bahan bab 4

3
Keamanan dan kenyamanan merupakan aspek dasar yang harus diperoleh oleh se anak. kedua hal tersebut berperan penting dalam keberlangsungan proses tumbuh ke anak. Pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan perlindungan akan keamanan kenyamanan sehingga mereka sangat berisiko tinggi untuk mengalami cedera. Anak u prasekolah memiliki risiko cedera yang tinggi, termasuk cedera akibat kendaraan aspirasi, jatuh, keracunan, dan luka bakar. Konsep at risk aman dan nyaman prasekolah bertujuan untuk menurunkan potensi bahaya yang mungkin terjadi pada Konsep at risk keamanan dan kenyamanan pada anak prasekolah memiliki aspek positif maupun negatif. Aspek atau kegunaan positif dari penerapan kon pertama, orang tua dapat mengetahui risiko cedera yang dapat terjadi informasi dari perawat maupun dari berbagai media. Aspek positif pertama, orang memiliki pengetahuan mengenai konsep pencegahan cedera pada anak akan membangkit usaha untuk meminimalisasi risiko cedera dengan pengawasan, pengarahan, memberik contoh yang tepat. Kedua, kesadaran orang tua dan masyarakat mengenai angka risi pada anak semakin meningkat membuat mereka menjadi lebih waspada dan peduli ter keamanan dan kenyamanan pada anak. Ketiga, dengan tumbuhnya rasa kesadaran terse dapat meminimalkan angka kejadian cedera atau kecelakaan pada anak prasekolah de memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk bermain. Keempat, o tua paham bahwa untuk mencegah cedera bukan dengan cara membatasi anak untuk ber namun mengawasi anak ketika bermain karena pada usia prasekolah merupakan masa a beraktivitas dan bereksplorasi untuk mengembangkan kemampuan sensorik dan motor anak. Aspek positif at risk juga berpengaruh terhadap pihak pelayanan k pemerintah. Kejadian cedera pada anak yang cukup tinggi membuat pelaya akan semakin luas dan berkembang, akses kesehatan dapat lebih baik, bi menjadi lebih terjangkau, dan angka keselamatan pasien dapat meningkat. Pada pem konsep at risk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan mempengaruhi sistem, mempromosikan perubahan organisasi, mempengaruhi norma-norm sosial, dan memodifikasi perilaku individu untuk mecegah cedera anak. Usaha penc cedera yang berasal dari keluarga maupun pemerintah untuk meminimalisasi risiko pada anak dapat menurunkan tingkat kejadian cedera pada anak, dan juga dapat me pertumbuhan dan perkembangan anak. elain aspek positif, konsep at risk aman dan nyama juga memiliki beberap negatif yang menjadihambatan. Pertama, perluditingkatkan koordinasi antarsektor

