biasa baca sejak balita

41
SEBUAH BUKU Kecil untuk semua ORANGTUA yang ingin buah hatinya suka membaca oleh: Anna Farida BIASA BACA SEJAK BALITA

Upload: anna-farida

Post on 02-Jan-2016

887 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Panduan praktis menumbuhkan minat baca balita kita. Penulis: Anna FaridaLayouter: Devi SutarsiPersembahan untuk generasi yang cinta membaca.

TRANSCRIPT

Page 1: Biasa Baca Sejak Balita

SEBUAH BUKU Kec i l untuk semua ORANGTUAyang in g in buah hat inya suka membaca

oleh : Anna Far i da

BIASA BACASEJAK BALITA

Page 2: Biasa Baca Sejak Balita

Biasa Baca sejak BalitaAnna Farida

Page 3: Biasa Baca Sejak Balita

Biasa Baca Sejak Balita©2013 Anna Faridahttp://learnthenteach.wordpress.com

Perancang sampul & pewajah rupa: deviatwork - devi.chosenlight.com

Terimakasih kepada para orangtua yang telah mengijinkan penggunaan foto anak-anak mereka untuk keperluan ilustrasi buku ini:- Dinar Ardanti- Erika Zaman- Harlia Hasjim- Ismawati Amelia- Metta Setiawan- Ratna Kusuma Halim- Stephanie Marvella

Page 4: Biasa Baca Sejak Balita

Aduuh... bagaimana ini? Anak saya sudah lima tahun belum bisa baca! Kalau diajarin baca buku cuma lihat gambarnya melulu. Begitu disu-ruh mengeja, langsung kabur! Pusing saya. Kayaknya harus les baca deh, supaya nggak ketinggalan dengan teman-temannya. Anak Ibu sudah bisa baca belum? Eh, berapa sih, umurnya?...............

Kecemasan itu lazim dialami ibu yang memiliki putra-putri usia taman kanak-kanak. Lebih cemas lagi ketika mereka melihat anak lain yang sebaya dengan anaknya sudah lancar membaca. Ketika mencoba menenangkan atau berpendapat lain, saya sering mendengar jawa-ban seperti:

Membaca itu kan penting. Jendela dunia, katanya.

Kalau tak bisa baca, mana bisa masuk SD

Membaca itu modal utama belajar

Tujuan sekolah kan salah satunya biar bisa baca

Benar bahwa membaca adalah keterampilan yang sangat penting. Tak ada yang salah dengan kalimat “membaca adalah jendela dunia.” Harapan orangtua agar anak-anaknya pandai membaca pada usia dini juga sah saja. Bimbingan yang dilakukan sejak dini akan mem-bawa dampak yang lebih nyata dan kekal pada diri seorang anak.

PeNDaHUlUaN

Page 5: Biasa Baca Sejak Balita

Kini, pertanyaannya adalah: bagaimana cara menumbuhkan mi-nat baca pada anak-anak tanpa mengganggu keceriaan mereka dengan berbagai beban latihan. Atau, bagaimana sih membangun minat baca pada anak usia dini?

Melalui e-book ini, kita akan berbagi pandangan dan pengalaman. Kita akan membahas ulang, apakah yang disebut dengan minat baca, dan bagaimana memupuknya sejak dini.

Mari kita mulai berbincang.

Page 6: Biasa Baca Sejak Balita

Bagian i

MeMBaca:kareNa sUka ataU terPaksa?

Page 7: Biasa Baca Sejak Balita

7MeMbaca: Karena SuKa atau terpaKSa

Putra... ayo dong, Sayang. Belajar baca dulu... Kan Putra anak pintar. Masa lihat gambar Donal Bebek melulu. Kalau bisa baca, kan lebih seru. Jadi tahu Donal ngomong apa. Ayo sini baca “Belajar Membaca” dulu. Putra... sudah berhenti dulu. Ayo, nanti ketinggalan sama teman-teman. Yang lain sudah sampai halaman

18. Putra baru halaman 5. Putraaaaa..... siniiii.....

Coba cermati. Bagi sang Bunda, apa yang sedang dilakukan Putra bukanlah membaca. Masih menurut Bunda, membaca berarti melafalkan setiap suku kata yang ada dalam buku “Belajar Membaca.”

Bagaimana dengan kita? Apa yang segera terpikir begitu kata “membaca” terucap? Apakah kita membayangkan:

Deretan kata-kataMengejaTulisan a i u e oKartu hurufBuku belajar membacaAtau... apakah kita tengah membayangkan seorang guru melafalkan

suatu kata dan murid menirukan?Bagaimana jika ada yang berpendapat bahwa membaca berarti

“today a reader, tomorrow a leader.”-Margaret Fuller

Page 8: Biasa Baca Sejak Balita

8 biaSa baca SejaK balita

menangkap makna. Bagaimana jika ternyata, bagi anak-anak, dunia seisinya adalah khasanah misteri tiada henti. Banyak sekali hal yang dianggap wajar oleh orang dewasa, ternyata merupakan keajaiban bagi anak-anak. Air yang mengucur dari talang mungkin remeh bagi kita; tapi bagi anak-anak, bisa menghadirkan sensasi yang sangat unik. Mereka begitu berminat menadahkan tangan ke air yang mengucur, dan tak akan mau berhenti kecuali diminta.

Jika menemukan sesuatu yang menurut mereka menarik (sekali lagi, yang kadang dianggap remeh oleh orang dewasa) anak-anak akan terus bertanya. Tak jarang pertanyaan mereka sampai membuat orang dewasa jengkel. Pernah mengalaminya?

Pertanyaan yang sama akan terus mereka ulang sampai rasa penasaran terpuaskan. Namun biasanya rasa puas itu tak bertahan lama. Keingintahuan anak-anak tentang hal baru akan terus menggoda kesabaran orang-orang dewasa di sekitarnya. Bahkan, jika suatu saat rasa penasaran tentang hal yang pernah mereka tanyakan muncul kembali, biasanya mereka bertanya lagi dan lagi.

Jika mengamati sesuatu—di lantai, misalnya— lazimnya anak-anak melakukannya dengan sungguh-sungguh. Saya pernah menemukan anak yang tersengat lebah yang sebenarnya sudah nyaris mati, tepat di kelopak matanya. Coba tebak, bagaimana insiden itu bisa terjadi?

Anak-anak terlahir dengan rasa penasaran, dan sangat berminat mempelajari berbagai hal yang terdeteksi oleh indera mereka. Selain mengamati lingkungan sekitarnya secara langsung, cara lain bagi anak-anak untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan adalah membaca.

Artinya, membaca merupakan salah satu sarana untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Karena itu, semestinya membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Melalui membaca, mereka bisa menjelajah angkasa dan menyelami lautan, menelusuri hutan, dan bertemu dengan tokoh-tokoh besar dari masa lalu. Melalui membaca, mereka mewarnai dunia dengan fantasi: berbicara dengan binatang, dedaunan, bahkan berbagai

Page 9: Biasa Baca Sejak Balita

9MeMbaca: Karena SuKa atau terpaKSa

benda mati seperti air, boneka, dan makhluk dari planet lain sekalipun. Melalui membaca, banyak pintu rahasia terbuka, dan rasa penasaran terpuaskan (walau sementara). Betapa asyiknya.

Salah satu tugas kita sebagai orangtua adalah menemani dan memandu mereka agar rasa penasaran itu tetap terjaga. Dengan memperoleh arahan yang tepat, anak yang memiliki rasa penasaran tinggi memiliki peluang untuk belajar lebih banyak. Karena tidak semua bidang pengetahuan kita kuasai dan ajarkan sendiri kepada anak-anak kita, beruntung jika minat baca menjadi modal anak belajar berbagai hal.

Lantas, mengapa masih ada orangtua yang cemas dan menganggap anaknya “tidak bisa membaca” karena mereka hanya mau melihat-lihat gambar saja?

Pertanyaan itu membawa kita pada perlunya perubahan paradigma tentang apa yang disebut dengan membaca.

Mari kita kaji ulang. Umumnya, menurut Kamus Bahasa Indonesia, membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui; meramalkan; mem-perhitungkan; dan memahaminya. Jadi, yang disebut membaca bukan hanya membaca deretan huruf, namun lebih ke arah memahami maknanya.

Yang dikejar oleh Bunda dalam kisah di atas hanyalah sebagian dari unsur membaca, yaitu melafalkan huruf, kata, dan kalimat. Yang dilakukan Putra dengan komik Donal Bebeknya juga bisa disebut membaca. Dengan antusias, Putra mengamati tingkah dan ekspresi wajah Donal. Dia tertawa saat melihat kekonyolan Donal, dan geregetan kepada kemenakan-kemenakan Donal yang usil. Yang lebih penting, Putra melakukannya dengan senang hati. Yang dilakukannya adalah sebuah proses menjadikan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bisa menjadi hiburan. Tanpa tahu bunyi tulisan yang tercantum di komik itu, dia mengasah kepekaannya dalam menebak jalinan ceritanya. Itu juga membaca namanya.

Page 10: Biasa Baca Sejak Balita

10 biaSa baca SejaK balita

Saya memiliki pengalaman unik saat mengajak putra sulung saya belajar membaca. Zaky namanya. Dia belajar membaca dengan kartu suku kata di sekolah. Di rumah, saya membuat kartu yang sama dengan kardus susu.

Saya latih Zaky sesering mungkin. Saat itu, rasanya apa pun akan saya lakukan agar dia melafalkan kata dan kalimat di buku-buku dengan benar. Saya membayangkan betapa bangganya saya jika di kelas A taman kanak-kanak, Zaky bisa lancar membaca.

Minggu pertama, saya dan si sulung sama-sama semangat. Kemudian kami sama-sama bosan. Kartu suku kata teronggok begitu saja, tercampur dengan mainan lain di keranjang. Biarlah, toh masih di kelas A. Nanti saja deh di kelas B diintensifkan belajar bacanya, pikir saya.

Ternyata, hari berlalu begitu cepat, dan Zaky segera duduk di kelas B. Dia tak kunjung lancar membaca. Mulailah saya resah. Saya kumpulkan lagi kartu suku kata dan menetapkan bahwa setiap sore, Zaky harus belajar membaca. Saya pikir, setelah tidur siang, dia akan segar dan semangat.

Saya salah duga.Zaky yang biasanya usil dan ceria berubah jadi mudah ngambek.

Sebelumnya dia sangat suka main puzzle dan menelusuri maze di majalah kesukaannya. Begitu saya mengajaknya belajar mengeja perintah yang ada di sebuah maze, dia selalu ingin ke kamar mandi, mencari pensil warna, atau masih mengantuk. Semua aktifitas yang berujung ajakan mengeja huruf akan ditolaknya mentah-mentah, bahkan membuatnya marah. Lama-lama, maze di majalah tak lagi disentuhnya.

Sampai Zaky lulus dari taman kanak-kanak, kemampuan baca tulisnya

Ilustrasi

Kartu suku kata dari kardus susu. Saya gunting per suku kata, memperlihatkannya ke

Zaky, dan memintanya membaca secara acak.

da na nga de bi mu

Page 11: Biasa Baca Sejak Balita

11MeMbaca: Karena SuKa atau terpaKSa

standar saja. Sekadar bisa. Untung minat bacanya bisa terbangun beberapa tahun kemudian. Tak ada kata terlambat. Bagaimana caranya, akan kita bahas di bagian berikutnya.

Pengalaman buruk menghilangkan minat baca Zaky membuat saya sadar. Ternyata, minat baca jauh lebih penting daripada keterampilan anak melafalkan huruf-hurufnya. Membaca membantu anak-anak mengembangkan inisiatif, daya pikir, dan karakter; membaca juga menjadi sumber hiburan dan pengalaman yang sangat berharga. Melalui berbagai bacaan, anak-anak berlatih untuk melihat berbagai kemungkinan, alternatif, dan pilihan yang sebelumnya belum mereka ketahui.

Anak-anak bisa menyingkap berbagai misteri alam dan hubungan antar manusia melalui bacaan. Sayangnya, hingga tahun 2010 ini, minat baca (anak-anak) Indonesia masih berada di peringkat yang menyedihkan.

Dalam sebuah makalah yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Indonesia dalam pertemuan tingkat di Abuja Nigeria yang diprakarsai UNESCO, Juni 2010, terdapat fakta menarik. Untuk program pem-berantasan buta aksara, pemerintah kita mengerahkan berbagai upaya terstruktur—namun tak satu pun kata “family” disebutkan di sana. Mungkin karena kesadaran tentang pentingnya peran keluarga ini sudah merupakan kemestian, sehingga tak perlu disebutkan. Entahlah.

Tentang rendahnya minat baca anak-anak kita, berdasarkan sejumlah penelitian, penyebab utamanya adalah kurangnya teladan budaya baca dalam keluarga. Kondisi ini diperburuk dengan terbatasnya literatur anak yang bagus namun terjangkau oleh masyarakat. Kedua, tidak banyak penerbit yang berminat menerbitkan buku anak yang menarik dan imajinatif, kemudian serius mempromosikannya kepada pembaca belia sebagaimana buku-buku untuk usia dewasa. Ketiga, banyaknya beban tugas sekolah membuat anak-anak pada umumnya hanya memiliki waktu luang sangat sedikit untuk membaca. Lebih-lebih ada televisi dan berbagai jenis game yang turut mengambil alih sebagian besar waktu luang mereka.

Guru dan keluarga merupakan sumber utama bagi terbentuknya kebiasaan baca anak-anak, yang mendampingi mereka menjadi pembaca yang tekun, penuh minat, dan bertanggung jawab. Anak-anak yang

Page 12: Biasa Baca Sejak Balita

12 biaSa baca SejaK balita

haus baca semestinya dikondisikan sejak awal oleh orangtua dan guru. Orangtua tidak perlu menanti hingga anak-anak besar. Kita mulai, yuk, dari sekarang.

Merekomendasikan dan menyediakan buku-buku yang tepat bagi anak-anak juga sama pentingnya. Memaksakan sebuah genre buku yang tidak menarik adalah cara yang paling paten untuk membunuh minat baca anak. Sebaliknya, memberi hadiah buku kepada anak-anak dalam berbagai kesempatan seperti ulang tahun, hari raya keagamaan, dan peristiwa lain akan membantu menguatkannya.

Minat baca, sebagaimana kebiasaan yang lain, berhubungan langsung dengan paparan dan pengalaman yang diperoleh anak-anak di usia dini. Jika mereka dibesarkan dalam lingkungan yang penuh buku dan bacaan bermutu, kemungkinan besar kecintaan mereka pada membaca akan berkembang lebih mudah.

Page 13: Biasa Baca Sejak Balita

Bagian ii

MiNat BacaBagaiMaNa MeNUMBUHkaNNya

Di rUMaH?

Page 14: Biasa Baca Sejak Balita

14 biaSa baca SejaK balita

Hmmm... gimana ya, sebenarnya saya senang anak saya membaca. Tapi bekasnya itu lho, suka berantakan. Semua sudut rumah saya sudah penuuuh sama mainan. Masa mau ditambahin komik yang berserakan. Kalau saja Alifa mau membereskan komiknya setelah dibaca, saya tidak akan ngomel. Hmmh... kenapa, ya, susah sekali mengajari dia disiplin?

