bapepam 2006 reviewed

198
1 Laporan Tahunan 2006 Annual Report B A P E P A M - L K 2006 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesian Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency S y n e r g y I n t e g r i t y T r u s t w o r t h y R e s p e c t a b l e T r a n s p a r e n c y A c c o u n t a b i l i t y Laporan Tahunan Annual Report BAPEPAM - LK

Upload: megud093688

Post on 02-Jul-2015

485 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAPEPAM 2006 reviewed

1Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

2006

Badan PengawasPasar Modal danLembaga Keuangan

Indonesian Capital Marketand Financial InstitutionsSupervisory Agency

S y n e r g y

I n t e g r i t y

T r u s t w o r t h y

R e s p e c t a b l e

T r a n s p a r e n c y

A c c o u n t a b i l i t y

Laporan Tahunan Annual Report

BAPEPAM - LK

Page 2: BAPEPAM 2006 reviewed

2Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S y n e r g y

I n t e g r i t y

T r u s t w o r t h y

R e s p e c t a b l e

T r a n s p a r e n c y

A c c o u n t a b i l i t y

Page 3: BAPEPAM 2006 reviewed

3Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Daftar IsiContents

1 Visi dan Misi 4Vision and Mission

2 Sambutan Ketua 6Chairman»s Statement

3 Organisasi 11Organization

4 Tinjauan Keuangan 2006 28Financial Review 2006 Paket Kebijakan Sektor Keuangan 28 Financial Sector Policy Package

5 Tinjauan Operasional 34Operational Review A. Perundang-undangan 34 Regulatory B. Pelayanan Hukum & Litigasi 50 Legal Councel & Litigation C. Penegakan Hukum 58 Law Enforcement D. Aktivitas Pengawasan 62 Monitoring Activity E. Aksi Korporasi 82 Corporate Actions F. Reksa Dana 90 Investment Fund G. Pasar Modal Syariah 96 Sharia Capital Market H. Lembaga Keuangan Pengawasan Industri Asuransi 100 Financial Institution Monitoring on Insurance Industry I. Tinjauan Tentang Dinamika Dana Pensiun Selama Tahun 2006 110 Review on the Dynamics of Pension Fund Industry During 2006 J. Perusahaan Pembiayaan & Perusahaan Modal Ventura 119 Financing Company & Venture Capital Company K. Hubungan Internasional 136 International Affair L. Pelayanan Informasi 146 Information Service

6 Perkembangan Internal 150Internal Development A. Sumber Daya Manusia 150 Human Resources B. Teknologi Informasi 156 Information Technology C. Buletin Akuntansi Staf 158 Staff Accounting Bulletin D. Report on the Observance of Standards & Codes (ROSC) on Accounting & Auditing 159 Report on the Observance of Standards & Codes (ROSC) on Accounting & Auditing

7 Ikhtisar dalam Angka 160The Year in Number

8 Daftar Lampiran 188Appendices Kalender Peristiwa Penting tahun 2006 189 Calendar of Events 2006

Page 4: BAPEPAM 2006 reviewed

4Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Visi dan MisiVision and Mission

VisiMenjadi otoritas pasar modal dan

lembaga keuangan yang amanah

dan profesional, yang mampu

mewujudkan industri pasar

modal dan lembaga keuangan

non bank sebagai penggerak

perekonomian nasional yang

tangguh dan berdaya saing

global.

VisionBecoming trusted and

professional Capital Market and

Financial Institution Regulator

capable of creating capital

market and non-bank financial

institutions as generators for

resilient and globally competitive

national economy.

1

Joel Arthur Barker

A leader is a

person you will

follow to a

place you

wouldn»t go by

yourself.

Page 5: BAPEPAM 2006 reviewed

5Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

MisiMisi di Bidang Ekonomi

Menciptakan iklim yang kondusif bagi

perusahaan dalam memperoleh

pembiayaan dan bagi pemodal dalam

memilih alternatif investasi pada industri

Pasar Modal dan Jasa Keuangan

Non Bank.

Misi di Bidang Kelembagaan

Mewujudkan Bapepam - LK menjadi

lembaga yang melaksanakan tugas dan

fungsinya memegang teguh pada

prinsip-prinsip transparansi,

akuntabilitas, independensi, integritas

dan senantiasa mengembangkan diri

menjadi lembaga berstandar

internasional.

Misi Sosial Budaya

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang

memahami dan berorientasi pasar modal

dan jasa keuangan non bank dalam

membuat keputusan investasi dan

pembiayaan.

MissionEconomic Mission

Creating friendly environment for

corporations to obtain funding and for

investors to select investment alternatives

in capital market and non-bank financial

institution industries.

Institutional Mission

Creating Bapepam - LK as an

institution that discharges its duties

and functions, upholds principles of

transparency, accountability,

independence, and integrity, and

constantly transform itself into an

international standard institution.

Cultural Mission

Creating Indonesian society that has

understanding of and orientation to

capital market and non-bank financial

institution in making investment and

financing decisions.

V I S I

D A N M I S I

V I S I O N

A N D M I S S I O N

Page 6: BAPEPAM 2006 reviewed

6Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Sambutan KetuaChairman’s Statement

A. Fuad Rahmany

Ketua / Chairman

2S y n e r g y

I n t e g r i t y

T r u s t w o r t h y

R e s p e c t a b l e

T r a n s p a r e n c y

A c c o u n t a b i l i t y

Tahun 2006 merupakan tahun pertamaberoperasinya Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan (Bapepam - LK) yangmerupakan hasil penggabungan dari 2 (dua)lembaga pengawas yang telah ada sebelumnya:Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) danDirektorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK).Dengan resmi beroperasinya lembaga baru hasilpenggabungan tersebut maka Bapepam-LK saat inimerupakan lembaga pengawas tunggal industri jasakeuangan di luar perbankan. Cakupan supervisiBapepam-LK dengan demikian cukup luas danberagam, mulai dari perusahaan sekuritas, manajerinvestasi, perusahaan asuransi, dana pensiun,perusahaan pembiayaan dan penjaminan sampaidengan lembaga jasa profesi di pasar modal maupunindustri jasa keuangan non bank lainnya.

2006 was the first operational year of the CapitalMarket and Financial Institutions SupervisoryAgency (Bapepam-LK), the merged entity of 2earlier supervisory institutions i.e. Capital MarketSupervisory Agency (Bapepam) and DirectorateGeneral of Financial Institutions (DJLK).Bapepam-LK became the single regulatory body inIndonesia that oversees the capital market andthe non bank financial institutions (NPFI).Bapepam-LK regulatory authority covers variouslevel of complexity and wide range of activitiesacross securities firms, investment managers,insurance, pensions, finance companies,guaranteeing institutions, and the supportingprofessionals bodies and services with regards tocapital market and NBFI industry.

Page 7: BAPEPAM 2006 reviewed

7Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S A M B U T A N

K E T U A

C H A I R M A N »S

S T A T E M E N T

Secara umum, kinerja industri pasar modal ditahun 2006 lalu cukup membesarkan hati. Hal iniditunjukkan oleh trend pertumbuhan danbeberapa indikator pasar modal. IHSG Bursa EfekJakarta selama tahun 2006 mengalamipertumbuhan sebesar 55,3%, mencapai level1805,52 pada sesi terakhir perdagangan tanggal28 Desember 2006. Nilai kapitalisasi pasar di BEJmeningkat 55,88% dari Rp801,3 triliun di tahun2005 menjadi Rp1.249,1 triliun di tahun 2006.Bila dilihat rasionya terhadap PDB, maka telahterjadi peningkatan dari 25,32% di tahun 2005menjadi 37,42% di tahun 2006. Sejalan denganpeningkatan tersebut, nilai transaksi sahamharian di BEJ juga meningkat 10,23%, dariRp1,67 triliun/hari di tahun 2005 menjadi Rp1,84triliun/hari di tahun 2006 ini.

Industri Reksa Dana Indonesia juga menemuimomentum kebangkitannya kembali pascapenurunan kinerjanya yang cukup tajam di akhirtahun 2005. Nilai Aktiva Bersih Reksa Danatumbuh sebesar 75,8% dari Rp29,40 triliun ditahun 2005 menjadi Rp51,62 triliun di tahun2006. Meski terjadi penurunan jumlah pemegangunit penyertaan dari 254 ribu pihak di tahun2005 menjadi 202 ribu pihak di tahun 2006 ,namun dalam periode yang sama, jumlah ReksaDana mengalami peningkatan dari 328 ReksaDana menjadi 403 Reksa Dana atau tumbuhsebesar 22,87%.

Di sektor industri jasa keuangan non bank, telahterjadi pula trend pertumbuhan yang cukup baik.Jumlah perusahaan perasuransian di tahun 2006berjumlah 415 perusahaan. Sementara itujumlah dana pensiun aktif sampai dengan 31Desember 2006 adalah sebanyak 297 danapensiun, terdiri dari 272 Dana Pensiun PemberiKerja (DPPK) dan 25 Dana Pensiun LembagaKeuangan (DPLK). Dari sisi asset, nilai kekayaan(aktiva bersih) dana pensiun berdasarkan laporankeuangan dana pensiun unaudit pertanggal 31Desember 2006 mencapai Rp77, 462 triliun ataumeningkat sebesar 22% dari nilai kekayaan danapensiun pada 31 Desember 2005.

Dana kelolaan untuk investasi dari industriperasuransian dan dana pensiun memegangperanan sangat strategis terhadap perkembanganpasar modal. Portofolio investasi kedua industriini semakin beralih kepada instrumen investasipasar modal, khususnya kepada surat utangnegara. Namun, masih perlu diambil langkah-langkah strategis guna mendorong pemodalkelembagaan berorientasi jangka panjang inilebih meningkatkan lagi kontribusinya dalammengembangkan industri pasar modal Indonesiadi masa mendatang.

In general, the performance of our capitalmarket throughout 2006 have been quiteencouraging observed from the trend of severalcapital market indicators. The JSX CompositePrice Index grew 55.3% (Y.O.Y) reaching1805.52 as of the last trading day on 28th

December 2006. Market Capitalization of JSXincreased by 55.88% from IDR 801.3 trillion in2005 to IDR 1,249.1 trillion in 2006. As a ratio toour GDP (PDB), the market capitalization of JSXincreased from 25.32% in 2005 to 37.42% in2006. Concurrent with the positivedevelopment, the average daily transactionincreased from 10.23% of IDR 1.67 trillion to IDR1.84 trillion daily.

The mutual fund industry showed tremendousresilience and is building tremendous positivemomentum from the lows of the crisisexperience in 2005. The NAV grew by 75.8%from the low of IDR 29.40 trillion to IDR 51.62trillion as of end of 2006. Although theparticipation of individual unit holders fell overthe period from 254,000 in 2005 to 202,000 in2006, the number of funds increased by22.87% from 328 funds to 403 funds.

Non-bank financial sector also experiencedpositive development. As of end of 2006, thetotal number of insurance companies stood at415. By December 2006 , we had 297 activepension funds comprising of 272 EmployerPension Funds and 25 Financial InstitutionPension Funds. From the perspective of assetunder management, significant growth of 22%were observed based on the industry unauditedfinancial statement, which shows a net increaseof total asset to IDR 77.462 trillion in comparisonto the previous year.

Fund managed by insurance and pension fundindustries played strategic role to thedevelopment of capital market. There have beena trend in investment portfolio of these twoindustries that move towards to capital marketinstruments, government securities in particular.However, further strategic steps should be takento encourage their participation that may givesignificant contribution towards development ofIndonesian capital market in the years to come.

Page 8: BAPEPAM 2006 reviewed

8Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S A M B U T A N

K E T U A

C H A I R M A N »S

S T A T E M E N T

Meski mengalami penurunan dari sisi jumlah,kinerja perusahaan pembiayaan justru tumbuhdimana total asset industri ini meningkat dariRp96,5 triliun di tahun 2005 menjadi Rp108,9triliun di tahun 2006. Nilai piutang pembiayaanmeningkat dari Rp67,6 triliun menjadi Rp93triliun. Trend pertumbuhan yang hampir serupajuga terjadi pada perusahaan modal ventura,dimana meskipun mengalami penurunan dari sisijumlah namun dari sisi nilai laba yang diperolehmeningkat 148,15%, dari Rp16,49 milyar ditahun 2005 menjadi Rp40,92 milyar di tahun2006.

Terkait dengan amanah untuk melindungipemodal Bapepam-LK telah dan akan terusmelakukan berbagai upaya antara lainmeningkatkan ketaatan emiten terhadap prinsipketerbukaan dan pengawasan yang lebih ketatterhadap aktivitas perdagangan saham danobligasi di pasar sekunder. Dalam kaitan ini,Bapepam-LK telah melakukan berbagai revisiterhadap peraturan-peraturan yang terkaitdengan keterbukaan dan transparansi dariemiten.

Dalam periode yang sama kami terusmemperkuat kapasitas dari perusahaan efekguna meningkatkan daya saingnya di era yangsangat kompetitif saat ini dengan carameningkatkan kualitas risk-based capital dariperusahaan sekuritas dan perusahaan jasakeuangan lainnya.

Seperti juga tahun-tahun sebelumnya,penegakan hukum tetap menjadi prioritas utamaBapepam-LK untuk menjaga integritas industri inidan meningkatkan kepercayaan pelaku pasarkhususnya pemodal terhadap pasar modalnasional.

Ditahun 2006 lalu, aktivitas pengawasan danpenegakan hukum yang dilakukan Bapepem-LKbermuara pada pengenaan sanksi administratifberupa denda kepada 304 pihak dengan totalnilai denda sebesar Rp8,2 milyar. Bapepam-LKjuga menjatuhkan sanksi administratif lain diluardenda kepada 63 pihak, mulai dari yang berupaperingatan tertulis hingga pencabutan izin usahadan orang perseorangan serta pembekuan STTD.

Sedangkan di sektor jasa keuangan non banklainnya, Bapepam-LK telah mengeluarkan sanksiadministratif kepada perusahaan asuransisebanyak 212 perusahaan dan 340 perusahaanpenunjang asuransi, serta pencabutan izin usahaatas 22 perusahaan pembiayaan.

Although there was a decreased numbers offinance companies, its assets kept growing fromIDR 96.5 trillion to IDR 108.9 trillion in 2006.Additionally, the financing credit extended grewpositively from IDR 67.6 trillion to IDR 93 trillion.Similar trend was observed in the venture capitalsector whereby the number of institutionscontracted but the net profit from the industrygrew positively by 148,15% from IDR 16,49 billionin 2005 to IDR 40,92 billion as of end 2006.

Paramount to our mandate of protecting investors,significant efforts are being put in place such asimproving the overall market transparency andcompliance level of market participants, enhancingissuers disclosure requirements and increasing theoverall surveillance in secondary markets both forequities and bonds. In this regards, Bapepam-LKundertook a comprehensive revision of ourdisclosure-related rules.

At the same time, we keep strengthening thecapacity of market intermediaries to operate in amore competitive industry environment through theimplementation of more stringent risk-based capitalrequirements for securities firms and NBFIs.

As we have done in previous years, enforcement ofour rules and regulation is the fundamental pillarfor us to protect our market integrity and to buildconfidence for both the market and the investors inparticular.

Last year, our enforcement activities leviedadministrative sanctions on 304 entities with totalfines amounting to IDR 8.2 billion. We alsoenforced administrative sanctions to 63 parties invarious forms such as written admonition, licenserevocation to business and individuals, andsuspension of registration on 63 entities.

In the NBFI sector, we imposed administrativesanctions on 212 insurance firms and 340supporting insurance institutions while revoked thelicenses of 22 finance companies.

Page 9: BAPEPAM 2006 reviewed

9Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S A M B U T A N

K E T U A

C H A I R M A N »S

S T A T E M E N T

Bapepam-LK memiliki komitmen yang kuat untukterus berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaanfungsi dan tugas pokoknya sebagai otoritas pasarmodal dan lembaga keuangan non bank.

Kami sangat memahami bahwa upaya tersebutsangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuanSDM-nya serta upgrading dari sarana dan prasaranauntuk melakukan supervisi yang efektif baik on-sitemaupun off-site examination terhadap lembaga-lembaga jasa keuangan yang diawasinya.

Dalam kaitan ini, Bapepam-LK telah melakukankerjasama yang sangat produktif dan efektif denganotoritas negara-negara tetangga seperti AustralianSecurities and Investment Commission (ASIC) danAustralian Prudential Regulation Authority (APRA).

Berbagai program pendidikan dan pelatihan darikerjasama ini antara lain di bidang enforcement,market surveillance, dan pengembangan risk-basedsupervision. Diharapkan dari kerjasama sinergistersebut akan terbangun suatu sistem pengawasanyang lebih efektif didukung oleh kualitas SDMBapepam-LK yang profesional dan dapat diandalkandalam melaksanakan fungsi supervisinya.

Dalam rangka meningkatkan integritasorganisasinya, Bapepam-LK sejak awal tahun 2006lalu telah memiliki unit khusus setingkat eselon II,yakni Biro Kepatuhan Internal yang antara lainbertugas melakukan penelaahan penilaiankepatuhan pelaksanaan tugas di lingkunganBapepam-LK. Terbentuknya Biro Kepatuhan Internaltersebut juga mencerminkan kuatnya tekad MenteriKeuangan sebagai pimpinan Departemen Keuanganuntuk menciptakan suatu birokrasi yang profesional,transparan, dan efisien dalam menjalankantugasnya.

Akhir kata, keberhasilan dari Bapepam-LKdidalam melaksanakan tugasnya untuk menciptakanaktivitas pasar modal yang teratur, wajar danefisien serta lembaga keuangan yang sehat akandapat tercapai bila mendapatkan dukungan darisemua pihak (stakeholders) termasuk mitra kerjakami di lembaga legislatif, yudikatif dan aparathukum lain di lembaga eksekutif.

Ketua / Chairman

A. Fuad Rahmany

Bapepam-LK is fully committed to continuouslyimprove the quality of our services towardsundertaking our mandate as the regulatory authorityof the capital market and the NBFI sectors.

We fully understand that the efforts will requirefurther upgrades in both our human capital andphysical infrastructure to improve the overall capacityin undertaking the supervisory activity - both off-siteand on-site examinations - towards our industry.

In this respect, Bapepam-LK has established astrategic and effective alliance with our regionalcounterpart such as the Australian Securities andInvestment Commission (ASIC) and AustralianPrudential Regulation Authority (APRA).

Collaborative works with our Australian counterpartswere mainly focused in three areas: enforcement,market surveillance, and risk-based supervision forissuers. We foresee the efforts will contributesignificantly towards establishing a more effectivesupervisory mechanism supported by professionaland qualified personnels of Bapepam-LK inundertaking its functions.

To enhance the overall integrity of Bapepam-LK, theInternal Compliance Bureau was established in 2006.This bureau ensures that all our internal operationalactivities are within our regulatory jurisdiction andexecuted accordingly to our procedure. Our InternalCompliance Bureau, echoes the vision of theMinister of Finance in creating a highly professional,transparent and efficient bureaucracy in the publicsector.

In closing, the success of Bapepam-LK to establish afair, regular, and efficient capital market and a soundNBFIs could be achieved only with the supports fromthe industry and the relevant stakeholders and ourcounterparts in legislative and judicial bodies as wellas those at the criminal justice system.

Page 10: BAPEPAM 2006 reviewed

10Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 11: BAPEPAM 2006 reviewed

11Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

OrganisasiOrganization

3

Leroy Eimes

A leader is one

who sees more

than others see,

who sees farther

than others see,

and who sees

before others

see.

Penggabungan Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga

Keuangan (DJLK)

Sektor jasa keuangan yang mencakup antara lain

pasar modal, perbankan, dana pensiun, asuransi,

dan lembaga keuangan lainnya, adalah industri

yang sangat dinamis, kompleks, selalu berubah

serta mempunyai interdependensi yang sedemikian

tinggi antara satu sektor dengan lainnya baik di

tingkat domestik, regional maupun global.

Karakteristik tersebut membawa setidaknya dua

konsekuensi utama, yaitu para pelaku di sektor jasa

keuangan harus mampu beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi dan regulator harus pula

mempersiapkan dirinya untuk menghadapi

dinamika dari perubahan tersebut.

The merger of Indonesian Capital Market

Supervisory Agency (or Bapepam in

Indonesian Acronym) and Directorate

General of Financial Institutions (or DJLK in

Indonesian acronym)

Financial Services Sector, which includes capital

market, banking, pension fund, insurance, and

other financial institutions, is a very dynamic and

complex industry. It is always changing and has

high interdependency among its sectors, either

domestically, regionally, or internationally. This

characteristic produced two consequences, i.e.

players in financial services sector must be able to

adapt with the changes and regulator must

prepare for the changes.

Page 12: BAPEPAM 2006 reviewed

12Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

Selain itu, kecenderungan diterapkannya sistem

pengawasan industri jasa keuangan secara

terpadu yang mengawasi tidak hanya pasar

modal tetapi juga perusahaan asuransi, dana

pensiun dan lembaga keuangan lainnya termasuk

perbankan oleh beberapa negara selama satu

dekade terakhir, menjadi pemicu bagi regulator

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

tersebut. Sistem pengawasan terpadu ini

dibentuk dengan maksud untuk menciptakan

lembaga pengawas yang terintegrasi bagi pasar

modal, perbankan, dana pensiun, asuransi serta

lembaga keuangan lainnya. Hal ini ditujukan

dalam rangka mengurangi tingkat risiko di sektor

keuangan dan mengantisipasi berkembangnya

universal product, meningkatkan kepercayaan

pasar, perlindungan konsumen, transparansi,

standar praktik bisnis keuangan, dan mengurangi

kejahatan di bidang keuangan.

GBHN 1999 - 2004 telah merespon dinamika

perubahan industri jasa keuangan tersebut,

dimana dinyatakan bahwa dalam rangka

menciptakan industri pasar modal yang efektif

dan efisien, perlu dibentuk suatu lembaga

independen yang mengawasi kegiatan dibidang

pasar modal dan lembaga keuangan.

Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 34 ayat (1)

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999

sebagaimana diubah dengan Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia,

disebutkan bahwa pengawasan industri jasa

keuangan dilakukan oleh lembaga pengawas

sektor jasa keuangan yang independen.

Dalam Road Map Departemen Keuangan dan

Kebijakan Sektor Keuangan, telah dicanangkan

adanya integrasi pengawasan sektor jasa

keuangan non bank yang merupakan langkah

awal untuk membentuk suatu pengawas jasa

keuangan yang terintegrasi. Penggabungan

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK)

merupakan persiapan dalam rangka

pembentukan institusi dimaksud.

Beside that, the inclination to apply an integrated

supervision on financial services sector, which

supervises not only capital market but also

insurance, pension fund, and other financial

institutions including banking by several countries

in the last decade also triggered regulator to adjust

with such changes. This integrated financial services

authority is established to form an integrated

supervision for capital market, banking, pension

fund, insurance, and other financial institutions in

order to reduce risk and anticipate the development

of universal products, to increase market trust,

consumer protection, transparency, and standards

of financial business practices, as well as to reduce

financial crimes.

State Policy Guidelines 1999 - 2004 has responded

to such change in the financial services industry, as

it was stated that to create an effective and

efficient capital market industry, it is necessary to

form an independent institution which supervises

capital market and financial institutions activities.

Further, based on Article 34 Item (1) of Law

Number 23 Year 1999 which was changed to Law

Number 3 Year 2004 concerning Bank Indonesia, it

was stated that financial services industry

supervision should be executed by an independent

financial services authority.

Roadmap of the Ministry of Finance and Financial

Sector Policy has planned the integration of non-

bank financial services sector supervision as a

preliminary step to form an integrated financial

services authority. The merger of Bapepam and

DJLK is a preparation towards the establishment of

Financial Services Authority.

O R G A N I Z A T I O N

Page 13: BAPEPAM 2006 reviewed

13Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Struktur Organisasi Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

KMK 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit

eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga

Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu

organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(Bapepam - LK).

Bapepam - LK mempunyai tugas membina,

mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar

modal serta merumuskan dan melaksanakan

kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga

keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan

oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tugas tersebut Bapepam - LK

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;

2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak

yang memperoleh izin usaha, persetujuan,

pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang

bergerak di pasar modal;

4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan

perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan

Publik;

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh

pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,

Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian;

6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang

pasar modal;

7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang

lembaga keuangan;

8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga

keuangan, sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;

9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria

dan prosedur di bidang lembaga keuangan;

10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang lembaga keuangan;

Organization Structure of Capital Market and

Financial Institutions Supervisory Agency (or

Bapepam - LK in Indonesian Acronym)

Based on Minister of Finance Decree Number 606/

KMK.01/2005 dated 30 December 2005 concerning

Organization and Job Description of Bapepam dan

LK, 1st echelon units within Ministry of Finance, i.e.

Bapepam and Directorate General of Finance

Institution were merged into one 1st echelon unit

under Ministry of Finance to become

Bapepam - LK.

Bapepam - LK has duties to supervise the daily

activities of capital market and execute the policies

and technical standards in financial institutions area,

in accordance to policies which have been set by the

Minister of Finance and based on regulations. In

performing the duties Bapepam - LK has the

following functions:

1. Capital market rule making;

2. Capital market law enforcement;

3. Monitoring of Persons who obtain business

licenses, approvals, registrations from the

agency and other institutions in capital

market area;

4. Ratification of company disclosure principles

for Issuers and Public Companies;

5. Settlement of appeal by Persons imposed

sanctions by Stock Exchange, Clearing and

Guarantee Institution, and Custodian and

Settlement Institution;

6. Ratification of accounting provisions in capital

market area;

7. Preparation of policies formulation in financial

institutions area;

8. Execution of policies in financial institutions

area in accordance with the current

regulations;

9. Formulation of standards, norms, criteria

and procedures guidelines in financial

institutions area;

10. Providing technical guidance and

evaluation in financial institutions area;

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 14: BAPEPAM 2006 reviewed

14Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

11. Pelaksanaan tata usaha Badan.

Organisasi Bapepam - LK terdiri dari 1 Ketua

Badan sebagai eselon I dan membawahi 12 unit

eselon II (1 Sekretariat dan 11 Biro Teknis), dimana

lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi

aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian,

perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta

modal ventura. Penggabungan ini mencerminkan

respon dan langkah awal Departemen Keuangan

atas semakin terintegrasinya industri jasa

keuangan.

Dalam perkembangannya, kegiatan pembinaan

dan pengawasan di bidang pasar modal dan

lembaga keuangan menuntut perhatian yang

tinggi terutama terkait dengan peran strategis

pasar modal dan lembaga keuangan dalam

perekonomian nasional serta kerja sama

internasional. Tuntutan perkembangan tersebut

memerlukan peningkatan efektifitas sistem

pembinaan dan pengawasan yang telah berjalan

selama ini. Untuk lebih meningkatkan fungsi

pengawasan terhadap kinerja dan kepatuhan

(compliance) terhadap pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi dari unit-unit di lingkungan Bapepam

dan Lembaga Keuangan serta memenuhi prinsip-

prinsip Good Governance, struktur organisasi

Bapepam dan Lembaga Keuangan memerlukan

penyempurnaan.

Penyempurnaan organisasi dilakukan melalui

pembentukan Biro Kepatuhan Internal yang

dikukuhkan melalui Peraturan Menteri Keuangan

nomor 131 tertanggal 22 Desember 2006.

Biro Kepatuhan Internal bertanggung jawab

kepada Ketua Badan dan dipimpin oleh pejabat

eselon II, dan diharapkan menjadi compliance unit

melalui penelaahan dan penilaian kepatuhan

pelaksanaan tugas serta pemberian rekomendasi

pelaksanaan tugas unit eselon II di Bapepam - LK.

Dengan terbentuknya biro ini, diharapkan bahwa

terjadi pemisahan fungsi antara pihak yang

melakukan eksekusi tugas sehari-hari dan pihak

yang melakukan pengawasan kepatuhan dalam

pelaksanaan tugas dimaksud.

Salah satu pertimbangan penting yang mendasari

pembentukan biro ini antara lain adalah : dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari, hampir seluruh

11. Execution of agency administration.

Bapepam - LK organization is led by 1 (one)

chairman as a 1st echelon officer under the Ministry

of Finance who supervises 12 (twelve) 2nd echelon

units (consists of one secretariat and 11 technical

bureaus) that are responsible for supervision of

capital market, pension fund, insurance, banking,

and other financial institutions. This merger reflected

the response and preliminary steps of Ministry of

Finance on the integration of financial services

industry.

In its progress, supervising capital market and

financial institutions demands for high concentration

mainly relating to strategic role of capital market and

financial institutions in the national economic and

international affairs. Consequently, supervision

system that has been functioning all this time needs

some improvement. To further develop the

supervision on the employees» performance and their

compliance to the execution of main duties and

functions within Bapepam - LK and to implement the

good governance principles, Bapepam - LK was

reorganized.

The reorganization was conducted by establishing

Internal Compliance Bureau which was established

under Ministry of Finance Rule Number 131 dated

December 22nd 2006.

This bureau responsible directly to the chairman and

led by a 2nd echelon officer and is expected to be a

compliance unit and quality/performance assurance

control of employees» performance on their daily

duties within Bapepam - LK. The establishment of

this bureau would separate functions between

employees executing daily activities and those

monitoring compliance on the duties performed.

One of important reasons for the establishment of

this new bureau was in its daily activities, nearly all

Bapepam - LK bureaus make contacts and interact

O R G A N I Z A T I O N

Page 15: BAPEPAM 2006 reviewed

15Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

biro dalam Bapepam - LK berhubungan dan

berinteraksi langsung dengan para pihak dan

industri terkait, seperti dalam proses pendaftaran,

persetujuan, pengesahan, perijinan, monitoring

serta pengenaan sanksi. Hal ini membawa

konsekuensi kepada para pegawai Bapepam dan

Lembaga Keuangan untuk memiliki integritas yang

tinggi. Namun demikian, potensi terjadinya praktek-

praktek korupsi, kolusi, nepotisme serta bahaya

moral hazard tetap tinggi dan memerlukan

perhatian serius.

Pembentukan Biro baru ini merupakan salah satu

upaya Bapepam - LK menuju organisasi instansi

pemerintah yang modern, dihormati dan dapat

dipercaya.

directly with related Persons and industries, such as

dealing with registrations, approvals, enactment,

licenses, monitoring, and imposing sanctions.

Consequently, Bapepam - LK employees should

have high integrity. Nevertheless, the potential risk

of corruption, collusion, and nepotism as well as

moral hazard is still high and need serious

consideration.

The establishment of this new bureau was another

step taken by Bapepam - LK towards building a

modern, respected, and trustworthy government

agency.

O R G A N I Z A T I O N

Page 16: BAPEPAM 2006 reviewed

16Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 17: BAPEPAM 2006 reviewed

17Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Bapepam - LK dipimpin oleh seorang Ketua

yang dibantu oleh seorang Sekretaris dan 12

Kepala Biro yang terdiri dari Biro Perundang-

undangan dan Bantuan Hukum, Biro Riset dan

Teknologi Informasi, Biro Pemeriksaan dan

Penyidikan, Biro Pengelolaan Investasi, Biro

Transaksi dan Lembaga Efek, Biro Penilaian

Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Biro

Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil,

Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Biro

Pembiayaan dan Penjaminan, Biro

Perasuransian, Biro Dana Pensiun, Biro

Kepatuhan Internal.

Bapepam - LK is headed by a chairman who is

assisted by an Executive Secretary and Twelve

Head of Bureaus. Those bureaus are Regulation

and Legal Counsel Bureau, Research and

Information Technology Bureau, Enforcement

Bureau, Investment Management Bureau,

Market Institutions and Transactions Bureau,

Services Sector Corporate Finance Bureau, Real

Sector Corporate Finance Bureau, Accounting

Standards and Disclosure Bureau, Financing

and Guarantee Bureau, Insurance Bureau,

Pension Fund Bureau, Internal Compliance

Bureau.

Dr. Ahmad Fuad Rahmany mulai menjabat

sebagai Ketua Bapepam - LK sejak 27 April

2006. Beliau memperoleh gelar Doktor di

bidang Ekonomi dari Vanderbilt University

Nashville, Tennessee pada tahun 1997.

Dr. Ahmad Fuad Rahmany, chairman of

Bapepam - LK since April 27th, 2006.

He earned his doctoral degree of Economics

from Vanderbilt University at Nashville,

Tennessee in 1997.

DR. Ahmad Fuad Rahmany

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 18: BAPEPAM 2006 reviewed

18Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

Robinson Simbolon mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan

dan Bantuan Hukum Bapepam - LK sejak

1 Oktober 1999. Beliau merupakan alumnus

Fakultas Hukum Universitas Jayabaya pada

tahun 1982 dan Program Diploma Ahli

Perundang-undangan Universitas Indonesia

pada tahun 1988.

Robinson Simbolon started his office term as

the Head of Regulation and Legal Counsel

Bureau, Bapepam - LK since October 1st, 1999.

He graduated from Faculty of Law, Jayabaya

University in 1982. He also received a Diploma

of Regulation Speciality Regulation Program

from University of Indonesia in 1988.

Ngalim Sawega mulai menjabat sebagai

Sekretaris Bapepam - LK sejak 29 Desember

2006. Beliau memperoleh gelar Sarjana

Hukum dari Universitas Indonesia dan gelar

Master of Science dari Illinois University, USA

pada tahun 1992.

Ngalim Sawega started his office term as

the Executive Secretary Bapepam - LK

since December 29th, 2006. He graduated

from Faculty of Law University of Indonesia

and obtained his master degree from

Illinois University, USA in 1992.

Ngalim Sawega, SH. MSc

Robinson Simbolon, SH

O R G A N I Z A T I O N

Page 19: BAPEPAM 2006 reviewed

19Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Wahyu Hidayat mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan

Bapepam - LK sejak 16 Mei 2006. Beliau

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari

Universitas Pancasila pada tahun 1985 dan

memperoleh gelar Magister Manajemen dari

Universitas Gadjah Mada pada tahun 1996.

Wahyu Hidayat started his office term as

the Head of the Enforcement Bureau,

Bapepam - LK since May 16th, 2006. He

graduated from Faculty of Economics of

Pancasila University in 1985 and obtained

Master degree in Management from

Gadjah Mada University in 1996.

Yoopi Abimanyu mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Riset dan Teknologi Informasi,

Bapepam - LK sejak 29 Desember 2006.

Beliau memperoleh gelar Ph.D dari Faculty of

Commerce, The University of Birmingham,

Birmingham, Inggris pada tahun 1997.

Yoopi Abimanyu started his office term as

the Head of Research and Information

Technology Bureau, Bapepam - LK since

December 29th, 2006. He earned his Ph.D

degree from the Faculty of Commerce,

The University of Birmingham,

Birmingham, England in 1997.

Dr. Yoopi Abimanyu, MA

Wahyu Hidayat, SE, MM

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 20: BAPEPAM 2006 reviewed

20Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

Arif Baharudin memimpin Biro Transaksi dan

Lembaga Efek Bapepam - LK sejak tanggal

16 Mei 2006. Arif Baharudin memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas

Brawijaya dan memperoleh gelar Master of

Business Administration dari Denver

University, USA pada tahun 1998.

Arif Baharudin has led the Market Institutions

and Transactions Bureau, Bapepam - LK since

May 16th, 2006. He graduated from Faculty of

Economics of Brawijaya University and

obtained Master degree in Business

Administration from Denver University,

USA in 1998.

Djoko Hendratto menjabat sebagai Kepala

Biro Pengelolaan Investasi Bapepam - LK

sejak tanggal 16 Mei 2006. Djoko Hendratto

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari

Universitas Sebelas Maret dan memperoleh

gelar Master of Business Administration dari

University of Colorado, USA pada tahun 1997.

Djoko Hendratto has been the Head of

Investment Management Bureau,

Bapepam - LK since May 16th, 2006. He

graduated from Faculty of Economics of

Sebelas Maret University and obtained

Master degree in Business Administration

from University of Colorado, USA in 1997.

Drs. Djoko Hendratto, MBA

Arif Baharudin, SE, MBA

O R G A N I Z A T I O N

Page 21: BAPEPAM 2006 reviewed

21Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Nurhaida mulai menjabat sebagai Kepala Biro

Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil

Bapepam - LK sejak 16 Mei 2006. Beliau

merupakan alumnus Institut Teknologi Tekstil,

Bandung pada tahun 1985 dan memperoleh

gelar Master of Business Administration dari

Indiana University pada tahun 1995.

Nurhaida has been the Head of Real Sector

Corporate Finance Bureau, Bapepam - LK

since May 16th, 2006. She graduated from

Institute Technology Textile, Bandung in

1985 and obtained Master degree in

Business Administration from Indiana

University, USA in 1995.

M. Noor Rachman memimpin Biro Penilaian

Keuangan Perusahaan Sektor Jasa

Bapepam - LK sejak 6 Juni 2000.

M. Noor Rachman adalah alumnus Fakultas

Ekonomi Universitas Gadjah Mada tahun

1982 dan memperoleh gelar Master of Arts

dari Colorado State University, Amerika

Serikat pada tahun 1991.

M. Noor Rachman has been the Head of

Services Sector Corporate Finance Bureau,

Bapepam - LK since June 6th, 2000. He

graduated from Faculty of Economics of

Gadjah Mada University and obtained

Master degree Arts from Colorado State

University, USA in 1991.

Drs. M. Noor Rachman, MA

Ir. Nurhaida, MBA

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 22: BAPEPAM 2006 reviewed

22Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I

Freddy Rikson Saragih mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan

Bapepam - LK sejak 29 Desember 2006.

Beliau adalah alumnus Fakultas Ekonomi,

Universitas Gadjah Mada pada tahun 1984

dan memperoleh gelar Master in Professional

Accounting dari University of Texas, Austin,

USA pada tahun 1992.

Freddy Rikson Saragih has been the Head of

Financing and Guarantee Bureau,

Bapepam - LK since December 29th, 2006.

He graduated from Faculty of Economics of

Gadjah Mada University in 1984 and obtained

Master in Professional Accounting from

University of Texas, Austin, USA in 1992.

Anis Baridwan mulai menjabat sebagai Kepala

Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan

Bapepam - LK sejak 6 Juni 2000. Beliau

merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada

pada tahun 1982 dan memperoleh gelar

Magister di bidang keuangan dan akuntansi

dari St. Louis University, USA

pada tahun 1988.

Anis Baridwan has been the Head of

Accounting Standards and Disclosure

Bureau, Bapepam - LK since June 6th,

2000. He graduated from Faculty of

Economics of Gadjah Mada University in

1982 and obtained Master degree

majoring Finance and Accounting from St.

Louis University, USA in 1988.

Drs. Anis Baridwan, MBA

Drs. Freddy Rikson Saragih, MPAcc

O R G A N I Z A T I O N

Page 23: BAPEPAM 2006 reviewed

23Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Mulabasa Hutabarat mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam - LK sejak

16 Mei 2006. Beliau merupakan alumnus

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada

tahun 1982 dan memperoleh gelar Master of

Arts dari Indiana University, USA

pada tahun 1990.

Mulabasa Hutabarat has been the Head of

Pension Fund Bureau, Bapepam - LK since

May 16th, 2006. He graduated from

Faculty of Economics University of

Indonesia in 1982 and obtained Master of

Arts degree from Indiana University,

USA in 1990.

Isa Rachmatarwata mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Perasuransian Bapepam - LK sejak

16 Mei 2006. Beliau merupakan alumnus

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Institut Teknologi Bandung pada tahun

1990 dan memperoleh gelar Master of

Mathematic dari University of Waterloo,

Canada pada tahun 1994.

Isa Rachmatarwata has been the Head of

Insurance Bureau, Bapepam - LK since

May 16th, 2006. He graduated from

Faculty of Mathematics and Natural

Sciences of Institute Technology Bandung

in 1990 and obtained Master of

Mathematic degree from University of

Waterloo, Canada in 1994.

Ir. Isa Rachmatarwata, M.Math

Drs. Mulabasa Hutabarat, MA

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Page 24: BAPEPAM 2006 reviewed

24Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

Abraham Bastari mulai menjabat sebagai

Kepala Biro Kepatuhan Internal Bapepam - LK

sejak 29 Desember 2006. Beliau adalah

alumnus Fakultas Psikologi Jurusan Industri

dan Organisasi Universitas Padjajaran pada

tahun 1984 dan memperoleh gelar Master

of Business Administration dari Cleveland

State University, USA pada tahun 1993.

Abraham Bastari has been the Head of

Internal Compliance Bureau, Bapepam - LK

since December 29th, 2006. He graduated

from Faculty of Psychology, majoring in

Industrial and Organizational, Padjajaran

University in 1984 and obtained Master

of Business Administration degree from

Cleveland State University, USA in 1993.

Drs. Abraham Bastari, MBA

Page 25: BAPEPAM 2006 reviewed

25Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 26: BAPEPAM 2006 reviewed

26Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Struktur Organisasi Bapepam - LKDiagram of Bapepam - LK Organizational Structure

KEPALA BIROPENILAIANKEUANGAN

PERUSAHAANSEKTOR JASA

HEAD OFSERVICES SECTOR

CORPORATEFINANCEBUREAU

KEPALA BIROTRANSAKSI

DANLEMBAGA

EFEK

HEAD OFMARKET

INSTITUTIONS ANDTRANSACTIONS

BUREAU

KEPALA BIROPENGELOLAAN

INVESTASI

HEAD OFINVESTMENT

MANAGEMENTBUREAU

KEPALA BIROPEMERIKSAAN

DANPENYIDIKAN

HEAD OFENFORCEMENT

BUREAU

KEPALA BIRORISETDAN

TEKNOLOGIINFORMASI

HEAD OFRESEARCH ANDINFORMATIONTECHNOLOGY

BUREAU

KEPALA BIROPERUNDANG-UNDANGAN

DAN BANTUANHUKUM

HEAD OFREGULATIONAND LEGALCOUNSELBUREAU

KETUA BADANPENGAWAS PASAR MODALDAN LEMBAGA KEUANGAN

CHAIRMAN OFBAPEPAM - LK

Page 27: BAPEPAM 2006 reviewed

27Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

O R G A N I S A S I O R G A N I Z A T I O N

KEPALA BIROKEPATUHAN

INTERNAL

HEAD OFINTERNAL

COMPLIANCEBUREAU

KEPALA BIRODANA

PENSIUN

HEAD OFPENSION FUND

BUREAU

KEPALABIRO

PERASURANSIAN

HEAD OFINSURANCE

BUREAU

KEPALA BIROPEMBIAYAAN

DANPENJAMINAN

HEAD OFFINANCING AND

GUARANTEEBUREAU

KEPALA BIROSTANDAR

AKUNTANSIDAN

KETERBUKAAN

HEAD OFACCOUNTINGSTANDARDS

AND DISCLOSUREBUREAU

KEPALA BIROPENILAIANKEUANGAN

PERUSAHAANSEKTOR RIIL

HEAD OFREAL SECTORCORPORATE

FINANCEBUREAU

SEKRETARISBADAN

THEEXECUTIVESECRETARY

Page 28: BAPEPAM 2006 reviewed

28Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan Keuangan 2006Financial Review 2006

Mark Rutherford

4

A true

knowledge of

ourselves is

knowledge of

our power.

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

Pada tanggal 5 Juli 2006 Pemerintah bersama

Bank Indonesia menerbitkan Paket Kebijakan Sektor

Keuangan (PKSK) dengan tujuan untuk

mengembangkan pasar dan infrastruktur keuangan,

meningkatkan akses pembiayaan perusahaan, serta

memperkuat struktur pasar keuangan.

Dalam PKSK tersebut, terdapat kebijakan yang

diantaranya terkait dengan bidang tugas Bapepam -

LK yaitu kebijakan di sektor pasar modal dan lembaga

keuangan non bank, dengan 3 (tiga) kebijakan utama

di sektor pasar modal yaitu Pengembangan Pasar

Modal, Pengembangan Pasar Surat Utang Negara

On July 5, 2006 the Government, along with Bank of

Indonesia, issued the Financial Sector Policy Package

(or PKSK in Indonesian acronym) with the means at

developing financial market and infrastructure,

improving access for company financing, and

strengthening financial market infrastructure.

In the PKSK, there are several policies related to the

Capital Market and Non Bank Financial Institution

sector. The policies consist of 3 (three) main policies in

the Capital Market sectors such as the Capital Market

Development, Government Debt Market

Development, and Investment Fund Industry

Page 29: BAPEPAM 2006 reviewed

29Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

(SUN), dan Penguatan Industri Reksa Dana dan 5

(lima) kebijakan utama di sektor lembaga keuangan

non bank yaitu Peningkatan Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non

Bank, Penguatan Lembaga Keuangan Non Bank,

Penguatan Industri Asuransi, Penguatan Industri Dana

Pensiun, dan Penguatan Industri Lembaga

Pembiayaan.

Kebijakan reformasi di bidang pasar modal diarahkan

pada peningkatan likuiditas dan efisiensi, serta

integritas pasar modal, yang mampu tumbuh secara

berkesinambungan dan stabil. Sedangkan penguatan

industri jasa keuangan non bank yang mencakup

perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan

pembiayaan dan perusahaan modal ventura diarahkan

pada peningkatan aspek prudential kelembagaan

seperti penguatan struktur permodalan, perlindungan

konsumen, perbaikan perlakuan perpajakan serta

peningkatan kualitas dan efektifitas pengawasan

terhadap usaha jasa keuangan non bank.

Pencapaian kebijakan dalam rangka

Pengembangan Pasar Modal, meliputi:

1. Peningkatan daya saing dan efisiensi bursa melalui

penggabungan BEJ dan BES. Tim Kajian BES (LM-FEUI)

telah menyelesaikan kajian kelayakan penggabungan

BEJ-BES untuk selanjutnya disampaikan dalam RUPSLB

PT BEJ dan PT BES dan telah disetujui pemegang

saham. Sehubungan dengan persetujuan tersebut

saat ini sedang dipersiapkan pembentukan tim

merger.

2. Mengembangkan pasar sekunder surat utang

melalui pengembangan Price Discovery Mechanism

dan penyempurnaan sistem perdagangan

Penyempurnaan sistem perdagangan / Electronic

Trading Platform (ETP) yang kredibel.

Bapepam - LK menerbitkan Peraturan Nomor

X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi.

Tujuan dari peraturan ini adalah untuk

mengimplementasikan salah satu pilar dalam rencana

pengembangan surat utang di Indonesia, yaitu

pembentukan mekanisme pengungkapan harga.

Improvement Policy, and 5 (five) main policies in non

bank financial institution sector such as Improvement

in the implementation of Know Your Client Principles

on Non Bank Financial Institution, Strengthening of

Non Bank Financial Institution, Strengthening of

Insurance Industry, Strengthening of Pension Fund

Industry, and Strengthening of Financing Institution

Industry Policy.

Reformation policy in the Capital Market was aimed

at improving the liquidity, efficiency, and integrity of

the Capital Market, which is expected to have a stable

and continuous growth. Meanwhile the policy to

strengthen non bank financial services industry, which

includes insurance, pension fund, financing and

venture capital companies, was aimed at improving

institution prudential aspect such as strong capital

structure, consumer protection, improvement in tax

treatment, and improvement in monitoring quality

and efficiency to non bank financial services business.

Progress achieved under the Capital

Market Policy Development:

1. Improving the efficiency and competitiveness of the

stock exchange through the merger of the Jakarta

Stock Exchange (or BEJ in Indonesian acronym) and

the Surabaya Stock Exchange (or BES in Indonesia

acronym). BES Review Team (which was conducted by

Management Institution of the Faculty of Economic at

the University of Indonesia - LM FEUI in Indonesia

acronym) has completed a review on the merger of

BEJ - BES. The Review was approved at the

Extraordinary General Shareholder Meeting of BEJ and

BES. Based on the approval, a merger team has been

prepared.

2. Developing secondary market through Price

Discovery Mechanism and Improving Electronic

Trading Platform.

Through the issuance of Rule Number X.M.3

concerning Bond Transaction Reporting, Bapepam -

LK tries to implement one of pillars set-forth in the

Indonesian Debt Market developing plan, which is the

establishment of price disclosure mechanism. In

addition, Bapepam dan LK has accommodated Retail

Page 30: BAPEPAM 2006 reviewed

30Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

Disamping itu, Bapepam - LK telah mengakomodasi

perdagangan Obligasi Negara Ritel (ORI) di sistem

perdagangan Bursa Efek Surabaya (BES) mulai tanggal

10 Agustus 2006, dimana sistem perdagangan

tersebut (Fixed Income Trading System - FITS) telah

mengakomodasi perdagangan obligasi korporat sejak

2005.

3. Sinkronisasi Peraturan Bank Indonesia (BI) dan atau

Bapepam - LK tentang penyampaian informasi yang

terkait dengan kualitas aktiva bank terbuka, melalui

penerbitan SE-06/BL/2006 tentang Keterbukaan

Informasi Emiten atau Perusahaan Publik di Sektor

Perbankan. Surat Edaran ini dimaksudkan untuk

memberikan penegasan kepada Emiten atau

Perusahaan Publik sektor perbankan bahwa terdapat

beberapa kewajiban berdasarkan ketentuan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan

Perbankan yang saling terkait yang harus dilaksanakan

oleh Emiten dan Perusahaan Publik.

4. Pengembangan Pasar Repo Obligasi melalui

penerbitan Peraturan Nomor VIII.G.13 tentang

Perlakuan Akuntansi Repurchase Agreement (repo)

dengan menggunakan Master Repurchase Agreement

(MRA). Peraturan ini hanya berlaku bagi emiten dan

atau Perusahaan Efek anggota penyelenggara

perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek

yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan

LK, yang melakukan transaksi repo dan reverse repo

dengan menggunakan MRA.

5. Pengembangan pasar modal syariah melalui

penerbitan satu paket regulasi yang terkait dengan

penerapan prinsip syariah di Pasar Modal, yaitu

Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek

Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-

akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah

di Pasar Modal. Penerapan Prinsip Syariah di Pasar

Modal.

6. Pencapaian kebijakan dalam rangka Pengembangan

Pasar Surat Utang Negara (SUN), meliputi:

a. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor

S-1107/BL/2006 tanggal 20 Juli 2006 tentang

Persetujuan Bapepam - LK atas Rancangan Perjanjian

Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa Obligasi

Negara Ritel antara Bank Indonesia dan PT Kliring

Penjaminan Efek Indonesia.

b. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor

Government Bond trading in BES trading system since

August 10, 2006. The system, which is called as Fixed

Income Trading System-FITS, has accommodated

corporate bond trading since 2005.

3. Synchronizing Bank of Indonesia and or Bapepam -

LK»s regulations concerning submission of information

related to the quality of open bank assets, through the

issuance of SE-06/BL/2006 concerning Disclosure of

Information of Issuer of Public Company in Banking

Sector. The Circular Letter was intended to elucidate

that there are several obligations required in the Capital

Market and Banking sector that are related to each

other and must be fulfilled by the Issuers and the Public

Companies.

4. Development of Bond Repo Market through the

issuance of Rule Number VIII.G.13 concerning

Accounting Treatment for Repurchase Agreement

(Repo) That Uses Master Repurchase Agreement (MRA).

This Regulation only applies to issuer and or securities

companies which is a member of licensed over the

counter Government Debt trading operator that

performs Repo and reverse Repo using MRA.

5. Development of the Sharia Capital Market through

the issuance of a regulations package related to the

implementation of sharia principles in the Capital

Market, i.e. Rule Number IX.A.13 concerning the

Issuance of Sharia Securities and Rule Number IX.A.14

concerning Agreements in Issuing Sharia Based

Securities in the Capital Market.

6. The progress achieved on the Government Debt

Securities Market Development policies :

a. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter

Number S-1107/BL/2006 dated July 20, 2006

concerning Bapepam - LK approval on Operation

Agreement Draft on Retail Government Bond Exchange

Transaction Clearing between Bank of Indonesia and PT

Kliring Penjaminan Efek Indonesia.

b. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

Page 31: BAPEPAM 2006 reviewed

31Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

S-1108/BL/2006 tanggal 20 Juli 2006 tentang

Persetujuan atas Rancangan Perjanjian Bank

Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-

SSSS).

c. Penerbitan Surat Ketua Bapepam - LK Nomor

S-1430/BL/2006 tanggal 3 Agustus 2006 tentang

Persetujuan Draft Perjanjian Penggunaan System BI-

RTGS antara PT KSEI dengan Bank Indonesia.

d. Penandatanganan Perjanjian Penyelenggaraan

Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara Ritel di pasar

sekunder pada tanggal 20 Juli 2006 dengan Nomor

8/3/DPM dan Nomor PJ-007/KPEI/0706 oleh Bank

Indonesia dengan PT KPEI.

e. Penandatanganan Perjanjian Penggunaan Bank

Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-

SSSS) dengan Nomor 8/2/DPM pada tanggal 20 Juli

2006 dan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Nomor 8/4/DASP pada tanggal 7 Agustus 2006 oleh

Bank Indonesia dengan PT KSEI.

7. Pencapaian kebijakan dalam rangka Penguatan

Industri Reksa Dana, meliputi:

a. Penerbitan Peraturan Nomor V.B.3 tentang

Pendaftaran Agen Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-10/

BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006, dan penerbitan

Peraturan Nomor V.B.4 tentang Perilaku Agen Penjual

Efek Reksa Dana, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor Kep-11/BL/2006 tanggal 30

Agustus 2006.

b. Penyempurnaan Peraturan Nomor V.B.2 tentang

Perizinan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana

(WAPERD), melalui Keputusan Ketua Bapepam - LK

Nomor Kep-09/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006.

c. Pengembangan Reksa Dana baru melalui

Keputusan Ketua Nomor 133/BL/2006 Bapepam

- LK telah menerbitkan Peraturan Nomor IV.B.3

tentang Reksa Dana Berbentuk KIK yang unit

Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek.

8. Pemberian fasilitas perpajakan bagi

pengembangan pasar modal melalui Penerbitan Surat

Edaran Bapepam - LK Nomor SE-04/BL/2006 tanggal

Number S-1108/BL/2006 dated July 20, 2006

concerning Approval on Agreement Draft Between

Bank of Indonesia-Scriptless Securities Settlement

Systems (BI-SSSS).

c. The issuance of Bapepam - LK Chairman Letter

Number S-1430/BL/2006 dated August 3, 2006

concerning Approval on Draft of The Use of BI-RTGS

system between PT KSEI and Bank of Indonesia.

d. The Signing of Agreement to operate Retail

Government Bond Exchange Transaction Clearing in

Secondary Market on July 20, 2006 Number 8/3/DPM

and Number PJ-007/KPEI/0706 by Bank of Indonesia

and PT KPEI.

e. The signing of Agreement to Use Bank of

Indonesia-Scriptless Securities Settlement Systems (BI-

SSSS) Number 8/2/DPM dated July 20, 2006 and

Agreement to Use Bank of Indonesia Real Time Gross

Settlement Systems (BI-RTGS) Number 8/4/DASP dated

August 7, 2006 by Bank of Indonesia and PT KSEI.

7. The progress achieved on Development of

Investment Fund Industry policy:

a. The issuance of Rule Number V.B.3 concerning

Registration of Investment Fund Selling Agent, as

attached on Bapepam dan LK Chairman Decision

Number Kep-10/BL/2006 dated August 30, 2006, and

the issuance of Rule Number V.B.4 concerning

Conduct of Investment Fund Selling Agent, as

attached on Bapepam - LK Chairman Decision

Number Kep-11/BL/2006 dated August 30, 2006.

b. Revision of Rule Number V.B.2 concerning Licensing

of Investment Fund Selling Agents Representatives

(WAPERD in Indonesian acronym), as attached on

Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-09/BL/

2006 dated August 30, 2006.

c. Development of new Investment Fund through the

issuance of Rule Number IV.B.3 concerning Investment

Fund In the Form of Collective Investment Contract

Which Unit is Traded on The Stock Exchange.

8. Tax facility in order to foster the Capital Market

development through the issuance of Circular Letter

Bapepam - LK Number SE-04/BL/2006 concerning The

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

Page 32: BAPEPAM 2006 reviewed

32Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

31 Agustus 2006 tentang Pencabutan Surat

Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

Nomor SE-03/PM/1994 tentang Tata Cara

Pemberian Tax Clearance Kepada Perusahaan

Yang Go Public.

Pencapaian kebijakan dalam rangka

Penguatan Lembaga Keuangan Non Bank

meliputi :

1. Perlindungan pemberdayaan konsumen dan

investor melalui penerbitan Surat Edaran Bapepam

- LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September

2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai

Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran

Umum. Surat Edaran ini diterbitkan dalam rangka

penguatan lembaga keuangan non bank melalui

peningkatan transparansi informasi produk

lembaga keuangan non bank.

2. Peningkatan Penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank

adalah Perbaikan regulasi tentang penerapan

prinsip mengenal nasabah pada lembaga

keuangan non bank melalui Penerbitan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.012/2006

tanggal 31 Agustus 2006 tentang Penerapan

Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga

Keuangan Non Bank.

3. Perlindungan pemegang polis asuransi melalui

program perlindungan pemegang polis dilakukan

dengan mendorong beroperasinya Badan Mediasi

Asuransi Indonesia (BMAI) dimana pada Senin

tanggal 25 September 2006, BMAI tersebut telah

diresmikan operasionalnya;

4. Harmonisasi peraturan antar otoritas dengan

target keluaran diterbitkannya pengaturan atas

produk Unit Linked melalui penerbitan Peraturan

Usaha Perasuransian Nomor 2 tentang Produk Unit

Linked sebagai Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor Kep-104/BL/2006 tanggal 31

Oktober 2006. Penerbitan peraturan ini

dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi

kepada pemegang polis produk Unit Linked dan

mengharmonisasikan peraturan tentang produk

Unit Linked dengan peraturan pasar modal,

khususnya mengenai Reksa Dana.

5. Penanganan perusahaan asuransi yang tidak

sehat melalui Penerbitan Peraturan Usaha

Revocation of Circular Letter Bapepam Number SE-03/

PM/1994 regarding Procedure in Providing Tax

Clearance for Companies Going Public.

Progress achieved under the Strengthening

Non Bank Financial Institution policy :

1. The Protection on consumer and investor through

the issuance of Circular Letter Number SE-05/BL/2006

concerning Disclosure of Cost Incurred during Public

Offering. The Circular Letter was issued in order to

strengthen non bank financial institutions by

improving information transparency of non bank

financial institutions product.

2. The Improvement on the implementation of Know

Your Client Principles on Non Bank Financial

Institution was made by strengthening regulation on

implementation of Know Your Clients Principles on

Non Bank Financial Institution through the issuance of

Finance Minister Regulation Number 74/PMK.012/

2006 dated August 31, 2006 concerning the

Implementation of Know Your Client Principles for

Non Bank Financial Institution.

3. The Protection on Policy holder through Policy

Holder protection program. This was made by

supporting the operation of Indonesian Insurance

Mediation Body (or BMAI in Indonesian acronym)

which becomes effective since Monday, September

25, 2006.

4. The issuance of Insurance Business Rule Number 2

concerning Unit Linked Product, as attached on

Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-104/

BL/2006 dated October 31, 2006. The issuance of this

rule was aimed at improving transparency for Unit

Linked Product holder and harmonizing regulation

concerning Unit Linked Product with the Capital

Market regulations, particularly regulation on

Investment Fund.

5. The handling of unsound insurance company

through the issuance of Insurance Business Rule

Page 33: BAPEPAM 2006 reviewed

33Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A K E T K E B I J A K A N

S E K T O R K E U A N G A N

F I N A N C I A L S E C T O R

P O L I C Y P A C K A G E

Perasuransian Nomor 1, Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam - LK Nomor Kep-12/BL/2006

tentang Pedoman Penanganan Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak

Sehat.

6. Pemberian fasilitas perpajakan bagi

pengembangan industri Dana Pensiun. Pemberian

fasilitas perpajakan ini dilakukan melalui Perubahan

Keputusan Menteri Keuangan No.80/KMK.04/

1995. Dalam rangka perubahan Keputusan

Menteri Keuangan tersebut, Bapepam - LK telah

menyampaikan usulan perubahan Keputusan

Menteri Keuangan No.80/KMK.04/1995 kepada

Direktorat Jenderal Pajak untuk ditindaklanjuti

melalui surat Nomor S-1904/BL/2006 tanggal 13

September 2006 perihal Usulan Perubahan

Keputusan Menteri Keuangan No.80/KMK.04/1995

tentang Besarnya Dana Cadangan Yang Boleh

Dikurangkan Sebagai Biaya.

7. Penyusunan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun

(Good Pension Fund Governance) melalui

Keputusan Ketua Bapepam - LK Kep-136/BL/2006

tanggal 21 Desember 2006 mengenai Pedoman

Tata Kelola Dana Pensiun. Pedoman ini

dimaksudkan untuk mendorong penyusunan

pedoman tata kelola yang baik dilingkungan Dana

Pensiun (Good Pension Fund Governance) sekaligus

memberikan acuan bagi Pendiri, Pemberi Kerja,

Pengurus Dana Pensiun untuk menyelenggarakan

tata kelola yang baik.

8. Pengembangan industri Dana Pensiun melalui

penerbitan Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor

Kep-84/BL/2006 tanggal 27 September 2006

tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan

Industri Dana Pensiun.

9. Penguatan Industri Lembaga Pembiayaan

melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 84/PMK.012/2006 tentang

Perusahaan Pembiayaan.

Number 1, as attached on Bapepam - LK Chairman

Decision Number Kep-12/BL/2006 concerning

Guidelines for Handling Unsound Insurance and

Reinsurance Company.

6. Providing tax facility to enhance the development of

Pension Fund Industry development. The tax facility

was provided through the Revision of the Ministry of

Finance Decree Number 80/KMK.04/1995. Bapepam -

LK has submitted suggestion for revision to the

Directorate General of Taxation through Letter Number

S-1904/BL/2006 dated September 13, 2006 concerning

Proposal on Changes in The Ministry of Finance Decree

Number 80/KMK.04/1995 concerning the Amount of

Reserve That Can be Deducted as Cost.

7. The Establishment of Good Pension Fund

Governance Guideline through the issuance of

Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-136/BL/

2006 dated December 21, 2006 concerning Guidelines

of Good Pension Fund Governance. The Rule was

aimed at promoting the preparation of Good Pension

Fund Governance book in Pension Fund industry, as

well as to be a reference for the Founder, Employer,

Management and Supervisor of the Pension Fund to

perform good governance.

8. Development of Pension Fund Industry through the

issuance of Bapepam - LK Chairman Decision Number

Kep-84/BL/2006 dated September 27, 2006 concerning

Policy and Strategy in Developing Pension Fund

Industry.

9. Strengthening Financing Institution Industry through

the issuance of the Ministry of Finance Rule Number

84/PMK.012/2006 concerning Financing Industry.

Page 34: BAPEPAM 2006 reviewed

34Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Victor Frankl

5

The last of

the human

freedoms is to

choose one»s

attitudes.

REGULATORYPERUNDANG - UNDANGAN

A. PERUNDANG-UNDANGAN

Dalam rangka menciptakan Pasar Modal

yang teratur, wajar dan efisien, serta Lembaga

Keuangan yang kredibel Bapepam - LK berupaya

bersikap responsif terhadap kebutuhan dan

perkembangan pasar melalui penerbitan

peraturan baru maupun penyempurnaan

peraturan lama.

1. PERATURAN BIDANG PASAR MODAL

Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah

A. REGULATORY

In order to promote an orderly, fair and efficient Capital

Market, and become a credible Financial Institution,

Bapepam - LK always try to be proactive to the needs and

development of market through the issuance of new rules

and/or revision of the existing rule.

1. RULES CONCERNING THE CAPITAL MARKET

In 2006, Bapepam - LK issued 9 (nine) new rules, revised 2

Page 35: BAPEPAM 2006 reviewed

35Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

menerbitkan 9 (sembilan) peraturan baru,

menyempurnakan 2 (dua) peraturan lama,

dan menerbitkan 3 (tiga) Surat Edaran, sehingga

secara keseluruhan hingga akhir tahun 2006

peraturan perundang-undangan di bidang Pasar

Modal terdiri dari 1 (satu) Undang-undang, 3 (tiga)

Peraturan Pemerintah, 4 (empat) Keputusan

Menteri Keuangan dan 169 (seratus enam puluh

sembilan) Peraturan Bapepam - LK, dan 1 (satu)

Penetapan Ketua, serta 18 (delapan belas) Surat

Edaran. Adapun aktivitas penyusunan peraturan di

bidang Pasar Modal dimaksud sebagai berikut:

1.1. Penyusunan Rancangan Undang-undang

RUU tentang Perubahan Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

(RUU Pasar Modal)

Rancangan RUU tentang Perubahan Undang-

undang Pasar Modal telah disampaikan oleh

Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat melalui

surat Nomor R-06/PU/V/03 tanggal 26 Mei 2003

bersama-sama dengan 3 (tiga) Rancangan Undang-

undang sektor jasa keuangan lainnya seperti RUU

Usaha Perasuransian, RUU Dana Pensiun, dan RUU

Perbankan.

Karena terjadi pergantian keanggotaan di DPR,

khususnya komisi IX (pasca pemilu 2004), maka

pada tanggal 31 Januari 2005, DPR mengembalikan

RUUPM kepada Pemerintah dan selanjutnya

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

meneruskan RUU yang dikembalikan dimaksud

kepada Menteri Keuangan.

Pemerintah, dalam hal ini Bapepam - LK

berusaha menyempurnakan naskah RUUPM

dengan mengakomodir perkembangan terakhir

maupun kebutuhan pasar, kerjasama antar aparat

penegak hukum khususnya Penyidik, serta tren

regulasi internasional.

Naskah RUUPM yang telah disempurnakan

kemudian bersama dengan naskah RUU Sektor

Jasa Keuangan lainnya disampaikan kembali oleh

Menteri Keuangan kepada Presiden dalam satu

paket pada tanggal 13 Januari 2006.

