.

    7emeriksaan ballottement dengan cara menghentakkan ginjal dengan salah

    satu tangan diletakkan dibelakang pada posteroir dan merasakan pantulan ginjal pada

    tangan yang berada di anterior saat pasien inspirasi.

    etiap ada perubahan massa maka dicari ukuran, bentuk, lokasi, konsistensi,

    tepi, permikaan, fiksasi atau mobilitas, nyeri atau tidak, dan #arna kulit diatasnya.

    7alpasi hati, dilakukan dengan satu tangan pada kuadran kanan atas.

    %ilakukan palpasi dari ba#ah ke atas pada garis midcla/icula dan pasien diminta

    untuk menarik nafas dalam sehingga hati teraba. Apabila terdapat pembesaran hati

    maka dinyatakan berapa sentimeter dari ba#ah arcus costa dan processus 9iphoideus

    dan sebaiknya digambar.

    7alpasi lien dilakukan menurut garis Schuffneryang ditarik dari "A kanan

    menuju tepi ba#ah arcus costa kiri. %imana titik chuffner " berada di "A kanan,

    huffner "< berada di daerah umbilikus dan huffner

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    5/14

    didaerah kontra lateral (Rovsing Sign) apakah terasa nyeri pada titik >curney

    tersebut.

    7emeriksaan berikut pada appendisitis adalah denganPsoas Signyaitu dengan

    menyuruh pasien menyamping dan kita menarik tungkai kanan pasien kebelakang

    dalam keadaan tungkai yang lurus. elain itu juga dengan Obturator Signdimana kaki

    kanan pasien diputar apakah terasa nyeri atau tidak pada titi >curney.

    7emeriksaan kolesistitis dengan pemeriksaan Murphy Sign dimana kita

    menekan pada tepi ba#ah arcus costa kanan apakah terdapat nyeri atau tidak.

    7emeriksaan asites dilakukan dengan cara undulasi dimana salah satu tangan

    pasien berada di garis mediana lalu tangan kita berada dipinggir perut dan tangan

    yang satu menggoyangkan cairan bebas dalam perut serta tangan yang lain

    merasakannya. ?ara lainnya dengan Shifting Dullness dengan melakukan perkusi

    secara hori8ontal dan terdapat perubahan bunyi dari pekak ke timpani saat pasien

    berubah posisi.&

    Perkusi

    7erkusi dilakukan menurut garis a9illaris anteroir kanan, midcla/icula kanan,

    mediana, midcla/icula kiri dan a9illaris anterior kiri. 7emeriksaan ini berguna untuk

    mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya

    hati, limpa, ada atau tidaknya asites, dan adanya udara yang meningkat dalam organ di

    dalam abdomen. uara perkusi normal adalah timpani kecuali daerah hati yang redupdan pada daerah usus akan pekak.

    Gambar 3. 7erkusi 7ada Abdomen&

    %ari hasil pemeriksaan fisik pasien di dapatkan = @; cm, +$ kg, =% '$!+$

    mmg, frekuensi nadi '+9!menit, suhu &+O?, frekuensi nafas B9!menit, nyeri tekan perut

    kanan atas (C), dan murphy sign (-).

    Pemeriksaan Penunjang

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    6/14

    Pemeriksaan Laboratorium

    anyak penderita abses amoeba pada hati hanya mengalami sedikit perubahan

    parameter laboratorium. 7enderita dengan abses amoeba akut tidak didapatkan anemia,

    tetapi didapatkan derajat lekositosis (:.$$$-2:.$$$ mm&) yang cukup bermakna dan @$D

    sel 7>N. edangkan pada penderita dengan penyakit kronis mengalami anemia dengan

    lekositosis yang tidak jelas. %ari hasil pemeriksaan pasien didapatkan b g!dE (&,:-

    @,: g!dE), leukosit @.;$$!uE, trombosit &:;.$$$!uE (:$.$$$-;$$.$$$).;

