bentuk dan makna verba reduplikasi dalam ......kata kunci : verba , reduplikasi , novel. viii kata...
TRANSCRIPT
BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI
NURBAYA KARYA MARAH RUSLI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Skripsi Program Strata 1 (S1)
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Nur Qalbi
105331104316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
―Sesungguhnya Ridho Allah ada pada orang tua, maka mohonlah doa restu
kepada orang tua. Usaha doa dan kesabaran merupakan suatu kesatuan utuh untuk
meraih keberhasilan, dan Allah akan memberi yang terbaik‖
PERSEMBAHAN :
Ku persembahkan karya ini kepada Allah swt. Atas segala nikmat dan
karunia-Nya, dan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, ku perutukkan karya ini
sebagai bukti kecintaanku dan terima kasihku kepada:
1. Ibu dan ayah yang senantiasa menyinari langkahku dengan doa dan kasih
sayangnya.
2. Kakak, adik dan semua keluarga yang memberikan semangat yang berjasa
dalam hidupku.
3. Keluarga besar Bengkel Seni Bahasa dan Sastra Indonesi Unismuh Makassar
4. Teman-teman seperjuangan ku, terima kasih untuk kebersamaan kita.
vii
Abstrak
Qalbi, Nur, 2020. Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dibimbing oleh Munirah selaku pembimbing I, dan Akram Budiman Yusuf
selaku pembimbing II.
Tujuan penelitian secara keseluruhan untuk memberikan sebuah data yang
dimana untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel tersebut dan
untuk mendeskripsikan makna apa yang timbul dari pengguna verba reduplikasi
dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, dalam tujuan pengolahan ini untuk
mendapatkan hasil yang logis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang
bedasarkan pada prinsip metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan menyajikan data dari sumber novel dengan judul Siti Nurbaya
karya Marah Rusli yang berjumlah halaman 334 dan dari internet yang berkaitan
dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data yakni 1 membaca berulang-ulang ,
2 membaca secara lambat , 3 mencatat , dan menandai kalimat-kalimat yang
memiliki verba reduplikasi meggunakan pulpen. Adapun teknik analisi data yaitu 1
mengumpulkan data , 2 mengklasifikasi data, 3 menganalisi data, 4 memberian
simpulan .
Kata kunci : Verba , Reduplikasi , Novel.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Bentuk dan
Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dapat
terselesaikan, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua
ayah Ahmad Ollong dan ibu Sitti yang telah berjuang sekeras mungkin untuk
membiayai penulis dalam berproses pencaria ilmu. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana srata satu program
pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat
berhasiil dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada, Dr. Munirah,
M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran,
pengarahan, dan masukan-masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan benar,
Akram Budiman Yusuf, S.Pd. M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, saran, pengarahan, dan masukan-masukan yang sangat berarti.
Dr. Munirah, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengesahkan secara
resmi judul penelitian sebagai bahan penulis skripsi sehingga penulisan skripsi
berjalan dengan lancar. Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag. Selaku rektor Universitas
ix
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan kegiatan penelitian. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku dekan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar. Seluruh dosen program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Sampaikan ucapan terima kasih kepada sahabat-
sahabatku dan keluarga besar Bengkel Seni Bassi yang senantiasa membantu dalam
melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan
oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari seluruh pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca,
khususnya keluarga besar Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, September 2020
Nur Qalbi
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................iii
SURAT PERNYATAAN ..........................................................................................iv
SURAT PERJANJIAN...............................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….…….…..vi
ABSTRAK ……………………………………………………….………………...vii
KATA PENGANTAR………………………………………..………………........vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….……………xi
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang …………………………………………………...……1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………6
C. Tujuan Penelitian……………………………………….…………….7
D. Manfaat Penelitian………………………………….……...…………8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
xi
A. Kajian Pustaka…………………………………….…………………...…9
1. Penelitian Relevan …………………………………….……………..9
2. Landasan Teori …………………………………………….………..14
3. Verba dan Reduplikasi……………………………………..……….. 23
4. Jenis-jenis Kelas Kata………………………………………….........30
5. Novel …………………………………………………….……….....33
B. Bagan Kerangka Pikir ……………………………………….………….34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ………………………………….…………….…….. 36
B. Devenisi Istilah ………………………………………….……………...36
C. Data dan Sumber Data …………………………………………….….... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………...38
E. Teknik Analisis Data ……………………………….…………………..38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………………………...39
B. Pembahasan ……………………………………………………………43
BAB V SIIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………….. ………………..67
xii
B. Saran ………………………………………………………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 69
SINOPSIS NOVEL………………………………… …………………………... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang bermasyarakat atau makhluk
sosial. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk
berkomunikasi kita membutuhkan bahasa. Bahasa sudah ada sejak zaman
dahulu dan bahasa memegang peranan yang sangat penting untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa bahasa komunikasi
yang terjadi tidak akan berlangsung lancar.
Menurut Sugiahastuti (2013: 8), Bahasa merupakan alat komunikasi
yang efektif antar manusia dari berbagai macam situsi bahasa dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar
atau penulis kepada pembaca, sedangkan menurut Chaer (2011 :2), bahasa
ialah sebuah system, artinya bahasa dibentuk oleh sejumah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan, bahasa berfunsi sebagai alat untuk
bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat istiadat, budaya
dan bahasa. Bentuk-bentuk budaya bisa bermacam-macam seperti kesenian,
pertunjukan, tarian tradisional, bahasa dan sastra. Bentuk dari budaya yang
bisa kita lihat, ada dala, bentuk sastra lisan dan tulisan, salah satu sastra yang
14
bisa dibaca atau dinikmati oleh orang banyak bisa dalam bentuk puisi, cerpen
maupun novel.
Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan menjadi
identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengenali cermin
kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil kreatifitas manusia
tentang kehidupan yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
itu sendiri. Dimasa sekarang anak mudah sudah mulai menampakkan
kecintaannya terhadap budaya literasi, salah satunya dengan membaca novel.
Novel merupakan suatu karya sastra yang berisi karangan prosa yang tersusun
atas satuan-satuan bahasa antara lain kata, frasa, klausa dan kalimat yang
bertujuan menjelaskan apa yang ingin disampaikan. Setiap kalimat tersusun
atas beberapa kategori kata, salah satunya adalah kelas kata verba.Verba
merupakan penggolongan kata yang menjelaskan suatu tindakan keberadaan,
pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya. Kata ini seringkali predikat
dalam sebuah kalimat atau frasa. Verba atau kata kerja fungsinya untuk
mengulas tentang sebuah kegiatan atau suatu perbuatan ataupun aktivitas yang
dijalankan seseorang.
Morfologi menjadi cakup kajian yang cukup menarik dalam linguistik,
karena morfologi merupakan tingkat lanjutan dari sintaksis itu sendiri.
Berdasarkan perilaku morfologis verba bahasa Indonesia terbagi menjadi dua
yaitu verba dasar dan verba bentukan. Verba dasar merupakan verba pangkal
15
yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba
bentukan yaitu verba pangkal yang telah mengalami proses morgfologi,
seperti afiksasi, reduplikasi maupun pemajemukan (komposisi).
Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa Indonesia itu
pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian baik
dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata
ulang, sedangkan satuan satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Reduplikasi
atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat
dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi
merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata disamping
afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Meskipun reduplikasi terutama adalah
masalah morfologi, masalah pembentukan kata. Reduplikasi merupakan
proses atau hasil pengulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah,
bolak balik. Reduplikasi juga merupakan salah satu cara yang khas yang
berlaku pada bahasa-bahasa nusantara. Reduplikasi dikelompokkan dari
beberapa jenis, salah satunya adalah verba reduplikasi. Verba reduplikasi
merupakan proses pengulangan kata yang berkelas kata kerja.Verba
reduplikasi banyak ditemukan di dalam karya sastra salah satunya pada novel
klasik angkatan 20- an yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Contoh dari verba reduplikasi dalam novel tersebut adalah sebagai
berikut:
16
― ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu sedang muntah-muntah‖
Pada contoh kalimat tersebut terdapat verba redupllikasi, yaitu muntah-
muntah Seperti yang kita ketahui bahwa kata muntah-muntah merupakan
kata kerja.
Saat ini perkembangan novel remaja Indonesia semakin semarak.
Perkambangan membaca buku memunculkan nama-nama baru yang diangkat
remaja. Sekarang ini, novel remaja Indonesia dapat ditemukan dengan mudah
di toko-toko buku. Namun, tidak semua novel itu dapat menjadi bacaan yang
bagus untuk para remaja.
Membaca novel tentang hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang
mengapresiasi sastra secara langsung. Maksudnya dari mengapresiasi kata itu
adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh
pemahaman, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel
yang dibaca. Novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika
dibandingkan dengan cerpen. Namun dikatakan lebih mudah karena novel
tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat
atau dengan bentuk padat dan dikatakan sulit karena novel dituliskan dalam
skala besar sehingga mengandung satu kesatuan organisasi yang lebih luas
dari cerpen. Hanya novel yang mengisahkan tentang kehidupan manusia dan
lingkungannya. kehidupan manusi lebih dari masa mudah hingga masa tua.
Tak lupa pula, novel juga bercerita watak, tabiat dan sifat dari keterlibatan. Isi
17
novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks, perbedaanya dengan
cerpen ialah novel dapat terdiri dari sebagian hingga beragam halaman.
Novel Siti Nurbaya (kasih tak sampai) ini merupakan novel yang
pertama kali mengangkat kisah permasalahan dalam perkawinan yang
menghubungkan persoalan adat. Bahasa yang digunakan dalam novel ini
adalah bahasa melayu baku. Novel Siti Nurbaya menyinggung tema kasih tak
sampai, anti pemikiran paksa pengorbaanan, kolonialisme, dan keoderenan.
Novel ini mejadi yang banyak dibaca dan digunakan sebagai bahan penelitian.
Dalam Siti Nurbaya telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada
emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hak-
haknya, apakah ini hanya menyerah karena tuntutan adat dan tekanan orang
tua ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya.
Penulis mengambil judul Penggunaan bentuk verba redupikasi
tersebut bertujuan agar pembaca tidak langsung mengerti dengan kata-kata
didalam novel dengan kata lain verba reduplikasi tersebut memiliki makna
tersendiri. Peneliti ingin membawa pembaca untuk berpikir, Meskipun
banyaknya penggunaan verba reduplikasi di dalam novel, akan tetapi masih
banyak yang belum mengetahui tentang bentuk-bentuk dan makna dari verba
reduplikasi.
Penulis memilih salah satu novel yang menarik untuk dikaji yaitu novel
Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Alasan memilih novel ini sebagai kajian
18
dalam penelitian, karena dalam isi novel terdapat beberapa yang menggunakan
pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, maka penulis
tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang bentuk dan makna verba
redupliksi, penulis ingin mengetahui berbagai bentuk dan makna verba
reduplikasi. Sehinggah penulis memilih judul Bentuk dan Makna Verba
Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya.
Meskipun sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang membahas
mengenai verba dan reduplikasi, akan tetapi penelitian tersebut belum ada yang
membahas secara khusus mengenai bentuk dan makna verba reduplikasi. Maka
dari itu, penelitian ini akan menjadi sambungan atau penyempurna dari
penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk verba reduplikasi yang terdapat dalam novel
Siti Nurbaya karya Marah Rusli?
2. Bagaimanakah makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel Siti
Nurbaya karya Marah Rusli.
19
2. Untuk mendeskripsikan makna yang timbul dari penggunaan verba
reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritas
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori pengguna verba
reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
b. Menambah kepustakaan dalam bidang pendidikan khususnya
penggunaan verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah
Rusli.
c. Menambah atau memperkaya wawasan bagi pengembangan ilmu
dalam bidang sastra.
2. Secara praktis
a. Pembaca pada novel Siti Nurbaya tersebut dapat lebih megetahui
tentang bagaimana pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi yang
ada pada kata isi novel tersebut.
b. Pembaca pada novel Siti Nurbaya tersebut dapat menjadikan sebagai
salah satu dasar atau pedoman untuk mengkaji lebih lanjut dalam
roman yang diteliti khusunya tentang bentuk dan makna verba
reduplikasi dan dapat pula dijadika sebagai salah satu bahan
alternative tambahan dalam pengajaran sastra.
20
c. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak dapat
dijadikan sebagai literature tambahan atau pelengkap bagi segenap
pengajar bahasa dan sastra Indonesia.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Pendukung dan Penelitian Relevan
1. Penelitian Relevan
Sebuah penelitian agar mempunyai orientasi perlu adanya penelitian
yang relevan. Penelitian yang relevan berfungsi untuk memberika pemaparan
tentang penelitian dimana analisis sebelumnya yang telah dilakukan.