Saya pernah berkunjung ke rumah seorang kawan, dan terpesona. Rumahnya asri, penuh pot bunga sederhana namun subur sekali. Begitu beranjak masuk, saya disambut dengan sebuah rak buku besar, padat dengan buku warna warni. Rak itu juga rapi sekali. Sambil terus berteriak iri pada kepiawaiannya menata rumah—dan yang paling penting, mempertahankan kerapihannya—tangan saya menjangkau isi rak buku yang begitu menggoda.

Saya tarik sebuah buku anak bersampul hijau terang. Lhoo... koq masih terbungkus plastik? Saya coba ambil sebuah buku anak lagi. Masih terbungkus juga. Aneh, pikir saya. Untung di kesempatan ketiga saya beruntung, menemukan buku yang sudah terbuka. Ketika saya amati, buku yang masih terbungkus plastik ada lebih dari sepuluh.

Penasaran, saya nyeletuk, Bu, koq ada buku-buku yang masih terbungkus sih?

Sambil menyajikan segelas es sirop, teman saya itu menjawab ringan, Biar tetap rapi.

“the more that you read, the more things you will know. the more that you learn, the more places you’ll go.”

-Dr. seuss

Page 15: Biasa Baca Sejak Balita

15Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

Waduh, jawaban itu sungguh di luar dugaan. Walau rasanya mengganjal, saya tak ingin membahasnya lebih lanjut. Kami segera berbincang tentang berbagai hal lain, dan jawaban entengnya itu baru saya ingat, persis ketika menuliskan e-book ini.

Saat ini saya membatin, semoga buku-buku bagus yang masih terbungkus itu adalah arsip. Artinya, teman saya itu membeli masing-masing dua buku untuk judul-judul yang bagus: satu untuk dibaca, satu lagi untuk disimpan. Saya benar-benar berharap demikian.

Sejauh yang saya alami, untuk menumbuhkan minat baca di rumah, kita mesti menghadirkan buku sebagai sesuatu yang akrab dan mudah dijangkau oleh anak-anak. Dijangkau dalam perspektif anak-anak bisa berarti dimainkan—dibiarkan tergeletak di mana-mana, dibawa ke tempat tidur, dilipat-lipat, digunting sampulnya, digambari, bahkan dirobek.

Membaca itu hasrat, hobi, dan kebiasaan. Begitu Kita terbiasa, kecintaan kepada buku akan tumbuh; dan membaca akan jadi kegiatan favorit. Begitu pula dengan anak-anak.

Sebagaimana keterampilan lain, kebiasaan baca bisa juga dikembangkan melalui berbagai cara. Tidak ada aturan baku apalagi ketat untuk menumbuhkan minat baca. Setiap pembaca punya cara masing-masing. Untuk pembaca belia, orangtua bisa menerapkan berbagai trik berikut ini:

Satu buku sebelum tidurSejak bayi, biasakan membacakan sebuah buku sebelum anak

tidur. Pilih buku yang bernuansa ceria. Bacakan dengan antusias. Bayi sangat peka dengan perubahan mimik wajah. Jika dia merekam wajah antusias kita saat membacakan buku, tertanamlah memori di otaknya bahwa membaca itu mengasyikkan.

Membaca bisa membuat orang jadi pendengar yang baik dan memperkaya kosa kata. Ketika mengajarkan suatu kata kepada anak-anak—misalnya dalam sebuah buku bergambar—tunjukkan gambarnya sambil ucapkan kata yang dimaksud. Ini juga cara mengajarkan membaca kepada anak. Mengajar membaca tak selalu harus dengan mengeja suku kata.

Untuk anak yang lebih besar—atau terlanjur besar—kita bisa mengawalinya dengan berbincang santai, kemudian diam-diam

Page 16: Biasa Baca Sejak Balita

16 biaSa baca SejaK balita

ambillah sebuah buku. Bacalah satu halaman saja. Dengan antusias dan intonasi yang pas, tentunya. Santai saja jika anak tak peduli atau bahkan lari. Lakukan saja secara konsisten selama satu hingga dua minggu, setiap menjelang tidur. Akhiri ritual baca buku dengan doa sebelum tidur.

Bacakan dengan dramatisSaat membaca kisah tentang kodok, bisakah kita berusaha

bersuara dan bertingkah seperti kodok? Ketika membacakan kisah petualangan, maukah kita membacanya sambil berbisik tegang? Pernahkah kita berpikir, bagaimanakah suara cacing?

Saya punya pengalaman unik. Saat berusia dua tahun, Luthfa, putri saya suka sekali serial Nontan karya Noriaki Sugiyama terbitan Elexmedia Komputindo. Salah satu judul yang saya peroleh dari pasar buku bekas adalah Ciluk Ba! -- dengan sampul depan yang sudah cuil.

Sugiyama piawai menyusun kalimat, memadukan ilustrasi, dan tata letaknya, sehingga pembaca bisa ber-ciluk ba saat membaca. Setiap hari saya diminta membacakan buku itu lebih dari sepuluh kali. Saya sampai bisa membaca buku itu sambil merem, dan seisi rumah ikut hafal setiap kalimat, sekaligus intonasi saya saat membacanya.

Setengah saya syukuri, buku itu mendadak lenyap setelah satu atau dua bulan menemani kami. Bukan apa-apa, saya mulai merasa kebas saat berteriak Ciluk Ba! Bosan.

Walau semula uring-uringan mencari Nontan, akhirnya Luthfa mau juga berpaling ke buku-buku lain.

Setelah setahun lebih berlalu, Nontan muncul lagi secara misterius, tergeletak begitu saja di rak. Mungkin dulu terselip di dalam buku lain. Saya senang bagai bertemu teman lama, yang pernah membantu saya mengasuh Luthfa. Beberapa hari kemudian, putri saya yang kini sudah pintar bicara menemukannya. Dia berteriak girang dan antusias membukanya.

Hati saya berdesir kencang saat Luthfa mulai “membaca” kalimat demi kalimatnya...nyaris sempurna, dengan intonasi yang persis seperti yang saya gunakan setahun yang lalu.

Page 17: Biasa Baca Sejak Balita

17Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

Kunjungi perpustakaanJika di daerah tempat tinggal kita ada perpustakaan, ajaklah anak

berkunjung. Biasanya setiap kota memiliki perpustakaan daerah, dan beberapa perguruan tinggi memberikan akses pada masyarakat umum. Biarkan dia memutuskan dan berpendapat, berapa kali dalam sebulan dia ingin berkunjung ke sana. Buatkan kartu anggota atas namanya sendiri, jelaskan hak dan kewajibannya sebagai anggota perpustakaan.

Dirikan perpustakaanAjak anak mengumpulkan semua buku anak yang ada di rumah,

sesedikit atau sebanyak apa pun. Siapkan rak atau keranjang plastik di teras rumah. Tata buku-buku itu di sana. Jika dirasa perlu, catat semua judul buku yang dikeluarkan.

Mengapa perlu membuat perpustakaan? Jika kunjungan ke perpustakaan menemui kendala, maka kini

saatnya anak diajak menciptakan perpustaan atau taman bacaan sendiri.

Strategi ini multisasaran. Diawali dengan mengumpulkan buku, anak belajar tentang berbagai jenis buku. Dia jadi tahu bahwa genre buku itu bermacam-macam. Biasanya anak antusias melakukan sesuatu yang baru, termasuk menata buku di teras rumah. Sampaikan padanya bahwa teras ini akan menjadi markas baca anak-anak sekitar rumah. Ajak anak memilih nama yang keren untuk taman bacaan tersebut. Sekadar papan nama dari kertas yang ditempelkan dengan selotip bisa membuatnya bangga.

