bhs indo ..print นน
DESCRIPTION
jhfgglflasjfTRANSCRIPT
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sinetron yang menghiasi hampir semua channel di televisi,
itu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dan hal yang sangat lazim
kita saksikan saat menonton televisi untuk mengisi luang dan hiburan.
Dari mulai anak sekolah/bagi para pelajar manapun banyak yang sering
maupun menonton sinetron. Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk
memproduksi sinetron. Tentunya pengaruh sinetron dapat berpengaruh
pada otak dan gaya kehidupan sehari-hari yang menirukan dalam adegan
cerita sinetron tersebut. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan
menjelaskan kebenaran mengenai sebuah dampak sinetron bagi siswa.
Selain itu, pada kenyataannya Bahasa Indonesia sudah dicemari
oleh bahasa sinetron atau bahasa-bahasa media masa. Bahasa-bahasa
sinetron ini sering juga disebut bahasa gaul. Penulis sering kali berfikir
betapa pintar dan kreatifnya para pemuda Indonesia ini dalam menciptakan
bahasa. Akibatnya, cara bicara kepada orang yang lebih tua menjadi tidak
sesuai dengan budaya bangsa indonesia yang menjunjung tinggi
kesopanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sinetron?
2. Sebutkan dampak negatif dan positif dari sinetron?
3. Apa pengaruh sinetron terhadap bahasa Indonesia?
4. Bagaiman upaya yang harus dilakukan terhadap pengaruh sinetron
di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sinetron.
2. Mengetahui dampak negatif dan positif dari sinetron.
3. Mengetahui pengaruh sinetron terhadap bahasa Indonesia.
4. Mengetahui upaya yang harus dilakukan terhadap pengaruh
sinetron di Indonesia.
1
D. Manfaat
Manfaat PenelitianManfaat dari penulisan makalah ini agar
pembaca pada umumnya dapat memahami tantang bahaya dari bahasa
yang digunakan dalam sinetron.
Bahasa sinetron cenderung menggunakan kata-kata “gaul” dan
kasar. jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan generasi muda Indonesia akan
kehilangan jati diri sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kesopanan.
2
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sinetron merupakan suatu jenis tayangan sinema elektronik yang
berisi cerita drama fiktif, yang dewasa ini sebagian besar mengangkat
tema percintaan, seks, horor, kekerasan, dan konflik. Sinema-sinema
semacam ini sering menawarkan gaya hidup yang cenderung penuh
gengsi dan bentuk kehidupan yang jauh dari realita. Berkaitan dengan
pendidikan, yang paling dirugikan dari tayangan sinetron ini adalah para
siswa sekolah. Dan pada siswa sekolah, mereka seharusnya lebih fokus
pada pendidikan. Tetapi, dengan adanya sinetron yang tidak mengajarkan
hal baik pada para siswa, maka hal tersebut menjadi sangat merugikan
dan terpengaruh pada dampak negatif dari sinetron, ini dapat merusak
budaya, nilai pendidikan dan moral bangsa. Ciri-ciri sinetron yang kurang
mendidik diantaranya adalah bercerita tentang seseorang yang
penderitaan lahir batin, adanya tokoh antagonis dengan akting yang
berlebihan dan tidak wajar, memperlihatkan dan mengumbar kemewahan
duniawi.
B. Bahasa Kasar Dalam Sinetron
Bahasa sinetron. Hidup kita di Indonesia tidak didominasi oleh
Jakarta, termasuk bahasa. Jika dicermati, tayangan televisi nasional banyak
menggunakan bahasa Melayu-Jakarta. Percampuran kosakata Melayu-
Jakarta dengan bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk penghilangan
jati diri bahasa Indonesia. Kita ambil contoh 90% sinetron menggunakan
bahasa Melayu-Jakarta. Sinetron “Untung tidak selalu Untung” (SCTV),
“Soleha” (RCTI), “Hikayah” (Trans), dan “Candy” (RCTI) disebutnya
sebagai contoh. Cuplikan sinetron “Untung tidak selalu Untung” yang
dicatatnya antara lain “ya deh”, “gua blum bikin PR nih”, “udah deh, PR
gua nggak perlu dibacain”, “baru tau rasak, lho”. Jika bahasa ini diungkap
3
kepada orangtua yang hanya mengerti bahasa Indonesia, tentu mereka tak
mengerti.