Sesuai prosedur dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan, Menteri Sekretaris Negara

(two) existing rules, and issued 3 (three) circular letter.

In total until the end of year 2006, the rules and

regulation in the Capital Market consisted of 1 (one)

Law, 3 (three) Government Rules, 4 (four) Decrees of

Finance Minister, 169 Bapepam - LK Rules, 1 (one)

Chairman Decision, and 18 Circular Letters.

The revisions and additions of the rules issued

in 2006 were as follow:

1.1. Law Drafting

Draft of Law concerning Changes in Law Number

8 year 1995 concerning The Capital Market (Draft

of Law Concerning The Capital Market)

Through Letter Number R-06/PU/V/03 dated May 26,

2003 the President has submitted Draft of Law

concerning Changes in the Capital Market Law,

together with 3 Draft of other Financial Sector laws

such as Draft of Insurance Business Law, Draft of

Pension Fund Law and Draft of Banking Law, to the

House of Representatives.

Due to the membership changes in the House of the

Representatives, particularly on the Commission IX

(after 2004 General Election), on January 31, 2005

the House of the Representatives sent the Draft of

Capital Market Law back to the Government. The

Minister of Law and Human Rights forwarded the

Draft back to the Minister of Finance.

The Government, in this case represented by

Bapepam - LK, tried to improve the Draft by

accommodating recent development, which included

development of Market Needs, cooperation among

Law Enforcement Officers, especially the investigator,

and international regulations trend.

Further, Draft of Capital Market Law which had

revised with Draft of other Financial Sector laws

resubmitted by Minister of Finance to the President in

one packet on January 13, 2006.

Based on the rules and regulation drafting procedure,

the Secretary of State submitted the package of the

Page 36: BAPEPAM 2006 reviewed

36Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN

menyampaikan paket RUU tersebut kepada Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dilakukan

proses harmonisasi terhadap Paket naskah RUU

Sektor Jasa Keuangan dimaksud, namun demikian

sampai saat ini rencana pembahasan dalam rangka

harmonisasi naskah RUUPM belum diagendakan.

1.2. Peraturan Bapepam - LK

a. Peraturan Nomor V.B.2 tentang Perizinan

Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam - LK

Nomor: Kep-09/BL/2006 tanggal 30 Agustus

2006

Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari

Peraturan Bapepam - LK sebelumnya yang

merupakan landasan hukum atas keberadaan Wakil

Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) sebagai

profesi di lingkungan Pasar Modal. Dalam

penyempurnaan peraturan ini dimuat beberapa

persyaratan untuk memperoleh izin sebagai WAPERD

serta kewajiban WAPERD untuk mengikuti program

Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL).

b. Peraturan Nomor V.B.3 tentang Pendaftaran

Agen Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor:

Kep-10/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006

Peraturan ini diterbitkan dengan maksud untuk

memberikan landasan keberadaan, kegiatan, dan

pembinaan Agen Penjual Efek Reksa Dana sebagai

Pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar

Modal. Peraturan ini mewajibkan Agen Penjual Efek

Reksa Dana, kecuali Perusahaan Efek, untuk

memperoleh Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen

Penjual Efek Reksa Dana dari Bapepam - LK sebelum

yang bersangkutan melakukan kegiatan pemasaran

dan penjualan Efek Reksa Dana.

c. Peraturan Nomor V.B.4 tentang Perilaku Agen

Penjual Efek Reksa Dana, Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-11/BL/

2006 tanggal 30 Agustus 2006.

Peraturan ini pada dasarnya merupakan pedoman

perilaku bagi Agen Penjual Efek Reksa Dana dalam

melakukan kegiatan memasarkan dan atau menjual

Efek Reksa Dana. Beberapa ketentuan penting dalam

Peraturan ini antara lain:

REGULATORY

Draft of Law to the Minister of Law of Human Rights

to be harmonized however the agenda to discuss the

harmonization issue has not been set.

1.2. Bapepam - LK Rules

a. Rule number V.B.2 concerning Licensing for

Investment Fund Marketing Agent Representa

tives, as attached on Bapepam - LK Chairman

Decision Number: Kep-09/BL/2006 dated

August 30, 2006

This rule was the revision of the previous Bapepam -

LK rule which was the legal bases for the existence of

Investment Fund Marketing Agent Representative (or

WAPERD in Indonesian acronym) as a profession in the

Capital Market. The revised rule contains several

requirements to obtain license as WAPERD and the

obligation for WAPERD to attend Advance Professional

Training Program.

b. Rule Number V.B.3 concerning Registration of

Investment Fund Sales Agent, as Attached on

Bapepam - LK Chairman Decision Number:

Kep-10/BL/2006 dated August 30, 2006

The issuance of this rule was intended to give the basis

of existence, activity, and trainings of Investment Fund

Sales Agent as a party that conduct activities in the

Capital Market. This rule obliges Investment Fund Sales

Agent, except Securities Company, to obtain letter of

registration from Bapepam - LK before conducting any

marketing and selling activity of Investment Funds.

c. Rule Number V.B.4 concerning the Conduct of

Investment Fund Sales Agent, as attached on

Bapepam - LK Chairman Decision Number

Kep-11/BL/2006 dated August 30, 2006.

Basically this Rule is a Code of Conduct for Investment

Fund Selling Agents in marketing and or selling

Investment Fund Securities. Some of the important

provisions in the Rule are :

Page 37: BAPEPAM 2006 reviewed

37Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN

1) Aktivitas sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana

wajib didasarkan atas kontrak kerja sama yang

dibuat dengan Manajer Investasi;

2) Agen Penjual Efek Reksa Dana wajib

menyediakan dan memberikan informasi yang

memadai kepada calon pemegang Efek Reksa

Dana sebelum yang bersangkutan mengambil

keputusan investasi; dan

3) Agen Penjual Efek Reksa Dana dilarang bertindak

sebagai Bank Kustodian atas Reksa Dana yang

dijualnya, guna mencegah terjadinya benturan

kepentingan.

d. Peraturan Nomor X.E.1 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Berkala oleh

Perusahaan Efek, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor: Kep-06/BL/2006

tanggal 31 Juli 2006

Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan

keterbukaan informasi dan akuntabilitas atas

kegiatan usaha Perusahaan Efek melalui kewajiban

Perusahaan Efek menyampaikan laporan secara

berkala kepada Bapepam - LK. Selain itu, dengan

adanya kewajiban penyampaian laporan ini,

diharapkan Bapepam - LK dapat lebih meningkatkan

fungsi pengawasan terhadap Perusahaan Efek, baik

mengenai kegiatan usaha maupun mengenai

permodalan Perusahaan Efek.

Adapun Laporan Berkala dimaksud mencakup

Laporan Keuangan Berkala yang meliputi Laporan

Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Tengah

Tahunan, Laporan Kegiatan, serta Laporan Akuntan

atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan Tahunan.

e. Peraturan Nomor X.M.3 tentang Pelaporan

Transaksi Obligasi, Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-07/BL/

2006 tanggal 31 Juli 2006.

Tujuan diterbitkannya peraturan ini adalah dalam

rangka mengimplementasikan salah satu pilar dalam

rencana pengembangan pasar surat utang di

Indonesia, yaitu pembentukan mekanisme

pengungkapan harga (price discovery mechanism)

melalui kewajiban dan integrasi pelaporan

perdagangan (trade reporting) baik yang dilakukan

di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek.

REGULATORY

1) The activities as Investment Fund Sales Agent must

be conducted based on the working contract

signed with the Investment Manager.

2) The Investment Fund Sales Agent must have

provided and given sufficient information to

prospective Investment Fund Securities holders

before the prospective Unit Holders make their

investments decisions; and

3) Investment Fund Sales Agent is prohibited from

acting as Custodian Banks for the Investment Fund

it sells. This prohibition is aimed at preventing

conflict of interest.

d. Rule Number X.E.1 concerning the Obligation

to Submit Periodic Report by a Securities

Company, as attached on Bapepam - LK

Chairman Decision Number Kep-06/BL/2006

Dated July 31, 2006

This Rule was aimed to increase the information and

accountability quality of the activities of a securities

company by obliging a securities company to submit

periodic report to Bapepam - LK. This obligation

enables Bapepam - LK to enhance its monitoring

function to the Securities Company, both on the

activities and the capital of the Securities Company.

The Periodic Report referred to in this Rule consists of

Periodic Financial Report (Annual and Semi Annual

Financial Report), Activities Report, and Accountant

Report on Annual Adjusted Net Working Capital.

e. Rule Number X.M.3 concerning Bond

Transaction Reporting, as attached in Bapepam

- LK Chairman Decision Number: Kep-07/BL/

2006 dated July 31st, 2006

This Rule was aimed at implementing one of the

pillars in Indonesia debt market development plan,

which is the establishment of price discovery

mechanism through the obligation and integration of

trade reporting, both trade on the exchange and

over the counter.

Page 38: BAPEPAM 2006 reviewed

38Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Kewajiban pelaporan transaksi obligasi ini juga

ditujukan untuk mengumpulkan historical data atas

harga dan transaksi obligasi yang nantinya dapat

digunakan oleh Bond Pricing Agency (BPA) yang

akan didirikan kemudian untuk menghitung

referensi harga obligasi.

Adapun pokok-pokok ketentuan dalam Peraturan

ini adalah sebagai berikut:

1) Kewajiban setiap pihak yang melakukan Transaksi

Obligasi baik melalui Bursa Efek maupun di luar

Bursa Efek untuk melakukan pelaporan atas

Transaksi Obligasi yang dilakukannya kepada

Bapepam - LK melalui Penerima Laporan Transaksi

Obligasi (PLTO) yang ditunjuk oleh Bapepam

- LK, dengan cara antara lain:

a. Pelaporan disampaikan secara elektronik

kepada Penerima Pelaporan Transaksi Obligasi

(PLTO);

b. Jangka waktu pelaporan adalah sesegera

mungkin selambat-lambatnya 1 (satu) jam

setelah Transaksi Obligasi terjadi jika transaksi

dilakukan melalui Partisipan atau 1 (satu) jam

setelah diterimanya pelaporan transaksi oleh

Partisipan jika transaksi tidak dilakukan melalui

Partisipan; dan

c. Informasi yang wajib dilaporkan, antara lain

nama dan seri Obligasi, Pihak penjual dan

pembeli, jenis rekening, harga transaksi,

volume/nilai transaksi, waktu transaksi, jenis

transaksi, tanggal penyelesaian transaksi, dan

nama Kustodian.

2) Ketentuan yang menyatakan bahwa

penyampaian laporan Transaksi Obligasi tidak

dikenakan biaya.

3) Kewajiban Penerima Laporan Transaksi Obligasi

untuk menyediakan data transaksi yang dapat

diakses publik seketika setelah transaksi

dilaporkan (real time) tanpa memungut biaya dan

tanpa menyebutkan nama pihak yang melakukan

transaksi.

f. Peraturan Nomor VIII. G.13 tentang Perlakuan

Akuntansi Repurchase Agreement (Repo)

Dengan Menggunakan Master Repurchase

Agreement (MRA), Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor: Kep-132/BL/2006

tanggal 28 November 2006

The obligation on reporting bond transaction is

intended to collect historical data on price and bond

transaction. The data collected will be used by Bond

Pricing Agency to calculate bond price reference.

Several provisions stipulated in the Rules are:

1) The obligation for every party that conduct bond

transaction, either on the Stock Exchange or over

the counter to report its bond transactions to

Bapepam - LK through Bond Transaction Report

Receiver appointed by Bapepam - LK. The

procedures for the reporting are as follows:

a) The Report must be submitted electronically to

Bond Transaction Report Receiver.

b) The Report must be submitted immediately no

later than 1 hour after the bond transaction if

the transaction was conducted through the

participant, or no later than 1 hour after the

participant received the transaction report if the

transaction was not conducted through the

participant; and

c) The information that must be submitted

consists among other the name and series of

bond, the seller and buyer, the type of accounts,

the price, the volume/value of transactions, the

time of transaction, the types of transaction,

the date of the transaction settlements, and the

name of custodian.

2) A provision which states that no cost is incurred

on reporting the bond transaction.

3) An obligation for Bond Transaction Reporting

Receiver to provide transaction data that can be

accessed by public immediately after the

transaction has been reported (real time) without

charging any fee nor mentioning the name of the

parties conducted the transaction.

f. Rule Number VIII.G.13 concerning Accounting

Treatment for Repurchase Agreement That

Uses Master Repurchase Agreement, as

attached on Bapepam - LK Chairman

Decision Number Kep-132/BL/2006 dated

November 28, 2006

Page 39: BAPEPAM 2006 reviewed

39Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Penyusunan Peraturan ini dilatar belakangi adanya

kebutuhan akan perlakuan akuntansi untuk transaksi

Repo yang berbeda dengan ketentuan akuntansi yang

berlaku pada umumnya, serta dalam rangka

menunjang pengembangan transaksi Repo khususnya

untuk Surat Utang Negara di Pasar Modal.

Jenis Repo yang diatur dalam peraturan ini adalah

transaksi jual Efek dengan janji beli kembali pada

waktu dan harga yang telah ditetapkan (sell/buy

back), di mana Efek yang menjadi objek transaksi

Repo beralih secara hukum dari pihak penjual kepada

pihak pembeli.

Adapun perlakuan akuntansi Repo dalam peraturan

ini antara lain sebagai berikut:

1) Efek yang menjadi objek Repo tetap dicatat oleh

Pihak yang melakukan Repo, dengan cara antara

lain bahwa Pihak tersebut wajib mereklasifikasikan

akun Efek ke akun Efek yang di-Repo-kan,

melakukan marked to market terhadap Efek yang

di-Repo-kan, dan mencatat Hutang Repo sebesar

harga pembelian kembali.

2) Di sisi lain, Pihak yang melakukan Reverse Repo

mencatat Piutang Reverse Repo sebesar harga

penjualan kembali, dan mencatat selisih harga

pembelian dan harga penjualan kembali sebagai

pendapatan bunga yang ditangguhkan.

3) Mengingat dalam sell/buy back Repo Efek beralih

secara hukum, maka Pihak yang melakukan

Reverse Repo dapat melakukan Re-Repo. Perlakuan

akuntansi atas Re-Repo ini adalah bahwa Pihak

yang melakukan Re-Repo wajib mencatat Hutang

Re-Repo sebesar harga pembelian kembali dengan

pihak ketiga dan mencatat selisih harga jual dan

harga pembelian kembali sebagai beban bunga Re-

Repo.

4) Pihak yang melakukan Repo maupun Reverse Repo

wajib mencatat bunga Efek yang ditransaksikan

selama jangka waktu penguasaan.

g. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan

Efek Syariah, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor: Kep-130/BL/2006

tanggal 23 November 2006

Penerbitan peraturan ini dilatarbelakangi oleh semakin

derasnya tuntutan masyarakat, baik dari kalangan

perusahaan maupun investor, agar di lingkungan

This Rule was issued to accommodate a need for an

accounting treatment that specifically covers Repo

transaction, and to support the development of Repo

transaction in general and Government Debt in the

Capital Market in particular.

The type of Repo covered in this Rule is the transaction

to sell with a promise to buy on predetermined time

and price (sell/buy back), where the ownership of

Securities moves legally from the seller to the buyer.

The accounting treatment for Repo as stipulated in this

Rule among others are:

1) The Securities as the Repo object are still recorded

by the parties conducted the Repo, and those parties

must reclassify Securities Account to Repo Securities

Account, revalue the Securities based on marked to

market method, and recorded Repo Payable with the

price equal to the buy back price.

2) On the other side, the party who conducts Reverse

Repo must record Repo Receivables with the price

the same as the selling back price. The difference

between buying and selling back price is recorded as

Deferred Interest Income.

3) Considering that in the sell/buy back Repo the

ownership of the share has been legally transferred,

any party conducted Reverse Repo can make Re-

Repo. Based on the accounting treatment for Re-

Repo, the party who conducts the Re-Repo must

record its Re-Repo payables with the price equal to

buy back price and record the difference of the

selling and buying back price as Re-Repo Interest

Expense.

4) The party conducted Repo or Reverse Repo must

record interest of the Securities during ownership

period.

g. Rule Number IX.A.13 concerning The Issuance

of Sharia Securities, as attached on Bapepam

- LK Decision Number Kep-130/BL/2006

dated November 23, 2006.

The issuance of this rule was aimed at accommodating

the increasing demand, both from the company as well

as the investor for the regulatory framework in issuing

Page 40: BAPEPAM 2006 reviewed

40Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Pasar Modal terdapat suatu dasar hukum untuk

penerbitan Efek berdasarkan syariah Islam di Pasar

Modal.

Pembahasan peraturan ini juga telah melibatkan Dewan

Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

dan pelaku pasar lainnya. Terhadap kedua peraturan

tersebut, DSN-MUI, melalui surat Nomor B-271/DSN-

MUI/XI/2006 tanggal 24 November 2006 menyatakan

bahwa secara umum peraturan ini tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan fatwa-fatwa yang telah

dikeluarkan oleh DSN-MUI.

Adapun lingkup pengaturan dari Peraturan ini meliputi

tata cara Penawaran Umum dan pelaksanaan disclosure

dalam penerbitan: (1) saham oleh Emiten atau

Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan

usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan

berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; (2)

Efek syariah berupa Sukuk; (3) Efek syariah berupa Reksa

Dana; dan (4) Efek syariah berupa Unit Penyertaan

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA).

h. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad

Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah

di Pasar Modal, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor: Kep-131/BL/2006

tanggal 23 November 2006

Peraturan ini dikeluarkan secara bersamaan dalam satu

paket dengan Peraturan Bapepam - LK Nomor IX.A.13

tentang Penerbitan Efek Syariah yaitu dalam rangka

pengembangan produk Pasar Modal yang berdasarkan

syariah Islam.

Pada prinsipnya Peraturan ini memberikan pedoman

tentang jenis akad yang dapat digunakan sebagai dasar

penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Pada tahap

awal, Bapepam - LK menetapkan 4 (empat) jenis akad

yang lazim digunakan dalam kegiatan ekonomi berbasis

syariah, yaitu Ijarah, Kafalah, Mudharabah, dan Wakalah.

Regulasi yang terkait dengan jenis akad dimaksud

nantinya akan senantiasa dikembangkan dengan

memperhatikan kebutuhan pasar serta pemenuhan

prinsip-prinsip syariah.

i. Peraturan Nomor IV.B.3 tentang Reksa Dana

Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit

Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek,

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam - LK

Nomor: 133/BL/2006 tanggal 4 Desember 2006

sharia based securities in the Capital Market.

Discussion in drafting this rule was conducted together

with National Sharia Board - Indonesia Ulama Council

(DSN-MUI in Indonesia acronym) and other market

participants. Through letter number B-271/DSN-MUI/XI/

2006 dated November 24, 2006, DSN - MUI stated that

in general, this rule is not conflicted with sharia principles

or with the fatwa that have been issued by DSN - MUI.

The Rule covers the procedure for Public Offering and

Disclosure Requirement in issuing : (1) shares by Issuer of

Public Company which declares that its business activities

and the management of its business activities were

conducted in accordance with Sharia Principle in The

Capital Market; (2) Sharia based Securities in the form of

Sukuk; (3) Sharia based Securities in the form of

Investment Fund; and (4) Sharia based Securities in the

form of Investment Unit in Asset Backed Securities

Collective Investment Contract.

h. Rule Number IX.A.14 concerning Agreements in

Issuing Sharia Based Securities in the Capital

Market, as attached on Bapepam - LK

Chairman Decision Number Kep-131/BL/2006

dated November 23, 2006

This rule was issued as a package with Rule Number

IX.A.13 concerning The Issuance Sharia Based Securities,

in order to develop Capital Market product based on

Sharia Principle.

Basically, this rule provides guidance concerning types of

agreement that can be used as bases in issuing sharia

securities in The Capital Market. In the preliminary step,

Bapepam - LK determined 4 types of agreements which

are commonly used in sharia based economic activity

such as Ijarah, Kafalah, Mudharabah and Wakalah. The

regulations related to such type of agreements will

continuously be developed by considering market needs

and sharia based principles.

i. Rules Number IV.B.3 concerning Investment Fund

in a Form of Collective Investment Contract

Which Units Are Traded on the Stock Exchange,

as attached on Bapepam - LK Chairman

Decision Number: Kep-133/BL/2006 dated

December 4, 2006

Page 41: BAPEPAM 2006 reviewed

41Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif

produk investasi Reksa Dana di Pasar Modal. Produk

Reksa Dana ini diadopsi dari bentuk Exchange Traded

Fund (ETF) yang dewasa ini mengalami pertumbuhan

cukup pesat di berbagai negara sejak diperkenalkan

pada tahun 1993, yaitu suatu Reksa Dana yang

portofolionya diambil dari Efek replika dari indeks Efek

yang diperdagangkan di Bursa Efek (index tracking

fund) dan Efek Reksa Dana dimaksud diperdagangkan

di Bursa Efek.

Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang

Efeknya diperdagangkan di Bursa Efek dalam peraturan

ini tidak hanya mencakup ETF dimaksud namun

meliputi pula jenis Reksa Dana yang saat ini sudah

dikembangkan di Pasar Modal Indonesia, seperti Reksa

Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan, dan

Reksa Dana Indeks, yang portofolionya mencakup baik

Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek maupun yang

tidak.

Perbedaan Reksa Dana Berbentuk KIK Yang Unit

Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek dengan

Reksa Dana yang selama ini dikenal di Pasar Modal

Indonesia antara lain dicatatkannya Unit Penyertaan

Reksa Dana dimaksud di Bursa Efek. Dalam hal

pembentukan Reksa Dana KIK Yang Unit Penyertaannya

Diperdagangkan Di Bursa Efek melibatkan Sponsor,

maka Sponsor wajib membuat kontrak dengan Manajer

Investasi untuk menyerahkan Efek yang membentuk

portofolio atau uang guna membeli Efek yang

membentuk portofolio Reksa Dana dimaksud.

Untuk menjamin kesinambungan Reksa Dana, biasanya

para Sponsor juga melakukan komitmen untuk tidak

melakukan redemption atas Efek atau uang yang

diserahkannya sampai dengan periode waktu tertentu.

Berbeda pula dengan Reksa Dana pada umumnya,

Manajer Investasi Reksa Dana ini wajib juga menunjuk

Dealer Partisipan untuk bertindak sebagai market

maker atas Unit Penyertaan Reksa Dana Yang Unit

Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek.

j. Peraturan Nomor X.K.6 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau

Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam - LK Nomor: Kep-134/BL/2006

tanggal 7 Desember 2006

Peraturan ini merupakan penyempurnaan dan sekaligus

This rule was aimed at providing more alternatives on

investment products in the Capital Market. This

Investment Product was adopted from Exchange

Traded Fund (ETF) form which grows rapidly in many

countries since its first introduction in 1993. ETF is an

Investment Fund in which its portfolio is derived from

Securities Exchange (index tracking fund) and the

Investment Funds Securities are traded in the stock

exchange.

Investment Fund in the form of Collective Investment

Contract in which its securities were traded in the

Stock Exchange covered in this Rule does not only

include ETF but also other type of Investment Fund

that has been developed in Indonesian Capital Market,

such as Protected Fund, Guaranteed Fund, and Index

Fund, in which its portfolio includes both securities

traded and not traded in the Stock Exchange.

The difference between Collective Investment Scheme

which Units are traded in the Stock Exchange and the

Investment Fund that is commonly known in

Indonesian Capital Market is that the Units are

registered in the Stock Exchange. When the creation

of Investment Fund involves a sponsor, the sponsor is

required to set a contract with the investment

manager to provide securities that form the portfolio

or some amount of money to purchase the securities

that form the portfolio of the investment funds.

In order to guarantee the sustainability of the

investment fund, the sponsor pledges a commitment

not to make any redemption on the securities or the

money that has been provided for certain agreed

period.

Unlike the investment fund in general, the Fund

Manager for this type of Investment Fund must

appoint Participant Dealer to act as market maker for

Investment Fund Unit traded on the Stock Exchange.

j. Rule Number X.K.6 concerning the Obligation

of Issuers and Public Companies to Submit

Annual Report, as attached on Bapepam - LK

Chairman Decision Number Kep-134/BL/2006

dated December 7, 2006

This Rule replaced Rule Number VIII.G.2 concerning

Page 42: BAPEPAM 2006 reviewed

42Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

menggantikan Peraturan Nomor VIII.G.2 tentang Laporan

Tahunan. Penerbitan Peraturan ini dimaksudkan sebagai

upaya Bapepam - LK selaku regulator dalam melakukan

pengawasan dan mendorong peningkatan kualitas

penerapan, keterbukaan, dan pertanggungjawaban tata

kelola yang baik oleh Emiten dan Perusahaan Publik

kepada pemegang saham dan publik. Salah satu prinsip

dalam tata kelola perusahaan yang baik adalah adanya

jaminan bahwa seluruh informasi yang bersifat material

terkait dengan perusahaan, termasuk keadaan keuangan,

kinerja, kepemilikan dan tata kelola, harus disusun dan

disajikan secara akurat serta diinformasikan dan

dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham

secara tepat waktu. Hal tersebut telah menjadi suatu

prinsip yang secara umum diakui dan diterapkan banyak

negara. Salah satu bentuk utama pemenuhan hal

tersebut dilakukan melalui kewajiban penyusunan

Laporan Tahunan oleh manajemen dan pengawas

perusahaan.

Dengan diterbitkannya peraturan ini, diharapkan Laporan

Tahunan yang disusun oleh Emiten atau Perusahaan

Publik dapat semakin meningkat baik dari sisi kualitas

informasi maupun ketepatan waktu penyampaian

Laporan Tahunan tersebut, dimana secara umum hal

tersebut menjadi indikasi adanya peningkatan penerapan

tata kelola perusahaan yang baik.

k. Peraturan Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan

Atas Efek Bersifat Utang, Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-135/BL/2006

tanggal 14 Desember 2006

Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan

penerapan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang

baik oleh Emiten yang mengerahkan dana masyarakat

melalui penerbitan Efek bersifat utang, terutama dari sisi

pemenuhan prinsip keterbukaan yang akurat dan tepat

waktu. Dengan demikian masyakarat pemodal,

khususnya pemodal Efek bersifat utang, senantiasa dapat

memperoleh informasi akurat tentang kemampuan

Emiten dalam memenuhi kewajiban atas efek bersifat

utang yang diterbitkannya serta risiko yang dihadapi oleh

pemodal dimaksud.

Hal pokok yang diatur dalam Peraturan ini adalah

berkaitan dengan kewajiban Emiten yang menerbitkan

Efek Bersifat Utang untuk melakukan keterbukaan secara

berkala, setahun sekali sampai dengan kewajiban atas

Efek tersebut lunas, melalui penyampaian hasil

pemeringkatan berkala atas Efek bersifat utang,

Annual Report. The Issuance of this rule was part of

Bapepam - LK efforts in performing monitoring activities

and fostering improvement in the quality of disclosure

made by, and accountability of, the Issuer and Public

Companies. One of the Good Governance principles is

the existence of a guarantee that all material information

related to the company, including financial condition,

performance, ownership and governance, are prepared

and presented accurately, also be informed to the share

holder on time, as a form of responsibility to the share

holder. This principle has been commonly accepted and

implemented in many countries. One of important

substances of this rule is the obligation for the

Management and Supervisory Board of the Company to

prepare Annual Report.

With the issuance of this rule, it is expected that the

quality of the Annual Report prepared by the Issuer and

Public Company will be improved both in the content

and the timeliness aspects. The improvement both in the

quality of content and timeliness aspects indicates a

development in the implementation of good corporate

governance principles.

k. Rules Number IX.C.11 concerning Rating on Debt

Securities, as attached on Bapepam - LK

Chairman Decision Number Kep-135/BL/2006

dated December 14, 2006

This rule was aimed at improving the implementation of

Good Corporate Governance Principles by Issuer of Debt

Securities, especially in the aspect of the accuracy and

timeliness of information disclosure. With this rule, it is

expected that public investor, especially public investor in

debt Securities, will be able to continuously gain

accurate information with regard to the ability of the

Issuer to meet its obligation and the risk involved in the

investment.

The main issues regulated by this rule is related to the

obligation for the issuer issuing debt securities to submit

rating report of its debt securities annually until all the

obligations on the debt securities concerned are fullfiled

to Bapepam - LK, the Stock Exchange where the

securities are listed, and trustee,

Page 43: BAPEPAM 2006 reviewed

43Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

baik kepada Bapepam - LK, Bursa Efek dimana Efek

bersifat utang tersebut dicatatkan, Wali Amanat, serta

mengumumkan kepada masyarakat.

1.3. Surat Edaran Ketua Bapepam - LK, yaitu:

a. SE Nomor: SE-04/BL/2006 tentang Pencabutan

Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

Nomor: SE-03/PM/1994 tentang Tata Cara

Pemberian Tax Clearance (Surat Keterangan Fiskal)

Kepada Perusahaan Yang Go Public.

Surat Edaran ini dikeluarkan dalam rangka

memberikan fasilitas perpajakan dalam

pengembangan pasar modal, khususnya

pengembangan pasar primer (melalui penawaran

umum / go public), sehingga diharapkan dapat

mendorong perusahaan untuk melakukan

penawaran umum / go public.

b. SE Nomor: SE-05/BL/2006 tentang Keterbukaan

Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam

Rangka Penawaran Umum.

Surat Edaran ini dikeluarkan dalam rangka

memberikan pedoman pelaksanaan atas Peraturan

Bapepam Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai

Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran

Umum, Peraturan Bapepam Nomor IX.C.3 tentang

Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus

Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, dan

Peraturan Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,

khususnya untuk meningkatkan kualitas penerapan

Prinsip Keterbukaan yang berkaitan dengan biaya

Penawaran Umum.

Berdasarkan Surat Edaran ini Emiten atau Perusahaan

Publik diwajibkan untuk mengungkapkan rincian

biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan

Penawaran Umum dalam bab tentang penggunaan

dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum,

baik pada Prospektus, Prospektus Ringkas maupun

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil

Penawaran Umum.

Disamping itu, apabila terdapat perbedaan informasi

yang diungkapkan dalam Prospektus maupun

Prospektus Ringkas dengan informasi yang

diungkapkan dalam Laporan Realisasi Penggunaan

Dana Hasil Penawaran Umum, maka dalam Laporan

also publish such report to the public.

1.3. Bapepam - LK Chairman Circular Letter :

a. Circular Letter Number SE-04/BL/2006 concerning

Revocation Bapepam Chairman Circular Letter

Number: SE-03/PM/1994 concerning Procedure in

Providing Tax Clearance for Companies Going Public.

This Circular Letter was issued in order to provide tax

facility which aim at fostering the Capital Market

development, especially in primary market (through

public offering). It is expected that the facility will attract

companies to go public.

b. Circular Letter Number SE-05/BL/2006 concerning

Disclosure on Cost Incurred During Public Offering.

This Circular Letter was aimed at providing guidance to

implement Bapepam Rule Number IX.C.2 concerning

Guidelines on Form and Content of Prospectus in Public

Offering, Bapepam Rule Number IX.C.3 concerning

Guidelines on Form and Content of Summary Prospectus

in Public Offering, and Rule Number X.K.4 concerning

Report on the Use of Fund Raised From Public Offering.

The purpose of this Rule is to improve the

implementation disclosure principles related to the cost

for public offering.

Based on this Circular Letter, the Issuers or Public

Companies are required to disclose all the costs incurred

in conducting public offering in a chapter in the

Prospectus that covers the use of fund raised from

public offering.

If there is a discrepancy between the information

disclosed in the Prospectus and Summary Prospectus

with the information disclosed in the Report of the Use

of Fund Raised in Public Offering, the Report of the Use

of Fund Raised in Public Offering must disclose the

Page 44: BAPEPAM 2006 reviewed

44Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

wajib memuat penjelasan mengenai penyebab

perbedaan tersebut.

c. SE Nomor: SE-06/BL/2006 tanggal 28 November 2006

tentang Keterbukaan Informasi Emiten atau

Perusahaan Publik Sektor Perbankan.

Surat Edaran ini ditujukan untuk memberikan

penegasan kepada Emiten atau Perusahaan Publik

sektor perbankan bahwa terdapat beberapa kewajiban

berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal dan Perbankan yang saling terkait yang

harus dilaksanakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

Dalam beberapa aspek, pemenuhan kewajiban

dimaksud wajib dilaksanakan secara selaras baik dari sisi

Pasar Modal maupun Perbankan tanpa mengurangi

esensi keterbukaan yang wajib disampaikan kepada

publik.

2. PERATURAN BIDANG LEMBAGA KEUANGAN

2.1. Peraturan Perasuransian

1. Peraturan Usaha Perasuransian Nomor 1 tentang

Pedoman Penanganan Perusahaan Asuransi Dan

Perusahaan Reasuransi yang Tidak Sehat,

Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-12/

BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006.

Penerbitan peraturan ini dimaksudkan untuk

memberikan pedoman yang jelas dan dapat diterapkan

secara konsisten dalam penanganan Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak sehat

sehingga tercipta transparansi dan kepastian hukum

dalam penanganan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi yang tidak sehat tersebut.

Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini antara

lain:

a. Prosedur Umum Pengenaan Sanksi Administratif

Bagian ini memuat prosedur pengenaan sanksi

administratif kepada perusahaan asuransi atau

perusahaan reasuransi yang melakukan pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang usaha

perasuransian sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang

Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63

tahun 1999.

reason of the difference.

c. Circular Letter Number SE-06/BL/2006 dated

November 28, 2006 concerning Information

Disclosure for Issuers or Public Companies in Banking

Sector

The issuance of this Circular Letter was intended to spell

out several obligations required by the Rules and

Regulation in the Capital Market and Banking Sector which

are related to each other to the Issuers or Public

Companies. In some areas, the compliance of such

obligations must be made without decreasing the essence

of the disclosure that must be made public.

2. FINANCIAL INSTITUTION RULES

2.1. Insurance Rules

1. Insurance Business Rule Number 1 concerning

Guidelines for Handling Unsound Insurance and

Reinsurance Companies, as attached on

Bapepam - LK Chairman Decree Number Kep-

12/BL/2006 dated August 30, 2006.

The issuance of this Rule was aimed at providing clear

guidelines that can be consistently applied in handling

unsound Insurance and unsound Reinsurance Compaies.

By implementing this Rule, it is expected that a

transparency and law certainty in handling such companies

will be achieved.

Several points regulated by this Rule, among others are :

a. General Procedure of Imposing Administrative Sanctions

This part consists of procedures for imposing

administrative sanction to insurance and reinsurance

company that violate regulations and rules in insurance

sector, based on the provisions stipulated on

Government Regulations Number 73 year 1992

concerning The Management of Insurance Activity as

amended by Government Regulation Number 63 year

1999.

Page 45: BAPEPAM 2006 reviewed

45Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

b. Prosedur Penanganan Pelanggaran Ketentuan

Solvabilitas

Bagian ini memuat prosedur penanganan atas

pelanggaran terhadap ketentuan solvabilitas. Secara

umum prosedur penanganan atas pelanggaran

ketentuan mengenai tingkat solvabilitas sama

dengan prosedur penanganan pelanggaran

ketentuan yang lain, yaitu perusahaan yang

melakukan pelanggaran ketentuan solvabilitas

dikenai sanksi administratif. Secara khusus,

penanganan atas pelanggaran ketentuan solvabilitas

adalah sebagaimana diatur dalam Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003, yaitu:

1) Perusahaan yang melakukan pelanggaran ketentuan

solvabilitas wajib menyampaikan rencana

penyehatan yang disetujui oleh pemegang saham.

Selanjutnya, Biro Perasuransian mernberikan

persetujuan atas kelayakan rencana penyehatan

tersebut. Di dalam rencana penyehatan tersebut

dimuat langkah-langkah yang akan dilakukan

perusahaan dalam jangka waktu yang dibutuhkan

untuk memperbaiki kondisi keuangan.

2) Pelaksanaan rencana penyehatan dan pencapaian

tingkat solvabilitas dilaporkan kepada Biro

Perasuransian secara bulanan paling lambat tanggal

15 bulan berikutnya. Biro Perasuransian melakukan

evaluasi atas pelaksanaan rencana penyehatan.

3) Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan

minimum tingkat solvabilitas sebesar 120% dari

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) namun

masih memiliki tingkat solvabilitas sekurang-

kurangnya 100% dari BTSM, tidak langsung dikenai

sanksi administratif. Perusahaan diberi kesempatan

untuk melakukan perbaikan atas kondisi keuangan

sesuai dengan jangka waktu yang dimuat dalam

rencana penyehatan. Sanksi administratif atas

pelanggaran ketentuan tingkat solvabilitas

dikenakan kepada perusahaan apabila sampai

dengan batas waktu tersebut dalam rencana

penyehatan perusahaan belum dapat mencapai

tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya sebesar

120% dari BTSM.

c. Prosedur Khusus Untuk Masa Peralihan

Bagian ini berisi prosedur penanganan terhadap

perusahaan yang telah dikenai sanksi Pembatasan

Kegiatan Usaha (PKU).

b. The Procedure for Handling Violation on

Solvability Provision

This part deals with procedures for handling

violation on solvability provisions. As with the

procedure for handling violation on other

provisions, the Company violates solvability

provisions will be imposed with administrative

sanction. The particularity in handling violation

on solvability procedures, as stipulated on

Decree of Finance Minister Number 424/

KMK.06/2003, is as follow:

1) The company violates solvability provision must

submit Recovery Plan that has been approved by

the Shareholders. Further, Insurance Bureau

provides approval on the feasibility of the plan.

The plan discloses the steps to be taken by the

company during the period to improve the

financial condition.

2) The implementation of the Recovery Plan and

the solvability level achieved must be reported to

Insurance Bureau on a monthly basis no later

than the 15th on the following month.

Insurance Bureau will evaluate the

implementation of the plan.

3) The Company that can not meet the minimum

solvability level of 120 % from Minimum

Solvency Margin (BTSM in Indonesian acronym)

but reach the solvability level of 100% BTSM is

not directly imposed administrative sanction. The

company is given a grace period as mentioned

in the plan to improve its financial condition.

Administrative sanction will be imposed to the

company if it can not meet the solvability level

of 120% BTSM when the grace period

terminated.

c. Specific Procedure for Transition Period

This part deals with a procedure for handling

companies that have been imposed with sanction

in the form of business restriction.

Page 46: BAPEPAM 2006 reviewed

46Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

Pencabutan izin usaha untuk perusahaan-perusahaan

yang telah dikenai sanksi PKU tersebut akan dilakukan

secara bertahap, dan diselesaikan pada 31 Desember

2006.

Untuk perusahaan yang pemegang sahamnya dinilai

mempunyai kemampuan untuk menyehatkan

perusahaan yang dimilikinya dan/atau terdapat investor

yang dapat menyetorkan modal tambahan tunai untuk

mengatasi permasalahan solvabilitas, perusahaan

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dengan batas waktu paling

lambat 31 Desember 2006.

2. Peraturan Usaha Perasuransian Nomor 2

tentang Produk Unit Linked, Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor: Kep-

104/BL/2006 tanggal 31 Oktober 2006.

Penerbitan peraturan ini dimaksudkan untuk

meningkatkan transparansi kepada para pemegang

polis produk Unit Linked dan mengharmonisasikan

peraturan tentang produk Unit Linked dengan

peraturan Pasar Modal, khususnya mengenai Reksa

Dana. Beberapa hal yang diatur dalam peraturan ini

antara lain:

a. Kriteria produk Unit Linked meliputi nilai manfaat

yang dipengaruhi kinerja subdana investasi Unit

Linked tersebut, nilai manfaat dinyatakan dalam unit,

mengandung pertanggungan risiko kematian alami,

dan ketentuan minimum besar uang pertanggungan.

b. Pemberian nama produk Unit Linked tidak boleh

menggunakan nama yang dapat mengakibatkan

interpretasi yang berbeda dari pilihan strategi

investasinya. Pilihan strategi investasi terdiri dari

strategi investasi pasar uang, strategi investasi

pendapatan tetap, strategi investasi saham, strategi

investasi campuran dan strategi investasi syariah.

c. Penilaian aset untuk setiap subdana ditetapkan

berdasarkan nilai wajar jenis aset yang membentuk

subdana tersebut. Aset yang dapat membentuk

subdana terdiri dari kas dan bank, deposito

berjangka, termasuk deposit on call dan deposito

yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan

1 (satu) bulan, sertifikat deposito, saham, obligasi dan

medium term note, unit penyertaan Reksa Dana,

surat utang dan / atau surat berharga lainnya yang

diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia atau Bank

Indonesia. Perhitungan nilai aset dilakukan setiap

hari.

The revocation of the business licenses of the companies

that have been imposed with sanction in the form of

business restriction has been conducted step by step and

has been finished on December 31, 2006.

For the company which shareholders is considered to have

the ability to improve the financial condition of the

company and / or there is an investor who is willing to

inject additional cash capital to solve the solvability

problem, the company was given a chance to solve the

problem no later than December 31, 2006.

2. Insurance Business Rule Number 2 concerning Unit

Linked Product, as attached on Bapepam - LK

Chairman Decision Number Kep-104/BL/2006 dated

October 31, 2006.

The issuance of this Rule was aimed at improving

transparency to the policy holder of unit linked product and

harmonizing Unit Linked product regulation with the

Capital Market Rule, particularly concerning the Investment

Fund. Several items regulated by this Rule are :

a. The Criteria of Unit Linked product which consist of

benefit value influenced by the performance of the Unit

Linked investment sub fund, benefit value in unit,

coverage on natural death insurance, and provision on

minimum sum insured.

b. The name of Unit Linked product must not cause an

interpretation which is different from the investment

strategy chosen. The choice of investment strategy

consists of money market investment strategy, fixed

income investment strategy, equity investment strategy,

hybrid investment strategy and sharia investment

strategy.

c. Asset valuation for each sub fund must be determined

based on the fair value of the assets that form the sub

fund. The assets that can form sub fund consist of cash

and bank, time deposit, including on call deposit and

one month or less deposit, deposit certificate, shares,

bonds and medium term notes, investment fund unit,

and debt securities and / or other commercial paper

issued by Indonesia Government or Bank of Indonesia.

The valuation of the assets must be made daily.

Page 47: BAPEPAM 2006 reviewed

47Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

d. Brosur pemasaran produk Unit Linked sekurang-

kurangnya wajib memuat penjelasan umum

mengenai manfaat asuransi, strategi investasi, risiko

yang ditanggung oleh pemegang polis, rincian biaya

yang dapat dibebankan kepada pemegang polis,

dasar perhitungan manfaat polis, dasar dan frekuensi

penilaian dana, biaya penarikan dana, serta ilustrasi

pertumbuhan nilai manfaat dan uraian kinerja

investasi subdana.

e. Perusahaan asuransi jiwa wajib menyediakan

informasi bagi publik mengenai harga unit subdana

setiap hari kerja dan melaporkan perkembangan dana

kepada pemegang polis sekurang-kurangnya sekali

dalam satu tahun.

f. Persyaratan bagi agen produk Unit Linked, yaitu wajib

memiliki sertifikasi keagenan asuransi dan sertifikasi

keagenan khusus untuk produk Unit Linked dari

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.

g. Perusahaan asuransi jiwa yang sudah memasarkan

produk Unit Linked wajib melakukan penyesuaian

dengan ketentuan yang baru ini selambat-lambatnya

dalam waktu satu tahun sejak tanggal ditetapkannya

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan ini.

2.2. Peraturan Bidang Dana Pensiun

1. Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor:

Kep-84/BL/2006 tentang Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Industri Dana Pensiun.

Penerbitan Keputusan ini dimaksudkan untuk

memberikan arah kebijakan bagi pemerintah dan pelaku

industri dalam mengembangkan industri dana pensiun,

terutama untuk meningkatkan jumlah peserta dan

investasi dana pensiun serta meningkatkan kualitas

penyelenggaraan dana pensiun. Secara garis besar

materi Keputusan Ketua Bapepam - LK ini memuat

sasaran dan strategi pengembangan industri dana

pensiun untuk periode 2007 - 2011.

Kebijakan dan strategi pengembangan industri dana

pensiun ditujukan untuk mencapai lima sasaran pokok

sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman

masyarakat.

Langkah awal untuk meningkatkan jumlah peserta

dana pensiun adalah dengan meningkatkan

d. The marketing brochure of Unit Linked product must

at least consists of an overview of the insurance

benefit, investment strategy, risk of the policy holders,

detail of cost paid by the policy holder, bases for

calculating policy benefit, bases and frequency of fund

valuation, fund redemption cost, benefit value growth

illustration and description of sub fund investment

performance.

e. Life insurance company must provide the information

of sub fund unit price to public daily and report fund

development to the policy holders at least once a year.

f. Unit Linked Product Agent must have insurance agent

certificate and Unit Linked Product Agent certificate

issued by Indonesia Life Insurance Association.

g. Life Insurance Company that has already marketed

Unit Linked Product must comply with the new

regulation no later than one year since the

promulgation of this Bapepam - LK Chairman

Decision.

2.2. Pension Fund Rules

1. Bapepam - LK Chairman Decision Number Kep-

84/BL/2006 concerning the Policy and Strategy on

Pension Fund Industry Development.

The objective of this Rule is to give guidance for the

government and market participants in developing

pension fund industry, especially to increase the number

of clients and pension fund investment as well as

increasing the quality of pension fund management. In

brief, this decree contains the goal and strategy of

pension fund industry development for the period of

2007-2011.

The policy and strategy of pension fund industry

development is aimed at achieving 5 main goals as

follows:

a. To increase the society awareness and understanding

The first step to increase the number of pension

fund clients is by increasing the society awareness

and understanding about pension fund. The strategy

Page 48: BAPEPAM 2006 reviewed

48Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai dana

pensiun. Untuk mencapai sasaran tersebut strategi

yang akan dilakukan adalah melakukan kajian di

bidang pengembangan dana pensiun, melakukan

kegiatan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat

luas, pemberi kerja dan pemegang saham.

b. Meningkatkan fleksibilitas skema dana pensiun.

Untuk menarik minat masyarakat terhadap dana

pensiun, skema dana pensiun yang ada saat ini perlu

dibuat lebih fleksibel. Pencapaian sasaran tersebut akan

dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan

integrasi program pensiun sukarela dengan program

sejenis yang bersifat wajib, meningkatkan fleksibilitas

skema program pensiun sukarela, mengupayakan

kebijakan di bidang perpajakan yang menstimulasi

perkembangan dana pensiun, dan menyelaraskan

pengaturan usia pensiun dengan tujuan program

pensiun.

c. Meningkatkan kepastian hukum penyelenggaraan

dana pensiun.

Kurangnya kepastian hukum merupakan salah satu

faktor penghambat perkembangan dana pensiun yang

perlu diatasi. Penyempurnaan regulasi teknis di bidang

perpajakan dan pengupayaan ketentuan lebih lanjut

atas penggunaan dana pensiun untuk memenuhi

kewajiban pemberi kerja dalam membayar kompensasi

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan sinergi antara

pelaksanaan program jaminan hari tua yang berada

dalam lingkup Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

dengan ketentuan program pensiun sukarela

merupakan sebagian dari strategi yang akan dilakukan.

Peningkatan kepastian hukum penyelenggaraan dana

pensiun juga dilakukan dengan meningkatkan

kemudahan pendirian dana pensiun dan

menyempurnakan pengaturan mengenai

penggabungan, pemisahan dan pembubaran dana

pensiun.

d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan dana pensiun.

Kualitas penyelenggaraan dana pensiun akan dicapai

dengan meningkatkan pemahaman pihak-pihak yang

terkait langsung dengan industri dana pensiun,

meningkatkan kualifikasi pengurus dana pensiun,

menyempurnakan pengaturan yang berkaitan dengan

penyelenggaraan Dana Pensiun Lembaga Keuangan

(DPLK), menata kembali ketentuan dan

penyelenggaraan investasi dana pensiun, menerapkan

prinsip-prinsip Good Pension Fund Governance (GPFG),

dan mengoptimalkan peran jasa penunjang dalam

penyelenggaraan dan pengelolaan dana pensiun.

to accomplish the goal is to study in the field of

pension fund, to promote and socialize pension fund

to the society, the employers and the company

shareholders.

b. To increase flexibility of pension fund scheme.

To attract public interest on the pension fund, it is

necessary to make the recent scheme of pension

fund more flexible. This goal will be achieved by

synchronizing and integrating voluntary pension

program with similar mandatory program, increasing

the voluntary pension program flexibility, creating a

policy in the field of tax that stimulates the growth

of pension fund, and harmonizing the regulation of

pension age with pension program goal.

c. To increase legal certainty on the management of

pension fund.

The lack of legal certainty has been one of the

hampering factors in pension fund development

process that must be solved. Revising technical

regulation in the tax field and issuing further

provision on the use of pension fund to fulfill

employer»s obligation to pay lay off compensation,

synergy between the implementation of pension

program under the National Social Safety System

(SJSN in Indonesian acronym) with regulation on

voluntary pension program are part of the strategies

to be taken. The improvement of legal certainty for

operating pension fund was also conducted by

deregulating the establishment of pension fund and

revising regulation concerning merger, demerger and

liquidation of pension fund.

d. Increasing the quality of pension fund management.

The quality of pension fund management can be

achieved by improving the understanding of the

parties directly related to pension fund industry,

increasing the pension fund management quality,

improving regulation related to financial institution

pension fund management, reorganizing pension

fund investment management and regulation,

implementing Good Pension Fund Governance

principles, and optimizing the role of supporting

services in managing and operating pension fund.

Page 49: BAPEPAM 2006 reviewed

49Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUNDANG - UNDANGAN REGULATORY

e. Memperkuat pengawasan dana pensiun

Penguatan pengawasan dana pensiun akan dilakukan

dengan strategi peningkatan peran dan fungsi dewan

pengawas dana pensiun, penetapan dan penerapan

pengawasan berbasis risiko, penguatan penegakan

hukum, peningkatan kuantitas dan kualitas serta

optimalisasi sumber daya manusia pada Biro Dana

Pensiun, penambahan dan peningkatan sarana dan

prasarana pendukung pengawasan berbasis risiko, dan

meningkatkan fungsi pihak ketiga dalam pengawasan

dana pensiun.

2. Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor: KEP-

136/BL/2006 tanggal 21 Desember 2006 tentang

Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.

Penerbitan keputusan ini dimaksudkan untuk mendorong

penyusunan pedoman tata kelola yang baik di lingkungan

dana pensiun (good Pension Fund governance) sekaligus

memberikan acuan bagi pendiri, pemberi kerja, pengurus

dan dewan pengawas dana pensiun untuk

menyelenggarakan tata kelola yang baik.

Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun wajib disusun dengan

berpedoman pada kaidah yang meliputi keterbukaan

(transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian

(independency), serta kesetaraan dan kewajaran (fairness)

dan pada Pedoman Penerapan Tata Kelola Dana Pensiun

Lampiran Keputusan dimaksud.

Adapun pokok-pokok yang diatur dalam Keputusan ini,

antara lain:

a. Kewajiban dana pensiun untuk menyusun dan

menerapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun yang

berpedoman pada prinsip-prinsip tata kelola dana

pensiun yang baik dan Pedoman Penerapan Tata Kelola

Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Lampiran

Keputusan ini.

b. Kewajiban dana pensiun untuk menyusun dan

menerapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun

berlaku sejak 1 Januari 2008.

c. Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun disusun oleh

Pengurus dan ditetapkan oleh Pendiri yang

sekurang-kurangnya wajib memuat:

i. kaidah-kaidah perilaku terkait prinsip tata kelola dan

kode etik sesuai praktik yang berlaku umum;

ii. pengaturan kedudukan, tugas, fungsi, wewenang,

e. Strengthening pension fund monitoring

Pension fund monitoring activities will be

strengthened by increasing the role and function of

pension fund monitoring board, determining and

implementing risk based monitoring, strengthening

legal enforcement, increasing the quantity and

quality of Human Resources on Pension Fund

Bureau, improving and increasing third party»s role in

Pension Fund monitoring activities.

2. Bapepam - LK Chairman Decision Number

KEP-136/BL/2006 dated December 21, 2006

concerning Guideline for Pension Fund

Governance

The issuance of this rule was aimed at supporting the

preparation of guidelines for Good Pension Fund

Governance and to be a reference for the Founder,

Employer, Management and Supervisor of the Pension

Fund to perform good governance.

Guidelines for Good Pension Fund Governance must

comply with transparency, accountability, responsibility,

independency and fairness principles and with

Guidelines for implementing Good Pension Fund

Governance as attached on the Decision.

Major issues regulated in this Decision are as follows:

a. The obligation for Pension Fund to prepare and

implement Guidelines for Good Pension Fund

Governance that is based on good pension fund

governance principles and guidelines for

Implementing Good Pension Fund Governance as

attached on the Decision.

b. The Obligation for pension fund to prepare and

implement Guidelines for Good Pension Fund

Governance will become effective on January 1,

2008.

c. Guidelines for Good Pension Fund Governance are

prepared by the management and promulgated by

the Founder. The Guideline must consists at least

the following items:

i. code of conduct with regard to governance

principles and generally accepted code of ethics;

ii. arrangement for position, task, function, authority,

Page 50: BAPEPAM 2006 reviewed

50Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

tanggung jawab, hak, dan kewajiban serta

hubungan setiap Pihak yang terkait; dan

iii. pedoman teknis pelaksanaan dalam pelaksanaan

tata kelola dana pensiun.

d. Dewan Pengawas setiap tahun wajib melaksanakan

evaluasi dan menyusun hasil evaluasi secara tertulis

atas penerapan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.

e. Pedoman Penerapan Tata Kelola Dana Pensiun akan

ditelaah ulang secara berkala oleh Bapepam - LK.

B. PELAYANAN HUKUM DAN LITIGASI

Selama Tahun 2006 Bapepam - LK menangani perkara-

perkara di Pengadilan, sebagai berikut:

1. Perkara No.091/G.TUN/2004/PTUN-JKT antara PT

Clemont Securities Indonesia (Penggugat) melawan

PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ/Tergugat I) dan Bapepam

(Tergugat II). PT Clemont Securities Indonesia

menggugat surat keputusan suspend yang

dilakukan oleh PT BEJ dan surat Bapepam kepada

PT. KPEI agar menghentikan pembayaran sementara

atas transaksi saham BIMA (PT Primarindo Asia

Infrastruktur). Pada saat ini perkara ini telah sampai

pada tingkat Peninjauan Kembali di Mahkamah

Agung RI.

2. Perkara No.098/G.TUN/2004/PTUN-JKT antara Drs.

Eddy Pianto Simon (Penggugat) melawan Bapepam

(Tergugat). Dalam perkara ini Drs. Eddy Pianto

Simon menggugat Bapepam ke Pengadilan Tata

Usaha Negara Jakarta atas surat Bapepam yang

memberikan sanksi berupa Peringatan Tertulis

kepada Sdr. Eddy Pianto. Pada saat ini perkara ini

telah sampai pada tingkat Kasasi di Mahkamah

Agung RI.

3. Perkara No. 517/PDT.G/2003/PN.JKT PST, antara PT

Mitra Investindo Multicorpora (Penggugat) melawan

PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cs (Tergugat) serta

Bapepam (Tergugat III). Perkara ini mengenai gadai

saham yang dilakukan oleh Penggugat kepada

Tergugat untuk menjamin hutang perusahaan Grup

Ongko dimana saham-saham yang digadaikan

tersebut telah dialihkan oleh Tergugat I kepada

pihak lain. Perkara ini telah sampai pada tingkat

Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung RI.

responsibility, right and obligation, and the relation of

parties involved; and

iii. technical Guidelines for implementing Pension Fund

Governance.

d. Monitoring Board must evaluate, and prepare written

evaluation results, the implementation of Good Pension

Fund Governance every year.

e. Bapepam - LK reviews Guidelines for Implementing

Good Pension Fund Governance periodically.

B. LEGAL COUNCEL AND LITIGATION

During year 2006, Bapepam - LK stood before the court to

argue against a number of cases as follows:

1. Case Number 091/G.TUN/2004/PTUN-JKT in which PT

Clemont Securities Indonesia as plaintiff brought a legal

case against PT Bursa Efek Jakarta (as defendant I) and

Bapepam (as defendant II). PT Clemont Securities

Indonesia file a lawsuit for the issuance of Letter of

Suspend by BEJ and Letter from Bapepam to PT KPEI to

temporary suspends the payment of transactions on

BIMA (PT Primarindo Asia Infrastructure) shares. The

case is now on Case Review at Supreme Court.

2. Case Number 098/G.TUN/2004/PTUN-JKT between Drs.

Eddy Pianto Simon as plaintiff against Bapepam as

defendant. Drs Eddy Pianto Simon filed a lawsuit

against Bapepam to Jakarta Administration Lower

Court for sanction imposed by Bapepam in the form of

Written Admonition to Mr. Eddy Pianto. The case is

now in cassation process at Supreme Court.

3. Case Number 517/PDT.G/2003/PN.JKT between PT

Mitra Investindo Multicorpora as plaintiff against PT BFI

Finance Indonesia Tbk and Bapepam as defendants.

This case is related to pledging of shares conducted by

plaintiff to PT BFI Finance Indonesia Tbk as debt

collateral of Ongko Group Companies where those

shares were shifted by PT BFI Finance to other Party.

This case is now on the Case Review process at

Supreme Court.

Page 51: BAPEPAM 2006 reviewed

51Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

Selain menangani perkara-perkara di atas, Bapepam -

LK juga menghadiri undangan untuk bertindak

sebagai ahli dalam beberapa proses penyidikan

Kepolisian Republik Indonesia yang melibatkan para

pelaku Pasar Modal, yaitu sebagai berikut:

1. Saksi Ahli di Kepolisian Kota Besar Manado dalam

proses penyidikan tindak pidana penipuan uang

milik Pr. Meyke Sukoyo alias Cie Cu diduga

dilakukan oleh PT Bank BNI 46 Manado.

2. Saksi Ahli di Kepolisian Resort Kota Surabaya

Selatan dalam proses penyidikan tindak pidana

penipuan dan atau penggelapan dalam jabatan

yang di duga dilakukan oleh Widjanarko Djunaidi,

karyawan PT Henan Putihrai Sekuritas Cabang

Surabaya.

3. Saksi Ahli di Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam

proses penyidikan lebih lanjut perkara tindak

pidana penipuan dan penggelapan yang terjadi di

PT Eurocapital Peregrine Securities, Jakarta.

4. Saksi Ahli di Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam

proses penyidikan sementara perihal dugaan

tindak pidana penipuan dan penggelapan atas

transaksi saham antara PT Mentari Securindo (FO)

dan PT Suprasurya Danawan Securities (WN) atas

saham SUGI (PT Sugi Samapersada Tbk.) dan ARTI

(PT Arona Binasejati Tbk.).

1. PENETAPAN SANKSI

Bapepam - LK terus berupaya untuk meningkatkan

kepastian berinvestasi di bidang pasar modal, salah

satu cara untuk menciptakan iklim investasi yang baik

adalah menegakkan peraturan di bidang pasar modal

dengan jalan mengenakan sanksi bagi pihak yang

terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan

di bidang Pasar Modal. Selama tahun 2006 Bapepam

- LK telah menetapkan sanksi administratif sebagai

berikut:

1.1. Sanksi Administratif berupa Denda

a. Sanksi denda kepada Emiten

Dalam tahun 2006 Bapepam - LK telah

mengenakan sanksi administratif berupa denda

kepada 140 (seratus empat puluh) Emiten yang

melakukan pelanggaran, dengan keseluruhan

jumlah denda sebesar Rp6.650.000.000,00 (enam

miliar enam ratus lima puluh juta rupiah) dengan

total bunga denda sebesar Rp14.040.000,00

Aside from handling the cases above, Bapepam - LK

also attended the invitation to act as expert in several

investigation processes conducted by Indonesian Policy

that involves the Capital Market institutions, as follows:

1. Expert Witness at Kota Besar Manado Policy

Department in the investigation process on a deceit

to Mr. Pr. Meyke Sukoyo a.k.a Cie Cu which was

allegedly conducted by PT Bank BNI 46 Manado.

2. Expert Witness in South Surabaya Policy Resort in the

investigation process on a fraud which was allegedly

conducted by Widjanarko Djunaidi, an employee of

PT Henan Putihrai Sekuritas, Surabaya Branch.

3. Expert Witness in the District of Metro Jaya Policy

Department in the investigation process on a fraud

happened in PT Eurocapital Peregrine Securities,

Jakarta.

4. Expert witness in Metro Jaya Policy Department in

temporary investigation process on alleged fraud on

the transaction between PT Mentari Securindo (FO)

and PT Suprasurya Danawan Securities (WN) on SUGI

(PT Sugi Samapersada Tbk.) shares and ARTI (PT

Arona Binasejati Tbk.) shares.

1. SANCTION

Bapepam - LK continuously improves Investment

atmosphere in the capital market. One of the ways to

create better conditions in the capital market is by

giving sanctions to the parties which violate rule and

regulations in the Capital Market. In 2006, Bapepam -

LK has imposed administrative sanctions as follows:

1.1. Administrative Sanction in The Form of Fine

a. Fine Sanction to Issuers

In 2006 Bapepam - LK has imposed administrative

sanction in the form of fine to 140 (One Hundred

Forty) Issuers that commit violation, with the fine

amounting to Rp6.650.000.000,00 (six billion six

hundred fifty million rupiah) and the total interest

penalty amounting to Rp14,040,000.00 (fourteen

million fourty thousand rupiah). Administrative

Page 52: BAPEPAM 2006 reviewed

52Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

(empat belas juta empat puluh ribu rupiah).

Sanksi administratif berupa denda ini berasal dari

pelanggaran berupa keterlambatan penyampaian

laporan keuangan berkala atau kasus lain.

Dari jumlah keseluruhan tersebut, sanksi denda yang

dijatuhkan kepada Emiten yang terlambat

menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan,

Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Tahunan, Laporan

Realisasi Penggunaan Dana Hasil IPO, pelanggaran

peraturan Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

Usaha Utama, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu,

Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Keterbukaan

Pernyataan Pailit, dan pelanggaran peraturan Benturan

Kepentingan Transaksi Tertentu adalah sebesar

Rp4.640.000.000,00.

Sedangkan untuk kasus, dari 5 (lima) kasus yang

diselesaikan, Bapepam - LK telah menetapkan sanksi

denda kepada Emiten sebesar Rp2.010.000.000,00

Adapun Inti dari kelima kasus tersebut adalah sebagai

berikut:

1) PT Bukit Sentul Tbk.

Kasus ini berawal dari informasi melalui e-mail oleh

Saudara Sudaryatmo dari Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia (YLKI) yang mendampingi

Forum Komunikasi Konsumen Perumahan Bukit

Sentul, kepada Ketua Bapepam pada tanggal 13

Agustus 2004 mengenai adanya dugaan

pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang Pasar Modal oleh PT Bukit

Sentul Tbk (BKSL), yaitu berupa keterlambatan

penyampaian informasi permohonan pernyataan

pailit yang dialami BKSL.

Kejadian tersebut bermula dari surat BKSL kepada

PT Lobunta Kencana Raya (LKR) tanggal 19 April

2004 telah terbukti ketidakmampuan BKSL dalam

membayar kewajiban jasa kontraktornya sebesar

Rp6.927.292.111,00 (enam miliar sembilan ratus dua

puluh tujuh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu

seratus sebelas rupiah). Sehubungan dengan surat

BKSL tersebut, LKR menggugat pailit melalui

Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat dengan

nomor 31/Pailit/2004/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 2

Agustus 2004 dimana akhirnya pada tanggal 1

September 2004 gugatan pailit tersebut ditolak.

Penolakan tersebut dikuatkan dengan putusan

Mahkamah Agung pada tanggal 24 November 2004.

sanction in the form of fine originates from

violation of late periodic financial reports

submitted to Bapepam - LK or other case.

From the total amount of fine sanction, fine

sanctions that imposed to Issuers that submitted late

Interim Financial Reports, Annual Financial Reports,

Annual Reports, Reports on The Use of Funds

Received From a Public Offering, Violation of

Material Transaction and Changing in Core Business

Rule, Pre-emptive rights, Disclosure Requirements for

Certain Shareholders, Guidelines for the Preparation

of Financial Statements, Disclosure of Information by

Issuers Or Public Companies Regarding Bankruptcy,

and violation of Conflicts of Interest on Certain

Transactions rule was amounting to

Rp4.640.000.000,00.

For cases, from 5 (Five) finished cases, Bapepam - LK

has imposed fine sanction to Issuers amounting to

Rp2.010.000.000, 00. The core of these cases is as

follows:

1) PT Bukit Sentul Tbk.

The investigation of this case was conducted due

to information provided by Mr. Sudaryatmo at

Indonesian Consumer Foundation (YLKI in

Indonesia acronym) which accompanied Bukit

Sentul Consumer Communication Forum, through

email to Chairman of Bapepam on August 13,

2004. Based on the information, PT. Bukit Sentul

Tbk. (BKSL) was allegedly violated the Capital

Market Regulation, due to late of submitting

information concerning BKSL bankruptcy.

The investigation of this case was initiated due to

BKSL letter to PT Lobunta Kencana Raya (LKR) on

April 19, 2004 which proven BKSL inability to pay

the contractor fee of Rp6.927.292.111,00 (six

billion nine hundred twenty seven million two

hundred ninety two thousand one hundred eleven

rupiah). Related with BKSL letter, LKR filed

bankruptcy on BKSL to state court/commercial

Central Jakarta with file number 31/Pailit/2004/

PN.NIAGA.JKT.PST dated August 2, 2004. On

September 1, 2004, the claim was rejected.

The rejection was strengthened with Supreme

Court Decision on November 24, 2004.