Sampaikan kepada tetangga bahwa ada perpustakaan atau taman bacaan gratis. Aktifitas membaca akan lebih menarik bagi anak-anak jika dilakukan bersama teman sebayanya. Apalagi jika di taman bacaan itu tersedia kertas bekas, gunting, mainan, dan alat warna. Berikutnya, bersiaplah menemukan lompatan minat baca yang tinggi pada anak dan teman-temannya.

Program selanjutnya adalah mengelola taman bacaan tersebut agar tetap menarik untuk dikunjungi. Sesekali kita juga bisa mengadakan acara dongeng, lomba-lomba sederhana, atau kegiatan edukatif yang lain.

Perpustakaan atau taman bacaan memang perlu tenaga ekstra

Page 18: Biasa Baca Sejak Balita

18 biaSa baca SejaK balita

untuk mengelola (bahkan membiayainya). Namun keterlibatan anak sebagai penyelenggara—bukan sekadar peserta—sebuah komunitas pendidikan akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi ke-hidupannya.

Tradisi hadiah bukuJadikan kunjungan ke toko buku sebagai hadiah yang me-

nyenangkan. Setelah disepakati berapa harga atau jumlah dan jenis buku yang boleh mereka pilih, biarkan mereka menikmatinya. Kini, banyak toko buku yang bahkan menyediakan kursi santai bagi pengunjung yang hendak membaca. Membawa anak ke toko buku dan meminta mereka bergegas pulang atau menegur mereka saat berganti-ganti pilihan buku, hanya akan membuat mereka kapok.

Atau, jika toko buku kurang terjangkau untuk dikunjungi bersama sekeluarga, jadikan buku sebagai hadiah istimewa yang menemani berbagai peristiwa khusus (oleh-oleh saat ayah atau ibu habis bepergian, kenaikan kelas, ulang tahun, hari raya keagamaan, oleh-oleh ketika berkunjung ke rumah saudara, dan hadiah atas prestasi apa pun). Hadiah berupa buku tidak akan pernah usang. Namun demikian, tradisi ini harus didahului oleh teladan dari orangtua. Jika kita lebih suka mendapatkan martabak sebagai oleh-oleh, kecil kemungkinan anak-anak mengharapkan buku sebagai oleh-oleh dari ayah atau ibunya.

Buku MurahPertama, kunjungi pasar buku bekas terdekat. Tidak semua kota

memiliki pasar buku bekas yang bagus. Di Bandung, saya senang sekali menyusuri Jalan Cikapundung dan Pasar Buku Palasari. Jika sedang beruntung, banyak buku dan majalah bekas yang bermutu dengan harga yang sangat murah. Anak-anak saya juga lebih antusias jika diajak ke Palasari dibandingkan ke toko buku besar. Alasannya: Ibu lebih murah hati ketika belanja di Palasari. Dengan jumlah uang yang sama, mereka bisa memborong buku dan komik sampai empat kali lipat banyaknya.

Kunjungan ke pasar buku bekas memang tidak senyaman ke toko buku besar. Waktu kunjungan juga terbatas, biasanya tidak sampai malam hari. Padahal, saat hari libur, pasar seperti ini sangat sesak dan gerah.

Page 19: Biasa Baca Sejak Balita

19Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

Seringkali, anak-anak harus berdesakan saat memilih buku, dan bersabar menanti—lebih-lebih kalau saya atau ayahnya ikut-ikutan memilih buku dan tawar menawar dengan penjualnya.

Kedua, pameran buku. Saat pameran, biasanya banyak sekali rabat (diskon) yang ditawarkan. Banyak juga lomba yang berkaitan dengan buku, dongeng, seminar, demonstrasi pembuatan ilustrasi dan tata letak buku, sampai jumpa penulis. Dengan mengunjungi pameran buku, anak belajar sisi lain dari buku atau majalah yang biasa mereka baca.

Ketiga, banyak toko buku online yang biasa memberikan rabat menarik sampai cuci gudang. Libatkan anak dalam memilih dan meng-klik buku yang hendak dibeli. Ketika paket buku datang, pastikan dia yang pertama kali membukanya.

Ciptakan suasana nyamanMembaca bisa meningkatkan konsentrasi. Sebaliknya, konsentrasi

juga diperlukan saat membaca. Jadi ketika menemani anak membaca, buatlah posisinya senyaman mungkin. Amati, anak punya gaya masing-masing untuk bisa menikmati isi buku yang dibacanya. Ada yang sambil tengkurap, bahkan berguling-guling, atau bersandar di bantal. Jika anak mengembangkan posisi yang salah atau berbahaya saat membaca, berikan pengertian dengan baik-baik. Perhatikan gaya kita sendiri saat membaca. Biasanya anak cenderung meniru orang-orang di sekitarnya.

Pilihlah buku sesuai minat anakApa yang sedang menarik perhatian anak saat ini? Apakah dia

sedang suka mengejar belalang? Apakah sedang senang makan soto ayam? Apakah dia telaten mengutak atik lego? Atau selalu penasaran dengan kertas lipat? Atau gemar menggunting segala sesuatu termasuk rambutnya sendiri?

Buku tentang sesuatu yang sedang digemarinya akan lebih menarik minatnya. Jika kita bisa membelikannya dua buku atau lebih, berikan satu persatu. Setelah dia tiga kali menamatkan satu buku (dengan dibaca sendiri atau membaca dengan orangtua), berikan buku berikutnya. Pembaca pemula akan lebih fokus dengan satu judul saja dulu, baru sedikit demi sedikit pilihan bukunya ditambah.

Page 20: Biasa Baca Sejak Balita

20 biaSa baca SejaK balita

Pilihlah buku bergambarBagi pembaca usia dini, buku bergambar adalah pilihan terbaik.

Tanpa bisa membaca kalimat yang tertulispun, anak terbantu mengetahui apa isi bukunya. Naluri alamiahnya untuk mengetahui lebih banyak tentang gambar-gambar itu akan menuntunnya membaca tulisannya. Jika belum bisa, maka dia akan meminta bantuan kita untuk membacakannya, atau mengajarinya membaca. Voila! Inilah kesempatan emasnya. Anak ingin membaca atas kehendaknya sendiri, bukan dipaksa oleh kehendak orangtua atau gurunya. Ketika membaca atau mendengarkan kita membaca, anak mencoba menghubungkannya dengan gambar yang dilihatnya. Ini akan mengembangkan daya imajinasinya.

Bertukar bukuMembangun minat baca akan lebih terasa greget jika dilakukan

bersama-sama. Untuk menjaga semangat baca anak-anak, orang tua bisa bekerja sama untuk tukar menukar buku. Selain itu, cara ini bisa menjadi alternatif untuk menyiasati keterbatasan dana pembelian buku sekaligus mengajak anak belajar berbagi dan menjaga milik orang lain. Bimbing anak-anak yang hendak bertukar buku tersebut

Membaca Karena Suka. Donna (1 tahun), sudah terbiasa membaca sejak sangat muda. (dok. Ratna Kusuma Halim)

Page 21: Biasa Baca Sejak Balita

21Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

untuk menyepakati jangka waktu pengembalian, kewajiban masing-masing.

Tulis perjanjian pertukarannya, minta kedua anak tanda tangan, dan tempelkan di rak buku masing-masing. Bagi orang dewasa, perjanjian semacam itu mungkin berlebihan. Tapi bagi anak-anak, ini bisa sangat bermakna.

