bahan yanag sanagat di oerlukan
DESCRIPTION
jangan meremehkan masaklah iniTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri.
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).
Jenis–Jenis Perawatan Diri
a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004).
1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Manifestasi Klinis
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki
bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada
tempatnya
3 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
d. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar
atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri
dengan baik setelah BAB/BAK
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur
BAK dan BAB di sembarang tempat
4. Akibat
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
4 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
5. Mekanisme Koping
a. Regresi
Adalah Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
b. Penyangkalan
Penyangkalan merupakan mekanisme koping / pertahanan untuk mengurangi
kesulitan untuk menegakkan diagnosis.
c. Isolasi diri, menarik diri
Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau
menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka
sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.
d. Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi
situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan
cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata
lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu
akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak
terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan
intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya
tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya
untuk meninjau permasalah secara obyektif.
6. Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat
diri sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1) Bantu klien merawat diri
5 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar
mandi yang dekat dan tertutup.
C. Pohon Masalah
Pohon Masalah Harga Diri Rendah (Keliat, 1999)
D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa
Data obyektif
Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan
bau, kulit kotor
6 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
Defisit perawatan diri
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, makan minum dan berdandan)
Isolasi sosial
Akibat
Core Problem
Etiologi
2. Isolasi Sosial
Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada
saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
3. Defisit Perawatan Diri
Data subyektif
Pasien merasa lemah
Malas untuk beraktivitas
Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
Rambut kotor, acak – acakan
Badan dan pakaian kotor dan bau
Mulut dan gigi bau.
Kulit kusam dan kotor
Kuku panjang dan tidak terawat
E. Diagnosa Keperawatan yang Lazim
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
7 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama Klien : Dx Medis :
No RMK : Ruangan :
TglNo
Dx
Dx
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Isolasi sosial
TUM: Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain
TUK:
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
1. Klien menunjukkan tanda-
tanda percaya kepada /
terhadap perawat:
Wajah cerah, tersenyum
Mau berkenalan
Ada kontak mata
Bersedia menceritakan
perasaan
Bersedia mengungkapkan
masalahnya
1.1.Bina hubungan saling percaya dengan:
Beri salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat dan tujuan perawat berkenalan
Tanyakan dan panggil nama kesukaan
klien
Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
8 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri
2. Klien dapat
menyebutkan minimal satu
penyebab menarik diri dari:
diri sendiri
orang lain
lingkungan
2.1 Tanyakan pada klien tentang:
Orang yang tinggal serumah / teman
sekamar klien
Orang yang paling dekat dengan klien di
rumah/ di ruang perawatan
Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut
Orang yang tidak dekat dengan klien di
rumah/di ruang perawatan
Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul dengan orang
lain.
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya
9 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2. Klien mampu
menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri.
3. Klien dapat
menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial, misalnya
banyak teman
tidak kesepian
bisa diskusi
saling menolong,
dan kerugian menarik diri,
misalnya:
sendiri
kesepian
tidak bisa diskusi
3.1. Tanyakan pada klien tentang :
Manfaat hubungan sosial.
Kerugian menarik diri.
3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.
3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
4. Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap
4. Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap dengan:
Perawat
Perawat lain
Klien lain
Kelompok
4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan
sosial .
4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
berkenalan / berkomunikasi dengan :
Perawat lain
Klien lain
Kelompok
4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
10 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
Kelompok Sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakan.
5. Klien mampu menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial.
5. Klien dapat menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan :
Orang lain
Kelompok
5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya
setelah berhubungan sosial dengan :
Orang lain
Kelompok
5.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
6. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam memperluas
hubungan sosial
6.1. Keluarga dapat menjelaskan
tentang :
Pengertian menarik diri
6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga
sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku
menarik diri.
11 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
Tanda dan gejala
menarik diri
Penyebab dan akibat
menarik diri
Cara merawat klien
menarik diri
6.2. Keluarga dapat
mempraktekkan cara
merawat klien menarik diri.
6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu
klien mengatasi perilaku menarik diri
6.3. Jelaskan pada keluarga tentang :
Pengertian menarik diri
Tanda dan gejala menarik diri
Penyebab dan akibat menarik diri
Cara merawat klien menarik diri
6.4. Latih keluarga cara merawat klien menarik
diri.
6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien
untuk bersosialisasi.
6.7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di rumah
sakit.
7. Klien dapat memanfaatkan
obat dengan baik.
7.1. Klien dapat menyebutkan;
Manfaat minum obat
Kerugian tidak minum
7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
kerugian tidak minum obat, nama , warna,
dosis, cara , efek terapi dan efek samping
12 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
obat
Nama,warna,dosis, efek
terapi dan efek samping
obat
7.2. Klien mendemontrasikan
penggunaan obat dengan
benar
7.3. Klien menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
penggunan obat
7.2. Pantau klien saat penggunaan obat
7.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat
dengan benar
7.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
dokter / perawat jika terjadi hal-hal yang tidak
di inginkan .
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
13 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama Klien : Dx Medis :
No RMK : Ruangan :
TglNo
Dx
Dx
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit
Perawatan Diri TUM : Klien dapat mandiri
dalam perawatan diri
TUK :
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
1. Dalam…. Kali interaksi
klien dapat menunjukkan
tanda-tanda percaya kepada
perawat :
o Wajah cerah, tersenyum
o Mau berkenalan
o Ada kontak mata
o Menerima kehadiran
perawat
o Bersedia menceritakan
perasaannya
1. Bina hubungan saling percaya :
Beri salam ketika berinteraksi
Perkenalkan nama, nama panggilan, dan
tujuan perawat berkenalan
Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
ketika berinteraksi
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
pasien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan
empati
Penuhi kebutuhan dasar klien
14 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
2. Klien mengetahui
pentingnya perawatan diri
2. Dalam …. Kali interaksi
klien menyebutkan:
o Penyebab tidak merawat diri
o Manfaat menjaga perawatan
diri
o Tanda-tanda bersih dan rapi
o Gangguan yang dialami jika
perawatan diri tidak
diperhatikan
Diskusikan dengan klien:
Penyebab klien tidak merawat diri
Manfaat menjaga perawatan diri untuk
keadaan fisik, mental, social.
Tanda-tanda perawatan diri yang baik
Penyakit atau gangguan kesehatan yang biasa
dialami oleh klien bila perawatan tidak
adekuat.
3. Klien mengetahui cara-cara
melakukan perawatan diri
3. Dalam… kali interaksi klien
menyebutkan frekuensi
menjaga perawatan diri:
o Frekuensi mandi
o Frekuensi gosok gigi
o Frekuensi keramas
o Frekuensi ganti pakaian
o Frekuensi berhias
o Frekuensi gunting kuku
a. Dalam…. Kali interaksi
klien menjelaskan cara
menjaga perawatan diri:
3.1. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri
selama ini
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Berpakaian
Berhias
Gunting kuku
3.2. Diskusikan cara praktek perawatan diri yang
baik dan benar:
Mandi
Gosok gigi
15 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
o Cara mandi
o Cara gosok gigi
o Cara keramas
o Cara berpakaian
o Cara berhias
o Cara gunting kuku
Keramas
Berpakaian
Berhias
Gunting kuku
b. Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif
4. Klien dapat melaksanakan
perawatan diri dengan
bantuan perawat
4. Dalam…. kali interaksi klien
mempraktekan perawatan diri
dengan dibantu perawat:
o Mandi
o Gosok gigi
o Keramas
o Ganti pakaian
o Berhias
o Gunting kuku
4. Bantu klien saat perawatan diri:
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Ganti pakaian
Berhias
Gunting kuku
a. Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif
5. Dalam….kali interaksi klien
melaksanakan praktek
perawatan diri secara mandiri
5.1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan
diri :
Mandi
16 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
o Mandi 2X sehari
o Gosok gigi sehabis makan
o Keramas 2X seminggu
o Berhias sehabis mandi
o Gunting kuku setelah mulai
panjang
Gosok gigi
Keramas
Ganti pakaian
Berhias
Gunting kuku
5.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif
6. Klien mendapatkan dukungan
keluarga untuk
meningkatkan perawatan diri
6.1. Dalam … kali interaksi
keluarga menjelaskan cara-
cara membantu klien
memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya
6.2. Dalam… kali interaksi
keluarga menyiapkan
sarana perawatan diri klien,
sabun mandi, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo,
handuk, pakaian bersih,
sandal, dan alat berhias
6.3. Keluarga mempraktekan
6.1. Diskusikan dengan keluarga:
Penyebab klien tidak melaksanakan
perawatan diri
Tindakan yang telah dilakukan klien selama
di rumah sakit dalam menjaga perawatan diri
dan kemajuan yang telah dialami oleh klien
Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga
untuk meningkatkan kemampuan klien
dalam perawatan diri
6.2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
Sarana yang diperlukan untuk menjaga
perawatan diri klien
Anjurkan kepada keluarga menyiapkan
17 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
perawatan diri pada klien sarana tersebut
6.3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang
perlu dilakukan keluarga dalam perawatan
diri:
Anjurkan keluargauntuk mempraktekan
perawatan diri (mandi, gosok gigi,keramas,
ganti baju, berhias, dan gunting kuku).
Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju, berhias, dan gunting
kuku.
Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
perawatan diri
Berikan pujian atas keberhasilan klien.
18 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Diagnosa Keperawatan Pasien Keluarga
Defisit Perawatan Diri SP I
1. Menjelaskan
pentingnya kebersihan
diri
2. Menjelaskan cara
menjaga kebersihan
diri
3. Melatih pasien cara
menjaga kebersihan
diri
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP I
1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala defisit
perawatan diri, dan jenis
defisit perawatan diri
yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien defisit
perawatan diri
SP II
1. Memvalidasi masalah
dan latihan
sebelumnya.
2. Menjelaskan cara
makan yang baik
3. Melatih pasien cara
makan yang baik
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP II
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
defisit perawatan diri
2. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
defisit perawatan diri
SP III
1. Memvalidasi masalah
dan latihan
sebelumnya.
2. Menjelaskan cara
SP III
1. Membantu keluarga
membuat jadual aktivitas
di rumah termasuk
minum obat (discharge
19 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
eliminasi yang baik
3. Melatih cara eliminasi
yang baik.
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
planning)
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
SP IV
1. Memvalidasi masalah
dan latihan
sebelumnya.
2. Menjelaskan cara
berdandan
3. Melatih pasien cara
berdandan
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
Isolasi Sosial SP I
1. Mengidentifikasi
penyebab isolasi
sosial pasien
2. Mengidentifikasi
keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain.
3. Mengidentifikasi
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain.
4. Melatih pasien
berkenalan dengan
SP I
1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan
keluarga dalam
merawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial
yang dialami pasien
beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien isolasi
sosial
20 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
satu orang.
5. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP II
1. Memvalidasi
masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Melatih pasien
berkenalan dengan
dua orang atau
lebih.
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP II
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
isolasi sosial
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien isolasi
sosial
SP III
1. Memvalidasi
masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Melatih pasien
berinteraksi dalam
kelompok.
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP III
1. Membantu keluarga
membuat jadual
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
Daftar Pustaka
21 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st
edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan
Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).
Edisi 3, EGC, Jakarta.
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.
Jakarta : Prima Medika.
Lampiran
22 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Kondisi Klien
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
C. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. Tindakan 1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias Berpakaian Menyisir rambut Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Berpakaian Menyisir rambut Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri Menjelaskan cara mempersiapkan makan Menjelaskan cara makan yang tertib Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
23 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Agung”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini
saya yang akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja
ya. ”
Kerja
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa
gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran
2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi
setelah makan.
24 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...
kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu
jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih..
bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai
odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya
T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak )
tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi
sehabis makan.
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
25 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak Tono?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di
ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan,
lihat ke cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya,
Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti
tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore
jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan
pasien yang lain.
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
a) Berpakaian
26 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
b) Menyisir rambut
c) Berhias
ORIENTASI
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di
tandai dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T
kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin
mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles
tipis. Nach…coba lihat dikaca!
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”
“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan
harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di
ruang makan bersama pasien yang lain”.
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
ORIENTASI
27 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
“Selamat siang T,”
” Wow...masih rapi dech T”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap
kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan
piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya
bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang
baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci
tangan.)”
” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman
kalau jam 10.00 disini saja ya...!”
SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara
mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Orientasi
28 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan
jadual kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
Kerja
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing
yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang
tempat ya.....”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”
“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada
tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok,
jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram
tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana
telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
Untuk pasien wanita:
“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
29 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci
tangan dengan menggunakan sabun.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing
yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.
“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa
melakukan jadual kegiatannya.
30 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri