bell's palsy

Upload: susana-anggar-k

Post on 12-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bells Palsy

KELOMPOK 4 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

1

Bells Palsysuatu kelumpuhan akut N. Fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya. Sir Charles Bell(1821) adalah orang pertama meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu semua kelumpuhan N. Fasialis perifetr yang tidak di ketahui sebabnya disebut Bells Palsy. Definisi kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non neo-plasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. 2

Bells PalsyEpidemiologi Prevalensi Bells Palsy dibeberapa negara cukup tinggi, di Inggris dan Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8 penderita per 100.000 penduduk per tahun. Di Belanda 1 penderita per 5000 orang dewasa dan 1 penderita per 20.000 anak per tahun. Bells Palsy dapat menyerang pria dan wanita pada setiap usia dengan tingkat persentase morbiditas yang sama.

3

Bells PalsyPenyebab kelumpuhan N. Fasialis perifer sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Umumnya dapat dikelompokkan sebagai berikut: Kongenital

anomali kongenital (sindroma Moebius) trauma lahir(fraktur tengkorak, pendarahan intrakanial, dll ) Didapat trauma penyakit tulang tengkorak(osteomielitis) proses intrakranial(tumor, radang, pendarahan dll) proses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoideus infeksi tempat lain(otitis media, herpes zoster dll) 4 sindroma paralisis N. Fasialis familial

Bells Palsy

Patofisiologi Bells Palsy

5

Bells Palsy

Skema distribusi N. VII

6

Bells Palsy

Anatomi wajah

7

Bells PalsyDIAGNOSAAnamnesa Bagian atas dan bawah dari otot wajah seluruhnya lumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan. Fisura palpebral tidak ditutup dan pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak bisa dicucurkan dan platisma tidak bisa digerakkan. Karena lagoftalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga tertimbun di situ.

8

Bells PalsyDIAGNOSAPemeriksaan motoris Pemeriksaan fungsi motorik N. Fasial yang sistematik yaitu dengan mengamati kelainan asimetri yang timbul pada wajah akibat kelumpuhan salah satu otot wajah.

9

Bells PalsyDIAGNOSA - InspeksiBAGIAN MUKA Dahi Mata Hidung MUSCULUS Occipitofriontalis Orbicularis Oculi Procerus FUNGSI Mengangkat alis, mengerutkan dahi. Menutup mata atau memejam. Angkat tepi lateral cuping hidung, terbentuk kerutan diagonal sepanjang pangkal hidung.

HidungPipi Pipi Bibir Bibir

NasalisZygomaticus Mayor Buccinator Orbicularis Oris Depressor Oris Mentalis Platysma Anguli

Melebarkan/ mengembangkan hidung diikuti dengan kompresi.Gerakan tersenyum. Gerakan meniup dirapatkan. dengan kedua

cuping

bibir

Dekatkan dan tekan kedua bibir atas. Menarik ujung mulut ke bawah dengan kuat, tampak pula kontraksi Musculus Platysma terutama di daerah leher. Gerakan tarik ke atas ujung dagu dan tekan. Menarik ujung mulut ke bawah dengan kuat.

Dagu Leher

10

Bells PalsyDIAGNOSAPemeriksaan sensoris Pemeriksaan fungsi sensorik yaitu dengan menilai dengan daya pengecapan (citarasa). Hilangnya atau mengurangnya daya pengecapan dinamakan ageusia dan hipogeusia. Bilamana pengecapan asin dirasakan sebagai asam-manis dan sebagainya, maka daya pengecapan yang abnormal itu dinamakan Pargeusia.

11

Bells PalsyDIAGNOSAJenis-jenis pemeriksaan refleks dibagi menjadi: Refleks Glabela Tanda Myerson Refleks visual-palpebral Refleks aurikulo-palpebral Snout reflex Refleks Palmomental Tanda Chovstek

12

Bells PalsyDIAGNOSABeberapa pemeriksaan penunjang yang penting untuk menentukan letak lesi dan derajat kerusakan N. Fasialis sebagai berikut: Uji kepekaan saraf(nerve excitability test) Uji Konduksi saraf(nerve conduction test) Elektromiografi Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidah Uji Shirmer

13

Bells PalsyDIAGNOSAPenunjang Laboratorium Darah Dibeberapa kasus terjadi peningkatan ringan dari limfosit dan sel-sel mononuklear sehingga diikuti dengan peningkatan tekanan darah.

