beautiful in his time

32

Upload: pt-visi-anugerah-indonesia

Post on 07-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kisah hidup seorang wanita yang memiliki kerinduan sangat dalam akan hadirnya seorang anak. Dalam 12 tahun pernikahannya, berulang kali ia harus mengalami kehilangan. Dari tujuh kali kehamilan, tiga orang anak yang dilahirkannya meninggal dunia, dan empat kehamilannya mengalami keguguran. Wanita ini menangis dalam setiap kepergian anaknya, "Kenapa Tuhan?" Wanita ini menjerit, "Kapan Tuhan??" Wanita ini tersungkur dalam doanya "Kasihani aku ya Tuhan...." Namun wanita ini tidak pernah menyerah dalam penantiannya. Tidak pernah berhenti berharap. Wanita ini bertekun dalam "sekolah iman" ketika tantangan datang silih berganti. Firman Tuhan adalah perisai maha dasyat yang membuatnya mampu bertahan dan tetap berdiri dalam keyakinan. "Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diiinginkan hatimu" (Mazmur 37:3-4)

TRANSCRIPT

Page 1: Beautiful in His Time
Page 2: Beautiful in His Time
Page 3: Beautiful in His Time

Janji Tuhan yang Selalu Sempurna

oleh :SUSI LEON

Page 4: Beautiful in His Time

Beautiful in His Time - Janji Tuhan yang Selalu SempurnaOleh Susi LeonHak Cipta © 2013, Susi Leon

Penyunting Naskah : James YanuarDesain cover : Denny OctavianusLayout : Felly Meilinda

Diterbitkan oleh:PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854Email : [email protected]

ISBN 978-602-8073-99-8Cetakan pertama, Januari 2014Indonesian Edition © Visipress 2013

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 5: Beautiful in His Time

5

PRAKATA

BEAUTIFUL IN HIS TIME adalah sebuah buku perjalanan iman seorang anak Tuhan yang menantikan kehadiran seorang anak di tengah-tengah keluarganya. Dia yang menciptakan segala

sesuatu menurut kuasa dan waktu-Nya untuk kita manusia. Beautiful in His time (Indah pada waktu-Nya) layak dibaca oleh setiap kita—baik pria maupun wanita—yang akan memberikan inspirasi, kekuatan, iman buat setiap kita yang sedang dan pernah mengalami pengalaman hidup seperti Susi dan Zaldy. Sesungguhnya manusia terlalu kecil untuk mendalami pikiran Allah yang Maha Besar. Namun Sang Pencipta begitu mulia karena membuat manusia berharga di mata-Nya, dan kita tak mungkin me-nyelami pikiran-Nya. Hanya oleh karena kasih, kekuatan dan penyerahan diri seorang Susi dan Zaldy mampu mengalami semuanya ini karena Dia yang menguasai dan mengendalikan kehidupan mereka. Saya sangat terberkati setelah membaca pengalaman kesaksian Susi dan Zaldy melalui Beautiful in His Time, saya pun percaya setelah Anda membaca buku ini, Anda akan sangat diberkati dan membuat iman Anda kepada Tuhan semakin kuat, bahwa Dia mem-buat segala sesuatu indah pada waktuNya, bukan waktu Anda dan saya.

Pdt. Hanna Kristanto – Gembala IFGF Bellezza

Page 6: Beautiful in His Time
Page 7: Beautiful in His Time

7

KATA PENGANTAR

Kisah ini merupakan kejadian nyata yang dialami oleh adikku. Susi adalah satu-satunya saudara perempuanku dalam keluar-ga, dan Zaldy adalah suaminya. Mereka berdua adalah bagian

dari hidupku yang amat penting. Aku sangat menyayangi mereka. Apa yang mereka alami mungkin pernah dialami oleh siapapun juga di dunia ini, meskipun porsinya berbeda. Tapi yang membeda-kan adalah bagaimana cara mengatasinya. Keduanya bisa melewati proses demi proses yang aku yakin ti-dak mudah dan sama sekali tidak menyenangkan. Dan juga tidak akan mudah untuk tetap mengucap syukur atasnya, tapi toh mereka melakukannya dengan penuh kerelaan. Aku cukup mengikuti bagaimana Allah membentuk kehidupan pernikahan mereka berdua, juga aku sangat tahu bagaimana pera-saan mereka ketika tekanan dalam hati timbul karena keinginan dan kerinduan mereka akan seorang anak belum terpenuhi. Siapapun bisa mengalami hal ini. Kisah ini menjadi istimewa bukan karena bobot beratnya, tapi lebih karena cara mereka mengatasinya yang penuh dengan iman tetap mengandalkan dan menaruh Tuhan di atas segalanya. Jika kiranya ada di antara Anda yang membaca juga sedang mengalami hal ini, atau ada di antara orang-orang yang Anda cintai sedang mengalaminya, cobalah belajar dari mereka berdua. Jangan pernah menjadi marah kepada Tuhan, tapi sebaliknya tetap meng-akui kebesaran Tuhan dan menaruh Dia di atas segalanya, biarkan rencana Tuhan tetap berjalan atas kehidupanmu, dan Anda bisa me-

Page 8: Beautiful in His Time

8

lihat bagaimana Dia akan selalu membawa kebaikan dalam hidupmu melalui semua peristiwa itu, bukan cuma dalam masalah penantian seorang anak, tapi dalam hal apapun juga. Kegagalan yang Anda alami hanya menunjukkan bahwa kisah hidupmu belum selesai. Aku harap kisah ini bukan untuk membesarkan mereka yang mengalaminya, tapi justru untuk membesarkan nama Tuhan dan memuliakan Dia yang empunya kehidupan ini. Semuanya dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia, terpujilah nama Tuhan.