Penelitian tentang bentuk dan makna verba reduplikasi pada novel sudah
pernah diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian yang mengkaji tentang
bentuk dan makna verba reduplikasi pada novel di anataranya ialah Juwairiah
dengan judul ― Bentuk Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpulan
Kisdap Banjar Malam Kumpai Batu”, Marnetti dengan judul ―Reduplikasi
dan Maknanya dalam Novel Jamal Jamilah karya Boma Kampau”, dan Ika
Yuliana Rahmawati “penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel
Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy”.
a. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Juwairah adalah
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dari
Universitas Lambung Mangkurat. Penelitianya berjudul ― Bentuk,
Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpulan Kisdap Banjar
Malam Kumpai Batu” hasil penelitian tersebut mengemukakan
tentang reduplikasi, didalam penelitian ini menjelaskan bahwa
22
reduplikasi merupakan pengulangan satuan gramatikal, baik
seluruh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun
tidak. Dalam perkembangannya ,reduplikasi sering ditemukan
dalam sebuah novel atau cerpen yang bemacam-macam jenisnya
seperti salah satu ― Kumpulan Kisdap Banjar Malam Kumpai
batu‖ yang dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan
makna reduplikasi karena setiap cerita yang terdapat di dalamnya
mengandung unsur-unsur budaya banjar yang masih melekat
hingga saat ini terdapat dalam buku yang dianalisis, metode dan
pendekatan peneitian ini adalah metode deskriptif dan pendekatan
kualitatif dengan teknik pengumpulan yang digunakan adalah
teknik dokumentasi yang berupa buku majalah agenda dan
lainnya. Penelitian ini terdapat juga beberapa makna reduplikasi
yang ditemukan, yaitu (1) makna mengeraskan atau
menyangkatkan,(2) makna bermacam-ma cam, (3) makna jamak
atau banyak ,(4)makna penegasan atau penekanan, (5) makna
berulang-ulang, (6) makna agaka,(7) makna menyerupai atau tirun,
(8) kata sifat, (9) penekanan.
b. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Marnetti mahasiswa
dari Universitas Riau dengan judul ― Reduplikasi dan Maknanya
dalam Novel Jamal Jamilah karya Boma Kampau” hasil
23
penelittian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk
dan makna kata ulang yang terdapat dalam novel tersebut, metode
yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bentuk kata ulang dalam novel iniada
empat yaitu (1)pengulangan seluruh , (2)pengulangan sebagian ,
(3)pengulangan perimbuhan dan (4)pengulangan berubah fonem.
Makna yang terdapat dalam kata ulang tersebut ada tiga yaitu
menyatakan makna, menyatakan makna berulang-ulang, dan
menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan enaknya,
dengan santainya atau dengan senangnya.
c. Penelitian relevan yang ketiga ialah Ika Yuliana Rahmawati adalah
mahasiswa Fakultas Keguruab dan Ilmu pendidikan dari
Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul ―Penggunaan
Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Abidah El Khalieqy” hasil penelitian tersebut
bertujuan untuk (1) memaparkan jenis penggunaan kata ulang (2)
mengetahui fungsi kata ulang bahasa Indonesia yang terdapat
dalam novel tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang diguunkan
dalam penelitian tersebut ialah berupa teknik dan simak dan catat.
Data dalam penelitian ini adalah berupa kata ulang bahasa
Indonesia, metode yang digunakan dalam upaya menemukan
24
kaidah dalam tahap analisi data pada penelitian tersebut yaitu
metode agh dan teknik baca markah. Penelitian ini juga
mengemukakan reduplikasi memiliki berbagai jenis kata ulang,
fungsi dan makna kata ulang berdasarkan data yang sudah
dianalisis antara lain yaitu, mengubah bentuk kata benda menjadi
kata kerja , mengubah golongan kata sifat menjadi kata keterangan,
mengubah ata bentuk tunggal menjadi kata jamak .
d. Penelitiian relevan yang keempat ialah, Cahyaningsi merupakan
mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan judul ―Bentuk dan
Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Sariwarta pada
Penjebar semangat Edisi Tahun 2011” yang menyatakan bahwa
(1) perubahan bentuk kata verba denominal bahasa jawa terdapat
tiga perubahan yaitu, (a)perubahan kata jadian yang diturunkan
dari kata dasarnya yaitu dengan prosses afiksasi atau imbuhan
berupa prefiks , sufiks infiks, konfiks,, dan afiks gabung .
Misalnya kata nyapu ―menyapu‖ diturunkan dari kata sapu. Proses
morfologinya yaitu nyapu (nya-+ sapu), (b) perubahan bentuk
kata ulang yang diturunkan dari bentuk dasarnya dalam penelitian
ini juga ditemukan dwipura, misalnya agegaman ‗bersenjata‘ yang
diturunkan dari kata benda gaman yaitu ‗alat sejenis sabit‘. Ulang
afiks misalya katabal-balan ―bermain bola‖ yang diturunkan dari
25
bermain bendabal ―bola‖. (c) perubahan menjamuk yaitu kata pada
kata mbuntut ula . (2) perubahan makna verba dinominal bahasa
jawa. Ditemukan 21 macam perubahan makna verba denominal
pada penjebar semangat tahun 2011.
e. Penelitian relevan yang kelima ialah Lisnawati mahasiswa prodi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ,jurusan pendidikan bahasa
dan seni , fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Tadulako dengan judul ―Reduplikasi Verba Bahasa Mandar
Dialek Balanipa”, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
verba bahasa mandar dialek balanipa,jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif deskripttif. Data dalam penelitian ini ialah data
tuturan, sumber data berupa lisan dan tulisan, metode
pengumpulam data yaitu metode simak dan metode cakap ,teknik
analisi data yaitu menggunkan metode padan dan distribusional ,
meode penyajian hasil penelitian yaitu dengan metode formal dan
informal. Bentuk reduplikasi verba bahasa mandar dialek balanipa
terdiri dari reduplikasi penuh, reduplikasi sebagian yang terdiri
atas prefiks, reduplikasi yang berimbuhan dan berkombinasi
dengan afiks. Makna redupliksi verba bahasa mandar dialek
balanipa terbagi atas 1) menyatakan bahwa tindakan tersebut pada
bentuk dasar dilakukan berulang-ulang , 2) menyatakan baahwa
tindakan itu dilakukan dengan seenaknya , hanya untuk bersenang-
26
senang, 3) menyatakan bahwa tindakan itu dilakukan oleh dua
pihak atau saling.
Dari pemaparan penelitian relevan penjelasan reduplikasi pada
pembahasan mengenai penelitian ini, hasil tersebut berbeda-beda. Pada
penelitian pertama mengemukakan bahwa reduplikasi merupakan
pengulangan satuan gramatikal baik seluruh maupun sebagian, penelitian
kedua mengemukakan tentang bentuk-bentuk dan makna kata ulang pada
novel, penelitian ketiga memaparkan tentang jenis penggunaan kata ulang
dan fungsi penggunaan kata ulang yang terdapat pada novel, penelitian
keempat memaparkan tentang entang bentuk dan makna verba dalam
berbahasa jawa, sedangkan penelitian kelima memaparkan tentang
bagaimana reduplikasi verba bahasa mandar dama berdialek balanipa.
Kelima penelitian relevan tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk
mengetahu bentuk dan makna reduplikasi.
2. Landasan Teori
a. Hakikat Morfologi
1). Pengertian Morfologi
Morfologi secara umum merupakan cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramtikal.
Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau
27
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-
beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti
bentuk dan kata logi yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah kata
morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik,
morfologi berarti ilmu mengenai benntuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau
jasad-jasad hidup. Selain bidang kajian linguistik, di dalam kajian
biologi ada juga di gunakan istilah morfologi. Kesamaannya yaitu sama-
sama mengkaji tentang bentuk.
Menurut Ralibi dalam (Mulyana, 2007: 5), secara etimologis
istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani , yaitu gabungan kata morphe
yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu.(Chaer, 2008: 3)
berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk dan
pembentukannya. Menurut Mulyana (2007: 5), istilah morfologi
diturunkan dari bahasa Ingris Morphology, artinya cabang ilmu linguistic
yang mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara
gramatikal. Nurhayati dan Siti Mulyani (2006: 62), menyatakan
morfologi adalah ilmu yang membicakan kata dan proses pengubahannya.
Sejalan dengan itu, Darwis (2012: 8), menyatakan bahwa dari segi asal-
usul atau etimologi, kata morfologi berasal dari bahasa greek, yaitu Morf
bentuk dan logos ilmu. Secara peristilahan atau termonologi, morfologi
merupakan cabang ilmu yang menelaah seluk-beluk pembentukan kata.
28
Dalam hal ini, morfologi mempelajari bagaimana kata itu dibentuk, unsur-
unsur apa yang menjadi sistematik sebuah kata, bagi morfologi, kata itu
merupakan bentuk atau unit terkecil. Berbagai pengertian morfologi
tersebut menjadi acuan penelitian dalam mendefinisikan arti morfologi
yaitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata
meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan
bagian-bagian kata atau morfem.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari
seluk-beluk pembentukan kata secara gramatikal serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata tersebut.
2). Proses morfologi
Proses morfologi pada dasarnya merupakan pembentukan kata dari
sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan, proses morfologi melibatkkan
komponen sebagai berikut.
a). bentuk dasar
Bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu, bentuk
dasar tersebut dapat berupa akar seperti pada kata (baca, juang, pahat),
pada kata membaca, berjung dan memahat. Dalam bentuk polimorfemis
seperti be ntuk bermakna, berlari, dan jual beli) pada kata kebermaknaan,
berlari-lari, dan jual beli. Dalam proses redupikasi bentuk dasar dapat
berupa akar seperti akar rumah pada pada kata rumah-rumah akar tinggi
29
pada kata tinggi-tinggi, dan akar marah pada kata marah-marah. Dapat
juga pada imbuhan gabung seperti rumah sakit pada kata rumah-
rumah sakit, dan anak nakal pada kata anak-anak nakal. Dalam proses
komposisi dapat berupa akar sate pada kata sate ayam, sate padang, dan
sate lontong.
b). pembentukan kata (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akrominasi,
dan konversi)
(1). Afiksasi, dalam proses ini sebuah afiks diimnuhkan pada
bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Contoh:
me + buang= membuang
(2). Reduplikasi, dalam proses ini sering disebut dengang
istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya tiga mavam
pengulangan secara utuh, pengulangan dengan pengubahan
bunyi vocal maupun konsonan, dan pengulangan sebagian.
(3). Komposisi, dalam prosess initerdapat penggabungan
sebuah bentuk pada bentuk dasar. Penggabungan ini juga
merupakan alat yang digunakan dalam pembentukan kata
karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam
bentuk sebuah kata.
Contoh: merah -> merah jambu, merah dara, merah bata.
(4) Akronimisasi, dalam proses ini terdapat abreviasi khusus
karena semua abareviasi menghasilkan akronim.
30
Contoh: SMA -> Sekolah Menengah Atas (bukan akronim).
Jagorawi -> Jakarta, bogor, ciawi (akronim)
(5). Konversi, dalam proses ini terdapat pengubahan status.
Contoh: gunting (nomina) -> gunting ini terbuat dari baja‘ ->
Pada pembentukan diatas penelitian ini memfokuskn pada pembentukan kata
reduplikasi.
3). Konsep Morfologi
a). Afiksasi
afiks adalah bentuk kebahasaan terikat yang hanya
mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu
kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki
kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru. Afiks ini meliputi
imbuhan awal (prefiks), imbuhan tengah (infiks), imbuhan akhir
(sufiks), maupun imbuhan terbelah (konfiks atau simulfiks).
(1). prefiks
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan
pada awalan sebuah kata dasar. Kata ―prefiks‖ sendiri diserap dari
kata ―prefix‖ yang terdiri dari kata dasar ―fix‖ yang berarti
―membubuhi‖dan prefiks ―pre‖ yang berarti ―sebelum‖. Menurut
Putrayasa (2008: 22). Macam-macam dan contoh prefiks dalam bahasa
Indonesia sebagai berikut:
31
(a). Prefiks (meN-) + bentuk dasar bebas (lancong) = kata
melancong.
(b). Prefiks (ber-) + bentuk dasar bebas (tengkar) = kata
(bertengkar)
(2). Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-
tengah kata dasar. Beberapa bahasa yang memiliki infiks anatara lain
Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, dan Bahasa tagalog dan beberapa
bahasa lainnya. Beberapa mavcam dan cotoh infiks sebagai berikut
menurut Alwi dkk (2003: 31).
(a). Infiks (-el-) + bentuk dasar bebas (tunjuk ) = kata (telunjuk)
(b). Infks (-em-) + bentuk bdasar bebas (getar) = kata (gemetar)
(3). Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir
sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, ―nya‖ sebagai cotoh adalah
sebuah afiks. Adapun contoh sufiks adalah sebagai berikut menurut
Putrayasa (2008: 27).
