belajar etologi

8

Click here to load reader

Upload: cenaxh-cenixh-nicmah

Post on 21-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: belajar etologi

1. Dengan menggunakan fenomena perilaku burung, jelaskan

pembuat sarang buktikan bahwa perilaku tersebut

merupakan fenomena fixed action pattern (FA).

Jawab: Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern). FAP adalah

suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus

yang spesifik. Pada perilaku pembuatan sarang oleh burung ini yang

membuat sarang adalah burung jantan tidak perlu belajar membuat

simpul dan merangkai sarangnya tetapi dia sudah bisa langsung

membuat sarangnya dengan instingnya. Meskipun burung tersebut

belum pernah melihat model sarangnya, burung ini secara naluriah

akan membuat sarang yang sama. Burung jantan membangun

sarang lalu burung betina tinggal menempati saja (learning

behavior). Ketika dalam membuat sarang burung jantan pertama

kali membuat simpul terlebih dahulu kemudian membuat pintu

masuknya dan diukur agar sesuai dengan besar tubuhnya agar

cukup untuk masuk) lalu membangun atapnya (innate behavior).

2. Termasuk aliran etologi apakah yang digunakan peneliti untuk

mengetahui ketajaman penglihatan pada elang, jelaskan.

Jawab: Aliran etologi yang digunakan peneliti untuk mengetahui

ketajaman penglihatan elang yaitu dengan aliran positivistic karena

diberi perlakuan. Peneliti membiasakan dengan diberi rangsang

berupa layar bergaris dan disitu ada burung elang yang sedang

bertengger di ruangan itu berupa ruangan yang gelap. Dan pada

saat burung elang itu sedang diam bertengger peneliti memberi

rangsang dengan memunculkan layar putih bergaris lalu elang itu

akan terbang menghampiri layar putih tersebut. Lalu cara tersebut

diulang dengan memunculkan layar yang bergaris di depan burung

elang tersebut tetapi lama kelamaan garis yang dimunculkan tidak

terlihat lagi oleh mata manusia tetapi masih dalam bentuk garis dan

mata elang tersebut masih dapat melihat garis tersebut dan dia

menghampiri layar bergaris tersebut. Semakin garisnya tidak

Page 2: belajar etologi

terlihat oleh mata manusia burung elang masih bisa melihat garis

dan meresponnya dengan terbang kea rah layar bergarius tersebut

walaupun semakin garisnya tak terlihat ketajaman mata elang juga

akan berkurang. Penelitrian ini untuk menunjukkan ketajaman mata

burung elang lebih tajam dalam melihat jika dibandingkan dengan

mata manusia saat melihat objek.

3. Modal apa sajakah yang dimiliki burung hantu , sehingga ia dapat

menangkap mangsanya, jelaskan !

Jawab: Burung hantu memiliki modal berupa rangsang, reseptor,

sayap, cakar, sistem gerak, dan susunan saraf (kompleksitas).

Burung hantu memiliki kuku yang tajam sehingga dapat

mencengkeram mangsanya dengan cepat dan tepat. Burung hantu

tidak memiliki mata yang dapat melihat di malam hari sehingga

burung hantu dalam menangkap mangsa mengandalkan telinganya

yang memiliki kecepatan dalam menangkap suara, telinganya

berbentuk asimetris berfungsi untuk mendeteksi arah suara

mangsanya, jika arah suara berasal dari masuk ke telinga bagian

kiri terlebih dahulu maka suara tersebut berasal dari arah atas, dan

jika suara masuk dari sebelah kanan maka suara tersebut berasah

dari arah bawah. Sayap burung hantu juga memiliki duri-duri kecil

yang berfungsi untuk memecah udara ke piral kecil (mikrotubulensi)

sehingga tidak menimbulkan sua ketika menangkap mangsanya.

Burung hantu juga memiliki empedal untuk mencerna mangsanya

yaitu membuat dinding lambung menjadi asam sehingga dapat

melumat tulang dan bulu menjadi butiran.

4. Jika anda akan meneliti perilaku semut angkang dalam membuat

sarang secara scan sampling, bagaimana caranya jelaskan!

Jawab: Scan sampling adalah cara untuk melihat atau mengapati

perilaku hewan yang ditujukan pada kelompok hewan. Tahapan

penelitiannya yaitu :

Page 3: belajar etologi

a. Menentukan pertanyaan penelitian, ada dua macam pertanyaan

penelitian yaitu proksinate dan ultimate. Proksinate berupa

mekanistik, fisiologi, struktur, pola-pola (dapat segera diungkap)

contohnya: bagaimana cara menangkap mangsa?. Sedangkan

ultimate adalah yang berkaitan dengan skala evolusi contohnya

apakah kemampuan menangkap ikan itu beruang dapatkan dari

induknya atau dapat diturunkan ke anaknya?.

b. Membuat hipotesisnya, tetapi jika pada penelitian yang bersifat

naturalistik terkadang hipotesisnya tidak dirumuskan.

c. Membuktikan hipotesis, ketika akan membuktikan hipotesis pada

penelitian ini akan meneliti perilaku semut angkang dalam

membuat sarang yaitu menggunakan cara scan sampling yaitu

pertama kali menentukan waktu lalu dibagi lagi dalam interval

waktu yang lebih kecil.

d. Sebelum atau sesudah dilakukan metode scan sampling tersebut

membuat etogram berisi kategori-kategori yang dibuat. Etogram

yaitu tabel untuk inventarisasi data perilaku hewan. Contohnya:

Perilaku Definisi Kode

Membuat sarang M

Agonistik A

Lokomosi L

Dst.

Setelah membuat etogram yaitu membuat tabulasi data yang

diperoleh. Contoh pada penelitian ini yaitu:

Pada menit ke Perilaku yang dilakukan

5’

10’

15’

20’

e. Membuat data recording yang diperoleh

Page 4: belajar etologi

f. Menganalisis data yang diperoleh yaitu dapat secara kualitatif

(semua data yang didapat dan kejadian yang terjadi dituliskan

saja) atau kuantitatif.

5. Apa perbedaan antara pendekatan/aliran dalam etologi dan aliran

behavioral ecology? Jelaskan.

Jawab: a. Aliran Etologi yaitu tokohnya Konrad Lorens, aliran ini

mendamaikan ke-2 aliran dalam etologi yaitu aliran vitalistik dan

mekanistik. Menurut Lorens, dalam aliran vitalistik bahwa setiap

hewan itu memiliki jiwa dan tidak mungkin dipengaruhi oleh faktor

luar, jiwa yang dimaksud disini adalah gen yang sudah ada dalam

Teori Mendel.

Gen + lingkungan = fenomena perilaku.

P (phenotype) = G (genetic) + E (environment).

Pendekatan dalam etologi yaitu didasarkan pada deskripsi rinci

perilaku yang diikuti dengan identifikasi kategori-kategori serta

investigasi lanjut. Observasi naturalistik yang didukung dengan

eksperimen untuk mengkaji latar belakang munculnya perilaku.

Pendekatan ini mengembangkan gagasan dasar ikhwal organisasi

dan penganturan mekanisme perilaku yaitu innate behavior, species

specific, dan stereotyped (fixed action). Antropomorvistik identik

dengan aliran vitalistik yaitu anggapan bahwa hewan memiliki

perasaan/ naluri/ jiwa.

b. Aliran Behavioral Ecology, perilaku hewan merupakan strategy

continuity jadi hewan memiliki strategi untuk beradaptasi. Aliran ini

memadukan cara pandang etoloogi, ekologi, dan evolusi biologis.

Dasar pemikiran evolutif menjadi basis bagi pendekatan ini, yang

menekankan pada pendekatan kuantitatif secara rinci dibarengi

dengan analisis model genetik. Basis pemikiran evolutif pendekatan

ini dijabarkan menjadi tigga kerangka pikir, yaitu: potensi kekuatan

spesies yang spesifik (inclusive fitness) strategi bertahan secara

evolutif dan biaya ekologis yang harus diperhitungkan kelompok

spesies dalam rangka strategi evolutifnya.

Page 5: belajar etologi

6. Apa saja preming stimuli dan sign stimuliyang terlibat dalam

fenomena perilaku ular gethet. Jelaskan kaitannya!