Page 53: BAPEPAM 2006 reviewed

53Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

Atas kasus tersebut, BKSL dikenakan sanksi

administratif berupa denda sebesar

Rp282.000.000,00 (dua ratus delapan puluh dua juta

rupiah) karena 282 (dua ratus delapan puluh dua)

hari keterlambatan yaitu terhitung sejak tanggal 22

April 2004 sampai dengan pemeriksaan kedua di

Bapepam - LK tanggal 28 Januari 2005.

2) PT Asia Grain International

Kasus ini merupakan temuan Bapepam - LK terkait

dengan keterlambatan keterbukaan Informasi Event

Of Default Promissory Notes ASIA.

Adapun jumlah keterlambatan tersebut berlangsung

selama 25 (dua puluh lima) hari, yaitu sejak Notice

Notes Event of Default diterbitkan pada tanggal 10

Juli 2003 dan baru disampaikan kepada Bapepam

pada tanggal 8 Agustus 2003 sebagaimana telah

diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.1

tentang Informasi Yang Harus Segera Diumumkan

Kepada Publik. Berkaitan dengan pelanggaran ini PT

Asia Grain Internasional dikenakan sanksi denda

sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta

rupiah).

Selain itu, PT Asia Grain Internasional juga melakukan

pelanggaran terhadap Peraturan Bapepam Nomor

VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan dengan adanya salah klasifikasi akun dan

adanya offset antara pemberian pinjaman dan

penerimaan dari pembayaran utang dalam laporan

arus kas per 30 Juni 2004. Berkaitan dengan

pelanggaran tersebut, PT Asia Grain Internasional

dikenakan sanksi denda sebesar Rp200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah).

3) PT Bank Victoria

Indikasi pelanggaran peraturan oleh PT Bank Victoria

International Tbk telah diketahui oleh Bapepam -

LK. Manajemen BVIC tidak melakukan pengelolaan

perusahaan secara hati-hati dan berpotensi

membahayakan keadaan keuangan perusahaan,

serta adanya pelanggaran peraturan Bapepam Nomor

VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan, maka kepada Direksi BVIC yang menjabat

pada periode terbitnya Laporan Keuangan Tengah

Tahunan per 30 Juni 2004 diperintahkan untuk

membayar sanksi denda sebesar Rp500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) yang harus disetor ke kas

negara.

Because of the case, BKSL was imposed fine

amounting to Rp282.000.000,00 (Two

Hundred Eighty Two Million Rupiah) due to 282

(Two Hundred Eighty Two) days late reporting

started from April 22, 2004 until January 28,

2005, the day Bapepam - LK conducted the

second investigation.

2) PT Asia Grain International

This case was discovered as a finding

concerning Late in Submitting Information

Disclosure regarding Event Of Default

Promissory Notes ASIA.

The number of late days was 25 days, which

was counted from the issuance date of the

Notice Notes Event of Default (10 July 2003) to

the day the Information was submitted to

Bapepam (8 August 2003). Based on the

violation of this Rule, PT Asia Grain

Internasional was imposed penalty amounting

to Rp25 million.

Besides the above violation, PT Asia Grain

Internasional also conducted violation on Rule

No. VIII.G.7 concerning Guidelines for

Presenting Financial Statements by

misclassifying account and offsetting cash

received from payment of receivables with cash

issued to make loan. Based on the violation, PT

Asia Grain Internasional was imposed penalty

amounting to Rp200 million.

3) PT Bank Victoria

From the investigation, it was found that BVIC

Management did not perform its management

activity prudently, has the potential to

endanger the company financial condition, and

violated Rule No. VIII.G.7 concerning

Guidelines for Presenting Financial Statement.

Based on the finding, BVIC Directors that took

their duty on the period of the issuance of

Semi Annual Financial Report as of 30 June

2004 were imposed penalty amounting to

Rp500 million that must be submitted to State

Treasury.

Page 54: BAPEPAM 2006 reviewed

54Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

4) PT United Capital Indonesia

PT United Capital Indonesia berdasarkan hasil

pemeriksaan atas pelanggaran Peraturan Bapepam

Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan

Dana Hasil Penawaran Umum. PT United mengalami

keterlambatan menyampaikan laporan realisasi

penggunaan dana hasil penawaran umum selama 3 hari,

sehingga PT United dikenakan sanksi administratif

berupa denda sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

Selain hal tersebut PT United juga melakukan perubahan

penggunaan dana realisasi tanpa melapor kepada

Bapepam dan tanpa mendapat persetujuan dari rapat

umum pemegang saham maka PT United atas

pelanggaran tersebut dikenakan sanksi administratif

berupa denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).

5) PT Bank Mega

Pada tanggal 1 Juni 2005 MEGA telah menyewakan

sebagian ruangan (transaksi) yang dimilikinya di Gedung

Menara Bank Mega kepada beberapa perusahan

afiliasinya dan pendapatan dari penyewaan ruangan

tersebut hingga saat ini adalah sekitar

Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

Transaksi tersebut tidak merugikan MEGA maupun

pemegang saham MEGA walaupun belum memperoleh

persetujuan dari pemegang saham independen MEGA.

Selanjutnya, pada tanggal 1 Maret 2006 dilakukan

penilaian setelah dilakukannya transaksi benturan

kepentingan tersebut, dan transaksi dimaksud baru

memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPS

Luar Biasa PT Bank Mega (RUPS Independen)

sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 98 tanggal 24

Maret 2006.

Berdasarkan hal tersebut, direksi PT Bank Mega yang

menjabat pada saat transaksi penyewaan gedung Bank

Mega kepada Pihak terafiliasi dilakukan, dikenakan

sanksi berupa denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah).

b. Sanksi denda kepada Perusahaan Efek

Selama tahun 2006 Bapepam - LK tidak memberikan

sanksi administratif berupa denda kepada Perusahaan

Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi

Efek dan Perantara Pedagang Efek.

Bapepam - LK mengenakan sanksi administratif

berupa denda kepada 37 (tiga puluh tujuh)

Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha

4) PT United Capital Indonesia

Based on the result of the investigation to PT United

Capital Indonesia with regard to violation of Rule No.

X.K.4 concerning Report on Use of Fund Raised From

Public Offering, the Company was late in submitting

the Report for 3 days. Accordingly, the Company was

imposed penalty amounting to Rp3 million.

In addition to the above violation, PT United was also

made changes in the use of fund raised from the

public offering without prior approval from the Share

Holder General Meeting. Based on this violation, PT

United was imposed administrative sanction

amounting to Rp500.000.000,00 (five hundred million

rupiah).

5) PT Bank Mega

On June 1, 2005 MEGA has rented some of its room in

Menara Bank Mega Building to affiliates and the

revenue gained from this transaction was

approximately Rp8 billion.

Although this transaction was conducted without

conducting independent share holder meeting, this

transaction did not harm either MEGA or its share

holders. Appraisal was conducted on March 1. 2005,

after the transaction had been conducted. The

transaction was approved afterwards by Independent

Shareholders Meeting that was written on Deed No.

98, dated March 24, 2006.

Based on the above matters, Directors of PT Bank

Mega that took their duty on the time of the

transaction were imposed penalty amounting to Rp500

million.

b. Penalty to Securities Company

During 2006, Bapepam - LK did not imposed

administrative sanction in a form of penalty to

Securities Company that conducted business activities

as Securities Underwriter and Broker Dealer.

Bapepam - LK has imposed administrative sanction

to 37 Securities Company that conducted it business

activities as Investment Manager amounting to

Page 55: BAPEPAM 2006 reviewed

55Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

sebagai Manajer Investasi dengan total denda sebesar

Rp521.400.000,00.

c. Sanksi denda kepada Pihak yang telah

memperoleh perijinan, persetujuan atau

pendaftaran

Pihak yang dikenakan sanksi administratif berupa

denda adalah 1 (satu) Penasihat Investasi perorangan

sebesar Rp4.800.000,00, 1 (satu) Biro Administrasi

Efek yaitu PT Blue Chip Mulia dengan denda sebesar

Rp9.600.000,00, dan 124 Akuntan Publik dengan

total denda sebesar Rp494.200.000,00.

d. Sanksi denda kepada Pihak lain

Pihak lain yang dikenakan sanksi administratif berupa

denda adalah 1 (satu) Direksi/Komisaris Emiten

dengan denda sebesar Rp500.000.000,00 dan 1 (satu)

Pemegang Saham Emiten dengan denda sebesar

Rp6.100.000,00.

1.2. Sanksi Administratif Berupa Peringatan Tertulis,

Pembekuan Kegiatan Usaha, dan Pencabutan

Izin Usaha

Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah mengeluarkan

sanksi administratif berupa peringatan tertulis kepada 4

(empat) Bank Kustodian, 3 (tiga) Wakil Manajer Investasi,

dan 33 (tiga puluh tiga) Akuntan Publik.

Sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan usaha

kepada 20 (dua puluh) Akuntan Publik, Sanksi

administratif berupa pencabutan izin usaha dikenakan

kepada 2 (dua) Perusahaan Efek yang menjalankan

kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, dan 1(satu)

Wakil Perantara Pedagang Efek, yaitu Sdr. Ruslee.

Sesuai dengan Peraturan Bapepam - LK Nomor XIV.B.1

tentang Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa

Denda, untuk penyelesaian dan penagihan sanksi

administratif berupa denda yang belum terbayar,

Bapepam dan LK telah bekerja sama dengan Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Selama tahun 2006

ini Bapepam telah melimpahkan sanksi administratif

berupa denda sebesar Rp3.378.844.000,00 kepada

DJKN.

Rp521,400,000.00.

c. Penalty imposed to Party that has license from,

approval by or registered with Bapepam dan LK

Party that was imposed administrative sanction in a

form of penalty was one Representative Investment

Advisor amounting to Rp4,8 million, one Trustee (PT

Blue Chip Mulia) amounting to Rp9,6 million and 124

Public Accountants amounting to Rp494,2 million.

d. Penalty to Other Parties

Other Party that is given administrative sanction in a

form of penalty was one Director/Commissioner with

penalty amounting to Rp500 million and one Share

Holder with penalty amounting to Rp6,1 million.

1.2. Administrative sanctions in the form of

written admonition, suspension and

revocation of business license

During 2006, Bapepam - LK has issued administrative

sanction in a form of written admonition to 4

Custodian Banks, 3 Investment Representatives, and 33

Public Accountants.

Administrative sanction with regards to revocation of

business activities to 20 Public Accountants,

administrative sanction in a form of business license

revocation to 2 Securities Company that performed

their activities as Investment Manager and one Broker/

Dealer, Mr. Ruslee.

Based on Bapepam - LK Rule Number XIV.B.1

concerning Procedure for Collecting Administrative

Sanction in a Form of Penalty, Bapepam dan LK has

cooperated with Directorate General of National

Wealth (DJKN in Indonesian acronym) to settle and

collect unpaid administrative sanction in a form of

penalty. During 2006 Bapepam has forwarded

administrative sanction in a form of penalty amounting

to Rp3.378.844.000,00 to DJKN.

Page 56: BAPEPAM 2006 reviewed

56Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

SANKSI ADMINISTRATIFTAHUN 2006ADMINISTRATIVE SANCTIONSIMPOSED IN 2006

Denda / Fines

Rp (dlm

juta) /

Rp. (in

Million)

Perusahaan /

Number of

Companies

Peringatan

Tertulis /

Written

Demonition

Pembekuan

Kegiatan /

The Suspension of

Business Licences

Pencabutan Izin

Usaha /

The Revocation of

Business Licences

Pihak /

Parties

Sanksi /

Sanction

Emiten / Issuer 6.650,0 140 - - -

Perusahaan Efek

Securities Companies 521,4 37 - - 2

Wakil Perusahaan Efek /

Securities Company

Representatives - - - 3 1

Penasihat Investasi / Investment Advisor 4,8 1 - - -

Bank Kustodian /

Custodian Banks - - 4 - -

B A E /

Securities Administration

Agencies 9,6 1 - - -

Wali Amanat /

Trust Agent - - - - -

Akuntan Publik /

Public Accountant 492,2 124 33 20 -

Konsultan Hukum

Legal Consultant - - - - -

Penilai / Appraisals - - - - -

Notaris /

Notaries - - - - -

Pihak Lain / Other Parties

Direksi - Komisaris /

Directors - Commissioners 500,0 1 - - -

Pemegang Saham / Share Holders 6,1 1 - - -

Jumlah / Total 8.184,1 305 37 23 3

2. KEBERATAN ATAS SANKSI

Selama tahun 2006 Bapepam - LK menangani keberatan

dari 1(satu) Akuntan yang dikenakan sanksi administratif

berupa pembekuan kegiatan usaha selama 12 bulan,

serta 6 (enam) Akuntan yang dikenakan sanksi denda.

Terhadap permohonan ketujuh Akuntan tersebut,

Bapepam - LK menyatakan bahwa permohonan

keberatan dimaksud tidak dapat diterima. Adapun

ketujuh Akuntan tersebut adalah sebagai berikut:

2. OBJECTION ON PENALTIES

During 2006, there was objection from 1 accountant

whose business license revoked for 12 months, and 6

accountants that had been imposed penalty. Bapepam -

LK stated that the objections were not accepted. The

seven accountants were as follows:

Page 57: BAPEPAM 2006 reviewed

57Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PELAYANAN HUKUM

DAN LITIGASI

LEGAL COUNCEL

AND LITIGATION

Selanjutnya selama tahun 2006 Bapepam - LK juga telah

menangani dan memutuskan keberatan dari 6 (enam) Emiten

yang dikenakan sanksi denda, yang kesemuanya dinyatakan

tidak dapat diterima. Keenam Emiten tersebut adalah sebagai

berikut:

3. DATA NOTARIS DAN KONSULTAN HUKUM

Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah melakukan

pendaftaran sebanyak 11 (sebelas) Konsultan Hukum, 3 (tiga)

Kantor Konsultan Hukum, dan 130 (seratus tiga puluh)

Notaris. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2006

terdapat sebanyak 586 (lima ratus delapan puluh enam)

Konsultan Hukum dan 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh)

Kantor Konsultan Hukum, serta 973 (sembilan ratus tujuh

puluh tiga) Notaris yang terdaftar di Bapepam - LK.

Furthermore, during 2006 Bapepam - LK handled objection

from 6 Issuers that had been imposed administrative

sanctions. However, all the objectives were not accepted.

The Six Issuers were as follow:

3. DATA OF NOTARIES AND LEGAL CONSULTANTS

During 2006, 11 Legal Consultants, 3 Law Offices, and 130

Notaries submitted their registration in Bapepam - LK. By

the end of 2006, there were 586 Legal Consultants, 277

Law Offices and 973 Notaries registered with Bapepam

- LK.

No. Nama Akuntan / Name of Accountant

1. Drs. Togar Manik

2. Drs. Afrizal SY

3. Drs. Herman Juwono

4. Drs. Dody Hapsoro

5. Drs. Rishanwar

6. Sucipto

7. Dra. Meilina Pangaribuan

No. Nama Emiten / Name of Issuers

1. PT. Trias Sentosa Tbk

2. PT. Surya Dumai Industri Tbk.

3. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

4. PT United Capital Indonesia Tbk

5. PT Zebra Nusantara Tbk

6. PT Singer Indonesia Tbk

Page 58: BAPEPAM 2006 reviewed

58Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

L A W

E N F O R C E M E N T

P E N E G A K A N

H U K U M

C. PENEGAKAN HUKUM

Keberadaan pasar modal di Indonesia tidaklah

dapat dipisahkan dari adanya kenyamanan dan

keamanan dalam melakukan transaksi.

Penegakan hukum adalah salah satu faktor

utama yang sangat mendukung terciptanya dua

keadaan tersebut. Hal ini diperlukan karena para

pemodal baik lokal maupun asing akan menaruh

kepercayaan terhadap pasar modal suatu negara

dimana kepastian hukumnya jelas.

Sepanjang kurun waktu tahun 2006, Bapepam -

C. LAW ENFORCEMENT

The existence of Indonesian capital market is

closely related with the assurance of security and

comfort in securities transactions. Legal

enforcement is one of crucial factors that will

support such condition. Therefore, high-quality

enforcement is a must so that both local and

foreign investors would put trust in our capital

market.

Within year 2006, Bapepam - LK conducted 16

5

Proverbs

Freedom isn»t

the rice we plant

for others, but

what we plant

for ourselves.

Page 59: BAPEPAM 2006 reviewed

59Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P E N E G A K A N

H U K U M

L A W

E N F O R C E M E N T

LK telah melakukan pemeriksaan atas 16 (enam

belas) kasus dugaan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan

melakukan penyidikan terhadap 4 (empat) kasus

dugaan tindak pidana terhadap Undang-undang

Pasar Modal.

Kasus-kasus yang ditangani Bapepam - LK

selama masa tahun 2006 ini adalah kasus-kasus

pelanggaran yang berkaitan dengan keterbukaan

Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek,

dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang

berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan

Perusahaan Publik antara lain pelanggaran

Transaksi Benturan Kepentingan, Penyajian

Laporan Keuangan, informasi atau fakta material

yang harus segera diumumkan kepada publik,

Transaksi Material dan lain-lain. Kasus yang

berkaitan dengan Transaksi Efek antara lain

dugaan insider trading, manipulasi pasar dan atau

perdagangan semu, sedangkan kasus yang

berkaitan dengan Pengelolaan Dana antara lain

pelanggaran dalam perdagangan penipuan reksa

dana.

Dari 16 (enam belas) kasus pemeriksaan di tahun

2006, 6 (enam) kasus telah selesai diproses dan 10

(sepuluh) kasus masih dalam proses pemeriksaan.

Selanjutnya, dari 6 (enam) kasus yang telah selesai

diproses tersebut 2 (dua) kasus diantaranya telah

dikenakan sanksi adminsitratif maupun perintah

untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-

pihak yang melakukan pelanggaran, 1 (satu) kasus

ditutup karena tidak ditemukan adanya

pelanggaran peraturan perundang-undangan di

bidang Pasar Modal, dan 1 (satu) kasus

ditingkatkan ke tahap penyidikan karena indikasi

terjadinya tindak pidana pasar modal sangat kuat.

Pada tahun 2006 ini, Bapepam - LK telah berhasil

menyelesaikan penyidikan atas kasus yang

menyangkut tindak pidana Pasal 107 jo Pasal 104

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal yaitu terkait dengan dugaan

manipulasi laporan keuangan PT United Capital

Indonesia Tbk. Hasil penyidikan tersebut telah

diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum dan

telah dinyatakan lengkap serta telah ditindaklanjuti

pula dengan penyerahan tersangka dan barang

bukti.

(sixteen) formal investigations of alleged violation of

capital market law and 4 (four) criminal investigations

of alleged criminal acts against capital market law.

Cases that had been handled by Bapepam - LK

during 2006 were alleged violations related to issuer

and public company disclosure, securities trading,

and investment management. Cases related to issuer

and public company disclosure included violation of

transaction related to conflict of interest, financial

statement presentation, material fact of information

that must be disclosed to public, material

transactions, etc. Cases related to securities

transactions included alleged insider trading, market

manipulation, or creating false trading, meanwhile

cases related to investment management included

alleged fraud in investment fund trading.

From those 16 (sixteen) formal investigations, 6 (six)

cases had been accomplished and 10 (ten) more

were still in process of investigation. From 6 (six)

cases that were accomplished, wrongdoers involved

in the 2 cases were imposed with administrative

sanctions or required to do certain actions, one case

was closed since it was not proved that there had

been violation against capital market regulations, and

one case was upgraded to criminal investigation due

to strong indication of capital market regulation

breach.

In 2006, Bapepam - LK accomplished investigation

on a case concerning violation against Article 107

juncto Article 104 of Law Number 8 Year 1995

concerning Capital Market related to manipulation of

financial statement of PT United Capital Indonesia

Tbk. The result of the investigation had been referred

to Prosecutor and followed by the delivering of

suspects and evidences.

Page 60: BAPEPAM 2006 reviewed

60Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P E N E G A K A N

H U K U M

L A W

E N F O R C E M E N T

Pada akhir tahun 2006 ini, Bapepam - LK telah

pula melimpahkan berkas perkara atas 2 (dua)

kasus kepada Kejaksaan melalui Korwas PPNS

yaitu:

1. Kasus dugaan atas kegiatan Manajer Investasi

tanpa izin yang dilakukan oleh PT Jasabanda

Garta yang diduga melanggar Pasal 103 jo

Pasal 30 ayat 2 dan Pasal 32 ayat 1 UUPM

dengan tersangka RM, AH dan BLD dengan

ancaman hukuman paling lama 15 tahun

penjara dan denda paling banyak Rp5 M;

2. Kasus overstatement atas penyajian akun

penjualan dan piutang dalam laporan

keuangan PT Great River International Tbk per

31 Desember 2003, serta penambahan aktiva

tetap perseroan khususnya yang terkait

dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi

yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya

yang diduga melanggar Pasal 107 jo Pasal 104

jo Pasal 93 UUPM jo Pasal 55 dan 56 KUHP

dengan tersangka ST dan kawan-kawan

dengan ancaman hukuman paling lama 10

tahun penjara dan denda paling banyak

Rp15 M;

3. Disamping itu, dalam kasus Great River ini,

Bapepam - LK telah menetapkan pula Sdr.

JAS dari KAP JMA & Rekan sebagai tersangka

karena adanya bukti permulaan yang cukup

sehingga patut diduga bahwa yang

bersangkutan terindikasi kuat terlibat dalam

pelanggaran pasal 107 UUPM.

Diantara kasus-kasus yang sedang ditangani oleh

Bapepam - LK, terdapat kasus yang cukup

memperoleh perhatian publik, yaitu redemption

reksa dana secara besar-besaran yang

mengakibatkan turunnya Nilai Aktiva Bersih reksa

dana yang dikelola oleh PT BNI Securities secara

signifikan. Atas kasus tersebut, Bapepam - LK telah

melakukan pemeriksaan dan menemukan indikasi

terjadi dugaan tindak pidana dalam proses

penjualan dan redemption reksa dana.

Berdasarkan temuan tersebut, Bapepam - LK telah

mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan terkait

dengan dugaan pelanggaran Pasal 104 jo. Pasal 90

dan Pasal 107 Undang-undang nomor 8 tahun

1995 tentang Pasar Modal, terkait dengan

pengelolaan reksadana oleh PT BNI Securities dan

At the end of 2006, Bapepam - LK also referred 2

more cases to Prosecutor via Monitoring Coordinator

of civil investigator (or Korwas PPNS in Indonesian

acronym). Those cases were:

1. Unlicensed Investment Manager of PT Jasabanda

Garta which was suspected of violating Article

103 juncto Article 30 Item 2 and Article 32 Item 1

of Capital Market Law.The main suspect in this

case were RM, AH and BLD with maximum

punishment of 15 years in prison and maximum

fine up to 5 billion rupiah.

2. Overstatement on sales and receivables account in

the financial report of PT Great River International

Tbk per 31 December 2003 and the increment on

company»s fixed asset related to the use of funds

received from bond offering which could not be

legally proven. This case was suspected of

violating Article 107 juncto Article 104 juncto

Article 93 of Capital Market Law juncto Article 55

and 56 of Criminal Code. The main suspect in this

case was ST with his partners, threat for a

maximum 10 years in prison and maximum fine

up to 15 billion rupiah.

3. Beside that, in the Great River case, Bapepam -

LK confirmed Mr.JAS as a suspect since the

preliminary evidences sufficiently showed that he

was found guilty to be involved in violation of

Article 107 of Capital Market Law.

Among cases handled by Bapepam - LK, some of

them drove public interest. One was the enormous

redemption of investment fund which resulted in the

significant decrease of NAV of investment fund

managed by PT BNI Securities. Based on Bapepam -

LK investigation, it was found out that there was

indication of criminal act in the selling and

redemption of the investment fund.

As a follow up, Bapepam - LK then established letter

of investigative order in relation to alleged violation

against Article 104 juncto Article 90 and Article 107

of Law Number 8 Year 1995 concerning Capital

Market on the investment management by PT BNI

Securities and the selling of investment fund

Page 61: BAPEPAM 2006 reviewed

61Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P E N E G A K A N

H U K U M

L A W

E N F O R C E M E N T

penjualan produk reksadana oleh PT Bank BNI Tbk.

Dalam rangka penyidikan terhadap kasus penjualan

produk reksadana oleh PT Bank BNI Tbk, Bapepam -

LK telah melaksanakan pemeriksaan terhadap

tersangka dan para saksi, sedangkan proses

penyidikan terhadap kasus PT BNI Securities saat ini

telah sampai pada proses penyitaan barang bukti.

Pada tahun 2006 ini, guna lebih mengefektifkan

kegiatan penegakan hukum di bidang Pasar Modal,

Bapepam - LK juga menjalin kerjasama yang intensif

dengan otoritas negara lain yaitu ASIC dengan

bertukar informasi dan teknik-teknik investigasi

terhadap pelaku yang semakin canggih dalam

modus operandi kejahatan pasar modal.

products by PT BNI Tbk. With respect to this case,

Bapepam - LK performed formal investigation on the

suspects and witnesses. Up to date, investigators had

confiscated evidences.

In year 2006, in order to revitalize the law

enforcement activities in capital market area,

Bapepam - LK performed intensive cooperation with

other jurisdictions, such as Australian Securities and

Investments Commission (ASIC) by exchanging

information and investigation techniques to

anticipate more sophisticated wrongdoer in capital

market area.

Page 62: BAPEPAM 2006 reviewed

62Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Mahatma Gandhi

5A man is the

sum of his

actions, of

what he has

done, of what

he can do.

Nothing else.

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

D. AKTIVITAS PENGAWASAN

1. PERSETUJUAN BAPEPAM - LK

ATAS PERATURAN SRO

a. Persetujuan Draft Peraturan PT Bursa Efek

Surabaya (BES) Nomor I.G tentang

Pencatatan Efek Beragun Aset

Dalam rangka mendukung pencatatan Efek

Beragun Aset di Bursa Efek Surabaya (BES),

Bapepam - LK telah memberikan persetujuan

terhadap Peraturan BES atas Draft Peraturan

D. MONITORING ACTIVITY

1. BAPEPAM - LK APPROVAL ON

SECURITIES REGULATORY ORGANIZATION»S

RULES

a. Approval on Surabaya Stock Exchange (or

BES in the Indonesian acronym) draft Rule

Number: I.G regarding Listing of Asset

Backed Securities.

In order to facilitate listing for Asset Backed

Securities (ABS) on the SSX, Bapepam - LK has

approved The SSX rule through approval letter

number: S-877/BL/2006 dated July 5, 2006

Page 63: BAPEPAM 2006 reviewed

63Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

PT BES Nomor I.G tentang Pencatatan Efek

Beragun Aset.

Pokok-pokok isi Peraturan ini antara lain

persyaratan pencatatan, prosedur pengajuan

perjanjian pendahuluan pencatatan Efek, prosedur

pencatatan, biaya pencatatan EBA terdiri dari biaya

pencatatan awal dan biaya pencatatan tahunan,

dan kewajiban pelaporan.

b. Persetujuan Draft Peraturan PT Bursa Efek

Surabaya (BES) Nomor I.F.2 tentang

Pencatatan Surat Utang Negara (SUN)

Dalam rangka mendukung pencatatan Surat Utang

Negara (SUN) di Bursa Efek Surabaya (BES),

Bapepam - LK telah memberikan persetujuan

terhadap Peraturan BES Nomor I.F.2 tentang

Pencatatan Surat Utang Negara (SUN).

Pokok-pokok Peraturan ini antara lain Beberapa

definisi terkait dengan pencatatan surat utang

negara antara lain reopening, dan Surat Utang

Negara (SUN), prosedur pencatatan, biaya

pencatatan hanya terdiri dari biaya pencatatan

awal dan tagihan biaya pencatatan awal dilakukan

melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Departemen Keuangan Republik Indonesia,

keterbukaan informasi, dan SUN akan dikeluarkan

dari daftar pencatatan Bursa apabila telah jatuh

tempo, dibeli kembali atau dalam hal telah

dinyatakan lunas oleh Pemerintah Republik

Indonesia.

c. Persetujuan Draft Perubahan Peraturan dan

Perjanjian PT BES, PT KPEI dan PT KSEI Dalam

Rangka Transaksi Bursa Efek Bersifat Utang

Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi

melalui Bursa Efek, baik Obligasi Korporasi maupun

Obligasi Negara khususnya Obligasi Ritel di Pasar

Sekunder, BES, KPEI dan KSEI telah mengajukan

perubahan peraturan dan perjanjian dalam rangka

transaksi bursa obligasi. Bapepam - LK telah

memberikan persetujuan terhadap perubahan

peraturan dan perjanjian dimaksud .

Pokok-pokok isi perubahan Peraturan dan

Perjanjian PT BES, PT KPEI dan PT KSEI antara lain

mencakup perubahan istilah ≈Obligasi∆ menjadi

regarding Approval on SSX draft rule Number: I.G

concerning Listing of ABS.

The main contents of this rule, among other thing, are

listing requirements, procedures for proposing

preliminary agreement on listing of securities, listing

procedures, listing fee of ABS which consists of initial

listing fee and annual listing fee, and reporting

obligation.

b. Approval on SSX draft Rule Number: I.F.2

regarding Listing of Government Bonds (SUN).

In order to facilitate listing for government bonds

(SUN) on the SSX, SSX has proposed a draft rule

regarding listing of government bonds. Bapepam - LK

has approved this proposed rule through approval

letter number: S-878/BL/2006 dated July 5, 2006

regarding Approval on SSX draft rule Number: I.F.2

concerning Listing of Government Bonds.

The main contents of such rule, among other thing,

are general definitions related to listing of government

bonds such as reopening, Government Bond (SUN),

listing procedures, listing fee of SUN which only

consist of initial listing fee that is charged through

Directorate General of State Treasury Ministry of

Finance of the Republic of Indonesia, disclosure of

information, and SUN will be delisted from the

exchange upon maturity date, bought back or in case

that declared paid by the Government of Indonesia.

c. Approval on Draft Amendment Rule and

Agreement among Surabaya Stock Exchange,

Clearing Guarantee Corporation (or KPEI in

Indonesian acronym) and Central Custody (or

KSEI in Indonesian acronym) in relation to the

Exchange Transaction of Debt Securities.

In order to facilitate trading of bonds through the

exchange, both corporate bonds and government

bonds, especially retail bonds in secondary market,

SSX, KPEI and KSEI have proposed amendment of

rules and agreement in relation to the Exchange

Transaction of Debt Securities. Bapepam - LK has

approved this proposed amendment rule and

agreement.

The main contents of such amendment rule and

agreement among SSX, KPEI and KSEI, among other

thing, are term ≈Bonds∆ replaced with ≈Debt

Page 64: BAPEPAM 2006 reviewed

64Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

≈Efek Bersifat Utang∆, menambah beberapa

definisi istilah baru yang digunakan terkait dengan

penyelesaian transaksi SUN, seperti Bank Indonesia,

BI-Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS),

Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-

RTGS), Central Registry, penerbit SUN dan Sub-

Registry, dan menambah beberapa ketentuan

sehingga mengakomodasi penyelesaian transaksi

SUN oleh KSEI.

d. Persetujuan Perubahan Peraturan PT Bursa

Efek Jakarta (BEJ) Nomor II-A tentang

Perdagangan Efek terkait dengan Fraksi

Harga

Dalam rangka meningkatkan likuiditas

perdagangan Efek di Bursa, BEJ telah mengajukan

perubahan peraturan yang terkait dengan fraksi

harga. Bapepam - LK telah memberikan

persetujuan terhadap Perubahan Peraturan Nomor

II-A tentang Perdagangan Efek terkait dengan

Fraksi Harga.

Pokok-pokok isi perubahan Peraturan mencakup:

1. Saham

Rentang harga dibawah 500 dengan fraksi

harga Rp5,- dan maksimum perubahan Rp50,-

diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga

saham di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-

dan maksimum perubahan Rp10,-, dan rentang

harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5

dan maksimum perubahan Rp50,-

2. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD)

Rentang harga dibawah 100 dengan fraksi

harga Rp1,- dan maksimum perubahan Rp10,-

diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga

HMETD di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-

dan maksimum perubahanRp10,-, dan rentang

harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5

dan maksimum perubahan Rp50,-

3. Waran

Rentang harga dibawah 100 dengan fraksi

harga Rp1,- dan maksimum perubahan Rp10,-

diubah menjadi 2 rentang harga yaitu harga

waran di bawah 200 dengan fraksi harga Rp1,-

dan maksimum perubahan Rp10,-, dan rentang

harga antara 200-500 dengan fraksi harga Rp5

dan maksimum perubahan Rp50,-

Securities∆, add some definition of new terms used in

relation with the settlement of government bonds, such

as Bank Indonesia, BI-Scriptless Securities Settlement

System (BI-SSSS), Bank Indonesia-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS), Central Registry, Issuer of

government bond and Sub-Registry, and also add some

provisions to accommodate settlement of government

bond transaction by KSEI.

d. Approval on Draft Amendment of Jakarta Stock

Exchange (or JSX in Indonesian acronym) Rule

Number II-A regarding Stock Transaction related

to Price Fraction.

In order to promote liquidity of securities trading on the

stock exchange, JSX has proposed amendment rule

related to price fraction. Bapepam - LK has approved

such draft amendment rule through Bapepam - LK

letter Number: S-3126/BL/2006 dated 8 December

2006 regarding Approval on Amendment Rule Number:

II-A regarding Stock Transaction related to Price

Fraction.

The main contents of amendment rule, includes:

1. Stocks

Price range below 500 with price fraction IDR 5 and

maximum alteration IDR 50 changed to 2 price

ranges as follows: price range below 200 with price

fraction IDR 5 and maximum alteration IDR 10, and

price range between 200 -500 with price fraction IDR

5 and maximum alteration IDR. 50.

2. Pre-emptive Rights

(HMETD)

Price range below 100 with price fraction IDR 1 and

maximum alteration IDR 10 changed to 2 price

ranges as follows: price range below 200 with price

fraction IDR 1 and maximum alteration IDR 10 and

price range between 200 - 500 with price fraction

IDR 5 and maximum alteration IDR 50.

3. Warrants

Price range below 100 with price fraction IDR 1 and

maximum alteration IDR 10 changed to 2 price

ranges as follows: price range below 200 with price

fraction IDR 1 and maximum alteration IDR 10 and

price range between 200 - 500 with price fraction

IDR 5 and maximum alteration IDR 50.

Page 65: BAPEPAM 2006 reviewed

65Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

e. Persetujuan Perubahan Peraturan PT Bursa

Efek Jakarta (BEJ) Nomor III-E tentang

Pelelangan dan Pembelian Kembali

Saham Bursa Efek

Perubahan Peraturan BEJ Nomor III.E tersebut

dilakukan dalam rangka menyesuaikan peraturan BEJ

dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun

2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan

Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan Peraturan

Bapepam Nomor III.A.11 tentang Pelelangan Saham

Bursa Efek, khususnya terkait dengan perpanjangan

masa peralihan saham oleh Perusahaan Efek yang

tidak lagi menjadi Anggota Bursa dari sebelumnya

90 (sembilan puluh) hari menjadi 12 (duabelas) bulan

setelah Perusahaan Efek tersebut tidak memenuhi

syarat sebagai Anggota Bursa.

Bapepam - LK telah memberikan persetujuan

terhadap perubahan peraturan dimaksud, adapun

pokok-pokok isi Peraturan BEJ tentang Pelelangan

dan Pembelian Kembali Saham Bursa Efek antara

lain: merubah ketentuan tentang definisi saham

Kategori B dan C, mengubah ketentuan tentang

jangka waktu pengalihkan Saham Bursa dari

Perusahaan Efek ke Perusahaan Efek lain atau

mengajukan permintaan penjualan Saham Bursa

dimaksud kepada Bursa, kewenangan Bursa untuk

memutuskan cara penjualan saham yang diajukan

oleh pemilik saham Kategori B dengan cara melelang

atau langsung melakukan pembelian kembali (buy

back) dengan harga nominal.

f. Persetujuan atas Konsep Peraturan PT Bursa

Efek Jakarta (BEJ) Terkait Dengan Pencatatan

dan Perdagangan Unit Penyertaan Reksa

Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Dalam rangka mendukung rencana BEJ

memperdagangkan Reksa Dana Berbentuk Kontrak

Investasi Kolektif di Bursa dan sehubungan dengan

telah diterbitkannya Peraturan Bapepam - LK Nomor

IV.B.3 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak

Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya

Diperdagangkan di Bursa Efek, BEJ telah

menyampaikan Permohonan Persetujuan atas

Konsep Peraturan Bursa Terkait Dengan Pencatatan

dan Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana

Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Bapepam - LK

telah memberikan persetujuan terhadap peraturan.

e. Approval on Draft Amendment of JSX Rule

Number III-E regarding Auction and

Buyback JSX Shares.

Amendment of JSX Rule Number III.E has been

done in conformity to Government Regulation

Number 12 of 2004 regarding Amendment of

Government Regulation Number 45 of 1995

regarding Activities in Capital Market and

Bapepam Rule Number III.A.11 regarding Auction

of JSX Shares, especially in relation to extension of

transfer period of JSX shares by securities

company that no longer member of JSX from

previously 90 days become 12 months after such

securities company no longer eligible as JSX

member.

Bapepam - LK has approved amendment of such

rule. The main contents of such amended rule

are: changed definition of category B and C

shares, extension of transfer period from a

securities company to another or request for

selling of share to JSX, authority of JSX to decide

method of selling category B share requested by

holder whether through auction or directly buy

back at nominal value.

f. Approval on Draft of JSX Rule related to

Listing and Trading of Participation Unit of

Investment Fund in the Form of Collective

Investment Contract

In order to encourage JSX plan to trade

Investment Fund in the form of Collective

Investment Contract on the exchange and

issuance of Bapepam - LK Rule Number IV.B.3

regarding Participation Unit of Investment Fund in

the form of Collective Investment Contract Traded

on the Stock Exchange, JSX has proposed a draft

rule related to Listing and Trading of Participation

Unit Investment Fund in the form of Collective

Investment Contract for approval. Bapepam - LK

has approved the draft rule through letter

Number S-3339/BL/2006 dated December 21,

Page 66: BAPEPAM 2006 reviewed

66Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Adapun pokok-pokok isi Peraturan tersebut antara lain:

Persyaratan pencatatan, prosedur pencatatan, biaya

pencatatan, sanksi, penghapusan pencatatan

(Delisting), ketentuan wajib memiliki 1 (satu) Dealer

Partisipan, dan penyampaian laporan secara mingguan

oleh Anggota Bursa Efek yang melakukan fungsi

sebagai Dealer Partisipan.

2. PERSETUJUAN BAPEPAM - LK ATAS

PERJANJIAN SRO DENGAN BANK INDONESIA

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PASAR

OBLIGASI SEKUNDER

a. Persetujuan atas Rancangan Perjanjian

Penyelenggaraan Kliring Transaksi Bursa

Obligasi Negara Ritel antara Bank Indonesia (BI)

dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi

Negara Ritel (ORI) di Bursa Efek Surabaya (BES), Bank

Indonesia (BI) menunjuk PT Kliring Penjaminan Efek

Indonesia (KPEI) sebagai pihak yang melakukan kliring

Transaksi Bursa. Untuk melaksanakan penunjukan

tersebut dibuat perjanjian antara BI dan KPEI, yaitu

Perjanjian Kliring Transaksi Bursa Obligasi Negara Ritel

di Pasar Sekunder. Bapepam - LK telah memberikan

persetujuan terhadap Rancangan Perjanjian tersebut.

Hal-hal yang dimuat dalam perjanjian tersebut antara

lain :objek dan ruang lingkup perjanjian yaitu kliring

transaksi Bursa Obligasi ritel; hak BI dan KPEI,

kewajiban KPEI, pelaksanaan penyelenggaraan kliring,

penyelesaian hasil kliring Transaksi Bursa, jangka waktu

dan pengakhiran perjanjian.

b. Persetujuan atas Rancangan Perjanjian Bank

Indonesia-Scriptless Securities Settlement

System (BI-SSSS) dan Bank Indonesia-Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS)

Dalam rangka mendukung perdagangan Obligasi

Negara Ritel (ORI) di Bursa Efek Surabaya (BES), Bank

Indonesia (BI) menunjuk PT Kustodian Sentrak Efek

Indonesia (KSEI) sebagai Sub Registry. Untuk

melaksanakan penunjukan tersebut dibuat perjanjian

antara BI dan KSEI, yaitu Perjanjian Penggunaan Bank

Indonesia-Scriptless Securities Settlement System (BI-

SSSS) dan perjanjian penggunaan Bank Indonesia-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS). Bapepam - LK telah

memberikan persetujuan terhadap Rancangan

Perjanjian BI-SSS tersebut. Adapun hal-hal yang dimuat

dalam perjanjian BI-SSSS tersebut antara lain: objek

2006 regarding Listing and Trading of Participation Unit

of Investment Fund in the form of Collective

Investment Contract. The main contents of such rule

are: listing requirement, listing procedure, listing fee,

sanction, delisting, requirement to have one dealer

participant, and weekly report by exchange member

that function as Dealer Participant.

2. APPROVAL ON AGREEMENT BETWEEN SRO AND

BANK INDONESIA ( OR BI IN INDONESIAN

ACRONYM) IN DEVELOPING SECONDARY BOND

MARKET

a. Approval on Draft Agreement on Clearing of

Exchange Transaction of Retail Government

Bond (ORI) between BI and PT. KPEI

In order to encourage trading of ORI on the SSX, BI has

appointed PT. KPEI as the party to carry out clearing of

exchange transaction. To undertake such appointment,

BI and PT. KPEI have come into agreement by

establishing an agreement regarding Clearing of

Exchange Transaction of ORI in the secondary market.

Bapepam - LK has approved the draft agreement

through letter No. S-1107/BL/2006 dated July 20, 2006

regarding Approval on draft agreement between BI and

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) for clearing

of exchange transaction for ORI. Clauses included in

the agreement are: object and scope of the agreement,

clearing of exchange transaction of ORI, rights of BI

and KPEI, obligation of KPEI, clearing mechanism,

clearing settlement of exchange transaction, term

period and termination of agreement.

b. Approval on Draft Agreement between Bank

Indonesia-Scripless Securities Settlement

System (BI-SSSS) dan Bank Indonesia-Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS).

In order to encourage trading ORI on the SSX, BI has

appointed PT.KSEI as Sub Registry. To carry out such

designation BI and KSEI have signed agreement on

employment of Scriptless Securities Settlement System

(BI-SSSS) and Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS). Bapepam - LK has approved draft

agreement on BI-SSS through letter no. S-1108/BL/

2006 dated Juli 20, 2006 regarding Approval on Draft

Agreement on Bank Indonesia-Scriptless Securities

Settlement System (BI-SSSS) and BI-RTGS through letter

no. S-1430/BL/2006 dated August 3, 2006 regarding

Approval of Draft Agreement on Employment of Bank

Page 67: BAPEPAM 2006 reviewed

67Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

perjanjian yaitu penatausahaan surat berharga (SBI dan

SUN) yang terdiri dari pencatatan kepemilikan, setelmen

dan pembayaran pokok dan bunga, kewajiban dan

tanggung jawab para pihak, biaya penggunaan

BI-SSSS, kuasa pendebetan rekening, alat bukti

transaksi, pengawasan dan peninjauan langsung, dan

penyelesaian perselisihan.

Hal-hal yang dimuat dalam perjanjian BI-RTGS antara

lain: objek perjanjian yaitu penggunaan sistem BI-RTGS

dalam setelmen dana hasil transaksi surat berharga,

kewajiban dan tanggung jawab para pihak, jadwal

layanan fasilitas, batasan nominal transaksi biaya

penggunaan fasilitas, sesuai dengan ketentuan BI, alat

bukti transaksi, yaitu Hasil Olahan Komputer (HOK)

yang dihasilkan oleh RTGS Central Computer (RCC)

c. Pengembangan Infrastruktur Pasar Obligasi di

Indonesia

Bapepam - LK telah melakukan pengkajian tentang

pengembangan bond market di Indonesia dan telah

memutuskan tiga pilar utama yang akan disiapkan

dalam pengembangan bond market di Indonesia yaitu:

1. Pembentukan Primary Dealer System

Primary Dealer (PD) akan membantu daya serap Surat

Utang Negara (SUN) di pasar perdana dan

menciptakan likuiditas perdagangan SUN di pasar

sekunder melalui mekanisme market making.

Keanggotaan PD terdiri dari Bank, Perusahaan Efek

serta pihak lainnya. Konsep PD ini diharapkan akan

menjadi landasan bagi market organization dan

adanya harmonisasi akses di pasar Obligasi. Bapepam

- LK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU)

dan Bank Indonesia (BI) sedang melakukan

pembahasan bersama untuk menyiapkan konsep PD.

2. Pembentukan Price Discovery Mechanism

Pembentukan price discovery mechanism dilakukan

melalui kewajiban dan integrasi trade reporting dan

pembentukan Bond Pricing Agency (BPA). Price

discovery mechanism antara lain dilakukan melalui

kewajiban penyampaian laporan perdagangan

Obligasi dari pelaku kepada Bapepam - LK atau

lembaga lain yang ditunjuk Bapepam - LK secara

near real time, yaitu beberapa saat setelah transaksi

dilakukan. Kewajiban pelaporan ini tertuang dalam

peraturan Bapepam - LK Nomor X.M.3 tentang

Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Matters

included in the agreement on BI-SSSS are: object of the

agreement i.e. administration of commercial papers (SBI

and SUN) that consist of registration of ownership,

settlement and payment of principal and interest,

obligation and responsibility of parties, fee for using of

BI-SSSS, power to debit account, evidence of transaction,

supervision and on site inspection, and dispute

settlement.

Matters included in the agreement on BI-RTGS are:

object of the agreement i.e. employment of BI-RTGS

system for settlement of proceed of securities

transactions, obligation and responsibility of parties,

schedule for service facilities, limitation of cost of

transaction of facility employment, compliance with BI

regulation, evidence of transaction i.e. computerized

processing result generated by RTGS Central Computer

(RCC).

c. Development of Infrastructure for Indonesian

Bond Market.

Bapepam - LK has conducted study on bond market

development in Indonesia and has decided three main

pillars that will be prepared in developing bond market in

Indonesia, as follows:

1. Establishment of primary dealer system;

Primary Dealer (PD) will help market to absorb SUN

in the primary market and create liquidity of trading

of SUN in the secondary market through mechanism

of market making. Member of Primary Dealers

consist of banks, securities companies and other

parties. The concept of Primary Dealer expected to

be a foundation for market organization and create

harmonized access in bond market. Bapepam - LK,

Directorate General of Debt Management and

Bank Indonesia has been intensely discussed to

formulate the concept of Primary Dealer.

2. The Establishment of Price Discovery Mechanism.

The establishment of price discovery mechanism

through obligation and integration of trade reporting

and formation Bond Pricing Agency (BPA);

Price discovery mechanism done by requiring

participant to submit report of bond trading to

Bapepam - LK or other parties appointed by

Bapepam - LK on near real time basis, which means

a few moments after the transaction has been done.

Such reporting obligation stated in Bapepam - LK

rule Number X.M.3 regarding Reporting of Bond

Page 68: BAPEPAM 2006 reviewed

68Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Pelaporan Transaksi Obligasi, yang mulai berlaku

tanggal 1 September 2006. Bapepam - LK telah

menunjuk PT Bursa Efek Surabaya (BES) selaku

Penerima Laporan Transaksi Obligasi sebagaimana

dimaksud dalam peraturan Bapepam - LK tersebut.

Data perdagangan tersebut selanjutnya diteruskan

kepada lembaga independen yang dibentuk kemudian,

disebut Bond Pricing Agency (BPA). BPA merupakan pihak

yang memberikan fair value seluruh obligasi secara

independen dan obyektif yang akan dipergunakan

sebagai pertimbangan investasi dan mark to market bagi

seluruh industri keuangan.

3. Penyempurnaan Electronic Trading Platform (ETP),

yang mampu mengakomodasi perdagangan bond

secara ritel.

Penyempurnaan ETP dilakukan antara lain dengan

mengembangkan platform perdagangan secara

elektronik untuk system inter dealer dan multi dealer

pada pasar yang berdasarkan kuotasi harga dengan

suatu segmen untuk pelaku pasar retail. Pada tahap

awal telah dikembangkan ETP yang ada di BES yaitu

sistem FITS yang mengakomodasi perdagangan

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) melalui BES, dengan

kliring dilakukan oleh KPEI dan penyelesaian dilakukan

oleh KSEI.

Pemerintah menyadari bahwa pengembangan pasar

sekunder dari obligasi merupakan suatu prioritas utama

yang harus dilakukan dan rencana ini telah tertuang

dalam Paket Kebijaksanaan Sektor Keuangan. Agar

pelaksaanaan pengembangan Pasar Obligasi dapat

dilaksanakan secara efektif dan komprehensif maka

pemerintah merasa perlu untuk membentuk Project

Management Office (PMO) dibawah monitoring Menteri

Keuangan. Keanggotaan PMO berasal dari instansi terkait

terdiri dari Bapepam - LK, Badan Kebijakan Fiskal (BKF),

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Bank

Indonesia (BI), SRO dan pelaku.

Tugas dari PMO adalah melakukan koordinasi diantara

para stakeholders baik didalam pembuatan kebijakan

maupun peraturan yang mendukung bagi perkembangan

pasar obligasi di Indonesia.

Tujuan pendirian PMO adalah membantu pemerintah

dalam upaya meningkatkan transaksi obligasi di pasar

sekunder.

Transaction that took into effect from September

1, 2006. Bapepam - LK has appointed SSX as

the centre of reporting bond transaction.

The trading data will be forwarded to an

independent institution that will be established later,

called Bond Pricing Agency (BPA). BPA is a party that

independently and objectively provide fair value of

all bonds which will be used as reference to make

investment decision and marked to market for all

financial industries.

3. The Improvement of Electronic Trading

Platform (ETP) to facilitate trading of retail

bonds.

The Improvement of ETP was carried out by

developing electronic trading platform for inter-

dealer system and multi dealer price quotation

market with retail market players. As initial step,

the ETP has been developed in the SSX called as

FITS that facilitate trading of ORI on the SSX,in

which the clearing conducted by KPEI and the

settlement carried out by KSEI.

Government realizes that development of secondary

market for bond is crucial agenda that must be

kicked off immediately and this plan has been

included in Financial Sector Policy Package. In order

to make development of bond market effective and

comprehensive, it was deemed necessary to form

Project Management Office (PMO), monitored by

Minister of Finance. Member of PMO consist of

representatives from Bapepam - LK, Fiscal Policy

Agency (or Badan Kebijakan Fiskal in Indonesian

acronym), Directorate General of Debt Management

(or Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang in

Indonesian acronym), Bank Indonesia (BI), SRO and

market participants.

The main obligation of PMO is to coordinate among

the stakeholders both in making policy and in

drafting regulation to encourage development of

bond market in Indonesia.

The objective of establishment PMO is to assist and

support government effort to develop bond

transaction in secondary market.

Page 69: BAPEPAM 2006 reviewed

69Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

d. Pengembangan Infrastruktur Pasar

Obligasi Daerah

Dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah

berupa Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

pemerintah daerah dapat memanfaatkan pasar modal

sebagai sarana perolehan pembiayaan jangka panjang

untuk pembangunan proyek-proyek terutama yang

terkait dengan pembangunan fasilitas umum melalui

penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi daerah atau

municipal bonds telah dimungkinkan oleh Undang-

undang Pasar Modal, namun dalam pelaksanaannya

masih diperlukan perangkat hukum tambahan yang

memungkinkan pemerintah daerah memenuhi

ketentuan di pasar modal, disamping itu, diperlukan

kesiapan pemerintah daerah dalam memenuhi

ketentuan yang berlaku di pasar modal seperti

penyediaan informasi keuangan yang transparan

kepada calon investor. Sampai saat ini belum ada

pemerintah daerah yang menerbitkan obligasi daerah.

Bapepam - LK telah melakukan pembahasan

pengembangan pasar sekunder obligasi daerah terkait

dengan pengaturan pencatatan obligasi daerah di bursa

efek dan telah melakukan koordinasi dengan SRO untuk

persiapan infrastrukturnya, sehingga obligasi daerah dapat

diperdagangkan di bursa efek.

Selain itu, transaksi obligasi daerah termasuk obligasi yang

diwajibkan terkait dengan pelaporan perdagangan (trade

reporting) dalam rangka pembentukan mekanisme

pengungkapan harga baik yang dilakukan di bursa efek

maupun di luar bursa efek.

e. Penerapan Remote Trading secara penuh

Remote Trading sudah dilaksanakan di BEJ sejak tahun

2002. Terhitung mulai bulan April 2006, seluruh

Anggota Bursa BEJ telah menjadi peserta Remote

Trading dan seluruh saham tercatat, sudah dapat

diperdagangankan secara Remote Trading.

Bapepam - LK terus melakukan monitoring sistem

perdagangan secara Remote Trading, sehingga sistem

perdagangan tersebut dapat meningkatkan efisiensi

bagi BEJ.

d. Development of Infrastructure for Municipal

Bond Market.

Implementation of autonomy policy for local

government in accordance with Law Number 32 of

2004 regarding Local Government and Law

Number 33 of 2004 concerning Fiscal Balance

between Central Government and Local

Government, the local government may use capital

market as a source of long term financing of

projects, especially projects related to public

facilities by issuing municipal bond. The capital

market law has facilitated the issuance of municipal

bond however, on the implementation level; it still

needs additional rules to comply with capital

market regulations. In addition, it is necessary for

local government to fulfill capital market regulation

such as preparing transparent financial information

disclosure to prospective investors. Therefore, until

the printing of the report, there were no local

governments that issue municipal bond.

Bapepam - LK has discussed the development of

secondary market for municipal bonds related to

regulation of municipal bond listing on the stock

exchange and has coordinated with SRO in preparing

infrastructures, so that municipal bond can be traded

on the exchange.

Beside that, transaction of municipal bonds subject to

trade reporting obligation in order to establish price

disclosure mechanism, for transactions both in the

exchange and over the counter.

e. Fully Implementation of Remote Trading.

Remote Trading has been implemented by JSX since

2002 and since April 2006, all JSX members have

become participant of remote trading and all listed

stocks have been able to be traded through remote

trading system.

Bapepam - LK will continuously monitor the

remote trading system to improve efficiency of JSX.

Page 70: BAPEPAM 2006 reviewed

70Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

f. Perkembangan Rencana Penggabungan BEJ-BES

Rencana Penggabungan BEJ dan BES tertuang dalam

Master Plan Pasar Modal Indonesia Tahun 2005-2009

dan Paket Kebijakan Sektor Keuangan yang

ditetapkan tanggal 5 Juli 2006.

Dalam RUPS BEJ tanggal 18 Mei 2006, pemegang

saham BEJ secara prinsip menyetujui penggabungan

usaha Perseroan dengan PT Bursa Efek Surabaya.

Sedangkan persetujuan prinsip pemegang saham BES

dilaksanakan melalui RUPSLB BES tanggal 6 Desember

2006. Bapepam - LK, BEJ, dan BES telah dan akan terus

melakukan rapat pembahasan dan koordinasi persiapan

usulan rancangan penggabungan BEJ-BES.

g. Pengembangan Wakil Perusahaan Efek

Dalam rangka penyempurnaan pemberian izin Wakil

Perusahaan Efek (WPE), khususnya WPPE dan WPEE,

Bapepam - LK telah melakukan studi khusus dan

berencana melakukan pembaharuan prosedur

pemberian izin WPE. Prosedur yang akan

disempurnakan mencakup sejak sebelum ujian bagi

calon WPE, proses pengajuan izin ke Bapepam -

LK dan sesudah WPE memiliki izin. Sebelum

mengikuti ujian WPE, peserta hendaknya telah

mengikuti pelatihan dibidang WPE khususnya

mengenai pemahaman peraturan sehingga

diharapkan saat pengajuan izin ke Bapepam - LK,

perorangan yang telah lulus ujian WPE benar-benar

telah menguasai bidangnya. Adapun dalam hal

pengawasan dan pembinaan terhadap WPE,

Bapepam - LK mewajibkan bagi setiap pemegang

izin WPE untuk mengikuti Pendidikan Berkelanjutan

(Continuing Education).

3. PERIZINAN / PERSETUJUAN / PENCABUTAN IZIN

USAHA

a. Izin Perorangan

i. Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE): 52

ii. Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE): 207

Sampai dengan akhir 2006 Bapepam - LK telah

memberikan izin orang perseorangan sebagai WPEE dan

WPPE sebanyak 5462 orang.

f. Development of SSX and JSX Merger Plan.

The merger plan between SSX and JSX has been

enacted in Indonesian Capital Market Master Plan

2005 -2009 and Financial Sector Package Policy

signed on July 5, 2006.

In the JSX general meeting of shareholders held on

May 18, 2006, the JSX shareholders principally agreed

the plan to merge with SSX. On the other hand, the

principal approval for merger has been granted in the

general meeting of shareholders of SSX held on

December 6, 2006. Bapepam - LK, SSX and JSX have

been discussing and coordinating to prepare drafting

of SSX-JSX Merger Plan.

g. Development of Securities Company

Representatives

In order to improve the mechanism of Securities

Company Representatives licensing, especially broker

dealer (or Wakil Perantara Pedagang Efek in Indonesian

acronym) and underwriter (or Wakil Penjamin Emisi

Efek in Indonesian acronym), Bapepam - LK has

conducted a special research study and planned to

review the licensing procedure of Securities Company

Representatives. The procedure of licensing that will be

improved starting from pre-examination process,

licensing process in Bapepam - LK, and license holding

period. Before attending the examination for individual

license, the candidate is expected to have completed a

training course concerning Securities Company

Representatives activities, especially to understand the

regulations, so that when propose a license to

Bapepam - LK, the candidate has already competent in

his field. In addition, in case of supervision and

development of the Securities Company

Representatives, Bapepam - LK also requires each

individual license holder to attend the continuing

education program.

3. LICENSING/APPROVAL/REVOCATION OF

LICENSES

a. Individual Licenses

i. Underwriter Representatives (WPEE): 52

ii. Broker Dealer Representatives (WPPE): 207

As of the end of 2006, Bapepam - LK has granted

individual licenses for WPEE and WPPE to 5462

persons.

Page 71: BAPEPAM 2006 reviewed

71Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Pengembangan Wakil

Perusahaan Efek

Dalam rangka penyempurnaan pemberian izin Wakil

Perusahaan Efek (WPE), khususnya WPPE dan WPEE,

Bapepam - LK telah melakukan studi khusus dan

berencana melakukan pembaharuan prosedur

pemberian izin WPE. Prosedur yang akan

disempurnakan mencakup sejak sebelum ujian bagi

calon WPE, proses pengajuan izin ke Bapepam - LK

dan sesudah WPE memiliki izin. Sebelum mengikuti

ujian WPE, peserta hendaknya telah mengikuti

pelatihan dibidang WPE khususnya mengenai

pemahaman peraturan sehingga diharapkan saat

pengajuan izin ke Bapepam - LK, perorangan yang

telah lulus ujian WPE benar-benar telah menguasai

bidangnya. Adapun dalam hal pengawasan dan

pembinaan terhadap WPE, Bapepam - LK

mewajibkan bagi setiap pemegang izin WPE untuk

mengikuti Pendidikan Berkelanjutan (Continuing

Education).

b. Perusahaan Efek

Tahun 2006 Bapepam - LK telah memberikan izin

usaha baru kepada 7 Perusahaan Efek dengan

perincian 5 sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE),

yaitu PT Prisma Pro Investama, PT Reksa Depok

Sekuritas, PT Prima Gratia Investama, PT Nova

Sekuritas, PT Golden Financial Securities, serta 2

sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), yaitu PT Ciptadana

Securities Usaha, dan PT Patalian Water Securindo.

Bapepam - LK juga telah mencabut 4 izin usaha

Perusahaan Efek, dengan perincian 3 izin usaha

Perusahaan Efek sebagai PPE, yaitu

PT Topas Multi Securities, PT Ciptadana Sekuritas,

PT Danawitta Secirities, 1 izin usaha Perusahaan Efek

sebagai PEE, yaitu PT Ciptadana Sekuritas.

Sampai dengan akhir 2006 jumlah Perusahaan Efek

sebagai PPE dan PEE yang telah mendapatkan izin

usaha dari Bapepam - LK adalah sebanyak 168

Perusahaan Efek.

No. Uraian / Description Jumlah / Amount

1. Pemberian Izin usaha / New license 7

2. Peningkatan izin usaha dari Perantara Pedagang Efek

(PPE) menjadi Penjamin Emisi Efek (PEE) /

Promotion of license from PPE to PEE -

3. Pencabutan izin usaha / Revocation of license 4

Development of Securities Company

Representatives

In order to improve the mechanism of Securities

Company Representatives licensing, especially

WPPE and WPEE, Bapepam - LK has conducted a

special research study and planned to review the

licensing procedure of Securities Company

Representatives. The procedure of licensing that

will be improved starting from pre-examination

process, licensing process in Bapepam - LK, and

license holding period. Before attending the

examination for individual license, the candidate is

suppose to be completing a training course in

Securities Company Representatives activities,

especially to understand the regulations, so that

when propose a license to Bapepam - LK, the

candidate has already competent in his field. In

addition, in case of supervision and development

of the Securities Company Representatives,

Bapepam - LK also requires each individual license

holder to attend the continuing education

program.

b. Securities Company

In 2006, Bapepam - LK has granted new business

licenses to 7 Securities Companies, 5 securities

companies as broker dealer i.e. PT Prisma Pro

Investama, PT Reksa Depok Sekuritas, PT Prima

Gratia Investama, PT Nova Sekuritas, and PT

Golden Financial Securities and 2 securities

companies as underwriter i.e. PT Ciptadana

Securities Usaha, dan PT Patalian Water

Securindo.

Beside that, Bapepam - LK has also revoked 4

licenses of securities companies, 3 licenses as

broker dealer i.e. PT Topas Multi Securities, PT

Ciptadana Sekuritas, PT Danawitta Securities, and

1 license of securities company i.e. PT Ciptadana

Sekuritas.

As of the end of 2006, total number of securities

companies as broker dealer and underwriter have

been licensed by Bapepam - LK is 168 securities

companies.

Page 72: BAPEPAM 2006 reviewed

72Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Pembukaan Cabang

Selama tahun 2006 terdapat 22 Perusahaan Efek

yang membuka kantor di lokasi lain dan terdapat 10

Perusahaan Efek yang menutup kantornya di lokasi

lain. Sampai dengan akhir tahun 2006 terdapat 74

Perusahaan Efek yang memiliki kantor di lokasi lain

dengan jumlah kantor sebanyak 226 yang tersebar di

seluruh Indonesia.

c. Bank Kustodian

Tahun 2006 Bapepam - LK telah memberikan 2

(dua) Persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian

yaitu PT Bank Bukopin dan Bank DBS Indonesia.

Sampai dengan akhir tahun 2006 jumlah Bank

Umum yang memperoleh persetujuan sebagai

Kustodian sebanyak 21 Bank.

d. Biro Administrasi Efek (BAE)

Tahun 2006 Bapepam - LK telah mencabut 1

izin usaha sebagai Biro Administrasi Efek yaitu

PT Adsenas Perkasa.

Sampai dengan akhir tahun 2006 jumlah Biro

Administrasi Efek sebanyak 10 Perusahaan.

4. UJI KEPATUHAN LEMBAGA EFEK

Uji kepatuhan Lembaga Efek yang dilakukan melalui

pemeriksaan rutin kepada para pelaku Pasar Modal,

khususnya lembaga Efek, dilaksanakan sebagai

bagian dari tugas dan fungsi Bapepam - LK dalam

melakukan pembinaan dan pengawasan Pasar

Modal. Pemeriksaan rutin dimaksud bertujuan untuk

memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

Pasar Modal. Sejak Januari - Desember 2006,

Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan rutin

terhadap Lembaga Efek antara lain:

a. 25 Perusahaan Efek Anggota Bursa (PE-AB), yang

terdiri dari 13 Kantor Pusat dan 12 Kantor Cabang;

b. 3 PE Non Anggota Bursa;

c. 1 (satu) Self Regulatory Organization (SRO), yaitu

PT Bursa Efek Jakarta (PT BEJ).

Pada pemeriksaan rutin Perusahaan Efek,

pemeriksaan dilakukan terhadap pengendalian intern

dan penyelenggaraan pembukuan dan lain-lain yang

terkait dengan operasional (baik front office maupun

back office), termasuk pelaksanaan prinsip mengenal

nasabah yang merupakan bagian dari usaha untuk

mencegah dan menanggulangi tindak pidana

pencucian uang (money laundering).

Securities Company Branch Opening

During 2006, 22 securities companies have opened

branches and 10 securities companies have closed

their branches. As of the end of 2006, 74 securities

companies have branches with 226 branch offices

existence throughout Indonesia.

c. Custodian Bank

In 2006, Bapepam - LK has granted approval for

2 Custodian Banks i.e. PT Bank Bukopin and Bank

DBS Indonesia. As of the end of 2006, total number

of custodian banks registered with Bapepam dan LK

are 21 companies.

d. Securities Administration Agency (BAE)

In 2006, Bapepam - LK has revoked 1 license as

Securities Administration Agency on behalf of

Adsenas Perkasa.

As of the end of 2006, total number of Securities

Administration Agency is 10 companies.

4. COMPLIANCE AUDIT OF SECURITIES

INSTITUTIONS

Compliance audit of securities institutions conducted

through routine inspection of capital market

participants, especially securities institutions, is done as

part of duties and functions of Bapepam - LK in

developing and supervising of capital market. The

routine inspection aims to ensure compliance of

securities institutions with capital market regulations.

From January to December 2006, Bapepam - LK has

carried out routine inspection to securities institutions,

as follows:

a. 25 exchange member securities companies, consist

of 13 head offices and 12 branches;

b. 3 non exchange member securities companies;

c. 1 Self Regulatory Organization (SRO), i.e. Jakarta

Stock Exchange.