(a). Sufikks (-kan) + bentuk dasar bebas (hadap) = kata (hadapan)
(b). Sufiks (-i) + bentuk dasar bebas (hindar) = kata (hindari)
(c). Sufiks (-an) + bentuk dasar bebas (getar) = kata (gemetaran)
32
(4). Konfiks atau Simulfiks
Konfiks merupakan imbuhan tunggal terjadi dari perpaduan
awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan. Dalam bahas
Indonesia, terdapat lima macam konfiks anatara lain ke-an, per-an, se-
nya, dan ber-an. Adapun contoh konfiks adalah sebagai berikut:
(a). Konfiks atau simulfiks (per-an) + bentuk dasar bebas (temu)=
(pertemuan)
(b). Konfiks atau simulfiks (pen-an) + bentuk dasar bebas (beri) =
(pemberian)
(c). Konfiks atau simulfiks (per-an) = bentuk dasar bebas (temu) =
(pertemuan)
b). Reduplikasi atau pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruh
maupun sebagian baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi
dengan afiks maupun tidak. Adapun jenis pengulangan adalah:
(1). pengulangan seluruh
Pengulangan seluru adalah pengulangan bentuk dasar secara
keseluruhan. Misalnya terlihat dari table berikut ini:
No Bentuk Dasar Hasil Pengulangan Seluruh
1 Hati Hati-hati
33
2 Kata Kata-kata
3 Mata Mata-mata
(2). pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulagan bentuk dasar secara sebagin,
tanpa perubahan fonem. Misalnya terlihat pada table berikut:
No Bentuk Dasar Hasil Pengulangan Sebagian
1 Bersama Bersama-sama
2 Seakan Seakan-akan
3 Mencoba Mencoba-coba
(3). Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Afiks
Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks adalah
pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersama-
sama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung satu arti. Misalnya
terliht pada table berikut:
No Bentuk Dasar Pengulangan dan+
Perubahan afiks
Hasil Pengulangan
1 Rumah +(pengulangan) –
an
Rumah-rumah
34
2 Kuning +ke- (pengulangan)
–an
Kekuning-kuningan
3 Baik +se-(pengulangan)-
nya
Sebaik-baiknya
(4). Pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah pengulangan bentuk
dasar yang disertai perubaha fonem sehigga berubah bunyi. Misalnya pada
table berikut:
No Bentuk dasar Hasil Perubahan dengan
Perubahan Fonem
1 Gerak Gerak-gerik
2 Sayur Sayur-mayur
3 Ramah Ramah-tamah
c). pemajemukan (komposisi)
Proses pemajemukan atau komposisi adalah peristiwa bergabungan
dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimnulkan arti baru. Menurut
Masnur Muslich, 2010, Kata majemuk berbeda dengan frasa. Konstruksi meja
makan dan Nia makan tentunya mempunyai pengertian yang berbeda. Apabila
35
suatu kontruksi frasa berunsur kata benda da kata kerja, ia mempunyai dua
kemungkinan fungsi , yaitu fungsi predikat dan fungsi atribut .Fungsi predikat
di sini yang bias disisipi (akan, telah, sedang) sedangkan fuungsi atribut yang
biasa disisipi bentuk yang atau tidak. Konstruksi meja makan akan tedengar
aneh jika disisipi bentuk-bentuk yang menyatakan aspek akan/telah/sedang,
begitu juga bentuk yang atau tidak. Konstruksi Nia makan adalah bentuk
frasa, karena bias disisipi katak akan/telah/sedang. Sedangkan konstruksi meja
makna adalah bentuk majemuk.
Dari pemaparan proses morfologis di atas sudah jelas, bahwa proses
itu meliputi proses afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan
proses pemajemukan (komposisi). Namun, dalam penelitian ini, penulis lebih
memfokuskan pada proses Pengulangan (reduplikasi).
B. Verba dan Reduplikasi
a. Verba
1). Pengertian Verba
Pembicara mengenai kelas kata verba merupakan hal pokok dalam
penulisan ini. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pengertian tentang
verba.
Verba atau kata kerja merupakan semua kata yang menyatakan
perbuatan atau tingkah laku. Darwis (2012: 41) berdasarkan perilaku
morfologinya, verba bahasa Indonesia mula-mula dibagi menjadi dua
subkategori besar, yaitu (1) verba dasar, (2) verba bentukan. Verba dasar ialah
36
verba pangkal yang belum mengalami proses morfologis manapun,
sedangkan verba bentukan ialah pangkal yang telah mengalami proses
morfologi afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan.
Adapun menurut Darwis (2016: 67), verba reduplikasi dalam bahasa
Indonesia dapat dikategorikan menjadi empat bentuk, yaitu (1) verba
reduplikasi dasar, (2) verba reduplikasi berafiks (3) verba reduplikasi
bervariasi bunyi, dan (4) verba reduplikasi semantik.
Namun penelitian ini hanya menemukan tiga dari empat bentuk verba
reduplikasi, yaitu verba reduplikasi dasar, verba reduplikasi berafiks dan,
verba reduplikasi bervariasi bunyi.
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bentuk-bentuk verba
reduplikasi, penelitian ini lebih sejalan dengan teori yang ketiga yaitu verba
reduplikasi bervariasi bunyi, karena sesuai dengan latar belakang
permasalahan yang telah diuraikan yaitu mengenai verba reduplikasi.
b. Pengertian reduplikasi
Reduplikasi merupakan salah satu proses pembentukan kata. Proses
yang terjadi adalah pengulangan bentuk dasarnya. Jadi, reduplikasi adalah
proses pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasarnya. Bentuk
dasarnya itu dapat berupa morfem atau bentuk kompleks. Hasil reduplikasi
pada umumnya pada umumnya kata ulang, walaupun demikian ada beberapa
bentuuk yang bukan kata ulang melainkan hanya bentuk ulang.Reduplikasi
37
juga merupakan proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara bagian, maupun dengan perubahan bunyi.
Menurut Ramla (2009: 65) reduplikasi adalah pengulangan satuan
gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem
maupun tidak. Menurut Verhaar (2010: 152), mengatakan bahwa reduplikasi
adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari
bentuk dasar tersebut. Hasan Alwi (2003), mengatakan bahwa reduplikasi atau
perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga
merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian.
Sebuah kata ulang harus mempunyai bentuk dasar dan antara kata
ulang dengan bentuk dasarnya harus ada hubungan bentuk dan arti.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai reduplikasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa reduplikasi adalah satu proses morfemis yang merupakan
peristiwa pengulangan bentuk kata, baik sebagian maupun seluruhnya yang
memiliki hubungan bentuk dan arti.
1). Macam-macam bentuk reduplikasi
Menurut ramlan dalam (2011: 12), berdasarkan cara mengulang
bentuk dasarnya, Reduplikasi dapat digolongkan menjadi empat golongan
yaitu sebagai berikut:
a). reduplikasi seluruh
38
Reduplikasi seluruh atau utuh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar
tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan
afiks.
Contoh:
Mobil -> mobil-mobil
Binatang ->binatang-binatang
Kejahatan-> kejahatan-kejahatan
b). reduplikasi sebagaian
Reduplikasi sebagian adalah proses pembentukan kata melalui
pengulangan sebagian bentuk dasarnya. Hasil dari proses morfologi ini selalu
berupa kata ulang. Hamper semua bentuk dasarnnya adalah bentuk kompleks.
Contoh
Menulis ->menulis-nulis
Membaca -> membaca-baca
Mengarang ->karang mengarang
c). Reduplikasi Berkombinasi Afiks
Pada proses ini, bentuk dasar diulang seluruhnya akan berkombinasi
dengan proses pembubuhan afiks. Proses pengulangan yang terjadi itu
bersama-sama dengan proses penambahan afiks pada bentuk dasarnya. Proses
pengulangan dan penambahan afiks itu bersama-sama pula mendukung satu
fungsi
Contoh :
39
Mobil -> mobil-mobilan
Rumah -> rumah-rumahan
Merah -> merah-merahan
Putih -> putih-putihan
d). Reduplikasi dengan Perubahan fonem
Reduplikasi dengan perubahan fonem adalah proses pembentukan kata
melalui pengulangan yang disertai dengan perubahan fonem.
Contoh:
Lauk -> lauk-pauk
Sayur -> sayur mayo
2). Makna reduplikasi
a). Makna leksikal dan gramatikal
(1). Makna leksikal
Menurut (Chaer, 2009: 60), Leksikal adalah bentuk ajektif yang
diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata,
perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk
bahasa yang bermakna. Jika leksikon disamakan dengan kata. Dengan
demikian, makna leksikal dapat diartikaan sebagai makna yang bersifat
leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu dapat pula
dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya,
makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang
sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.
40
(2). Makna gramatikal
Menurut Chaer (2009: 62), makna gramatikal adalah makna yang
hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses
reduplikasi, dan proses komposisi.
b). Makna dari bentuk reduplikasi
Masalah makna dan fungsi kata ulang (reduplikasi) merupakan dua hal
yang sulit dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.(keraf, 1984:
121). Secara lebih khusus, dijelaskan bahwa keseluruhan fungsi reduplikasi
sudah membentuk kata ulang dari kata dasar (membentuk kelas kata yang
baru ) yang maknanya bisa saja masih berhubungan dengan makna kata yang
diulang atau bahkan mencerminkan makna kata yang diulang atau bahkan
mencerminkan makna kata yang diulang atau membtuk makna baru.
Menurut Ramlan dalam pabate (2011: 22), ada 11 makna reduplikasi
yaitu sebagai berikut:
(1). Reduplikasi menyatakan makna ‗banyak‘
Contoh:
Pembangunan - pembangunan = banyak pembangunan
Kejahatan - kejahatan= banyak kejahatan
Pemimpin - pemimpin = banyak pemimpin
(2). Reduplikasi menyatakan makna ‗banyak‘ namun makna ‗banyak‘
ini tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan berhubungan
dengan kata yang diterangkan.
41
Contoh:
Pandai - pandai
Rindang - rindang
(3). Reduplikasi menyatakan makna ‗tak bersyarat‘
Contoh:
Mentah - mentah
Hujan - hujan
(4). Reduplikasi menyatakan makna ‗yang menyerupai pada apa yang
tersebut pada bentuk dasar‘. Dalam hal ini reduplikasi berkombinasi
dengan proses pembubuhan afiks-an.
Contoh:
Anak - anakan
Mobil - mobilan
Ketua - tuaan
(5). Reduplikasi menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh:
Berteriak - teriak
Memukul - mukul
(6). Reduplikasi menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan
santai
Contoh:
Duduk - duduk
42
Membaca -baca
Tidur -tiduran
(7). Reduplikasi perbuatan yang saling mengenai antara dua belah
pihak
Contoh:
Caci -mencaci
Pandang -berpandangan
(8). Reduplikasi hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata
dasarnya
Contoh:
Karang -mengarang
Jahit -menjahit
(9). Reduplikasi menyatakan makna tingkat yang paling tinggi
Contoh:
Serajin -rajinnya
Sepenuh -penuhnya
(10). Reduplikasi makna yang sama dengan bentuk dasarnya
contoh:
mengharap > mengharap-harapkan
membedakan > membeda-bedakan
43
C. Jenis-jenis kelas kata
Bahasa Indonesia mengenal 13 jenis kata, yaitu
a. Kata kerja (verba)
Verba merupakan kategori kata yang dalam frasa memiliki
kemungkinan didampingi kata tidak dan tidak dapat didampingi kata di, ke,
dari, sangat, lebih, atau agak.
b. Kata sifat (Adjektiva)
Adjektiva ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan
kata tidak, (2) mendampingi nomina, (3) didampingi kata-kata seperti: lebih,
sangat, agak,(4) memiliki ciri morfologi seperti -er, -if,-I atau (5) dibentuk
menjadi nomina dengan konfiks ke-an.
c. Kata Benda (Nomina)
Nomina diberi ciri bahwa secara sintaksis ia tidak memiliki potensi
untuk bergabung dengan kata tidak, tetapi berpotensi untuk didahului kata
dari.
d. Kata Ganti (pronominal)
Pronominal merupakan kategori kata merujuk ke nomina, yang berarti
berfungsi menggantikan nomina.
e. Kata Bilangan (Numeralia)
Kriteria Numeralia ialah, kata ini merupakan kategori yang (1) dapat
mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, (2) memiliki potensi untuk
44
mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat diperlus dengan kata tidak
atau kata sangat.
f. Kata Keterangan (Adverbia)
Dalam pembentukan frasa, adverba itu merupakan kata yang
mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi.
g. Kata Tanya (interogativ)
Dalam kalimat interogativ kata ini berfungsi menggantikan sesuatu
yang ingin diketahui oleh pembicara atau atau mengukuhkan apa yang telah
diketahui pembicara.
h. Kata Tunjuk (demonstrativa)
Demonstrative adalah kategori yang berfungsi untuk menunjukkan
sesuatu didalam walaupun diluar wacana.
i. Kata Sandang ( (artikula)
Artikula dalam bahasa Indonesia adalah kategori yang mendampingi
nomina dasar.
j. Kata Depan (prrposisi )
Preposisi adalah kategori yang terlektak di depan kategori lain
terutaman nomina sehigga berbentuk frasa eksosentris direktif
k. Kata Penghubung (konjungsi)
Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluasan satuan laan
dalam kontruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau
lebih dalam kontruksi.
