bahan imun 1
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
1/32
Peran sistem komplemen teraktivasi dan sitokin pada reaksi
inflamasi (peradangan) sebagai salah satu respon pertahanan tubuh
pejamu terhadap invasi mikroba.
a. Definisi dan tanda-tanda klinis inflamasi
Radang atau inflamasi adalah reaksi jaringan hidup terhadap
semua bentuk jejas yang berupa reaksi vascular yang hasilnya
merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau
nekrosis (Robbins & Kumar, 1994). Tujuan inflamasi yaitu untuk
memperbaiki jaringan yang rusak serta mempertahankan diri
terhadap infeksi (Soesatyo, 2002). Tanda-tanda inflamasi adalahberupa kemeraham (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor),
pembengkakan (tumor) (Soesatyo, 2002), dan function laesa
(Chandrasoma dan Tailor, 1995).
Secara garis besar proses inflamasi dibagi menjadi 2 tahap :
1. Inflamasi Akut
Inflamasi akut adalah inflamasi yang terjadi segera setelah adanyarangsang iritan. Pada tahap ini terjadi pelepasan plasma dan
komponen seluler darah ke dalam ruang-ruang jaringan
ekstraseluler. Termasuk didalamnya granulosit neutrofil yang
melakukan pelahapan (fagositosis) untuk membersihkan debris
jaringan dan mikroba (Soesatyo, 2002)
2. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis terjadi jika respon inflamasi tidak berhasilmemperbaiki seluruh jaringan yang rusak kembali ke keadaan
aslinya atau jika perbaikan tidak dapat dilakukan sempurna
(Ward, 1985)
SUMBER : http://www.kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-
inflamasi.html(diakses tanggal 18 April 2013, 19.05)
http://www.kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-inflamasi.htmlhttp://www.kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-inflamasi.htmlhttp://www.kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-inflamasi.htmlhttp://www.kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-inflamasi.html
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
2/32
b. Tujuan reaksi inflamasi
Tujuan positif inflamasi
-Untuk menahan dan memisahkan kerusakan sel-menghancurkan
mikroorganisme
-menginaktifkan toksin
-mempersiapkan perbaikan jaringan
Negatif
-menyebabkan reaksi hipersensitifitas
-mengancam jiwa
-menyebabkan kerusakan organ progresif
-pembentukan jaringan parut
SUMBER : http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-
akut-2/ (diakses tanggal 18 April 2013, 19.15)
c. Sel-sel imun yang terlibat pada reaksi inflamasi
Komponen yang terlibat dalam inflamasi
1. Sel-sel didalam pembuluh darah
(- PMN-Limfosit- Monosit- Faktor penggumpal darah- Eosinofil-
Basofil)
2. Sel-sel jaringan ikat
(-sel mast-fibroblas-makrofag)
3. ECM
http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
3/32
(-serabut elastis-serabut kolagen-proteoglikan)
SUMBER : http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-
akut-2/ (diakses tanggal 18 April 2013, 19.15)
d. Sumber dan peran sistem komplemen dan sitokin pada reaksi
inflamasi
SISTEM KOMPLEMEN
Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang
bereaksi berjenjang sebagai enzim untuk membantu sistem
kekebalan selulardan sistem kekebalan humoraluntuk melindungi
tubuh dari infeksi. Protein komplemen tidak secara khusus
bereaksi terhadap antigen tertentu, dan segera teraktivasi pada
proses infeksi awal dari patogen. Oleh karena itu sistem
komplemen dianggap merupakan bagian dari sistem kekebalan
turunan. Walaupun demikian, beberapa antibodi dapat memicu
beberapa protein komplemen, sehingga aktivasi sistem
komplemen juga merupakan bagian dari sistem kekebalanhumoral. Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari
seperangkat kompleks protein yang satu dengan lainnya sangat
berbeda. Pada kedaan normal komplemen beredar di sirkulasi.
darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan
melalui dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain,
disebut jalur klasik dan jalur alternatif. ktivasi sistem
komplemen menyebabkan interaksi berantai yang menghasilkan
berbagai substansi biologik aktif yang diakhiri dengan lisisnyamembran sel antigen. ktivasi sistem komplemen tersebut selain
bermanfaat bagi pertahanan tubuh, sebaliknya juga dapat
membahayakan bahkan mengakibatkan kematian, hingga efeknya
disebut seperti pisau bermata dua. !ila aktivasi komplemen akibat
endapan kompleks antigen"antibodi pada jaringan berlangsung
terus"menerus, akan terjadi kerusakan jaringan dan dapat
menimbulkan penyakit.
Di akhir abad ke 19, serum darah telah diketahui mengandung suatu faktor
atau cara yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Pada tahun 1896,
http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/http://seisyuhada.wordpress.com/2009/12/02/inflamasi-akut-2/
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
4/32
Jules Bordet, ilmuan muda Belgia dari Pasteur !nstitute, Paris,
mendemonstrasikan baha prinsip ini bisa dianalisis menggunakan dua
komponen" komponen panas#tetap dan komponen panas#labil. Panas#labil
menun$ukkan baha komponen akan kehilangan kemampuannya $ika serum
dipanaskan. %omponen panas#tetap ada untuk memberikan kekebalan
melaan mikroorganisme spesifik, sedangkan komponen panas#labil
bertanggung $aab terhadap akti&itas mikrobial non#spesifik yang dimiliki
serum. %omponen panas#labil ini adalah yang disebut 'komplemen(.
!stilah 'komplemen( diperkenalkan oleh Paul )hrlich di akhir tahun 198*an,
sebagai bagian dari teorinya mengenai sistem kekebalan. +enurut teorinya,
sistem kekebalan terdiri dari berbagai sel yang memiliki reseptor spesifik pada
permukaannya untuk mengenali antigen. Pasca imunisasi dengan antigen,
lebih banyak reseptor terbentuk, lalu reseptor itu mengalir dari sel ke aliran
sirkulasi darah. eseptor ini, yang saat ini kita kenal dengan nama 'antibodi(,
disebut oleh )hrlich sebagai 'amboceptor( untuk menekankan fungsi ganda
reseptor dalam melakukan pengikatan. eseptor tesebut mampu mengenali
dan mengikat antigen spesifik, namun mereka $uga mampu mengenali dan
mengikat komponen antimikrobial panas#labil dari serum. )hrlich lalu
menamakan komponen panas#labil ini 'komplemen( karena ini adalah
sesuatu dalam darah yang men$adi komplemen sel pada sistem kekebalan.
)hrlich percaya baha setiap amboceptor antigen spesifik memiliki
komplemen yang spesifik, di mana Bordet percaya baha sebenarnya hanya
ada satu tipe komplemen. Di aal abad ke -*, kontro&ersi ini terselesaikan
ketika ditemukan baha komplemen bisa beraksi berpasangan dengan
antibodi spesifik atau secara sendirian secara non#spesifik.
#omplemen
nsur pokok sistem komplemen diu$udkan oleh sekumpulan
komponen protein yang terdapat di dalam serum. Protein#protein ini
dapat dibagi men$adi protein fungsional yang menggambarkan elemen
dari berbagai $alur, dan protein pengatur yang menun$ukkan fungsi
pengendalian.
%omplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel
hepatosit, dan $uga oleh sel fagosit mononuklear yang berada dalam
sirkulasi darah. %omplemen / l $uga dapat di sintesis oleh sel epitel lain
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
5/32
diluar hepar. %omplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit mononuklear
terutama akan disintesis ditempat dan aktu ter$adinya akti&asi.
0ebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan
huruf /" /l, /lr, /!s, /-, /2, /3, /4, /6, /5, /8 dan /9 berurutan sesuai
dengan urutan penemuan unit tersebut, bukan menurut cara ker$anya
%omponen /2 mempunyai fungsi sangat penting pada akti&asi
komplemen, baik melalui $alur klasik maupun $alur alternatif. %onsentrasi
/2 $auh lebih besar dibandingkan dengan fraksi lainnya, hal ini
menempatkan /2 pada kedudukan yang penting dalam pengukuran kadar
komplemen di dalam serum. Penurunan kadar /2 di dalam serum dapat
dianggap menggambarkan keadaan konsentrasi komplemen yang
menurun. Juga penurunan kadar /2 sa$a dapat dipakai sebagai gambaran
adanya akti&asi pada sistem komplemen.