In routine inspection to securities companies, such

inspection focused on internal control and

bookkeeping and other aspects related to operational

(both front office and back office), including

implementation of know your client principles as

the efforts to prevent and enforce money

laundering crimes.

Page 73: BAPEPAM 2006 reviewed

73Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin tersebut, bagi

Perusahaan Efek yang dalam melaksanakan kegiatan

usahanya terbukti tidak sesuai dengan peraturan

dibidang Pasar Modal dikenakan tindakan tertentu

antara lain berupa peringatan tertulis, pembekuan

kegiatan usaha, atau pencabutan izin/ persetujuan

usaha.

Dari 25 PE-AB yang diperiksa tersebut, 1 PE tidak

ditemukan adanya pelanggaran, 2 PE dikenakan

pembekuan kegiatan usaha (suspend), 21 PE

dikenakan teguran tertulis dan 1 PE dikenakan teguran

tertulis dan pembekuan kegiatan usaha

Pengenakan tindakan tertentu (antara lain berupa

peringatan tertulis, pembekuan kegiatan usaha)

kepada PE karena ditemukan adanya pelanggaran atas

beberapa ketentuan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal.

Dari 3 PE-Non AB yang diperiksa tersebut, 2 PE

dikenakan teguran tertulis dan pembekuan kegiatan

usaha (suspend) dan 1 PE dikenakan teguran tertulis.

Dari hasil pemeriksaan rutin terhadap BEJ yang

dilakukan pada 1 Juni- 31 Agustus 2006, ada

beberapa hal yang perlu mendapat prioritas dari BEJ

antara lain:

a. Peningkatan efektifitas Pengawasan Perdagangan

dalam rangka pelaksanaan fungsi BEJ khususnya

dalam hal menjaga integritas pasar modal dan

pengawasan serta pembinaan terhadap AB.

b. Peningkatan teknologi yang digunakan untuk sistem

perdagangan termasuk Governance Teknologi

Informasi.

c. Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk

pengawasan analisa dan pemeriksaan transaksi yang

tidak wajar, pengadaan barang/jasa, dan kebijakan

penolakan rencana corporate action oleh Emiten.

d. Pemberian bantuan/insentif kepada AB agar

memperhatikan aspek efiensi dan efektifitas, serta

e. Prosedur penyusunan dan pelaksanaan RKAT harus

mempertimbangkan aspek tata-tertib sesuai

ketentuan yang berlaku (menghindari kegiatan-

kegiatan yang tidak dianggarkan dalam RKAT dan

kegiatan yang pelaksanaannya mendahului

keputusan RUPS), aspek efisiensi serta aspek

pengembangan pasar modal.

5. PENGAWASAN PERDAGANGAN

a. Pengawasan Saham

Sejak Januari hingga Desember 2006, Bapepam -

LK telah memproses 8 kasus yang diduga

merupakan perdagangan saham yang tidak wajar

Based on the routine inspection result, for securities

companies where in doing their activities were not comply

with capital market regulations have been imposed

sanctions, such as: admonition letter, suspension, or

revocation of licenses.

Of 25 inspected securities companies, 1 securities company

not proven violated, 2 securities companies have been

suspended, 21 securities companies granted admonition

letters and 1 securities company granted admonition letter

and suspension.

Imposition of certain actions, such as admonition letter and

suspension to securities companies because of violations

against capital market regulations have been done by such

securities companies.

Of 3 inspected non exchange securities companies,

2 securities companies granted admonition letter and

suspension and 1 securities company granted admonition

letter. Based on the result of routine inspection conducted

to JSX from June 1, 2006 to August 31, 2006,

there are some aspects need to be prioritized by JSX,

such as:

a. Improvement effectiveness of Trading Surveillance in

carrying out functions of JSX, especially to protect capital

market integrity, surveillance and development of

exchange members.

b. Improvement of technology used for trading system

including governance of information technology.

c. Standard Operating Procedures (SOP) for supervision

analysis and unusual transaction surveillance,

procurement, refusal policy on issuer»s corporate action.

d. Contribution/incentives to exchange members should

consider efficiency and effectiveness, and

e. Formulation and implementation procedures of business

and budgeting plan should consider compliance with

prevailing regulations, such as prevent from doing

unplanned activities and before approval from general

shareholders meeting, efficiency aspect, and

development of capital market aspects.

5. TRADING SURVEILLANCE

a. Trading Surveillance of Stock

From January to December 2006, Bapepam - LK has

processed 8 cases suspected as unusual stock transaction

that occurred on the JSX. Of the 8 cases, 3 cases are still

Page 74: BAPEPAM 2006 reviewed

74Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Dari ke 8 kasus

tersebut, 3 kasus masih dalam proses, dan 5 kasus

telah diselesaikan dengan rincian 1 kasus

merupakan persekongkolan, 3 kasus perdagangan

transaksi semu, dan 1 kasus tidak terbukti adanya

pelanggaran. Guna pembuktian lebih lebih lanjut 4

kasus tersebut telah dilimpahkan ke Biro

Pemeriksaan dan Penyidikan.

b. Pengawasan Obligasi

Sejak berlakunya Peraturan Bapepam - LK Nomor

X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi tanggal 1

September 2006 telah terjadi peningkatan jumlah

transaksi obligasi (SUN dan Korporasi) yang dilaporkan.

Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan jumlah

partisipan yang melapor yaitu sebesar 101 partisipan

selama bulan Desember 2006 dan bila dibandingkan

dengan rata-rata per bulan selama periode Januari s.d

Agustus 2006 yaitu sebesar 25 partisipan.

- Perkembangan Investor

Dari sistem pelaporan yang ada diketahui bahwa investor

SUN terbesar masih didominasi oleh Bank yang

bertransaksi untuk kepentingan sendiri, meliputi ( 76 %

dari total volume perdagangan yang terjadi sejak

September 2006

- Perkembangan Total Volume rata-rata per bulan

Total volume rata-rata perbulan SUN untuk periode

September s.d Desember 2006 yaitu sebesar

Rp65.789.357.125.000 yang berarti mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar

832,09.% bila dibandingkan dengan total volume rata-

rata perbulan untuk periode Januari s.d Agustus 2006

yaitu hanya sebesar Rp7.058.275.625.000. Demikian pula

dengan volume rata-rata perbulan untuk Obligasi

Korporasi periode September s.d Desember 2006 yaitu

sebesar Rp6.037.875.477.000 juga mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar

Partisipan / ParticipantBulan / Month

(2006) Bank Bank KustodianCustodian Bank

Perusahaan EfekSecurities Company

Total

Januari -Agustus

September

Oktober

November

Desember

17

27

31

32

32

-

14

14

14

14

8

45

54

55

55

25

86

99

101

101

Perkembangan Jumlah Partisipan / Development Number of Participants

in the process, 5 cases have been completed which

consist of 1 case of conspiracy, 3 cases of market

manipulation, and 1 case insufficiently proven as

violation. For further investigation the 4 cases have been

forwarded to Investigation Bureau.

b. Trading Surveillance of Bond

Since enactment of Rule Number: X.M.3 regarding Bond

Transaction Reporting dated September 1, 2006 the

number of reported bond transaction (SUN and

corporate) has been increased.

Based on data above, the number of reporting

participant has been increasing became 101 participants

during December 2006 compared to 25 participants for

monthly average from January to August 2006.

- Development of Investors.

Based on the reporting system can be seen that most

investors of SUN still dominated by Banks trade for their

own portfolio by 76% of total trading volume since

September 2006.

- Development of monthly average of total volume

Monthly average of total volume of SUN for period of

September to December 2006 amount IDR.

65.789.357.125.000 that significantly increased by

832,09% compared to the period of January to August

2006 amount IDR. 7.058.275.625.000. The same

increasement happened in Monthly average of total volume

for corporate bond transactions for the period of

September to December 2006 amount IDR.

6.037.875.477.000 or significantly increased by 431,75%

compared to Monthly average of total volume for the

Page 75: BAPEPAM 2006 reviewed

75Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

431,75% bila dibandingkan dengan total volume rata-

rata perbulan untuk periode Januari s.d Agustus 2006

yaitu sebesar Rp1.135.490.381.000.

- Perkembangan ORI

Sejak di terbitkannya ORI001 oleh pemerintah Republik

Indonesia dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya, sampai

dengan akhir tahun 2006 volume transaksi pembelian

ORI001 masih didominasi oleh institusi yaitu sebesar

51,14% sedangkan retail hanya sebesar 48,86%.

c. Pengawasan Derivatif

- Kontrak Berjangka Indek Efek (KBIE)

Dalam rangka pengembangan perdagangan Derivatif di

Bursa, sejak tanggal 30 Oktober 2006, BES telah

melakukan penambahan tipe KBIE sebagai instrumen

perdagangan berupa KBIE LQ45 Periodik yang

mempunyai jangka waktu yang lebih pendek

dibandingkan dengan KBIE LQ45 Bulanan.

Dengan adanya penambahan tipe KBIE tersebut, maka

tipe KBIE yang dapat diperdagangkan para pelaku

melalui SSX-FATS terdiri dari:

1. KBIE LQ45 Bulanan;

2. KBIE LQ45 Periodik, yang terdiri dari : Kontrak Periodik

2 (dua) mingguan, Kontrak Periodik Mingguan (5 Hari

Bursa), Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa);

3. KBIE Dow Jones Industrial Average (DJIA)

4. KBIE Japan Titans

Perdagangan KBIE LQ45 Periodik dimulai pada tanggal

21 November 2006, dengan Anggota Bursa (AB) yang

aktif sebanyak 9 AB . Sebelum ada KBIE LQ45 Periodik

perdagangan KBIE LQ45 hanya diikuti oleh 4 AB yang

aktif bertransaksi. Adapun AB yang aktif dalam

memperdagangkan KBIE 45 Periodik saat ini adalah

sebagai berikut: PT Philip Securities Indonesia, PT Sarijaya

Permana Sekuritas, PT Pasific Duaribu Investindo, PT

Binaartha Parama, PT Anugrah Securindo Indah, PT

Valbury Asia Securities, PT Danpac Sekuritas, PT

Dhanawibawa Arthacemerlang, dan PT Sinarmas

Sekuritas.

Sejak diluncurkannya KBIE LQ45 Periodik pada tanggal

21 November 2006, volume perdagangan KBIE LQ45

Periodik menjadi 265 kontrak selama 12 Hari Bursa,

dengan rata-rata volume kontrak sebanyak 22 kontrak/

hari dan frekuensi perdagangan KBIE LQ45 Periodik

menjadi 166 kali selama 12 hari Bursa terakhir dengan

rata-rata frekuensi sebanyak 14 kali/hari.

period of January to August 2006 amount IDR.

1.135.490.381.000.

- Development of Retail Government Bond (ORI)

Since the issuance of ORI001 by the Government of

Indonesia and listed on the SSX, as of the end of 2006,

trading volume of buying of ORI001 still dominated by

institutional investors by 51,14% and retail investors

by 48,86%.

c. Supervision of Derivatives

- Securities Index Futures Contract (KBIE)

In order to develop trading of derivatives on the

exchange, since October 30, 2006, Surabaya Stock

Exchange (SSX) has added a type of KBIE as trading

instrument called KBIE LQ45 Periodic with shorter term

of maturity compared to Monthly KBIE LQ45.

By adding of the new type of KBIE, the types of KBIE

that can be traded by the participants through SSX-

FATS consist of:

1. KBIE LQ45 Monthly;

2. KBIE LQ45 Periodic, consist of: 2 Weekly Periodic

Contract, Weekly (5 Exchange Days) Periodic

Contract, Daily (2 Exchange Days) Periodic Contract;

3. KBIE Dow Jones Industrial Average (DJIA)

4. KBIE Japan Titans

The trading of KBIE LQ45 Periodic started on

November 21, 2006, with 9 exchange members trade

actively. Before the existance of KBIE LQ45 Periodic,

the trading of KBIE LQ45 only 4 exchange members

actively trade KBIE LQ45. The exchange members who

actively trade KBIE 45 Periodic for the time being are:

PT Philip Securities Indonesia, PT Sarijaya Permana

Sekuritas, PT Pasific Duaribu Investindo, PT Binaartha

Parama, PT Anugrah Securindo Indah, PT Valbury Asia

Securities, PT Danpac Sekuritas, PT Dhanawibawa

Arthacemerlang, dan PT Sinarmas Sekuritas.

Since the launching of KBIE LQ45 Periodic on

November 21, 2006, trading volume KBIE LQ45

Periodic reached 265 contracts within 12 exchange

days, with average volume of contract 22 contracts per

day and trading frequency of KBIE LQ45 Periodic

reached 166 times within last 12 exchange days, with

average frequency 14 times per day.

Page 76: BAPEPAM 2006 reviewed

76Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

- Kontrak Dow Jones Futures

Mulai tanggal 1 Desember 2006 untuk sementara

Kontrak Dow Futures tidak lagi diperdagangkan di

Bursa Efek Surabaya terkait adanya proses

pembaharuan perjanjian dengan pihak pemilik indeks.

d. Pengawasan Sistem Pelaporan Transaksi

Obligasi

Dalam rangka melakukan Pengawasan terhadap

software dan hardware pelaporan transaksi obligasi

yang digunakan oleh BES, Bapepam - LK telah

mengirim kuisioner yang berkaitan dengan sistem yang

digunakan PLTO dalam penerimaan proses pelaporan.

Kuisioner ini bertujuan untuk melihat dan menilai

antara lain jaringan komunikasi yang digunakan,

tingkat keamanan data, kecepatan pemprosesan data,

sistem administrasi yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan up date data, dan helpdesk yang

disediakan serta tersedianya Disaster Recovery Center

(DRC) yang memadai. Penilain ini akan dilakukan

secara berkala guna meningkatkan pelayanan dan

keakuratan data yang dilaporkan.

Selain itu, Bapepam - LK juga minta BES untuk

memperbaiki tampilan data pelaporan obligasi agar

makin informatif dan memperbaiki proses sistem

pelaporan agar para partisipan makin mudah dalam

hal menginput data dan respon tampilannya.

6. KERJA SAMA DENGAN ASIC

1. Membuat sistem Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Perusahaan Efek (PE) dalam rangka memetakan

seluruh PE yang ada sesuai dengan risikonya sebagai

alat untuk melakukan pengawasan PE berbasis risiko

(Risk Based).

2. Pilot project dalam rangka meningkatkan

kemampuan staf Pengawasan Perdagangan dalam

mengidentifikasi potensi adanya perdagangan

saham yang tidak wajar dengan menggunakan

parameter harga, volume, dan frekuensi.

7. ENHANCING PARTICIPATION OF THE CAPITAL

MARKET IN COMBATING MONEY LAUNDERING:

AN AML WORKSHOP FOR THE INDONESIA

SECURITIES INDUSTRY

Tujuan dari Workshop tersebut adalah untuk

mensosialisasikan pembangunan rezim anti-money

- Dow Jones Futures Contract

Since December 2006, temporarily the Dow Jones

Futures Contract no longer traded on the SSX due to

renewal process of agreement with the owner of

index.

d. Supervision of Bond Transaction Reporting

System

In order to supervise software and hardware of bond

transaction reporting system employed by SSX,

Bapepam - LK has disseminated questionaires related

to the system used by SSX (PLTO) in receiving reporting

process. This questionaire aimed to review and asses of

communication network used, data security level,

processing data speed, administrative system related to

data maintenance and updating, and available help

desk, and availability of accountable Disaster Recovery

Center (DRC). This assesment will be conducted on

periodical basis to improve service and accuracy of

reported data.

Beside that, Bapepam - LK has requested SSX to

reconstruct the display of reporting data in order to be

more informative and to improve the reporting system

in order to make easier for the participants to input

data and responses.

6. COOPERATION WITH ASIC

1. Establishing Risk Assesment for securities companies

in order to mapping all securities companies existing

in accordance to their risks as tools to conduct risk

based supervision of Securities Companies.

2. Pilot project in order to improve capability of Trading

Surveillance Division staffs in identifying the

potential of unusual securities by using parameters

of price, volume, and frequency.

7. ENHANCING PARTICIPATION OF THE CAPITAL

MARKET IN COMBATING MONEY LAUNDERING:

AN AML WORKSHOP FOR THE INDONESIA

SECURITIES INDUSTRY

Objective of this workshop is to socialize development

of anti money laundering regime to all capital market

Page 77: BAPEPAM 2006 reviewed

77Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

laundering (AML) kepada seluruh pelaku pasar modal di

Indonesia. Workshop tersebut diselenggarakan pada

tanggal 1-3 Februari 2006 di Jakarta, atas kerjasama

Bapepam dan LK dengan ADB, FSVC dan APEI

Kegiatan ini dibuka dan dihadiri oleh Ayumi Konishi

(Director Governance Finance, and Trade Division,

Southeast Asia Departement, ADB), Keynote speech dari

Darmin Nasution (Ketua Bapepam), selain itu hadir dan

menjadi pembicara antara lain Yunus Hussein (Ketua

Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan-PPATK),

Robinson Simbolon (Kepala Biro Perundang-undangan

dan Bantuan Hukum, Bapepam dan Lily Widjaja (Ketua

Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia-APEI). Agenda yang

dibahas dalam Workshop tersebut antara lain Overview

isu AML di Indonesia, Peraturan AML di pasar modal dan

Peranan APEI dalam pelaksanaan rezim AML.

8. PELATIHAN PENINGKATAN AUDIT KEPATUHAN

TERHADAP PERUSAHAAN EFEK

Pelatihan ini merupakan program kegiatan konsultasi

Financial Service Volunteer Corps (FSVC) yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian teknis

para auditor Perusahaan Efek dari Bapepam - LK, Bursa

Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya mengenai

international best practice dalam melakukan audit

kepatuhan terhadap perusahaan efek.

Pembicara utama dalam acara ini adalah Mr. Robert J.

Grasso Konsultan dari RCS Regulatory Consulting,

Mantan Securities Compliance Examiner Securities

Exchange Commission (SEC) dan Supervisor of

Examiners National Association of Securities Dealers

Regulation (NASD).

Beberapa rekomendasi yang diberikan pembicara

kepada Bapepam - LK, BEJ dan BES pada kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

a. melakukan kegiatan untuk mengembangkan

kemampuan auditor yang telah ada serta

menjalankan sistem pendidikan dan pelatihan yang

terstruktur bagi auditor baru agar kualitas auditor

tetap terjaga dan waktu yang diperlukan dapat lebih

dipersingkat;

b. melakukan koordinasi melalui pertemuan yang

diadakan secara resmi untuk membahas

permasalahan-permasalahan yang terjadi di

industri pasar modal;

c. melaksanakan audit secara terpisah namun

terkoordinasi dengan baik;

participants. The workshop held in Jakarta from

February 1 - 3, 2006 as cooperation among Bapepam

dan LK, ADB, FSVC, and APEI.

This event was opened and attended by Ayumi Konishi

(Director of Governance Finance and Trade Division,

Southeast Asia Department, ADB), Keynote Speech by

Darmin Nasution (Chairman of Bapepam), other

speakers are: Yunus Husein (Chairman of PPATK),

Robinson Simbolon (Head of Legal Bureau Bapepam)

and Lily Widjaja (Chairman of APEI). Agenda discussed

in the workshop include: overview of AML issues in

Indonesia, AML regulations in capital market and role of

APEI in implementing AML regime.

8. TRAINING FOR IMPROVEMENT OF COMPLIANCE

AUDIT OF SECURITIES COMPANIES

This training held as part of consultation program

sponsored by Service Volunteer Corps (FSVC) aim to

improve knowledge and technical ability for securities

firm examiners from Bapepam - LK, JSX and SSX related

to international best practice in carrying out compliance

audit of securities companies.

Mr. Robert J. Grasso, Consultant from RCS Regulatory

Consulting, former Securities Compliance Examiner

Securities Exchange Commission (SEC) and Supervisor of

Examiners National Association of Securities Dealers

Regulation (NASD) acted as Key Speaker.

Some recommendations proposed by the speaker to

Bapepam - LK, JSX and SSX in the event include:

a. Conducting program to develop capability of existing

examiners and perform structured training education

system for new examiners to maintain quality of

examiners and shorten the term of training;

b. Establishing formal coordination through meeting to

discuss critical problems occurred in capital market

industry;

c. Conducting audit separately with proper

coordination;

Page 78: BAPEPAM 2006 reviewed

78Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

d. mengadakan seminar atau workshop pendidikan dan

pelatihan untuk perusahaan efek dalam rangka

peningkatan kepatuhan dan memperkenalkan

perubahan peraturan;

e. membuat sistem atau database untuk pengaduan

nasabah serta melakukan pemantauan status dari

pengaduan nasabah;

f. mengimplementasikan Audit berdasarkan risiko.

9. LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Peraturan No. X.K.2 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Emiten/

Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan

Keuangan Tahunan dan Tengah Tahunan. Untuk Laporan

Keuangan Tahunan, Laporan yang disampaikan wajib

disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang

lazim selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga

setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Adapun

untuk Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan

Keuangan dapat tidak disertai dengan Opini Akuntan,

disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka

penelaahan terbatas, atau disertai dengan laporan

Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran

laporan keuangan secara keseluruhan

Opini Akuntan

Berdasarkan penelaahan yang dilakukan atas Laporan

Keuangan Tahunan 2005 yang disampaikan, terlihat

adanya peningkatan kualitas opini akuntan atas Laporan

Keuangan Tahunan Emiten/Perusahan Publik dibanding

dengan tahun sebelumnya. Tercatat 93% dari

keseluruhan Laporan Keuangan Tahunan 2005

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, jumlah ini

meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, dimana

pada tahun 2004 dan 2003 opini Wajar Tanpa

Pengecualian diterima oleh 91% dan 87% Emiten/

Perusahaan Publik.

Grafik A menunjukan perkembangan opini wajar tanpa

peningkatan kualitas opini yang diterima Emiten/

Perusahaan Publik untuk Laporan Keuangan Tahunan

2003, 2004 dan 2005.

d. Holding seminar and workshop for securities

companies to improve compliance and socialization

of new rules;

e. Setting up system or database for customer

complaints and monitoring status of customer

complaints.

f. Implementing risk-based audit.

9. FINANCIAL REPORT

Based on Bapepam Rules No. X.K.2 regarding

Obligation to Submit Periodic Financial Statements,

issuers/public company must submit annual and semi-

annual financial report. For annual financial report, the

report must be accompanied by an auditor»s report

with an opinion and be submitted no later than the

end of the third month after the annual report date.

For semi-annual financial report, the report can be

unaudited, limited review and audited, accompanied

by an accountant»s report with an opinion.

Accountant»s Opinion

According to Bapepam dan LK monitoring, there was

improvement in quality of accountant»s opinion of the

issuers/public companies» financial report.

Noted that 93% of total annual 2005»s financial

report submitted had unqualified opinion compared to

last years that only 91% and 87% in 2003.

Graphic A shows the improvement of the quality of

issuers/public company financial report for period

2003, 2004, and 2005.

Page 79: BAPEPAM 2006 reviewed

79Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

Kinerja Emiten / Perusahaan Publik

Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, pada tahun

2005 terdapat 60% dari keseluruhan Emiten/

Perusahaan Publik mengalami peningkatan laba bersih

/ penurunan rugi bersih. Jumlah ini meningkat

dibanding tahun-tahun sebelumnya dimana pada

tahun 2004 dan 2003 persentasenya adalah sebesar

55% dan 46%.

Grafik B menunjukan kinerja Emiten/Perusahaan

Publik berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan

periode 2003, 2004 dan 2005.

Laporan Penggunaan Dana Hasil

Penawaran Umum

Berdasarkan Peraturan Bapepam No. X.K.4 tentang

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran

Umum, Emiten/Perusahaan Publik wajib membuat

Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

untuk periode 3 bulan (Januari -Maret, April-Juni, Juli -

September dan Oktober - Desember) dan disampaikan

kepada Bapepam - LK selambat-lambatnya tanggal 15

bulan berikutnya. Disamping itu, dalam hal terjadi

perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum

emiten wajib melaporkan rencana perubahan tersebut

dengan menyampaikan alasan dan pertimbangan

serta harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan

dari RUPS/RUPO.

Berkenaan dengan ketepatan waktu penyampaian

Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,

untuk Laporan periode Oktober - Desember 2005

terdapat 38 Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan

Performance of Issuer/Public Company

Based on Bapepam - LK monitoring there were 60%

of issuers/public companies posted increasing profit/

decreasing loss. It was an increase of compare to

previous year which was 55% in 2004 and 46% in

2003.

Graphic B shows the improvement of performance of

issuers/public companies based on financial report for

period 2003, 2004, and 2005.

Report on the Use of Fund Received from

Public Offering

Based on Bapepam»s rule No. X.K.4 regarding Report

On The Use Of Fund Received From Public Offering,

issuer/public company has to submit report on the use

of fund received from a public offering periodically

every three months (January-March, April-June, July-

September, and October-December) no later than on

the 15th of the following month. Furthermore, should

there be a revision on the use of funds received from a

public offering; issuers must report the revision plan

along with the reason and considerations. The revised

plan has to be approved by Shareholder Meeting/

Bondholder Meeting.

In addition, the timeliness of the submission of Report

On The Use Of Fund Received From Public Offering,

for the October-December 2005 period, there were 38

issuers/public companies submitting the report on

100%

80%

60%

40%

20%

0%2003 2004 2005

WTP / Unqualified OpinionWDP / Qualified OpinionDisclaimer

2003 2004 2005

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

Peningkatan Laba Bersihincrease in Net Profit

Grafik AOpini Akuntan UntukLaporan Keuangan Tahunan 2003 - 2005

Graphic AAccountant Opinion on FinancialStatement 2003-2005

Grafik BKinerja Emiten/Perusahaan Publikberdasarkan Laporan Keuangan TahunanPeriode 2003, 2004 dan 2005.

Graphic BPerformance of issuers/public companiesbased on financial report for period 2003,

2004, and 2005

Page 80: BAPEPAM 2006 reviewed

80Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K T I V I T A S

P E N G A W A S A N

M O N I T O R I N G

A C T I V I T Y

tepat waktu dan 10 Emiten/PP yang terlambat.

Laporan periode Januari - Maret 2006 terdapat 36

Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan tepat

waktu dan 6 Emiten/PP yang terlambat. Untuk

Laporan periode April - Juni 2006 terdapat 41

Emiten/Perusahaan Publik menyampaikan tepat

waktu dan 8 Emiten/PP yang terlambat, sedangkan

untuk Laporan periode Juli - September 2006

terdapat 36 Emiten/Perusahaan Publik

menyampaikan tepat waktu dan 6 Emiten/

Perusahaan Publik yang terlambat.

Selama tahun 2006, Emiten/Perusahaan Publik yang

melakukan perubahan penggunaan dana antara lain

adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk. dan

PT Mandom Indonesia Tbk.

10. LAPORAN TAHUNAN

Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Emiten/

Perusahaan Publik pada tahun 2006 mengacu

kepada Peraturan No. VIII. G.2 tentang Laporan

Tahunan. Berdasarkan Peraturan tersebut Emiten

saham dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan

selambat-lambatnya 14 hari sebelum RUPS,

sedangkan untuk emiten obligasi selambat-

lambatnya 5 bulan setelah tahun buku berakhir.

Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, pada tahun

2006 sebanyak 91% Emiten/Perusahaan Publik

menyampaikan Laporan Tahunan 2005 tepat waktu.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya, dimana 82% Emiten/Perusahaan Publik

menyampaikan Laporan Tahunan 2004 tepat waktu.

time and 10 reports had late submission. Meanwhile

for January-March 2006 period, 36 issuers/public

companies submitted the report on time while 6 had

late submission. For April-June 2006 there were 41

issuers/public companies submitted the report on time

and 8 had late submission. For July-September 2006

period, there were 36 issuers/public companies

submitted the report on time and 6 had late

submission.

During 2006, issuers/public companies that had made

amandment of the use of fund were PT. Ricky Putra

Globalindo Tbk. and PT Mandom Indonesia TBK.

10. ANNUAL REPORT

The obligation to submit the issuers/public companies

in year 2006 is based on Regulation No.VIII. G.2.

regarding the annual report. Based on that report,

share issuers and public companies must submit at

the latest, 14 days before the general meeting,

meanwhile for bonds at the latest 5 months after the

end of fiscal year.

Based on Bapepam - LK monitoring, in 2006 there

were 91% issuers/public companies from 82% in

2004 that had submitted the 2005 Annual Report

in time.

Tepat Waktu / On - Time SubmissionTerlambat / Late Submission

100%

80%

60%

40%

20%

0%2003 2004 2005 2006

Grafik CKetepatan Waktu Penyampaian Laporan KeuanganTahunan periode 2003, 2004, 2005 dan LaporanKeuangan Tengah Tahunan 2006

Graphic CThe Timeliness of Submission of Annual andSemi-annual Financial Report

Page 81: BAPEPAM 2006 reviewed

81Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 82: BAPEPAM 2006 reviewed

82Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Peter F. Drucker

5

Today knowledge

has power.

It controls access

to opportunity

and

advancement.

C O R P O R A T E

A C T I O N S

A K S I

K O R P O R A S I

E. AKSI KORPORASI

EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Penawaran Umum

Pada tahun 2006, jumlah Penawaran Umum Saham

Perdana dan Penawaran Umum Obligasi

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, meskipun terdapat penurunan

dari nilainya. Pada tahun ini terdapat 12 Penawaran

Umum Saham Perdana dengan nilai Rp3,01 triliun,

dimana pada tahun sebelumnya terdapat 8

Penawaran Umum Saham Perdana dengan nilai

Rp3,56 triliun.

E. CORPORATE ACTIONS

ISSUERS AND PUBLIC COMPANY

Public Offering

In year 2006, the number of Initial Public

Offering (IPO) and Bond Offering were slightly

increased compared to those of last year

although the value experienced a declining. In

this year there were 12 IPOs with the value of

Rp3.01 trillion meanwhile in the previous year

there were 8 IPOs with the value of Rp3, 56

trillion.

Page 83: BAPEPAM 2006 reviewed

83Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

Untuk Penawaran Umum Obligasi, terjadi penurunan

jumlah Penawaran Umum namun terdapat peningkatan

nilai emisi obligasi. Di tahun 2006 terdapat 15 Penawaran

Umum Obligasi yang dilakukan oleh 14 Emiten dengan

nilai sebesar Rp11,45 triliun, dimana pada tahun

sebelumnya terdapat 22 Penawaran Umum Obligasi

dengan nilai Rp8,25 triliun.

Jumlah dan nilai Penawaran Umum Saham dengan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/ right issue) juga

mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada tahun 2006 terdapat 17 Penawaran

Umum Saham dengan HMETD dengan nilai sebesar

Rp9,97 triliun sedangkan pada tahun 2005 terdapat 16

Penawaran Umum Saham dengan HMETD dengan nilai

sebesar Rp6,23 triliun.

Peningkatan nilai Penawaran Umum Obligasi dan

Penawaran Umum Saham dengan HMETD ini terutama

terjadi pada emiten sektor jasa seperti perbankan,

perusahaan pembiayaan dan jasa lainnya. Peningkatan ini

terkait erat dengan relatif stabilnya kondisi makro

ekonomi Indonesia selama tahun 2006.

Perkembangan Obligasi

Selama tahun 2006 terlihat bahwa investor dan pelaku

pasar memberikan perhatian pada instrumen surat utang

khususnya terhadap obligasi korporasi, meskipun

Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Obligasi Retail

Indonesia pada pertengahan tahun.

Total nilai emisi dari 15 penawaran umum Obligasi

Korporasi dalam kurun waktu Januari hingga Desember

2006 tercatat Rp11,45 triliun, dengan rincian sebagai

berikut:

• 2 Penawaran Umum Obligasi Perdana (IPO) dengan nilai

Rp1,3 triliun

• 1 Penawaran Umum Obligasi Syariah (Ijarah- IPO)

dengan nilai Rp200 miliar

• 11 Penawaran Umum Obligasi lanjutan dengan nilai

Rp9,45 triliun

• 1 Penawaran Umum Obligasi Subordinasi dengan nilai

Rp500 miliar

Emiten Obligasi di Pasar Modal Indonesia terdiri dari

perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan

perusahaan swasta terbuka maupun tertutup, dengan tipe

obligasi straight bonds (amortisasi, subordinasi). Jatuh

tempo dari obligasi yang diterbitkan bervariasi antara 370

hari sampai dengan 10 tahun. Struktur kupon yang

dibayarkan kepada pemegang obligasi terdiri dari 3 jenis,

yakni fixed, floating, dan variable, sedangkan sistem

However, bond offerings tumbled down in number of

offering but went up for its value. In year 2006, there

were 15 offerings made by 14 Issuers with the value of

Rp11, 45 trillion while in the previous year there were

22 offerings with the value of Rp8,25 trillion.

The number and value of Right offering also rose. In

year 2006 there were 17 offerings with Rp9,97 trillion

in value compared to 16 offerings with Rp6,23 trillion

in value in 2005.

The increased value of bond offering and right offering,

especially conducted by issuers in service sectors such

as bank, financial institution and other service sector,

were closely related to the stability of macro economic

condition in 2006.

Bond Growth

During 2006, investors and market participants had

more appreciation toward debt instrument especially

corporate bond, although Indonesian Government also

issued Obligasi Retail Indonesia (the Indonesian

government retail bond) in the middle of the year.

The total value of 15 bond offerings between January

to December 2006 accounted for Rp11,45 trillion, the

detailed figures are as follows:

• Two bond offerings (IPO) with value of Rp1,3 trillion

• One Sharia bond offering (Ijarah- IPO) with value of

Rp, 200 billion

• 11 sequel bond offerings with value of Rp9,45 trillion

• One Subordinated bond offering with value of Rp500

billion

Bond issuers in Indonesia Capital Market consist of

State-owned Enterprises and both open and closed

private companies. They offered straight bond

(amortized and subordinated bond). The maturity dates

of the bond are vary between 370 days to 10 years.

Interest structure paid to the bond holders consists of 3

categories which are fixed, floating and variable

interest. The payment system of the interest varied from

Page 84: BAPEPAM 2006 reviewed

84Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

pembayarannya bervariasi mulai dari quarterly, semi

annually, dan annually.

Berdasarkan hasil pemeringkatan dari lembaga rating

(PEFINDO dan Moody»s Indonesia d/h DCR Kasnic ), hanya

satu yang mendapat pemeringkat minimum investment

grade (BBB+ s/d BBB-). Sisanya masuk dalam kategori

high investment grade (AAA s/d A-) atau layak untuk

dijadikan instrumen investasi oleh pemodal dilihat dari sisi

kemampuan emiten bersangkutan untuk melaksanakan

kewajibannya.

Jumlah nilai Obligasi Korporasi yang masih beredar dan

tercatat di bursa sampai dengan akhir Desember 2006

adalah Rp61.687 miliar dengan Profil Maturitas sebagai

berikut :

Restrukturisasi Hutang

Restrukturisasi Hutang pada tahun 2006 dilakukan antara

lain dengan melakukan penambahan modal tanpa Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu serta haircut hutang.

Berdasarkan monitoring Bapepam - LK, Emiten-Emiten

yang melakukan restrukturisasi hutang antara lain adalah

PT. Modern Photo Tbk., PT Voksel Electric Tbk.,

PT Polysindo Eka Perkasa Tbk., dan PT GT Kabel Indonesia

Tbk. Hutang yang direstrukturisasi tersebut adalah hutang

Emiten yang diperoleh langsung dari kreditur tanpa

melalui proses penawaran umum di pasar modal.

Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

Usaha Utama

Transaksi Material adalah setiap pembelian, penjualan

atau penyertaan saham, dan/atau pembelian, penjualan,

pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha,

yang nilainya sama atau lebih besar dari 10% nilai

pendapatan atau 20% nilai ekuitas perusahaan.

Selama tahun 2006, beberapa Emiten/Perusahaan Publik

yang melakukan Transaksi Material & Perubahan Kegiatan

Usaha Utama antara lain adalah PT. Metamedia

technologie Tbk., PT. United Capital Indonesia Tbk.,

PT Anugerah Tambak Persada Tbk, PT. New Century

Development Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., dan

PT Pakuwon Jati Tbk.

Sedangkan Emiten/Perusahaan Publik yang hanya

melakukan Transaksi Material antara lain adalah

PT Infoasia Teknologi Global Tbk., PT. Pondok Indah

Padang Golf. Tbk, PT. Sugisamapersada. Tbk., PT Tira

Austenite Tbk., PT Tunas Baru Lampung Tbk., PT Bumi

Resources Tbk, PT SMART Tbk., PT Indospring Tbk., PT

quarterly, semi annually to annually.

Based on the result of rating agency (PEFINDO and

Moody»s Indonesia, previously DCR Kasnic), only one

bond offered which obtained minimum investment

grade (BBB+ to BBB-). The rest were categorized as

investment grade (AAA to A-) or appropriate for

investment in view of issuers ability to fulfill their

obligation.

The value of outstanding corporate bond and listed in

Exchange until the end of December 2006 were

Rp61,687 billion. The maturity profile is shown in the

following table:

Debt Restructuring

In year 2006, debt restructuring were utilized through

some mechanisms such as capital addition without

issuing preemptive right and debt haircut.

Based on Bapepam - LK monitoring, the issuers that

conduct debt restructuring were PT. Modern Photo Tbk.,

PT Voksel Electric Tbk., PT Polysindo Eka Perkasa Tbk.,

and PT GT Kabel Indonesia Tbk. The debt restructed was

the debt obtained directly from creditor without making

a public offering in the Capital Market.

Material Transaction and Changing in

Core Business

Material transaction means any purchase, sale, or share

participation and/or purchase, sale, transfer, exchange

on assets or business segment with a total value equal or

greater than 10% of company»s revenue or 20% or

company»s equity.

During 2006 some issuers and public companies

conducted Material Transaction and Changing in Core

Business such as PT. Metamedia technologie Tbk, PT.

United Capital Indonesia Tbk, PT Anugerah Tambak

Persada Tbk, PT. New Century Development Tbk., PT.

Lippo Karawaci Tbk., dan PT Pakuwon Jati Tbk.

Some others conducted only material transaction such as

PT Infoasia Teknologi Global Tbk., PT. Pondok Indah

Padang Golf. Tbk, PT. Sugisamapersada. Tbk., PT Tira

Austenite Tbk., PT Tunas Baru Lampung Tbk., PT Bumi

Resources Tbk, PT SMART Tbk., PT Indospring Tbk., PT

Polychem Indonesia Tbk., PT Siwani Makmur Tbk., PT

Page 85: BAPEPAM 2006 reviewed

85Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

Polychem Indonesia Tbk., PT Siwani Makmur Tbk., PT BAT

Indonesia Tbk., PT Tirta Mahakam Resources Tbk., PT

Semen Gresik (Persero) Tbk., PT Indomobil Sukses

Internasional Tbk., PT Cahaya Kalbar Tbk., dan PT Sumi

Indo Kabel Tbk.

Transaksi material yang dilakukan adalah pembangunan

pabrik, pembelian mesin, penjualan aset perusahaan,

pembelian saham dan divestasi anak perusahaan.

Transaksi Benturan Kepentingan

Benturan Kepentingan adalah perbedaan kepentingan

antara kepentingan ekonomis Emiten/Perusahaan Publik

dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,

pemegang saham utama atau Pihak Terafiliasi dari direktur,

komisaris atau pemegang saham utama.

Emiten/Perusahaan Publik yang melakukan Transaksi

Benturan Kepentingan pada tahun 2006 antara lain adalah

PT. Metamedia Technologie. Tbk, PT. Pondok Indah Padang

Golf. Tbk, PT. Berlian Laju Tanker. Tbk, PT HM Sampoerna

Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim

Indonesia Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT

SMART Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Andhi Chandra

Automotive Products Tbk, PT Indofood Sukses Makmur

Tbk, PT Summitplast Tbk, PT Tirta Mahakam Resources

Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk, PT Tirta Mahakam

Resources Tbk, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk.

Transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan sepanjang

tahun 2006 antara lain adalah debt to equity swap,

transaksi pembelian saham, divestasi saham, transaksi

operasional, pembelian aset, penjualan aset dan jasa

keagenan.

Pembelian Kembali Saham

Beberapa Emiten/Perusahaan Publik melakukan pembelian

kembali saham (buy back) pada tahun 2006 antara lain

adalah PT. Petrosea. Tbk, PT. Bank Central Asia. Tbk,

PT. Telkom Tbk, PT. Suryainti Permata Tbk, PT. Berlian Laju

Tanker Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Kalbe Farma Tbk,

dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Transaksi ini

biasanya dilakukan untuk meningkatkan nilai saham

perseroan melalui peningkatan dividen dan laba bersih

per saham.

Pembelian Kembali Obligasi

Pada tahun 2006 juga terdapat beberapa Emiten/

Perusahaan Publik yang melakukan pembelian kembali

obligasi yang ditawarkan baik dari dari jenis obligasi

syariah maupun obligasi konvensional. Beberapa Emiten/

BAT Indonesia Tbk., PT Tirta Mahakam Resources

Tbk., PT Semen Gresik (Persero) Tbk., PT Indomobil

Sukses Internasional Tbk., PT Cahaya Kalbar Tbk., and

PT Sumi Indo Kabel Tbk.

Material transactions mostly performed by those

companies were: establishment of new fabric,

purchasing of machinery, selling of company»s assets,

purchasing of shares, and divestment.

Conflict of Interest transaction

Conflict of interest transaction is differences between

the economic interest of a company and the personal

economic interest of the director, the commissioners,

or the major shareholders of the company or

affiliated party of the director, the commissioners, or

the major shareholders.

In 2006, companies conducting conflict of interest

transaction were PT. Metamedia Technologie. Tbk,

PT. Pondok Indah Padang Golf. Tbk, PT. Berlian Laju

Tanker. Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk,

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT SMART

Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Andhi Chandra

Automotive Products Tbk, PT Indofood Sukses

Makmur Tbk, PT Summitplast Tbk, PT Tirta Mahakam

Resources Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk,

PT Tirta Mahakam Resources Tbk, and

PT Asahimas Flat Glass Tbk.

Conflict of interest transaction mostly performed by

the issuers were debt to equity swap, purchasing the

shares, divestment, operational transaction,

purchasing of assets, selling of company»s assets and

agency service transaction.

Share Buy Back

Some issuers/public companies were noted to buy

back their shares this year, among them were

PT. Petrosea. Tbk, PT. Bank Central Asia. Tbk,

PT. Telkom Tbk, PT. Suryainti Permata Tbk, PT. Berlian

Laju Tanker Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Kalbe

Farma Tbk, and PT Bentoel Internasional Investama

Tbk. The primarily reason for the transaction was to

increase the company share value through higher

dividen and net income per share.

Bond Buy Back

Some issuers/public companies also conducted buy

back their outstanding bonds, both sharia and

conventional bond. Those companies were

PT Humpuss Intermoda Transportasi, PT Rajawali Citra

Page 86: BAPEPAM 2006 reviewed

86Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

Perusahaan Publik tersebut antara lain adalah

PT Humpuss Intermoda Transportasi, PT Rajawali Citra

Televisi Indonesia, PT Citra Marga Nusaphala Tbk.,

PT Trimegah Securities Tbk., PT Bank Central Asia Tbk.,

dan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Dalam transaksi ini

terdapat Emiten/Perusahaan Publik yang hanya

melakukan pembelian kembali obligasi dalam 1 kali

transaksi dan ada juga Emiten/Perusahaan Publik yang

melakukan pembelian dalam beberapa kali transaksi.

Stock Split/Reverse Stock Split

Pada tahun 2006 Emiten/Perusahaan Publik yang telah

melakukan stock split antara lain adalah PT Jaya Real

Property Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Plaza

Indonesia Realty Tbk. dan PT Tempo Scan Pacific Tbk.

Sementara Emiten/Perusahaan Publik yang melakukan

reverse stock split adalah PT Bank Artha Graha Tbk.

Pembagian Dividen

Pada tahun 2006, terdapat beberapa Emiten/

Perusahaan Publik yang melakukan pembagian dividen

dalam bentuk kas, antara lain : PT Gowa Makassar TD

Tbk, PT Suryainti Permata Tbk., PT Jaya Real Property

Tbk., PT Apexindo Pratama Duta Tbk., PT

Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Kawasan Industri

Jababeka Tbk., PT Karka Yasa Profilia Tbk., PT United

Tractrors Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Bank Central

Asia Tbk., PT Reliance Securities Tbk., PT Pudjiadi and

Sons Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Andhi

Chandra Automotive Products Tbk., PT Aneka

Tambang Tbk., PT Arwana Citramulia Tbk., PT

Asahimas Flat Glass Tbk., PT Astra Agro Lestari Tbk.,

Astra Otoparts Tbk., PT Branta Mulia Tbk., PT Bumi

Resources Tbk., PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.,

PT Citra Tubindo Tbk., PT Delta Djakarta Tbk., PT

Goodyear Indonesia Tbk., PT HM Sampoerna Tbk., PT

Indofood Sukses Makmur Tbk., PT Internasional Nickel

Indonesia Tbk., PT Kageo Igar Jaya Tbk., PT Kimia

Farma Tbk., PT Lautan Luas Tbk., PT Mandom

Indonesia Tbk., PT Medco Energi Internasional Tbk., PT

Merck Tbk., PT Multi Bintang Indonesia Tbk., PT Pan

Brothers Tex Tbk., PT PP London Sumatra Tbk., PT

Sepatu Bata Tbk., PT SUCACO Tbk., PT Sumi Indo

Kabel Tbk., PT Surya Toto Indonesia Tbk., PT Tambang

Batubara Bukit Asam Tbk., PT Tempo Scan Pacific Tbk.,

PT Timah Tbk., PT Trias Sentosa Tbk., dan PT Unilever

Indonesia Tbk.

Selain dividen dalam bentuk kas, terdapat pula

beberapa Emiten/Perusahaan Publik yang membagikan

dividen dalam bentuk saham antara lain PT

Televisi Indonesia, PT Citra Marga Nusaphala Tbk.,

PT Trimegah Securities Tbk., PT Bank Central Asia

Tbk., and PT Berlian Laju Tanker Tbk.

Some buy back transactions were done in one

transaction, some transactions were done through

more than one transaction.

Stock Split and Reverse Stock Split

Companies conducting stock split were PT Jaya Real

Property Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT Plaza

Indonesia Realty Tbk. and PT Tempo Scan Pacific

Tbk. While PT Bank Artha Graha Tbk conducted

reverse stock split.

Dividen Distribution

During 2006, some issuers/public company

distributing cash dividen were PT Gowa Makassar

TD Tbk, PT Suryainti Permata Tbk., PT Jaya Real

Property Tbk., PT Apexindo Pratama Duta Tbk., PT

Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Kawasan Industri

Jababeka Tbk., PT Karka Yasa Profilia Tbk., PT

United Tractrors Tbk., PT Buana Finance Tbk., PT

Bank Central Asia Tbk., PT Reliance Securities Tbk.,

PT Pudjiadi and Sons Tbk., PT Adhi Karya (Persero)

Tbk., PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk.,

PT Aneka Tambang Tbk., PT Arwana Citramulia

Tbk., PT Asahimas Flat Glass Tbk., PT Astra Agro

Lestari Tbk., Astra Otoparts Tbk., PT Branta Mulia

Tbk., PT Bumi Resources Tbk., PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk., PT Citra Tubindo Tbk., PT

Delta Djakarta Tbk., PT Goodyear Indonesia Tbk., PT

HM Sampoerna Tbk., PT Indofood Sukses Makmur

Tbk., PT Internasional Nickel Indonesia Tbk., PT

Kageo Igar Jaya Tbk., PT Kimia Farma Tbk., PT

Lautan Luas Tbk., PT Mandom Indonesia Tbk., PT

Medco Energi Internasional Tbk., PT Merck Tbk., PT

Multi Bintang Indonesia Tbk., PT Pan Brothers Tex

Tbk., PT PP London Sumatra Tbk., PT Sepatu Bata

Tbk., PT SUCACO Tbk., PT Sumi Indo Kabel Tbk., PT

Surya Toto Indonesia Tbk., PT Tambang Batubara

Bukit Asam Tbk., PT Tempo Scan Pacific Tbk., PT

Timah Tbk., PT Trias Sentosa Tbk., and PT Unilever

Indonesia Tbk.

Besides that some company also distributed shares

dividen such as PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.,

PT Asuransi Bintang Tbk., PT Kawasan Industri

Page 87: BAPEPAM 2006 reviewed

87Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

Pembangunan Jaya Ancol Tbk., PT Asuransi Bintang Tbk.,

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk., PT Suryainti Permata

Tbk., dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan

Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan adalah

penawaran saham dan atau penawaran opsi atas saham

dalam rangka pemberian kompensasi kepada karyawan.

Tujuan dari program ini antara lain adalah untuk

memberikan penghargaan kepada pegawai dan direksi

atas kontribusi terhadap kinerja perusahaan, serta

meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan

terhadap perusahaan.

Pada tahun 2006 emiten yang melaksanakan program ini

yaitu PT. Bank Danamon Indonesia Tbk., dan PT PP

London Sumatra Indonesia Tbk.

Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha atau merger adalah penggabungan

dari dua atau lebih perusahaan melalui metode

penyatuan kepemilikan (pooling of interest) atau metode

pembelian (purchase). Pada tahun 2006 terdapat

beberapa transaksi penggabungan usaha, yaitu

PT Pamargha Indojatim bergabung dengan PT Ades Water

Indonesia Tbk., PT Surya Pertiwi Paramita bergabung

dengan PT Surya Toto Indonesia Tbk., dan PT Andhi

Chandra Automotive Products Tbk. bergabung dengan

PT Selamat Sempurna Tbk.

Alasan yang dikemukakan dalam transaksi

penggabungan usaha adalah untuk menciptakan sinergi

antara dua atau lebih perusahaan sejenis, saling

mendukung kegiatan operasi antar perusahaan-

perusahaan tersebut, mendapatkan pangsa pasar yang

lebih luas, dan meningkatkan efisiensi usaha dalam satu

kelompok usaha.

Penawaran Tender

Penawaran Tender diajukan oleh pihak tertentu sebagai

penawaran untuk membeli saham perusahaan sasaran

yang dalam hal ini Emiten/Perusahaan Publik dari para

pemegang saham. Penawaran Tender ini dapat diajukan

atas inisiatif pihak itu sendiri atau sebagai konsekuensi

dari transaksi pengambilalihan perusahaan terbuka (take

over) atau go private. Selama tahun 2006, tercatat

beberapa pihak yang telah melakukan Penawaran Tender

sebagai akibat dari tindakan pengambil alihan

perusahaan terbuka, yaitu Sumitomo Shoji Chemicals Co.

Ltd. atas saham PT Summitplast Tbk., dan Hapaco

Properties Ltd. atas saham PT Anugerah Tambak Persada

Tbk.

Jababeka Tbk., PT Suryainti Permata Tbk., and PT

Plaza Indonesia Realty Tbk.

Employee Stock Option Plan (ESOP)

ESOP is the plan that offers the company»s share and

or company»s stock option within employee

compensation scheme. The objective of this program

is to give appreciation to the employees and directors

for their contribution to company performance and

to increase the employee motivation and

commitment to the company.

This year, there were two companies conducted ESOP

which were PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, and

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

Company Merger

Company merger is consolidation of two or more

companies, either through pooling of interest or

purchase method. By year-end 2006, several

company merger took in, among others were

between PT Pamargha Indojatim and PT Ades Water

Indonesia Tbk., PT Surya Pertiwi Paramita and PT

Surya Toto Indonesia Tbk., dan PT Andhi Chandra

Automotive Products Tbk. and PT Selamat Sempurna

Tbk.

The most reason of the transaction was to create

synergy among two or more similar companies, to

support operational activities, to gain wider target

market, and to improve efficiency within one

business group.

Tender Offer

Tender offer is a proposal of particular party to

acquire target company»s share, in this term is issuer/

public company, to the existing shareholder. Tender

offer can be done as voluntary action, as obligation

due to take over transaction, or as go public

mechanism. It was noted that some parties

conducted tender offer due to their obligation from

take over action which are Sumitomo Shoji

Chemicals Co. Ltd. on PT Summitplast Tbk., dan

Hapaco Properties Ltd. on PT Anugerah Tambak

Persada Tbk.

Page 88: BAPEPAM 2006 reviewed

88Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

A K S I

K O R P O R A S I

C O R P O R A T E

A C T I O N S

Pada tahun ini, Companhia Vale do Rio Doce Canada Inc.

melakukan pengambilalihan PT International Nickel

Indonesia Tbk. Namun demikian perusahaan ini tidak

diwajibkan melakukan penawaran tender atas saham

PT International Nickel Indonesia Tbk. yang dimiliki publik

karena terbentur dengan Kontrak Kerja dengan

Pemerintah Indonesia. Kontrak Kerja tersebut, yang

merupakan pemenuhan terhadap Undang-Undang No.1

Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing,

mengharuskan adanya minimum kepemilikan domestik

pada PT International Nickel Indonesia Tbk.

In this year, Companhia Vale do Rio Doce Canada Inc

had taken over PT International Nickel Indonesia Tbk.

However, this company was waived to conduct tender

over on PT International Nickel Indonesia Tbk due to

constraint of The Law No. 1 Year 1967 concerning

Foreign Investment. The Law is stated about minimum

percentage of domestic share ownership

Page 89: BAPEPAM 2006 reviewed

89Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 90: BAPEPAM 2006 reviewed

90Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I N V E S T M E N T

F U N D

R E K S A

D A N A

Tinjauan OperasionalOperational Review

Scott Alexander

5

The basic rule

of free

enterprise:

You must give

in order

to get.

F. REKSA DANA

Selama tahun 2006, industri Reksa Dana mulai

menunjukkan tanda-tanda ke arah kebangkitan

setelah sempat mengalami keterpurukan akibat

massive redemption yang terjadi pada tahun 2005.

Hal itu terlihat dari pertumbuhan total Nilai Aktiva

Bersih (NAB) Reksa Dana sampai dengan akhir

tahun 2006 yang telah mencapai angka 51,43

triliun atau mengalami kenaikan sebesar 74,93%

jika dibandingkan posisi total NAB per akhir tahun

2005 sebesar 29,40 triliun. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa kepercayaan investor

F. INVESTMENT FUND

During 2006, Investment fund industry showed

some positive signals after suffered a massive

redemption in 2005. It can be seen from the

increasing of the Net Asset Value from Rp29,40

Trillion in 2005 to Rp51,43 Trillion in 2006 (or

increased to 74,93%). This condition suggested

that the investor confidence to the industry has

been restored and started to grow up.

The increase of the net asset value recorded

highest on the capital protected investment fund

which rises to 276.53%, thus followed by Money

Page 91: BAPEPAM 2006 reviewed

91Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

R E K S A

D A N A

I N V E S T M E N T

F U N D

terhadap industri Reksa Dana sudah mulai pulih.

Kenaikan NAB yang cukup signifikan terjadi pada jenis

Reksa Dana Terproteksi yaitu sebesar 276,53%

kemudian disusul Reksa Dana Pasar Uang (82,67%),

Reksa Dana Saham (67,18%), Reksa Dana Campuran

(54,14%), dan yang terakhir adalah Reksa Dana

Pendapatan Tetap (40,74%). Dilihat dari komposisinya

terhadap total NAB secara keseluruhan, Reksa Dana

Terproteksi juga mengalami peningkatan proporsi yang

cukup signifikan yaitu dari sekitar 10% pada tahun

2005 menjadi sekitar 22% pada akhir tahun 2006.

Perkembangan yang cukup menggembirakan pada

industri Reksa Dana tersebut tidak terlepas dari

membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia selama

tahun 2006. Sejak bulan Mei 2006, Bank Indonesia

telah beberapa kali menurunkan BI rate-nya menjadi

9,75% atau turun sebesar 300 bps dibanding pada

awal tahun 2006 yang mencapai 12,75%. Selain itu,

Moody»s Rating Services telah menaikkan rating obligasi

Indonesia dari B2 menjadi B1 begitu juga halnya

dengan Standard & Poor»s yang menaikkan rating kredit

jangka panjang dari B+ menjadi BB-. Hal tersebut

berdampak pada membaiknya harga obligasi sehingga

membuat investor lebih tertarik untuk melakukan

investasi pada instrumen obligasi yang merupakan

bagian terbesar dalam portofolio Reksa Dana. Pasar

obligasi di Indonesia juga telah mengalami perbaikan

infrastruktur yaitu dengan diterbitkannya Peraturan

Nomor X.M.3 tentang Pelaporan Transaksi Obligasi,

dimana PT. Bursa Efek Surabaya berperan sebagai

Penerima Laporan Transaksi Obligasi (PLTO) sehingga

pemantauan harga dan transaksi obligasi dapat

dilakukan secara lebih transparan.

Situasi yang cukup kondusif tersebut mendorong

Bapepam - LK untuk mengeluarkan kebijakan berupa

pencabutan surat Bapepam - LK nomor S-2776/PM/

2005 tanggal 7 Oktober 2005 yang melarang untuk

sementara proses Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana

Pendapatan Tetap. Dengan tidak berlakunya surat

tersebut maka para Manajer Investasi diperbolehkan

kembali untuk mengajukan Pernyataan Pendaftaran

Reksa Dana Pendapatan Tetap.

Sepanjang tahun 2006 Bapepam - LK telah

memberikan Pernyataan Efektif sebanyak 99 Reksa

Dana sehingga total jumlah Reksa Dana yang ada saat

ini adalah sebanyak 402 Reksa Dana yang dikelola oleh

69 Manajer Investasi atau mengalami peningkatan

sebesar 22,56% jika dibandingkan dengan tahun

Market Investment Fund (82.67%), Equity

Investment Fund (67.18%), Balanced Investment

Fund (54.14%) and finally Fixed Income

Investment Fund (40.74%). Additionally, if seen

from the percentage of the total net asset value,

the capital protected fund was also recorded

significant growth from 10% in 2005 to 22% in

2006.

The substantial growth in the investment fund

industry was mainly caused by good climate on

Indonesian macro economy during 2006. Since

May 2006, The Central Bank rate (SBI rate in

Indonesia acronym) decreased more than one

times to reach 9.75 at the end of 2006 compared

to 12.75% in the beginning of the same year or

decreased 300 bps. At the same time, Moody»s

Rating Services and Standard & Poor»s increased

Indonesia»s Bonds rating from B2 to B1 and B+ to

BB- respectively. Furthermore, the significant

increase on bonds prices attracted investor to

enlarge their investment on bonds by which still

the biggest underlying asset in the Investment

fund portfolio. In line with this situation, Bapepam

- LK issued Rule No. X.M.3 concerning Bonds

Trading Report by which PT Surabaya Stock

Exchange or (PT Bursa Efek Surabaya in

Indonesian acronym) to be in charged as Bonds

Transaction Reporting Agency (PLTO in Indonesia

acronym) so the bonds transaction become more

transparent.

Additionally, to encourage the development of

investment fund, Bapepam - LK revoked the letter

No. S-2776/PM/2005 dated October 7, 2005

regarding the Temporary Prohibition for

Investment Manager to Submit the Registration

Statement for Fixed Income Investment Fund. As a

result, all investment Managers were prohibited to

submit their registration statement for fixed

income investment fund.

Throughout 2006, Bapepam - LK issued

declaration of effectiveness for 99 investment

funds, thus by 2005, the total number of

investment fund was 402 funds which were

managed by 69 Investment Managers or an

increase of 22.56% compared to that of previous

Page 92: BAPEPAM 2006 reviewed

92Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

R E K S A

D A N A

I N V E S T M E N T

F U N D

sebelumnya yaitu sebanyak 328 Reksa Dana. Dari jumlah

tersebut, Reksa Dana Pendapatan Tetap masih

mendominasi dengan proporsi sebesar 39,8% atau turun

sebesar 22,7% dari tahun 2005 yang proporsinya

mencapai 51,5%. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi

pada Reksa Dana Terproteksi yang mengalami peningkatan

sekitar 245% menjadi sebanyak 76 Reksa Dana dari

sebanyak 22 Reksa Dana pada tahun sebelumnya.

Dalam rangka memberikan alternatif produk investasi

Reksa Dana kepada para pemodal, Bapepam - LK

menerbitkan satu peraturan baru yaitu Peraturan Nomor

IV.B.3 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi

Kolektif yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa

Efek. Produk Reksa Dana ini diadopsi dari bentuk

Exchange Traded Fund (ETF), yaitu Reksa Dana yang

portofolionya diambil dari Efek replika dari indeks Efek

yang diperdagangkan di Bursa Efek (index tracking fund)

dan Efek Reksa Dana dimaksud diperdagangkan di Bursa

Efek. Namun Reksa Dana yang dimaksud dalam peraturan

ini tidak hanya mencakup ETF saja melainkan juga meliputi

jenis Reksa Dana yang saat ini sudah dikembangkan di

Pasar Modal Indonesia, seperti Reksa Dana Terproteksi,

Reksa Dana dengan Penjaminan dan Reksa Dana Indeks,

yang portofolionya mencakup baik Efek yang

diperdagangkan di Bursa Efek maupun yang tidak.

Dalam pembentukannya, Reksa Dana ini melibatkan

kontrak antara Manajer Investasi dengan Sponsor (jika

ada) dimana pihak Sponsor berkewajiban untuk

menyerahkan Efek yang membentuk portofolio atau uang

guna membentuk portofolio Reksa Dana dimaksud. Untuk

menjamin kesinambungan Reksa Dana, Sponsor

melakukan komitmen untuk tidak melakukan redemption

atas Efek atau uang yang diserahkannya sampai dengan

periode waktu tertentu. Selain itu, Manajer Investasi juga

wajib menunjuk Dealer Partisipan untuk bertindak sebagai

market maker.

Manajer Investasi dan Penasehat Investasi

Selama tahun 2006, jumlah Perusahaan Efek yang

mendapatkan izin usaha sebagai Manajer Investasi dari

Bapepam - LK adalah sebanyak 6 (enam) perusahaan dan

sebanyak 2 (dua) Manajer Investasi dicabut izin usahanya

karena tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku sedangkan 1 (satu) perusahaan

dicabut izin usahanya karena perusahaan yang

bersangkutan mengembalikan izinnya kepada Bapepam -

LK. Secara kumulatif jumlah Manajer Investasi adalah

sebanyak 108 perusahaan atau meningkat sebesar 2,86%

dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut terdapat 90

year which was 328 funds. From that total, fixed

income investment fund still be the largest portion

which reached 39.8% or a decreased of 22.7%

compared to that of previous year which of portion

reached 51.5%. Meanwhile, the number of capital

protected investment fund recorded a significant

increase which rose about 245% or 76 investment

funds compared to that of previous year which was

only 22 investment funds.

In order to provide various alternative products of

investment fund for investor, Bapepam - LK issued rule

no. IV.B.3 regarding Investment Fund in the Form of

Collective Investment Scheme in which the

Participation Units are traded in the Stock Exchange.

This product is adopted from Exchange Traded Fund, a

tracking index fund in which its portfolio mirroring its

stock exchange portfolio index. However, this rule

covers not only about ETF but also the existing

Investment Fund which has been developed in

Indonesian Capital Market such as, Protected Fund,

Guaranteed Fund, and Index Fund of which portfolio

contained exchange traded and non-exchange traded

securities.

In creating the ETF product, the contract must be

signed between Investment Manager and Sponsor (if

any) in which the sponsor required to provide

securities or in-kind funds. In order to shelter the

continuity of Investment Fund, Sponsors must have a

commitment not to redeem the securities or in-kind

funds that have been invested for a certain period of

time. Moreover, Investment Manager has to appoint

Dealer Participant as the market maker.

Investment Advisor and Invesment Manager

In the period of 2006, Bapepam - LK granted six

Securities Company licenses to Invesment Managers

and revoked the license of two Investment Managers

due to breaches on regulation and one Investment

Manager returned its license to Bapepam - LK. As a

cumulative, the total number of Investment Manager

for the year 2006 was 108, representing an increase

of 2,86% compared to the previous year.

From that number, 90 Investment Managers managed

Page 93: BAPEPAM 2006 reviewed

93Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

R E K S A

D A N A

I N V E S T M E N T

F U N D

Manajer Investasi yang mengelola dana nasabah dan

sebanyak 44 Manajer Investasi mempunyai izin lainnya baik

sebagai Perantara Pedagang Efek dan/atau Penjamin Emisi

Efek.

Jumlah dana pihak ketiga yang dikelola oleh Manajer

Investasi mencapai Rp78,68 triliun atau mengalami

peningkatan sekitar 63,68% dibandingkan dengan tahun

2005 yaitu sebesar Rp48,07 triliun. Jumlah nasabah juga

mengalami peningkatan sebesar 110,63% menjadi 2.022

nasabah dari sebanyak 960 nasabah pada tahun 2005.

Dana nasabah dari dalam negeri masih mendominasi

dengan proporsi sebesar 97,33% dari total dana

keseluruhan meskipun jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya proporsi ini mengalami penurunan sebesar

1,84%. Sedangkan proporsi dana dari nasabah luar negeri

mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2005

menjadi 2,67% pada tahun 2006.

Selama tahun 2006 Bapepam - LK tidak memberikan izin

baru kepada Penasehat Investasi sehingga jumlah

Penasehat Investasi tetap sebanyak 9 (sembilan) pihak yang

terdiri dari 5 (lima) izin orang perseorangan sebagai

Penasehat Investasi dan 4 (empat) izin Penasehat Investasi

berbentuk Perseroan termasuk di dalamnya adalah 3 (tiga)

perusahaan Penasehat Investasi yang melakukan kegiatan

sebagai Pemeringkat Efek.

Wakil Manajer Investasi dan Wakil Agen

Penjual Reksa Dana

Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah memberikan izin

orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI)

kepada 107 orang sehingga total jumlah WMI yang ada

saat ini adalah sebanyak 1.619 orang atau mengalami

peningkatan sebesar 7,08% dari tahun sebelumnya yaitu

sebanyak 1.512 orang. Pemegang izin orang perseorangan

sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)

mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu dari

11.669 pada tahun 2005 menjadi 13.715 pada tahun 2006

atau mengalami kenaikan sebesar 17,53%.

Selanjutnya, untuk memberikan payung hukum terhadap

keberadaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) maka

pada bulan Agustus 2006 Bapepam - LK telah

mengeluarkan Peraturan Nomor V.B.3 tentang Pendaftaran

Agen Penjual Efek Reksa Dana, namun hingga saat ini

belum ada Pihak yang mengajukan pendaftaran sebagai

APERD kepada Bapepam dan LK. Selain itu Bapepam - LK

juga telah mengeluarkan 2 (dua) peraturan lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan pemasaran dan penjualan

client»s fund, and 44 of them had licenses as Broker

Dealer as well as Underwriter.

The amount of investor fund that was managed by

the Investment Manager increased 63,68% from

Rp48,07 trillion in 2005 to Rp78,68 trillion in 2006.

The total number of clients went up by 110,63%,

from 960 clients in 2005 to 2.022 clients in 2006.

The domestic clients still have dominant proportion

by 97,33% from the total amount of the fund.

However, compared to 2005 there was a decrease of

1,84%. Meanwhile, the proportion of foreign clients

increased from 0,83% in 2005 to 2,67% in 2006.

During year 2006, Bapepam - LK granted no new

license as Investment Advisor, thus the total number

of Investment Advisor was nine parties which consist

of five individual licenses and four company/

institution licenses containing three Investment

Advisors as Credit Rating Company.

Investment Manager Representative and

Investment Fund Sales Agent Representative

During year 2006, Bapepam - LK granted individual

licenses as Investment Manager Representative (WMI

in Indonesia acronym) to 107 people thus the total

number of existing WMI in 2006 was 1.619,

representing an increase of 7,08% compared to that

of previous year which was 1.512 people. The total

number of people who have individual licenses as

Investment Fund Sales Agent Representative

(WAPERD in Indonesia acronym) have significantly

increased that is from 11.669 in year 2005 becoming

13.715 in year 2006 or representing an increase of

17,53%.

Furthermore, to give the legal formal of the existence

of Investment Fund Sales Agent (APERD in Indonesia

acronym), on August 2006 Bapepam - LK issued

Bapepam Rule No. V.B.3 concerning Investment Fund

Sales Agent Registration. However, there is no party

submitting registration as APERD license till the end

of 2006. Bapepam - LK has also issued two rules

concerning Investment Fund marketing and selling

activities. By issuing this rule, it is expected that

Page 94: BAPEPAM 2006 reviewed

94Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

R E K S A

D A N A

I N V E S T M E N T

F U N D

Efek Reksa Dana. Keberadaan peraturan tersebut

diharapkan dapat mencegah terjadinya kekeliruan

penyampaian informasi dalam memasarkan produk

Reksa Dana.

Aktivitas Pengawasan

Dalam rangka menguji kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, penerapan prinsip

kehati-hatian dan manajemen resiko, serta kinerja Reksa

Dana, Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan

kepatuhan berkala terhadap 34 (tiga puluh empat)

Reksa Dana. Jenis pelanggaran yang umumnya

ditemukan adalah berupa penentuan Nilai Pasar Wajar

dari Efek dalam portofolio Reksa Dana di luar batas

toleransi (standar deviasi) yang telah ditentukan dan

pelanggaran atas Peraturan Bapepam Nomor IV.B.1

tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk

Kontrak Investasi Kolektif.

Selama tahun 2006 Bapepam - LK juga telah melakukan

pemeriksaan kepatuhan berkala terhadap 14 (empat

belas) Manajer Investasi. Dari hasil pemeriksaan

tersebut,5 (lima) Manajer Investasi diberikan surat

teguran, 2 (dua) Manajer Investasi dilimpahkan ke Biro

Pemeriksaan dan Penyidikan, dan sisanya sedang dalam

proses pemeriksaan kepatuhan. Selanjutnya Bapepam -

LK meminta kepada masing-masing Manajer Investasi

tersebut untuk memenuhi persyaratan dalam

menjalankan kegiatan usaha guna pemenuhan

ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal.

Selain itu, pada tahun 2006 Bapepam - LK juga telah

melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 1 (satu)

Penasehat Investasi berbentuk perseroan dan telah

dilimpahkan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan serta

kepada yang bersangkutan telah dikenakan sanksi

administratif berupa denda.

misinformation in marketing the Investment Fund

products can be eliminated.

Monitoring Activity

In order to test the compliance to regulation,

implementation of risk management and prudential

principles, and also Investment Fund performance,

Bapepam - LK conducted compliance inspection to 34

Investment Funds. Violation on Bapepam Rule No.

IV.C.2 concerning Fair Market Value of Securities in

Investment Fund Portfolio and Bapepam Rule No.

IV.B.1 concerning Collective Investment Contract Fund

Management Guidance was dominant case.

During year 2006, Bapepam - LK also conducted

regular compliance test to 14 Investment Managers.

Based on the compliance test, Bapepam - LK imposed

written admonition to five Investment Managers, sent

2 Investment Managers to Enforcement Bureau, and

the remaining were still in progress. Bapepam - LK

ordered to each of Investment Managers to fullfill the

requirement of capital market regulations in engaging

their business activities.

In addition, Bapepam - LK also conducted compliance

test to an Investment Advisor Company and sent it to

Enforcement Bureau and imposed administrative

sanction in the form of fine.

Page 95: BAPEPAM 2006 reviewed

95Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 96: BAPEPAM 2006 reviewed

96Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Proverbs

5

Fear of Lord

is the

beginning of

wisdom.

S H A R I A C A P I T A L

M A R K E T

P A S A R M O D A L

S Y A R I A H

G. PASAR MODAL SYARIAH

Pengembangan Pasar Modal Syariah telah

menjadi salah satu program pengembangan

Pasar Modal Indonesia yang telah

dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal

Indonesia hingga tahun 2009. Beberapa hal

prioritas yang dapat mendukung program

pengembangan tersebut telah dicapai pada

tahun 2006 ini.

G. SHARIA CAPITAL MARKET

Development of Sharia Capital Market had been

included as one of development programs of

Indonesian capital market as stated in Indonesia

Capital Market Master Plan 2009. A number of

priority measures to support the program were

taken in 2006.

Page 97: BAPEPAM 2006 reviewed

97Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A S A R M O D A L

S Y A R I A H

S H A R I A C A P I T A L

M A R K E T

1. Pembentukan Unit Eselon III dan

pelantikan Pejabat Eselon III

Tahun 2006 menjadi pijakan pengembangan pasar

modal syariah yang komprehensif. Hal ini ditandai

dengan dilantiknya pejabat yang bertanggung jawab

untuk membawahi unit eselon III (Bagian) yang

berwenang dalam pengembangan kebijakan pasar

modal syariah pada bulan Juli 2006. Pelantikan ini

merupakan kelanjutan dari reorganisasi Bapepam - LK

yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan

berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 606/KMK.01/

2005 tanggal 30 Desember 2005. Pelantikan tersebut

menjadikan unit eselon III yang telah dibentuk pada

akhir tahun 2005 tersebut menjadi efektif dalam

menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam

pengembangan pasar modal syariah.

2. Penerbitan Paket Peraturan tentang Penerapan

Prinsip Syariah di Pasar Modal

Pengembangan Pasar Modal Syariah telah menjadi

salah satu program dalam Paket Kebijakan Sektor

Keuangan yang telah diterbitkan Pemerintah. Prioritas

utama dalam tahun 2006 adalah membangun

kerangka-kerangka hukum untuk menfasilitasi

pengembangan produk pasar modal berbasis syariah.

Sejalan dengan prioritas sasaran dan target yang telah

ditetapkan, Pada 23 November 2006, Bapepam - LK

melalui Keputusan Ketua Bapepam - LK Nomor Kep-

130/BL/2006 dan Nomor Kep-131/BL/2006 telah

menerbitkan satu paket regulasi yang terkait dengan

penerapan prinsip syariah di Pasar Modal, yaitu

Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek

Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-

akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah

di Pasar Modal. Proses penyusunan peraturan ini juga

melibatkan pihak Dewan Syariah Nasional-Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan pelaku pasar lainnya.

Partisipasi aktif dari DSN-MUI menghasilkan peraturan

yang telah selaras dengan prinsip syariah. Terhadap

peraturan tersebut, DSN-MUI, melalui surat No.

B-271/DSN-MUI/XI/2006 tanggal 24 November 2006,

juga menyatakan bahwa secara umum peraturan

tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariah

dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-

MUI.

3. Penyusunan Standar Akuntansi Syariah

Bapepam - LK aktif terlibat dalam penyusunan Standar

Akuntansi Keuangan Syariah yang dikordinasikan oleh

1. Establishment of Echelon III Unit and

installation of its Head

Year 2006 was a stepping stone for comprehensive

development of sharia capital market. This was

marked by the installation of an official to head an

echelon III unit (Division) responsible for developing

policies of sharia capital market in July 2006. This

installation was the follow up of the reorganization

package taken by Bapepam - LK as approved by

Minister of Finance based on Decree No. 606/

KMK.01/2005 dated December 30, 2005. And

thanks to this installation, the echelon III unit that

was just established in late 2005 could be up and

running to perform its duties and functions

developing sharia capital market.

2. Issuance of Regulation Package Concerning

Implementation of Sharia Principles in

Capital Market

Development of Sharia capital market was included

in Financial Sector Policy Package issued by the

Government. Priority program for 2006 was to build

regulatory framework to facilitate further

development of shariah-based products in capital

market. Along the line of this priority, on November

23, 2006 Bapepam - LK through its Chairman

Decision No. Kep-130/BL/2006 and No. Kep-131/BL/

2006 issued a regulation package regarding

implementation of sharia principles in capital market

that included Rule Number IX.A.13 regarding

Issuance of Sharia Securities and Rule Number

IX.A.14 regarding Contracts Employed in Issuance of

Sharia Securities in Capital Market. The process of

drafting this regulation package involved National

Sharia Board of Indonesian Ulama Council (or DSN-

MUI in Indonesian acronym) and other market

players. Active participation from DSN-MUI

produced regulations that were in line with sharia

principles. Commenting on the regulation package,

DSN-MUI expressed in its letter No. B-271/DSN-MUI/

XI/2006 dated 24 November 2006 that those rules

were in no contradiction with sharia principles and

legal rulings issued by DSN-MUI.

3. Drafting Sharia Accounting Standards

Bapepam - LK was heavily involved in drafting

Accounting Standards for Sharia Finance which was

Page 98: BAPEPAM 2006 reviewed

98Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P A S A R M O D A L

S Y A R I A H

S H A R I A C A P I T A L

M A R K E T

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Peran aktif

Bapepam - LK tersebut ditunjukkan dengan

keikutsertaan salah satu pejabat yang mewakili

Bapepam dalam keanggotan Komite Akuntansi

Syariah yang dibentuk oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI.

4. Perkembangan produk syariah di

Pasar Modal

Perkembangan produk Pasar Modal berbasis syariah

hingga akhir tahun 2006 tetap menunjukkan

kenaikan. Kinerja saham-saham yang termasuk ke

dalam Jakarta Islamic Index menunjukkan trend

yang naik, hal ini dapat dilihat dari pergerakan

indeks yang naik sebesar 55,83% yaitu dari 199,75

pada akhir tahun 2005 menjadi 311,28 pada akhir

tahun 2006. Kinerja JII ternyata lebih baik jika

dibandingkan dengan Indeks LQ45 yang naik 54,55

% dari 254,35 pada akhir tahun 2005 menjadi

393,11 pada akhir tahun 2006 dan IHSG yang naik

55,29 % dari 1.162,64 pada akhir tahun 2005

menjadi 1.805,52 pada akhir tahun 2006. Sejak

awal tahun hingga akhir tahun 2006 terdapat 1

(satu) emiten yang mendapatkan pernyataan efektif

dari Bapepam - LK untuk menawarkan obligasi

syariah ijarah dengan nilai emisi sebesar Rp200

miliar. Hal ini berarti, obligasi syariah telah tumbuh

sebesar 6% dan nilai emisi tumbuh 10% terhitung

sejak akhir tahun 2005. Secara kumulatif sampai

dengan akhir tahun 2006 total emiten telah

mendapat efektif dari Bapepam - LK untuk dapat

menerbitkan obligasi syariah mencapai 17 emiten

(10,49% dari total Emiten) dengan total nilai emisi.

Rp2,21 triliun.(2,15% dari total nilai emisi obligasi).

Selama tahun 2006 terdapat 6 (enam) Reksa Dana

Syariah yang mendapatkan Pernyataan Efektif. Hal

ini berarti reksa dana syariah telah tumbuh sebesar

35,3% dan Nilai aktiva bersih tumbuh 29,4%

terhitung sejak akhir tahun 2005. Secara kumulatif

hingga akhir tahun 2006 terdapat 23 Reksa Dana

Syariah (5,71% dari total Reksa Dana), dengan Nilai

Aktiva Bersih per 28 Desember 2006 sebesar

Rp723,40 miliar (1,40% dari total NAB Reksa Dana).

jointly organized with The Indonesian Institute of

Accountants (or IAI in Indonesian acronym). The

involvement was indicated by an appointment of

one Bapepam - LK official to sit in Sharia

Accounting Committee created by the Financial

Accounting Standards Board (or DSAK in

Indonesian acronym).

4. Development of Syariah-based products in

Capital Market

Development of sharia-based products in Capital

Market showed a steady increase. Performance of

shares in Jakarta Islamic Index (JII) posted a positive

trend. From 199.75 levels at 2005 year end, the

index climbed to 311.28 or 55.83% as of the end

of 2006. This performance was a bit better than

that of LQ45 which was up by 54.55% in the same

period, from 254.35 levels at the end of 2005 to

393.11 at the end of 2006. JII even surpassed the

performance of composite index in the Jakarta

Stock Exchange that recorded a 55.29% increase

from 1,162.64 at the end of 2005 to 1,805.52 at

the end of 2006. In the period of 2006 there was

one issuance of sharia bond using Ijarah contract

with total issuance value of IDR 200 billion. This

translated into 6% annual growth in term of total

number of bond issues and 10% annual growth in

term of issuance value in the period of 2005 alone.

In aggregate, up until the end of 2006 there were

a total of 17 sharia bond issuers (or 10.49% of

total bond issuers combined) with total value of

IDR 2.21 trillion (or 2.15% of total bond issuance

values combined).

There were 6 new sharia mutual funds licensed in

2006 alone. This means that in term of total

number of fund, there was a 35.3% annual

growth. In term of total net assets values there was

an annual growth of 29.4%. On the other hand,

there was a total of 23 sharia mutual fund (or

5.71% of total mutual funds combined) with total

net assets values of IDR 723.40 billion (or 1.40% of

total net assets values of all mutual funds).

Page 99: BAPEPAM 2006 reviewed

99Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 100: BAPEPAM 2006 reviewed

100Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

William Hazlitt

5

As is our

confidence,

so is our

capacity.

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

H. LEMBAGA KEUANGAN PENGAWASAN

INDUSTRI ASURANSI

1. STRUKTUR PASAR

Jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia per 31

Desember 2006 adalah 415 perusahaan yang terdiri

atas 153 perusahaan asuransi, 4 perusahaan

reasuransi, dan 258 perusahaan penunjang usaha

asuransi.

Perusahaan asuransi terdiri dari 51 perusahaan

asuransi jiwa, 97 perusahaan asuransi kerugian,

2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial

H. FINANCIAL INSTITUTION MONITORING ON

INSURANCE INDUSTRY

1. MARKET STRUCTURE

As the end of December 2006, there were 415

companies having business licenses to operate

insurance business in Indonesia, which consists of

153 insurance companies, 4 reinsurance

companies, and 258 supporting insurance business

companies.

The insurance companies consist of 51 life

insurance companies, 97 non life insurance

companies, 2 companies administering social

Page 101: BAPEPAM 2006 reviewed

101Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

& Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi

untuk PNS dan TNI & Polri.

Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 155

perusahaan pialang asuransi, 29 perusahaan pialang

reasuransi, 31 perusahaan penilai kerugian asuransi, 34

konsultan aktuaria, dan 9 agen asuransi. Perkembangan

jumlah perusahaan perasuransian dapat dilihat pada

ikhtisar Dalam Angka.

2. PERKEMBANGAN KEKAYAAN, INVESTASI DAN

PREMI INDUSTRI ASURANSI

Sampai dengan tahun 2005, laju pertumbuhan industri

asuransi komersial (Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, dan

Reasuransi) dan non komersial (Asuransi Sosial, Asuransi

PNS, dan Asuransi TNI dan Polisi) di Indonesia selama 5

tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup

menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh

pertumbuhan kekayaan, investasi, dan perolehan premi.

Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi

tumbuh rata-rata sebesar 21% per tahun, dari sebesar

Rp64,9 triliun pada tahun 2001 menjadi sebesar

Rp140,040 triliun pada tahun 2005.

Perkembangan kekayaan industri asuransi dapat dilihat

pada Ikhtisar Dalam Angka.

Dari jumlah kekayaan yang dimiliki pada tahun 2005,

sebesar 85% diantaranya merupakan kekayaan produktif

berupa penempatan dalam berbagai instrumen investasi.

Porsi investasi tersebut sedikit meningkat dibandingkan

dengan tahun 2001 yang hanya sebesar sebesar 81%.

Pertumbuhan total investasi yang mencapai rata-rata

22% per tahun dari sebesar Rp52,9 triliun pada tahun

2001 menjadi sebesar Rp118,3 triliun pada tahun 2005

menunjukkan semakin meningkatnya kontribusi industri

asuransi sebagai salah satu sumber pembiayaan

pembangunan jangka panjang.

Dari sisi penerimaan premi, dari tahun 2001 s.d. tahun

2005 terjadi peningkatan penerimaan premi sebesar rata-

rata 19% per tahun.

Premi bruto industri asuransi di Indonesia pada tahun

2005 menjadi sebesar Rp45,36 triliun atau meningkat

93% dibanding dengan premi bruto pada tahun 2001

yang hanya sebesar Rp23,45. Premi bruto pada tahun

2005 tersebut mencapai 1,66% dari Produk Domestik

Bruto (PDB). Perkembangan premi bruto dan PDB dapat

dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.

3. PERKEMBANGAN ASURANSI KOMERSIAL

Pertumbuhan industri asuransi komersial dari tahun 2001

insurance program and workers social security, and 3

companies administering insurance for civil servants

and armed forces and police.

Whereas, the supporting insurance companies

consist of 155 insurance brokers companies, 29

reinsurance brokers companies, 31 loss adjusters

companies, 34 actuarial consultants, and 9 insurance

agents. The growth of total insurance companies

can be seen in The Year in Number.

2. THE GROWTH OF ASSETS, INVESTMENTS,

AND PREMIUMS OF INSURANCE INDUSTRY

By the end of year 2005, the growth of commercial

insurance industry (life insurance, non life insurance,

and reinsurance) and non commercial insurance

industry (social insurance program, civil servant and

armed forces insurance programs) in Indonesia

within the last five years, showed significant

increase. This can be seen from assets, investments

and gross premium. During that period, total assets

of insurance industries grew in average by 21% per

annum, from Rp64,9 trillion in 2001 to Rp140,040

trillion in 2005.

The growth of total assets of insurance industry can

be seen in The Year in Number.

Out of total assets on year 2005, 85% were

productive assets in the form of investment

placement. The portion of the investment increased

slightly from 81% in 2001.

The growth of investment on average at 22% per

annum from Rp52,9 trillion in 2001 to Rp118,3

trillion in 2005 shown an increasing trend of

insurance industry»s contribution as one of long term

financing resources.

During year 2001 to 2005, the amount of gross

premium experienced significant increase, on

average by 19% per annum.

The gross premium of Indonesia insurance industry

in 2005 was Rp45,36 trillion, an increase of 93%

compared to that of year 2001 which was Rp23,45

trillion. Meanwhile, the ratio of the gross premium

to the Gross Domestic Product (GDP) in 2005 was

1,66%. The growth of gross pemiums and GDP can

be seen in The Year in Number.

3. THE GROWTH OF COMMERCIAL INSURANCE

The growth of commercial insurance industry from

Page 102: BAPEPAM 2006 reviewed

102Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

s.d. tahun 2006 menunjukkan perkembangan

yang cukup baik. Selama periode tersebut,

kekayaan industri asuransi komersial tumbuh rata-

rata sebesar 21% per tahun, dari sebesar Rp37,25

triliun pada tahun 2001 menjadi sebesar Rp95,31

triliun pada tahun 2006.

Perkembangan kekayaan asuransi komersial dapat

dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.

Dari jumlah kekayaan yang dimiliki asuransi

komersial pada tahun 2006, sebesar Rp78,63

triliun berupa penempatan dalam berbagai jenis

instrumen investasi. Jumlah investasi tersebut

meningkat sebesar 30% dibanding dengan tahun

2005.

Selama tahun 2001 s.d. tahun 2006, total

investasi mengalami pertumbuhan rata-rata

sebesar 24% per tahun, dari sebesar Rp26,75

triliun menjadi sebesar Rp78,63 triliun.

Dalam periode tahun 2001 s.d. 2006, premi

asuransi jiwa tumbuh sebesar 221%, dari Rp9,1

triliun menjadi Rp29,19 triliun. Pesatnya

pertumbuhan premi asuransi jiwa dimotori oleh

berkembangnya produk-produk yang

mengandung unsur investasi.

Sementara itu, perkembangan premi asuransi

kerugian cukup lamban seiring dengan lambannya

pertumbuhan ekonomi riil. Dalam periode 2001-

2006, premi asuransi kerugian hanya tumbuh

sebesar 79%, dari Rp9,98 triliun pada tahun 2001

menjadi Rp17,91 triliun pada tahun 2006.

Lambannya pertumbuhan premi asuransi kerugian

kemungkinan disebabkan tidak adanya obyek

asuransi baru sehingga kenaikan premi asuransi

kerugian diindikasikan disebabkan oleh kenaikan

nilai uang pertanggungan yang dipengaruhi oleh

inflasi.

Dengan demikian, secara keseluruhan premi

asuransi komersial tumbuh sebesar rata-rata

19,75% per tahun, dari Rp19,13 triliun pada

tahun 2001 menjadi Rp47,11 triliun pada tahun

2006. Perkembangan premi dan klaim asuransi

Komersial (dalam jutaan rupiah) dapat dilihat pada

Ikhtisar Dalam Angka.

Kontribusi sektor asuransi terlihat nyata ketika

terjadi pembayaran klaim asuransi. Pembayaran

klaim asuransi mempercepat proses pemulihan

bagi pelaku usaha yang terkena musibah.

Pada tahun 2001 s.d. tahun 2006, klaim yang

year 2001 to year 2006 shown quite impressive

figure. From 2001 to 2006 the assets of

commercial insurance industry on average grew at

21% per annum, from Rp37,25 trillion in 2001 to

Rp95,31 trillion in 2006.

The commercial insurance assets can be seen in

The Year in Number.

By the end 2006, out of that total assets, Rp78,63

trillion are productive assets, invested in the

various investment vehicles, or representing a 30%

increase in the investment if compared to that of

2005.

During 2001 to 2006, the total investment rose on

average by 24% per annum, from Rp26,75 trillion

to Rp78,63 trillion in 2006.

In period of 2001 to 2006, life insurance premium

rose by 221% from Rp9,1 trillion in 2001 to

Rp29,19 trillion in 2006. The rapid growth of life

insurance premium has been affected by the

development of investment linked products.

On the other hand, the growth of premium in non

life insurance was decelerated, in respond to the

slowing down the real sector. In the period of

2001 to 2006, non life insurance premium only

increased by 79% from Rp9,98 trillion in 2001 to

Rp17,91 trillion in 2006. Lack of new insurance

object contributed to this slump, thus the increase

in the non life insurance was triggered by the

increased value of the sum insured due to inflation

rate.

Thus, in overall, the premium of commercial

insurance industry grew on average by 19,75%

per annum, from 2001 to 2006 or from Rp19,13

trillion in 2001 to Rp47,11 in 2006. The growth of

premiums and claims of commercial insurance (in

billion rupiah) can be seen in The Year in Number.

The contribution of insurance sector can be

obviously seen when insurance paid the claim. The

payment of insurance claims will accelerate the

recovery of the insured business that was inflicted

by disaster.

During 2001 to 2006, claims paid by life insurance

Page 103: BAPEPAM 2006 reviewed

103Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

dibayar asuransi jiwa tumbuh sebesar 23,63% per

tahun, dari sebesar Rp5,25 triliun pada tahun 2001

meningkat menjadi Rp15,16 triliun pada tahun 2006.

Sedangkan klaim yang dibayarkan asuransi kerugian

meningkat rata-rata sebesar 8,32% per tahun, dari

sebesar Rp5,77 triliun pada tahun 2001 meningkat

menjadi Rp8,60 triliun pada tahun 2006.

Dengan demikian, secara keseluruhan klaim asuransi

komersial meningkat sebesar rata-rata 16,61% per

tahun, yaitu dari Rp11,02 triliun pada tahun 2001

menjadi Rp23,76 triliun pada tahun 2006.

4. ASURANSI SYARIAH

Sampai dengan akhir tahun 2006, terdapat 1

perusahaan asuransi kerugian dan 2 perusahaan

asuransi jiwa syariah. Selain itu, terdapat 15 perusahaan

asuransi kerugian konvensional, 3 perusahaan

reasuransi konvensional, dan 10 perusahaan asuransi

jiwa konvensional yang memiliki kantor cabang dengan

prinsip syariah. Rekapitulasi neraca dan laporan laba

rugi industri asuransi syariahdapat dilihat pada Ikhtisar

Dalam Angka.

5. PRODUK UNIT LINK

Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk

asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pada

tahun 2006 sebanyak 22 perusahaan. Ringkasan Neraca

dan Laporan Laba Rugi perusahaan asuransi jiwa yang

memasarkan produk yang terkait investasi dapat dilihat

pada Ikhtisar Dalam Angka.

6. BANCASSURANCE

Jumlah persetujuan bancassurance yang diberikan

kepada perusahaan asuransi jiwa dari tahun 2004

sampai dengan tahun 2006 meningkat rata-rata sebesar

51%, sedangkan jumlah persetujuan bancassurance

yang diberikan kepada perusahaan asuransi kerugian

dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat

rata-rata sebesar 220%. Perkembangan jumlah

perusahaan perasuransian yang melakukan pemasaran

melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dapat

dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.

7. PENGAWASAN PERUSAHAAN

PERASURANSIAN

7.1. Analisis Laporan Keuangan

Perusahaan Asuransi dan Reasuransi

Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2005 dan tiga

grew by 23,63% per annum. In year 2001, life

insurance sector paid claims amounted to Rp5,25

trillion and increased to Rp15,16 trillion in 2006.

Whereas the claims paid by non life insurance from

2001 to 2006 increased on average by 8,32% per

annum. In year 2001, non life insurance sector paid

claims amounted to Rp5,77 trillion and rose to

Rp8,60 trillion in 2006.

Thus, in overall, the claims of commercial insurance

industry grew on average at 16,61% per annum,

from 2001 to 2006 or from Rp11,02 trillion in 2001

to Rp23,76 trillion in 2006.

4. SHARIA INSURANCE

By the end of 2006, there were 1 non life fully

sharia insurance company and 2 life fully sharia

insurance companies. Besides, there were 15

conventional non life insurance companies, 3

conventional reinsurance companies, and 10

conventional life insurance companies which have

branch office operated based on sharia principles.

The summary of balance sheet and income

statement of sharia insurance industry can be seen

in The Year in Number.

5. UNIT LINK PRODUCTS

By the end of year 2006, there were 22 life

insurance companies which sold investment linked

products (e.g. unit link products). Summary of

balance sheet and income statement of life

insurance companies which sold investment linked

products can be seen in The Year in Number.

6. BANCASSURANCE

The number of bancassurance approval granted to

life insurance companies from 2004 to 2006

showed significant growth, which on average

was 51% per annum meanwhile the amount of

bancassurance approval granted to non life

insurance companies from 2004 to 2006 also

posted impressive growth, on average rose by 220%

per annum. The growth of insurance company that

marketing their products through cooperation with

the bank can be seen in The Year in Number.

7. MONITORING ACTIVITIES TO INSURANCE

COMPANIES

7.1. Analysis of Financial Report

Insurance and Reinsurance Companies

According to Annual Financial Reports year 2005

Page 104: BAPEPAM 2006 reviewed

104Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

Laporan Triwulanan Tahun 2006, berikut ini adalah

jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi

yang memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas

dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.

Sedangkan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan Batas

Tingkat Solvabilitas dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam

Angka.

Selain harus memenuhi ketentuan tentang tingkat

solvabilitas, Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

Reasuransi juga harus memenuhi ketentuan

Perimbangan Investasi. Jumlah Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi yang memenuhi ketentuan

tersebut dapat dilihat pada Ikhtisar Dalam Angka.

Adapun jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan

reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan tentang

Perimbangan Investasi dapat dilihat pada Ikhtisar

Dalam Angka.

Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi

Ditahun 2006, tingkat kepatuhan Perusahaan Pialang

Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi terhadap

ketentuan tentang premi yang belum disetor selama

tahun 2005 dapat dilihat pada Ikhtisar

Dalam Angka.

7.2. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian

Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah melakukan

pemeriksaan terhadap 54 perusahaan perasuransian

dengan perincian sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1

berikut ini :

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bapepam - LK telah

menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan

asuransi, sebagai berikut:

and three Quarter Financial Report year 2006,

summary of insurance and reinsurance companies

which meet Solvency Margin Requirement can be

seen in The Year in Number.

Meanwhile, summary of Insurance and Reinsurance

Companies which fail to meet Solvency Margin

requirement can be seen in The Year in Number.

Besides Solvency Margin Requirement, Insurance and

Reinsurance Company also have to meet

Requirement on Balance of Investment. Summary of

Insurance and Reinsurance Companies which meet

the provision can be seen in The Year in Number.

Meanwhile, Summary of Insurance and Reinsurance

Companies which fail to meet Provision concerning

Balance of Investment can be seen in The Year in

Number.

Supporting Insurance Companies

In year 2006, the compliance level of Insurance and

Reinsurance Broker on provision on ratio of owing

premium can be seen in The Year in Number.

7.2. Examination of Insurance Companies

During year of 2006, Bapepam - LK conducted

examination on 54 insurance companies, detailed

examination shown in the following table :

Based on examination, Bapepam - LK

has imposed sanction on some insurance companies,

as follow:

TABEL 1.1 / TABLE 1.1

PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN

EXAMINATION ON INSURANCE COMPANIES

Jenis PerusahaanType of Insurance Companies

* : termasuk 1 pemeriksaan untuk perusahaan asuransi sosial

Jenis Pemeriksaan

Type of Examination Total

Regular IrregularPerusahaan Asuransi Jiwa / Life Insurance Companies 7 4 11Perusahaan Asuransi Kerugian / Non Life Insurance Companies * 11 3 14Perusahaan Reasuransi / Reinsurance Companies 1 - 1Perusahaan Pialang Asuransi / Insurance Broker Companies 8 10 18Perusahaan Pialang Reasuransi / Reinsurance Broker Companies 7 3 10Total 34 20 54

* : Including 1 examination for social insurance company

Page 105: BAPEPAM 2006 reviewed

105Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

a. Tingkat Solvabilitas

Terdapat lima perusahaan terdiri dari tiga

perusahaan asuransi jiwa dan dua perusahaan

asuransi kerugian yang belum memenuhi

ketentuan tingkat solvabilitas dan telah dikenai

Sanksi Administratif.

b. Dukungan Reasuransi Otomatis

Terdapat dua perusahaan asuransi yang belum

memenuhi ketentuan dukungan reasuransi

otomatis dan telah dikenai Sanksi Administratif.

c. Deposito Jaminan

Terdapat dua perusahaan asuransi yang belum

memenuhi ketentuan deposito jaminan dan telah

dikenai Sanksi Administratif.

d. Pembayaran Klaim

Terdapat lima perusahaan asuransi yang

melanggar ketentuan mengenai pembayaran

klaim dan telah dikenai Sanksi Administratif.

e. Perimbangan Investasi

Terdapat empat perusahaan asuransi yang belum

memenuhi ketentuan mengenai rasio investasi dan

telah dikenai Sanksi Administratif.

f. Direksi Perusahaan

Terdapat satu perusahaan yang melanggar

ketentuan perangkapan jabatan eksekutif di

tempat lain. Selain itu, terdapat satu perusahaan

asuransi yang dikenai sanksi administratif karena

direksinya belum memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang memadai di bidang pengelolaan

risiko.

g. Komisaris Independen

Enam perusahaan asuransi belum memenuhi

ketentuan Komisaris Independen dan telah dikenai

Sanksi Administratif.

h. Tenaga Ahli

Terdapat satu perusahaan asuransi kerugian yang

belum mempunyai tenaga ahli dan telah dikenai

Sanksi Administratif.

i. Pembentukan Cadangan Klaim

Tiga perusahaan asuransi belum memenuhi

ketentuan pembentukan cadangan klaim dan telah

dikenai Sanksi Administratif.

a. Solvency Margin

Five companies which consist of three life

insurance companies and two general

insurance companies failed to meet solvency

margin requirements and were imposed with

Administrative Sanction.

b. Automatic Reinsurance Program (Treaty)

Two insurance companies failed to meet

provision on automatic reinsurance (treaty)

and were imposed with Administrative

Sanction.

c. Compulsory Minimum Deposit

Two insurance companies failed to meet

provision of Compulsory Minimum Deposit

and were imposed with Administrative

Sanction.

d. Payment of Claim

Five insurance companies failed to meet

provision on Payment of Claim and were

imposed with Administrative Sanction.

e. Balance of Investment

Four insurance companies failed to meet

provision on Ratio of Investment and were

imposed with Administrative Sanction.

f. Executive Director of Companies

One company failed to meet provision on

prohibition of same executive position in

other companies and were imposed with

Administrative Sanction. Moreover, there

was one insurance company imposed with

Administrative Sanction because its

executive director does not have adequate

knowledge on risk management.

g. Independent Commissioner

Six insurance companies were imposed

Administrative Sanction because did not

satisfy provision on Independent

Commissioner.

h. Insurance Expert

A general insurance failed to meet the

provision on expert qualification and was

imposed with administrative sanction.

i. Claim Reserves

Three insurance companies failed to meet

the provision on claim reserves and were

imposed with Administrative Sanction.

Page 106: BAPEPAM 2006 reviewed

106Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

j. Prinsip Mengenal Nasabah

Terdapat delapan perusahaan pialang asuransi yang

belum melaksanakan ketentuan Prinsip Mengenal

Nasabah dan telah dikenai Sanksi Administratif.

Sementara itu, pengenaan sanksi terhadap perusahaan

penunjang usaha asuransi disebabkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Anggaran Dasar

Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan

reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan mengenai

Anggaran Dasar dan dikenai Sanksi Administratif.

b. Tenaga Ahli

Tujuh perusahaan pialang asuransi dan reasuransi

tidak memenuhi ketentuan tenaga ahli asuransi dan

dikenai Sanksi Administratif.

Selain itu terdapat tiga perusahaan pialang asuransi

yang dikenai Sanksi Administratif karena belum

mendaftarkan tenaga ahli yang diperkerjakannya

kepada Bapepam - LK.

c. Polis Asuransi Indemnitas Profesi

Terdapat lima perusahaan pialang asuransi dan

reasuransi yang belum mempunyai polis asuransi

indemnitas profesi dan telah dikenai Sanksi

Administratif.

d. Sistem Administrasi dan Pengolahan Data

Empat perusahaan pialang asuransi dan reasuransi

yang tidak memenuhi ketentuan mengenai sistem

administrasi dan pengolahan datanya dan telah

dikenai Sanksi Administratif.

e. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

Enam perusahaan pialang asuransi dan reasuransi

belum memiliki program pendidikan dan pelatihan

sumber daya manusia dan telah dikenai Sanksi

Administratif.

f. Biaya Pendidikan dan Pelatihan

Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan

reasuransi yang belum memenuhi ketentuan

mengenai anggaran biaya pendidikan dan telah

dikenai Sanksi Administratif.

g. Pelaporan Perubahan-Perubahan

Tiga perusahaan pialang asuransi dan reasuransi

belum melaporkan kepada Menteri Keuangan atas

perubahan anggaran dasar dan alamat kantor

perusahaan dan telah dikenai Sanksi Administratif.

j. Know Your Customers Principles

There are Eight insurance brokers that failed to meet the

provision on Know Your Customers Principles and were

imposed with Administrative Sanction.

Meanwhile, the number of sanction imposed against supporting

insurance companies during 2006 summarized as follow:

a. Company»s Statues

Six insurance and reinsurance brokers failed to meet the

provision on Company»s Statues and were imposed with

Administrative Sanction.

b. Expert

Seven insurance and reinsurance brokers failed to meet the

provision on Insurance Expert and were imposed with

administrative sanction. Besides, there were three

insurance and reinsurance brokers did not register their

insurance expert to Bapepam - LK.

c. Insurance Policy of Professional Insurance

There are five insurance and reinsurance brokers that

failed to meet provision on Insurance Policy of Professional

Insurance and were imposed with Administrative Sanction.

d. Administrative and Data Processing System

Four insurance and reinsurance brokers failed to meet the

provision on Administrative and Data Processing System and

were imposed with Administrative Sanction.

e. Human Resources Development Program

Six insurance and reinsurance brokers failed to meet the

provision on Human Resources Development Program and

were imposed with Administrative Sanction.

f. Budget on Training Cost

There are six insurance and reinsurance brokers that failed to

meet provision on budget on training cost and were imposed

with Administrative Sanction.

g. Reporting on Information Changes

Three insurance and reinsurance brokers failed to meet on

Reporting on Information Changes and were imposed with

Administrative Sanction.

Page 107: BAPEPAM 2006 reviewed

107Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

h. Penyampaian Laporan Operasional

dan Keuangan

Terdapat tiga perusahaan pialang asuransi dan

reasuransi yang belum meyampaikan laporan

operasional dan laporan keuangan dan telah

dikenai Sanksi Administratif.

i. Prinsip Mengenal Nasabah

Terdapat enam perusahaan pialang asuransi dan

reasuransi yang belum melaksanakan ketentuan

Prinsip Mengenal Nasabah dan telah dikenai

Sanksi Administratif.

Pengenaan Sanksi, Pencabutan Sanksi, dan

Pembatalan Sanksi

Bapepam - LK memiliki wewenang untuk

mengenakan sanksi administrative terhadap

perusahaan perasuransian yang melanggar peraturan

tentang usaha perasuransian. Sanksi tersebut dapat

diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Sanksi Peringatan yang terdiri dari Sanksi

Peringatan I, Sanksi Peringatan II, dan Sanksi

Peringatan III.

2. Pembatasan Kegiatan Usaha

3. Pencabutan Izin Usaha.

Selain itu, Bapepam - LK juga dapat mengenakan

denda terhadap perusahaan perasuransian yang

terlambat menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan

dan Laporan Operasional Tahunan.

Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah mengenakan

212 Sanksi Administratif terhadap perusahaan asuransi

dan 340 Sanksi Administratif terhadap perusahaan

Penunjang Usaha Asuransi. Table 1.2 menunjukkan

jumlah pengenaan sanksi, pencabutan sanksi, dan

pembatalan sanksi selama tahun 2006.

h. Submission of Operational and Financial

Reports

Three insurance and reinsurance brokers failed

to meet the provision on Operational and

Financial Reports and were imposed with

Administrative Sanction.

i. Know Your Customers Principles

There are six insurance and reinsurance brokers

that failed to meet the provision on Know Your

Customers Principles and were imposed with

Administrative Sanction.

Imposition of Sanction, Revocation of

Sanction, and Cancellation of Sanction

Bapepam - LK has the authority to impose

administrative sanction to insurance companies

which violate insurance regulation. There are 3

types of administrative sanctions, as follow:

1. Admonition Sanction, which consists of 3 steps

in which: Admonition Sanction I, Admonition

Sanction II, and Admonition Sanction III.

2. Restriction of business operation.

3. Revocation of business license.

Bapepam - LK also has authority to fine insurance

companies which late submit Annual Financial

Report and Annual Operational Report.

During year 2006, Bapepam - LK imposed 212

administrative sanctions against insurance

companies and 340 sanctions to supporting

insurance companies. Table 1.2 shows summary of

imposition, termination, and cancellation of

sanction.

Page 108: BAPEPAM 2006 reviewed

108Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

LEMBAGA KEUANGAN

PENGAWASAN INDUSTRI ASURANSI

FINANCIAL INSTITUTION MONITORING

ON INSURANCE INDUSTRY

TABEL 1.2 / TABLE 1.2

REKAPITULASI PENGENAAN, PENCABUTAN DAN

PEMBATALAN SANKSI

IMPOSITION, REVOCATION AND CANCELLATION

OF SANCTIONS

DURING YEAR 2006

Jenis Sanksi /Type of SanctionsNo.

Number ofInsurance Companies

Number of SupportingInsurance Companies Total

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN DENDA

IMPOSITION OF ADMINISTRATIVE SANCTIONS AND FINES

1. Admonition Sanction I 86 166 252

2. Admonition Sanction II 28 54 82

3. Admonition Sanction III 15 23 38

4. Restriction of Business

Operation 10 19 29

5. Automatically Admonition

Sanction I 54 78 132

6. Admonition Sanction I

and Fine 4 - 4

7. Admonition Sanction II

and Fine 2 - 2

8. Admonition Sanction II

concurrently with

Last Sanction and Fine 1 - 1

9. Fine 12 - 12

TOTAL 212 340 552

PENCABUTAN SANKSI / REVOCATION OF SANCTIONS

1. Revocation of Admonition

Sanction I 53 50 103

2. Revocation of Admonition

Sanction II 5 8 13

3. Revocation of Admonition

Sanction III 1 2 3

4. Revocation of Business

Restriction 2 1 3

TOTAL 61 61 122

PEMBATALAN SANKSI ADMINISTRATIF /

CANCELLATION OF ADMINISTRATIVE SANCTIONS

1. Cancellation of Admonition

Sanction I 12 2 14

2. Cancellation of Admonition

Sanction II - 1 1

3. Cancellation of Business

Restriction 1 0 1

TOTAL 13 3 16

Page 109: BAPEPAM 2006 reviewed

109Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 110: BAPEPAM 2006 reviewed

110Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Proverbs

5

Going away

from

difficulties

is a defeat.

REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION

FUND INDUSTRY DURING 2006

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

I. REVIEW TENTANG DINAMIKA DANA PENSIUN

SELAMA TAHUN 2006

Sampai dengan saat ini, peran dana pensiun dalam

perekonomian Indonesia masih sangat minim. Bila

dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya seperti

perbankan, asuransi dan perusahaan pembiayaan, dana

pensiun menduduki posisi terakhir dalam hal total

pengumpulan asset.

Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah dana pensiun

yang memperoleh pengesahan adalah sebanyak 398

I. REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION

FUND INDUSTRY DURING 2006

Until now, the role of pension fund in

Indonesian economy has been low. Compared

to other financial institutions like banks,

insurance and financing companies, pension

fund ranked in the last position in term of

accumulated assets.

By the end of 2006, there have been 398

pension fund legalized. During the last five

Page 111: BAPEPAM 2006 reviewed

111Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION

FUND INDUSTRY DURING 2006

dana pensiun. Pada tahun 2006, terdapat satu dana

pensiun baru yang memperoleh pengesahan. Selama

lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan rata-rata

jumlah pendirian dana pensiun adalah sekitar 0,93%.

Sementara itu, dana pensiun yang memperoleh

pengesahan pembubaran pada tahun 2006, jumlahnya

mencapai 15 dana pensiun. Tingkat penurunan rata-rata

jumlah dana pensiun dalam lima tahun terakhir

mencapai 3,36%.

Meskipun jumlah dana pensiun mengalami penurunan,

namun perkembangan dan penyebaran investasi dana

pensiun sebagaimana terlihat pada laporan keuangan

dana pensiun unaudit tahun 2006 menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan nilai investasi dana pensiun juga didukung

oleh pergeseran pola berinvestasi dari dana pensiun.

Investasi yang pada beberapa tahun sebelumnya

didominasi oleh deposito berjangka telah bergeser ke

jenis investasi yang bersifat jangka panjang seperti

obligasi.

KEGIATAN PENGAWASAN DANA PENSIUN

1. PENGESAHAN PEMBENTUKAN DANA PENSIUN,

PEMBUBARAN DANA PENSIUN DAN PERUBAHAN

PERATURAN DANA PENSIUN

Bapepam - LK adalah satu-satunya lembaga pemerintah

yang berwenang untuk melakukan proses pengesahan

dalam rangka pembentukan dana pensiun, pembubaran

dana pensiun dan perubahan peraturan dana pensiun.

• Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun

Selama tahun 2006 Bapepam - LK telah mengesahkan

pembentukan satu dana pensiun, yaitu Dana Pensiun

Indokemika Jayatama. Dana Pensiun Indokemika

Jayatama merupakan dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun iuran pasti.

Dengan disyahkannya pembentukan Dana Pensiun

Indokemika Jayautama, maka total dana pensiun yang

telah memperoleh pengesahan pembentukan dari

Menteri Keuangan sampai dengan tahun 2006 adalah

sebanyak 398, terdiri dari 363 Dana Pensiun Pemberi

Kerja (DPPK) dan 35 Dana Pensiun Lembaga Keuangan

(DPLK).

years, the average growth of pension fund was

about 0.93%.

Meanwhile, there were 15 pension funds

declared winding up during 2006. The average

decreased of the number pension fund in

the last 5 years reached by 3.36%.

Although the number of pension fund decreased,

however, the growth and spread of pension fund

investments, as seen on pension fund financial

statement unaudited 2006, showed a significant

increased.

The growth of the pension fund investment was

also caused by changing pattern in investment of

pension funds. The investment in time deposit

which had been dominant during the previous

years moved toward longer term investment

products such as bonds.

PENSION FUND MONITORING ACTIVITIES

1. LEGALIZING PENSION FUND

ESTABLISHMENT, PENSION FUND WINDING

UP, AND PENSION FUND TEXT

AMENDMENT

Bapepam - LK is the only government institution

which has the authority to legalize the

establishment, winding up and text amandment

of pension fund.

• Legalization of Pension Fund Establishment

During year 2006 Bapepam - LK had legalized

one pension fund establishment (Indokemika

Jayatama Pension Fund). Indokemika Jayatama

Pension Fund was an Employer Pension Fund

which running defined contribution pension

program.

With the legalization of Indokemika Jayatama

Pension Fund, up to 2006 there had been 398

Pension Funds legalized by the Ministry of

Finance. This number consisted of 363 Employer

Pension Funds (DPPK in Indonesian acronym) and

35 Financial Institution Pension Funds (DPLK in

Indonesian acronym).

Page 112: BAPEPAM 2006 reviewed

112Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION

FUND INDUSTRY DURING 2006

• Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun

Pada tahun 2006 Bapepam - LK telah memproses 16

Pengesahan Pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari

15 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 1 (satu) Dana Pensiun

Lembaga Keuangan.

Beberapa alasan terjadinya pembubaran dana pensiun

antara lain, masalah kesulitan keuangan pemberi kerja,

bergabung dengan dana pensiun lain atau mengalihkan

program pensiunnya kepada Dana Pensiun Lembaga

Keuangan.

Dengan disahkannya pembubaran 16 Dana Pensiun

tersebut, maka jumlah dana pensiun aktif per 31

Desember 2006 menjadi sebagai berikut:

Berkaitan dengan pengesahan pembubaran dana

pensiun, Bapepam - LK juga telah melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Mengeluarkan 13 surat atas nama Menteri Keuangan

tentang Persetujuan Rencana Kerja Likuidasi bagi dana

pensiun yang telah memperoleh pengesahan

pembubaran;

2. Menerbitkan 9 (sembilan) Keputusan Menteri

Keuangan tentang Persetujuan Hasil Penyelesaian

Likuidasi bagi dana pensiun yang telah menyelesaikan

seluruh proses likuidasinya.

• Pengesahan Perubahan Peraturan

Dana Pensiun

Selama periode tahun 2006, Bapepam - LK telah

memproses 37 perubahan peraturan dana pensiun, yang

terdiri dari: perubahan atas penggabungan dana

pensiun, perubahan atas program pensiun, perubahan

atas rumusan manfaat pensiun dan perubahan atas

penambahan atau pengurangan mitra pendiri.

• Legalization of Pension Fund Winding up

In 2006, Bapepam - LK had been legalized 16

Pension Funds Winding-Up, which consisted of

15 Employer Pension Funds and 1 (one)

Financial Institution Pension Fund.

Some reasons of the pension fund wind-up

include the difficulty of employer finance,

joining with other pension fund or its pension

program transferred to Financial Institution

Pension Fund.

The legalization of 16 winding up pension

funds, made the total number of active pension

funds as of December 31, 2006 became as

followed:

Related to the legalization of 16 wind-up

pension funds, Bapepam - LK has also

conducted several activities as follow:

1. Issued 13 letters on behalf of the Ministry

of Finance concerning Work Plan

Agreement of Liquidation for pension funds

which had received legalization of winding

up;

2. Issued 9 (nine) Ministry of Finance Decrees

concerning Liquidation Settlement Result

Agreement for pension funds which had

finished all of their liquidation process.

• Legalization of Pension Fund Text

Amendmen

During 2006, Bapepam - LK had processed 37

pension fund text amandments, which consist

of amendment of merging pension funds,

amendment of changing pension program,

amendment of benefit payment formula, and

amendment of addition or deduction of co-

founders.

Uraian / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF Total

Jumlah Pendirian Dana Pensiun /

Number of Pension Fund

Established 363 35 398

Jumlah Dana Pensiun Bubar /

Number of Pension

Fund Wind-up 91 10 101

Jumlah Dana Pensiun Aktif /

Total Active Pension Fund 272 25 297

Page 113: BAPEPAM 2006 reviewed

113Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE DYNAMICS OF PENSION

FUND INDUSTRY DURING 2006

2. KEGIATAN ANALISIS DANA PENSIUN

Kegiatan analisis dana pensiun dapat dibedakan atas 2

(dua) jenis kegiatan, yaitu analisis tidak langsung dan

analisis langsung

a. Analisis Tidak Langsung

Terdapat dua jenis kegiatan analisis tidak langsung,

yaitu analisis laporan berkala dan analisis laporan

non berkala.

• Analisis Laporan Berkala

Analisis laporan berkala dana pensiun terdiri atas

laporan keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris

dan laporan teknis

Pada tahun 2006, untuk scoring analisis dasar

dilakukan terhadap 277 dana pensiun yang terdiri dari

248 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 29 Dana Pensiun

Lembaga Keuangan. Berdasarkan hasil scoring analisis

dasar tersebut dan kriteria lain, ditetapkan 87 dana

pensiun masuk dalam kriteria analisis mendalam.

Namun demikian, sampai dengan bulan Desember

2006, dari 87 dana pensiun yang harus dianalisis

mendalam, hanya 83 dana pensiun yang dapat

dianalisis secara mendalam.

Beberapa alasan berikut ini menjadi sebab tidak

tercapainya target analisis laporan berkala dimaksud:

a. Pengurangan jumlah analis. Hal ini terjadi karena

adanya mutasi dan tugas belajar pegawai;

b. Permintaan analisis di luar rencana analisis

mendalam, seperti analisis dalam rangka

pembubaran dana pensiun dan penilaian kepatuhan

terhadap salah satu perusahaan aktuaris.

• Analisis Laporan Non Berkala

Analisis laporan non berkala dilakukan untuk

memantau administratif dan ketaatan hukum

pengurus dana pensiun atas berbagai kegiatan seperti:

penunjukan pengurus dan dewan pengawas serta

arahan investasi dana pensiun.

Di bawah ini adalah beberapa hasil pemantauan

terhadap analisis laporan non berkala tahun 2006:

1. Banyak pengurus dana pensiun yang tidak memiliki

sertifikat pengetahuan dasar di bidang dana pensiun

serta tidak memenuhi persyaratan minimum kredit

poin atas pengetahuan berkelanjutan;

2. ACTIVITIES OF PENSION FUND ANALYSIS

Activities of pension fund analysis can be

categorized as 2 (two) activities, i.e. indirect

analysis and direct analysis.

a. Indirect Analysis

There were two types of indirect analysis

activities, periodic report analysis and non

periodic report analysis.

• Periodic Report Analysis

Analysis of pension fund periodic reports consisted

of financial statement, investment report, actuarial

report and technical report.

In 2006, Bapepam - LK conducted basic scoring

analysis of 277 Pension Funds, which consisted of

248 Employer Pension Funds and 29 Financial

Institution Pension Funds. Based on the scoring

analysis result and other criteria, 87 pension funds

were classified into in depth analysis.

However, up to December 2006, out of 87 pension

funds which need to be analyzed, only 83 pension

funds were analyzed deeply.

These reasons bellowed caused for not reaching

the target of the periodic report analysis:

a. Decreasing of the number of analysts. Some

employees were transfered to other divisions or

assigned to study abroad;

b. Requested to conducts ad-hoc analysis (out of in

depth analysis), such as analysis in order to

winding up pension fund and compliance

analysis of an actuarial company.

• Non Periodic Report Analysis

Non periodic report analysis was intended to

monitor administrative and compliance of pension

fund management over several activities such as:

management and supervisory board appointment,

and investment guidance of Pension Fund.

Belowed were the findings of non-periodic report

analysis in 2006:

1. Many administrators did not have pension fund

certificate of basic knowledge of pension fund

and had not met minimum credit point of

continuing education program;

Page 114: BAPEPAM 2006 reviewed

114Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE PENSION FUND

DYNAMIC DURING 2006

2. Dokumen surat penunjukan pengurus dan dewan

pengawas tidak dilengkapi dengan masa jabatan;

3. Dokumen surat penunjukan dewan pengawas tidak

menyebutkan pihak pemberi kerja atau peserta yang

diwakilinya

4. Dokumen surat penunjukan pengurus dan dewan

pengawas tidak dilampiri dengan pernyataan tertulis

dan daftar riwayat hidup yang bersangkutan;

5. Beberapa arahan investasi masih menggunakan

ketentuan investasi yang lama dan belum disesuaikan

dengan KMK No 511/KMK.06/2002 tentang Investasi

Dana Pensiun;

6. Tabel berikut adalah data statistik mengenai sertifikasi

pengurus dan program pendidikan berkelanjutan

bagi pengurus dana pensiun, per 31 Desember 2006:

2. The document of appointment letter of

administrator and supervisory board did not

state the office tenure;

3. The document of supervisory board

appointment letter did not state the identity of

the employer or participant represented;

4. The document of administrator and supervisory

board appointment letter were not attached

with written statement and curriculum vitae;

5. Several investment guidances still referred to

old regulations and had not complied with the

Ministry of Finance decree number: 511/

KMK.06/2002 concerning Pension Fund

Invesment;

6. The Table bellowed describe statistics data of

certification of pension fund administrator and

continuing education program for pension

fund administrator as of December 31, 2006 :

TABEL 2 / TABLE 2

PROGRAM PENDIDIKAN BERKELANUTAN / CONTINUING EDUCATION PROGRAM

No Keterangan / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF

1 Memenuhi Kredit Poin /

Fulfil credit point 242 orang / person Tidak ada / NA

2 Tidak memenuhi

Kredit poin /

Unfulfilling credit point 654 orang / person 39 orang / person

Jumlah pengurus /

Total number of

administrator 896 orang / person 39 orang / person

TABEL 1 / TABLE 1

SERTIFIKASI PENGURUS DANA PENSIUN / CERTIFICATION OF PENSION FUND ADMINISTRATOR

No Keterangan / Description DPPK / EPF DPLK / FIPF

1 Jumlah Pengurus yang

bersertifikat /

The number of certified

administrator 802 orang / person 34 orang / person

2 Jumlah Pengurus yang

tidak bersertifikat /

The number of uncertified

administrator 94 orang / person 5 orang / person

Jumlah pengurus /

Total number of

administrator 896 orang / person 39 orang / person

Page 115: BAPEPAM 2006 reviewed

115Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE PENSION FUND

DYNAMIC DURING 2006

b. Analisis Langsung

Bentuk kegiatan analisis langsung adalah

melaksanakan kegiatan pemeriksaan langsung

terhadap dana pensiun dan pihak-pihak yang terkait.

Dalam rangka pengawasan dana pensiun, selama tahun

2006 Bapepam - LK telah melakukan pemeriksaan

langsung terhadap 35 dana pensiun dan pihak-pihak

yang terkait dengan penyelenggaraan dana pensiun.

Kegiatan pemeriksaan langsung tersebut dilakukan

terhadap 29 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 6 (enam)

Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

3. TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

Sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan, Bapepam - LK

melaksanakan kegiatan monitoring atas hasil

pemeriksaan. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk

memastikan bahwa rekomendasi dari pemeriksa

sebagaimana dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

dilaksanakan oleh dana pensiun dengan benar. Hal ini

dimaksudkan agar pengelolaan dana pensiun sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan tujuan

penyelenggaraan dana pensiun dapat tercapai secara

efektif dan efisien.

Pada tahun 2006, jumlah laporan hasil pemeriksaan

yang telah selesai diproses terdiri atas 9 (sembilan)

laporan dan 108 laporan masih dalam proses tindak

lanjut. Selain itu, terdapat tambahan laporan baru yang

masuk sebanyak 18 laporan.

4. PENANGANAN PENGADUAN, PELAYANAN

INFORMASI DAN SOSIALISASI

a. Penanganan Pengaduan

Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah pengaduan

yang masuk ke Bapepam - LK berkaitan dengan dana

pensiun adalah sebanyak 125 pengaduan. Jenis

pengaduan yang masuk terdiri dari pengaduan langsung

dan tidak langsung. Pengaduan tidak langsung biasanya

dilakukan melalui surat atau telepon.

Sampai dengan akhir tahun 2006, seluruh surat

pengaduan yang masuk telah selesai diproses. Rata-rata

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan surat-

surat pengaduan tersebut adalah kurang dari 15 hari

kerja.

b. Direct Analysis

Direct analysis activity was conducted by on site

examination or inspection pension fund including

other related parties.

Regarding to the pension fund surveillance activity,

during 2006, Bapepam - LK conducted 35 direct

examinaton of pension fund and other related

parties.

The on site examinations conducted to 29 Employer

Pension Funds and 6 (six) Financial Institution Pension

Funds.

3. MONITORING OF EXAMINATION RESULT

Following to the on site examination, Bapepam - LK

monitored the examination result. The objective of

this activity was to ensure that the recommendations

from the examiners as stated in the report of

examination were executed by the Pension Funds

properly. This matter was intended so that the

management of pension fund complied with the

existing regulation and the objectives of the pension

fund can be reached effectively and efficiently.

In 2006, the number of examination reports that had

been processed completely were 9 (nine) reports and

108 reports were still on progress. In addition, there

were 18 new reports received from the examiners.

4. COMPLAINT HANDLING, INFORMATION

SERVICES AND SOCIALIZATION

a. Complaint Handling

By the end of December 2006, the number of

complaint received by Bapepam - LK concerning of

Pension Fund were 125 complaints. The types of

complaint consisted of direct complaints and indirect

complaints. Usually, the indirect complaints were

processed by mails or telephone calls.

By the end of December 2006, all of the complaints

had been processed. The process of complaint letters

need less than 15 work days in average.

Page 116: BAPEPAM 2006 reviewed

116Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE PENSION FUND

DYNAMIC DURING 2006

b. Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi yang diberikan mencakup berbagai

informasi mengenai dana pensiun antara lain seperti

data statistik mengenai perkembangan dana pensiun

dan penyelenggaraan dana pensiun. Pelayanan

informasi diberikan kepada berbagai pihak seperti

Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan instansi lain di luar

Bapepam - LK. Selain itu juga kepada individual seperti

wartawan atau mahasiswa yang sedang melakukan

riset, dan lain-lain.

Untuk memudahkan industri dan masyarakat umum

dalam mengakses informasi berkaitan dengan dana

pensiun, Bapepam - LK membangun dan

mengembangkan situs website yang beralamat di:

http:\\www.djlk.depkeu.go.id\danapensiun atau

http:\\www.bapepamlk.depkeu.go.id\dana_pensiun.

Kedua website tersebut menyajikan informasi mengenai

peraturan dan perundangan di bidang dana pensiun,

berita kegiatan atau peristiwa yang diselenggarakan

oleh Bapepam - LK berkaitan dengan dana pensiun,

serta informasi lainnya yang berkaitan dengan dana

pensiun.

c. Sosialisasi

Pada tahun 2006, Bapepam - LK menyelenggarakan

kegiatan sosialisasi penggunaan aplikasi data elektronik

baru untuk laporan keuangan dana pensiun. Aplikasi

data elektronik baru ini dibuat dengan bahasa

pemrograman FoxPro yang berbeda dengan format

aplikasi sebelumya yang dibuat dalam Excel. Aplikasi

baru ini akan mulai diterapkan untuk penyampaian

laporan keuangan audit tahun buku 2006. Bapepam -

LK juga mendukung beberapa program sosialisasi yang

diselenggarakan oleh asosiasi dana pensiun ataupun

instansi lain.

5. PROGRAM PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI

SIPIL (P3NS)

Program Pensiun PNS (P3NS) merupakan bagian baru di

Bapepam - LK, tepatnya di bawah Biro Dana Pensiun.

Bagian ini terbentuk pada bulan Oktober 2005, dan

baru beroperasi pada bulan Agustus 2006.

Selama paruh waktu tahun 2006 kegiatan utama

bagian P3NS adalah menerbitkan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Pelaporan dan Pengawasan

b. Information Services

The information services provided information

concerning of pension fund, such as statistics data of

development and management of pension fund. The

information was provided for several parties such as

BPS-Statistics Indonesia, National Development Planning

Agency and other institutions outside Bapepam - LK.

Moreover, it also can be provided for individual such as

journalist, research students, etc.

To facilitate industry and public society in accessing

information about pension funds, Bapepam - LK built

and developed by website which had address at:

http:\\www.djlk.depkeu.go.id\danapensiun or

http:\\www.bapepamlk.depkeu.go.id\dana_pensiun.

Both of the websites provided information about

pension fund regulations or pension fund news or

events carried out by Bapepam - LK, and other

information related to pension funds.

c. Socialization

In 2006, Bapepam - LK held a socialization program

concerning implementation of a new data electronic

application for financial report of pension fund. This

new application was built in FoxPro program while the

previous application was built in Excel. The new

application will be implemented for submitting audited

financial report of the year book 2006. Bapepam - LK

also supported several socialization programs held by

the pension fund association or other institutions.

5. PENSION PROGRAM FOR GOVERNMENT

EMPLOYEES (OR P3NS INDONESIAN ACRONYM)

Pension Program for Government Employee was a new

division in Bapepam - LK which was formally under

Pension Fund Bureau. This division was formed in

October 2005 and began operation in August 2006.

During the last quarter of 2006, P3NS had supported

the issuance of the Ministry of Finance Rule concerning

Reporting and Supervising Administration of Pension

Page 117: BAPEPAM 2006 reviewed

117Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE PENSION FUND

DYNAMIC DURING 2006

Administrasi Dana Iuran Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan

Pejabat Negara.

Bagian ini juga menjadi contact agency dari konsultan The

Services Groups yang sedang melakukan pengkajian

terhadap program pensiun dan program THT bagi pegawai

negeri sipil dan pejabat negara. Pekerjaan konsultan

tersebut didanai oleh First Initiative yang merupakan

konsorsium pendonor internasional. Hasil keluaran yang

diharapkan adalah memberikan opsi kepada Pemerintah

dalam menyelenggarakan program pensiun bagi pegawai

negeri sipil dan pejabat negara.

6. SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA KEPADA

DANA PENSIUN

Berkaitan dengan kegiatan penyampaian laporan berkala

dari dana pensiun kepada Bapepam - LK. Untuk

penyampaian laporan berkala yang jatuh tempo

penyampaiannya tahun 2006, terdapat 44 dana pensiun

yang terlambat menyampaikan laporan berkala kepada

Bapepam - LK. Laporan berkala tersebut terdiri dari

laporan keuangan semester dan tahunan, laporan

investasi semester dan tahunan serta laporan aktuaris.

Jumlah denda atas keterlambatan penyampaian laporan

berkala dana pensiun tersebut sampai dengan akhir tahun

2006 tercatat sebesar Rp900.300.000,-. Dari jumlah

tersebut yang telah dibayar oleh dana pensiun mencapai

Rp382.500.000,-.

7. KEKAYAAN BERSIH DAN PORTOFOLIO INVESTASI

DANA PENSIUN

a. Aktiva Bersih Dana Pensiun

Berdasarkan data laporan keuangan unaudit dana

pensiun tahun 2006, nilai kekayaan (aktiva bersih) dana

pensiun per tanggal 31 Desember 2006 mencapai

Rp77,4 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 21% dari

jumlah kekayaan dana pensiun pada tahun 2005.

b. Portofolio Investasi Dana Pensiun

Masih berdasar pada laporan keuangan unaudit 2006,

total nilai wajar investasi dana pensiun per tanggal 31

Desember 2006 mencapai Rp74,8 triliun atau

meningkat 23% dari tahun sebelumnya.

Contribution of Civil Servants and State Honours.

This Division also acted as a contact agency for The

Services Groups consultant, which reviewed pension

and THT program for civil servants and state honours.

The work was funded by First Initiative, a

representation of international consortium donors.

The output was expected to provide options for the

government in managing pension program for civil

servants and state honours.

6. ADMINISTRATIF SANCTION IN THE FORM OF

PENALTY TO PENSION FUND

Related of submitting periodic report from pension

fund to Bapepam - LK. There were 44 pension funds

which overdue of submitting periodic reports in year

2006. These reports consisted of semiannually and

annually financial statement reports, semiannually

and annually investment reports also actuarial

reports.

Up to year end 2006, total penalty for overdue report

amounted Rp900.300.000,00. Part of this amount

i.e. Rp382.500.000,00 had been paid by the pension

funds.

7. NET ASSET AND PORTFOLIO INVESTMENT OF

PENSION FUNDS

a. Pension Fund Net Asset

Based on the financial report of pension fund

unaudited 2006, total net asset pension fund as of

31 December 2006 reached Rp77.4 trillion. This

amount 21% more increased from the total net

asset pension fund in year 2005.

b. Investment Portfolio of Pension Funds

Still based on financial report of pension fund

unaudited 2006, total fair value of pension fund

invesment reached Rp74.8 trillion or 23% more

increased from the previous year.

Page 118: BAPEPAM 2006 reviewed

118Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

TINJAUAN TENTANG DINAMIKA

DANA PENSIUN SELAMA TAHUN 2006

REVIEW ON THE PENSION FUND

DYNAMIC DURING 2006

Tabel di bawah ini merupakan rincian portofolio

investasi dana pensiun per tanggal 31 Desember 2006:

The table below shows pension fund portfolio

investment as of December 31, 2006:

Jenis Investasi Types of Investment Nilai Wajar per 31 Des. 2006 ( dalam triliun Rp )

fair Values as of 31 Dec. 2006 ( in trillion Rp )

1. Deposito on call Depocit on Call 0,65

2. Deposito berjangka Time Depocit 21,45

3. Sertifikat Deposito Depocit Certificate -

4. Sertifikat Bank Indonesia Indonesian Bank Certificate 0,25

5. Saham Stocks 7,43

6. Obligasi Bond 19,58

7. Reksadana Investment Fund 2,34

8. SUN Surat Utang Negara Government Debt Securities 17,03

9. Kontrak Investasi Kolektif Collective Investment Contract 0,004

10. Penyertaan Saham Direct Investment 2,69

11. Surat Pengakuan Utang Promisory notes 0,47

12. Tanah Land 0,80

13. Bangunan Building 0,59

14. Tanah dan Bangunan Land and Building 1,57

15. Surat Berharga Lainnya Other Marketable Securities 0,01

Total Investasi Total Investments 74,85

Page 119: BAPEPAM 2006 reviewed

119Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

J. PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN PERUSAHAAN

MODAL VENTURA

1. KINERJA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha lembaga

keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk

melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha

lembaga pembiayaan. Pada tahun 2006, terdapat 214

perusahaan pembiayaan dengan memiliki 1402 cabang

di berbagai propinsi di Indonesia

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 84/PMK.012/2006

tentang Perusahaan Pembiayaan mewajibkan

perusahaan pembiayaan menyampaikan laporan

keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran,

dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh

akuntan publik kepada Menteri Keuangan dengan

tembusan kepada Bank Indonesia.

Berdasarkan laporan audit yang dikirimkan perusahaan

pembiayaan ke Biro Pembiayaan dan Penjaminan pada

tahun 2006, total aset perusahaan pembiayaan sebesar

108.9 trilliun rupiah, sedangkan ekuitasnya sebesar

18.92 triliun rupiah.

Hingga akhir 2006, terdapat 214 perusahaan

pembiayaan di Indonesia. Jumlah tersebut menurun

sebanyak 22 perusahaan karena dicabut izin usahanya

pada bulan Juli 2006. Pencabutan izin 22 Perusahaan

Pembiayaan ini dikarenakan beberapa alasan yaitu

karena dilikuidasi, berubah kegiatan usaha, peringatan

laporan audit, tidak memenuhi ketentuan know your

customer serta tidak dapat memenuhi modal

disetor.Selama tahun 2006, jumlah aset meningkat

sebesar 12,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2005,

yaitu dari Rp96,5 triliun menjadi Rp108,9 trilyun. Namun

kegiatan pembiayaan mengalami penurunan sebesar

9,4% dari Rp102,5 triliun menjadi Rp92,8 triliun dengan

perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp3,1 triliun, lebih

rendah 10,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

J. FINANCING COMPANY AND VENTURE CAPITAL

COMPANY

1. FINANCE COMPANIES» PERFORMANCE

Finance Company is a non-bank financial institution,

established particularly to undertake activities under

the bussiness field of financing institutions. In 2006,

there were 214 Finance Company and totally has

1402 brances form all over the country.

The Minister of Finance»s Decree Number: 84/

PMK.012/2006 concerning Finance Company requires

all Finance Companies to submit monthly financial

reports, semi-annually business activity reports, and

annually audited financial reports to the Minister of

Finance (MoF) with cc to Bank Indonesia.

Based on audited reports submitted by Finance

Companies to the Financing and Guarantee Bureau in

2006, the nominal value of companies» total asset

was Rp108.9 triilion, and their nominal value of total

equity was Rp18,92 trilliun.

By the end of 2006, number of companies that has a

business license was 214 companies. The number

declined since the licenses of 22 companies were

revoked. The reason behind the license revocation are

liqudation, change business activity, not comply with

audit report standard, not comply with know your

customer principle and last but not least not be able

to comply with paid up capital. During the year, total

asset increased 12.8% compared to that of by the

end 2005, from Rp96.5 trillion to Rp108.9 trillion.

However the financing activities shrank 9.4% from

Rp102.5 trillion to Rp92.8 trillion earned current

income Rp3.1 trillion, 10.5% lower than that of in

previous year.

Page 120: BAPEPAM 2006 reviewed

120Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Dilihat dari jenis kegiatan, pembiayaan konsumen

mendominasi dengan pangsa sebesar Rp62,5 triliun

(67,4%), sementara sewa guna usaha sebesar Rp26,4

triliun (28,5%), dan anjak piutang sebesar Rp3,8 triliun

(4,1%). Seiring dengan penurunan kegiatan

pembiayaan, pembiayaan konsumen juga melemah

5,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

TABEL 1 / TABLE 1

PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

ACTIVITIES OF

FINANCE COMPANIES

Consumer finance still dominated the activities by having

share Rp62.5 trillion (67.4%), meanwhile leasing Rp26.4

trillion (28.5%), and factoring Rp3.8 trillion (4.1%). As in

line with the decrease of financing activities, consumer

finance also dropped 5.2% compared to that of in 2005.

Keterangan

Descriptions

Jumlah Perusahaan (satuan)

Number of Company (unit)

Jumlah Aset

Total Asset

Kegiatan Pembiayaan

Business Activity

Sewa Guna Usaha

Leasing

Anjak Piutang

Factoring

Kartu Kredit

Credit Card

Pembiayaan Konsumen

Consumer Finance

Pinjaman 1)

Loans 1)

Dalam Negeri

Domestic Loans

Luar Negeri

Foreign Loans

Obligasi

Bonds

Modal Disetor

Paid-up Capital

Laba (Rugi) Tahun Berjalan

Profit (Loss) Current Year

2005 2006

Keterangan / Notes : 1) Termasuk pinjaman subordinasi / Include Suborditae LoansSumber / Sources : Laporan Bulanan / Monthly Reports

(Triliun Rp) / (Trillion Rp)

Posisi / Position Perkembangan / Growth(%)

2005 2006

236 214

96,5 108,9

102,5 92,8

32,0 26,4

3,0 3,8

1,5 0,04

66,0 62,5

61,1 65,2

29,7 33,2

31,4 32,0

10,2 10,1

12,5 13,8

3,5 3,1

-0,4 -9,3

22,3 12,8

17,7 -9,4

86,0 -17,4

50,0 27,6

2.961,2 -97,3

-2,7 -5,2

24,9 6,7

23,2 11,8

26,6 1,9

14,6 -1,1

19,0 10,6

16,7 -10,5

Page 121: BAPEPAM 2006 reviewed

121Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Sumber utama pendanaan perusahaan pembiayaan pada

tahun laporan masih berasal dari pinjaman bank dalam

negeri yakni sebesar 27,4%, sementara pinjaman bank

luar negeri sebesar 23,1%. Untuk sumber pendanaan di

luar perbankan meliputi modal disetor 17,4%, pinjaman

9,6% dan obligasi 9,3%.

TABEL 2 / TABLE 2

PERKEMBANGAN SUMBER DAN

PENGGUNAAN DANA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SOURCES AND USES OF

FINANCE COMPANIES FUND

Source of fund mainly still came from domestic bank

loan which was 27.4%, while off-shore bank loan

accounted for 23.1%. Non-bank funds consisted of

paid-up capital 17.4%, non-bank loan 9.6%, and

bond 9.3%.

2005 2006

Keterangan / Notes : 1) Termasuk pinjaman subordinasi / Include Suborditae Loans 2) Termasuk Laba Ditahan dan Cadangan / Including Return Earning and Capital Reserves

Sumber / Sources : Laporan Bulanan / Monthly Reports

(Triliun Rp) / (Trillion Rp)

Posisi / Position Perkembangan / Growth(%)

Keterangan

Descriptions

Sumber Dana

Source of Fund

• Pinjaman Bank

• Bank Loans

- Dalam Negeri / Domestic Loans

- Luar Negeri / Foreign Loans

• Pinjaman Lainnya 1)

• Others Loans 1)

- Dalam Negeri / Domestic Loans

- Luar Negeri / Foreign Loans

• Obligasi

Bonds

• Modal 2)

Capitals 2)

• Lain-lain

Others

Penggunaan Dana

Use of Funds

• Pembiayaan

Financing

• Simpanan pada Bank

Deposit on Banks

• Penyertaan

Stock Placements

• Lain-lain

Others

96,5 108,5

49,2 55,0

25,0 29,8

24,2 25,2

11,9 10,4

4,7 3,5

7,2 7,0

10,2 10,1

11,7 18,9

13,5 14,5

96,5 108,9

67,6 93,1

3,2 2,9

0,1 0,1

25,6 12,8

22,3 12,8

24,9 11,8

20,2 19,3

30,1 3,9

25,3 -12,2

42,4 -26,5

16,1 -2,9

14,6 -1,1

9,3 61,7

29,8 7,1

22,3 12,8

25,4 37,7

6,7 -9,1

0 -4,8

16,4 -50,0

2005 2006

Page 122: BAPEPAM 2006 reviewed

122Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Sampai dengan akhir tahun 2006, sumber dana yang

berhasil dihimpun perusahaan pembiayaan mengalami

peningkatan sebesar Rp12,4 triliun atau naik 12,8%

dibandingkan tahun 2005. Peningkatan sumber dana

tersebut terutama berasal dari setoran modal dan pinjaman

bank. Pinjaman bank yang diterima dari dalam negeri

meningkat 19,3% dan dari luar negeri 3,9% sedangkan

sumber pendanaan yang berasal dari setoran modal naik

61,7%. Alternatif pendanaan di luar perbankan mengalami

penurunan terbanyak pada pinjaman dalam negeri hingga

26,5%. Sumber pendanaan dari penerbitan obligasi juga

sedikit melemah 1,1%.

Dari sisi pengunaan dana, komposisinya juga tidak

mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Sebagian besar dana perusahaan pembiayaan

disalurkan dalam bentuk pembiayaan kegiatan usaha, yaitu

sebesar Rp93,1 triliun atau 85,5% dari total dana yang

dimiliki (Tabel 2). Seiring dengan membaiknya

perekonomian, aktivitas pembiayaan yang dilakukan

perusahaan pembiayaan pada tahun laporan mengalami

pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding tahun

sebelumnya yaitu dari 25,4% pada tahun 2005 menjadi

37,7% pada tahun 2006. Sedangkan penggunaan dana di

luar kegiatan pembiayaan mengalami penurunan cukup

signifikan.

Pada tahun 2006, kualitas aktiva produktif tidak

banyak berubah dibandingkan dengan tahun 2005.

Kualitas aktiva pada kegiatan sewa guna usaha

meningkat dan tercatat sebagai persentase terbesar

pada kategori ≈Lancar∆. Sedangkan kualitas aktiva

pada kegiatan anjak piutang masih mencatat kredit

macet terbesar.

By the end of 2006, fund generated by finance

companies rose Rp12.4 trillion or 12.8% higher than

that of in 2005. The increase of fund primarily derived

from paid-up capital and bank loan. Domestic bank loan

grew 19.3% and off-shore 3.9%, while paid-up capital

61.7%. Other source from non-bank fund fell most on

domestic loan which was 26.5%. Fund generated from

issuing bond also slightly decreased by 1.1%.

On use of fund, the proportion had not changed much

from that of in previous year. Finance companies» fund

largely was distributed in financing acivities, which made

up Rp93.1 trillion or 85.5% from the total fund (Table

2). As in line with the better economic condition,

financing activities of finance companies grew higher

than that of in previous year, from 25.4% in 2005 to

37.7% in 2006. Other uses of fund fell considerably.

In 2006, asset quality had not changed much

compared to that of in 2005. Asset quality on leasing

activities increased, considered as highest percentage

in ≈Performing∆ category. On the other hand, asset

quality on factoring activities still had highest non-

performing loan.

TABEL 3 / TABLE 3

Kualitas Aktiva Produktif / Productive Asset Quality

Kegiatan

Activities

Sewa Guna Usaha /

Leasing

Anjak Piutang /

Factoring

Kartu Kredit /

Credit Card

Pembiayaan Konsumen /

Consumer Finance

2005 (%) 2006 (%)

L / P D M / N L / P D M / N

93.8 0.7 5.5

77.3 3.6 19.1

90.9 4.5 4.6

99.5 0.1 0.4

96.97 0.54 2.49

76.36 2.42 18.91

90.81 4.05 5.14

98.15 0.61 1.24

Catatan : L = Lancar; D = Diragukan; M = MacetNotes : P = Performing; D = Doubtful; N =Non-performing

Page 123: BAPEPAM 2006 reviewed

123Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

2. PERUSAHAAN MODAL VENTURA

Jumlah perusahaan modal ventura sampai dengan akhir

Desember 2006 tercatat sebanyak 55 perusahaan, terdiri

dari 49 perusahaan swasta nasional dan 6 perusahaan

patungan, yang berarti mengalami penurunan

dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya

sebesar 60 perusahaan.

Penurunan jumlah perusahaan ini terjadi karena selama

tahun 2006 telah dilakukan pencabutan 9 (sembilan) izin

usaha perusahaan modal ventura karena telah dilikuidasi

(1 perusahaan), telah mengubah kegiatan usaha

(1 perusahaan), dan tidak memenuhi ketentuan

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (7 perusahaan).

Dalam periode yang sama, telah dikeluarkan izin usaha

perusahaan modal ventura baru sebanyak 4 (empat)

perusahaan. Adapun jumlah perusahaan pasangan usaha

yang menerima pembiayaan dari perusahaan modal

ventura mencapai 2.952 perusahaan (Tabel 1).

Kinerja keuangan perusahaan modal ventura pada tahun

2006 bila dibandingkan dengan akhir 2005 mengalami

kondisi yang berbeda-beda. Kondisi modal disetor dan nilai

aset perusahaan modal ventura mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan tahun 2005, sedangkan nilai kegiatan

investasi dan nilai laba bersih perusahaan modal ventura

mengalami kenaikan (Tabel 2).

Tabel 1 / Table 1

Jumlah Perusahaan / Total Number of Companies

Keterangan / Subject 2002 2003 2004 2005 2006

Jumlah Perusahaan

Modal ventura /

Total Venture Capital

Companies 60 60 60 60 55

Jumlah Perusahaan

Pasangan Usaha /

Total Investee

Companies 2.163 803 6072 5.813 3.074

Tabel 2 / Table 2

Perkembangan Perusahaan Modal Ventura / The Growth of Venture Capital Companies

* (dalam jutaan rupiah) / (million Rupiahs)

Keterangan / Subject 2002 2003 2004 2005 2006

Nilai Kegiatan Usaha / Investasi *) /

Total Investment *) 1.632.979 932.920 946.074 1.300.404 1.454.041

Rugi / Laba *) /

Profit / Loss *) 50.174 42.342 (3.311) 16.490 40.920

Modal Disetor *) /

Paid in Capital *) 577.353 625.875 679.511 846.583 577.392

Nilai Asset *) /

Total Asset *) 2.513.481 2.297.821 2.442.747 2.945.705 2.391.385

2. VENTURE CAPITAL COMPANIES

As of December 2006, there were 55 listed venture

capital companies comprising of 49 national private

companies and six joint venture companies. This

figure shows a significant decrease compared to

that of last year, which were 60 companies.

The decrease in the companies number occured

because in 2006 Government of Indonesia (GoI)

imposed sanctions in the form of revocation of

business license to nine companies. The reasons for

the revocation, among other things, were because

of: one company was closed; one company

changed its core business; the other seven

companies did not comply with «Know Your

Customers» (KYC) principles. During the same

period, there were four new business licenses

issued. While, there were 2,952 investee

companies financed by venture capital

companies (see table 1).

The venture capital companies» financial performance

in 2006 was different with that of 2005. The number

of paid in capital and value assets of venture capital

companies decresed compared to that of 2005.

Meanwhile, the total investments of venture capital

companies and their net profits experienced sigificant

increase (see table 2).

Page 124: BAPEPAM 2006 reviewed

124Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Dilihat dari karakteristik pembiayaan Modal Ventura

dapat disajikan data karakteristik pembiayaan untuk

tahun 2004 dan 2005, sedangkan data untuk tahun

2006 belum dapat diperoleh karena harus dilakukan

pemeriksaan langsung ke Perusahaan Modal Ventura

dimaksud. Dilihat dari karakteristik pembiayaan

berdasarkan badan usaha, terlihat bahwa perusahaan

modal ventura mengalokasikan lebih dari setengah

pembiayaannya kepada perusahaan pasangan usaha

(PPU ) yang berbadan usaha yang berbentuk PT, diikuti

dengan PPU perseorangan, PPU yang berbentuk

koperasi, PPU yang berbentuk CV, dan PPU yang

berbentuk firma. Karakteristik pembiayaan ini

mengalami perubahan bila dibandingkan dengan data

tahun 2004, dimana pembiayaan yang terbesar justru

dilakukan terhadap PPU perseorangan (Tabel 3).

Berdasarkan instrumen pembiayaan pada tahun 2005,

terlihat bahwa pembiayaan dengan menggunakan

instrumen bagi hasil terkelola tetap dominan sebagai

instrumen yang digunakan perusahaan modal ventura

dalam melakukan pembiayaan, meskipun mengalami

kecenderungan penurunan bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Penurunan penggunaan instrumen

pembiayaan bagi hasil terkelola ini, diimbangi dengan

kenaikan yang cukup signifikan dalam penggunaan

instrumen pembiayaan bagi hasil murni. Penggunaan

instrumen pembiayaan penyertaan saham dan obligasi

konversi masih belum signifikan meskipun secara

persentase mengalami kenaikan hampir dua kali lipat

(Tabel 4).

Tabel 3 / Table 3

Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Badan Usaha / Financing Characteristics based on Enterprise Form

No Badan Usaha

Enterprise Form 2004 2005

Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %

1 PT / Limited Liability Company 340.396 35,98% 735.819 56,58%2 Koperasi / Cooperative 34.933 3,69% 130.631 10,05%3 Firma / Firm 26.612 2,81% 13.113 1,01%4 CV 126.140 13,33% 128.483 9,88%5 Perseorangan / Individual 417.993 44,18% 292.358 22,48%

Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%

Tabel 4 / Table 4

Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Instrumen Pembiayaan / Characteristics of Financing Based on Financing Instrument

No Instrumen Pembiayaan

Financing Instrument 2004 2005

Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %

1 Saham / Share 34.789 3,68% 83.366 6,41%2 Obligasi Konversi / Convertible Bond 12.846 1,36% 35.464 2,73%3 Bagi Hasil Murni / Pure Profit Sharing 11.972 1,27% 164.542 12,65%4 Bagi Hasil Terkelola /

Managed Profit Sharing 886.467 93,70% 1.017.032 78,21%Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%

Charateristicly the data of Venture Capital can only be

collected directly by company visiting. Since the

collecting data processing has not been take place, the

data are describe form the previous year which is 2004

and 2005.

Seen from financing characteristics based on

enterprise form, it was concluded that venture capital

companies allocated more than half of their financing

programs to limited liability investee companies (PT

PPU), and followed by individual PPU, cooperative PPU,

CV PPU, and firm PPU respectively. This financing

characteristics experienced changes compared to that

of 2004, in which the biggest financing allocation was

for the individual PPU (see Table 3).

Seen from the financing characteristic based on financing

instruments in 2005, it showed that financings by utilizing

managed profit sharing instruments were still dominant,

although the figure showed a decrease compared to that

of previous year. The decrease in utilizing the managed

profit sharing instrument was balanced by the significant

increase in utilizing pure profit sharing instrument. The

utilization of convertible bond and share instruments was

not significant, even though their percentage doubled

compared to that of previous year (see table 4).

(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)

(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)

Page 125: BAPEPAM 2006 reviewed

125Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Sektor jasa, industri, dan perdagangan mendominasi

sektor usaha yang mendapatkan pembiayaan modal

ventura pada tahun 2005, kecenderungan ini tidak

mengalami perubahan bila dibandingkan dengan tahun

2004. Sektor peternakan, agrobisnis, dan lainnya belum

mendapatkan porsi pembiayaan yang cukup signifikan

(Tabel 5).

Pada tahun 2005, pembiayaan modal ventura kepada

PPU sebagian besar diberikan dalam jumlah

pembiayaan di bawah Rp500 juta. Data ini

menunjukkan bahwa perusahaan modal ventura

umumnya memberikan pembiayaan modal ventura

dalam skala mikro dan kecil (Tabel 6).

3. JARING PENGAMAN SEKTOR KEUANGAN

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

pertengahan tahun 1997, telah memberikan pelajaran

yang berharga mengenai pentingnya membangun

sistem keuangan yang kuat yang mampu mendeteksi

secara dini kemungkinan terjadinya krisis yang

membahayakan sistem keuangan nasional.

Dalam kaitan dengan penguatan sistem keuangan

tersebut, kebijakan yang ditempuh antara lain melalui

Tabel 5 / Table 5

Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Sektor Usaha / Characteristics of Financing Based on Business Sector

No Sektor Usaha

Sectors 2004 2005

Pembiayaan / Total Financing % Pembiayaan / Total Financing %

1 Industri / Industry 159.117 16,82% 276.434 21,26%

2 Jasa / Service 386.196 40,82% 444.106 34,15%

3 Perdagangan / Trades 262.314 27,73% 297.947 22,91%

4 Peternakan / Farming 62.588 6,62% 40.744 3,13%

5 Agrobisnis / Agrobusiness 44.607 4,71% 77.016 5,92%

6 Lainnya / Others 31.252 3,30% 164.157 12,62%

Jumlah / Total 946.074 100,00% 1.300.404 100,00%

Tabel 6 / Table 6

Karakteristik Pembiayaan berdasarkan Jumlah Pembiayaan / Financing Characteristics based on the Total Amount of Financing

No Jumlah Pembiayaan

Amount of Financing 2004 2005

Jumlah PPU / The Number of PPU % Jumlah PPU / The Number of PPU %

1 < 50 juta< 50 millions 2.577 42,44% 3.109 52,67%

2 50 juta - 500 juta

50 millions - 500 millions 2.619 43,13% 2.302 39,00%3 500 juta - 5 milyar

500 millions - 5 billions 865 14,25% 463 7,84%4 >5 milyar

> 5 billions 11 0,18% 29 0,49%Jumlah / Total 6.072 100,00% 5.903 100,00%

Service, industry, and trading sectors were

dominating the financing facilities provided by

venture capital companies in 2005. This trend

remained the same since 2004. Farming, agro-

business, and other business sectors did not receive

such significant financing portion (see table 5).

During 2005, the venture capital financing distributed

to PPU was mostly below Rp500 million financing

scheme. The data showed that, in general, venture

capital companies provided financing service for the

micro and small scale clients (see Table 6).

3. INDONESIAN FINANCIAL SAFETY NET (IFSN)

The economic crises engulfing Indonesia in the midst of

1997 has given a lot of lessons about the importance of

building robust financial and early warning systems

which are able to detect the possibilities of serious crises

that may imperil national financial system.

In order to strengthen the financial system, some policies

have been implemented, among other things were:

(dalam jutaan rupiah / in million rupiahs)

Page 126: BAPEPAM 2006 reviewed

126Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

penataan kembali lembaga-lembaga ( institutional

restructuring ) yang terkait dengan pemeliharaan

stabilitas keuangan dan membangun mekanisme

koordinasi di antara lembaga-lembaga tersebut.

Mekanisme koordinasi dimaksudkan untuk

menyinkronkan tugas dan tanggung jawab masing-

masing lembaga tersebut serta membakukan

mekanisme pengambilan keputusan dalam

menghadapi gejolak di sektor keuangan.

Mekanisme koordinasi diantara lembaga-lembaga terkait

akan dituangkan dalam bentuk Undang-undang tentang

Jaring Pengaman Sektor Keuangan (RUU JPSK).

Di tahun 2006 muatan materi yang akan diatur dalam

RUU JPSK telah dirumuskan oleh Panitia Antar

Departemen (PAD) Penyusunan RUU JPSK.

Disamping itu, materi-materi tersebut telah

diseminarkan secara terbatas di Jakarta, Makassar, dan

Medan.

Dalam seminar tersebut antara lain telah dipaparkan

mengenai latar belakang dan tujuan JPSK, penanganan

Bank Bermasalah, dan penanganan Bank Gagal, serta

mekanisme koordinasinya.

Dari hasil seminar tersebut telah diperoleh beberapa

masukan dalam rangka penyempurnaan RUU JPSK

dimaksud.

Apabila PAD penyusunan RUU JPSK telah dapat

menetapkan RUU JPSK selanjutnya akan dilakukan

harmonisasi melalui Menteri Hukum dan HAM sebelum

RUU JPSK dimaksud disampaikan ke DPR.

4. PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan di

Indonesia, dukungan pembiayaan merupakan salah satu

faktor penting yang harus dipenuhi. Untuk itu, melalui

Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Pembiayaan Sekunder Perumahan, ditetapkan suatu

skim pembiayaan sekunder perumahan sekaligus

pendirian lembaga pembiayaan yang akan menjalankan

skim pembiyaan sekunder perumahan dimaksud.

Selanjutnya, Pemerintah mendirikan lembaga tersebut

yang kegiatan usahanya khusus melakukan pembiayaan

sekunder perumahan dengan nama PT Sarana Multigriya

Finansial (Persero) yang selanjutnya disingkat ≈SMF∆.

institutional resructuring related to financial stability

maintaintenance and building coordination among

those institutions.

Coordination mechanism is aimed to synchronize

duties and responsibilities of each financial institution

and to set a standard on decision-making mechanism

to control financial sector volatilities.

Coordination mechanism among related financial

institutions will be regulated in the form of a National

Law concerning Indonesian Financial Safety Net (the

draft of IFSN).

By the end of 2006, the substantial contents of the

law were still drafted by the IFSN Law Inter-

Departmental Committee.

Besides, the draft had been presented in the limited

public hearing seminars in Jakarta, Makassar, and

Medan.

In the limited public hearing seminars, the Inter-

Departmental Committee presented some issues,

such as the background and objectives of IFSN,

settlement procedures of unsound and default banks,

and the coordination mechanism.

From the limited public hearing seminars, the Inter-

Departmental Committee obtained some valuable

inputs from the audiences in order to round off the

draft of IFSN law.

If the Inter-Departmental Committee successfully

accomplished the draft of IFSN Law, the draft will be

sent to the Minister of Law and Human Rights for

harmonization before being submitted to the House

of Representative.

4. SECONDARY MORTGAGE FACILITIES (SMF)

To support the development of housing in Indonesia,

sufficient financial support plays an important role.

For that reason, through President»s Decree Number:

19/2005 concerning Secondary Mortgage Facilities,

GoI established a Secondary Mortgage Facilities as

well as the Finance Company to conduct the

financing scheme.

In addition, GoI established an institution, in which its

business activity was intended especially to finance

secondary mortgage. The institution was named

PT Sarana Multigriya Finansial (Ltd), and was simply

Page 127: BAPEPAM 2006 reviewed

127Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Mengingat pada tahap awal operasionalisasi lembaga baru

ini masih banyak hal yang harus diselesaikan oleh Menteri

Keuangan, maka untuk sementara kewenangan RUPS

masih tetap berada di Menteri Keuangan, yang

selanjutnya dikuasakan dengan hak substitusi kepada

Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan.

Di samping itu, mengingat SMF adalah lembaga keuangan

non bank maka Bapepam - LK sebagai otoritas pembina

dan pengawas lembaga keuangan non bank, yang

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap SMF.

Adapun kegiatan PT SMF (Persero) Tahun 2006 adalah

sebagai berikut:

Sesuai dengan Peraturan Presiden No.19/2005 tentang

Pembiayaan Sekunder Perumahan, kegiatan usaha PT SMF

adalah melakukan sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah

(KPR). Dalam hal sekuritisasi belum dapat dilakukan, PT

SMF dapat memberikan pinjaman kepada bank dan atau

lembaga keuangan penerbit KPR. Untuk itu, PT SMF telah

melakukan pembicaraan dengan beberapa bank penerbit

KPR, seperti: BTN, BRI, BNI, BCA, dan Bank Niaga untuk

pelaksanaan program tersebut. Berdasarkan pembicaraan,

baru BTN yang bersedia untuk menjual KPRnya kepada

PT SMF untuk selanjutnya disekuritisasi.

Upaya yang telah dilakukan oleh SMF adalah:

- Melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS)

untuk membeli aset KPR BTN senilai Rp500 miliar;

- Memberikan pinjaman kepada BTN sebesar Rp100 Miliar

untuk pembiayaan KPR;

- Telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) yang pertama kali yaitu pada tanggal 20 Juni

2006, yang antara lain mengesahkan Laporan Keuangan

Tahun Buku 2005 dan persetujuan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2006.

- Menerima grant untuk Technical Assistance (TA) dari

Asian Development Bank (ADB) senilai USD$600,000

untuk membantu pembuatan Underwriting Guidelines,

standarisasi dokumen dan hal-hal yang terkait

operasionalisasi perusahaan;

- Melakukan pengkajian mengenai tata cara, proses, dan

fitur fasilitas bantuan pinjaman dari KfW (Jerman);

called as PT SMF. Considering that the institution was still

in its early operational stage, there were still some

problems and matters that needed to be handled by the

MoF. Therefore, the Government»s authorities in general

meeting of shareholders were still represented by the MoF.

The MoF has referred the substitute rights to the

Chairman of Bapepam dan LK, which has authorities as

regulator and supervisor of non-bank financial institutions,

to represent and act on behalf of the MoF in the

shareholders general meeting.

Besides, considering that SMF is a non-bank financial

institution, then the SMF is under Bapepam - LK

supervision.

The activities of PT SMF in 2006 were:

Based on President»s Rule Number: 19/2005 concerning

Secondary Mortgage Facilities, PT. SMF»s main business

activity is to securitize Mortgage Loan (KPR) portfolios. In

the case the securitization cannot be performed due to

regulatory barrier, PT SMF may provide loans to banks and/

or other financial institutions, which provides housing loan

(KPR).

PT SMF has actively discussed with some KPR providers,

such as BTN, BRI, BNI, BCA, and Bank Niaga to execute the

Lending Program. Based on the discussion, for the initial

step, BTN was willing to sell its KPR portfolios to PT SMF

(Ltd) in order to be securitized.

During 2006, PT SMF has taken several importan steps,

as follows:

- signed an agreement to buy BTN»s KPR assets in the

amount of Rp500 billion;

- disburse loan to BTN in the amount of Rp100 billion for

mortgage loan;

- Carried out its first general meeting of shareholders on

20th of June 2006. The agenda for the meeting among

other things were to legalize the 2005 Financial Report

and to endorse the 2006 Company»s Working Plan and

Budget;

- accepted a grant of Technical Assistance (TA) from ADB

in the amount of USD 600,000 in order to arrange

underwriting guidelines, document standardizations,

and other matters related to company»s operational

activities;

- reviewed the procedures, process, and the figures of

KfW»s offered loans;

Page 128: BAPEPAM 2006 reviewed

128Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

- Sosialisasi sekaligus pendaftaran membership program

bagi bank penerbit KPR;

- Mencari inovasi produk pinjaman yang berjangka waktu

lebih panjang, mengingat jangka waktu pinjaman

dalam Perpres hanya selama 3 tahun, yang diberi nama

Mortgage Deposit Link (Modelink);

- Mempersiapkan produk fitur, prosedur standar

operasional, dan perjanjian-perjanjian yang

berhubungan dengan fasilitas pinjaman serta draft

perubahan Anggaran Dasar untuk memasukan

Lending Program dalam kegiatan SMF;

- Evaluasi dan penyusunan usulan perubahan Perpres

No.19/2005 dan Anggaran Dasar PT SMF;

- Melakukan presentasi kepada Perbankan mengenai

SMF Training Program;

- Meluncurkan Website PT SMF;

- Penjajakan dengan Asuransi AIA tentang cara

pengemasan program SMF Guarantee Program agar

tepat tujuan;

- Melakukan training dan pelatihan kepada para

pegawai.

Beberapa permasalahan yang terkait dengan

operasionalisasi SMF yaitu:

- Belum terbitnya peraturan perundangan yang telah

cukup lama dipersiapkan dalam rangka mendukung

operasionalisasi SMF, yaitu: peraturan perpajakan

(Pembebasan PPN dalam transaksi sekuritisasi),

peraturan pertanahan (pencatatan HT secara global

dalam satu kantor pertanahan), dan UU Sekuritisasi;

- Jangka waktu pemberian fasilitas pinjaman yang diatur

dalam Perpres No.19/2005 hanya 3 tahun, sehingga

perlu diperpanjang;

- Pemberian fasilitas pinjaman belum diatur dalam AD,

Akta no.59 tanggal 22 Juli 2005, sehingga perlu ada

perubahan AD yang harus diputuskan oleh RUPS;

- masalah pricing dalam SMF Lending Program yang

berpotensi menimbulkan negative spread, karena

- socialized and registered the membership

program for KPR issuing banks;

- created a product innovation called Mortgage

Deposit Link (Mode Link) that is a loan with a

longer term, to complement the existing loans,

which has only maximum 3-year timeframe as

stated in Presidential Rule;

- prepared products figures, standard operational

procedures, and any related agreements related

to loan facilities as well as proposal to amend

the company»s statutes by putting the Lending

Programs into SMF»s services activities;

- evaluated and proposed the amendment of

President»s Rule Number: 19/2005 and Article of

Association of PT SMF;

- conducted presentations of the SMF»s Training

Programs to banks;

- launched the company»s website;

- discussed with AIA Insurance Company to

design an appropriate package of guarantee

program for targeted clients;

- conducted trainings for its employees.

Despite the developments, there were still some

impediments hampering PT SMF»s business

operations:

- Some related regulations that were expected to

support PT SMF»s business acitivites have not

been amended yet, for example: taxation law

(value added tax exemption in the securitization

transactions), land rules (global registration of

land ownership rights in one stop service and

land acquisition rules), and securitization law;

- Timeframe of loans based on President»s Rule

No. 19/2005 in which the maximum period

only for three years needs to be extended;

- The scheme of loan facilitiy has not been

regulated in the company»s Article of

Association Number: 59, dated on 22nd of July

2005; therefore, the Article of Association

needs to be revised in a General Meeting of

Shareholders forum;

- Pricing issue in the PT SMF∆s Lending Program

has a potential problem to create negative

Page 129: BAPEPAM 2006 reviewed

129Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

apabila interest rate untuk lending ditawarkan melebihi

suku bunga pasar maka tawaran tersebut tidak akan

menarik bank karena bank dapat dengan mudah

menerbitkan obligasi 10 tahun dengan bunga tetap

12,75%-13%.

5. PENYUSUNAN RUU TENTANG LEMBAGA

PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau ≈BEI∆ yang

didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37

Tahun 1999, mempunyai tugas meningkatkan ekpor

nasional melalui pembiayaan ekspor dan pemberian jasa

konsultasi, saat ini masih beroperasi berdasarkan izin

sebagai Bank Umum dari Bank Indonesia, sehingga harus

tunduk dengan aturan perbankan. Hal ini dirasakan sering

menghambat tugas BEI sebagai lembaga yang khusus

untuk menyelenggarakan pembiayaan dan penjaminan

dalam rangka ekspor-impor, jasa konsultasi yang berkaitan

dengan pembiayaan dan penjaminan dalam rangka

ekspor-impor dan usaha-usaha lain yang menunjang

kegiatan tersebut dengan biaya yang kompetitif sehingga

dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar

global. Untuk itu, BEI perlu diatur dengan Undang-undang

tersendiri seperti halnya lembaga sejenis di luar negeri.

Dengan tugas yang spesifik tersebut, maka BEI perlu diberi

payung hukum berupa undang-undang, sehingga nantinya

menjadi suatu lembaga yang sovereign, serta independen

dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dengan

demikian, BEI akan sejajar dengan lembaga sejenis di

negara lain dengan Pemerintah berada dibelakangnya,

sehingga akan mudah mendapatkan funding yang murah.

Di samping itu, dimaksudkan untuk memberikan landasan

hukum bagi lembaga ini untuk melakukan kegiatan usaha

yang tidak dapat dilakukan oleh lembaga keuangan yang

lain.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

- Menteri Keuangan telah menetapkan Keputusan Nomor

285/KMK.012/2006 tanggal 1 Juni 2006, mengenai

perpanjangan masa kerja dan perubahan susunan

keanggotaan Panitia Antar Departemen (PAD)

penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;

spread. If the interest rate for lending, which is

offered to public, is higher than market interest rate,

banks will not have an insentive by participating in

PT SMF»s Lending Program since it will be easy for

banks to obtain fixed interest rate from 12.75% to

13% by issuing a-10 year bond.

5. DRAFTING A LAW CONCERNING INDONESIAN

EXPORT-IMPORT FINANCING INSTITUTION

PT Bank Ekspor Indonesia (Ltd) or simply called

≈BEI∆, which was established based on the

Government»s Regulation Number 37 Year 1999,

has duties to increase the volume of national

exports and the local companies» competitive

advantages in global market through providing

export financings, consultation services facilitations,

and other related supporting services.

Up untill the printing of this report, the operation of

PT BEI was still under the license of Bank Indonesia,

thus PT. BEI had to comply with BI»s regulations.

This condition hampered BEI to focus on its specific

duties as a special purpose vehicle to increase the

exports volume. For this reason, BEI needs to be

regulated under a new separated law like similiar

institutions in other countries.

With these specific duties, BEI should be given some

privillages and be regulated under a National Law so

that by under such conditions, PT BEI is expected to

become a sovereign and independent entity in

performing its duties and authorities. BEI will

become equal counterparts with similar companies

in other countries, which are also backed up by

Government. As a result, the company will be

relatively easy to get cheaper fundings. In addition,

governed by a national law, the company will have

some privilleges and be able to run its business,

which cannot be conducted by other financial

institutions.

Related to PT BEI issues, some activities that were

conducted by Bapepam - LK in 2006 were as

follows:

- MoF determined the Minister of Finance»s Decree

Number: 285/KMK.012/2006 dated 1st of June

2006 concerning the Extention of Duties Tenure of

Inter-Departmental Committee and the Change of

Membership of Inter-Departmental Committee on

Indonesian Export Financing Institution Law

Drafting.

Page 130: BAPEPAM 2006 reviewed

130Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

- Untuk menyempurnakan draft RUU LPEI berikut

naskah akademiknya, PAD telah mendiskusikan

dengan beberapa stakeholders dan para pakar guna

mendapatkan masukan untuk penyempurnaan draft

RUU tersebut.

- Berdasarkan Paket Kebijakan Sektor Keuangan,

sasaran waktu penyampaian RUU LPEI ke DPR pada

bulan Desember 2006. Untuk itu, Menteri Keuangan

telah menyampaikan kepada Menteri Hukum dan

HAM guna dilakukan harmonisasi dan selanjutnya

akan disampaikan kepada Presiden.

Adapun Pokok-pokok substansi RUU LPEI tersebut

adalah sebagai berikut:

- Ketentuan Umum ;

- Pembiayaan Ekspor Nasional ;

- Pembentukan, status dan tempat kedudukan Lembaga

Pembiayaan Ekspor Indonesia ;

- Organisasi LPEI ;

- Pembinaan dan Pengawasan ;

- Ketentuan peralihan ; dan

- Ketentuan Penutup.

6. PENGKAJIAN KEMUNGKINAN PENDIRIAN

LEMBAGA PEGADAIAN SWASTA

Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan,

berfungsi sebagai lembaga yang memberikan

pembiayaan kepada masyarakat dengan memberikan

kredit atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda

bergerak yang prosedur pelayanannya sangat mudah,

aman dan cepat, serta tanpa syarat apapun mengenai

penggunaan dananya.

Pengaturan kegiatan usaha jasa gadai di Indonesia

masih mengacu pada Pandhuis Reglement (Aturan

Dasar Pegadaian) Staatsblad No.81 Tahun 1928 yang

hanya mengatur usaha jasa gadai yang dilakukan oleh

Pemerintah. Dengan demikian, ketentuan tentang

kegiatan usaha gadai selama ini, belum memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap warga negara

untuk berusaha di bidang usaha jasa gadai;

Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat, maka Pemerintah

dituntut untuk memberikan kesempatan yang sama

bagi setiap warga negara untuk memasuki sektor usaha

apapun termasuk jasa gadai, sehingga akan terjadi

kompetisi yang sehat dan mendorong efisiensi serta

bekerjanya ekonomi pasar.

- To round off the draft of the Indonesian Export

Financing Institution Law including the academic

background, the team discussed with some

stakeholders and experts in order to gather valuable

inputs.

- Based on the Financial Sector Policy Package, the

deadline for submitting the draft law to the parliament

was December 2006. In relation to that, MoF already

sent the draft law to the Minister of Law and Human

Rights to be harmonized, and then, to be submitted to

the President for approval.

The main substantial contents of the draft law are :

- General Provisions;

- National Export Financing;

- Establisment, Legal Status, and Regions of (Indonesian)

Export Credit Agency (ECA) (or LPEI in Indonesian

acronym) offices;

- LPEI Organization;

- Guidance and Supervision;

- Transitional Provisions; and

- Closing Provisions.

6. ASSESSING THE POSSIBILITIES TO ESTABLISH

PRIVATE PAWN SHOPS

Pawn shop is one of financial institution types, which has

functions to provide funding for public by delivering loans

that are guranteed by durable and movable assets as

collaterals in compliance with the pawn services

regulations. The pawn service businesses are relatively

easy and have fast procedures, safe, and requiring no

provisions in fund utilization.

The existing regulations of the pawn services, which still

refer to Pandhuis Reglement (Basic Regulations of Pawn

Services) Staatsblad Number: 81/1928, regulate state

pawn shops only. The existing law is believed as being one

of impediments for private sectors to run pawn service

business in Indonesia.

The enactment of Law Number: 5/1999 concerning Anti

Monopoly and Anti Unfair Competitiveness expected GoI

to provide equal business opportunities for each citizen to

enter all business sectors including pawn services, to

create fair business competition and trigger market

economy to run efficiently.

Page 131: BAPEPAM 2006 reviewed

131Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

Dalam GBHN Tahun 1999-2004, terdapat program

perbaikan di bidang peraturan perundangan yang pada

pokoknya berisi:

- Memperbaiki peraturan perundangan warisan kolonial

dan hukum nasional yang bersifat diskriminatif;

- Mengembangkan peraturan perundang-undangan

yang mendukung kegiatan perekonomian dalam

menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan

kepentingan nasional.

Selain itu, terdapat indikasi adanya praktik kegiatan usaha

yang mirip dengan kegiatan usaha jasa gadai seperti yang

dilakukan oleh Perum Pegadaian, baik yang dilakukan

oleh suatu lembaga maupun perorangan. Kegiatan usaha

gadai tersebut di atas, akan berpotensi menimbulkan

masalah seperti antara lain:

- Sewa modal/bunga yang terlalu tinggi;

- Keamanan barang jaminan yang kurang terlindungi;

- Lelang barang jaminan yang tidak transparan; dan

- Tidak adanya perlindungan terhadap nasabah.

Berkenaan dengan hal tersebut, Menteri Keuangan telah

memperpanjang masa tugas Tim Pengkajian Pendirian

Lembaga Pegadaian Swasta melalui Keputusan Nomor:

343/KMK.012/2006. Adapun tugas Tim antara lain

menyusun draft Naskah Akademis dan Draft Rancangan

Undang-undang tentang Usaha Jasa Gadai, untuk

selanjutnya disampaikan kepada Presiden dalam rangka

permohonan ijin prakarsa penyusunan Rancangan

Undang-undang tentang Usaha Jasa Gadai.

Dalam rangka pelaksanaan tugas, Tim Kerja telah

melakukan sharing pendapat/seminar terbatas di 4

(empat) kota yaitu: Medan, Pontianak, Denpasar dan

Jakarta guna mendapat masukan/tanggapan dari

masyarakat, akademisi dan pelaku jasa gadai, sehingga

dapat melengkapi dan lebih menyempurnakan draft

naskah akademis dan draft Rancangan Undang-Undang

tentang Usaha Jasa Gadai (RUU UJG).

Draft RUU-UJG tersebut memuat pokok-pokok materi/

substansi sebagai berikut:

- Ketentuan Umum;

- Asas, Fungsi dan Tujuan;

- Kegiatan Usaha;

- Perizinan, Bentuk Hukum dan Kepemilikan;

- Pembinaan dan Pengawasan;

- Dewan Komisaris, Direksi dan Tenaga Ahli;

- Rahasia Perusahaan;

- Uang Pinjaman, Sewa Modal, Biaya Lain, Barang

Jaminan, Lelang dan Ganti Rugi;

In the State Policy Guidelines (or GBHN in Indonesian

acronym) 1999-2004, there were regulation

improvement programs including among other things:

- Revising and amending existing colonial-

government-heritage regulations that are rather

discriminative;

- Developing national economy supporting regulations

in order to face free-trade era.

In addition, there are some evidences showing some

business activities conducted by private firms and

individuals that are similiar to that of State Pawn

Shops. This situation may create some potential

problems, such as:

- capital lease/interest rate that is too high;

- less safety for the guaranteed assets;

- No transparency in guaranteed asset auction

procedures; and

- No public or client»s rights protections.

Considering the above-mentioned reasons, MoF

extended the duty tenure of the Reviewing Team of

Private Pawn Shops Establishment by issuing the

MoF»s Decree Number: 343/KMK.012/2006. The

duties of the team among other things were to draft

academic paper and law concerning the Pawn

Services, which would be submitted to the President

to obtain initial consent to further continue the

drafting of the pawn service law.

In performing its duties, the working team conducted

limited public hearing seminars in 4 cities including

Medan, Pontianak, Denpasar, and Jakarta in order to

enlist valuable inputs from public, scholars, and pawn

services practitioners to round off the draft of

academic paper and the draft of pawn service law.

Substantial contents of the draft of the pawn service

law are:

- General Provision;

- Principles, Functions, and Objectives;

- Business Activities;

- Licensing, Form of Legal Entity, and Ownership;

- Guidance and Supervision;

- Boards of Commissioner Directors and Experts;

- Company Confidentials;

- Loan, Capital Rent, Other Costs, Fixed Asset

Guarantee, Auction, and Compensations;

Page 132: BAPEPAM 2006 reviewed

132Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

- Sanksi Hukum dan Administratif;

- Ketentuan Peralihan;

- Ketentuan Penutup;

Terhadap pokok-pokok materi/substansi draft RUU-UJG

masih perlu dibicarakan lebih lanjut khususnya

mengenai:

- Sistematika penyusunan RUU;

- Judul RUU, ada usulan dari akademisi judul RUU

adalah ≈RUU Pergadaian∆ atau ≈RUU Pegadaian∆.

Hal ini sejalan dengan Undang Undang yang telah ada,

dimana judulnya sesuai dengan industri yang diatur

seperti: Undang-Undang Perbankan, Undang-Undang

Perasuransian dan Undang-Undang Perkoperasian;

- Definisi/pengertian perlu lebih diperjelas;

- Pengaturan dalam RUU harus jelas, yang akan diatur

industrinya atau lembaganya;

- Permodalan;

- Penerimaan barang jaminan, harus ada perlakuan

yang sama antara Perum Pegadaian dan Gadai Swasta;

- Ketentuan pelelangan harus transparan;

- Coverage dari usaha gadai diharapkan termasuk juga

Fidusia.

Penyusunan RUU Usaha Jasa Gadai ini telah menjadi

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 sebagaimana

tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor: 39 Tahun

2005 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006.

Namun demikian, RUU Usaha Jasa Gadai belum masuk

dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

Untuk proses penyusunan RUU, dalam Pasal 2 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Perundang-undangan juncto Peraturan Presiden Nomor

68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU,

Rancangan Perpu, RPP dan Rancangan Perpres

dinyatakan bahwa ≈Penyusunan RUU dilakukan

berdasarkan Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

Penyusunan RUU yang didasarkan Prolegnas tidak

memerlukan izin prakarsa dari Presiden∆. Untuk itu,

proses penyusunan RUU Usaha Jasa Gadai ini kiranya

lebih tepat dilakukan melalui pengusulan untuk masuk

dalam Prolegnas.

Dari alasan tersebut di atas, dan mengingat masa tugas

Tim Pengkajian Pendirian Lembaga Pegadaian Swasta

telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2006,

sedangkan draft RUU Usaha Jasa Gadai masih harus

disempurnakan, maka masa tugas dan susunan

keanggotaan Tim yang ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Keuangan Nomor: 343/KMK.012/2006 tanggal

3 Juli 2006 perlu dilakukan perubahan dan sekaligus

- Law and Administrative Sanctions;

- Transitional Provision;

- Closing Provision.

Further discussions are needed for some substantial

contents in the draft, such as:

- Law drafting mechanism;

- The title of the draft law. Some scholars proposed

that the title of the draft should be ≈RUU Pergadaian∆

instead of ≈RUU Pegadaian∆ as it is in line with the

existing regulations, which refer to the object or

industry that is regulated, such as Banking Law,

Insurance Law, and Cooperative Law.

- Clearer Definitions;

- The law should be clear on the objects that will be

regulated, whether it is the industry or institutions;

- Capital;

- Equal treatment on the acceptance of guaranteed

assets for both State and Private Pawn Shops;

- Transparency of Auction Provisions;

- The expected coverage of pawn services that will be

regulated, including fiduciary.

The draftting of pawn service law has become one of

the government»s working plan priorities as stated in

the President»s Rule Number 39 Year 2005 concerning

Government»s Working Plan in 2006. However, the

draft has not been included in the National Legislation

Program (Prolegnas).

Based on Article 2 of Law Number: 10 Year 2004

concerning Regulation Drafting Procedures juncto

President»s Decree Number: 68 Year 2005 concerning

Procedures of Drafting of Law, Government Regulation

to Replace Law, Government Regulation, and Drafting

of Presidential Regulation, it is stated that ≈Drafting

Law is conducted based on National Legislation

Program (Prolegnas). Further, Drafting Law that is

conducted based on Prolegnas does not need an initial

consent from President∆. Thus, the drafting of the

Pawn Services Law should be conducted through

proposing it into Prolegnas.

Considering those reasons above and as that the tenure

of Establishment Reviewing Team of Private Pawn Shop

Establishment was over on 31st of December 2006, yet

the draft of Pawn Service Law is still needed to be

revised, the tenure and memberships of the team,

which is stated in the MoF»s Decree Number: 343/

KMK.012/2006 dated on 3rd of July 2006, needs to be

amended and at the same time the name of the team

Page 133: BAPEPAM 2006 reviewed

133Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

mengubah nama Tim menjadi Tim Penyusunan RUU

tentang Usaha Jasa Gadai, sesuai dengan Petunjuk

Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Bapepam dan Lembaga Keuangan Tahun 2007 .

7. LEMBAGA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

INDONESIA

Dalam Paket Kebijakan Infrastruktur Tahun 2006 yang

dikeluarkan pemerintah pada bulan Februari 2006,

terdapat 58 isu kebijakan yang terkait dengan masalah

infrastruktur. Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh

Bapepam dan Lembaga Keuangan adalah mempersiapkan

Policy Paper sebagai dasar pendirian perusahaan

pembiayaan infrastruktur (Indonesian Infrastructure Fund/

IIF).

Sesuai dengan target waktu yang ditetapkan dalam Paket

Kebijakan tersebut, Bapepam - LK telah menyelesaikan

Policy Paper pada bulan Juni 2006 sekaligus mendapatkan

persetujuan Menteri Keuangan.

Adapun gambaran umum Lembaga Pembiayaan

Infrastruktur dimaksud adalah:

- berbentuk badan hukum PT;

- modal disetor sebesar Rp2 triliun, Pemerintah sebagai

pemegang saham minoritas (Rp600 miliar);

- manajemen dipegang oleh para profesional;

- sektor yang akan dibiayai antara lain adalah

telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, bandara, tenaga

listrik dan sarana air bersih;

- Dalam operasionalnya, LPI didukung dengan pembiayaan

lain yaitu pembiayaan untuk pembebasan tanah (land

fund) dan pembiayaan untuk jaminan atas proyek yang

akan dibiayai (guarantee fund). Di samping itu, didukung

pula oleh para expert di bidang infrastruktur yang

tugasnya mempersiapkan feasibility study bersama-sama

dengan Departemen terkait dan Komite Kebijakan

Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI).

Sebagai tindak lanjut pembuatan Policy Paper dimaksud,

telah dibuat draft Peraturan Presiden tentang Pembiayaan

Infrastruktur dan Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan

Modal Negara Dalam Rangka Pendirian Perusahaan

Pembiayaan Infrastruktur. Pokok-pokok materi yang diatur

dalam Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembiayaan

Infrastruktur mencakup hal-hal sebagai berikut:

- Pembiayaan Infrastruktur;

- Pembiayaan Infrastruktur adalah penyelenggaraan

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana

pada proyek infrastruktur;

should be changed to become the Law Drafting Team

concerning Pawn Service in compliance with the 2007

manual book of Bapepam - LK»s lists of projects budget

(DIPA).

7.INDONESIAN INFRASTRUCTURE FUND (IIF)

The 2006 Infrastructure Policy Package, which was issued

by the Government in February 2006, consisted of 58

policy issues related to infrastructures. Bapepam dan LK

has duty to prepare a policy paper as an academic

background for establishment of IIF.

In line with the due date that is stated in the 2006

Infrastructure Policy Package, Bapepam - LK

accomplished the policy paper in June 2006 and it was

already approved by MoF.

The general forms of IIF are:

- IIF will be in the form of a limited liability company;

- Its paid in capital will be Rp2 trillion and the

Government will be a minority share holder (600 billion

rupiahs) ;

- IIF will be managed by professionals (private sectors);

- The sectors that will be financed include

telecommunications, highways, harbors, electricity, and

drinking water;

- IIF operational activities will be supported by other

financings such as land acqusition funds and guarantee

funds upon the projects that will be funded. Besides, IIF

will also be supported by infrastructure experts,

technical department/ministry officials, and the

Committee of Infrastructure Provideness Accelerating

Policy (KKPI) in preparing feasibility study of the projects.

Upon accomplishing the policy paper, Bapepam - LK

drafted a Presidential Regulation concerning Infrasructure

Financing and a Government Regulation concerning

Government»s Capital Participation in IIF Establishment.

The substantial contents of the draft law, among other

things, are:

- Infrastructure Financing;

- Infrastructure financing is an activity to provide

financing services for infrastructure projects;

Page 134: BAPEPAM 2006 reviewed

134Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN

PERUSAHAAN MODAL VENTURA

FINANCING COMPANY AND

VENTURE CAPITAL COMPANY

- Pembiayaan Infrastruktur bertujuan memberikan

fasilitas pembiayaan jangka menengah dan/atau jangka

panjang dalam proyek-proyek infrastruktur yang secara

finansial layak dibiayai;

- Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur

- Pembiayaan Infrastruktur dilakukan dengan cara:

1. memberikan pinjaman langsung (direct lending);

2. melakukan refinancing atas Infrastruktur yang telah

dibiayai oleh pihak lain;

3. memberikan dukungan kredit (credit enhancement);

4. memberikan pinjaman subordinasi (subordinated

loan);

5. membantu mencarikan swap market;

6. memberikan fasilitas lain yang terkait dengan

Pembiayaan Infrastruktur.

- Proyek Infrastruktur yang dapat dibiayai meliputi:

1. transportasi darat;

2. transportasi laut;

3. transportasi udara;

4. perkeretaapian;

5. jalan tol;

6. minyak dan gas bumi.

7. ketenagalistrikan;

8. pos dan telekomunikasi;

9. air minum, sanitasi dan sumber daya air; dan

10. perumahan.

- Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat membiayai

proyek infrastruktur baik dengan jaminan Pemerintah

maupun tanpa jaminan Pemerintah. Jaminan

Pemerintah diberikan kepada proyek infrastruktur yang

memenuhi persyaratan: merupakan proyek prioritas

yang ditetapkan oleh KKPPI; dan feasible berdasarkan

penilaian lembaga independen.

- Dalam hal proyek infrastruktur tanpa jaminan

Pemerintah, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

dapat membiayai langsung tanpa melalui penetapan

prioritas proyek dari KKPPI.

- Pemberian Pembiayaan Infrastruktur didasarkan pada

pertimbangan komersial yang dilakukan oleh

Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.

- Pembinaan dan Pengawasan

1. Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Menteri

Keuangan;

2. Kewajiban pelaporan kepada Menteri Keuangan;

3. Pendirian Perusahaan;

4. Bentuk badan hukum;

5. Prinsip pengelolaan usaha;

6. Kebijakan penempatan dana.

- Infrastructure financing is aimed to give both medium

and long term financing facilities for financially-

sufficient infrastructure projects;

- Infrastructure Financing Mechanism;

- Infrastructure financing will be conducted in some ways

as follows:

1. Provide direct lending service;

2. Provide refinancing service upon infrastructure projects

that have been financed by other parties;

3. Provide credit enhancement service;

4. Provide subordinated loan service;

5. Assist to seek for swap market for funding infrastructure

projects;

6. Provide other related infrastructure financing facilities.

- Infrastructure projects that may be financed are

as follows:

1. Land transportation;

2. Sea transportation;

3. Air transportation;

4. Railroad system;

5. Highways;

6. Petroleum and natural gas;

7. Electricity;

8. Postal and telecomunications;

9. Drinking water, sanitation, and water resources; and

10. Housing.

- IIF may finance either government»s guaranteed

infrastructure projects or government»s non-guaranteed

ones. Government guarantee will be given to

infrastructure projects that fulfill the following

requirements: they are priority projects that are

determined by Committee for the Acceleration on

Infrastructure Provision (or KKPPI in Indonesia acronym)

and are feasible based on independent institutions»

appraisal.

- In the case of government»s non-guaranteed

infrastructure projects, IIF may finance directly without

following KKPPI»s procedures in determining the project

priority.

- Disbursement of infrastructure financing will be based on

commercial assessments conducted by IIF.

- Guidance and Supervision

1. Guidance and Supervision of IIF will be conducted by

MoF;

2. Compulsory Reports to MoF;

3. Company Establishment;

4. Legal Form of the Company;

5. Corporate governance principles;

6. Budget Allocation Policy.

Page 135: BAPEPAM 2006 reviewed

135Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 136: BAPEPAM 2006 reviewed

136Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Wayne Dyer

5

Abundance is

not something

we aquire. It is

something we

tune into.

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

K. HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam tahun 2006, Bapepam - LK terus

meningkatkan kerjasama dengan otoritas pasar

modal negara lain dan berbagai institusi

internasional dalam rangka pengembangan pasar

modal dan lembaga keuangan non bank Indonesia

untuk meningkatkan kualitas sehingga memenuhi

standar internasional sebagai dasar kompetensi

didalam industri jasa keuangan dunia.

Sebagai otoritas pasar modal dan lembaga

keuangan non bank, Bapepam - LK aktif

K. INTERNATIONAL AFFAIR

Bapepam - LK continously improve its cooperation with

other Capital Market Regulators and various international

institutions in order to boost the development of Indonesian

Capital Market and Non Bank Financial Institution.

One of the efforts is by improving the quality so that

meeting international standard.

As capital market and non bank financial institution

regulator, Bapepam - LK actively participated in various

Page 137: BAPEPAM 2006 reviewed

137Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dikoordinir

oleh institusi internasional seperti ASEAN, APEC,

IOSCO, OECD, WorldBank, ADB, Asia Pasific Group

(APG), IMF maupun secara bilateral. Berikut masing-

masing bentuk partisipasi yang telah dilakukan

Bapepam - LK selama tahun 2006:

a. Partisipasi Bapepam - LK di ASEAN

Kegiatan yang telah dilakukan Bapepam - LK

terkait dalam aktifitas yang berada dibawah

koordinasi ASEAN adalah sebagai berikut:

10th ASEAN Finance Ministers» Meeting (AFMM) di

Kamboja tanggal 2-5 April 2006

Bapepam - LK memberikan kontribusi informasi

perkembangan pasar modal Indonesia bekerja sama

dengan Badan Kebijakan Fiskal sebagai bahan

pertemuan Menteri Keuangan dalam pertemuan

tersebut.

1) Working Group on Capital Market Development

Working Group ini diketuai oleh Monetary Authority of

Singapore (MAS) untuk mengkoordinasikan proyek-

proyek di bidang pengembangan pasar modal di

ASEAN. Sementara itu, WG ini telah mengadakan joint

session dengan salah satu Working Group lain di

bawah ASEAN yaitu Working Group on Capital

Account Liberalization pada tanggal 27 Juli 2006 di

Bali, Indonesia.

2) ASEAN Linkage Task Force

Pertemuan Task Force tersebut telah dilaksanakan pada

tanggal 17 Januari 2006 di Singapore.

3) ASEAN Regional Bond Market Task Force

Berdasarkan keputusan dalam 10th AFMM, sebuah task

force baru di bawah ASEAN telah dibentuk untuk

mempelajari tentang kemungkinan adanya integrasi

pasar obligasi di wilayah ASEAN. Bapepam - LK

menghadiri pertemuan task force tersebut pada

tanggal 2 Juni 2006 dan 25 Agustus 2006 di

Singapore.

4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)

Forum ini merupakan ajang pertemuan bagi pimpinan

tertinggi regulator pasar modal di kawasan ASEAN

dalam memantau proyek-proyek pasar modal ASEAN

sebagaimana disebutkan di atas. Selain itu, proyek

yang berada di bawah pengawasan ACMF secara

langsung adalah harmonisasi standar yang terdiri dari

beberapa topik. Bapepam - LK tahun ini terlibat dalam

beberapa kegiatannya, antara lain:

i. Harmonization of Disclosure Standards yang diketuai

events coordinated by international institutions such

as ASEAN, APEC, IOSCO, OECD, WorldBank, ADB,

Asia Pasific Group (APG), IMF as well as bilaterall

cooperations. Bellow were Bapepam - LK

participation in the international events :

a. Participation Bapepam - LK in ASEAN

Activities conducted by Bapepam - LK related to

ASEAN, among others were :

10th ASEAN Finance Ministers» Meeting (AFMM)

in Cambodia on 2-5 April 2006 Bapepam - LK

worked together with Fiscal Policy Agency (or

Badan Kebijakan Fiscal in Indonesian acronym) to

prepare data and information concerning Capital

Market as paper work for Minister of Finance»s

meeting.

1) Working Group on Capital Market Development

The Working Group (WG) is chaired by Monetary

Authority of Singapore (MAS). The purpose of the

establishment of this WG was to coordinate projects

related to capital market development in ASEAN

countries. Additionally, the WG has conducted joint

session with other WG under ASEAN coordination,

which was Working Group on Capital Account

Liberalization on July 27, 2006 in Bali, Indonesia.

2) ASEAN Linkage Task Force

The meeting of the Task Force was held on January

17th , 2006 in Singapore.

3) ASEAN Regional Bond Market Task Force

Based on 10th AFMM decision, a new task force has

been established to seek the possibility of integration

of bond market in ASEAN region. Bapepam - LK

attended the task force meeting on June 2nd 2006

and August 25th 2006 in Singapore.

4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF)

The ACMF is a meeting forum for the highest rank of

capital market regulator in ASEAN region. The

purpose of the meeting is to monitor the progress of

projects under ASEAN coordinator. Besides, there was

a project under direct supervision of ACMF, which

was Harmonization Standards, which consisted of

some topics in which Bapepam - LK has been actively

involved including :

i. Harmonization of Disclosure Standards

Page 138: BAPEPAM 2006 reviewed

138Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

oleh MAS. Bapepam - LK berpartisipasi dalam dua

pertemuannya yaitu tanggal 22 Mei 2006 di

Jakarta dan tanggal 27 Juni 2006 di Singapore

ii. Harmonization of Distribution Rule yang diketuai

oleh Bapepam - LK. Dari awal tahun sampai saat

ini, telah diadakan satu kali pertemuan yang

dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2006 di Jakarta.

iii. Harmonization of Debt Securities yang diketuai

oleh Securities and Exchange Commission Thailand.

Bapepam - LK telah berpartisipasi dalam pengisian

kuesioner berkaitan dengan hal tersebut.

5) 3rd ASEAN Roadshow (ASEAN Finance

Ministers» Investors Seminar)

Menindaklanjuti 2nd ASEAN Roadshow yang

diadakan di London, tahun ini ASEAN Roadshow

diadakan di dua negara, yaitu Hong Kong dan

Singapore pada tanggal 14-16 September 2006.

Bapepam - LK berkontribusi dalam persiapan dan

pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan

Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan.

6) ASEAN+3 ASEAN Bond Market Initiative (ABMI)

Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam forum ini

dan diikuti Bapepam - LK yaitu:

i. ASEAN+3 CMI-ABMI Working Group tanggal 1-3

November 2006 di Hangzhou-China; dan

ii. ASEAN+3 ABMI Workshop on Infrastructure

Financing: Catalyst for Cross Border Issuances, 7-8

Desember 2006, Kuala Lumpur - Malaysia dimana

wakil Bapepam - LK hadir sebagai salah satu

pembicara

7) Menjadi tuan rumah pada ASEAN Insurance

Regulators Meeting ke 9, di Hotel Sheraton Bali,

15-18 November 2006.

b. Partisipasi Bapepam - LK dalam APEC

Beberapa bentuk partisipasi Bapepam - LK

dalam kegiatan-kegiatan APEC, adalah sebagai

berikut:

1) Sebagai peserta dalam APEC Financial Regulator

Training Initiatives: Regional Seminar on Regulation

of new products, 22-26 Mei 2006, Kuala Lumpur,

Malaysia

2) Sebagai pembicara dalam APEC Policy Dialogue

Workshop on Financial Sector Reform tanggal 3-4

Juli 2006 di Shanghai, China.

This forum led by MAS. Bapepam - LK was actively

involved in two meetings, which were held on May

22nd, 2006 in Jakarta dan June 27th, 2006 in

Singapore.

ii. Harmonization of Distribution Rule

This forum is led by Bapepam - LK. There was a

meeting held on May 22nd, 2006 in Jakarta.

iii. Harmonization of Debt Securities

This forum is led by Securities and Exchange

Commission of Thailand. Bapepam - LK has

participated in this forum by filling out the

questionnaire related to the matter concerned.

5) 3rd ASEAN Road show (ASEAN Finance Ministers»

Investors Seminar)

Following 2nd ASEAN Road show organized in

London, in year of 2006 ASEAN Road show was

held in two countries which were Hong Kong and

Singapore on 14th -16th of September 2006.

Bapepam - LK together with Fiscal Policy Agency was

actively involved in preparing and arranging the

Road show.

6) ASEAN+3 ASEAN Bond Market Initiative (ABMI)

During year of 2006, some events this forum

initiated some events initiated by this forum and

participated by Bapepam - LK are as follow :

i. ASEAN+3 CMI-ABMI Working Group held on 1st -

3rd November, 2006 in Hang Zhou-China; and

ii. ASEAN+3 ABMI Workshop on Infrastructure

Financing with the title: Catalyst for Cross Border

Issuances, held on December 7 - 8, 2006 in Kuala

Lumpur - Malaysia. In this workshop, Bapepam - LK»s

representative acted as one of speakers.

7) Became a host for 9th ASEAN Insurance

Regulators Meeting, held in Bali on November 15th-

18th November 2006.

b. Participation of Bapepam - LK in APEC

Forum.

Bapepam - LK participated in some activities

coordinated by , as follow :

1) As participant in APEC Financial Regulator

Training Initiatives: Regional Seminar on Regulation

of new products, held on May 22nd -26th 2006, in

Kuala Lumpur, Malaysia

2) As speaker in APEC Policy Dialogue Workshop on

Financial Sector Reform on July 3rd -4th, 2006 in

Shanghai, China.

Page 139: BAPEPAM 2006 reviewed

139Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

3) Sebagai peserta dalam APEC Financial Regulatory

Training Initiative Program on Investigation and

Enforcement tanggal 10-14 Juli 2006 di Manila,

Filipina.

4) Sebagai Peserta dalam APEC Financial Regulators

Training Initiatives (FRTI) Seminar on Risk Management

for Securities Regulators, 23-27 Oktober 2006, Taipei.

5) Sebagai Peserta dalam Monash University-the APEC

Study Center Workshop: Managing Regulatory

Change, Enhancing the Capacity in APEC on

Regulatory Regimes to Support Liberalization of

Financial Services in the WTO Doha Round, 22

November-1 Desember 2006, Melbourne, Australia.

c. Partisipasi Bapepam - LK dalam IOSCO

Keanggotaan Bapepam - LK dalam IOSCO sudah

dimulai sejak tahun 1984 sebagai Ordinary Member

mengingat status Bapepam - LK sebagai otoritas

pasar modal Indonesia. Beberapa kegiatan yang

telah diikuti Bapepam - LK pada tahun ini adalah

sebagai berikut:

1) Pertemuan

i. IOSCO APRC Seminar Training Program on

Cooperation and Exchange of Information Amongst

Securities Regulators: a Way Forward to

Strengthening Capital Markets Against Financial Fraud

pada tanggal 21 April 2006 di Beijing China.

ii. IOSCO Annual Conference pada tanggal 5-8 Juni

2006 di Hong Kong

iii. IOSCO APRC Meeting, tanggal 24 November 2006

di Vietnam.

2) Kuesioner

i. Berpartisipasi dalam EMC Working Group 3 Survey

on Capital Adequacy Requirement yang dipimpin oleh

SEC Pakistan.

ii. Berpartisipasi dalam Technical Committee and

Emerging Market Committee Working Group 1 Survey

on Internal Control Regulation for Issuers.

iii. Berpartisipasi dalam Technical Committee and

Emerging Market Committee Working Group 1 Survey

on Regulation of Non Audit Service.

iv. Berpartisipasi dalam Emerging Market Working

3) As participant in APEC Financial Regulatory

Training Initiative Program on Investigation and

Enforcement held on July 10th-14th 2006 in Manila,

Philippine.

4) As participant in APEC Financial Regulators

Training Initiatives (FRTI): Seminar on Risk

Management for Securities Regulators, October 23rd

-27th 2006, in Taipei.

5) As participant in Monash University-the APEC

Study Center Workshop: Managing Regulatory

Change, Enhancing the Capacity in APEC on

Regulatory Regimes to Support Liberalization of

Financial Services in the WTO Doha Round, held on

November 22nd - December 1st 2006, in Melbourne,

Australia.

c. Participation Bapepam - LK in IOSCO

The membership of Bapepam - LK in IOSCO has

been started since 1984 as Ordinary Member.

During 2006 Bapepam - LK attended some

activities held by IOSCO, as follow :

1) Meetings

i. IOSCO APRC Training Workshop Program on

Cooperation and Exchange of Information Amongst

Securities Regulators: a Way Forward to

Strengthening Capital Markets Against Financial

Fraud held on April 21st, 2006 in Beijing China.

ii. IOSCO Annual Conference held on June 5th -8th

2006 in Hong Kong

iii. IOSCO APRC Meeting held on 24th November

2006 in Vietnam.

2) Questionnaire

i. Bapepam - LK participated on EMC Working Group

3 Survey on Capital Adequacy Requirement chaired

by SEC of Pakistan.

ii. Participated in Technical Committee and Emerging

Market Committee Working Group 1 Survey on

Internal Control Regulation for Issuers.

iii. Participated in Technical Committee and Emerging

Market Committee Working Group 1 Survey on

Regulation of Non Audit Service.

iv. Participated in Emerging Market Working Group 4

Page 140: BAPEPAM 2006 reviewed

140Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

Group 4 on the Obstacles in joining MMOU

v. Berpartisipasi dalam APRC Assessment Methodology

Survey

3) Multilateral Memorandum of Understanding

(MMOU)

Sebagai implementasi dari komitmen Bapepam - LK

setelah terdaftar dalam Annex B dari MMOU adalah

dengan meminta Technical Assistance (TA) dari IOSCO

yang dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB).

Mulai awal tahun 2006 TA sudah dimulai dengan

datangnya 2 (dua) orang expert bidang MMOU dari

IOSCO dalam rangka 1st on site visit selama 1 (satu)

minggu pada akhir bulan Januari 2006. Dalam visit

tersebut, kedua expert melakukan wawancara dengan

beberapa wakil Bapepam - LK yang terkait. Kemudian

2nd on site visit dilakukan selama 1 (satu) minggu pada

akhir bulan Juli 2006. Selain mengadakan wawancara

lebih lanjut dengan wakil dari Bapepam - LK, para

expert juga mengadakan kunjungan ke beberapa

institusi terkait, seperti Bank Indonesia, Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Biro

Hukum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan RI.

d. Partisipasi Bapepam - LK dalam OECD

Sebagai otoritas pasar modal, Bapepam - LK

secara rutin aktif berpartisipasi dalam kegiatan

OECD, dimana dalam tahun 2006 telah mengikuti

kegiatan antara lain:

1) Asian Roundtable on Corporate Governance yang

diadakan pada tanggal 13-15 September 2006 di

Bangkok Thailand. Kegiatan ini merupakan acara rutin

yang dihadiri Bapepam - LK dalam rangka

pengembangan good corporate governance.

2) Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia,

tanggal 11-12 Oktober 2006 di Tokyo-Jepang, yang

merupakan kerja sama antara OECD dan Asian

Developmet Bank Institute.

e. Partisipasi Bapepam - LK dengan

World Bank

1) Bapepam - LK berpartisipasi dalam konferensi yang

diselenggarakan oleh World Bank bersama Hong Kong

Monetary Authority dengan tema The East Asia

Financial Market: Next Frontier pada tanggal 22-23 Juni

di Hong Kong.

2) Bapepam - LK berpartisipasi dalam konferensi ke 8

Survey on the Obstacles in joining MMOU.

v. Participated in APRC Assessment Methodology

Survey.

3) Multilateral Memorandum of Understanding

(MMOU)

One of activities conducted in 2006 as a reflection of

Bapepam - LK»s commitment after enrolled in Annex B

of MMOU was to request Technical Assistance (TA)

from IOSCO which was financed by Asian

Development Bank (ADB). Started in the beginning of

2006 the TA has been effectively kicked off, this could

be seen from a week visit of two experts on MMOu of

IOSCO to Bapepam - LK in the end of January. During

the 2nd visit, besides interviewing the representatives

from Bapepam - LK, the expert also visited some related

institutions such as Bank Indonesia, PPATK and Legal

Bureau, Secretariat General of Ministry of Finance.

d. Participation of Bapepam - LK in OECD

As capital market and financial institution regulator,

Bapepam - LK actively participated in activities

coordinated by OECD. During 2006, Bapepam -

LK has participated in some OECD forums, among

other were :

1) Asian Roundtable on Corporate Governance held on

13th-15th September 2006 in Bangkok, Thailand. This

meeting is a routine meeting attended by Bapepam -

LK in order to develop good corporate governance.

2) Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia

held on 11th -12th October 2006 in Tokyo-Japan. This

meeting was jointly arranged by OECD dan Asian

Developmet Bank Institute.

e. Participation of Bapepam - LK and

The World Bank

1) Bapepam - LK participated in the conference held by

World Bank together with Hong Kong Monetary

Authority with the theme of the East Asia Financial

Market: Next Frontier conducted on 22nd-23rd June

in Hong Kong

2) Bapepam - LK participated at the 8th Conference on

Page 141: BAPEPAM 2006 reviewed

141Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

Accounting and Auditing Organization for Islamic

Financial Institutions (AAOIFI) bersama World Bank dan

Islamic Development Bank pada tanggal 11-13 Juni 2006

di Bahrain.

3) Mengadakan teleconference dengan World Bank

mengenai ROSC Accounting and Auditing tanggal 25 Juli

2006

4) Kerjasama antara Bapepam - LK dan World Bank

dalam Strategic Planning Retreat for Bapepam - LK

Senior Management, tanggal 27-29 Agustus 2006 di

Hotel Novotel Bogor.

f. Partisipasi Bapepam - LK dengan Asian

Development Bank (ADB)

1) Bapepam - LK bersama para tenaga ahli dari ADB

(experts) menyelenggarakan beberapa workshop

dibawah proyek TA-3850 : Establishment of Financial

Supervisory Agency di beberapa bidang yaitu Regulasi,

Enforcement, Mutual Funds dan Risk Management.

2) Bapepam - LK bersama ADB, Asosiasi Perusahaan Efek

Indonesia (APEI) dan Financial Service Volunteer Corps

(FSVC) menyelenggarakan Conference on Anti Money

Laundering for Securities Industry pada tanggal 1-3

Februari 2006 di Jakarta.

3) Bapepam - LK bersama dengan ADB mengadakan

ADB Workshop for Bapepam - LK Senior Management

tanggal 10-11 November 2006 di Hotel Borobudur,

Jakarta

g. Asia Pacific Group on Money Laundering (APG)

1) Berpartisipasi dalam Annual Meeting 2006 dan

Annual Forum on Technical Assistance and Training pada

tanggal 3-7 Juli 2006 di Manila, Philipina

2) Berpartisipasi dalam APG Typologies Workshop & APG

Special Plenary Meeting pada tanggal 14-16 November

2006 di Jakarta Indonesia.

h. Partisipasi Bapepam - LK dengan IMF

Accounting and Auditing Organization for

Islamic Financial Institutions (AAOIFI) which

jointly held by World Bank and Islamic

Development Bank on 11th -13th June 2006 in

Bahrain.

3) Conducted teleconference with World Bank

concerning ROSC Accounting and Auditing on

25th July 2006

4) Cooperation between Bapepam - LK dan

World Bank in Strategic Planning Retreat for

Bapepam - LK Senior Management, on 27th -29th

August 2006 in Bogor.

f. Participation of Bapepam - LK on

Asian Development Bank (ADB) Forum

1) Bapepam - LK together with ADB experts

arranged some workshops related to Regulation,

Enforcement, Mutual Funds dan Risk

Management under project of TA-3850 :

Establishment of Financial Supervisory Agency

2) Bapepam - LK worked together with ADB,

Securities Company Association (or Asosiasi

Perusahaan Efek Indonesia in Indonesian

acronym) and Financial Service Volunteer Corps

(FSVC) arranged Conference on Anti Money

Laundering for Securities Industry held on 1st - 3rd

February, 2006 in Jakarta.

3) Bapepam - LK in cooperation with ADB held

Workshop for Bapepam - LK Senior

Management on 10th-11th November 2006 in

Jakarta.

g. Participation of Bapepam - LK on Asia

Pacific Group on Money Laundering (APG)

1) Bapepam - LK participated in Annual Meeting

2006 and Annual Forum on Technical Assistance

and Training held on 3rd -7th July

2006 in Manila, Philipine.

2) Bapepam - LK participated in APG Typologies

Workshop & APG Special Plenary Meeting held

on 14th -16th November, 2006 in Jakarta.

h. Participation of Bapepam - LK in IMF

Forum

Page 142: BAPEPAM 2006 reviewed

142Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

Berpartisipasi dalam IMF-Singapore Regional Training

Institute Course on Financial Markets and New

Financial Instruments, 6-17 November 2006,

Singapore.

Hubungan Bilateral

1) Kerja Sama dengan Japan International Cooperation

Agency (JICA)

i. Bapepam - LK bersama dengan JICA

menyelenggarakan Video Conference dengan topik

Open Market from Japan Perspective dengan

pembicara Prof. Yanagita pada tanggal 28 Februari

2006 di Jakarta.

ii. Training Course on Stock Exchange Seminar for

Asian Countries (Capital Market Development Policy),

7-27 Mei 2006, Tokyo, Jepang.

iii. Bapepam - LK dengan JICA Seminar dengan Topik

SRO»s in Japan dengan pembicara Mr. Iwai Masanori

tanggal 19 September 2006 di Jakarta.

iv. Bapepam - LK dengan JICA menyelenggarakan

Video Conference dengan topik Local Bond System in

Japan oleh Prof. Nobuki Mochida tanggal 5 Desember

2006 di Jakarta.

v. Bapepam - LK dengan JICA menyelenggarakan Video

Conference dengan topik Exchange Traded Funds

(ETF»s) in Japan oleh Mr. Shunzo Kayanuma, Head,

Overseas Relations, Corporate Planning Tokyo Stock

Exchange, tanggal 11 Desember 2006 di Jakarta.

vi. The 6th Tokyo Enforcement Seminar yang

diselenggarakan JICA bersama SESC (Securities and

Exchange Surveillance Commission) Japan tanggal 16-

19 Oktober 2006, Tokyo, Japan.

2) Kerja sama dengan Australian Securities and

Investments Commission (ASIC)

i. Kunjungan ke Australia 10-12 Juli 2006. Kunjungan

ini merupakan courtesy visit yang dilakukan oleh Ketua

Bapepam - LK, Kepala Biro Dana Pensiun, dan Kepala

Bagian Kerja Sama Internasional dan Hubungan

Masyarakat ke ASIC dan APRA.

ii. Kunjungan Chairman ASIC ke Jakarta 31 Juli dan 4

Bapepam - LK participated on IMF-Singapore Regional

Training Institute Course on Financial Markets and New

Financial Instruments which held on 6th -17th November

2006 in Singapore.

Bilateral Cooperation

1) Cooperation with Japan International Cooperation

Agency (JICA)

i. Bapepam - LK worked together with JICA to hold Video

Conference on 28th February, 2006 in Jakarta with the

topic ≈Open Market from Japan Perspective∆. The speaker

on this event was Prof. Yanagita.

ii. Bapepam - LK attended Training Course on Stock

Exchange Seminar for Asian Countries (Capital Market

Development Policy), held on 7th -27th May 2006 in

Tokyo, Japan.

iii. Bapepam - LK in cooperation with JICA held Seminar

with the Topic on SRO»s in Japan on19th September, 2006

in Jakarta. The speaker of this event was Mr. Iwai

Masanori.

iv. Bapepam - LK worked together with JICA to hold

Video Conference in Jakarta on 5th December 2006 with

the topic of Local Bond System in Japan. The speaker in

the event was Prof. Nobuki Mochida.

v. Bapepam - LK worked together with JICA arranged

Video Conference on 11th December, 2006 in Jakarta with

the topic of Exchange Traded Funds (ETF»s) in Japan. The

speaker in this conference was Mr. Shunzo Kayanuma,

Head, Overseas Relations, and Corporate Planning Tokyo

Stock Exchange.

vi. Bapepam - LK attended the 6th Tokyo Enforcement

Seminar which was held by JICA in cooperation with SESC

(Securities and Exchange Surveillance Commission) on 16th

-19th October 2006 in Tokyo, Japan.

2) Bapepam - LK in cooperation with Australian Securities

and Investments Commission (ASIC).

i. Bapepam - LK visited ASIC and APRA on July 10th -12th

2006. This was a courtesy visit of Bapepam - LK

Chairman, Head of Bureau of Pension Fund, and Head of

International Cooperation and Public Relation.

ii. The visit of Chairman ASIC to Bapepam - LK on July 31st

Page 143: BAPEPAM 2006 reviewed

143Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

Desember 2006. Kunjungan ini merupakan kunjungan

balasan atas kunjungan ketua Bapepam - LK dan dalam

rangka mendiskusikan kerjasama bilateral lebih lanjut

antara Bapepam dan LK dan ASIC.

iii. Capacity Building Program. Kegiatan ini merupakan

bentuk nyata kerjasama bilateral antara Bapepam - LK

dan ASIC yang telah mulai disepakati sejak tahun lalu.

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Pengiriman wakil Bapepam - LK dalam kegiatan

secondment dalam beberapa kantor ASIC pada bulan

April sampai dengan Juni.

- Penempatan seorang Technical Advisor dari ASIC di

kantor Bapepam - LK pada Bulan Juli-Desember 2006.

- Pelaksanaan beberapa workshop dan pilot project oleh

para peserta secondment dibantu oleh beberapa wakil

ASIC sebagai tindak lanjut dari kegiatan secondment

sebagaimana dijelaskan pada poin 1 di atas, sebagai

berikut:

a. Risk Assessment Workshop I, 26-27 Juli 2006

b. Workshop on Listed Company Surveillance-Periodical

and Incidental Disclosure, 31 Juli-1 Agustus 2006

c. Enforcement Workshop, 2-3 Agustus 2006

d. Prospectus Review Workshop, 30-31 Agustus 2006

e. Risk Assessment Workshop II, 30 November - 1

Desember 2006

f. Training Prospectus Guidelines, 11-12 Desember 2006

g. Training Periodic Disclosure, 13-14 Desember 2006

3) 2006 Annual Meeting of American Accounting

Association (AAA) tanggal 6-9 Agustus 2006 di

Washington DC, USA.

4) The 7th Annual Emerging Market Programme

diselenggarakan SC Malaysia dengan topik ≈The

Emerging Market Challenge: Rethinking Regulation∆,

16-22 September 2006, Kuala Lumpur, Malaysia.

5) Annual International Institute yang diselenggarakan

oleh US SEC: Program on Securities Enforcement and

Market Oversight, 30 Oktober-3 November 2006

Washington DC-USA.

and December 4th 2006. The visit was aimed to discuss

further bilateral cooperation between Bapepam - LK

and ASIC.

iii. Capacity Building Program.

This activity was an implementation of bilateral cooperation

between Bapepam - LK and ASIC which has been started

since 2005. The activities under this program among other

were :

- Bapepam - LK sent its representatives to attend

secondment in some ASIC offices in April to June.

- The assignment of Technical Advisor from ASIC in

Bapepam - LK office in July-December 2006.

- The arrangement of some workshops and pilot project by

secondment participants with the assistance of some

representatives from ASIC as follow up of secondement as

explained in point 1. The workshops that have been held

among other were :

a. Risk Assessment Workshop I, held on 26th -27th July,

2006

b. Workshop on Listed Company Surveillance-Periodical

and Incidental Disclosure, held on July 31st -1st

August, 2006

c. Enforcement Workshop, held on August 2nd -3rd 2006

d. Prospectus Review Workshop, held on August 30th -31st

2006

e. Risk Assessment Workshop II, 30th November - 1st

Desember, 2006

f. Training Prospectus Guidelines, 11th-12th December

2006

g. Training Periodic Disclosure, 13th-14th December 2006

3) 2006 Annual Meeting of American Accounting

Association (AAA) on 6th-9th August 2006 di

Washington DC, USA

4) The 7th Annual Emerging Market Programme

diselenggarakan SC Malaysia with the topic ≈The Emerging

Market Challenge: Rethinking Regulation∆, 16-22

September 2006, Kuala Lumpur, Malaysia.

5) Annual International Institute conducted by the US SEC :

Program on Securities Enforcement and Market Oversight,

30 Oktober-3 November 2006 Washington DC-USA.

Page 144: BAPEPAM 2006 reviewed

144Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

H U B U N G A N

I N T E R N A S I O N A L

I N T E R N A T I O N A L

A F F A I R

6) Policy Training Workshop on Bond Market

Development yang diselenggarakan

Departemen Keuangan Korea Selatan, 12-18

Nopember 2006, Seoul-Korea.

7) Inaugural 1 (One) Month Seminar on

Financial Development in Asean and Korea

yang diselenggarakan oleh Ministry of

Finance and Economy (MOFE) Republic of

Korea bekerja sama dengan Korean Banking

Institute (KBI), 18 Juni - 15 Juli 2006, di Seoul

-Korea.

8) Asia Pacific Financial and Development

Center (AFDC) Workshop on Risk

Management in Banking Sector, 13 - 17

November 2006, Chendu, China.

9) Financial Services Agency (FSA) Annual

International Seminar pada tanggal 4-8

Desember 2006, London, Inggris.

10) Kunjungan Bapepam - LK dengan Bank

Indonesia ke berbagai negara dalam rangka

Financial Sector Knowledge Sharing Program

sebagai berikut :

a. Amerika Latin (Chile dan Argentina)

tanggal 25-26 Oktober 2006

b. Asia (Korea dan China tanggal 3-7

Desember 2006

c. Eropa (Perancis dan Belanda) tanggal 18-

22 Desember 2006

11) Membuat sistem Penilaian Risiko (Risk

Assesment) Perusahaan Efek (PE) dalam

rangka memetakan seluruh PE yang ada

sesuai dengan risikonya sebagai alat untuk

melakukan pengawasan PE berbasis risiko

(Risk Based) oleh Biro Transaksi dan Lembaga

Efek.

12) Pilot project dalam rangka meningkatkan

kemampuan staf Pengawasan Perdagangan

di Biro Transaksi dan Lembaga Efek dalam

mengidentifikasi potensi adanya

perdagangan saham yang tidak wajar

dengan menggunakan parameter harga,

volume, dan frekuensi.

6) Policy Training Workshop on Bond Market

Development held by South Korean Ministry of

Finance on November 12th -18th 2006 in Seoul-

Korea.

7) Inaugural 1 (One) Month Seminar on Financial

Development in Asean and Korea arranged by

Ministry of Finance and Economy (MOFE)

Republic of Korea in cooperation with Korean

Banking Institute (KBI), on June 18th -July 15th

2006, in Seoul -Korea.

8) Workshop on Risk Management in Banking

Sector held by Asia Pacific Financial and

Development Center (AFDC) on November 13th

- 17th 2006, in Chendu, China.

9) Financial Services Agency (FSA) Annual

International Seminar held by FSA on December

4th -8th 2006, London, England.

10) The visit of Bapepam - LK with Bank

Indonesia to some countries for Financial Sector

Knowledge Sharing Program, as follow :

a. Amerika Latin (Chile dan Argentina) on

October 25th -26th, 2006

b. Asia (Korea dan China) on December 3rd -

7th,2006

c. Europe (France dan Netherland ) on December

18th - 20th, 2006

11) Established Risk Assesment method for

Securities Company to map up all Securities

Company according to their risk profile. This

method will be used by Bapepam dan LK as a

tool to monitor Securities Company using Risk

Based method.

12) Established a Pilot Project to build the

capacity of Staff at Trading Monitoring in

identifying the indication of false trading by

using parameter such as price, volume, and

frequency

Page 145: BAPEPAM 2006 reviewed

145Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 146: BAPEPAM 2006 reviewed

146Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Tinjauan OperasionalOperational Review

Elmer Letterman &

Lucius Annaeus Seneca

5

Luck is

what when

preparation

meets

opportunity.

I N F O R M A T I O N

S E R V I C E

P E L A Y A N A N

I N F O R M A S I

L. PELAYANAN INFORMASI

Dalam rangka mengimplementasikan strategi

peningkatan peran dan kualitas pemodal

domestik seperti yang telah ditetapkan dalam

Master Plan Pasar Modal Indonesia Tahun 2005 -

2009, Bapepam - LK bersama pelaku pasar

modal Indonesia lainnya terus berupaya

meningkatkan kegiatan sosialisasi baik yang

bersifat pengenalan pasar modal maupun

pendalaman pemahaman mengenai pasar

modal.

Upaya berkesinambungan yang dilakukan oleh

L. INFORMATION SERVICE

As an effort to implement the strategy to

increase the role and quality of capital market

players as stated in the Indonesian Master Plan

Capital Market year 2005-2009, Bapepam - LK

with domestic players continuously work hand

in hand to sozialize capital maket.

The continuing efforts which have been

Page 147: BAPEPAM 2006 reviewed

147Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P E L A Y A N A N

I N F O R M A S I

I N F O R M A T I O N

S E R V I C E

Bapepam - LK bersama SROs adalah aktif

melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat,

hal ini ditunjukkan dengan berpartisipasinya

Bapepam - LK bersama Departemen Keuangan RI

dan SROs di dalam pameran Jakarta Internasional

Investment Expo atau JIVEST 2006 yang diprakarsai

oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, acara tersebut

dibuka langsung Gubernur DKI Jakarta Bapak

Sutiyoso dan juga dihadiri oleh Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak DR.

Boediono. Dalam pameran tersebut Bapepam - LK

menampilkan informasi yang bersifat aktual dan

hal-hal yang menarik perhatian pengunjung expo

tersebut untuk masuk dalam dunia investasi di

pasar modal. Departemen Keuangan RI lebih

menekankan upaya promosi dan sosialisasi atas

produk Surat Utang Negara (SUN) bersifat ritel atau

yang disebut ORI dan sosialisasi peran pajak dalam

pembangunan ekonomi serta jalur prioritas yang

disediakan oleh Direktorat Bea dan Cukai.

Sedangkan SROs menampilkan fasilitas investasi

dipasar modal yang disediakannya.

Dalam peringatan 29 Tahun Diaktifkannya Kembali

Pasar Modal Indonesia, Bapepam - LK bersama

pelaku pasar terutama SROs, melaksanakan

berbagai kegiatan mulai yang bersifat sosial,

edukasi hingga yang bersifat hiburan dan

kekeluargaan. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilaksanakan dengan mengambil tema

≈Menumbuhkan Budaya Berinvestasi di Pasar

Modal∆, tema ini digunakan untuk lebih

meningkatkan kepedulian masyarakat akan peran

dan keberadaan pasar modal sebagai alternatif

investasi dan pembiayaan dunia usaha.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain

workshop wartawan pasar modal, Roadshow

Campus to Campus ke 5 (lima) kampus di

beberapa wilayah di Indonesia, Cepat Tepat Pasar

Modal tingkat SMU dan Perguruan Tinggi, Temu

Investor, dan Business Gathering dengan para

usahawan untuk memperkenalkan pasar modal

sebagai sarana pembiayaan bisnis mereka.

Selanjutnya kegiatan yang dinilai cukup besar

adalah acara Indonesia Investor Forum 1, dimana

dalam acara tersebut Menteri Keuangan RI, Ibu Sri

Mulyani Indrawati berkenan menyampaikan

sambutan dan presentasinya mengenai Arah dan

Kebijakan Makro Ekonomi dan Fiskal yang

Berkesinambungan. Dalam kegiatan tersebut Ketua

conducted by Bapepam - LK with SROs included

sozialitation directly to public. One of them was

the participation in Jakarta International

Investment Expo (JIVEST) 2006 initiated by local

government of Jakarta. The opening ceremony

inaugurated by Mr. Sutiyoso and was also attended

by Coordinating Minister of the Economy, Mr.

Boediono. In that occasion, Bapepam - LK

presented actual information and interesting

features to promote capital market investment.

Ministry of Finance promotion focuses on

Government Debt Securities or named as the

Indonesian Government Retail Bond (ORI in

Indonesian acronym), carried out sozialitation in

the role of tax in the economic development and

exposed also the priority procedure provided by

Directorate General of Custom and Excise.

Meanwhile SROs presented investment facility in

the capital market.

During the 29th Indonesia Capital Market

Anniversary, Bapepam - LK with market players

mainly SROs, held several events from social

activities, education to entertainment and family

gathering. The theme of 2006 event was

≈Cultivating Investment Culture in the Capital

Market∆. This theme was expected to boost public

awareness on the existence of capital market as an

investment and financing alternatives in business.

Still in the atmosphere of the celebration, Bapepam

- LK held some events, among others were: capital

market press workshop, Roadshow Campus to

Campus to 5 Universities in several regions of

Indonesia, Quiz on Capital Market for High Schools

and Universities, Investors Gathering and Business

Gathering with players to introduce the Capital

Market as their business financing tool. Further, in

cooperation with market players, Bapepam dan LK

held a big event i.e Indonesia Investor Forum 1. In

this occasion the Minister of Finance Mrs. Sri

Mulyani Indrawati officially opened the event and

delivered a presentation concerning Direction and

Sustainability of Macro and Fiscal Policy. In this

event, Chairman of Bapepam - LK also

Page 148: BAPEPAM 2006 reviewed

148Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

P E L A Y A N A N

I N F O R M A S I

I N F O R M A T I O N

S E R V I C E

Bapepam - LK juga menyajikan presentasi

tentang Kerangka Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Pasar Modal bersama dengan

Mr. Jeffrey Lucy (Chairman ASIC) yang

membawakan makalah berjudul Good

Corporate Governance: Sharing Perspectives

on a Universal Concept.

Selama tahun 2006, tercatat 19 (sembilan

belas) kunjungan dari sekolah menengah dan

universitas ke Bapepam - LK. Dalam

kunjungan tersebut para peserta

mendapatkan presentasi mengenai pasar

modal Indonesia. Tahun 2006 merupakan

tahun pertama disediakannya Layanan Kontak

Humas dan Pengaduan di website Bapepam -

LK, dengan fasilitas ini investor dan

masyarakat umum dapat mengajukan

pertanyaan, permintaan informasi dan

penyampaian pengaduan atas indikasi

pelanggaran peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal. Sejak tersedianya

layanan ini tercatat lebih dari 600

permohonan informasi dan pertanyaan yang

masuk melalui fasilitas ini.

Permintaan informasi yang diajukan ke

Bapepam - LK juga dilakukan oleh berbagai

pihak yaitu mulai dari mahasiswa, investor,

calon investor, instansi Pemerintah, hingga

para pelaku pasar modal Indonesia lainnya.

Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah

menerbitkan 158 (seratus lima puluh delapan)

surat keterangan kepada mahasiswa yang

telah melakukan penelitian dan pengumpulan

data di Bapepam - LK. Sedangkan permintaan

penjelasan dan informasi yang disampaikan

melalui fasilitas telepon hubungan masyarakat

adalah sekitar 40 pihak.

Sebagai bentuk pelaksanaan keterbukaan

informasi atas penerbitan ketentuan ataupun

kejadian tertentu yang layak dipublikasikan,

Bapepam - LK selama tahun 2006 telah

menerbitkan Siaran Pers sebanyak 16 kali.

presented the Policy and Strategy of Capital

Market Development with Mr. Jeffrey Lucy,

Chairman of ASIC with a paper titled Good

Corporate Governance: Sharing Perspectives on

a Universal Concept.

Related to information services, throughout

2006 there were 19 visits from High Schools and

Universities to Bapepam - LK. From that

occasion, Participants received presentation on

Indonesia Capital Market. Year 2006 was the

first year for Bapepam - LK to operate a

complaint mechanism by providing a service

called as Public Relation Contact and Complaints

services put in the website. This facility will

enable public to address questions, information

requests and complaints concerning indication

of violations on Capital Market Law. Since then,

there were 600 questions and information

requests have been received.

Information submission to Bapepam - LK also

gave by various sides, from university student,

investor, potential investor, government bodies

to the players. Additionally, during 2006

Bapepam - LK provided service related to

research and data collection to 158 students.

Also there were 40 information and explanation

requests received by Bapepam - LK through

phone facility.

In an effort to information transparency,

Bapepam - LK had issued 16 Pers Releases

during 2006.

Page 149: BAPEPAM 2006 reviewed

149Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 150: BAPEPAM 2006 reviewed

150Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Perkembangan InternalInternal Development

Jim Ryan

6

Motivation is

what gets you

started. Habit

is what keeps

you going.

H U M A N

R E S O U R C E S

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Sebelum penggabungan, sampai dengan akhir

tahun 2005 jumlah pegawai Bapepam adalah

443 orang, dengan komposisi berdasarkan

tingkat pendidikan adalah 174 (40%) pegawai

berpendidikan Sarjana (S1) dan Diploma IV, 101

(23%) pegawai berpendidikan Master (S2), 2

(dua) pegawai berpendidikan Doktoral (S3), serta

sisanya sejumlah 166 pegawai atau 28%

berpendidikan Diploma III, Diploma I, Sekolah

Menengah dan Dasar.

A. HUMAN RESOURCES

Before the merger until the end of 2005 the number

of Bapepam employees was 443 people. Based on

the educational level composition, 174 (40%)

employees hold bachelor degree and 4 years

diploma, 101 (23%) employees hold Master Degree,

2 employees hold Doctoral Degree, and the rest

consisting of 166 employees or representing 28% of

total employees had 3 years diploma, high school

and elementary school certificates.

Page 151: BAPEPAM 2006 reviewed

151Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

H U M A N

R E S O U R C E S

Setelah pengabungan unit Bapepam dan DJLK,

jumlah pegawai Bapepam - LK sampai dengan akhir

tahun 2006 adalah 797 orang, dengan komposisi

pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah 308

(39%) pegawai berpendidikan Sarjana (S1) dan

Diploma IV (D IV), 189 (24%) pegawai berpendidikan

Master, 4 pegawai berpendidikan Doktoral (S3),

sejumlah 60 (7%) pegawai berpendidikan Diploma III

dan Diploma I, serta 236 (30%) pegawai

berpendidikan Sekolah Menengah dan Dasar.

Pendidikan dan Pelatihan

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia di lingkungan Bapepam - LK, selama tahun

2006 Bapepam - LK telah mengadakan atau

mengirimkan pegawainya untuk mengikuti berbagai

kegiatan pendidikan dan pelatihan baik pendidikan

formal maupun kursus, training, seminar, workshop,

atau internship di dalam maupun di luar negeri.

Pendidikan Formal

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 2006

Bapepam - LK juga mendapatkan bantuan dukungan

pendanaan dari Australian Development Scholarship

(ADS) untuk beasiswa pendidikan S2 dan S3 di

Australia. Selama tahun 2006, terdapat 25 (dua puluh

lima) pegawai yang mengikuti pendidikan S2 dan 1

(satu) pegawai mengikuti pendidikan S3 di Australia.

Sementara itu terdapat 15 (lima belas) pegawai dalam

masa persiapan untuk diberangkatkan, dan terdapat

16 (enam belas) pegawai yang telah selesai

menyelesaikan pendidikan S2 Australia.

Masih di tahun yang sama, terdapat 9 (sembilan)

pegawai yang sedang belajar Master program di

Universitas Indonesia dengan bantuan beasiswa S2

BAPPENAS, dimana 3 (tiga) diantaranya saat ini

mendapatkan kesempatan belajar selama 1 tahun

(double degree) di Universitas di Belanda.

Dalam tahun 2006, juga terdapat 3 (tiga) pegawai

yang melanjutkan pendidikan Master di Jepang

dengan bantuan beasiswa Japanese Development

Scholarship (JDS).

Diklat Dalam Negeri

Selama tahun 2006, Bapepam - LK telah

menyelenggarakan atau mengirimkan pejabat/

pegawai untuk mengikuti berbagai macam program

training/workshop/seminar di dalam negeri. Beberapa

After the merger of Bapepam and DJLK, the total

number of Bapepam - LK employees until the end

of 2006 was 797 people. Based on the educational

level composition, 308 (39%) hold bachelor degree

and 4 years diploma, 189 (24%) employees hold

Master Degree, 4 employees hold Doctoral Degree,

60 (7%) employees had 3 years diploma and 1 year

diploma, and the rest consisting of 236 (30%)

employees had high school and elementary school

certificates.

Education and Training

To improve the quality of Bapepam - LK»s human

resources, during 2006 Bapepam - LK sent a

number of employees to attend domestic and

overseas education and trainings.

Formal Education

Similar to previous years, in 2006 Australian

Development Scholarship (ADS) granted scholarship

to a number of Bapepam - LK employees. During

2006, there were 25 employees received

scholarship for Master Program and 1 employee got

a Doctoral Program in Australia. Additionally, there

were 15 employees were in preparation stage to be

sent and 16 employees just accomoplished their

Master Program in Australia.

Still in 2006, there were 9 employees were studying

for Master Program in University of Indonesia. This

program was granted by National Development

Planning Agency (or BAPPENAS in Indonesian

acronym) while 3 of them got the opportunity to

take a double degree in the University in Nederland.

Additionally there were 3 employees continued

their Master Program from the Japanese

Development Scholarship.

Local Education and Training

Within 2006, Bapepam - LK had conducted

educations and trainings or sent a number of

employees to attend local education and trainings.

Some events were performed in collaboration with

Page 152: BAPEPAM 2006 reviewed

152Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

H U M A N

R E S O U R C E S

kegiatan tersebut antara lain diselenggarakan

bekerjasama dengan Asian Development Bank

(ADB), Japan International Cooperation Agency

(JICA), Australian Securities Investment

Commission (ASIC), Pusat Pelaporan dan Analisa

Transaksi Keuangan (PPATK), Asosiasi Perusahaan

Pembiayaan Indonesia, Lembaga Pengembangan

Manajemen Asuransi, berbagai institusi lainnya,

serta yang diselenggarakan oleh Bapepam - LK

sendiri. Topik/tema program training juga

bervariasi, antara lain Legal Drafting and Legal

Interpretation, Anti Money Laundering, Mutual

Fund, Forensic Audit, Risk-Based Assessment,

Prospectus Review, Kaitan CAR/EAR dengan Surety

Bond, Perbankan Syariah, Sertifikasi Asuransi

Syariah, Penyidikan dan Investigasi serta Emotional

Spiritual Quotient (ESQ).

Diklat Luar Negeri

Selain pendidikan dan pelatihan dalam negeri,

Bapepam - LK juga telah mengirimkan delegasi/

para pegawai ke berbagai forum/training/

internship luar negeri selama tahun 2006.

Training di luar negeri tersebut dilaksanakan

bekerjasama dengan pemerintah Negara Australia,

USA, Jepang, Korea, Malaysia, India, serta

beberapa organisasi internasional seperti IOSCO,

APEC, OECD, ADB, World Bank, dan Pacific

Pension Institute.

Penelitian

Di tahun 2006 ini Bapepam - LK telah melakukan

enam studi penelitian terkait dengan program yang

telah dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal

2005-2009 dan menyelenggarakan dua kali

seminar. Kedua seminar tersebut adalah ≈Upaya

Peningkatan Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa

Menuju Persaingan Global∆ dan ≈Prinsip Corporate

Governance dalam ketentuan di bidang Pasar

Modal∆.

Adapun studi penelitian yang telah dilakukan di

tahun 2006 adalah:

1. Analisa Efektifitas Penyebaran Informasi

dalam Rangka Sosialisasi Pasar Modal.

Studi ini dilakukan guna mengetahui kriteria-

kriteria efektifitas penyebaran informasi dalam

rangka sosialisasi pasar modal, untuk selanjutnya

akan digunakan sebagai bahan referensi untuk

pengambilan kebijakan dalam rangka menentukan

Asian Development Bank (ADB), Japan

International Cooperation Agency (JICA),

Australian Securities and Investments Commission

(ASIC), Indonesian Financial Transaction Reports

and Analysis Centre (or PPATK in Indonesian

acronym), Indonesian Financial Services

Association, Insurance Management Development

Institution, other institutions, and events

conducted by Bapepam - LK. Topics and themes for

the trainings were also varied, such as Legal

Drafting and Legal Interpretation, Anti Money

Laundering, CAR/EAR related to Surety Bond,

Sharia Banking, Sharia Insurance Certification,

Investigation and Litigation, and Emotional Spiritual

Quotient (ESQ).

Overseas Education and Training

Beside local educations and trainings, Bapepam -

LK also sent its employees to various educations

and trainings abroad during 2006.

Those trainings were performed in collaboration

with foreign governments such as Australia, USA,

Japan, Korea, Malaysia, India, and some

international organizations like IOSCO, APEC,

OECD, ADB, World Bank, and Pacific Pension

Institute.

Research

During 2006 Bapepam - LK conducted six studies

related to programs enacted in the Indonesian

Capital Market Master Plan 2005 - 2009 and

organized two seminars. The seminars were ≈

Effort to Improve the Efficiency of Transaction

Settlement in Respond to Global Competition∆ and

≈ Corporate Governance in Capital Market

Provisions∆

The summary of the studies were:

1. Analysis on The Effectiveness of Informa

tion Dissemination in the Capital Market

Socialization

The purpose of the study was to identify the

criteria which determine the effectiveness of

information dissemination in the capital market

socialization.

Those criteria then will be used as references in

Page 153: BAPEPAM 2006 reviewed

153Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

H U M A N

R E S O U R C E S

program penyuluhan atau penyebaran informasi atau

sosialisasi pasar modal.

2. Upaya Peningkatan Efisiensi dalam

Penyelesaian Transaksi Bursa.

Studi ini mengkaji dua aspek utama terkait dengan

efisiensi penyelesaian Transaksi Bursa yaitu

pemendekan siklus penyelesaian Transaksi Bursa dari

yang saat ini dilaksanakan tiga hari Bursa setelah

transaksi terjadi (T+3) menjadi dua hari bursa setelah

transaksi terjadi (T+2), dan efektifitas penggunaan

bank pembayaran. Studi ini bertujuan untuk

menyelaraskan perkembangan pasar global dengan

pasar modal Indonesia dengan menerapkan praktik

bisnis yang berstandar internasional sebagaimana

ditetapkan oleh International Securities Services

Association (ISSA) dan juga task force antara

International Organization of Securities Commissions

(IOSCO) serta Bank for International Settlements (BIS).

3. Pengkajian Penerapan Prinsip-Prinsip OECD

2004 dalam Peraturan Bapepam mengenai

Corporate Governance

Studi ini merupakan upaya penyelarasan produk-

produk peraturan Bapepam dengan prinsip-prinsip

Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD

(OECD principles of Corporate Governance 2004).

4. Pemeringkatan Reksa Dana

Tujuan dari studi ini adalah untuk mempelajari

metode pemeringkatan reksa dana yang dapat

digunakan sebagai pedoman bagi pemodal dalam

memilih berbagai jenis Reksa Dana, sehingga calon

pemodal dapat memilih suatu Reksa Dana sesuai

dengan kriterianya dan dapat mengurangi potensi

kerugian. Pemeringkatan terhadap Reksa Dana

merupakan salah satu upaya positif untuk

memajukan industri Reksa Dana.

5. Penerapan Pengendalian Interen Pada Emiten

dan Perusahaan Publik.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

sistem pengendalian interen pada Emiten dan

Perusahaan Publik serta untuk mengetahui

peraturan-peraturan tentang pengendalian interen di

negara lain.

6. Real Estate Investment Trust di Pasar Modal

Indonesia.

Real Estate Investment Trust (REITs) adalah suatu

perangkat (wadah) investasi yang digunakan untuk

setting up the policy for capital market campaign,

including socialization.

2. Study on the Effort to Improve the Efficiency

of the Exchange transaction settlement.

The study was focused on two main aspects related

with the efficiency of the Exchange transaction

settlement, which were:

* Shortened transaction settlement period from T+3

to T+2 in respond to the dynamic of global market

and in accordance with International Securities

Services Association (ISSA), International

Organization of Securities Commissions (IOSCO)

serta and for International Settlements (BIS)

* The effectiveness of payment bank in the

settlement.

3. Study on the implementation OECD Principles

2004 in Bapepam Rules concerning Corporate

Governance.

The objective of the study was to review and

harmonize Bapepam Rules with Corporate

Governance principles issued by OECD.

4. Investment Fund Rating

The purpose of this study was to explore the

methodology applied in the investment fund rating

which enable the investors to select the fund based

on their risk prefence to reduce potential risk.

Investment Fund rating was one of efforts to boost

the Investment Fund Industry

5. The Implementation of Internal Control for

Issuers and Public Companies.

The objective of the research was to study the

implementation of internal control system of the

Issuers and Public Companies and related rules

concerning international practice on internal control.

6. Real Estate Investment Trust in Indonesian

Capital Market

Real Estate Investment Trust (REITs), is an investment

vehicle to pool investor»s fund. The fund then be

Page 154: BAPEPAM 2006 reviewed

154Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

H U M A N

R E S O U R C E S

menghimpun dana dari pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam asset real estate oleh Manajer

Investasi. REITs merupakan produk investasi baru yang

akan memberikan alternatif investasi di pasar modal

Indonesia dan dapat memperluas basis pemodal baik

dalam lokal maupun asing.

7. Studi tentang Penyusunan Pedoman Penyajian

Informasi Keuangan Proforma

Studi ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya

informasi keuangan proforma dan mendapatkan

gambaran mengenai praktik-praktik penyajian

informasi keuangan proforma di beberapa negara dan

yang telah diterapkan di Indonesia, terutama untuk

kepentingan di pasar modal. Secara khusus studi ini

bertujuan untuk merancang suatu pedoman yang

akan diformalisasikan dalam bentuk peraturan

Bapepam - LK mengenai penyajian informasi

keuangan proforma yang mencakup kewajiban

penyajian untuk Emiten dan Perusahaan Publik

tertentu serta bentuk dan informasi yang wajib

disajikan dalam informasi keuangan proforma.

invested by investment manager as a real estate

asset. REITs is a new product of investment which

gives an alternatif for a capital market investment.

Additionally this type of product might expand the

capital in the local or abroad.

7. Study on the establishment of Proforma on

Financial Information

This study was aimed to examine the importance of

Proforma on Financial Information and its

implementation in some countries, and in Indonesia

especially for the sake of Capital Market Investment.

For special purpose, this study»s objective was to

form a guidelines which would be formulated

formally as a regulation in Bapepam - LK. This form

provides a guidelines which explain in what

condition the Issuers and Public Companies have an

obligation to provide an information on the Financial

Proforma and what information must be presented

by them.

Page 155: BAPEPAM 2006 reviewed

155Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 156: BAPEPAM 2006 reviewed

156Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Perkembangan InternalInternal Development

Bruce Lee

6

To know

oneself is to

study oneself

in action with

another

person.

I N F O R M A T I O N

T E C H N O L O G Y

T E K N O L O G I

I N F O R M A S I

B. TEKNOLOGI INFORMASI

Sejalan dengan bentuk organisasi yang baru

(Bapepam - LK), maka pada tahun 2006 telah

ditingkatkan upaya pengembangan implementasi

teknologi informasi yang akan menunjang kinerja

organisasi di masa mendatang. Cakupan tanggung-

jawab yang lebih luas tentunya membutuhkan

dukungan sistem teknologi informasi yang akan

mempermudah Bapepam - LK dalam melakukan

pengawasan yang terintegratif, modern, dan

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Sejalan dengan upaya tersebut, maka pada tahun

B. INFORMATION TECHNOLOGY

To follow up the establishment of new agency

(Bapepam - LK), an effort was taken in 2006 to

encourage further development of information

technology to enhance performance of the newly

established organization in the future. This broader

scope of responsibilities of the agency surely

required support from information technology to

facilitate a more integrated, modern, and reliable

surveillance activities.

In line with the effort, a set of measures was also

Page 157: BAPEPAM 2006 reviewed

157Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

T E K N O L O G I

I N F O R M A S I

I N F O R M A T I O N

T E C H N O L O G Y

2006 telah dilaksanakan beberapa kegiatan

pengembangan bidang TI, yang tentunya akan

dilanjutkan dengan pengembangan-pengembangan

lanjutan di tahun berikutnya.

Pengembangan TI tersebut antara lain adalah :

• Pengembangan Database SDM

Salah satu pengembangan awal yang dilakukan

pasca merger adalah penyusunan sistem database

SDM. Sistem ini sangat diperlukan sebagai langkah

awal diimplementasikannya office automation di

lingkungan Bapepam - LK. Sistem ini akan menjadi

dasar dikembangkan sistem lanjutan seperti Sistem

Pengelolaan Tata Persuratan, sistem pemrosesan

perijinan/registrasi, sistem pelaporan elektronik, serta

sistem pengawasan semua pihak yang terkait dengan

bidang tugas Bapepam - LK.

• Pengembangan website Bapepam - LK

Sebelumnya, masing masing lembaga memiliki

website: website Bapepam dan website Direktorat

Jenderal Lembaga Keuangan Depkeu RI. Dengan

bentuk organisasi yang baru maka pada akhir tahun

2006 ini telah dilakukan pengkonsolidasian semua

informasi dari website tersebut. Website yang baru

(www.bapepamlk.depkeu.go.id) menyediakan

informasi yang lebih lengkap, menyangkut informasi

terkini dari industri pasar modal dan lembaga

keuangan (asuransi, dana pensiun, dan lembaga

pembiayaan). Website ini akan mempermudah

seluruh pihak dalam mendapatkan informasi seperti

siaran pers, produk hukum/regulasi, serta data-data

lainnya.

• Pusat Informasi Reksa Dana (pengembangan e-

Monitoring RD)

Untuk lebih meningkatkan aspek keterbukaan dalam

industri Reksa Dana, maka pada tahun 2006

Bapepam - LK bekerjasama dengan PT KSEI telah

mengembangkan Pusat Informasi Reksa Dana

(www.bapepamlk.depkeu.go.id/reksadana). Sistem

tersebut merupakan pengembangan sistem e-

Monitoring Reksa Dana yang sebelumnya telah

dikembangkan dengan pihak yang sama. Melalui

sistem ini, maka investor dan calon investor akan

merasa lebih mudah dalam mendapatkan semua

informasi yang terkait dengan perkembangan reksa

dana. Informasi yang disajikan antara lain adalah data

dan perkembangan masing-masing reksa dana, data

historis Nilai Aktiva Bersih, statistik industri, regulasi,

edukasi, dan isu-isu terkini.

taken in 2006 in order to develop information

technology that would be continued with similar

programs in years to come.

Those measures were:

• Development of Human Resources Database

One of initial steps of development in the aftermath of

the merger was creation of human resources database

system. This system was necessary as a first step toward

office automation implementation in Bapepam - LK.

This system would serve a base for more sophisticated

systems such as record management system,

e-licensing/registration system, e-reporting system, as

well as e-monitoring system for all parties related to

Bapepam - LK»s job description.

• Development of Bapepam - LK»s website

Previously, each organization had its own website: a

website for Bapepam and another for Directorate

General of Financial Institution. With the merger of the

two organizations, all information and data from these

two websites were consolidated into a single website in

late 2006. The new website

(www.bapepamlk.depkeu.go.id) offered more

comprehensive information encompassing the most

current information from capital market and financial

institution industries (insurance, pension fund, and

financing). The existence of this website provided an

easier access for general public to get various kinds

information such as press releases, legal/regulatory

products, and other kinds of information.

• Investment Fund Information Center

(Development of Investment Fund E-monitoring

System)

To promote more transparency in investment fund

industry, Bapepam - LK worked together with PT.KSEI in

2006 to create Investment Fund Investment Center

(www.bapepamlk.depkeu.go.id/reksadana). This center

was actually a form of further development of

investment fund e-monitoring system that had been

created before by the same institutions. Through this

system investors and general public could have an

easier access to information related to development of

investment fund industry. A wide range of information

provided in this system included recent development of

each types of funds, historical data of net assets values,

industry statistic, regulation, education, and other

recent issues.

Page 158: BAPEPAM 2006 reviewed

158Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

B U L E T I N A K U N T A N S I

S T A F ( B A S )

S T A F F A C C O U N T I N G

B U L L E T I N

• E-Reporting Emiten

Untuk meningkatkan aspek keterbukaan informasi

Emiten, maka Bapepam - LK bekerjasama dengan

PT BEJ telah merencanakan pengembangan sistem

pelaporan secara elektronik bagi Emiten dalam

menyampaikan laporannya. Sistem ini akan berupa

sistem pelaporan terpadu dimana melalui sistem ini

Emiten akan dengan mudah menyampaikan

laporannya kepada pihak-pihak yang memerlukan

secara sekaligus, seperti kepada Bapepam - LK, Bursa

Efek, maupun SROs lainnya. Sistem ini juga akan

meningkatkan sistem pengawasan terhadap

perkembangan Emiten. Dijadwalkan akan mulai

dimanfaatkan pada akhir tahun 2007.

Selain perkembangan-perkembangan tersebut di

atas, pada tahun depan, Bapepam - LK juga akan

meningkatkan kerjasamanya dalam bidang TI dengan

SRO. Hal ini sangat penting mengingat untuk

melakukan pengawasan secara integratif diperlukan

terjadinya integrasi data dan jaringan. Pada tahun

2007 direncanakan akan dilakukan kerjasama berupa

pengembangan Disaster Recovery System (DRC) dan

intergrasi jaringan (networking).

C. BULETIN AKUNTANSI STAF (BAS)

Buletin Akuntansi Staf (BAS) merupakan interpretasi

dan praktek terhadap suatu ketentuan di bidang

akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf

di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan

Keterbukaan dalam melakukan tugasnya.

Pada tahun 2006 Bapepam - LK telah menerbitkan 2

BAS yaitu:

1. BAS Nomor 3 tanggal 20 Juli 2006 tentang

Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan.

Dalam BAS ini disajikan beberapa alternatif

penyampaian laporan keuangan tengah tahunan

oleh Emiten yang mengajukan Pernyataan

Pendaftaran dalam rangka Initial Public Offering

(IPO) dan Right Issue.

2. BAS Nomor 4 tanggal 20 Juli 2006 tentang

Penyajian Keuntungan sehubungan dengan

Restrukturisasi Hutang Bermasalah. Penerbitan

BAS nomor 4 ini terutama ditujukan untuk

menyamakan interpretasi diantara para staf

terhadap laporan keuangan emiten yang

menyajikan keuntungan yang berasal dari

restrukturisasi hutang bermasalah.

• Issuer»s E-reporting System

To encourage more information transparency of

Issuers, Bapepam - LK initiated a project with Jakarta

Stock Exchange to develop an electronic reporting

system for issuers to submit their financial statements.

This system would take a form of a one-stop reporting

system where issuers could submit their reports to

several authorities such as Bapepam - LK, securities

exchanges, as well as other SRO»s at the same time.

Expected to be in place by the end of 2007, this

system would also facilitate a more stringent

monitoring activities on issuers» recent development.

Apart from the above development, in the coming

year Bapepam - LK will continue working together

with SRO»s in the field of information technology. This

effort is important taking into account the necessity to

have an integrated data and network in order to

conduct a more comprehensive surveillance program.

It is planned that in 2007 the next focus of

collaboration will be on development of Disaster

Recovery System (DRS) and integrated networking.

C. STAFF ACCOUNTING BULLETIN

Staff Accounting Bulletin (or BAS in Indonesian

acronym) gives an interpretation and practice in

accountancy and auditing which were carried out by

staff in technical bureaus and in Accounting

Standards and Disclosure Bureau.

During 2006 Bapepam - LK issued 2 Staff Accounting

Bulletin:

1. BAS Number 3 dated July 20th, 2006 regarding the

Obligation to submit the semi-annual financial

report. This bulletin gave some alternatives to

submit the semi-annual financial report by issuer in

the Registration Statement of Initial Public Offering

(IPO) and Right Issue.

2. BAS Number 4 dated July 20th, 2006 regarding the

Presentation of Profit on Trouble Debt

Restructuring. The objective of this bulletin was

to build the same interpretation amongst staffs

regarding the Financial Report which came

from the Trouble Debt Restructuring.

Page 159: BAPEPAM 2006 reviewed

159Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

REPORT ON THE OBSERVANCE OF

STANDARDS AND CODES (ROSC)

ON ACCOUNTING AND AUDITING

REPORT ON THE OBSERVANCE OF

STANDARDS AND CODES (ROSC) ON

ACCOUNTING AND AUDITING

D. REPORT ON THE OBSERVANCE OF STANDARDS

AND CODES (ROSC) ON ACCOUNTING AND

AUDITING

ROSC on Accounting and Auditing merupakan

assessment atas praktek akuntansi dan auditing di

Indonesia. Assessment dilakukan dengan melakukan

perbandingan antara standar akuntansi dan auditing

yang berlaku di Indonesia dengan International

Financial Reporting Standards Auditing (IAS) serta

menilai praktek penerapan standar tersebut. ROSC on

Accounting and Auditing merupakan assessment yang

dilakukan sebagai hasil kerjasama antara International

Monetary Fund (IMF) dan World Bank, dan dalam

assessment tersebut Bapepam - LK bertindak sebagai

counterpart. Assessment atas praktek akuntansi dan

auditing di Indonesia tersebut telah dipublikasikan dan

dapat di akses pada website World Bank (http://

www.Worldbank.org/ifa/rosc_aa_idn.pdf) dan website

Bapepam - LK :

(www.bapepam.lk.depkeu.go.id)

D. REPORT ON THE OBSERVANCE OF

STANDARDS AND CODES (ROSC) ON

ACCOUNTING AND AUDITING

ROSC on Accounting and Auditing is an assessment

of the accounting practice and auditing in Indonesia.

Assessment was carried out by comparing the

accounting standard and auditing applied in

Indonesia with the International Financial Reporting

Standards Auditing (IAS). This report also assessed

the application of above mentioned standard. ROSC

on Accounting and Auditing is an assessment which

was carried out by International Monetary Fund (IMF)

cooperated with World Bank. In this case, Bapepam -

LK acted as counterpart. The assessment of the

accounting practice and auditing in Indonesia had

published and can be access through the World Bank

website as follow :

(http://www.Worldbank.org/ifa/rosc_aa_idn.pdf) and

Bapepam - LK website :

(www.bapepam.lk.depkeu.go.id)

Page 160: BAPEPAM 2006 reviewed

160Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Ikhtisar dalam AngkaThe Year in Number

Michael Karda

7

To succeed it is

necessary to

accept the

world as it is

and rise

above it.

Page 161: BAPEPAM 2006 reviewed

161Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Penawaran Umum / Public Offerings 2006 2005

Total Penawaran Umum (Rp Triliun)Total Offerings of Stocks and Bonds (Rp Trillion) 24,44 18,40

Total Penawaran Umum (Jumlah)Total Public Offerings of Stocks and Bonds (Number of Issuer) 44 46

Penawaran Perdana Saham (Rp Triliun)Initial Public Offerings of Shares (Rp Trillion) 3,01 3,52

Penawaran Perdana Saham (Jumlah Emiten)Initial Public Offerings of Shares (Number of Issuer) 12 8

Penerbitan HMETD (Rp Triliun)Right Issue (Rp Trillion) 9,98 6,63

Penerbitan HMETD (Jumlah Emiten)Right Issues (Number of Issues) 17 16

Penawaran Umum Obligasi (Jumlah Emiten) 15 22Initial Public Offerings of BondObligasi / Obligasi Konversi / Obl. Syariah (Rp Triliun)Bonds / Convertible Bonds / Syariah Bonds (Rp Trillion) 11,45 8,25

Reksa Dana / Investment Funds

Total Nilai Kekayaan Bersih Reksa Dana (Rp Triliun)Net Asset Value of Investment Funds (Rp Trillion) 51,62 29,40

Reksa Dana (Jumlah)Investment Funds (Number) 403 328

Pasar Sekunder / Secondary Market

Kapitalisasi Pasar BEJ (Rp Triliun)JSX Market Capitalization (Rp Trillion) 1.249,1 801,3

Perdagangan Tahunan BEJ (Rp Triliun)JSX Annual Trading (Rp Trillion) 445,7 406

Perdagangan Tahunan BES (Rp Triliun)SSX Annual Trading (Rp Trillion) 5,26 5,34

Page 162: BAPEPAM 2006 reviewed

162Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

2006 2005

Nilai Perdagangan Investor Asing di Pasar Sekunder BEJ (% dari Total)Trading by Foreign Investors on JSX Secondary Market (% of Total) 29,59 40,58

Pembelian Bersih oleh Investor Asing di Pasar Sekunder BEJ (Rp Triliun)Net Purchases by Foreign Investors on JSX Secondary Market (Rp Trillion) 17,30 ( 15,42)

Perdagangan Perusahaan Efek Patungan di BEJ (% dari Total - Rupiah)Trading by Joint Venture Firms on JSX (% of Total - Rupiah) 41,26 43,22

Jumlah Anggota BEJNumber of JSX Members 123 124

Jumlah Perusahaan Efek Patungan di BEJNumber of Joint Venture Members on JSX 17 22

Nilai Rata-rata Perdagangan Perusahaan Efek Patungan di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value-Joint Venture Members on JSX (Rp Trillion) 21,63 16,07

Persentase dari Total Nilai (Rp Milyar) Perdagangan Tahunanoleh 20 Anggota teraktif di BEJ 67,21 70,50Percentage of Total Annual Trading Value (Rp Billion)by 20 Most Active Members on JSX

Persentase dari 20 Anggota Teraktif yang Merupakan Perusahaan Lokaldi BEJ (Rp Milyar)Percentage of 20 Most Active Members of the JSX that were Local Firms 26,12 29,06

Nilai Rata-rata Perdagangan Tahunan Perusahaan Lokal yang termasuk20 Besar di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value of Local Members that are in 23,28 29,49Top Twenty Firms on JSX (Rp Trillion)

Nilai Rata-rata Perdagangan Tahunan dari Perusahaan Patunganyang termasuk 20 Perusahaan Teraktif di BEJ (Rp Triliun)Average Annual Trading Value of Joint Venture Members on JSX 36,00 28,05that are in Top Twenty Firms (Rp Trillion)

Perubahan Harga Rata-rata / Indeks BEJ (%)Average Price Change of JSX Index (%) 55,30 16,24

Pasar Sekunder / Secondary Market

Page 163: BAPEPAM 2006 reviewed

163Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Penegakan Hukum / Enforcement Actions 2006 2005

Sanksi - sanksi terhadap EmitenSanction on Issuers

Denda atas Keterlambatan Penyampaian LaporanIssuers Fined for Late Reporting on 140 238

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statements 70 87

Laporan Keuangan Tengah TahunanSemi Annual Financial Statements 45 43

Laporan Kejadian PentingMaterial Events 7 13

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran UmumRealitation of Public Offering Proceed 22 22

Laporan Penjatahan Saham & Audit Penawaran TenderAudit on Allotment and Tender Offer - 3

Laporan TahunanAnnual Report 50 70

Penegakan Hukum / Enforcement Actions 2006 2005

Denda yang Dikenakan terhadap Emiten (Rp Milyar)Fines Imposed on Issuers (Rp Billion) 6,650 7,600

Sanksi - sanksi terhadap Perusahaan EfekSanction on Securities Companies

Banyaknya denda yang dikenakan terhadap Perusahaan Efekakibat keterlambatan menyampaikan LaporanSecuritiesCompanies Fined for Late Reporting 37 31

Laporan Keuangan Tahunan Reksa DanaAnnual Financial Statement 2 11

Laporan Kegiatan Bulanan Manajer InvestasiReports of Monthly Activities of Investment Managers 35 20

Page 164: BAPEPAM 2006 reviewed

164Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Upaya Penegakan Hukum di Pasar ModalSecurities Market Enforcement Actions

2006 2005

Denda yang dibebankan kepada Perusahaan Efek (Rp Juta)Fines Imposed on Securities Companies (Rp Million) 521,40 217,97

Izin Perusahaan Efek yang Dibekukan SementaraSecurities Company Licences Suspended - 2

Izin Perusahaan Efek yang DicabutSecurities Company Licences Revoked 2 1

Sanksi-sanksi terhadap Wakil Perusahaan EfekSanction on Securities Companies Representative

Izin Wakil Perusahaan Efek yang Dibekukan SementaraSecurities Company Representative Licences Suspended 3 -

Izin Wakil Perusahaan Efek yang DicabutSecurities Company Representative Licences Revoked 1 3

Sanksi-sanksi terhadap Biro Administrasi EfekSanction on Securities Administration Agencies

Denda yang dikenakan terhadap Biro Administrasi EfekSecurities Administration Agencies Fined for Late Reporting 1 -

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statements - -

Laporan Operasional BulananMonthly Operational Reports - -

Laporan Operasional Tahunan Emiten yangMenyelenggarakan Administrasi Efek SendiriReport of Annual Operations of IssuersPerforming Securities Administration -

Denda yang dibebankan pada Biro Administrasi Efek (Rp Juta)Fines Imposed on Securities Administration Agencies (Rp Million) 9.6 -

Izin Biro Administrasi Efek yang DicabutSecurities Administration Agency Licences Revoked - -

Sanksi-sanksi terhadap Bank Kustodian 4 -

Laporan Aktivitas BulananMonthly Operational Report - -

Laporan TahunanAnnual Financial Statements - -

Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Report - -

Page 165: BAPEPAM 2006 reviewed

165Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Perijinan, Persetujuan dan PendaftaranLicensing, Approvals, and Registrations

2006 2005Perusahaan EfekSecurities Companies

Izin Perusahaan Efek (jumlah)Securities Company Licensed (number) 168 164

Perusahaan Patungan ( % )Securities Companies that are joint venture ( % ) 15,48 16,46

Perusahaan Efek sebagai Penjamin Emisi EfekSecurities Companies Licensed as Underwriters 91 89

Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang EfekSecurities Companies Licensed as Broker - Dealers 152 150

Perusahaan Efek sebagai Manajer InvestasiSecurities Companies Licensed as Investment Managers 108 105

Wakil Perusahaan EfekSecurities Companies Representatives

Wakil Perantara Pedagang Efek (jumlah)Broker - Dealer (numbers) 3.902 3.695

Wakil Penjamin Emisi Efek (jumlah)Underwriters (numbers) 1.550 1.498

Wakil Manajer Investasi (jumlah)Investment Managers (numbers) 1.619 1.512

Wakil Agen Penjual Efek Reksa DanaInvestment Fund Selling Agents 13.715 11.669

Lembaga Pendukung / Supporting Institutions 2006 2005

Bank Kustodian (jumlah)Custodian Bank Approved (numbers) 21 19

Biro Administrasi Efek (jumlah)Securities Administration Agencies Licensed (numbers) 10 11

Wali Amanat (jumlah)Trust Agents Registered (number) 13 13

Page 166: BAPEPAM 2006 reviewed

166Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

SRO / Self Regulating Organizations 2006 2005

Izin Bursa Efek (jumlah)Securities Exchanges Licensed (number) 2 2

Izin Lembaga Kliring dan Penjaminan (jumlah)Clearing Guarantee Corporations Licensed (number) 1 1

Izin Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (jumlah)Central Depositories Licensed (number) 1 1

Profesi Penunjang / Supporting Professionals 2006 2005

Rekan dari Kantor Akuntan (jumlah)Accounting Partners Registered (number) 412 429

Kantor Akuntan (jumlah)Accounting Offices Registered (number) 204 194

Perusahaan Penilai (jumlah)Appraisal Firms Registered (number) 188 113

Rekan dari Konsultan Hukum (jumlah)Law Partners Registered (number) 586 575

Konsultan Hukum (jumlah)Law Firms Registered (number) 277 274

NotarisCivil Law Notaries Registered 973 817

Pegawai Bapepam dan LK / Bapepam dan LK Staffing 2006 2005

Total Pegawai / Total Staff 781 443

Pegawai Tingkat Pendidikan SMA ke bawahStaff with High School Graduation or Lower 201 125

Pegawai Tingkat Pendidikan DiplomaStaff with College Diploma 86 40

Pegawai Tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi / S1Staff with Undergraduate Degree 307 174

Pegawai Tingkat Pendidikan Master / S2Staff with Post Graduates Degrees 183 101

S3 4 3

Page 167: BAPEPAM 2006 reviewed

167Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Asuransi Kerugian / Non Life Insurance 2006 2005

Jumlah Perusahaan KonvensionalNumber of Conventional Companies 96 96

Jumlah Perusahaan SyariahNumber of Sharia Companies 1 1

Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 15 15

Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 20,85

Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 15,005

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 93

Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 372 370

Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 94

Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 373 374

Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 94 92

Laporan Produk Baru Asuransi KerugianReporting of Non Life Insurance New Products 99 79

Laporan Kerjasama Pemasaran Dengan Bank (Bancassurance)Reporting of Marketing Cooperation via Bank (Bancassurance) 7 5

Pengaduan TertanggungInsured Complaints 51 50

Reasuransi / Reinsurance 2006 2005

Jumlah PerusahaanNumber of Companies 4 4

Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 3 3

Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 1,17

Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 1,075

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 4

Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 16 16

Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 4

Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 16 16

Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 4 4

Page 168: BAPEPAM 2006 reviewed

168Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Asuransi Jiwa / Life Insurance2006 2005

Jumlah Perusahaan KonvensionalNumber of Conventional Companies 49 49

Jumlah Perusahaan SyariahNumber of Sharia Companies 2 2

Jumlah Perusahaan Yang Memiliki Kantor Cabang SyariahNumber of Companies with Sharia Branches 11 9

Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 54,716

Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 22,294

Jumlah Tertanggung (Ribu)Number of Insureds (Thousand) - 31,388

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 47

Laporan Keuangan TriwulanQuarterly Financial Reports 184 180

Laporan Operasional TahunanAnnual Operational Reports - 47

Laporan Operasional TriwulanQuarterly Operational Reports 186 186

Laporan Program Reasuransi Otomatis (Treaty)Automatic Reinsurance Programs (Treaty) Reports 46 46

Laporan AktuarisActuary Reports - 39

Pelaporan Produk BaruReporting of New Products 345 325

Laporan Kerjasama Pemasaran Dengan Bank (Bancassurance)Reporting of Marketing Cooperation via Bank (Bancassurance) 32 17

Pengaduan TertanggungInsured Complaints 182 34

Page 169: BAPEPAM 2006 reviewed

169Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Penunjang Usaha Asuransi / Supporting Insurance Bussiness 2006 2005

Pialang AsuransiInsurance Brokers 155 134

Pialang ReasuransiReinsurance Brokers 29 21

Penilai KerugianAdjuster 31 30

Konsultan AktuariaActuaries Consultant 34 28

Agen AsuransiInsurance Agent 9 6

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Statement - 124

Laporan Operasional TahunanAnnual Financial Reports - 175

Asuransi Sosial / Social Insurance 2006 2005

Penyelenggara Program Asuransi Sosial & JamsostekAdminister Social Insurance Program and Workers Social Security 2 2

Penyelenggara Asuransi Untuk PNS dan ABRIAdminister Insurance for Ciwil Servants and Armed Forces & Police 3 3

Total Kekayaan (Rp Milyar)Total Assets (Rp Billion) - 63,304

Total Premi Bruto (Rp Milyar)Total Gross Premium (Rp Billion) - 6,985

Laporan Keuangan TahunanAnnual Financial Reports - 4

Pengaduan TertanggungInsured Complaints 2 2

Denda Yang Dibebankan Kepada Perusahaan Perasuransian ( Rp Juta)Fines Imposed on Insurance Companies (Rp Million) 517 1,067

Sanksi terhadap Perusahaan PerasuransianSanction On Insurance Companies 552 555

Page 170: BAPEPAM 2006 reviewed

170Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K AT H E Y E A R

I N N U M B E R

Perusahaan Pembiayaan / Finance CompaniesKeuangan ( Milyar Rupiah / Billion Rupiah ) 2006 2005

Total Asset / Total Assets 108.895 96.527

Total Kewajiban / Total Liabilities 89.855 81.327

Total Ekuitas / Total Equity 19.034 15.200

Total Piutang Pembiayaan / Total Financing Receivables 93.125 67.646Sewa Guna Usaha / Leasing 32.644 19.085Anjak Piutang / Factoring 1.301 1.411Kartu Kredit / Credit Card 1.477 1.763Pembiayaan Konsumen / Consumer Finance 57.703 45.387

Total Pinjaman / Total Loan 65.400 61.100

Laba Bersih / Net Income 1.070 3.483

Sanksi-sanksi terhadap Perusahaan Pembiayaan ( Unit )Sanctions on Finance Companies 2006 2005

Penyesuaian Modal Disetor / Paid-in Capital AdjustmentsPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 10 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 9 0

Penyampaian Laporan Keuangan Audit / Audit Report SubmissionPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 22 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 9 0

Penyampaian Pedoman P4MN / Know Your Customers Guidance Principals SubmissionPembekuan Kegiatan Usaha / Business Unit Frozen 22 0Pencabutan Izin Usaha / License Revocation 2 0

Page 171: BAPEPAM 2006 reviewed

171Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Emiten Nilai (Rp Juta) Issuer Value (Rp Million)

Tahun Per Tahun Kumulatif Per Tahun Kumulatif Year Per Year Cumulative Per Year Cumulative

1977 1 1 1.787,5 1.787,51978 0 1 0,0 1.787,51979 3 4 25.113,0 26.900,51980 2 6 8.527,5 35.428,0

1981 3 9 37.928,4 73.356,41982 5 14 16.661,7 90.018,11983 9 23 20.906,3 110.924,31984 1 24 320,5 111.244,81985 0 24 0,0 111.244,8

1986 0 24 0,0 111.244,81987 0 24 0,0 111.244,81988 1 25 20.456,7 131.701,51989 42 67 1.865.777,5 1.997.479,01990 65 132 5.221.651,6 7.219.130,6

1991 13 145 626.169,6 7.845.300,21992 17 162 743.665,0 8.588.965,21993 20 182 1.406.333,7 9.995.298,91994 50 232 4.804.494,0 14.799.792,91995 17 249 5.682.059,4 20.481.852,2

1996 19 268 2.662.207,3 23.144.059,51997 34 302 3.950.515,5 27.094.575,01998 3 305 68.125,0 27.162.700,01999 12 317 805.247,0 27.967.947,02000 25 342 1.772.196,1 29.740.143,1

2001 32 374 1.096.763,1 30.836.906,22002 22 396 1.166.453,2 32.003.359,32003 9 405 7.508.642,7 39.512.002,02004 12 417 2.194.037,3 41.706.039,32005 8 425 3.520.025,0 45.226.064,3

2006 12 437 3.014.107,9 48.240.172,3

Emisi Saham / Initial Public Offerings 1977 - 2006

0

75

150

225

300

375

450

77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Jumlah Emiten Saham

Number of Stock Issuers

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Nilai Emisi Saham (Rp Milyar)

Value of Stock Issuance (Rp billion)

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Page 172: BAPEPAM 2006 reviewed

172Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Emisi Obligasi / Bond Issuance 1983 - 2006

Obligasi Efektif Emiten Nilai Emisi (Rp juta) Bond Effective Issuer Value (Rp million)

Tahun Per tahun Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Year Per year Per year Cumulative Per year Cumulative

1983 7 3 3 154.718,0 154.718,01984 2 0 3 70.000,0 224.718,01985 3 0 3 130.000,0 354.718,0

1986 1 0 3 50.000,0 404.718,01987 3 0 3 131.000,0 535.718,01988 11 6 9 400.000,0 935.718,01989 24 13 22 619.500,0 1.555.218,01990 7 1 23 535.000,0 2.090.218,0

1991 3 1 24 125.000,0 2.215.218,01992 21 10 34 1.641.533,0 3.856.751,01993 16 9 43 1.905.000,0 5.761.751,01994 7 3 46 929.520,0 6.691.271,01995 9 4 50 2.003.130,0 8.694.401,0

1996 13 5 55 2.841.080,0 11.535.481,01997 24 15 70 7.204.992,0 18.740.473,01998 1 0 70 150.000,0 18.890.473,01999 9 6 76 4.283.960,0 23.174.433,02000 19 15 91 5.613.000,0 28.787.433,0

2001 6 3 94 2.875.000,0 31.662.433,02002 14 6 100 6.150.000,0 37.812.433,02003 57 36 136 26.023.093,0 63.835.526,02004 39 16 152 19.169.824,0 83.005.350,02005 22 7 159 8.185.400,0 91.190.750,0

2006 15 3 162 11.450.100,0 102.640.850,0

0

10

20

30

40

50

0

40

80

120

160

200

83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Jumlah Emiten Obligasi

Number of Bonds Issued

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Nilai Emisi Obligasi

Value of Bond Issued

83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Page 173: BAPEPAM 2006 reviewed

173Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Penerbitan HMETD / Right Issuance 1989 - 2006

HMETD Efektif Emiten Nilai (Rp juta)Effectives Right Issuer Value (Rp million)

Tahun Per Tahun Per Tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Year Per Year Per Year Cumulative Per Year Cumulative

1989 4 4 4 45.096,2 45.096,21990 12 9 13 527.248,9 572.345,21991 8 8 21 340.473,1 912.818,21992 13 10 31 1.361.236,4 2.274.054,61993 22 19 50 3.356.723,3 5.630.778,01994 30 23 73 5.661.450,5 11.292.228,51995 17 10 83 3.182.000,7 14.474.229,1

1996 38 19 102 11.924.194,7 26.398.423,91997 36 20 122 15.887.075,1 42.285.499,01998 18 10 132 4.890.935,7 47.176.434,71999 30 14 146 129.934.491,3 177.110.926,02000 19 10 156 17.570.375,0 194.681.301,0

2001 13 7 163 4.187.967,7 198.869.268,62002 11 4 167 8.600.499,4 207.469.768,12003 11 5 172 2.457.908,9 209.927.676,92004 18 9 181 4.342.150,8 214.269.827,72005 16 5 186 6.233.351,5 220.503.179,2

2006 17 6 195 9.978.331,0 230.481.510,5

0

5

10

15

20

25

0

40

80

120

160

200

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Jumlah Penawaran Umum Terbatas

Number of Rights Issuance

89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

0

30.000

60.000

90.000

120.000

150.000

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Per tahun / Per year Kumulatif / Cumulative

Nilai Penerbitan HMETD

Value of Rights Issued

89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Page 174: BAPEPAM 2006 reviewed

174Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Reksa Dana / Investment Funds 1996 - 2006

Periode Jumlah Pemegang NAB Jumlah Saham/ Period Number Saham/Unit (Rp Milyar) Unit yang Beredar

Penyertaan NAV Number ofUnit Holder (Rp Billion) Outstanding

1996 25 2.441 2.782,32 1.942.232.210,5181997 77 20.234 4.916,60 6.007.373.758,5471998 81 15.482 2.992,17 3.680.892.097,256

1999 81 24.127 4.974,10 4.349.952.950,8162000 94 39.487 5.515,95 5.006.049.769,6592001 108 51.723 8.003,77 7.303.771.880,360

2002 131 125.820 46.613,83 41.665.523.049,2132003 186 171.712 69.447,72 60.020.745.572,8162004 246 299.063 104.037,82 84.700.701.702,7092005 328 254.660 29.405,73 21.262.143.379,980

Jan 250 314.442 110.130,24 90.462.181.500,134Feb 257 320.750 113.721,02 91.388.765.614,909Mar 272 346.618 105.382,34 82.706.198.519,840Apr 272 339.377 86.450,94 67.296.428.325,250May 279 335.283 84.930,13 64.961.787.457,380Jun 290 314.814 83.293,83 62.806.021.756,480Jul 292 321.396 78.926,53 58.957.959.365,684Aug 302 323.945 65.682,75 49.460.623.826,140Sep 311 320.512 34.011,82 24.703.096.431,230Oct 322 275.128 32.286,87 23.819.715.104,146Nov 325 291.327 30.750,43 22.335.423.465,530Dec 328 254.660 29.405,73 21.262.143.379,980

2006 403 202.991 51.620,08 36.140.102.795,600

Januari 331 238.075 28.544,98 20.740.158.401,440Pebruari 333 349.874 27.124,17 19.020.454.082,370Maret 342 178.052 29.038,15 20.598.331.532,030April 352 166.635 29.799,94 20.606.104.442,310Mei 359 178.754 32.275,96 24.493.230.851,260Juni 359 182.446 33.894,66 25.834.084.886,570Juli 360 179.726 35.842,19 27.029.705.567,320Agustus 359 175.069 37.970,82 28.397.680.148,710September 369 186.474 39.944,16 29.319.448.714,300Oktober 382 192.621 44.470,32 32.640.147.419,610November 390 206.466 47.735,60 34.575.602.762,900Desember 403 202.991 51.620,08 36.140.102.795,600

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Pemegang Unit Penyertaan

Unit Holder

1996 - 2006

0

20

40

60

80

100

120

96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Nilai Kekayaan Bersih

Net Asset Value

1996 - 2006

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Page 175: BAPEPAM 2006 reviewed

175Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Izin Wakil Perusahaan Efek / Securities Company Representative Licenses 1992 - 2006

Tahun Wakil Perantara Wakil Penjamin Wakil Wakil Agen Penjual Year Pedagang Efek Emisi Efek Manajer Investasi Efek Reksa Dana

Broker - Dealer Underwriters Investment Manager Investment Funds Selling Agents

1992 34 5 18 -1993 64 78 6 -1994 331 127 55 -1995 202 95 54 -1996 161 184 116 -1997 396 292 200 1581998 407 156 122 191999 334 92 80 1202000 631 136 114 2762001 637 124 205 5592002 190 70 113 1.1902003 71 44 156 1.4762004 72 42 176 3.2332005 165 53 129 4.1652006 217 52 75 2.944

Total 3.912 1.550 1.544 14.140

Izin Usaha Perusahaan Efek / Securities Company Licenses 1992 - 2006

Tahun Perantara Penjamin Manajer Investasi Year Pedagang Efek (PPE) Emisi Efek (PEE) (MI)

Broker - Dealer Underwriters Investment Manager

1994 124 82 471995 121 88 541996 111 100 621997 211 116 601998 205 112 611999 205 112 662000 190 115 702001 189 116 792002 182 116 922003 178 113 982004 159 101 1002005 150 89 1042006 152 91 108

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

WPPE / B-D WPEE / U WMI / IM WAPERD / IFSA

92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Izin Wakil Perusahaan Efek

Securities Company Representative Licenses

1992 - 2006

0

50

100

150

200

250

PPE / B-D PEE / U MI / IM

94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Izin Usaha Perusahaan Efek

Securities Company Licenses

1994 - 2006

Page 176: BAPEPAM 2006 reviewed

176Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Lembaga Penunjang Pasar Modal / Capital Market Supporting Institutions 1990 - 2006

Tahun Biro Adm. Efek Wali Amanat Bank Kustodian

Year Securities Adm. Agencies Trust Agents Custodian Banks

1990 8 - -1991 13 - 121992 13 - 181993 13 - 211994 13 - 231995 13 - 241996 13 13 251997 13 16 281998 13 17 271999 11 15 202000 13 15 202001 13 14 202002 12 13 202003 12 13 202004 11 13 192005 11 13 192006 10 13 21

Profesi Penunjang Pasar Modal / Capital Market Supporting Professionals 1992 - 2006

Tahun Akuntan Notaris Konsultan Hukum Penilai Year Accounting Partners Civil Law Notaries Law Partners Appraisal

^ + ^ + ^ + ^ +

1992 103 - - - 19 - 20 -1993 136 33 - - 54 35 36 161994 152 16 - - 58 4 42 61995 178 26 - - 58 - 42 -1996 208 30 41 - 102 44 47 51997 226 18 102 61 173 71 53 61998 236 10 119 17 232 59 61 81999 236 0 187 68 275 43 69 82000 256 20 303 116 338 63 89 202001 274 18 440 137 408 70 96 72002 291 17 572 132 469 61 102 62003 330 39 679 107 511 42 107 52004 404 74 729 50 550 39 112 52005 427 23 817 89 575 25 113 12006 465 38 977 160 589 14 74*) 0

*) terdiri dari :Asset (A) : 38Usaha (B) : 7Asset dan Usaha (AB) : 29

BAE / SAA WA / TA BK / CB

0

5

10

15

20

25

30

90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Lembaga Penunjang Pasar Modal

Capital Market Supporting Institutions

1990 - 2006

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Akuntan / Accounting P Notaris / Notaries

K. Hukum / Law P Penilai / Appraisal

92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Profesi Penunjang Pasar Modal

Capital Market Supporting Profesionals

1992 - 2006

Page 177: BAPEPAM 2006 reviewed

177Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Perdagangan Saham BEJ / JSX Share Trading 1995 - 2006

Periode Volume Nilai Hari Rata-rata Perdagangan Period (saham) (Rp Milyar) Bursa Trading Average

(shares) Value Trading Volume Nilai/Value(Rp Billion) Day (saham/shares) (Rp M/Bn)

1995 10.646.444.247 32.357,50 246 43.278.229 131,531996 29.527.727.838 75.729,89 249 118.585.252 304,141997 76.599.170.013 120.385,17 246 311.378.740 489,371998 90.620.529.970 99.684,70 247 366.884.737 403,581999 178.486.582.779 147.879,99 247 722.617.744 598,702000 134.531.333.895 122.774,76 239 562.892.610 513,702001 148.381.308.944 92.522,82 246 603.176.053 376,112002 171.207.351.815 120.762,78 245 698.805.518 492,912003 234.030.810.474 125.437,61 242 967.069.465 518,342004 411.768.340.217 247.006,93 241 1.708.582.325 1.024,932005 401.868.034.588 406.006,26 243 1.653.777.920 1.670,81

2006 436.935.587.228 445.708,12 242 1.805.518.955 1.841,77

Perdagangan Saham BES / SSX Share Trading 1995 - 2006

Periode Volume Nilai Hari Rata-rata Perdagangan Period (saham) (Rp Juta) Bursa Trading Average

(shares) Value Trading Volume Nilai/Value(Rp Million) Day (saham/shares) (Rp Jt/Mn)

1995 1.715.120.586 5.253,86 246 6.972.035 21,361996 1.547.836.660 4.100,20 249 6.216.211 16,471997 4.902.191.964 10.749,95 246 19.927.610 43,701998 2.228.506.878 3.116,88 247 9.022.295 12,621999 7.029.265.240 13.199,00 247 28.458.564 53,442000 6.567.951.376 9.984,90 239 27.480.968 41,782001 8.718.579.679 2.720,30 246 35.441.381 11,062002 5.525.362.024 11.512,80 245 22.552.498 46,992003 8.323.516.589 3.103,82 242 34.394.697 12,832004 18.735.139.054 8.228,24 241 77.739.166 34,142005 15.546.289.490 5.342,09 243 63.976.500 21,98

2006 12.878.551.790 5.256,85 242 53.217.156 21,72

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Saham / Share (Milyar / Billion) Nilai / Value (Rp Triliun / Trillion)

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Perdagangan Saham BEJ

JSX Share Trading

1995 - 2006

Saham / Share (Milyar / Billion) Nilai / Value (Rp Triliun / Trillion)

0

5

10

15

20

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Perdagangan Saham BES

SSX Share Trading

1995 - 2006

Page 178: BAPEPAM 2006 reviewed

178Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Nilai Kapitalisasi Pasar BES / SSX Market Capitalization 1995 - 2006

Periode Saham Tercatat Nilai Kapitalisasi Period Listed Shares ( Rp Milyar )

Value (Rp Billion)

1995 39.628.392.313 158.686,401996 66.803.718.010 215.026,101997 118.469.217.322 159.929,931998 147.686.576.370 175.728,981999 802.506.812.564 451.814,922000 1.117.384.384.184 259.620,962001 772.349.033.241 239.258,732002 836.671.600.840 268.422,782003 724.540.139.663 397.812,912004 526.051.067.558 605.390,152005 531.827.319.176 695.561,06

2006 646.918.203.476 1.082.724,93

Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ / JSX Market Capitalization 1995 - 2006

Periode Saham Tercatat Nilai Kapitalisasi Period Listed Shares ( Rp Milyar )

Value (Rp Billion)

1995 45.794.658.125 152.246,461996 77.240.833.399 215.026,101997 135.668.883.612 159.929,931998 170.549.123.166 175.728,981999 846.131.138.504 451.814,922000 1.186.306.672.213 259.620,962001 885.240.510.319 239.258,732002 939.544.513.105 268.422,782003 829.359.787.591 460.365,962004 656.447.198.554 679.949,072005 712.985.123.204 801.252,702006 924.488.804.314 1.249.074,45

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ

JSX Market Capitalization

1995 - 2006

0

200

400

600

800

1000

1200

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Nilai Kapitalisasi Pasar BES

SSX Market Capitalization

1995 - 2006

Page 179: BAPEPAM 2006 reviewed

179Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ / Share Price Index on JSX 1995 - 2006

Tahun Tertinggi Terendah Akhir Year High Low End

1995 519,17 414,20 513,841996 637,43 512,48 637,431997 740,83 339,53 401,711998 554,10 256,83 398,031999 716,46 372,31 676,912000 703,48 404,11 416,322001 470,22 342,85 392,032002 551,60 337,47 424,942003 693,03 379,35 691,892004 1.004,43 668,48 1.000,232005 1.192,20 994,77 1.162,632006 1.805,52 1.171,70 1.805,52

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BES / Share Price Index on SSX 1995 - 2006

Tahun Tertinggi Terendah AKhir Year High Low End

1995 366,07 312,27 366,071996 569,31 366,11 568,581997 656,14 299,28 351,951998 506,48 216,44 351,511999 708,69 330,31 566,572000 569,84 262,88 267,632001 279,85 202,05 220,892002 349,01 197,69 252,512003 377,95 208,61 375,022004 548,58 368,12 545,622005 638,39 532,09 620,42

2006 938,83 625,93 938,83

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ

Share Price Index on JSX

1995 - 2006

300

400

500

600

700

800

900

1,000

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BES

Share Price Index on SSX

1995 - 2005

Page 180: BAPEPAM 2006 reviewed

180Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Jumlah Perusahaan Pembiayaan / Number of Financing Companies 2001 - 2006

Total Laba (Rugi) / Total Income (Loss) 2001 - 2006

Perusahaan Pembiayaan / Financing Companies 2001 - 2006

(dalam Triliun Rp)

Uraian / Description 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Jumlah Perusahaan (unit) 245 244 239 237 236 214Total Aset 37,30 39,90 50,10 78,90 96,50 108,90Kegiatan Pembiayaan 44,80 37,70 60,30 87,10 102,50 92,84 Sewa Guna Usaha 9,60 9,20 10,70 17,20 32,00 26,43 Anjak Piutang 1,50 2,40 8,00 2,00 3,00 3,83 Kartu Kredit 1,30 2,00 0,10 0,05 1,50 0,04 Pembiayaan Konsumen 32,40 20,40 41,50 67,80 66,00 62,54Pinjaman1)1)1)1)1) 31,10 28,40 31,50 48,90 61,10 65,20 Dalam Negeri 18,40 16,90 18,10 24,10 29,70 33,21 Luar Negeri 12,80 11,50 13,40 24,80 31,40 31,99Obligasi 0,70 1,70 4,00 8,90 10,20 10,09Modal 6,80 7,60 8,80 10,50 12,50 13,82Laba (Rugi) Tahun Berjalan -0,10 1,80 1,90 3,00 3,50 3,13

Ket: 1) termasuk Pinjaman Subordinasi

200

210

220

230

240

250

Unit

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Total Pembiayaan Sewa Guna Usaha Anjak Piutang

Kartu Kredit Pembiayaan Konsumen

Kegiatan Pembiayaan / Financing Activities 2001 - 2006

-0,1

1,8 1,9

3,0

3,5

3,1

-0,5

0,5

1,5

2,5

3,5

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Page 181: BAPEPAM 2006 reviewed

181Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Sumber Pendanaan / Sources of Fund 2001 - 2006

Penggunaan Dana / Use of Fund 2001 - 2006

Sumber Dana & Penggunaan Dana Perusahaan Pembiayaan / Financing Companies Sources of Fund2001 - 2006

(dalam Triliun Rp)

Uraian 2001 2002 2004 2005 2005 2006

Sumber Pendanaan 37,3 39,9 50,1 78,9 96,5 108,9Pinjaman Bank 21,1 18,8 21,6 39,4 49,2 55,0 Dalam Negeri 14,2 13,2 14,7 20,8 25,0 29,8 Luar Negeri 7,0 5,6 6,9 18,6 24,2 25,2Pinjaman Non Bank1) 10,0 9,6 9,9 9,5 11,9 10,4 Dalam Negeri 4,2 3,7 3,4 3,3 4,7 3,5 Luar Negeri 5,8 5,9 6,5 6,2 7,2 7,0Obligasi 0,7 1,7 4,0 8,9 10,2 10,1Modal 2) (0,6) 3,0 4,9 10,7 11,7 18,9Lain-lain 6,0 6,8 9,7 10,4 13,5 14,5Penggunaan Dana 37,3 39,9 50,1 78,9 96,5 108,9Pembiayaan 30,0 32,5 39,3 55,4 67,6 93,1Deposito bank 3,0 3,1 3,0 3,0 3,2 2,9Penyertaan Saham 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1Lain-lain 4,2 4,2 7,7 20,4 25,6 12,8

Note: . . .1) termasuk Pinjaman Subordinasi 2) Termasuk Laba Ditahan dan Cadangan

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2001 2002 2004 2005 2005 2006Tahun

Total Penggunaan Dana Pembiayaan Deposito

Penyertaan Saham Lain-lain

(20,0)

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2001 2002 2004 2005 2005 2006

Tahun

Pinjaman Obligasi Modal Lain-lain Total Pendanaan

Page 182: BAPEPAM 2006 reviewed

182Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Perkembangan Dana Pensiun Aktif / Pension Fund Growth 2002 - 2006

Uraian Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006

DPPK PPMP 277 271 262 250 235 DPPK PPIP 37 36 32 36 37 DPLK 29 29 27 26 25

Jumlah Dana Pensiun 343 336 321 312 297

Data Perkembangan Asset (Aktiva Bersih) Dana Pensiun2002 - 2006

Uraian Tahun2002 2003 2004 2005 2006(audit) (audit) (audit) (audit) (anaudit)

Aktiva Bersih (milyar Rp) 41.206 49.637 57.828 63.460 77.462

277 271262

250235

37 36 32 36 3729 29 27 26 25

Th. 2002 Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005 Th. 2006

DPPK PPMP DPPK PPIP DPLK

41.206,4749.637,32

57.828,4863.460,04

76.848,62

Th. 2002 (Audit) Th. 2003 (Audit) Th. 2004 (Audit) Th. 2005 (Audit) Th. 2006 (Unaudit)

Aktiva Bersih (dalam milyar Rp)

Page 183: BAPEPAM 2006 reviewed

183Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

Portfolio Investasi Dana Pensiun / Pension Fund Investment Portfolio 2005 - 2006

0

5000

10000

15000

20000

25000

2005 (audit) 2006 (unaudit)1. Deposito on Call 2. Deposito 3. Sertifikat Deposito 4. SBI

5. Saham 6. Obligasi 7. Reksadana 8. Surat Berharga Pemerintah

9. Unit Penyertaan Kolektif 10. Penyertaan Saham 11. SPU 12. Tanah

13. Bangunan 14. Tanah dan Bangunan 15. Surat Berharga Lain 16. SBPU

PORTOFOLIO INVESTASI 2005 (audit) 2006 (unaudit)

1 Deposito on Call 489,26 645,452 Deposito 16.726,41 21.445,903 Sertifikat Deposito 13,40 -4 SBI 180,88 251,225 Saham 4.183,99 7.425,816 Obligasi 15.573,65 19.576,337 Reksadana 1.649,92 2.344,488 Surat Berharga Pemerintah 16.006,59 17.027,729 Unit Penyertaan Kolektif 5,34 4,1010 Penyertaan Saham 2.712,37 2.693,4911 SPU 578,68 467,3312 Tanah 855,23 797,5613 Bangunan 406,09 592,7314 Tanah dan Bangunan 1.505,86 1.572,0115 Surat Berharga Lain 4,31 10,35

J U M L A H 60.891,98 74.854,49

Page 184: BAPEPAM 2006 reviewed

184Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

PERTUMBUHAN TOTAL PERUSAHAAN PERASURANSIAN

THE GROWTH OF TOTAL INSURANCE COMPANIES

No. Descriptions 2002 2003 2004 2005 2006

1. Life Insurance Companies 60 60 57 51 51

a. State Owned Enterprise 1 1 1 1 1

b. Private National Companies 36 38 38 34 34

c. Joint Venture Companies 23 21 18 16 16

2. Non Life Insurance Companies 104 104 101 97 97

a. State Owned Enterprise 3 3 3 3 3

b. Private National Companies 79 80 79 75 75

c. Joint Venture Companies 22 21 19 19 19

3. Reinsurance Companies 4 4 4 4 4

Private National Companies 4 4 4 4 4

4. Companies Administering Social Insurance

Program and Workers Social Security 2 2 2 2 2

5. Companies Administering Insurance for Civil

Servants and Armed Forces & Police 3 3 3 3 3

6. Total (1 to 5) 173 173 167 157 157

7. Insurance Brokers Companies 104 120 128 134 155

8. Reinsurance Brokers Companies 19 21 19 21 29

9. Loss Adjusters Companies 25 25 30 30 31

10. Actuarial Consultants 19 20 23 28 34

11. Insurance Agents - - 5 6 9

12. Total (6 to 11) 340 359 372 376 415

PERTUMBUHAN TOTAL KEKAYAAN INDUSTRI ASURANSI

THE GROWTH OF TOTAL ASSETS OF INSURANCE INDUSTRY dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

Descriptions Tahun / Year

2001 2002 2003 2004 2005

Life Insurance 22.551,3 26.320,5 32.932,7 44.878,5 54.715,8

% Growth / Year 16,7% 25,1% 36,3% 21,9%

Non Life Insurance 14.133,0 14.995,4 16.358,9 19.197,8 20.850,2

% Growth / Year 6,1% 9,1% 17,4% 8,6%

Reinsurance 675,6 772,8 816,5 953,3 1.170,3

% Growth / Year 14,4% 5,7% 16,8% 22,8%

Social Insurance Program

and Workers Social Security 17.180,7 21.177,0 27.908,6 34.562,4 40.373,4

% Growth / Year 23,3% 31,8% 23,8% 16,8%

Insurance for Civil Servants

and Armed Forces & Police 10.397,1 13.323,4 16.076,8 20.313,6 22.930,5

% Growth / Year 28,1% 20,7% 26,4% 12,9%

Total 64.937,6 77.589,1 94.093,5 119.905,7 139.881,1

% Growth / Year 19,5% 21,3% 27,4% 9,4%

Page 185: BAPEPAM 2006 reviewed

185Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

PERTUMBUHAN PREMI BRUTO DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

THE GROWTH OF GROSS PREMIUM AND GROSS DOMESTIC PRODUCTS dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

Year Gross Premium Gross Domestic Products a/b

Total (a) Growth (%) Total (b) (%)

2001 23.448,1 41 1.684.280,5 1,57

2002 30.181,2 29 1.863.274,8 1,87

2003 34.138,5 13 2.036.724,9 1,64

2004 41.403,3 21 2.261.724,5 1,83

2005 45.359,6 10 2.729.708,2 1,66

PERTUMBUHAN KEKAYAAN ASURANSI KOMERSIAL

THE GROWTH OF ASSETS OF COMMERCIAL INSURANCE dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

Descriptions Kekayaan / Assets

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Life Insurance 22.439,6 26.320,5 32.932,7 44.878,5 53.940,3 70.926,4

Non Life Insurance

and Reinsurance 14.808,6 15.768,2 14.185,9 20.151,1 22.401,4 24.378,7

Total 37.248,2 42.088,7 50.118,6 65.029,6 76.341,8 95,305.1

Growth (%) - 13% 19% 30% 17% 25%

PERTUMBUHAN PREMI DAN KLAIM ASURANSI KOMERSIAL

THE GROWTH OF PREMIUMS AND CLAIMS OF COMMERCIAL INSURANCE

Descriptions Tahun / Year2001 2002 2003 2004 2005 2006

Gross Premium 19.129,7 23.091,9 26.407,2 32.589,8 38.373,7 47.115,5Net Premium 12.536,7 15.468,4 18.525,1 23.866,1 28.938,5 37.062,1Reinsurance Premium 6.050,9 7.276,2 7.662,1 8.263,9 8.792,8 9.646.5Gross Claim 11.015,4 11.494,9 11.970,7 13.962,2 18.924,4 23.769,6Net Claim 9.539,8 10.527,8 13.323,4 19.553,7 23.193,2 30.520,2Reinsurance Claim 4.091,5 3.882,1 3.189,6 2.525,4 4.175,5 3.820,9Income After Tax 1.107,6 1.033,0 1.665,9 2.328,3 2.785,3 4.343,0

dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

NERACA INDUSTRI ASURANSI SYARIAH

BALANCE SHEET OF SHARIA INSURANCE INDUSTRY

PER DECEMBER 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Investments Non Investment Total Payable Technical Reserves Total Subordination Loans Equity

Descriptions Assets Liabilities

Life InsuranceCompanies 417.088 203.059 620.147 23.768 353.291 377.059 6.350 236.738Non LifeInsuranceCompanies &

Reinsurance 251.625 92.368 343.994 107.592 89.025 196.617 10.654 136.723

Total 668.713 295.427 964.141 131.360 442.316 573.676 17.004 373.461

LABA RUGI INDUSTRI ASURANSI SYARIAH

INCOME STATEMENTS OF SHARIA INSURANCE INDUSTRY

YEAR 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

Descriptions Surplus Underwriting Investment Income Other Income Expenses Profit (Loss)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)Life InsuranceCompanies 46.187 36.095 (1.331) 61.965 18.986Non LifeInsuranceCompanies &

Reinsurance 73.861 18.115 6.691 74.295 24.372

Total 120.048 54.210 5.360 136.260 43.358

Page 186: BAPEPAM 2006 reviewed

186Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

NERACA PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI

BALANCE SHEET OF INSURANCE COMPANY MARKETING THE INVESTMENT LINKED PRODUCTS

PER SEPTEMBER 2006 dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

Descriptions Assets Liabilities

Investment Non Investment Liabilities Premium Reserves

(1) (2) (3) (4) (5)

State Insurance

Companies 29.121 0 0 0

Private Insurance

Companies 1.319.269 12.533 163.644 1.168.159

Joint Venture

Insurance Companies 9.195.732 215.376 1.081.193 8.329.915

Total 10.544.122 227.909 1.244.837 9.527.195

LABA-RUGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI

INCOME OF STATEMENTS OF INSURANCE COMPANY MARKETING THE INVESTMENT LINKED PRODUCTS

PER SEPTEMBER 2006

Descriptions Income Investment Income Expenses Increase / Decrease Assets Value(1) (2) (3) (4) (5)State InsuranceCompanies 3.953 5.065 16.756 (7.737)Private InsuranceCompanies 461.955 199.400 430.562 230.792Joint VentureInsurance Companies 3.976.543 1.375.695 3.022.927 2.329.313Total 4.442.452 1.580.160 3.470.245 2.552.367

dalam Milyar Rupiah / In Billion Rupiah

PERTUMBUHAN JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMASARKAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJASAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

THE GROWTH OF TOTAL INSURANCE COMPANY MARKETING THROUGH COOPERATION WITH THE BANK (BANCASSURANCE)

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies Tahun / Year Total

2004 2005 2006Asuransi Jiwa 15 17 32 64Life Insurance Companies

Perusahaan Asuransi Kerugian/

Non Life Insurance Companies 1 5 7 13

Total 16 22 39 77

JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG MEMENUHI KETENTUAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS

NUMBER OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH MEET SOLVENCY MARGIN REQUIREMENT

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan

Number of Companies Based on Financial Reports

2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006

Asuransi Jiwa / Life Insurance 46 45 44 44

Asuransi Kerugian /

Non Life Insurance 91 91 90 88

Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 3

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies

JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS

NUMBER OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH FAIL TO MEET SOLVENCY MARGIN REQUIREMENT

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan

Number of Companies Based on Financial Reports

2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006

Asuransi Jiwa / Life Insurance 5 6 7 7

Asuransi Kerugian /

Non Life Insurance 6 6 7 9

Reasuransi / Reinsurance - - - 1

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies

Page 187: BAPEPAM 2006 reviewed

187Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

I K H T I S A R

D A L A M A N G K A

T H E Y E A R

I N N U M B E R

JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MEMENUHI KETENTUAN TENTANG PERIMBANGAN INVESTASI

THE SUMMARY OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES WHICH MEET THE PROVISION ON BALANCE OF INVESTMENT

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan

Number of Companies Based on Financial Reports

2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006

Asuransi Jiwa / Life Insurance 46 45 45 45

Asuransi Kerugian /

Non Life Insurance 90 86 88 86

Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 4

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies

JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN TENTANG PERIMBANGAN INVESTASI

THE SUMMARY OF INSURANCE AND REINSURANCE COMPANIES THAT FAIL TO MEET THE PROVISION ON BALANCE OF INVESTMENT

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies

PEMENUHAN KETENTUAN TENTANG PREMI YANG BELUM DISETOR OLEH PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI DAN PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI

COMPLIANCE OF INSURANCE AND REINSURANCE BROKERS TO PROVISION ON OWING PREMIUM

Jenis Perusahaan Asuransi /

Type of Insurance Companies Comply Not Comply

Pialang Asuransi / Insurance Brokers 92 15

Pialang Reasuransi / Reinsurance Brokers 20 3

Remarks:There were 28 insurance brokers and 2 reinsurance brokers failedto submit the required financial statement.

Keterangan:Sampai batas waktu penyampaian laporan keuangan, terdapat 28perusahaan pialang asuransi dan 2 perusahaan pialang reasuransi yang

belum menyampaikan laporan.

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan

Number of Companies Based on Financial Reports

2005 Kuartal I / 1st Quarter 2006 Kuartal II / 2nd Quarter 2006 Kuartal III / 3rd Quarter 2006

Asuransi Jiwa / Life Insurance 5 6 6 6

Asuransi Kerugian /

Non Life Insurance 7 11 9 11

Reasuransi / Reinsurance 5 6 6 6

Page 188: BAPEPAM 2006 reviewed

188Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Daftar LampiranAppendices

Kenneth Blanchard

8

The key to

successful

leadership today

is influence,

not authority.

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006

CALENDAR OF

EVENTS 2006

Page 189: BAPEPAM 2006 reviewed

189Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Pembukaan Perdagangan Saham di BEJ oleh Wapres

Pada tanggal 2 Januari 2006, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, berkenan membuka

perdagangan Efek hari pertama tahun 2006 di Bursa Efek Jakarta. Turut hadir

mendampingi Wapres, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menko

Perekonomian Boediono.

The Opening of JSX Securities by Vice President of Indonesia

The opening of JSX securities first day of trading on 2 January 2006 by Vice

President of Indonesia, Mr.Jusuf Kalla, accompanied by Minister of Finance,

Mrs. Sri Mulyani Indrawati and Coordinating Minister of Economy, Mr. Boediono.

Kunjungan Menteri Keuangan ke Bapepam - LK

Dalam rangka konsolidasi ke bawah, pada tanggal 6 Januari 2006 Menteri

Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan ke Bapepam - LK. Ibu

Menteri diterima oleh Ketua Bapepam, Darmin Nasution, didampingi oleh

Sekretaris Badan dan para Kepala Biro di lingkungan Bapepam, serta direksi SROs.

Minister of Finance Visited Bapepam - LK

Minister of Finance on 6 January 2006 visited Bapepam - LK and was welcomed

by Chairman of Bapepam, Mr. Darmin Nasution accompanied by the Executive

Secretary and Head of Bureaus and SROs directors.

Tatapmuka Menteri Keuangan dengan Pelaku Pasar SUN

Dalam rangka mendapatkan informasi dari pelaku pasar, pada tanggal 11

Januari 2006 Menteri Keuangan berkenan menerima serta melakukan diskusi

dengan para pelaku pasar SUN.

Minister of Finance Met Market Participants

In effort to gather information from the market players, on 11January 2006

Minister of Finance met market participants of Government Debt Securities

(SUN).

Seminar Securities Litigation

Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) bekerja sama dengan

Perhimpunan Advokat Indonesia (PAI) pada tanggal 9 Februari 2006

menyelenggarakan seminar dengan tema ≈Securities Litigation: Kewenangan dan

Prosedur Pemeriksaan serta Advokat dalam Kasus-kasus Pasar Modal∆.

Securities Litigation Seminar

The Capital Market Lawyers Association (or HKHPM in Indonesian acronym) in

cooperation with Indonesian Advocates Association (or PAI in Indonesian acronym)

on 9 February 2006 carried out Seminar with the theme of ≈Securities Litigation:

Authorities and Investigation Procedures and Advocates in Capital Market cases∆

J A N U A R I 2 0 0 6 / J A N U A R Y 2 0 0 6

Peningkatan Partisipasi dalam Memerangi Pencucian Uang

Pada tanggal 1-3 Februari 2006, Bapepam - LK bekerja sama dengan ADB,

Financial Services Volunteer Corps (FSVC), dan APEI menyelenggarakan workshop

Perusahaan Efek dengan tema ≈Enhancing Participation of the Capital Market

Combating Money Laundering∆ .

Capital Market Combating Money Laundering

On 1-3 February 2006 Bapepam - LK in collaboration with ADB, Financial Services

Volunteer Corps (FSVC), and APEI, conducted Workshop for Securities Companies

with the theme of ≈Enhancing Participation of the Capital Market Combating

Money Laundering∆

F E B R U A R I 2 0 0 6 / F E B R U A R Y 2 0 0 6

Page 190: BAPEPAM 2006 reviewed

190Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Seminar Public dissemination on Bond Market

Pada tanggal 29 Maret 2006, Korea - Indonesia Knowledge Sharing Project (KSP)

mengadakan seminar Public Dissemination on Bond Market di Hotel Borobudur

Jakarta.

Public dissemination Seminar on Bond Market

On 29 March 2006 , Korea - Indonesia Knowledge Sharing Project (KSP)

conducted seminar concerning Public Dissemination on Bond Market in

Borobudur Hotel, Jakarta.

Capital Market Exhibition

Pada tanggal 21-23 Maret 2006, Kelompok Studi Pasar Modal Universitas

Lampung telah menyelenggarakan serangkaian acara Capital Market Exhibition.

Salah satu kegiatan dalam rangkaian acara tersebut adalah seminar dan talkshow

pasar modal dengan mengambil tema optimalisasi return pada investasi saham.

Capital Market Exhibition

On 21-23 March 2006 a Capital Market Study Group, University of Lampung,

carried out seminar and talkshow on Capital Market with the theme of

optimalization of return in share investment.

Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Ketua Bapepam - LK

Pada tanggal 27 April 2006, A. Fuad Rahmany dilantik sebagai Ketua Bapepam

dan Lembaga Keuangan menggantikan Darmin Nasution yang dilantik menjadi

Direktur Jenderal Pajak.

New Chairman of Bapepam - LK

On 27April 2006 Mr.A.Fuad Rahmany was sworn as the Chairman of Bapepam

dan LK replacing Mr. Darmin Nasution who had been assigned as a Director

General of Taxes.

Securities Invesment Training & Education

Bertempat di Gedung ANTAM Jakarta, pada tanggal 17 - 19 April 2006 Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan acara Securities Invesment Training

& Educations. Dalam kesempatan tersebut hadir Sekretaris Bapepam - LK, Wahyu

Hidayat, mewakili Ketua Bapepam - LK untuk menyampaikan Keynote Speech.

Securities Invesment Training & Education

On 17-19 April 2006 in ANTAM Building Jakarta, Faculty of Economy University of

Indonesia carried out Securities Invesment Training & Educations. In this event,

the Executive Secretary Mr. Wahyu Hidayat presented a Keynote Speech

on behalf of the Bapepam - LK Chairman.

M A R E T 2 0 0 6 / M A R C H 2 0 0 6

Pisah Sambut Ketua Bapepam - LK

Bertempat di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 27 April

2006 diselenggarakan acara pisah sambut Ketua Bapepam - LK. Hadir dalam

acara tersebut para pejabat, pegawai dan pensiunan di lingkungan Bapepam -

LK, para direksi SROs, serta pelaku pasar modal Indonesia.

Welcoming and Farewell Party for the Chairman

The welcoming and farewell party for the Chairman was held in the House of

Maroko, Menteng on 27April 2006. This event also attended by SROs Directors

and Capital Market participants.

A P R I L 2 0 0 6 / A P R I L 2 0 0 6

Page 191: BAPEPAM 2006 reviewed

191Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

ACMF Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards Meetings

Bertempat di Hotel Mandarin Jakarta, pada tanggal 23 Mei 2006 diselenggarakan Asian

Capital Markets Forum - Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards

Meetings. Acara dibuka oleh Sekretaris Bapepam - LK Abraham Bastari dan dihadiri oleh

wakil pengawas pasar modal dari negara-negara ASEAN.

ACMF Working Group on Distribution Rule and Disclosure Standards Meetings

Asian Capital Markets Forum - Working Group on Distribution Rule and Disclosure

Standards Meetings on 23 May 2006 was held in Hotel Mandarin Jakarta. The event

was officially opened by the Executive Secretary, Mr. Abraham Bastari and attended by

ASEAN Securities regulators representatives.

Pelantikan Pejabat Eselon II Dep. Keu.

Bertempat di gedung Graha Sawala, pada tanggal 16 Mei 2006 lalu, Menteri

Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik dan mengambil sumpah para

Pejabat Eselon II di lingkungan Departemen Keuangan RI.

Appointeed the New 2nd Echelon

Finance Minister appointeed and swore the new 2nd echelon officials within the

Ministry of Finance on 16 May 2006. The event was held in Graha Sawala

Building.

Award Asuransi Terbaik 2006

Bertempat di Four Seasons Hotel Jakarta pada tanggal 28 Juni 2006 majalah

Investor menyelenggarakan acara penganugerahan Award Asuransi Terbaik 2006.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Bapepam - LK, A. Fuad Rahmany

berkenan menyampaikan kata sambutan.

The Best Insurance Award Year 2006

The Best Insurance Award year 2006 was held at Four Seasons Hotel on 28 June

2006. Chairman of Bapepam - LK gave his keynote speech at this event.

Indonesia Investor ForumBertempat di Grand Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pada tanggal 31 Juli - 1 Agustus 2006diselenggarakan acara Indonesian Investor Forum I (IIF 1). Acara yang bertema ≈Tantangan danProspek Kembali Pasar Modal Indonesia∆ tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati29 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Menteri Keuangan RI,Sri Mul;yani Indrawati, berkenan menyampaikan Keynote speech sekaligus meresmikanpembukaan acara tersebut. Selain itu acara tersebut, Chairman ASIC Jeffrey Lucy jugaberkenan menyampaikan presentasinya.

Indonesia Investor ForumIndonesian Investor Forum (IIF) was held from 31 July to 1 August 2006 in Mulia Hotel. This eventtook a theme ≈Indonesian Capital Market: The prospect and the challenge∆. Finance Ministeropened the event and gave a keynote speech. Additionally, Chairman of ASIC,Mr. Jeffrey Lucy also gave his presentation.

M E I 2 0 0 6 / M A Y 2 0 0 6

ICMF 2006

Bertempat di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada tanggal 29 Juni 2006 The Asset

menyelenggarakan Indonesia Capital Market Forum 2006. Dalam kesempatan

tersebut Ketua Bapepam - LK A. Fuad Rahmany berkenan hadir untuk

menyampaikan keynote speech.

ICMF 2006

Indonesia Capital Market Forum 2006 was held by The Asset at Ritz Carlton Hotel

on 29 June 2006. Chairman of Bapepam - LK, Mr. A Fuad Rahmany presented a

keynote speech during the event.

J U N I 2 0 0 6 / J U N E 2 0 0 6

J U L I 2 0 0 6 / J U L Y 2 0 0 6

Page 192: BAPEPAM 2006 reviewed

192Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Kunjungan Ketua Bapepam - LK ke Australia

Pada tanggal 10 Juli 2006, Ketua Bapepam - LK, A. Fuad Rahmany, didampingi

Kabag. Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat, Gonthor Ryantori

Aziz, melakukan kunjungan ke kantor ASIC di Australia.

Chairman Visits to Australia

Chairman of Bapepam - LK, Mr. Fuad Rahmany accompannied by Mr. Gonthor R

Aziz, Head of Division of International Affair and PR, visited ASIC Office in

Australia on 10 July 2006.

Pelantikan Eselon III Bapepam - LK

Pada tanggal 6 Juli 2006 diselenggarakan acara pelantikan pejabat Eselon III di

lingkungan Bapepam - LK. Dari 56 pejabat yang dilantik pada hari itu, sebanyak

20 orang merupakan promosi jabatan sisanya mutasi intern

di Bapepam - LK.

Appointeed the New 3rd Echelon

56 Bapepam - LK employees were sworn as the 3rd Echelon Officials during a

simple ceremony on 6 July 2006. Among 20 of them were promoted and the rest

were placed to the new post in Bapepam - LK office.

Family Gathering Pasar Modal

Pada tanggal 27 Agustus 2006 di Taman Wisata Bukit Sentul diselenggarakan acara Family

Gathering Pasar Modal 2006. Acara ini dikuti oleh para pejabat dan pegawai di lingkungan

Bapepam - LK, SRO serta para pelaku pasar modal. Dengan dipandu oleh Edwin dan Tamara

Geraldine, acara tersebut antara lain diisi dengan penyerahan bea siswa untuk putra-putri

berprestasi dari para pegawai dilingkungan pasar modal.

Capital Market Family Gathering

in 2006 Capital Market Family Gathering was held on 27August 2006 at Taman Wisata Bukit

Sentul. This event was participated by Bapepam - LK», SROs employees and other capital market

participants. Artists Edwin and Tamara Geraldine acted as the masters of Ceremony. One of the

programs was the scholarships grants by Bapepam dan LK Chairman to some of employees»

children.

J U L I 2 0 0 6 / J U L Y 2 0 0 6

A G U S T U S 2 0 0 6 / A U G U S T 2 0 0 6

Annual Report Award dan Konferensi Pers HUT Pasar Modal

Bertempat di Gedung Graha Sawala Departemen Keuangan pada tanggal 10

Agustus 2006 diselenggarakan penganugerahan Annual Report Awards 2005

(ARA). Dalam kesempatan tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

menyampaikan kata sambutan. Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan siaran

pers dalam rangka HUT pasar modal yang disampaikan oleh Bapepam - LK,

dan SROs.

Annual Report Award and Pers Conference on Capital Market Anniversary

Annual Report Awards 2005 (ARA) was held on 10 August 2006 in Graha Sawala

Building. Finance Minister gave a keynote speech. Additionally the event was

continued with press release by Bapepam - LK and SROs in relation to Capital

Market Anniversary.

Page 193: BAPEPAM 2006 reviewed

193Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Workshop Pasar Modal

Bertempat di Hotel Holiday Inn, Bandung, pada tanggal 12 Agustus 2006

diselenggarakan Workshop Pasar Modal. Dalam kesempatan tersebut Sekretaris

Bapepam - LK, Abraham Bastari berkenan menyampaikan kata sambutannya.

Workshop on Capital Market

Workshop on Capital Market was held in Holiday Inn, Bandung on 12 August

2006. The Executive Secretary, Mr. Abraham Bastari gave a keynote speech

at this event.

JIVEST Expo 2006

Pada tanggal 10 - 13 Agustus 2006, Bapepam - LK bersama-sama dengan

beberapa Unit Eselon I Departemen Keuangan turut serta berpartisipasi dalam

acara JIVEST Expo 2006 yang diselenggarakan oleh Pemda DKI. Dari kalangan

pasar modal turut berpartisipasi Bapepam - LK, BEJ, BES, KPEI dan KSEI

dengan membuka stand pameran bersama dalam acara expo tersebut.

JIVEST Expo 2006

On 10 - 13 August 2006 Bapepam - LK along with other several units of 1st

echelon within Ministry of Finance participated in JIVEST Expo 2006 which was

carried out by the local government.

Pelantikan Eselon IV Bapepam - LK

Bertempat di lantai 16 gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal 4 September

2006 telah diselenggarakan pelantikan pejabat Eselon IV di lingkungan

Bapepam - LK.

Appointeed the New 4th Echelon

On 4 September 2006 some Bapepam - LK employees were sworn as the 4th

Echelon Officials in Bapepam dan LK office. The ceremony took palce at the 16th

Floor of Bapepam - LK building.

Workshop ROSC

Bertempat di ruang Penawaran Umum lt. 3 Gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal

18 September 2006 telah diselenggarakan acara Workshop dengan mengambil tema

≈Reports on The Observance of Standards and Codes Accounting dan Auditing∆.

Workshop ROSC

Workshop with a theme: ≈Reports on the Observance of Standards and Codes

Accounting and Auditing∆ was held in Bapepam Building on 18 September 2006.

A G U S T U S 2 0 0 6 / A U G U S T 2 0 0 6

Penganugerahan Award Multifinance Terbaik 2006

Penghargaan ≈ Multifinance Terbaik 2006∆ Versi Majalah Investor yang diselenggarakan

di Tapis Room Four Seasons Hotel pada tanggal 5 September 2006. Ketua Bapepam

- LK Fuad Rahmany hadir sebagai keynote speech didampingi oleh Kepala Biro

Perbankan, Pembiayaan dan Penjaminan Ngalim Sawega.

The Best Multifinance Award 2006

The best Multifinance Award 2006 was initiated by Investor Magazine in Four Seasons

Hotel on 5 September 2006. Chairman of Bapepam - LK attend the event to give his

keynote speech accompanied by Head of Banking, Financing and Guarantee Bureau,

Mr. Ngalim Sawega.

S E P T E M B E R 2 0 0 6 / S E P T E M B E R 2 0 0 6

Page 194: BAPEPAM 2006 reviewed

194Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Insurance Day

Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada tanggal 18 Oktober 2006 telah

diselenggarakan pencanangan Insurance Day. Hadir dalam kesempatan tersebut

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dengan didampingi Ketua Bapepam - LK,

A. Fuad Rahmany.

Insurance Day

18 October 2006 initiated as an Insurance Day. This event took place in

Borobudur Hotel and attended by Minister of Finance and Chairman of

Bapepam - LK.

Siaran Pers PKSK

Bertempat di Pers Room Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan, pada

tanggal 19 Oktober 2006 Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi

Ekonomi Makro dan Keuangan, Sahala Lumban Gaol menyampaikan siaran pers

tentang Paket Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK).

Press Release PKSK

Pers Release of the Financial Sector Policy Package on October 19, 2006 by

Deputy of Coordinating Macro Economy and Finance, Mr.Sahala Lumban Gaol.

This event took place in Press Room Secretariat General, Ministry of Finance.

Bantuan Korban Gempa Yogyakarta Berupa Pembanguan Kembali Gedung SD

Sebagai wujud kepedulian kalangan pasar modal kepada korban gempa bumi tanggal 27 Mei 2006

yang melanda kawasan pantai selatan Jawa, Bapepam dan LK bersama-sama dengan SRO»s

menyampaikan bantuan guna pembangunan kembali gedung SDN Titang dan SDN Kasongan,

Bantul, Yogyakarta. Peletakan batu pertama menandai pembangunan tersebut dilakukan oleh

Sekretaris Bapepam - LK, Abraham Bastari.

An Aid to Support the Earthquake Victims in Yogyakarta

Bapepam - LK along with SROs represented by the Excecutive Secretary of Bapepam - LK, as an

effort to help the earthquake victims in south cost of Java, initiated an establishment of state

Elementary School SDN Titang and SDN Kasongan Bantul in Yogyakarta.

Investor Day

Bertempat di Gedung Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21-22 November 2006

diselenggarakan acara Investor Day. Dalam kesempatan tersebut Ketua

Bapepam - LK A. Fuad Rahmany berkenan menyampaikan kata sambutan.

Investor Day

Investor Day was held on 21-22 November 2006 at Jakarta Stock Exchange Building.

In this event, Chairman of Bapepam - LK gave a keynote speech.

O K T O B E R 2 0 0 6 / O C T O B E R 2 0 0 6

CEO Forum 2006

Pada tanggal 7 November 2006 diselenggarakan acara CEO Forum dengan mengambil tema

≈Peningkatan Kinerja Emiten Dengan Pemberdayaan Fungsi Internal Audit∆. Acara tersebut

dilaksanakan bersamaan dengan Halal Bihalal Menteri Keuangan RI bersama AEI,

Bapepam - LK dan SROs.

CEO Forum 2006

CEO Forum with the theme ≈the enhancement of Issuers Performance through the utilization

of Internal Audit Function∆ was held on 7 November 2006 back to back with gathering event

of the Minister of Finance, AEI, Bapepam - LK, and SROs.

N O V E M B E R 2 0 0 6 / N O V E M B E R 2 0 0 6

Page 195: BAPEPAM 2006 reviewed

195Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Asean Insurance Regulator Meeting (AIRM)

Bertempat di Laguna Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, pada tanggal 14-18 November 2006 telah

diselenggarakan acara Asean Insurance Regulator Meeting. Bersamaan dengan acara tersebut

juga diselenggarakan Asean Insurance Council Meeting, Asean Council of Bureau Meeting,

Asean Insurance Training & Research Institute, Asean Reinsurance Exchange Scheme Meeting,

dan Asean Insurance Education Committee Meeting.

Asean Insurance Regulator Meeting (AIRM)

On 14-18 November 2006 in Bali Bapepam - LK carried out Asean Insurance Regulator

Meeting. Several other meetings were also took place, i.e Asean Insurance Council Meeting,

Asean Council of Bureau Meeting, Asean Insurance Training & Research Institute, Asean

Reinsurance Exchange Scheme Meeting, dan Asean Insurance Education Committee Meeting.

ADB Workshop

Bertempat di Borobudur Hotel Jakarta pada tanggal 10 November 2006

diselenggarakan ADB Workshop for Bapepam - LK Senior Management.

ADB Workshop

On 10 November 2006 in Borobudur Hotel the ADB carried out Workshop for

Bapepam - LK Senior Management.

Penandatangan MoU KPK dan Bapepam - LK

Bertempat di Graha Sawala Departemen Keuangan RI, pada tanggal

19 Desember 2006 dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama

(MoU) antara Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dengan

Bapepam - LK.

The signing of MOU between KPK and Bapepam - LK

Anti Corruption Commission (of KPK in Indonesian Acronym) signed an MOU of

cooperation on 19 December 2007 The event took a place in Graha Sawala,

Ministry of Finance.

ASIC Scoping Mission

Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada tanggal 4 s.d 6 Desember 2006

diselenggarakan acara ≈ASIC Scoping Mission on Bapepam - LK∆.

ASIC Scoping Mission

≈ASIC Scoping Mission on Bapepam - LK∆ was held on 4-6 December 2006

at Borobudur Hotel.

N O P E M B E R 2 0 0 6 / N O V E M B E R 2 0 0 6

Roadshow Campus to Campus (Univ. Andalas Padang)

Bertempat di Kampus Univesitas Andalas Padang, pada tanggal 1 Desember 2006

diselenggarakan acara Roadshow Campus to Campus, acara ini merupakan

rangkaian kegiatan peringatan 29 Tahun diaktifkannya Kembali Pasar Modal

Indonesia.

Roadshow Campus to Campus (Univ. Andalas Padang)

Roadshow Campus to Campus as a part of the celebration of the 29th Indonesia

Capital Market Anniversary was held in University of Andalas, Padang on

December 1, 2006.

D E S E M B E R 2 0 0 6 / D E C E M B E R 2 0 0 6

Page 196: BAPEPAM 2006 reviewed

196Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Pertemuan dengan Pengelola Reksa Dana

Bertempat di lantai 16 Gedung Bapepam Jakarta, pada tanggal 12 Desember

2006 telah diselenggarakan pertemuan Bapepam - LK dengan para

pengelola Reksa Dana.

Bapepam - LK Meeting with Investment Fund Manager

Meeting of Bapepam - LK with Investment Fund Manager was held at 16th Floor

of Bapepam Building on 12 December 2006.

Konferensi Pers Akhir Tahun 2006

Pada tanggal 28 Desember 2006, bertempat di ruang Galery Gedung Bursa Efek

Jakarta, Bapepam - LK bersama SROs melaksanakan Konferensi Pers Akhir Tahun

2006. Dalam Konferensi pers tersebut, masing-masing institusi menerbitkan

Siaran Pers yang memaparkan kinerja selama tahun 2006.

Pers Conference End of Year 2006

On 28 December 2006 held in Jakarta Stock Exchange, Bapepam - LK along with

SROs carried out a Pers Conference simultaniously. Each of the institution issued a

Press Release informing their performances during year 2006.

Berakhirnya Sesi Perdagangan Efek Tahun 2006Juga pada tanggal 28 Desember 2006, tepat pada pukul 16.00 WIB, MenteriKeuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menekan tombol tanda berakhirnya sesiperdagangan Efek terakhir tahun 2006, dengan dilanjutkan dengan ucapanselamat atas kinerja pasar modal selama tahun 2006 dan selamattahun baru 2007.

The Ended of Securities Trading Year 2006On 28 December 2006 at 16.00, Minister of Finance pressed a sirine as a signthat the Securities trading of 2006 had ended. During the event, the Ministercongratulated the excellence performance of capital market in 2006 andwished a happy new year .

D E S E M B E R 2 0 0 6 / D E C E M B E R 2 0 0 6

KALENDER PERISTIWA

PENTING TAHUN 2006CALENDAR OF

EVENTS 2006

Page 197: BAPEPAM 2006 reviewed

197Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

Page 198: BAPEPAM 2006 reviewed

198Laporan Tahunan 2006

Annual Report

B A P E P A M - L K

B A P E P A M - L K

Gedung Baru Depkeu RI Lt. 3-8

Jl. Dr. Wahidin Raya Jakarta 10710

Tel : (021) 385 8001

Fax: (021) 385 7917

Website: http://www.bapepam.go.id

http://www.bapepam.lk.depkeu.go.id

orange circle.design / 0815 9080 401 / (021) 769 3676