Penulis mencoba mencermati penggunaan oleh para pesohor seni
seperti pemain film, penyanyi, dan pembawa acara televisi. Saat mereka
berbicara dalam acara televisi yang bersifat informal, mereka lebih
menggunakan bahasa “gaul” yang pada intinya juga sebuah bahasa pijin.
Mereka berbahasa seenaknya, tidak sadar bahwa mereka tidak terbatas
berada di studio televisi. “Lu ngomong dong. Enak aja.”, “Gue ngadepin
biasa aja.”, “Kayak gini, ngapain pegang-pegang.” merupakan contoh
cuplikan pembawa acara dan pesohor yang dicatatnya dalam acara
“Infotainmen” dan “Ada Gosip”.
C. Peranan Media Massa
Dalam fungsinya sebagai media pendidikan, media massa
berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia. Media harus menjadi
teladan dan pelopor dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Namun, dalam praktiknya, banyak yang mengingkari.
Ketidakseragaman istilah dapat merusak bahasa Indonesia.
petelevisian di Indonesia sudah menganggap bahwa bahasa kasar
merupakan hal yang biasa. Bahasa kasar merupakan bentuk kekerasan
verbal dan diyakini membawa pengaruh tidak baik bagi perkembangan
emosi dan budi pekerti. “Diam, tolol” dan “Kalau nongol, mukanya
dipecahin” menjadi contoh bahasa kasar yang dianggap lucu dalam
lawakan “Tawa Sutra”. “Di luar negeri, stasiun televisi yang menyiarkan
bahasa kasar, ada sanksinya. Di sini malah biasa. Tak mengherankan,
perilaku kasar adalah hal yang biasa dalam masyarakat kita.
Terjadinya perbedaan penggunaan kata itu karena perbedaan
pedoman pembentukan istilah atau penyerapan bahasa asing antara Pusat
4
Bahasa dan kalangan pers. Perbedaan cita rasa yang hendak dilekatkan
pada istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Anggapan dari
kalangan pers bahwa pusat bahasa lamban dalam menyerap dan
membakukan bahasa asing ke bahasa Indonesia, sehingga kalangan pers
melakukan pembakuan secepatnya dengan cara masing-masing yang
berbeda.
D. Dampak Negatif dan Positif Sinetron
1) Dampak Negatif
Dampak negatif pada sinetron yang kurang mendidik
diantaranya:
Dapat merusak moral dan watak para siswa
Sebab dalam cerita-cerita sinetron itu, sering
kita lihat berbagai hal kurang baik seperti
kata-kata kasar, hidup bermewah-mewahan,
mode pakaian yang tidak sopan serta kisah
percintaan.
Menjadi anak yang malas belajar
Anak yang sering menonton sinetron,
belajarnya kurang rajin dan nilai-nilainya
kurang baik daripada anak yang tidak sering
menonton sinetron.
Para siswa jadi mempunyai sifat materialis &
suka berangan-angan.
Mereka sering menirukan perbuatan pamer,
sombong, membantah orang tua.
5
2) Dampak Positif
Dampak positif sinetron yang mendidik diantaranya:
Mengajari anak berperilaku baik kepada
siapapun.
Menjadi anak yang patuh terhadap orang tua
Menjadi anak yang rajin belajar agar impiannya
dimasa mendatang akan terwujud.
E. Sinetron Punya Andil Rusak Bahasa
Tayangan Sinetron (sinema elektronik) di sejumlah televisi swasta,
diperkirakan memiliki andil dalam merusak Bahasa Indonesia. Hal itu
terjadi karena di dalam dialognya, banyak menggunakan istilah-istilah
asing serta bahasa pasaran (bahasa gaul).
"Kondisi ini perlu dicermati, mengingat hal ini terjadi justru di
tengah upaya pemerintah untuk membangun identitas diri sebagai suatu
bangsa."
Padahal, salah satu identitas diri bangsa adalah bahasa nasional
yang kita akui sebagai media pemersatu bangsa," kata Kepala Kantor
Bahasa Kalimantan Timur, Pardi Suratno, di Samarinda, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa peran media massa elektronik, khususnya
televisi, memiliki dampak besar untuk memengaruhi masyarakat.
"Yang mengkhawatirkan saat ini adalah, maraknya sinetron yang
menggunakan bahasa, yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang benar. Seharusnya, para pembuat sinetron harus bijak, sehingga
jangan ikut-ikutan merusak Bahasa Indonesia," kata dia.