45
l. Kata Fatis
Kata fatis adalah kategori yang bertugas, memulai, mempertahankan,
atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan lawan bicara.
m. Kata seru (interjeksi)
Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan persaan
pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalm
ujaran.
Berdasarkan 13 jenis kelas kata tersebut, didalalam penelitian ini hanya
memfokuskan pada satu kelas kata saja yaitu, kelas kata verba (kerja).
D. Novel
Novel atau novella adalah suatau karangan prosa yang menceritakan suatau
kejadian-kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita) karena dari
kejadian itu lahir suatu konflik, suatau pertikaian yang mengubah mereka. Wujud
novel ialah suatau kosentrasi, pemusatan kehidupan dalam suatu saat daklam suatu
krisis yang menentukan (jassin dalam soedjarwo: 2004).
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sikap setiap perilaku (KBBI, 2003: 788).
Menurut Tarigan (2000: 164) kata novel berasal dari kata latin novelius yang
pula diturunkan pada kat noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalua
dibandingkan dengan jenis-jenis karya sastra lain seperti puisi, drama dan lain-lain,
maka jenis novel ini muncul kemudian.
46
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel merupakan
buah pikiran pengarang yang sengaja direka untuk menyatakan buah pikiran atau ide
diolah peenulis yang dihubngkan dengan kejadian atau peristiwa disekelilingnya bisa
juga merupakkan pengalaman orang lain maupun pengalaman penulis, pola penulisa
mengalir secara bebas yang tidak terikat olehh kaidah septerti yang terdapat pada
puisi.
Abdul Chaer dalam buku morfologi bahasa Indonesia mengatakan bahwa
reduplikasi morfologi dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa
bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulanga
utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian.
1. Bentuk dasar pengulangan akar , bentuk dasar yang berupa akar
memiliki tiga macam proses pengulangan , 1 pengulangan utuh artinya
bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik akar
itu ,2 pengulangan sebagian artinya yang diulang dari bentuk dasar itu
hanya salah satu suku katanya saja,3 pengulangan perubahan bunyi
artinya bentuk dasar itu di ulang tetapi disertai dengan perubahan
bunyi , bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama bisa
juga unsur kedua , 4 pengulangan dengan infiks , maksdnya sebuah
akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangnya.
A. Bagan kerangka pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, pada bagian ini
diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai acuan (arah dan
47
pedoman) selanjutnya. Kerangka pemikiran yang dimaksud mengarahkan
penulis untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian guna
memecahkan masalah yang telah dipaparkan.
Di dalam penelitian ini, penulis memilih novel Siti Nurbaya karya Marah
Rusli sebagai sumber data penelitian karena terdapat banyak penggunaan
verba reduplikasi di dalamnya. Pada novel tersebut terdapat beberapa kalimat
yang menggunakan verba reduplikasi. Pada penelitian ini secara khusus akan
dibahas tentang bentuk-bentuk verba reduplikasi dan makna dari bentuk verba
reduplikasi tersebut. Adapun bagan kerangka pikirnya adalah sebagai berikut
48
Bagan Kerangka Pikir
Bahasa
Morfologi Bahasa
Indonesia
Verba Reduplikasi
Bentuk Makna
Jenis-jenis Kelas Kata Jenis-jenis Makna
Gramatikal
Temuan
Novel Siti Nurbaya Karya
Marah Rusli
49
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sukmadinata penelitian merupakan suatu proses kegatan
dalam pengumpulkan data, data yang telah ditemukan kemudian
dianalisis, tujuan pengolahan data tersebut adalah untuk mendapatkan
hasil yang logis.
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, dalam hal ini penelitian kualitatif merupakan prosedur
penelirian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam
penelitian ini harus dirancang berdasrakan pada prinsp metode deskriptif
kualitatifyang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajika
data.
B. Defenisi Istilah
1. Morfologi merupakan cabang linguistic yang mengidentifikasi satuam-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal, morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata serta kata serta pengaruh bentuk kata terhadap golongan dan
bentuk kata.
51
2. Verba merupakan kata kerja kelas kata yang menyatakan suatu
tindakan, keberadaan, pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya.
Seringkali dipakai sebagai predikat dalam sebuah kalimat atau frasa.
3. Reduplikasi merupakan bentuk perulagan kata atau proses penurunan
kata dengan perulangan utuh maupun sebagian yang dibentuk dengan
cara mengulang kata dasarnya.
52
4. Novel merupakan suatu karya sastra berbentuk prosa naratif yang
panjang , dimana didalamnya terdapat rangkaian cerita tentang
kehidupan seseorang tokoh dan orang-orang disekitarya dengan
menonjolkan sifat dan watak dari setiap tokoh dalam novel tersebut.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data pada penelitian ini adalah semua yang berkaitan dengan
penelitian yaitu, tentang bentuk dan makan verba reduplikasi pada novel
Siti Nurbaya karya Marah Rusli dan berupa data yang diambil dari
tiinjauan morfologi.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitia ini bersumber dari novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli dengan jumlah halaman 334 dan dari intener yang
berkaitan dengan topik penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dengan cara membaca berulang-ulang
novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dan membaca secara lambat kerena
ingin mendapatkan pemahaman yang kuat dari setiap kata dan kalimat
yang disajikan dalam nvovel tersebut. Penellitian ini juga menggunakan
teknik membaca dan catat, setelah membaca serta menandai kalimat-
kalimat yang memiliki verba reduplikasi dengan menggunakan pulpen
lalu mengumpulkan data-data tersebut.
53
E. Teknik Analisi Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat
uraian dari hasil penelitian, data yang telah diperoleh akan dianalisi secara
kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.
Analisi data kualitatif menurut Bogdan dan Bliken dalam Moleong
(2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan data, mengorganisasikan
data,memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelolah,
mensistesikannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari.
Analisi data merupakan upaya yang dilakuka untuk mengelolah data,
adapun langkah-langkah dalam menganalisi data sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data, yaitu semua kalimat–kalimat yang
menggunakan verba reduplikasi
b) Mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan bentuk dan
maknanya
c) Menganalisi data secara deskrtiptif
d) Memberikan simpulan dari hasil penelitian
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penilitian
Verba merupakan semua kata kerja yang menyatakan perbuatan atau
tingkah laku, sedangkan reduplikasi ialah salah satu proses pembentukan kata,
proses yang terjadi itu ialah pengulangan bentuk dasarnya berupa morfem
atau bentuk kompleks.
Pemaparan ada bab ini akan diuraikan secara lengkap hasil penelitian
berdasarkan pada fokus masalah bab sebelumnya yaitu bagaimana bentuk dan
makna verba reduplikasi yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun hasil
yang dimaksud sebagai berikut:
Tabel 4.1 kata Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
No Kode Data Hasil pengulangan
1 7 bermain-main
2 9 bercakap-cakap
3 21 selekas – lekasnya
4 23 berbunuh-bunuh
5 24 berbaring-baring
6 25 berlompat-lompat
55
7 31 berjalan-jalan
8 8 berlari—lari
9 51 berganti-ganti
10 53 berayun-ayun
11 54 berkata-kata
12 60 berjalan-jalan
13 66 terbawa-bawa
14 67 menggeleng-gelengkan
15 69 membaca-baca
16 72 bersuka-sukaan
17 80 berdekat-dekaatn
18 80 bersama-sama
19 96 dibersih-bersihkan
20 98 berbagi-bagi
21 98 bertukar-tukar
22 100 tolong-menolong
23 113 terkenang-kenang
24 122 berhela-helaan
25 123 bergerak-gerak
26 128 berhenti-henti
27 143 tersedu-sedu
56
28 144 berkumpul-kumpul
39 160 betolong-tolongan
30 169 terkejut-kejut
31 175 terasa-rasa
32 182 terguling-guling
33 188 berukir-ukiran
34 189 berkejar-kejaran
35 189 terbayang-bayang
36 190 berjauh-jauhan
37 191 bersorok-sorok
48 192 beringkar-lingkaran
49 193 rasa-rasanya
40 194 berderu-deru
41 201 dikarang-karang
42 205 termenung-menung
43 209 berbisik-bisiklah
44 210 berjejer-jejer
45 223 berhati-hati
46 227 memuas-muaskan
47 234 bertukar-tukar
57
48 243 muntah-muntah
49 245 bergerak-gerak
50 248 berkata-kata
51 251 memaki-makinya
52 252 bertukar-tukar
53 253 tolong-menolong
54 259 berlari-lari
55 264 berpikir-pikir
56 289 berebut-rebutan
57 299 berkumpul-kumpul
58 303 berdiam-diam
59 314 berdebar-debar
60 318 berletak—leatakan
61 325 berkata-kata
Berdasarkan tabel data di atas akan dibahas mengenai hasil dari verba
reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
menggunakan bentuk reduplikas menurut teori Abdul Chaer yaitu, 1
pengulangan keseluruhan, 2 sebagian, 3 berkombinasi afiks, 4 perubahan
fonem , maka perlu penjelasan tentang bagaimana tersebut dapat dihasilkan.
58
Data 1
―tadi, waktu keluar bermain-main , aku telah bermufakat dengan si Arifin
dan si Bakhtiar akan pergi esok hari ke gunung padang‖ (Rusli, 2008: 17)
Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian hal ini
ditunjukkan dengan kata bermain-main , kata pengulangan inni menggunakan
bentuk pengulangan seluruhnya bentuk dasar dari hasil pengulangan bermain-
main ialah kata main, kata ini berimbuhan kata (ber - ), dan menggunakan
makna perbuatan yang berulang-ulang.
Data 2
―Ayahnya sedang bercakap-cakap degan seorang tamu‖( Rusli, 2008: 9)
Pada kutipan di atas menggunnakan pengulangan sebagian hal ini
ditunjukkan dengan kata bercakap-cakap yang berarti berbincang, Bentuk
dasar dari hasil pengulangan bercakap-cakap ialah kata cakap, kata ini
berimbuhan kata (ber -). Dan menggunakan makna perbuatan yang berulag-
ulang.
Data 3
―bukannya hendak tidur pula, melainkan sekedar berbaring-baring,
menunggu hari siang‖(Rusli, 2008: 24).
59
Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian pada kata,
seperti ditujukkan pada kata berbaring-baring yang berarti tidur,bentuk dasar
hasil dari pengulangan berbaring-baring ialah kata baring, yang
menggunakan imbuhan (ber-) dengan menggunakan makna banyak karena
menuunjukkan sesuatu yang dilakukan
Data 4
―ada yang berlompat-lompat dari cabang ke cabang pohon yang segar
rupanya‖(Rusli, 2008: 25).
Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian karena di
tunjukka pada kata berlompat-lompat yang berarti bergerak kearah samping
yang meggunaka makna banyak, karena perbuatan yang di lakukan berulang-
ulang, bentuk dasar dari kata berlompat-lompat ialah lompat, yang
menggunkan imbuhan (ber -).
Data 5
―oleh sebab itu kerap kali dikunjungi oleh mereka yang suka berjalan-jalan
pada petang hari‖ ( Rusli, 2008:31)
Pada kutipan di atas menggunakan pengulagan sebagian yang
ditunjukkan dengan kata berjalan-jalan, Bentuk dasar dari kata berjalan-jalan
ialah jalan, yang meggunakan imbuhan (ber-).yang berarti melangkah, yang
menggunakan makna banyak karena perbuatan yang diulang-ulang.
60
Data 6
―keluarlah arifin dari dalam semak berlari-lari menuju mereka dengan
menjijing suatu bungkusan dalam tangannya‖ (Rusli, 2008: 48)
Pada data tersebut menggunakan pengulangan sebagian dengan
terbuktinya pada kta berlari-lari yang berarti melangkahkan kaki dengan
ccepat, bentuk dasar dari kata berlari-lari ialah lari, yang menggunakan
imbuhan (ber -). Pengulangan ini menggunaankan makna banyak karena
perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Data 7
― demikianlah diperbuat mereka berganti-ganti, sehinggah buah jambu itu
empuk‖(Rusli, 2008: 51)
Kutipan diatas menggunaka pengulangam sebagian dibuktika dalam
kata berganti-ganti yang berarti saling berganti atau bertukar, bentuk dasar
dari kata berlari-lari ialah ganti, yang menggunakan imbuhan (ber -).
Pengulangan ini bermakna banyak karena sesuatu yang dilakukan berulang-
ulang.
