berbagai fungsi dasar perencanaan - … · web viewdalam hal ini manajemen sumber daya manusia...

27
ETIKA DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma- norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memeiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di temapt kerja, penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak

Upload: truongdieu

Post on 20-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ETIKA DALAM MANAJEMEN

SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di

bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari

norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam

dunia bisnis etika memeiliki peranan yang sangat penting ketika

keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga

akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena

hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi

karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang

kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti

minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di temapt kerja,

penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain

kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini

dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis

dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang

merugikan perusahaan, naik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab

yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karyawan

tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga

menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini

manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk

menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair danetis karyawan , klien,

serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya manusia memainkan

peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai

etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam

usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan

organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi

manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari

tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia

juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani

etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dalam

menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam pengembangan

dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka

permasalahan yang akan dibahas adalah “ Apakah Etika Sumber Daya

Manusia ?”

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui etika

sumber daya manusia.

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika

Untuk memahami apakah “ etika “ maka perlu membandingkanny

dengan moralitas. Baik etika dan moralitas sering dipakai secara

dapatdipertukarkan dengan pengertian yang sering disamakan begitu

saja.Sehubungan dengan hal tersebut, secara teoritis dapat membedakan

dupengertian etika ---ئ yaitu berasal dari bahasa Yunani “ Ethos “ berarti

adat istiadat atau kebiasaan. Sehingga dalam pengertian ini, etika berkaitan

dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu

masyarakat atau kelompok masyarakat. Hal ini berarti etika berkaitan

dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan

segala kebiasan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain

atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya.

Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal

dari bahasa latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “ Mores” berarti adat

istiadat atau kebiasaan. Jadi pengeertai secara umum , etika dan

moralitas ,sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus

hidup baik sebagai manusia yang telah di institusinalisasikan dalam sebuah

adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten

dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebaimana layaknya sebuah

kebiasaan.

Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda

dengan moralitas. Dalam pengertian kedua ini etika mempunyai pengertian

yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama

diatas. Etika dalam pengertian kedua ini sebagai filsafat moral , atau ilmu

yang membahas nilai dan noerma yang diberikan oleh moralitas dan etika

2

dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika dalam pengertian yang

pertama berisikan nilai dan norma-norma konkrit yang menjadi pedoman

dan pegangan hisup manunia dalam kehidupanya. Hal ini berkaitan dengan

perintah dan larangan langsung yang nyata. Dan pengertain etika pada

kedua adalah lebih normatif dan oleh karena itu mengikat setiap pribadi

manusia.Dengan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan

sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai :

a. nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia

harus hidup baik

sebagai manusia .

b.masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai

dan norma-norma moral yang umum diterima.

Menurut Magnis Suseno , Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan

ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu

yang terutama menitik-beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam

kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus

dilaksanakan dalam siuasi konkret tertentu yang dihadapai seseorang.

Sehingga , etika membutuhkan evaluasi kritis atas semua seluruh situasi

yang terkait. Dibutuhkan semua informasi seluas dan selengkap mungkin

baik menyangkut nilai dan norma moral, maupun informasi empiris tentang

situasi yang bahkan belum terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan

seseorang.bisa mengambil keputusan yang tepat, baik tentang tindakan yang

akan dilakukan maupun tentang tindkan yang telah dilakukan oleh pihak

tertentu. Dalam hal ini, masuk beberapa pertimbangan mengenai : motif,

tujuan, akibat pihak terkait, dampaknya, besarnya resiko bila dibandingkan

manfaat, keadaan prsikis pelaku, tindakan intelegensi dan sebagainya..

Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia

untuk bertindak seara otonom dan bukan secara heteronom. Etika

bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat

dipertanggung-jawabkan. Kebebasan dan tanggung-jawab adalah unsure

3

pokok dari otonomi moral yang merupakan salaah satu prinsip utama

moralitas, termasuk etika.

2.2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses

menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,

manajer dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi

atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen

sumber daya manusia atau HRD (human resource department).