Bahasa Indonesia sendiri sangat kaya akan kosakata, ujar dia,
meskipun ada sebagian istilah yang kurang begitu memasyarakat.
6
Pihaknya mengimbau agar pihak-pihak yang bertanggung jawab
terhadap masalah itu, termasuk pengelola televisi swasta, bisa mendukung
upaya penggunaan Bahasa Indonesia yang benar.
"Jika bukan kita, siapa lagi yang mesti menjaga serta
mengembangkan Bahasa Indonesia yang benar," imbuh dia.
Ia menjelaskan bahwa dalam segmen ilmu pengetahuan, misalnya,
penggunaan bahasa asing tidak bisa dihindari, namun hal itu karena
memang belum ada padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Beberapa istilah yang kini dianggap sudah baku oleh masyarakat
akibat terlalu sering muncul di televisi, antara lain "jadul", "bete",
"testimoni" dan "I love you full".
Contoh lain yang dianggapnya kurang tepat adalah penggunaan
bahasa asing, meskipun siarannya dalam Bahasa Indonesia pada sejumlah
televisi swasta, antara lain "Breaking News", "Headline News", "B News",
"Metro Sport", "Economic Challenger", "Take Me Out", "Public Corner",
"Metro Files", "Celebrity on the Location".
"Hanya TVRI yang sampai kini saya nilai masih konsisten
menggunakan Bahasa Indonesia yang benar," imbuh dia.
F. Pengaruh Bahasa Dalam Sinetron
Saat ini tantangan terhadap bahasa Indonesia, baik internal maupun
eksternal, merupakan hal yang tidak hanya mengancam eksistensi bahasa
Indonesia. Konsekuensi ancaman tersebut tidak hanya sebatas
mengancam eksistensi bahasa Indonesia, namun menjadi sangat penting
karena berkaitan dengan bahasa sebagai identitas dan kepribadian bangsa.
Jika dihayati dari prosesnya, awalnya masyarakat merubah gaya
bahasanya lalu mempengaruhi tingkah lakunya sehingga akan mengalami
kegamangan norma dan kepribadian berkaitan dengan identitas sosial.
7
Selain itu, permasalahan yang perlu mendapat perhatian dari semua
pihak adalah bahasa yang di gunakan dalam sinetron. Gaya bahasa dalam
sinetron dinilai merusak jati diri bangsa. Selain campur aduk, gaya bahasa
sinetron juga dinilai tidak sopan.
Analisa menuturkan, bahasa merupakan cerminan kepribadian dan
jati diri bangsa. Bahasa merupakan produk budaya yang terwujud dari
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. gaya bahasa sinetron yang
mencampuradukkan bahasa Indonesia dan bahasa asing menunjukkan
kurangnya penghargaan terhadap kepribadian dan kebudayaan bangsa.
Saat ini, remaja dan anak-anak belum merasa gaul kalau belum bisa
menyelipkan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dalam percakapan.
Bahasa sinetron kita banyak yang salah digunakan pada tempatnya.
Akibatnya masyarakat banyak yang meniru dengan berbagai motif seperti
sekedar gaya atau ingin dikatakan modern.
Sejumlah guru Bahasa Indonesia menyebutkan contoh beberapa
film dan sinetron Indonesia disiarkan umumnya televisi swasta yang
kerapkali menggunakan bahasa yang dinilai “vulgar”, serampangan,
kasar, dan tidak layak didengar terutama oleh anak-anak dan generasi
muda bertaburan setiap saat. Jika di biarkan bukan saja akan merusak
kaidah Bahasa Indonesia, tapi bahkan bisa membuat anak-anak kita
menjadi berbahasa dan berperilaku buruk. Fenomena tingginya angka
kriminalitas dan kenakalan remaja menjadi sebuah bukti dari kegamangan
tersebut. Hal itu tidak terlepas dari pandangan manusia sebagai substansi
dan manusia sebagai makhluk yang mempunyai identitas.
Bahasa Indonesia dewasa ini (terutama semenjak merebaknya
stasiun televisi nasional dan daerah) mengalami penurunan dari segi mutu
karena penggunaannya hampir tanpa kendali baik dari segi leksikal,
gramatikal, maupun sosial. Peran media massa sangat besar dalam
memberdayakan suatu bahasa menjadi bahasa yang bermartabat tanpa
terlalu banyak dikendalikan oleh unsur-unsur bahasa lain.
