bersama kita berselaras dan berprestasi · yang menyediakan jasa pertambangan lengkap. kami unggul...
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNAN 2012
BERSAMA KITA BERSELARAS DAN BERPRESTASI
TOGETHER WE ALIGN AND PERFORM
ANNUAL REPORT
CERITA MUKAKami percaya bahwa prestasi tertinggi hanya mampu diraih melalui
kerja sama yang terarah dan seimbang dalam setiap jajaran dan
lapisan perusahaan. Hal ini dicerminkan pada halaman muka laporan
tahunan kami melalui keselarasan dalam operasional di lapangan,
tanggung jawab sosial perusahaan, unit bisnis, dan konservasi
alam, yang digambarkan dalam sebuah kesinambungan yang terus
bergerak maju.LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR
KAJIAN STRATEGIS
KAJIAN OPERASIONAL
TINJAUAN KEUANGAN
DATA PERUSAHAAN
LAPORAN PRESIDEN KOMISARIS TATA KELOLA PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIPRESIDENT DIRECTOR’S REPORT
STRATEGIC REVIEW
OPERATIONAL REVIEW
FINANCIAL HIGHLIGHTS
CORPORATE DATA
PRESIDENT COMMISSIONER’S REPORT CORPORATE GOVERNANCE
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
PROFIL PERUSAHAAN ANALISA DAN DISKUSI MANAJEMEN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
COMPANY PROFILE MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DAFTAR ISICONTENTS
COVER STORYAt Petrosea, we believe that paramount performance is only achievable through aligned teamwork throughout the company. Our annual report cover symbolizes the harmony of alignment through our field operations, corporate citizenship, business units, and environmental conservation. These elements are presented in an intertwined, continuous, forward moving ribbon.
02
14
18
26
34
38
70
80
90
108
188LAPORAN TAHUNAN 2012
BERSAMA KITA BERSELARAS DAN BERPRESTASI
TOGETHER WE ALIGN AND PERFORM
ANNUAL REPORT
PROFIL PERUSAHAANCOMPANY PROFILE
VISI
MISI
MENJADI PERUSAHAAN
BERSTANDAR INTERNASIONAL
YANG MENYEDIAKAN SOLUSI
TERPADU DAN TERBAIK DI SEKTOR
PERTAMBANGAN.
• Berstandar internasional : mampu
mempertahankan pangsa pasar lebih dari
10% di sektor usaha kontrak penambangan
batubara di Indonesia dan menawarkan saham
yang menarik dengan kapitalisasi menengah di
Bursa Efek Indonesia
• Penyedia solusi terpadu di sektor
pertambangan : menyelenggarakan layanan
terpadu dan berkesinambungan, mulai dari
studi kelayakan hingga pengiriman produk
ke pelabuhan; menunjang kegiatan klien; dan
memberikan pelayanan bernilai tambah yang
tentunya akan menghasilkan pendapatan yang
berkelanjutan bagi pemegang saham
• Terbaik : dengan dukungan personil yang
bekerja dengan motivasi tinggi, serta
ditunjang sistem yang andal, kualitas
pekerjaan yang tepat waktu, dan senantiasa
menerapkan standar keselamatan kerja yang
tinggi untuk meniadakan risiko bahaya.
• WorldClass: sustainable double-digit market share in the Indonesian coal contracting sector and an attractive mid cap stock on the Indonesian stock Exchange
• Integratedminingsolutionsprovider: by delivering seamless integrated services from feasibility study to port delivery, unlocking value for our clients, delivering value added services which in turn generate sustainable returns to shareholders
• Excellence: through highly motivated people, reliable systems, quality and timeliness in everything we do and safety at all times, striving for zero harm.
• Optimal : dari sisi nilai bagi pemegang saham,
keuntungan yang diperoleh klien, manfaat
yang diberikan perusahaan kepada karyawan
maupun kontribusi bagi semua pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat dan
pemerintah daerah
• Optimal: in terms of return to shareholders, in value for clients, in benefits for employees, in contribution to all stakeholders, including communities and local government
MENYEDIAKAN SOLUSI
PENAMBANGAN YANG OPTIMAL
BAGI SEKTOR INDUSTRI BATUBARA
DAN SUMBER DAYA MINERAL
LAINNYA.
PENDAHULUANDi sektor industri batubara, minyak dan gas bumi
di Indonesia, PT Petrosea Tbk (“Perusahaan”)
merupakan satu-satunya perusahaan nasional
yang menyediakan jasa pertambangan lengkap.
Kami unggul karena kami dapat menyediakan
jasa pertambangan terpadu: pit-to-port maupun
life-of-mine service.
Dalam tiga tahun terakhir kami juga
mengembangkan bidang sumber daya energi
batubara kami, melalui Santan Batubara
(SBB), perusahaan Pengendalian Bersama
Entitas bersama mitra yang berpengalaman,
dengan mengembangkan tambang sendiri. Tim
manajemen kami mampu membawa Perusahaan
melewati setiap masa transisi dengan baik
berkat pengetahuan mereka yang luas di bidang
pertambangan batubara, minyak dan gas bumi,
serta kinerja mereka yang luar-biasa di bidang
keselamatan kerja dan rekayasa, dengan
dukungan personil yang ahli dari dalam maupun
luar negeri.
Setelah fase ekspansi dan pengadaan
tambahan peralatan maupun personil, kami
saat ini masuk ke tahap konsolidasi sambil
mengevaluasi langkah paling tepat yang dapat
diambil Perusahaan untuk menambah sumber
pendapatan baru. Dengan demikian Petrosea
siap untuk memasuki fase berikutnya.
PROFIL PERUSAHAANPetrosea kini
Berkat pengalaman selama 41 tahun di sektor
pertambangan, Perusahaan diakui sebagai
salah satu kontraktor jasa pertambangan
batubara terkemuka di Indonesia. Daya saing
Perusahaan terletak pada kemampuannya
menyediakan solusi penambangan lengkap pit-
to-port, dengan dukungan layanan terpadu di
bidang rekayasa dan konstruksi serta logistik.
INTRODUCTIONPT Petrosea Tbk (“Company”) represents the only
national company with full service mining solutions
serving the coal, oil and natural gas sectors in
Indonesia. We are uniquely positioned given our
ability to deliver an integrated pit-to-port and life-
of-mine service.
In the last three years through a Jointly Controlled
Entity, Santan Batubara (SBB), with experienced
partners we have developed our own coal mine. The
Petrosea management team provides continuity,
extensive knowledge in the sectors of coal, oil and
gas, and a track record for excellence in safety
and engineering, built on considerable local and
international expertise.
During the current cycle we are consolidating
after a period of rapid expansion and investment
in equipment and personnel, while evaluating the
most effective ways to diversify our earnings base.
This will ensure we are well prepared for the next
growth phase.
COMPANY PROFILEPetrosea today
Drawing on 41 years experience, the Company
is now recognized as one of Indonesia’s leading
coal mining contractors. We offer a competitive
advantage through our ability to provide complete
pit-to-port mining solutions, supported by integrated
engineering and construction capabilities, and
logistics support.
VISION
MISSION
TO BECOME A WORLD-CLASS COMPANY, RECOGNISED FOR BEING AN EXCELLENT INTEGRATED MINING SOLUTIONS PROVIDER.
TO DELIVER OPTIMAL MINING SOLUTIONS FOR COAL AND OTHER MINERAL RESOURCES SECTORS.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
3
Perusahaan memberikan layanan berupa
pangkalan logistik lepas pantai untuk klien
di industri minyak dan gas bumi melalui POSB
yang kami bangun di perairan dalam. Faktor
lain penunjang keberhasilan Perusahaan
adalah standar internasional dan konsistensi
pelayanan yang kami terapkan di semua proyek
yang ditangani Perusahaan.
Kualitas secara konsistensi tidak pernah
lepas dari daftar prioritas Perusahaan sejak
Perusahaan berdiri 41 tahun lalu di Indonesia.
Kami tetap dapat mempertahankan sertifikasi
ISO 9001 untuk Sistem Manajemen Mutu
selama 12 tahun terakhir. Aspek kesehatan
dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup
selalu kami utamakan dalam pelaksanaan setiap
proyek, dan ini dibuktikan dengan akreditasi
yang diberikan kepada Perusahaan, yakni OHSAS
18001:2007 untuk sistem manajemen kesehatan
& keselamatan kerja, dan ISO 14001:2004 untuk
sistem manajemen lingkungan.
Saat ini, sepanjang sejarah Perusahaan dalam
beberapa kali menyelesaikan tantangan proyek
infrastruktur, Perusahaan telah mampu untuk
mempertahankan pengalaman internasional
namun juga menunjukkan kemampuan lokal
yang tinggi. Perusahaan kami unik karena
merupakan perusahaan nasional yang masuk
ke sektor vital sumber daya alam yang
menawarkan peluang amat besar untuk tumbuh.
Perusahaan juga mengalami perubahan; dari
perusahaan dengan fokus utama di sektor
minyak dan gas bumi menjadi perusahaan
tambang batubara sekaligus kontraktor jasa
penambangan. Dan seiring perkembangan, kami
mempekerjakan personil dengan latar belakang
ilmu dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
menjadi perusahaan nasional unggulan dengan
kemampuan internasional.
Perusahaan didirikan pada tahun 1972
berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.
75 tanggal 21 Februari 1972 yang dibuat di
hadapan Djojo Muljadi S.H., Notaris di Jakarta,
yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan surat keputusan
No. Y.A.5/51/17 tanggal 30 November 1972,
telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di
Pengadilan Negeri Jakarta No. 3236 tanggal
7 Desember 1972 dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 12
tanggal 9 Februari 1973, Tambahan No. 96.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan; yang terakhir dengan
akta No. 37 tanggal 29 Maret 2012, yang
dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H.,
Notaris di Jakarta, telah diterima dan dicatat
dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagaimana
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
AHU-AH.01.10-25606 tanggal 13 Juli 2012, telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-
0063532.AH.01.09. Tahun 2012 dated 13 Juli
2012.
LOKASIKantor pusat Perusahaan berlokasi di Jakarta
dan kami memiliki kantor perwakilan di
Balikpapan dan Tanjung Batu, Kalimantan Timur.
The Company offers offshore base solution to the
oil and gas industry through our POSB deepwater
supply base. Integral to our success has been our
ability to offer international standards and deliver
consistent service on all projects.
Quality has consistently been a priority at the
Company since our incorporation 41 years ago
in Indonesia. We have maintained ISO 9001
certification in Quality Management Systems for
12 years. Health, Safety and Environmental aspects
in all projects are given top priority, we hold the
accreditation of OHSAS 18001:2007 for our health
and safety management system and ISO 14001:2004
for our environmental management system
certification.
Today, thanks to the heritage of completing
challenging infrastructure projects at various
times in our history, we have been able to retain
considerable international experience while also
demonstrating highly skilled local expertise. The
Company is unique: in our status as a national
company, in a key resource sector, enjoying
considerable opportunities this confers. Also in our
evolution; from a primary focus in the oil and gas
sector, to build a solid body of expertise in coal mine
ownership and contracting. And on the way we have
created an enviable blend of disciplines and skills
in our people who together make us stand out as a
national company with international capabilities.
The Company was established in 1972 with deed No.
75 dated 21 February 1972 made before Djojo Muljadi
S.H., Notary in Jakarta which had been approved by
the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia
through its decree No. Y.A.5/51/17 dated 30 November
1972, registered on the Companies Registration of
Jakarta District Court No. 3236 dated 7 December
1972, and was published in the State Gazette of
The Republic of Indonesia No. 12 dated 9 February
1973, Supplement No. 96. Company’s Articles of
Associations have been amended several times and
lastly with Deed No. 37 dated 29 March 2012, drawn
up before Andalia Farida, Bachelor of Law, Master
of Notary, Notary in Jakarta, has been received and
recorded in the database of Administration System
of Legal Entity of the Ministry of Law and Human
Rights of the Republic of Indonesia as stated in
Letter of Notification Acceptance of the Amendment
of Articles of Association from Ministry of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia No.
AHU-AH.01.10-25606 dated 13 July 2012, registered
in Company Registration No. AHU-0063532.
AH.01.09.Tahun 2012 dated 13 July 2012.
LOCATIONThe Company’s headquarters are located in Jakarta
and maintain a representative office in Balikpapan
and Tanjung Batu in East Kalimantan.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
4 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
5
PEMEGANG SAHAMPerusahaan adalah perusahaan rekayasa
konstruksi dan pertambangan pertama yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia, pada tahun
1990.
Di bulan Februari 2012, untuk mematuhi
peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (“Bapepam LK”) mengenai
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Indika
telah menjual sahamnya sebesar 28,75% dari
total saham dikeluarkan Perusahaan kepada
masyarakat. Indika merupakan pemegang
saham mayoritas, saat ini, memegang 69,80%
kepemilikan saham di Perusahaan.
SHAREHOLDERSThe Company was the first engineering,
construction and mining company listed on the
Indonesia Stock Exchange in 1990.
In February 2012, to comply with Capital Market
Supervisory Agency (“Bapepam LK”) regulation
regarding Public Company Take-Over, Indika
has refloated its 28.75 % of the total Company
issued shares to the public. Indika now being
a controlling shareholder holds 69.80 % share
ownership in the Company.
Pencatatan Saham
perusahaan pertama kali
di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya (kini
Bursa Efek Indonesia) pada
21 Mei 1990 dengan jumlah
saham sebanyak 4.500.000
saham dengan nilai nominal
Rp.1.000,- per saham (IDX:
PTRO)
Pemecahan nilai saham
perusahaan pada 4 Mei 1998
dan 27 mei 1998 melakukan
aksi korporasi yaitu saham
bonus dengan rasio 9:10
sehingga menaikkan jumlah
saham yang ditempatkan
menjadi 102.600.000 saham.
28 November 1994
perusahaan melakukan
Saham bonus dengan
rasio 1:1 sehingga jumlah
saham beredar naik menjadi
18.000.000 saham.
Indika Energy
m e n g a k u i s i s i
perusahaan, dan pada
akhir tahun ini saham
Indika di perusahaan
mencapai 98,55%.
Perusahaan mengurangkan
modal ditempatkan/modal
disetor Perusahaan dari hasil
BuyBack dengan mengikuti
peraturan BAPEPAM-LK
No.XI.B.2 dan UU No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan
Terbatas. Sehingga modal
ditempatkan/modal disetor
Perusahaan setelah
dikurangkan dengan saham
beredar yang diperoleh
kembali (Treasury Stock)
sejumlah 1.739.500 saham
menjadi 100.860.500
saham atau sama dengan
Rp. 50.430.250.000,-
Pada bulan Februari 2012
Perusahaan melakukan
pemecahan nilai nominal
saham dari semula sebesar
Rp500 menjadi sebesar
Rp50 per saham, sehingga
jumlah modal ditempatkan
dan disetor meningkat dari
100.860.500 lembar saham
menjadi 1.008.605.000
lembar saham.First listed on the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now Indonesia Stock Exchange) in May 21, 1990 with a total of 4,500,000 shares offered at Rp. 1,000 issue price per share (IDX: PTRO)
A stock split was undertaken by The Company on May 4, 1998, followed with a bonus shares corporate action with the ratio of 9:10 on May 27, 1998, increasing the number of total shares issued to 102,600,000 shares.
A bonus shares with a 1:1 ratio was issued on 28 November 1994, increasing the number of outstanding shares to 18,000,000 shares
Indika Energy acquired
company and owned
98.55% of company’s
shares by year end.
The Company deducted its issued capital/paid-up capital from buyback in accordance to BAPEPAM-LK’s rule No. XI.B.2 and law of Republic of Indonesia No. 40 Year 2007 on Limited Liability Company. The issued capital/paid-up capital after deducted with treasury stock with the amount of 1,739,500 shares is 100,860,500 shares or equivalent to Rp. 50,430,250,000.-
In February 2012, the Company changed the par value from Rp500 to Rp50 per share, thus increasing the number of issued and paid up capital sticks from 100,860,500 shares to 1,008,605,000 shares.
1972
1990
1984
1994
1990 2012
1998
2009
2010 2012
PERJALANAN PETROSEAMILESTONE
KRONOLOGIS SAHAMSHARES CHRONOLOGICAL
PERMODALANCAPITAL
Jumlah Saham
Amount of Shares
Nilai Saham Total Total Share Value
4,034,420,000
Rp 201,721,000,000
1,008,605,000
Rp 50,430,250,000
As per December 31, 2012
Modal Dasar
Authorised CapitalModal ditempatkan dan disetor
Subscribed and paid up capital
SUSUNAN PEMEGANG SAHAMLIST OF SHAREHOLDERS
Jumlah Saham
Amount of Shares
%
704,014,200
69.80%
304,590,800
30.20%
As per December 31, 2012
1) PT INDIKA ENERGY Tbk.Pemegang Saham
ShareholdersPublik
Public
1) Pemegang Saham yang memiliki 5 % atau lebih kepemilikan saham
1) Shareholders with 5% or more share ownership
Perusahaan didirikan
di Jakarta, Indonesia,
dengan nama PT
Petrosea International
Indonesia.
Saham perusahaan
dicatatkan di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (kini
Bursa Efek Indonesia)
dengan kode
perdagangan PTRO,
dan nama perusahaan
diganti menjadi PT
Petrosea Tbk.
Bulan Februari, untuk
mematuhi peraturan
Bapepam-LK mengenai
P e n g a m b i l a l i h a n
Perusahaan Terbuka,
Indika telah menjual
kembali sahamnya
sebesar 28,75%
kepada masyarakat.
Sehingga pada akhir
tahun kepemilikan
saham Indika pada
perusahaan adalah
sebesar 69,80%.
Perusahaan diakuisisi
oleh Clough Limited.
Incorporated in Jakarta,
Indonesia as PT
Petrosea International
Indonesia.
Lists on the Jakarta
and Surabaya Stock
Exchanges (now
Indonesia Stock
Exchange) as PTRO,
with the company name
changed to PT Petrosea
Tbk.
In February to comply
with Bapepam LK
regulation regarding
Public Company
Take Over, Indika has
refloated 28.75% to
the public. At the end
of year Indika holds
69.80% share ownership
in the company.
Acquired by Clough
Limited.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
6 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
7
PERISTIWA PENTING 2012EVENT HIGHLIGHTS 2012
The Company changed the par value from Rp.500 to Rp. 50 per share, thus increasing the number of issued and paid-up capital stocks from 100,860,500 shares to 1,008,605,000 shares.
Perusahaan melakukan
pemecahan nilai nominal
saham dari semula sebesar
Rp.500 menjadi sebesar Rp.50
per saham, sehingga jumlah
modal ditempatkan dan disetor
meningkat dari 100.860.500
lembar saham menjadi
1.008.605.000 lembar saham.
Pemecahan Nilai Nominal
Saham
Shares Stock Split
PT Indika Energy Tbk, selaku
pemegang saham mayoritas
Petrosea, telah melakukan
penjualan kembali 25.215.000
saham Petrosea yang
beredar di masyarakat atau
25% dari total saham yang
telah ditempatkan Petrosea.
Citigroup Global Markets
Limited dan Macquarie Capital
(Singapore) Pte Limited
selaku pembeli awal telah
melaksanakan opsi untuk
membeli saham tambahan
Petrosea sebanyak-
banyaknya 3.782.000 saham
atau 3,75% dari total saham
yang telah ditempatkan
Petrosea. Setelah dijual
kembali, total jumlah saham
yang dimiliki publik menjadi
30,20% dari total saham yang
dikeluarkan Petrosea.
Penjualan Kembali Saham
PT Indika Energy Tbk, Petrosea as the majority shareholder, has refloated its 25.215 million shares to the public, representing 25% of the total shares issued by Petrosea. Citigroup Global Markets Limited and Macquarie Capital (Singapore) Pte. Limited as the initial purchasers have exercised its option to purchase additional shares in Petrosea in an amount as much as 3.782 million shares, or representing 3.75% of the total shares issued by Petrosea. After the refloat, the total shares owned by the public is 30.20% of the total shares issued by Petrosea
Share Refloat
Petrosea signed the ‘Gunung Bayan Muara Pahu East Kalimantan District Coal Mine Overburden Contract 09-17’ with PT Gunung Bayan Pratama Coal for a total contract value of approximately US$ 567 million.
Petrosea dengan
PT Gunung Bayan Pratama
Coal menandatangani
kontrak No. 09-17 untuk
proyek pengupasan tanah
penutup di tambang
batubara Muara Pahu,
Kalimantan Timur dengan
nilai pokok kontrak
seluruhnya kurang lebih US$
567 juta.
Penandatanganan
Kontrak Pengupasan
Tanah Penutup dengan
Gunung Bayan
Petrosea signed an ‘Expanded and Restated Overburden Removal Contract’ with PT Santan Batubara covering the Santan-Separi and Uskap Mine Site No. 001/2012 for a total contract value of approximately US$ 399 million.
SBB: Santan – Separi & Uskap Expanded & Restated Overburden Removal Contract
Signing of Overburden Contract with Gunung Bayan
FEBRUARI
Petrosea dan PT Santan
Batubara menandatangani
kontrak revisi & tambahan
No. 001/2012 untuk proyek
pengupasan tanah penutup
di area pertambangan
Santan-Separi dan Uskap
dengan total nilai pokok
kontrak kurang lebih US$
399 juta.
SBB: Penandatanganan
Kontrak Revisi &
Tambahan untuk Proyek
Pengupasan Tanah
Penutup Santan – Separi
& Uskap
On 29th March 2012, Petrosea held its Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders and a Public Expose.
Pada 29 Maret 2012 Petrosea
mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan
dan Luar Biasa yang
dilanjutkan dengan Paparan
Publik.
Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Luar
Biasa serta Paparan
Publik
The Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders and Public Expose
MARET APRIL
Petrosea was recogised for maintaining a Zero Accident track record of over 4.6 million working hours with no Lost Time Injury (LTI), at the ABN Coal Project at Sanga-Sanga over the period 21st January 2010 to 31st December 2011, as presented by the Minister of Manpower and Transmigration of Indonesia.
Petrosea kembali
mendapatkan Penghargaan
Kecelakaan Nihil dari
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik
Indonesia untuk Proyek
Batubara ABN Sanga-
Sanga atas prestasinya
membukukan 4.605.126
jam kerja karyawan tanpa
kecelakaan kerja terhitung
sejak tanggal 21 Januari 2010
hingga 31 Desember 2011.
Penghargaan Zero
Accident untuk Proyek
ABN
Zero Accident Award – ABN Project
Company signed a Leasing Agreement with MPMF (formerly PT Austindo Nusantara Jaya Finance) for a facility of US$ 75million.
Perusahaan menandatangani
Perjanjian Pokok Sewa Guna
Usaha dengan PT Mitra
Pinasthika Mustika Finance
(dahulu PT Austindo Nusantara
Jaya Finance) untuk fasilitas
sebesar US$ 75juta.
Penandatanganan
Perjanjian Pokok Sewa
Guna Usaha dengan PT
Mitra Pinasthika Mustika
Finance (MPMF)
Signing of a New Leasing Agreement with PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF)
JANUARI
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
8 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
9
PERISTIWA PENTING 2012EVENT HIGHLIGHTS 2012
NOVEMBER DESEMBER
As of 3rd November 2012, the ABN Project Team has successfully achieved a new milestone of 7 million manhours without a lost time injury (LTI).
Sampai dengan tanggal 3
November 2012, tim Proyek ABN
berhasil mencapai 7 (tujuh) juta
jam kerja dalam lebih dari satu
tahun tanpa kecelakaan kerja
(LTI).
Tujuh juta jam kerja
tanpa kecelakaan
7 Million Manhours without a lost time injury
Petrosea received a one (1) year extension to the existing contract at KNI Bontang (a subsidiary of Orica)
KNI Bontang (anak
perusahaan Orica) kembali
memberikan kepercayaan
kepada Petrosea dengan
memperpanjang kontraknya
selama 1 (satu) tahun.
Perpanjangan Kontrak,
ORICA KNI
Contract extension, ORICA KNI
SEPTEMBER
Company signed a Consortium Agreement with PT Indika Logistic and Support Services to establish a joint operation with Petrosea Offshore Supply Base in Tanjungbatu, for a period of 4 years from the signing of the Agreement.
Perusahaan menandatangani
Perjanjian Konsorsium
dengan PT Indika Logistic
and Support Services untuk
kerja sama operasi fasilitas
Petrosea Offshore Supply
Base di Tanjung Batu, untuk
jangka waktu 4 tahun
sejak ditandatanganinya
perjanjian.
Perjanjian Konsorsium
Kerja Sama Operasi
dengan Indika
Consortium joint operation agreement with Indika
AGUSTUS
Perusahaan menandatangani
Perubahan Perjanjian
Pokok Sewa Guna Usaha
dengan MPMF (sebelumnya
PT Austindo Nusantara
Jaya Finance) dimana
Pokok Sewa Guna Usaha
yang perjanjian induknya
(master lease agreement)
telah ditandatangani pada
bulan Januari 2012, dengan
jumlah total tidak melebihi
USD75Juta. Perubahan
tersebut untuk peserta
tambahan sebagai sindikasi.
Penandatanganan
Perubahan Perjanjian
Pokok Sewa Guna
Usaha dengan MPMF
(sebelumnya PT Austindo
Nusantara Jaya Finance)
Company signed an Amendment to Master Lease Agreement with MPMF (formerly PT Austindo Nusantara Jaya Finance) whereas the Master Agreement had been signed in January 2012, with total amount not exceeding USD75milion. The amendment was for additional participants as syndication.
Signing of an Amendment to Master Lease Agreement with MPMF (formerly PT Austindo Nusantara Jaya Finance)
Pada 30 Juni 2012, tim
Proyek GBP berhasil
mengupas tanah penutup
sebanyak 203,650 BCM
dalam 1 (satu) hari.
Pencapaian ini 14% lebih
tinggi dibanding target
harian yang ditetapkan, dan
merupakan volume produksi
terbesar dalam 1 (satu) hari
sejak proyek mulai berjalan.
Pencapaian Produksi
Harian 200,000 BCM di
Proyek GBP
On the 30th June 2012, the Gunung Bayan Project team successfully achieved the milestone of moving 203,560 BCM of overburden in one day. This represented 14% over and above the daily target and is the biggest daily production volume achieved at the project since it commenced.
200,000 BCM in one day – GBP Project
As of the 28th June 2012, the ABN Project Team had successfully achieved the milestone of 6 million manhours with no lost time injury (LTI). This accomplishment represented a new record for a mining project surpassing the former record of 6.03 million hours without incident at Gunung Bayan (GBP) from January 2005 to May 2008.
Per tanggal 28 Juni 2012,
Tim Proyek ABN berhasil
mencapai 6 juta jam kerja
tanpa kecelakaan (LTI).
Prestasi ini adalah rekor baru
perusahaan untuk proyek
tambang, karena rekor
sebelumnya adalah 6,03 juta
jam di Proyek Gunung Bayan
(GBP) untuk periode Januari
2005 hingga Mei 2008.
Enam Juta Jam Kerja
tanpa Kecelakaan di
Proyek ABN
6 million manhours without a lost time injury – ABN Project
JUNI
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
10 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
11
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASIAWARDS AND CERTIFICATIONS
Sertifikasi Standar Internasional untuk Sistem
Manajemen Lingkungan.
Berlaku sejak 20 Mei 2012 - 20 Mei 2015
Sertifikasi Standar Internasional untuk Sistem
Manajemen Kualitas.
Berlaku sejak 13 April 2012 - 13 April 2015.
ISO 14001:2004 CERTIFICATION
ISO 9001:2008 CERTIFICATION
International Standard Certification for
Environmental Management System. Valid from 20
May 2012 - 20 May 2015
International Standard Certification for Quality
Management System Standard.
Valid from 13 April 2012 - 13 April 2015.
Sertifikasi Standar Internasional untuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Berlaku sejak 25 Januari 2013 hingga 25 Januari
2016.
OHSAS 18001:2007 CERTIFICATION
International Standard Certification for Health and
Safety Management System.
Valid from 25 January 2013 - 25 January 2016.
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident
Award) untuk proyek ABN di Sanga-Sanga,
Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
AWARD ZERO ACCIDENT –
ABN PROJECT
AWARD ZERO ACCIDENT –
GUNUNG BAYAN PROJECT
Zero Accident Award for ABN project, Sanga-
Sanga, Kutai Kertanegara, East Kalimantan from the
Ministry of Manpower and Transmigration of the
Republic of Indonesia.
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident
Award) untuk Proyek Gunung Bayan di Muara
Tae, Kutai Barat, Kalimantan Timur dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
Zero Accident Award for Gunung Bayan project,
Muara Tae, West Kutai, East Kalimantan from the
Ministry of Manpower and Transmigration of the
Republic of Indonesia.
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident
Award) untuk Petrosea Offshore Supply
Base, Kota Balikpapan Kalimantan Timur dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
AWARD ZERO ACCIDENT –
PETROSEA BALIKPAPAN
Zero Accident Award for Petrosea Offshore Supply
Base, City of Balikpapan, East Kalimantan from the
Ministry of Manpower and Transmigration of the
Republic of Indonesia.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
12 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
13
TINJAUAN KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS
STATISTIK 5 TAHUN TERAKHIRFIVE YEARS HISTORICAL STATISTICS
JUM
LAH
(D
ALA
M R
IBU
AN
US
D)
| T
OTA
L (I
N T
HO
USA
ND
USD
)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
PROFIT BEFORE INCOME TAX
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
5,0
40
4,5
64
66
,26
7
63
,56
5
51,
59
3
JUM
LAH
(D
ALA
M R
IBU
AN
US
D)
| T
OTA
L (I
N T
HO
USA
ND
USD
)
JUMLAH EKUITAS
TOTAL EQUITY
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
JUM
LAH
(D
ALA
M R
IBU
AN
US
D)
| T
OTA
L (I
N T
HO
USA
ND
USD
)
JUMLAH (DALAM RIBUAN USD) | TOTAL (IN THOUSAND USD)
PENDAPATAN USAHA
LABA BERSIH
OPERATING REVENUE
NET INCOME
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
20
5,7
94
171,
82
6
186
,94
9
26
3,7
69 3
85
,49
2
JUM
LAH
(D
ALA
M R
IBU
AN
US
D)
| T
OTA
L (I
N T
HO
USA
ND
USD
)
JUMLAH ASET
TOTAL ASSETS
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
178
,26
8
194
,50
9
22
2,5
12
377
,29
8
52
9,7
42
2008
2009
2010
2011
2012
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
1,775
1,590
42,254
52,643
49,122
70,6
57
80
,011
159
,23
2
187,
29
0
120
,675
SINGKATANABREVIATIONS
Pendapatan usaha / Operating revenue
Laba kotor / Gross profit
Laba usaha / Operating income
Laba sebelum pajak penghasilan /
Profit before Income tax
Laba bersih / Net income
Rasio laba bersih atas pendapatan usaha /
Ratio net income to operating revenue
Pembayaran dividen / Dividend paid
Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor
penuh / Number of share issued and paid up
Jumlah saham yang diperoleh kembali /
Number of treasury stocks
Laba bersih per saham / Net income per share
Jumlah aset / Total assets
Pembelanjaan modal / Capital expenditure
Penyusutan / Depreciation
Jumlah l iabil itas / Total liabilities
Jumlah ekuitas / Total equity
Rasio laba bersih atas jumlah aset /
Ratio of net income to total assets
Rasio laba bersih atas ekuitas /
Ratio of net income to equity
Rasio lancar / Current ratio
Rasio jumlah l iabil itas atas ekuitas /
Ratio of total liabilities to equity
Rasio jumlah l iabil itas atas aset /
Ratio of total liabilities to total assets
263,769
76,327
52,388
66,267
52,643
19.96
14,085
1,008.61
-
0.0522
377,298
155,462
37,965
218,066
159,232
13.95
33.06
0.94
136.95
57.80
186,949
55,266
38,296
51,593
42,254
22.60
1,590
100.86
-
0.4189
222,512
60,264
26,324
101,837
120,675
18.99
35.01
1.04
84.39
45.77
171,826
55,399
39,497
4,564
1,590
0.93
-
100.86
-
0.0158
194,509
47,085
21,947
114,498
80,011
0.82
1.99
1.34
143.10
58.87
205,794
30,671
10,869
5,040
1,775
0.86
-
102.60
1.74
0.0176
178,268
45,080
13,775
107,611
70,657
1.00
2.51
1.22
152.30
60.36
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
%
Rb USD / Th USD
Jt / Mn
Jt / Mn
USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
Rb USD / Th USD
%
%
Rasio / Ratio
%
%
20122008Unit 2009 2010 2011
Rb / Th : Ribuan / Thousand
Jt / Mn : Juta / Million
USD / USD : Dolar Amerika Serikat / United States Dollars
% : Persen / Percentage
Description
385,492
112,728
80,101
63,565
49,122
12.74
21,057
1,008.61
-
0.0487
529,742
148,746
53,976
342,452
187,290
9.27
26.23
1.32
182.85
64.65
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
14 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
15
PENDAPATAN USAHA (DALAM RIBUAN DOLLAR AS)
BAGAN PENDAPATAN USAHA PER LINI BISNIS TAHUN 2012
OPERATING REVENUE (IN THOUSAND USD)
CHART OF OPERATING REVENUE PER BUSINESS LINE FOR 2012
69,80%
30,20%
50%
47%
Pertambangan
Mining
Rekayasa & Konstruksi
Engineering & Construction
Jasa
Service
92.55%
0.58%
6.87%
Mining
Engineering & Construction
Services
Others
106,203
82,031
17,064
496
136,913
13,759
20,615
539
157,529
5,162
24,094
164
233,018
12,831
17,920
-
356,759
2,265
26,468
-
92.55%
0.58%
6.87%
0%
81.6%
9.6%
8.7%
0.1%
2008
205,794 171,826 186,949 263,769 385,492
2009 2010 2011 2012 %
100%
Business Line
Total
5 Year Average
100%
PEMEGANG SAHAM UTAMA
PENDAPATAN USAHA PER LINI BISNIS
PENGENDALIAN BERSAMA ENTITASMAJORITY SHAREHOLDERS
OPERATING REVENUE PER BUSINESS LINE
JOINTLY CONTROLLED ENTITY
PT INDIKA
ENERGY Tbk
PUBLIC
PT SANTAN
BATUBARA
PT TIRTA KENCANA
CAHAYA MANDIRI
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
SHARE TRADE VOLUME
SHARE TRADE VOLUME
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000
5000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
424, 553, 500
5,500
287, 563, 000
3,500
2, 979, 500
4,275
26,500
40,50038,500
33,200
3,275 1,540 1,3203,950
25,500
26,500
35,00033,200
3,125 1,400 930
45,500
26,500
42,75040,500
38,600
4,700 3,650 1,540
25,000
114, 026, 500
3,000
INFORMASI SAHAM
SHARE INFORMATION
HARGA SAHAMSHARE PRICE
IDRCLOSEHIGHLOW
Q1
4,275
45,500
3,950
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
Q2
3,275
4,700
3,125
Q3
1,540
3,650
1,400
Q4
1,320
1,540
930
SHA
RES
VO
LUM
E
HARGA SAHAMSHARE PRICE
IDRCLOSEHIGHLOW
Q1
26,500
26,500
25,500
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
Q2
40,500
42,750
26,500
Q3
38,500
40,500
35,000
Q4
33,200
38,600
33,200
SHA
RES
VO
LUM
E
2012
2011
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
16 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
17
LAPORAN PRESIDEN KOMISARISPRESIDENT COMMISSIONER’S REPORT
RICHARD B. NESS
PRESIDEN KOMISARIS
PRESIDENT COMMISSIONER
“PERUBAHAN DRASTIS SEKTOR INDUSTRI
BATUBARA DALAM NEGERI DI TAHUN 2012
MENANDAI BERAKHIRNYA MASA DIMANA
TERDAPAT PENINGKATAN PERMINTAAN DAN
REKOR TINGGINYA HARGA EKSPOR.”
“THE INDONESIAN COAL SECTOR UNDERWENT
CONSIDERABLE CHANGE IN 2012, MARKING AN END
TO A SUSTAINED PERIOD OF RISING DEMAND AND
RECORD EXPORT PRICES.”
TINJAUAN 2012
Tingkat produksi sektor batubara Indonesia
meningkat 9% pada tahun 2012, namun juga
akhir dari rekor harga jual ekspor yang selama
ini cukup lama bertahan dengan index harga
batubara turun hampir 20% menjelang akhir
tahun. AS yang kini beralih ke sumber energi
baru gas alam cair dibarengi dengan turunnya
tarif angkutan barang di seluruh dunia telah
mengguncang pasar energi internasional,
apalagi batubara dari AS mulai memasuki pasar
Asia dan India yang berujung pada kelebihan
pasokan. Marjin yang dibukukan produsen
batubara di Indonesia semakin terpangkas
akibat kenaikan harga bahan bakar dan biaya
operasional, sementara harga batubara terus
turun.
Meningkatnya biaya dan menurunnya harga
di pasaran memaksa perusahaan skala kecil
pemilik tambang yang tidak mampu menekan
ongkos produksi untuk menghentikan sementara
kegiatan mereka. Produsen skala besar pun
harus merevisi rencana penambangan dan
memperkecil rasio pengupasan tanah penutup
demi mempertahankan laba. Langkah yang
terpaksa diambil tersebut berdampak terhadap
OVERVIEW FOR 2012
2012 marked a year of strong production expansion
by 9% for the Indonesian coal sector but also the end
of a sustained period of record export prices with the
index price for coal falling by nearly 20% by end of
the year. The large-scale shift into shale gas in the
US combined with global lower freight rates has
impacted energy markets, with substantial amounts
of US coal entering Asia and India, adding to the
oversupply in the seaborne trade. Indonesian coal
producers’ margins were further squeezed by rising
fuel and other operating costs against the backdrop
of declining coal prices.
The combination of higher cost and lower market
prices forced many of the smaller mines who were
high cost producers to suspend operations and
the larger producers to revisit their mine plans
and reduce strip ratios in an effort to preserve
profitability. These measures impacted both coal
producers and mining contractors alike and this
market downturn will likely continue into the
coming year.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
18 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
19
SEJUMLAH PROGRAM TENGAH DIJALANKAN UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA DAN MENAMBAH
SUMBER PENDAPATAN BARU.
A NUMBER OF KEY INITIATIVES ARE IN PROGRESS TOWARDS MAKING FURTHER ECONOMIES IN OPERATIONS AND TO BROADEN THE EARNINGS BASE.
produsen batubara maupun kontraktor
pertambangan, dan kondisi pasar yang kurang
menguntungkan diperkirakan akan terus
berlanjut hingga tahun berikut.
Kondisi ini berdampak terhadap laba
dan profitabilitas namun juga membawa
kesempatan baru bagi Perusahaan. Petrosea
tidak kebal terhadap kondisi ini, namun
Perusahaan telah memposisikan diri dengan
mantap. Langkah rasionalisasi di sektor
batubara telah membuat banyak perusahaan
tambang skala kecil dan usaha tambang ilegal
menghentikan kegiatan dan hanya perusahaan
yang kuat dan profesional yang dapat bertahan
dimana dengan merekalah Petrosea menjalin
kerja sama dan kontrak jangka panjang
selama ini. Perusahaan tambang skala besar
beroperasi secara profesional, menerapkan
standar keamanan yang tinggi, desain tambang
yang baik, perencanaan dan memanfaatkan
kesempatan layanan tambang lain. Kebutuhan
mereka dapat dipenuhi Petrosea yang sangat
berpengalaman dan telah lama terjun di bidang
ini.
Sekalipun pasar ekspor dewasa ini terkendala
masalah pasokan berlebih, permintaan
untuk produk batubara termal di Cina,
India dan Indonesia masih tinggi. Kondisi
fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat
membawa peluang bagi Perusahaan untuk
mengambil langkah diversifikasi usaha dan
mengembangkan sumber pendapatan dari
usaha di luar batubara, dalam hal ini melalui
layanan yang diselenggarakan divisi Rekayasa
& Konstruksi (E&C) maupun pangkalan logistik
lepas pantai (POSB) yang sukses. Sejumlah
faktor utama yang mendasari keyakinan kami
adalah kebutuhan akan infrastruktur yang
amat besar, khususnya sektor kelistrikan dan
sektor padat energi seperti semen, serta sektor
pengolahan dan pemurnian mineral di dalam
negeri.
KINERJA DAN TATA KELOLAMelihat kenyataan di atas, meski dalam waktu
dekat permintaan belum akan membaik,
prospek batubara dalam jangka menengah dan
jangka panjang tetap bagus sebagaimana hasil
kajian Direksi perusahaan. Sejumlah program
tengah dijalankan untuk meningkatkan efisiensi
kerja dan menambah sumber pendapatan baru.
Dewan Komisaris Perusahaan melakukan
pertemuan sebanyak dua kali sepanjang tahun
2012, dan terus melakukan pengawasan atas
kerja komite audit, manajemen risiko, tata kelola
dan sumber daya manusia. Tidak ada perubahan
komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi.
Pada bulan Februari, sesuai ketentuan pasar
modal, pemegang saham mayoritas Petrosea,
yaitu PT Indika Energy Tbk, melepas kembali
This adjustment, while impacting earnings
and profitability, brings new opportunities as
well. Petrosea is extremely well positioned as
rationalisation in the coal sector has removed
many smaller, marginal mining operations, leaving
robust and professional operations with which we
have long-term contracts and sound relationships.
The larger coal producers will continue to require
their service providers to implement proper
safety standards, improved mine design and other
services, areas in which Petrosea offers considerable
expertise and longstanding experience.
Although the current seaborne market is going
through an adjustment from oversupply, demand for
thermal coal in China, India and at home remains
strong, solid domestic economic fundamentals point
to new opportunities to further diversify and grow
sources of revenue intothe non-coal related business
through Petrosea’s Engineering and Construction
(E&C) division and its highly successful POSB
offshore supply base. Foremost among these is the
critical need to develop lndonesia’s infrastructure,
particularly in power generation, in energy intensive
sectors such as cement, and over time in local
mineral smelting.
PERFORMANCE AND GOVERNANCEGiven these factors, despite softer demand in the
immediate future, the prospects for the company
remain sound and your Board of Directors has
considered these conditions, with a positive
outlook for the medium to long term. A number
of key initiatives are in progress towards making
further economies in operations and to broaden the
earnings base.
The Board of Commissioners met two times during
2012, continuing its oversight role of the audit, risk
management, corporate governance and human
capital committees. There were no changes to the
composition of either the Board of Commissioners
or the Board of Directors.
In February, in compliance with capital market
regulations, our majority shareholder, PT Indika
Energy Tbk has refloated its shares to the public.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
20 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
21
saham Perusahaan kepada masyarakat sehingga
pada tanggal 9 Februari, PT Indika Energy Tbk
menjadi pemegang saham sebesar 69,8% dan
kepemilikan saham masyarakat sebesar 30,2%,
memperbesar jumlah saham yang dimiliki
masyarakat umum dan meningkatkan likuiditas
saham yang diperdagangkan. Dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan terakhir
pada bulan Maret 2012, pemegang saham
menyetujui pembagian dividen final sejumlah
US$ 21 juta atau US$ 2 sen perlembar saham
yang dibayarkan manajemen pada tanggal 7 Mei
2012.
MASYARAKATPihak manajemen sangat memperhatikan
keberadaan masyarakat yang tinggal di sekitar
unit kerja Perusahaan, dan berupaya keras
As a result, as of February 9, PT Indika Energy Tbk
held 69.8% of our shares, with a free float of 30.2%,
thereby increasing the proportion of shares in
public ownership, generating improved liquidity in
the trading of ourstock. At the last Annual Meeting
held In March 2012, shareholders’ approved a final
dividend of US$ 21 million distributed May 7, 2012 at
US$ 2 cents per share.
COMMUNITYThe management team at Petrosea is acutely aware
of the communities close to our operations and
seeks to play a constructive and planned approach
RICHARD B. NESS
PRESIDEN KOMISARIS
PRESIDENT COMMISSIONER
melaksanakan program peningkatan taraf
pendidikan, ekonomi dan kesehatan yang
terencana baik untuk membantu warga yang
membutuhkan. Hasil pelaksanaan program yang
diselenggarakan sepanjang tahun 2012 sangat
memuaskan, dan dapat dibaca selengkapnya di
dalam laporan ini.
UCAPAN TERIMA KASIHSebelum mengakhiri laporan ini, atas nama
Dewan Komisaris saya ucapkan terima kasih
kepada klien, mitra usaha, karyawan dan semua
pihak berkepentingan yang selalu memberi
dukungan selama perusahaan melakukan
perubahan. Saya optimistis Petrosea mampu
mengatasi semua tantangan di masa mendatang
berkat segenap kemampuan dankeahlianyang
dimilikinya.
to assisting those in need through education,
economic empowerment and community health.
The results of these programmes in 2012 were
extremely encouraging and are covered elsewhere
in more detail in the pages of this report.
APPRECIATIONIn conclusion, on behalf of the Board of
Commissioners, let me take this opportunity to
thank our customers, business partners, employees
and all stakeholders for their support during a period
of change. I look forward with optimism, knowing
that Petrosea as an organisation carries the capacity
and expertise to capitalise on the challenges ahead.
PIHAK MANAJEMEN SANGAT MEMPERHATIKAN
KEBERADAAN MASYARAKAT YANG TINGGAL
DI SEKITAR UNIT KERJA PERUSAHAAN.
THE MANAGEMENT TEAM AT PETROSEA IS ACUTELY AWARE OF THE COMMUNITIES CLOSE TO OUR OPERATIONS.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
22 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
23
KOMISARIS
COMMISSIONERKOMISARIS
COMMISSIONER
PANDRIPRABONO-MOELYO
RICO RUSTOMBI
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
SRIYANTO
KOMISARIS
COMMISSIONER
AZISARMAND
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
SIMON F. SEMBIRING
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
ANIES R. BASWEDAN
PRESIDEN KOMISARIS
PRESIDENT COMMISSIONER
RICHARD B. NESS
SUSUNAN DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
24 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
25
REKOR PRODUKSI BARU, TANTANGAN BARU
Dengan gembira saya sampaikan di sini bahwa
kenaikan pendapatan mencapai 46% menjadi
US$ 385,5 juta sejalan dengan peningkatan
volume pengupasan tanah penutup dan laba
bersih tahun ini turun sebsar 6% menjadi US$
49,1 juta. Peningkatan tersebut tercapai karena
Perusahaan menambah peralatan dan tenaga
kerja kontrak untuk dapat memenuhi kebutuhan
klien yang terus mengembangkan usaha
pertambangan mereka.
Saat biaya meningkat seiring peningkatan
kapasitas, permintaan akan batubara dari
Indonesia justru melemah, yang berimbas pada
penurunan tajam harga komoditas tersebut
sepanjang tahun 2012. Karena pasar di luar
negeri mengurangi pesanan yang berujung
pada penumpukan stok batubara di fasilitas
penimbunan dan terpangkasnya marjin,
perusahaan pemegang konsesi memutuskan
untuk menunda kegiatan pengembangan
tambang yang tentunya berdampak kurang
menguntungkan bagi semua perusahaan
besar kontraktor penambangan batubara,
termasuk Petrosea. Kondisi tersebut membuat
pendapatan dari tambang SBB yang sebagian
sahamnya dimiliki Perusahaan ikut mengalami
penurunan.
NEW PRODUCTION RECORDS, NEW CHALLENGES
I am pleased to report that we have delivered
substantial topline revenue growth of 46% to US$
385.5 million based on record levels of overburden
handled and net income for the year was lower by
6% to US$ 49.1 million. We were able to achieve
such growth having financed and implemented a
significant expansion in equipment and contract
manpower and in so doing, fulfilled the mine
development needs of our clients.
Just at the time costs escalated in line with our
enlarged capacity, demand for Indonesian coal
began to ease with a significant downturn in
coal prices during the year. Mine concession
owners, experiencing slowing export orders, rising
stockpiles and margin compression have reduced
mine development plans and in so doing, have
impacted all major coal contractors, including
Petrosea. Not surprisingly, the SBB mine, in which
we have an equity interest, has been similarly
impacted by weaker market conditions, resulting in
a drop in earnings from jointly controlled entities.
WADYONO SULIANTORO W.
PRESIDEN DIREKTUR
PRESIDENT DIRECTOR
TAHUN 2012 MERUPAKAN TAHUN YANG PENUH TANTANGAN
UNTUK PERUSAHAAN DAN SEKTOR BATUBARA.
IT HAS BEEN A CHALLENGING YEAR FOR PETROSEA AND THE COAL
INDUSTRY IN GENERAL.
LAPORAN PRESIDEN DIREKTURPRESIDENT DIRECTOR’S REPORT
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
26 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
27
PERUSAHAAN MENGAMBIL SEJUMLAH LANGKAH UNTUK MENGATASI
DAMPAK MELEMAHNYA PERMINTAAN, DI ANTARANYA DENGAN
MENGEVALUASI BEBAN USAHA DAN MENCARI SEKALIGUS MENAMBAH
SUMBER PENDAPATAN BARU.
WE HAVE TAKEN A NUMBER OF STEPS TO MANAGE THE DOWNTURN
BY REVIEWING EXPENSES AND EXPLORING FURTHER DIVERSIFACTION
OF OUR SOURCES OF REVENUE.
MENGANTISIPASI TREN YANG
BERLANGSUNG DI PASARANVisi dan misi diperbarui -- sebagaimana dapat
dilihat dalam laporan ini -- dan Perusahaan
juga menetapkan serangkaian tujuan usaha.
Visi, misi dan tujuan yang baru akan menjadi
landasan pengembangan Petrosea selama lima
tahun ke depan.
Dengan melakukan manajemen biaya yang
lebih bijaksana dan rasionalisasi pada armada
untuk antisipasi cepat terhadap penurunan
yang terjadi pada akhir tahun 2012, kita dapat
menjaga marjin kotor sebesar 29% dan bahkan
meningkatkan marjin operasional sebesar 21% di
tahun 2012 dibanding tahun 2011. Kajian tengah
dilakukan Perusahaan untuk mengoptimalkan
penggunaan armada alat berat, dan hal ini
juga dibahas bersama klien untuk mengatasi
siklus ini. Kami yakin harga akan membaik
sejalan penambahan pembangkit listrik di
dalam negeri maupun di kawasan Asia yang
dalam waktu dekat akan mulai beroperasi.
Peningkatan daya memang tidak terelakkan
sejalan terus tumbuhnya perekonomian,
membaiknya standar hidup masyarakat dan
permintaan konsumen yang tinggi. Produsen
besar batubara di Indonesia -- termasuk klien
Petrosea -- mengambil keputusan yang tepat,
yakni mengurangi produksi sejak awal, untuk
mengantisipasi meningkatnya stok akibat
berkurangnya permintaan. Seiring keputusan
produsen batubara untuk mengurangi rasio
pengupasan tanah dan memproduksi lebih
banyak batubara dengan biaya lebih rendah,
kami siap memasuki masa dengan kegiatan
operasional yang lebih efisien dan pengelolaan
biaya lebih ketat. Beberapa langkah alternatif
untuk menaikkan kembali pendapatan dari
proyek SBB dalam kurun 5-10 tahun mendatang
kini tengah ditelaah manajemen.