Rutin membacaMelatih minat baca secara teratur juga sangat penting. Usahakan

mengajak anak membaca secara rutin setiap hari. Pilihlah waktu yang paling sesuai: menjelang tidur siang, menjelang tidur malam, setelah mandi sore. Awali dengan mengajaknya duduk beberapa menit saja, dan bacakan satu atau dua halaman buku. Berikutnya, jika anak masih betah, kita boleh menambah durasi waktunya. Atau, jika orangtua atau anak kesulitan menemukan waktu yang rutin untuk membaca, maka biasakan membaca sehari sekali, kapan pun orangtua dan anak punya waktu.

Sebagai selingan, sesekali ajak anak membaca berita di koran. Aktivitas ini bukan hanya membuat anak sadar dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, tapi juga memperkaya kosakatanya.

Ajak bahas kembali:Setelah membaca sebuah buku, ajaklah anak membahasnya. Anak

senang membahas sesatu yang pernah dialami dan dirasakannya. Saat merasa tahu tentang isi suatu buku, dan diapresiasi, maka kesan positif terhadap membaca akan tercipta. Orangtua tak perlu selalu menjelaskan kepada anak tentang pentingnya membaca. Tunjukkan saja jalan kepadanya untuk menemukan berbagai bukti bahwa dengan membaca, dia akan memperoleh pengetahuan sekaligus hiburan.

Ulangi bacaan Saat sedang lelah dan tidak bisa fokus, kadang saya membaca

sebuah halaman tanpa tahu apa isinya. Anak juga bisa mengalaminya. Saat membaca bersama anak, sekali waktu kita boleh mengulang bacaan sebuah kalimat untuk memastikan bahwa anak memahami maknanya. Kita bisa memolesnya sedemikian rupa agar anak tidak merasa bosan karena mendengar kalimat yang sama diulang-ulang.

Misalnya: Dan berangkatlah Putri Luthfa ke bulan dengan mengendarai burung raksasa. Untuk memastikan bahwa anak

Page 22: Biasa Baca Sejak Balita

22 biaSa baca SejaK balita

mengikuti cerita yang sedang dibacakan, kita bisa mengulangi kalimat tersebut seperti ini:

Wah, Dik, asyik sekali, ya. Putri Luthfa bisa terbang ke bulan sambil naik burung raksasa. Atau, Adik berani nggak, naik burung raksasa ke bulan seperti Putri Luthfa.

Cara ini berguna untuk memberi kesempatan yang lebih leluasa kepada otak untuk mencerna informasi yang diterimanya.

Tulislah BukuAnak akan sangat senang jika kita membuatkan buku baginya.

Jika belum memperoleh kesempatan untuk menerbitkan buku di penerbit, ayah dan bunda bisa membuat buku biografi anak. Kisah anak waktu bayi atau masa kecil orangtuanya, dilengkapi dengan foto-foto lucu akan membuat anak semangat membacanya, bahkan terinspirasi untuk membuat buku sendiri.

Kita juga bisa mengajaknya membuat scrapbook dengan menempelkan gambar-gambar yang disukainya pada beberapa lembar kertas, memberinya keterangan singkat, kemudian dijilid.

Buku-buku buatan sendiri seperti ini mempunyai nilai emosi yang sangat positif, karena anak benar-benar merasa bahwa orangtuanya membuat buku itu hanya untuknya.

Joel (4) sedang membacakan buku untuk adik bayinya. (dok. Devi Sutarsi)

Page 23: Biasa Baca Sejak Balita

23Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

Asingkan TV dan perangkat gameJika memungkinkan, letakkan televisi dan perangkat game

semacam playstation yang dimiliki anak-anak di tempat yang paling tidak nyaman di rumah. Dua makhluk ini adalah penggoda terbesar bagi berkembangnya minat baca anak. Apalagi jika mereka bisa menonton dan main game sambil santai di sofa atau karpet yang empuk. Masalahnya, maukah ayah dan bunda melepaskan kenyamanan selonjor di sofa, atau rebahan di karpet sambil menonton televisi (atau jangan-jangan main game juga)?

Coba ingat, mana yang lebih sering terjadi di rumah kita. Ayah-ibu dan anak berebut remote control atau berebut bacaan? Mana yang lebih sering orangtua lakukan saat menenangkan anak yang rewel: membacakannya buku, segera menghidupkan televisi, atau mengulurkan gadget game?

Jika ingin minat baca anak berkembang, maka mengasingkan televisi dan perangkat game adalah kewajiban. Tak perlu sepenuhnya dilarang. Atur-atur saja. Mereka kan hidup di zaman digital. Meskipun demikian, kita bisa menata rumah sedemikian rupa, agar membaca menjadi aktivitas yang nyaman dan menyenangkan.

AnggarkanMulailah menganggarkan pengeluaran untuk membeli buku.

Mungkin kita harus memangkas pengeluaran lain. Perilaku pengeluaran keuangan keluarga yang menganggarkan belanja buku secara khusus—bahkan rela menekan pengeluaran lain—akan memberikan kesan yang kuat pada anak-anak, bahwa buku memang penting dalam keluarganya.

CatatlahBuatlah daftar buku yang pernah dibaca oleh anggota keluarga,

tempelkan di dinding. Daftar itu berisi nomor, judul buku, dan isi singkat buku itu. Jika anak belum bisa menulis, minta dia menyebutkan apa isinya, orangtua yang menuliskannya. Tuliskan apa pun yang diucapkannya, tanpa perlu mengoreksi kesalahannya. Pemahaman anak terhadap isi sebuah buku kadang tak sesuai dengan cara berpikir orang dewasa. Saat ini, tugas orangtua hanyalah sebagai juru tulis.

Jika diperlukan, anak boleh distimulasi dengan hadiah jika buku

Page 24: Biasa Baca Sejak Balita

24 biaSa baca SejaK balita

yang telah dibaca mencapai jumlah tertentu. Awalnya, bisa jadi anak membaca karena memburu hadiah yang dijanjikan. Tapi dengan menerapkan trik yang tepat, minat baca anak akan tumbuh dengan atau tanpa iming-iming hadiah.

Tonton filmnya, baca bukunyaSaat ini sudah banyak komik dan buku yang difilmkan, atau

sebaliknya film dijadikan buku. Anak-anak saya sangat penasaran

Book Race Zaku, berisi daftar buku-buku yang telah dibacanya dan catatan singkat tentang isi buku tersebut. (dok. Anna Farida)

Page 25: Biasa Baca Sejak Balita

25Minat baca: bagaiMana MebuMbuhKannya

menonton film Avatar the Legend of Aang gara-gara komik yang mereka baca. Di gedung bioskop, saya kesal sepanjang film karena mereka tak henti membisikkan kisah yang mereka baca di komik. Di perjalanan pulang, cerita mereka tentang karakter Aang yang berbeda dengan yang mereka lihat di komik terus berlanjut. Sejak itu, saya lebih sering mengijinkan anak-anak membeli buku atau komik yang berhubungan dengan Aang.

Anak-anak saya yang balita jadi tertarik dengan buku kisah Upin dan Ipin sejak sebuah stasiun televisi swasta menayangkan serialnya.

Hadirkan buku di mana-manaUsahakan agar buku selalu berada dalam jangkauan dan pandangan

anak-anak. Menghadirkan buku di seluruh penjuru rumah tidak selalu berarti membiarkannya berserakan tak rapi. Sebaliknya, terlalu rewel agar anak disiplin membereskan buku yang habis dibacanya atau menjaga kerapihan rak bukunya bisa jadi kontraproduktif. Jika berlebihan, anak akan menganggap bahwa membaca hanya akan membuatnya repot beres-beres. Jika tidak, maka ayah atau bunda akan menggerutu. Mending tak usah baca deh, nonton TV aja, biar nggak usah beres-beres.