8
Ketidakseragaman istilah dapat merusak bahasa Indonesia.
petelevisian di Indonesia sudah menganggap bahwa bahasa kasar
merupakan hal yang biasa. Bahasa kasar merupakan bentuk kekerasan
verbal dan diyakini membawa pengaruh tidak baik bagi perkembangan
emosi dan budi pekerti. “Diam, tolol” dan “Kalau nongol, mukanya
dipecahin” menjadi contoh bahasa kasar yang dianggap lucu dalam
lawakan “Tawa Sutra”. “Di luar negeri, stasiun televisi yang menyiarkan
bahasa kasar, ada sanksinya. Di sini malah biasa. Tak mengherankan,
perilaku kasar adalah hal yang biasa dalam masyarakat kita.
Terjadinya perbedaan penggunaan kata itu karena perbedaan
pedoman pembentukan istilah atau penyerapan bahasa asing antara Pusat
Bahasa dan kalangan pers. Perbedaan cita rasa yang hendak dilekatkan
pada istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Anggapan dari
kalangan pers bahwa pusat bahasa lamban dalam menyerap dan
membakukan bahasa asing ke bahasa Indonesia, sehingga kalangan pers
melakukan pembakuan secepatnya dengan cara masing-masing yang
berbeda.
G. Upaya Yang Perlu Dilakukan
Mengatur penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat sulit
dikarenakan beberapa faktor yaitu, yang pertama dialek daerah masing-
masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang tengah
berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul. Sulitnya
melepaskan cara berbahasa ini diikuti dengan jumlah penduduk Indonesia
yang sangat besar maka akan sangat sulit bagi pemerintah untuk
mengimplementasikan Undang-Undang Kebahasaan ini dalam
masyarakat.
Maka menurut kami sebaiknya tujuan pemerintah untuk mengatur
penggunaan bahasa ini dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya
memulai penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam lingkungan
9
pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan yang rendah. Saya maksudkan
di sini, kita melihat bahwa dalam lingkungan kampus mahasiswa yang
menggunakan bahasa Indonesia yang baku sangat jarang bahkan tidak
ada, oleh sebab itu Undang-Undang Kebahasaan ini sebaiknya mulai
diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan.
H. Mengkritisi Pengunaan Bahasa Indonesia Dalam Sinetron
Pada zaman sekarang hampir semua saluran televisi menayangkan
berbagai macam sinetron, pemilik saluran televise berlomba-lomba
membuat sinetron semenarik mungkin agar peringkat mereka tinggi.
Namun sayangnya penggunaan bahasa yang di gunakan juga kebanyakan
mencontohkan hal yang tidak baik. Misalnya saja tayangan sinetron
‘Putih Abu-abu’ yang tayang pada tanggal ……… sinetron ini snagat
banyak digemari oleh masyarakat, khususnya pada kalangan anak-anak.
Yang diantaranya diperankan oleh Eza Gionino, Derby Romero, personil
girl band Blink, Ratna Kharisma adzhana sebagai para pemain utamanya.
Sinetron Putih Abu-abu bercerita tentang kehidupan remaja pada
kehidupan masyarakat. Dan sangat mengedepankan tampilan yang “anak
muda abis”.
penggunaan bahasa pada sinetron ini sangat berlebihan dan
menyimpang, dan tidak sesuai dengan kaidah EYD. Contohnya yaitu
‘gue’ bahasa yang digunakan sebagi pengganti ‘aku’ tau ‘saya’, ‘lo’ kata
ini digunakan sebagi pengganti ‘kamu’. Karena dalam sinetron putih abu-
abu ini mengedepankan tentang kehidupan remaja maka bahasa yang
digunakan dalam sinetron ini juga bahasa yang terlalu gaul yang biasanya
banyak digunakan dalam dunia Twitter. Misalnya saja, ‘kamseupay’
yang berarti ‘kampungan sekali udik payah’, ‘ieeeewwwwh’, ‘unyu-
unyu’ yang berarti lucu, ‘beib’, ‘kepo’ yang berarti ingin tahu, ‘cimit-
cimitku’ ‘bokap’, ‘nyokap’, dan masih banyak lagi sehingga bagi orang
10
yang awam akan aneh dan tidak mengerti ketika mendengar kata-kata
tersebut. Ditambah dengan tokoh ‘angle’ dalam peranannya sebagai
orang yang jahat dan tidak sopan sehingga menambah dampak negatif
bagi penontonnya khusunya anak-anak.