From Ps. Sariwati Goenawan with warmest hug and love for Zaldy and Susi.— Roti Hidup Community (seperti ditulis di www.rotihidup.com), penulis seri buku Harvest Moment (diterbitkan VISI Press) dan Totally For Jesus

Page 9: Beautiful in His Time

DAFTAR ISI

PRAKATA ....................................................................................................3 KATA PENGANTAR .................................................................................5 AwAL DARI SEGALANYA ..................................................................... 9 ISI HATI ZALDY LEON ......................................................................... 11 ISI HATI SARIwATI GOENAwAN .................................................... 15

ISI HATI OTTO DAN YENI .................................................................. 19ISI HATI LISA KAYA ............................................................................... 23

Bab 1. BENIH YANG DINANTIKAN ...................................................... 27Bab 2. KERINDUAN YANG DALAM ..................................................... 31Bab 3. SEKOLAH IMAN ............................................................................ 41Bab 4. BABAK BARU DIMULAI .............................................................. 49Bab 5. PELIHARALAH IMAN .................................................................. 75Bab 6. LAKUKAN TEROBOSAN! (Selamat tinggal Duka…) ............ 95Bab 7. RENUNGAN YANG MEMBANGKITKAN ............................... 99Bab 8. DI BALIK PENDERITAAN ..........................................................105Bab 9. PERSIAPKAN DIRIMU! ............................................................. 113Bab 10. AKU, ZALDY, DAN TUHAN BELUM SELESAI .................... 117Bab 11. INDAH PADA wAKTUNYA ...................................................... 121

PENUTUP .............................................................................................. 127

Page 10: Beautiful in His Time
Page 11: Beautiful in His Time

11

AWAL DARI SEGALANYA

Apa yang aku tulis dalam buku ini adalah ungkapan dari rasa syukurku kepada Tuhanku, Yesusku, Bapa yang ajaib dan penuh kasih.

17 Maret 2003 - Tanggal yang sangat aku ingat! Karena aku selalu menulis segala sesuatu dalam buku harianku.

“Tuhan, aku merasa bahwa ada sesuatu yang Engkau rencanakan di balik semua peristiwa yang aku alami ini. Tidak mungkin aku harus mengalami tiga kali kehilangan anak tanpa campur tangan-Mu. Aku ingin sekali menuliskan semua pengalamanku ini. Aku rindu ini akan menjadi berkat bagi banyak orang. Aku yakin di luar sana ada banyak orang yang juga mengalami hal sama sepertiku. Tapi Tuhan, apakah hal ini hanya merupakan keinginan dagingku semata, atau apakah Engkau juga berkehendak yang sama de-nganku?” Lalu sambil tertawa, karena merasa apa yang akan aku katakan adalah hal yang lucu, aku berdoa lagi seperti ini, “Boleh-kah aku minta tanda dari-Mu? Kalau ada orang yang memberikan aku komputer secara cuma-cuma, itu tandanya bahwa Engkau memang ingin aku menulis sebuah buku!”

Lalu aku berpikir siapa kira-kira yang akan memberiku hadiah komputer? Kalau aku mendapatkan komputer itu dengan jalan membelinya, tentu itu tidak aneh. Karena itulah aku meminta tanda yang menurutku “mustahil.”

Page 12: Beautiful in His Time

12

Mengapa aku berdoa seperti itu? Karena memang sudah lama aku ingin menulis kebaikan Tuhan dalam hidupku dan hal-hal ajaib yang sering aku alami, terutama mengenai pergumulanku tentang anak. Selama ini di rumah kami hanya ada satu notebook yang selalu digunakan suamiku untuk bekerja. Seringkali ia juga harus mem-bawanya ke kantor. Aku merasa tidak bebas menggunakannya. Aku ingin komputer milikku sendiri yang bisa bebas aku gunakan setiap saat. Keesokan harinya sejak aku berdoa seperti itu, aku benar-benar mendapat hadiah sebuah komputer dari adik bungsuku, Kurniawan. Kebetulan ia akan pindah ke Bandung setelah beberapa tahun beker-ja di Jakarta. Ia memiliki dua buah komputer. Dan ia menghadiahkan salah satunya kepadaku. Anehnya, ia menghadiahkannya tanpa aku minta sama sekali, karena aku juga tidak mengetahui kalau ternya-ta ia memiliki dua buah komputer. Sejak saat itu aku menjadi yakin jika keinginanku menulis bukanlah semata-mata keinginan daging. Tuhan pun ingin aku menjadi berkat bagi banyak orang. Sayangnya baru saat inilah aku benar-benar melakukannya, setelah selama ini aku merasa berhutang kepada Tuhan karena belum memenuhi janji untuk menuliskan kisahku. Aku berdoa agar hikmat Tuhan mengalir dalam tulisanku ini, se-hingga siapapun yang membacanya akan merasakan kuasa Tuhan yang nyata, dibangkitkan dari masalah apapun, lebih bersemangat dan diberkati. Amin!