RESPONDING TO MARKET TRENDS
We have taken a number of steps to manage the
downturn by reviewing expenses and exploring
further diversification of our sources of revenue.
New refinements to our vision and mission -as
included in this report - and a set of clear objectives
emerged from our Leadership Summit in 2012 and
this will carry the company forward over the next
five years.
Due to the prompt anticipation of the downturn in
later part of 2012 resulting to more prudent cost
management and fleet rationalization, we are able
to preserve our gross margin 29% and even improve
our operating margin to 21% in 2012 compare to
2011. We are constantly reviewing and optimising
the use of our equipment fleets and are in close
dialogue with our customers to work through this
cyclical curve. Inevitably, prices will recover as
new energy generation capacity comes on line
both locally and in the region, given continued
economic growth, rising domestic living standards
and high consumer demand. Major Indonesian
coal producers – including our customers - have
showed good discipline in moving early to cut back
on output, in light of the high stock levels arising
from weakened demand. And while producers will
seek to reduce strip ratios and target lower cost coal
we are prepared for a period of tighter operating
conditions and more stringent cost management.
We are evaluating alternative approaches to
restoring earnings from SBB, over the medium term.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
28 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
29
Sejumlah perkembangan positif dicatat
Perusahaan tahun lalu; antara lain diperolehnya
kontrak baru untuk proyek Gunung Bayan, proyek
terbesar kami, yang nilainya mencapai US$ 567
juta dan penandatanganannya berlangsung
pada bulan Maret 2012. Sebagai bukti kualitas
kerja Petrosea, Perusahaan kembali mendapat
sejumlah penghargaan dari Kementerian Tenaga
Kerja atas kinerja Perusahaan yang luar biasa
di bidang keselamatan kerja di berbagai lokasi
tambang yang ditanganinya.
MEMBANGUN DEMI MASA DEPANDi tahun mendatang kami akan terus
mengerahkan fasilitas produksi di berbagai
proyek yang diharapkan mampu mendatangkan
pendapatan maksimal. Tim khusus telah
ditunjuk untuk melakukan perbaikan guna
menunjang rencana ini. Dana dalam jumlah
besar dan prasarana terkait juga telah disiapkan
Perusahaan untuk meningkatkan kemampuan
personil guna memperlancar program suksesi
dan mendukung upaya manajemen dan
pimpinan menjalankan rencana ekspansi dalam
rangka mengimbangi pertumbuhan usaha.
Kami mengupayakan sumber pendapatan lain
dengan masuk ke sektor usaha lain yang tidak
terkait dengan batubara. Dengan demikian,
Perusahaan diharapkan untuk memperoleh
aliran pendapatan yang seimbang.
Tahun lalu Perusahaan terpaksa melakukan
penyesuaian menyusul koreksi harga batubara;
meski demikian, rencana jangka panjang
tetap mendapat perhatian serius agar pada
waktunya nanti Perusahaan dapat kembali
mencetak pendapatan yang tinggi. Selama
dua tahun terakhir, pendapatan dan laba
bruto Perusahaan meningkat dua kali lipat
lebih sementara mempertahankan marjin, dan
mengingat kondisi yang saat ini mendukung,
juga banyaknya kontrak yang diberikan kepada
Perusahaan serta melihat kinerja Perusahaan
yang bagus dewasa ini.
During the past year there were a number of
positive developments, including a new contract
at Gunung Bayan, our largest project, with a value
of US$ 567 million, signed in March 2012. And we
have continued to be recognised by the Ministry
of Manpower, among others with multiple awards
relating to our excellent longstanding safety record
at various sites.
BUILDING FOR THE FUTUREWork will continue through the year ahead on
deploying our most productive assets to sites
where we are able to maximise returns. The work of
our dedicated group on continuous improvement
will contribute to this effort. We are also investing
substantially in building the depth of talent within
the organisation, providing both clear succession
plans plus leadership capacity for further expansion
as the organisation grows.
We are building a broader earnings base, adding
more diversity through exposure to non-coal related
business. Our intent is to ensure a well balance
income stream approximately.
While accepting the immediate cyclical adjustment
in coal prices was a significant factor in the past
year, we believe our strategic decision-making
approach using a longer-term focus will generate
superior quality earnings over time. We have more
than doubled gross and operating income over
the last two years while preserving margins, and,
given a substantial contract portfolio and the strong
fundamentals.
In closing, I take this opportunity to thank our
customers, business partners, employees and
shareholders for the support given during these
challenging times , but one in which we have been
able to insititute valuable change for the long term
benefit of Petrosea and all our stakeholders in the
years to come.
For and on behalf of the Board of Directors
WADYONO SULIANTORO W.
PRESIDEN DIREKTUR
PRESIDENT DIRECTOR
Sebelum mengakhiri laporan ini, perkenankan
saya menyampaikan terima kasih kepada klien,
mitra usaha, karyawan dan pemegang saham
atas dukungan yang terus mereka berikan
kepada Perusahaan selama masa-masa yang
penuh tantangan sekaligus tahun perubahan
untuk menghasilkan keuntungan jangka
panjang bagi Petrosea maupun bagi semua
pemangku kepentingan.
Untuk dan atas nama Direksi
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
30 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
31
DIREKTUR
DIRECTOR
T. G. SHANKAR
PRESIDEN DIREKTUR
PRESIDENT DIRECTOR
WADYONO SULIANTORO W.
DIREKTUR
DIRECTOR
HENDRICK U. IBRAHIM
DIREKTUR
DIRECTOR
PAULUS LUCAS GANDHANYA
DIREKTUR
DIRECTOR
GREGORY JOSEPH ANDERSON
DIREKTUR
DIRECTOR
JOHANES ISPURNAWAN
SUSUNAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
32 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
33
INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIALetak Indonesia di persimpangan rute pelayaran
utama dunia sangat menguntungkan industri
batubara dalam negeri -- selain untuk memenuhi
kebutuhan energi dalam negeri sebagaimana
diamanatkan dalam rencana induk percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi (MP3EI),
batubara yang dihasilkan Indonesia juga
diekspor ke berbagai negara padat penduduk
di Asia Pasifik. Sebagian besar total produksi
dikirim melalui laut ke negara-negara di kawasan
Pasifik yang menyerap batubara termal ekspor
dari Indonesia.
Kandungan batubara di Indonesia diperkirakan
mencapai 10.800 juta ton, dan sebagian besar
ada di Kalimantan, yang menjadi wilayah kerja
utama Petrosea. Volume permintaan dalam
negeri adalah 20% dari total produksi Indonesia,
dan permintaan tersebut sebagian besar berasal
dari proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
berbahan bakar batubara yang menurut rencana
pemerintah akan ditambah hingga mencapai
lebih dari 50 unit untuk menaikkan kapasitas
daya hingga 20 GW sampai dengan tahun 2025;
untuk pengoperasian semua pembangkit dalam
kurun waktu itu dibutuhkan sekitar 700 juta ton
batubara.
JEDA PERTUMBUHAN INDUSTRI DI
TAHUN 2012Krisis ekonomi dunia dan keberhasilan AS
mengembangkan sektor gas alam cair atau
shale gas mengakibatkan anjloknya harga dan
bertumpuknya stok batubara sepanjang tahun
2012. Penandatanganan kontrak pengadaan
batubara antara perusahaan pembangkit
listrik di Jepang dengan pemasok batubara di
Australia yang jumlahnya 30% dari nilai ekspor
seluruh dunia menandakan refleksi dari tren.
Perubahan kondisi pasar di luar negeri
mengakibatkan sektor batubara di dalam negeri
terpaksa menyesuaikan diri, dan hal ini terlihat
dari berhenti beroperasinya banyak tambang
kecil karena tidak mampu beroperasi efisien.
Yang masih bertahan saat ini adalah produsen
besar dan mapan -- segmen yang ditangani
Petrosea -- yang berfokus pada penekanan strip
rasio selain meningkatkan manajemen efisiensi
bahan bakar. Langkah investasi yang diambil
Petrosea belum lama ini untuk mengadakan
peralatan baru yang lebih efisien dan produktif
ikut membantu klien menekan faktor risiko
tersebut diatas selain risiko pemeliharaan alat.
TREN JANGKA PANJANGDalam jangka panjang, permintaan dari
negara-negara Pasifik diperkirakan akan naik
pada tahun 2020 -- dimana laju pertumbuhan
majemuk tahunan hanya mencapai 5% lebih
sedikit. Selain Jepang yang telah lama menjadi
importir batubara terbesar, India dan Cina
juga akan tetap menjadi negara tujuan ekspor
batubara jenis sub-bituminous low rank dari
Indonesia. Kebutuhan di India diperkirakan naik
dan karenanya dapat mengambil alih posisi
Cina dan Jepang sebagai importir terbesar
dalam dasawarsa mendatang. Cina sendiri
masih akan menjadi importir besar batubara
akibat meningkatnya kebutuhan listrik sejalan
perbaikan standar hidup penduduk di sana. Laju
pertumbuhan tahunan majemuk negara-negara
Asia Tenggara diperkirakan akan berkembang
pesat dibandingkan negara Pasifik dikarenakan
pengembangan kapasitas pembangkit listrik
tenaga batubara.
INDONESIA’S COAL INDUSTRYIn addition to supplying national energy
requirements under the Government’s long-term
infrastructure development MP3EI masterplan
Indonesia’s coal industry enjoys an ideal position,
astride major sea routes in the region, to serve the
needs of the high population economies of Asia
Pacific. The market for seabourne coal is dominated
by the Pacific basin and is the primary destination
for Indonesia’s thermal coal exports.
Indonesian coal reserves are estimated at 10,800 mt
mainly located in Kalimantan, the focus of Petrosea
operations. Domestic demand accounts for about
20% of total Indonesian production, principally for
Government planned power generation projects,
with over 50 new coal fired generators expected
adding a further 20 GW to electricity capacity by
2025, and consuming about 700 mt during the
period.
A PAUSE IN GROWTH IN 2012
The global economic slowdown coupled with the
success of the US in developing shale gas, impacted
world coal prices in 2012, stockpiles growing over
the course of the year. The initial outcome of the
annual supply contracts between Japanese power
utilities and Australian suppliers, representing
about 30% of the global seabourne market is seen to
be a reflection of the current cydical trend in prices.
Adjustments to the change in conditions in external
markets have been evident in the closures of smaller
uneconomic mines, leaving larger well-established
mines – the segment served by Petrosea – focused
on lowering strip ratios and seeking improved
management in fuel costs. Petrosea’s recent
investment in new, more efficient and productive
equipment fleets places us in a good position to help
clients manage these risk factors alongside the key
issue of maintenance.
LONG TERM TRENDSOver the longer term, demand in the Pacific basin is
forecast to rise by 2020, annual compounded growth
rate of just over 5%. In addition to the historically
largest coal importer, Japan, the economies of India
and China is still seen as primary destinations of
Indonesian sub bituminous low rank coal, India
estimated to surpass both China and Japan as
largest importer sometime in the next decade. China
is expected to continue as a major importer, based
on rising living standards pushing up demand for
electricity. South East Asian demand is forecasted
to expand at a higher rate than the Pacific due to
supply expansion of coal fired power generation
capacity.
KAJIAN STRATEGISTRATEGIC REVIEW
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
34 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
35
SIAP MENGHADAPI MASA DEPANInvestasi selama beberapa tahun terakhir
dilaksanakan untuk meremajakan dan
memperbesar armada truk dan alat berat.
Untuk mengatur persediaan suku cadang serta
jadwal perawatan, perbaikan dan penggantian,
perusahaan memanfaatkan program aplikasi
komputer khusus untuk sistem manajemen
pemeliharaan yang biasa disebut EAM. Kami juga
memanfaatkan program aplikasi peningkatan
produktivitas untuk memastikan performa
truk dan loader. Layanan yang ditawarkan
Perusahaan mencakup pembuatan rencana
tambang, pengangkutan, reklamasi dan
rehabilitasi lokasi tambang serta jasa rekayasa
dan konstruksi. Dengan “Ops DB”, sistem yang
dikembangkan sendiri oleh Perusahaan yang
dapat menghubungkan kantor pusat dengan
daerah kerja operasional untuk mengawasi
produksi batubara dan pengupasan tanah
penutup per jam, keterlambatan produksi,
perawatan terjadwal maupun tidak terjadwal
untuk peralatan dan mesin. Perusahaan menjalin
kerja sama erat dengan sejumlah pemasok dan
produsen peralatan untuk mendapatkan syarat
pembelian yang kompetitif untuk pengadaan
peralatan baru maupun peralatan pengganti dan
terjun langsung ke lapangan untuk membantu
melakukan perawatan dan perbaikan,
serta memberikan layanan konsultasi dan
menyediakan suku cadang pokok.
WELL EqUIPPED FOR THE FUTUREA significant investment program over the past
few years has upgraded and expanded our total
heavy equipment fleet. Our computer based
maintenance management system known as EAM,
manages maintenance schedules, spares inventory,
repairs and replacement. We also use productivity
software to assess truck and loader performance.
Our services include mine planning, transportation,
mine site rehabilitation and reclamation, as well
as engineering and construction. Our in-house
system, “Ops DB” links concession sites to Petrosea
head office, providing hourly monitoring of coal
production and overburden removal, delays in
production, scheduled or unscheduled maintenance
of equipment and machinery. We work closely with
leading equipment vendors and manufacturers to
obtain competitive terms for supply of need and
replacement equipment, with onsite access to their
expertise, service and support as well as major
component parts.
UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN
RIPeraturan baru No. 28/2009 tentang energi
dan sumber daya tambang mewajibkan
pemegang konsesi tambang untuk melakukan
sendiri penggalian dan pemindahan batubara
hasil tambang, dan tidak menggunakan jasa
kontraktor. Kontrak yang ditandatangani
Perusahaan dengan pemilik tambang dan saat
ini tengah berjalan untuk pekerjaan pengupasan
tanah penutup dan jasa lainnya tidak termasuk
dalam ketentuan yang dilarang untuk dikerjakan
dalam peraturan tersebut.
Pemerintah RI mendukung dengan
mendahulukan perusahaan daerah dan
nasional dibanding perusahaan asing. Petrosea
yang merupakan perusahaan kontraktor dalam
negeri diuntungkan dengan ketentuan ini
karena perusahaan asing tidak diperkenankan
menyediakan jasa penambangan jika ada
perusahaan dalam negeri yang memiliki
kemampuan untuk itu.
INDONESIAN MINING LAW
The New Mining Regulation 28/2009 in respect of
Energy and Mineral Resources requires that mine
concession holders are responsible to extract and
remove coal from the mine directly, rather than
through the services of a contractor. The Company’s
current contracts with mine owners for overburden
removal and other services are unrestricted under
current regulations.
The Indonesian government supports “local and
national company takes priority”. As a national
contractor, Petrosea benefits from regulation
excluding foreign firms from providing contract
mining services whenever local companies are
available.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
36 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
37
KAJIAN OPERASIONALOPERATIONAL REVIEW
REKAYASA & KONSTRUKSI
PETA OPERASIONAL
PERTAMBANGAN & MINERAL
ENGINEERING & CONSTRUCTION
OPERATIONAL MAP
MINING & MINERAL
PANGKALAN LOGISTIK LEPAS PANTAI
PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS
MANAJEMEN MUTU
SUMBER DAYA MANUSIA
MANAJEMEN ASET
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)
PETROSEA OFFSHORE SUPPLY BASE
JOINTLY CONTROLLED ENTITY
QUALITY MANAGEMENT
HUMAN CAPITAL
ASSET MANAGEMENT
HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT (HSE)
PETA OPERASIONALOPERATIONAL MAP
MINING&MINESERVICESGBPCoalOverburdenRemovalSantanBatubaraABNMiningKidecoProject
ENGINEERING&CONSTRUCTIONOricaPMCMTUMineInfrastructureDevelopment–EngineeringServiceGBPCamp&GensetReplacementKidecoWorkshopConstructionMEASangkulirangDFSMineInfrastructure
SERVICESPetroseaOffshoreSupplyBase(POSB)TKCMWaterTreatmentPlant
EastKalimantanEastKalimantanEastKalimantanEastKalimantan
2009–20172009–20162009-20182011-2015
EastKalimantanCentralKalimantan
EastKalimantanEastKalimantanEastKalimantan
OnGoingOnGoing
20122010-20122011-2012
EastKalimantanTangerang,Banten
OnGoingOnGoing
PTGunungBayanPratamaCoalPTSantanBatubaraPTAdimitraBaratamaNusantaraPTKidecoJayaAgung
OricaKNIPTMultiTambangjayaUtama
PTGunungBayanPratamaCoalPTKidecoJayaAgungPTMitraEnergiAgung
Total,ENI,Chevron,OthersPDAMTangerang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PTSangaCoalIndonesia
PTMaruwaiCoal(BHPBillitonCpy)
RioTintoExplorationPteLtd.
ABBNewmont
VectorEngineeringInc.
PTIndomincoMandiri
DalmiaCementBharatLtd.
PTBHPBilliton
PTTeknoOrbitPersada
StarEnergy(Kakap)Ltd.
EastKalimantan
EastandCentralKalimantan
Kendari,SouthEastSulawesi
Sumbawa,WestNusaTenggara
Halmahera,NorthMaluku
Bontang,EastKalimantan
EastKalimantan
PurukCahu,CentralKalimantan
MuaraWahau,EastKalimantan
NatunaSea,Riau
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
CURRENT PROJECT CLIENT LOCATION YEAR CLIENT LOCATION
SangaSangaMining
MaruwaiCoalFeasibilityStudyContract
S.E.RouteandPortInvestigationStudy
ABBBatuHijauGMDReplacement
P.F.S.SolwayAquilaNickelDepartment
BontangCoalTerminalExpansion(Ph1&2)
DCBLAriesK.PDueDiligence
BumbunExplorationCampConstruction
BFSKutaiTimurCoalChainDevelopment
KRASouthGasDevelopmentSubseaTie-InEPIC
PAST PROJECTS (For The Last 5 Years)
J
H1
23
5
10
11
6 8 4
9
7G
C
E
D
IA
FB
PERTAMBANGAN DAN MINERALMINING AND MINERAL
MENGINGAT POSISINYA YANG ISTIMEWA
SEBAGAI SATU-SATUNYA PERUSAHAAN
DALAM NEGERI YANG MENYEDIAKAN SOLUSI
PENAMBANGAN LENGKAP BERSTANDAR
INTERNASIONAL, PETROSEA SEPANJANG
TAHUN 2012 BERHASIL MERAIH PANGSA
PASAR CUKUP BESAR DI INDONESIA.
IN 2012 PETROSEA CONTINUED TO RETAIN A SIGNIFICANT SHARE OF THE INDONESIAN MARKET, BEING THE ONLY NATIONAL COMPANY PROVIDING INTERNATIONAL STANDARD FULL SERVICE MINING SOLUTIONS TO THE COAL INDUSTRY.
Pada tahun 2012, Petrosea kembali
membukukan kenaikan produksi batubara
sebesar 43% menjadi 9.9 juta ton sementara
volume pengupasan tanah penutup meningkat
35% menjadi 157 juta BCM. Jasa pertambangan
memberikan kontribusi 93% terhadap total
pendapatan Petrosea meningkat dari US$ 233
juta pada tahun 2011 menjadi US$ 356 pada
tahun 2012.
LAYANAN KHUSUSPerusahaan menyelenggarakan jasa open-
pit mining dan solusi pertambangan lain
yang mencakup semua tahapan produksi
bagi empat produsen batubara di Indonesia,
dan Perusahaan adalah salah satu dari enam
kontraktor pertambangan batubara terbesar di
Indonesia dilihat dari volume pengupasan tanah
penutup.
Kami menyediakan solusi jasa pertambangan
yang lengkap, disesuaikan dengan kebutuhan
maupun kondisi setiap proyek, dan untuk
In 2012, Petrosea built on previous records
in production, achieving 43% growth in Coal
production to 9,9 million tonnes and 35% growth
in overburden removal to 157 million BCM.
Mining Services contributed 93% of Petrosea’s
total revenues, increasing from US$ 233 million in
2011 to US$ 356 million in 2012.
SPECIALIST SERVICESThe Company provides open-pit mining and
services solutions across all production stages to
four Indonesian coal producers and we are ranked
among the six largest coal-mining contractors in
Indonesia as measured by overburden removal
volume.
We offer complete mining solutions to meet specific
needs and circumstance of each project including
a wide range of complementary engineering and
melengkapi jasa pertambangan, Petrosea juga
menawarkan jasa rekayasa dan konstruksi yang
sebagian besar harus ditangani oleh tenaga
kerja dengan ketrampilan khusus dan dengan
jam terbang yang tinggi. Selain itu ada pula
layanan studi metal and mineral scoping, jasa
perancangan dan konstruksi berbagai jenis
infrastruktur tambang. Unit khusus rekayasa
menawarkan jasa desain dan estimasi, di luar
jasa pengadaan dan konstruksi. Perusahaan
memiliki tenaga ahli yang cakap menyusun
konsep dan pelaksanaan studi kelayakan.
KONTRAK BARU DAN PERPANJANGAN KONTRAKKontrak untuk proyek tambang Gunung Bayan
Pratama (GBP) diperpanjang pada bulan Maret
2012 selain kontrak baru untuk pekerjaan di blok
baru proyek Santan Batu Bara (SBB). Selain itu,
disepakati pula kesepakatan kerja untuk jasa
pertambangan di Multi Tambangjaya Utama
yang mana kontrak pertambangannya sendiri
akan ditandatangani di 2013.
construction services, specialized manpower and
considerable experience. We offer metals and
minerals scoping studies, as well as design and
construction of mining infrastructure options.
We operate an engineering center specializing
in dedicated design and estimating services,
independent of procurement and construction
activities. We are able to prepare conceptual and
detailed feasibility studies.
NEW AND EXTENDED CONTRACTS
An extension to the contract to the Gunung Bayan
Pratama (GBP) mining project was signed in March
2012 and for additional mining on a new block at
the Santan Project (SBB). In addition, Terms of
Engagement were agreed for Contract Mining at
Multi Tambangjaya Utama, which should convert
into a Mining Contract during 2013.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
42 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
43
KAPASITAS MENINGKAT TAJAMPetrosea terus memperbesar kapasitasnya
pada tahun 2012, dan hingga akhir tahun 2012
armada truk dan alat berat mencapai 41 unit
dengan kapasitas produksi rata-rata sekitar 180
juta BCM per tahun. Langkah ini ditempuh agar
Perusahaan dapat melaksanakan kewajibannya
dalam kontrak untuk tahun 2013, dan untuk
menjaga kesiapan armada dan mempertahankan
produktivitas secara optimal pada tahun-tahun
mendatang. Sistem baru berteknologi moderen
untuk keperluan manajemen armada mulai
diaplikasikan pada tahun 2011, dan berjalan baik
pada tahun 2012, sehingga rencananya akan
dijalankan juga di lokasi tambang lain mulai
tahun 2013. Investasi pengadaan simulator
pelatihan terus dilakukan Petrosea, dan pada
tahun 2012 ditambahkan dua simulator tipe
baru. Agar simulator tersedia di semua lokasi,
Perusahaan berencana menambah lagi tiga alat
pada tahun 2013.
Beberapa kendala yang muncul sepanjang
tahun 2012 berhasil diatasi dengan baik oleh
Perusahaan berkat manajemen sumber daya
dan perencanaan penanggulangan kondisi
darurat yang amat baik. Pada semester pertama
di tahun 2012, curah hujan di semua lokasi
tambang tercatat lebih tinggi dibanding biasa
yang menyebabkan produktivitas menurun
dan biaya operasional melonjak. Ketika
kondisi membaik pada semester kedua, harga
batubara justru bergerak turun. Meski demikian
Perusahaan masih mampu membukukan volume
produksi yang tinggi untuk tahun 2012.
Ketatnya persaingan di sektor jasa tambang
untuk mempertahankan personil yang terampil
dan berpengalaman terus berlangsung.
Namun dengan komitmen untuk tetap
menyelenggarakan pelatihan dan program
pengembangan karir, serta menjaga reputasi
kami sebagai Perusahaan dengan tingkat
keselamatan kerja dan kesejahteraan karyawan
yang tinggi, dan juga dengan dukungan dari
pemegang saham utama, Perusahaan yakin akan
mampu mempekerjakan dan mempertahankan
tenaga terbaik.
SIGIFICANT CAPACITY INCREASEPetrosea continued to expand capacity in 2012, bringing total production fleets to 41 by the end of 2012 with annual rated capacity of about 180 million BCM in order to meet 2013 commitments and maintain optimum productivity and availability going forward. The fleet management system technology introduced in 2011 was successfully proven in 2012, with rollout to other project sites likely from 2013 onwards. Petrosea continued investment in equipment training simulators, adding two upgraded training simulators during the year and an additional three simulators planned for 2013 to ensure all our sites are supported.
The Company faced and successfully dealt with several challenges during the year, a good test of resource management and contingency planning. Heavier than average rains in the first half of the year at all project sites impacted operating costs and productivity. A successful rebound in the second half of the year was partially stifled by the downturn in the Coal Price – nonetheless we were still able to achieve record production volumes for the year.
Stiff competition for skilled and experienced personnel persists, however, Petrosea’s ongoing commitment to training, career development, our reputation for safety and employee welfare and the support of our majority shareholder has ensured we continue to attract and retain the best people.
PROYEK JASA PERTAMBANGAN
PROYEK TAMBANG BATUBARA GUNUNG BAYAN
MINING SERVICES PROJECTS
GUNUNG BAYAN COAL MINE PROJECT
Gunung Bayan is Petrosea’s longest running mining
project a relationship that began in 1999. In March
2012, our contract was extended for five years
to December 31st 2017, with an increase in total
contract quantity to 447 million BCM of overburden.
Petrosea’s mining fleet was expanded to an annual
capacity of 55 million BCM of overburden. However,
due to reduced production requirements driven
by lower coal prices, fleet capacity was reduced
from mid-October resulting in 51.4 million BCM of
overburden being mined in total in 2012 and a revised
target set for 2013 of 36.6 million BCM of overburden.
The installation of the Fleet Management System
(FMS) at GBP was fully completed, producing
significant improvements in productivity and fleet
optimisation. As a consequence of the successful
implementation at GBP, we intend to roll out FMS to
our other projects during 2013.
Sejak dimulai pada tahun 1999, proyek tambang
ini adalah salah satu yang paling lama dijalankan
Perusahaan. Pada bulan Maret 2012 kontrak
proyek diperpanjang lima tahun sampai dengan
31 Desember 2017 dengan penambahan volume
pengupasan tanah penutup menjadi 447 juta
BCM. Armada peralatan tambang Petrosea
telah meningkatkan volume pengupasan tanah
penutup menjadi 55 juta BCM per tahun. Namun
seiring penurunan produksi akibat jatuhnya
harga batubara, kapasitas armada dikurangi
mulai pertengahan Oktober. Konsekuensinya,
volume pengupasan tanah penutup untuk
tahun 2012 menjadi 51,4 juta BCM, dan target
untuk tahun 2013 diubah menjadi 36,6 juta
BCM. Dengan dipasangnya sistem manajemen
armada atau Fleet Management System (FMS),
produktivitas dan optimasi armada di GBP
meningkat tajam. Mengingat sistem berjalan
baik di GBP, Perusahaan berniat menjalankan
FMS di proyek lainnya pada tahun 2013.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
44 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
45
PROYEK TAMBANG BATUBARA SANTANSANTAN COAL MINE PROJECT
Petrosea holds a 50% equity interest in the Santan
project, commencing production at the Separi
block in 2009. Petrosea mined 2,2 million tonnes of
Coal and 27,1 million BCM of overburden at Separi
during the year. Target production at Separi in 2013
has been set at 2.3 million tonnes of Coal and 27,4
million BCM of overburden.
Separately, some distance from Separi is the Uskap
block where mining commenced in 2012 producing
500 thousand tonnes of Coal and 5,6 million BCM of
overburden. Uskap targets are 1,2 million tonnes of
Coal and 14,7 million BCM of overburden for 2013.
Petrosea memiliki 50% saham di proyek ini, dan
mulai melaksanakan kegiatan produksi di blok
Separi pada tahun 2009. Di Separi, Petrosea
melakukan volume penggalian batubara
mencapai 2.2 juta ton sementara volume
pengupasan tanah penutup mencapai 27.1 juta
BCM pada tahun 2012. Target produksi di Separi
untuk tahun 2013 ditetapkan sebesar 2.3 juta
ton batubara dan 27.4 juta BCM pengupasan
tanah penutup.
Secara terpisah, di blok Uskap yang letaknya
tidak terlalu jauh dari Separi, kegiatan
penambangan mulai berjalan tahun 2012
dengan menghasilkan total produksi batubara
sebanyak 500ribu ton dan pengupasan tanah
penutup 5.6 juta BCM. Target untuk blok ini pada
tahun 2013 adalah 1.2 juta ton batubara dan 14.7
juta BCM pengupasan tanah penutup.
The ABN project reached a significant milestone
during 2012, with the achievement of 7,0 million
manhours without a Lost Time Injury. Petrosea was
honoured with a formal recognition award for 6,0
million man hours without a Lost Time Injury from
Jendral TNI (Purn.) Luhut B. Pandjaitan, Chairman
of PT Toba Bara Sejahtra, the majority owner of the
ABN Project. Petrosea increased production in 2012
to 3,0 million tonnes of Coal and 45,8 million BCM
of overburden. The familiar theme of weaker coal
prices resulted in the postponement of a planned
expansion to 75 million BCM of overburden in 2013.
New targets of 3,9 million tonnes of coal and 53.1
million BCM of overburden have been set. Under the
seven-year contract terms, signed in August 2011,
Petrosea is required to deliver a total of 41,25 million
tons of coal and 565,8 million BCM of overburden at
a base contract value of US$ 878 million.
Proyek ABN mencetak prestasi luar-biasa
pada tahun 2012, yaitu 7.0 juta jam kerja tanpa
kecelakaan (Lost Time Injury). Atas pencapaian
6.0 juta jam kerja tanpa kecelakaan, Petrosea
dianugerahi penghargaan oleh Jenderal TNI
(Purn.) Luhut B. Pandjaitan, Direktur Utama PT
Toba Bara Sejahtera, pemegang saham mayoritas
Proyek ABN. Pada tahun yang sama, Perusahaan
menaikkan produksi batubara menjadi 3.0 juta
ton dan pengupasan tanah penutup menjadi 45.8
juta BCM. Melemahnya harga batubara membuat
Perusahaan terpaksa menunda rencana
peningkatan produksi pengupasan tanah
penutup menjadi 75 juta BCM yang sedianya
akan dilaksanakan pada tahun 2013. Target baru
untuk proyek ini adalah 3.9 juta ton batubara
dan 53,1 juta BCM pengupasan tanah penutup.
Berdasarkan kontrak yang berlaku untuk jangka
waktu tujuh tahun yang ditandatangani pada
bulan Agustus 2011, Petrosea akan mengerjakan
penggalian batubara sebesar 41.25 juta ton dan
pengupasan tanah penutup sebanyak 565.8 juta
BCM dengan nilai proyek mencapai US$ 878 juta.
PROYEK TAMBANG BATUBARA ABNABN COAL MINE PROJECT
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
46 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
47
Petrosea commenced contract operations at Kideco
in 2011 and infrastructure development, including a
new workshop, office and camp accommodation was
completed in 2012. Production for the year reached
4,3 million tonnes of Coal and 26,8 million BCM of
overburden. Additional equipment included three
250T excavators and related fleet in preparation for
mining 35 million BCM of overburden and 7 million
tonnes of coal in 2013. Under the five year contract
terms, signed in October 2010, Petrosea is required
to deliver a total of 26 million tonnes of Coal and
110 million BCM of overburden with a base contract
value of US$216 million.
Kegiatan produksi di tambang milik Kideco
dimulai Perusahaan pada tahun 2011, dan untuk
proyek ini Petrosea membangun infrastruktur,
termasuk bengkel baru, bangunan kantor dan
tempat akomodasi yang rampung pada tahun
2012. Pada tahun yang sama, Perusahaan
membukukan produksi 4.3 juta ton batubara
dan 26.8 juta BCM pengupasan tanah penutup.
Selain itu, Perusahaan juga mengirimkan
peralatan tambahan berupa tiga ekskavator
berkapasitas 250 ton dan armada lain yang
diperlukan untuk mempersiapkan pengerjaan
kegiatan pengupasan tanah penutup sebesar
35 juta BCM dan penggalian 7 juta ton batubara
pada tahun 2013. Untuk kontrak lima tahun,
yang ditandatangani pada bulan Oktober
2010, Petrosea akan mengerjakan penggalian
batubara sebesar 26 juta ton dan pengupasan
tanah penutup sebesar 110 juta BCM dengan
nilai proyek mencapai US$ 216 juta.
PROYEK TAMBANG BATUBARA KIDECOKIDECO COAL MINE PROJECT
In 2012 we completed infrastructure construction
associated with the Kideco mining contract in
Kalimantan including completion of the POSB
Wharf Upgrade project.
The Company’s role as project management
consultant at an ammonium nitrate facility owned by
Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) in East Kalimantan
was extended into the maintenance phase now that
construction works are completed.
Since 2009 Engineer & Construction services have
been targeted on supporting mining and mining
contracting services (principally in the coal sector),
including tendering to selected external projects.
Pada tahun 2012 Perseroan menyelesaikan
pembangunan prasarana untuk pelaksanaan
kontrak pertambangan di Kideco, Kalimantan
termasuk penyelesaian perbaikan dermaga
POSB.
Peran Perusahaan sebagai konsultan
manajemen proyek untuk fasilitas pengolahan
amonium nitrat milik Kaltim Nitrate Indonesia
(KNI) di Kalimantan Timur diperpanjang hingga
tahap pemeliharaan mengingat pekerjaan
konstruksi sudah selesai.
Sejak tahun 2009, fokus divisi ini adalah
menyediakan dukungan untuk kegiatan kontrak
pertambangan (khususnya batubara), termasuk
mengajukan tender untuk sejumlah proyek luar.
REKAYASA & KONSTRUKSIENGINEERING & CONSTRUCTION
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
48 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
49
The Petrosea Offshore Supply Base (POSB)
Kariangau, Tanjung Batu, East Kalimantan marked
its 7th years of operation having accommodated
over 2,000 vessels, handled over 450,000 metric
tons of foreign and domestic cargoes, provided over
24,000 square meters of warehouse space, and more
than 120,000 square meters of pipe rack and open
storage area, for customers.
POSB continued to diversify and innovate in terms
of its range of services to meet the ever changing
needs of our customers. In partnership with MI-
SWACO we introduced a new Thermal Desorption
Unit for the treatment of drill cuttings and obtained
the necessary permits from the Environmental
Ministry. The introduction of this new service,
among others helps provide customers with a more
complete supply base solution.
Our quality and continuous improvement programs
identified a couple of areas for special attention, most
notable being the fine tuning of our management
systems governing the business process and
the introduction of an electronic tracking and
monitoring system for vessels which allowed POSB
to establish a complete marine and quay side
management system. This includes a dedicated
planning and schedule team to coordinate with
client logistic personnel, vessels and rigs, to ensure
Sepanjang tahun 2012, Petrosea Offshore
Supply Base (POSB) yang saat ini telah
beroperasi selama 7 tahun di Kariangau,
Tanjung Batu, Kalimantan Timur, menangani
lebih dari 2.000 kapal, 450.000 ton lebih kargo
dari dalam dan luar negeri, dan menyediakan
luas lahan pergudangan lebih dari 24.000 m2,
serta area lahan terbuka dan penumpukan pipa
seluas lebih dari 120.000 m2, untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
POSB terus memperbaharui diri untuk dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan yang
senantiasa berubah. Bersama-sama MI-SWACO,
Petrosea memperkenalkan layanan baru berupa
pengoperasian Unit Thermal Desorption untuk
mengolah lumpur hasil pengeboran minyak
setelah didapatnya izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Layanan baru tersebut,
selain layanan yang lain, akan sangat membantu
Perusahaan menyediakan solusi pangkalan
logistik lengkap bagi para pelanggan.
Dalam program pengembangan kualitas
berkelanjutan, Perusahaan berhasil
mengidentifikasi dan meningkatkan kualitas
penanganan di beberapa bidang; yang
paling menonjol adalah penyelarasan sistem
manajemen yang mengatur proses kegiatan
usaha dan penerapan sistem elektronik
pelacakan dan pemantauan keberadaan kapal
yang menjadikan POSB kini memiliki sistem
kepelabuhanan dan kelautan yang lengkap.
PANGKALAN LOGISTIK LEPAS PANTAIPETROSEA OFFSHORE SUPPLY BASE
safe and on-time berthing of vessels, in the endless
quest for the quickest possible turn around.
We upgraded the quay to increase the carrying
capacity, constructing new warehousing and
developing new open storage areas. Older equipment
was replaced including the introduction of two 100
ton and one 200 ton crawler crane units, three 4,5
ton forklifts, and two prime-movers with trailers,
all of which allows POSB to further strengthen its
material handling capability.
Such improvements were contributing factors to
successful renewal as well as new contracts during
Sejalan dengan itu, Perusahaan membentuk
tim perencanaan dan penjadwalan yang
akan berkoordinasi dengan personil klien di
bagian logistik, serta dengan kapal dan rig,
untuk memastikan keamanan dan ketepatan
waktu sandar kapal. Ini semua dilakukan guna
menunjang pergerakan kapal secara cepat.
Petrosea memperbaiki dermaga dalam rangka
meningkatkan daya dukung, membangun
gudang baru dan membangun lahan
penimbunan material terbuka baru. Peralatan
lama diganti dengan yang baru, seperti 2 unit
crawler crane berkapasitas 100 ton and 1 unit
crawler crane berkapasitas 200 ton; 3 unit
forklift berkapasitas 4.5 ton; and 2 truk yang
dilengkapi trailer dimana semuanya untuk
semakin meningkatkan kualitas pelayanan
POSB.
Dengan peningkatan kualitas tersebut di atas,
POSB berhasil mendapatkan dan memperbaharui
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
50 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
51
kontrak dengan nilai proyek sebesar US$ 83 juta.
Diantara kontrak paling besar, yaitu dengan
NikoResources, yang diperoleh pada bulan Mei
2012 bernilai lebih dari US$ 26 juta, sementara
kontrak dengan ENI Muara Bakau diperbaharui
untuk jangka waktu 3 tahun ke depan. Pada
bulan September, Petrosea menandatangani
perjanjian konsorsium dengan Indika Logistic
and Support Services (ILSS). Dengan adanya
kerja sama itu, POSB dapat terus memberikan
layanan dan memperluas kegiatan operasional
di luar lahan yang telah ada saat ini serta ke
daerah lainnya di Indonesia.
the year to value of US$83 million. Among the
largest contracts was with NikoResources awarded
in May 2012 with a value of over US$26 million,
while the ENI Muara Bakau contract was renewed
for a further 3 years. In September, Petrosea entered
into a consortium agreement with Indika Logistic
and Support Services (ILSS). This partnership will
allow POSB to expand its operations beyond the
existing property and to other regions of Indonesia.
The Company owns a 50% of equity interest in
PT Santan Batubara (SBB) a coal producer with a
24,930-hectare concession area in Kutai Kartanegara
Regency and Bontang City , East Kalimantan,
together with PT Harum Energy Tbk. The value in
the SBB asset is considerable and we are focused on
realizing its full potential.
SBB commenced coal mining production at Separi
Block in April 2009 and sales in May 2009, producing
1.3 million tons of coal during 2009, 2.0 million tons
of coal in 2010, 1.7 million tons of coal in 2011. The
coal production at Uskap Block commenced in July
2012 and combined with Separi Block has producing
2.6 tons of coal in 2012.
Perusahaan memiliki 50% kepemilikan saham di
PT Santan Batubara (SBB) produsen batubara
dengan luas konsesi 24.930 hektar di wilayah
administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Kota Bontang, Kalimantan Timur, bersama
dengan PT Harum Energy Tbk. Aset SBB
memiliki nilai yang amat tinggi, dan kami akan
fokus untuk menggali potensinya semaksimal
mungkin.
SBB memulai penambangan batubara di blok
Separi pada bulan April 2009 dan penjualannya
di bulan Mei 2009, menghasilkan batubara
sebesar 1.3 juta ton ditahun 2009, 2.0 juta ton
di tahun 2010 dan 1.7 juta ton di tahun 2011.
Blok Uskap memulai produksi batubaranya di
bulan Juli 2012 dan bersama dengan Blok Separi
menghasilkan batubara sebesar 2.6 juta ton.
PENGENDALIAN BERSAMA ENTITASJOINTLY CONTROLLED ENTITY
PT SANTAN BATUBARA
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
52 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
53
Petrosea holds 47% equity interest in a joint venture
company PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri
(TKCM), which, through a co-operation agreement
with PDAM TKR, is engaged in rehabilitation,
upgrading, operation and transfer (RUOT) of the
Cikokol Water Treatment Plant. TKCM is obligated
to take control and upgrade the capacity of the
existing water treatment plant from 950 liters to
1,275 liters per second, operate and maintain the
plant for a 15-year period until November 2019.
In 2012, TKCM successfully pumped 39.9 million m3
of drinking water to PDAM TKR.
In September 2012, in addition to ISO 9001:2008,
TKCM achieved full accreditation under the
occupational health and safety based OHSAS
18001:2007 standard.
In 2012 the Asset Management (AM) group
continued to develop its internal capability by
completing key business plan initiatives, this was
done via a comprehensive review and upgrade of its
management system.
The ongoing business process development &
implementation of these improvements into the
Computerized Maintenance Management System
(CMMS) ensures the group is effective in identifying
improvement opportunities in inventory,
procurement and life cycle asset management.
The development of a strategic business plan with
focus on asset strategy & life cycle performance
from acquisition through planning & execution of
the developed strategies ensures the AM group will
continue to meet the current and future needs of our
operations.
Petrosea memiliki 47% saham di PT. Tirta
Kencana Cahaya Mandiri (TKCM), yang memiliki
kerjasama dengan PDAM TKR, dalam bidang
rehabilitasi, peningkatan kapasitas, operasi dan
transfer pada Instalasi Pengolahan Air Minum di
Cikokol. TKCM berkewajiban untuk melakukan
rehabilitasi, perbaikan dan peningkatan
kapasitas instalasi air minum dari kapasitas
awal sebesar 950 liter per detik menjadi 1,275
liter per detik, mengoperasikan dan memelihara
instalasi air minum selama 15 tahun sampai
dengan tanggal November 2019.
Pada tahun 2012, TKCM berhasil menyalurkan air
minum kepada PDAM TKR sebanyak 39.9 juta m3.
Di bulan September 2012, selain ISO 9001:2008,
TKCM telah memperoleh sertifikasi kesehatan
dan keselamatan kerja berdasarkan standar
OHSAS 18001:2007.
Pada tahun 2012 grup Manajemen Aset terus
mengembangkan sistem, proses maupun tim
untuk memastikan dukungan terhadap seluruh
proyek dan menyediakan aset yang andal.
CMMS atau Computerized Maintenance
Management System terus dikembangkan
untuk memastikan agar grup Manajemen Aset
mampu melaksanakan kegiatan inventarisasi,
pengadaan dan manajemen aset dengan lebih
efektif, termasuk analisis kinerja Perusahaan
untuk menentukan dimana diperlukan
penambahan aset dan kapan melaksanakannya
secara tepat waktu.
Grup Manajemen Aset dikaji dan
direstrukturisasi untuk memastikan sumber
daya yang diperlukan memadai untuk
memenuhi kebutuhan operasional kami dan
perkembangan sistem yang berlanjut mampu
mengimbangi penambahan aset Perusahaan
yang berlangsung sangat cepat.
PT TIRTA KENCANA CAHAYA MANDIRI
MANAJEMEN ASETASSET MANAGEMENT
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
54 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
55
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA& LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT (HSE)
PENERAPAN PRINSIP KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP
(K3LH) DENGAN SEBAIK-BAIKNYA BUKAN
HANYA UNTUK MENJALANKAN PERATURAN
DAN PERUNDANGAN SAJA TETAPI MERUPAKAN
REPRESENTASI DARI KOMITMEN PERUSAHAAN.
THE IMPLEMENTATION OF BEST PRACTICES IN HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT PRINCIPLES IS NOT UNDERTAKEN SOLELY TO COMPLY WITH PREVAILING LAWS AND REGULATIONS, BUT AS COMMITMENT OF THE COMPANY AND PART OF ITS.
• Hasil yang sangat baik, tingkat
kecelakaan kerja yang lebih rendah di
semua proyek
• Nihilkematian
• 6 juta jam tanpa kecelakaan yang
berakibat hilangnya hari kerja yang
dicapai Proyek ABN
Dengan berpegang pada penerapan prinsip
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Hidup (K3LH) dengan sebaik-baiknya bagi
seluruh pemangku kepentingan tetap
menjadi prioritas utama kami, Petrosea terus
mewujudkan Visi dan Misi K3LH di tahun 2012.
Di tahun 2012, Perusahaan menekankan kepada
semua Karyawan termasuk Sub-kontraktor
untuk bertanggungjawab memastikan
Peraturan-Peraturan Utama K3LH ditaati dan
diterapkan pada keseharian pekerjaan dalam
rangka untuk pencegahan terhadap kerugian,
dan perlindungan terhadap pekerja, peralatan,
komunitas dan lingkungan.
• Excellent results, lower injury rates across
projects
• Nofatality
• 6millionhoursinjuryfreeachievedbyABN
Project
With zero harm to all our stakeholders remaining
our number one priority, Petrosea continued to
implement our HSE vision and mission during
2012. During the year, we emphasized to all staff
and subcontractors the importance of following
and implementing the company’s health, safety
and environment Rules in all day-to-day activities.
This was to provide protection for all workplace
employees, site visitors, as well as members of the
community, and the environment.
Pada tahun 2012 kami terus membangun budaya
keselamatan kerja bagi karyawan kami dan
meningkatkan pengetahuan serta kompetensi
mereka dalam K3LH. Kami mencanangkan
kewajiban pelatihan K3LH dengan tujuan
untuk meminimalkan tingkat cedera dan
memaksimalkan keselamatan kerja. Pelatihan
reguler dan kursus merupakan dasar dari
program K3LH kami.
Fokus dan perhatian di tahun 2012:
1. Merestrukturisasi Sistem Manajemen
K3LH yang terdiri dari Kebijakan,
Standar, Prosedur, Instruksi Kerja, dan
sebagainya.
2. Mengembangkan program pelatihan
Pengawas Operasional Pertama (POP)
secara internal bekerjasama dengan
Departemen Pertambangan dan Energi.
3. Melaksanakan pelatihan K3LH wajib,
yaitu pelatihan Dasar-dasar K3LH, dan
Keselamatan berbasis perilaku (BBS).
In 2012, we continued to instil a safety culture in our
employees and improve knowledge and competence
in HSE. We conducted several rounds of mandatory
HSE training as part of our aim to minimize injury
rates and maximize workplace safety. Such regular
training and refresher courses are a foundation of
our HSE programme.
Focus and Concerns for 2012:
1. Restructuring the HSE management system
with additions and amendments to existing
policy, standards and standard operating
procedures.
2. Developing an internal operational
management training (POP) programme
with assistance from the Indonesian Ministry
for Mines and Energy (ESDM).
3. Running mandatory HSE training sessions
including Basic HSE Training (BST) and
Behavior Based Safety (BBS).
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
56 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
57
4. Menekankan dan mensosialisasikan
kembali Peraturan-peraturan Utama K3LH
dalam rangka memastikan peraturan ini
dimengerti benar oleh seluruh karyawan.
5. Mendesain kembali program inspeksi
K3LH untuk lebih mempertajam proses
identifikasi perilaku dan kondisi tidak
aman di sekitar lokasi kerja.
Pencapaian K3LH di 2012:
1. Tingkat kecelakaan yang dapat
menyebabkan hilangnya hari kerja (Lost
Time Injury Rate/LTIR) - 0.24 per 100.000
jam kerja lebih baik dari tahun 2011 - 0.39
2. Jumlah kecelakaan yang mengakibatkan
cedera yang tercatat (Total Recordable
Injury Frequency Rate/TRIR) - 1.03 per
100.000 jam kerja lebih baik dari tahun
2011 yang tercatat 1.45.
3. Memperbaharui sertifikasi ISO
14001:2004 untuk Sistem manajemen
Lingkungan untuk POSB dan kantor
Jakarta pada 20 May 2012.
4. Emphasizing and refreshing our company’s
HSE Golden Rules with all workers to ensure
they are properly understood.
5. Redesigning HSE inspection programmes to
improve the identification and elimination
of unsafe behavior and environments in
workplaces.
Key Achievements in 2012:
1. Lost Time Injury (LTI) Rate down to 0.24 per
100,000 hours worked in 2012 versus 2011’s
0.39.
2. Total Recordable Injury Frequency Rate
down to 1.03 per 100,000 hours worked, an
improvement on 1.45 in 2012.
3. Recertification ISO 14001:2004
Environmental management System for
POSB and Jakarta Office activity on 20 May
2012.
4. Memperbaharui sertifikasi OHSAS
18001:2007 untuk Sistem manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk
POSB dan kantor Jakarta pada Desember
2012.
Penghargaan pencapaian Nihil Kecelakaan:
1. Penghargaan Nihil Kecelakaan untuk
Proyek Petrosea ABN dari Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi pada tanggal 25
April 2012 untuk pencapaian 4.605.126
jam tanpa kecelakaan yang berakibat
hilangnya hari kerja.
2. Penghargaan Nihil Kecelakaan untuk
POSB dari Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi pada tanggal 25 April 2012
untuk pencapaian 9.890.673 jam tanpa
kecelakaan yang berakibat hilangnya
hari kerja.
3. Penghargaan Nihil Kecelakaan untuk
Proyek Petrosea GBP dari Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi pada tanggal 25
April 2012 untuk pencapaian 1.406.360
jam tanpa kecelakaan yang berakibat
hilangnya hari kerja.
4. Proyek Petrosea ABN mendapatkan
penghargaan atas pencapaian 6 (enam)
juta jam kerja tanpa kecelakaan dari
Jendral TNI (Purn.) Luhut B. Pandjaitan –
Presiden Direktur PT Toba Bara Sejahtra
(Pemilik Proyek ABN) pada November
2012.
Dalam rangka untuk memberikan penjaminan
terhadap implementasi Sistem K3LH, audit K3LH
dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun untuk
setiap proyek termasuk kantor Jakarta baik
internal oleh Personil Petrosea, eksternal oleh
SGS untuk OHSAS 18001 dan 14001, maupun oleh
Induk Perusahaan Indika Energy.