Kemudian, penggunaan bahasa yang digunakan pada sinetron ini
juga terlalu kasar dan cenderung tidak sopan khususnya bagi tokoh
antagonis yaitu angle. Misalnya aja ‘dasar miskin lo’, ‘bego banget sih
lo’, ‘makanya kalo jalan tuh pake mata bukan dengkul!’ dan banyak
lagi.Akibat penggunaan bahasa yang seperti ini secara tidak langsung
merusak Bahasa Indonesia kita, bahasa Indonesia enggan digunakan
menjadi dianggap remeh dan nomor duakan karena masyarakat Indonesia
tidak lagi mengenal bahasa baku. Banyak masyarakat tidak mau
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar karena merasa dirinya
telah menguasain bahasa Indonesia dengan baik dan benar. tapi sekarang
anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul.Misalnya dulu kita
memanggil orang tua dengan sebutan Ayah atau Ibu, tapi anak kecil
sekarang ada yang memanggil orang tuanya dengan sebutan bokap dan
nyokap.
Selain itu juga sinetron putih abu-abu ini juga banyak
menggunakkan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa barat,
sehingga menjadi rumit. Misalnya saja ‘well, kita mau kemana guys?’,
‘good job nina rakyat jelata iyuuuh’ atau yg sering kita dengar pada
sinteron ini yaitu ‘lets go cimit-cimitku’. Hal ini mengakibatkan
banyaknya kalangan anak-anak yang meniru gaya bahasa yang
bercampur aduk seperti itu. Sangat buruk untuk generasi berikutnya. Jika
hal tersebut terus berlangsung selanjutnya dan tidak hanya dalam sinetron
putih abu-abu ini dikhawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
11
Indonesia dikalangan remaja khususnya kalangan anak-anak. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan juga sebagai identitas
bangsa. Untuk itulah kita sebagai generasi dan juga sebagai penikmat
hiburan televise harus cermat dalam memilih serta mengikuti trend yang
ada.
12
3. PENUTUP
A. Simpulan
Bahasa yang digunakan dalam sinetron atau media massa
kebanyakkan menggunakan bahasa yang dapat merusak dan mencemari
bahasa indonesia. Mereka menggunakan bahasa-bahasa yang kasar dan
tidak mendidik. Di samping itu, penggunaan bahasa indonesia oleh tokoh-
tokoh persinetronan dan pembawa tayangan televisi nasional banyak
menggunakan bahasa Melayu-Jakarta. Percampuran kosakata Melayu-
Jakarta dengan bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk penghilangan
jati diri bahasa Indonesia.
Mengatur penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat sulit
dikarenakan beberapa faktor yaitu, yang pertama dialek daerah masing-
masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang tengah
berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul.
B. Saran
Melihat akan bahayanya bahasa yang digunakan oleh pesinetron
dan para pembawa acara televisi, penulis menyarankan kepada pembaca
agar selalu waspada terhadap pencemaran bahasa Indonesia yang
dilakukan oleh para pesohor tersebut.
Untuk pemerintah
Pemerintah harus memaksimalkan perannya dalam
mengontrol tayangan di televisi seperti sinetron yang dapat
membawa negatif yaitu merusak moral dan menghancurkan
generasi muda Indonesia. Pemerintah sebaiknya membatasi acara-
acara yang tidak bermanfaat, memberikan sanksi bagi yang
melanggar.
13
Untuk orang tua
Agar lebih serius mengawasi putra-putrinya. Selain itu,
harus bisa memilihkan tontonan yang tepat dan membantu anaknya
mengatur jam belajarnya.
Untuk siswa
Pembaca harus lebih jeli lagi dalam menyeleksi bahasa
yang digunakan sehari-hari. Agar norma kesopanan yang dimiliki
oleh masyarakat Indonesia selalu terjaga dan terpelihara dengan
baik.Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajar.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://m.kompasiana.com/post/read/548465/3/mengkritisi-pengunaan-
bahasa-indonesia-dalam-sinetron-si-biangkerok-cilik.html.
http://furotul29.blogspot.com/2014/03/makalah-pengaruh-sinetron-
terhadap.html?m=1
http://mobile.repository.ipb.ac.id/handle/
123456789/55547#sthash.AXdPoHW1.89CAZOWG.dpbs
http://pelitaku.sabda.org/sinetron_punya_andil_rusak_bahasa
15