$ungsi #omplemen1. +encerna sel, bakteri, dan &irus
-. psonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen partikulat
2. +engikat reseptor komplemen spesifik pada sel pada sistem kekebalan,
memicu fungsi sel spesifik, inflamasi, dan beberapa molekul
imunoregulator
3. Pembersihan imun, yaitu memindahkan sisa#sisa bahan imunitas dari
sistem kekebalan dan me nimbunnya di limpa dan hati
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
6/32
4.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
7/32
Protein dan glikoprotein yang merupakan penyusun dari sistem komplemen
disintesis di hepatosit hati. 7amun, se$umlah besar sistem penyusun sistem
komplemen $uga diproduksi di $aringan makrofaga, monosit dalam darah, dan
sel epitel dari saluran kelamin dan pencernaan.
0istem komplemen memiliki kemungkinan untuk memberi kerusakan parah
kepada $aringan milik sendiri, yang berarti baha akti&asi sistem komplemen
harus dilakukan dengan tepat. 0istem komplemen diatur oleh protein kontrol
komplemen, yang terdapat di dalam plasma darah dalam konsentrasi yang
lebih besar dari pada protein komplemen itu sendiri. Beberapa protein
kontrol komplemen berada di membran sel untuk mencegah penyerangan
oleh sistem komplemen.
Dipercaya baha sistem komplemen memiliki peran dalam mengakibtkan
berbagai penyakit seperti sindrom Barrauer#0immons, lupus erythematosus,
glomerulonephritis, berbagai arthritis, penyakit $antung autoimun, multiple
sklerosis, penyakit boel inflamatori, dan luka ischemia#reperfusion. 0istem
komplemen $uga dapat berimplikasi pada penyakit sistem syaraf seperti
lheimer dan kondisi degeneratif syaraf lainnya.
Penelitian terbaru menun$ukkan baha &irus :!; dapat memanipulasi sistemkomplemen untuk mengakibatkan kerusakan lebih lan$ut.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
8/32
Protein komplemen di dalam serum darah merupakan prekursor enim yang
disebut imogen. aktor B, >aktor D, Properdin, >aktor !, >aktor
:, >aktor D, /1
=intasan litik " /4, /6, /5, /8, /9, Protein
#)&*S& #O%P+'%'
0istem komplemen dapat diaktifkan melalui dua $alur, yaitu $alur klasik dan $alur alternatif. kti&asi tersebut melalui suatu proses enimatik yang ter$adi
secara berantai, berarti produk yang timbul pada satu reaksi akan merupakan
enim untuk reaksi berikutnya. /aranya ialah dengan dilepaskannya sebagian
atau mengubah bangunan kompleks protein tersebut ?pro enim@ yang tidak
aktif men$adi bentuk aktif ?enim@. 0atu molekul enim yang aktif mampu
mengakibatkan banyak molekul komplemen berikutnya. /ara ker$a semacam
ini disebut the one hit theory.
0ecara garis besar akti&asi komplemen baik melalui $alur klasik maupun $alur
alternatif terdiri atas tiga mekanisme, a@ pengenalan dan pencetusan, b@
penguatan ?amplifikasi@, dan c@ pengakhiran ker$a berantai dan ter$adinya
lisis serta penghancuran membran sel ?mekanisme terakhir ini seringkali $uga
disebut kompleks serangan membran@ .
kti&asi $alur klasik dicetuskan dengan berikatannya /1 dan kompleks
antigen#antibodi, sedangkan akti&asi $alur alternatif dimulai dengan adanya
ikatan antara /2b dengan berbagai at akti&ator seperti dinding sel bakteri.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
9/32
%edua $alur bertemu dan memacu terbentuknya $alur serangan membran
yang akan mengkibatkan lisisinya dinding sel antigen.
ktivasi komplemen jalur klasik
0eperti telah dibutkan diatas, akti&asi komplemen melalui $alur klasik atau
disebut pula $alur intrinsik, dibagi men$adi 2 tahap.
1. -egulasi jalur klasik egulasi $alur klasik terutama ter$adi melalui -fase, yaitu melalui akti&itas /1 inhibitor dan penghambatan /2 kon&ertase.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
10/32
-. Aktivitas C1 inhibitor. kti&itas proteolitik /1 dihambat oleh /1
inhibitor ?/1 !7:@. 0ebagian besar /1 dalam peredaran darah terikat pada
/1 !7:. !katan antara /1 dengan kompleks antigen#antibodi akan
melepaskan /1 dari hambatan /1 !7:.
2. Penghambat an C3 konvertase Pembentukan /2 kon&ertase
dihambat oleh beberapa regulator.
/3 binding protein ?/3bp@ dan reseptor komplemen tipe 1 ?/1@ dapat
berikatan dengan /3b sehingga mencegah terbentuknya /3b-b ?/2
kon&ertase@. Disamping itu kedua reseptor ini bersama
dengan membrane co faktor protein ?+/P@ $uga dapat meningkatkan potensi
faktor ! dalam merusak /3b.
Decay accelerating faktor ?D>@ dapat berikatan dengan /3b sehingga
mencegah terbentulmya /3b-b.
ktivasi komplemen jalur alternatif
kti&asi $alur alternatif atau disebut pula $alur properdin, ter$adi tanpa
melalui tiga reaksi pertama yang terdapat pada $alur klasik ?/1 ,/3 dan /-@
dan $uga tidak memerlukan antibodi !gA dan !g+.
Pada keadaan normal ikatan tioester pada /2 diaktifkan terus menerus dalam
$umlah yang sedikit baik melalui reaksi dengan :-- ataupun dengan sisa
enim proteolitik yang terdapat sedikit di dalam plasma. %omplemen /2dipecah men$adi frclgmen /2a dan /2b. >ragmen /2b bersama dengan ion
+g dan faktor B membentuk /2bB. >ragmen /2bB diaktifkan oleh faktor D
men$adi /2bBb yang aktif ?/2 kon&ertase@. Pada keadaan normal reaksi ini
ber$alan terus dalam $umlah kecil sehingga tidak ter$adi akti&asi komplemen
selan$utnya. =agi pula /2b dapat diinakti&asi oleh faktor : dan faktor !
men$adi i/2b, dan selan$utnya dengan pengaruh tripsin at yang sudah tidak
aktif ini dapat dilarutkan dalam plasma.
Cetapi bila pada suatu saat ada bahan atau at yang dapat mengikat dan
melindurlgi /2b dan menstabilkan /2bBb sehingga $umlahnya men$adi
banyak, maka /2b yang terbentuk dari pemecahan /2 men$adi banyak pula,
dan ter$adilah akti&asi komplemen selan$utnya. Bahan atau at tersebut dapat
berupa mikroorganisme, polisakarida ?endotoksin, imosan@, dan bisa ular.
kti&asi komplemen melalui cara ini dinamakan akti&asi $alur alternatif.
ntibodi yang tidak dapat mengakti&asi $alur klasik misalnya !gA3, !g- dan
!g) $uga dapat mengaktifkan komplemen melalui $alur alternatif.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
11/32
Jalur alternatif mulai dapat diaktifkan bila molekul /2b menempel pada sel
sasaran. Dengan menempelnya /2b pada permukaan sel sasaran tersebut,
maka akti&asi $alur alternatif dimulai enim pada permukaan /2Bb akan
lebih diaktifkan, untuk selan$utnya akan mengaktifkan /2 dalam $umlah yang
besar dan akan menghasilkan /2a dan /2b dalam $umlah yang besar pula.
Pada reaksi aal ini suatu protein lain, properdin dapat ikut beraksi
menstabilkan /2Bb oleh karena itu seringkali $alur ini $uga disebut sebagai
$alur properdin. Juga oleh proses akti&asi ini /2b akan terlindungi dari proses
penghancuran oleh faktor : dan faktor !.
Cahap akhir $alur alternatif adalah akti&asi yang ter$adi setelah lingkaran
akti&asi /2. /2b yang dihasilkan dalam $umlah besar akan berikatan pada
permukaan membran sel. %omplemen /4 akan berikatan dengan /2b yang
berada pada permukaan membran sel dan selan$utnya oleh fragmen /2bBb
yang aktif akan dipecah men$adi /4a dan /4b. eaksi selan$utnya seperti yang
ter$adi pada $alur altematif ?kompleks serangan membran@.