4. Recertification OHSAS 18001:2007 Health
and Safety management System for POSB
and Jakarta office activity during December
2012
Zero Accident Awards in 2012:
1. Zero accident award for ABN project from
the Ministry of Manpower on 25 April 2012
for achievement of 4.605.126 hours free LTI
2. Zero accident award for POSB from the
Ministry of Manpower on 25 April 2012 for
the achievement of 9.890.673 hours free LTI
3. Zero accident award for Petrosea GBP from
the Ministry of Manpower on 25 April 2012
for achievement of 1.406.360 hours free LTI
4. The Petrosea ABN Project received a formal
recognition award for achieving 6 million
man-hours LTI free from Gen. ret. Luhut
B. Pandjaitan – Chairman of PT Toba Bara
Sejahtra (the majority owner of the ABN
project) in November 2012
In order to provide assurance of HSE system
implementation, internal audits are made by
competent Petrosea personnel, and external audits
are carried out twice a year by SGS and Indika
Energy for the safety aspects of every project we are
involved in and at our Jakarta head office.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
58 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
59
MANAJEMEN MUTUqUALITY MANAGEMENT
PRINSIP MANAJEMEN MUTU MERUPAKAN
SALAH SATU PRINSIP-PRINSIP DASAR
PENDEKATAN MANAJEMEN SECARA NYATA
DALAM AKTIVITAS RUTIN DI PETROSEA DAN
SEMUA PROSES DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN
MENGACU PADA PRINSIP-PRINSIP TERSEBUT.
THE QUALITY MANAGEMENT PRINCIPLE IS ONE OF THE FUNDAMENTAL MANAGEMENT APPROACHES USED IN PETROSEA AND ALL OUR SOPS AND POLICIES REFLECT THIS.
Untuk melaksanakan perbaikan secara
berkesinambungan Perusahaan mengajak
seluruh karyawan ikut berpartisipasi dalam
program yang dirancang khusus yang dinamakan
dengan CINTA (Continous Improvement N
Target Achievement), sebuah program untuk
mendorong mereka berinovasi dan memberikan
masukan untuk kemajuan Perusahaan. Program
ini telah berjalan selama lebih dari satu tahun
dan para karyawan menunjukkan antusiasme
yang tinggi terhadap program ini.
Clients Feedback Satisfaction Surveys
dilaksanakan secara rutin untuk memantau
keefektifan kami dalam memenuhi kebutuhan
klien dan dikembangkan sebagai bagian dari
upaya peningkatan dalam kegiatan operasional
Perusahaan. Ini adalah salah satu komitmen
kami untuk menjalankan nilai Perusahaan dan
menyesuaikan pelayanan kepada klien kami.
Secara rutin kami meningkatkan kualitas
Petrosea Management Sistem untuk mendukung
kegiatan operasional. Petrosea Management
To implement continuous improvement in
Petrosea we have created the CINTA (Continuous
Improvement N Target Achievement) programme
for all employees, a reward system that encourages
them to innovate and give input into positive
changes at our business. The first year of this
programme saw high levels of participation from
staff.
Client Feedback Satisfaction Surveys are conducted
regularly to monitor our effectiveness in meeting
client needs, and as further input into operational
improvements. It is Petrosea’s commitment to
deliver valuable and differentiated services to
our clients and we regularly update our Quality
Management system, known as the Petrosea
Management System, to reflect these needs. This
system is accessible to employees at all Petrosea
operations via our company Intranet.
System dapat diakses oleh seluruh karyawan di
semua lokasi kerja.
Audit internal quality dilaksanakan secara
rutin di semua unit pertambangan, unit kerja
dan fungsi pendukung untuk memperkuat
pengawasan internal, dan memberikan
masukan.
Petrosea telah mempertahankan sertifikat ISO
9001:2008 selama lebih dari 12 tahun, sertifikasi
ini diberikan oleh badan sertifikasi independen
SGS UK Ltd yang melaksanakan pengawasan dua
kali dalam setahun. Sejak pertama kali Petrosea
menerima sertifikat tidak ada tindakan korektif
yang material untuk ditindaklanjuti.
Internal quality audits are regularly conducted for
each project site, all business lines and supporting
functions to strengthen internal controls and
provide feedback.
Petrosea has held ISO 9001:2008 certification for
more than 12 years, as certified by SGS UK Ltd
an independent certification body that conducts
biannual surveillance audits. No major corrective
actions have been ordered by SGS UK since our
initial certification.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
60 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
61
SUMBER DAYA MANUSIAHUMAN CAPITAL
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SERTA
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA YANG
DIPERLUKAN DAN UNTUK MEMASTIKAN
KARYAWAN BERKEMBANG BERSAMA KAMI
MAKA PERUSAHAAN MENERAPKAN EMPAT
STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA.
IN ORDER TO FULFILL REQUIRED MANPOWER AND TO ENSURE OUR EMPLOYEES GROW WITH US, THE COMPANY HAS ADOPTED FOUR HUMAN CAPITAL STRATEGIES.
1. Mencari sumber daya manusia berbakat
yang mampu menjawab tantangan
Perusahaan melalui sistem perekrutan yang
secara terus menerus ditingkatkan.
2. Terus meningkatkan komunikasi antara
manajemen dan karyawan melalui
pemberdayaan Lembaga Kerja Sama
Bipartit (LKSBipartit), yaitu suatu forum
yang terdaftar di Departemen Tenaga
Kerja, untuk komunikasi dan konsultasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
Hubungan Industrial di Perusahaan yang
beranggotakan Pengusaha dan Serikat
Pekerja / Serikat Buruh, yang bertujuan
menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan.
1. To utilize the Company’s improved recruitment
system to search for talent capable of responding
to challenges set by the Company
2. To continuously promote levels of
communication between management and
employees via the Bipartite Cooperation Board.
This forum consists of employers and trade
union representatives and is registered with
the Indonesian Ministry of Manpower. It is
tasked with communication and consultation
in industrial relations with the aim of creating a
harmonious, dynamic and just workplace
3. Mempertahankan karyawan untuk terus
memberikan kontribusi terbaiknya melalui
sistem remunerasi yang kompetitif serta
pengembangan kesejahteraan bagi
karyawan dan keluarga.
4. Pengembangan karyawan melalui pelatihan
teknis dan non-teknis.
3. Retaining valued employees in order to fully
contribute by offering them competitive
remuneration packages and improving the
general welfare of our staff and their families
4. To develop employees through technical and
non-technical training
DEMOGRAFI TENAGA KERJA
JUMLAH TENAGA KERJA
Per 31 Desember 2012, Perusahaan memiliki
3.440 karyawan. Jumlah tersebut menunjukkan
adanya peningkatan dibanding tahun 2011.
Angka ini berbanding lurus dengan rencana
peningkatan bisnis Perusahaan.
WORKFORCE DEMOGRAPHY
TOTAL PERSONNEL
As of December 31, 2012, the Company employed
a total of 3,440 people. This is an increase on 2011
figures and is in line with the Company’s growth
plans.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
62 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
63
DEMOGRAFI KARYAWAN BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
Saat ini sekitar 16,37 persen karyawan Indonesia
memiliki jenjang pendidikan universitas dan
lebih dari separuh jumlah karyawan Perusahaan
berlatar belakang pendidikan lulusan SLTA,
umumnya mereka adalah operator dan mekanik.
Sementara, karyawan dengan pendidikan
diploma menempati urutan kedua terbanyak.
DEMOGRAPHY OF PERSONNEL BY LEVEL
OF EDUCATION
Currently around 16.37 per cent of Indonesians
hold a tertiary qualification and around
half of the Company employees are high-
school graduates, the majority who work as
operators and mechanics. Employees holding
college diplomas make up the second largest
proportion of our workforce.
Elementary School
High School
Junior High School
Diploma Degree
Master Degree
Bachelor Degree
43152
2,146
521400
178
DEMOGRAFI KARYAWAN BERDASARKAN
MASA KERJA
Sejalan dengan pertumbuhan Perusahaan yang
sangat pesat pada tahun 2012, Perusahaan
banyak melakukan perekrutan tenaga kerja
baru. Perekrutan ini dilakukan sejalan dengan
penambahan alat kerja serta penambahan
target volume produksi Perusahaan. Oleh
karenanya, karyawan dengan masa kerja di
bawah 4 tahun merupakan kelompok karyawan
terbesar di Perusahaan.
DEMOGRAPHY OF PERSONNEL BY LENGTH
OF SERVICE
The rapid progress the Company made in 2012 along
with the addition of new equipment and higher
production targets necessitated the recruitment
of a large number of new employee. Therefore,
employees with below four years of service comprise
the largest percentage of the Company’s workforce.
< 1 year
2 - 4 years
1 - 2 years
6 - 10 years
> 20 years
10 - 20 years
0%
24%22%
8%6%
28%12%
4 - 6 years
DEMOGRAFI KARYAWAN BERDASARKAN
USIA
Karyawan dengan usia kerja produktif, dengan
kisaran usia 20 - 40 tahun, menempati porsi
terbesar.
DEMOGRAPHY OF PERSONNEL BY AGE
Employees in the most productive age group (20
to 40 years) make up the largest proportion of our
employees.
< 20 years
30 - 40 years
20 - 30 years
40 - 50 years
>= 55 years
50 - 55 years
1%1%3%
42%
32%
21%
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
64 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
65
DEMOGRAFI KARYAWAN BERDASARKAN
JENIS KELAMIN
Perusahaan juga menyadari pentingnya
memberikan kesempatan bekerja yang sama
bagi kaum wanita. Di tahun 2012 ini Perusahaan
telah melakukan perekrutan karyawan wanita
sebanyak 52 orang, atau peningkatan sebesar
21% dibandingkan tahun 2011.
DEMOGRAPHY OF PERSONNEL BY GENDER
The Company also recognizes the importance of
providing equal opportunity to female employees. In
2012, the company hired 52 female employees – a 21
percent increase in the number of female employees
recruited in 2011.
FemaleMale
2011
2010
2012
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
250
185
2,551
1,776
302
3,138
DEMOGRAFI KARYAWAN BERDASARKAN
STATUS PENERIMAAN
Dengan semangat Perusahaan untuk tetap
memberikan perhatian pada masyarakat
sekitar dimana Perusahaan beroperasi, hingga
tahun 2012 Perusahaan telah merekrut dan
mempekerjakan karyawan dari lingkungan
sekitar sebanyak 2.095 atau sekitar 61% dari
total seluruh karyawan Perusahaan.
DEMOGRAPHY OF PERSONNEL BY
EMPLOYMENT STATUS
With the spirit of contributing to our neighbouring
communities where company operates, we have
continued our policy to hire locally. As of 2012,
the Company employed a total of 2,095 people
from within local areas of operations, a figure that
represents 61 percent of our total workforce.
Local HireNon Local
0 500 1000 1500 2000 2500
2,095
1,344
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TUJUAN
Tenaga kerja yang terampil merupakan kunci
keberhasilan dan pertumbuhan Perusahaan.
Untuk itu Perusahaan memastikan 3 hal di
bawah ini:
• MemastikankaryawanPerusahaanmemiliki
kompetensi dan ketrampilan yang diperlukan
guna melaksanakan tugas-tugas mereka;
• Menciptakan lingkungan pekerjaan yang
mendorong karyawan untuk mencapai
potensi mereka;
• Mempertahankan karyawan yang berbakat
dengan memberikan kesempatan
pengembangan diri mereka.
TOTAL JAM PELATIHAN
Banyak inisiatif yang telah dilakukan oleh
Human Capital and Organization Department
Perusahaan untuk mendukung terlaksananya
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
PURPOSE
Skilled manpower is the key to the Company’s
successful businesses and growth. Our Human
Resources policy has three main aims:
• Ensuring that the employees have the
competence and skills required to properly
perform their jobs;
• Creatingaworkingenvironment thatsupports
the achievement of their full potential;
• Retaining talented employees by giving them
personal development opportunities.
TOTAL HOURS OF TRAINING
A number of initiatives were in place in 2012
to support training targets established by the
Company’s Human Capital and Organization
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
66 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
67
• Program Beasiswa bagi anak karyawan
pada level Superintendent ke bawah yang
berprestasi. Perusahaan telah memberikan
bantuan beasiswa kepada 107 anak
karyawan di tahun 2012.
• Program Orang Tua asuh, yaitu program
yang bertujuan memberikan bantuan biaya
pendidikan kepada anak-anak karyawan
hingga Sekolah Menengah Atas atau setara
apabila ada karyawan atau karyawati yang
meninggal selama bertugas di Perusahaan.
Pada bulan Agustus 2012 Departemen Sumber
Daya Manusia mulai menerapkan Human Capital
Service System (HCSS) tahap pertama yang
meliputi penerapan alur kerja dan pengelolaan
data melalui teknologi informasi. Sistem ini
akan mulai diterapkan di lokasi proyek yang ada
dalam ruang lingkup Perusahaan pada tahun
2013.
• Scholarship programme for children of
employees from Superintendent level and
below. The Company provided scholarships to a
total of 107 employees children.
• The “Foster Parent” programme, to provide
educational assistance for children up to senior
high school level for the children of all workers
who died while employed by the company.
Our Human Resources Department was supported
by the launch of the first phase of our new Human
Capital Service System (HCSS) in August 2012. This
single platform combines staff workflow and data
management through the application of information
technology. It will be implemented in our project
sites in 2013.
tujuan pengembangan sumber daya manusia.
Di tahun 2012, Perusahaan meningkatkan jam
pelatihan termasuk di dalamnya program-
program pengembangan kepemimpinan seperti
Supervisory Development Program (SDP), atau
program-program pelatihan yang disesuaikan
dengan kompetensi masing-masing bidang.
Perusahaan mencatat 109.396 jam pelatihan,
dimana soft skill training sebanyak 93.386 jam
dan technical skill training sebanyak 16.010 jam.
PROGRAM RETENSI KARYAWAN
Sebagai bagian dari usaha untuk
mempertahankan loyalitas karyawan dan
menjaga kestabilan organisasi, Perusahaan
memperkenalkan dan menerapkan Program
Retensi Karyawan tahap pertama pada tahun
2012.
Pada tahun 2012 Perusahaan menerbitkan
beberapa kebijakan berkaitan dengan program
ini:
• Program Perjalanan Haji atau Keagamaan
lainnya. Melalui program ini Perusahaan
mengikutsertakan sebanyak 10 karyawan
dan pasangannya untuk Haji, dan 3 karyawan
beserta pasangannya untuk melakukan
perjalanan keagamaan lainnya.
Department. Additional training programmes were
also added, including the Supervisory Development
Programme (SDP) – one of many leadership
development programmes on offer – as well as
training for specific competence requirements.
The company booked a total of 109,396 hours of
training during 2012 (including soft skills: 93,386
hours; and technical skills: 16,010 hours).
EMPLOYEE RETENTION PROGRAMME
To maximise employee retention and organizational
stability, we introduced and implemented the first
phase of our Employee Retention Programme in
2012.
In 2012 sets of policies as part of retention
programme were published as follows:
• Hajj and other Religious programmes. The
Company sent 10 employees and their spouses
on the Islamic Haj, while three employees
and their spouses went on other religious
pilgrimages.
Soft TrainingTechnical Training
0 50000 10000
93,386
16,010
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
68 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
69
ANALISA DAN DISKUSI MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
ANALISA DAN DISKUSI MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
PADA LAPORAN INI KAMI MENYAJIKAN HASIL
USAHA SELAMA DUA TAHUN TERAKHIR UNTUK
MEMBERIKAN PEMAHAMAN YANG LEBIH
BAIK MENGENAI TREN YANG MENDASARI
PERKEMBANGAN KINERJA USAHA DAN STRATEGI
PERUSAHAAN.
IN THIS PRESENTATION WE HAVE CHOSEN TO STATE THE LAST TWO YEARS COMPARATIVE RESULTS WHERE SUCH DETAIL SUPPORTS BETTER UNDERSTANDING OF KEY UNDERLYING TRENDS RELATING TO OUR STRATEGY AND BUSINESS PERFORMANCE.
SEKILAS TENTANG PERUSAHAANSebanyak 93% (2011: 88%) dari pendapatan
utama Perusahaan berasal dari jasa
pertambangan, khususnya pekerjaan
pengupasan tanah penutup (overburden),
yang diperoleh melalui kontrak jangka panjang
dengan perusahaan terkemuka pemilik konsesi
tambang di Kalimantan. Selebihnya berasal dari
jasa rekayasa dan konstruksi serta dari jasa
untuk pihak ketiga di industri minyak dan gas
yang dilakukan di Petrosea Offshore Supply
Base (POSB).
Perusahaan memiliki 50% saham PT Santan
Batubara (SBB), perusahaan penghasil
batubara yang mempunyai konsesi seluas
24.930 hektar di Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur. Perusahaan juga memiliki 47% saham
Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM),
perusahaan pengolahan air bersih. Kontribusi
dari pendapatan investasi pada pengendalian
bersama entitas yang merupakan proporsi laba
SBB dan TKCM, mencapai US$ 2,8 juta pada
COMPANY OVERVIEWPetrosea derives the largest portion of its revenues,
93% (2011:88%) from mining services, mainly
covering the removal of overburden under long
term contracts with leading coal mine concession
holders in Kalimantan. The remainder is earned
from providing engineering and construction
services, and a range of services to oil and gas sector
companies via the Petrosea Offshore Supply Base
(POSB).
In addition, the Company has a 50% equity interest
in PT Santan Batubara (SBB), a coal producer with a
concession of 24,930 hectares in Kutai Kartanegara,
East Kalimantan Indonesia and a 47% equity interest
in PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM), a
company operating a water treatment plant. Income
from these two jointly controlled entities, being a
proportionate share of the profits of SBB and TKCM,
contributed US$2.8 million in 2012 (US$12.3 million
in 2011) to net income before tax.
tahun 2012 (2011 : US$ 12,3 juta) pada laba
sebelum pajak.
PENDAPATAN MENINGKAT TAJAM PADA TAHUN 2012Pendapatan Perusahaan pada tahun 2012
meningkat 46% menjadi US$ 385,5 juta
(2011: US$ 263.8 juta), terutama disebabkan
kenaikan volume pengupasan tanah penutup
(overburden) yang mencapai sekitar 35% yang
berasal dari perpanjangan dan kenaikan kontrak
jasa penambangan, investasi pengadaan
peralatan baru serta peningkatan kemampuan
dan ketrampilan tim operasional.
STRONG REVENUE GROWTH IN 2012
Total revenue increased by 46% to US$ 385.5 million
in 2012 compared to US$ 263.8 million in 2011,
mainly driven by the volume of overburden removed
which increased by around 35% over the previous
year’s operations, reflecting the benefit of mining
contract extension and expansion, investment
in new equipment and our efforts to expand the
capacity and skills among our operations teams.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
72 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
73
BAGAN BAURAN PENDAPATAN REVENUE MIX
MiningServices ENC
MiningServices ENC
GBPSBBKJAABN
GBPSBBKJAABN
201 2
201 1
LABA KOTOR
Perusahaan mencatat laba kotor masing-masing
US$ 113 juta dan US$ 76 juta pada tahun 2012
dan 2011, atau meningkat sebesar 48%. Marjin
laba kotor sedikit meningkat, yaitu menjadi
29,2% dari 28,9% pada tahun sebelumnya. Hal
ini sejalan dengan berkembangnya kapasitas
Perusahaan untuk memenuhi komitmen dalam
kontrak, khususnya di sektor pertambangan.
BEBAN LANGSUNG
Beban langsung Perusahaan meningkat
46% pada tahun 2012 dibandingkan tahun
sebelumnya, yang seiring dengan naiknya
produksi maupun pendapatan. Komponen utama
dalam peningkatan tersebut adalah kenaikan
biaya pengoperasian alat berat sebesar 58%
pada tahun 2012 menjadi US$ 136,4 juta, hal ini
sejalan dengan adanya penambahan armada
untuk mengantisipasi bertambahnya komitmen
kontrak. Faktor lain adalah naiknya biaya
penyusutan sebesar 41% menjadi US$ 53,4 juta.
Gaji, upah dan biaya pegawai naik sebesar 24%
menjadi US$ 44.9 juta, hal ini sejalan dengan
penambahan tenaga kerja yang diperlukan
untuk pengembangan operasi pertambangan.
BEBAN ADMINISTRASI
Beban administrasi meningkat 36% menjadi US$
32,6 juta pada tahun 2012 dibanding tahun 2011
yang tercatat sebesar US$ 23,9 juta. Penyebab
utama kenaikan adalah meningkatnya biaya
pegawai sebesar 13% dan biaya jasa profesional
sebesar 42%.
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
Peningkatan dari total beban selain beban
langsung dari US$ 10 juta pada tahun
2011 menjadi US$ 49 juta pada tahun 2012
mempengaruhi jumlah laba bersih sebelum pajak.
Program ekspansi yang ditempuh Perusahaan
karena adanya kontrak baru maupun kontrak
tambahan menjadi faktor utama kenaikan dan
meliputi penambahan beban administrasi,
beban bunga dan beban keuangan serta adanya
biaya akibat penghapusan aset. Perusahaan
juga membukukan turunnya pendapatan dari
pengendalian bersama entitas, khususnya
SBB, akibat anjloknya harga batubara, dari
US$ 12 juta pada tahun 2011 menjadi US$ 2,8
juta pada tahun 2012. Berbagai faktor di atas
menyebabkan marjin laba sebelum pajak
berkurang 4% menjadi US$ 63,6 juta.
GROSS PROFIT
The company recorded gross profits of US$ 113
million and US$ 76 million for 2012 and 2011
respectively, representing an increase of 48% year
on year. Gross profit margin at 29.2% was a slight
increased over the previous year of 28.9% and was in
line with increase in the Company capacity to meet
contractual commitments.
DIRECT COSTS
Direct costs incurred in performance of client
contracts increased by 46% in 2012 compared to last
year and were in line with the expansion of production
and revenue growth. The main contributing factors
were an increase in costs relating to the operation
of plant and equipment by 58% to US$136.4
million as our fleets grew to support the enlarged
contract commitments with a corresponding rise in
depreciation by 41% to US$ 53.4 million. Salary costs
were up by 24% to US$44.9 million in line with the
increase in manpower resources required for the
expansion in mining operations.
ADMINISTRATION EXPENSES
Administration expenses increased by 36% to US$
32.6 million in 2012 from US$ 23.9 million in 2011.
The main contributors were 13% higher personnel
related costs and a rise of 42% in professional fees.
NET INCOME BEFORE TAX
The increase in total of costs other than direct costs
from US$ 10 million in 2011 to US$ 49 million in 2012
has impacted net income before tax. A combination
of factors were at work, primarily related to our
expansion driven by new and enlarged contract
commitments. These included higher administration
expenses, increased interest expenses and finance
charges as we took on additional leverage plus some
costs associated with disposal of assets. In addition,
income from jointly controlled entities was reduced
from US$12 million in 2011 to US$ 2.8 million in 2012,
mainly due to reduced earnings from SBB as coal
prices declined. Taking these factors into account,
net income before tax was 4% lower at US$63.6
million.
30%
30%
24%
26%
14%
12%
92.6%
88.3%
6.9%
6.8%
0.5%
4.9%
35%29%
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
74 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
75
PENGHASILAN
Laba bersih setelah pajak (jumlah pendapatan
komprehensif) tahun 2012 turun 6,7% menjadi
US$ 49,1 juta atau setara US$ 0,0487 per lembar
saham.
POSISI KEUANGAN – NERACA
AKTIVA
Jumlah aset meningkat 40% pada tahun 2012
menjadi US$ 530 juta dengan adanya pembelian
peralatan baru dan perluasan kegiatan kontrak
penambangan. Penambahan fasilitas produksi
dan peralatan menaikkan aset tidak lancar
dari US$ 254,3 juta pada tahun 2011 menjadi
US$ 343,6 juta pada tahun 2012, sementara
peningkatan kas dan piutang membuat aset
lancar naik dari US$ 105 juta pada tahun
2011 menjadi US$ 166 juta pada tahun 2012.
Untuk komponen piutang usaha, manajemen
Perusahaan berpendapat bahwa pencadangan
kerugian penurunan nilai atas piutang pihak
ketiga sudah memadai.
Pembelian aset tetap pada tahun 2012 dan
tahun 2011 masing-masing mencapai US$ 148,7
juta dan US$ 155,5 juta, terutama berupa alat
berat untuk usaha jasa pertambangan.
LIABILITAS
Dalam rangka peningkatan dan penggantian
alat berat agar Perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya sesuai kontrak yang semakin
besar, penambahan fasilitas pembiayaan telah
dilakukan, dan ini menyebabkan jumlah hutang
pembiayaan Perusahaan naik menjadi US$ 267,7
juta dari US$136,9 juta di tahun 2011. Hutang
pembiayaan Perusahaan pada 31 Desember
2012 meliputi US$ 12,5 juta, fasilitas modal kerja
jangka pendek dari PT Bank ANZ Indonesia, US$
110 juta pinjaman jangka panjang dari Indika,
dan peningkatan liabilitas sewa pembiayaan
untuk pembelian alat berat menjadi US$ 145,2
juta, termasuk porsi lancar sebesar US$ 55,4
juta.
Naiknya liabilitas lancar dari US$ 112,5
juta menjadi US$ 125,9 juta disebabkan
bertambahnya liabilitas sewa pembiayaan
jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun. Naiknya liabilitas tidak lancar
dari US$ 105,6 juta menjadi US$ 216,5 juta
terjadi karena adanya penambahan pinjaman
jangka panjang dari pihak terkait, dalam hal ini
Indika, dan penambahan saldo liabilitas jangka
panjang sewa pembiayaan alat berat. Jumlah
liabilitas meningkat dari US$ 218,1 juta menjadi
US$342,5 juta per 31 Desember 2012.
Rasio hutang terhadap ekuitas naik dari
0,86 menjadi 1,43 pada tahun 2012. Semua
hutang dan kewajiban dapat diselesaikan
dengan baik. Rasio hutang masih dalam batas
kemampuan Perusahaan mengingat besarnya
potensi pendapatan dari kontrak dan armada
pertambangan yang ada.
EKUITAS DAN DIVIDEN
Ekuitas naik menjadi US$ 187,3 juta per tanggal
pelaporan, mencakup saldo laba yang tidak
ditentukan penggunaannya serta cadangan
umum. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) pada tanggal 29 Maret 2012, pemegang
saham Perusahaan memberikan persetujuan
untuk membagikan dividen tunai untuk tahun
EARNINGS Net income after tax (total comprehensive income)
for the year decreased 6.7% to US$ 49.1 million or US$
0.0487 earnings per share.
FINANCIAL POSITION – BALANCE SHEET
ASSETS
Total assets increased by 40% in 2012 to US$ 530
million, as we purchased new equipment and
expanded contract mining activity. Additions in
property plant and equipment raised non current
assets from US$ 254.3 million in 2011 to US$ 343.6
million in 2012, while higher cash and receivables
were the main features in higher current assets
of US$ 166 million, compared to US$ 105 million
in 2011. Management believes the allowances for
impairment losses from third parties on trade
accounts receivable are adequate.
Capital expenditure for 2012 and 2011 was US$
148.7 million and US$ 155.5 million respectively and
was mainly used in purchasing new equipment for
mining services activities.
LIABILITIES
We continued to replace and upgrade the equipment
fleet, to meet our commitments, through further
financing which increased total indebtedness to
US$ 267.7 million from US$ 136.9 million in 2011. As
of December 31, 2012 the Company indebtedness
included US$ 12.5 million short-term working
capital facility provided by PT Bank ANZ Indonesia,
continued from the previous year, a long-term
intercompany loan from Indika in an amount of
US$ 110 million and additional lease liabilities on
purchase of heavy equipment amounted to US$
145.2 million, including a current portion of US$ 55.4
million.
The increase in current lease liabilities is the main
determinant of increase in current liabilities from
US$ 112.5 million to US$ 125.9 million. Non-current
liabilities increased US$ 105.6 million to US$ 216.5
million reflecting the additional long term loan from
Indika, plus an increase in long term lease liabilities.
Total liabilities increased from US$ 218.1 million to
US$ 342.5 million as at December 31, 2012.
Debt to equity ratio increased from 0.86 to 1.43 in
2012. All debts and obligations have been met
without difficulty. We believe this level of leverage is
sustainable, given considerable earnings potential
from existing contract and mining fleet.
EQUITY AND DIVIDENDS
The increase in equity to US$ 187.3 million at
reporting date includes retained earnings for the
year as un-appropriated retained earnings and
a general reserve. Based on General Meeting of
Shareholders (GM) dated March 29, 2012, the
Company’s stockholders approved the distribution
of cash dividends for 2011 amounting to US$ 21
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
76 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
77
2011 sejumlah US$ 21 juta atau US$ 0,0209 per
lembar saham. Dividen dibayarkan pada tanggal
7 Mei 2012.
Pembagian dividen selama 5 tahun terakhir
adalah:
million or US$ 0.0209 per share. Dividends were
paid in May 7, 2012.
Dividend payments for the last 5 years:
ARUS KAS
Kas bersih dari operasi meningkat 9% menjadi
US$ 53,6 juta setelah dikurangi pajak dan
beban bunga. Kas bersih yang diinvestasikan
untuk pembelian peralatan baru mencapai US$
102,8 juta. Perolehan dari transaksi sewa guna
usaha (sale and leaseback) ikut menaikkan
saldo kas bersih setelah dipotong pembayaran
liabilitas sewa senilai US$ 43,4 juta dan dividen
sebesar US$ 21 juta. Kenaikan bersih kas untuk
tahun 2012 mencapai US$ 22,4 juta dan saldo
kas akhir untuk tahun 2012 tercatat sebesar
US$ 44,9 juta.
BELANJA MODAL
Perusahaan membukukan belanja modal
sebesar US$ 148,7 juta pada tahun 2012 dan
US$ 155,5 juta pada tahun 2011, terutama untuk
pembelian peralatan yang digunakan dalam
pengadaan jasa penambangan.
Per tanggal 31 Desember 2012 tidak terdapat
komitmen yang signifikan untuk pembelian alat
berat oleh Perusahaan.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL
PELAPORAN
Tidak ada informasi penting yang perlu
dilaporkan terkait kejadian yang berlangsung
setelah tanggal diterbitkannya laporan
keuangan konsolidasi tahun 2012.
CASH FLOW
Net cash from operations increase by 9% to
US$ 53.6 million after payment of taxes and
interest charges. Net cash used in investing
activities of US$ 102.8 million was for the
purchase of new equipment. Proceeds from
sale and leaseback transactions contributed
to a positive net cash balance provided from
financing activities, after payments of US$43.4
million for lease liabilities and US$ 21 million
for dividends. The net increase in overall cash
for the year 2012 was US$ 22.4 million and the
closing cash balance for 2012 amounted to US$
44.9 million.
CAPITAL EXPENDITURES
The Company capital expenditure for 2012
and 2011 were US$ 148.7 million and US$ 155.5
million, respectively. Capital expenditure
during these periods was primarily related to
the purchase of equipment for mining services.
As of December 31, 2012 the Company had
no significant outstanding commitment for
purchase of heavy equipments.
MATERIAL EVENTS AFTER THE REPORTING
DATE
There are no material information to be
reported on events that occured after the dated
of completion of the consolidated financial
statement 2012.
2011
2010
2009
2008
2007
7 Mei 2012/
7 May 2012
12 Agustus 2011/
12 August 2011
1 Juli 2010/
1 July 2010
-
13 Desember 2007/
13 December 2007
191,9 (Final)
1.195,5 (Final)
143 (Final)
nil
270 (Interim)
1.008.605.000 lembar/ shares
100.860.500 lembar/ shares
100.860.500 lembar/ shares
nil
102.600.000 lembar/ shares
Tahun Buku Tanggal dibayarkan
Dividen Tunai per Lembar Saham (Rp)
Jumlah lembar saham ditempatkan dan disetor penuh
Financial Year Date paid Cash Dividend per Share (Rp)
Subscribed and paid-up shares
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
78 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
79
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PETROSEA MEYAKINI UPAYA KEBERLANJUTAN
DI BIDANG PERTUMBUHAN EKONOMI.
PENGEMBANGAN KARYAWAN DAN LINGKUNGAN
YANG DILAKUKAN OLEH PERSEROAN AKAN
MEMBAWA KEBAIKAN BAGI PEMANGKU
KEPENTINGAN DI MASA DEPAN.
AT PETROSEA WE REALIZE THAT THE EFFORTS WE MAKE IN SUSTAINABILITY TODAY – IN TERMS OF ECONOMIC GROWTH, PEOPLE DEVELOPMENT AND THE ENVIRONMENT -- WILL BENEFIT ALL OUR STAKEHOLDERS IN THE FUTURE.
Petrosea terus berupaya mengembangkan
program-program tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai salah satu perwujudan dari
konsep keberlanjutan itu sendiri. Perusahaan,
sepanjang 2012, fokus pada program-program
peningkatan kualitas hidup bagi komunitas
lokal, karyawan dan keluarganya, yang selaras
dengan program Pemerintah dan berdasarkan
pada kebutuhan masyarakat. Kami juga
berupaya untuk meminimalisir dampak negatif
dari operasi kami terhadap lingkungan sekitar.
PROGRAM PENDIDIKAN
PROGRAM PENYEDIAAN TRANSPORTASI
UNTUK ANAK SEKOLAH
Petrosea menyediakan layanan manhaul untuk
antar jemput anak sekolah dan guru SDN 010
dan SMPN 040 di Sendawar, Kampung Muara,
Jempang and Kutai Barat. Selain itu, anak-anak
sekolah terbiasa menggunakan perangkat
During 2012, we continued to develop our corporate
social responsibility programmes to realise
sustainability concepts. We focused on initiatives
to improve the quality of life and incomes for
neighbouring communities, our employees and
their family members, in line with government state
objectives on human development. We also worked
to limit the negative impact of our operations on the
environment.
EDUCATION
PROVIDING TRANSPORTATION SERVICES
FOR SCHOOL CHILDREN
Petrosea’s manhaul services were used to drop
off and pick up students and teachers from State
Elementary School SDN 010 and State Junior High
School SMPN 040 in Sendawar, Kampung Muara,
Jempang and Kutai Barat. School children were also
keselamatan bagi penumpang yang telah
tersedia di dalam manhaul dan mendapat
arahan keselamatan.
PROGRAM PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Petrosea melalui kegiatan needs assessment
yang dilakukan pada awal tahun 2012
menetapkan bahwa program Pengembangan
Perpustakaan menjadi salah satu fokus program
pada 2012.
Pada tahun 2012, Petrosea menyelenggarakan
Pelatihan Manajemen Perpustakaan bagi 79
guru pengelola perpustakaan sekolah dari
7 SD dan 2 SMP sekitar wilayah operasional
proyek Perseroan yang digelar bekerja sama
dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional-
PKPU. Pelatihan ini juga membantu para guru
peserta pelatihan untuk menyusun Action Plan
yang menjadi acuan pengembangan kegiatan
perpustakaan di masing-masing sekolah.
shown demonstrations of manhaul safety equipment
and given safety advice.
SCHOOL LIBRARY DEVELOPMENT
Petrosea’s needs assessment in early 2012 identified
that libraries play a vital role in building student
competences and our Library Development
programme become one of the Company’s focus
areas in 2012.
During the year, the Company conducted a Library
Management training for 79 teachers from seven
local elementary and two junior high schools who
manage school libraries in the area where the
Company operates. Sessions was held together
with The National Humanities Institute-PKPU.
The training also assisted the teachers in preparing
Action Plans as reference for library development
activities in their respective schools.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
82 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
83
Pendampingan program pasca pelatihan
dilaksanakan Petrosea secara rutin di masing-
masing sekolah sebanyak 2 kali sebulan dari
Oktober hingga Desember 2012.
Adapun di Proyek POSB, Perusahaan juga
memberikan dukungan perbaikan ruang
perpustakaan dan sarananya untuk SDN 005
Margomulyo pada akhir 2012. Perbaikan ruang
ini diharapkan dapat meningkatkan minat
dan ketertarikan siswa untuk membaca di
perpustakaan sekaligus mendorong sekolah
mengembangkan kegiatan perpustakaannya.
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI SISWA
Perseroan menyelenggarakan Pelatihan
Motivasi tahap awal bagi 115 siswa di SDN 003
Legai untuk meningkatkan keberanian dan daya
kreativitas siswa.
KAMPANYE PENDIDIKAN
Petrosea kembali menyelenggarakan kegiatan
kampanye pendidikan yang melibatkan 1.800
siswa dari 12 SD sekitar wilayah operasional
proyek Santan, GBP, ABN, KJA dan POSB dari
bulan September hingga November 2012. Di
tahun kedua pelaksanaan program, Kampanye
Pendidikan dilaksanakan di seluruh lokasi
proyek Petrosea. Kampanye bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
kegiatan ini digelar dengan mengangkat tema
kebersihan diri dan lingkungan sekolah maupun
motivasi belajar siswa.
PROGRAM PENGEMBANGAN OLAHRAGA
Untuk mengembangkan kegiatan olahraga di
sekolah, Perseroan memberikan perlengkapan
sepak bola kepada SMP Sendawar 040 yang
berada di Kampung Muara Tae, Kecamatan
Jempang, Kutai Barat yang merupakan lokasi
terdekat dari Petrosea Proyek Gunung Bayan.
PROGRAM PENGEMBANGAN KEGIATAN
DRUM BAND SEKOLAH
Perseroan juga mendukung pengembangan
kegiatan drum band SDN 001 dan SDN 002 yang
lokasinya terdekat dari Petrosea Proyek ABN di
Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, Kutai
Kartanegara. Dukungan perusahaan diberikan
dalam bentuk seragam drum band untuk SDN
002 pada penampilan perdana mereka di
depan umum dalam perayaan HUT Kemerdekaan
Sangasanga pada 27 Januari 2012. Perusahaan
juga menyediakan sarana transportasi dan
konsumsi bagi tim drum band kedua sekolah
tersebut saat mengikuti pertunjukkan drum
band.
PROGRAM PENGEMBANGAN UKS
Perusahaan menyediakan perlengkapan dasar
UKS bagi SDN 003 Legai, yang terletak di sekitar
wilayah operasi Proyek KJA dan SMPN 16 di
Balikpapan yang berada di sekitar wilayah POSB.
UKS SDN 003 Legai juga melibatkan Pemerintah
Desa maupun Puskesmas setempat.
PROGRAM BAHASA INGGRIS UNTUK
SISWA
Pada November 2012, Perusahaan mengadakan
pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas 4,
5 dan 6 di SDN 040 Samurangau yang berada
pada area kerja Proyek KJA. Program awal
diadakan selama satu semester.
Technical Assistance for post-training was
scheduled twice a month in all participating schools
from October to December 2012.
In POSB project, the Company also renovated the
library of SDN 005 Margomulyo and supplied new
facilities at the end of 2012. This programme helped
to increase students’ interest in reading and going
to the library, and also encouraged the schools to
develop better library programmes.
STUDENT PERSONAL DEVELOPMENT
The Company provided early stage Motivational
Training for 115 elementary students at SDN 003
Legai, to encourage the development of confident
and creative children.
EDUCATIONAL CAMPAIGN
Petrosea carried out a series of educational
campaigns involving more than 1,800 school
students from 12 elementary schools around
Santan, GBP, ABN, KJA and POSB operations from
September to November 2012. In the second year
of the programme, campaign activities were held
at all Petrosea project sites. Campaign themes
encouraged personal hygiene, environmental
preservation, and self-motivation.
SPORT DEVELOPMENT PROGRAMME
To promote healthy leisure activities, the Company
supplied SMP Sendawar 040, a junior high school
in Muara Tae village, West Kutai, with soccer
equipment. The school is located nearby Petrosea’s
Gunung Bayan Project site.
SCHOOL MARCHING BAND PROGRAMME
Petrosea supported marching band programmes
for SDN 001 and SDN 02 where located around
the Company’s ABN project site in Jawa village,
Sangasanga district, Kutai Kartanegara. Company
support for SDN 002 that was supplied drum band
uniforms for their first public performance in the
celebration of Sangasanga’s Independence Day
Celebrations on January 27, 2012. Transportation
and refreshments for the both schools during the
event were also provided.
SCHOOL MEDICAL UNIT DEVELOPMENT
The Company provided basic equipments of school
medical unit for a state elementary school SDN 003
in Legai, in the neighborhood of KJA project and a
junior high school SMPN 16 in Balikpapan nearby
Petroseas’s POSB operation. Village government
officials and community health centers (Puskesmas)
were also involved in this process at SDN 003 Legai.
ENGLISH PROGRAMMES FOR STUDENTS
In November 2012, Petrosea started English classes
for fourth, fifth and sixth graders of state elementary
school SDN 040 in Samurangau, the region
where KJA operates. Classes will run through one
educational semester.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
84 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
85
PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA
MENJAHIT
Pelatihan terhadap komunitas lokal
untuk menjahit seragam karyawan dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan
tambahan. Perseroan terus mengembangkan
program usaha menjahit di 2 desa terdekat
dari area Petrosea Proyek Santan, yaitu di Desa
Mulawarman dan Desa Sukamaju, Kecamatan
Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Pada 2012, dua Kelompok Usaha Bersama atau
KUBE dampingan Perseroan, KUBE Sumber Rejeki
di Desa Mulawarman dan KUBE Subur Makmur
Desa Sukamaju telah berhasil menyelesaikan
beberapa order pemesanan seragam karyawan
dari Petrosea dengan kualitas hasil telah
memenuhi standar yang diminta dan tepat
waktu. Pendampingan komprehensif terhadap
kedua KUBE tersebut terus dilanjutkan
Perseroan, untuk meningkatkan kemampuan
kelompok baik secara teknis menjahit maupun
kemampuan pembukuan dasar, manajemen
organisasi sederhana, dan ketrampilan
pemasaran.
PROGRAM PENGEMBANGAN MATA
PENCAHARIAN MASYARAKAT DI
KARIANGAU
Petrosea masih terus melanjutkan
pengembangan Program Mata Pencaharian
Masyarakat di Kariangau yang mulai
dikembangkan dari pertengahan tahun 2010.
Dari KUBE yang aktif, 6 KUBE diantaranya telah
mendapatkan legalitas baik dari Pemerintah
Lokal setempat maupun Dinas Teknis.
Untuk memfasilitasi pengembangan KUBE,
Perseroan juga memberikan stimulan pada
Kelompok Jaya Murni yang bergerak di bidang
usaha tempe, berupa tempat penampung
air untuk mendukung kelompok mengatasi
masalah ketersediaan air bersih dalam proses
produksi tempe.
ECONOMIC EMPOWERMENT
DRESSMAKING AND TAILORING
ENTERPRISE PROGRAM
Training villagers to create our company uniforms
is one way we aim to improve incomes in our
neighboring communities. Company continuously
develop tailoring enterprise in two villages located
nearby Petrosea’s Santan Project – the Mulawarman
and Sukamaju villages, in Tenggarong Seberang,
Kutai Kartanegara.
In 2012, two Petrosea-sponsored Community Small
Business Groups (KUBEs) were in commercial
operation. These were KUBE Sumber Rejeki in the
village of Mulawarman and KUBE Subur Makmur in
Sukamaju. During the year, two KUBEs completed
uniform orders made by Petrosea, delivering them
on time and producing garments of a good standard.
In return, the Company provided further sewing
training for the groups and taught members basic
bookkeeping, simple management techniques, as
well as marketing and networking skills.
KARIANGAU LIVELIHOOD PROGRAMME
Petrosea continued to provide training, guidance
and consultation for eight active KUBEs in the
Kariangau Livelihood Programme that we first
began in mid-2010. Among those, six KUBEs are
now independently managing their finances and
have received legal recognition from the local
government technical support offices.
The Company also facilitated Jaya Murni, a
KUBEengaged in tempe production, withthe
installation of a water tank to give the community
access to a clean water supply.
Di akhir 2012, hampir seluruh usaha yang
dijalankan oleh KUBE telah memberikan
kontribusi terhadap pertambahan modal
kelompok. Hal ini membuat kegiatan simpan
pinjam tiap KUBE semakin berkembang dan
hampir menjangkau semua anggota di masing-
masing KUBE.
Perkembangan kelompok yang signifikan salah
satunya ditunjukkan oleh KUBE Buana Raya, yang
berhasil mencatatkan pendapatan kotor lebih
dari Rp 120 juta di akhir 2012, dari hasil usaha
pengembangbiakan kepiting soka. Pencapaian
yang baik lainnya diperlihatkan oleh Kelompok
Mandiri yang bergerak di bidang penyediaan
sarana nelayan, kelompok ini mampu membeli
1 mesin kapal 5 PK untuk kebutuhan anggota.
PROGRAM KESEHATAN
PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH
Perseroan terus melanjutkan program
penyediaan air bersih untuk membantu
kebutuhan karyawan maupun komunitas lokal
di lingkungan sekitar camp Petrosea Proyek
Gunung Bayan.
By the end of 2012, our sponsored KUBE businesses
had improved community incomes, while their
saving and loan facilities were increasingly being
used by members.
One star performer was KUBE Buana Raya, a village
collective that recorded gross revenues of over
Rp 120 million by end of 2012 from its soka crab
business. With the income from these fish processing
services, KUBE Mandiri bought a 5-horsepower boat
engine for use by members.
HEALTH CARE SERVICE
CLEAN WATER SUPPLY
The Company continued to supply clean water to
employees and local communities from our water
treatment plan at camp GBP Project site.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
86 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
87
PROGRAM DONOR DARAH
Sepanjang 2012, Perusahaan bekerja sama
dengan PMI menyenggarakan kegiatan donor
darah di 4 lokasi Petrosea yaitu Proyek Santan,
GBP, ABN dan Kantor Pusat Jakarta. Kegiatan
ini diikuti oleh karyawan Petrosea dan juga
melibatkan klien (perusahaan pemilik konsesi
tambang) maupun perusahaan sub-contractor
yang ada di wilayah lokasi kerja Petrosea. Yang
terkumpul di tahun 2012 sebanyak 553 kantong
darah.
PROGRAM DONASI DAN BANTUAN RUTIN
PROGRAM DONASI DAN BANTUAN RUTIN
Petrosea memberikan bantuan rutin berupa
donasi dan sponsor untuk sejumlah kegiatan
seperti kegiatan olah raga, keagamaan, sosial,
adat budaya, dan kemasyarakatan lainnya
sebagai bagian dari keterlibatan Perseroan
dengan masyarakat setempat terutama
komunitas lokal di wilayah sekitar operasional
Perusahaan.
BENCANA ALAM ATAU MUSIBAH
Sejumlah musibah terjadi di sekitar wilayah
operasional Perusahaan selama 2012 seperti
musibah kecelakaan motor tenggelam di
Sungai Kedang Pahu, Kecamatan Muara Pahu,
Kutai Barat dan musibah kebakaran yang
menimpa masyarakat Kampung Tanjung Isuy di
Kecamatan Jempang, Kutai Barat. Perusahaan
memberikan dukungan sarana operasional Tim
SAR, penyediaan tenaga medis , relawan serta
kebutuhan dasar para korban
RENCANA PROGRAM 2013
Melihat besarnya peranan pendidikan bagi
peningkatan kapasitas masyarakat serta
kebutuhan dan adanya respon yang baik
dari para penerima manfaat program CSR,
Petrosea menetapkan program CSR 2013 masih
fokus pada bidang pendidikan, dengan tetap
meneruskan kegiatan pendampingan pada
KUBE masyarakat.
BLOOD DONATIONS
In 2012, in collaboration with the Indonesian Red
Cross (PMI), Petrosea organized blood donation
activities at four of our operations: Santan, GBP,
ABN and our Jakarta Head Office. Those donating
blood included Company employees, those from
our mining concession holders and subcontractors
operating in Petrosea’s working areas. A total of 553
blood bags were collected.
DONATIONS AND REGULER ASSISTANCE
DONATIONS AND REGULAR SUPPORT
Petrosea provides donations and sponsorship for a
broad range of activities such as sports and religious
activities, and local cultural events as part of our
longstanding involvement with local communities
at Petrosea’s project sites.
EMERGENCY RELIEF EFFORTS
A number of emergencies occurred near the the
Company’s area of operations during 2012. Incidents
included the rescue of passengers from a sinking
boat in Kedang Pahu River, West Kutai and a large
fire which destroyed houses in Kampung Tanjung
Isuy in West Kutai. The Company contributed
operational support for Rescue Team, arranged
doctor, paramedic, volunteers, and provided basic
need for people affected.
PLANNED PROGRAMMES 2013
With the successes in 2012, the Company has
decided to extend our CSR programmes in 2013 to
reach an even wider number of people. Programmes
will continue to focus on education and technical
assistance for community small business groups.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
88 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
89
TATA KELOLA PERUSAHAANCORPORATE GOVERNANCE
KOMITE AUDIT
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
DEWAN KOMISARIS
AUDIT COMMITTEE
ANNUAL GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASAEXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE TATA KELOLA PERUSAHAAN
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
SEKRETARIS PERUSAHAAN
AUDIT INTERNAL
KOMITE SUMBER DAYA MANUSIA
DIREKSI
CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE
RISK MANAGEMENT COMMITTEE
CORPORATE SECRETARY
INTERNAL AUDIT
HUMAN CAPITAL COMMITTEE
BOARD OF DIRECTORS
TATA KELOLA PERUSAHAANCORPORATE GOVERNANCE
MEMAHAMI PENTINGNYA TATA KELOLA PERUSAHAAN
(CORPORATE GOVERNANCE), SEPANJANG TAHUN 2012,
MANAJEMEN TERUS BERKOMITMEN UNTUK SELALU
MENGEDEPANKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG
BAIK DENGAN MENGIKUTI DAN JUGA MELAKSANAKAN
ASAS TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK GUNA
MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN SEHINGGA
DAPAT MEMPERTAHANKAN KESINAMBUNGAN USAHA
JUGA PENINGKATAN NILAI BAGI PARA PEMEGANG
SAHAM DAN STAKEHOLDERS.
THE MANAGEMENT CONTINUED TO SHOW COMMITMENT
TO GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) AS A MEANS
TO IMPROVE THE PERFORMANCE OF THE COMPANY,
TOWARDS A SUSTAINABLE BUSINESS PERFORMANCE AND
ADDED VALUE FOR STAKEHOLDERS.
Asas Good Corporate Governance yaitu:
1. Tranparansi
2. Akuntabilitas
3. Tanggung Jawab
4. Independensi
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Didalam kompetisi global saat ini, dimana
nilai-nilai pemegang saham (Shareholders’
value) sangatlah penting, maka selama
tahun 2012 ini, Perusahaan dalam praktiknya,
telah melaksanakan kewajibannya kepada
pemegang saham antara lain dalam hal
perubahan fundamental korporasi dan prinsip
keterbukaan misalnya perubahan anggaran
dasar Perusahaan, hak suara dalam rapat
umum pemegang saham, secara berkala
mengumumkan laporan keuangan yang up-to-
date, perkembangan Perusahaan per tiga bulan
di website Perusahaan, dan fungsi investor
relation yang secara berkala memberikan
informasi bagi pihak lain yang ingin mengetahui
mengenai Perusahaan.
Good Corporate Governance principles include:
1. Transparency
2. Accountability
3. Responsibility
4. Independence
5. Fairness & Equality
In the current climate of intense competition
Petrosea’s management recognizes the importance
of shareholder value and the respect of shareholder
interests in terms of full transparency relating to
changes in the Company’s articles of association,
voting rights at the general meeting of shareholders,
the provision of timely, up-to-date financial
statements and quarterly updates via the corporate
website plus the periodical update by our investor
relations team.
Hal ini pun juga didukung dengan persiapan
perusahaan dalam penerapan Asean Corporate
Governance Scorecard.
TUJUAN
Tujuan penerapan Tata Kelola Perusahaan
adalah:
1. Membangun sistem internal Perusahaan
dengan menerapkan azas-azas
Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung
Jawab, Independensi, Keadilan dan
Kesetaraan didalam kegiatan dan
manajemen usaha Perusahaan.
2. Membantu meningkatkan kinerja dan
daya saing Perusahaan melalui tata
kelola yang jelas dan transparan, hati-
hati, serta patuh terhadap undang-
undang yang berlaku; juga pengambilan
keputusan oleh Perusahaan yang
berdasarkan profesionalisme, integritas
dan objektivitas;
Preparations were made to ensure the Company can
comply with the reporting requirements under the
Asean Corporate Governance Scorecard.
PURPOSE
Corporate Governance aims to:
1. Develop the Company’s internal system
through the application of the principles of
Transparency, Accountability, Responsibility,
Independence and Fairness & Equality for its
operations and business management.
2. Help the Company perform better and offer
greater competitiveness by employing clear,
transparent and prudent governance and
make decisions based on professionalism,
integrity and objectivity.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
92 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
93
3. Menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif untuk pemegang saham,
karyawan, dan rekanan serta komunitas
dimana Perusahaan beroperasi melalui
batasan yang jelas terkait pelaporan
internal, konflik kepentingan, dan
menghindari dominasi elemen tertentu
melalui keadilan dan kesetaraan serta
tanggung jawab sosial.
4. Meningkatkan daya saing Perusahaan
secara nasional maupun internasional,
sehingga meningkatkan kepercayaan
pasar yang dapat mendorong arus
investasi kepada Perusahaan dan
pertumbuhan ekonomi nasional.
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
TAHUNAN (RUPST)
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan yang terkait
dengan Perseroan Terbatas, Perusahaan telah
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) sebanyak satu (1)
kali yaitu pada tanggal 29 Maret 2012. Pada
RUPST tersebut, pemegang saham Perusahaan
memutuskan sebagai berikut:
1. a. Mener ima ba ik Laporan Pengurusan
Direksi dan Pengawasan Dewan Komisaris
mengenai jalannya Perseroan dan tata
usaha Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
b. Memberikan pembebasan (acquit et
de charge) sepenuhnya kepada Direksi
Perseroan atas tugas pengurusan Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan atas
tugas pengawasan Dewan Komisaris,
dalam tahun 2011 sepanjang tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan
Keuangan Perseroan tahun buku 2011.
c. Menerima Laporan Tahunan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011.
d. Mengesahkan Neraca dan Perhitungan
Laba-Rugi Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio
& Rekan (Deloitte) dengan pendapat
wajar dalam semua hal yang material
sebagaimana diuraikan dalam Laporan
No. GA112 0061 PTRO HA, tertanggal 1
Maret 2012.
2. Menyetujui penggunaan laba bersih
Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
sebagai berikut:
a. Untuk dibagikan sebagai Dividen Final
sebesar US$ 21,057,280.40 untuk
1.008.605.000 saham yang ditempatkan
dan disetor penuh atau sebesar US$
0,0209 per lembar saham berdasarkan
kurs tengah yang ditetapkan oleh BI
pada tanggal Daftar Pemegang Saham
(Recording Date) yang berhak atas
Dividen Final Tahun Buku 2011.
b. Sisa Laba bersih Perseroan setelah
dikurangi Dividen Final akan dibukukan
sebagai laba ditahan guna memperkuat
permodalan Perseroan.
c. Memberikan kuasa kepada Direksi
untuk menentukan jadwal dan tatacara
pembagian dividen final serta segala
tindakan yang diperlukan untuk itu.
d. Laba bersih Perseroan juga digunakan
untuk manfaat khusus dan dengan
ini memberikan kuasa kepada Dewan
Komisaris Perseroan untuk menetapkan
manfaat khusus, remunerasi dan bonus
3. Create a working environment conducive to
productivity for shareholders, employees and
business partners as well as communities
where the Company operates by drawing
a clear line when it comes to internal
reporting, conflicts of interest, and avoid
domination from certain element through
policies emphasizing fairness & equality and
social responsibility.
4. Improve corporate competitive advantages,
nationally and internationally, in order to
gain greater trust from the market that will
enable it to attract investments and drive
national economic growth.
CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERSANNUAL GENERAL MEETING OF
SHAREHOLDERS (AGM)
As required by its Articles of Association of the
Company and law regarding Limited Liability
Company, the Company held one (1) Annual General
Meeting of Shareholders (AGMS) on March, 29,
2012. At AGMS, the Company’s shareholders resolve
to:
1. a. Accept the Board of Directors Report and
Board of Commissioners Supervision
regarding the Company’s activities for the
fiscal year ending on December 31, 2011.
b. Fully release (acquit et de charge) the
Company’s Board of Directors for managing
the Company and Board of Commissioners
for its supervision, in 2011, insofar as such
actions are reflected in the Company’s
Financial Report for year of 2011.
c. Accept the Company’s Financial Report for
year ending December 31st 2011.
d. Approve Balance Sheet and Company’s
Profit and Loss Calculation for year ending
on December 31st , 2011 as audited by Public
Accountant Office Osman Bing Satrio &
Rekan (Deloitte) with fairness opinion for all
material matters as described in Report No.
GA112 0061 PTRO HA dated March 1, 2012.
2. Approve the use of the Company’s net profit
for the fiscal year ending December 31, 2011,
as follow:
a. to be paid out as a Final Dividend of US$
21,057,280.40 for a total of 1,008,605,000
shares issued and paid being US$ 0,0209
per share based on mid rate of exchange
between the Rupiah and the US Dollar set
by Bank of Indonesia on the Recording Date.
b. to ensure that the remaining Net Profit, after
deducting the Final Dividend, will be booked
as retained earnings to strengthen the capital
of the Company.
c. give due authority to the Board of Directors
to determine the schedule and procedure for
granting the final dividend and any actions
required.
d. to allow the use of Company’s net profit for
special benefit and to grant authority to
the Board of Commissioners to determine
special benefits, remuneration and bonuses,
as recommended by the Human Capital
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
94 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
95
bagi anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi dan karyawan Perseroan. Dalam
penetapan manfaat khusus, remunerasi
dan bonus ini, Dewan Komisaris akan
dibantu oleh Komite Human Capital
Perseroan.
3. Memberikan kuasa kepada Dewan
Komisaris Perseroan untuk menunjuk
Kantor Akuntan Publik Perseroan untuk
memeriksa buku-buku Perseroan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
dan memberi wewenang kepada Direksi
Perseroan untuk menetapkan jumlah
honorarium dan persyaratan lainnya
mengenai pengangkatan Kantor Akuntan
Publik tersebut.
4. A. Menyetujui untuk mengangkat:
a. Bapak Richard B. Ness sebagai
Presiden Komisaris;
b. Bapak Azis Armand sebagai
Komisaris;
c. Bapak Rico Rustombi sebagai
Komisaris;
d. Bapak Simon F. Sembiring sebagai
Komisaris Independen;
e. Bapak Sriyanto sebagai Komisaris
Independen;
f. Bapak Anies Baswedan sebagai
Komisaris Independen.
B. Menyetujui untuk mengangkat:
a. Bapak Wadyono Suliantoro sebagai
Presiden Direktur;
b. Bapak TG. Shankar sebagai Direktur
Tidak terafiliasi;
c. Bapak Hendrick U. Ibrahim sebagai
Direktur;
d. Bapak Gregrory Anderson sebagai
Direktur;
e. Bapak Johanes Ispurnawan sebagai
Direktur;
f. Bapak Paulus Lucas Gandhanya
sebagai Direktur;
untuk masa jabatan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan dalam
jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung
efektif sejak tanggal ditutupnya Rapat ini
sampai dengan ditutupnya Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Perseroan
pada tahun 2014; sehingga terhitung
sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan ini, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris: Richard B. Ness
Komisaris: Azis Armand
Komisaris: Rico Rustombi
Komisaris: Pandri Prabono-Moelyo
Komisaris Independen: Simon F.
Sembiring
Komisaris Independen: Sriyanto
Komisaris Independen: Anies R.
Baswedan
Direksi
Presiden Direktur: Wadyono Suliantoro
Direktur: TG. Shankar (tidak terafiliasi)
Direktur: Hendrick U. Ibrahim
Direktur: Gregory Anderson
Direktur: Johanes Ispurnawan
Direktur: Paulus Lucas Gandhanya
Committee of the Company to the Board of
Commissioners.
3. Grant authority to the Board of
Commissioners of the Company to appoint
Company’s Public Accountant Office
to review the Company’s books ending
December 31, 2012 and grant authority to the
Board of Directors to determine the amount
of honorarium and other requirements in
appointing Public Accountants.
4. A. Approve the appointment of
a. Richard B. Ness as President
Commissioner
b. Azis Armand as Commissioner
c. Rico Rustombi as Commissioner
d. Simon F. Sembiring as Independent
Commissioner
e. Sriyanto as Independent Commissioner
f. Anies Baswedan as Independent
Commissioner
B. Approve the appointment of
a. Wadyono Suliantoro as President
Director
b. TG. Shankar as non-affiliated Director
c. Hendrick U. Ibrahim as Director
d. Gregrory Anderson as Director
e. Johanes Ispurnawan as Director
f. Paulus Lucas Gandhanya as Director
The Board of Commissioners and Directors
will serve their office for a term of two (2)
years effective from the date of closing of
this Meeting until the closing of the Annual
General Meeting of Shareholders of the
Company in 2014; Subsequently to the
closing of the Annual General Meeting of
Shareholders the Board of Commissioners
and the Board of Directors composition as
follow:
Board of Commissioners :
President Commissioner: Richard B. Ness
Commissioner: Azis Armand
Commissioner: Rico Rustombi
Commissioner: Pandri Prabono-Moelyo
Independent Commissioner: Simon F.
Sembiring
Independent Commissioner: Sriyanto
Independent Commissioner: Anies R.
Baswedan
Board of Directors:
Presiden Director: Wadyono Suliantoro
Director: TG. Shankar (non-affiliated)
Director: Hendrick U. Ibrahim
Director: Gregory Anderson
Director: Johanes Ispurnawan
Director: Paulus Lucas Gandhanya
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
96 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
97
5. Memberikan wewenang dan kuasa
dengan hak substitusi kepada Direksi
Perseroan untuk melakukan segala
tindakan sehubungan dengan keputusan
Rapat ini termasuk tapi tidak terbatas
pada membuat atau meminta untuk
dibuatkan serta menandatangani segala
akta sehubungan keputusan Rapat ini.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR
BIASA (RUPSLB)
Selain mengadakan RUPST, pada tahun 2012
Perusahaan juga menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
sebanyak satu (1) kali yaitu pada tanggal 29
Maret 2012. Pada RUPSLB tersebut, pemegang
saham Perusahaan memutuskan sebagai
berikut :
“Menyetujui perubahan Pasal 17 Ayat 3 Anggaran
Dasar Perseroan sehingga menjadi berbunyi
sebagai berikut : Rencana Kerja dan Anggaran
Dasar Tersebut wajib disampaikan kepada
Dewan Komisaris paling lambat 45 (empat puluh
lima) hari sebelum dimulainya tahun buku yang
akan datang.”
STRUKTUR, KOMPOSISI DAN
INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS
RUPS Tahunan Perusahaan yang diselenggarakan
pada tanggal 29 Maret 2012 telah menyetujui
komposisi Dewan Komisaris Perusahaan, di
mana anggota Komisaris Independen sebanyak
3 orang.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pada tahun 2012 Rapat Dewan Komisaris
dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada
tanggal 27 Maret dan 20 November 2012.
Adapun tingkat kehadiran anggota dari seluruh
pertemuan sebesar 85,5 %.
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS
Total remunerasi yang telah diterima oleh
Dewan Komisaris selama tahun 2012 adalah
sebesar US$ 828.000.
PELATIHAN DEWAN KOMISARIS
Pada tahun 2012, tidak diadakan pelatihan
kepada Dewan Komisaris.
KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN
KOMISARIS
Untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris, Dewan Komisaris telah membentuk
komite-komite di tingkat Dewan Komisaris
yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. Komite-komite tersebut adalah:
1. Komite Audit
2. Komite Tata Kelola Perusahaan
3. Komite Manajemen Resiko
4. Komite Sumber Daya Manusia
LAPORAN KOMITE AUDIT
Penyusunan laporan Komite Audit ini dilakukan
sesuai ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Bursa
Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2012, Komite
Audit diketuai Simon F. Sembiring, Komisaris
Independen Perusahaan. Komite ini juga memiliki
2 (dua) anggota Independen dan non-eksekutif,
yaitu M. Harri Santoso dan Deddy Hariyanto,
yang diangkat untuk masa jabatan 3 Mei 2012
sampai dengan 3 Mei 2014 membantu Dewan
Komisaris melaksanakan fungsinya sesuai
pedoman yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.
Dalam kaitannya dengan pembuatan laporan
keuangan yang dapat diandalkan, tugas Komite
adalah mengupayakan agar seluruh proses di
dalam perusahaan berjalan baik sehingga Dewan
Komisaris dapat menjalankan kewajibannya
dengan baik. Selain itu, Komite dengan segenap
kesungguhan, ketekunan dan kemampuan, harus
memastikan bahwa manajemen menjalankan
tugasnya menyangkut:
• penyampaianinformasikeuangan
Perusahaan kepada para pengguna
laporan keuangan;
• penerapankebijakanakuntansisecara
konsisten;
• pengelolaankeuanganperusahaan;
dan
5. Grant the authority and power of attorney
with substitution rights to the Board of
Directors of the Company to conduct
all actions in relation with this Meeting
including but not limited to make or request
to be made and sign any deed in relation
with this Meeting resolution.
EXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF
SHAREHOLDERS (EGM)
In addition to the AGM, in 2012 the Company also
held one (1) Extraordinary General Meeting of
Shareholders (EGM) on March 29, 2012. At the EGM,
the Company’s shareholders resolve:
“To approve the amendment of Article 17 Paragraph
3 of the Articles of Association of the Company
to read as follows: Work Plan and the Articles of
Association shall be submitted to the Board of
Commissioners no later than 45 (forty five) days
prior to the new accounting year.”
STRUCTURE, COMPOSITION AND
INDEPENDENCE OF THE BOARD OF
COMMISSIONERS
The Annual General Meetings of Shareholders
of the Company held on 29 March 2012, approved
the composition of the Board of Commissioners
stipulating a total of 3 (three) Independent
Commissioners.
BOARD OF COMMISSIONERS MEETING
In 2012, the Board of Commissioners met 2 (two)
times on March 27 and November 20, 2012.
The rate of attendance in all meetings was 85.5%.
BOARD OF COMMISSIONERS
REMUNERATION
In 2012, the Board of Commissioners received a total
of US$ 828,000 in remuneration.
BOARD OF COMMISSIONERS TRAINING
No training sessions were scheduled for members of
Board of Commissioners in 2012.
BOARD OF COMMISSIONERS COMMITTEES
The Company’s Board of Commissioners formed
a number of committees required for the effective
performance of its duties, pursuant to applicable
laws and regulations.
Board committees:
1. Audit Committee
2. Corporate Governance Committee
3. Risk Management Committee
4. Human Capital Committee
AUDIT COMMITTEE REPORT
This Audit Committee’s report is made in
accordance with Capital Market Supervisory
Agency (BAPEPAM-LK) and Indonesian Stock
Exchange (IDX) regulations. During 2012, the Audit
Committee was chaired by Simon F. Sembiring,
Independent Commissioner of the Company. The
Audit Committee has 2 (two) other Independent
and non-executive members, M. Harri Santoso and
Deddy Hariyanto, which was appointed for the
period of 3 May 2012 until 3 May 2014.
The purpose of the Audit Committee is to assist
the Board of Commissioners to meet its obligations
pursuant to the guidelines issued by the Indonesian
Capital Market Supervisory Agency.
The Committee’s obligations in relation to the
integrity of financial reporting will be achieved by
ensuring that appropriate processes are in place to
support the Board in fulfilling its responsibilities, to
exercise due care, diligence and skill in relation to:
• reporting of the Company’s financial
information to users of financial reports;
• consistent application of accounting
policies;
• financialmanagement;and
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
98 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
99
• pelaksanaansistempengawasan
keuangan internal.
Anggota Komite Audit diangkat oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris,
sesuai ketentuan yang tercantum dalam Piagam
Komite Audit. Piagam tersebut menjelaskan
mengenai tugas-tugas yang dilimpahkan
Dewan Komisaris kepada Komite Audit serta
prosedur pelaksanaan tugas Komite itu sendiri.
Dewan Komisaris secara teratur akan mengkaji
Piagam Komite Audit untuk memastikannya agar
tetap relevan dan sesuai dengan perubahan
peraturan yang berlaku.
Perusahaan juga telah membentuk divisi Audit
Internal yang bertugas melaksanakan kegiatan
audit internal. Divisi ini membantu Komite
Audit dalam mengkaji sistem maupun prosedur
pengawasan internal, serta penerapan hasil
kajian tersebut. Lingkup kerja audit internal
mencakup seluruh unit kerja di perusahaan
maupun seluruh anak perusahaan. Auditor
internal dan eksternal Perusahaan melaksanakan
tugas mereka di tahun 2012 berdasarkan
rencana audit yang telah mereka susun untuk
melihat apakah system pengawasan internal
perusahaan sudah berjalan secara efektif,
termasuk yang menyangkut aspek keuangan
dan operasional. Temuan-temuan audit dan
semua rekomendasi yang dibuat beserta
langkah-langkah yang ditempuh manajemen
perusahaan telah dilaporkan seluruhnya
kepada Komite Audit. Kepala Divisi Audit Internal
bertanggung jawab langsung kepada Presiden
Direktur dan mempunyai jalur komunikasi
langsung kepada Komite Audit menyangkut hal-
hal yang berkaitan dengan audit internal.
Pelaksanaan audit oleh divisi Audit Internal
sepanjang tahun 2012 didasarkan pada
rencana audit internal yang telah disetujui
Presiden Direktur, dan setiap kali audit selesai
dilaksanakan, semua temuan dan rekomendasi
telah disampaikan kepada pihak manajemen
untuk ditindaklanjuti. Laporan kuartalan audit
internal diserahkan kepada Komite Audit, dan
mencakup status rencana audit dan temuan-
temuan audit serta langkah-langkah yang akan
atau telah diambil oleh manajemen perusahaan.
Pada tahun 2012, Komite Audit mengadakan
rapat sebanyak empat kali yang dihadiri oleh
seluruh anggota Komite serta undangan terkait.
Tingkat kehadiran semua anggota dalam
rapat tercatat sebanyak 83,4%. Di bawah ini
disampaikan hal-hal yang dikaji oleh Komite
Audit di dalam rapat-rapat tersebut:
• Lingkup tugas dan target kerja auditor
eksternal dan internal, hasil pemeriksaan
dan hasil evaluasi mereka terhadap
sistem pengawasan internal serta
langkah-langkah perbaikan yang diambil;
• Laporan keuangan dan laporan auditor
perusahaan sebelum diserahkan kepada
Dewan Komisaris; serta kepatuhan
terhadap peraturan perundangan yang
berlaku dan terhadap kebijakan serta
prosedur yang ditetapkan perusahaan;
• Kajian efektivitas kerja Komite Audit
berikut rencana aksi untuk peningkatan
berkala; dan
• Persoalan-persoalanbisnisyangrelevan
terkait dengan pengelolaan risiko bisnis
dan pengawasan internal.
Dalam setiap rapat Komite Audit, anggota
Komite pertama-tama mengadakan rapat
tertutup hanya dengan auditor internal. Jika
dipandang perlu manajemen eksekutif baru
diundang untuk mengikuti sesi berikutnya.
Seluruh notulen rapat Komite Audit telah dibuat
dan diserahkan kepada Dewan Komisaris.
Setelah mempelajari semua informasi yang ada
dan melalui pertimbangan yang cermat, Komite
Audit menyatakan puas dengan segala hal yang
berada dalam kajian mereka sekaligus juga
menyampaikan terima kasih kepada manajemen
perusahaan yang telah membantu dan bekerja
sama dengan Komite Audit sepanjang tahun
2012.
• internalfinancialcontrolsystems.
The members of the Audit Committee are appointed
by the Board of Commissioners, to which the
Audit Committee reports in accordance with the
Audit Committee Charter. This Charter sets out
specific responsibilities delegated by the Board of
Commissioners to the Audit Committee and details
the manner in which the Committee will operate.
The Audit Committee Charter is regularly reviewed
by the Board of Commissioners to ensure its
continuing relevance and compliance with changes
in regulations.
The Company has established an Internal Audit
division, which supports the implementation of
internal auditing. The Internal Audit resources also
directly support the Audit Committee in reviewing
internal control systems and procedures, as well as
implementation of results. The scope of the internal
audit covers the operations of the Company, as well
as its subsidiaries. The Company’s internal and
external auditors conducted their 2012 reviews in
accordance with their respective audit plans on the
effectiveness of the Company’s system of internal
controls, including the financial and operational
aspects. Audit findings, recommendations, and
actions taken by the management were reported to
the Audit Committee. The Head of Internal Audit
reports directly to the President Director and has
direct access to the Audit Committee on internal
audit related matters.
During the year 2012, the Internal Audit division
conducts its audit reviews based on annual
internal audit plans, which are approved by the
President Director, while upon completion of each
audit assignment, findings and recommendations
are reported to the management for action. The
quarterly internal audit reports are presented to the
Audit Committee and include the status of the audit
plan and the audit findings, as well as the actions that
are to be or have been taken by the management.
The Audit Committee conducted four meetings
during 2012, which were attended by all members
of the Committee, as well as relevant invitees. The
attendance level of all members during the meetings
was 83.4%. The following items were reviewed by the
Audit Committee during these meetings:
• The scope and objectives of the external
and internal auditors, the results of their
examinations and evaluations of the systems
of internal controls, and remedial actions
taken;
• Thefinancialstatementandtheauditors’report
of the company before their submission to
the Board of Commissioners; compliance
with the relevant laws and regulations and
with the company’s policy and procedures;
• An assessment of the effectiveness of the
Audit Committee with action plans in place
for continuous improvements; and
• Relevant business issues in so far as they
related to the management of business risks
and internal controls.
At each of the Audit Committee Meetings, the Audit
Committee members had a closed meeting with
the internal auditor first, without the presence of
executive management, who were invited into later
sessions if their attendance was deemed necessary.
Minutes of all of the Audit Committee meetings
have been taken and provided to the Board of
Commissioners. In their best judgment based on
the information provided, the Audit Committee is
satisfied with the matters under its review and would
like to thank the management of the Company for
the assistance and cooperation provided to the
Audit Committee during the year 2012.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
100 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
101
LAPORAN KOMITE TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Pada tanggal 21 Februari 2011 susunan Komite
Tata Kelola Perusahaan Perusahaan mengalami
perubahan sesuai keputusan Dewan Komisaris
dengan No. Ref. PTP/ RES/BOC/II/2011-002
menjadi sebagai berikut:
1. Ketua: Arief T. Surowidjojo
2. Anggota: Anies R. Baswedan
3. Anggota: Johanes Ispurnawan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tugas Komite Tata Kelola Perusahaan adalah
membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji
dan memantau penerapan prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan di Perusahaan berdasarkan
perbandingan atas praktek terbaik yang
diterapkan oleh industri pertambangan,
memastikan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan perundangundangan yang berlaku,
penerapan tanggung jawab sosial Perusahaan
dan hal-hal lain yang diputuskan oleh Dewan
Komisaris Perusahaan dalam rangka mencapai
tujuantujuan di atas.
Adapun tanggung jawab komite Tata Kelola
Perusahaan secara garis besar adalah:
1. Untuk membangun sistem internal di
dalam Perusahaan yang menjamin
dilaksanakannya Prinsip Tata Kelola
Perusahaan, termasuk di dalamnya
prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan
kejujuran serta kesetaraan dalam
pengurusan dan pengawasan
perusahaanperusahaan di dalam
Perusahaan. Penerapan prinsip
Tata Kelola Perusahaan secara
tegas, konsisten, dan berkelanjutan
akan mampu meningkatkan kinerja
Perusahaan, nilai investasi para
pemegang saham dan peran perusahaan
dalam perekonomian nasional
serta peningkatan kesejahteraan
Karyawan dan pemangku kepentingan
(stakeholders) termasuk masyarakat di
sekitar kegiatan Perusahaan.
2. Bertanggung jawab atas terbangunnya
etika bisnis dan budaya kerja yang baik,
dengan berdasarkan pada visi, misi, nilai-
nilai, rencana kerja, programprogram
dan perilaku yang baik yang dapat
dijadikan panutan semua elemen dalam
Perusahaan, dapat dilakukan secara
terukur, tepat guna, efektif serta
berkelanjutan.
3. Memastikan Perusahaan mempunyai
acuan yang jelas dan dapat dilaksanakan
dalam usaha untuk menjalankan
kepatuhannya terhadap semua
kewajiban hukum dan administratif
yang harus dipenuhi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Melakukan penelaahan dan memberi
masukan atas rencana program dan
pelaksanaan program CSR secara
berkala. Rapat Komite Tata Kelola
Perusahaan di tahun 2012 telah
dilaksanakan sebanyak 1 kali rapat
formal yaitu pada tanggal 25 September
2012 dengan tingkat kehadiran anggota
sebesar 100% dan pada bulan Agustus
2012 juga dilaksanakan rapat informal.
LAPORAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Pada tanggal 12 November 2012 susunan Komite
Tata Kelola Perusahaan Perusahaan mengalami
perubahan sesuai keputusan Dewan Komisaris
dengan No. Ref. No. PTP/RES/BOC/XI/2012-
0010 Susunan Komite Manajemen Risiko adalah
sebagai berikut:
1. Ketua: Azis Armand
2. Anggota: Richard B. Ness
3. Anggota: Burhan Sutanto
CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE REPORTThrough the Circular Resolution of the Board of
Commissioners Ref. No. PTP/RES/BOC/II/2011-
002 dated February 21, 2011, membership of the
Company’s Corporate Governance Committee
changed as follows:
1. Chairman: Arief T. Surowidjojo
2. Member: Anies R. Baswedan
3. Member: Johanes Ispurnawan
ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEEWorking under and assisting the Board of
Commissioners, the Corporate Governance
reviews and monitors how the Company applies
the principles of good corporate governance,
benchmarking it against best practices in the mining
industry; ensures compliance with applicable laws
and regulations; drives commitment to corporate
social responsibility; and addresses other issues
required and decided by the Board of Commissioner
in order to achieve the above aims.
Duties of the Corporate Governance Committee can
be outlined as follows:
1. To build an internal system to ensure
successful good corporate governance
as well as transparency, accountability,
responsibility, independence and fairness
and equality in the operation and
supervision of the Company businesses.
Strict, consistent and continued enforcement
of good corporate governance principles
will lead to stronger performance of the
Company, higher investment value for
the shareholders, and improved welfare of
all personnel and stakeholders, including
communities living around the Company’s
operations.
2. To establish and maintain business ethics and
work cultures based on the Company’s vision,
mission, values, action plans, programs and
code of conduct, by which all elements of the
Company will be guided, and which can be
measured and applied effectively, efficiently
and sustainably.
3. To ensure the Company has a clear and
applicable reference for compliance with all
legal and administrative obligations.
4. To periodically review and advise on the
Board of Commissioners on the Company’s
CSR program planning and implementation.
In 2012, one (1) formal meeting was held, on
September 25, with an attendance rate of
100% and one (1) informal meeting was held
in August 2012.
RISK MANAGEMENT COMMITTEE REPORT
Through the Circular Resolution of the Board of
Commissioners Ref. No. PTP/RES/BOC/XI/2012-
0010 dated November 12, 2012, membership of the
Company’s Risk Management Committee changed
as follows:
The Committee now has the following membership:
1. Chairman: Azis Armand
2. Member: Richard B. Ness
3. Member: Burhan Sutanto
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
102 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
103
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE
MANAJEMEN RISIKO
Komite Manajemen Risiko bertugas membantu
Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan
prosedur pengelolaan risiko Perusahaan serta
memastikan bahwa telah dilakukan penilaian
yang mendalam terhadap semua transaksi
dan tindakan Perusahaan yang berpotensi
mengandung risiko serta memberikan
rekomendasi terhadap tindakan yang perlu
diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
Di tahun 2012 Komite Manajemen Risiko
telah melaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu
pada tanggal 24 Mei 2012, 1 Agustus 2012, 17
September 2012 dan 30 Oktober 2012, dengan
tingkat kehadiran anggota selama periode
Januari sampai dengan Desember 2012 adalah
sebesar 66.67%.
LAPORAN KOMITE SUMBER DAYA
MANUSIA
Susunan Komite Sumber Daya Manusia adalah
sebagai berikut:
1. Ketua: Sriyanto
2. Anggota: M. Arsjad Rasjid P.M.
3. Anggota: Wishnu Wardhana
4. Anggota: Richard B. Ness
5. Anggota: Sudirman Said
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE
SUMBER DAYA MANUSIA
Komite Sumber Daya Manusia bertugas
membantu Dewan Komisaris dalam hal
menetapkan kebijakan etika Perusahaan serta
Sumber Daya Manusia dan implementasi etika
Perusahaan serta menetapkan kriteria calon
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
menetapkan system remunerasinya.
Di tahun 2012, Rapat Komite Human Capital
telah dilaksanakan sebanyak 1 kali tanggal 29
Mei 2012, dengan tingkat kehadiran anggota
adalah sebesar 100%.
DIREKSI
Di bawah pengawasan Dewan Komisaris,
Direksi mengawasi dan mengelola operasional
Perusahaan setiap hari. Para anggota Direksi
masing-masing diangkat melalui Rapat Umum
Pemegang Saham.
Anggota Direksi paling sedikit terdiri dari 3 (tiga)
orang anggota Direktur, satu orang diantaranya
dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dan
atau satu orang diantaranya dapat diangkat
sebagai Wakil Presiden Direktur dan atau satu
orang atau lebih diantaranya dapat diangkat
sebagai Direktur. Dua (2) orang Direktur berhak
mewakili Direksi dan bertindak untuk dan atas
nama Perseroan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Sebagaimana telah disebutkan di atas serta
dalam Anggaran Dasar Perusahaan, maka
tugas-tugas Direksi secara garis besarnya
adalah sebagai berikut:
1. Memimpin dan mengurus Perusahaan
sesuai dengan maksud dan tujuan
Perusahaan dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam Anggaran
Dasar, keputusan-keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham, Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan serta
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Menguasai, memelihara dan mengurus
kekayaan Perusahaan dengan bijaksana.
STRUKTUR, KOMPOSISI DAN
INDEPENDENSI DIREKSI
Pada tahun 2012 komposisi Direksi Perusahaan
mempunyai 1 (satu) anggota Direktur tidak
terafiliasi.
ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE
RISK MANAGEMENT COMMITTEE
The Risk Management Committee assists the
Board of Commissioners in drafting and enforcing
risk management policies and procedures, and
ensuring that thorough assessments are in place
for all corporate transactions and actions with risk
potential. Members also make recommendations
to the Good Governance Committee about actions
taken to mitigate risks.
In 2012, the Risk Management Committee held 4
meetings, on May 24, August 1, September 17, and
Oktober 30, with an attendance rate of 66.67% for the
period of January-December 2012.
HUMAN CAPITAL COMMITTEE REPORT
The Committee now has the following membership:
1. Chairman: Sriyanto
2. Member: M. Arsjad Rasjid P.M.
3. Member: Wishnu Wardhana
4. Member: Richard B. Ness
5. Member: Sudirman Said
ROLES AND RESPONSIBILITIES OF THE
HUMAN CAPITAL COMMITTEE
Assisting the Board of Commissioners, the Human
Capital Committee is responsible for the drafting
of the Company’s ethics and human resource
policies and for the enforcement of the corporate
code of ethics. The Committee also sets criteria
for the Boards of Commissioners and Directors’
membership and determines remuneration
packages for both entities.
In 2012, the Human Capital Committee held one (1)
meeting, on May 29 with rate of attendance of 100%.
BOARD OF DIRECTORS
Under the supervision of our Board of
Commissioners, the Board of Directors oversees and
manages the Company’s day-to-day operations. The
members of each board are
appointed through a general meeting of
shareholders.
The Board consists of at least three (3) Directors,
one of whom is appointed the President Director
and one who is Vice President Director. At least two
(2) Directors are authorized to represent the Board
of Directors and the Company.
BOARD OF DIRECTORS ROLES AND
RESPONSIBILITIES
As mentioned above and in the Company’s Articles
of Association, the duties of the Board of Directors
are as follows:
1. To direct and manage the Company in line
with its aims and objectives in compliance
with the Company’s Development Plan,
Operational and Budgeting Plan, Articles
of Association and Shareholders General
Meeting Resolutions, and applicable laws
and regulations.
2. To prudently control, maintain and manage
the Company’s assets.
STRUCTURE, COMPOSITION AND
INDEPENDENCE OF THE BOARD OF
DIRECTORS
In 2012, the Company had one (1) non-affiliated
Director on the Board of Directors.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
104 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
105
RAPAT DIREKSI
Pada tahun 2012 Rapat Direksi telah
dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali, pada
tanggal 12 April, 27 April, 4 Juli, 14 November,
dan 18 Desember dengan tingkat kehadiran
anggota sebesar 83%.
REMUNERASI DIREKSI
Total remunerasi yang telah diterima oleh
Direksi selama tahun 2012 adalah sebesar US$
2.837.000
PELATIHAN DIREKSI
Pada tahun 2012, tidak diadakan pelatihan
kepada Direksi.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Mematuhi Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4
mengenai Pembentukan Sekretaris Perusahaan
dan berdasarkan keputusan Direksi Perusahaan
tertanggal 1 November 2010, efektif per tanggal
3 November 2010, Meinar Kusumastuti ditunjuk
sebagai Sekretaris Perusahaan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Adapun tugas dan tanggung jawab Sekretaris
Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi terbaru kepada
Perusahaan mengenai perkembangan
pasar modal khususnya perubahan
peraturan peraturan yang berlaku.
2. Memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan atau penanam modal
atas setiap informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan kondisi Perusahaan;
3. Memberikan masukan kepada Direksi
untuk mematuhi ketentuan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal serta peraturan perundang-
undangan terkait yang berlaku.
4. Sebagai penghubung antara Perusahaan
dengan Bapepam-LK;
BOARD OF DIRECTORS MEETING
In 2012, the Board of Directors met five (5) times, on
April 12, April 27, July 4, November 14, and December
18 with a combined rate of attendance of 83%.
BOARD OF DIRECTORS REMUNERATION
In 2012, members of the Board of Directors received
a total of US$ 2,837,000 in remuneration.
BOARD OF DIRECTORS TRAINING
No training sessions were scheduled for members of
Boards of Director in 2012.
CORPORATE SECRETARY
Pursuant to Bapepam-LK Rule No. IX.I.4 on
Appointment of Corporate Secretary, and to the
Board of Directors’ decision of November 1, 2010,
Meinar Kusumastuti was appointed to hold the
position of the Company’s Corporate Secretary
effective as of November 3, 2010.
ROLES AND RESPONSIBILITIES OF
CORPORATE SECRETARY
The Company’s Corporate Secretary has the
following functions:
1. To keep the Company abreast of capital
market developments and, most importantly,
applicable regulations;
2. To provide the public and/or investors with
services and information regarding the
conditions of the Company;
3. To advise the Board of Directors on compliance
with Law No. 8 of 1995 on Capital Markets
and the law’s implementing regulations;
4. To serve as a point of contact between the
Company and Bapepam-LK;
5. Menyiapkan Daftar Khusus yang berkaitan
dengan Direksi, Dewan Komisaris
dan keluarganya yang terkait dengan
Perusahaan maupun afiliasinya, yang
memiliki hubungan bisnis berpotensi
menimbulkan benturan kepentingan
dengan Perusahaan;
6. Membuat daftar pemegang saham yang
memiliki saham 5% (lima perseratus)
atau lebih;
7. Menghadiri Rapat Dewan Direksi dan
membuat notula berita acara rapat;
8. Bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham.
Pada tahun 2012, Sekretaris Perusahaan telah
melaksanakan sebanyak 2 (dua) kali Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu RUPS
Tahunan dan RUPS Luar Biasa yang masing-
masing dilaksanakan pada tanggal 29 Maret
2012, dilanjutkan dengan Paparan Publik
pada hari dan tempat yang sama. Sekretaris
Perusahaan juga telah melakukan hal-hal terkait
kepatuhan sesuai ketentuan Pasar Modal dan
ketentuan lainnya yang berlaku.
5. To prepare a list containing information on all
Directors and Commissioners and their
family members related to their holdings,
business relationships and other roles in
the Company and its affiliates, which may
represent potential conflicts of interest;
6. To prepare a list of shareholders with stakes of
5 percent or more in the Company;
7. To attend Board of Directors meetings and
prepare minutes of the meetings;
8. To coordinate and arrange general meetings
of Company shareholders.
For the 2012 reporting year, the Corporate
Secretary organized an Annual General Meeting of
Shareholders and an Extraordinary General Meeting
of Shareholders on March 29, 2012, immediately
followed by a Public Expose
at the same venue. The Corporate Secretary had
also performed the tasks required for corporate
compliance in accordance with applicable Capital
Market and other regulations.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
106 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
107
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASICONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENT
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENT
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND INDEPENDENT AUDITOR’S’ REPORT
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAANPT PETROSEA Tbk AND IT’S SUBSIDIARIES
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIESLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DECEMBER 31, 2012 AND 2011
31 Desember/ 31 Desember/December 31, Catatan/ December 31,
2012 Notes 2011US$ '000 US$ '000
ASET ASSETS
ASET LANCAR CURRENT ASSETSKas dan setara kas 44.974 5 22.587 Cash and cash equivalentsPiutang usaha 6 Trade accounts receivable
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan Third parties - net of allowance forkerugian penurunan nilai sebesar impairment losses of US$ 1,157US$ 1.157 ribu pada tahun 2012 dan 2011 49.678 31.650 thousand in 2012 and 2011
Pihak-pihak berelasi 31.406 28 18.710 Related partiesPiutang lain-lain 7 Other receivables
Pihak ketiga 1.024 3.138 Third partiesPihak-pihak berelasi 341 28 503 Related parties
Persediaan - bersih 7.466 8 8.494 Inventories - netPajak dibayar dimuka 26.234 9 12.159 Prepaid taxesBeban dibayar dimuka 2.556 10 2.750 Prepaid expensesAset lancar lainnya 1.955 2.038 Other current assets
Sub jumlah 165.634 102.029 Sub total
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual - 13 3.150 Noncurrent assets held for sale
Jumlah Aset Lancar 165.634 105.179 Total Curent Assets
ASET TIDAK LANCAR NONCURRENT ASSETSInvestasi pada pengendalian bersama entitas 20.494 11 17.857 Investment in jointly controlled entitiesAset tetap - setelah dikurangi akumulasi Property, plant and equipment - net of
penyusutan sebesar US$ 164.292 ribu accumulated depreciation of tahun 2012 dan US$ 134.181 ribu US$ 164,292 thousand in 2012 andtahun 2011 343.614 13 254.262 US$ 134,181 thousand in 2011
Jumlah Aset Tidak Lancar 364.108 272.119 Total Noncurrent Assets JUMLAH ASET 529.742 377.298 TOTAL ASSETS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian See accompanying notes to consolidated yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan financial statements which are an integral part dari laporan keuangan konsolidasian. of the consolidated financial statements.
2
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIESLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION31 DESEMBER 2012 DAN 2011 - (Lanjutan) DECEMBER 31, 2012 AND 2011 - (Continued)
31 Desember/ 31 Desember/December 31, Catatan/ December 31,
2012 Notes 2011US$ '000 US$ '000
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIESUtang bank 12.500 14 12.500 Bank loanUtang usaha 15 Trade accounts payable
Pihak ketiga 49.502 64.334 Third partiesPihak-pihak berelasi 219 28 191 Related parties
Utang lain - lain kepada pihak ketiga 1.420 651 Other payables to third partiesUtang dividen 286 181 Dividends payableUtang pajak 1.100 16 2.518 Taxes payableBeban masih harus dibayar 17 Accrued expenses
Pihak ketiga 3.808 4.540 Third partiesPihak berelasi 1.666 28 584 Related party
Pendapatan ditangguhkan - 132 Deferred incomeLiabilitas sewa pembiayaan jangka panjang Current maturities of long term
yang akan jatuh tempo dalam satu tahun 55.417 18 26.828 lease liabilities
Jumlah Liabilitas Lancar 125.918 112.459 Total Current Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR NONCURRENT LIABILITIESLiabilitas sewa pembiayaan - setelah dikurangi Long-term lease liabilities - net of
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 89.750 18 42.658 current maturitiesPinjaman jangka panjang dari pihak berelasi 110.000 28 55.000 Long-term loan from a related partyLiabilitas imbalan pasca kerja 11.093 27 7.789 Employee benefits obligationLiabilitas pajak tangguhan - bersih 5.691 25 160 Deferred tax liabilities - net
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 216.534 105.607 Total Noncurrent Liabilities
EKUITAS EQUITYModal saham - nilai nominal Capital stock - Rp 50 par value
Rp 50 per saham tahun 2012 dan per share in 2012 and Rp 500 par valueRp 500 per saham tahun 2011 per share in 2011Modal dasar - 4.034.420.000 saham tahun Authorized - 4,034,420,000 shares in 2012
2012 dan 403.442.000 saham tahun 2011 and 403,442,000 shares in 2011Modal ditempatkan dan disetor Subscribed and paid-up
1.008.605.000 saham tahun 2012 1,008,605,000 shares in 2012 anddan 100.860.500 saham tahun 2011 33.438 19 33.438 100,860,500 shares in 2011
Saldo laba 19 Retained earningsDitentukan penggunaannya 1.475 1.475 AppropriatedTidak ditentukan penggunaannya 152.386 124.321 Unappropriated
Penyesuaian penjabaran kumulatif (9) (2) Cumulative translation adjustmentKepentingan non-pengendali - - Non-controlling interest
Jumlah Ekuitas 187.290 159.232 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 529.742 377.298 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian See accompanying notes to consolidated yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan financial statements which are an integral part dari laporan keuangan konsolidasian. of the consolidated financial statements.
3
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIESLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOMEUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DECEMBER 31, 2012 AND 2011
Catatan/2012 Notes 2011
US$ '000 US$ '000
PENDAPATAN 385.492 20,28 263.769 REVENUES BEBAN LANGSUNG (272.764) 21,28 (187.442) DIRECT COSTS
LABA KOTOR 112.728 76.327 GROSS PROFIT
Beban administrasi (32.627) 22,28 (23.939) Administration expensesBagian laba bersih pengendalian Share in jointly controlled entities'
bersama entitas 2.759 11 12.316 net incomePenghasilan bunga 138 222 Interest incomeBeban bunga dan keuangan (13.972) 23 (5.575) Interest expenses and finance chargesKeuntungan dan kerugian lain-lain - bersih (5.461) 24 6.916 Other gains and losses - net
Jumlah (49.163) (10.060) Total
LABA SEBELUM PAJAK 63.565 66.267 INCOME BEFORE TAX BEBAN PAJAK - BERSIH (14.443) 25 (13.624) TAX EXPENSE - NET
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 49.122 52.643 NET INCOME FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN: OTHER COMPREHENSIVE INCOME:Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Exchange differences on translation of
dalam mata uang lain (7) (1) financial statements in other currencyEfek pajak penghasilan - - Income tax effect
Jumlah pendapatan komprehensif lain - Total other comprehensive income -setelah pajak (7) (1) net of tax
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 49.115 52.642 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
LABA BERSIH YANG DAPATDIATRIBUSIKAN KEPADA: NET INCOME ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Perusahaan 49.122 52.643 Owners of the CompanyKepentingan Non-pengendali - - Non-controlling Interest
Jumlah laba bersih tahun berjalan 49.122 52.643 Net income for the year
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG TOTAL COMPREHENSIVE INCOME DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:Pemilik Perusahaan 49.115 52.642 Owners of the CompanyKepentingan Non-pengendali - - Non-controlling Interest
Jumlah Laba Komprehensif 49.115 52.642 Total Comprehensive Income
Laba bersih per saham (dalam US$ penuh) 0,0487 26 0,0522 Basic earnings per share (in full US$)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian See accompanying notes to consolidated yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan financial statements which are an integral part dari laporan keuangan konsolidasian. of the consolidated financial statements.
4 PT
PE
TRO
SE
A T
bk D
AN
EN
TITA
S A
NA
K
PT
PE
TRO
SE
A T
bk A
ND
ITS
SU
BS
IDIA
RIE
SLA
PO
RAN
PE
RU
BAH
AN
EK
UIT
AS
KO
NSO
LID
ASIA
N
CO
NSO
LID
ATE
D S
TATE
ME
NTS
OF
CH
ANG
ES
IN E
QU
ITY
UN
TUK
TAH
UN
-TA
HU
N Y
AN
G B
ER
AK
HIR
FO
R T
HE
YEA
RS
EN
DE
D31
DE
SE
MB
ER
201
2 D
AN
201
1 D
ECEM
BE
R 3
1, 2
012
AN
D 2
011
Eku
itas
yang
dapa
tP
enye
suai
an
diat
ribus
ikan
penj
abar
an
kepa
da e
ntita
sK
epen
tinga
nku
mul
atif/
indu
k/N
on-
Jum
lah
Mod
al d
iset
or/
Dite
ntuk
an
Tida
k di
tent
ukan
Cum
ulat
ive
Equ
ity
peng
enda
li/ek
uita
s/C
atat
an/
Pai
d-up
peng
guna
anny
a/pe
nggu
naan
nya/
trans
latio
nat
tribu
tabl
e to
Non
-con
trolli
ngTo
tal
Not
esca
pita
l sto
ckA
ppro
pria
ted
Una
ppro
pria
ted
adju
stm
ent
pare
nt c
ompa
nyin
tere
steq
uity
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
33.4
38
1.
475
85.7
63
(1
)
12
0.67
5
-
12
0.67
5
Laba
ber
sih
tahu
n be
rjala
n-
-
52
.643
-
52.6
43
-
52.6
43
Net
inco
me
for t
he y
ear
Pen
dapa
tan
kom
preh
ensi
f lai
nnya
:O
ther
com
preh
ensi
ve in
com
e:S
elis
ih k
urs
penj
abar
an la
pora
n ke
uang
anE
xcha
nge
diffe
renc
es o
n tra
nsla
tion
ofda
lam
mat
a ua
ng a
sing
-
-
-
(1)
(1)
-
(1
)
fin
anci
al s
tate
men
ts in
oth
er c
urre
ncy
Jum
lah
laba
rugi
kom
preh
ensi
f-
-
52
.643
(1)
52.6
42
-
52.6
42
Tota
l com
preh
ensi
ve in
com
e
Div
iden
19-
-
(1
4.08
5)
-
(14.
085)
-
(14.
085)
D
ivid
ends
33.4
38
1.
475
124.
321
(2
)
15
9.23
2
-
15
9.23
2
Laba
ber
sih
tahu
n be
rjala
n-
-
49
.122
-
49.1
22
-
49.1
22
Net
inco
me
for t
he y
ear
Pen
dapa
tan
kom
preh
ensi
f lai
nnya
:O
ther
com
preh
ensi
ve e
xpen
se in
com
e:S
elis
ih k
urs
penj
abar
an la
pora
n ke
uang
anE
xcha
nge
diffe
renc
es o
n tra
nsla
tion
ofda
lam
mat
a ua
ng a
sing
-
-
-
(7)
(7)
-
(7
)
fin
anci
al s
tate
men
ts in
oth
er c
urre
ncy
Jum
lah
pend
apat
an k
ompr
ehen
sif
-
-
49.1
22
(7
)
49
.115
-
49
.115
To
tal c
ompr
ehen
sive
inco
me
Div
iden
19
-
-
(21.
057)
-
(2
1.05
7)
-
(2
1.05
7)
Div
iden
ds
33.4
38
1.
475
152.
386
(9
)
18
7.29
0
-
18
7.29
0
Liha
t cat
atan
ata
s la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
ian
yan
g S
ee a
ccom
pany
ing
note
s to
con
solid
ated
fina
ncia
l m
erup
akan
bag
ian
yang
tida
k te
rpis
ahka
n st
atem
ents
whi
ch a
re a
n in
tegr
al p
art o
f da
ri la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
ian.
the
cons
olid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
.
Sal
do p
er 3
1 D
esem
ber 2
012
Bal
ance
as
of D
ecem
ber 3
1, 2
012
Sal
do la
ba/R
etai
ned
earn
ings
Sal
do p
er 1
Jan
uari
2011
Bal
ance
as
of J
anua
ry 1
, 201
1
Sal
do p
er 3
1 D
esem
ber 2
011
Bal
ance
as
of D
ecem
ber 3
1, 2
011
5
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIESLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWSUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DECEMBER 31, 2012 AND 2011
2012 2011US$ '000 US$ '000
CASH FLOWS FROM OPERATING ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI ACTIVITIESPenerimaan kas dari pelanggan 362.104 252.791 Cash received from customersPembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (277.869) (188.624) Cash paid to suppliers and employees
Kas dihasilkan dari aktivitas operasi 84.235 64.167 Cash generated from operations
Pembayaran bunga dan beban keuangan (12.880) (4.939) Interest and finance charges paidPembayaran pajak penghasilan (17.894) (13.169) Payment of income taxes Penerimaan restitusi pajak 114 3.013 Receipt of tax refunds
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 53.575 49.072 Net Cash Provided by Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESPenerimaan piutang dari pengendalian bersama entitas 187 485 Collection of receivables from a jointly controlled entityPenerimaan dividen dari pengendalian bersama entitas 122 5.050 Dividends received from a jointly controlled entityPenerimaan bunga 139 222 Interest receivedPembelian aset tetap (106.257) (75.462) Acquisitions of property, plant and equipment
Proceeds from sale of property, plant and Hasil penjualan aset tetap 3.000 83 equipment
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (102.809) (69.622) Net Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIESPenerimaan dari transaksi jual dan sewa-balik 81.000 - Proceeds from sale and leaseback transactionsPenerimaan pinjaman jangka panjang dari pihak berelasi 55.000 55.000 Proceeds from long-term loan from a related partyPenerimaan dari utang bank - 7.000 Proceeds from bank loanPembayaran dividen (20.938) (13.978) Dividends paidPembayaran liabilitas sewa pembiayaan (43.441) (24.328) Payment of lease liabilities
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 71.621 23.694 Net Cash Provided by Financing Activities
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 22.387 3.144 NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNINGKAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 22.587 19.443 OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 44.974 22.587 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang See accompanying notes to consolidated merupakan bagian yang tidak terpisahkan financial statementswhich are an integral dari laporan keuangan konsolidasian. part of the consolidated financial statements.