Data 8
―tiadakah ingin hatimu hendak bermain dan berayun-ayun dibuaian itu‖ (
Rusli, 2008:53)
61
Kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian dibuktikan dari
kata berayun-ayun yang berarti bergerak ke depan atau ke belakang, bentuk
dasar dari kata berayun-ayub ialah ayun, yang menggunakan imbuhan (ber -).
Pengulaga ini bermakna banyak Karen perbuatan yang diulamg-ulang
Data 9
―dari riang menjadi muram dan termenunglah ia berapa lamanya tiada
berkata-kata‖ (Rusli, 2008: 54)
Hasil data di atas meggunakan pengulagan sebagian dibuktikan pada
kata berkata-kata yang berarti berbicara, bentuk dasar dari kata berkata-kata
ialah kata, yang menggunakan imbuhan (ber -). Pengulangan ini memiliki
makna banyak karena dilakukannya secara berulang-ulang
Data 10
―tatkala samsu dengan sahabatanya pergi berjalan-jalan ke gunung
padang‖(Rusli, 2008: 60)
Data di atas menggunakan pengulangan sebagian dibuktikan pada kata
berjalan-jalan yang berarti bergerka ata melangka, bentuk dasar dari kata
berjalan-jalan ialah jalan, yang menggunakan imbuhan (ber-).pengulangan
inii juga memiliki manna bnyak kerana dilakukannya secara berulang-ulang.
62
Data 12
―apabila ada terjadi apa-apa atas dirinya, tentu kita akan terbawa-bawa juga
dan nama kitapun akan bercacatlah ― (Rusli, 2008: 66)
Bentuk dasar dari kata terbawa-bawa ialah bawa, yang menggunkan imbuhan
(ter -).
Data 13
―setelah juara Lintau membakar kemenyan, lalu membaca-baca beberapa
mantera‖ (Rusli, 2008: 69)
Data di atas menggunakan pengulangan sebagiaan yang ditunjukkan
pada kata membaca-baca yang berarti melihat atau memahami isi dari apa
yang tertulis, bentuk dasar dari kata membaca-baca ialah baca, yang
menggunakan imbuhan (mem -). Kata pengulangan tersebut memiliki banyak
karena kegiatann yang di lakukan secara berulan-ulang.
Data 14
―dan marilah kita pohonkan bersama-sama kepada Rabbul-alamin supaya
mudah-mudahan dipeliharakannya juga kita didalam segala hal‖ (Rusli, 2008:
80)
Data tersebut menggunakan pegulangan sebagian terbukti pada kata bersama-
sama, Bentuk dasar dari kata bersama-sama ialah sama yang menggunakan imbuhan
63
(ber -). Kata pengulangan ini memiliki makna banyak karena perbuta yang dilakukan
secara berulang-ulang.
Data 15
―segala sesuatu tiada kekal, malainkan bertukar-tukar dan berpindah juga‖
(Rusli, 2008: 98)
Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian ditynjukkan
pada kata bertukar-tukar yang berarti berganti-gantian, bentuk dasar dari kata
bertukar-tukar ialah tukar, yang menggunakan imbuhan (ber-) pengulangan
tersebut memiliki makna yang banyak karena perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang.
Data 16
―kata datuk marinngih dengan suara keras, serta memukul-mukul telapak
tangan kiri dengan tangan kanannya‖ (Rusli, 2008: 107)
Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagianmditunjukkan
pada kata memukul-mukul, bentuk dasar dari kata memukul-mukul ialah
mukul, yang menggunkan imbuhan (me -).
Data 17
―tatkala angina berembus tenang , adik yang jauh terkenang-kenang air mata
jatuh berlinang lautan hindia hendak direnang ― (Rusli, 2008: 113)
64
Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian dengan
ditunjukkannya pada kata terkenang-kenang yang berarti membangkit kembali
dalam ingatan, bentuk dasar dari kata terkenang-kenang ialah kenang, yang
menggunakan imbuhan (ter -), kata ini menggunakan makna ynag banyak.
Data 18
―tatkala dilihatnya tangan rangka itu bergerka-gerak dan matanya sebagai
berapi menjeritlah ia sekuatnya lalu melompat memeluk aku sehingga
terbaliklah kursi dan meja yang dektanya itu ― (Rusli, 2008: 123)
Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian yang dibuktikan
pada kata bergerak-gerak yang mempunyai arti sebagai suatu tindakan, bentuk
dasar dari kata bergerak-gerak ialah gerak, yang menggunakan imbuhan (ber
–), kata tersebut menggunakan makna yang banyak karena suatu tindakan
yang diulag-ulang.
Data 19
―melainkan berjalanlah ia terus menerus dengan tiada berhenti-heti dar hari
kehari, dari tahun ke tahun dan dari abad ke abad (Rusli, 2008: 128)
Pada data yang telah ditemukan diatas menggunakan pengulangan
sebagian yang ditunjukkan dari kata berhenti-henti yang berarti tidak
melakukan apa-apa, bentuk dasar dari kata bergera-gerak ialah henti, yang
65
menggunakan imbuhan (ber -) , kata ini menyatakan perbuatan yang diiulang-
ulang.
Data 20
―setelah samsu membaca surat ini , direbahkannyalah dirinya di tempat
tidrnya , lalu menenlungkup menangis tersedu-sedu semalaman itu‖ (Rusli,
2008: 143)
Data yang telah di temukan di atas menggunakan pengulangan
sebagian yang ditunjukkan pada kata tersedu-sedu, bentuk dasar dari kata
tersedu-sedu ialah sedu, yang menggunakan imbuhan (ter -) makna dari kata
tersebut yaitu menyataan dari perbuatan yang diulang-ulang
Data 21
―dekat-dekat pekuburan di bawah pohon kayu, ditempat yang teduh duduklah
mereka berkumpul-kumpul‖(Rusli, 2008: 144)
Data yang telah ditemukan di atas mengguanakan pengulangan
sebaguan yag di tunjukkan dari kata berkumpul-kumpul, bentuk dasar dari
kata berkumpul-kumpul ialah kumpul, yang menggunakan imbuhan (ber-),
maknanya ialah perbuatan yang dilakukan dengan santai.
Data 22
66
―tetapi masih terlalu lemah dan kata dokter tadi, tidak boleh ia terlalu bergerak
dan terkejut-kejut‖( Rusli, 2008: 169)
Data yang ditemukan di atas menggunakan pengulangan sebagian
sepeti yang telah ditemukan padaa kata terkejut-kejut, bentuk dasar dari kata
terkejut-kejut ialah kejut, yang menggunakan imbuhan (ter -). Kata ini
menggunakan makna reduplikas yang
Data 23
―itulah yang menjadi duri dalam daging, yang selalu tearsa-rasa oleh yang
mudah‖ (Rusli, 2008: 175)
Data yang ditemukan di atas meggunakan pengulangan sebagian
karena ditunjukkan pada kata terasa-rasa, bentuk dasar dari kata tersa-rasa
ialah terasa yang meggunakan imbuhan ( ter -). Makna kata tersebut
menunjukkan makna yang banyaak karena dilakukakan secara berulag-ulang.
Data 24
―tatkala dia hendak turun di tangga yang gelap itu, jatulah ia terguling-
gulingke bawah‖(Rusli, 2008: 182)
Data yang ditemukan di atas menggunakan pengulagan sebagaian
sebagamana telah ditunjukkan pada kata terguling-guling yang mempunyai
arti tidak segaja berputar balik pada tempat, bentuk dasar dari terguling-guling
67
ialah terguling, yang menggunkan ibuhan (ter -), makna yang dilakukan
secara berulang-ulang.
Data 25
―di tepi laut kota padang, terbayang-bayang di atas beberapa bangku sebagai
orang duduk berdekatan, bercakap perlahan‖ (Rusli, 2008: 189)
Dari data di atas ditemukaa pengulagan kata kerja yang ditunjukkan
pada kata terbayang-bayang yang menggunakan pengulangan sebagian,
bentuk dasar dari kata terbayang-bayang ialah baying, yang menggunakan
imbuhan (ter -) makna yang ditmukan pada kata tersebut memiliki makna
agak.
Data 26
―anak-anak yang bermain bersorak-sorak tidalah kedengaran lagi suaranya,
karena telah lama berselimut ditempat tidurnya‖ (Rusli, 2008: 191)
Data yang telah ditemukan di atas menggunakan pada pengulangan
sebagian ditunjukkan pada kata bersorok-sorok bentuk dasar dari kata
bersorak-sorak adalah sorak, yang menggunakan imbuhan (ber -), makna kata
diatas ialah memiliki maka banyak.
68
Data 27
―memanggil aku dari jauh bunyi omba yang menderu-deru memecah ditepi
pantai , sebagai mengingatkan aku bahwa kekasihku jauh diseberang lautan
yang dalam‖ (Rusli, 2008: 194)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan
sebagain sebagaimana telah ditunjukkan pada kata menderu-deru Bentuk
dasar dari kata menderu-deru ialah deru, yang menggunkan imbuhan (men -),
kata diatas memiliki makna.
Data 28
―ah lim, surat itu dapat dikarang-karang yang tak benarpuun dapat
dituliskan.‖ (Rusli, 2008: 201)
Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian sebagaimana telah
ditemukan dalam kata dikarang-karang menceritaan sesuatu yang belum tentu
benar, bentuk dasar dari kata dikarang-karang ialah karang, yang
menggunakan imbuhan ( di -), dalam kata ini menggunakan perbuatan yang
dilakukan berulan-ulang.
Data 29
―maukah engkau berjanji , tidak akan termenung-menung , berawan hati lagi
atau menangis tersedu ? Tanya alima pula‖ (Rusli, 2008: 205)
69
Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian yang telah
dibuktikan dalam kata termenung-menung, Bentuk dasar dari kata termenung-
menung ialah menung,yang menggunakan imbuhan (ter -). Makana dari kata
termnung-menung ialah menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan
santai.
Data 30
― di sebelah utara dan di sebaha barat, kelihatan beberapa pulau kecil yang
berjejer-jejer letaknya‖ (Rusli, 2008: 210)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunkan pengulaangan
sebagian sebagaimana telah ditemkan dalam kata berjejer-jejer, bentuk dasar
dari kata berjejer-jejer ialah jejer, yang menggunakan imbuhan (ber - ).
Makna dari kata berjejer itu ialah memiliki makna yang banyak.
Data 31
―ya, malang itu tak dapat ditolak. Sungguhpun demikian, baik juga engkau
berhati-hati ― (Rusli, 2008: 223)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunkan pengulangan
sebagian sebagaimana telah dibuktikan pada kata berhati-hati, Bentuk dasar
dari kata berhati-hati ialah hati, yang menggunakan imbuhan (ber -) yang
memiliki makna yang sama dengan bentuk dasarnya.
70
Data 32
― hanya Tuhanlah yang yang tahu, apalagi sebab hati manusia itu tiada tetap ,
bertukar-tukar juga sebilang waktu‖ (Rusli, 2008: 234).
Kutipan di atas telah ditemukn kata yang menggunakan pengulangan
sebagian, sebagaimana telah ditemukan dalam kata bertukar-tukar yang berarti
berubah-ubah, bentuk dasar dari kata bertukar –tukar ialah, tukar, yang
menggunakam imbuhan (ber -) , makna dari kata tersebut ialah .
Data 33
‖ di situ terhentilah Nurbaya berkata-kata termenung memikirkan hal dan
nasib bangsa perempuan‖ ( Rusli, 2008: 248)
Kutipan di atas telah temukan pengulangan kata sebagian yang telah
ditunjukkan pada kata berkata-kata yang berarti berbicara, Bentuk dasar dari
kata bertakata-kata ialah berkata, yang menggunaka imbuhan (ber -)
Data 34
―pada malam hari di pasar kampong jawa, kelihatanlah olehku suamiku itu,
sedang berjalan-jalan” (Rusli, 2008: 251)
Kutipan di atas telah ditenukan kata yang menggunakan pengulangan
sebagaian ditunjukkan pada kata berjalan-jalan yang berarti melangkajkan
kaki bergerak maju, bentuk dasar dari kata berjalan-jalan ialah berjalan, yang
71
menggunakan imbuhan (ber -). Makna dari kata berjalan-jalan merupakan
perbuatan yang dilakukan dengan berulang
Data 35
― biarlah ia mengeluarkan perasaan hatinya dan buah pikirannya , suoaya
dapat bertukar-tukar pikiran, untuk menajamkan pikirannya‖ (Rusli, 2008:
252)
Data yang terdapat di atas telah ditemukan pengulangan sebagian yang
ditunjukkan pada kata bertukar-tukar yang berarti bergantian. bentuk dasar
dari kata bertukar-tukar ialah tukar , yang menggunakan imbuhan (ber -)
makna dari kata bertukar-tukaritu adalah reduplikasi yang dilakukan secara
berulang-ulang.
