bl 17 kolesistitis
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
1/14
Abses Hepar Amoeba
Oktarita G. Nenobais*
Pendahuluan
Abses hati terjadi karena infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, parasit, jamur
maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai oleh adanya
proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel
inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati. Abses hati secara umum terbagi 2, yaitu abses
hati amoeba dan abses hati piogenik.
Abses hati amoeba merupakan salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang
paling sering dijumpai di daerah tropik!subtropik, termasuk "ndonesia. Abses hati amoeba
terutama terjadi pada de#asa muda dan lebih jarang pada anak, dengan insidensi tertinggi
terjadi pada dekade ketiga sampai kelima. "nsidensi abses hati piogenik tidak berubah sejak
pertengahan abad ke-2$ dan terjadi paling sering pada dekade keenam kehidupan.
%alam kasus kali ini, laki-laki usia &' tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
atas sejak hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terutama pada sisi kanan di ba#ah dada.
Nyeri memburuk saat tidur terlentang dan berkurang bila kaki ditekuk atau agak
membungkuk.
Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan kepada pasien secara langsung apabila kondisinya
memungkinkan (auto-anamnesis), namun dapat ditanyakan pula pada orang terdekat atau
orang yang mengantar pasien ke dokter (allo-anamnesis). esuai dengan kasus, pertanyaan
yang diajukan dapat meliputi identitas diri, keluhan utama, sejak kapan keluahan utama
muncul, keluhan lain yang mungkin dirasakan, ri#ayat penyakit yang diderita saat ini,
ri#ayat penyakit dahulu, ri#ayat penyakit keluarga, ri#ayat pengobatan yang sudah
dilakukan dan kondisi sosial ekonomi pasien.2
"dentitas meliputi nama pasien, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku bangsa dan agama.2
*) $2$&2+ akultas edokteran ni/ersitas risten rida 0acana, 1alan Arjuna tara
No. + 1akarta arat, 3mail4 Grace.nenobais5yahoo.co.id
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
2/14
eluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang memba#a pasien ke
dokter atau mencari pertolongan. %alam menulis keluhan utama harus disertai dengan #aktu,
berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.2
6i#ayat penyakit sekarang merupakan cerita kronologis, terinci dan jelas mengenai
keadaaan kesehatan pasien sejak sebelum mengalami keluhan utama tersebut sampai datang
berobat dan apakah ada keluhan tambahan.2
6i#ayat penyakit dahulu, apakah dahulu pasien pernah mengalami sakit seperti ini
dan penggunaan obat-obat yang dapat memicu terjadinya keluhan tersebut.2
6i#ayat penyakit keluarga dan psikosaosial.2
6i#ayat kebiasaan dan ekonomi perlu ditanyakan apakah pasien mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dan apakah pasien memiliki alergi terhadap
makanan atau minuman tertentu.2
%idapatkan hasil anamnesis dari pasien laki-laki tersebut adalah sebagai berikut4
sia 4 &' tahun
eluhan tama 4 Nyeri perut kanan atas sejak hari sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri terutama pada sisi
kanan di ba#ah dada. Nyeri memburuk saat
tidur terlentang dan berkurang bila kakiditekuk atau agak membungkuk.
Pemeriksaan Fisik
rutan teknik pemeriksaan fisik abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum memberikan
pengaruh terhadap abdomen.&
Inspeksi
7ada inspeksi yang perlu diperhatikan adalah #arna kulit, elastisitasnya
apakah menurun atau tidak seperti pada orang tua dan pasien dehidrasi, adanya bekas
operasi, pelebaran pembuluh darah dan adakah benjolan.&
elain itu juga dapat diperhatikan bentuk abdomen apakah rata, menonjol, atau
cekung dan apakah simetris atau tidak, apakah adakah gerakan dinding abdomen, dan
apakah ada pulsasi atau tidak.&
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
3/14
elain itu juga kita dapat menjelaskn tentang topografi abdomen berdasarkan
empat kuadran dan sembilan regio agar kita dapat menentukan lokasi kelainan,
sebagai berikut4&
1. 7embagian atas empat kuadran, dengan membuat garis /ertikal dan hori8ontal.
Garis /ertikel ditarik dari ba#ah processus 9iphoideus sternum mele#ati
umbilikus, sedangkan garis hori8ontal ditarik mele#ati umbilikus. uadran-
kuadran itu adalah kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan ba#ah dan
kuadran kiri ba#ah.
Gambar 1. 7embagian 3mpat uadran&
2. 7embagian atas sembilan regio, dengan membuat dua garis /ertikal dan dua garis
hori8ontal. %ua garis /ertikal tersebut adalah garis yang ditarik dari tepi ba#ah
kedua arcus costa, garis hori8ontal pertama ditarik dari tepi ba#ah arcus costa dan
garis hori8ontal kedua ditarik dari antara kedua "A. 6egio-regio tersebut adalah
regio hipokondrium kanan, regio epigastrium, regio hipokondium kiri, regio
lumbalis kanan, regio umbilikus, regio lumbalis kiri, regio ilika kanan, regio
hipogastrium atau suprapubik, dan regio iliaka kiri.
Gambar 2. 7embagian embilan 6egio&
Auskultasi
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
4/14
Auskultasi berguna untuk mendengarkan suara peristaltic usus dengan
menggunakan diafragma stetoskop yang diletakkan pada dinding abdomen. uara
peristaltic usus terjadi akibat adanya gesekan cairan dan udara dalam usus. rekuensi
normal berkisar :-&; kali atau menit.
ila terdapat obstruksi usus, perisaltic meningkat disertai rasa sakit dan bila
obstruksi makin berat, maka abdomen tampak membesar dan tegang serta peristaltic
usus lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam (metalic-sound).
ila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah sehingga frekuensi
makin lambat bahkan sampai hilang.&
Palpasi
7alpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari kedua sampai keempat
sedangkan untuk menentukan batas tepi organ digunakan ujung jari. 7asien juga
diminta untuk menekuk lututnya agar dinding abdomen agar memudahkan palpasi dan
pada saat menekan dinding perut, pasien diminta juga untuk menarik nafas dalam.
7alpasi bimanual digunakan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri
berada dipinggang pasien sedangkan tangan kanan berada di dinding abdomen lalu
secara bersama-sama kedua tangan menekan.
7emeriksaan ballottement dengan cara menghentakkan ginjal dengan salah
satu tangan diletakkan dibelakang pada posteroir dan merasakan pantulan ginjal pada
tangan yang berada di anterior saat pasien inspirasi.
etiap ada perubahan massa maka dicari ukuran, bentuk, lokasi, konsistensi,
tepi, permikaan, fiksasi atau mobilitas, nyeri atau tidak, dan #arna kulit diatasnya.
7alpasi hati, dilakukan dengan satu tangan pada kuadran kanan atas.
%ilakukan palpasi dari ba#ah ke atas pada garis midcla/icula dan pasien diminta
untuk menarik nafas dalam sehingga hati teraba. Apabila terdapat pembesaran hati
maka dinyatakan berapa sentimeter dari ba#ah arcus costa dan processus 9iphoideus
dan sebaiknya digambar.
7alpasi lien dilakukan menurut garis Schuffneryang ditarik dari "A kanan
menuju tepi ba#ah arcus costa kiri. %imana titik chuffner " berada di "A kanan,
huffner "< berada di daerah umbilikus dan huffner
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
5/14
didaerah kontra lateral (Rovsing Sign) apakah terasa nyeri pada titik >curney
tersebut.
7emeriksaan berikut pada appendisitis adalah denganPsoas Signyaitu dengan
menyuruh pasien menyamping dan kita menarik tungkai kanan pasien kebelakang
dalam keadaan tungkai yang lurus. elain itu juga dengan Obturator Signdimana kaki
kanan pasien diputar apakah terasa nyeri atau tidak pada titi >curney.
7emeriksaan kolesistitis dengan pemeriksaan Murphy Sign dimana kita
menekan pada tepi ba#ah arcus costa kanan apakah terdapat nyeri atau tidak.
7emeriksaan asites dilakukan dengan cara undulasi dimana salah satu tangan
pasien berada di garis mediana lalu tangan kita berada dipinggir perut dan tangan
yang satu menggoyangkan cairan bebas dalam perut serta tangan yang lain
merasakannya. ?ara lainnya dengan Shifting Dullness dengan melakukan perkusi
secara hori8ontal dan terdapat perubahan bunyi dari pekak ke timpani saat pasien
berubah posisi.&
Perkusi
7erkusi dilakukan menurut garis a9illaris anteroir kanan, midcla/icula kanan,
mediana, midcla/icula kiri dan a9illaris anterior kiri. 7emeriksaan ini berguna untuk
mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya
hati, limpa, ada atau tidaknya asites, dan adanya udara yang meningkat dalam organ di
dalam abdomen. uara perkusi normal adalah timpani kecuali daerah hati yang redupdan pada daerah usus akan pekak.
Gambar 3. 7erkusi 7ada Abdomen&
%ari hasil pemeriksaan fisik pasien di dapatkan = @; cm, +$ kg, =% '$!+$
mmg, frekuensi nadi '+9!menit, suhu &+O?, frekuensi nafas B9!menit, nyeri tekan perut
kanan atas (C), dan murphy sign (-).
Pemeriksaan Penunjang
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
6/14
Pemeriksaan Laboratorium
anyak penderita abses amoeba pada hati hanya mengalami sedikit perubahan
parameter laboratorium. 7enderita dengan abses amoeba akut tidak didapatkan anemia,
tetapi didapatkan derajat lekositosis (:.$$$-2:.$$$ mm&) yang cukup bermakna dan @$D
sel 7>N. edangkan pada penderita dengan penyakit kronis mengalami anemia dengan
lekositosis yang tidak jelas. %ari hasil pemeriksaan pasien didapatkan b g!dE (&,:-
@,: g!dE), leukosit @.;$$!uE, trombosit &:;.$$$!uE (:$.$$$-;$$.$$$).;
Pemeriksaan radiologi
Abses amoeba pada hati biasanya besar dan soliter, dan jarang didapatkan kelainan
intra abdominal lain. ltrasound memiliki sensiti/itas yang sama dengan ?= dalam
mengidentifikasi abses amoeba hati. 6endahnya biaya dan tanpa radiasi menyebabkan
ltrasound menjadi modalitas pilihan untuk mendiagnosis penyakit. G mendeteksi B$D
sampai B:D dari abses hati amoeba. Boultbee dan Rallsmenjelaskan karakteristik khusus
sonografi dari abses amoeba dimana terdapat gambaran dinding relatif tebal reguler, dan
hasil pemeriksaan dari pasien tersebut adalah terdapatnya sol hipoekoik dengan batas tegas
ukuran :,@ cm 9 +,; cm termasuk di dalamnya kista homogeny, sugestif abses hati. eadaan
ini hanya ditemukan pada ;$D dari abses amoeba. ensiti/itas dari ?= dalam mendiagnosis
abses hati amoeba mendekati $$D. ?= juga dapat membedakan abses yang berasal dari
nekrosis tumor dan kista echinokokus.:
Gambar 4.Abses hati amoeba dengan media ?= dan G:
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
7/14
erologi
=idak seperti abses bakterial, cairan abses amoebik steril dan tidak berbau. 3/aluasi
cairan abses untuk penghitungan sel dan en8imatik secara umum tidak membantu dalam
mendiagnosis abses amoeba. %inding dalam abses adalah lapisan dari jaringan nekrotik hati
dan trofo8oit yang ada. iopsi dari lapisan ini sering memperkuat diagnosis dari infestasi
amoeba hati. 7ada abses lama, kapsul jaringan penyangga dibentuk oleh perkembangan
fibroblas. erbeda dengan abses hati piogenik, leukosit dan sel-sel inflamasi tidak
didapatkan pada kapsul dari abses hati amoeba.:
a/itas tersebut berisi cairan kecoklatan (hasil proses lisis sel hati), debris granuler,
dan beberapa sel-sel inflamasi. Amoeba bisa didapatkan ataupun tidak di dalam cairan pus.
ila abses ini tidak diterapi akan pecah. 7ada hati, abses dapat menembus ruang sub
diafragma masuk ke paru-paru.+
ji serologi yang dapat digunakan juga seperti "A, Eateks aglutinasi, uji komplemen
dan 3E"A. Antibodi "gG dan "g> terhadap antigen lektin dapat dideteksi dalam #aktu -2
minggu setelah timbul gejela klinis. =iter antibodi tidak berhubungan dengan beratnya
penyakit dan respon terhadap pengobatan.
!iagnosis "erja
Abses hepar Amoeba adalah lesi inflamasi yang paling umum menempati ruang hati.
Agen penyebabnya adalah proto8oa, Entamoeba istolyitica yang berada di dalam usus, yang
kemudian dapat berkembang menjadi amebiasis in/asif. dari $D pasien adalah pasien
dengan abses hepar Amoeba. sus besar merupakan tempat a#al terjadinya infeksi. 7roto8oa
masuk ke hepar melalui /ena portal. Amebiasis dapat terjadi pada berbagai organ tubuh tetapi
epar merupakan organ yang paling umum untuk infeksi e9tra-intestinal.;
3ntamoeba istolytica mencapai epar melalui salah satu jalur berikut4
. "nfeksi asendens di saluran empedu (kolangitis asendens)
2. >elalui pembuluh darah, baik porta atau arteri
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
8/14
&. "nfeksi langsung ke hati dari sumber di sekitar
;. Euka tembus.
!iagnosis #anding1. Abses Hati Piogenik
Abses hepar piogenik dapat berasal dari obstruksi bilier yang menyebabkan proliferasi
bakteri gram negatif seperti!lebsiela PneumoniedanE. coli melalui /. porta, atau sistemik
dari manapun di tubuh melalui a. hepatika. ebagian sumber tidak diketahui. adang
disebabkan oleh trauma atau infeksi langsung dari epar atau sistem di sekitarnya.
Gambaran klinis abses epar piogenik menunjukkan manifestasi sistemik yang lebih
berat dari abses hepar Amoeba.
ecara klinis, ditemukan demam yang naik turun, rasa lemas, penurunan berat badan dan
nyeri perut. Nyeri terutama di ba#ah iga kanan atau pada kuadran kanan atas. %apat dijumpai
gejala dan tanda efusi pleura. Nyeri sering berkurang bila penderita berbaring pada sisi
kanan. %emam hilang timbul atau menetap bergantung pada jenis abses atau kuman
penyebabnya. %apat terjadi ikterus, ascites dan diare.
"kterus terutama terdapat pada abses hepar piogenik karena penyakit saluran empedu
disertai dengan kolangitis supurati/a dan pembentukan abses multiple. 1enis ini prognosisnyaburuk. 7ada pemeriksaan mungkin didapatkan hepatomegali atau ketegangan pada perut
kuadran lateral atas abdomen atau pembengkakan pada daerah intercosta. etegangan lebih
nyata pada perkusi. Apabila abses terdapat pada lobus kiri, mungkin dapat diraba massa di
epigastrium.;
7ada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit meningkat dengan jelas
(F$.$$$!mm&) didapatkan pada @:-B+D pasien.;
2. Hepatoma
epatoma (karsinoma hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati.
epatoma merupakan kanker hepar primer yang paling sering ditemukan.=erjadinya penyakit
ini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya
antara lain /irus hepatitis dan ?, sirosis hepar, aflatoksin, infeksi beberapa macam parasit,
keturunan maupun ras.:
eluhan dan gejala yang timbul sangat ber/ariasi. 7ada a#alnya penyakit kadang tanpa
disertai keluhan atau sedikit keluhan seperti perasaan lesu, dan berat badan menurun drastis.
7enderita sering mengeluh rasa sakit atau nyeri tumpul (rasa nyeri seperti ditekan jari ataubenda tumpul) yang terus menerus di perut kanan atas yang sering tidak hebat tetapi
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
9/14
bertambah berat jika digerakkan. 7ada pemeriksaan fisik didapatkan hepar membesar dengan
konsistensi keras dan sering berbenjol-benjol, terjadi pembesaran limpa, serta perut
membuncit karena adanya asites. adang-kadang dapat timbul ikterus dengan kencing seperti
air teh dan mata menguning.+
eluhan yang disertai demam umumnya terjadi akibat nekrosis pada sentral tumor.
7enderita bisa tiba-tiba merasa nyeri perut yang hebat, mual, muntah, dan tekanan darah
menurun akibat pendarahan pada tumornya. eberapa pemeriksaaan tambahan seperti
pemeriksaan radiologi (rontgen), ultrasonografi (G), computed tomography scanning (?=-
scan), peritneoskopi, dan test laboratrium di perlukan untuk diagnosa yang pasti ditegakkan
dengan biopsi epar untuk pemeriksaan jaringan.+
$tiologi
%ari berbagai spesies amoeba, hanya Entamoeba histolytica yang patogen pada
manusia. ebagai host definitif, indi/iduindi/idu yang asimtomatis mengeluarkan tropo8oit
dan kista bersama kotoran mereka. "nfeksi biasanya terjadi setelah menelan air atau sayuran
yang terkontaminasi. ista adalah bentuk infektif, hidup di tanah, kotoran manusia, dan
bahkan pada air yang telah terkontaminasi maupun melalui fektor.@
Gambar %. ista dan =rofo8oit 3. istolytica@
Pato&isologi
Amebiasis terjadi melalui rute fecal-oral akibat dari mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi. %i lumen intestinal kista E.histolytica yang tertelan, akan
mengalami proses ekskistasi menghasilkan tropho8oit minuta di usus halus dan berjalan ke
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
10/14
usus besar lalu berubah menjadi bentuk histolitika dan mengin/asi pada dinding usus lalu
mengasilkan cystein proteinaseyang menyebabkan ulkus mengaung pada mukosa usus lalu
dan masuk ke darah dan bisa ke hati.;
kuran abses ber/ariasi, dari diameter sampai 2: cm, dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan karena nekrosis aktif dari jaringan sekitar hepar. a/itas tersebut berisi cairan
kecoklatan (hasil proses lisis sel hepar), debris granuler dan beberapa sel-sel inflamasi.
Amoeba bisa didapatkan ataupun tidak di dalam cairan pus. ila abses ini tidak diterapi akan
pecah. %ari hati, abses dapat menembus ruang subdiafragma masuk ke paru-paru dan
kadangkadang dari paru ini menyebabkan emboli ke jaringan otak.;
$pidemiologi
7enyakit abses hati didapatkan diseluruh dunia, abses hati piogenik lebih sering
ditemukan di negara maju termasuk Amerika erikat, sedangkan abses hati Amoeba di negara
sedang berkembang yang beriklim subtropis dan tropis terutama pada daerah dengan kondisi
lingkungan yang kurang baik.@
Abses hati Amoeba cenderung endemis di beberapa #ilayah seperti Afrika, Asia
=enggara (termasuk "ndonesia), >eksiko,
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
11/14
Eapisan permukaan pada hati cenderung reguler. aku pada perut atas ditemukan pada
sebagian kecil kasus dengan peritonitis.;
Abses hepar kiri dapat bermanifestasi to9aemia, ikterus, dan encefalopati. Ascites
terdapat pada pasien abses hepar Amoeba dengan obstruksi /ena ca/a inferior, dan batuk
dengan dahak berlebihan menunjukkan putusnya hubungan dengan bronkus lobus kanan
ba#ah hati.;
Penatalaksanaan
Antibiotik
Golongan imidasol meliputi metronida8ol, tinida8ol, dan nirida8ol dapat memberantas
Amoeba pada usus maupun hati. >etronida8ol peroral, @:$ mg, tiga kali sehari selama
sepuluh hari, dapat menyembuhkan B:D penderita abses Amoeba hepar. 7emberian intra/ena
sama efektifnya, diperlukan pada penderita yang mengalami rasa mual atau pada penderita
yang keadaan umumnya buruk. asil yang positif pada pemberian metronida8ol secara
empiris dapat memperkuat diagnosis abses Amoeba hepar. 7erbaikan gejala klinis terjadi
dalam & hari dan pemeriksaan radiologis menunjukkan penurunan ukuran abses dalam @
sampai $ hari. >etronida8ol tidak mahal dan aman, namun merupakan kontraindikasi pada
kehamilan. 3fek samping yang dapat terjadi ialah mual.
Aspirasi 'arum
7enderita yang mendapat pengobatan amubisid sistemik namun gejala klinisnya tidak
menunjukkan perbaikan lebih dari @2 jam setelah dimulainya pengobatan, akan menunjukkan
perbaikan dengan cara aspirasi rongga abses.
%alam hal ini, aspirasi berguna tidak hanya untuk mengurangi gejala-gejala
penekanan, tetapi juga untuk menyingkirkan adanya infeksi bakteri sekunder. Aspirasi juga
mengurangi risiko ruptur pada abses yang /olumenya lebih dari 2:$ ml, abses yang terletak
pada lobus kiri hepar, atau lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan ele/asi diafragma, dan
untuk membedakan dengan abses epar piogenik Aspirasi juga bermanfaat bila terapi dengan
metronida8ol merupakan kontraindikasi seperti pada kehamilan. =idak ada indikasi untuk
melakukan injeksi obat-obatan ke dalam ka/itas abses. ebaiknya aspirasi ini dilakukan
dengan tuntunan G. ila abses menunjukkan adanya infeksi sekunder, drainase terbuka
adalah pilihan terapinya.&
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
12/14
!rainase Perkutan
%rainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum dan
perikardial. =ingginya /iskositas cairan abses Amoeba memerlukan kateter dengan diameter
yang besar untuk drainase yang adekuat. "nfeksi sekunder pada rongga abses setelah
dilakukan drainase perkutan dapat terjadi.
!rainase #edah
7embedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil membaik
dengan terapi konser/atif. Eaparotomi diindikasikan untuk perdarahan yang jarang terjadi
tetapi mengancam ji#a penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur abses.2
=indakan operasi juga dilakukan bila abses Amoeba mengenai sekitarnya. 7enderita
dengan septikemia karena abses Amoeba yang mengalami infeksi sekunder juga
diindikasikan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak
berhasil.2
Eaparoskopi juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam menge/aluasi
terjadinya ruptur abses Amoeba intraperitoneal. epanjang tindakan ini, kateter perkutan
dimasukkan dengan tuntunan laparoskopi akan berhasil mengeluarkan abses dan mencegah
tindakan laparotomi.
2
"omplikasi
aat diagnosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti
septikaemia!bakteriemia dengan mortalitas ':D, ruptur abses epar disertai peritonitis
generalisata dengan mortalitas +-@D kelainan plueropulmonal, gagal epar, kelainan didalam
rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau
retroperitoneum. istem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena.ecara khusus,
kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan hepar.:
Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses
pulmonum atau pneumonia. istula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat
timbul dari reptur abses Amoeba. 7asien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah
yang ber#arna kecoklatan yang berisi Amoeba yang ada. 7ada keadaan lebih lanjut dapat
menyebabkan sirosis hati, hipertensi portal, gagal hati, dan hepatoma.;
Prognosis
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
13/14
Angka kematian pada abses hati amoeba rendah. eberapa faktor klinis telah
dikaitkan dengan prognosis yang jelek pada pasien-pasien dengan abses hati amoeba.
7eningkatan umur, manifestasi klinis yang lambat, dan komplikasi seperti ruptur
intraperikardial atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.
iperbilirubinemia juga termasuk faktor risiko, dengan ruptur timbul lebih sering pada
pasien-pasien dengan "aundice. >eskipun demikian, kebanyakan pasien dengan abses hati
amoeba, dengan atau tanpa komplikasi, memiliki respons yang baik terhadap pengobatan
medis dan dapat sembuh.;
Pre(enti&
arena penularan umumnya terjadi peroral, maka upaya pencegahan ditujukan
dengan menganjurkan memasak makanan dan miuman dengan baik. elain itu menjaga
kebersihan agar lingkungan terbebas dari lalat dan lipas serta tikus, dan diupayakan agar
sistem pembuangan tinja dan limbah rumah tidak mencemari sumber air minum atau sumur.
elain itu hendaknya selalu berhati-hati pada #aktu bekerja menangani he#an coba
(terutama primata) di laboratoirum
husus penderita karier amubiasis, harus dilakukan upaya menemukannya, agar dapat
diobati sampai sembuh, sehingga tidak menjadi sumber infeksi amubiasis bagi orang
sekitarnya.
"esimpulan
%ari skenario dikatakan bah#a pasien mengeluh adanya nyeri di perut kanan atas
sejak hari yang lalu. etelah dibahas beberapa diagnosis banding yang sesuai untuk kasus
ini, dapat dikatakan bah#a penderita menderita abses hati Amoeba. 7enyakit ini apabila di
tangani dengan cepat dan tepat maka prognosisnya menjadi baik.
-
7/26/2019 bl 17 kolesistitis
14/14
!a&tar Pustaka
. udoyo A0, etiyohadi , Al#i ", etiati . "lmu penyakit dalam. ; thed. 1akarta4 "H
2$$+.h.2':-B$
2. oeroso 1, "sbagio , alim , roto 6, 7ramudiyo 6. uku ajar ilmu penyakit dalam.
3disi ke-;. 1akarta4 3G?H 2$$+.h.;@:-B
&. #art8 >. uku Ajar %iagnostik isik. 1akarta4 7enerbit 3G?H 2$$:.h.2&B-:+
;. >akmun %. uku Ajar "lmu 7enyakit %alam 1ilid ". 3disi ke-:. 1akarta4 "nterna
7ublishingH 2$$B.h.;'$-@
%. ukhari A1, Abid 1. Amebic li/er abscess4 ?linical 7resentation and %iagnostic
%ifficulties. u#ait >edical 1ournal. 2$$&. h.'&-+.
). auci, raun#ald, asper, auser. "ntraabdominal infection and abscess. arrison
principle of internal medicine. @th edition. A4 =he >c Gra# ill ?ompanyH
2$$'.h.2.
*. taf pengajar %epartemen 7arasitologi ". 7arasitologi edokteran edisi ;. 1akarta4
"H2$&.h.$@-;