6
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED
7
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian dan Informasi Umum a. Establishment and General Information PT Petrosea Tbk ("Perusahaan") didirikan berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi, LLM No. 75, Notaris di Jakarta tertanggal 21 Pebruari 1972, berdasarkan ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal Asing tahun 1967. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.5/51/17 tanggal 30 Nopember 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 96 tanggal 7 Desember 1972. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir anggaran dasar Perusahaan berdasarkan Akta Notaris No. 37 tertanggal 29 Maret 2012 yang dibuat oleh Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan batas waktu penyerahan rencana kerja dan anggaran Perusahaan kepada Dewan Komisaris. Perubahan tersebut telah didaftarkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
PT Petrosea Tbk (the Company) was established under Notarial Deed No. 75, dated February 21, 1972, of Djojo Muljadi, LLM, Public Notary in Jakarta, within the framework of the Foreign Capital Investment Law of 1967. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice in his decision letter No.Y.A.5/51/17, dated November 30, 1972, and was published in State Gazette No. 96, dated December 7, 1972. The articles of association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 37, dated March 29, 2012 of Andalia Farida, S.H., M.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the time limit for submission of the Company’s work plan and budget to the Board of Commissioners. The amendment had been registered to the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia.
Kantor pusat Perusahaan berada di Jl. Taman Kemang No. 32B, Jakarta dan memiliki kantor pendukung di Tanjung Batu dan Gedung Grha Bintang, Jl. Jend. Sudirman No. 423, Balikpapan, Kalimantan Timur.
The Company's head office is located at Jl. Taman Kemang No. 32B, Jakarta and its support offices are located in Tanjung Batu and Grha Bintang Building, Jl. Jend. Sudirman No. 423, Balikpapan, East Kalimantan.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang rekayasa, konstruksi, pertambangan dan jasa lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972.
In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is mainly to engage in engineering, construction, mining and other services. The Company started its commercial operations in 1972.
Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak adalah 3.440 karyawan (termasuk 457 karyawan tidak tetap) dan 2.771 karyawan (termasuk 507 karyawan tidak tetap) masing-masing pada 31 Desember 2012 dan 2011.
The Company and its subsidiaries had total number of employees of 3,440 (including 457 non-permanent employees) and 2,771 (including 507 non-permanent employees) as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
Berdasarkan surat No. 31/V/PMDN/2009 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tanggal 23 Juni 2009, status Perusahaan berubah menjadi penanaman modal dalam negeri efektif mulai tanggal tersebut. Sejak tanggal 6 Juli 2009, Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Indika Energy Tbk (Catatan 19).
Based on letter No. 31/V/PMDN/2009 of Investment Coordinating Board (BKPM) dated June 23, 2009, the Company’s status is changed to a domestic capital investment effective from such date. Starting July 6, 2009, the Company is one of the group of companies owned by PT Indika Energy Tbk (Note 19).
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
8
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The Company’s management as of December 31, 2012 and 2011 consists of the following:
Komisaris Utama : Richard Bruce Ness : President Commissioner
Komisaris Independen : Simon F. Sembiring : Independent CommissionersSriyanto
Anies Baswedan
Komisaris : Azis Armand : CommissionersRico Rustombi
Pandri Prabono Moelyo
Direktur Utama : Wadyono Suliantoro W. : President DirectorDirektur : TG Shankar : Directors
Gregory Joseph AndersonHendrick U. IbrahimJohanes Ispurnawan
Paulus Lucas GandhanyaKomite Audit Audit CommitteeKetua : Simon F. Sembiring : ChairmanAnggota : Deddy H. Sudarijanto : Members
Muhammad Harri Santoso
b. Entitas Anak yang Dikonsolidasi b. Consolidated Subsidiaries Perusahaan secara langsung memiliki lebih dari 50% saham entitas anak berikut:
The Company has direct ownership interest of more than 50% in the following subsidiaries:
Persentase Tahun Operasi
Kepemilikan/ Komersial/Anak Perusahaan/ Domisili/ Jenis Usaha/ Percentage of Start of Commercial
Subsidiary Domicile Nature of Business Ownership Operations31/12/2012 31/12/2011US$ '000 US$ '000
PTP Investments Pte. Ltd. (PTPI) Singapura/ Investasi/Investment 100% Tidak aktif/Dormant 1.246 1.229 Singapore
PT Petrosea Kalimantan (PTPK) Balikpapan Perdagangan dan jasa 99,80% Tidak aktif/Dormant 53 56 kontraktor/Trading and contractor
PT POSB Infrastructure Balikpapan Pengelolaan pelabuhan 99,80% Tidak aktif/Dormant 53 56 Kalimantan (PTPIK) khusus/Special port
management
Total Assets Before EliminationJumlah Aset Sebelum Eliminasi/
c. Penawaran Umum Efek Perusahaan c. Public Offering of Shares of the Company
Pada tanggal 21 Mei 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum perdana atas 4,5 juta saham dari 13,5 juta saham yang ditempatkan dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Selanjutnya, Perusahaan menerbitkan saham bonus dengan perbandingan 1:1 pada bulan Nopember 1994, saham bonus dengan perbandingan 9:10 pada bulan Maret 1998 dan melakukan pemecahan saham pada tahun 1998, sehingga jumlah saham diterbitkan meningkat menjadi 102,6 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
On May 21, 1990, the Company obtained an effective statement to offer 4.5 million of the 13.5 million issued shares to the public in Initial Public Offering with a par value of Rp 1,000 per share. Since then, a 1:1 share bonus in November 1994, a 9:10 share bonus in March 1998 and a stock split in 1998 have resulted in an increase of issued shares to 102.6 million with a par value of Rp 500 per share.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
9
Pada tahun 2009, Perusahaan mengurangi jumlah saham beredar melalui pembelian kembali saham sebanyak 1.739.500 lembar.
In 2009, the Company reduced its issued capital stock by 1,739,500 shares through the share buyback.
Pada bulan Pebruari 2012, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari semula sebesar Rp 500 menjadi sebesar Rp 50 per saham, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor meningkat dari 100.860.500 lembar saham menjadi 1.008.605.000 lembar saham.
In February 2012, the Company changed the par value from Rp 500 to Rp 50 per share, thus increasing the number of issued and paid-up capital stocks from 100,860,500 shares to 1,008,605,000 shares.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh saham Perusahaan, masing-masing sebanyak 1.008.605.000 saham dan 100.860.500 saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Catatan 19).
As of December 31, 2012 and 2011, all the Company’s shares of 1,008,605,000 shares and 100,860,500 shares, respectively, are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) (Note 19).
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
2. ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATION OF PSAK (“ISAK”)
a. Standar yang berlaku efektif pada tahun
berjalan a. Standards effective in the current year
Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
In the current year, the Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised standards and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2012. The adoption of these new and revised standards and interpretations has resulted in changes to the Company and its subsidiaries accounting policies in the following areas, and affected the consolidated financial statement presentation and disclosures for the current or prior years:
PSAK 60, Instrumen Keuangan:
Pengungkapan PSAK 60, Financial Instruments:
Disclosures Standar baru ini menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
This new standard supersedes the disclosure requirements of PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosure.
Standar baru ini mengakibatkan pengungkapan mengenai (a) signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan Perusahaan dan entitas anak, dan (b) sifat dan luasnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana Perusahaan dan entitas anak terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko-risiko tersebut (Catatan 33).
This new standard resulted in the disclosures concerning (a) the significance of financial instruments for the Company and its subsidiaries’ financial position and performance; and (b) the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company and its subsidiaries are exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the Company and its subsidiaries manage those risks (Note 33).
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
10
ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 25, Land Rights Interpretasi ini menjelaskan perlakuan biaya pengurusan legal hak atas tanah.
This interpretation clarifies the treatment of legal cost of land rights.
Biaya pengurusan legal hak atas tanah pada saat perolehan tanah tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap atau standar lain yang relevan berdasarkan tujuan penggunaan lahan.
The legal cost of land rights upon acquisition of the land is recognized as part of the cost of land in accordance with PSAK 16 (revised 2011), Property, Plant and Equipment or other relevant standards based on the intended use of the land.
Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak hukum atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tidak Berwujud.
The cost of renewal or extension of legal rights on land is recognized as an intangible asset and amortized in accordance with PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets.
Interpretasi baru ini mempengaruhi laporan keuangan PT Santan Batubara, dimana Perusahaan memiliki kepemilikan sebesar 50%, yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (Catatan 11).
This new interpretation has affected the financial statements of PT Santan Batubara, where the Company has 50% interest, which was accounted for using the equity method of accounting (Note 11).
PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas
Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan hidup pada Pertambangan Umum dan PSAK 64, Aktivitas Ekplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral.
PSAK 33 (revised 2011), Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining and PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.
PSAK 33 revisi hanya menentukan akuntansi untuk pengeluaran terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas manajemen lingkungan. Perlakuan akuntansi aktivitas eksplorasi dan evaluasi diatur dalam PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral. Akuntansi aktivitas pengembangan diatur dalam PSAK 19, Aset Tak Berwujud dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 64 mengakui bahwa beberapa aset eksplorasi dan evaluasi merupakan aset tak berwujud, sedangkan yang lain merupakan aset berwujud. Namun, PSAK 64 tidak mengatur apakah aset eksplorasi dan evaluasi harus diklasifikasi sebagai aset berwujud atau tak berwujud.
The revised PSAK 33 only prescribes the accounting treatment of costs related to stripping activities and environmental management activities. The accounting treatment of exploration and evaluation activity is addressed by PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources. The accounting treatment of development or construction activity is addressed by PSAK 19, Intangible Assets and Conceptual Framework. PSAK 64 recognises that some exploration and evaluation assets are intangible and others are tangible. However, PSAK 64 does not prescribe whether exploration and evaluation assets should be classified as tangible or intangible.
Menurut PSAK 64, entitas tidak diperkenankan untuk menerapkan standar ini atas pengeluaran yang terjadi sebelum eksplorasi dan evaluasi pertambangan sumber daya mineral, seperti pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak secara hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu atau setelah dapat dibuktikan kelayakan teknik dan komersial atas penambangan sumber daya mineral.
According to PSAK 64, an entity shall not apply this standard to expenditure incurred before the exploration and evaluation of mineral resources, such as expenditure incurred before the entity has obtained the legal rights to explore a specific area or after the technical feasibility and commercial viability of extracting mineral resources are demonstrable.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
11
Standar revisi ini telah mempengaruhi laporan keuangan PT Santan Batubara, dimana Perusahaan memiliki kepemilikan sebesar 50%, yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (Catatan 11).
This revised standard has affected the financial statements of PT Santan Batubara, where the Company has 50% interest, which was accounted for using the equity method (Note 11).
Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:
The following new and revised standards and interpretations have also been adopted in these consolidated financial statements. Their adoption has not had any significant impact on the amounts reported in these consolidated financial statements but may impact the accounting for future transactions or arrangements:
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing;
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates;
PSAK 13 (revisi 2011), Properti Investasi; PSAK 13 (revised 2011), Investment Property;
PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap; PSAK 16 (revised 2011), Property, Plant and Equipment;
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya;
PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans;
PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja; PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits; PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman; PSAK 26 (revised 2011), Borrowing Costs; PSAK 28 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak
Asuransi Kerugian; PSAK 28 (revised 2011), Accounting for
Casualty Insurance Contract; PSAK 30 (revisi 2011), Sewa; PSAK 30 (revised 2011), Leases; PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi; PSAK 34 (revised 2010), Construction
Contracts; PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan; PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes; PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan:
Penyajian; PSAK 50 (revised 2010), Financial
Instruments: Presentation; PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis
Saham; PSAK 53 (revised 2010), Share-based
Payments; PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran; PSAK 55 (revised 2011), Financial
Instrument: Recognition and Measurement; PSAK 56 (revisi 2011), Laba Per Saham; PSAK 56 (revised 2011), Earnings per Share; PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah; PSAK 61, Accounting for Government Grants
and Disclosure of Government Assistance; PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi; PSAK 63, Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies; ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti,
Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya;
ISAK 15, PSAK 24 – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction;
ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi; ISAK 16, Service Concession Arrangements; ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi
Spesifik dengan Aktivitas Operasi; ISAK 18, Government Assistance – No
Specific Relation to Operating Activities; ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian
Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi;
ISAK 19, Applying the Restatement Approach under PSAK 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies;
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya;
ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders;
ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan;
ISAK 22, Service Concession Arrangements: Disclosures;
ISAK 23, Sewa Operasi – Insentif; ISAK 23, Operating Leases – Incentives; ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa
Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa; dan
ISAK 24, Evaluating the Substance of Transactions involving the Legal Form of a Lease; and
ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat. ISAK 26, Reassessment of Embedded Derivatives.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
12
b. Standar telah diterbitkan tapi belum diterapkan
b. Standards in issue not yet adopted
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan perubahan terhadap PSAK 60, Instrumen Keuangan: Penyajian.
Effective for periods beginning on or after January 1, 2013 is PSAK 38 (revised 2012), Business Combination Under Common Control and Amendment to PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar-standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasian.
As of the issuance date of these consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards on the consolidated financial statements.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
SIGNIFIKAN 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara dan yurisdiksi yang lain.
The consolidated financial statements have been prepared using Financial Accounting Standards in Indonesia. The consolidated financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian b. Consolidated Financial Statement
Presentation Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Dollar Amerika Serikat (US$) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the U.S. Dollar (US$), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
c. Prinsip Konsolidasian c. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its Subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
13
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama periode berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the period are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective date of disposal, as appropriate.
Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan dan entitas anak.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring their accounting policies used in line with those used by other members of the Company and its subsidiaries.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan non-pengendali pemegang saham mungkin awalnya diukur pada nilai wajar atau pada bagian pemilikan kepentingan non-pengendali dari nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, jumlah tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan awal ditambah bagian kepentingan non-pengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif entitas anak tersebut diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.
Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. The interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the fair value of the acquiree’s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of non-controlling interests is the amount of those interests at initial recognition plus non-controlling interests’ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income of subsidiaries is attributed to the owners of the Company and to the non-controlling interests even if this results in the non-controlling interests having deficit balance.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan Perusahaan dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Changes in the Company’s interests in existing subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Company’s interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to owners of the Company.
Ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan non-pengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan
When the Company loses control of a subsidiary, a gain or loss is recognized in profit or loss and is calculated as the difference between (i) the aggregate of the fair value of the consideration received and the fair value of any retained interest and (ii) the previous carrying amount of the assets (including goodwill), and liabilities of the subsidiary and any non-controlling interest. When assets of the subsidiary are carried at revalued amount or fair values and the related cumulative gain or loss has been recognized
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
14
terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Perusahaan telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.
in other comprehensive income and accumulated in equity, the amounts previously recognized in other comprehensive income and accumulated in equity are accounted for as if the Company had directly disposed of the relevant assets (i.e. reclassified to profit or loss or transferred directly to retained earnings as specified by applicable accounting standards). The fair value of any investment retained in the former subsidiary at the date when control is lost is regarded as the fair value on initial recognition for subsequent accounting under PSAK 55 (revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement or, when applicable, the cost on initial recognition of an investment in an associate or a jointly controlled entity.
d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing d. Foreign Currency Transactions and
Translation
Pembukuan tersendiri dari Perusahaan dan entitas anak, kecuali PTPK dan PTPIK, diselenggarakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang selain Dollar Amerika Serikat dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Dollar Amerika Serikat disesuaikan dengan kurs pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi periode yang berjalan.
The individual books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for PTPK and PTPIK, are maintained in U.S. Dollar. Transactions during the period involving currencies other than U.S. Dollar are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At each reporting date, monetary assets and liabilities denominated in currencies other than U.S. Dollar are adjusted to reflect the prevailing exchange rates at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Pembukuan PTPK dan PTPIK diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan konsolidasian, aset dan liabilitas dari PTPK dan PTPIK dijabarkan ke mata uang Dollar Amerika Serikat dengan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata periode berjalan. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari laba rugi komprehensif dan diakumulasi dalam ekuitas.
The books of accounts of PTPK and PTPIK are maintained in Indonesian Rupiah (IDR). For consolidation purposes, assets and liabilities of PTPK and PTPIK at reporting date are translated into U.S. Dollar using the exchange rates at reporting date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the period. Resulting translation adjustments are shown as part of other comprehensive income and accumulated in equity.
e. Transaksi Pihak-pihak Berelasi e. Transactions with Related Parties
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan entitas anak (entitas pelapor):
A related party is a person or entity that is related to the Company and its subsidiaries (the reporting entity):
a. Orang atau anggota keluarga terdekat
mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
a. A person or a close member of that person's family is related to the reporting entity if that person:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian
bersama entitas pelapor; i. has control or joint control over the
reporting entity;
ii. memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
ii. has significant influence over the reporting entity; or
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
15
iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor
jika memenuhi salah satu hal berikut: b. An entity is related to the reporting entity if
any of the following conditions applies:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
i. The entity, and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau
ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura
bersama dari pihak ketiga yang sama. iii. Both entities are joint ventures of the
same third party.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v. Entitas tersebut adalah suatu program
imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity in itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
vi. Entitas yang dikendalikan atau
dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)
(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
f. Aset Keuangan f. Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the timeframe established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
16
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasikan sebagai berikut: Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
Klasifikasi tersebut tergantung pada sifat dan tujuan dari aset keuangan tersebut dan ditentukan pada saat pengakuan awal.
The Company and its subsidiaries financial assets are classified as follows: Fair Value Through Profit Or Loss
(FVTPL) Held to Maturity Available-for-Sale (AFS) Loans and Receivable The classification depends on the nature and purpose of the financial assets and is determined at the time of initial recognition.
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL) Financial assets are classified as at FVTPL when the financial asset is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if: it has been acquired principally for the
purpose of selling in the near future; or
on initial recognition it is part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:
penetapan tersebut mengeliminasi atau
mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Perusahaan dan entitas anak disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), misalnya direksi dan CEO.
A financial asset other than a financial asset held for trading may be designated as at FVTPL upon initial recognition if: such designation eliminates or
significantly reduces a measurement or recognition inconsistency that would otherwise arise; or
a group of financial assets, financial liabilities or both is managed and its performance is evaluated on a fair value basis, in accordance with a documented risk management or investment strategy, and information about the Company and its subsidiaries is provided internally on that basis to the entity’s key management personnel (as defined in PSAK 7: Related Party Disclosures), for example the entity’s board of directors and chief executive officer.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
17
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in profit or loss. The net gain or loss recognised profit or loss incorporates any dividend or interest earned on the financial asset.
Dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan, dengan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan metode hasil efektif.
Held to Maturity
The held to maturity financial assets are measured at amortized cost using the effective interest method less impairment, with revenue recognized on an effective yield basis.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS) Aset keuangan yang dimiliki Perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.
Available-for-sale (AFS) Financial assets held by the Company that are traded in an active market are classified as AFS and are stated at fair value.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laporan laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in other comprehensive income and accumulated in AFS Investment Revaluation, with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in profit or loss. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in AFS Investment Revaluation is reclassified to profit or loss.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.
Investments in unlisted equity instruments that are not quoted in an active market and whose fair value cannot be reliably measured are also classified as AFS, measured at cost less impairment.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi pada saat hak Perusahaan dan entitas anak untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Company’s and its subsidiaries right to receive the dividends are established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Loans and receivables Receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
18
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Effective interest method
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Impairment of financial assets Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami
penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
significant financial difficulty of the
issuer or counterparty; or
default or delinquency in interest or principal payments; or
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial re-organisation.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
19
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti obyektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s and its subsidiaries past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to profit or loss.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.
In respect of AFS equity investments, impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in other comprehensive income.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
20
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Derecognition of financial assets
The Company and its subsidiaries derecognise a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when the Company and its subsidiaries transfer the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfer nor retain substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognise their retained interest in the asset and an associated liability for amounts they may have to pay. If the Company and its subsidiaries retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continue to recognise the financial asset and also recognise a collateralised borrowing for the proceeds received.
g. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
g. Financial Liabilities and Equity
Instruments
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Classification as debt or equity
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan atau ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Debt and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified as either financial liabilities or as equity in accordance with the substance of the contractual arrangements and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities
Financial liabilities are classified as either “at FVTPL” or “at amortized cost”.
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)
Financial liabilities at FVTPL
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.
Financial liabilities are classified as at FVTPL when the financial liability is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
21
Liabilitas Keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:
A financial liability is classified as held for trading if:
diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali
dalam waktu dekat; atau it has been acquired principally for the
purpose of repurchasing in the near term; or
pada pengakuan awal merupakan bagian dari
portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
on initial recognition it is part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan
tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. it is a derivative that is not designated
and effective as a hedging instrument. Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:
A financial liability other than a financial liability held for trading may be designated as at FVTPL upon initial recognition if:
mengeliminasi atau mengurangi secara
signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
such designation eliminates or significantly reduces a measurement or recognition inconsistency that would otherwise arise; or
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan
atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas (sebagaimana didefenisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), misalnya direksi dan CEO.
a group of financial assets, financial liabilities or both is managed and its performance is evaluated on a fair value basis, in accordance with a documented risk management or investment strategy, and information about the Group is provided internally on that basis to the entity’s key management personnel (as defined in PSAK 7: Related Party Disclosures) for example the entity’s board of directors and chief executive officer.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang dibayar dari liabilitas keuangan.
Financial liabilities at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognized in profit or loss. The net gain or loss recognized in profit or loss incorporates any interest paid on the financial liability.
Liabilitas Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Financial Liabilities at Amortized Cost
Liabilitas keuangan meliputi utang usaha dan lainnya, obligasi dan wesel bayar, bank dan pinjaman lainnya, pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities, which include trade and other payables, bonds and notes payable, bank and other borrowings, initially measured at fair value, net of transaction costs, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
22
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Derecognition of financial liabilities The Company and its subsidiaries derecognize financial liabilities when, and only when, the Company and its subsidiaries obligations are discharged, cancelled or expires.
h. Saling hapus antar Aset Keuangan dan
Liabilitas Keuangan h. Netting of Financial Assets and Financial
Liabilities
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
The Company and its subsidiaries only offsets financial assets and liabilities and present the net amount in the statement of financial position where it:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
currently have a legal enforceable right to set off the recognized amount; and
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
intend either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
i. Kas dan Setara Kas i. Cash and Cash Equivalents
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
j. Joint Venture j. Joint Ventures
Pengendalian bersama operasi Perusahaan mempunyai kontrak dalam bentuk usaha kerja sama operasi. Sehubungan dengan bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi, perusahaan mengakui dalam laporan keuangan konsolidasiannya: a. Aset yang dikendalikan dan liabilitas yang
ditanggung; dan b. Beban yang ditanggung dan bagian
pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa perusahaan bersama.
Jointly controlled operations The Company engages in some contracts through participation in unincorporated joint operations. In respect of its interests in jointly controlled operations, the Company recognises in its consolidated financial statements: a. The assets that it controls and the
liabilities that it incurs; and b. The expenses that it incurs and its share
of the income that it earns from the sale of goods or services by the joint venture.
Pengendalian bersama entitas
Perusahaan mengakui partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan metode ekuitas.
Jointly controlled entity
The Company recognizes its interest in a jointly controlled entity using the equity method of accounting.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
23
k. Persediaan k. Inventories
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan untuk persediaan usang dan yang pergerakannya lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method. The provision for obsolete and slow moving inventories is determined on the basis of estimated future usage of individual inventory items.
l. Beban Dibayar Dimuka l. Prepaid Expenses
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Aset Tidak Lancar Dimiliki Untuk Dijual m. Noncurrent Assets Held for Sale
Aset tidak lancar diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan bukan melalui penggunaan lebih lanjut. Kondisi ini dianggap terpenuhi hanya ketika penjualan sangat mungkin dan aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual segera dalam kondisi sekarang. Manajemen harus berkomitmen untuk penjualan yang diharapkan untuk memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai penjualan yang selesai dalam satu tahun dari tanggal klasifikasi.
Noncurrent assets are classified as held for sale if their carrying amount will be recovered principally through a sale transaction rather through continuing use. This condition is regarded as met only when the sale is highly probable and the noncurrent asset is available for immediate sale in its present condition. Management must be committed to the sale, which should be expected to qualify for recognition as a completed sale within one year from the date of classification.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar dikurangi biaya untuk untuk menjual.
Noncurrent assets held for sale are measured at the lower of their previous carrying amount and fair value less costs to sell.
n. Aset Tetap - Pemilikan Langsung n. Property, Plant and Equipment - Direct
Acquisitions
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is recognized so as to write-off the cost of assets less residual values using the straight-line method based on their estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Gedung dan perbaikan gedung 8 - 20 Buildings and improvements Alat berat, peralatan dan kendaraan 4 - 12 Plant, equipment and vehicles Perabotan dan perlengkapan 4 - 5 Furniture and fixtures
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri.
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
24
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amounts are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in profit or loss.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
o. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
o. Impairment of Non-financial Assets
Pada tanggal pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At reporting dates, the Company and its subsidiaries reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimates the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell and value in use. If the recoverable amount of the non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
25
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam catatan 3f.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3f.
p. Sewa p. Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Sebagai Lessee As Lessee Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and its subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statements of financial position as a finance lease obligations.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Jual dan Sewa-balik
Sale and Leaseback
Aset yang dijual berdasarkan transaksi jual dan sewa balik diperlakukan sebagai berikut:
Assets sold under a sale and leaseback transaction are accounted for as follows:
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat aset ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.
If the sale and leaseback transaction results in a finance lease, any excess of sales proceeds over the carrying amount of the asset is deferred and amortized over the lease term.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
26
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba atau rugi harus diakui segera. Jika harga jual di bawah nilai wajar, maka laba atau rugi harus diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
If the sale and leaseback transaction results in an operating lease, and it is clear that the transaction is established at fair value, any profit or loss is recognized immediately. If the sale price is below fair value, any profit or loss is recognized immediately except that, if the loss is compensated for by future lease payments at below market price, it shall be deferred and amortized in proportion to the lease payments over the period for which the asset is expected to be used. If the sale price is above fair value, the excess over fair value is deferred and amortized over the period for which the asset is expected to be used.
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada nilai tercatatnya, rugi sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus diakui segera.
For operating leases, if the fair value at the time of a sale and leaseback transaction is less than the carrying amount of the asset, a loss equal to the amount of the difference between the carrying amount and fair value is recognized immediately.
Untuk sewa pembiayaan, penyesuaian seperti di atas tidak diperlukan kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam hal ini, jumlah tercatat berkurang menjadi jumlah yang dapat dipulihkan.
For finance leases, no such adjustment is necessary unless there has been an impairment in value, in which case the carrying amount is reduced to recoverable amount.
q. Provisi q. Provisions
Provisi diakui ketika Perusahaan dan entitas anak memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan dan entitas anak diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions are recognized when the Company and its subsidiaries has a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Company and its subsidiaries will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.
The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the present obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.
Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, a receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
27
r. Pengakuan Pendapatan dan Beban r. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan Jasa
Pendapatan jasa mencakup penerimaan dari pemberian jasa penambangan, jasa konstruksi pertambangan dimana penagihannya berdasarkan biaya aktual ditambah marjin keuntungan tertentu, penerimaan dari sewa peralatan, gudang dan fasilitas lainnya, dan jasa-jasa lainnya yang diberikan kepada pelanggan. Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan.
Service Revenue
Service revenue includes fees from mining services, mining construction services wherein billing is based on cost plus certain profit margin, revenue from rental of equipment, warehouse and other facilities, and other services provided to clients. Service revenue is recognized when the service is rendered.
Pendapatan Kontrak Konstruksi dan Beban Kontrak
Construction Contract Revenue and Costs of Contract
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dirundingkan secara khusus untuk konstruksi satu aset atau kombinasi dari aset yang secara erat berhubungan dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi ataupun tujuan kegunaan akhirnya.
A construction contract is a contract specifically negotiated for the construction of an asset or a combination of assets that are closely interrelated in terms of their design, technology and function or their ultimate purpose or use.
Apabila hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan dan biaya-biaya kontrak diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Persentase penyelesaian diukur dengan mempertimbangkan hubungan antara biaya-biaya kontrak yang terjadi hingga tanggal laporan posisi keuangan dengan estimasi jumlah biaya kontrak secara keseluruhan. Pada tanggal pelaporan, selisih lebih nilai estimasi pendapatan di atas tagihan kemajuan kontrak disajikan sebagai aset lancar, sedangkan selisih lebih tagihan kemajuan kontrak di atas estimasi pendapatan disajikan sebagai liabilitas lancar. Apabila terdapat kemungkinan besar bahwa biaya kontrak keseluruhan akan melebihi pendapatan kontrak keseluruhan, maka taksiran kerugian langsung diakui sebagai beban.
When the outcome of a construction contract can be estimated reliably, contract revenue and contract costs are recognized by using the percentage of completion method. The percentage of completion is measured by considering the relationship between total cost incurred up to date and the expected total cost to be incurred for the contract. At reporting date, earning in excess of billing on construction of contracts are presented as current assets, while billing in excess of estimated earnings are presented as current liabilities. When it is probable that total contract costs will exceed total contract revenue, the expected loss is recognized as an expense immediately.
Apabila hasil atau outcome suatu kontrak konstruksi tidak bisa diestimasi secara andal, penerimaan kontrak diakui hanya sebatas biaya-biaya kontrak yang terjadi sepanjang terdapat kemungkinan besar bahwa biaya-biaya tersebut dapat dipulihkan. Biaya-biaya kontrak diakui pada saat terjadinya.
When the outcome of a construction contract cannot be estimated reliably, contract revenue is recognized to the extent of contract costs incurred that are probable of recovery. Contract costs are recognized when incurred.
Pendapatan Dividen
Pendapatan dividen dari investasi diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Dividend Revenue Dividend revenue from investments is recognized when the shareholders’ rights to receive payment has been established.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
28
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban Beban diakui pada saat terjadinya.
Interest Revenue Interest revenue is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.
Expenses Expenses are recognized when incurred.
s. Imbalan Pasca Kerja s. Employee Benefits
Imbalan Pasca Kerja Post –employment benefits
Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
The Company and its subsidiaries provides defined post-employment benefits to their employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding of benefits has been made by the Company and its subsidiaries to this benefit plan.
Sejak tanggal 1 Januari 2012, PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja, juga memperkenankan pengakuan akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lain di ekuitas, selain pendekatan koridor dan laba rugi. Perusahaan dan entitas anak menentukan untuk menggunakan pendekatan koridor sebagaimana dijelaskan di bawah.
Beginning January 1, 2012, PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits, also allows the recognition of accumulated actuarial gains and losses as other comprehensive income under equity, in addition to the corridor and profit or loss approaches. The Company and its subsidiaries continue to use the corridor approach as described below.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the present value of the Company’s and its subsidiaries defined benefit obligations is recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwhise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The benefit obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
29
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial diakui langsung pada tahun yang bersangkutan dan tidak ada koridor yang dipakai.
Other Long-term Benefits The cost of providing long-term benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. Past service cost and actuarial gains or losses are recognized immediately in the current operations.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti.
The long-term employee benefits obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation.
t. Pajak Penghasilan t. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the period computed using prevailing tax rates.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Company and its subsidiaries expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of their assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
30
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the Company and its subsidiaries intends to settle its current tax assets and current tax liabilities on a net basis.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss.
u. Laba per Saham u. Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing profit attributable to the owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.
v. Informasi Segmen v. Segment Information
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Company and its subsidiaries that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performance.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
a) that engages in business activities which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
b) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
b) whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c) for which discrete financial information is available.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of its performance is more specifically focused on the category of each product.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
31
4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN
ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN 4. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND
ESTIMATES Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat penilaian, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
In the application of the Company and its subsidiaries accounting policies, which are described in Note 3, the directors are required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these estimates.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang perkiraan tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode saat ini dan masa depan.
The estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both current and future periods.
Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam keuangan tahun depan dijelaskan dibawah ini:
Key Sources of Estimation Uncertainty The key assumptions concerning future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:
Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7.
Impairment Loss on Loans and Receivables The Company and its subsidiaries assess their loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 6 and 7.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
32
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 8.
Allowance for Decline in Value of Inventories The Company and its subsidiaries provide allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Company and its subsidiaries’ operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 8.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
Estimated Useful Lives of Property, Plant and Equipment
The useful life of each item of the Company and its subsidiaries’ property, plant and equipment are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tersebut.
A change in the estimated useful life of any item of property, plant and equipment would affect the recorded depreciation expense and decrease in the carrying values of these assets.
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 13.
The carrying amounts of property, plant and equipment are disclosed in Note 13.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
33
5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2012 2011US$ '000 US$ '000
Kas 42 38 Cash on handBank Cash in banks
Rupiah RupiahCitibank, Jakarta 1.219 117 Citibank, Jakarta The Hongkong and Shanghai Banking The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited (HSBC) 730 398 Corporation Limited (HSBC)PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 725 399 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk 99 55 (Persero) TbkPT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk 86 25 (Persero) TbkPT Bank Central Asia Tbk 42 50 PT Bank Central Asia Tbk
Dollar Amerika Serikat U.S. Dollar Citibank, Jakarta 36.218 10.504 Citibank, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.101 411 PT Bank Mandiri (Persero) TbkStandard Chartered Bank Indonesia 1.500 - Standard Chartered Bank IndonesiaHSBC 501 747 HSBCPT. Bank ANZ Indonesia 316 112 PT. Bank ANZ IndonesiaUBS AG, Singapura 4 5 UBS AG, Singapore
Euro EuroHSBC 8 8 HSBCCitibank, Jakarta 2 1 Citibank, Jakarta
Dollar Australia Australian DollarHSBC 36 34 HSBC
Jumlah 43.587 12.866 Sub total
Deposito berjangka Time depositsRupiah Rupiah
HSBC 708 - HSBCBank Perkreditan Rakyat 637 635 Bank Perkreditan RakyatPT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk - 1.048 (Persero) TbkDollar Amerika Serikat U.S. Dollar
PT. Bank ANZ Indonesia - 8.000 PT. Bank ANZ Indonesia
Jumlah 1.345 9.683 Sub total
Jumlah Kas dan Setara Kas 44.974 22.587 Total Cash and Cash Equivalents
Tingkat suku bunga deposito berjangka Annual interest rates on time per tahun: deposits:
Rupiah 2,30% - 9,00% 3,17% - 11,00% RupiahDollar Amerika Serikat - 1,15% - 2,20% U.S. Dollar
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi.
There are no balance of cash and cash equivalents held by related parties.
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dijadikan jaminan atas pinjaman Perusahaan dan entitas anak.
There are no balance of cash and cash equivalents used as the guarantees of the Company and its subsidiaries’ loans.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
34
6. PIUTANG USAHA 6. 6. TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE
2012 2011US$ '000 US$ '000
a. Berdasarkan Pelanggan a. By Debtor
Pihak Ketiga: Third Parties:PT Gunung Bayan Pratama Coal 26.289 17.843 PT Gunung Bayan Pratama CoalPT Adimitra Baratama Nusantara 15.486 7.023 PT Adimitra Baratama NusantaraPT M.I. Indonesia 2.071 673 PT M.I. IndonesiaBUT Eni Muara Bakau BV 875 7 BUT Eni Muara Bakau BVBUT Niko Resources Limited 757 - BUT Niko Resources LimitedChevron Makassar Ltd 694 8 Chevron Makassar LtdPT Halliburton Indonesia 438 567 PT Halliburton IndonesiaMakasar Strait Exploration Makasar Strait Exploration
Consorsium 175 2.941 ConsorsiumLain-lain (masing-masing dibawah Others (below US$ 500
US$ 500 ribu) 4.050 3.745 thousand each)
Jumlah 50.835 32.807 TotalCadangan kerugian penurunan nilai (1.157) (1.157) Allowance for impairment losses
Bersih 49.678 31.650 Net
Pihak-pihak berelasi (Catatan 28): Related Parties (Note 28):PT Santan Batubara 25.303 11.630 PT Santan BatubaraPT Kideco Jaya Agung 5.677 6.799 PT Kideco Jaya AgungPT Multi Tambangjaya Utama 214 - PT Multi Tambangjaya UtamaPetrosea-Calibre-Roberts & Petrosea-Calibre-Roberts &
Schaefer JO 190 190 Schaefer JOLain-lain (masing-masing dibawah Others (below US$ 100
US$ 100 ribu) 22 91 thousand each)
Jumlah 31.406 18.710 Total
Jumlah Piutang Usaha 81.084 50.360 Total Trade Accounts Receivable
b. Berdasarkan Umur b. By Age Category Belum jatuh tempo 65.682 47.054 Not yet dueSudah jatuh tempo Past due
Dibawah 30 hari 14.228 1.925 Under 30 days31 - 60 hari 804 175 31 - 60 days61 - 90 hari 426 102 61 - 90 days91 - 120 hari 7 60 91 - 120 days> 120 hari 1.094 2.201 > 120 days
Jumlah 82.241 51.517 TotalCadangan kerugian penurunan nilai (1.157) (1.157) Allowance for impairment losses
Bersih 81.084 50.360 Net
c. Berdasarkan Mata Uang c. By CurrencyMata uang fungsional Functional currency
Dolar Amerika Serikat 81.683 50.820 U.S. DollarMata uang lain Other currency
Rupiah 558 697 Rupiah
Jumlah 82.241 51.517 TotalCadangan kerugian penurunan nilai (1.157) (1.157) Allowance for impairment losses
Bersih 81.084 50.360 Net
Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha diakui berdasarkan jumlah estimasi yang tidak terpulihkan yang ditentukan dengan analisis posisi keuangan kini pihak lawan.
Allowance for impairment losses on trade receivables are recognized based on an analysis of the counterparty’s current financial position.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
35
Umur piutang usaha yang sudah jatuh tempo tapi nilainya tidak diturunkan adalah sebagai berikut:
Age of trade accounts receivable that are past due but not impaired are as follows:
2012 2011US$ '000 US$ '000
Dibawah 30 hari 14.228 1.925 Under 30 days31 - 60 hari 804 175 31 - 60 days61 - 90 hari 370 102 61 - 90 days91 - 120 hari - 60 91 - 120 days> 120 hari - 1.044 > 120 days
Jumlah 15.402 3.306 Total
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Movement in the allowance for impairment losses are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000Mutasi pencadangan kerugian Changes in the allowance for
penurunan nilai: impairment losses:Saldo awal 1.157 1.157 Beginning balancePenambahan - - Additions
Saldo akhir 1.157 1.157 Ending balance
Manajemen berpendapat bahwa pencadangan kerugian penurunan nilai atas piutang pihak ketiga adalah cukup. Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap piutang pihak berelasi tidak dibentuk karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Management believes that the allowance for impairment losses from third parties is adequate. No allowance for impairment lossess was provided on receivables from related parties as management believes that all such receivables are collectible.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, piutang usaha masing-masing sebesar US$ 7.119 ribu dan US$ 7.002 ribu digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman bank (Catatan 14).
As of December 31, 2012 and 2011, trade accounts receivable amounting to US$ 7,119 thousand and US$ 7,002 thousand, respectively, are used as collateral for the bank loan facilities (Note 14).
7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Pihak ketiga 1.024 3.138 Third parties
Pihak-pihak berelasi (Catatan 28) Related parties (Note 28)PT Indika Energy Tbk 316 316 PT Indika Energy TbkPT Tirta Kencana Cahaya Mandiri - 187 PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri Lain-lain (masing-masing kurang dari Others (each less than US$ 100
(US$ 100 ribu) 25 - thousand)
Jumlah 341 503 Total
Jumlah Piutang Lain-Lain 1.365 3.641 Total Other Receivables
Manajemen berpendapat bahwa pencadangan kerugian penurunan nilai atas piutang lain-lain adalah tidak perlu karena manajemen berpendapat seluruh piutang dapat ditagih.
Management believes that the allowance for impairment losses is not necessary as management believes that all such receivables are collectible.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
36
8. PERSEDIAAN – BERSIH 8. INVENTORIES – NET
2012 2011US$ '000 US$ '000
Suku cadang dan bahan pembantu 9.454 10.201 Spare parts and suppliesMinyak pelumas 884 719 LubricantsBahan bakar diesel 143 99 Diesel fuel
Jumlah 10.481 11.019 Total
Penyisihan persediaan usang (3.015) (2.525) Allowance for stock obsolescence
Bersih 7.466 8.494 Net
Mutasi penyisihan persediaan Changes in the allowance for usang stock obsolescenceSaldo awal 2.525 2.525 Beginning balance Penambahan 490 - Additions
Saldo akhir 3.015 2.525 Ending Balance
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang tersebut adalah cukup.
Management believes that the allowance for stock obsolescence of inventories is adequate.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh persediaan, gedung dan peralatan telah diasuransikan kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh PT Asuransi Wahana Tata, sementara alat berat diasuransikan kepada konsorsium yang dipimpin oleh PT Asuransi Astra Buana terhadap semua risiko dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 464.540 ribu dan US$ 283.749 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang diasuransikan.
As of December 31, 2012 and 2011, inventories, buildings and equipment were insured through a consortium led by PT Asuransi Wahana Tata, while heavy equipment were insured through a consortium led by PT Asuransi Astra Buana against all risks for US$ 464,540 thousand and US$ 283,749 thousand, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Pada tahun 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai biaya masing-masing sebesar US$ 66.690 ribu dan US$ 43.205 ribu.
In 2012 and 2011, total inventories recognized as costs amounted to US$ 66,690 thousand and US$ 43,205 thousand, respectively.
9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 9. PREPAID TAXES
2012 2011US$ '000 US$ '000
Pajak penghasilan badan (Catatan 25) 7.863 - Corporate income tax (Note 25)Pajak Pertambahan Nilai - bersih 18.371 12.159 Value Added Tax - net
Jumlah 26.234 12.159 Total
10. BEBAN DIBAYAR DIMUKA 10. PREPAID EXPENSES
2012 2011US$ '000 US$ '000
Asuransi 1.476 1.076 InsuranceSewa 510 499 RentLain-lain 570 1.175 Others
Jumlah 2.556 2.750 Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
37
11. INVESTASI PADA PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS
11. INVESTMENTS IN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
Persentase
Tempat kepemilikan/kedudukan/ Percentage of
Domicile Ownership 2012 2011% US$ '000 US$ '000
PT Santan Batubara (SB) Kalimantan 50 PT Santan Batubara (SB)Saldo awal 15.292 8.809 Beginning balanceBagian laba bersih 2.450 11.483 Equity in net incomeDividen yang diterima - (5.000) Dividends received
Saldo akhir 17.742 15.292 Ending balance
PT Tirta Kencana Tangerang 47 PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) Cahaya Mandiri (TKCM)Saldo awal 2.565 1.782 Beginning balanceBagian laba bersih 309 833 Equity in net incomeDividen yang diterima (122) (50) Dividends received
Saldo akhir 2.752 2.565 Ending balance
Jumlah 20.494 17.857 Total
Pada tahun 1998, Perusahaan membeli 50% kepemilikan di SB, perusahaan yang berkedudukan di Jakarta dengan lokasi proyek di Kalimantan dan bergerak di bidang eksplorasi, pertambangan, pengolahan dan penjualan batubara, dengan harga perolehan sebesar US$ 100 ribu. Tahun 2009, SB memulai operasi komersial (Catatan 30f).
In 1998, the Company purchased a 50% interest in SB, a company domiciled in Jakarta with project location in Kalimantan, and is engaged in exploring, mining, treating and selling coal, at a cost of US$ 100 thousand. In 2009, SB started its commercial operations (Note 30f).
Sejak tahun 2004, Perusahaan mempunyai 47% kepemilikan di TKCM, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air bersih.
Since 2004, the Company held a 47% interest in TKCM, a company engaged in the water treatment industry.
Ringkasan informasi keuangan dari entitas pengendalian bersama diatas adalah sebagai berikut:
Summarized financial information in respect to the jointly-controlled entities is set out below:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Jumlah aset 97.651 62.303 Total assetsJumlah liabilitas 57.023 26.621 Total liabilities
Aset bersih 40.628 35.682 Net assets
Jumlah pendapatan tahun berjalan 230.679 162.830 Total revenues for the year
Laba bersih tahun berjalan 5.557 24.739 Net income for the year
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
38
12. KERJA SAMA OPERASI 12. JOINT OPERATIONS
Bagian Perusahaan Pendapatan dari hasil
bagian Kerjasama Operasi/Pola bagi hasil/ Perusahaan/ Masa kerja Company’s share in results
Proyek kerja sama/ Method of Company’s sama/ of Joint OperationsJoint Operations sharing result profit share Duration 2012 2011
Persentase/ US$ '000 US$ '000Percentage
Petrosea Clough JO Bagi hasil/ 50% Selesai/ - - Profit sharing Completed
Petrosea-Calibre- Bagi hasil/ 33,3% Selesai/ (13) (2) Roberts & Schaefer JO Profit sharing Completed
Petrosea-Laing Bagi hasil/ 50% Selesai/ (203) (389) O’Rourke Indonesia JO Profit sharing Completed
Pada tahun 2004, Perusahaan membentuk perjanjian kerjasama operasi dengan PT Clough yang dikenal dengan nama Petrosea Clough Joint Operation (PCJO). PCJO bergerak di bidang jasa minyak dan gas.
In 2004, the Company entered into a joint operation agreement with PT Clough known as the Petrosea Clough Joint Operation (PCJO). The scope of the PCJO’s activity is to engage in oil and gas services.
Pada tahun 2006, Perusahaan membentuk perjanjian kerjasama operasi dengan PT Robert Schaefer Soros Indonesia dan Calibre Projects Pty. Ltd yang dikenal dengan nama Petrosea - Calibre-Roberts & Schaefer Joint Operation (PCRS JO). PCRS JO bergerak di bidang studi kelayakan atas rekayasa dan jasa manajemen untuk fasilitas Maruwai Coal.
In 2006, the Company entered into a joint operation agreement with PT Robert Schaefer Soros Indonesia and Calibre Projects Pty. Ltd known as the Petrosea - Calibre-Roberts & Schaefer Joint Operation (PCRS JO). The scope of PCRS JO’s activities is mainly to engage in feasibility study for engineering and management services for Maruwai Coal facilities.
Pada tahun 2006, Perusahaan membentuk suatu perjanjian kerjasama dengan PT Laing O’Rourke Indonesia yang dikenal dengan nama PT Petrosea - Laing O’Rourke Indonesia Joint Operation (PLOR JO). PLOR JO bergerak di bidang jasa rekayasa dan konstruksi.
In 2006, the Company established a joint operation with PT Laing O’Rourke Indonesia known as the PT Petrosea - Laing O'Rourke Indonesia Joint Operation (PLOR JO). The scope of the PLOR JO’s activity is to engage in engineering and construction services.
Masing-masing pihak dalam kerjasama operasi di atas akan membagi hak, keuntungan, utang, liabilitas, risiko, beban, laba atau rugi bersih sesuai dengan proporsi bagi hasil masing-masing pihak, tergantung apabila ada perubahan proporsi bagi hasil yang dibuat atas perjanjian kerjasama operasi.
Each participant in the above joint operations shall share the rights, benefits, liabilities, obligations, risk, expenses, net profit or net loss in proportion to their respective participating interest, subject to any subsequent changes in the share of profit made pursuant to the joint operation agreements.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
39
13. ASET TETAP 13. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
1 Januari/ 31 Desember/January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ December 31,
2012 Additions Deductions Reclassifications 2012US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000
Biaya perolehan: At cost:Pemilikan langsung Direct acquisitions
Tanah 723 - - 11 734 LandGedung dan perbaikan gedung 27.176 - - 6.223 33.399 Building and improvementsAlat berat, peralatan Plant, equipment and dan kendaraan 182.201 62.813 101.417 17.261 160.858 vehicles Perabotan dan perlengkapan 2.531 55 - 2.565 5.151 Furniture and fixturesAset dalam penyelesaian 7.403 27.890 - (28.411) 6.882 Construction in progress
Aset sewaan Leased assetsAlat berat dan kendaraan 167.742 103.823 10.330 38.911 300.146 Heavy equipment and vehiclesAset dalam penyelesaian 667 38.058 - (37.989) 736 Construction in progress
Jumlah 388.443 232.639 111.747 (1.429) 507.906 Total
Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation:Pemilikan langsung Direct acquisitions
Gedung dan perbaikan gedung 11.353 4.084 - - 15.437 Building and improvementsAlat berat, peralatan Plant, equipment and dan kendaraan 47.203 19.760 15.161 (12) 51.790 vehicles Perabotan dan perlengkapan 1.273 536 - - 1.809 Furniture and fixtures
Aset sewaan Leased assetsAlat berat dan kendaraan 74.352 29.596 7.275 (1.417) 95.256 Heavy equipment and vehicles
Jumlah 134.181 53.976 22.436 (1.429) 164.292 Total
Jumlah Tercatat Bersih 254.262 343.614 Net Carrying Amount
1 Januari/ 31 Desember/January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ December 31,
2011 Additions Deductions Reclassifications 2011US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000
Biaya perolehan: At cost:Pemilikan langsung Direct acquisitions
Tanah 723 - - - 723 LandGedung dan perbaikan gedung 24.083 2.590 - 503 27.176 Building and improvementsAlat berat, peralatan Plant, equipment and dan kendaraan 123.783 86.814 - (28.396) 182.201 vehicles Perabotan dan perlengkapan 1.522 1.009 - - 2.531 Furniture and fixturesAset dalam penyelesaian 1.339 12.134 - (6.070) 7.403 Construction in progress
Aset sewaan Leased assetsAlat berat dan kendaraan 114.929 44.864 1.023 8.972 167.742 Heavy equipment and vehiclesAset dalam penyelesaian 1.588 8.051 - (8.972) 667 Construction in progress
Jumlah 267.967 155.462 1.023 (33.963) 388.443 Total
Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation:Pemilikan langsung Direct acquisitions
Gedung dan perbaikan gedung 7.938 3.415 - - 11.353 Building and improvementsAlat berat, peralatan Plant, equipment and dan kendaraan 61.985 13.720 - (28.502) 47.203 vehicles Perabotan dan perlengkapan 1.069 204 - - 1.273 Furniture and fixtures
Aset sewaan Leased assetsAlat berat dan kendaraan 54.194 20.626 468 - 74.352 Heavy equipment and vehicles
Jumlah 125.186 37.965 468 (28.502) 134.181 Total
Jumlah Tercatat Bersih 142.781 254.262 Net Carrying Amount
Penambahan aset melalui sewa pembiayaan sebesar US$ 83.893 ribu pada tahun 2012 dan nil pada tahun 2011 berasal dari transaksi jual dan sewa balik.
Additions to leased assets amounting to US$83,893 thousand in 2012 and nil in 2011 arise from sale and leaseback transactions.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
40
Pelepasan aset tetap dan aset tidak lancar dimiliki untuk dijual adalah sebagai berikut:
Disposal of property, plant and equipment and noncurrent assets held for sale is as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Nilai tercatat: Net carrying amounts:Aset tetap 5.418 555 Property, plant and equipmentAset tidak lancar dimiliki untuk dijual 3.150 - Noncurrent assets held for saleAset jual dan sewa balik 83.893 - Sale and leaseback assets
Nilai realisasi atas pelepasan: Proceeds from disposal of:Aset tetap dan aset tidak lancar Property, plant and equipment
dimiliki untuk dijual 3.000 83 and noncurrent assets held for saleAset jual dan sewa balik 83.893 - Sale and leaseback assets
Loss on disposal of property, plant Kerugian pelepasan aset tetap dan and equipment and noncurrent
aset tidak lancar dimiliki untuk dijual (5.568) (472) assets held for sale
Provisi atas pencadangan kerugian Provision for impairment losses onaset tidak lancar dimiliki untuk dijual - (2.311) noncurrent assets held for sale
Kerugian pelepasan aset tetap dan Loss on disposal of property, plant andaset tidak lancar dimiliki untuk dijual equipment and noncurrent assets(Catatan 24) (5.568) (2.783) held for sale (Note 24)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: Depreciation expense was allocated to the
following:
2012 2011US$ '000 US$ '000
Pemilikan langsung: Direct acquisitions:Beban langsung (Catatan 21) 23.895 17.135 Direct costs (Note 21)Beban administrasi (Catatan 22) 490 204 Administration expenses (Note 22)
Aset sewaan: Leased assets:Beban langsung (Catatan 21) 29.455 20.626 Direct costs (Note 21)Beban administrasi (Catatan 22) 136 - Administration expenses (Note 22)
Jumlah 53.976 37.965 Total
Aset dalam penyelesaian merupakan alat berat, peralatan dan kendaraan Perusahaan yang masih belum selesai pada tanggal pelaporan, sebagai berikut:
Construction in progress mainly represents plant, equipment and vehicles of the Company which have not been completed at the reporting date as follows:
Persentase Estimasi tahunPenyelesaian/ Akumulasi Biaya/ Penyelesaian/Percentage of Accumulated Estimated Year ofCompletion Costs Completion
US$ '000Bangunan Building
Fasilitas kamp dan lain-lain 84% 100 2013 Camp facilities and others
Alat berat dan kendaraan Heavy equipment and vehiclesAlat berat lainnya (masing-masing Other heavy equipment (each less
kurang dari US$ 450 ribu) 75% 7.518 2013 than US$ 450 thousand)
Jumlah 7.618 Total
2012
Manajemen tidak melihat adanya peristiwa yang akan menghambat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut.
Management does not foresee any events that may occur that would prevent completion of such construction in progress.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
41
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Paser Kalimantan Timur dan Timika seluas 151.677 meter persegi dengan Hak Guna Bangunan selama 20 tahun dan 30 tahun sampai tahun 2028, 2029 dan 2030. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kesulitan untuk memperpanjang hak tersebut karena hak tersebut diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti kepemilikan yang memadai.
The Company owns several pieces of land located in West Nusa Tenggara, Kabupaten Paser East Kalimantan and Timika measuring 151,677 square meters with “Building Use Rights” for a period of 20 and 30 years, respectively, until 2028, 2029 and 2030. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since they were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Aset tetap termasuk aset yang telah habis disusutkan tetapi masih digunakan dengan harga perolehan masing-masing sebesar US$ 4.329 ribu dan US$ 4.502 ribu pada 31 Desember 2012 dan 2011.
Property, plant and equipment includes assets with acquisition cost of US$ 4,329 thousand and US$ 4,502 thousand that are fully depreciated but still in use as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012, beberapa alat berat Perusahaan dengan nilai tercatat sebesar US$ 7.508 ribu dan sebagian tanah di Timika dan Sumbawa dengan nilai tercatat sebesar US$ 387 ribu digunakan sebagai jaminan atas fasilitas bank yang diperoleh dari PT. Bank ANZ Indonesia (Catatan 14). Berdasarkan Perjanjian Fasilitas Kredit dengan PT. Bank ANZ Indonesia, sebagian tanah tersebut secara keseluruhan bernilai sebesar Rp 20 miliar pada saat tanggal perjanjian.
As of December 31, 2012, certain heavy equipment of the Company with a carrying amount of US$ 7,508 thousand and several pieces of land at Timika and Sumbawa with carrying amount of US$ 387 thousand are used as collateral for bank facilities obtained from PT. Bank ANZ Indonesia (Note 14). Based on the Credit Facility Agreement with Bank PT. ANZ Indonesia, the pieces of land were valued at an aggregate amount of Rp 20 billion as of the date of the agreement.
Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan perjanjian jual dan sewa balik atas alat berat dengan perusahaan pembiayaan selama 4 sampai 5 tahun (Catatan 18).
In 2012, the Company entered into sale and leaseback agreements for its heavy equipments with a financing company for a period of 4 to 5 years (Note 18).
Setelah mengevaluasi syarat dan substansi dari perjanjian jual dan sewa balik selama periode berjalan, manajemen Perusahaan menetapkan bahwa secara substansial semua risiko dan manfaat dari kepemilikan alat berat tersebut berada pada penjual dan mengklasifikasikan transaksi ini sebagai sewa pembiayaan.
After an evaluation of the terms and substance of the sale and leaseback arrangement, the Company’s management has determined that all the risks and rewards incidental to ownership of the heavy equipment still rest with the seller-lessee and classified the transactions as finance lease.
Aset sewaan digunakan sebagai jaminan atas liabilitas sewa (Catatan 18).
Leased assets are used as collateral for the lease liabilities (Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh persediaan, gedung dan peralatan telah diasuransikan kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh PT Asuransi Wahana Tata, sementara alat berat diasuransikan kepada konsorsium yang dipimpin oleh PT Asuransi Astra Buana terhadap semua risiko dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 464.540 ribu dan US$ 283.749 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang diasuransikan.
As of December 31, 2012 and 2011, inventories, buildings and equipment were insured through a consortium led by PT Asuransi Wahana Tata, while heavy equipment were insured through a consortium led by PT Asuransi Astra Buana against all risks for US$ 464,540 thousand and US$ 283,749 thousand, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai tercatat aset tetap Perusahaan dan entitas anak dengan nilai wajarnya.
The management believes that the carrying amounts of the Company and its subsidiaries' property, plant and equipment is not significantly different with their fair values.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
42
14. UTANG BANK 14. BANK LOAN
PT. Bank ANZ Indonesia Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan dan PT. Bank ANZ Indonesia menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit dimana Perusahaan diberikan fasilitas bank garansi sebesar US$ 10 juta.
PT. Bank ANZ Indonesia On April 23, 2010, the Company and PT. Bank ANZ Indonesia entered into a Credit Facility Agreement whereby the Company was granted a bank guarantee facility amounting to US$ 10 million.
Pada tanggal 13 Mei 2011, Perusahaan dan PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta menyetujui untuk merubah fasilitas pinjaman. Sesuai dengan perjanjian ini, jumlah maksimum fasilitas pinjaman menjadi sebesar US$ 22,5 juta, terdiri dari fasilitas bank garansi sebesar US$ 10 juta dan fasilitas modal kerja sebesar US$ 12,5 juta dengan tingkat bunga LIBOR ditambah 2,5% per tahun dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun dan dapat diperpanjang kembali atas kesepakatan kedua belah pihak. Perusahaan dan PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta menyetujui untuk memperpanjang fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Desember 2012. Pada tanggal 14 Januari 2013, Perusahaan dan PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta menyetujui untuk memperpanjang fasilitas pinjaman sampai dengan 30 September 2013.
On May 13, 2011, the Company and PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta agreed to amend the credit facility agreement. Under the amended agreement, the bank loan facilities have maximum amount of US$ 22.5 million, consisting of bank guarantees of US$ 10 million and working capital loan of US$ 12.5 million, with interest rate of LIBOR plus 2.5% per annum and will mature within one year and extendable upon the agreement of both parties. The Company and PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta agreed to extend the credit facility until December 31, 2012. On January 14, 2013, the Company and PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta agreed to extend the credit facility until September 30, 2013.
Setiap keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang sudah jatuh tempo akan dikenakan bunga sebesar 2,5% per tahun diatas suku bunga yang telah ditetapkan.
Any overdue principal and interest shall carry interest at 2.5% per annum above the stipulated interest rate.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai saldo pinjaman modal kerja dari PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta, masing-masing sebesar US$ 12,5 juta dan saldo bank garansi yang terpakai masing-masing sebesar US$ 2.476 ribu dan nihil.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company has outstanding balance of working capital loan from PT. Bank ANZ Indonesia, Jakarta, amounting to US$ 12.5 million, respectively, and outstanding used balance of bank guarantees amounting to US$ 2,476 thousand and nil, respectively.
Pinjaman diatas dijamin dengan sejumlah piutang usaha dan aset tetap Perusahaan dan Letter of Awareness dari PT Indika Energy Tbk, pihak berelasi (Catatan 6, 13 dan 28).
These loans are collateralized by certain trade accounts receivable and property, plant and equipment of the Company and Letter of Awareness from PT Indika Energy Tbk, a related party (Notes 6, 13 and 28).
Perjanjian sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas mencakup persyaratan tertentu, antara lain, Perusahaan tidak akan melakukan tindakan sebagai berikut tanpa persetujuan tertulis dari bank:
The agreement relating to the above loan facilities contain certain covenants, among other things, the Company shall not perform the following actions without prior written approval from the bank:
untuk setiap perubahan komposisi pemegang
saham PT Indika Energy Tbk sebagai pemegang saham terbanyak dan pengawas Peminjam (langsung atau tidak langsung) pada Peminjam; dan
Setiap merger atau konsolidasi dengan perusahaan lain.
any change in the shareholders composition of PT Indika Energy Tbk as a majority shareholder and Borrower’s controller (directly or indirectly) in the Borrower; and
any merger or consolidation with any other company.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
43
Sebagai tambahan, Perusahaan akan memberitahukan kepada bank:
In addition, the Company shall notify the bank of:
untuk setiap perubahan pada pemegang saham
PT Indika Energy Tbk jika PT Indika Energy Tbk memegang kurang dari 51% atas modal yang dikeluarkan dan ditempatkan oleh Peminjam; dan
pembayaran dividen.
any change of PT Indika Energy Tbk shareholding, should PT Indika Energy Tbk hold less than 51% of the issued and paid up capital of the Borrower; and
dividend payment.
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Jakarta (HSBC) Pada tanggal 20 Juli 2010, Perusahaan merubah fasilitas bank garansi dari HSBC, Jakarta yang diperoleh pada tahun 2007 dengan jumlah maksimum sebesar US$ 9 juta untuk membiayai kebutuhan modal kerja Perusahaan.
Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Jakarta (HSBC) On July 20, 2010, the Company amended its bank guarantee facility from HSBC, Jakarta obtained in 2007, with maximum credit of US$ 9 million for financing the Company’s general working capital requirements.
Pada tanggal 26 Juli 2012, jumlah fasilitas bank garansi dari HSBC, Jakarta ditingkatkan menjadi sebesar US$ 15 juta untuk mendukung rencana Perusahaan untuk mendapatkan pertumbuhan yang kuat dengan perolehan proyek baru.
On July 26, 2012 the amount of bank guarantee facility from HSBC, Jakarta is increased to US$ 15 million to support the Company’s plan to pursue substantial growth by securing new projects.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai saldo bank garansi yang terpakai dari HSBC, Jakarta masing-masing sebesar US$ 2.701 ribu dan US$ 2.837 ribu.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company had outstanding used balance of bank guarantees from HSBC, Jakarta amounting to US$ 2,701 thousand and US$ 2,837 thousand, respectively.
Fasilitas diatas mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan persyaratan tertentu.
The facility above requires the Company to maintain certain covenants.
15. UTANG USAHA 15. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
2012 2011US$ '000 US$ '000
a. Berdasarkan Pemasok a. By CreditorPihak ketiga Third parties
Pemasok dalam negeri 48.937 57.438 Local suppliersPemasok luar negeri 565 6.896 Foreign suppliers
Jumlah 49.502 64.334 Total
Pihak-pihak berelasi (Catatan 28) 219 191 Related parties (Note 28)
Jumlah 49.721 64.525 Total
b. Berdasarkan Umur b. By Age CategoryBelum jatuh tempo 37.219 45.814 Not yet dueSudah jatuh tempo Past due
Dibawah 30 hari 7.028 15.310 Under 30 days31 - 60 hari 3.351 715 31 - 60 days61 - 90 hari 1.718 61 61 - 90 days91 - 120 hari 19 22 91 - 120 days> 120 hari 386 2.603 > 120 days
Jumlah 49.721 64.525 Total
c. Berdasarkan Mata Uang c. By CurrencyMata uang fungsional Functional currency
Dollar Amerika Serikat 45.675 57.444 U.S. DollarMata uang lain Other currencies
Rupiah 3.139 3.863 RupiahEuro 424 - EuroDollar Australia 333 3.210 Australian Dollar Dollar Singapura 150 8 Singapore Dollar
Jumlah 49.721 64.525 Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
44
16. UTANG PAJAK 16. TAXES PAYABLE
2012 2011US$ '000 US$ '000
Pajak Penghasilan Badan (Catatan 25) - 751 Corporate income tax (Note 25)Pajak penghasilan Income taxes
Pasal 4 (2) 14 10 Article 4 (2)Pasal 15 5 4 Article 15Pasal 21 737 1.089 Article 21Pasal 23 203 130 Article 23Pasal 25 79 446 Article 25Pasal 26 62 88 Article 26
Jumlah 1.100 2.518 Total
17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 17. ACCRUED EXPENSES
2012 2011US$ '000 US$ '000
Pihak ketiga Third partiesPajak kendaraan 1.667 2.390 Vehicle taxCuti tahunan 1.242 1.163 Annual leaveGaji dan bonus 603 701 Salaries and bonusLain-lain 296 286 Others
Jumlah 3.808 4.540 Total
Pihak berelasi (Catatan 28b) Related party (Note 28b)Bunga pinjaman 1.666 584 Loan interest
Jumlah 5.474 5.124 Total
18. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN 18. LEASE LIABILITIES Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:
The future minimum lease payments based on the lease agreements as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 2011 2012 2011US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000
a. Rincian liabilitas sewa a. By Due Date:berdasarkan jatuh tempo:Tidak lebih dari satu tahun 60.001 29.214 55.417 26.828 Not later than one yearLebih dari satu tahun dan kurang Later than one year and not later than
dari lima tahun 95.979 44.766 91.560 42.658 five years
Sub-jumlah 155.980 73.980 146.977 69.486 Sub-total
Dikurangi: biaya keuangan masa depan (9.003) (4.494) - - Less: future finance charges
Dikurangi: beban sewa pembiayaan yang belum diamortisasi (1.810) - (1.810) - Less: unamortized lease fees
Nilai kini pembayaran Present value of minimum leaseminimum sewa 145.167 69.486 145.167 69.486 payments
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (55.417) (26.828) Current maturity
Liabilitas sewa pembiayaan jangka panjang - Bersih 89.750 42.658 Long-term lease liabilities - Net
Nilai kini pembayaranminimum sewa/
Pembayaran minimum sewa/ Present value ofMinimum lease payments minimum lease payments
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
45
2012 2011US$ '000 US$ '000
b. Rincian liabilitas sewa b. By Lessor:berdasarkan lessor:
PT Mitra Pinasthika Mustika Finance PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) (sebelumnya PT Austindo 104.381 51.554 (MPMF) (formerly PT Austindo Nusantara Jaya Finance) Nusantara Jaya Finance)
PT Mitsubishi UFJ Lease and Finance PT Mitsubishi UFJ Lease and FinanceIndonesia 21.419 - Indonesia
PT Orix Indonesia Finance 12.317 - PT Orix Indonesia FinancePT Caterpillar Finance Indonesia 8.860 17.932 PT Caterpillar Finance Indonesia
Jumlah 146.977 69.486 Total
Perusahaan membeli sebagian mesin-mesin operasinya melalui sewa pembiayaan. Utang sewa pembiayaan ini dijamin dengan aset sewa yang bersangkutan (Catatan 13). Jangka waktu sewa adalah 4 sampai 5 tahun.
The Company purchases some of its machinery through finance leases. The lease liabilities are secured by the related leased assets (Note 13). The leases have terms of 4 to 5 years.
Pada tahun 2012, terdapat penambahan transaksi jual dan sewa balik yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (Catatan 13).
In 2012, additional sale and leaseback transactions were carried out by the Company which were classified as finance leases (Note 13).
PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) [sebelumnya PT Austindo Nusantara Jaya Finance]
PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) [formerly PT Austindo Nusantara Jaya Finance]
Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan dan MPMF menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit untuk Sewa Pembiayaan, dimana Perusahaan diberikan fasilitas kredit sewa pembiayaan sebesar US$ 45 juta. Tingkat bunga untuk fasilitas ini adalah 3% ditambah tingkat bunga LIBOR. Fasilitas ini tersedia untuk enam bulan.
On June 10, 2011, the Company and MPMF entered into a Finance Lease Facility Agreement, whereby the Company was granted a finance lease facility amounting to US$ 45 million. The interest rate on this facility is 3% plus LIBOR. This facility is available for six months.
Pada tanggal 24 Januari 2012, Perusahaan dan MPMF menyetujui untuk memperpanjang Perjanjian Fasilitas Kredit untuk Sewa Pembiayaan dimana Perusahaan diberikan tambahan fasilitas kredit sewa pembiayaan sebesar US$ 75 juta. Tingkat suku bunga fasilitas ini adalah sebesar 3,125% ditambah tingkat bunga LIBOR. Fasilitas ini tersedia untuk 24 (dua puluh empat) bulan.
On January 24, 2012, the Company and MPMF agreed to amend the above Finance Lease Facility Agreement, whereby the Company was granted an additional finance lease facility amounting to US$ 75 million. The interest rate on this facility is 3.125% plus LIBOR. The facility is available for 24 (twenty four) months.
PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia Pada tanggal 18 April 2012, Perusahaan dan PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit untuk Sewa Pembiayaan dimana Perusahaan diberikan fasilitas kredit sewa pembiayaan sebesar US$ 25 juta. Tingkat suku bunga fasilitas ini adalah sebesar 3,40% ditambah tingkat bunga SIBOR. Fasilitas ini tersedia untuk 6 (enam) bulan.
On April 18, 2012, the Company and PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia entered into a Finance Lease Facility Agreement, whereby the Company was granted a finance lease facility amounting to US$ 25 million. The interest rate on this facility is 3.40% plus SIBOR. The facility is available for 6 (six) months.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
46
PT Orix Indonesia Finance PT Orix Indonesia Finance Pada tanggal 28 Juni 2012, Perusahaan dan PT Orix Indonesia Finance menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit untuk Sewa Pembiayaan dimana Perusahaan diberikan fasilitas kredit sewa pembiayaan sebesar US$ 15 juta. Tingkat suku bunga fasilitas ini adalah sebesar 3,50% ditambah tingkat bunga SIBOR. Fasilitas ini tersedia untuk 12 (dua belas) bulan.
On June 28, 2012, the Company and PT Orix Indonesia Finance entered into a Finance Lease Facility Agreement, whereby the Company was granted a finance lease facility amounting to US$ 15 million. The interest rate on this facility is 3.50% plus SIBOR. The facility is available for 12 (twelve) months.
PT Caterpillar Finance Indonesia PT Caterpillar Finance Indonesia Pada tanggal 3 Maret 2005, Perusahaan dan PT Caterpillar Finance Indonesia menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit untuk Sewa Pembiayaan dimana Perusahaan diberikan fasilitas kredit sewa pembiayaan sebesar US$ 50 juta. Tingkat suku bunga dari beberapa fasilitas kredit sewa pembiayaan yang diterima Perusahaan adalah sebesar antara 2,00%-4,00% ditambah tingkat bunga SIBOR dan 5,00%-6,35% ditambah tingkat suku bunga LIBOR.
On March 3, 2005, the Company and PT Caterpillar Finance Indonesia entered into a Finance Lease Facility Agreement, whereby the Company was granted a finance lease facility amounting to US$ 50 million. The interest rate arrived from several finance lease facilities received by the Company are between 2.00%-4.00% plus SIBOR and 5%-6.35% plus LIBOR.
Syarat dan ketentuan atas perjanjian sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Significant general terms and conditions of the finance leases are as follows:
i. Perusahaan tidak diperbolehkan untuk menjual,
meminjamkan atau melakukan sewa kembali atau melepaskan, atau menghentikan pengendalian langsung atas aset sewaan;
i. The Company is prohibited to sell, lend, sublease, or otherwise dispose of or, cease to exercise direct control over, the leased assets;
ii. Perusahaan tidak diperbolehkan menggunakan
aset sewaan sebagai jaminan, termasuk jaminan deposito, atau garansi kepada lessor lainnya;
ii. The Company is prohibited to provide securities/collateral, including security deposit, or guarantee to other lessors over the leased assets;
iii. Untuk liabilitas sewa guna usaha pembiayaan
dengan MPMF, Perusahaan diharuskan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian.
iii. For lease liability from MPMF, the Company is required to maintain certain financial ratios computed based on the consolidated financial statements.
19. MODAL SAHAM, CADANGAN MODAL DAN
DIVIDEN 19. CAPITAL STOCK, STATUTORY RESERVE
AND DIVIDENDS
Modal Saham Capital Stock
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan daftar pemegang saham dari PT Datindo Entrycom, Biro Administrasi Efek Perusahaan, adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s stockholders as of December 31, 2012 and 2011, based on the list of stockholders provided by PT Datindo Entrycom, the Company's Bureau of Securities Administration is as follows:
Jumlah Persentase Jumlah ModalSaham/ Kepemilikan/ Disetor/
Number of Percentage of Total Paid-upNama Pemegang Saham Shares Ownership Capital
% US$ '000
PT Indika Energy Tbk 704.014.200 69,80 23.340 PT Indika Energy TbkPublik 304.590.800 30,20 10.098 Public
Jumlah 1.008.605.000 100,00 33.438 Total
2012
Name of Stockholders
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
47
Jumlah Persentase Jumlah ModalSaham/ Kepemilikan/ Disetor/
Number of Percentage of Total Paid-upNama Pemegang Saham Shares Ownership Capital
% US$ '000
PT Indika Energy Tbk 99.398.420 98,55 32.953 PT Indika Energy TbkPublik 1.462.080 1,45 485 Public
Jumlah 100.860.500 100,00 33.438 Total
2011
Name of Stockholders
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dicatatkan pada Akta Notaris No. 282 tanggal 21 Oktober 2010 oleh Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, ditetapkan keputusan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 500 per saham menjadi minimum sebesar Rp 50 per saham.
Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) as stated in Notarial Deed No. 282 dated October 21, 2010 of Sutjipto, SH, Notary in Jakarta, it was agreed to split the par value of the Company’s shares from Rp 500 per share to Rp 50 per share at a minimum.
Pemecahan nilai nominal saham tersebut telah dilaksanakan dan diaktakan dengan Akta Notaris No. 93 tanggal 16 Pebruari 2012 oleh Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Berdasarkan akta tersebut, nilai nominal saham Perusahaan berubah dari semula sebesar Rp 500 per saham menjadi sebesar Rp 50 per saham; sehingga, jumlah modal ditempatkan dan disetor meningkat dari semula 100.860.500 lembar saham menjadi 1.008.605.000 lembar saham.
The Company’s stock split has been executed and notarized by Notarial Deed No. 93 dated February 16, 2012 by Aryanti Artisari, SH, M.Kn., Notary in Jakarta. Based on the Deed, the Company changed the par value from Rp 500 per share to Rp 50 per share; therefore, the number of issued and paid-up capital increased from 100,860,500 shares to 1,008,605,000 shares.
Untuk memenuhi Peraturan BAPEPAM-LK tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, dan berdasarkan Surat dari PT Indika Energy Tbk (Indika) tertanggal 9 Pebruari 2012, Indika telah melakukan pengalihan kembali saham-saham Perseroan yang dimiliki oleh Indika kepada masyarakat sebesar 25.215.000 saham atau mewakili 25% dari total saham yang telah ditempatkan Perseroan. Surat tersebut juga menyatakan, Citigroup Global Markets Limited dan Macquarie Capital (Singapore) Pte. Limited, selaku pembeli awal, mendapatkan opsi untuk membeli saham-saham tambahan Perseroan sebanyak 3.782.000 saham. Opsi tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2012.
To comply with the BAPEPAM-LK’s regulations regarding Public Company Take-Over, and based on Letter from PT Indika Energy Tbk (Indika) dated February 9, 2012, Indika has re-float to the public the amount of 25,215,000 shares representing 25% of the total Company’s issued shares. The Letter also stated that, Citigroup Global Markets Limited and Macquarie Capital (Singapore) Pte. Limited, as initial purchasers, have an option to buy additional shares of the Company with a maximum of 3,782,000 shares. The option has been exercised on February 24, 2012.
Cadangan Umum General Reserve
Pada bulan Juni 1999, Perusahaan membentuk cadangan umum sejumlah Rp 10.260.000.000 (setara dengan US$ 1.475 ribu) sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian telah diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 dan diterbitkan pada bulan Agustus 2007, yang mengharuskan dibentuknya cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.
In June 1999, the Company established a general reserve amounting to Rp 10,260,000,000 (translated to US$ 1,475 thousand) in accordance with the Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995, which was amended by Law No. 40/2007 introduced in August 2007 which requires the establishment of a general reserve amounting to at least 20% of the Company’s issued and paid-up share capital.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
48
Dividen Dividends
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 29 Maret 2012, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2011 sebesar US$ 21.057.280,40 atau US$ 0,0209 per lembar saham. Dividen dibayar pada tanggal 7 Mei 2012.
Based on the General Meeting of Shareholders (GM) dated March 29, 2012, the Company’s stockholders approved the distribution of cash dividends for 2011 amounting to US$ 21,057,280.40 or US$ 0.0209 per share. Dividends were paid on May 7, 2012.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 25 Mei 2011, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2010 sebesar Rp 120.578.466.064 (setara dengan US$ 14.085 ribu) atau Rp 1.195,50 per lembar saham. Dividen dibayar pada tanggal 12 Agustus 2011.
Based on the General Meeting of Shareholders (GM) dated May 25, 2011, the Company’s stockholders approved the distribution of cash dividends for 2010 amounting to Rp 120,578,466,064 (equivalent to US$ 14,085 thousand) or Rp 1,195.50 per share. Dividends were paid on August 12, 2011.
20. PENDAPATAN 20. REVENUES
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Penambangan 356.759 233.018 MiningJasa 26.468 17.920 ServicesRekayasa dan kontruksi 2.265 12.831 Engineering and construction
Jumlah 385.492 263.769 Total
Rincian pendapatan dari pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Details of revenues from related parties are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
PT Santan Batubara PT Santan BatubaraPenambangan 109.045 56.179 Mining
PT Kideco Jaya Agung PT Kideco Jaya AgungPenambangan 48.082 27.774 MiningRekayasa dan kontruksi - 3.563 Engineering and construction
Jumlah 48.082 31.337 Total PT Mitra Energi Agung PT Mitra Energi Agung
Rekayasa dan kontruksi 344 - Engineering and constructionPT Multi Tambangjaya Utama PT Multi Tambangjaya Utama
Rekayasa dan Kontruksi 373 - Engineering and ConstructionPT Indika Indonesia Resources PT Indika Indonesia Resources
Rekayasa dan Kontruksi - 117 Engineering and ConstructionJumlah pendapatan dari
pihak-pihak berelasi 157.844 87.633 Total revenues from related parties
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
49
Rincian pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% total nilai pendapatan usaha konsolidasian:
Details of customers having transactions of more than 10% of total consolidated revenues:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Pihak berelasi (Catatan 28) Related party (Note 28)PT Santan Batubara 109.045 56.179 PT Santan BatubaraPT Kideco Jaya Agung 48.082 31.337 PT Kideco Jaya Agung
Pihak ketiga Third partiesPT Gunung Bayan Pratama Coal 105.877 81.735 PT Gunung Bayan Pratama CoalPT Adimitra Baratama Nusantara 93.755 67.330 PT Adimitra Baratama Nusantara
Jumlah 356.759 236.581 Total
21. BEBAN USAHA LANGSUNG 21. DIRECT COSTS
2012 2011US$ '000 US$ '000
Biaya operasi alat berat dan peralatan 136.421 86.197 Operation of plant and equipmentPenyusutan (Catatan 13) 53.350 37.761 Depreciation (Note 13)Gaji, upah dan biaya pegawai 44.887 36.267 Salaries, wages and related costsBahan konstruksi 18.785 12.719 Construction materialsSubkontraktor dan beban usaha Subcontractors and other direct
langsung lain 19.321 14.498 costs
Jumlah 272.764 187.442 Total
Sampai dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, transaksi dengan pemasok PT Pertamina (Persero) berjumlah lebih dari 10% dari jumlah beban usaha langsung yaitu sebesar US$ 33.186 ribu. Sampai dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, tidak ada transaksi dengan pemasok yang lebih dari 10% dari jumlah beban usaha langsung.
For the year ended December 31, 2012, transactions with supplier PT Pertamina (Persero) aggregating to US$ 33,186 thousand constituted more than 10% of the total direct costs. For the year ended December 31, 2011, there were no transactions with supplier that constituted more than 10% of the total direct costs.
22. BEBAN ADMINISTRASI 22. ADMINISTRATION EXPENSES
2012 2011US$ '000 US$ '000
Gaji dan upah 19.794 17.491 Salaries and wagesJasa hukum dan profesional 2.301 1.619 Legal and professional feesSewa gedung, kendaraan dan peralatan 2.247 915 Office, vehicle and equipment rentalPerjalanan 1.378 996 TravelSistem informasi manajemen 1.052 382 Management information systemPenempatan dan pemindahan 802 259 Placing and relocationPerlengkapan kantor 751 300 Office suppliesPerbaikan dan pemeliharaan 685 278 Repairs and maintenanceUtilitas 632 360 UtilityPenyusutan (Catatan 13) 626 204 Depreciation (Note 13)Iklan dan pemasaran 539 266 Advertising and marketingPelatihan 466 172 TrainingAsuransi 359 172 InsuranceKomunikasi 299 158 CommunicationBeban lain-lain (masing- Other expenses
masing kurang dari US$ 100 ribu) 696 367 (each less than US$ 100 thousand)
Jumlah 32.627 23.939 Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
50
23. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 23. INTEREST EXPENSE AND FINANCE CHARGES
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Beban bunga pinjaman jangka panjang Interest expense on long-term loandari pihak berelasi (Catatan 28) 8.003 2.804 from a related party (Note 28)
Beban bunga sewa pembiayaan (Catatan 18) 4.847 2.238 Lease interest expenses (Notes 18)Beban bunga hutang bank (Catatan 14) 353 324 Bank loan interest expenses (Notes 14)Lain-lain 769 209 Others
Jumlah 13.972 5.575 Total
24. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN LAIN-LAIN - BERSIH
24. OTHER GAINS AND LOSSES – NET
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Pemulihan (penyisihan) pajak Reversal of (provision for) vehiclekendaraan - bersih 564 (834) tax - net
(Kerugian) keuntungan kurs matauang asing - bersih (35) 230 (Loss) gain on foreign exchange - net
Kerugian pelepasan/penurunan aset tetap dan Loss on disposal/impairment of property, aset tidak lancar dimiliki untuk dijual plant and equipment and noncurrent (Catatan 13) (5.568) (2.783) assets held for sale (Note 13)
Penyisihan persediaan usang (490) - Allowance for stock obsolencePenerimaan piutang yang sudah Collection from written-off receivables
dihapusbukukan (Catatan 30j) - 10.000 (Note 30j)Lain-lain - bersih 68 303 Others - net
Jumlah (5.461) 6.916 Total
25. PAJAK PENGHASILAN 25. INCOME TAX Beban pajak terdiri dari: Tax expense consists of the following:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Pajak kini Current taxNon-final 8.627 12.606 Non-finalFinal 285 460 Final
Pajak tangguhan 5.531 558 Deferred tax
Jumlah 14.443 13.624 Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
51
Pajak Kini Current Tax Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
Reconciliation between income before tax per consolidated statements of comprehensive income and taxable income is as follows:
2012 2011US$ '000 US$ '000
Laba sebelum pajak menurut laporan Income before tax per consolidatedlaba rugi komprehensif konsolidasian 63.565 66.267 statements of comprehensive income
Perbedaan temporer: Temporary differences:Difference between commercial and
Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal (25.858) (7.762) fiscal depreciation (Pembayaran) penyisihan pajak
kendaraan - bersih (723) 322 (Payment) provision of vehicle tax - netPenyisihan imbalan kerja pasca kerja - bersih 3.305 2.210 Provision for post-employment benefits - netPenyisihan cuti dan bonus 2 638 Provision for leaves and bonusPenyisihan persediaan usang 490 - Provisions for stock obsolescenceLain-lain 663 2.360 Others
Jumlah (22.121) (2.232) Total
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan Nondeductible expensesmenurut fiskal: (nontaxable income):Kerugian bersih kerjasama operasi Net loss of joint operations
yang telah dikenakan pajak final 203 389 already subject to final taxPenghasilan kena pajak final (1.044) (2.597) Income subject to final tax(Laba) rugi sebelum pajak entitas anak (7) 246 (Income) loss before tax of subsidiariesBagian laba bersih pengendalian Share in jointly controlled
bersama entitas (2.759) (12.316) entities's net incomePenerimaan restitusi pajak penghasilan Receipt of refund for income tax
pasal 26 yang telah dibiayakan - (464) article 26 that was already expensedBeban yang tidak dapat dikurangkan lainnya 8.567 6.144 Other non-deductible expensesPenghapusan persediaan - 1 Write-off of inventoriesBiaya terkait aset sewaan (11.897) (5.015) Expenses in relation with leased assets
Jumlah - bersih (6.937) (13.612) Total - net
Penghasilan kena pajak - tidak final 34.507 50.423 Non-final taxable income
Beban pajak kini 8.627 12.606 Current tax expense
Dikurangi pembayaran pajak di muka Less prepaid income taxesTahun berjalan: Current year:
Pasal 22 1.321 516 Article 22Pasal 23 14.233 7.752 Article 23Pasal 25 936 3.587 Article 25
Jumlah 16.490 11.855 Total
Kelebihan (kekurangan) bayar pajak Overpayment (underpayment) of corporatepenghasilan badan 7.863 (751) income tax
Pajak final merupakan pajak penghasilan badan atas jasa konstruksi yang diberikan oleh Perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 153/PMK.03/2009 tanggal 29 September 2009, penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
The final tax represents the corporate income tax for the construction services rendered by the Company. In accordance with the Regulation of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 153/PMK.03/2009 dated September 29, 2009, the revenue arising from construction service is subject to final tax.
Laba kena pajak dan utang pajak kini Perusahaan dan entitas anak tahun 2011 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Taxable income and current tax payable of the Company and its subsidiaries for 2011 are in accordance with the corporate tax returns filed with the Tax Service Office.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
52
Pajak Tangguhan Deferred Tax
Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
The details of the Company’s deferred tax assets and liabilities are as follows:
Dikreditkan(dibebankan) ke
laba rugi komprehensiftahun berjalan/
Saldo per Credited (charged) Saldo per1 Januari 2012/ to comprehensive 31 Desember 2012/
Balance at profit or loss Balance atJanuary 1, 2012 for the year December 31, 2012
US$ '000 US$ '000 US$ '000
Piutang usaha 289 - 289 Trade accounts receivablePersediaan 631 123 754 InventoriesLiabilitas imbalan pasca kerja 1.947 826 2.773 Post-employment benefits obligationBeban masih harus dibayar 1.051 (181) 870 Accrued expenses Aset tetap dan liabilitas Property, plant and equipment
sewa pembiayaan (4.656) (5.721) (10.377) and finance leaseLain-lain 578 (578) - Others
Jumlah (160) (5.531) (5.691) Total
Dikreditkan
(dibebankan) kelaba rugi komprehensif
tahun berjalan/Saldo per Credited (charged) Saldo per
1 Januari 2011/ to comprehensive 31 Desember 2011/Balance at profit or loss Balance at
January 1, 2011 for the year December 31, 2011US$ '000 US$ '000 US$ '000
Piutang usaha 289 - 289 Trade accounts receivable Persediaan 631 - 631 InventoriesLiabilitas imbalan pasca kerja 1.395 552 1.947 Post-employment benefits obligationBeban masih harus dibayar 811 240 1.051 Accrued expensesAset tetap dan liabilitas Property, plant and equipment
sewa pembiayaan (2.728) (1.928) (4.656) and finance leaseLain-lain - 578 578 Others
Jumlah 398 (558) (160) Total
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax is as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Laba sebelum pajak menurut laporan Income before tax per consolidatedlaba rugi komprehensif konsolidasian 63.565 66.267 statements of comprehensive income
Pajak penghasilan dengan tarif pajak efektif 15.891 16.567 Income tax at effective tax rate
Pengaruh pajak atas manfaat (beban) yang Tax effect of nontaxable income tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: (nondeductible expenses):Kerugian bersih kerjasama operasi yang Net loss of joint operations already
telah dikenakan pajak final 51 97 subject to final taxPenghasilan kena pajak final (260) (649) Income subject to final tax(Laba) kerugian sebelum pajak entitas anak (2) 62 (Income) loss before tax of subsidiariesBagian laba bersih pengendalian bersama Share in jointly controlled entities's
entitas (689) (3.079) net incomePenerimaan restitusi pajak penghasilan Receipt of refund for income tax
pasal 26 yang telah dibiayakan - (116) article 26 that already expensedBeban yang tidak dapat dikurangkan lainnya 2.142 1.536 Other non-deductible expensesBiaya terkait aset sewaan (2.975) (1.254) Expenses in relation with leased assets
Beban pajak - final 285 460 Tax expense - final
Beban pajak penghasilan 14.443 13.624 Income tax expense
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
53
Surat Ketetapan Pajak Tax Assessment Letters Pada tahun 2011, Perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak untuk tahun pajak 2009, sebagai berikut:
In 2011, the Company received tax assessment letters for 2009 fiscal year, as follows:
Pajak Lebih Bayar
(Kurang Bayar)/Tax Overpayment
Periode/Period (Underpayment)
Pajak penghasilan Income taxes Pasal 21 Januari - Desember 2009/ Rp (64.182.307) Article 21
January - December 2009Pasal 29 Januari - Desember 2009/ US$ 2.549.697 Article 29
January - December 2009Pajak Pertambahan Nilai Desember 2009/ Rp (8.143.942) Value Added Tax
December 2009 Masa Pajak 2008 2008 Fiscal Year
Pada tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas perpajakan tahun 2008 total sejumlah Rp 5.421.190.446 yang terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) pasal 26 sejumlah Rp 4.177.165.218, PPh pasal 21 sejumlah Rp 155.065.410 dan PPN sejumlah Rp 1.088.959.818. Pembayaran pajak kurang bayar tersebut telah dilakukan pada tanggal 22 Juli 2010. Perusahaan telah mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak kurang bayar tersebut.
On June 24, 2010, the Company received Underpayment Tax Assessment Letters for 2008 taxation amounting to a total of Rp 5,421,190,446 comprising of Income Tax article 26 of Rp 4,177,165,218, Income Tax article 21 of Rp 155,065,410, and VAT of Rp 1,088,959,818. Payment for such underpayment tax assessment letters were made on July 22, 2010. The Company has filed objection letters against such assessments.
Pada tanggal 15 September 2011, Perusahaan menerima Surat Keputusan atas keberatan atas surat ketetapan pajak kurang bayar tersebut. Surat tersebut menetapkan untuk menolak keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh 21 dan PPN, dan menerima sebagian keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh 26, yaitu sebesar Rp 4.090.731.615. Perusahaan telah menerima pengembalian tersebut pada tanggal 25 Oktober 2011.
On September 15, 2011, the Company received Decision Letter on objection on underpayment tax assessment letters. The Letter stated the rejection of the Company’s objection on Underpayment Tax Assessment Letters for Income Tax article 21 and VAT, and partial acceptance for Income Tax article 26, amounting to Rp 4,090,731,615. The Company had received the refund on October 25, 2011.
Perusahaan tidak mengajukan banding atas penolakan keberatan kurang bayar PPh 21 dan PPN ini.
The Company did not file any appeal for the underpayment of Income Tax article 21 and VAT.
Perusahaan mencatat kelebihan pembayaran
Pajak Penghasilan Badan Perusahaan tahun 2008 sebesar US$ 3.636 ribu. Menurut Surat Ketetapan Kantor Pelayanan Pajak, kelebihan Pajak Penghasilan Badan tersebut hanya sebesar US$ 1.190 ribu. Perusahaan telah mengajukan keberatan atas perbedaan kelebihan pembayaran pajak sebesar US$ 2.446 ribu pada tanggal 23 September 2010.
The Company recorded a tax overpayment for 2008 Corporate Income Tax amounting to US$ 3,636 thousand. Based on the Tax Assessment Letter from the Tax Service Office, such overpayment amounted to US$ 1,190 thousand only. The Company has filed an objection letter against the difference of the tax overpayment amounting to US$ 2,446 thousand on September 23, 2010.
Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 tersebut sebesar US$ 1.190 ribu pada tanggal 29 Juli 2010.
The Company had received the refund for the 2008 Corporate Income Tax amounting to US$ 1,190 thousand on July 29, 2010.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
54
Pada tanggal 16 September 2011, Perusahaan menerima Surat Keputusan atas keberatan perbedaan kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 dimana surat tersebut memutuskan untuk menolak keberatan Perusahaan. Atas penolakan keberatan ini, Perusahaan tidak mengajukan banding lebih lanjut.
On September 16, 2011, the Company received a Decision Letter for the rejection on the Company’s objection for the difference of the 2008 Corporate Income Tax overpayment. For this rejection of the objection, the Company did not file any appeal.
Masa Pajak 2009 2009 Fiscal Year
Pada tanggal 14 Juni 2011, Perusahaan
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas perpajakan tahun 2009 dengan total sejumlah Rp 73.523.888 yang terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 sejumlah Rp 64.182.307 dan PPN sejumlah Rp 9.341.581 (termasuk denda sebesar Rp 1.197.639). Pembayaran pajak kurang bayar tersebut dilakukan dengan cara mengurangi jumlah restitusi kelebihan PPh pasal 29 yang diterima pada 18 Juli 2011. Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ini, Perusahaan tidak mengajukan keberatan.
On June 14, 2011, the Company received Underpayment Tax Assessment Letters for 2009 taxation amounting to a total of Rp 73,523,888 comprising of Income Tax article 21 of Rp 64,182,307 and VAT of Rp 9,341,581 (including tax penalty amounting to Rp 1,197,639). Payment for such underpayment was deducted from the refund of the overpayment of tax article 29, which was received on July 18, 2011. For these Underpayment Tax Assessment Letters, the Company did not file any objection.
Perusahaan mencatat kelebihan pembayaran
Pajak Penghasilan Badan Perusahaan tahun 2009 sebesar US$ 2.958 ribu. Menurut Surat Ketetapan Kantor Pelayanan Pajak tanggal 14 Juni 2011, kelebihan Pajak Penghasilan Badan tersebut hanya sebesar US$ 2.550 ribu. Selisih antara jumlah yang dicatat dan jumlah di Surat Ketetapan Pajak sebesar US$ 408 ribu diakui sebagai beban.
The Company recorded a tax overpayment for 2009 Corporate Income Tax amounting to US$ 2,958 thousand. Based on the Tax Assessment Letter from the Tax Service Office dated June 14, 2011, such overpayment amounted to US$ 2,550 thousand. The difference between the amount recorded and Tax Assessment Letter amounting to US$ 408 thousand was recorded as expense.
Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan Pajak Penghasilan Badan tersebut pada tanggal 18 Juli 2011.
The Company had received the overpayment of the Corporate Income Tax above on July 18, 2011.
Surat Ketetapan Pajak untuk Kerja Sama Operasi Tax Assessment Letters for Joint Operations
Kerja Sama Pajak Lebih Operasi/ (Kurang) Bayar/
Joint Tax OverpaymentOperations Periode/Period (Underpayment)
PPN - jasa dalam negeri PLO JO January 2008/January 2008 Rp (396,686,846) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO Pebruari 2008/February 2008 Rp (139,956,398) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO April 2008/April 2008 Rp (32,979,568) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO Mei 2008/May 2008 Rp (268,153,158) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO Agustus 2008/August 2008 Rp (2,584,000) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO September 2008/September 2008 Rp (44,125,662) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO Juli 2009/July 2009 Rp (4,701,200) VAT - domestic servicePPN - jasa dalam negeri PLO JO Desember 2010/December 2010 Rp 2,181,012,494 VAT - domestic service
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
55
26. LABA PER SAHAM 26. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba bersih per saham adalah berdasarkan data sebagai berikut:
The computation of basic earnings per share are based on the following data:
2012 2011
US$ '000 US$ '000Laba Earnings
Laba untuk perhitungan laba Earnings for computation of basic per saham dasar 49.122 52.643 earnings per share
Jumlah saham Lembar/Shares Lembar/Shares Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham Weighted average number of ordinarybiasa beredar untuk perhitungan shares for computation of laba bersih per saham dasar 1.008.605.000 1.008.605.000 basic earnings per share
Laba bersih per saham (dalam US$ penuh) 0,0487 0,0522 Basic earnings per share (in full US$)
Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi saham biasa dilusian pada tahun 2012 dan 2011.
The Company has no dilutive potential ordinary shares in 2012 and 2011.
Jumlah rata-rata tertimbang saham pada tanggal 31 Desember 2011 untuk perhitungan laba bersih per saham dasar telah disesuaikan untuk mencerminkan pengaruh dari pemecahan saham pada tanggal 16 Pebruari 2012 (Catatan 19).
The weighted average number of shares as of December 31, 2011 for the computation of basic earnings per share has been adjusted to reflect the effect of the stock split on February 16, 2012 (Note 19).
27. IMBALAN PASCA KERJA 27. EMPLOYEE BENEFITS
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Imbalan pasca kerja 7.356 5.073 Post-employment benefits Cuti berimbalan jangka panjang 3.737 2.716 Long service leave
Liabilitas bersih 11.093 7.789 Net liability
Imbalan Pasca Kerja sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
Post-Employment Benefits under Labor Law No. 13/2003
Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan undang undang yang berlaku. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut masing-masing adalah 2.974 dan 2.220 karyawan pada 31 Desember 2012 dan 2011.
The Company provides post-employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law. The number of employees entitled to the benefits are 2,974 and 2,220 at December 31, 2012 and 2011, respectively.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah:
Amounts recognized in the consolidated statements of comprehensive income with respect to these post-employment benefits are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Biaya jasa kini 2.221 1.436 Current service costsBiaya bunga 552 481 Interest costsBiaya jasa lalu 95 81 Past service costsKerugian aktuarial bersih 238 121 Net actuarial loss Efek dari pengurangan karyawan (112) (139) Effect of curtailment Penyesuaian (316) (31) Adjustments
Jumlah 2.678 1.949 Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
56
Mutasi atas nilai kini dari liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut:
Movement in the present value of employee benefits obligation are as follow:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Saldo awal nilai kini liabilitas tidak Beginning balance of present valuedidanai 8.978 6.096 of unfunded obligations
Biaya jasa kini 2.221 1.436 Current service costBiaya bunga 552 481 Interest costPengurangan karyawan (173) (254) CurtailmentsPembayaran manfaat (395) (423) Benefits paidKerugian aktuarial 1.292 1.695 Actuarial lossesKerugian selisih kurs (559) (53) Loss on foreign exchange
Saldo akhir nilai kini liabilitas tidak Ending balance of present value of didanai 11.916 8.978 unfunded obligations
Jumlah liabilitas yang disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian yang timbul dari liabilitas Perusahaan sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the Company’s obligation with respect to these post-employment benefits are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Nilai kini liabilitas tidak didanai 11.916 8.978 Present value of unfunded obligationsKerugian aktuarial belum diakui (4.459) (3.694) Unrecognized actuarial lossesBiaya jasa lalu belum diakui (101) (211) Unrecognized past service cost
Liabilitas bersih 7.356 5.073 Net liability
Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Movements in post-employment benefits obligation recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Saldo awal 5.073 3.547 Beginning balanceBeban tahun berjalan 2.678 1.949 Provision during the yearPembayaran manfaat (395) (423) Benefits payment
Saldo akhir 7.356 5.073 Ending balance
Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
The cost of providing post-employment benefits is calculated by an independent actuary. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
2012 2011
Tingkat diskonto 5,50% per tahun/per annum 6,50% per tahun/per annum Discount rateTingkat kenaikan gaji 8,00% per tahun/per annum 8,00% per tahun/per annum Future salary increment rateTingkat pengunduran diri 7,00% 7,00% Resignation rateTingkat cacat dari tabel mortalitas 10,00% 10,00% Disability rate from mortality tableUsia pensiun dini 45 45 Early retirement ageUsia pensiun normal 55 55 Normal retirement age
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
57
Riwayat penyesuaian pengalaman adalah sebagai berkut:
The history of experience adjustments is as follows:
2012 2011 2010 2009 2008
US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000
Present value of unfundedNilai kini liabilitas tidak didanai 11.916 8.978 6.096 4.484 2.478 obligationsNilai atas penyesuaian pengalaman (31) 504 215 226 - Value of experience adjustmentPersentase penyesuaian Percentage of experience
pengalaman terhadap adjustment to presentnilai kini liabilitas tidak didanai (0,26%) 5,61% 3,53% 5,04% 0,00% value of unfunded obligations
28. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI 28. NATURE OF RELATIONSHIP AND
TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES Sifat Pihak Berelasi Nature of Relationship a. PT Indika Energy Tbk adalah pemegang saham
utama dari Perusahaan. a. PT Indika Energy Tbk is the Company's
majority stockholder.
b. PT Santan Batubara (SB) dan PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) adalah entitas dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama.
b. PT Santan Batubara (SB) and PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) are entities wherein the Company has joint control.
c. Indo Integrated Energy II B.V., Indika Capital Resources Limited (Indika Capital), PT Kideco Jaya Agung, Tripatra Singapore PTE. LTD, PT Indika Indonesia Resources, PT Mitra Energi Agung, dan PT Multi Tambangjaya Utama mempunyai pemegang saham utama yang sama dengan Perusahaan.
c. Indo Integrated Energy II B.V., Indika Capital Resources Limited (Indika Capital), PT Kideco Jaya Agung, Tripatra Singapore PTE. LTD, PT Indika Indonesia Resources, PT Mitra Energi Agung, and PT Multi Tambangjaya Utama have the same majority stockholder as the Company.
Transaksi-transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi: Transactions with Related Parties:
a. Pengendalian bersama entitas a. Jointly controlled entities
1. Perusahaan bersama dengan pemegang
saham pengendalian bersama entitas lainnya memberikan uang muka kepada TKCM secara proporsional dengan jumlah penyertaan pada entitas asosiasi tersebut. Pada tahun 2011, saldo uang muka dicatat sebagai piutang lain-lain kepada pihak berelasi (Catatan 7). Uang muka ini sudah dilunasi seluruhnya pada tahun 2012.