Page 13: Beautiful in His Time

13

ISI HATI ZALDY LEON

Apa yang kami alami saat ini merupakan masa yang amat su-lit. Kami juga belum mengerti apa rencana Tuhan selanjut-nya dalam kehidupan kami. Tapi saya sangat percaya bahwa

rencana Tuhan adalah rancangan kebaikan, bukan rancangan ke-celakaan. Rencana Tuhan pasti mendatangkan kebaikan bagi setiap anak-anak-Nya yang senantiasa berharap kepada-Nya. Tahun 2008 genap 10 tahun usia pernikahan saya dan Susi. Sepu-luh tahun yang sarat dengan suka dan duka. Begitu banyak tantang-an yang harus kami lewati. Tapi Tuhan yang kami kenal adalah Tu-han yang luar biasa. Di saat-saat kami melewati lembah kekelaman, masa-masa tergelap dan tersulit itu, TUHAN YESUS selalu ada dan memegang tangan kami. Dia setia memberikan kelegaan, kekuatan dan penghiburan yang baru. Sebagai pasangan suami isteri, tentu saja kami mendambakan keturunan. Kami berdua, khususnya Susi, yang sangat merindukan seorang anak perempuan. Keinginan kami itu begitu besar. Tak terhi-tung banyaknya air mata dan doa yang kami panjatkan pada Tuhan. Kelahiran Yea Nathaleen Queen Leon pada tanggal 20 Agus-tus 2008 yang lalu adalah kelahiran anak kami yang ketujuh sejak awal pernikahan kami. Tiga kali Susi harus melakukan operasi Caesar untuk membantu kelahiran bayi kami. Dan tiga kali pula bayi kami pergi dan kembali ke rumah Bapa di sorga. Empat kehamilan yang lain mengalami keguguran setelah beberapa bulan di dalam kan-dungan Susi.

Page 14: Beautiful in His Time

14

Kehadiran Nattel (Yea Nathaleen Queen Leon) sungguh-sung-guh mengajarkan kami arti iman dan kepercayaan seutuhnya ke-pada Tuhan. Masa-masa penantian kelahirannya adalah waktu yang penuh harapan, mendebarkan dan penuh ketegangan. Tanggal 20 Agustus 2008 atas seizin dokter saya diperbolehkan masuk dan mendampingi Susi di ruang operasi. Saya menemani dan memberikan dukungan kepadanya agar dia bisa tetap tenang dan tidak takut.

Pukul tujuh pagi lewat beberapa menit…

Operasi dilakukan. Bagi saya, ini adalah momen berharga, seka-ligus sangat mendebarkan! Apa yang saya lihat dan alami selanjut-nya merupakan momen yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup saya. Segera setelah anak kami Nattel keluar dari kandungan Susi, ia harus berjuang untuk dapat bernafas dan bertahan hidup. Tubuh mungilnya dijejali berbagai macam obat melalui suntikan dan se-lang yang dimasukkan lewat mulut untuk membantunya agar tetap bernafas. Hati saya hancur! Saya benar-benar tak sanggup menyak-sikan semua ini. Tak terasa air mata mengalir deras. Sekujur tubuh saya lunglai, seolah tak lagi bertenaga menahan cobaan ini. Saya tak henti-hentinya berdoa, “Tuhan nyatakan mukjizatMu bagi anak kami, Nattel. Ia sangat membutuhkan Engkau! Tuhan, Engkau tahu bahwa kami sangat mencintai dan sangat merindukan anak ini. Tu-han nyatakanlah kasih setia-Mu atas Nattel.” Begitu saya menjerit dalam hati. Tim dokter terus berjuang untuk memberikan bantuan perna-fasan, sampai akhirnya mereka berkata kepada saya bahwa anak kami Nattel tidak dapat tertolong lagi, karena saluran pernafasan yang seharusnya menyambung ke paru-paru ternyata terputus dan tertutup! Pagi itu, Nattel meninggalkan kami… Hanya setengah jam ia menikmati udara bumi ini. Setelah itu, ia pergi untuk selama-la-manya.

Page 15: Beautiful in His Time

15

Saya peluk Nattel, saya ciumi tubuhnya. Hati saya meraung meli-hat apa yang saya doakan pergi begitu saja meninggalkan kami ber-dua! Hati saya hancur. Anak yang sangat saya dambakan dan kasihi sekarang ada dalam pelukan saya, tetapi ia tak bernyawa lagi! Piki-ran saya dipenuhi dengan berjuta pertanyaan. Kenapa Tuhan? Apa maksud semua ini? Apa yang Tuhan rencanakan bagi kami? TIGA KALI saya harus menggendong bayi kami yang baru lahir dalam ke-adaan tak bernyawa. Saya tidak tahan melihat keadaan bayi kami. Kenapa harus bayi ini yang pergi? Kenapa bukan saya saja? Hening …. Tak ada jawaban dari Tuhan. Terus terang, hati saya tak mampu mencerna maksud-Nya, saat itu. Hal tersulit lainnya adalah saat saya harus mengabarkan berita duka itu kepada isteri saya, Susi. Sesaat setelah ia pulih dari pe-ngaruh bius, saya mendekati dia. Mulut ini rasanya tak mampu me-ngeluarkan kata-kata. Apa yang harus saya katakan kepada Susi? Ia yang selama ini telah mengandung, menjaga bayi kami dalam kan-dungannya selama 9 bulan. Ia yang merasakan setiap gerakan dan tanda kehidupan yang dikirimkan Nattel dalam rahimnya. Masa ter-indah yang tidak bisa ditukar dengan apapun! Kami sering mengajak Nattel berbicara, bernyanyi serta memainkan musik untuknya. wa-laupun Nattel masih dalam kandungan, tapi kami dapat merasakan responsnya saat kami memanggil namanya. Saya berdiri terpaku. Menatap Susi yang baru saja siuman. Seka-rang saya harus mengatakan pada Susi, bahwa Nattel sudah kem-bali ke rumah Bapa di sorga. Saya tak sampai hati membayangkan kesedihan hati Susi mendengar berita ini. Airmata mengalir, Susi tak bisa menahan kepedihan hatinya. Rasanya terlalu berat untuk kami tanggung! Kami berdua berpelukan dan menangis, hanya itu yang dapat kami lakukan. Tetapi Tuhan kami adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasih. Di saat kesedihan dan penderitaan yang begitu dalam, penghiburan dan kekuatan-Nya selalu kami rasakan. Kekuatan dari sorga begitu luar biasa! Sehingga kami mampu menanggung semua kedukaan ini.

