berbasis sekolah formal non formal
DESCRIPTION
Upaya Pelayanan. Berbasis Sekolah Formal Non Formal. Berbasis Sekolah dan Masyarakat. KEGIATAN KOMPREHENSIF Promotif : KIE Konselor sebaya Preventif : PKHS Konseling Tablet Tambah Darah Kuratif / rehabilitatif : Konseling Pengobatan Laboratorium Rujukan PELAKSANAAN - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Berbasis Sekolah• Formal• Non Formal Upaya Pelayanan
TRIAS UKSPendidikan Kesehatan:
•Intrakurikulum•Ekstrakurikulum
Pelayanan Kesehatan:•Promotif (dokter kecil, KKR)•Preventif
•Penjaringan Kesehatan•Pemeriksaan Berkala•Imunisasi•Tablet Tambah darah (TTD)•PMT AS
•Kuratif/ rehabilitatif:•Pengobatan sederhana/P3K/ P3P•Koreksi visus•Rujukan KE PUSKESMAS
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat• Air bersih, jamban sehat, sarana CTPS; • lingkungan sekolah bebas rokok; • kantin/warung sehat, pemanfaatan • pekarangan sekolah dll
KEGIATAN KOMPREHENSIF• Promotif: KIE Konselor sebaya• Preventif: PKHS Konseling Tablet Tambah Darah• Kuratif/ rehabilitatif: Konseling Pengobatan Laboratorium Rujukan
PELAKSANAAN • Didalam Gedung Puskesmas• Di Luar Gedung
(rumah singgah, panti, Lapas, sekolah
Remaja10-19 tahun(WHO)
Anak Usia Sekolah6-18 tahun
BerbasisSekolah dan Masyarakat
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
SKB 4 MENTERI
TH. 2003
Seks pra-nikah pada remaja
3
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-lakiARH 2007 ARH 2012
0
5
10
15
20
1.33.7
0.7000000000000
014.5
1.4
10.5
1.8
14.6 15-19 tahun20-24 tahun
(Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012)
Angka Kematian Neonatal, Postneonatal, Infant & Balita menurut umur ibu, SDKI 2012
NMR PNMR IMR U5MR0
10
20
30
40
50
60
70
34
18
13
31
39
1714
31
42
33
25
58
70
<20 20-29 30-39 40-49
67 61 6251 51 48
ASFR 15 – 19 TH
Meroko
k
Minum minuman
beralko
hol
Mengg
unakan
obat-obata
n terla
rang
8.90 3.50 0.10
74.40
30.20
2.80
Merokok, minum minuman beralkohol, dan penggunaan obat
terlarang
Wanita Pria
Adolescent Reproductive Health SDKI 2012)
<1 1-45-14
15-1920-29
30-3940-49
50-59≥ 6
0
tidak m
elaporka
n usia -
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
0.4 1.8
0.8
3.3
30.7
21.8
10.0
3.0
0.9
16.6
Persentase Kumulatif Kasus AIDS menurut Kelompok Umur di Indonesia
Mulai tahun 1987- Maret 2013, P2PL
Kasus cedera pada anak usia sekolah dan remajaRISKESDAS 2013:Kasus cedera• usia 5-14 tahun : 9,7% • usia 15-24 tahun : 11,7% mayoritas disebabkan karena jatuh (40,9%) dan transportasi motor (40,6%), kena benda tajam/tumpul (7,3%)
Data system registrasi penyebab kematian (cause of death) th 2012 :di 12 kabupaten, pada anak 13 – 15 tahun dan 16-18 tahun :• Kematian terbanyak akibat kecelakaan transportasi
Teman Ibu Ayah Saudara kandung
Kerabat Guru Petugas kesehatan
Tokoh agama
Lainnya Tidak satupun
53.6
38.6
0.700000000000001
12.57
13.50.3 1 1
24.8
Diskusi tentang haid sebelum mendapat haid yang pertama: Wanita, SKRRI 2012
15-19
Teman Ibu
Ayah
Saudara kandung
Kerabat Guru
Petugas k
esehatan
Tokoh agama
Lainnya
Tidak satu
pun 0
204060 47.1
1.7 1.4 1.5 1.220.2
0.1 3.8 0.5
52
Diskusi tentang mimpi basah sebelum mimpi basah yang pertama: Pria
15-19
Pelayanan konseling kepada semua remaja yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas kesehatan
Membina minimal 1 sekolah (sekolah umum; sekolah berbasis agama) • Melakukan KIE 2 kali setahun
Melatih KKR/konselor sebaya 10% jumlah murid di sekolah binaan
PKPRPuskesmas
Target:1 Kabupaten/Kota mempunyai minimal 4 Puskesmas PKPR
Jenis Kegiatan dalam PKPR
Pemberian informasi dan edukasi
Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan)
Konseling
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
Melatih Konselor Sebaya Kespro, HIV-AIDS,
IMS/ISR, Napza, gizi
2009 2010 2011 2012 2013 2014 20150
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
40