1. The Company, together with the other stockholders of the jointly controlled entity, provided advances to TKCM proportionally based on their respective interest. In 2011, the outstanding advances were recorded as other receivables from related parties (Note 7). This advance has been completely repaid in 2012.
2. Perusahaan memberikan jasa pemindahan
tanah penutup, penambangan batubara dan rekayasa dan konstruksi kepada SB. Pendapatan yang berasal dari jasa ini masing-masing sebesar US$ 109.045 ribu dan US$ 56.179 ribu untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 atau sebesar 28,29% dan 21,30% terhadap jumlah pendapatan. Pada tanggal pelaporan, saldo piutang yang yang berasal dari transaksi ini dicatat sebagai piutang usaha kepada pihak berelasi (Catatan 6). Persentase saldo piutang usaha terhadap total aset pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 4,78% dan 3,08%.
2. The Company provided overburden removal, coal mining and engineering and construction services to SB. Revenue from such services amounted to US$ 109,045 thousand and US$ 56,179 thousand for the years ended December 31, 2012 and 2011 or 28.29% and 21.30% of total revenues, respectively. At reporting dates, the outstanding receivables from such transactions were recorded as trade accounts receivable from related parties (Note 6). Percentage of trade accounts receivable to total assets as of December 31, 2012 and 2011 are 4.78% and 3.08%, respectively.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
58
b. Indika Capital b. Indika Capital
Pada tanggal 1 April 2010, Perusahaan menandatangani Memorandum of Agreement dengan Indika Capital, dimana Indika Capital setuju untuk menyediakan fasilitas kepada Perusahaan dalam jumlah pokok sebesar US$ 140.000.000 sebagai bagian dari advance atas Intercompany Loan Agreement antara Indika Capital dan Indo Integrated Energy II B.V (Indo II BV), pihak berelasi, dimana Perusahaan dari waktu ke waktu dapat menarik nominal tertentu, dan pada saat-saat tertentu dan bilamana diperlukan melalui Assignment and Assumption Agreement. Tanggal jatuh tempo fasilitas ini adalah tanggal 5 Nopember 2016 dan tingkat bunga 9,85%.
On April 1, 2010, the Company signed a Memorandum of Agreement with Indika Capital, whereby Indika Capital agrees to make available to the Company a facility in the principal amount of US$ 140,000,000 as part of the advance under the Intercompany Loan Agreement between Indika Capital and Indo Integrated Energy II B.V (Indo II BV), a related party which the Company may, from time to time make withdrawals of such amount at a certain time as and when required through Assignment and Assumption Agreement. The maturity date of the facility is on November 5, 2016 and the interest rate is 9.85%.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Perusahaan telah menggunakan fasilitas tersebut diatas masing-masing sebesar US$ 110.000.000 dan US$ 55.000.000. Persentase saldo pinjaman jangka panjang dari pihak berelasi terhadap total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 32,12% dan 25,22%.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company has withdrawn a total of US$ 110,000,000 and US$ 55,000,000, respectively, from the above facility. Percentage of long-term loan from a related party to total liabilities as of December 31, 2012 and 2011 are 32.12% and 25.22%, respectively.
Beban bunga yang timbul dari pinjaman ini masing-masing sebesar US$ 8.003 ribu dan US$ 2.804 ribu untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 23).
Interest expenses arising from the loan amounted to US$ 8,003 thousand and US$ 2,804 thousand for the years ended December 31, 2012 and 2011, respectively (Note 23).
c. PT Kideco Jaya Agung c. PT Kideco Jaya Agung
Mulai 1 Januari 2011 Perusahaan memberikan jasa pemindahan tanah penutup dan penambangan batubara dan jasa konstruksi kepada PT Kideco Jaya Agung. Pendapatan yang berasal dari jasa ini masing-masing sebesar US$ 48.082 ribu dan US$ 31.337 ribu masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 atau sebesar 12,47% dan 11,88% dari jumlah pendapatan. Pada tanggal pelaporan, saldo piutang yang berasal dari transaksi ini dicatat sebagai piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi (Catatan 6). Persentase saldo piutang usaha terhadap total aset pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 1,07% dan 1,80%.
Starting January 1, 2011, the Company provided waste removal and coal production services and construction services to PT Kideco Jaya Agung. Revenue from such services amounted to US$ 48,082 thousand and US$ 31,337 thousand for the years ended December 31, 2012 and 2011, respectively, or 12.47% and 11.88% of total revenues. At reporting dates, the outstanding receivables from such transaction were recorded as trade accounts receivable from related parties (Note 6). Percentage of trade accounts receivable to total assets as of December 31, 2012 and 2011 are 1.07% and 1.80%, respectively.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
59
d. PT Mitra Energi Agung (MEA) d. PT Mitra Energi Agung (MEA)
Sejak 1 Januari 2012, Perusahaan memberikan jasa rekayasa kepada MEA. Pendapatan yang berasal dari jasa ini sebesar US$ 344 ribu untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 atau sebesar 0,09% terhadap jumlah pendapatan. Pada tanggal pelaporan, saldo piutang yang yang berasal dari transaksi ini dicatat sebagai piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi (Catatan 6).
Starting January 1, 2012, the Company provided engineering services to MEA. Revenue from such services amounted to US$ 344 thousand for the years ended December 31, 2012 or 0.09% of total revenues. At reporting dates, the outstanding receivable from such transaction was recorded as trade accounts receivable from related parties (Note 6).
e. PT Multi Tambangjaya Utama (MTU) e. PT Multi Tambangjaya Utama (MTU)
Sejak Juli 2012, Perusahaan memberikan jasa rekayasa kepada MTU. Pendapatan yang berasal dari jasa ini sebesar US$ 373 ribu untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 atau sebesar 0,10% terhadap jumlah pendapatan. Pada tanggal pelaporan, saldo piutang yang yang berasal dari transaksi ini dicatat sebagai piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi (Catatan 6). Persentase saldo piutang usaha terhadap total aset pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar 0,04%.
Starting July 2012, the Company provided engineering services to MTU. Revenue from such services amounted to US$ 373 thousand for the years ended December 31, 2012 or 0.10% of total revenues. At reporting dates, the outstanding receivable from such transaction was recorded as trade accounts receivable from related parties (Note 6). Percentage of trade accounts receivable to total assets as of December 31, 2012 is 0.04%.
f. PT Indika Indonesia Resources (IIR) f. PT Indika Indonesia Resources (IIR)
Sejak tahun 2011, Perusahaan memberikan jasa rekayasa kepada IIR. Pendapatan yang berasal dari jasa ini sebesar US$ 117 ribu pada tahun 2011 atau sebesar 0,04% terhadap jumlah pendapatan. Pada tanggal pelaporan, saldo piutang yang berasal dari transaksi ini dicatat sebagai piutang usaha kepada pihak-pihak berelasi (Catatan 6). Sejak tahun 2012, penagihan dialihkan dari IIR menjadi kepada MTU. Persentase saldo piutang usaha terhadap total aset pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 0,02%.
Starting 2011, the Company provided engineering services to IIR. Revenue from such services amounted to US$ 117 thousand for year 2011 or 0.04% of total revenues. At reporting dates, the outstanding receivables from such transaction were recorded as trade accounts receivable from related parties (Note 6). Starting year 2012, the billing is moved from IIR to MTU. Percentage of trade accounts receivable to total assets as of December 31, 2011 is 0.02%.
g. Tripatra Singapore PTE. LTD. (TRIS) g. Tripatra Singapore PTE. LTD. (TRIS)
Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor di Singapura dengan TRIS. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan menyewa ruangan kantor seluas 2.936 kaki persegi yang terletak di Suntec Tower, Singapura. Perjanjian ini berlaku 3 (tiga) tahun terhitung mulai tanggal 1 September 2012 sampai dengan 1 September 2015. Atas sewa ruangan ini, Perusahaan diwajibkan menyerahkan uang deposit sebesar SGD 97.500. Beban sewa yang berasal dari transaksi ini sebesar US$ 114 ribu untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
On August 31, 2012, the Company entered into a lease agreement of office room in Singapore with TRIS. Based on this agreement, the Company rented office room of 2,936 square feet located at Suntec Tower, Singapore. This agreement is valid for 3 (three) years from September 1, 2012 until September 1, 2015. For this lease, the Company is required to pay cash deposit of SGD 97,500. Rent expense from such transaction, amounted to US$ 114 thousand for the year ended December 31, 2012.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
60
h. Remunerasi kepada Komisaris dan Direksi h. Commissioners and Directors’ remuneration
Remunerasi Komisaris dan Direksi (semuanya imbalan jangka pendek) untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Commissioners and Directors’ remuneration (all short-term benefits) for the years ended December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Komisaris 828 819 CommissionersDireksi 2.837 2.126 Directors
Jumlah 3.665 2.945 Total
Sebagai persentase terhadap As a percentage of totaltotal biaya karyawan 5,67% 5,48% employee costs
Beberapa Komisaris dan Direksi mendapatkan tambahan tunjangan lainnya, seperti perumahan dan penggunaan kendaraan dinas yang tidak termasuk dalam remunerasi di atas.
Certain Commissioners and Directors are entitled to other benefits, such as housing and the use of the Company’s vehicles which are not included in the above remuneration.
29. PELAPORAN SEGMEN 29. SEGMENT REPORTING
Perusahaan dan entitas anak menggolongkan segmen usaha dalam tiga segmen utama yaitu Pertambangan, Penyediaan Jasa, Rekayasa dan Konstruksi.
The Company and its subsidiaries is organised into three principal business segments of Mining, Services, Engineering and Construction.
Segmen Pertambangan meliputi kontrak pertambangan secara menyeluruh mulai dari pengupasan lapisan tanah penutup, pengeboran, peledakan, pengangkutan, penggalian, jasa penambangan dan kerja sama pertambangan.
The Mining segment covers comprehensive mining contract including overburden stripping, drilling, blasting, lifting, hauling, mine service and mine partnering.
Segmen Jasa meliputi penyediaan fasilitas pangkalan logistik, jasa tenaga kerja ahli di bidang perancangan teknik rekayasa serta jasa pengolahan air bersih.
The Services segment covers supply base facilities, engineering design services and water treatment plant services.
Segmen Rekayasa dan Konstruksi menyediakan layanan multidisiplin yang menyeluruh di bidang jasa rekayasa, pengadaan dan konstruksi untuk minyak dan gas bumi (daratan dan lepas pantai), infrastruktur, industri dan manufaktur serta utilitas. Segmen ini juga termasuk penyediaan jasa tenaga kerja terlatih serta penyewaan alat berat dan peralatan.
The Engineering and Construction segment provides a comprehensive range of multi-disciplinary engineering, procurement and construction services to oil and gas (onshore and offshore), infrastructure, industrial and manufacturing and utilities sectors. The segment also includes supply of skilled trade personnel and equipment hire services.
PT
PE
TRO
SE
A T
bk D
AN
EN
TITA
S A
NA
K
CA
TATA
N A
TAS
LA
PO
RA
N K
EU
AN
GA
N K
ON
SO
LID
AS
IAN
31
DE
SEM
BE
R 2
012
DA
N 2
011
SE
RTA
U
NTU
K TA
HU
N-T
AH
UN
YA
NG
BE
RA
KH
IR
PA
DA
TAN
GG
AL
TER
SEB
UT
(Lan
juta
n)
PT
PE
TRO
SE
A T
bk A
ND
ITS
SU
BSI
DIA
RIE
S
NO
TES
TO
TH
E C
ON
SO
LID
ATE
D
FIN
AN
CIA
L S
TATE
ME
NTS
D
EC
EM
BE
R 3
1, 2
012
AN
D 2
011
AN
D F
OR
TH
E Y
EA
RS
THE
N E
ND
ED
(Con
tinue
d)
61
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
US
$ '0
00U
S$
'000
US
$ '0
00U
S$
'000
US
$ '0
00U
S$
'000
US
$ '0
00U
S$
'000
US
$ '0
00U
S$
'000
Pend
apat
an d
an b
eban
Rev
enue
and
exp
endi
ture
sPe
ndap
atan
usa
ha35
6.75
9
23
3.01
8
26
.468
17
.920
2.
265
12
.831
-
-
38
5.49
2
26
3.76
9
S
egm
ent r
even
ues
Has
il se
gmen
69.5
36
49.7
50
7.30
7
955
(1.4
43)
2.
701
4.
701
(1
.018
)
80.1
01
52.3
88
Seg
men
t res
ults
Peng
hasi
lan
bung
a-
-
-
-
-
-
13
8
22
2
13
8
22
2
In
tere
st in
com
eIn
tere
st e
xpen
ses
and
Beb
an b
unga
dan
keu
anga
n(1
3.38
1)
(5
.161
)
(58)
(2
8)
-
-
(533
)
(3
86)
(13.
972)
(5.5
75)
fin
ance
cha
rges
Keu
ntun
gan
(ker
ugia
n) la
in-la
in -
ber
sih
(5.8
35)
(8
10)
138
253
-
-
236
7.47
3
(5.4
61)
6.
916
O
ther
gai
ns (
loss
es)
- n
etB
agia
n la
ba b
ersi
h pe
ngen
dalia
nS
hare
in jo
intly
con
trol
led
entti
es's
be
rsam
a en
titas
2.45
0
11.4
83
309
833
-
-
-
-
2.75
9
12.3
16
net i
ncom
eB
eban
paj
ak p
engh
asila
n-
-
-
-
-
-
(1
4.44
3)
(1
3.62
4)
(1
4.44
3)
(1
3.62
4)
In
com
e ta
x ex
pens
e
Laba
ber
sih
52.7
70
55.2
62
7.69
6
2.01
3
(1.4
43)
2.
701
(9
.901
)
(7.3
33)
49
.122
52
.643
N
et in
com
e
Info
rmas
i lai
nnya
:O
ther
info
rmat
ion:
Ase
t tet
ap31
4.04
5
23
1.85
9
26
.435
20
.058
93
7
93
7
2.
197
1.
408
34
3.61
4
25
4.26
2
Pr
oper
ty, p
lant
and
equ
ipm
ent
Ase
t lai
nnya
158.
705
93.7
58
13.4
51
10.2
10
1.15
1
1.83
4
12.8
21
17.2
34
186.
128
123.
036
Oth
er a
sset
s
Jum
lah
aset
472.
750
325.
617
39.8
86
30.2
68
2.08
8
2.77
1
15.0
18
18.6
42
529.
742
377.
298
Tota
l ass
ets
Jum
lah
liabi
litas
306.
194
179.
772
3.01
1
2.52
8
530
3.86
6
32.7
17
31.9
00
342.
452
218.
066
Tota
l lia
bilit
ies
Pem
bela
jaan
mod
al22
0.51
2
15
2.80
2
10
.747
1.
977
-
-
1.
380
68
3
23
2.63
9
15
5.46
2
C
apita
l exp
endi
ture
Pend
apat
an (
beba
n) n
on k
as:
Non
cas
h in
com
e (e
xpen
ses)
:Pe
nyus
utan
(49.
137)
(32.
937)
(4.2
48)
(4
.753
)
-
(7
)
(591
)
(2
68)
(53.
976)
(37.
965)
Dep
reci
atio
nB
eban
non
-kas
lain
nya
(4.3
63)
(3
.433
)
(622
)
(4
86)
(382
)
(4
33)
-
-
(5.3
67)
(4
.352
)
Oth
er n
onca
sh e
xpen
ses
Con
solid
ated
Am
ount
Pert
amba
ngan
/Ju
mla
h K
onso
lidas
i/Ja
sa/
Eng
inee
ring
and
Tida
k D
ialo
kasi
kan/
Una
lloca
ted
Min
ing
Ser
vice
sC
onst
ruct
ion
Rek
ayas
a da
n K
onst
ruks
i/
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
62
30. KOMITMEN, KEWAJIBAN BERSYARAT DAN KONTRAK YANG SIGNIFIKAN
30. COMMITMENTS, CONTINGENCIES AND SIGNIFICANT CONTRACTS
a. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan
telah menerbitkan Purchase Order untuk membeli alat berat dan peralatan baru sebesar US$ 539 ribu. Manajemen berkeyakinan dapat mendanai pembelian ini sehubungan telah ditandatanganinya Memorandum of Agreement dengan Indika Capital (Catatan 28b).
a. As of December 31, 2012, the Company has issued Purchase Orders to acquire new equipment totaling US$ 539 thousand. Management believes that the Company will be able to finance this acquisition inline with the signing of the Memorandum of Agreement with Indika Capital (Note 28b).
b. Perusahaan mempunyai fasilitas kredit untuk
sewa pembiayaan sebagai berikut: b. The Company has credit facilities for finance
leases as follows:
2012 2011US$ '000 US$ '000
PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF)(sebelumnya PT Austindo Nusantara (formerly PT Austindo Nusantara
Jaya Finance) 120.000 45.000 Jaya Finance)PT Mitsubishi UFJ Lease and Finance PT Mitsubishi UFJ Lease and Finance
Indonesia 25.000 - IndonesiaPT Orix Indonesia Finance 15.000 - PT Orix Indonesia Finance
Jumlah 160.000 45.000 Total
Sewa pembiayaan atas fasilitas kredit ini dijelaskan pada Catatan 18.
The lease liabilities under the credit facilities are disclosed in Note 18.
c. Perusahaan mempunyai komitmen sewa operasi
yang tidak dapat dibatalkan atas tanah dan bangunan sebagai berikut:
c. The Company has commitments under non-cancellable operating leases for land and buildings as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000Jatuh tempo: Due:
Kurang dari 1 tahun 716 874 Less than 1 yearDalam 1 - 2 tahun 492 554 Within 1 - 2 yearsDalam 2 - 5 tahun 352 677 Within 2 - 5 years
Jumlah 1.560 2.105 Total
d. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011, Perusahaan mempunyai beberapa fasilitas bank garansi yang terpakai dalam rangka operasi Perusahaan masing-masing sebesar US$ 5.177 ribu dan US$ 2.837 ribu. Pada tanggal 31 Desember 2012, bank garansi tersebut dikeluarkan untuk Marathon International Pet. Indonesia, Total E&P Indonesie, Immersive Technology Pty Ltd., Exxon Mobil Exploration dan Production Surumana Limited, Anadarko Indonesia Nunukan Company, Eni Muara Bakau B.V., Salamander Energy Pte Ltd., Niko Resources Ltd., Krisenergy Kutaei B.V., dan Direktorat Jenderal Bea & Cukai. Pada tanggal 31 Desember 2011, bank garansi tersebut dikeluarkan untuk Marathon International Pet. Indonesia, Total E&P Indonesie, Immersive Technology Pty Ltd., Exxon Mobil Exploration dan Production Surumana Limited, Anadarko Indonesia Nunukan Company dan Direktorat Jenderal Bea & Cukai.
d. As of December 31, 2012 and 2011, the Company had various outstanding used bank guarantee facilities for the Company’s operations amounting to US$ 5,177 thousand and US$ 2,837 thousand, respectively. As of December 31, 2012, the bank guarantees were outstanding to Marathon International Pet. Indonesia, Total E&P Indonesie, Immersive Technology Pty Ltd., Exxon Mobil Exploration and Production Surumana Limited, Anadarko Indonesia Nunukan Company, Eni Muara Bakau B.V., Salamander Energy Pte Ltd., Niko Resources Ltd., Krisenergy Kutaei B.V., and Directorate General of Customs & Excise. As of December 31, 2011, the bank guarantees were outstanding to Marathon International Pet. Indonesia, Total E&P Indonesie, Immersive Technology Pty Ltd., Exxon Mobil Exploration and Production Surumana Limited, Anadarko Indonesia Nunukan Company, and Directorate General of Customs & Excise.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
63
e. Pada tanggal 1 Januari 2005, Perusahaan mengadakan Subkontrak Pengupasan Tanah dengan PT Gunung Bayan Pratama Coal (GBP) di lokasi tambang di daerah Muara Pahu, Kalimantan Timur. Berdasarkan subkontrak ini, Perusahaan menyediakan tenaga kerja, peralatan dan fasilitas untuk pembukaan lahan, penggalian lapisan atas tanah dan material buangan, dan pengangkutan material buangan. Perusahaan juga diharuskan untuk memenuhi tingkat produksi minimum tertentu untuk aktivitas tersebut.
e. On January 1, 2005, the Company entered into an Overburden Subcontract agreement with PT Gunung Bayan Pratama Coal (GBP) at its mine sites in Muara Pahu districts, East Kalimantan. Under this subcontract, the Company provides labour, equipment and facilities for land clearing, overburden and top soil removal, and overburden hauling. The Company is also required to meet certain minimum production requirements for these activities.
Pada tanggal 29 Oktober 2008, Perusahaan mengadakan kontrak baru untuk pekerjaan penggalian tanah serupa dengan GBP senilai US$ 315 juta. Perjanjian ini berlaku untuk lima tahun yang dimulai tanggal 1 Januari 2009, setelah pekerjaan berdasarkan perjanjian terdahulu selesai.
On October 29, 2008, the Company entered into a new agreement for a new scope of similar overburden work with GBP for US$ 315 million. This agreement will be effective for five years starting January 1, 2009, upon completion of the previous agreement.
Pada tanggal 26 Maret 2012, perjanjian tersebut telah direvisi, yang mencakup antara lain, memperpanjang kontrak jasa pertambangan sampai dengan 31 Desember 2017 dan untuk meningkatkan volume produksi overburden sampai dengan 55 juta BCM per tahun, mulai dari 2012 sampai dengan 2017.
On March 26, 2012, the agreement was amended, which include among others, to extend the mining service contract untill December 31, 2017 and to increase the overburden production volume to 55 million BCM per year starting from 2012 untill 2017.
f. Pada tanggal 16 Januari 2009, Perusahaan
mengadakan perjanjian Pemindahan Tanah Tertutup dan Pertambangan Batubara di Blok Santan - Separi Kalimantan Timur senilai US$ 250 juta dengan PT Santan Batubara (SB), sebuah proyek kerjasama 50/50 antara Perusahaan dan PT Harum Energy (Catatan 11). Lingkup perjanjian mencakup pemindahan tanah penutup dan penambangan batubara di Blok Santan - Separi Kalimantan Timur. Perjanjian ini berlaku untuk lima tahun sejak tanggal 6 Maret 2009.
f. On January 16, 2009, the Company entered into Overburden Removal and Coal Recovery and Loading of Santan - Separi Mine Site East Kalimantan agreement amounting to US$ 250 million with PT Santan Batubara (SB), a 50/50 joint venture between the Company and PT Harum Energy (Note 11). The scope encompasses overburden removal and coal mining at Santan - Separi block in East Kalimantan. This agreement is effective for five years starting on March 6, 2009.
Pada tanggal 16 Pebruari 2011, kontrak direvisi melalui Adendum No. 1 yang meningkatkan jumlah yang harus ditambang dari 99 juta BCM pengupasan tanah dan 9,5 juta ton batubara selama periode kontrak awal 5 tahun menjadi 155 juta BCM pengupasan tanah dan 14,8 juta ton batubara dalam masa 7 tahun.
On February 16, 2011, the contract was amended under Addendum No. 1 which increased the total quantities to be mined from 99 million BCM of overburden and 9.5 million ton of coal over the initial contract period of 5 years to 155 million BCM of overburden and 14.8 million ton of coal over a 7 year period.
Pada tanggal 2 Maret 2012, perjanjian tersebut telah direvisi yang mencakup antara lain, Perluasan dan Perpanjangan Kontrak Jasa Pertambangan di area pertambangan Separi dan Uskap dimana Perusahaan juga akan menyediakan jasa pertambangan untuk pit Uskap. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan ditargetkan untuk melakukan produksi pengupasan tanah untuk 2012 pada pit Uskap dengan volume sebesar 8,75 BCM meningkat menjadi 18,6 juta BCM per tahun pada tahun 2013 sampai 2015, dan meningkat menjadi 20,85 juta BCM pada tahun 2016.
On March 2, 2012, the agreement was amended, which include among others, the Contract Expansion and Extension of Mining Services at Separi and Uskap mining area, in which the Company will also provide mining service for Uskap pit. Based on such agreement, the Company was targeted for overburden production volumes for 2012 on Uskap pit is 8.75 million BCM and will be increased to 18.6 million BCM per year in 2013 until 2015 and increase to 20.85 million BCM in 2016.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
64
g. Pada tanggal 19 Agustus 2009, Perusahaan dan PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) menandatangani Perjanjian Pemindahan Tanah Tertutup dan Pengangkutan Batubara senilai US$ 200 juta di lokasi ABN di Sanga – Sanga, Kalimantan Timur. Perjanjian ini efektif mulai tanggal 19 Agustus 2009 untuk jangka waktu lima tahun. Sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh Perusahaan atas perjanjian ini, ABN menyediakan fasilitas bank garansi dengan jumlah maksimum US$ 22.500 ribu pada tahun kedua kontrak.
g. On August 19, 2009, the Company and PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) entered into Overburden Removal and Coal Loading Agreement amounting to US$ 200 million at Sanga - Sanga Mine Site, East Kalimantan. This agreement is effective for five years starting on August 19, 2009. In relation to the services provided by the Company on this agreement, ABN provides bank guarantee facility for a maximum amount of US$ 22,500 thousand in the second year of the contract.
Pada tanggal 25 Agustus 2011, perjanjian tersebut telah direvisi, yang mencakup, antara lain, peningkatan target jumlah produksi batubara dan pengupasan tanah dari 14 juta ton batubara dan 126 juta BCM pengupasan tanah selama lima tahun menjadi 41,25 juta ton batubara dan 565,8 juta BCM selama sembilan tahun, serta tanggal berakhirnya kontrak dari tanggal 18 Agustus 2014 menjadi tanggal 31 Desember 2018.
On August 25, 2011, the agreement was amended, which include among others, the increase in target for coal and overburden production volume from 14 million ton coal and 126 million BCM overburden for five years period to 41.25 million ton coal and 565.8 million BCM for nine years period, and the expiration date of the contract from August 18, 2014 to December 31, 2018.
Perusahaan dan ABN menandatangani Perjanjian Penyewaan Alat Berat dan Personal di site ABN, Sanga-Sanga, Kalimantan Timur. Perjanjian ini dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.
The Company and ABN entered into Plant Hire Agreement for Hire of Mobile Plant and Personnel at ABN Site, Sanga-Sanga, East Kalimantan. Commenced date for this agreement on January 1, 2012.
h. Pada tanggal 22 Oktober 2010, Perusahaan dan PT Kideco Jaya Agung, pihak berelasi, menandatangani Perjanjian Permindahan Tanah Tertutup dan Pertambangan Batubara senilai US$ 216 juta di SM Popor, Area Suara, Kalimantan Timur. Perjanjian ini efektif mulai 1 Januari 2011 untuk jangka waktu lima tahun (Catatan 28).
h. On October 22, 2010, the Company and PT Kideco Jaya Agung, a related party, entered into a Waste Removal & Coal Production Agreement amounting to US$ 216 million at SM Popor, Suara Area, East Kalimantan. This agreement is effective for five years commencing on January 1, 2011 (Note 28).
i. Pada tanggal 25 Juni 2001, Perusahaan
menandatangani perjanjian sewa menyewa tanah milik Pertamina di Tanjung Batu, Balikpapan, dengan Pertamina UP V Balikpapan. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan menyewa asset yang berupa tanah seluas 89 HA, bangunan Dermaga dan gudang yang terletak di Tanjung Batu, Balikpapan. Perjanjian ini berlaku 15 (lima belas) tahun terhitung mulai tanggal 1 Pebruari 2001 sampai dengan 1 Pebruari 2016. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir pada tanggal 10 Desember 2010 menetapkan harga sewa yang baru untuk periode 2 Pebruari 2010 sampai dengan 1 Pebruari 2013.
i. On June 25, 2001, the Company entered into a lease agreement of Pertamina’s land in Tanjung Batu, Balikpapan, with Pertamina UP V Balikpapan. Based on this agreement, the Company rented assets of 89 HA land area, Jetty and warehouse located at Tanjung Batu, Balikpapan. This agreement is valid for 15 (fifteen) years from February 1, 2001 until February 1, 2016. This agreement has been amended several times. The latest amendment is on December 10, 2010, which stipulates the rental fee for the period from February 2, 2010 until February 1, 2013.
j. Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan
mengadakan perjanjian aliansi dengan PT Ilthabi Bara Utama (IBU) untuk mengembangkan suatu kawasan penambangan baru dan membangun fasilitas pendukungnya, berlokasi di Kalimantan Timur.
j. On June 29, 2007, the Company entered into an alliance agreement with PT Ilthabi Bara Utama (IBU) to develop a greenfield coal mining project and construct supporting facilities located in East Kalimantan.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
65
Pada tanggal 28 dan 29 Nopember 2007, Perusahaan menandatangani lagi kontrak untuk proyek penambangan batubara Pakar senilai US$ 145 juta, dan dua kontrak senilai US$ 197 juta berkenaan dengan layanan transportasi batubara, dari tambang Pakar ke pelabuhan sungai, serta pemrosesan batubara.
On November 28 and 29, 2007, the Company secured a further US$ 145 million contract for the Pakar Coal Mine Project, and two contracts valued at US$ 197 million related to product coal hauling services, from the Pakar mine to the river port, and the coal processing and port handling services.
Tambang ini merupakan tambang batubara terbuka untuk memproduksi batubara thermal. Kegiatan pertambangan diharapkan dimulai pada pertengahan 2008 dengan periode kontrak awal selama lima tahun. Dua kontrak yang terakhir meliputi pekerjaan konstruksi dan rekayasa pengembangan pertambangan serta operasional pertambangan secara menyeluruh sampai pengangkutan ke pelabuhan untuk jangka waktu lima tahun.
The mine is an open cut coal mine planned to produce thermal coal. The mine was expected to commence in the middle of 2008 with an initial contract period of five years. The last two contracts cover mine development engineering and construction, and all mining operations in a “pit to port” total service solution for a five years period.
Sehubungan dengan kegagalan IBU dalam pemenuhan kontrak pembayaran, pada tanggal 10 Oktober 2008, Perusahaan mengumumkan penghentian aktivitas proyek. Hal ini diikuti oleh permintaan IBU untuk mengurangi kegiatan dan berada pada keadaan standby, termasuk pemberhentian subkontraktor. Pada saat proyek dihentikan, kemajuan fisik telah mencapai 79% penyelesaian. Dampak dari penghentian ini, seluruh subkontraktor, tim proyek dan alat alat telah seluruhnya ditarik pada akhir Nopember 2008.
Due to the continuous failure of IBU to fulfill the contractual payment terms, on October 10, 2008, the Company commenced suspension of project activities. This followed a request from IBU to minimize work and go on standby, including suspension or termination of sub-contractors. By the time the project was suspended, physical progress had reached 79% completion. In view of this suspension, all subcontractors, project teams and equipment were completely demobilized by the end of November 2008.
Pada bulan Desember 2009, Perusahaan memutuskan untuk menghapus bukukan piutang yang berasal dari kontrak ini sebesar US$ 28,8 juta.
In December 2009, the Company had decided to make accounting write-off for the outstanding receivables from these contracts amounting to US$ 28.8 million.
Penghapusbukuan piutang yang tidak dapat ditagih tidak menghilangkan atau menghapus atau mengurangi hak Perusahaan atau menurut pengertian hukum untuk menagih seluruh piutang dari IBU.
The accounting write-off of the uncollectible receivables does not eliminate or remove or reduce the Company’s right or legal means to collect the receivables from IBU.
Pada 20 Oktober 2011, Perusahaan dan PT Ilthabi Bara Utama (IBU) menandatangani Settlement Agreement dimana dalam perjanjian ini, IBU setuju untuk membayar sebesar US$ 10 juta atas piutang yang dihapus bukukan sebagai penyelesaian final semua klaim dan tuntutan Perusahaan yang terkait dengan perjanjian Proyek Batubara dan Jasa Pertambangan Pakar. Pada tanggal 31 Oktober 2011, Perusahaan menerima US$ 10 juta dan dicatat sebagai bagian dari “Keuntungan dan kerugian Lain-Lain-bersih” dalam “Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (Catatan 24).
On October 20, 2011, the Company and PT Ilthabi Bara Utama (IBU) entered into a Settlement Agreement whereby under this agreement, IBU agreed to pay a sum of US$ 10 million of the written-off receivable as the settlements of all claims and demands of the Company in respect of the Pakar Coal Project and Mining Services agreements. On October 31, 2011, the Company received US$ 10 million and was recorded as part of “Other gains and losses-net” in the “Consolidated Statements of Comprehensive Income” (Note 24).
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
66
31. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG SELAIN MATA UANG NON-FUNGSIONAL
31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN NONFUNCTIONAL CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan entitas anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai berikut:
At December 31, 2012 and 2011, the Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities in currencies other than U.S. Dollar currency as follows:
Mata uang lain Setara dengan US$ Mata uang lain Setara dengan US$ (dalam ribuan)/ (dalam ribuan)/ (dalam ribuan)/ (dalam ribuan)/
Other currencies Equivalent in US$ Other currencies Equivalent in US$(in thousand) (in thousand) (in thousand) (in thousand)
Aset AssetsKas dan setara kas Cash and cash equivalents
Rupiah 41.435.950 4.285 25.045.816 2.762 RupiahDollar Australia 35 36 34 34 Australian DollarEuro 8 10 7 9 Euro
Piutang usaha - bersih Trade accounts receivable - netRupiah 5.395.860 558 6.320.396 697 Rupiah
Piutang lain-lain Other receivables Rupiah 2.610.900 270 4.397.980 485 Rupiah
Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Rupiah 253.682.780 26.234 110.257.812 12.159 Rupiah
Aset lancar lainnya Other current assetsRupiah 4.844.670 501 12.604.520 1.390 RupiahDollar Singapura 98 80 - - Singapore DollarDollar Australia 57 59 - - Australian Dollar
Jumlah Aset 32.033 17.536 Total Assets
Liabilitas Liabilities Utang usaha Trade accounts payable
Rupiah 30.354.130 3.139 35.029.684 3.863 RupiahEuro 320 424 - - EuroDollar Australia 321 333 3.163 3.210 Australian DollarDollar Singapura 183 150 10 8 Singapore Dollar
Utang pajak Taxes payable Rupiah 10.637.000 1.100 22.833.224 2.518 Rupiah
Utang lain-lain Other payables Rupiah 29.010 3 634.760 70 Rupiah
Utang dividen Dividends payableRupiah 2.765.620 286 1.641.308 181 Rupiah
Liabilitas imbalan pasca kerja Employee benefits obligation Rupiah 97.483.270 10.081 64.137.964 7.073 Rupiah
Jumlah Liabilitas 15.516 16.923 Total Liabilities
Aset Moneter Bersih 16.517 613 Net Monetary Assets
2012 2011
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan serta kurs yang berlaku pada tanggal 4 Maret 2013 adalah sebagai berikut:
The conversion rates used by the Company at December 31, 2012 and 2011 and the prevailing rates at March 4, 2013 are as follows:
4 Maret 2013/
Mata Uang March 4, 2013 2012 2011 Currency US$ US$ US$
Rupiah (Rp) 1.000 0,1031 0,1034 0,1103 Rupiah (Rp) 1,000Dollar Australia (AU$) 1 1,0164 1,0368 1,0149 Australian Dollar (AU$) 1Dollar Singapura (Sin$) 1 0,8037 0,8177 0,7691 Singapore Dollar (Sin$) 1Euro (EUR) 1 1,3013 1,3247 1,2946 Euro (EUR) 1
PT
PE
TRO
SE
A T
bk D
AN
EN
TITA
S A
NA
K
CAT
ATAN
ATA
S LA
POR
AN K
EUAN
GAN
KO
NSO
LID
ASIA
N
31 D
ES
EM
BE
R 2
012
DA
N 2
011
SE
RTA
U
NTU
K T
AH
UN
-TA
HU
N Y
AN
G B
ER
AK
HIR
P
AD
A TA
NG
GA
L TE
RS
EBU
T
(L
anju
tan)
P
T P
ETR
OS
EA
Tbk
AN
D IT
S S
UB
SID
IAR
IES
NO
TES
TO
TH
E C
ON
SO
LID
ATE
D
FIN
AN
CIA
L S
TATE
ME
NTS
D
EC
EM
BE
R 3
1, 2
012
AN
D 2
011
A
ND
FO
R T
HE
YE
AR
S TH
EN
EN
DE
D
(Con
tinue
d)
67
32.
KA
TEG
OR
I DA
N K
ELA
S IN
STR
UM
EN K
EUA
NG
AN
32.
CA
TEG
OR
IES
AN
D C
LASS
ES O
F FI
NA
NC
IAL
INST
RU
MEN
TS
Li
abili
tas
yang
diuk
ur p
ada
Ase
t pad
ani
lai w
ajar
nila
i waj
arm
elal
ui la
ba ru
gim
elal
ui la
pora
n(L
iabi
litas
laba
rugi
(Ase
tD
eriv
atif
yang
Liab
ilita
s pa
dake
uang
anPi
njam
an y
ang
Dim
iliki
keua
ngan
pad
adi
guna
kan
untu
kbi
aya
pero
leha
npa
da F
VTPL
)/K
as d
andi
berik
an d
anhi
ngga
jatu
hFV
TPL)
/lin
dung
nila
i/Te
rsed
iadi
amor
tisas
i/Li
abilt
ies
atse
tara
kas
/pi
utan
g/te
mpo
/A
sset
s at
fair
Der
ivat
ives
untu
k di
jual
/Li
abili
ties
at
fair
valu
eC
ash
and
cash
Loan
s an
d H
eld-
to-
valu
e th
roug
hus
ed fo
rA
vaila
ble-
for-
amor
tized
thro
ugh
prof
itJu
mla
h/eq
uiva
lent
sre
ceiv
able
sm
atur
ity
prof
it or
loss
hedg
ing
sale
cost
or lo
ssTo
tal
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
US$
'000
31 D
esem
ber 2
012
Dec
embe
r 31,
201
2
Ase
t Keu
anga
n La
ncar
Cur
rent
Fin
anci
al A
sset
sKa
s da
n se
tara
kas
44.9
74
-
-
-
-
-
-
-
44.9
74
Cas
h an
d ca
sh e
quiv
alen
tsPi
utan
g us
aha
Trad
e ac
coun
ts re
ceiv
able
Piha
k ke
tiga
- 49
.678
-
- -
- -
- 49
.678
Third
par
ties
Piha
k be
rela
si-
31.4
06
- -
- -
- -
31.4
06
R
elat
ed p
artie
sPi
utan
g la
in-la
inO
ther
acc
ount
s re
ceiv
able
Piha
k ke
tiga
- 1.
024
-
- -
- -
- 1.
024
Third
par
ties
Piha
k be
rela
si-
341
-
- -
- -
- 34
1
R
elat
ed p
artie
s
Liab
ilita
s K
euan
gan
Jang
ka P
ende
kC
urre
nt F
inan
cial
Lia
bilit
ies
Uta
ng b
ank
-
-
- -
- -
12.5
00
- 12
.500
Ba
nk lo
anU
tang
usa
haTr
ade
acco
unts
pay
able
Piha
k ke
tiga
-
-
- -
- -
49.5
02
- 49
.502
Third
par
ties
Piha
k be
rela
si-
-
-
- -
- 21
9
- 21
9
R
elat
ed p
artie
sU
tang
lain
-lain
kep
ada
piha
k ke
tiga
-
-
- -
- -
1.42
0
- 1.
420
O
ther
pay
able
s to
third
par
ties
Uta
ng d
ivid
en-
-
-
- -
- 28
6
- 28
6
Div
iden
ds p
ayab
leBe
ban
yang
mas
ih h
arus
dib
ayar
Accr
ued
expe
nses
Piha
k ke
tiga
-
-
- -
- -
3.80
8
- 3.
808
Third
par
ties
Piha
k be
rela
si-
-
-
- -
- 1.
666
-
1.66
6
R
elat
ed p
arty
Liab
ilita
s se
wa
pem
biay
aan
-
-
- -
- -
55.4
17
- 55
.417
Fi
nanc
e le
ase
oblig
atio
ns
Liab
ilita
s K
euan
gan
Jang
ka P
anja
ngN
on-c
urre
nt F
inan
cial
Lia
bilit
ies
Liab
ilita
s se
wa
pem
biay
aan
-
-
- -
- -
89.7
50
- 89
.750
Fi
nanc
e le
ase
oblig
atio
nsPi
njam
an ja
ngka
pan
jang
dar
i pih
ak b
erel
asi
-
-
- -
- -
110.
000
-
110.
000
Lo
ng-te
rm lo
an fr
om a
rela
ted
party
Jum
lah
44.9
74
82.4
49
-
-
-
-
324.
568
-
45
1.99
1
Tota
l
PT P
ETR
OS
EA
Tbk DA
N E
NTITA
S A
NA
K
CATATAN
ATAS LAPOR
AN KEU
ANG
AN KO
NSO
LIDASIAN
31 D
ES
EM
BE
R 2012 D
AN
2011 SE
RTA
U
NTU
K TA
HU
N-TA
HU
N YA
NG
BE
RA
KH
IR
PA
DA TA
NG
GA
L TER
SEB
UT
(Lanjutan)
P
T PE
TRO
SE
A Tbk A
ND
ITS S
UB
SIDIA
RIE
S
NO
TES
TO TH
E C
ON
SO
LIDA
TED
FIN
AN
CIA
L STA
TEM
EN
TS
DE
CE
MB
ER
31, 2012 AN
D 2011
AN
D FO
R TH
E YEA
RS TH
EN
EN
DE
D
(Continued)
68
Liabilitas yang
diukur padaA
set padanilai w
ajarnilai w
ajarm
elalui laba rugim
elalui laporan(Liabilitas
laba rugi (Aset
Derivatif yang
Liabilitas padakeuangan
Pinjaman yang
Dim
ilikikeuangan pada
digunakan untukbiaya perolehan
pada FVTPL)/K
as dandiberikan dan
hingga jatuhFVTPL)/
lindung nilai/Tersedia
diamortisasi/
Liabilties atsetara kas/
piutang/tem
po/A
ssets at fairD
erivativesuntuk dijual/
Liabilities at fair value
Cash and cash
Loans and H
eld-to-value through
used forA
vailable-for-am
ortizedthrough profit
Jumlah/
equivalentsreceivables
maturity
profit or losshedging
salecost
or lossTotal
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
US$'000
31 Desem
ber 2011D
ecember 31, 2011
Aset K
euangan LancarC
urrent Financial Assets
Kas dan setara kas
22.587
-
-
-
-
-
-
-
22.587
Cash and cash equivalents
Piutang usaha
Trade accounts receivableP
ihak ketiga-
31.650
-
-
-
-
-
-
31.650
Third partiesP
ihak berelasi-
18.710
-
-
-
-
-
-
18.710
Related parties
Piutang lain-lain
Other accounts receivable
Pihak ketiga
-
3.138
-
-
-
-
-
-
3.138
Third partiesP
ihak berelasi-
503
-
-
-
-
-
-
503
R
elated parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Current Financial Liabilities
Utang bank
-
-
-
-
-
-
12.500
-
12.500
Bank loan
Utang usaha
Trade accounts payableP
ihak ketiga-
-
-
-
-
-
64.334
-
64.334
Third parties
Pihak berelasi
-
-
-
-
-
-
191
-
191
R
elated partiesU
tang lain-lain kepada pihak ketiga-
-
-
-
-
-
651
-
651
O
ther payables to third partiesU
tang dividen-
-
-
-
-
-
181
-
181
D
ividends payableB
eban yang masih harus dibayar
Accrued expenses
Pihak ketiga
-
-
-
-
-
-
4.540
-
4.540
Third partiesP
ihak berelasi-
-
-
-
-
-
584
-
584
R
elated partyP
endapatan ditangguhkan-
-
-
-
-
-
132
-
132
D
eferred income
Liabilitas sewa pem
biayaan-
-
-
-
-
-
26.828
-
26.828
Long term lease liabilities
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang
Non-current Financial Liabilities
Liabilitas sewa pem
biayaan-
-
-
-
-
-
42.658
-
42.658
Long term lease liabilities
Pinjam
an jangka panjang dari pihak berelasi-
-
-
-
-
-
55.000
-
55.000
Long-term loan from
a related partyJum
lah22.587
54.001
-
-
-
-
207.599
-
284.187
Total
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
69
33. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
33. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENTS
a. Manajemen risiko modal
Perusahaan mengelola modalnya untuk memastikan mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha disamping memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo liabilitas dan ekuitas.
a. Capital risk management
The Company manages its capital to ensure that it will be able to continue as a going concern while maximizing the return to stakeholders through the optimization of debt and equity balance.
Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang termasuk utang bank, utang jangka panjang dari pihak berelasi, dan liabilitas sewa pembiayaan yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian, kas dan setara kas dan modal tersedia bagi para pemegang saham dari induk perusahaan, terdiri dari modal saham dan laba ditahan sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 19 atas laporan keuangan konsolidasian.
The capital structure of the Company consists of debt, which includes bank loans, long-term related party loan and lease liabilities disclosed in the notes to consolidated financial statements, cash and cash equivalents and equity attributable to equity holders of the parent, comprising issued capital and retained earnings as disclosed in Note 19 to the consolidated financial statements.
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Board of Directors of the Company periodically reviews the Company's capital structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and related risk.
Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000Pinjaman: Debt:
Utang bank 12.500 12.500 Bank loanUtang jangka panjang dari Long-term loan from
pihak berelasi 110.000 55.000 a related partyLiabilitas sewa 145.167 69.486 Lease liabilities
Jumlah pinjaman 267.667 136.986 Total debt
Kas dan setara kas 44.974 22.587 Cash and cash equivalents
Pinjaman - bersih 222.693 114.399 Net debtModal 187.290 159.232 Equity
Rasio pinjaman bersih terhadap modal 119% 72% Net debt to equity ratio
b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko
keuangan b. Financial risk management objectives and
policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company and its subsidiaries’ overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiaries operates within defined guidelines that are approved by the Board.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
70
Dewan Komisaris Perusahaan telah membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertugas membantu Dewan Komisaris Perusahaan menetapkan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko Perusahaan, serta memastikan bahwa telah dilakukan penilaian yang mendalam terhadap semua transaksi dan tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan yang berpotensi mengandung risiko serta memberikan rekomendasi mengenai tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
The Board of Commissioners of the Company has appointed a Risk Management Committee to assist the Board of Commissioners in determining the policy and procedures of the Company risk management and to ensure that all transactions and acts taken by the Company with risk, have been reviewed profoundly and also to give recommendation on the action taken to reduce the risk.
i. Manajemen risiko mata uang asing i. Foreign exchange risk management
Mata uang fungsional Perusahaan adalah Dollar Amerika Serikat dan eksposur mata uang lain Perusahaan sebagian besar timbul dari transaksi yang didenominasi dalam Rupiah terutama untuk beban administrasi. Namun, eksposur ini dieliminasi dengan kas dan setara kas yang ditempatkan dalam mata uang Rupiah. Oleh karena itu, risiko fluktuasi mata uang lain masih dapat diatur oleh Perusahaan.
The Company’s functional currency is U.S. Dollar and its other exchange exposure arises mainly from transactions denominated in Rupiah which are mainly the administration expenses. However, this risk exposure is offset with cash and cash equivalents placed in Indonesian Rupiah currency. Therefore, the impact from fluctuation of other exchange is considered manageable.
ii. Manajemen risiko tingkat suku bunga ii. Interest rate risk management
Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Risiko pada pendapatan bunga bersifat terbatas karena Perusahaan dan entitas anak hanya bermaksud untuk menjaga saldo kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Dalam beban bunga, keseimbangan optimal antara utang dengan tingkat bunga tetap dan mengambang ditetapkan di muka. Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan kombinasi yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Persetujuan dari Dewan Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Perusahaan dan entitas anak menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga.
The interest rate risk exposure relates to the amount of assets or liabilities which are subject to a risk that a movement in interest rates will adversely affect the income after tax. The risk on interest income is limited as the Company and its subsidiaries only intends to keep sufficient cash balances to meet operational needs. On interest expenses, the optimum balance between fixed and floating interest debt is considered upfront. The Company and its subsidiaries has a policy of obtaining financing that would provide an appropriate mix of floating and fix interest rate. Approvals from the Board of Directors and Commissioners must be obtained before committing the Company and its subsidiaries to any of the instruments to manage the interest rate risk exposure.
Analisis sensitivitas suku bunga Interest rate sensitivity analysis Analisis sensitivitas di bawah ini telah ditentukan berdasarkan paparan suku bunga untuk instrumen non-derivatif pada akhir periode pelaporan. Untuk liabilitas tingkat bunga mengambang, analisis tersebut disusun dengan asumsi jumlah liabilitas terutang pada akhir periode pelaporan itu terutang sepanjang tahun. Kenaikan atau penurunan 0,50% digunakan ketika melaporkan risiko suku bunga secara internal kepada karyawan kunci dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada suku bunga.
The sensitivity analyses below have been determined based on the exposure to interest rates for non-derivative instruments at the end of the reporting period. For floating rate liabilities, the analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole year. A 0.50% increase or decrease is used when reporting interest rate risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in interest rates.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
71
Jika suku bunga telah lebih tinggi/rendah 0,50% dan semua variabel lainnya tetap konstan, maka laba sebelum pajak Perusahaan dan entitas anak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 akan turun/naik sebesar US$ 616 ribu. Hal ini terutama disebabkan oleh eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap suku bunga atas pinjamannya dengan suku bunga variabel.
If interest rates had been 0.50% higher/lower and all other variables were held constant, income before tax of the Company and its subsidiaries for the year ended December 31, 2012 would decrease/increase by US$ 616 thousand. This is mainly attributable to the Company and its subsidiaries exposures to interest rates on its variable rate borrowings.
Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan dan entitas anak pada aset keuangan dan liabilitas keuangan dijelaskan dalam tabel risiko likuiditas.
The Company and its subsidiaries exposures to interest rates on financial assets and financial liabilities are detailed in the liquidity risk table.
iii. Manajemen risiko kredit iii. Credit risk management
Risiko kredit merujuk pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Company.
Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya, sedangkan piutang usaha dan piutang lain-lain diberikan kepada pihak-pihak yang layak dan terpercaya.
The Company’s credit risk is primarily attributable to its cash and cash equivalents, trade and other accounts receivable. The Company places its cash and cash equivalents with reputable financial institutions, while trade and other accounts receivable are entered with respected and credit worthy parties.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses, represents the Company’s exposure to credit risk.
Pelanggan Perusahaan terkonsentrasi pada industri Pertambangan, Minyak dan Gas di Indonesia. Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, empat pelanggan memiliki kontribusi 92,55% dan 89,69% masing-masing dari jumlah pendapatan. Manajemen berkeyakinan bahwa risiko kredit terbatas karena tidak pernah ada kegagalan kredit dari pelanggan-pelanggan tersebut.