$/S& !&O+O/ P-O)'& #O%P+'%'
>ungsi sistem komplemen pada pertahanan tubuh dapat dibagi dalam dua
golongan besar, 1@ lisis sel sasaran oleh kompleks serangan membran, dan -@
sifat biologik aktif fragmen yang terbentuk selama akti&asi.
0. Sitolisis Pada akti&asi sitolisis ini ?kompleks serangan membran@ yang
berfungsi adalah /4#/9. +ekanisme ini sangat penting bagi pertahanan tubuh
melaan mikrooorganisme. Proses lisis ini dapat melalui $alur alternatif
maupun $alur klasik.
1. Sifat biologik aktif
Opsonisasi dan peningkatan fungsi fagositosis
>agositosis yang diperkuat oleh proses opsonisasi /2b dan i/2b mungkin
merupakan mekanisme pertahanan utama terhadap infeksi bakteri dan $amur
secara sistemik >agositosis ini $uga lebih meningkat bilamana bakteri
disamping berikatan dengan komplemen $uga berikatan dengan antibodi !gA
atau !g+. +elekatnya antibodi dan fragmen komplemen pada reseptor
spesifik yang terdapat pada sel fagosit tidak hanya menyebabkan opsonisasi,
tetapi $uga memacu untuk ter$adinya fagositosis.
Anafilaksis dan kemotaksis
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
12/32
/2a, /3a dan /4a disebut anafilatoksin oleh karena dapat memacu sel mast
dan sel basofil untuk melepaskan mediator kimia yang dapat meningkatkan
permeabilitas dan kontraksi otot polos &askular. eseptor /2a dan /3a
terdapat pada permukaan sel mast, sel basofil, otot polos dan limfosit.
eseptor /4a terdapat pada permukaan sel mast, basofil, netrofil, monosit,
makrofag, dan sel endotelium.
+elekatnya anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada otot polos
menyebabkan kontraksi otot polos tersebut. ntuk mekanisme ini /4a adalah
yang paling poten dan /3a adalah yang paling lemah.
/4a $uga mempunyai sifat yang tidak dimiliki oleh /2a dan /3a oleh karena
/4a $uga mempunyai reseptor yang spesifik pada permukaan sel#sel fagosit
maka /4a dapat menarik sel#sel fagosit tersebut bergerak ke tempat
mikroorganisme, benda asing atau $aringan yang rusak proses ini disebut
kemotaksis. Juga setelah melekat /4a dapat merangsang metabolisme
oksidatif dari sel fagosit tersebut sehingga dapat meningkatkan daya untuk
memusnahkan mikroorganisme atau benda asing tersebut
Proses peradangan
%ombinasi dari semua fungsi yang tersebut diatas mengakibatkanterkumpulnya sel#sel dan serum protein yang diperlukan untuk ter$adinya
proses dalam rangka memusnahkan mikroorganisme atau benda asing
tersebut proses ini disebut peradangan.
Pelarutan dan eliminasi kompleks imun
%ompleks imun dalam $umlah kecil selalu terbentuk dalam sirkulasi, dan
dapat meningkat secara dramatis bilamana terdapat peningkatan antigen.
%ompleks imun ini bilamana berlebihan dapat membahayakan oleh karena
dapat mengendap pada dinding pembuluh darah, mengakti&asi komplemen
dan menimbulkan kerusakan $aringan. Pembentukan kompleks imun
bilamana berlebihan, tidak hanya membutuhkan >ab dari imunoglobulin
tetapi $uga interaksi dengan >c. leh karena itu pengikatan komplemen pada
>c immunoglobulin suatu kompleks imun dapat membuat ikatan antigen#
antibodi yang sudah terbentuk men$adi lemah.
ntuk menetralkan terbentuknya kompleks imun yang berlebihan ini, sistem
komplemen dapat meningkatkan fungsi fagosit. >ungsi ini terutama oleh
reseptor yang terdapat pada permukaan eritrosit. %ompleks imun yang
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
13/32
beredar mengaktifkan komplemen dan mengaktifkan fragmen /2b yang
menempel pada antigen. %ompleks tersebut akan berikatan dengan reseptor
pada permukaan eritrosit. Pada aktu sirkulasi eritrosit meleati hati dan
limpa, maka sel fagosit dalam limpa dan hati ?sel %upffer@ dapat
membersihkan kompleks imun yang terdapat pada permukaan sel eritrosit
tersebut.
-'/+S&
kti&asi komplemen dikontrol melalui tiga mekanisme utama, yaitu 1@
komponen komplemen yang sudah diaktifkan biasanya ada dalam bentuk
yang tidak stabil sehingga bila tidak berikatan dengan komplemen berikutnya
akan rusak, -@ adanya beberapa inhibitor yang spesifik misalnya /1 esterase
inhibitor, faktor ! dan faktor :, 2@ pada permukaan membran sel terdapat
protein yang dapat merusak fragmen komplemen yang melekat.
-egulasi jalur klasik egulasi $alur klasik terutama ter$adi melalui - fase,
yaitu melalui akti&itas /1 inhibitor dan penghambatan /2 kon&ertase.
1. Aktivitas C1 inhibitor kti&itas proteolitik /1 dihambat oleh /1
inhibitor ?/1 !7:@. 0ebagian besar /1 dalam peredaran darah terikat pada
/1 !7:. !katan antara /1 dengan kompleks antigen#antibodi akan
melepaskan /1 dari hambatan /1 !7:.-. Penghambat an C3 konvertase Pembentukan /2 kon&ertase
dihambat oleh beberapa regulator.
/3 binding protein ?/3bp@ dan reseptor komplemen tipe 1 ?/1@ dapat
berikatan dengan /3b sehingga mencegah terbentuknya /3b-b ?/2
kon&ertase@. Disamping itu kedua reseptor ini bersama
dengan membrane co faktor protein ?+/P@ $uga dapat meningkatkan potensi
faktor ! dalam merusak /3b.
Decay accelerating faktor ?D>@ dapat berikatan dengan /3b sehingga
mencegah terbentulmya /3b-b.
-egulasi jalur alternatif
Jalur altematif $uga di regulasi pada berbagai fase oleh beberapa protein
dalam sirkulasi maupun yang terdapat pada permukaan membran.
>aktor : berkompetisi dengan faktor B dan Bb untuk berikatan dengan /2b.
Juga /1 dan D> dapat berikatan dengan /2b sehingga berkompetisi
dengan faktor B. Dengan adanya hambatan ini maka pembentukan /2
kon&ertase $uga dapat dihambat. >aktor !, menghambat pembentukan /2bBb
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
14/32
dalam fungsinya ini faktor ! dibantu oleh kofaktor :, /1 dan +/P. >aktor !
memecah /2b dan yang tertinggal melekat pada permukaan sel adalah inaktif
/2b ?i/2b@, yang tidak dapat membentuk /2 kon&ertase, selan$utnya i/2b
dipecah men$adi /2dg dan terakhir men$adi /2d.
Penyakit Dalam 0istem %omplemen
Penyakit pada manusia yang berkaitan dengan sistem komplemen dapat
ter$adi oleh karena dua keadaan. Pertama adalah adanya defisiensi dari salah
satu protein komplemen atau protein regulator. %edua, suatu sistem
komplemen yang normal diaktifkan oleh stimulus yang tidak normal seperti
mikroorganisme yang persisten atau suatu reaksi autoimun.
Defisiensi protein regulator Pada beberapa keadaan dapat ter$adi
defisiensi protein regulator, baik yang larut maupun yang berikatan pada
membran sel. )dema angioneurotik herediter ?:7)@ adalah suatu
keadaan yang disebabkan oleh defisiensi / l !7:. +anifestasi klinis
kelainan ini adalah edema pada muka, ekstremitas, mukosa laring, dan
saluran cerna yang akan menghilang setelah -3 sampai 5- $am. Pada
serangan berat disamping gangguan saluran cerna $uga dapat ter$adi
obstruksi saluran nafas. +ediator yang berperan dalam kelainan ini adalah/2a, /3a, dan /4a yang bersifat sebagai anafiltoksin. Di samping itu oleh
karena fungsi / l !7: $uga merupakan regulator kalikrein dan faktor E!!,
maka kemungkinan akti&asi faktor ini $uga memegang peran. Defisiensi
regulator $alur alternatif yang larut ?faktor : dan !@ sangat $arang ter$adi.
kibat defisiensi ini /2 akan diaktifkan terus menerus. Pasien dengan
antibodi ini sering menderita glomerulonefritis yang mungkin disebabkan
oleh kurang adekatnya pembersihan kompleks imun dari sirkulasi dan
mengendap pada membran glomerulus gin$al.
Defisiensi genetik Defisiensi genetik fragmen $alur klasik dan
alternatif meliputi /1, /1r, /1s, /3, /-, /2, properdin, dan faktor D.
Defisiensi fragmen aal dari $alur klasik biasanya berhubungan dengan
penyakit autoimun seperti glomerulonefritis dan lupus eritematosus
sistemik ?=)0@. Fang terbanyak di$umpai pada manusia adalah defisiensi
/-. =ebih dari seperdua dari pasien dengan defisiensi /- dan /3
menderita =)0. Pasien dengan defisiensi /- dan /3 tidak menun$ukkan
kenaikan frekuensi terkena infeksi. Defisiensi /2 biasanya berhubungan
dengan sering ter$adinya infeksi bakteri piogen yang fatal. :al ini mungkin
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
15/32
menun$ukkan pentingnya peran /2 pada opsonisasi, peningkatan
fagositosis, dan penghancuran mikroorganisme. %enyataan ini
menun$ukkan baha kemungkinan fungsi utama dari $alur klasik adalah
untuk eliminasi kompleks imun dan $alur altematif untuk eliminasi
bakteri.
2efisiensi komplemen Defisiensi dalam sistem komplemen dapat
ter$adi pada $alur klasik, altematif, kompleks serangan membran, atau
pada protein regulator. Defisiensi ini dapat ter$adi se$ak lahir, atau didapat
setelah lahir oleh karena terdapatnya mutasi gen.
Defisiensi fragmen kompleks serangan membran Defisiensi
fragmen kompleks serangan membran yang mencakup /4, /6, /5, /8 dan
/9 menyebabkan tidak terdapatnya kemampuan untuk melisis organisme
asing. Cetapi kenyataan yang menarik pada pasien dengan defisiensi
kompleks serangan membran, hanya mendapat infeksi sistemik yang berat
dengan bakteri neiseria intraselular termasuk N. meningitidis dali N.
gonorrhoeae. Cetapi oleh karena $umlah sampel pasiennya hanya sedikit,
belum dapat disimpulkan baha kompleks serangan membran terutarna
penting untuk pertahanan terhadap organisme tersebut.
2aftar Pustaka
$rank %%. /omplement and kinin. !n 0tites DP, Cerr !. Basic and
clinical immunology 5th
edition . 7ora!k" ppleton G =ange, 1991 161#53. !rown '3, 3oiner #, $rank %%. /omplement. !n fundamental
immunology. 2rdedition. 7e Fork" a&en Press, l984 634#68.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
16/32
SUMBER :
http://allergyclinic.wordpress.com/2012/02/01/imunologi-dasar-sistem-komplemen/ (diakses tanggal 18 April 2013, 19.40)
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
17/32
SITOKIN
Sitokin merupakan protein"protein kecil sebagai mediator dan
pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. Sitokin adalahsalah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh sel"sel tertentu
dari sistem kekebalan tubuh yang membawa sinyal antara sel"sel
lokal, dan dengan demikian memiliki efek pada sel"sel lain Sitokin
dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun. Sitokin
bekerja dengan mengikat reseptor"reseptor membran spesifik,
yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui second messenger
4tirosin kinase5, untuk mengubah aktivitasnya 4ekspresi
gen5.-espon"respon terhadap sitokin diantaranya meningkatkanatau menurunkan ekspresi protein"protein membran termasuk
reseptor"reseptor sitokin, proliferasi, dan sekresi molekul"molekul
efektor. Sitokin bisa beraksi pada sel"sel yang mensekresinya atau
aksi autokrin, pada sel"sel terdekat dari sitokin disekresi atau aksi
parakrin. Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis dua atau lebih
sitokin beraksi secara bersama"sama atau secara antagonis sitokin
menyebabkan aktivitas yang berlawanan.
0itokin dibagi dalam sitokin imunologi yaitu tipe 1 ?!>7#H, CA>#I@, dan tipe -
?!=#3, !=#1*, !=# 12@, yang mendukung respon antibodi. >okus utama yang
menarik adalah baha sitokin dalam salah satu dari dua#set sub cenderung
untuk menghambat dampak yang timbul dari pada yang lain. Disregulasi
kecenderungan ini masih dalam studi intensif atas peran yang mungkin dalam
patogenesis gangguan autoimun. Beberapa sitokin inflamasi diinduksi oleh
stres oksidan. >akta baha sitokin, sendiri memicu pelepasan sitokin lainnya
dan menyebabkan stres oksidan $uga meningkat, membuat mereka penting
dalam inflamasi kronis. Disregulasi sitokin#sitokin baru#baru ini telah dibagi
men$adi dua kelompok yaitu ada bersifat memacu dan menghambat. Bersifat
memacu yaitu sesuai dengan populasi sel yang fungsi mereka
mempromosikan" sel C helper 1 atau -. %ategori kedua sitokin memiliki peran
dalam pencegahan berlebihan tanggapan kekebalan pro#inflamasi, termasuk
!=#3, !=#1* dan CA>#I ?untuk beberapa nama@. 0itokin merupakan sinyal
penting yang dihasilkan oleh sel#sel tubuh untuk dapat mengaktifkan ker$a sel
yang lain, sehingga $enis dari sitokin yang disekresikan oleh sel akan
memberikan efek pada sel targetnya. Beberapa penyakit autoimun ditandaidengan perubahan komposisi Ch1 &s Ch- dan keseimbangan !=#1-C7>#K &s
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
18/32
!=#1*. Pada beberapa penyakit seperti , +0, D+ tipe 1, penyakit tiroid
autoimun, dan /rohnLs, keseimbangan bergeser menu$u Ch1 ?!=#1- G C7>#K@,
sedangkan aktifitas Ch- ?!=#1*@ berkurang. Pada 0=) berkaitan dengan
pergeseran ke Ch- ?!=#1*@, sedangkan produksi !=#1- dan C7>#K oleh Ch1
sangat kurang. pada gambar berikut ini men$elaskan pada penyakit D+ tipe 1
yang diperantarai oleh sitokin yang dihasilkan sampai ter$adinya kerusakan
sel#sel beta pakreas.
0itokin adalah salah satu dari se$umlah at#at yang dikeluarkan oleh sel#sel
yang spesifik sistem kekebalan yang membaa sinyal lokal antara sel, dan
dengan demikian memiliki efek pada sel#sel lain. 0itikin adalah kategori yang
menandakan molekul yang digunakan secara luas dalam komunikasi selular
berupa protein, peptida atau glikoprotein. !stilah sitokin meliputi keluarga besar dan beragam regulator polipeptida yang dihasilkan secara luas di
seluruh tubuh oleh sel asal embryological yang beragam.
espon#respon terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau
menurunkan ekspresi protein#protein membran ?termasuk reseptor#
reseptor sitokin@, proliferasi, dan sekresi molekul#molekul
efektor.0itokin bisa beraksi pada sel#sel yang mensekresinya ?aksi
autokrin@, pada sel#sel terdekat dari sitokin disekresi ?aksi
parakrin@. 0itokin bisa $uga beraksi secara sinergis ?dua atau lebih
sitokin beraksi secara bersama#sama@ atau secara antagonis ?sitokin
menyebabkan akti&itas yang berlaanan@.
Pada dasarnya, istilah 'sitokin( telah digunakan untuk meru$uk kepada agen
immunomodulating ?interleukin interferon, dll.@. Berisi data yang
bertentangan tentang apa yang disebut sitokin dan apa yang disebut hormon.
natomi dan struktural perbedaan antara sitokin dan klasik hormon yang
memudar seperti kita bela$ar lebih banyak tentang masing#masing. %lasikprotein hormon yang beredar dalam konsentrasi nanomolar ?1*@ yang
biasanya ber&ariasi oleh kurang dari satu urutan besarnya. 0ebaliknya,
beberapa sitokin seperti !=#6 beredar di picomolar konsentrasi yang dapat
meningkatkan hingga 1,***#fold selama trauma atau infeksi. Distribusi luas
sumber selular sitokin mungkin fitur yang membedakan mereka dari hormon.
:ampir semua tercampur sel, tapi terutama endoepitel sel dan makrofaga
adalah tempat produksi !=#1, !=#6, dan C7>#K. 0ebaliknya, hormon klasik,
seperti insulin, dikeluarkan dari kelen$ar ?misalnya, pankreas@. Cerminologi
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
19/32
saat ini meru$uk sitokin sebagai agen immunomodulating. 7amun, penelitian
lebih lan$ut diperlukan di daerah ini mendefinisikan sitokin dan hormon.
0itokin masing#masing memiliki reseptor sel#permukaan yang cocok. %askade
sinyal intraselular berikutnya kemudian mengubah fungsi sel. !ni mungkin
termasuk upregulation dan atau donregulation dari beberapa gen dan
faktor#faktor transkripsi mereka, sehingga dalam produksi sitokin lainnya,
peningkatan $umlah reseptor permukaan untuk molekul lain, atau penindasan
efek mereka sendiri dengan inhibisi umpan balik.
)fek dari sitokin tertentu pada sel yang diberikan tergantung pada sitokin,
kelimpahan ekstraseluler nya, kehadiran dan kelimpahan dari reseptor
komplementer pada permukaan sel, dan sinyal hilir diaktifkan oleh reseptormengikat dua faktor terakhir dapat ber&ariasi menurut $enis sel. 0itokin
adalah ditandai dengan cukup 'redundansi(, dalam banyak sitokin muncul
untuk berbagi fungsi yang sama.
Aeneralisasi fungsi sitokin sangat sulit di$abarkan. +eskipun demikian,
dampak klinisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut"
autokrin" $ika sitokin yang beker$a pada $enis yang sama sel yang
mengeluarkan. parakrin" $ika target dibatasi untuk sel#sel dari tipe yang berbeda di
sekitar langsung sekresi sitokin.
:al ini tampaknya men$adi paradoks yang mengikat sitokin antibodi memiliki
efek kekebalan yang lebih kuat daripada sitokin sa$a. :al ini dapat
menyebabkan untuk menurunkan dosis terapeutik.
0ekresi berlebihan sitokin dapat memicu sindrom berbahaya yang dikenal
sebagai badai sitokin, ini mungkin telah menyebabkan efek samping yang
parah selama percobaan klinis dari CA7131-.
#lasifikasi Sel Sitokin
0itokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya limfokin ?sitokin
yang dihasilkan limfosit@, monokin ?sitokin yang dihasilkan monosit@,
kemokin ?sitokin dengan akti&itas kemotaktik@, dan interleukin ?sitokin yang
dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya@. 0itokin
berdasarkan $enis sel penghasil utamanya, terbagi atas monokin dan limfokin.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
20/32
+akrofag sebagai sel penya$i antigen ?ntigen Presenting /ell P/@,
mengekspresikan peptida protein +ayor :istocompatibility /ompleM ?+:/@
klas !! pada permukaan sel dan berikatan dengan reseptor sel C ?Ccr@, sel C
helper. +akrofag mensekresi !nterleukin ?!=@#1I, !=#6, !=#8, !=#1-, dan C7>#
K.
Pada sel C terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok sel Ch1 memproduksi
!nterleukin#- ?!=#-@, !nterferon#H ?!>7# H@ dan =imfotoksin ?=C@. %elompok
sel Ch- memproduksi beberapa interleukin yaitu !=#3, !=#4, !=#6, !=#1*.
%lasifikasi 0truktural
6omologi struktural telah mampu membedakan antara sebagian
sitokin yang tidak menunjukkan tingkat redundansi sehingga
mereka dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis(
%eempat famili K#heliM bundel sitokin nggota memiliki struktur tiga
dimensi dengan empat bundel K#heliks. >amili ini dibagi men$adi tiga sub#
keluarga subfamily !=#-
1. subfamili interferon ?!>7@
-. subfamili !=#1*
Fang pertama dari ketiga subfamili adalah yang terbesar. :al
itu berisi beberapa non#imunologi sitokin termasuk eritropoietin ?)P@
dan thrombopoietin ?CP@. Juga, empat bundel K#heliM sitokin dapat
dikelompokkan men$adi sitokin rantai pan$ang dan rantai pendek.
- >amili !=#1 yang primer termasuk !=#1 and !=#18
2 >amili !=#15 , yang belum sepenuhnya ditandai, meskipun sitokin anggota
memiliki efek khusus dalam mempromosikan proliferasi C#sel yang
menyebabkan efek sitotoksik
#lasifikasi $ungsional
0ebuah klasifikasi yang terbukti lebih berguna dalam praktek klinis dan
eksperimental adalah pembagian sitokin imunologi ke orang#orang yang
meningkatkan respon imun seluler yaitu tipe 1 ?!>7#H, CA>#I, dll@, dan tipe -
?!=#3, !=#1*, != #12, dll@ adalah yang mendukung respon antibodi.
>okus utama yang menarik adalah baha sitokin dalam salah satu dari dua
sub#set cenderung untuk menghambat dampak yang timbul dari lainnya.
Disregulasi dari kecenderungan ini berperan dalam patogenesis gangguanautoimun.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
21/32
Beberapa 0itokin inflamasi diinduksi oleh stres oksidan. >akta baha sitokin
sendiri memicu pelepasan sitokin lainnya dan $uga menyebabkan stres
oksidan meningkat membuat sitokin berperan penting dalam peradangan
proses kronis.
-eseptor Sitokin
Dalam beberapa tahun terakhir, reseptor sitokin telah banyak menyita
perhatian para ahli dibandingkan dengan sitokin itu sendiri, sebagian karena
karakteristiknya yang luar biasa, dan sebagian karena defisiensi reseptor
sitokin secara langsung berkaitan dengan melemahnya immunodefisiensi.
Dalam hal ini, dan $uga karena redundansi dan pleiomorpishm sitokin, pada
kenyataannya merupakan konsekuensi dari reseptor homolog sitokin, banyak
para ahli berfikir baha klasifikasi reseptor akan lebih berguna secara klinis
dan eksperimental. 0itokin beker$a pada sel#sel targetnya dengan mengikat
reseptor#reseptor membran spesifik. eseptor dan sitokin yang cocok dengan
reseptor tersebut dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan struktur
dan akti&itasnya.
#lasifikasi reseptor sitokin berdasarkan pada struktur tiga"
dimensi yang dimiliki.
-eseptor sitokin tipe 0 4 6aemopoitin /rowth $actor family 5
nggota#anggotanya memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam#
amino domain. /ontoh, !=#- reseptor memiliki rantai NH ?umumnya untuk
beberapa sitokin lain@ yang kurang sehingga secara langsung bertanggung
$aab atas M#linked 0e&ere /ombined !mmunodeficiency ?E#0/!D@. E#
0/!D menyebabkan hilangnya akti&itas kelompok sitokin ini.
-eseptor sitokin tipe 1 4 &nterferon 5
nggota#anggotanya adalah reseptor#reseptor terutama untuk interferon.
eseptor#reseptor kelompok interferon memiliki sistein residu ?tetapi
tidak rangkain Crp#0er#E#Crp#0er@ dan mencakup reseptor#reseptor untuk
!>7K, !>7I, !>7H.
-eseptor sitokin tipe 7 4 )umor ecrosis $actor family @
nggota#anggotanya berbagi sistein#ekstraseluler yang umumnya banyak
mengikat domain, dan termasuk beberapa non#sitokin lain seperti /D3*,
/D-5, dan /D2*, selain yang diberi nama ?C7>@.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
22/32
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
23/32
penyelidikan yang cukup besar diperlukan sebelum kegiatan tertentu ?unit
biologis per miligram protein@ ditetapkan untuk setiap bentuk !=#1 human.
Beberapa kegiatan !=#1 biologis seperti induksi hati fase akut sintesis
protein telah dibuktikan dalam in&ertebrata dalam e&olusi limfosit. !=#1
adalah sangat inflamasi dan meningkatkan konsentrasi metabolit asam
arakidonat, terutama prostaglandin )-, di otak, otot, kondrosit, dan
fibroblas sino&ial. 0intesis leukotrien $uga terlibat dalam mekanisme ker$a
pada $aringan tertentu. %loning dan ekspresi gen !=#1 human akan
memperluas pemahaman kita tentang !=#1 dalam berbagai penyakit
melalui sistem deteksi peningkatan dan penggunaan probe cD7,
pengembangan antagonis !=#1, serta penggunaan !=#1 sebagai
immunomodulator, saat ini sedang dipertimbangkan. Beberapa pakar
menganggap baha defisiensi genetik !=1 berperan dalam reumatoid
artritis dan lheimer. !=#1O merupakan sitokina yang diiris oleh !/), dan
berperan di dalam akti&itas selular seperti proliferasi, diferensiasi dan
apoptosis. !nduksi /E#- pada sitokina ini di dalam sistem saraf pusat
ditemukan sebagai penyebab hipersensiti&itas yang memberikan rasa
sakit. Dari percobaan yang dilakukan terhadap manusia dan hean, ada
peranan yang kuat dari !=#1 sebagai mediator stimulasi hilangnya tulang
pada penyakit periodontal. !=#1 adalah mediator utama terhadap respon
inflamasi yang dihasilkan oleh banyak sel yang berbeda, termasukmakrofag, sel#sel endotel, sel#sel B, fibroblas, sel#sel epitel, astrocytes, dan
osteoblas. !=#1 dihasilkan sebagai respon terhadap mikroorganisme,
bakteri toksin, komponen komplemen atau in$uri $aringan. 0alah satu aksi
terpenting dari !=#1 adalah kemampuannya untuk menginduksi sitokin
lain, dan !=#1 muncul sebagai bagian $aringan sitokin dengan sifat self#
regulating dan self#suppressing Pada aalnya !=#1 ditemukan sebagai
faktor yang bisa menginduksi ter$adinya demam, sebagai pengontrol
limfosit, meningkatkan $umlah sel#sel sumsum tulang dan menyebabkan
degenerasi komposisi tulang. 0ekitar tahun 1983#1984, !=#1 ditemukan
oleh para ahli baha sebenarnya terdiri dari dua protein yang terpisah,
sekarang disebut dengan !=#1K dan !=#1I. !=#1K dan !=#1I merupakan pro#
inflamatori sitokin yang terlibat dalam pertahanan imun melaan infeksi.
!=#1K dan !=#1I keduanya dihasilkan oleh makrofag, monosit, dan sel#sel
dendrit. +ereka dibentuk sebagai bagian penting terhadap respon
inflamasi tubuh melaan infeksi. 0itokin#sitokin ini meningkatkan
ekspresi faktor#faktor adhesi pada sel#sel endotel untuk memungkinkan
transmigrasinya leukosit#leukosit, sel#sel yang melaan patogen, ke
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
24/32
tempat infeksi dan berkumpul di pusat pengatur suhu hipotalamus, dan
menyebabkan peningkatan suhu tubuh atau demam. Dengan demikian !=#
1 disebut endogenous pyrogen. !=#1 $uga penting dalam pengaturan
hematopoesis !=#1 diketahui menstimulasi fibroblas untuk menghasilkan
kolagenase. !=#1 dikenal paling berpotensi menginduksi proses
demineralisasi tulang dan sinergis dengan tumor necrosis factor K dalam
menstimulasi resorpsi tulang terutama dalam mengubah matriks $aringan
ikat. %adar !=#1 diketahui meningkat pada gingi&a periodontitis deasa
dibandingkan dengan indi&idu yang secara klinis sehat atau mengalami
gingi&itis ringan. !=#1 $uga meningkat pada periodontitis aktif
dibandingkan dengan inflamasi yang stabil.
&nterleukin"1, &+"1 ?T Cell Growth Factor, TCGF, lymphokine@
adalah se$enis sitokina yang disebut hormon leukositotropik,yang
berperan sebagai stimulan dalam proliferasi sel B dan sel C.!=#- ditelisik
mempunyai fungsi yang serupa dengan !=#14.!=#- berperan dalam
apoptosis sel C yang terakti&asi bukan oleh antigen, hal ini penting untuk
mencegah autoimunitas, sedangkan !=#14 berperan dalam pemeliharaan
sel C memori.
&nterleukin"7, &+"7 ?multi colony stimulating factor, M!T"#C$F,
MCGF, MGC%&'&(, MGC%&'&& adalah sebuah hormon ber$enis sitokina
dari kelompok interleukin yang mempunyai potensi untuk memicuproliferasi beragam sel hematopoietik men$adi sel progenitor mieloid,
termasuk memicu proliferasi beragam sel mieloid seperti eritrosit,
megakariosit, granulosit, monosit dan sel dendritik. !=#2 berperan dalam
pelbagai akti&itas selular, seperti perkembangan sel, diferensiasi sel dan
apoptosis, serta memiliki potensi neurotropik. mumnya !=#2 disekresi
oleh sel C yang terakti&asi sebagai respon imunitas untuk menstimulasi
lebih banyak sel C dari sumsum tulang.
&nterleukin"9, &+"9 ? )$F*, )CGF*, )CGF#*, MGC%&+-@ adalah
sitokina pleiotropik yang disekresi oleh sel C yang telah terakti&asi
men$adi sel C:-, bersama#sama dengan !=#4 dan !=#12.!=#3 berperan
dominan dalam sistem kekebalan dan merupakan faktor yang penting
dalam perkembangan hipersensiti&itas,dengan fungsi selular yang banyak
tumpang#tindih dengan !=#12.
&nterleukin":, &+": ?eosinophil colony#stimulating factor, DF,
T/F @ adalah sitokina sekresi sel C: yang berperan dalam perkembangan
dan diferensiasi sel B dan eosinofil. Peningkatan rasio !=#4 dilaporkan
terkait dengan asma dan sindrom hipereosinofilik, seperti eosinofilia.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
25/32
Cingginya rasio !=#4 $uga ditemukan pada penderita penyakit Ara&es dan
tiroiditis :ashimoto.
&nterleukin"; ? "nterleukin 0, "nterferon beta#-, "FN)-, ) cell
differentiation factor, ) cell stimulatory factor -, )$F-, 1epatocyte
stimulatory factor, 1$F, 1ybridoma growth factor, 1GF, "!#0@ adalah
sitokina yang disekresi dari $aringan tubuh ke dalam plasma darah,
terutama pada fase infeksi akut atau kronis, dan menginduksi respon
peradangan transkriptis melalui pencerap !=#6 , menginduksi maturasi
sel B.dan pencerap gp12* !=#6 merupakan sitokin pleiotropik yang
diproduksi oleh banyak tipe sel seperti monosit, fibroblas, sel#sel endotel,
dan limfosit C dan B. !=#6 tidak diekspresikan secara terus#menerus,
melainkan banyak diinduksi dan diproduksi sebagai respon terhadap
se$umlah rangsangan inflamatori seperti !=#1, C7>#K, produk#produk
bakteri, dan infeksi &irus. 0itokin ini mempunyai fungsi yang berbeda,
meliputi differensiasi danatau akti&asi makrofag dan sel#sel C, sel#sel
pertumbuhan dan differensiasi sel#sel B, stimulasi hematopoesis dan
differensiasi neural.
&nterleukin"
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
26/32
banyak disekresi oleh monosit, yang memiliki efek pleiotrofik pada sistem
kekebalan dan peradangan.1QPertama kali !=#1* dikenal karena
kemampuannya untuk menghambat akti&asi dan fungsi efektor dari sel C,
monosit dan makrofaga.>ungsi rutin !=#1* tampaknya terutama
menghambat atau meniadakan respon peradangan, selain mengendalikan
perkembangan dan diferensiasi sel B, sel 7%, sel C:, sel C /D8, mastosit,
granulosit, sel dendritik, keratinosit dan sel endotelial, dan bersifat
imunosupresif terhadap sel mieloid.
&nterleukin 01, &+"01 adalah se$enis sitokina yang biasanya disekresi
oleh D/, +/ dan sel B limfoblastoid ?7/#25@, sebagai respon terhadap
stimulasi antigen. !=#1- disebut $uga sebagai faktor stimulan sel C, karena
berperan dalam diferensiasi sel C /D3 men$adi sel C:* yang kemudian
berkembang men$adi sel C:1. 0el C efektor yang memproduksi !=#1-
disebut sel C /D2*. !=#1- $uga stimulan bagi sitokina !>7#H dan C7>#K.
0timulasi !>7#H dilakukan dengan mengurangi efek sitokina !=#3 yang
men$adi regulator !>7#H. =ebih lan$ut, produksi !>7#H akan meningkatkan
kadar !P#1* yang bersifat anti#angiogenik ?menghambat pertumbuhan
pembuluh darah baru@.
&nterleukin"07, !=#12 adalah sebuah protein dengan fungsi sitokina
yang disekresi berbagai sel, tetapi terutama oleh sel C:-. Berbagai efek
biologis !=#12, seperti halnya !=#3, terkait dengan sebuah faktortranskripsi yaitu 0CC6.
)umor ecrosis $actor"alpha 4)$">5
Penyakit#penyakit inflamasi tulang kronis, seperti rheumatoid arthritis,
penyakit periodontal, dan aseptik periprosthetik osteolisis,
dikarekteristikkan dengan hilangnya tulang sekitar $aringan pendukung
gigi disebabkan meningkatnya osteoklastik resorpsi tulang. esorpsi ini
banyak diperantarai oleh peningkatan produksi lokal sitokin pro#
inflamatori seperti C7>#K.
Cumor necrosis factor $uga merupakan sitokin multipotensial yang
mempunyai berbagai efek biologik dan diketahui mempunyai efek yang
mirip seperti !=#1. C7>#K diproduksi terutama oleh makrofag terhadap
respon agent seperti lipopolisakkarida. C7>#K dan !=#1 keduanya
diketahui beraksi pada sel#sel endotel untuk meningkatkan perlekatan
polimorfonuklear neutrofil dan monosit, sehingga membantu untuk
mengumpulkan sel#sel tersebut masuk ke dalam lokasi inflamasi
+olekul#molekul C7>#K menstimulasi resorpsi tulang dengan
menginduksi proliferasi dan differensiasi progenitor#progenitor osteoklas
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
27/32
dan mengaktifkan formasi osteoklas secara tidak langsung. C7>#K $uga
sebagai mediator proses destruksi $aringan dengan menstimulasi
kolagenase dan degradasi kolagen tipe ! oleh fibroblas sehingga memicu
destruksi $aringan periodonsium.
steoklas merupakan sel#sel multinukleat yang dibentuk dengan proses
peleburan progenitor#progenitor mononuklear di dalam monosit atau
makrofag yang diperoleh dari colony#forming units granulacyte#
macrophage ?/>#A+@. 0uatu penelitian mengidentifikasi ada dua cara
pengaktifan osteoklas dalam proses osteoklastogenesis. Pertama,
diaktifkannya macrophage#colony stimulating factor ?+#/0>@, melalui
reseptornya c#>ms, dan yang kedua diaktifkan oleh 7%= melalui
reseptornya, 7%.
C7>#K, seperti molekul#molekul stimulasi osteoklas lainnya, merangsang
produksi 7%= oleh sel#sel stroma, dan $uga menginduksi sekresi
7%= oleh limfosit C, limfosit B, dan sel#sel endotel untuk menginduksi
formasi osteoklas secara tidak langsung. C7>#K $uga menstimulasi
produksi +#/0> oleh sel#sel stroma.14 steoclast differentiation factor
?D>, disebut $uga 7%=C7/)PA=@ menstimulasi progenitor#
progenitor osteoklas pada monositmakrofag men$adi osteoklas dengan
adanya macrophage colony#stimulating factor ?+#/0>@. )ksposur kronik
C7>#K meningkatkan osteoklastogenesis melalui dua mekanisme yang berbeda ?Aambar 3@. C7>#K pertama kali mempengaruhi
osteoklastogenesis pada prekusor#prekusor osteoklas di dalam sumsum
tulang oleh sel#sel dasar untuk berdifferensiasi men$adi c#
>ms/D11b7%# progenitor#progenitor osteoklas melalui
mekanisme independent 7%=7%. Prekusor#prekusor osteoklas ini
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan $aringan perifer
kemudian berdifferensiasi men$adi osteoklas yang matang ?mekanisme
dependent@ berperan mempercepat proses resorpsi tulang. 0ebagai contoh,
C7>#K bisa menginduksi berbagai sel, termasuk sel#sel sino&ial, sel#sel C,
dan osteoblassel#sel stroma, untuk meningkatkan ekspresi mereka
terhadap 7%=, yang mengikat 7% pada permukaan prekusor#
prekusor
osteoklas dan menginduksi differensiasi prekusor#prekusor osteoklas.
C7>#K $uga bisa mengikat reseptornya pada permukaan prekusor#
prekusor osteoklas dan secara tidak langsung menginduksi differensiasi
mereka men$adi osteoklas#osteoklas matang, kemudian meningkatkan aksi
7%= yang diinduksi secara tidak langsung
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
28/32
&nterferon ?/amma 4&$"@5
!>7#H, merupakan sitokin yang kritis terhadap imun alami dan imun
adaptif dalam melaan &irus dan infeksi bakteri intraselluler dan untuk
mengontrol tumor. )kspresi !>7#H dihubungkan dengan se$umlah
penyakit autoinflamatori dan autoimun. :al yang paling penting dari !>7#
H dalam sistem imun adalah kemampuannya untuk menghambat replikasi
&irus secara langsung, 7amun, yang paling terpenting, adalah pengaruh
immunostimulator dan immunomodulatornya.
!>7#H berbeda dalam hal biokimia dan biologiknya dibandingkan dengan
!>7#K dan !>7#I, dimana keduanya dihasilkan oleh sel#sel yang terinfeksi
&irus, !>7#H dihasilkan selama respon imun berlangsung oleh adanya
antigen spesifik sel#sel C dan natural killer cells ?sel#sel 7%@ yang
dikumpulkan oleh !=#-. Pengaruh yang ditimbulkannya termasuk
mengaktifkan makrofag untuk meningkatkan fagositosis dan kemampuan
membunuh sel#sel tumor seperti $uga mengaktifkan dan meningkatkan
pertumbuhan sel#sel C sitolitik dan sel#sel 7%.
/ontoh akti&itas !>7#H adalah"
1. +eningkatkan presentasi antigen oleh makrofag
-. +engaktifkan dan meningkatkan akti&itas lisosom di dalam makrofag
2. +eningkatkan akti&itas sel Ch-
3. +empengaruhi sel#sel normal untuk meningkatkan ekspresi molekul#molekul +:/ klas !
4. +empromosikan adhesi dan mengikat leukosit#leukosit yang
bermigrasi
6. +empromosikan akti&itas sel 7%
5. +engaktifkan P/s dan merangsang differensiasi Ch1 dengan
pengaturan transkripsi faktor C.
!>7#H meregulasi ekspresi antigen +:/ klas !, dan menginduksi +:/ klas !!
dan ekspresi reseptor >cH pada makrofag dan sel#sel lainnya termasuk sel#sel
limfoit, sel#sel endotel, sel#sel mast dan fibroblas sehingga !>7#H
mempengaruhi kemampuan sel#sel tersebut untuk menya$ikan antigen.
Dengan diaktifkannya +:/ klas !! pada sel#sel endotel, sel#sel ini kemudian
men$adi peka terhadap aksi sel#sel C sitolitik spesifik klas !!.
0ecara fisiologi pembentukan osteoklas diatur oleh sitokin#sitokin utama
osteoklastogenik +#/0> dan 7%=. Bagaimanapun, kondisi fisiologik yang
ter$adi, seperti selama berlangsungnya inflamasi, infeksi, dan defisiensi
estrogen, resorpsi tulang secara signifikan distimulasi sehubungan dengan
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
29/32
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
30/32
berlebihan atas autoantbodi dan sel mononuklear darah tepi !=#6 pada
pasien nefritis lupus.
0ebaliknya, pasien dengan kandidiasis mukokutan kronik $ustru
mengalami penurunan produksi !=#15 yang berkaitan dengan sel CSh15.
Peran Sitokin 2alam rinitis lergi
Perubahanpolarisasi sel Ch* men$adi sel Ch1 atau Ch- dipengaruhi
oleh $enis antigen yang merangsang, dosis antigen, tipe sel penya$i antigen
yang terlibat,lingkungan mikro sitokin yang ada dan sinyal kostimulator
yang diterima sel C serta faktor genetik.