Kebijakan tentang menjaga keselamatan buku dan kapan mem-bereskannya bisa disepakati bersama. Mana buku yang boleh dicorat-coret dan mana yang sebaiknya dijaga agar tetap bersih juga perlu dibahas. Jelaskan bahwa buku itu miliknya, karenanya mesti dijaga. Hindari peringatan seperti Ayah sudah beli buku ini mahal-mahal ya, jadi jaga baik-baik. Perlu ditanamkan sejak dini bahwa buku itu berharga karena isinya berguna, bukan karena takut dimarahi ayah atau bunda.

Saya memilih menyediakan sebuah keranjang besar di dalam rumah dan menyebutnya keranjang ajaib. Setiap sore, saat saya dan anak-anak beres-beres, semua mainan dan buku yang berserakan di seluruh penjuru rumah akan masuk ke keranjang itu. Jika anak-anak sedang luang, saya ajak mereka segera memilah isinya dan mengembalikannya ke tempatnya. Kadang berhasil, lebih sering tidak. Akibatnya, isi keranjang itu kian banyak dari hari ke hari, dan ditumpahkan untuk dimainkan lagi. Sebenarnya, kami sepakat bahwa hari Sabtu adalah hari beres-beres. Tapi saya juga sering lupa. Ini bukan contoh yang baik tentunya, ya.

Page 26: Biasa Baca Sejak Balita

26 biaSa baca SejaK balita

Selanjutnya, bawalah buku kemana pun kita pergi, termasuk saat di perjalanan, menunggu antrian, atau menginap di tempat lain. Ingatlah untuk membawa serta beberapa buku anak. Begitu ada kesempatan, bacalah buku. Siapa tahu dia tertarik untuk ikut-ikutan membaca. Teladan adalah guru terbaik.

Kebiasaan baca yang baik bisa memperluas pengetahuan, kosa kata, konsentrasi, kecerdasan, keterampilan analisis—dan begitu menguasai keterampilan ini, kita tak akan pernah merasa kesepian. Begitu juga anak-anak. Sebagai orangtuanya, kembangkan minat baca kita, dan anak akan melakukan hal yang sama.

Page 27: Biasa Baca Sejak Balita

Bagian iii

BUkU-BUkU yaNg BagaiMaNa?

Page 28: Biasa Baca Sejak Balita

28 biaSa baca SejaK balita

Alif (4 tahun) semangat sekali menjinjing tas belanja, menyusuri rak demi rak, dan mulai memilih buku. Saat isi keranjang ditumpahkan, buku yang dipilihnya adalah panduan merawat kucing Persia, resep masakan, trik membuat film animasi, dan sebuah buku tentang dinosaurus. Saat sang ibu memintanya untuk memilih buku anak-anak, Alif menjawab,

“Mama, ini kan buku anak-anaaaaak.... Lihat, ada gambar kucing, kue, kartun, dino juga...”

Tujuan orang dewasa perlu membaca buku salah satunya adalah untuk memahami dunia ini. Demikian pula anak-anak. Buku bisa jadi sarana luar biasa bagi orangtua dan anak untuk berbagi perasaan, perhatian, dan emosi. Bagi anak, tak ada yang lebih aman dan nyaman daripada membaca buku bersama ayah, ibu, kakek atau nenek, dan bersama-sama belajar tentang dunia ini.

Anak-anak yang mencintai buku di usia dini, biasanya akan tumbuh sebagai pecinta buku saat dia lebih dewasa. Namun demikian, memilih buku yang tepat bagi anak bisa jadi sulit. Yang harus kita pahami adalah bahwa tak ada aturan baku dalam memilih buku untuk anak. Buku apa pun yang disukai anak adalah buku yang tepat baginya. Dan... pandangan mereka tentang buku yang bagus kadang berbeda dengan pandangan orangtua.

Coba ingat. Apakah kita membaca hanya buku-buku yang kita sukai?

“reading good books ruins you for enjoying bad books.” -Mary ann shaffer

Page 29: Biasa Baca Sejak Balita

29buKu-buKu yang bagaiMana?

Apakah kita memiliki acara kesayangan di televisi yang selalu kita tonton? Apakah kita juga mendahulukan berita yang menarik minat saat membaca koran?

Demikian pula anak-anak. Mereka punya minat sesuai dengan pandangan dunia mereka sendiri, yang kadang berbeda dengan pandangan dunia dewasa.

Bagi pembaca pemula—atau anak usia berapa pun yang baru mulai tumbuh minat bacanya—buku apa pun

adalah bagus. Ijinkan mereka memilih buku-buku yang yang ingin mereka baca, selama

materinya layak.Orangtua memang harus menetapkan batasan, bacaan dan tontonan

apa yang diperbolehkan di rumah. Perhatikan pantas tidaknya materi bacaan, bukan tingkat membaca anak-anak. Anak TK tidak harus membaca buku yang didesain untuk TK setiap waktu.

Sebaiknya kita menyediakan materi bacaan yang bervariasi jadi tingkat termudah sampai yang paling menantang. Buku tentang mobil, misalnya, bisa berupa buku alfabet dengan ilustrasi gambar mobil warna-warni hingga majalah otomotif atau petunjuk perawatan mesin traktor. Artinya, selama anak mau membaca, maka sebuah langkah maju telah bermula.

Sebaliknya, jika orangtua melarang anak membaca buku-buku pilihannya sendiri, dan terus mendorongnya ke arah bacaan yang menurut orangtua bagus, dia bisa kesulitan saat lebih besar. Kegemaran dan kemampuannya memahami kriteria bacaan yang tepat tidak berkembang.

Ubit sedang membaca bersama Bapak. (dok. Anna Farida)

Page 30: Biasa Baca Sejak Balita

30 biaSa baca SejaK balita

Ketika kita melihat sudah ada perkembangan pada minat baca anak, cakrawala bacanya boleh mulai diperluas. Awali dengan tema-tema yang sedang digemari anak. Jika saat ini dia suka bermain bola, kita bisa memilih kisah hidup seorang pemain bola, atau cerita bergambar yang berhubungan dengan bola.

Berikut ini adalah panduan umum yang bisa kita gunakan untuk membantu anak memilih buku berkualitas yang tetap menarik perhatian anak:

Buku Cerita BergambarBuku cerita bergambar yang bagus seharusnya memiliki plot yang

bergerak cepat dan akhir yang berupa kejutan. Plot yang bergerak cepat ditandai dengan peristiwa yang runut, penokohan yang fokus, dan membuat anak segera ingin mengintip halaman berikutnya. Coba jawab pertanyaan ini:

• Apakah orangtua akan senang membacakannya pada anak? Orangtua akan menularkan antusiasme kepada anak saat membaca bersama.

• Apakah buku itu menggurui? Tema sebuah buku cerita bisa membuat anak berpikir, tapi pesan yang ingin disampaikan tidak perlu disebutkan secara kentara.

• Buku yang baik tak pernah menghina gender atau bias SARA.• Apakah buku itu mengandung promosi produk tertentu? Jika ya,

hindari. Buku itu lebih berorientasi dagang.• Apakah bahasanya ritmis, enak dibaca-didengar, dan menghadirkan?

Coba baca beberapa kalimat dengan bersuara. Apakah kata-katanya bisa mengalir dengan mulus?

• Apakah menurut kita kisah ini bakal ingin dibaca berulang-ulang oleh anak?

• Apakah plot-nya mengejutkan atau mudah ditebak? Apakah lucu? Apakah tokohnya berhasil menyelesaikan masalah dengan cara yang aneh? Pendeknya, apakah kisahnya menarik?

Page 31: Biasa Baca Sejak Balita

31buKu-buKu yang bagaiMana?

• Buku bergambar bisa menjadi awal perkenalan anak dengan seni. Apakah ilustrasinya menarik? Jika kita tak yakin, pinjamlah beberapa buku dengan gaya ilustrasi berbeda. Perhatikan, mana yang disukai anak.

Buku Bergambar non FiksiTema buku non fiksi untuk anak-anak bisa sangat beragam. Beberapa

di antaranya adalah menyambut adik bayi dalam keluarga, hari pertama masuk sekolah, dunia binatang dan tumbuhan, aneka kendaraan, olah raga, atau musik. Buku non fiksi yang baik membuat anak mengalami perjalanan yang menarik dan penemuan yang mengasyikkan.

Pertanyaan yang perlu kita renungkan:• Apakah gaya penulisannya lugas dan jelas? Apakah topiknya disukai

anak?• Apakah gambarnya besar dan bisa menjelaskan teks-nya?• Siapakah penulisnya? Apakah dia memiliki pengetahuan tentang

topik yang ditulisnya?• Apakah bahasanya jelas dan menarik? Buku-buku non-fiksi tak

boleh membosankan.• Apakah di setiap halaman hanya menyajikan fakta ilmu pengetahuan?

Kadang buku-buku non-fiksi hanya membuat pembaca pemula “kekenyangan” dengan informasi, dan kurang menghibur.

Mintalah saranBertanyalah kepada teman, siapa tahu mereka bisa mereko-mendasikan judul-judul yang bagus. Beritahukan kepada mereka, apa yang sedang disukai anak saat ini. Jika mereka bisa mereko-mendasikan kelebihan sebuah buku dengan berkata seperti endingnya mengejutkan, ilustrasinya bagus, atau ceritanya lucu, kita boleh memilihnya.Kita juga boleh memilih buku yang memenangkan penghargaan, tapi jangan jadi patokan. Baca dulu bukunya sebelum membeli (buku cerita anak biasanya tak lebih dari 24 halaman). Percayai saja intuisi

Page 32: Biasa Baca Sejak Balita

32 biaSa baca SejaK balita

kita, mana buku yang bakal seru saat dibaca bersama anak.Tanyalah teman dan kenalan yang dipercaya, buku apa yang dibaca anak-anak mereka. Jadikan referensi saja, bukan keharusanIngat buku apa yang kita baca saat masih anak-anak, siapa tahu mereka juga sukaSetelah anak-anak terbiasa, mereka akan memilih sendiri bacaan apa yang mereka suka, dan ingin dibacanya bersama orangtua.

Coba Genre LainKita tak pernah tahu, apa yang mungkin bakal disukai anak-anak jika

kita tak mencobanya. Dari tiga buku yang dibeli—misalnya--pilih satu yang topiknya BELUM disukai anak. Pilihkan buku yang tampilannya menarik, seperti komik atau buku-buku yang ukuran dan bentuknya tidak seperti buku pada umumnya. Perlu usaha yang sabar untuk mengajak anak menyukai semua jenis dan tema buku. Kembali ke dugaan awal, kita biasanya memilih membaca buku-buku yang kita sukai saja.

Beri WaktuAnak-anak semestinya memperoleh bacaan yang bagus, bermutu.

Minat bacanya harus diperluas, namun tidak bisa diperoleh secara instan.Kita sudah membahas bahwa kebiasaan baca di keluarga memiliki

peran utama dalam membentuk minat baca anak. Jika anak lebih sering melihat orangtua dan orang-orang di sekitarnya mengisi waktu dengan membaca, maka buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya.

Berikutnya, tugas kita adalah menemani dan menikmati perkembangan minat bacanya. Biarkan tahap demi tahap dilalui anak. Tak perlu meng-akselerasi minat baca anak dengan membebani mereka bacaan yang di luar kemampuannya, dan mewajibkannya membacanya setiap waktu.

Ketebalan dan tingkat kesulitan bukan lagi hal yang penting jika kita hendak memberinya bacaan yang bagus. Banyak buku cerita bergambar yang masih saja cocok dibaca oleh anak-anak yang lebih besar bahkan orang dewasa—dua kemungkinan: buku itu memang bagus sehingga cocok untuk usia berapa pun; atau sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak,

Page 33: Biasa Baca Sejak Balita

33buKu-buKu yang bagaiMana?

karena tidak sesuai dengan tingkat kematangan usia anak saat ini. Kematangan emosi dan minat baca anak harus menjadi prioritas saat memilih buku, bukan jumlah halaman dan tingkat kesulitannya.

Kepentingan Anak atau Orangtua?Buku yang lebih banyak gambar dan sedikit teks tidak selalu menyajikan

informasi yang sedikit. Banyak buku bagus yang hanya memuat satu atau dua kata di setiap halamannya.

Saat membahas seri buku anak yang akan diterbitkan, saya dan teman-teman penulis harus menghadapi “kenyataan pasar.” Ada buku-buku yang populer di kalangan ORANGTUA. Dari data yang diperoleh dari distributor, orang tua cenderung membeli buku yang bisa memberikan “banyak manfaat” bagi anak. Jika mungkin, mereka ingin buku cerita yang sekaligus mengajari anak berhitung, menulis, dan berbahasa Inggris, Arab, atau Mandarin. Jika ada buku yang bisa memadukan semua informasi—kalau perlu dengan latihan soal—maka akan laris.

Saat ini yang terlibat bukan hanya penulis dan para pembaca kecil, tapi juga orangtua mereka. Perlu waktu memang.

Lebih jauh lagi, oleh sebagian orangtua, buku-buku cerita anak sesekali dipandang sebelah mata dan dianggap kurang memiliki unsur “belajar.” Aduh.

Padahal, dengan membaca berbagai jenis teks (termasuk yang berada di bawah levelnya) anak-anak bisa mengembangkan keterampilan bacanya sebagai kemampuan yang otomatis. Selanjutnya, pembaca pemula ini bisa belajar menangkap makna bacaan, bukan sekadar melafalkan kata demi kata.

Mengapa Mesti Memilih?Memilih buku anak atau buku apa pun untuk anak-anak adalah

tantangan besar. Selain nilai hiburannya, buku bisa memunculkan minat anak, bahkan memberikan arahan bagi jalan hidup yang akan ditempuhnya di kemudian hari.

Buku fiksi atau non fiksi yang dipih secara cermat berpotensi membentuk

Page 34: Biasa Baca Sejak Balita

34 biaSa baca SejaK balita

pemikiran anak secara radikal. Dibandingkan dengan media informasi yang lain, buku cenderung lebih tahan lama. Buku akan tetap berada di raknya, masih dalam posisi ingin diraih dan dibaca kembali. Media yang lain—seperti media elektronik atau koran—cenderung lebih mudah lenyap dan berganti. Sebaliknya, buku yang bagus memiliki kekuatan yang tahan lama.

Lebih dari itu, buku di tangan seorang anak memberikan kesempatan kepadanya untuk mencerna informasi sesuai tahapannya sendiri. Jadi, buku apa yang hendak kita pilih untuk anak-anak? Apakah kita siap mengijinkan mereka membuat pilihan sendiri?

Jawaban untuk pertanyaan kedua nyaris jelas. Seorang anak harus melatih kemampuannya membuat keputusan sendiri. Tentu saja, sebagai orangtua, kita mesti mendampingi dan mendukung mereka saat membedakan antara pilihan yang benar dan salah.

Anak-anak seringkali tidak suka jika dipilihkan buku. Untuk pembaca pemula, kita sudah bahas bahwa sebaiknya anak diberi kebebasan. Tapi untuk pembaca yang mulai berkembang minat bacanya, orangtua bisa membimbingnya untuk memperoleh bacaan yang tepat.

Ada beberapa trik yang bisa diterapkan orangtua untuk membimbing anak memilih buku yang tepat:

1. Saat memilih buku, minta anak membaca satu halaman acak. Jika dia bertemu dengan kata sulit dibaca atau dipahami, minta dia mengacungkan satu jari. Jika lima jari teracung sebelum satu halaman selesai dibaca, maka kemungkinan buku itu terlalu sulit baginya. Sebaliknya, jika tak satupun jari teracung, maka mungkin buku itu terlalu mudah. Biasanya, dua atau tiga jari menandakan bahwa buku itu pas baginya.

2. Sarankan anak untuk memulai dengan sebuah buku dengan beberapa cerita singkat. Dengan demikian, anak punya kesempatan untuk membacanya dengan santai, tanpa terbebani jumlah halaman yang banyak.

3. Jika kita benar-benar yakin bahwa buku yang dipilihnya belum

Page 35: Biasa Baca Sejak Balita

35buKu-buKu yang bagaiMana?

waktunya dia baca, minta dia untuk memilih buku yang lain dengan tema yang sama—agar anak punya pilihan. Jika dia tak bisa, temani dan bantu dia.

4. Kumpulkan beberapa jenis buku untuk beberapa tahapan usia. Contohkan bagaimana kita memilih buku. Perhatikan ilustrasinya, ringkasan cerita yang biasanya ada di sampul belakang, baca beberapa kalimatnya dengan bersuara.

5. Jika orangtua hendak memilihkan buku sebagai oleh-oleh, ingat-ingat apakah anak pernah menyatakan keinginannya untuk punya buku tertentu. Jika tidak, pilihkan buku yang memang berhubungan dengan kesenangannya saat ini.

Memilih buku bersama dengan anak adalah saat yang sangat berharga. Peluang untuk bertukar pendapat terbuka, momentum untuk bergembira juga ada di sana.

Page 36: Biasa Baca Sejak Balita

Bagian iV

BUkU saHaBatkU

Page 37: Biasa Baca Sejak Balita

37buKu SahabatKu

Dalam sebuah mailing list seorang ibu bercerita. Putrinya, Mutiara (5 tahun), selalu ketakutan sampai mengompol jika berkunjung ke dokter gigi. Pertumbuhan giginya yang kurang normal mengharuskan kunjungan sebulan sekali. Tanpa sengaja, sang ibu membeli buku cerita bergambar Dokter Gigi

Semut dan membacanya bersama Mutiara sebelum sarapan. Kisahnya lucu, tentang dokter gigi di dunia semut yang selalu bersin. Setelah beberapa pagi tertawa bersama sang ibu, Mutiara mulai tenang saat ke dokter gigi.

Pernahkah putra-putri kita mendadak suka marah, memberontak, atau bahkan ketakutan? Cepat atau lambat, anak-anak akan mengalami masalah. Beberapa anak yang kurang beruntung harus menghadapi trauma di usia dini, perceraian, hingga kematian. Ada juga anak yang harus menghadapi sakit berkepanjangan, atau sekadar enggan mengerjakan tugas rumah maupun sekolah.

Banyak pengalaman yang membuktikan bahwa buku bisa menjadi sarana terapi yang luar biasa bagi anak-anak. Karena belum punya pengalaman hidup yang memadai, anak-anak kadang belum tahu harus berbuat apa saat muncul masalah.

Buku bisa mengajarkan kepada anak-anak akibat dari suatu perilaku—perbuatan apa yang mendatangkan kebaikan, dan sebaliknya. Dengan membaca buku yang tepat, anak-anak bisa belajar mengendalikan emosinya saat dia tak berhasil mengatasi masalah.

Melalui buku, orangtua atau guru bisa membahas hal-hal yang sulit dengan anak secara tidak langsung. Kadang, tokoh-tokoh buku cerita menyampaikan pesan dengan cara yang lucu dan unik. Dalam kisah

“Books are a uniquely portable magic.”-stephen king

Page 38: Biasa Baca Sejak Balita

38 biaSa baca SejaK balita

pertengkaran para binatang, misalnya, anak bisa memperoleh hikmah dengan rela, dan gembira.

Sebagai penutup, ijinkan buku menjadi sahabat anak. Biarkan keduanya saling berkomunikasi alami. Jika memang suatu buku mengandung hikmah tertentu, orangtua tak perlu panjang lebar ikut membahasnya. Niat baik orangtua untuk menguraikan maksud penulis buku kepada anak-anak bisa membatasi imajinasi anak. Buku yang dibacanya juga jadi tak lagi menarik. Bisa jadi dia berpikir Ooo.... jadi Mama membelikan buku ini supaya aku rajin membereskan sepatu, ya?

Percaya saja bahwa cepat atau lambat, anak akan menemukan nilai yang tersirat di dalamnya. Tugas kita adalah mengapresiasi saat dia punya keinginan untuk membaca, dan tidak banyak menyela adalah salah satu caranya.

Nah, selamat mendampingi putra putri tercinta, dan bercengkerama dengan buku, sahabat setiaku.

Dan Allah jualah yang Maha Tahu.

Page 39: Biasa Baca Sejak Balita

[ 39 ]

referensie-book ini merupakan refleksi dan pengalaman yang berasal dari berbagai buku sumber, obrolan dengan kawan, artikel di internet, hingga ocehan bocah-bocah kecil tentang buku.

Ardi dan adiknya Hari sedang membaca buku tua koleksi Ibu. (dok. Harlia Hasjim)

Page 40: Biasa Baca Sejak Balita

Mereka suka membaca:Flicka (5) membacakan buku untuk Rade

(dok. Ismawati Amelia)

Saat berkunjung ke Pekanbaru, Alma (4) tetap menyempatkan diri membaca

di perpustakaan Soeman H.S (dok. Dinar Ardanti)

Sambil menjalani terapi reha-bilitasi vestibular, Liza membaca ditemani adiknya Donna .(dok. Ratna Kusuma Halim)

Lintang (4) membacakan cerita untuk bonekanya Dogi. (dok. Erika Zaman)

Luthfa (5) asyik membaca. (dok. Anna Farida)

“Aku suka buku!” Mungkin begitu kata bayi Ardi. (dok. Harlia Hasjim)

Fritz (3) dan buku-bukunya.(dok. Stephanie Marvella)

Benn (1) senang membaca sejak bayi. (dok. Metta Setiawan)

Page 41: Biasa Baca Sejak Balita

[ 41 ]

Biodata Penulis

Nama : Anna Faridaemail : [email protected] : http://learnthenteach.wordpress.com http://annafaridaku.wordpress.com

Karya yang sudah terbit

• Sayang, Bersyukur, Yuk (agar ditambah Nikmat-Nya), Penerbit Kala-medina Surabaya, 2010

• Air Mata Rahasia, Penerbit Insan Cendekia, Surabaya, 2011• Aku Anak Baik - kompilasi 4 kisah tiga bahasa: Indonesia, Inggris,

Arab, Al Kautsar Kids, Jakarta, 2010• Sekolah yang Menyenangkan (panduan untuk guru), Penerbit Nuansa

Cendekia, Bandung, 2012• Puzzle Mimpi, Caesar Publishing, Yogyakarta, 2012• Keharuman Cinta Mother Teresa, Agogos Publishing, Jakarta, 2012• Seri Housekeeping for Kids (Pandu Aksara, Jakarta, 2010), terdiri dari

4 buku:1. Menata Kamar Baru2. Belajar Mencuci Sepatu3. Memasak Nasi Goreng4. Menata Rak Buku

• Buku Tabungan Pertamaku (Pandu Aksara, Jakarta, 2010)• Serial Let’s Clean Up (4 judul buku, Pandu Aksara, Jakarta, 2012)