The Company’s customer base is concentrated in the Mining, Oil and Gas industry in Indonesia. For the years ended December 31, 2012 and 2011, four customers accounted for 92.55% and 89.69% of the total revenues. Management believes that the credit risk is limited because there has been no credit default from such customers.
iv. Manajemen risiko likuiditas iv. Liquidity risk management
Tanggung jawab utama untuk manajemen risiko likuiditas bertumpu pada dewan direksi yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan menyesuaikan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
The ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the board of directors, which has built an appropriate liquidity risk management framework for the management of the Company’s short, medium and long-term funding and liquidity management requirements. The Company manages liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
72
Perusahaan menjaga kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja, dimana dana tersebut ditempatkan dalam bentuk kas dan setara kas.
The Company maintains sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements, whereas the funds are placed in cash and cash equivalents.
Tabel berikut merinci sisa jangka kontrak Perusahaan untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas tak terdiskonto liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal dimana Perusahaan dapat diminta untuk membayar. Tabel mencakup bunga dan arus kas utama. Sampai-sampai arus bunga mengambang menilai, jumlah tak terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal yang paling awal di mana Perusahaan dapat diminta untuk membayar.
The following tables detail the Company's remaining contractual maturity for its non-derivative financial liabilities with agreed repayment periods. The tables have been drawn up based on the undiscounted cash flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Company can be required to pay. The tables include both interest and principal cash flows. To the extent that interest flows are floating rate, the undiscounted amount is derived from interest rate curves at the end of the reporting period. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Company may be required to pay.
% US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '00031 Desember 2012 December 31, 2012Tanpa bunga Non-interest bearing
Utang usaha 37.219 12.097 405 - 49.721 Trade accounts payableUtang lain-lain kepada pihak ketiga 12 628 780 - 1.420 Other payables to third partiesBeban yang masih harus dibayar 200 1.792 3.482 - 5.474 Accrued expenses
Instrumen suku bunga variabel Variable interest rate instrumentsLiabilitas sew a pembiayaan 3,68 - 17.370 42.631 95.979 155.980 Lease liabilitiesUtang bank 2,71 - - 12.756 - 12.756 Bank loan
Instrumen suku bunga tetap Fixed interest rate instrumentsPinjaman jangka panjang Long-term loan from dari pihak berelasi 9,85 - - - 153.254 153.254 a related party
37.431 31.887 60.054 249.233 378.605
31 Desember 2011 December 31, 2011Tanpa bunga Non-interest bearing
Utang usaha 45.814 16.086 2.625 - 64.525 Trade accounts payableUtang lain-lain kepada pihak ketiga 388 - 263 - 651 Other payables to third partiesBeban yang masih harus dibayar 1.354 145 3.625 - 5.124 Accrued expenses
Instrumen suku bunga variabel Variable interest rate instrumentsLiabilitas sew a pembiayaan 3,45 - 7.530 21.684 44.766 73.980 Lease liabilitiesUtang bank 2,70 - - 12.786 - 12.786 Bank loan
Instrumen suku bunga tetap Fixed interest rate instrumentsPinjaman jangka panjang Long-term loan from dari pihak berelasi 9,85 - - - 81.860 81.860 a related party
47.556 23.761 40.983 126.626 238.926
1-3 bulan/1-3
months
Kurang dari 1 bulan/
Less than 1 month
3 bulan sampai 1
tahun/3 months to 1 year
Tingkat bunga rata-
rata tertimbang
efektif/Weighted average effective
interest rateJumlah/Total
1-5 tahun/1-5 years
Tabel berikut merinci estimasi jatuh tempo instrumen keuangan non-derivatif Perusahaan. Tabel tersebut telah disusun berdasarkan jatuh tempo kontrak terdiskonto dari aset keuangan termasuk bunga yang akan diperoleh dari aset tersebut. Dimasukkannya informasi non-derivatif aset keuangan diperlukan untuk memahami manajemen risiko likuiditas Perusahaan sebagaimana likuiditas dikelola berdasarkan aktiva dan liabilitas bersih.
The following table details the Company's expected maturity for its non-derivative financial assets. The table has been drawn up based on the undiscounted contractual maturities of the financial assets including interest that will be earned on those assets. The inclusion of information on non-derivative financial assets is necessary in order to understand the Company's liquidity risk management as the liquidity is managed on a net asset and liability basis.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
73
% US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000 US$ '000
31 Desember 2012 December 31, 2012Tanpa bunga Non-interest bearing
Kas 42 - - - 42 Cash on handPiutang usaha 65.682 15.402 - - 81.084 Trade accounts receivablePiutang lain-lain - 291 1.074 - 1.365 Other receivables
Instrumen tingkat bunga variabel Variable interest rate instrumentsBank 0,42 43.587 - - - 43.587 Cash in banks
Instrumen tingkat bunga tetap Fixed interest rate instrumentsDeposito berjangka 7,08 - 1.345 - - 1.345 Time deposits
109.311 17.038 1.074 - 127.423
31 Desember 2011 December 31, 2011Tanpa bunga Non-interest bearing
Kas 38 - - - 38 Cash on handPiutang usaha 47.054 2.202 1.104 - 50.360 Trade accounts receivablePiutang lain-lain - 451 3.190 - 3.641 Other receivable
Instrumen tingkat bunga Variable interest ratevariabel instrumentsBank 0,34 12.866 - - - 12.866 Cash in banks
Instrumen tingkat bunga Fixed interest ratetetap instrumentsDeposito berjangka 3,24 - 9.683 - - 9.683 Time deposits
59.958 12.336 4.294 - 76.588
1-3 bulan/1-3
months
Kurang dari 1 bulan/
Less than 1 month
3 bulan sampai 1
tahun/3 months to 1 year
Tingkat bunga rata-
rata tertimbang
efektif/Weighted average effective
interest rateJumlah/Total
1-5 tahun/1-5 years
Jumlah yang termasuk di atas untuk instrumen suku bunga baik untuk variabel non-derivatif aset keuangan maupun kewajiban dapat berubah jika perubahan tingkat suku bunga variabel berbeda dengan estimasi suku bunga yang ditentukan pada akhir periode pelaporan.
The amounts included above for variable interest rate instruments for both non-derivative financial assets and liabilities is subject to change if changes in variable interest rates differ to those estimates of interest rates determined at the end of the reporting period.
c. Nilai wajar instrumen keuangan c. Fair value of financial instruments
Kecuali disebutkan pada tabel berikut ini, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya karena bersifat jangka pendek:
Except as detailed in the following table, management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values because of their short-term maturities:
Nilai tercatat/ Nilai wajar/Carrying amount Fair value
US$ '000 US$ '000Pinjaman jangka panjang Long-term loan from
dari pihak berelasi 110.000 112.592 a related party
31 Desember/December 31, 2012
Nilai wajar instrumen keuangan di atas ditentukan melalui analisa arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama.
The fair value for the above financial instruments was determined by discounting estimated cash flows using discount rates for financial instruments with similar term and maturity.
PT PETROSEA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT PETROSEA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2012 AND 2011
AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
74
34. PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ATAS AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN NONKAS
34. SUPPLEMENTAL DISCLOSURES ON NONCASH INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES
Pada tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas konsolidasian dengan rincian sebagai berikut:
For the years ended December 31, 2012 and 2011, the Company and its subsidiaries has investment and financing transactions that did not affect cash and cash equivalents and hence not included in the consolidated statements of cash flows with the detail as follows:
2012 2011
US$ '000 US$ '000
Penambahan aset pembiayaan melalui Increased in leased assets throughliabilitas sewa pembiayaan 38.526 44.864 lease liabilities
Increase in liability for purchase ofPenambahan aset tetap melalui utang 6.857 35.136 property, plant and equipment
35. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
35. MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 2 sampai 74 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 4 Maret 2013.
The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 2 to 74 were the responsibilities of the management, and were approved by the Company’s Directors and authorized for issue on March 4, 2013.
***********
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
(This page is intentionally left blank)
DATA PERUSAHAANCORPORATE DATA
PROFIL DEWAN KOMISARIS
PROFIL DIREKSI
BOARD OF COMMISSIONER’S PROFILE
BOARD OF DIRECTOR’S PROFILE
INFORMASI PERUSAHAAN
PROFIL KOMITE, SEKRETARIS PERUSAHAAN, DAN INTERNAL AUDIT
COMPANY INFORMATION
COMMITTEE, CORPORATE SECRETARY & INTERNAL AUDIT’S PROFILE
Direktur Sumber Daya Energi
Energi ResourcesDirector
P O S B T K C MKepala Divisi Penyediaan
Head Of SupplyChain
K 3 L HH S E
Direktur Keuangan
Chief Financial
Officer (Cfo)
DirekturOperasional
Chief Operational
Officer
Direktur Sumber Daya
ManusiaHuman Capital
Director
Direktur HubunganEksternal
External AffairDirector
Rekayasa &Konstruksi
Engineering &Construction
PertambanganMining
ManajemenAset
Asset Management
Presiden KomisarisPresident Commissioner
KomisarisCommissioner
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Presiden DirekturPresident Director
Komite AuditAudit Committee
Sekretaris Perusahaan &Divisi Hukum KorporatCorporate Secretary &
Corporate Legal
Komite ManajemenRisiko
Risk Management Committee
Divisi Audit InternalInternal Audit
Komite Tata KelolaPerusahaan
Corporate Governance Committee
Divisi PerencanaanKorporat
Corporate Planning
KomiteSumber Daya Manusia
Human Capital Commitee
Divisi Kepastian MutuQuality Assurance
STRUKTUR ORGANISASI
ORGANIZATION STRUCTURE
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
113
AZIS ARMAND
RICHARD B. NESS
PANDRI PRABONO-
MOELYO
RICORUSTOMBI
PROFIL DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS PROFILE
PRESIDEN KOMISARIS
PRESIDENT COMMISSIONER
KOMISARIS
COMMISSIONER
63 tahun, diangkat menjadi Presiden Komisaris Petrosea pada bulan
Oktober 2010. Bapak Ness telah bergabung dengan Petrosea sejak
bulan Juli 2009, dan sebelumnya beliau menjabat sebagai Presiden
dan Chief Executive Officer. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indika sejak bulan Mei 2009. Bapak Ness sangat berpengalaman di
sektor energi, sumber daya dan pertambangan selama lebih dari 38
tahun. Jabatan yang dipegang oleh Beliau sebelumnya termasuk
Presiden Direktur di sejumlah perusahaan Newmont, konsultan
pertambangan pada PT Clinton Indonesia dan Wakil Presiden PT
Freeport Indonesia. Saat ini, Bapak Ness juga menjabat sebagai
mining chairman di American Chamber of Commerce, Indonesia,
dan mining chairman di International Business Chamber, Indonesia.
Beliau lulus dari Moorhead Technical Institute, Minnesota, USA pada
tahun 1969 dengan gelar di bidang Mechanics dan dari Moorhead
State University, Minnesota, USA untuk tambahan pendidikan pasca
pendidikan menengah. Bapak Ness menyelesaikan professional
management program di Harvard Business School, Massachusetts,
USA, pada tahun 1992.
64 tahun, diangkat menjadi Komisaris Petrosea pada bulan Mei
2011. Bapak Prabono telah berpengalaman selama 33 tahun dengan
Tripatra. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT
Tripatra Engineering dan PT Tripatra Engineers & Constructors dari
tahun 1989 sampai dengan 2010. Beliau menjabat sebagai Director
Tripatra (Singapore) Pte Ltd. sejak tahun 2005 dan Indika sejak
tahun 2007. Beliau mulai berkarir sebagai insyinyur dan karirnya
meningkat menduduki beberapa posisi seperti project engineer,
project manager dan project director untuk berbagai proyek
rekayasa dan turnkey EPC. Beliau mempunyai pengalaman yang
luas dalam menangani kontrak-kontrak konstruksi internasional
dan mengetahui praktek serta karakter atas industri konstruksi di
Indonesia. Bapak Prabono lulus dari Institut Teknologi Bandung,
Indonesia dengan gelar master di bidang Mechanical Engineering
pada tahun 1974, dan dari Central Institute of Management dengan
gelar master di bidang Business Administration pada tahun 1989.
Aged 63, was appointed as President Commissioner of Petrosea in
October 2010. Mr. Ness has worked for Petrosea since July 2009, and was
previously the President and Chief Executive Officer. Mr. Ness has served
as a Director of Indika since May 2009. Mr. Ness has been involved in
the energy, resources and mining sectors for over 38 years. His previous
positions include President Director of various Newmont entities, mining
consultant at PT Clinton Indonesia and Vice President of PT Freeport
Indonesia. Mr. Ness also currently holds the position of mining chairman at
the American Chamber of Commerce, Indonesia, and the mining chairman
at the International Business Chamber, Indonesia. He graduated from
Moorhead Technical Institute, Minnesota, USA in 1969 with a degree in
Mechanics and later attended Moorhead State University, Minnesota, USA
for additional studies in post-secondary education. Mr. Ness completed
a program in professional management at Harvard Business School,
Massachusetts, USA, in 1992.
Aged 64, was appointed as a Commissioner of Petrosea in May 2011.
Mr. Prabono has spent more than 33 years with Tripatra. He was the
President Director of PT Tripatra Engineering and PT Tripatra Engineers
& Constructors from 1989 to 2010. He has been a Director of Tripatra
(Singapore) Pte Ltd. since 2005 and of Indika since 2007. He started as
an engineer and progressed to various positions such as project engineer,
project manager and project director for various engineering and turnkey
EPC projects. He has extensive experience in dealing with large scale
international construction contracts and on practices and characteristics
of construction industries in Indonesia. Mr. Prabono graduated from
Bandung Institute of Technology, Indonesia with a master’s degree
in Mechanical Engineering in 1974, and from the Central Institute of
Management with a master’s degree in Business Administration in 1989.
KOMISARIS
COMMISSIONER
46 tahun, diangkat menjadi Komisaris Petrosea sejak Juli 2009.
Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia pada tahun 1991 dan gelar Master in Urban
Planning dari University of Illinois, Illinois, Amerika Serikat pada
tahun 1995. Menjabat Direktur di PT Indika Energy Tbk sejak
Februari 2007. Sejak tahun 2008 beliau juga menjadi Komisaris di
PT Indika Inti Corpindo dan PT Indika Infrastruktur Investindo. Beliau
berpengalaman dalam bidang keuangan perusahaan lebih dari 10
tahun dengan karir sebelumnya di PT Pefindo dari 1995 sampai 1997
dan JPMorgan Chase dari 1997 sampai 2004.
Aged 46, was appointed as a Commissioner of Petrosea in July 2009. Mr.
Armand obtained a bachelor’s degree in Economics from the University
of Indonesia in 1991 and graduated from the University of Illinois, Illinois,
USA, with a master’s degree in Urban Planning in 1995. He has served as a
Director of PT Indika Energy Tbk since February 2007. He is also a current
Commissioner of PT Indika Inti Corpindo and PT Indika Infrastruktur
Investindo since 2008. He has been involved in corporate finance for more
than 10 years in his previous career with PT Pefindo from 1995 to 1997 and
JPMorgan Chase from 1997 to 2004.
KOMISARIS
COMMISSIONER
44 tahun, diangkat menjadi Komisaris Petrosea pada bulan Oktober
2010. Bapak Rustombi bergabung dengan Indika Energy tahun 2006
dan saat ini beliau menjabat sebagai Group Chief of Corporate
Affairs PT Indika Energy Tbk (sejak tahun 2011), Direktur Utama PT
Mitrabahtera Segara Sejati Tbk dan Direktur PT Cotrans Asia (sejak
tahun 2006). Beliau juga masih menjabat sebagai Direktur Utama PT
Mulia Esa Persada (sejak tahun 2006), Direktur Keuangan PT Abadi
Agung Utama dan Direktur Utama PT Wahana Artha Mulya (sejak
tahun 2005) serta Direktur Utama PT Quantum Sarana Nusantara
(sejak tahun 2004). Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur
PT Mahaka Industri Perdana (1994 – 2005).Sepanjang perjalanan
karirnya, Bapak Rustombi pernah menjabat sebagai direktur di
perusahaan tambang, rekayasa, konstruksi dan beliau sangat
aktif sebagai pengurus organisasi-organisasi seperti KADIN DAN
HIPMI. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Keuangan dan Perbankan (“STEKPI”) di bidang Keuangan
dan gelar master di bidang Keuangan dari Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta.
Aged 44, was appointed as a Commissioner of Petrosea in October 2010.
Mr. Rustombi joined Indika Energy in 2006 and appointed as group Chief
Corporate Affairs of PT Indika Energy Tbk (since 2011), President Director
of PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk and Director of PT Cotrans Asia
(since 2006). Presently he serves as President Director of PT Mulia Esa
Persada, Finance Director of PT Abadi Agung Utama, President Director of
PT Wahana Artha Mulya (since 2005) and President Director PT Quantum
Sarana Nusantara since 2004. Previously he served as Director of PT
Mahaka Industri Perdana (1994 – 2005).Mr. Rustombi has held numerous
director positions at different mining, engineering, construction and
energy services companies in Indonesia throughout his career. He active
as an executive board in organization such as KADIN and HIPMI. He
earned a bachelor’s degree in Economics from the Indonesian School of
Economics and Business Management (“STEKPI”) majoring in Finance
and a master’s degree in Finance from the University of Gadjah Mada.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
114 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
115
SRIYANTOANIES R.
BASWEDAN
SIMON F.SEMBIRING
62 tahun, diangkat menjadi Komisaris Independen pada tahun 2009.
Saat ini menjabat juga sebagai Komisaris Independen PT Mitrabahtera
Segara Sejati Tbk. sejak 2010. Berdinas di TNI selama 32 tahun sejak
tahun 1975 sampai memasuki masa purnabakti pada tahun 2007.
Bapak Sriyanto lulus dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
AKABRI, pada tahun 1974, dan mengikuti berbagai program pelatihan
militer di Sustafpur pada tahun 1987, Seskoad pada tahun 1992 dan
di Lemhanas pada tahun 2000. Bapak Sriyanto pernah menjabat
sebagai Danrem 074/Solo (1998-2000), Wadanjen Kopassus (2000-
2002), Danjen Kopassus (2002-2005), Pangdam Siliwangi (2005-
2006), dan Gubernur Akademi Militer (“AKMIL”) (2006-2007) dengan
pangkat terakhir Mayor Jenderal.
Aged 62, was appointed as an Independent Commissioner of Petrosea in
2009. Presently serves as Independent Commissioner of PT Mitrabahtera
Segara Sejati Tbk. since 2010. He spent 32 years in the Indonesian Military,
from 1975 until his retirement in 2007. Mr. Sriyanto graduated from the
Military Academy, AKABRI, in 1974, and completed a series of military
training programs, including Combat Training (Sustafpur) in 1987, Army
Staff College (Seskoad) in 1992 and The National Resilience Institute of
the Republic of Indonesia (Lemhanas) in 2000. Mr. Sriyanto has served
as Commander of the Military Regional Command 074/Solo (1998-2000),
Vice Commander General of Army Special Forces (Wadanjen Kopassus)
(2000-2002), Commander General of Army Special Forces (Danjen Kopassus) (2002-2005), Commander of the Military Command Siliwangi
(Pangdam Siliwangi) (2005-2006), and Governor of the Military Academy
(“AKMIL”) (2006-2007) with the latter titled as Major General.
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
64 tahun, diangkat menjadi Komisaris Independen Petrosea pada bulan
Maret 2009. Beliau bergabung dengan Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum (Departemen Pertambangan dan Energi) sebagai Kepala Seksi
Pengembangan Penanaman Modal Asing pada tahun 1991, dan diangkat
sebagai Direktur Pengembangan Industri Pertambangan pada tahun 1998,
serta pada tahun 2001 diangkat menjadi Kepala Litbang Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral. Pada tahun 2003, beliau diangkat menjadi Direktur
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, dan menjadi Direktur Jenderal
Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada tahun 2005. Bapak Sembiring
menjabat sebagai sebagai Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
bidang ekonomi dan keuangan, dan pensiun sebagai birokrat pada Februari
2009. Beliau aktif sebagai Penasehat Senior untuk Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral sampai Oktober 2009. Bapak Sembiring meraih
gelar Sarjana Teknik Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (“ITB”),
Indonesia pada tahun 1976 dan gelar Ph.D di bidang Ekonomi Mineral dari
Universitas New South Wales, Australia pada tahun 1991. Pada Februari
2009, Bapak Sembiring meluncurkan bukunya yang berjudul “Jalan Baru
untuk Tambang: Mengalirkan Berkah bagi Anak Bangsa”.
Aged 64, was appointed as an Independent Commissioner of Petrosea
in March 2009. He joined the Directorate General of Mines and Energy
(Department of Mines and Energy) as Head of Section for Foreign
Investment Development in 1991, and promoted as Director of Mining
Industry Development in 1998 and in 2001 promoted as Head of Research
and Development Agency at the Department of Energy and Mineral
Resources. In 2003 He was appointed as Director General of Geology
and Mineral Resources and became Director General of Mineral, Coal
and Geothermal in 2005. In July 2008 Mr. Sembiring was pointed out as
Deputy To Minister of Energy and Mineral Resources for Economic and
Finance, and he ritired as beaurocrate in February 2009. He still active as
Senior Adviser to Minister of Energy and Mineral Resources until Oktober
2009. Mr Sembiring earned a degree in Mining Engineering from the
Institute Teknologi Bandung (“ITB”), Indonesia in 1976 and a Ph.D in
Mineral Economics from the University of New South Wales, Australia in
1991. Mr. Sembiring in February 2009 had launched his book with the Title
“ Jalan Baru untuk Tambang: Mengalirkan Berkah bagi Anak Bangsa”.
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
KOMISARIS INDEPENDEN
INDEPENDENT COMMISSIONER
43 tahun diangkat menjadi Komisaris Independen Petrosea pada
bulan Juli 2009. Saat ini ia menjabat sebagai Rektor Universitas
Paramadina di Jakarta dan pemrakarsa serta ketua Yayasan
Gerakan Indonesia Mengajar. Anies Baswedan memiliki kompetensi
komprehensif dengan latar belakang profesional di bidang analisis
kebijakan, ekonomi politik dan evaluasi kebijakan publik dengan
pengetahuan yang kuat di bidang politik, pemerintahan, evaluasi
program dan manajemen proyek. Pada Mei 2008, Foreign Policy
Magazine menyebutnya sebagai “100 Public Intellectuals”. Forum
Ekonomi Dunia (WEF) juga menjajarkan dirinya sebagai “The 2009
Young Global Leaders”. Pada bulan April 2010, Majalah Foresight
dari Jepang menyebut Anies Baswedan sebagai “World’s 20 Future
Figure”.
Aged 43, was appointed as an Independent Commissioner of Petrosea
in July 2009. He is currently the President of Paramadina University
in Jakarta and he is the initiator and chairman of Gerakan Indonesia
Mengajar. He is a bilingual individual with comprehensive scholastic and
professional backgrounds in policy analysis, political economy, and public
policy evaluation with strong knowledge on politics, governance, program
evaluation, and project management. Foreign Policy Magazine named
him as one of “the 100 public intellectuals” (May 2008) and the World
Economic Forum (WEF) included him in “the 2009 Young Global Leaders”.
In April 2010, Foresight Magazine from Japan named him as “World’s 20
Future Figure”.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
116 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
117
WADYONOSULIANTORO W.
T.G. SHANKARGREGORYJOSEPH
ANDERSON
JOHANESISPURNAWAN
PROFIL DIREKSIBOARD OF DIRECTORS’ PROFILE
60 tahun, diangkat menjadi Presiden Direktur Petrosea pada bulan
Oktober 2010. Bapak Wadyono menjabat sebagai Direktur Indika
sejak Februari 2007. Beliau pernah menjabat sebagai Komisaris
Tripatra, TPEC (dari bulan Maret 2008 sampai dengan April 2010) dan
Petrosea (dari bulan Juli 2009 sampai dengan Oktober 2010). Beliau
juga menjabat sebagai Direktur Tripatra (Singapura) Pte Ltd. (sejak
2005) dan Wakil Presiden Direktur PT Indika Infrastruktur Investindo
sejak Februari 2009. Bapak Wadyono telah mempunyai pengalaman
lebih dari 35 tahun dengan Tripatra dimana sebelumnya, beliau
mengisi berbagai jabatan penting termasuk Direktur Proyek PT
Tripatra (1992 sampai dengan 1999), Direktur Eksekutif Operasional
PT Tripatra (1992 sampai dengan 2002) dan Direktur Eksekutif
Keuangan PT Tripatra (2002 sampai dengan 2007). Beliau lulus dari
Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia dengan gelar di bidang
Teknik Mesin pada tahun 1975.
Aged 60, was appointed as President Director of Petrosea in October 2010.
Mr. Wadyono has been a Director of Indika since February 2007. He was
a Commissioner of Tripatra, TPEC (from March 2008 until April 2010)
and Petrosea (from July 2009 to October 2010). He is also a Director of
Tripatra (Singapore) Pte Ltd. (since 2005) and Vice President Director of
PT Indika Infrastruktur Investindo since February 2009. Mr. Wadyono
has spent more than 35 years with Tripatra where he previously held
several key positions including Project Director of PT Tripatra (1992 to
1999), Executive Director of Operations of PT Tripatra (1992 to 2002) and
Executive Director of Finance of PT Tripatra (2002 to 2007). He graduated
from Bandung Institute of Technology (ITB), Indonesia with a degree in
Mechanical Engineering in 1975.
PRESIDEN DIREKTUR
PRESIDENT DIRECTOR
54 tahun, diangkat menjadi Direktur Tidak Terafiliasi Petrosea pada
bulan Oktober 2010. Bapak Shankar saat ini menjabat sebagai
Direktur Keuangan/Chief Financial Officer Petrosea. Bapak Shankar
pernah menjabat sebagai Head of Finance di PT Tripatra Engineering
dari 1992 sampai dengan 2007. Beliau menjabat sebagai senior VP
Risk Management PT Indika Energy Tbk dari 2008 sampai dengan
2010 dan banyak terlibat dalam berbagai transaksi korporasi yang
dilakukan PT Indika Energy Tbk. Beliau adalah anggota Indian
Institute of Chartered Accountants. Bapak Shankar meraih gelar
Sarjana Fisika (BSc) dari Universitas Madras, India pada tahun
1979. Beliau meraih gelar Akuntan Publik dari Institute of Chartered
Accounts pada tahun 1983, serta memperoleh diploma di bidang
program komputer dari NIIT University, Chennai, India.
Aged 54, was appointed as a Non-affiliated Director of Petrosea in October
2010. Mr. Shankar is currently the Finance Director/Chief Financial
Officer of Petrosea. Mr. Shankar was the Head of Finance at PT Tripatra
Engineering from 1992 until 2007. He was the senior VP Risk Management
of PT Indika Energy Tbk from 2008 until 2010 and has been active in
various corporate transactions involving PT Indika Energy Tbk. He is a
member of the Indian Institute of Chartered Accountants. Mr. Shankar
earned a bachelor’s degree in Physics (BSc) from the University of Madras,
India in 1979. Mr. Shankar became a Chartered Accountant of the Institute
of Chartered Accounts in 1983, as well as gaining a diploma in computer
programming from NIIT University, Chennai, India.
DIREKTUR
DIRECTOR
DIREKTUR
DIRECTOR
41 tahun, diangkat menjadi Direktur Petrosea pada bulan Oktober
2010. Sebelumnya, Bapak Ispurnawan menjabat sebagai Head of
Human Capital dan General Services di PT Indika Energy Tbk. dari
tahun 2006 sampai dengan 2010. Selama 15 tahun berkarier, Bapak
Ispurnawan telah menduduki berbagai jabatan di bidang manajemen
sumber daya manusia. Beliau memperoleh gelar sarjana di bidang
Akuntansi dari Universitas Atmajaya Yogyakarta pada tahun 1995 dan
memperoleh gelar master di bidang Human Resources Management
dari Universitas Atmajaya Jakarta pada tahun 2008.
Aged 41, was appointed as a Director of Petrosea in October 2010. Prior to
becoming a Director of Petrosea, Mr. Ispurnawan was the Head of Human
Capital and General Services at PT Indika Energy Tbk from 2006 until
2010. In a career spanning 15 years, Mr. Ispurnawan has held management
positions in human resources. He earned a bachelor degree in Accountancy
from Atmajaya University Yogjakarta in 1995 and a master’s degree in
Human Resources Management from Atmajaya University Jakarta in 2008.
DIREKTUR
DIRECTOR
57 tahun, diangkat menjadi Direktur Petrosea pada bulan Oktober
2010. Bapak Anderson menjabat sebagai Chief Operating Officer
Petrosea sejak bulan Juli 2010, dan telah bekerja untuk Petrosea atau
dengan pemegang saham mayoritas sebelumnya Clough Engineering
Limited sejak 1995. Bapak Anderson telah berpengalaman lebih
dari 34 tahun di industri pertambangan dan civil engineering dan
telah menangani proyek di Asia dan Australia. Beliau memperoleh
gelar sarjana di bidang Civil Engineering dari Universitas Monash
di Australia pada tahun 1978 dan memperoleh Quarry Manager
Certificate of Competency (Unrestricted) dari Departemen Mineral
dan Energy (Australia Barat) di Perth, Australia pada tahun 1990.
Aged 57, was appointed as a Director of Petrosea in October 2010. Mr
Anderson has been the Chief Operating Officer of Petrosea since July 2010,
and has worked for Petrosea or its previous majority shareholder Clough
Engineering Limited since 1995. Mr. Anderson has more than 34 years’
experience in the mining and civil engineering industries and has worked
on projects throughout Asia and Australia. He received his bachelor’s
degree in Civil Engineering from Monash University in Australia in 1978
and received a Quarry Manager Certificate of Competency (Unrestricted)
from the Department of Minerals & Energy (Western Australia) Perth,
Australia in 1990.
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
118 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
119
PAULUSLUCAS
GANDHANYA
HENDRICK U.IBRAHIM
42 tahun, diangkat menjadi Direktur Petrosea pada bulan Mei 2009.
Bapak Gandhanya menjabat sebagai Senior Vice President di Indika
sejak 2004, dan sebagai Direktur Kideco sejak 2007. sebelumnya,
beliau pernah menjabat sebagai general manager Argo Manunggal
Group, dari bulan Januari 2003 sampai dengan bulan April 2004.
Bapak Gandhanya lulus dari Universitas Philippine Christian dengan
gelar sarjana Business Administration (di bidang accounting) dan
dari Asian Institute of Management, Philippines dengan gelar master
di bidang Business Management.
64 tahun, diangkat menjadi Direktur Petrosea sejak bulan
Juni 1999. Bapak Ibrahim saat ini menjabat sebagai Direktur
Utama PT Multi Tambangjaya Utama sejak bulan Mei 2012 dan
pernah menjabat sebagai Direktur Utama Indika Logistic and
Support Services pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Mei
2012. Beliau bergabung dengan Perusahaan sejak berdiri di
tahun 1972. Beliau pernah menjabat sebagai manager kantor
cabang Balikpapan selama 7 tahun dan menjadi manager
akunting di kantor pusat Petrosea di Jakarta selama lebih
dari 18 tahun. Berpengalaman di bidang pajak dan telah
membina hubungan baik dengan kalangan pemerintahan
sejak tahun 1997. Bapak Ibrahim saat ini menjabat sebagai
Direktur External Affairs Petrosea. Beliau memperoleh gelar
sarjana dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
Indonesia sejak tahun 1971, Beliau juga mendapat sertifikat
Advanced Continental Book Keeping and Advanced
Accounting dari Yayasan Adminisrasi Indonesia, Indonesia
pada tahun 1979 dan 1980.
Aged 42, was appointed as a Director of Petrosea in May 2009. Mr.
Gandhanya has also served as a Senior Vice President of Indika
since 2004, and as a Director of Kideco since 2007. Previously,
he served as general manager at the Argo Manunggal Group,
from January 2003 until April 2004. Mr. Gandhanya graduated
from Philippine Christian University with a bachelor’s degree
in Business Administration (majoring in accounting) and from
the Asian Institute of Management, Philippines with a master’s
degree in Business Management.
Aged 64, was appointed as Director of Petrosea since June 1999
until now. Mr. Ibrahim is the current President Director of PT
Multi Tambangjaya Utama since May 2012 and he has been a
President Director of Indika Logistic and Support Services from
October 2010 until May 2012. He was worked continuously with
the Company since its establishment in 1972. He was manager of
our Balikpapan office for seven years and served as accounting
manager of our head office in Jakarta for over 18 years. He
specializes in taxation and has been managing our government
relations portfolio since 1997. Mr. Ibrahim is currently the External
Affairs Director of Petrosea. He earned a bachelor’s degree in
Lambung Mangkurat University, Banjarmasin, Indonesia in 1971,
as well as earning Advanced Continental Book Keeping and
Advanced Accounting qualifications from Yayasan Administrasi
Indonesia University, Indonesia in 1979 and 1980.
DIREKTUR
DIRECTOR
DIREKTUR
DIRECTOR
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
120 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
121
Diangkat menjadi anggota komite Sumber Daya Manusia pada Mei
2010. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Petrosea
Tbk. Informasi lengkap dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris
halaman 114.
Was appointed as a member of Human Capital Committee on May 2010.
He is also President Commissioner of PT Petrosea Tbk. Please refer to
Board of Commissioners profile page 114 for further details.
ANGGOTA
MEMBER
ANGGOTA
MEMBER
PROFIL KOMITE, SEKRETARIS PERUSAHAAN& INTERNAL AUDITCOMMITTEE, CORPORATE SECRETARY & INTERNAL AUDIT’S PROFILE
Diangkat menjadi anggota Komite Human Capital pada 3 Mei 2010.
Beliau seorang praktisi Pengembangan Organisasi. Saat ini menjabat
sebagai Group Chief of Human Capital and Corporate Services PT
Indika Energy Tbk, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Direktur
Human Capital pada PT Petrosea Tbk. (2009-2010). Pada tahun
2005, Bapak Sudirman terlibat dalam Rekonstruksi Pasca Tsunami
untuk Aceh dan Nias selama tiga tahun, sebagai Deputi Kepala BRR
Aceh Nias, bidang Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya
Manusia. Sebelum kembali bergabung dengan Indika Group, beliau
terlibat dalam Transformasi PT Pertamina (Persero), dengan tugas
melakukan pembenahan fungsi Sekretaris Perusahaan (2008),
dan Supply Chain Management (2008-2009). Alumni the George
Washington University ini memperoleh gelar MBA dengan konsentrasi
Human Resource Management dan Organizational Development.
Bapak Sudirman juga memperoleh gelar Akuntan beregister dari
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Saat ini ia duduk sebagai
Dewan Pengurus Nasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Usia 42, telah diangkat sebagai Wakil Direktur Utama Indika Energy
sejak Mei 2009 dari posisi Direktur yang dijabatnya sejak Februari
2007. Bapak Wardhana saat ini juga menjabat sebagai Direktur
Utama PT Teladan Resources dan IIC. Beberapa posisi yang beliau
jabat juga antara lain Komisaris Utama dari PT Indika Infrastruktur
Investindo (sejak Februari 2009), Komisaris PT Indika Mitra Energi
(sejak 2005), Komisaris PT Indoturbine (sejak 2005), Komisaris
Kideco (sejak 2005), Komisaris TPEC dan TPE (sejak 2007), dan
Komisaris PT Indika Energy Infrastructure (sejak Juni 2010).
Bapak Wardhana meraih gelar Bachelor of Arts in Economics dari
Pepperdine University, California, Amerika Serikat pada tahun 1993.
Was appointed as a member of the Human Capital Committee on May
3, 2010. He is an Organizational Development practitioner. Currently, he
is the Group Chief Human Capital and Corporate Services for PT Indika
Energy Tbk., after serving PT Petrosea Tbk. as Human Capital Director
(2009-2010). In 2005, Sudirman involved in Aceh-Nias Post Tsunami
Reconstruction Agency (BRR) for three years, as the Deputy Director for
Human Resources and Institutional Development. Before he returned to
Indika Energy Group in 2009, he joined the Pertamina’s Transformation
Team in which he served as Corporate Secretary (2008), and SVP
Integrated Suplay Chain (2008-2009). A graduate of George Washington
University, U.S, where he earned his Master Degree in Human Resource
Management and Organizational Development, Sudirman is also a
Registered Accountant from the State College of Accountancy (STAN).
He is now seat on the National Council of the Indonesian Institute of
Accountants (IAI).
Aged 42, appointed as a Vice President Director of Indika Energy in May
2009 where he previously held a Director position since February 2007. Mr.
Wardhana is the current President Director of PT Teladan Resources and
IIC. Other positions currently held include Commissioner of PT Indika
Infrastruktur Investindo (since February 2009), Commissioner of PT
Indika Mitra Energi (since 2005), Commissioner of PT Indoturbine (since
2005), Commissioner of Kideco (since 2005), Commissioner of TPE and
TPEC (since 2007), and Commissioner of PT Indika Energy Infrastructure
(since June 2010). Mr Wardhana graduated from Pepperdine University,
California, United States, with a Bachelor’s degree in Economics in 1993.
Diangkat menjadi Ketua Komite Sumber Daya Manusia tanggal 10
Desember 2010. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen
PT Petrosea Tbk. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada profil
Dewan Komisaris halaman 114.
Was appointed as the Chairman of Human Capital Committee on 16
December 2010. He is also Independent Commissioner of PT Petrosea
Tbk. Please refer to Board of Commissioners profile page 114 for further
details.
KETUA KOMITE
CHAIRMAN
Usia 43, telah menjabat sebagai Direktur Utama Indika Energy sejak
Oktober 2005. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris TPEC & TPE
(sejak Juli 2007), Komisaris PT Indika Mitra Energi (sejak Mei 2010) dan
Komisaris Utama PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (sejak November
2010). Bapak Rasjid juga menjabat sebagai Direktur di Kideco (sejak
November 2005), Direktur Utama PT Indika Infrastruktur Investindo
(sejak 2007) dan Direktur PT Indika Energy Infrastructure (sejak
Juni 2010). Bapak Rasjid menimba ilmu di University of Southern
California dalam bidang Computer Engineering pada tahun 1990 dan
meraih gelar Bachelor of Science in Business Administration dari
Pepperdine University, California, Amerika Serikat pada tahun 1993.
Aged 43, was appointed as the President Director of Indika Energy in
October 2005. He is also a Commissioner at TPEC and TPE (since July
2007), Commissioner at PT Indika Mitra Energi (since May 2010) and
President Commissioner PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (since
November 2010). Mr. Rasjid also serves as Director of Kideco (since
November 2005), President Director of PT Indika Infrastuktur Investindo
(since 2007) and Director of PT Indika Energy Infrastructure (since June
2010). Mr. Rasjid studied at the University of Southern California, United
States in Computer Engineering in 1990 and graduated from Pepperdine
University, California, United States, with a bachelor’s degree in Business
Administration in 1993.
ANGGOTA
MEMBER
ANGGOTA
MEMBER
HUMAN CAPITAL COMMITTEE
SRIYANTO
WISHNUWARDHANA
RICHARD B.NESS
M. ARSJADRASJID P.M.
SUDIRMAN SAID
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
122 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
123
Diangkat menjadi ketua independen Komite Tata Kelola Perusahaan
pada tanggal 3 Mei 2010. Sebagai pendiri Firma Hukum Lubis Ganie &
Surowidjojo, beliau mendalami keahliannya dalam bidang keuangan
perusahaan, keuangan proyek, restrukturisasi perusahaan, merger
dan akuisisi, tata kelola dan litigasi komersial. Bapak Surowidjojo
menjadi dosen senior untuk mata kuliah hukum perusahaan di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia sejak 1990. Gelar Sarjana
Hukum diraihnya dari Universitas Indonesia pada tahun 1997 dan
gelar Magister Hukum diperolehnya dari University of Washington,
Seattle, pada tahun 1984.
Diangkat menjadi anggota Komite Tata Kelola Perusahaan pada
Mei 2010. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen
PT Petrosea Tbk. Informasi lengkap dapat dilihat di Profil Dewan
Komisaris halaman 114.
Diangkat menjadi anggota Komite Tata Kelola Perusahaan pada 21
Februari 2011. Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Petrosea
Tbk. Informasi lengkap dapat dilihat di Profil Direktur halaman 118.
Was appointed as an Independent Chairman of the Corporate Governance
Committee on May 3, 2010. As a founder andfounding partner of Lubis
Ganie& Surowidjojo Law Firm, he has assisted in more than 100 clients
for initial public offerings since 1989 focuses his expertise in corporate
finance, project finance, corporate restructuring, merger and acquisition,
governance, and commercial litigation. Mr. Surowidjojo has been a Senior
Lecturer in business contract drafting at the Faculty of Law University
of Indonesia since 1990. He earned a Bachelor of Law Degree from the
University of Indonesia in 1977, and a Master’s Degree in Law from the
University of Washington, Seattle, in 1984.
Was appointed as a member of the Good Corporate Governance Committee
on May 2010. He is also Independent Commissioner of PT Petrosea Tbk.
Please refer to Board of Directors profile page 114 for further details.
Was appointed as a member of the Good Corporate Governance Committee
on 21 February 2011. He is also Director of PT Petrosea Tbk. Please refer to
Board of Directors profile page 118 for further details.
KETUA KOMITE
CHAIRMAN
ANGGOTA
MEMBER
ANGGOTA
MEMBER
Diangkat menjadi Ketua Komite Manajemen Risiko pada Mei 2010.
Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Petrosea Tbk. Informasi
lengkap dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris halaman 114.
Was appointed as the Chairman of Risk Management Committee on May
2010. He is also Commissioner of PT Petrosea Tbk. Please refer to Board of
Commissioners profile page 114 for further details.
KETUA KOMITE
CHAIRMAN
Diangkat menjadi anggota Komite Manajemen Risiko pada Mei 2010.
Informasi lengkap dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris halaman 114.
Diangkat sebagai anggota Komite Manajemen Risiko pada bulan
November 2012. Bapak Sutanto menggantikan Ibu Ika Bethari sebagai
anggota Komite Manajemen Risiko. Bapak Sutanto menjabat sebagai
anggota Komite Manajemen Risiko PT Mitrabahtera Segara Sejati
dan Corporate Planning Senior Vice President PT Indika Energy Tbk.
Bapak Sutanto pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan di anak
perusahaan Groupe Danone, berbagai posisi di PT HM Sampoerna
Tbk. sejak tahun 1996 sampai tahun 2005, dengan posisi terakhir
Direktur Keuangan di salah satu anak perusahaan PT HM Sampoerna
Tbk. Pada tahun 1994 sampai 1995 Bapak Sutanto menjabat sebagai
Senior Auditor di Arthur Andersen. Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya
dari Universitas Trisakti tahun 1994.
Was appointed as a member of Risk Management Committee on May 2010.
Please refer to Board of Commissioners profile page 114 for further details.
Was appointed as a member of Risk Management Committee in November
2012. Mr Sutanto replaced Ms Ika Bethari as a member of Risk Management
Committee. Currently, he is a member of Risk Management Committee
of PT Mitrabahtera Segara Sejati and Corporate Planning Senior Vice
President of PT Indika Energy Tbk. Mr. Sutanto was a Finance Director
of Groupe Danone’s subsidiaries, various positions in PT HM Sampoerna
Tbk from 1996 until 2005 with the last position as Finance Director in a
subsidiary of PT HM Sampoerna Tbk. From 1994 until 1995 he served as
Senior Auditor of Arthur Andersen (Prasetio Utomo&Co). He earned a
Bachelor Degree in Economics from Trisakti University in 1994.
ANGGOTA
MEMBER
ANGGOTA
MEMBER
GOOD CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE RISK MANAGEMENT COMMITTEE
ARIEF T.SUROWIDJOJO
AZISARMAND
JOHANESISPURNAWAN
BURHANSUTANTO
ANIES R.BASWEDAN
RICHARD B.NESS
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
124 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
125
IMANSHOFI
Diangkat menjadi anggota non-eksekutif Komite Audit pada tanggal
3 Mei 2010. Bapak Sudarijanto menjabat sebagai CEO di PT Polypet
Karyapersada sejak 2004 dan anggota Direksi di Indika Multimedia.
Beliau memperoleh gelar master di bidang Manajemen Industri dari
Universitas Stanford pada tahun 1994, dan gelar sarjana Teknik
Industri dari Universitas Northeastern pada tahun 1993.
Was appointed as a non-executive member of the Audit Committee
on May 3, 2010. Mr. Sudarijanto has served as the CEO of PT Polypet
Karyapersada since 2004 and a member of the Board of Director at Indika
Multimedia. He earned a Master’s Degree in Industrial Management from
Stanford University in 1994, and a Bachelor of Science Degree in Industrial
Engineering from Northeastern University in 1993.
Diangkat sebagai anggota non-eksekutif komite audit pada tanggal
3 Mei 2010. Bapak Santoso menjabat selaku Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) pada kantor perwakilan di Singapura sejak
bulan September 2011. Sebelumnya, Beliau menjabat selaku Wakil
Direktur International Investment Promotion untuk Eropa, Afrika
dan Timur Tengah di BKPM. Mendapatkan gelar Master di bidang
Perencanaan dan Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia pada
tahun 1997.
Was appointed a non-executive member of the audit committee on May
3, 2010. Mr. Santoso has served as the Head of Indonesia Investment
Coordinating Board (BKPM) representative office in Singapore since
September 2011. He was previously Deputy Director, International
Investment Promotion for Europe, Africa and the Middle East in BKPM.
He earned his Master’s Degree in Planning and Public Policy from the
University of Indonesia in 1997.
ANGGOTA
MEMBER
Ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit pada bulan Mei 2010. Beliau juga
menjabat sebagai Komisaris Independen Petrosea. Harap merujuk
kepada profil Dewan Komisaris pada halaman 114 untuk informasi
lebih lanjut.
Was appointed as the Chairman of Audit Committee on May 2010. He is
also Independent Commissioner of PT Petrosea Tbk. Please refer to Board
of Commissioners profile page 114 for further details.
SIMON F.SEMBIRING
MEINARKUSUMASTUTI
M. HARRISANTOSO
DEDDY H.SUDARIJANTO
KETUA KOMITE
CHAIRMAN
ANGGOTA
MEMBER
Menduduki jabatan Sekretaris Perusahaan sejak bulan November
2010. Sebelumnya, sejak Januari 2008 sampai dengan Juni 2010,
ia bekerja di PT Indika Energy sebagai Legal Manager. Sebelumnya,
selama periode 1999-2007, ia bekerja sebagai Legal Counsel
untuk perusahaan investasi, PT Bhakti Investama Tbk. Meinar
menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Indonesia
pada tahun 1998.
Bergabung dengan Perusahaan pada tahun 2001 dan diangkat
menjadi Kepala Audit Internal pada bulan Juni 2007. Sebelum
bergabung dengan Petrosea, Iman Shofi bekerja sebagai senior
auditor di Ernst & Young Jakarta periode 1998-2001. Pemegang
Sertifikat Internal Auditor dari Institute of Internal Auditors dan
meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun
1998.
Was appointed as Petrosea’s Corporate Secretary in November 2010.
She previously served as Legal Manager for PT. Indika Energy Tbk from
January 2008 to October 2010. From 1999 to 2007, Ms Kusumastuti served
as Legal Counsel for investment company PT Bhakti Investama Tbk. She
earned a Law degree from the University of Indonesia in 1998.
Joined Petrosea in 2001 and was appointed as the Head of Internal Audit
in June 2007. Prior joining the Company he was the senior auditor in Ernst
& Young Jakarta for period 1998-2001. He is a Certified Internal Auditor
from the Institute of Internal Auditors and earned his Bachelor Degree in
Economics from University of Indonesia in 1998.
CORPORATE SECRETARY
INTERNAL AUDIT
AUDIT COMMITTEE
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
126 PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012ANNUAL REPORT 2012
127
Simon F. Sembiring
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Rico Rustombi
Komisaris Commissioner
DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS
Sriyanto
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Pandri Prabono-Moelyo
Komisaris Commissioner
Richard B. Ness
Presiden Komisaris President Commissioner
Anies R. Baswedan
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Azis Armand
Komisaris Commissioner
Gregory J. Anderson
Direktur Director
Johanes Ispurnawan
Direktur Director
Paulus Lucas G.
Direktur Director
Wadyono Suliantoro W.
Presiden Direktur President Director
T.G. Shankar
Direktur Director
DIREKSIBOARD OF DIRECTORS
Laporan Tahunan ini disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Petrosea Tbk pada tanggal 12 Maret 2013
This Annual Report is approved by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors of PT Petrosea Tbk on 12 March 2013
Hendrick U. Ibrahim
Direktur Director
INFO PERUSAHAANCOMPANY INFORMATION
BIRO ADMINISTRASI EFEK / SHARE REGISTRAR
PT DATINDO ENTRYCOM
Puri Datindo – Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34-35, Jakarta 10220
T +62 21 570 9009 F +62 21 570 9026 E [email protected] W www.datindo.com
Petrosea Offshore Supply Base (POSB)
Tanjung Batu, West Balikpapan
PO. Box 115, Balikpapan 6101, East Kalimantan 76134, Indonesia
T +62 542 766 007 F +62 542 763 951
Petrosea Balikpapan Office
Graha Bintang Building 2nd Floor
Jl. Jend. Sudirman No. 423, PO. Box 115, Balikpapan 76114
T +62 542 762 299 F +62 542 760 660
PERUSAHAAN ASOSIASI / ASSOCIATED COMPANY
PT TIRTA KENCANA CAHAYA MANDIRI
German Centre Suite 4080
Jl. Kapt. Subijanto Dj. Bumi, Serpong Damai, Tangerang 15321, Indonesia
T +62 21 538 8273 F +62 21 538 8275 E [email protected] W www.tkcmindonesia.com
PT SANTAN BATUBARA
Deutsche Bank Building , 10th Floor - Suite #1002
Jl. Imam Bonjol No. 80, Jakarta Pusat 10310, Indonesia
T +62 21 390 3708 F +62 21 390 6203
BURSA EFEK / STOCK EXCHANGE
PT BURSA EFEK INFONESIA (BEI)
Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 4th Floor.
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
T +62 21 515 0515 F +62 61 5150330 E [email protected] W www.idx.co.id
AKUNTAN PUBLIK / PUBLIC ACCOUNTANTS
OSMAN BING SATRIO & ENY
(Member of Deloitte Touche Tohmatsu)
The Plaza Office Tower 32nd Floor
Jl. M.H. Thamrin Kav 28-30, Jakarta 10350, Indonesia
T +62 21 2992 3100 F +62 21 2992 8200, 8300 E [email protected] W www.deloitte.com/id
KANTOR PUSAT / Head Office & Principal Registered Office
PT PETROSEA Tbk
Wisma Anugraha Jl. Taman Kemang No. 32B, Kemang, Jakarta 12730, Indonesia
T +62 21 718 3255 F +62 21 718 3266 E [email protected] W www.petrosea.com
PT PETROSEA Tbk.LAPORAN TAHUNAN 2012
ANNUAL REPORT 2012
129
PRINTED ON 50% RECYCLED PAPER
PT PETROSEA Tbk.
Wisma Anugraha
Jl. Taman Kemang No. 32B
Kemang - Jakarta 12730
IndonesiaT +62 21 718 3255
F +62 21 718 3266
W www.petrosea.com