Menurut A.F. Stoner, manajemen SDM merupakan suatu prosedur

yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau

perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi

dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar

pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan

organisasi/perusahaan.

Fungsi operasional tersebut terbagi  lima, secara singkat sebagai

berikut:

1. Fungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan

seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk mendapatkan

karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan (the right man in the

right place).

2. Fungsi Pengembangan, yaitu proses peningkatan ketrampilan

teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.

3. Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung dan tidak

lansung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal

4

jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip

kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab

karyawan tersebut.

4. Fungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta

kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana

Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam Manajemen

SDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak

belakang antara karyawan dan perusahaan.

5. Fungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar

tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan

dengan program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) .

Tidak bisa dipungkiri, perubahan teknologi yang sangat cepat,

memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya.

Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajemen SDM yang

selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan

dengan perekrutan pegawai staffing, coordinating yang dilakukan oleh

bagian personalia saja. Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi

spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan

seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai

sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang

sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama

menjadi lebih bersifat strategik. Oleh karena itu, manajemen SDM

mempunyai kewajiban untuk memahami perubahan yang semakin komplek

yang selalu terjadi di lingkungan bisnis. Ia juga harus mengantisipasi

perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai

memasuki bisnis, akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan

paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang

berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi. Ada

kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan

5

pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan

pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan

dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-

fungsi SDM. Dengan demikian, maka akan semakin besar kesempatan untuk

memperoleh keberhasilan.

Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sumber daya

manusia maka etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan

sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hunungan

dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.

2.3. Konsekuensi Dari Perilaku Yang Tidak Etis

Perilaku etis sangat penting dalam kesuksesan bisnis jangka panjang.

Tapi apabila yang timbul dan tumbuh adalah perilaku yang tidak etis maka

akan berakibat yang tidak inginkan. Dilihat dari dua perspektif yaitu

perspektif mikro dan perspeltif makro. Perspektif mikro etika diasosiasikan

dengan adanya kepercayaan. Kepercayaan yang dibangun melalui perilaku

etika akan mempengaruhi hubungan perusahaan dengan supplier, customer

maupun dengan karyawan.Apabila kepercayaan dibangun melakui perilaku

yang tidak etis maka kepercayaan customer akan berkurang kepada karyawan

maupun organisasi. Sedangkan perspektif makro etika meliputi suap-

menyuap, paksaan, penyalahgunaan informasi, pencurian dan diskriminasi

akan mengakibatkan inefisiensi dalam pengalokasian sumberdaya.

2.4. Sebab Perilaku Yang Tidak Etis

Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:karyawan

memiliki kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat

penerimaan yang kurang baik, adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun

norma sosial menjadi lebih menentukan dalam mempengaruhi perilaku

karyawan, adanya ethical dilemma yaitu situasi yang menyebabkan adanya

pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi menghasilkan perilaku yang

6

tidak dapat diterima, ethical dilemma muncul dikarena adanya

ketidaksesuaian antara personel, organisasional dan profesional.

2.5. Konsep Etika Bukan Sekedar Kode Etik

Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk

tanggung-jawab professional, pengembangan professional, kepemimpinan

yang etis, kejujuran dan keadilan, konflik kepentingan, dan megunakan

informasi. Banyak organisasi yang mempunyai kode etik yang formal dalam

organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam perilaku anggotanya perlu

dipertanyakan. Banyak anggota yang menganggap kode etik hanya sebagai

hiasan saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung

dengan norma-norma informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik

harus sesuai dengan norma-norma dalam organisasi , disebarluaskan kepada

karyawan dan benar-benar dijalankan. Kode etik perusahaan belum bisa

mampu membangun sebuah peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu adanya

konsep etika yang matang yang tidak hanya mampu mengurangi kerugian

yang berakibatkan perilaku karyawann yang tidak etis, tetapi juga membuat

suatu konsep etika yang mampu membangun budaya etis organisasial.

Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM

dan Standar Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ” Sebagai

Profesioanl SDM, mempunyai tanggung-jawab untuk memberikan nilai

tambah pada organisasi yang dilayani dan memberikan kontribusi bagi

keberhasilan etika organisasi”.

Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya lebih

dari sekedar menggantung poster kode etik di dinding. Sebaliknya, karena

pekerjaan utama profesional SDM adalah berhubungan dengan orang,

mereka harus membantu untuk mempraktekkan etika ke dalam budaya

perusahaan. Mereka perlu membantu membangun lingkungan di mana

karyawan bekerja di seluruh organisasi untuk mengurangi penyimpangan

etika.

7

2.6. Perencanaan Strategi Konsep Etika

Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai

penyusunan kode etik perusahaan, merncanakan sumber daya manusia yang

etis yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi juga harus berperan

sebagai perencanaan strategi konsep etika.langkah-langkahnya:

1. Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.

2. Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam

mendorongnya konsep etika perusahaan.

3. Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensiyang diperlukan.

4. Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.

5. Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam

mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang

dijalankan.

2.7. Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat di

implementasikan dalam bentuk pengawasan organisasaional yang

didasarkan pada sosialisasi aturan-aturan, memonitor perilaku dan disilpin

karyawan, serta mempengaruhi perilaku melalui pemberian hukuman bagi

mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang terlalu kuat pada

konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut, mempunyai

akibat yang kurang baik pada outcome yang dihasilkan, karena perhatian

karyawan akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman

saja. Dengan demikian, hanya akan tercipta atmosfir dimana karyawan

berusaha untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-

cita untuk meningkatkan mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin

kurang dapat diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu

mengurangi pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat yang

sama dengan konsep etika yang berorentasi pada penanaman nilai-nilai

etika.

8

Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan

untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan

kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih

berarti. Tujuan tersebut disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai

etika dalam organisasi. Dalam hai ini setiap anggota organisasi mempunyai

status yang sama. Dengan begitu organisasi membawa komitmen bersama

yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota. Karena karyawan

mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga

dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.

Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada

aktivitas-aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan,

menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung

konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber daya manusia

mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara

penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.

Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam

setiap aktivitas manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara

kebijakan dan praktek diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu

yang diterima karyawan. Sebagai contoh, jika karyawan didorong untuk

melaksanakan suatu standar etiak tertentu, tetapi standar tersebut tidak

diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, reward, sistem kompensasi

serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan

menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi karyawan. Dengan

mengintegrasikan program etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional

diharapkan akan menjadikan pelaksanaan konsep etika menjadi lebih efektif.

Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar

konsep etika dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap level

manajemen sumber daya manusia adalah

1. Hak atas pekerjaan , kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan

hak akan hidup.

9

2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif dalam

pemberian upah.

3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi

pekerja.

4. Hak un tuk perlindungan keamanan dan kesehatan.

5. Hak untuk diproses hukum secara sah, hak untuk diperlakukan sama.

6. Hak atas rahasia pribadi.

7. Hak atas kebebasan suara hati.

Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu

permasalahan-permasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu

1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin

naik jabatan (promosi jabatan).

2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada

media massa.

3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya berdasarkan untuk

mendapatkan proyek tender saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak

berdasarkan kebutuhan yang ada.

4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada seseorang

yang berada di luar bidang yang berwenang. Contohnya, pemberian hasil

penilaian psikologis yang dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD

dalam proses kegiatan rekrutmen kepada di luar bidang HRD.

5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak

berwenang.

Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk

dalam permasalahan etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar

dan salah yang dianut suatu golongan atau bermasyarakat. Perilaku kolusi

menyogok jelas sekali merupakan tindakan jalur pintas demi mencapai

tujuannya. Jalan pintas yang dilakukan sebenarnya tidak akan menjadi

masalah jika dilakukan dalam kerangka norma kebaikan yang dapat diterima

oleh masyarakat. Namun, permasalahannya adalah jalan pintas yang

10

digunakan bertentangan dengan norma kebaikan yang semestinya tertera

dalam kehidupan bermasyarakat. Perjalanan untuk mencapai suatu tujuan

yang baik haruslah pula menggunakan cara yang baik. Cara yang baik itu

adalah dengan memberikan usaha yang optimal melalui kemampuan dirinya

sendiri. Sehingga, promosi jabatan itu didapat melalui keringatnya sendiri

bukan berdasarkan unsur lain yang menyalahi noma kebaikan yang berlaku.

Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika

yang lain (masih dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988)

yaitu, ilmu tentang yang baik dan apa yang buruk. Norma baik yang

tertanam dalam masyarakat umum adalah tidaklah etis ketika pencantuman

hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan dalam media massa yang

melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga ketika pencatuman

tersebut dalam hal ini adalah ras agama ditampilkan, maka tentu

menimbulkan ketidaksukaan masyarakat akan hal tersebut. Lagi pula

pencantuman kedua hal tersebut tidaklah menjadi hal esensi dalam

kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan..

Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam

kategori pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

Dalam kode etik yang ditetapkan dalam dunia SDM tidak dibenarkan jika

pelaksanaan training hanya dijalankan semata-mata untuk proyek saja. Buat

apa menghabiskan banyak uang atau mendulang banyak uang, namun tujuan

sebenarnya dari pelatihan tidaklah didapat. Jadi, pelatihan hanya formalitas

kegiatan saja. Hal itu tentu saja merendahkan martabat.pelatihan itu sendiri.

Berkaitan dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu

ditetapkan.

Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori

pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Tidak

etis ketika sumber data mengenai deskripsi psikologis yang dimiliki oleh

seseorang diketahui oleh banyak pihak. Pengetahuan akan deskripsi

psikologis tersebut haruslah mempertimbangkan izin dari orang

bersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis tersebut dan tujuan yang

11

jelas kenapa data tersebut dibutuhkan. Selama kedua pertimbangan tersebut

tidak ada, maka tindakan mengetahui hasil data deskripsi psikologis tersebut

tidak dibenarkan (tidak etis).

Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian

yang sama seperti sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak. Gaji merupakan ranah area pribadi yang secara

etis diketahui oleh orang yang bersangkutan saja dan pihak diatas yang

mengelola keuangan penggajian. Suatu hal pribadi jelas tidak diperkenankan

untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari pihak yang memiliki

otoritas. Pemahaman itulah yang menjadi kumpulan dari nilai-nilai yang

terbentuk dalam suatu masyarakat sehingga membentuk perilaku akhlak

seperti apa yang seharusnya dilakukan.

Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan

permasalahan diatas dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses

diantaranya:

1. Membentuk komite karyawan dan manajemen.

2. Membuat buku pegangan karyawan.

3. Sistem pengupahan yang profesional.

4. Menciptakan suasana kerja yang kondunsif

5. Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.

2.8. Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya

manusia

Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran dalam

mendukung dan memberikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika

perusahaan mempunyai tugas dalam mengontrol dan mengintegrasikannya

ke dalam fungsi-fungsi organisasional yang diembannya. Implementasi

konsep etika ke dalam fungsi-funsi manajemen sumber daya manusia yaitu

1. Seleksi, perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang

dibawanya.Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan

moral yang tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang lebih

12

etis. Hal ini menjadi penting dalam proses seleksi karyawan karena jika

calon karyawan memiliki kemampuan perkembangan moral yang tinggi

maka akan lebih mudah menerima prinsip-prinsip moral universal

dibanding karyawan yang memiliki kemampuan perkembangan moral

yang rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen mengunakan tes untuk

mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan

kejujuran dan personalitas serta sebagia alat untuk melihat karakteristik

karyawan. Hal yang penting juga dalam prosse seleksi karyawan yang

lebih menitiberatkan pada penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus

mempunyai komitmen pada etika dan menjadi nyaman berbicara

mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam organisasi, maka

calon karyawan yang dibutuhakan adalah orang-orang yang

menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.

2. Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi

karyawan adalah mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan

beliefs yang berlaku dalam organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat

dikomunikasikan melalui presentasi formal dan secara implisit melalui

sejarah dan mitos organisasi.

3. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar

karyawan memilki lebih luas pengembangannya dan aktivitas training

untuk karyawan memiliki fokus yang berbeda-beda. Kareana karyawan

diharuskan untuk tahu mengenai aturan- aturan regulasi maupun

kebajikan, maka penanaman nilai-nilai etika juga harus memfokuskan

pada sharing etika antar organisasi. Training juga dapat digunakan untuk

memperluas pengetahuan karyawan dan manajer mengenai kemampuan

dalam mengaplikasikan framework etika dalam pemecahan masalah.

4. Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartika sebagai

perwujudan proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten,

bebas dari bias, didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi

dan merupakan representasi dari kinerja yang sebenarnya.. penilaian

kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam cara penyampaian informasi

13

mengenai keadilan antar individu. Karyawan seharusnya diberikan

keterangan, khususnya untuk hasil yang negatif dan mereka seharusnya

diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.

5. Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan

dengan pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk

perlakukan kurang etis. Dengan adanya reward, diharapkan bahwa

tuntunan adanay perilaku yang lebih beretika tidak dianggap sebagai

suatu tambahan beban. Tentunya reward untuk perilaku yang etis dapat

menjadi sesuatu yang berlebih-lebihan. Manajemen sumber daya

manusia harus menunjukkan dukungan kepada karyawan yang

menginginkan standar etika yang tinggi. Sehingga melalui dukungan

tersebut aspirasi program penanaman nilai-nilai etika dapat dibicarakan

sungguh-sungguh dan lebih berarti. Hukuman menyediakan

pembelajaraan sosial yang penting bagi karyawan untuk menjadi lebih

sadar dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan etika

organisasi. Jika perlu tidak etis tidak perlu diberkan sanksi, maka

karyawan akan beranggapan bahwa mereka juga dapat terhindar dari

hukuman.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa :

Etika sumber daya manusia merupakan ilmu yamg menerapkan

prinsip-prinsip etika dalam hubungannya dengan manusia dan kegiatannya.

14

Perlu adanya suatu konsep etika yang terintegrasi ke dalam fungsi-fungsi

dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia dalam hal ini

mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat manajemen sumber

daya manusia bukan bertanggungjawab dalam mencegah perilaku yang tidak

etis tetapi juga bertanggungjawab dalam pengembangan moralitas karyawan

dan pembentukkan nilai-nilai etika organisasi. Melalui konsep etika ,

manajemen sumber daya manusia harus bertindak sebagai ethic worke tetapi

juga sebagai ethic broker. Dengan terintegrasikan konsep etika ke dalam

fungsi seleksi, orientasi karyawan, penilaian kinerja, pemberian reward dan

hukuman, diharapkan bahwa konsep etika tidak hanya terlihat sebagai usaha

sesaat saja tetapi lebih pada upaya peningkatan nilai-nilai etika organisasi

yang terus-menerus dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

http://nureazizah13.wordpress.com/2010/12/30/etika-manajemen-sumber-daya-

manusia/

http://nurlailafadjarwati.blogspot.com/2011/01/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-

bisnis.html

http://www.scribd.com/doc/38181206/Etika-Hukum-dan-Perlakuan-yang-Adil-

dalam-Manajemen-SDM

15

http://cintamerahputih.blogspot.com/2008/05/lima-permasalahan-etika-dalam-

bidang.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_manajerial#Perilaku_terhadap_karyawan

http://www.anneahira.com/artikel-umum/manajemen-sdm.htm

http://berita.liputan6.com/ibukota/201003/267461/

Karyawan.Indosiar.Tolak.Pemecatan.Sepihak

http://www.tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/06/09/prn,20040609-

04,id.html

http://community.gunadarma.ac.id/public/user/blogs/view/name_Alidaya/

id_7609/title_etika-manager/

http://ajeng.ngeblogs.com/2009/12/10/etika-manager/

http://wawannurjuniawan.ngeblogs.com/2009/12/10/etika-manajer/

id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

16