50
60
70
80
90 92
41.09
55.8761
77.6781.69
TargetCapaian
TREN CAPAIAN KAB/KOTA MAMPU PKPR
CAKUPAN KAB/KOTA MAMPU LAKSANA PKPRTAHUN 2013
KALIMANTAN TENGAH
PAPUA
MALUKU U
TARA ACEH
MALUKU
LAMPUNG
SULAW
ESI SELA
TAN
BENGKULU
KALIMANTAN TIM
UR
KEPULAUAN RIAU
RIAU
SULAW
ESI UTARA
INDONESIA
PAPUA BARAT
SULAW
ESI TENGAH
SUMATERA UTARA
DKI JAKARTA
GORONTALO
KEPULAUAN BANGKA BELIT
UNG
JAW
A BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
JAMBI
JAW
A TIMUR
KALIMANTAN BARAT
JAW
A TENGAH BALI
BANTEN
D I YOGYAKARTA
KALIMANTAN SELA
TAN
NUSA TENGGARA BARAT
SULAW
ESI BARAT
SULAW
ESI TENGGARA
SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
7.14
17.24
44.44
60.8763.64 64.29
66.6770.00 71.43 71.43
75.00
80.00 81.69 81.82 81.82 81.82 83.33 83.3385.71
88.4690.48 90.91 92.11 92.86 94.29
100.00
Target 2013 : 80%Indonesia 2013 : 81.69%
22 Provinsi12 Provinsi
Jumlah Puskesmas PKPR: 3014dari 406 Kab/Kota
KALTENG
PAPUA
MALUT
LAMPUNG
SULBAR
ACEH
MALUKU
SULSEL
KEPRI
KALTIM
BENGKULU
SULUT
INDONESIA
SUMU
T
SULTENG
PAPBAR
RIAU
DKI GORONTALO
JABAR
BABEL
KALBAR
NTT
JAMBI
JATIM
JATENG
SUMBAR
SUMSEL
DIY BANTEN
BALI
NTB
KALSEL
SULTRA
2012
7.14285714285714
17.2413793103448
33.3333333333333
64.2857142857143
100
47.8260869565218
63.6363636363636
62.5
71.4285714285714
71.4285714285714
80 86.6666666666667
77.6659959758551
81.8181818181816
81.8181818181816
81.8181818181816
75 83.3333333333333
100
88.4615384615385
85.7142857142857
85.7142857142857
90.4761904761905
90.9090909090909
97.3684210526314
88.5714285714284
100
100
100
100
100
100
100
100
2013
7.14285714285714
17.2413793103448
44.4444444444443
60 60 60.8695652173913
63.6363636363636
66.6666666666667
71.4285714285714
71.4285714285714
80 80 81.6901408450704
81.8181818181816
81.8181818181816
81.8181818181816
83.3333333333333
83.3333333333333
83.3333333333333
84.6153846153845
85.7142857142857
85.7142857142857
90.4761904761905
90.9090909090909
92.1052631578946
94.2857142857143
100
100
100
100
100
100
100
100
10
30
50
70
90
110
Tren Persentase Kab/Kota Memiliki Minimal 4 Puskesmas PKPR Tahun 2012- 2013
KALTENG
PAPUA
MALUT
LAMPUNG
SULBAR
ACEH
MALUKU
SULSEL
KEPRI
KALTIM
BENGKULU
SULUT
NASIONAL
SUMUT
SULTENG
PAPBAR
RIAU
DKI
GORONTL
JABAR
BABEL
KALBAR
NTT
JAMBI
JATIM
JATENG
SUMBAR
SUMSEL
DIY
BANTEN
BALI
NTB
KALSEL
SULTRA
Terdapat 49 kab/kota di 9 provinsi belum memiliki puskesmas PKPR
Aceh
•Simeulue•Aceh Singkil•Aceh Tenggara•Aceh Timur•Aceh Tengah•Aceh Utara•Gayo Lues•Pidie Jaya•Sabang•Subulussalam
Sumut
•Nias Selatan•Humbang Hasundutan•Padang Lawas Utara•Nias Utara•Nias Barat•Labuhan Batu
Babel, Lampung, Jabar, Jateng, Sulsel
•BANGKA BELITUNG •Bangka Selatan
•LAMPUNG •Mesuji
•JAWA BARAT •Kota Bekasi
•JAWA TENGAH •Temanggung
•SULSEL •Kepulauan Selayar dan Luwu Timur
Maluku Utara
•Halmahera Tengah•Kepulauan Sula
•Halmahera Selatan•Halmahera Timur•Pulau Morotai
Papua
•Merauke•Jayawijaya•Kepulauan yapen•Biak numfor•Paniai•Puncak jaya•Asmat•Yahukimo•Pegunungan bintang•Tolikara•Sarmi•Waropen•Supiori•Mamberamo raya•Nduga•Lanny jaya•Mamberamo tengah•Yalimo•Puncak•Dogiyai•Intan jaya•Deiyai
Lokasi Puskesmas memiliki tenaga Terlatih PKPR
Pedoman PKPR di Puskesmas
Ya%
Ya%
Perkotaan 27,8% 45,6%Perdesaan 19,2% 41,1%Indonesia 21,4% 42,2%
Pelatihan dan Pedoman PKPR
RISFASKES 2011
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I2005 -2009
UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes
Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat
Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap
Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia
RPJMN II20010-2014
RPJMN III2015 -2019
RPJMN IV2020 -2024
VISI:MASYARAKAT
SEHAT YANG
MANDIRIDAN
BERKEA DILAN
UPAYA KURATIF, REHABILITATIF
14
Batasan Mutu Pelayanan• Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan
sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956).
• Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program ( Donabedian, 1980)
• Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau dihasilkan yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut ( Din ISO 8402, 1986).
• Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby,1984).
Peningkatan Kualitas PKPR
STANDAR NASIONAL
PKPRMUTU
• SDM kesehatan• Fasilitas Kesehatan• Remaja• Jejaring• Manajemen Kesehatan
• Alat ukur mutu• Memastikan dihasilkannya layanan PKPR dengan mutu
yang sama dan konsisten.
PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PKPR
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN SN-PKPR
EVALUASI
CONTINUOUS
QUALITY
IMPROVEMET
Mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam menyelenggarakan PKPR.
Melakukan upaya yang spesifik untuk menanggulangi kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan PKPR.
Meningkatkan mutu PKPR yang diselenggarakan secara berkesinambungan.
TUJUANORIENTASI
PENGUMPULAN DATAAKSI KOREKSI
Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)Efektifitas dan Relevansi
Positif • Sejalan dengan kebijakan nasional yang ada untuk menjawab kebutuhan remaja akan layanan kesehatan.
• Terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan yang sudah ada.• Sebaran program cukup luas.• Secara formal memiliki prosedur M&E.
Negatif • Promosi layanan yang kurang menyasar remaja secara langsung.• Data mengenai Puskesmas yang sudah PKPR tidak dipublikasikan.• Kualitas layanan masih terbatas (minimal 4 Puskesmas per
Kabupaten dan hingga saat ini baru mencapai 70%)• Prioritas dan kualitas layanan bervariasi.
EfisiensiPositif •
Negatif • Kebanyakan layanan yang diberikan masih terhambat status pernikahan, budaya relasi dewasa – anak/remaja, stigma dan diskriminasi petugas kesehatan.
• Tidak adanya data monitoring jumlah remaja yang mengakses layanan secara periodik.
Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)Tinjauan Etis
Positif
Negatif • Remaja perempuan yang sudah aktif seksual dan remaja populasi kunci terdampak HIV, serta remaja termarginalisasi terhambat untuk mengakses layanan.
• Tidak membahas mengenai orientasi seksual, hanya sebatas jika ditanyakan siswa. Kekhawatiran akan penolakan.
• Edukasi harus hati-hati dan memperhatikan konteks budaya dan agama karena masih banyak orang tua / tokoh yang kurang paham tentang beberapa materi seperti Kespro.
KeberlangsunganPositif • Sedang diusulkan ke dalam RPJMN yang sedang digodog.
• Isu kesehatan remaja masuk dalam prioritas internasional (MDGs) sehingga berpengaruh pada kebijakan nasional yang akan berfokus pada upaya preventif dan promotif dan hulu yakni remaja.
Negatif
Kemungkinan DuplikasiPositif • Sangat mungkin. Pemerintah lokal yang peduli biasanya menyatakan
ingin memberi alokasi dana lebih agar bisa dilakukan di lebih banyak Puskesmas
Negatif • Hambatan PKPR adalah sikap dan keterampilan petugas puskesmas, jumlah dan ketersediaan tenaga kesehatan termasuk konselor.
• Otonomi daerah terkait dengan kebijakan dan prioritas daerah juga menjadi hambatan dalam implementasi PKPR.
Partisipasi Remaja dan KomunitasPositif • Remaja dilibatkan sebagai konselor.
Negatif • Tidak di semua PKPR remaja terlibat secara efektif, hanya di beberapa Puskesmas.
• Direktorat anak, maka fokus program hanya memberikan layanan untuk anak (10-19 tahun). Sedangkan remaja usia 20-24 seperti konsep BKKBN atau remaja 19 - 30 tahun seperti konsep Kemenpora belum ada yang menangani.
Kemitraan dan Komitmen PolitisPositif •Kemitraan dengan PIK BKKBN sedang diinisiasi.
Negatif • Kemitraan dengan kementerian/lembaga belum optimal dalam promosi PKPR.
TERIMAKASIH