bangai nfr jilid pertama.doc
TRANSCRIPT
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan Irigasi disuatu tempat tertentu amatlah
dibutuhkan, mengingat mata pencaharian penduduk dan
pengadaan pangan merupakan salah satu hal yang vital dan perlu
diperhatikan lebih jauh. Umumnya negara Republik Indonesia
merupakan negara pertanian (Agraris), yang sebagian besar
penduduknya adalah petani. Pada bulan-bulan tertentu, terutama
pada musim kemarau, sawah-sawah mulai mengering karena
kekurangan air, bahkan tidak ada air sama sekali. Juga pada
bulan-bulan tertentu curah hujan begitu sering, dapat
menggenangi sawah dan menjadi permasalahan bagi para petani
yang menggantungkan hidup mereka.
Oleh karena itu, analisa yang tepat dan akurat amatlah
perlu dilakukan dalam merencanakan sistem irigasi yang efektif
dan efisien, sehingga peranan jaringan irigasi menjadi sangat
penting bagi kehidupan para petani, karena merupakan sarana
yang sangat membantu dalam menyediakan kebutuhan air untuk
mengairi sawah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Perencanaan Irigasi mengenai analisa
kebutuhan air irigasi ini adalah untuk memahami bagaimana
proses dan tahapan dalam merencanakan kebutuhan air di sawah
untuk tanaman padi maupun palawija.
Tujuan dari Perencanaan Irigasi mengenai analisa
kebutuhan air irigasi ini adalah agar dapat merencanakan analisis
hidrologi mengenai besarnya kebutuhan air di sawah untuk
tanaman padi dan palawija.
1.3 Deskripsi dan Data Perencanaan
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 2
Lokasi yang dipilih dalam perencanaan ini ialah di daerah
Blang Bintang Aceh Besar. Secara geografis daerah irigási
tersebut terletak pada posisi 050 05’ LU.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Evapotranspirasi Potensial
Menurut Anonim (1986), besaran evapotranspirasi potensial
yang terjadi dapat dihitung dengan menggunakan metode
Penman Modifikasi, yang mana harga ET0 mengacu pada tanaman
acuan yaitu rerumputan pendek. Besarnya evapotranspirasi yang
terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor klimatologi sebagai
berikut :
- Temperatur udara
- Kelembaban udara
- Kecepatan angin
- Penyinaran matahari
Persamaan Penman Modifikai dirumuskan sebagai berikut
(Doorenbos, 1977) :
......................... (3.1)
....................................................... (3.2)
................................................ (3.3)
........................................... (3.4)
..................................................... (3.5)
................................................................ (3.6)
dengan :
ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/hari);
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 3
c = faktor perkiraan dari kondisi musim;
W = faktor temperatur;
Rn = radiasi;
Rs = harga radiasi matahari;
Rn1 = radiasi gelombang panjang netto;
Ra = radiasi matahari yang didasarkan pada letak
lintang;
N = lamanya penyinaran matahari rerata yang mungkin
terjadi;
f(T) = faktor yang tergantung pada temperatur;
f(ed) = faktor yang tergantung pada uap jenuh;
f(n/N) = faktor yang tergantung pada jam penyinaran
matahari;
n = penyinaran matahari yang diperoleh dari data
terukur (jam/hari);
U = kecepatan angin (km/hari);
RH = kelembaban relatif (%).
2.2 Kebutuhan Air Irigasi
2.2.1 Menentukan waktu dan kebutuhan air untuk
persiapan lahan
Menurut Anonim (1986) faktor-faktor penting yang
menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah :
- Tersedianya tenaga kerja dan alat untuk penyiapan lahan
- Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia
cukup waktu untuk menanam padi
Jangka waktu penyiapan lahan untuk petak tersier yang
dikerjakan dengan traktor secara luas diambil satu bulan dan
untuk jangka waktu penyiapan lahan yang tidak dikerjakan
dengan traktor diambil 1,5 bulan.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 4
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dipengaruhi oleh
porositas tanah di sawah. Untuk tanah bertekstur berat tanpa
retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil 200
mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah.