    Pemeriksaan radiologi

    Abses amoeba pada hati biasanya besar dan soliter, dan jarang didapatkan kelainan

    intra abdominal lain. ltrasound memiliki sensiti/itas yang sama dengan ?= dalam

    mengidentifikasi abses amoeba hati. 6endahnya biaya dan tanpa radiasi menyebabkan

    ltrasound menjadi modalitas pilihan untuk mendiagnosis penyakit. G mendeteksi B$D

    sampai B:D dari abses hati amoeba. Boultbee dan Rallsmenjelaskan karakteristik khusus

    sonografi dari abses amoeba dimana terdapat gambaran dinding relatif tebal reguler, dan

    hasil pemeriksaan dari pasien tersebut adalah terdapatnya sol hipoekoik dengan batas tegas

    ukuran :,@ cm 9 +,; cm termasuk di dalamnya kista homogeny, sugestif abses hati. eadaan

    ini hanya ditemukan pada ;$D dari abses amoeba. ensiti/itas dari ?= dalam mendiagnosis

    abses hati amoeba mendekati $$D. ?= juga dapat membedakan abses yang berasal dari

    nekrosis tumor dan kista echinokokus.:

    Gambar 4.Abses hati amoeba dengan media ?= dan G:

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    7/14

    erologi

    =idak seperti abses bakterial, cairan abses amoebik steril dan tidak berbau. 3/aluasi

    cairan abses untuk penghitungan sel dan en8imatik secara umum tidak membantu dalam

    mendiagnosis abses amoeba. %inding dalam abses adalah lapisan dari jaringan nekrotik hati

    dan trofo8oit yang ada. iopsi dari lapisan ini sering memperkuat diagnosis dari infestasi

    amoeba hati. 7ada abses lama, kapsul jaringan penyangga dibentuk oleh perkembangan

    fibroblas. erbeda dengan abses hati piogenik, leukosit dan sel-sel inflamasi tidak

    didapatkan pada kapsul dari abses hati amoeba.:

    a/itas tersebut berisi cairan kecoklatan (hasil proses lisis sel hati), debris granuler,

    dan beberapa sel-sel inflamasi. Amoeba bisa didapatkan ataupun tidak di dalam cairan pus.

    ila abses ini tidak diterapi akan pecah. 7ada hati, abses dapat menembus ruang sub

    diafragma masuk ke paru-paru.+

    ji serologi yang dapat digunakan juga seperti "A, Eateks aglutinasi, uji komplemen

    dan 3E"A. Antibodi "gG dan "g> terhadap antigen lektin dapat dideteksi dalam #aktu -2

    minggu setelah timbul gejela klinis. =iter antibodi tidak berhubungan dengan beratnya

    penyakit dan respon terhadap pengobatan.

    !iagnosis "erja

    Abses hepar Amoeba adalah lesi inflamasi yang paling umum menempati ruang hati.

    Agen penyebabnya adalah proto8oa, Entamoeba istolyitica yang berada di dalam usus, yang

    kemudian dapat berkembang menjadi amebiasis in/asif. dari $D pasien adalah pasien

    dengan abses hepar Amoeba. sus besar merupakan tempat a#al terjadinya infeksi. 7roto8oa

    masuk ke hepar melalui /ena portal. Amebiasis dapat terjadi pada berbagai organ tubuh tetapi

    epar merupakan organ yang paling umum untuk infeksi e9tra-intestinal.;

    3ntamoeba istolytica mencapai epar melalui salah satu jalur berikut4

    . "nfeksi asendens di saluran empedu (kolangitis asendens)

    2. >elalui pembuluh darah, baik porta atau arteri

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    8/14

    &. "nfeksi langsung ke hati dari sumber di sekitar

    ;. Euka tembus.

    !iagnosis #anding1. Abses Hati Piogenik

    Abses hepar piogenik dapat berasal dari obstruksi bilier yang menyebabkan proliferasi

    bakteri gram negatif seperti!lebsiela PneumoniedanE. coli melalui /. porta, atau sistemik

    dari manapun di tubuh melalui a. hepatika. ebagian sumber tidak diketahui. adang

    disebabkan oleh trauma atau infeksi langsung dari epar atau sistem di sekitarnya.

    Gambaran klinis abses epar piogenik menunjukkan manifestasi sistemik yang lebih

    berat dari abses hepar Amoeba.

    ecara klinis, ditemukan demam yang naik turun, rasa lemas, penurunan berat badan dan

    nyeri perut. Nyeri terutama di ba#ah iga kanan atau pada kuadran kanan atas. %apat dijumpai

    gejala dan tanda efusi pleura. Nyeri sering berkurang bila penderita berbaring pada sisi

    kanan. %emam hilang timbul atau menetap bergantung pada jenis abses atau kuman

    penyebabnya. %apat terjadi ikterus, ascites dan diare.

