bali - repositori.unud.ac.id · temak sapi dan daging buahnya bisa dikonsumsi (bali menyebutnya...
TRANSCRIPT
NASKAH LONTAR CARCAN MIRAH DAN ERA BATU AKIK*Oleh:
Dr. I Ketut Jirnqya, M.S.**
l.Pendahuluan
Pulau Bali sebagian besar daerahnya tergolong daerah tropis, seperti
daerah Bali Utara dan daerah Karangasem. Daerah tropis di satu sisi dikenal
sebagai daerah yang sering kekurangan air, dan di sisi lain tumbuh tanaman yang
memiliki multi guna, yaitu pohon tal (Borassus flabellifer). Pohon tal dari jenis
kelamin maskulinum memiliki buah yang namanyapuji. Puji ini yang masih muda
dapat dipakai pakan ternak sapid an dapat pula dipakai bahan penghasil gula
merah (Jawa disebut gula Jawa, Bali disebut gula ental, gula juruh). Pohon tal
yang berjenis kelamin fiminim, buahnya yang masih muda dapat dipakai pakan
temak sapi dan daging buahnya bisa dikonsumsi (Bali menyebutnya kuud ental).
Daun tal yang berbentuk kipas (palm) pada zaman dahulu dapat dipakai
atap kandang hewan dan payung bagi petani ketika kehujanan mau pulang dari
ladang. Daun yang muda dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
anyaman tikar atau benda yang lain, sampian(sarana tpacaraumat Hindu), dan
sarana untuk menulis (writing material) yang dikenal dengan nama naskah lontar.
*---------- Dipresentasikan dalam Seminar Nasional "Potensi Naskah Lontar Baliyang Bernilai Luhur dalam Pengutan Jati Diri Bangsa. UPT LontarUnud , 18 November 2015.
** -------- Dosen Prodi Sastra Jawa kuna FIB Unud. Tim Peneliti UPT LontarUniv. Udayana.
I
iI
I
I
t
i
2
Segala budaya yang tercipta dahulu didokumentasikan dalam bentuk
tulisan-tulisan di atas daun lontar. Tradisi penulisan di atas daun lontar ini
diperkirakan ketika awal masuknya pengaruh India ke nusantara. Perkiraan ini
didasari atas budaya tulis menulis di Indiajauh sebelumnya sudah berjalan. Ketika
India masuk ke nusantara, budaya itu ikut berkembang terutama pada pengguna
bahan tulis lontar seperti di Jawa dan Bali (lihat Hermansoemantri, 1986:66).
Naskah lontar di Bali yang sebagian berasal dari Jawa (Majapahit)
jumlahnya kini sudah mencapai ribuan naskah, belum terhitung yang tersimpan di
luar Bali seperti di Museum Nusa Tenggara Barut, Mataram, Perpustakaan
Nasional Jakarta, dan di luar negeri. Bali boleh berbangga meiliki warisan budaya
berupa naskah lontar sebanyak itu. Tetapi kebanggaan tanpa disertai dengan
pengkajian isi naskah tersebut belum berarti apa-apa. Masih lebih banyak naskah
lontar di Bali yang belum tersentuh penelitian dan pengkajian untuk mengetahui
apa kandungan isinya dan apa pula fungsinya bagi masyarakat. Kekhawatiran ini
sejalan dengan Teeuw (1982: 10) yang mengatakan baru sebagian kecil saja digali
dan disediakan untuk kalangan yang luas, baik secara ilmiah maupun secara
popularisasi.
Para peneliti atau pemerhati naskah lontar telah berupaya
mengelompokkan naskah lontar tersebut sesuai dengan isinya. Di antara
pembagian tersebut ada naskah lontar satu jenis namun masuk ke dua golongan
yakni naskah carcan. Naskah carcan ada yang memasukkan pada kelompok
naskah Tutur dan ada yang mengelompkkan sebagai naskah Kanda. Tutur dalam
3
bahasa Jawa Kuna dan Bali berarti cerita atau nasehat untuk mengingatkan atau
menyadarkan. '
Berdasarkan penelitian, naskah lontar carcan di Bali ditemukan ada
beberapa sesuai dengan isi dan fungsinya.
l) Koleksi Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
(l) Naskah Lontar Carcan Jadma; dua buah naskah masing-masing
tebalnya 40 lembar.
(2) Naskah Lontar Carcan Banteng; terdiri dari 2 lembar.
(3) Naskah Lontar Carcan Jaran; terdiri dari37 lembar..
(4) Naskah Lontar Carcan Meong; terdiri dari 13 lembar.
(5) Naskah Lontar Carcan Paksi; terdiri dari 10 lembar.