Pada permulaan transplantasi (pemindahan bibit ke petak sawah)
tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah
transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm.
Secara keseluruhan lapisan air yang diperlukan 250 mm untuk
penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah transplantasi
selesai. Pada lahan yang dibiarkan bera atau tidak digarap dalam
jangka waktu 2,5 bulan atau lebih, maka lapisan air yang
diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300 mm, 250 mm
untuk penyiapan lahan dan 50 mm untuk penggenangan setelah
transplantasi.
2.2.2Kebutuhan air irigasi tanaman padi
Menurut Anonim (1986), kebutuhan air bersih di sawah
untuk tanaman padi dapat dihitung dengan dua rumus:
- Kebutuhan bersih air di sawah saat penyiapan lahan :
NFR = IR – Ref.......................................................... (3.7)
- Kebutuhan bersih air di sawah saat sesudah penyiapan lahan:
NFR = ETc + P – Ref +WLR...................................... (3.8)
dengan :
NFR = kebutuhan bersih air untuk padi (mm/hari);
IR(LP) = kebutuhan air untuk penyiapan lahan
(mm/hari);
Ref = curah hujan efektif (mm/hari);
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari).
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 5
2.2.3Kebutuhan air selama penyiapan lahan
Menurut Anonim (1986), pada umumnya waktu untuk
penyiapan lahan berkisar antara 30 dan 45 hari. Besarnya
kebutuhan air selama penyiapan lahan dihitung dengan metode
yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Ziljlstra. Metode
tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam l/dt selama
periode penyiapan lahan. Rumus tersebut sebagai berikut :
IR = .............................................................. (3.9)
M = Eo + P ............................................................. (3.10)
k = ................................................................. (3.11)
dengan :
IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
M = kebutuhan air untuk mengganti/mengkonpensasi
air yang hilang
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah
di jenuhkan
(mm/hari);
Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo
selama
penyiapan lahan (mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);
k = parameter fungsi dari air yang diperlukan untuk
penjenuhan
waktu penyiapan lahan dan kebutuhan air untuk
lapisan
pengganti;
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 6
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari);
S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan
lapisan air
(mm);
e = 2,7182818
2.2.4Curah hujan efektif
Curah hujan efektif adalah curah hujan andalan yang jatuh
di suatu daerah dan digunakan tanaman untuk pertumbuhannya.
Penentuan curah hujan efektif didasarkan untuk setiap setengah
bulanan, yaitu merupakan hujan 70 % dari hujan berpeluang
terpenuhi 80 % atau berpeluang gagal 20 % (Anonim, 1986) :
Ref = .............................. (3.12)
Pr = ........................................................ (3.13)
dengan :
Ref = curah hujan efektif (mm/hari);
Re80 % = hujan setengah bulanan berpeluang terpenuhi
80 % (mm);
Pr = probabilitas (%);
m = nomor urut data setelah diurut dari besar ke
kecil;
n = jumlah tahun data.
2.2.5Kebutuhan air tanaman
Menurut Anonim (1986), kebutuhan air tanaman dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 7
ETc = Kc x ETo ........................................................ (3.14)
dengan :
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
Kc = koefisien tanaman padi;
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari).
2.2.6Perkolasi
Menurut Anonim (1986), laju perkolasi untuk tanaman
palawija sama dengan tanaman padi, pada daerah yang
mempunyai tanah lempung diperkirakan berkisar 1-3 mm/hari.
Tanah yang banyak mengandung pasir, laju perkolasi dan
rembesan dapat mencapai angka yang lebih tinggi.
2.2.7Penggantian lapisan air
WLR (Water Losses Requirement) setinggi 50 mm dilakukan
dua kali, yaitu satu bulan setelah pemindahan bibit ke petak
sawah (transplantasi) dan dua bulan setelah transplantasi.
Penggantian lapisan air dilakukan setelah proses pemupukan
dilakukan. Oleh karena itu jadwal penggantian air sangat
dipengaruhi oleh umur tanaman padi (Anonim , 1986).
Penggantian lapisan air dapat diberikan selama setengah bulan
yaitu 50 mm dibagi setengah bulan (15 hari) sebesar 3,3 mm/hari
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 8
dan selama satu bulan yaitu 50 mm dibagi satu bulan (30 hari)
sebesar 1,7 mm/hari.
2.2.8Pola tanam
Pola tanam disesuaikan dengan daerah studi. Pola tanam
adalah penggantian berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam
waktu tertentu. Musim tanam adalah penentuan waktu untuk
melakukan penanaman. Penentuan waktu untuk satu kali tanam
ditentukan oleh umur dan jenis tanaman (Anonim , 1986).
2.2.9Kebutuhan pengambilan
Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah
debit air yang dibutuhkan oleh satu hektar sawah untuk menanam
padi atau palawija. Kebutuhan pengambilan ini dipengaruhi oleh
efisiensi irigasi. Efisiensi irigasi ini adalah air hilang akibat dari
bocoran (rembesan) dan penguapan di dalam saluran pada saat
air mengalir (Anonim, 1986). Kebutuhan pengambilan dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
DR = ......................................................... (3.15)
dengan :
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
NFR = kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari);
ef = efisiensi irigasi total (65%);
= angka konversi satuan mm/hari menjadi l/dtk/ha.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 9
2.2.10 Debit pengambilan
Debit pengambilan ditentukan oleh kebutuhan pengambilan
dan luas daerah yang akan diairi. Debit pengambilan dapat
dihitung dengan rumus (Anonim , 1986) :
............................................................... (3.16)
dengan :
Qp = debit pengambilan (m3/dtk);
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
A = luas areal sawah (ha).
2.3 Curah Hujan Rencana
Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log
Pearson Tipe III. Distribusi Log Pearson Tipe III merupakan hasil
transformasi dari distribusi Parson Tipe III dengan menggantikan
data menjadi nilai logaritmatik. Persamaan distribusi Log Pearson
Tipe III dapat ditulis sebagai berikut :
Log Xt = Log X + ( G x S )
Keterangan :
Xt = Besarnya curah hujan dengan periode t (mm)
Log X = Rata-rata nilai logaritma data X hasil
pengamatan (mm)
S = Standar Deviasi nilai logaritma data X hasil
pengamatan
=
G = Faktor Frekuensi Distribusi Pearson III yang dipengaruhi oleh Cs, dari tabel.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 10
BAB III
HASIL
3.1 Contoh –contoh perhitungan
A. Cara Perhitungan Curah Hujan Efektif:
a) Urutkan data dari terbesar ke terkecil
b) Hitung probabilitas (peluang) terpenuhi dengan rumus
%1001x
n
mPr
Dimana:
rP = Probabillitas, %
m = nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil
n = jumlah tahun data
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 11
c) Tentukan hujan efektif
1. Untuk padi
Re = 0,70 x
2. Untuk palawija
Re = 0,70 x
Dimana:
Re = hujan efektif, mm/hari
(setengah bulanan) = hujan setengah bulanan
berpeluang terpenuhi 80%, dalam satuan mm.
Contoh Pada Bulan Januari (1):
1. Untuk padi
JAN (1)Pr =
m/(n+1)
32,8 72,73
26,4 81,82
=
= 27,680 mm
=
= 1,292 mm/hari
2. Untuk palawija
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 12
Jan (1)Pr =
m/(n+1)
67,9 45,45
56 54,55
=
= 61,950 mm
=
= 2,891 mm/hari
B. Cara Perhitungan Evapotranpirasi Potensial:
Contoh perhitungan pada bulan januari :
a) Faktor c
Dari data yang ada tidak ada data yang membedakan
kecepatan angin pada siang hari atau malam hari, maka
nilai c dianggap 1.
b) Hitung perbedaan tekanan uap (ea-ed)
Berdasarkan nilai temperatur udara rata-rata (Tmean):
ea = karena suhunya terletak pada 25,7 ºC, jadi untuk nilai
(ea = 33,03mbar)
di tabel, perlu diinterpolasi lagi.