Data 36
―maka menjeritlah Alimah, meratap menangis amat sangat, sehingga ibu-
bapaknya terperanjat bangun dan dating berlari-lari‖(Rusli, 2008: 259)
Data di atas telah ditemukaan pengulaangan sebagian dibuktikannya
dari kata berlari-lari, Bentuk dasar dari kata berlari-lari ialah lari yang berarti
melangkahan kaki dengan cepat-cepat, yang menggunakan imbuhan (ber -)
dan memiliki makna perbuatan yang dilakukan secara brulang-ulang.
72
Data 37
―sambal berpikir-pikir demikian, dibukanyalah kedua surat kawat itu dengan
tangan yang gemetar ― (Rusli, 2008: 264)
Data di atas telah ditemukan pengulangan kata kerja sebagian yang
ditujukkan pada kata berpikir-pikir, bentuk dasar dari kata berpikir-pikir ialah
pikir , yang menggunakan imbuhan (ber -) makna dari kata tersebu ialah
makna yang banyak
Data 38
―oleh sebab itu ramailah orang berkumpul-kumpul di sana-sini,
membicarakan hal itu‖(Rusli, 2008: 299)
Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian ditunjukkan pada
kata berkumpul-kumpul yang berarti menjadi satu kesatua atau berkelompok
,bentuk dasar dari kata berkumpul-kumpul ialah kumpul, yang menggunakan
imbuhan (ber -) makna kata berkumpul-kumpul imemiliki makna yang
banyak.
Data 39
“setelah berdiam-diam sejurus, bertanya pula residen, ―tak adakah orang yang
hendak berkata apa-apa tentang hal ini?‖ (Rusli, 2008: 303)
73
Bentuk dasar dari kata berdiam-diam ialah diam memiliki arti tidak
bersuara yang menggunakan imbuhan (ber-)
Data 40
―begitu pula pegawai pemerintah, berdebar-debar hatinya, takut kaau
serdadu kalah‖. (314)
Kutipan di atas telah ditemuka kata pengulangan sebagiian yang
ditunjukkan dari kata berdebar-debar yang berarti bergerak-gerak atau
berdenyut lebih kencang daripada biasa ialah debar , yang menggunakan
imbuhan (ber-) makna dari kata tersebut merupakan makna yang sama dari
bentuk dasaranya.
Data 41
―jika berasa lelah, lebh baik jamgam berkata-kata dahulu, kata dokter, setelah
berdiam sejurus si sakit menggagahi dirinya, untuk meneruskan
perkataannya‖(Rusli, 2008: 325)
Data di atas telah ditemukan pengulangan jata sebagian seperti yang
telah ditunjukkan pada kata berBentuk dasar darii kata berkata-kata ialah kata
yang menggunakan imbuhan (ber-) dengan makna yang sama dari bentuk
dasarnya.
Data 42
74
“kehendak hatiku selekas-lekasnya, jawab putri rubiah. Tetapi engkau, tentu
maklum, pekerjaan ini tak dapat di buru-burukan‖ (Rusli, 2008: 21)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan afiks seperti yang telah ditunjukkan pada
kata selekas-lekasnya yang berari sesegersa mungkin, bentuk dasar dari kata
selekas-lekasnya ialah lekas, dengan makna tingakat yang paling tinngi.
Data 43
―kata sutan Hamza seraya menggeleng-gelengkan kepalanya‖(Rusli, 2008:
67)
Data di atas telah ditemukan menggunakan pengulangan berkombinasi
dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan dalam kata menggeleng-
gelengkan yang berarti menggoyangkan kepala kekiri dan kekanan, bentuk
dasar dari kata menggeleng-gelengkan ialah geleng yang menggunakan
imbuhan ( + meng –kan ),, data ini memiliki makna yang sama dengan bentuk
dasarnya.
Data 44
75
―ayuh, sam ! malam ini kita harus bersuka-sukaan , apabila engkau yang
punya rumah , berduka cita, bagaimanakah kelak jamu yang dating ?‖(Rusli,
2008: 72)
Kutipan di atas telah dibuktikan dengan menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks ditunjukkannya dari kata bersuka-
sukaan, bentuk dasar dari kata bersuka-sukaan ialah bersuka, yang
menggunakan imbuhan (+ ber, – an) kata ini bermakna reduplikasi
berkombinasi afiks.
Data 45
―lalu duduklah mereka berdekat-dekatan diatas sebuah bangku, di bawa
pohon taanjung yang rindang , dalam kebun anak gadis ini‖(Rusli, 2008: 80)
Data di atas telah ditemukan kata yang menggunaka pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks Bentuk dasar dari kata berdekat-
dekatan adalah dekat, dengan menggunakan imbuhan ( +ber , -an) memiliki
makna yang sama dengan bentuk dasarnya.
Data 46
76
―Arifin disuruh memencak, berhela-helaan tali, membeli minyak dengan
botol besar, memburu ayam dan makan pisang dekat bangkai‖(Rusli, 2008:
122)
Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan
pembubuhan afiks ditunjukkan pada kata berhela-helaan yang berarti bertarik-
tarikan, bentuk dasar dari kata berhela-helaan ialah hela yang menggunakan
imbuhan (+ber, -an), kata ini bermakna yang sama dengan bentuk dasarnya.
Data 47
―haruslah berkasih, beramah dan bertolong-tolongan, dalam segala pekerjaan,
suka dan duka‖ (Rusli, 2008: 160)
Kutipan di atas ditemukan kata yang menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata
bertolong-tolongan yang berarti saling membantu, Bentuk dasar dari kata
bertolong-tolong ialah tolong, yang menggunakan imbuhan (+ ber, -an) kata
ini mempunyai makna yang sama dengan bentuk dasarnya.
Data 48
―tatkala dilihat oleh pendeta itu akan hal yang sedemikian , menggeleng-
gelenglah ia, seraya berkata , anak ini tiada berbudi ―(Rusli, 2008: 167)
77
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata
menggeleng-gelenglah, yang berarti menggoyangkan kepala kearah kanan
kiri, bentuk dasar dari kata menggeleng-gelenglah ialah geleng, yang
mengunakan imbuhan (+meng), kata tersebut menggunakan makna perbutan
yang dilakukan secara berulang-ulang.
Data 49
“kupu-kupu malam kelihataan mengembangkan sayapnya yang berukir-
ukiran itu, melayang ke atasa dan ke bawa terbang dipakat bunga sedap
malam‖(Rusli, 2008: 188)
Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan
pembubuhan afiks sebagaimana telah ditemukan pada kata berukir-ukir yang
berarti ada hiasan berupa lukisan, bentuk dasar dari kata berukir-ukiran ialah
ukir, yang menggunakan imbuhan ( +ber, -an) makan yang terdapat pada kata
tersebut ialah
Data 50
―anak-anak yang biasanya telah mendekur di tempat tidur, keluarlah bermain
berkejar-kejaran dan bernyanyi di malam sunyi dan piatu itu‖(Rusli, 2008:
189)
78
Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan
pembubuhan afiks di tunjukkan pada kata berkejar-kejaran, Bentuk dasar dari
kata berkejar-kejaran ialah kejar, yang menggunakan imbuhan (+ber, -an)
makna pada kata tersebut ialah makan yang sama dengan bentuk dasarnya.
Data 51
―akan tetapi, bila kedua asyik dan masyuk itu berjauh-jauhan, seorang
dengan yang lain , hilanglah segala kesenangan dan kesukaan‖(Rusli, 2008:
190)
Data di atas telah ditemukan kata yang menggunanakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks ditunjukkann pada kata berjauh-
jauhan yang berarti saling berjauhan, Bentuk dasar dari kata berjauh-jauhan
ialah jauh, yang menggunakan imbuhan (=ber , -an) yang bermakna yang
sama dengan bentuk dasarnya.
Data 52
―badannya lemah semampi dan kulitnya kuning langsat , rambutnya yang
hitam lagi ikal itu, jatuh berlingkar-lingkaran di keningya, sebagai rambut
gadis bangun tidur‖(Rusli, 2008: 192)
Data di atas telah ditemukn dengan menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks seperti yang ditunjukkan pada kata
berlingkar-lingkaran, bentuk dasar dari kata berlingkar-lingkaran ialaha
79
lingkar, yang menggunakan imbuhan (+ ber, -an) yang bermakna suatu
perbuatan yang dilakukan dengan santai.
Data 53
“tatklah sampai ia ke dekat Nurbaya dan terlihat olehnya kecantikan
perempuan ini ,berbisik-bisiklah dengan keraninya , dalam bahasa
belanda,bagaimana pikiranmu tentang perempuan ini , ludi?‖(Rusli, 2008:
209)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan
berkominasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata berbisik-
bisiklah, bentuk dasar dari kata berbisik-bisiklah ialah berbisik, yang
menggunakan imbuhan (+ber)
Data 54
―tiada berapa jauhnya dari kapal kelihatan ikan berlompat-lompat, sebagai
bermain berkejar-kejaran‖(Rusli, 2008: 210)
Data di atas telah ditemukan penggunaan pengulangan berkombinasi
dengan pembubuhan afiks yang ditemukan pada kata berkejar-kejaran, bentuk
dasar kata berkejar-kerjar ialah kejar, yang menggunakan imbuh an (+ber, -
an) data tersebut bermakna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.
80
Data 55
―sampailah mereka ke rumah tempat Nurbaya menumpang, lalu duduk
diserambi muka bertutur, sebagai hendak memuas-muaskan dirinya‖(Rusli,
2008: 227)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditujukan pada kata memuas-
muaskan, bentuk dasar dari kata memuas-muaskn ialah memuaskan, yang
menggunakan imbuhan (+me, -an), data tersebut bermakna makna yang sama
dengan bentuk dasarnya.
Data 56
―kata ibuku, aku terus memburu perempuan itu, lalu menghela rambut dan
dan bajunya sambil memaki-makinya, sehingga berkelahilah di tengah orang
banyak ―(Rusli, 2008: 251)
Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan
berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang didapatkan dari kata memaki-
makinya dengan bentuk dasarnya yaitu memaki, makan kata tersebut ialah
makna yang sama dengan bentuk dasarnya.
81
Data 57
―sesungguhnya tak baik perempuan atau laki-laki menaruh pikiran hendak
hidup sendiris-sendiri,berebut-rebutan pekerjaan atas mengatasi kepandaian
dan bermusuh-musuhan dalam penghidupan karena laki-laki dan perempuan
itu satu‖(Rusli, 2008: 289)
Data di atas telah ditemukan penggunan pengulangan berkombinasi
dengan pembubuhan afiks seperi yang ditunjukkan pada kata berebut-rebutan,
bentuk dasar dari pengulangan berebut-rebutan ialah rebut, yang
menggunakan imbuhan (+ber, -an) dengan makna perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang.
Data 58
―ada yang bertika, ada yang bertetak-tetaakan pedang, ada yang tangkis-
menangkis, berpukulan dan membinting‖ (Rusli, 2008 : 318)
Data tersebut menggunakan pengulangan berkombinasi dengan
pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata bertetak-tetakan, bentuk dasar
dari kata pengulangan bertetak-tetakan ialah tetak, yang menggunakan
imbuhan (+ber, -an) yang bermakna yang sama dengan bentuk dasarnya.
82
Data 59
―ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu, muntah-muntah,sakit tak
sedap perasaan badan.‖(Rusli, 2008: 243)
Data di atas ditemukan bentuk pengulangan seluruh yang ditemukan
pada kata muntah-muntah, bentuk dasar dari pengulangan muntah-muntah
ialah muntah, yang bermakna menyatakan tak bersyarat.
Data 60
― dalam pekerjaan dan kewajibannya , tolong-menolonglah keduanya, dalam
segala kesusahan dan kesenangan , sebagai kata pepatah‖(Rusli, 2008: 253)
Data di atas telah ditemukan kata pengulangan dengan perubahan
fonem yang dibuktikan pada kata tolong-menolong, Bentuk dasar dari
pengulangan tolong menolong ialah tolong yang bermakna perbutan yang
saling mengenai antara dua bela pihak.
Berdasarkan data-data yang telah ditemukan maka peneliti ini dapat
mengelompokan beberapa pengulagan yaitu, 1 pengulangan sebagian terdiri dari 41
kata pengulangan, 2 pengulangan yang berkombinasi dengan pembuhan afiks
terdapat 18 kata, 3 pengulangan seluruh ditemukan 1 kata dan pengulangan
perubahan fonem ditemukan 1 kata. Adapun makna yang terdapat dari data diatas
iyalah, makna perbuatan berulang-ulang, makna banyak, makna yang dilakukan
83
dengan santai ,memiliki makna agak ,makna yang sama dengan bentuk dasarnya ,
makna tingkat yang paling tinggi , makna redupli kasi berkombinasi afiks.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian bentuk dan makna kata ulang yang ditemukan
dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli ialah bentuk ulang sebagian, bentuk
ulang berkombnasi dengan pembubuhan afiks, bentuk ulang perubahan fonem,
bentuk ulang seluruh, dan makna makna agak, makna yang sama dengan bentuk
dasarnya , makna tingkat yang paling tinggi, makna reduplikasi berkombinasi afiks.