Page 16: Beautiful in His Time

16

Banyak yang berkata kepada kami, jika mereka yang harus menghadapi masalah seperti ini, pastilah mereka takkan mampu menanggungnya! Beberapa bahkan berkata, mungkin akan meng-ambil keputusan untuk meninggalkan Tuhan. Tetapi melalui buku ini saya ingin menyampaikan satu hal, kasih karunia Tuhan Yesus cukup bagi kami. Sehingga kami dapat melalui seluruh masa sulit ini dengan kuat! Karena Tuhan Yesus yang kami sembah adalah Tuhan yang luar biasa! Masa-masa sulit kami, tak kami jalani berdua saja. Tuhan Yesus selalu hadir memberikan kekuatan pada kami. Tak pernah sedetik pun Dia meninggalkan kami. Dia tetap ada setiap saat, bahkan ketika di ruang operasi saat Nattel berjuang untuk hidup. Penghiburan dan kekuatan Tuhan tak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Dia Allah yang setia! Saya percaya, saat inipun Nattel sedang dalam pelukan-Nya. Buku ini berisi sepenggal kisah kehidupan saya dan Susi. Setelah apa yang kami alami bersama dengan Tuhan, kami yakin sekali bah-wa Tuhan ingin kami berbagi kepada pembaca semua. Bukan untuk maksud apa-apa. Tetapi lebih sebagai ungkapan rasa syukur kami berdua, atas apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi kami. Semoga kisah ini dapat menambah kekayaan iman setiap kita, menambah pengharapan bagi setiap kita yang sedang menantikan jawaban doa, dan menjadi lebih kuat dalam menjalani pergumulan kehidup-an. Kami memang tak mengerti jalan pikiran-Nya. Tetapi kami akan tetap setia menjalankan bagian yang ditetapkan bagi kami berdua. Karena Dia Allah yang setia, yang mendengar doa dan yang tak per-nah gagal!

Page 17: Beautiful in His Time

17

ISI HATI SARIWATI GOENAWAN

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas

yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan

kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.(1 Petrus 1:7)

Tanah di sekitarnya mulai menutupi peti mati di dalam lubang kecil itu. Para pekerja kuburan itu dengan gesit melakukan-nya, dan dalam waktu sekejap saja peti itu sudah tidak terlihat

lagi. Dengan tertutupnya peti itu, sepertinya berakhir juga kisah ten-tang seorang bayi kecil yang cantik yang bernama YEA NATHALEEN QUEEN LEON. Seorang bayi perempuan cantik yang bahkan belum sempat membuat kisah apa-apa dalam hidupnya. Hanya beberapa menit usianya, dan hanya sempat memberikan sebuah tangisan ke-cil, dan selebihnya hanya ada ketegangan yang ditinggalkannya bagi kedua orang tuanya, Zaldy dan Susi. Mereka berdua hanya bisa pas-rah menantikan hasil dari usaha para medis untuk mengusahakan kelangsungan hidup bayi mereka yang sangat mereka nantikan. Hanya kurang dari tigapuluh menit mereka bisa menikmati me-miliki seorang bayi, tapi ketika dinyatakan bahwa Nathaleen tidak dapat diselamatkan, mereka pun hanya bisa bersyukur kepada Tu-han untuk segala kebaikanNya. Hati mereka menjerit pasrah kepada keputusan Tuhan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi, semua-nya sudah diputuskan. Dan mereka pun menerima Nathaleen yang sudah tak bernyawa di dalam dekapan mereka. Aku melihat semua