Jawab: a. Priming stimuli atau stimulus penggugah yaitu stimulus

yang terkait langsung dengan regulasi dan menyebaabkan

berulngnya jam biologi dan muncul secara periodik. Pada fenomena

perilaku ular ini saat ular ini berhibernasi di musim dingin dia

berhibernasi di bawah salju kemudian ketika telah merasa cukup

berhibernasi yaitu pada saat musim dingin usai dan berganti musim

ular ini keluar dari sarang hibernasinya dengan mendeteksi keadaan

luar sarangnya dengan cara menjulurkan lidahnya sebagai

stimulusnya. Cara ini untuk mendeteksi apakah musim dingin sudah

berakhir atau belum. Ketika ular tersebut sudah dapat mendeteksi

jika musim dingin sudah usai maka ular tersebut akan keluar dari

sarang hibernasinya.

b. Sign stimuli atau stimulus penanda yaitu stimulus yang tekait

dengan komunikasi hewan dan direct stimuli yaitu untuk orientasi

dan petunjuk arah. Pada ular ini sign stimuli ditandai dengan ketika

ular tersebut keluar dari sarang hibernasinya maka ular-ular

tersebut akan berkomunikasi satu sama lain yaitu untuk

bereproduksi secara masal. Ular jantan dalam hal ini lebih dominan

daripada ular betinanya. Ular jantan mendeteksi keberadaaan ular

betina dengan mendeteksi bau khas yang dikeluarkan oleh ular

betinanya. Ular jantan bersaing untuk mendapatkan ular betina

yang ada.

7. a. Tuliskan persoalan penelitian pada jurnal anda.

Jawab: Tingkah laku makan pada Lele Sangkuriang (Clarias

gariepinus. Var. Sangkuriang) jika dibandingkan dengan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus) dalam memangsa beberapa jenis anak ikan.

Karena jika ikan tersebut diintroduksikan ke lingkungan maka akan

memberi efek negatif atau positif jika ikan carnivore yang

merupakan spesies unggul yang akan selalu menang dalam

Page 6: belajar etologi

berkompetisi dengan ikan-ikan lokal maka akan akan mengancam

kelangsungan hidup ikan-ikan lokal.

b. Metode sampling apa yang digunakan.

Jawab: Metode yang digunakan yaitu metode Scan Sampling karena

peneliti mengamati perilaku ikan lele tersebut dalam jumlah dan

pengulangan yang banyak atau kelompok.

c. Apa kelemahan penelitian tersebut.

Jawab: Dalam penelitian ini tidak disebutkan musim pada saat

penelitian tersebut. Sehingga tidak tahu apakah perbedaan musim

itu mempengaruhi cara makan ikan lele tersebut. Selanjutnya pada

jurnal penelitian tersebut menggunakan metode scan sampling

tetapi tidak disebutkan secara spesifik interval waktu yang

digunakan saat penelitian. Lalu pada jurnal penelitian ini juga tidak

diberikan kontrol terhadap suhu air yang digunakan untuk media

ikan-ikan tersebut.

d. Persoalan apa yang bisa dikembangkan dari penelitian tersebut.

Jawab: Untuk penelitian lebih lanjut jika didasarkan pada jurnal

penelitian ini dapat dikembangkan persoalan berupa jika penelitian

ini suhunya disamakan dan diberi kontrol yang sama. Lalu juga

dapat dikembangkan persoalan jika pada penelitian itu dilakukan

pada saat musim kemarau atau musim penghujan dan

membandingkannya apakah perbedaan musim jugta mempengaruhi

atau tidak. Meneliti dengan menambahkan interval waktu yang

spesifik terhadap penelitian tersebut lalu membandingkannya per

satuan waktu, sehingga dapat diketahui apa perbedaan hasil yang

diperoleh per interval waktunya. Mengembangkan dengan meneliti

dengan member variasi jumlah ikan kecil yang lebih banyak lalu

membandingkannya apakah semakin banyak ikan kecilnya apakah

semakin banyak pula lele itu memangsa ikan kecilnya atau tidak.

Dapat mengembangkan juga dengan meneliti dengan member

spesies ikan sejenis dalam satu media lalu apakah mereka akan

saling memangsa (kanibalisme) atau tidak.