Hal ini didukung oleh teori Abdul Chaer.
Mengenai data penelitian ini, penulis hanya mendapatkan data yang berfokus
pada bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel, bentuk dan makan pada verba
reduplikasi ditemukan beberapa bentuk menurut teori Abdul Chaer yang sudah
dibahas pada bab sebelumnya. Pandangan Lisnawati (2020 dalam jurnalnya ) yang
mengemukakan pembahasannya mengenai verba reduplikasi dalam bahasa mandar
yang terdapat dari beberapa bentuk yaitu 1 reduplikasi penuh 2 reduplikasi sebagian,
3reduplikasi berimbuhan dengan berkombinasi afiks , dalam reduplikasi penuh telah
dijelaskan bahwa reduplikasi penuh merupakan pengulangan yang bentuk dasarya
diulang secara utuh tanpa ada perubahan fonm, sedangkan reduplikasi sebagian
merupakan proses pengulangan dimana bentuk dasanya mengalami reduplikasi
sebagian tanpa mengalami perubahan fonem , adapun reduplikasi berimbuhan dengan
84
berkombinasi afiks pada proses reduplikasi ini pembentukan kata ulang seluruhnya
dan mengalami penambahan afiks secara bersama-sama .
Berdasarkan dua pakar tersebut tentang pembahasan mengenai bentuk verba
reduplikasi maka penelitian ini memfokuskan pada pendapat Abdul Chaer dalam
buku morfologinya. Mengenai penelitian yang penulis sudah jelaskan, penulis
mendapatkan beberapa data yang terdapat didalam novel tersebut.
Pada penjelasan penulis tersebut , pembaca atau penelitian lain dapat lihat dari
bentuk dan makna yang penulis dapatkan. Meskipun beberapa penelitian yang sama-
sama meneliti dalam beberapa novel yang berbeda atau cerpen, tidak bisa kita
pungkiri bahwa setiap penggunaan bentuk atau makna dari verba reduplikasi ini
memiliki arti masing-masing.
Dalam penjelasan bentuk dan makna tersebut tidak hanya memfokuskan pada
bidang tertentu, tetapi juga bisa dalam keseharian kitapun juga banyak digunakan
kata dari verba reduplikasi tanpa kita sadari bahwa yang kita ucapkan setiap hari
masuk kedalam verba reduplikasi. Bahasa pada saat ini masih terus berkembang
tanpa dibatasi aturan-aturan tertentu.
85
Tabel 4.2 Bentuk dan Makna Veba Reduplikasi dalm Novel Siti Nurbaya
Karya Marah Rusli.
No pengulangan kata Frekuensi
(f)
Presentase
(%)
1 Pengulangan sebagian 41 68,3 %
2 pengulangan
berkombinasi dengan
pembubuhan afiks
18 30 %
3 Pengulangan seluruh 1 1,6 %
4 Pengulangan
perubahan fonem
1 1,6 %
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penggunaan pengulangan verba
reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli .
86
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai verba reduplikasi
yang terdapat dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli , maka penulis dapat
menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah yang penulis kaji yang membahas
bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel.
Bentuk dalam novel tersebut mendapatkan empat bentuk pengulangan
yaitu, (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan afiks, (4) pengulangan dengan perubahan
fonem. Peneliti mendapatkan 60 data yang ada dalam novel tersebut.
Begitupula dengan makna yang terdapat pada novel ini, penulis
mendapatkan 1 menyatakan makna banyak, 2 menyatakan makna banyak namun
makna banyak ini tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan
berhubungan dengan karta yang diterangkan, 3 menyatakan makna perbuatan yag
dilakukan dengan santai, 4 perbutan yang saling mengenai antara dua belah pihak,
5 makna yang sama dengan bentuk dasarnya.
87
B. Saran
Hasil penelitian ini membahas tentang bentuk dan verba reduplikasi , dari
hasil penelitian ini saran yang dapat sisampaikan oleh peneliti ini adalah sebagai
berikut:
Bagi para pembaca penulis harapkan dapat lebih teliti memahami tentang
bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya. Penelitian ini
mengkaji bentuk dan makna dari verba reduplikasi pada Novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli. Peneliti ini menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti verba
redupikasi pada novel .
Semoga penelitian ini dapat berguna untuk acuan peneliti laiinnya dalam
terkait dengan pembahasan entuk dan makna verba reduplikasi , penelitian ini masih
sangat jauh dari kata sempurna , sehingga peneliti masih sangat memerlukan banyak
masukan dari peneliti lainnya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Andiprbowo. (2016).Proses Morfologi. Diambil 22 januari 2020.
Web.Andribangunprabowo.blogspot.com/2016/15/Proses_morfologi.ht.m?m=
1
Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka.
Cipta.
Chaer. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka. Cipta
Cahyaningsi, Dwi.(2014). Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam.
Sariwarta pada Penjabaran Semangat edisi 2011. Jurnal Program. Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Vol.4. No.1 .01 Mei 2014. .Hlm. 51-
56. Univrsitas Muhammadiyah Purworejjo.
Darwis. (2012). Verba Reduplikasi Bahasa Indonesia.
Darwis. Muhammad.2012. Subkategori verba dalam bahasa Indonesia .Fakultas
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Juwairiah. 2018. Bentuk, Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpuulan
Kisdap.Banjar Malam Kumpai Batu.Diambil 19 januari 2020. Jurnal Tugas
Akhir .Mahasiswa PS PBSI FKIP ULM. Vol.1. No.1. (42-46). Universitas
Lambung Mangkurat.
Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik. Jakarta.
Kamal. Mustafa dkk.(1986). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Pontianak.
89
Kamma. Asis.(1994). Reduplikasi Devasional Bahasa Indonesia. Skripsi. Ujung
pandang. Fakultas Sastra . Universitas Hasanuddin .
Lisnawati. (2020).Reduplikasi Verba Bahasa Mandar dialek Balanipa.Diambil 14
September 2020. Jurnal Bahasa dan Sastra. Prodi pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia . Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, fakulas keguruan
dan ilmi pendidikan . Vol. 5. No.3 ISSN 2302.2043. Universitas Tadulako.
Moleong. (2018).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marnetti.(2014). Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel. Diambil 19 januari
2020.Jamal Jamilah Karya .Boma Kampau. Vol.5.No.2. Universitas Riau.
Mutmainnah,nurul. (2019) . Analisis Penggunaan Disfemia dalam Wacana Tajuk
Olahraga Pada Koran Fajar Makassar. Skripsi Sarjana .Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Munirah. (2017). Morfologi Bahasa Indonesia. Makassar
Mulyana. (2007) Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser.
Pabate, Merliati. (2011). ―Reduplikasi dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan
Simatupang”. Skripsi Sarjana.Ujungpandang. Fakultas
Sastra.Universitas Hasanuddin
90
Prawiro, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Pengertian, Tujuan, Karakteristik,
Jenis pengertian dan devenisi istilah. Diambil 20 januari 2020 .
http://www.Maxmanroe.com/vid/umum/penelitian-kualitatifhtml .
Putrayasa. (2008). Morfologi Bahasa jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser.
Rahmawati.Yuliana.Ika. (2012). Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam.
Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rohmadani, dkk. (2009). Morfologi: Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma.
Pustaka.
Ralibi, Mulyana.(2007), Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser.
Rusli, Marah. (2008). ―Siti Nurbaya”. Jakarta: balai pustaka.
Sarianti,Iin. (2001).‖Verba Resiplokal Bahasa Indonesia dalam Harian Fajar‖.
Skripsi Sarjana. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sugihastuti. (2013). Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Peajar
Waluyo. (2013). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ).
http://mynewblogshintarahmayanisutikno2015c.blogspot.com/2016/10/reduplikasi.html
https://materibelajar.co.id/pengertian-morfologi/
91
LAMPIRAN
92
SINOPSIS NOVEL
Judul : Siti Nurbaya
Pengarang : Marah Rusli
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 334 Halaman
Tahun : 2008
Marah Rusli adalah contoh sastrawan besar Indonesia yang benar-benarr
melampaui zamannya. Ia terus hidup, bersama keindahan cinta Siti Nurbaya dan
Samsubahri, bersama kenangan dan kebencian orang-oramg terhadap perangi datuk
merinnggih yang licik, akan tetapi sekaligus memesona. Berkali-kali buku Siti
Nurbaya dibaca, berkali-kali pula ditemukan kerindahan yang berbeda. Berkali-kali
novel ini diperbincangkan, berkali-kali pula ditemukan misteri yang tak sama.
Benarkah samsulbahri adalah tokoh yang baik? Mengapa Datuk Maringgih yang
digambarkan jahat pada akhir cerita menjadi patriot yang membela tanah air, dan
93
kemudian wafat dengan darah membasai ibu pertiwi? siapakah sesungguhnya yang
menjadi pahlawan ?
Inilah novel tentang cinta yang indah, tentang atriotism, dan tentang
perjuangan nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ada pada tiap zaman. Novel ini bukan
sekedar kisah mengharukan dalam mengungkap dimensi-dimensi kompleks dari
manusia menyangkut cinta kekejaman, dan kisah tragisnya.
Data 1
Data 2
Data 3
94
Data 4
Data 5
Data 6
Data 7
95
Data 8
Data 9
Data 10
Data 12
96
Data 13
Data 14
Data 15
Data 16
Data 17
97
Data 18
Data 19
Data 20
Data 21
Data 22
98
Data 23
Data 24
Data 25
Data 26
Data 27
99
Data 28
Data 29
Data 30
Data 31
100
Data 32
Data 33
Data 34
Data 35
Data 36
101
Data 37
Data 38
Data 39
Data 40
102
Data 41
Data 42
Data 43
Data 44
Data 45
103
Data 46
Data 47
Data 48
Data 49
104
Data 50
Data 51
Data 52
Data 53
105
Data 55
Data 56
Data 57
Data 58
Data 59
106
Data 60
107
BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI
NURBAYA KARYA MARAH RUSLI
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Nur Qalbi
105331104316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI
NURBAYA KARYA MARAH RUSLI
Nur Qalbi
Prodi Bahasa, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Muhammadiyah Makassar
Email: [email protected]
ABSTRAK
Qalbi, Nur, 2020. Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dibimbing oleh Munirah selaku pembimbing I, dan Akram Budiman Yusuf
selaku pembimbing II.
Tujuan penelitian secara keseluruhan untuk memberikan sebuah data yang
dimana untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel tersebut dan
untuk mendeskripsikan makna apa yang timbul dari pengguna verba reduplikasi
dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, dalam tujuan pengolahan ini untuk
mendapatkan hasil yang logis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang
bedasarkan pada prinsip metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan menyajikan data dari sumber novel dengan judul Siti Nurbaya
karya Marah Rusli yang berjumlah halaman 334 dan dari internet yang berkaitan
dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data yakni 1 membaca berulang-ulang ,
2 membaca secara lambat , 3 mencatat , dan menandai kalimat-kalimat yang
memiliki verba reduplikasi meggunakan pulpen. Adapun teknik analisi data yaitu 1
mengumpulkan data , 2 mengklasifikasi data, 3 menganalisi data, 4 memberian
simpulan .
Kata kunci : Verba , Reduplikasi , Novel.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sugiahastuti (2013: 8), Bahasa merupakan alat komunikasi yang
efektif antar manusia dari berbagai macam situsi bahasa Manusia merupakan
makhluk yang bermasyarakat atau makhluk sosial. Kita membutuhkan orang
lain dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk berkomunikasi kita
membutuhkan bahasa. Bahasa sudah ada sejak zaman dahulu dan bahasa
memegang peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain. Tanpa bahasa komunikasi yang terjadi tidak akan
berlangsung lancar.
dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada
pendengar atau penulis kepada pembaca, sedangkan menurut Chaer (2011 :2),
bahasa ialah sebuah system, artinya bahasa dibentuk oleh sejumah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan, bahasa berfunsi sebagai alat
untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia
bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat istiadat, budaya
dan bahasa. Bentuk-bentuk budaya bisa bermacam-macam seperti kesenian,
pertunjukan, tarian tradisional, bahasa dan sastra. Bentuk dari budaya yang
bisa kita lihat, ada dala, bentuk sastra lisan dan tulisan, salah satu sastra yang
bisa dibaca atau dinikmati oleh orang banyak bisa dalam bentuk puisi, cerpen
maupun novel.
Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan menjadi
identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengenali cermin
kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil kreatifitas manusia
tentang kehidupan yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
itu sendiri. Dimasa sekarang anak mudah sudah mulai menampakkan
kecintaannya terhadap budaya literasi, salah satunya dengan membaca novel.