    "kterus terutama terdapat pada abses hepar piogenik karena penyakit saluran empedu

    disertai dengan kolangitis supurati/a dan pembentukan abses multiple. 1enis ini prognosisnyaburuk. 7ada pemeriksaan mungkin didapatkan hepatomegali atau ketegangan pada perut

    kuadran lateral atas abdomen atau pembengkakan pada daerah intercosta. etegangan lebih

    nyata pada perkusi. Apabila abses terdapat pada lobus kiri, mungkin dapat diraba massa di

    epigastrium.;

    7ada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit meningkat dengan jelas

    (F$.$$$!mm&) didapatkan pada @:-B+D pasien.;

    2. Hepatoma

    epatoma (karsinoma hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati.

    epatoma merupakan kanker hepar primer yang paling sering ditemukan.=erjadinya penyakit

    ini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya

    antara lain /irus hepatitis dan ?, sirosis hepar, aflatoksin, infeksi beberapa macam parasit,

    keturunan maupun ras.:

    eluhan dan gejala yang timbul sangat ber/ariasi. 7ada a#alnya penyakit kadang tanpa

    disertai keluhan atau sedikit keluhan seperti perasaan lesu, dan berat badan menurun drastis.

    7enderita sering mengeluh rasa sakit atau nyeri tumpul (rasa nyeri seperti ditekan jari ataubenda tumpul) yang terus menerus di perut kanan atas yang sering tidak hebat tetapi

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    9/14

    bertambah berat jika digerakkan. 7ada pemeriksaan fisik didapatkan hepar membesar dengan

    konsistensi keras dan sering berbenjol-benjol, terjadi pembesaran limpa, serta perut

    membuncit karena adanya asites. adang-kadang dapat timbul ikterus dengan kencing seperti

    air teh dan mata menguning.+

    eluhan yang disertai demam umumnya terjadi akibat nekrosis pada sentral tumor.

    7enderita bisa tiba-tiba merasa nyeri perut yang hebat, mual, muntah, dan tekanan darah

    menurun akibat pendarahan pada tumornya. eberapa pemeriksaaan tambahan seperti

    pemeriksaan radiologi (rontgen), ultrasonografi (G), computed tomography scanning (?=-

    scan), peritneoskopi, dan test laboratrium di perlukan untuk diagnosa yang pasti ditegakkan

    dengan biopsi epar untuk pemeriksaan jaringan.+

    $tiologi

    %ari berbagai spesies amoeba, hanya Entamoeba histolytica yang patogen pada

    manusia. ebagai host definitif, indi/iduindi/idu yang asimtomatis mengeluarkan tropo8oit

    dan kista bersama kotoran mereka. "nfeksi biasanya terjadi setelah menelan air atau sayuran

    yang terkontaminasi. ista adalah bentuk infektif, hidup di tanah, kotoran manusia, dan

    bahkan pada air yang telah terkontaminasi maupun melalui fektor.@

    Gambar %. ista dan =rofo8oit 3. istolytica@

    Pato&isologi

    Amebiasis terjadi melalui rute fecal-oral akibat dari mengkonsumsi makanan atau

    minuman yang terkontaminasi. %i lumen intestinal kista E.histolytica yang tertelan, akan

    mengalami proses ekskistasi menghasilkan tropho8oit minuta di usus halus dan berjalan ke

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    10/14

    usus besar lalu berubah menjadi bentuk histolitika dan mengin/asi pada dinding usus lalu

    mengasilkan cystein proteinaseyang menyebabkan ulkus mengaung pada mukosa usus lalu

    dan masuk ke darah dan bisa ke hati.;

    kuran abses ber/ariasi, dari diameter sampai 2: cm, dengan pertumbuhan yang

    berkelanjutan karena nekrosis aktif dari jaringan sekitar hepar. a/itas tersebut berisi cairan

    kecoklatan (hasil proses lisis sel hepar), debris granuler dan beberapa sel-sel inflamasi.

    Amoeba bisa didapatkan ataupun tidak di dalam cairan pus. ila abses ini tidak diterapi akan

    pecah. %ari hati, abses dapat menembus ruang subdiafragma masuk ke paru-paru dan

    kadangkadang dari paru ini menyebabkan emboli ke jaringan otak.;

    $pidemiologi

    7enyakit abses hati didapatkan diseluruh dunia, abses hati piogenik lebih sering

    ditemukan di negara maju termasuk Amerika erikat, sedangkan abses hati Amoeba di negara

    sedang berkembang yang beriklim subtropis dan tropis terutama pada daerah dengan kondisi

    lingkungan yang kurang baik.@

    Abses hati Amoeba cenderung endemis di beberapa #ilayah seperti Afrika, Asia

    =enggara (termasuk "ndonesia), >eksiko,

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    11/14

    Eapisan permukaan pada hati cenderung reguler. aku pada perut atas ditemukan pada

    sebagian kecil kasus dengan peritonitis.;

    Abses hepar kiri dapat bermanifestasi to9aemia, ikterus, dan encefalopati. Ascites

    terdapat pada pasien abses hepar Amoeba dengan obstruksi /ena ca/a inferior, dan batuk

    dengan dahak berlebihan menunjukkan putusnya hubungan dengan bronkus lobus kanan

    ba#ah hati.;

    Penatalaksanaan

    Antibiotik

    Golongan imidasol meliputi metronida8ol, tinida8ol, dan nirida8ol dapat memberantas

    Amoeba pada usus maupun hati. >etronida8ol peroral, @:$ mg, tiga kali sehari selama

    sepuluh hari, dapat menyembuhkan B:D penderita abses Amoeba hepar. 7emberian intra/ena

    sama efektifnya, diperlukan pada penderita yang mengalami rasa mual atau pada penderita

    yang keadaan umumnya buruk. asil yang positif pada pemberian metronida8ol secara

    empiris dapat memperkuat diagnosis abses Amoeba hepar. 7erbaikan gejala klinis terjadi

    dalam & hari dan pemeriksaan radiologis menunjukkan penurunan ukuran abses dalam @

    sampai $ hari. >etronida8ol tidak mahal dan aman, namun merupakan kontraindikasi pada

    kehamilan. 3fek samping yang dapat terjadi ialah mual.

    Aspirasi 'arum

    7enderita yang mendapat pengobatan amubisid sistemik namun gejala klinisnya tidak

    menunjukkan perbaikan lebih dari @2 jam setelah dimulainya pengobatan, akan menunjukkan

    perbaikan dengan cara aspirasi rongga abses.

    %alam hal ini, aspirasi berguna tidak hanya untuk mengurangi gejala-gejala

    penekanan, tetapi juga untuk menyingkirkan adanya infeksi bakteri sekunder. Aspirasi juga

    mengurangi risiko ruptur pada abses yang /olumenya lebih dari 2:$ ml, abses yang terletak

    pada lobus kiri hepar, atau lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan ele/asi diafragma, dan

    untuk membedakan dengan abses epar piogenik Aspirasi juga bermanfaat bila terapi dengan

    metronida8ol merupakan kontraindikasi seperti pada kehamilan. =idak ada indikasi untuk

    melakukan injeksi obat-obatan ke dalam ka/itas abses. ebaiknya aspirasi ini dilakukan

    dengan tuntunan G. ila abses menunjukkan adanya infeksi sekunder, drainase terbuka

    adalah pilihan terapinya.&

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    12/14

    !rainase Perkutan

    %rainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum dan

    perikardial. =ingginya /iskositas cairan abses Amoeba memerlukan kateter dengan diameter

    yang besar untuk drainase yang adekuat. "nfeksi sekunder pada rongga abses setelah

    dilakukan drainase perkutan dapat terjadi.

    !rainase #edah

    7embedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil membaik

    dengan terapi konser/atif. Eaparotomi diindikasikan untuk perdarahan yang jarang terjadi

    tetapi mengancam ji#a penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur abses.2

    =indakan operasi juga dilakukan bila abses Amoeba mengenai sekitarnya. 7enderita

    dengan septikemia karena abses Amoeba yang mengalami infeksi sekunder juga

    diindikasikan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak

    berhasil.2

    Eaparoskopi juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam menge/aluasi

    terjadinya ruptur abses Amoeba intraperitoneal. epanjang tindakan ini, kateter perkutan

    dimasukkan dengan tuntunan laparoskopi akan berhasil mengeluarkan abses dan mencegah

    tindakan laparotomi.

    2

    "omplikasi

    aat diagnosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti

    septikaemia!bakteriemia dengan mortalitas ':D, ruptur abses epar disertai peritonitis

    generalisata dengan mortalitas +-@D kelainan plueropulmonal, gagal epar, kelainan didalam

    rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau

    retroperitoneum. istem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena.ecara khusus,

    kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan hepar.:

    Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses

    pulmonum atau pneumonia. istula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat

    timbul dari reptur abses Amoeba. 7asien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah

    yang ber#arna kecoklatan yang berisi Amoeba yang ada. 7ada keadaan lebih lanjut dapat

    menyebabkan sirosis hati, hipertensi portal, gagal hati, dan hepatoma.;

    Prognosis

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    13/14

    Angka kematian pada abses hati amoeba rendah. eberapa faktor klinis telah

    dikaitkan dengan prognosis yang jelek pada pasien-pasien dengan abses hati amoeba.

    7eningkatan umur, manifestasi klinis yang lambat, dan komplikasi seperti ruptur

    intraperikardial atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.

    iperbilirubinemia juga termasuk faktor risiko, dengan ruptur timbul lebih sering pada

    pasien-pasien dengan "aundice. >eskipun demikian, kebanyakan pasien dengan abses hati

    amoeba, dengan atau tanpa komplikasi, memiliki respons yang baik terhadap pengobatan

    medis dan dapat sembuh.;

    Pre(enti&

    arena penularan umumnya terjadi peroral, maka upaya pencegahan ditujukan

    dengan menganjurkan memasak makanan dan miuman dengan baik. elain itu menjaga

    kebersihan agar lingkungan terbebas dari lalat dan lipas serta tikus, dan diupayakan agar

    sistem pembuangan tinja dan limbah rumah tidak mencemari sumber air minum atau sumur.

    elain itu hendaknya selalu berhati-hati pada #aktu bekerja menangani he#an coba

    (terutama primata) di laboratoirum

    husus penderita karier amubiasis, harus dilakukan upaya menemukannya, agar dapat

    diobati sampai sembuh, sehingga tidak menjadi sumber infeksi amubiasis bagi orang

    sekitarnya.

    "esimpulan

    %ari skenario dikatakan bah#a pasien mengeluh adanya nyeri di perut kanan atas

    sejak hari yang lalu. etelah dibahas beberapa diagnosis banding yang sesuai untuk kasus

    ini, dapat dikatakan bah#a penderita menderita abses hati Amoeba. 7enyakit ini apabila di

    tangani dengan cepat dan tepat maka prognosisnya menjadi baik.

  • 7/26/2019 bl 17 kolesistitis

    14/14

    !a&tar Pustaka

    . udoyo A0, etiyohadi , Al#i ", etiati . "lmu penyakit dalam. ; thed. 1akarta4 "H

    2$$+.h.2':-B$

    2. oeroso 1, "sbagio , alim , roto 6, 7ramudiyo 6. uku ajar ilmu penyakit dalam.

    3disi ke-;. 1akarta4 3G?H 2$$+.h.;@:-B

    &. #art8 >. uku Ajar %iagnostik isik. 1akarta4 7enerbit 3G?H 2$$:.h.2&B-:+

    ;. >akmun %. uku Ajar "lmu 7enyakit %alam 1ilid ". 3disi ke-:. 1akarta4 "nterna

    7ublishingH 2$$B.h.;'$-@

    %. ukhari A1, Abid 1. Amebic li/er abscess4 ?linical 7resentation and %iagnostic

    %ifficulties. u#ait >edical 1ournal. 2$$&. h.'&-+.

    ). auci, raun#ald, asper, auser. "ntraabdominal infection and abscess. arrison

    principle of internal medicine. @th edition. A4 =he >c Gra# ill ?ompanyH

    2$$'.h.2.

    *. taf pengajar %epartemen 7arasitologi ". 7arasitologi edokteran edisi ;. 1akarta4

    "H2$&.h.$@-;