(6) Naskah lontar Carcan Paksi Titiran; tebal 17 lembar
(7) Naskah Lontar Carcan Titiran; tebal 11 lembar.
(8) Naskah Lontar Carcan Kuda; tebal 13 lembar.
(9) Naskah Lontar Carcan Soca; tebal4 lembar.
(10) Naskah Lontar Carcan Kucing; tebal 3 lembar.
(11) Naskah Lontar Carcan Wong Panenger Gering Kacacar; tebal 9I
lembar.
2) Koleksi UPT Lontar Universitas Udayana
(1) Naskah Lontar Carcan Janma; tebal 13 lembar
(2) Naskah Lontar Carcan Asu;
(3) Naskah Lontar Carcan Ayam;
(4) Naskah Lontar Carcan Kuda;
$
a
r
IiP
h
I
fiF
i;
r
t
b
tr
L
(5) Naskah Lontar Carcan Jaran;
(6) Naskah Lontar Carcan palcsi;
(7) Naskah Lontar Carcan Mirah;
Naskah lontar catcan-carcan di atas sebagian besar belum pernah tersentuhpenelitian. sarah satu naskah carcan, yaitu nask ah carcanJanma pemah dikajidan dimuat daram majarah widya pustaka, Tahun v, Nomor 4 buran Juli l9gg.Isinya tentang baik-buruk watak seseorang berdasarkan cirri-ciri fisik yangdimiliki (rihat Jirnaya, l9gg, 6s-76). Bagaimana dengan naskah rontar carcan_carcan yang lain? Bagaimana dapat memanfaatkan fungsinya kalau dikaji sajabelum? Masih banyak masarah yang berum terpecahkan terkait dengan naskahlontar carcan' Sarah satu naskah rontar yang berum pemah dikaji adarah naskahlontar carcan mirah atau carcan soca. Naskah rontar ini menarik untuk dikajikarena sekarang momentumnya tepat. Banyak orang mengatakan sekarangkembali ke zamanbatu atau sekarang namanya era batu akik.
2. Naskah Lontar Carcan Mirah
2.1 Pengertian Carcan
Seberum sampai pada pemb icaraan naskah rontar carcan Miratu akandijelaskan terlebih dahulu pengertian kata carcan Kata carconberasal dari katacorca (sansekerta) berarti mengurang-ngurang daram pikiran; perurangan kata;pertimbangan. Jawa 'cacah"Bari cacak(Zoetmurder dan S.o. Robson, 2006:163).Di dalam bahasa Bari, kata carcon berasar dari kata carcayang berarti hitungsebut-sebut (Anom, dkk. 200g:r 16). Kedua pengertian tersebut jika
5
diakumulasikan, maka kata carca itu berarti, hal-hal yang harus dipertimbangkan
segala yang disebut-sebut tersebut karena ada baik buruknya, ada cocok dan tidak
cocoknya, tentu bagi kita.
Sesuai dengan artikata carcan, naskah lontar Carcan Mirah berisi berbagai
hal yang harus diingat, diperhatikan, dan dicermati. Hal-hal yang dimaksud
meliputi:
Nama mirah dan cara mengenalinya;
Fungsinya
Kecocokan pemakaian berdasarkan hari kelahiran
Ritual untuk menguatkan roh Qtower) dari mirah tersebut
Ada sebuah buku kecil berjudul lki retenger soco Mautama Manut Ring
l)
2)
3)
4\
Lontar- Buku ini ditulis oleh Jro Mangku purasari, Tahun 200g. Beliau tidak
menyebutkan sumber lontar yang dikajinya, tetapi isinya tentang permata (soca)
mirah dan sebagainya.
om Awighndma{u nama siddyvm. yan kita maidtp, ring soco mautamaiki tdngVrnya" i! ucapanig ring kandanya den p)oyotno, pomo, pomo,pomo. Nia i'engZran mirah ani mautama, matdmaian manik mqva turmarqwot rosa kadi rumput ring toyo ring bulonge sane 6ning. Irrka mvtukukus madaging urat kadi rambut sane-alus pikaranyab kidi int{n, turdumilah mangalah-arah, mat€mahan kadi loyo vning, ika ngaran mirahuatama data. wiodin arit mirah ika, wYnang or{g"n ,oittvpo, ,rngraganta, mongkana sojaring sastra (pulasari, 200g:l)
-
Terjemahannya
Semoga tiada aral merintang. Jika engkau senang pada permata yangutama, inilah ciri-ci.ri1va, begini penjelasannya aai igar waspada. lnita[ciri-ciri permata mirah utama sebagai tvtanit Maya sepintas ada garisbagaikan rumput di tengah air di dalam belanga yang-jernih. Di ianaterlihat keluar asap berisi urat bagaikan rambut y*g t ulur, kerlap-kerlip
I
6
bagaikan intan, bercahaya bening, itulah permata mirah yang utama.Walaupun mirah itu kecil, patut dipakai bekal untuk menjaga diri (daripengaruh buruk). Demikian yang djkatakan dalam sastra.