Page 18: Beautiful in His Time

18

itu dari rekaman video, bagaimana adikku Susi menggendong dan mendekap putri kesayangannya. Seorang anak yang benar-benar mereka nanti-nantikan selama ini, setelah mengalami enam kali ke-hilangan. Ternyata kali inipun Tuhan masih belum mengizinkan me-reka memilikinya. Aku melihat bagaimana Susi menyentuh putri kecilnya yang tak berdaya melawan kehendak Yang Mahakuasa. Dengan penuh rasa cinta dan sayang, aku menyaksikan mereka berdua berbicara kepada Nathaleen. Betapa beruntungnya putri tidur itu. Bahkan dalam kon-disi yang sudah tidak hidup lagi pun, dia sangat dicintai dan disa-yangi oleh kedua orang tuanya. Kehamilan kali ini merupakan kehamilan yang ketujuh, setelah enam kali sebelumnya berjalan tidak mulus. Empat kali mengalami keguguran, dua kali berhasil dilahirkan namun kedua bayi itu lahir dengan kondisi yang tidak sempurna di bagian organ dalam tubuh mereka, sehingga akhirnya mereka pun tidak dapat diselamatkan. Namun berbeda dari kehamilan yang lain, kali ini ada konfirmasi demi konfirmasi dari banyak orang dan hamba-hamba Tuhan yang menyatakan bahwa bayi ini akan hidup dan dapat mereka miliki un-tuk dibesarkan. Bahkan ada beberapa orang yang mereka tidak ke-nalpun ikut menyampaikan pesan serupa. Bukan cuma itu, yang lebih dahsyat adalah bahwa Susi men-dapatkan nama untuk putrinya ini dari mimpinya. Dia mendengar seseorang memberikan nama yang indah itu untuk putrinya, dan bahkan ia melihat ada sebuah tangan yang menuliskan nama itu di dalam mimpinya itu. Dan selama kehamilannya kali ini, hampir setiap dokter yang memeriksa mengatakan semuanya baik-baik. Tes USG empat dimensi yang dilakukan pun tidak menunjukkan adanya kelainan pada bayi ini. Menjelang hari kelahiran Nathaleen, semua orang yang menge-nal Susi dan Zaldy ikut berdoa dan ikut menantikan dengan penuh sukacita. Bahkan Pastor Hanna, gembala mereka mengatakan, “Susi...siap-siap untuk celebration ya... kita rayakan hari kemenangan kita.” Ya... semua orang menantikan hari bahagia itu. Bahkan seluruh je-

Page 19: Beautiful in His Time

19

maat di gereja juga ikut menantikan kabar sukacita itu. Tapi ternyata bukan kabar bahagia, malah sebaliknya, semua jadi tercengang mendengar dengan rasa tidak percaya akan kenyataan yang ada. Tidak ada satu orang pun yang mengira kejadiannya akan seperti ini. Semua merasakan kesedihan yang mendalam, ikut larut dalam duka itu. Termasuk aku, yang menjadi kakak dari Susi. Semua bertanya, mengapa Tuhan? Mengapa Kau izinkan sekali lagi mereka mengalami hal ini? Mengapa mereka tidak dapat memiliki anak mereka Tuhan? Mengapa? Dan ada sejuta mengapa yang muncul dalam hati kami semua, tanpa dapat menemukan jawaban yang pasti. Sangat menyedihkan....Yea Nathaleen Queen lahir dengan fisik yang sangat sempurna, namun lagi-lagi ada kelainan di sistem pernafasannya sehingga ia tidak dapat melakukan pernafasan sendiri. Ia gagal nafas. Dan itu yang menyebabkan ia tidak dapat bertahan hidup. Kalau kami semua dapat merasakan hati yang sangat sedih dan berduka, bagaimana dengan mereka? Aku yakin, hati mereka hancur dan porak poranda. Aku yakin sekali tentang hal itu. Sesuatu yang mereka yakin sekali akan didapat, tapi ternyata masih belum bisa dimiliki... pasti sangat menyakitkan. Tapi justru di sinilah kekuatan dari Tuhan itu diperlukan. Di saat yang sangat berat, yang tidak mungkin dapat ditang-gung oleh seorang manusia, di saat itulah kasih karunia Tuhan itu diperlukan. Aku yakin, hanya karena anugerahNya maka Susi dan Zaldy bisa bertahan dalam iman. Tidak sedikit pun aku mendengar mereka menyalahkan Tuhan. Mereka sama sekali tidak menghujat Tuhan untuk peristiwa ini. “Aku mendapatkan satu pelajaran dari semua ini, sepertinya Tu-han Yesus mau aku mencintai Dia lebih dari apapun juga di dunia ini, lebih dari anak-anakku itu,” kata adikku Susi ketika pertama kali aku menjenguknya di rumah sakit. Suatu pernyataan yang tidak mung-kin bisa diucapkan kalau bukan karena anugerah Tuhan. Pernyataan iman yang luar biasa. Di tengah-tengah rasa kehilangan, ia tidak jadi menyalahkan Tuhan atau menjadi undur dari kasihnya kepada

Page 20: Beautiful in His Time

20

Tuhan, tapi justru sebaliknya, ia malah lebih lagi mencintai Tuhan. Mensyukuri apa yang Tuhan lakukan kepada mereka. Aku yakin, Tu-han pasti bangga sekali pada mereka berdua. Tuhan pasti sangat mencintai mereka. Mereka terpilih karena mereka memang spesial. Mereka orang-orang pilihan Tuhan di zaman ini, yang dipisahkan Tuhan untuk rencana-Nya yang ajaib. Hanya sedikit orang yang bisa menjalaninya, tapi mereka terpilih karena mereka dianggap tahan uji, sanggup melewati dapur perapian itu sekalipun dengan tingkat panas yang tinggi, tapi mereka lulus dalam ujian itu. Ia berhasil me-lewatinya seperti emas murni. Iman mereka tetap teguh, keyakinan mereka akan Tuhan tinggal tetap. Tulisan kali ini aku dedikasikan untuk Susi dan Zaldy, pahlawan iman zaman ini. Tidak banyak yang seperti itu ada, tapi mereka adalah salah satunya. Juga buat Yea Nathaleen Queen, keponakanku yang walau kelahirannya ke dunia ini hanya beberapa menit saja, tapi bisa menjadi saksi yang dapat membawa banyak jiwa datang kepada Tuhan. Saat ini, kisah mereka akan banyak disebut dan diceritakan se-bagai satu kesaksian akan kebesaran Tuhan. Allah kita adalah Allah yang memiliki kuasa untuk melakukan segala yang terbaik untuk anak-anak kesayangan-Nya. Semua yang Dia lakukan itu baik. Ter-masuk apa yang mereka alami, semua itu baik. Dia punya rencana yang ajaib, yang kita tidak bisa mengetahuinya sekarang, tapi nanti kita akan menyaksikan bagaimana Dia melakukannya dengan luar biasa. Hanya mereka yang tahan uji yang akan mendapatkannya. Kisah Yea Nathaleen Queen memang sudah berakhir ketika liang lahat itu ditutupi oleh tanah. Tapi kisah iman yang timbul karena kehadirannya dalam kehidupan orang tuanya akan selalu dikenang oleh setiap orang yang mengenal mereka, dan kini juga oleh anda yang membaca kisah nyata ini. Terimakasih Tuhan untuk anugerah ini. Kami bangga bisa memiliki Allah seperti Engkau.

From Auntie with Love,Sari

Page 21: Beautiful in His Time

21

ISI HATI OTTO DAN YENI

Saya dan Otto sangat bersyukur memiliki Zaldy dan Susi sebagai bagian dari keluarga kami. Bagi kami berdua, mereka adalah teladan iman. Melalui peristiwa duka yang mereka alami, justru

IMAN itu menjadi nyata! Tanggal 20 Agustus 2008 merupakan sebuah momen penuh pengharapan bagi saya pribadi. Begitu banyak doa dan harapan kami naikkan pada Tuhan sampai hari itu. Jantung saya berdegup kencang! Kami semua sama-sama tegang menantikan proses kela-hiran bayi dari kakak ipar saya, Zaldy dan Susi. Ketegangan kami mencapai puncaknya saat suster rumah sakit keluar dari ruang operasi dan memberitahukan kepada kami untuk menengok Nattel ke dalam ruangan. Kami masuk ke dalam… Sebuah pemandangan yang menghancurkan hati harus kami saksikan. Bayi mungil itu terbungkus kain pink. Mungil, wajahnya manis, tetapi… ia sudah tak bergerak lagi! Saya merasakan sebuah dejavu… Karena ini bukan kali pertama kami menghadapi momen duka. Dengan berat hati, kami semua ha-rus mengulangi masa ini. Berat, sangat berat! Masih segar dalam ingatan saya, saat sebelumnya kami semua pun harus kehilangan bayi Zaldy dan Susi yang tercinta, Vallerie Faith. Separuh nafas kami seolah ikut terbawa bersama kepergiannya. Zaldy meminta saya untuk menemani dan menghibur Susi. Dalam hati saya menjerit, “Bagaimana mungkin saya sanggup meng-hibur Susi? Saat ini hati saya sedang kehilangan kekuatan untuk

Page 22: Beautiful in His Time

22

melakukannya.” Saya pun tidak mampu mengendalikan hati saya. Setiap kali kaki saya melangkah masuk ke dalam kamar melihat Susi, hati saya hancur berkeping-keping. Saya tak sanggup menghi-burnya dengan apapun! Malam itu saya tidak dapat memejamkan mata. Setiap kali me-maksa diri untuk tidur, pikiran saya terus menari-nari. Terbayang semua kejadian hari itu. Apalagi saat mengingat kejadian Nattel yang harus berjuang menarik nafas untuk bisa hidup. Tubuhnya begitu kecil dan ia tak berdaya. Dan yang membuat kesedihan saya bertam-bah adalah, kami tak dapat berbuat apa-apa untuk menolongnya! Saya berharap seluruh kejadian hari itu HANYA MIMPI! Saya ingin segera bangun dan mengakhiri mimpi buruk itu. Tapi apa daya, semua ini adalah kenyataan pahit, yang harus dapat kami tanggung dan lalui bersama-sama. Ah, ingin rasanya meraung sepuas hati! Tapi untuk apa? Airmata saya rasanya takkan mampu menghapus duka yang terjadi. Bagi saya pribadi, Nattel bukan sekedar keponakan kami. Dia adalah anak pengharapan kami semua. Ada banyak harapan dan cita-cita yang kami rencanakan untuk dilakukan bersama Nattel. Saya dan Susi melalui masa kehamilan bersama-sama. Usia ke-hamilan kami hanya terpaut kurang lebih 1,5 bulan saja. Saya masih ingat betul, saat kami bersama-sama melewati masa-masa mual, le-lah dan ngidam bareng. Ada banyak kenangan di masa kehamilan itu, yang kami lalui bersama. Untuk segala sesuatu yang telah dilalui Susi dan Zaldy, saya bah-kan tak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan, betapa sedih dan berduka hati mereka (dan kami semua)! Mungkin kalau hal itu terjadi kepada saya, rasanya sudah pasti saya tidak akan mampu bertahan! Terus terang saya sempat marah dan menganggap Tuhan tidak adil! Apakah Tuhan begitu buta dan tak melihat segala pengorbanan dan kesetiaan Zaldy dan Susi dalam mengikut Tuhan? Belum cukup-kah Tuhan membiarkan mereka melalui masa-masa kekelaman? Hati saya tak dapat menerima.

Page 23: Beautiful in His Time

23

Tetapi suami saya, Otto, mengingatkan saya. Apapun yang ter-jadi, DIA tetaplah Allah yang Adil dan penuh kasih. Kasih-Nya tetap sama dan tidak berubah! Tentu saja kami sekeluarga tak dapat mengerti mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi. Tetapi doa kami adalah, kami semua justru semakin setia dan tak undur meng-ikut Tuhan. Saya sungguh percaya, sekalipun kita ada di dalam lembah kekelaman, segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi semua yang mengasihi Dia. Puji Tuhan!

Love,Otto & Yeni

Page 24: Beautiful in His Time
Page 25: Beautiful in His Time

25

ISI HATI LISA KAYA

Beberapa hari setelah tanggal 12 Mei 2005, hatiku masih dihing-gapi pertanyaan kepada Tuhan. “Tuhan, kenapa harus Zaldy dan Susi? Tuhan, kenapa harus empat kali? Tuhan, kenapa ha-

rus Vallerie Faith?” Saya yakin, pertanyaan yang sama pun muncul dalam benak setiap teman yang menjadi saksi kedukaan yang terjadi pada 12 Mei 2005 itu. Namun demikian, saya memperoleh pelajaran iman yang berharga melalui peristiwa ini. Seketika itu juga, aku merasa sangat berdosa telah mempertanyakan dan meragukan apa yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan Zaldy dan Susi. Pertanyaan-pertanyaanku itu menimbulkan kesan seolah Tuhan itu tidak adil! Aku pernah membaca sebuah buku tentang kesaksian hidup Joni Eareckson Tada. Dalam buku itu dituliskan bahwa, “Sorga dan neraka berpartisipasi dalam kejadian hidup kita.” Pada saat Zaldy dan Susi kehilangan Vallerie, iblis telah bersiaga untuk mengambil iman mereka, karena iblis tahu betapa berharganya Vallerie bagi Zaldy dan Susi. Tetapi saya bersyukur, ketika toh Vallerie harus kembali ke rumah Bapa di Sorga, Zaldy dan Susi tetap memilih Sorga sebagai perhentian iman mereka, dan bukan kalah dan menyerah kepada si iblis! Aku masih ingat saat itu Susi berkata kepada Vallerie, “Valle itu anak Tuhan, sudah diberikan kesempatan untuk hamil selama 9 bu-lan pun, mami sudah bersyukur.” Zaldy pun berkata, “Tuhan sangat menyayangi Valle!”

Page 26: Beautiful in His Time

26

Kekuatan itu sesungguhnya datang dari Tuhan! Hingga Susi dapat mengatakan, “Hidup harus terus berlanjut!” Peristiwa ini mengingatkan aku, betapa berharganya seorang anak dalam kehidupan sebuah keluarga. Peristiwa ini pun membuat aku menyesali sikapku yang sering kurang sabar terhadap Sharon, anakku. Seperti titik hitam di atas selembar kertas putih. Terkadang sebagai orangtua, kita selalu fokus kepada titik hitam kecil itu, pada-hal sebenarnya warna putih lah yang lebih dominan dalam lembar hidup anak-anak kita. Seperti itulah aku sering memandang Sha-ron ketika dia sulit diatur dan bandel. Kenakalannya sesungguhnya hanya seperti titik hitam itu. Padahal ia punya segudang kebaikan lainnya. Aku ingat sekali, apa yang Tuhan katakan dalam Matius 19:14 —Tetapi Yesus berkata : “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah meng-halang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Berbahagialah kita, karena Vallerie Faith adalah salah satu yang empunya Kerajaan Sor-ga. Melalui kisah sahabat kami, Zaldy dan Susi, aku menjadi lebih memahami kisah Ayub. Kehidupan Ayub yang nampak begitu sem-purna dimata Allah pun, tetap harus mengalami sebuah proses pemurnian. Tuhan izinkan semua itu terjadi agar manusia dapat memahami, bahwa sebaik apapun manusia, tetap Tuhanlah yang berkuasa atas hidupnya. Seperti yang pernah Susi sampaikan, bahwa hidup kita seperti sebuah batang kayu kecil yang harus mengikuti aliran su-ngai. Begitulah kita mengikuti kehendak Tuhan! Melalui tulisanku ini aku ingin menyampaikan rasa syukurku pada Tuhan karena aku diizinkan mengenal mereka, dan dari me-rekalah aku bisa belajar banyak tentang iman. Aku yakin kisah kepergian Vallerie Faith akan menjadi sebuah kesaksian besar yang menjadi bukti iman kedua orang tuanya dan mampu mengubah hidup banyak orang.

Page 27: Beautiful in His Time

27

Untuk Zaldy dan Susi, terima kasih telah menyertakan aku men-jadi bagian dalam hidup persahabatan kalian. Aku bersyukur untuk semua hal yang sudah aku lihat, aku ambil, dan aku renungkan dari peristiwa perginya Vallerie. Kisah kalian telah membawa pengertian baru dalam hidup aku. Mengutip ucapan Joni Eareckson Tada : “Dan aku hidup dengan kesadaran bahwa hal-hal yang lebih baik masih akan datang,”

Good Luck & God bless you….Lisa Kaya

Page 28: Beautiful in His Time
Page 29: Beautiful in His Time

29

- BAB 1

-

BENIH YANG DINANTIKAN

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”

(Mazmur 139:13)

Ada begitu banyak pasangan suami istri yang belum juga mempunyai anak hingga saat ini. Mungkin Anda atau siapa-pun yang Anda kenal, juga mengalami hal yang sama. Melalui

buku ini aku ingin berbagi pengalaman hidupku. Karena aku juga termasuk salah satu wanita yang belum dikaruniai buah hati. Karena aku juga pernah berada dalam penantian yang sangat… sangat… panjang, TANPA KEPASTIAN. Cukup sering aku mendengar kesedihan orang-orang yang be-gitu merindukan kehadiran seorang anak. Satu tahun, dua tahun, lima tahun, bahkan belasan tahun mereka menderita dalam pe-nantian. Menderita menanggung rindu, ada pula yang menderita menanggung malu. Belum lagi berbagai pertanyaan dari keluarga dan orang sekitar yang memberikan tekanan yang tidak sedikit. Sebagian istri di dunia ini ada yang sama sekali belum pernah mengalami kehamilan. Mereka sangat menginginkannya, namun beberapa masalah membuat mereka sulit untuk hamil. Sebagian karena “kurang subur,” sebagian karena bermasalah dengan sperma suami, karena adanya perlengketan di saluran rahim, ketidakseim-bangan hormon, telur sang istri sulit matang, ataupun berbagai vi-

Page 30: Beautiful in His Time

30 — BEAUTIFUL IN HIS TIME —

rus. Malah sisanya dengan alasan yang tidak pernah diketahui. Aku juga sering mendengar cerita teman-teman tentang kun-jungan pasangan suami istri ke dokter, shinse, atau tempat lain yang dianggap mampu membantu masalah mereka. Banyak dari mereka yang akhirnya berhasil mendapatkan anak, bahkan beberapa anak. Namun tidak sedikit yang sampai saat ini belum juga berhasil. Pada-hal banyak metode yang sudah mereka coba lakukan. Dari mengi-kuti program kehamilan, mencoba inseminasi, sampai bayi tabung yang tingkat keberhasilannya memang sangat kecil. Anda pun mungkin sering mendengar kisah seorang ibu yang mengalami keguguran. Aku sangat dapat merasakan kesedihan mereka. Bukan hanya kesedihan, tetapi ditambah pula dengan rasa khawatir, tertekan, tidak tahu harus berbuat apa saat menyaksikan darah mengalir keluar dari rahimku. Aku dihinggapi rasa kehilangan dan kecewa yang sangat besar, ketika akhirnya calon bayi kami harus pergi. Tak hanya sampai di situ. Masalah kehamilan tidak “sesederha-na” itu. Begitu kompleks. Kalau pun akhirnya si jabang bayi hadir dalam rahim ibu, dan berhasil lahir tepat pada waktuya, ITU BELUM SELESAI!! Ia masih harus berjuang untuk hidup di luar rahim sang ibu. Jika seorang bayi dapat lahir dengan kondisi normal, maka leng-kaplah kebahagiaan keluarga yang menantikannya. Namun ketika bayi itu harus lahir dengan kondisi yang mengenaskan, maka per-juangan sang bayi dan orang tuanya masihlah panjang! Bagi sebagian orang, keinginan untuk memiliki anak memang bukan hal mudah. Di samping memerlukan biaya pengobatan yang tidak sedikit, kehamilan memerlukan kesabaran, ketulusan, ketabah-an, ketekunan dan kekuatan lahir batin. Dan di atas semuanya itu, tentu saja membutuhkan IMAN! Karena hanya Tuhanlah yang sang-gup menentukan kisah hidup setiap manusia. Hanya Dia pula yang mampu mengubah yang mustahil menjadi mungkin. Bila saat ini Anda sedang tertekan dengan masalah penantian datangnya seorang anak, percayalah bahwa Tuhan lebih besar dari segala penderitaan dan persoalan Anda! Dia Tuhan yang PEDULI dan

Page 31: Beautiful in His Time

31— Bab 1 # BENIH YANG DINANTIKAN —

SANGGUP melakukan segala yang mustahil.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu,” ( Matius 11:28 )

Seperti yang telah aku sampaikan diatas, aku juga salah seorang wanita yang mengalami banyak kesulitan dalam masa kehamilan. Dalam usia perkawinan kami yang hampir genap sebelas tahun, aku sudah mengalami 7 kali kehamilan. Tiga kali di antaranya gugur ke-tika berusia 5 sampai 6 minggu, dan satu kali gugur ketika berusia 14 minggu. Sedangkan tiga lainnya berhasil lahir ke dunia ini. Namun sayang, ketiga putri kami (Karenina Audrey Leon, Vallerie Faith Leon, dan Yea Nathaleen Queen Leon) segera kembali ke rumah Bapa di Sorga sesaat setelah dilahirkan. Karena mereka memiliki kelainan dalam sistem pernafasan. Hingga saat ini kami belum memiliki seorang anak pun yang ber-asal dari rahimku. Namun aku sangat bersyukur pada Tuhan, karena aku dan suami diberikan kekuatan untuk melalui semua badai itu. Bahkan di dalam badai itulah, kami melihat kebesaran dan kesetiaan Tuhan. Dan hanya oleh anugerah-Nya, kami dapat berkata, “Kami menginginkan Tuhan lebih dari kami menginginkan seorang anak,” Begitu berartinya Tuhan dalam kehidupan kami. Dan itulah yang ingin aku bagikan dalam buku ini.

Page 32: Beautiful in His Time