Temp 0 1 2 3 4 5 6 7 9 10
Ea(mba 6.10 6.60 7.10 7.60 8.10 8.70 9.80 10.0 10.7 11.5 12.3
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 13
r) 0 0 0 0
Temp 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Ea(mba
r)
13.1
0
14.0
0
15.0
0
16.1
0
17.0
0
18.2
0
19.4
0
20.6
0
22.0
0
23.4
0
24.9
0
Temp 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Ea(mba
r)
26.4
0
28.1
0
29.8
0
31.7
0
33.6
0
35.7
0
37.8
0
40.1
0
42.4
0
44.6
0
47.6
0
Temp 33 34 35 36 37 38 39
Ea(mba
r)
50.3
0
53.2
0
56.2
0
59.4
0
62.8
0
66.3
0
69.9
0
ed = Rh x ea, dengan Rh = 80,7 %
ed = 0,807 x 33,03 = 26,655 mbar
(ea-ed) = 33,03 – 26,655 = 6,375 mbar
c) Hitung fungsi kecepatan angin f(u) :
f(u) = 0,27 x
Dimana:
u = kecepatan angin harian rata-rata dalam satuan km/hari
yang diukur pada ketinggian 22 m dpl.
U bulan januari = 4,8 x 24 = 115,2 km/hari
f(u) = 0,27 x
= 0,581
d) Faktor pembobot (W)
Dihitung dengan menggunakan tabel dengan cara
interpolasi dilihat dari nilai T dan Z yang terdapat dalam
soal.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 14
Tabel nilai faktor pembobot:
Tabel Nilai Faktor Pembobot (W)
Tempt 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Ketinggi
an
0
0.4
3
0.4
6
0.4
9
0.5
2
0.5
5
0.5
8
0.6
1
0.6
4
0.6
6
0.6
9
500
0.4
4
0.4
8
0.5
1
0.5
4
0.5
7
0.6
0
0.6
2
0.6
5
0.6
7
0.7
0
1000
0.4
6
0.4
9
0.5
2
0.5
5
0.5
8
0.6
1
0.6
4
0.6
6
0.6
9
0.7
1
2000
0.4
9
0.5
2
0.5
5
0.5
8
0.6
1
0.6
4
0.6
6
0.6
9
0.7
1
0.7
3
Tempt 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Ketinggi
an
0
0.7
1
0.7
3
0.7
5
0.7
7
0.7
8
0.8
0
0.8
2
0.8
3
0.8
4
0.8
5
500
0.7
2
0.7
4
0.7
6
0.7
8
0.7
9
0.8
1
0.8
2
0.8
4
0.8
5
0.8
6
1000
0.7
3
0.7
5
0.7
7
0.7
9
0.8
0
0.8
2
0.8
3
0.8
5
0.8
6
0.8
7
2000
0.7
5
0.7
7
0.7
9
0.8
1
0.8
2
0.8
4
0.8
5
0.8
6
0.8
7
0.8
8
T bulan januari = 25,7 ºC
Ketinggian = 22 m dpl
W =
Untuk ketinggian pada tabel = 0
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 15
W(a) =
= 0,747
Untuk ketinggian pada tabel = 500
W(b) =
= 0,757
Untuk ketinggian = 22 m dpl
W =
W =
W = 0,747
e) Pengaruh temperatur f(T) terhadap Rn1
f(T) dicari dengan cara interpolasi:
Tabel Pengaruh Temp f(T) thp Rn1
Tem
p 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
F(T)
11.0
0
11.4
0
11.7
0
12.0
0
12.4
0
12.7
0
13.1
0
13.5
0
13.8
0
14.2
0
Tem
p 20 22 24 26 28 30 32 34 36
F(T)
14.6
0
15.0
0
15.4
0
15.9
0
16.3
0
16.7
0
17.2
0
17.7
0
18.1
0
T bulan januari = 25,7 ºC
f(T) =
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 16
f(T) =
= 15,825
f) Pengaruh tekanan uap f(ed) terhadap Rn1
f(ed) dicari dengan cara interpolasi:
Tabel Pengaruh Tek. Uap f(ed) thp
Rn1
Ed(mbar) 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
f(ed)
0.2
3
0.2
2
0.2
0
0.1
9
0.1
8
0.1
6 0.15 0.14
0.1
3
0.1
2
`
Ed(mbar) 26 28 30 32 34 36 38 40
f(ed)
0.1
2
0.1
1
0.1
0
0.0
9
0.0
8
0.0
8 0.07 0.06
ed bulan januari = 26,655 mbar
f(ed) =
f(ed) = = 0,12.
g) Pengaruh tekanan uap f(n/N) terhadap Rn1
f(n/N) dicari dengan cara interpolasi:
Tabel pengaruh penyinaran matahari f(n/N)
thp Rn1
n/N 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35
0.4
0
0.4
5
0.5
0
f(n/N) 0.10 0.15 0.19 0.24 0.28 0.33 0.37 0.42
0.4
6
0.5
1
0.5
5
`
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 17
n/N 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85 0.90
0.9
5
1.0
0
f(n/N) 0.60 0.64 0.69 0.73 0.78 0.82 0.87 0.91
0.9
6
1.0
0
n/N bulan januari = 0,56
f(n/N) =
f(n/N) =
= 0,606
h) Rs = Radiasi matahari yang sampai ke bumi
Rs = (0,25 + 0,50 x n/N) x Ra
Rs = (0,25 + 0,50 x 0,56) x 14,100
Rs = 7,452 mm/hari
Note: untuk nilai Ra dilihat dari tabel, karena koordinatnya
terletak pada 05º 05’ LU, maka untuk mendapatkan nilai Ra perlu
dinterpolasi.
Ra =
= 14,100
i) Rns = Radiasi bersih matahari gelombang pendek
α = Albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan,
untuk tanaman acuan pada rumus penman modifikasi
diambil α = 0,25
Rns = (1 - α ) x Rs
Rns = (1-0,25) x 7,452
Rns = 5,592 mm/hari
j) Rn1 = f(t) x f(ed) x f(n/N)
Rn1 = 15,825 x 0,117 x 0,606
Rn1 = 1,122 mm/hari
k) Rn = Rns - Rn1
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 18
Rn = 5,592 – 1,122
= 4,470 mm/hari
l) Tidak ada data yang membedakan kecepatan angin pada
siang hari dan malam, maka nilai c dianggap 1.
m)ET0 = c x [W x Rn + (1-W) x f(u) x (ea-ed)]
ET0 = 1 x [0,747 x 4,470 + (1 - 0,747) x 0,581 x (6,375)]
ET0 = 4,277 mm/hari = 132,579 mm/bulan.
C. Perhitungan kebutuhan air tanaman (NFR):
C.1 Kebutuhan air di sawah pada saat penyiapan lahan untuk
padi.
Contoh perhitungan pada 1 Januari:
a) P = 2 mm/hari
b) E0 = 1,1 x ET0 ; ET0 = 4,277 mm/hari
= 1,1 x 4,277 = 4,704 mm/hari
c) M = E0 + P
= 4,704 + 2 = 6,704 mm/hari
d) K = = 0,805 mm/hari
e) IR =
= = 12,130 mm/hari
f) ETc = IR
Pada bulan januari (1) masih termasuk persiapan lahan.
g) NFR = IR-Re (untuk LP)
= 12,130 – 1,292
= 10,839 mm/hari
Dimana:
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 19
IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm/hari
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan
Perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan tanahnya,
mm/hari
E0 = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ET0, mm/hari
ET0 = evapotranspirasi potensial tanaman acuan (dihitung
dengan rumus
Penman Modifikasi), mm/hari
P = perkolasi, mm/hari
T = jangka waktu penyiapan lahan, hari
S = jumlah air untuk penjenuhan dan lapisan air.
C.2 Kebutuhan air di sawah untuk padi setelah penyiapan lahan.
Contoh perhitungan pada 1 Februari.
a) P = 2 mm/hari
b) E0 = 1,1 x ET0 ; ET0 = 4,672 mm/hari
= 1,1 x 4,672 = 5,139 mm/hari
c) ETc = ET0 x Kc ; Kc= 1,100
= 4,672 x 1,100 = 5,139 mm/hari
d) NFR = ETc + WLR + P –Re
Re =1,699 mm/hari ; WLR = 1,667
NFR = 5,139 + 1,667 + 2 – 1,699 = 7,108 mm/hari.
C.3 Kebutuhan air di sawah untuk tanaman Palawija jenis
Kedelai.
Contoh perhitungan pada 1 Mei.
a) P = 2 mm/hari
b) E0 = 1,1 x ET0 ; ET0 = 4,982 mm/hari
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 20
= 1,1 x 4,982 = 5,481 mm/hari
c) ETc = ET0 x Kc ; Kc= 0,750
= 4,982 x 0,750 = 3,737 mm/hari
d) NFR = ETc + P –Re
Re =3,568 mm/hari
NFR = 3,737 + 2 – 3,568 = 2,169 mm/hari.
Dimana :
ETc = kebutuhan air untuk penggunaan konsumtif tanaman,
mm/hari
kc = koefesien tanaman
NFR = kebutuhan bersih air sawah, mm/hari
WLR = kebutuhan air untuk penggantian lapisan air, mm/hari
D. Perhitungan kebutuhan Pengambilan (DR):
Contoh perhitungan pada 1 Februari.
e) DR =
= = 1,349 lt/dt/ha.
E. Perhitungan Debit Pengambilan (Qp):
Contoh perhitungan pada 1 Februari.
Dengan diasumsikan nilai A = 500 ha.
f) Qp =
=
= 0,674 m3/det
Dimana :
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 21
DR = kebutuhan pengambilan, l/det/ha
ef = efesiensi irigasi (= 0,65)
= angka konfersi satuan mm/hari menjadi l/det/ha
QP = debit kebutuhan irigasi, m3/det
A = luas areal irigasi, ha
= angka konfersi satuan liter ke m3.
F. Perhitungan Curah Hujan Rencana
Diketahui :
Tahun R24 Log R24
1990 293,6 2,468 Nilai G
1991 270,4 2,432 2 5 10 20 50 100
1992 222,3 2,347 0,800 -0,132 0,780 1,336 1,839 2,453 2,891
1993 601,8 2,779 0,900 -0,148 0,769 1,339 1,859 2,498 2,957
1994 401,9 2,604
1995 221,3 2,345 0,820 -0,135 0,778 1,337 1,843 2,462 2,904
1996 566,4 2,7531997 291 2,4641998 194 2,2881999 270,2 2,432
Log X = {∑(log R24)}/10 = 2,491 (dari data rancangan)
Cs = 0,820
S =
= 0,169
Untuk periode ulang 20 tahun. (G = 1,843)
Log Xt = Log X + ( G x S )
Log Xt = 2,491 + (1,843 x 0,169)
Log Xt = 2,802
Xt = ln (2,802)
Xt = 634,190 mm.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 22
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Dirwan, 2008, Irigasi, Banda Aceh.
2. Anonim, 1986, Standar Perencanaan Irigasi (KP-01), Jakarta.
3. Anonim 2, 1986, Standar Perencanaan Irigasi (KP-02), Jakarta.
4. Harto Br, Sri, 2000, Hidrologi, Penerbit Nafiri Offset,
Yogyakarta.
Septian Eko Putra (0704101010081)
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air 23
Septian Eko Putra (0704101010081)