Upload: mira-andriyani

Post on 04-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cedera pada anak

TRANSCRIPT

Keamanan dan kenyamanan merupakan aspek dasar yang harus diperoleh oleh setiap anak. kedua hal tersebut berperan penting dalam keberlangsungan proses tumbuh kembang anak. Pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan perlindungan akan keamanan dan kenyamanan sehingga mereka sangat berisiko tinggi untuk mengalami cedera. Anak usia prasekolah memiliki risiko cedera yang tinggi, termasuk cedera akibat kendaraan, tenggelam, aspirasi, jatuh, keracunan, dan luka bakar. Konsep at risk aman dan nyaman pada anak prasekolah bertujuan untuk menurunkan potensi bahaya yang mungkin terjadi pada anak. Konsep at risk keamanan dan kenyamanan pada anak prasekolah memiliki aspek positif maupun negatif. Aspek atau kegunaan positif dari penerapan konsep at risk yang pertama, orang tua dapat mengetahui risiko cedera yang dapat terjadi pada anak melalui informasi dari perawat maupun dari berbagai media. Aspek positif pertama, orang tua yang memiliki pengetahuan mengenai konsep pencegahan cedera pada anak akan membangkitkan usaha untuk meminimalisasi risiko cedera dengan pengawasan, pengarahan, memberikan dan contoh yang tepat. Kedua, kesadaran orang tua dan masyarakat mengenai angka risiko cedera pada anak semakin meningkat membuat mereka menjadi lebih waspada dan peduli terhadap keamanan dan kenyamanan pada anak. Ketiga, dengan tumbuhnya rasa kesadaran tersebut dapat meminimalkan angka kejadian cedera atau kecelakaan pada anak prasekolah dengan memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk bermain. Keempat, orang tua paham bahwa untuk mencegah cedera bukan dengan cara membatasi anak untuk bermain, namun mengawasi anak ketika bermain karena pada usia prasekolah merupakan masa aktif beraktivitas dan bereksplorasi untuk mengembangkan kemampuan sensorik dan motorik pada anak. Aspek positif at risk juga berpengaruh terhadap pihak pelayanan kesehadan dan pemerintah. Kejadian cedera pada anak yang cukup tinggi membuat pelayanan kesehatan akan semakin luas dan berkembang, akses kesehatan dapat lebih baik, biaya perawatan menjadi lebih terjangkau, dan angka keselamatan pasien dapat meningkat. Pada pemerintahan konsep at risk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan yang bisa mempengaruhi sistem, mempromosikan perubahan organisasi, mempengaruhi norma-norma sosial, dan memodifikasi perilaku individu untuk mecegah cedera anak. Usaha pencegahan cedera yang berasal dari keluarga maupun pemerintah untuk meminimalisasi risiko cedera pada anak dapat menurunkan tingkat kejadian cedera pada anak, dan juga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.Selain aspek positif, konsep at risk aman dan nyama juga memiliki beberap aspek negatif yang menjadi hambatan. Pertama, perlu ditingkatkan koordinasi antar sektor pemerintah, kesehatan, instansi sekolah, polisi, layanan sosial dan orang tua untuk menerapkan konsep at risk yang menyeluruh dan berkesimambungan. Kedua, masih kurangnya keterampilan dari mengenai cara menyampaikan informasi mengenai konsep aman dan nyaman kepada masyarakat luas. Ketiga, kurangnya peran dari pihak sekolah dan institusi dalam menanggapi isu at risk. Risiko cedera pada anak kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak sehingga banyak orang tua yang menganggap keamanan dan kenyamanan anak adalah hal sepele, sehingga banyak orang tua yang lalai dalam mengawasi anak mereka ketika beraktivitas atau bermain. Fenomena ini dapat kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari seperti anak yang terluka karena jatuh akibat terpeleset karena orang tua yang meninggalkan anaknya sendirian bermain di kolam renang. Berdasarkan kasus tersebut, kita dapat mengetahui bahwa orang tua belum memiliki kesadaran akan bahaya cedera yang dapat menimpa anaknya ketika bermain. Seharusnya, sebagai orang tua sudah seharusnya memahami akan bahaya cedera yang mungkin terjadi pada anak mereka terkait dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Orang tua seharusnya paham jika anak pada usia prasekolah memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan selalu ingim bereksplorasi sehingga risiko cedera yang mungkin terjadi pada anak seusia mereka masih tinggi.Salah satu penerapan konsep at risk terkait keamanan dan kenyamanan anak usia 4,5 tahun (prasekolah) dapat berupa adanya kebijakan yang secara spesifik mengatur keamanan lingkungan bagi anak, baik itu di rumah, di day care, di lingkungan pendidikan anak usia dini (PAUD), maupun di taman bermain. Program pemerintah untuk kesehatan anak saat ini masih mengutamakan kesehatan ibu dan anak (KIA), yaitu untuk ibu dan neonatus. Sedangkan belum ada peraturan pusat yang khusus mengatur mengenai keamanan dan kesehatan anak usia prasekolah. Secara umum, peraturan mengenai perlindungan kesehatan bagi anak tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, khususnya Pasal 44 sampai 47. Pasal 44 ayat (1) dan (3) membahas mengenai penyelenggaraan upaya kesehatan yang komprehensif yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pengadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat menjadi upaya preventif. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan Kepmenkes RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004 menjadi salah satu acuan pelaksanaan promosi kesehatan. Di tingkat pusat memang belum ada kebijakan promosi kesehatan yang khusus membahas tentang risiko cedera pada anak, namun terdapat promosi kesehatan yang mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, telah ada pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk usia di bawah 18 tahun.Penerapan konsep at risk dapat diterapkan di dalam proses belajar di sekolah taman kanak-kanak. Penerapan konsep aman dan nyaman kepada anak sejak dini merupakan salah satu strategi untuk menanamkan sikap peduli terhadap keamanan dan kenyamanan yang dapat diingat oleh seorang anak hingga ia dewasa. Menanamkan kebiasaan sejak sedini mungkin mengenai konsep at risk aman dan nyaman diharapkan dapat mengurangi risiko cedera pada anak. Nilai-nilai mengenai keamanan dan kenyamanan yang mereka pelajari di sekolah mereka seperti peraturan lalu lintas, penggunaan alat pelindung ketika bermain dan berkendara nantinya menjadi dasar bagi anak untuk selalu waspada dan diterapkan untuk melindungi dirinya dari bahaya hingga ia dewasa. Pada kenyataannya, hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan jika tidak adanya dukungan dari pihak sekolah, pemerintah, maupun orang tua. Oleh karena itu, peran perawat untuk mengadvokasi kebijakan-kebijakan tersebut sangat tinggi untuk tercapainya lingkungan yang aman dan sehat bagi anak.Hal ini didukung oleh pernyataan Pedoman dari intervensi dan strategi untuk menjamin keamanan dan mencegah cedera mliputi tiga target domain: (1) perkembangan dan usia anak, (2) lingkungan yang memperhatikan keamanan atau bebas dari bahaya cedera, (3) keadaan sekitar yang mendukung kegiatan.