14

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO - Plain foto

Penurunan wajah15

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO - Plain foto

Ptosis (Penurunan kelopak mata)16

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO CT. SCAN/MRI Computed Tomography(CT) scan, juga disebut computerized axial tomography (CAT) scan, digunakan untuk membuat gambar dari semua sisi dari struktur tubuh.

17

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO CT. SCAN/MRI Computed Tomography(CT) scan, juga disebut computerized axial tomography (CAT) scan, digunakan untuk membuat gambar dari semua sisi dari struktur tubuh.

18

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO CT. SCAN/MRI CT scan dapat digunakan untuk memeriksa struktur di dalam abdomen dan pelvis(misalnya: liver, gallbaldder, pankreas, spleen, intestines, dan organ reproduksi), di dada(misalnya: hati, aorta, dan lambung), dan di kepala(misalnya: otak, tulang tengkorak, sinositis). Ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi keanehan pada leher dan spine(misalnya: vertebrae, intervertebral discs, spinal cord) dan di saraf dan tempat darah.19

Bells PalsyDIAGNOSAFOTO EMG Test ini dapat memastikan adanya kerusakan saraf dan tingkat keparahannya. Sebuah EMG dapat mengukur aktifitas electric otot sebagai respons terhadap stimulan dan alam dan kecepatan dari konduksi impulse elektrik dalam aliran saraf.

20

Bells PalsyPENGOBATANObat Tidak ada pengobatan khusus untuk Bells Palsy. Beberapa ahli percaya bahwa: 1. kortikosteroid, misalnya Prednison harus diberikan dalam waktu tidak lebih dari 2 hari setelah timbulnya gejala dan dilanjutkan sampai 1-2 minggu. 2. Pada kelumpuhan yang berat, pemijatan pada otot yang lemah dan perangsangan sarafnya bisa membantu mencegah terjadinya kekakuan otot wajah.21

Bells PalsyPENGOBATANObat 3. Vitamin B1, B6 & B12. Dengan dosis tinggi, digunakan untuk pertumbuhan serabut syaraf yang rusak. 4. Botox Botolinum toxin type A atau yang lebih dikenal dengan botox merupakan alternatif terapi yang dapat digunakan dan berfungsi untuk relaksasi otot-otot wajah.

22

Bells PalsyPENGOBATANFisioterapi Cara yang sering digunakan yaitu: mengurut (massage) otot wajah selama 5 menit pagi sore atau dengan faradisasi. Gerakan yang dapat dilakukan berupa tersenyum, mengatupkan bibir, mengerutkan hidung, mengerutkan dahi, gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menarik sudut mulut secara manual, mengangkat alis secara manual dengan keempat jari menutup mata.

23

Bells PalsyPENGOBATANFisioterapi Terapi panas Superficial Digunakan untuk menghilangkan pembengkakan pada jaringan. Stimulasi listrik/electrical stimulation merangsang otot yang innervasinya terganggu, dapat dalam bentuk bentuk E-stimuli, dan akupuntur.

24

Bells PalsyPENGOBATANOperasi Tindakan operasi umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat menimbulkan komplikasi lokal maupun intra-kranial tindakan operasi dilakukan apabila: tidak terdapat penyambuhan spontan tidak ada bukti bahwa operasi untuk mengurangi saraf wajah efektif, dan mungkin berbahaya. Pada pemeriksaan elektrik terdapat denervasi total.

25

Bells PalsyPENGOBATANLarangan Tidak boleh duduk di mobil dengan jendela terbuka Tidak boleh tidur di lantai atau setelah bergadang

26

Bells PalsyPENGOBATANSaran yang harus dikerjakan Istirahat terutama pada keadaan akut. Tiap malam mata diplester.

Gunanya melatih mata yang tidak dapat menutup supaya dapat menutup bersamaan. Pakailah helm teropong. Ini dilakukan untuk menghindari sentuhan langsung dengan angin.

27