Kutipan di atas merupakan ciri-ciri umum untuk permata yang disebut
mirah. Secara khusus ada berbagai macam tambahan ciri sehingga bermuara pada
berbagai jenis dan nama mirah tersebut. Di dalam buku Tetenger Soca Mautama
disebutkan ada 49 jenis mirah tentu dengan klasifikasi ciri yang berbeda-beda.
Diantaranya:
Yan ana soco irfng ngumadep ngdristal tur suet\ngah madiyut biru,masinar kuning,maurat kuning kadi kalimayah ika mirah utama, ngaranNarayana. Siwa sakala panganggen sang putus miwah sang angawe rdt.Palania wong asih kabeh, yan uning ngastowayang ring lda SanglryangTiga Sakti.
Terjemahannya
Jika ada permata hitam bening dan di tengahnya ada wama kebiruan,bersinar kuning berurat kuning bagaikan kalimoyah (kerlap-kerlip dengananeka warna) itu mirah yang utama bernama Mirah Narayana NyataDewa Siwa sebagai busana (perhiasan) orang suci dan kepalapemerintahan. Kegunaannya, disenangi semua orang jika tahu caramemuja Hyang Tiga Sakti.
Mirah yang lainnya: Mirah Padma Agung, Mirah Siwa Sekala, Mirah
Mawar, Mirah Rambut Sedana, Mirah Windu Murti, Mirah Ratna Duita, Mirah
Kacubung Dalima Malit, Mirah Sitangsu, Mirah Golo Raja, Mirah Manjangan
Bang, Mirah Jaga Satru, Mirah Kresnadan4 Mirah Windusara, Mirah Delima,
Mirah Ratna Agung, Mirah Rukmarat4 Mirah Kacubung Kasian, Mirah
Cempaka, Mirah Partawijaya, Mirah Manik Kuparaga, Mirah Adi, Mirah Ulung,
Mirah Surya Candra, Mirah Manik Atmaraksa, Mirah Bayu, Mirah Kresna Murti,
Mirah Nilakanta, Mirah Nila Anom, Mirah Indra Nila, Mirah Nila Geni, Mirah
7
Asi Kresna, Mirah Bidura Laliut, Mirah Jerijih Asti, Mirah Ijo, Mirah sambu,
Mirah Anggrek, Mirah Inten, Mirhh Brumbun' Mirah Ratna Ulung' Mirah
Zambrut, Mirah Mata Kucing, Mirah Bangsing, Mirah Toplas, Mirah opal, Mirah
Tri Sakti, Mirah Useran Jagat, Mirah Jati rami, Mirah Bayu Merta, Mirah
Jagut.Bidura Jempaka, Bidura Bulan
Di samping puluhan jenis mirah' lontar ini juga memuat permata yang
tidak termasuk katagori mirah dan benda-benda bertuah lainnya yang terkait
dengan perhiasan.
Batu bolong, lds kelor, tiing biluh dmpVt, utamania dnggen ring raga'
pangimpas agung, tan kasor ring musui' astawayang ring Mraiapati'
TerjemahannYa:
Batuberlubang,intibatangpohonkelor,bambubuluhyangtidakberongga, G;s dil"k"i urrtik budun, terhindar dari hal-hal yang buruk,
tidak terkalun-tun oleh musuh, doakan di pura Mrajapati'
Benda-bendabertuahyangbiasadipakaihiasanliontinjugadimuatdi
dalarn lontar ini, sePerti:
Caling Duyung; wong utama anggen pakemit raga salwirin wisia
mimpas. osangat baik untuk menjaga diri, segala racun' lewat'
Caling Warak 'badak'; anggen matetamban utama' sangat mujarab
dipakai untuk Pengobatan'
Caling Macan; wenang anggen sasikepan wong rare' angge kalung
'baik untuk penjaga bayi, dipakai kalung''
r)
2)
3)
:is:set!{$@w!.irri EE!:*:eF!ql1sEEffim$fi:ri!!!qrs,.
i
8
4) cetong Kelesih 'trenggiling'; utama angen ngetes anak sakit kBno
bebainan miwah buduh'baik dipakai mengetes orang sakit kena santet
dan gila'.
