biografi tadjus sobirin

12
BIOGRAFI Di susun oleh: Astika Rahayu Rahmi Hayatunnufus (3315126582) (3315126599)

Upload: astika-rahayu

Post on 26-Jun-2015

796 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biografi TADJUS SOBIRIN

BIOGRAFIDi susun oleh:

Astika Rahayu Rahmi Hayatunnufus (3315126582) (3315126599)

Page 2: Biografi TADJUS SOBIRIN

TADJUS SOBIRIN

Kadal Si Topi Bunder Tokoh Tanggung dari Kampung

Page 3: Biografi TADJUS SOBIRIN

Tadjus & Keluarga

Tadjus Sobirin lahir di Cirebon, 2 Februari 1940. Tadjus berasal dari keluarga bersahaja, bukan orang gedongan. Kedua orangtua Tadjus selalu berusaha meningkatkan taraf hidup keluarga dengan berbagai cara, termasuk berpuasa sunah, shalat, dan dzikir.

Pada saat Tadjus SMP ibunya membuka usaha jual-beli perhiasan bermodalkan kepercayaan orang-orang Cina. Ayah dan Ibunya memberi nasehat agar meniru kiat orang Cina berdagang. “Bila orang Cina memiliki modal Rp 1 juta kemudian memperoleh untung 200ribu, maka yang dipakai hanya Rp 50-100ribu saja. Begitulah modal mereka terus bertambah. Jangan seperti kebanyakan orang Cirebon. Untung Rp 200ribu yang dipakai Rp 300ribu. Akibatnya modal mereka terus berkurang.”

Istri pertama Tadjus bernama Inti Amaliah meninggal dunia pada 12 Maret 1996 karena kanker payudara. Kemudian Tadjus menikah lagi dengan Fathiah Basalamah pada 1 Oktober 1996.

Page 4: Biografi TADJUS SOBIRIN

Tadjus Sobirin adalah pribadi yang menarik. Menarik karena seringkali spontan berusaha tampil beda, bahkan hampir selalu kontroversional. Pribadi yang hangat, kawan yang setia, pemberani, dan suka ceplas-ceplos.

Tadjus pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Personil Kodam V/Jaya (1983) kemudian menjadi Bupati Tangerang selama 2 periode (1983-1993). Menjadi ketua DPD I Partai Golkar DKI (1993-2002) dalam dua kali masa jabatan.

Page 5: Biografi TADJUS SOBIRIN

Kadal Sebagai Simbol

Kadal bukan binatang berbisa. Ia biasanya tinggal di tempat-tempat sepi, tetapi di sepanjang tempat yang sering dilewati manusia, seperti pematang sawah atau jalan, di rumpun bmbu atau hutan. Binatang ini punya cara unik. Ketika seseorang berjalan, ia seringkali melintas secara tiba-tiba-tiba. Ia tidak langsung menhilang dan tampaknya sengaja membiarkan dirinya dilihat orang. Baru ketika diusik, ia lari.

Kata Sagaf Usman, sahabat Tadjus di Tangerang: kadal itu berfungsi memperingatkan manusia. “Hati-hati, manusia! Barangkali di depan ada ular.”

Pada zaman Orde Baru, kata Tadjus, banyak kadal dianggap ular. Akibatnya, pejabat yang diingatkan bukannya sadar, malah yang memberi peringatan dicurigai, jabatannya dipindah, bahkan disingkirkan.

Page 6: Biografi TADJUS SOBIRIN

Bangga Berbahasa Indonesia….

Pernah suatu ketika Tadjus mendapat undangan resmi dari salah satu perusahaan Jepang untuk menghadiri sebuah acara peresmian perusahaan. Surat undangan tersebut menggunakan Bahasa Inggris. Menanggapi surat undangan tersebut, Tadjus mengatakan di media massa bahwa dia tidak akan menghadiri acara tersebut. Alasan Tadjus, “Saya kan bupati RI, mengapa undangannya memakai bahasa inggris? Mereka seharusnya mengundang dengan Bahasa Indonesia ataupun dengan keduanya. Kita tidak harus bangga bila seorang menteri atau presiden berbicara dalam bahasa asing.”

Page 7: Biografi TADJUS SOBIRIN

Tadjus adalah seorang yang taat beribadah. Al-quran selalu menjadi pegangannya. Dan zikir seringkali terlantun dari bibirnya. Tadjus selalu percaya akan kehebatan Al-quran dan lantunan zikir. Berikut potongan kisah menarik yang Tadjus yakini sebagai kehebatan senjata umat muslim tersebut;

Page 8: Biografi TADJUS SOBIRIN

Kereta Api TGV Perancis

Suatu waktu Tadjus bersama istri dan rombongan Pemda Tangerang pergi ke Eropa dalam kaitan tugas kerjasama PDAM dengan perusahaan Perancis. Dari perancis mereka akan pergi ke Swiss dengan kereta TGV.

Di stasiun, Agus dan Maryoso pergi sebentar. Menjelang kereta berangkat mereka belum juga kembali, padahal paspor rombongan ada pada mereka. Semua menjadi cemas. Akhirnya Tadjus minta kepada seluruh rombongan untuk membaca al-Ftihah sedapat-dapatnya.

Keajaiban terjadi. Agus dan Maryoso datang sebelum kereta berangkat. Dan ternyata keberangkatan kereta tersebut terlambat 3 menit dari yang seharusnya.

Page 9: Biografi TADJUS SOBIRIN

Hujan dan LampuSuatu hari ada acara MTQ di Pondok Aren. Ketika Habib Noveel bin

Jidan memberi ceramah, tiba-tiba turun hujan. Ia kemudian mengajak jamaah untuk membaca istighfar 3 kali. Barangkali karena bacaan itu, tak lama kemudian hujan reda. Tapi setelah sang Habib pulang, hujan turun lagi. Dari peristiwa tersebut Tadjus tahu cara menghentikan hujan. Beberapa kali Tadjus mempraktekan dan itu berhasil.

Ketika Tadujs menjabat ketua DPD I Golkar DKI Jakarta, di GOR Jakarta Timur deselenggarakan sebuah acara. Ketika Tadjus sedang menyampaikan pidato, tiba-tiba lampu padam. Acarpun dilanjutkan dengan meletakkan lilin di podium tempat Tadjus berdiri.“Mari kita baca istighfar 3kali. Mudah-mudahan lampu menyala. Namun apabila lampu tidak menyala juga, jangan salahkan Allah. Berarti kita kurang khusuk membacanya…” Tadjus mengajak para hadirin didalam stadion.

Seluruh hadirin pun mengikuti Tadjus membaca istighfar tiga kali. Lafazh istighfar seketika bergema di dalam stadion. Dan luar biasa. Tak lama kemudian lampu menyala.

Page 10: Biografi TADJUS SOBIRIN

Tadjus Bisa MenghilangJakarta 27 Juli 1996. Tragedi perebutan kantor sekretariat PDI di

jalan diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu dini hari itu luar biasa. Bentrokan antar massa tak terelakkan, pembakaran gedung pemerintah dan swasta, pembakaran bus, mobil. Berbagai pasukan ABRI diturunkan. Minggu pagi aparat berhasil menguasai situasi. Mereka berjaga di sekitar kantor sekretariat DPP PDI.

Pagi itu Tadjus bermaksud ingin memberi bantuan untuk para tentara dan polisi yang bertugas di DPP PDI. Tadjus ditemani Asyraf Ali menaikki mobil pergi membeli roti, buah dan air minum. Tiba-tiba mobil tua itu mogok. Mereka merasa panik, Asyraf segera turun memeriksa mesin dan Tadjus mecoba menghidupkan. Tak lama mobil kembali hidup. “Saya bacain surat al-Fatihah” jawab Tadjus enteng.

Mereka bergerak menuju Jalan Proklamasi yang sepi karena daerah ini terlarang untuk umum. Di Megaria, di bawah jembatan rel kereta api, ada batas polisi yang tidak boleh dilewati.

Page 11: Biografi TADJUS SOBIRIN

Namun Tadjus meminta Asyraf untuk memasuki kawasan tersebut. Mereka melewati batas polisi tersebut pelan-pelan. “Saya tidak tahu kenapa aparat membiarkan kami. Saya merasa, waktu itu tak ada aparat yang melihat kami. Ini memang keanehan, bagaimana mungkin tentara sabanyak itu tidak melihat kami?” Diam-diam Asyraf melirik Tadjus. Rupanya, Tadjus sedang memegang tasbih dan berzikir. “Gila, kami bisa menghilang,” gumam Asyraf.

Page 12: Biografi TADJUS SOBIRIN

Begitulah sosok Tadjus Sobirin, yang menyimbolkan dirinya dengan kadal. Kadal. Kadal, katanya berfungsi mengingatkan orang yang lewat di semak-semak atau hutan, bahwa didepan sana mungkin ada ular atau binatang buas lainnya. Jadi, orang itu harus berhati-hati. “Namun dizaman Orde Baru, banyak kadal justru dianggap ular.”

Seorang yang biasa-biasa saja, sama sekali bukan orang luar biasa. Ia adalah produk sejarah yang ikut sejarah, bukannya mengubah sejarah. Dia adalah seorang pelaku aktif dari berbagai unit sosial. Orang kampung yang tidak berhenti menjadi orang kampung.

Kepribadiannya merupakan sebuah gambaran menarik yang patut dijadikan oleh orang lain. Dari anak kampung di Cirebon, putra tokoh lokal sebuah gerakan masyrakat sudah melebihi angan-angannya untuk menjadi bupati, komandan kodim, apalagi penanggung jawab orsospol terbesar didaerah sesensitif ibukota kita ini.