Novel merupakan suatu karya sastra yang berisi karangan prosa yang tersusun
atas satuan-satuan bahasa antara lain kata, frasa, klausa dan kalimat yang
bertujuan menjelaskan apa yang ingin disampaikan. Setiap kalimat tersusun
atas beberapa kategori kata, salah satunya adalah kelas kata verba.Verba
merupakan penggolongan kata yang menjelaskan suatu tindakan keberadaan,
pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya. Kata ini seringkali predikat
dalam sebuah kalimat atau frasa. Verba atau kata kerja fungsinya untuk
mengulas tentang sebuah kegiatan atau suatu perbuatan ataupun aktivitas yang
dijalankan seseorang.
Morfologi menjadi cakup kajian yang cukup menarik dalam linguistik,
karena morfologi merupakan tingkat lanjutan dari sintaksis itu sendiri.
Berdasarkan perilaku morfologis verba bahasa Indonesia terbagi menjadi dua
yaitu verba dasar dan verba bentukan. Verba dasar merupakan verba pangkal
yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba
bentukan yaitu verba pangkal yang telah mengalami proses morgfologi,
seperti afiksasi, reduplikasi maupun pemajemukan (komposisi).
Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa Indonesia itu
pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian baik
dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata
ulang, sedangkan satuan satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Reduplikasi
atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat
dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi
merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata disamping
afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Meskipun reduplikasi terutama adalah
masalah morfologi, masalah pembentukan kata. Reduplikasi merupakan
proses atau hasil pengulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah,
bolak balik. Reduplikasi juga merupakan salah satu cara yang khas yang
berlaku pada bahasa-bahasa nusantara. Reduplikasi dikelompokkan dari
beberapa jenis, salah satunya adalah verba reduplikasi. Verba reduplikasi
merupakan proses pengulangan kata yang berkelas kata kerja.Verba
reduplikasi banyak ditemukan di dalam karya sastra salah satunya pada novel
klasik angkatan 20- an yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Contoh dari verba reduplikasi dalam novel tersebut adalah sebagai
berikut:
“ ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu sedang muntah-muntah”
Pada /contoh kalimat tersebut terdapat verba redupllikasi, yaitu muntah-
muntah Seperti yang kita ketahui bahwa kata muntah-muntah merupakan
kata kerja.
Saat ini perkembangan novel remaja Indonesia semakin semarak.
Perkambangan membaca buku memunculkan nama-nama baru yang diangkat
remaja. Sekarang ini, novel remaja Indonesia dapat ditemukan dengan mudah
di toko-toko buku. Namun, tidak semua novel itu dapat menjadi bacaan yang
bagus untuk para remaja.
Membaca novel tentang hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang
mengapresiasi sastra secara langsung. Maksudnya dari mengapresiasi kata itu
adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh
pemahaman, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel
yang dibaca. Novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika
dibandingkan dengan cerpen. Namun dikatakan lebih mudah karena novel
tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat
atau dengan bentuk padat dan dikatakan sulit karena novel dituliskan dalam
skala besar sehingga mengandung satu kesatuan organisasi yang lebih luas
dari cerpen. Hanya novel yang mengisahkan tentang kehidupan manusia dan
lingkungannya. kehidupan manusi lebih dari masa mudah hingga masa tua.
Tak lupa pula, novel juga bercerita watak, tabiat dan sifat dari keterlibatan. Isi
novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks, perbedaanya dengan
cerpen ialah novel dapat terdiri dari sebagian hingga beragam halaman.
Novel Siti Nurbaya (kasih tak sampai) ini merupakan novel yang
pertama kali mengangkat kisah permasalahan dalam perkawinan yang
menghubungkan persoalan adat. Bahasa yang digunakan dalam novel ini
adalah bahasa melayu baku. Novel Siti Nurbaya menyinggung tema kasih tak
sampai, anti pemikiran paksa pengorbaanan, kolonialisme, dan keoderenan.
Novel ini mejadi yang banyak dibaca dan digunakan sebagai bahan penelitian.
Dalam Siti Nurbaya telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada
emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hak-
haknya, apakah ini hanya menyerah karena tuntutan adat dan tekanan orang
tua ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya.
Penulis mengambil judul Penggunaan bentuk verba redupikasi
tersebut bertujuan agar pembaca tidak langsung mengerti dengan kata-kata
didalam novel dengan kata lain verba reduplikasi tersebut memiliki makna
tersendiri. Peneliti ingin membawa pembaca untuk berpikir, Meskipun
banyaknya penggunaan verba reduplikasi di dalam novel, akan tetapi masih
banyak yang belum mengetahui tentang bentuk-bentuk dan makna dari verba
reduplikasi.
Penulis memilih salah satu novel yang menarik untuk dikaji yaitu
novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Alasan memilih novel ini sebagai
kajian dalam penelitian, karena dalam isi novel terdapat beberapa yang
menggunakan pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, maka penulis
tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang bentuk dan makna verba
redupliksi, penulis ingin mengetahui berbagai bentuk dan makna verba
reduplikasi. Sehinggah penulis memilih judul Bentuk dan Makna Verba
Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya.
Meskipun sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang membahas
mengenai verba dan reduplikasi, akan tetapi penelitian tersebut belum ada
yang membahas secara khusus mengenai bentuk dan makna verba reduplikasi.
Maka dari itu, penelitian ini akan menjadi sambungan atau penyempurna dari
penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli?
2. Bagaimanakah makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli?
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Penelitian sebelumnya yang relevan sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Marnetti (2014) dengan judul reduplikasi dan
maknanya dalam novel “jamal jamilah” karya boma kampau.
Chaer (2008: 3) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk
dan pembentukannya. Secara peristilahan atau termonologi, morfologi merupakan
cabang ilmu yang menelaah seluk-beluk pembentukan kata. Dalam hal ini, morfologi
mempelajari bagaimana kata itu dibentuk, unsur-unsur apa yang menjadi sistematik
sebuah kata. Bagi morfologi, kata itu merupakan bentuk atau unit terkecil. Berbagai
pengertian morfologi tersebut menjadi acuan penelitian dalam mendefinisikan arti
morfologi yaiitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata
meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian
kata atau morfem.
Darwis (2012: 41) berdasarkan perilaku morfologinya, verba bahasa Indonesia
mula-mula dibagi menjadi dua subkategori besar, yaitu (1) verba dasar, (2) verba
bentukan. Verba dasar ialah verba pangkal yang belum mengalami proses
morfologis manapun, sedangkan verba bentukan ialah pangkal yang telah mengalami
proses morfologi afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Reduplikasi merupakan
salah satu proses pembentukan kata. Proses yang terjadi adalah pengulangan bentuk
dasarnya. Jadi, reduplikasi adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan
bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya itu dapat berupa morfem atau bentuk kompleks.
Hasil reduplikasi pada umumnya pada umumnya kata ulang, walaupun demikian ada
beberapa bentuuk yang bukan kata ulang melainkan hanya bentuk ulang.Reduplikasi
juga merupakan proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara bagian, maupun dengan perubahan bunyi.
Novel atau novella adalah suatau karangan prosa yang menceritakan suatau
kejadian-kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita) karena dari
kejadian itu lahir suatu konflik, suatau pertikaian yang mengubah mereka. Wujud
novel ialah suatau kosentrasi, pemusatan kehidupan dalam suatu saat daklam suatu
krisis yang menentukan (jassin dalam soedjarwo: 2004).
METODE PENELITIAN
Menurut Sukmadinata penelitian merupakan suatu proses kegatan dalam
pengumpulkan data, data yang telah ditemukan kemudian dianalisis, tujuan
pengolahan data tersebut adalah untuk mendapatkan hasil yang logis.
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
dalam hal ini penelitian kualitatif merupakan prosedur penelirian yang menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang berdasrakan pada
prinsp metode deskriptif kualitatifyang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menyajika data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelum peneliti membahas hasil penelitian tentang bentuk dan makna verba
reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Peneliti akan menyajikan
deskripsi tentang gambaran cerita dalam kumpulan novel Siti Nurbaya. Kumpulan isi
novel ini meurpalam kisah-kisah yang mengungkapkan tentang cintah yang indah ,
tentang patriotism , dan tentang perjuangan-perjuangan nilai-nilai kemanusiaan yang
selalu ada dalam setiam zaman, karena itulah sebabnya novel ini menjadi abadi .
Hasil penelitian ini akan dipaparkan secara lebih mendalam berdasarkan
pada focus penelitian yang dikaji , yaitu Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam
novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli, dengan memakai teori yang ditemukan oleh
teori Abdul Chaer dalam buku morfologinya yang mengatakan bahwa reduplikasi
morfologi dapat terjadi pada kata dasar yang berupa akar yang memiliki 4
pengulangan yaitu, pengulangan utuh, pengulangan sebagian, pengulangan perubahan
bunyi, pengulangan dengan infiks .
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penggunaan pengulangan verba
reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli .
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti memfokuskan atau mengkaji tentang
bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
dengan memakai data dan teori yang ditemukan oleh Abdul Chaer , maka dapat
disimpulkam beberapa hal sebagai berikut :
Bentuk dalam novel tersebut mendapatkan empat bentuk pengulangan yaitu,
(1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan afiks, (4) pengulangan dengan perubahan fonem.
Peneliti mendapatkan 60 data yang ada dalam novel tersebut.
Begitupula dengan makna yang terdapat pada novel ini, penulis mendapatkan 1
menyatakan makna banyak, 2 menyatakan makna banyak namun makna banyak ini
tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan berhubungan dengan karta yang
diterangkan, 3 menyatakan makna perbuatan yag dilakukan dengan santai, 4 perbutan
yang saling mengenai antara dua belah pihak, 5 makna yang sama dengan bentuk
dasarnya.
Sebagai penutup peeneliti ini, berdasarkan hasil penelitian tentang bentuk dan
makana verba reduplikasi dalm novel ini , ada beberapa hal yang disarankan yaitu
sebagai berikut:
Bagi para pembaca penulis harapkan dapat lebih teliti memahami tentang
bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya. Penelitian ini
mengkaji bentuk dan makna dari verba reduplikasi pada Novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli. Peneliti ini menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti verba
redupikasi pada novel .
Semoga penelitian ini dapat berguna untuk acuan peneliti laiinnya dalam
terkait dengan pembahasan entuk dan makna verba reduplikasi , penelitian ini masih
sangat jauh dari kata sempurna , sehingga peneliti masih sangat memerlukan banyak
masukan dari peneliti lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia . Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Darwis. Muhammad. (2012).Subkategori Verba dalam Bahasa Indonesia. Fakultas
Pascasarjana. Universitas Hasanuddin.
Marnetti. (2014). Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel. Diambil 19 Januari 2020.
Jamal Jamila karya Boma Kampau. Vol.5.No.2. Universitas Riau
Uji Plagiasi Skripsiby Alfan Satria
Submission date: 21-Sep-2020 07:48PM (UTC+0800)Submission ID: 1391602888File name: revisi_nurqalbi_skripsi_okkkdeh_1.docx (5.69M)Word count: 2088Character count: 84180
14%SIMILARITY INDEX
14%INTERNET SOURCES
4%PUBLICATIONS
6%STUDENT PAPERS
1 4%
2 2%
3 1%
4 1%
5 <1%
6 <1%
7 <1%
8 <1%
9 <1%
Uji Plagiasi SkripsiORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
id.123dok.comInternet Source
media.neliti.comInternet Source
id.scribd.comInternet Source
eprints.ums.ac.idInternet Source
Submitted to IAIN Bukit TinggiStudent Paper
jurnal.untad.ac.idInternet Source
repository.usd.ac.idInternet Source
repository.radenintan.ac.idInternet Source
sinta3.ristekdikti.go.idInternet Source
10 <1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
17 <1%
18 <1%
19 <1%
20 <1%
21 <1%
www.scribd.comInternet Source
eprints.undip.ac.idInternet Source
histudycentre.blogspot.comInternet Source
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
journals.itb.ac.idInternet Source
digilib.unimed.ac.idInternet Source
eprints.uny.ac.idInternet Source
Submitted to Sunnyslope High SchoolStudent Paper
hanifan-ridho.blogspot.comInternet Source
repositori.umsu.ac.idInternet Source
text-id.123dok.comInternet Source
fitrikarmilabintirasjid07.blogspot.comInternet Source
22 <1%
23 <1%
24 <1%
25 <1%
26 <1%
27 <1%
Exclude quotes Off
Exclude bibliography On
Exclude matches Off
repository.unhas.ac.idInternet Source
contohkaryailmiahtentangbahasagaul.blogspot.comInternet Source
mafiadoc.comInternet Source
www.batamnews.co.idInternet Source
repository.ump.ac.idInternet Source
eprints.uns.ac.idInternet Source