5) Tanduk cicing 'Anjing'; utama anggen sasikepan ring raga sarira
'sangat mulia dipaka pelindung diri'.
Lontar ini juga memuat beberapa batu permata (akik) yang tidak termasuk
mirah, seperti:
l) Batu bebed
2) Batu Tampakdara pirus (pirus Daun, pirus urat Emas, pirus Bang)
3) Batu Permali.
4) Badar (Badar Perak, Badar Besi, Badar Emas).
Bagian terakhir dijelaskan kecocokan pemakaian permata menurut hari
kelahiran.
r) Saniscara Kliwon : Pirus Bang, Windusar4 Ratna Agung, Mirah
Darah, Mirah Juwet.
2)
3)
4)
5)
Anggara Manis : Mirah Mawar
6)
Buda Paing
Wrespati Pon
Sukra Pon
Sapir Biru
Sukra Wage
Mirah kuning awor barak
Mirah Kanta/I4irah Mawar madiut kuning
: Mirah Kacubung madiut tangi, masawangbaraV
Pirus Daun
7)
8)
Redite
Putih
Redite Manis
Wulan.
9) Redite Wage
l0) Saniscara Paing
11) Saniscara Umanis
12) Sukra Manis
9
: Mirah Dewa, IndraNila, Cempaka Putih' Pawala
: JagaSatru, Nila Banyu, Mirah Dewa' Anggrek
NilaKanta
Mirah Gadang/Asti Kresna
Mirah Gadang/Bidura Kresna
Mirah Biru/Bidara Laliut
2.2 BtdayaKepercayaan pada Batu Permata
Dilndonesiabanyakdaerahnyamenghasilkanbarupermatayangpopular.
Ragamjenisbatupermatapopularyangberasaldaridaerah-daerahantaralain,
Aceh dan padang memiliki batu ldooase, Banten penghasil bat:u Kalimaya'
Lampungdenganbatu.batuAngguryangmenawansepertiCempaka,Kalimantan
dengan Kecubung (Amethys)-nya' dan Intan Berlian' Batu-batu ini
diklasifikasikanmenurutkekerasannya(SknlaMohs)danbanyakdiburukarena
kualitaskristalnya(https/id.m.wikipedia.org)diunduh22oktober20l5.
Batupermatayangjugadisebutbatumuliadanbatuakikmemilikinilai
estetisdanekonomis.sepanjangperadabanmanusiadiduniainibatupermata
telahdipakaisebagaihiasanatauornamen.Dahulupadazarrnnkerajaanbatu
pennata dipakai sebagai symbol kewibawaan seperti tiara bagi para ratu dan
gelangbagiraja.raja.DidalamkaryasastraJawaKuno,yaituKakawinRamayana
disebutkan.
10
satewehning mulya kabeh, knnaka raiata lan manic hanang kana,
Yangken untunia maputih, gumuyu guyung swarga sor denia
sphatika manic tamalah-alah, suteia munggwing umah paninjowan,
Kadi Gangga saka Himanan' ruparrya katon sutejasri-
(Porbatj araka, 20 1 0 :3 8-3 9).
Terjemahannya:
Segala benda yang muli4 emas perak dan permata ada di sana,
Bagaikan giginya yang putih, (yang sedang) menertawai surge kalah
olehnya.
Kristal permata tak tertandingi, bercahaya di rumah peristirahatan,
Bagaikan Sungai Gangga dari Himawan, terlihat bersinar dengan indahnya.
Di dalam Kakawin Arjunawiwaha juga disebutkan'
Katon tikangindra pada prabhaswara, wetan sakeng meru marep
mangambara,
Kutarrya malwa gupurarrya pat manic, kerang ningaditya sasangka nityasa.
(Wama, dkk. 1990:44).
Terjemahannya:
Terlihatlah surge itu berkelap-kelip, kea rah timur istananya menghadap ke
angkasa,
lstananya luas berpintu empat penuh dengan permata, selalu membuat
malu sang surya dan dewi bulan.
Di dalam perkembangan batu permata yang semula dari hiasan kemudian
menjadi kepercayaan bahwa batu mulia tersebut bertuah. Pengetahuan para
71.
leluhur kita mendokumentasikan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam
tulisan yang kita kenal dengan naskah.Ei Bali ada naskah lontar Carcan Mirah
dan carcan Soca. Tidak dapat disimpulkan apakah pengetahuan tentang batu
permata yang ada di Bali berasal dari Jawa? Hal ini memang memerlukan
penelitian khusus.
Secara historis, budaya Bali banyak berasal dari Jawa terutama pada saat
Kerajaan Majapahit. walaupun demikian ternyata di Jawa mengenal batu
permata yang memiliki khasiat dan kegunaan bagi kehidupan manusia. Hal ini
tercatat di dalam btku Literature of Java. Pigeaud (1967:279) naskah yang
memuat masalah batu permata di masukkan ke kelompok mitologi Jawa In
Javanese mythologt ond legendary history jewels possessing mogic powers (in
Jovonese called manic or sotya)..
Fenomena kebangkitan terhadap sesuatu yang dianggap klasik
(renaissance) memang kerap terjadi. Tahun 2015 ini banyak yang mengatakan
kita kembali ke zaman batu. Indikasinya terjadi bom batu akik. Di sana-sini
terdengar raungan suara mesin gosok batu dan sekaligus melayani penjualan batu
dan cangkoknya. Batu akik dijajakan dari emperan took sampai masuk galeri
Swaklayan terkemuka di Jakarta. Batu permata banyak dikoleksi bagi penghobi,
batu permata banyak dipakai sekedar hiasan.
Biasanya apapun yang meledak di pasaran maka akan dibarengi dengan
penipuan-penipuan. Jika kita tidak tahu nama batu permata itu dan bahannya
apakah batu atau masakan, maka berpeluang untuk ditipu. Selagi kita senang
t2
dengan batu permata, kenapa tidak manfaatkan warisan leluhur kita yang berupa
naskah Carcan Soca atau Carcan Mirah? i
Masih banyak naskah lontar yang belum tersentuh sedangkan itu
diwariskan pada kita agar kita bias melestarikan, mengkaji, dan memanfaatkan
demi kebahagiaan dan kedamaian. Jika tidak penting menurut para leluhur klta
tidak mungkin para leluhur kita mendokumentasikan dengan susah payah,
menuliskannya dengan aksara Bali, dan mencari bahan tulisnya berupa daun
lontar.
3. Penutup
Naskah lontar Carcan Mirah dan Carcan Soca memiliki persamaan dan
perbedaan dari kelengkapan isi. Hal ini biasa terjadi dalam naskah non sastra
karena ada kebebasan si penulis/penyalin untuk menambahi sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki. Isi secara umum naskah Carcan Mirah atau Carcan
Soca adalah nama pelmata dengan cirri-ciri fisiknya, kegunaannya, dan ritual
untuk menguatkan rohQtower) dari permata itu.
Batu permata atau batu akik tidak bias dipakai oleh sembarangan orang,
karena ada hitungan hari kelahiran dengan batu permata yang cocok dipakainya.
Di samping batu permata, adajuga benda-benda bertuah yang lain seperti caling
'taring' badak, harimau, trenggiling, dan sebagainya beserta kegunaannya.
13
Ihftar Pustaka
Anom, I Gusti Ketut. dkk. 2008. Kamus Bali-Indonesia Beralrsara Bali dan Lqtin'
o"rffi,-ia.qi;;" Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan
BadanPembinaBahasa,Aksara,dan-SastraBaliProvinsiBali.
Hermansoemantri, Emuch. 1gg6. .,Identifikasi Naskah". Bandung: Fakultas Sastra
Universitas Padj adj aran'
Jirnay4 I Kefut. 1988. ..Carcan Janma,' Lontar yang{erlupakan. Majalah Widya
puint," Tahun V Volume 4. Denpasar: Fakultas Sastra
Universitas UdaYana' Hlm' 68-76'
pigeaud, Theodore G. TH. 1967. Literature of Jya-Yglyme I Synopsis of
JavaneseLiterature.TheHagueMartinusNyhoff.
Poerbatjaraka, R.M.Ng. 2010' R1mqyo Jawa kuna' Tel<s dan Teriemahan'
Jakarta: Perpus takaan Nasional R['
Jro Mangku. 2008. Iki Tetenger Soca Mautama Manut ring Lontar'
SurabaYa: Paramita'
Teuuw,A.lgs2.Khazanahsastralndonesia.BeberapaMasalahPenelitiandanP e ny e b ar anny a' I ak'arta: B alai Pustaka'
\tr/arna, I Wayan. dkk. |990. Arjuna Wiwaha Kaknvin Miwah Tegesipun.
o.niu*,^pinas pendidikan Dasar Propinsi Daerah Tingkat I
Bali'
Zoetmulder, P.J. dan S.O' Robson' 2006'
Penerjemah DarusuPraPta dan
Gramedia Pustaka Utama'
Artikel Intemet
Wikipedia https/id.m.wikipedia'org'
Kamus Jawa Kuna'Indonesia'Sumarti SuPraYitna. Jakarta: