bahas hasil biokim 4
DESCRIPTION
TESTRANSCRIPT
Pati ditemuan pada tanaman. Molekulnya terdiri atas dua molekul polisakarida
yaitu amilosa dan amilopektin. Rantai lurus D-glukosa amilosa terikat melalui ikatan
α-1,4-glikosidik. Amilopektin serupa dengan amilosa, namun terdapat ikatan α-1,6-
glikosidik untuk membentuk cabang. Struktur glikogen mirip dengan amilopektin,
namun glikogen memiliki cabang lebih banyak dari pati. Cabang glikogen terebentuk
tiap 12-18 unit glukosa dan pati setiap 24-30 unit glukosa. Pereaksi iodium dengan
glikogen akan membentuk warna merah, sedangkan pati warna biru (Kaur 2008).
Untuk struktur tersiernya, pati dan glikogen berbentuk kumparan. Hanya saja karena
cabang glikogen banyak, maka strukturnya lebih tersusun rapat (compact structure)
(Kumar 2007).
Enzim yang memecah pati yaitu α-amilase, β-amilase, β-glukoamilase.
Endoenzim α -amilase berperan pada setiap bagian rantai pati, β-amilase
menghidrolisis pati sehingga diperoleh glukosa, maltose, dan dekstrin. Eksoenzim β-
amilase berperan pada ikatan α-1,4-glikosidik di ujung yang tidak tereduksi dan
memecah rantai amilosa dan amilopektin. Enzim β-glukoamilase memproduksi
glukosa dengan hidrolisis ikatan α-1,4-glikosidik dan menghidrolisis ikatan α -1,6-
glikosidik perlahan-lahan (Voclavic & Christian 2008). Enzim yang memecah
glikogen adalah glikogen fosforialase dan debrancher enzyme. Glikogen fosforilase
akan memotong ikatan α-1,4-glikosidik dengan penambahan gugus fosfat di akhir
rantai enzim. Debrancher enzyme memotong ikatan α-1,6-glikosidik yang mengikat 1
residu pada cabangnya (Rosen & Gothard 2010).
Amilosa adalah polisakarida rantai lurus dengan molekul-molekul glukosa
yang saling terikat melalui ikatan α-1,4-glikosidik. Amilopektin adalah polisakarida
yang bercabang, strukturnya mirip amilosa namun percabangannya melalui ikatan α -
1,6-glikosidik. Perbedaan amilosa dan amilopektin adalah amilosa strukturnya linier,
teretrogradasi dalam larutan, berat molekulnya 50.000-200.000, reaksi dengan iodin
berwarna biru, derajat polimerisasi C.103, panjang gelombang maksimumnya 650nm.
Sedangkan amilopektin strukturnya bercabang, stabil dalam larutan, berat molekul
70.000-1.000.000, reaksi dengan iodium berwarna ungu-merah, derajat polimerisasi
C.104-105, panjang gelombang maksimumnya 550nm.
Digunakan dua kurva pada percobaan ini karena hidrolisis pati dengan enzim
menghasilkan maltosa, dengan asam menghasilkan glukosa (Riegel & Kent 2003).
Dua molekul yang berbeda menyebabkan penggunaan dua kurva yang berbeda yaitu
kurva standar maltosa dan kurva standar glukosa.
BONUS
Selain DNS, ada reagen lain yang dapat digunakan dalam praktikum kali ini
yaitu ferisianida alkaline dan tembaga alkaline (Panesar et al.1984) . Reagen
ferisianida akan direduksi oleh gula pereduksi menjadi ferosianida. Kemudian warna
kuning dari ferisianida yang hilang diukur dengan autoanalyzer (Chawla 2003).
Tembaga direduksi menjadi Cu2O oleh gula pereduksi, kemudian akan terbentuk
warna biru dari reduksi asam fosfomolibdat. Intensitas warna biru diukur secara
kalorimetrik, setelah itu dapat diketahui konsentrasi gulanya (Sood 2005).
http://books.google.co.id/books?id=ot6tjtzotT4C&pg=PA431&dq=principle+of+alkaline+copper+proce dure&hl=en&sa=X&ei=iKNhUd7HF8WUrgfj8ICgBA&redir_esc=y#v=onepage&q =principle%20of%20alkaline%20copper%20procedure&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=gP2whA97gPgC&pg=PA303&dq=principle+of+alkaline+ferricyanide+procedure&hl=en&sa=X&ei=MqFhUZWdN8mtrAemkICQDA&redir_esc=y#v=onepage&q=principle%20of%20alkaline%20ferricyanide%20procedure&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=6KpZiV4smSQC&pg=PA83&dq=DNS+ferricyanide+alkaline&hl=en&sa=X&ei=DXZlUZXiIJCrrAeouICwBw&redir_esc=y#v=onepage&q=DNS%20ferricyanide%20alkaline&f=false