Pada infeksi intrasel dihasilkan satu set sitokin yang disebutsitokin tipe
1 yang diproduksi antara lain oleh sel Ch1 yaitu !>7#T dan !=#-. Penelitian lebih lan$ut ditemukan berbagai sitokin lain seperti !=#3, !=#
4, !=#9 dan!=#12 yang diproduksi oleh sel Ch-. 0itokin !>7#T dianggap
sebagai prototipesitokin Ch1 sedangkan !=#3 merupakan protipe sitokin
Ch-.
Pada indi&idu yang atopik, sel C /D3 ?Ch*@ cenderung akan
mengalami polarisasi men$adi sel Ch- yang akan melepaskan kombinasi
khas berbagai sitokinyang disebut pula sebagai sitokin tipe - antara lain
antara lain !=#2, !=#3, !=#4, !=#9, !=#1*, !=#12 dan A+ /> yang sifatnya
mempertahankan lingkungan proatopik yaitu menginduksi sellimfosit B
untuk memproduksi !g). Pada infeksi intra#seldihasilkan satu set sitokin
yang disebut sitokin tipe 1 yang diproduksi antara lainyang diproduksi
oleh sel Ch1, yaitu"!>7#T dan !=#-.0itokin !=#3 pada manusia merupakan
suatu glycoprotein yang diproduksioleh sel Ch-, sel mast dan sel basofil.
Produksi !=#3 cepat dan bersifat transien,dapat dideteksi dalam aktu 1#4
$am dan ekspresinya hilang setelah -3#38 $am.
)fek sitokin !=#3 selain pada perkembangan Ch- adalah mengarahkan
sel B untuk memproduksi !g) dan !gA3. 0eperti diketahui !g) merupakan
kunci untuk ter$adinya penyakit atopi.
0itokin !>7#T selain diproduksi oleh sel Ch1 yang teraktifasi $uga oleh
sel 7% dan sel C cytotoMic karena itu sering disebut sitokin tipe 1.
Dilaporkan bahasebagai pemicu aktifasi sel Ch1 adalah reaksi silang
kompleks reseptor sel C,sedangkan sel 7% sebagai pemicunya adalah
sitokin yang dihasilkan olehmakrofag berupa C7>#a dan !=#1- dan !>7#T
sendiri. Dalam respon primernya terhadap rangsangan antigen, aktifasi sel
Ch* ditentukan oleh pengaruhlingkungan mikrositokin yang ada. 0ecara
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
31/32
bersamaan !>7#T dan !=#1- terlibatdalam menentukan diferensiasi sel
Ch* untuk men$adi fenotipe Ch1.
0itokin !=#1-, merupakan bioaktif yang yang diproduksi oleh monosit#
makrofag yang teraktifasi dan sel#sel penya$i antigen ?P/@ yang lain. Fang
merupakan sumber utamanya adalah sel#sel dendrit yang memproses
danmenya$ikan antigen terlarut ?soluble@ pada sel C. 0el dendrit
merupakan sel penya$i antigen kunci yang mengaktifkan sel C nai&e dan
dapat dikatakan seldendrit merupakan pengatur diferensiasi sel Ch1.
Peran tersebut terutama setelahdendrit mengalami maturasi akibat
paparan mikroba atau sinyal bahaya kuat yanglain . 0el dendrit yang sudah
matur berkurang kemampuan endositosisnya,sedangkan kemampuan
presentasi antigennya meningkat dengan mengubahekspresi reseptor,
berada di limfonodi regional dan meningkatkan produksi
sitokinimunoregulator termasuk !=#1-. 0inyal bahaya ditransduksikan
oleh tool likereceptor ?C=@ yang diekspresikan pada sel dendrit dan
sistem imun lain. 0inyal bahaya ini cenderung memacu respon imun Ch1
dengan memacu sel dendrit untuk memproduksi se$umlah besar !=#1- dan
meningkatkan sitokin tipe 1 yang lain.
Produksi sitokin !=#1- sangat dipengaruhi oleh mediator sitokin
lingkungan yangterdapat selama berlangsungnya respon imun. +ediator
yang meningkatkan produksi !=#1- adalah !>7#T dan C7>#O, sedangkan yang menghambat produksinya adalah !=#3, !=#12, CA>#B dan !=#1*. Di
antara mediator#mediator tersebut !>7#T merupakan stimulator produksi
!=#1- yang paling kuat. 0ementaraitu diketahui !=#1- mempunyai efek
memicu produksi !>7#T, meskipun secarain&itro untuk mendapatkan
kadar !=#1- yang terukur diperlukan !>7#T. Produksi!=#1- oleh makrofag
dan neutrofil dapat dipicu secara langsung olehlipopolisakarida ?=P0@ dan
produk lain dari mikroorganisme patogen. Dengandemikian sitokin !=#1-
terbukti merupakan salah satu pengatur sentral imunitasseluler yang
mengaktifkan sel 7%, $uga merupakan mediator esensial utama untuk
diferensiasi sel Ch* ?nai&e@ ke Ch1 dan secara langsung memacu sekresi
!>7#Toleh sel Ch1 dan sel 7%. 0ementara itu !=#1- secara aktif terpicu di
dalammakrofag dan monosit oleh !>7#T sehingga respon Ch1 distabilkan
oleh suatu $alur feedback positif. Aangguan ker$a sitokin !=#1-
mengakibatkan tidak adarespon Ch1 yang persisten, sementara itu
produksi !=#1- oleh monosit dapatditekan oleh sitokin lain termasuk !=#3
dan !=#1* yang merupakan produksi selCh-.
-
8/16/2019 Bahan Imun 1
32/32
0itokin Ch- diduga merupakan inhibitor !=#1-, tetapi hubungan
antarasitokin Ch- dengan !=#1- sebenarnya lebih kompleks. +isalnya !=#3
dan !=#12akan menekan produksi !=#1- bila kedua sitokin tersebut
ditambahkan saatstimulasi monosit tetapi preinkubasi yang lama dengan
kedua sitokin tersebut ?!=#3 dan !=#12@ akan memicu produksi !=#1- yang
tinggi. +ediator lain yang penting pada penyakit alergi, yaitu PA)- dan
histamin, ternyata $uga mempunyaiefek menekan produksi !=#1-.
:eterogenitas sel Ch ?Ch1 dan Ch-@ sekarang dapat diterima secara
luaskarena perbedaan tersebut men$elaskan penyimpangan imunitas yaitu
hubungantimbal balik antara imunitas humoral dan seluler dan
men$elaskan ter$adinya penyakit alergi sebagai akibat produksi berlebihan
oleh sel Ch-. 0ementara itudiketahui baha sitokin Ch1 ?!>7# T@ dapat
menghambat produksi sitokin Ch-?!=#3@ dan sebaliknya, sitokin Ch- ?!=#
3@ dapat menghambat produksi sitokin Ch1?!>7#T@. Dilaporkan baha sel
Ch* ?/D3@ yang sudah mengalami diferensiasi penuh men$adi sel efektor
Ch1 atau Ch- akan memproduksi sitokin yang relatif tetap, demikian $uga
sel Ch memori yang sudah mengalami polarisasi. kan tetap isel Ch
memori yang belum mengalami polarisasi ?sel Ch resting@ profil sitokinnya
dapat diubah sesuai dengan lingkungan mikro#sitokin yang ada, dengan
demikiansel memori Ch- menghasilkan sitokin Ch1 $ika diaktifkan
bersamaan dengan !=#1- yang merupakan pemicu !>7#T yang poten.0uatu penemuan yangmenun$ukkan baha profil sitokin dari populasi sel
memori relatif fleksibel dandapat dirubah ?reprogrammed@ merupakan
suatu konsep penting dan mempunyaiarti yang bermakna untuk
pengobatan penyakit alergi.%emampuan sitokin !=#1- untuk merubah
kembali respon imun Ch-men$adi respon imun C:1 telah
disemonstrasikan baik secara in&itro maupunin&i&o. 0ecara in &itro
diperlihatkan baha !=#1- mengahambat produksi !=#3 dalam suatu
kultur darah tepi penderita alergi dan menekan produksi !g) olehmonosit
darah tepi.
Penelitian lain menun$ukkan baha !=#1- menekan sintesis !=#3dan
!=#1* secara spesifik dan meningkatkan produksi !>7#T pada sel C /D3
pada penderita rinitis alergi.
SUMBER :
http://allergyclinic.wordpress.com/2012/03/18/imunologi-dasar-
sitokin-dan-aspek-klinisnya/ (diakses tanggal 18 April 2013, 19.45)