bahan ajar materi sistem peredaran darah.doc
DESCRIPTION
Materi BiologiTRANSCRIPT
DARAH DAN ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH
Darah manusia adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Darah merupakan cairan tubuh yang sangat penting dan harus selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Fungsi darah :
Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh sel tubuh.
Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh.
Mengangkut sisa-sisa metabolisme.
Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran.
Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme atau zat asing lain.
Memelihara suhu tubuh.
Komponen Penyusun Darah
Darah tersusun oleh dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
a. Plasma darah tersusun atas 90% air dan 10% bahan-bahan terlarut yang terdiri atas
7% protein, 1% garam-garam mineral, dan 2% lemak.
Tabel 1 Komposisi Plasma Darah
Bahan Penyusun Fungsi Utama
Air Pelarut untuk mengangkut zat-zat lain.
Ion
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
Klorida
Bikarbonat
Keseimbangan osmotik, penyanggaan
pH, dan pengaturan permeabilitas
membran
Protein plasma
Albumin
Keseimbangan osmotik, penyangga pH,
penggumpalan, pertahanan.
Fibrinogen
Imunoglobin (antibodi)
Zat-zat yang diangkut oleh darah.
Nutrien (misalnya glukosa, asam
lemak, vitamin)
Produk buangan metabolism
Gas-gas respirasi (O2 dan CO2)
Hormon
b. Sel-sel darah
1. Sel darah merah (eritrosit)
Merupakan bagian utama dari sel darah, sekitar 99% dari komponen sel
darah.
Bentuk sel bikonkaf, tanpa inti sel.
Berwarna kekuningan, dengan warna merah yang berasal dari Hb
(Hemoglobin) yang mengandung protein hemin/heme (bentuk minerak
Fe/zat besi dalam darah) dan globin. Hb digunakan untuk warna biru
empedu yang disebut bilirubin.
Berjumlah 4 – 5 juta butir/mm3
Dibentuk di sumsum tulang merah, tulang pipih dan pada bati di dalam hati.
Eritrosit yang telah tua dan mati akan dirombak/diuraikan dalam limpa dan
hati.
Umur eritrosit ± 120 hari.
Bila kekurangan Hb akan menderita Anemia. Penyakit ini ditandai dengan
berkurang mineral Fe dalam Hb. Atau dapat pula akibat eritrosit yang
dimakan oleh kuman penyakit.
Bila darah kekurangan O2 maka darah akan berwarna biru yang disebut
dengan Sianosis.
Bila eritrosit tidak mampu berfungsi kurang dari 120 hari maka akan
menderita Thallaasemia yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
daya ikat eritrosit terhadap O2 dan kegagalan pembentukan Hb dalam
eritrosit.
2. Sel darah putih (leukosit)
Bentuknya tidak beraturan, memiliki inti 1-3 buah yang bentuknya
bulat/cekung.
Berjumlah 0,2% dari sel darah yaitu sekitar 8.000 – 9.000 butir/mm3.
Bergerak secara amoeboid dan dapat menembus dinding kapiler, sehingga
disebut Diapedesis.
Bersifat fagositosis yang dapat memakan kuman/bibit penyakit.
Dibentuk di sumsum tulang merah, jaringan reikulo-endotel bagi leukosit
granulosit. Sedangkan bagi leukosit agranulosit dibentuk di kelenjar limfa.
Bila jumlahnya kurang dari standar makam akan menyebabkan penyakit
lekopeni.
Bila jumlahnya melebihi dari jumlah normal maka akan meneyebabkan
penyakit lekotosis. Contoh : Leukemia, yaitu penyakit kelebihan leukosit
hampir mencapai 200.000 butir/mm3. Hal ini karena pembentukan leukosit
yang tidak terkendali.
3. Keping-keping darah (trombosit)
Trombosit atau keping-keping darah memiliki bentuk tidak teratur, tidak
memiliki inti sel, dan berukuran sangat kecil.
Tabel 2. Macam Leukosit
Macam Leukosit Kandungan
warna
Jumlah
inti
Umur Fungsi
Granulosit
(Bersifat
fagosit)
Eosinofil
Mengandung
bintik
kemerahan
2 buah Tidak
diketahui
Untuk membunuh
bibit penyakit
Basofil
Mengandung
bintik biru
tidak ada
karena
bentuknya
berbaur
dengan sel
Tidak
diketahui
Untuk meningkatkan
reaksi peradangan,
anti alergi, dan
perpindahan
leukosit lain
Neutrofil
---
3 buah 7 jam Fagositosit mikrobia
dan jaringan yang
rusak
Agranulosit
Monosit ---
1 buah dan
paling
besar
3 hari Bersifat fagosit dan
bergerak cepat
Limfosit --- ---
1 buah
dan lebih
kecil dari
inti
monosit
Untuk imunitas dan
menghasilkan
antibodi.
Alat-alat peredaran darah
1. Jantung
Berfungsi untuk memompa darah. Terletak di ronggga dada dan diatas difragma.
Selaput terdiri dari :
Perikardium, selaput yang paling luar.
Miokardium, selaput bagian tengah yang merupaka otot jantung.
Endokardium, selaput paling dalam yang membatasi ruangan pada jantung.
Ruangan terdiri dari :
Atrium dexter
Atrium sinister
Ventrikel dexter
Ventrikel sinister
Pada bayi yang belum lahir terdapat lubang pada atrium dexter dan atrium
sinister.
Katup terdiri dari :
Valvula trikuspidalis, yaitu katup yang membatasi antara atrium dexter dengan
ventrikel dexter.
Valvula bikuspidalis, yaitu katup yang membatasi antara atrium sinister
dengan ventrikel sinister.
Valvula semilunaris, yaitu katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Denyut pada orang dewasa secara normal berkisar 70X menit. Untuk mengetahui
denyut nadi bisa dengan menggunakan rabaan pada daerah pergelangan tangan,
diukur 3 jari kearah dalam. Atau didaerah siku bagian dalam dan dapat pula di
daerah bawah telinga dekat leher.
Pada saat olah raga cor akan memompa darah sebanyak 5 kali dari biasanya.
Sehingga bias di asumsikan 5 X ± 5 L.
Fungsi ruangan pada cor :
Atrium, yaitu bagian yang berfungsi untuk trmpst masuknya darh yang berasal
dari vena tubuh.
Ventrikel, yaitu bagian yang berfungsi untuk memompakan darah pada saat
meninggalkan cor.
Atrium sinister, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima darah dari vena
pulmonalis yang kaya akan O2.
Atrium dexter, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima darah dari vena
cava superior dan vena cava inferior yang kaya akan CO2.
Ventrikel sinister, yaitu bagian yang berfungsi untuk memompakan darah
yang kaya akan O2 ke seluruh jaringa tubuh.
Ventrikel dexter, yaitu bagian yang berfungsi untuk memompakan darah yang
kaya akan CO2 ke pulmo.
2. Pembuluh darah
Arteri
Arteri disebut juga pembuluh nadi. Pembuluh nadi adalah pembuluh yang membawa
darah meninggalkan jantung menuju seluruh tubuh.
Vena
Vena disebut juga pembuluh balik karena membawa aliran darah menuju jantung.
Kapiler
Kapiler atau pembuluh rambut merupakan pembuluh yang sangat kecil. Dindingnya
tersusun oleh hanya satu lapis sel. Fungsi kapiler adalah sebagai tempat pertukaran zat
yang dibawa oleh arteri dan vena.
Mekanisme Kerja Jantung
pada manusia yang normal, biasanya jantung berkontraksi 72 kali setiap menit dan
memompa darah 60 cm3. Periode dari suatu akhir kontraksi hingga akhir kontraksi berikutnya
disebut siklus jantung. Siklus jantung terdiri dari periode relaksasi yang dinamakan diastole
yaitu jika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang. Pada saat itu, otot
bilik mengendur maksimum dan ruang bilik mengembang maksimum. Periode kontraksi
dinamakan systole, yaitu jika otot bilik jantung menguncup dan darah di dalam bilik dipompa
ke pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) atau pun ke aorta secara bersamaan.
GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH
a. Golongan darah
Golongan darah pada manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen
dan aglutininnya.
Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka
terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Aglutinogen disebut zat spesifik golongan
karena digunakan untuk menentukan golongan darah. Ada banyak aglutinogen yang
menjadi dasar pengelompokan golongan darah. Misalnya aglutinogen A dan B menjadi
dasar pengelompokan golongan darah sistem ABO dan aglutinogen Rhesus D menjadi
pengelompokan untuk sistem Rhesus.
Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel misalnya
antibodi. Dr. Karl Landstainer seorang ahli imunologi dan patologi berkebangsaan
Austria (1868 – 1943) dan Julius Donath adalah penemu perbedaan antigen dan
antibodi dalam sel darah manusia.
Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia
menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat
antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut
sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat
antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibodi yang dikandung oleh
darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Antigen dan Antibodi yang dikandung oleh darah seseorang
Golongan Antigen Zat anti
A Α B
B Β A
AB - A + B
O α maupun β -
Bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah seseorang maka akan
terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian.
b. Transfusi darah
Pada transfusi darah, orang yang mendapat darah disebut resipien dan pemberi
darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada resipien adalah senyawa protein.
Jika tidak sesuai, berarti sel darh tersebut bersifat sebagai antigen sehingga sel darah
akan digumpalkan atau mengalami aglutinasi. Golongan darah O dapat memberikan
darahnya kesemua golongan darah sehingga disebut donor universal. Hal ini terjadi
karena sel-sel golongan darah O tidak mengandung kedua aglutinogen sehingga
sejumlah kecil dari darah ini dapat ditransfusikan ke hamper setiap resipien tanpa
terjadi reaksi aglutinasi dengan cepat.
Golongan darah AB disebut resipien universal karena dapat menerima darah
dari semua golongan darah. Akan tetapi, transfusi darah sebaiknya dilakukan
antargolongan darah yang sama.
Golongan darah AB disebut resipien universal karena dapat menerima darah
dari semua golongan darah. Akan tetapi, transfusi darah sebaiknya dilakukan
antargolongan darah yang sama.
1. Golongan darah A yang mempunyai aglutinin beta dalam serumnya.
2. Golongan darah B yang mempunyai agglutinin B dalam eritrositnya dan
mengandung agglutinin alfa dalam serumnya.
3. Golongan darah AB yaitu darah yang mempunyai aglutinogen A dan B dalam
eritrositnya dan tidak mengandung alfa dan beta dalam serumnya.
4. Golongan darah O yaitu darah yang tidak mengandung aglutinogen (antigen)
yang mengandung aglutinin alfa dan beta dalam serumnya.
Skema golongan darah
Golongan darahAglutinogen
Eritrosit
Aglutinin
serum
AB A dan B -
A A BETA
B B ALFA
O - ALFA BETA
Tabel transfusi darah
Golongan
darah resipien
Golongan darah donor
A B AB O
A ח ס ס ח
B ס ח ס ח
AB ח ח ח ח
O ס ס ס ח
Keterangan
terjadi penggumpalan = ס
tidak terjadi penggumpalan = ח
Pada umumnya, transfusi dilakukan pada orang dalam kondisi berikut:
1) Orang yang mengalami kecelakaan atau luka-luka
2) Tubuh yang terbakar
3) Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya operasi
4) Orang yang kekurangan darah akut
5) Orang yang mengidap penyakit kronis.
PEREDARAN DARAH MANUSIA
A. Peredaran darah pada orang dewasa
Peredaran darah pada orang dewasa dibedakan menjadi 2, yaitu peredaran darah
kecil (pulmonari) dan peredaran darah besar (sistematik).
1. Peredaran darah kecil (Pulmonari).
Darah miskin oksigen dari seluruh bagian tubuh terkumpul di serambi
kanan, kemudian di alirkan ke bilik kanan. Bilik kanan akan memompa darah ke
dalam batang paru-paru . Saat darah mengalir melalui kapiler paru-paru, karbon
dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Darah kaya oksigen kembali ke serambi
kiri melalui venula paru-paru yang bergabung membentuk vena paru-paru. secara
garis besar, urutan peredaran darah pulmonari adalah ventrikel kanan (bilik kanan)
→ arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri (serambi
kiri).
2. Peredaran darah besar (Sistematik).
Darah kaya oksigen dari serambi kiri masuk ke bilik kiri. Saat bilik
kontraksi, darah menuju aorta. Kemudian darah menuju cabang aorta, lalu ke
jaringan, setelah itu ke vena dan vena kava lalu kembali lagi ke jantung di serambi
kanan. Urutan peredaran darah sistematik adalah ventrikel kiri (bilik kiri) → aorta
→ arteri → arteriola → kapiler → venula → vena → vena kava superior → vena
kava inferior → atrium kanan (serambi kanan).
B. Peredaran darah pada fetus
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi
dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran
gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb
per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Peredaran darah pada fetus adalah sebagai berikut :
1. Plasenta (kaya oksigen) → vena umbilikal → hati (duktus venosus) → vena kava
posterior → atrium kanan (menerima darah dari kepala melalui vena kava
anterior,)→foramen ovale → atrium kiri (sebagian besar darah) → ventrikel kiri
→ aorta → ke seluruh tubuh.
2. Plasenta (kaya oksigen) → vena umbilikal → hati (duktus venosus) → vena kava
posterior → atrium kanan (menerima darah dari kepala melalui vena kava
anterior,)→ventrikel kanan (sebagian besar darah) → arteri polmuner (sebagian
besar darah) → paru – paru → atrium kiri (bercampur dengan darah dari vena
kava posterior) → ventrikel kiri →aorta → ke seluruh tubuh.
3. Plasenta (kaya oksigen) → vena umbilikal → hati (duktus venosus) → vena kava
posterior → atrium kanan (menerima darah dari kepala melalui vena kava
anterior,)→ventrikel kanan (sebagian besar darah) → duktus arteriosus (sebagian
besar darah) → aorta → ke seluruh tubuh.
PEREDARAN DARAH PADA HEWAN
a. Peredaran darah pada avertebrata
Pada hewan avertebrata terdapat 2 sistem peredaran darah, yaitu :
1. Peredaran darah terbuka
Peredaran darah terbuka adalah peredaran atau distribusi darah ke seluruh tubuh
(jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Sistem peredaran darah
terbuka terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, sejumlah rongga yang
disebut sinus, contohnya pada serangga (belalang). Peredaran darahnya adalah
sebagai berikut:
Bila jantung pembuluh berdenyut, darah akan terpompa ke arah depan melalui
aorta. Selanjutnya darah akan beredar bebas ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh
pembuluh darah.
Selama dalam peredarannya, darah mensuplai zat makanan ke jaringan-jaringan
dan mengambil zat-zat sisa metabolisme. Selanjutnya darah dari jaringan akan
kembali ke jantung pembuluh melalui lubang-lubang halus (ostium) yang terdapat
diantara gelembung jantung.
Darah serangga tidak mengandung hemoglobin maka tidak berwarna merah.
Darah serangga hanya berperan mengedarkan nutrisi dan tidak berperan dalam
pengangkutan oksigen, karena oksigen telah diedarkan oleh sistem trakea yang
bercabang-cabang menuju ke berbagai jaringan.
2. Peredaran darah tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah ini, darah diedarkan
melewati arteri ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung melewati vena, contohnya
cacing tanah.
Sistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri atas lima pasang jantung
pembuluh atau jantung semu yang terletak pada segmen tubuh VII hingga XI. Lima
pembuluh darah sejajar dengan panjang tubuh. Pada setiap segmen tubuh terdapat
sepasang pembuluh penghubung, pembuluh darah dorsal (punggung), pembuluh
ventral (perut), serta anyaman pembuluh kapiler. Jantung pembuluh terdiri dari
pembuluh – pembuluh yang berukuran besar, yaitu pembuluh dorsal dan ventral yang
mampu berkontraksi.
Aliran darah t erjadi karena adanya kontraksi jantung semu (lengkung aorta).
Jantung memompa darah dari pembuluh darah dorsal ke pembuluh darah ventral
kemudian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas pernapasan terjadi di dalam jaringan-
jaringan tubuh melalui kapiler. Dari seluruh tubuh, darah menuju dorsal tubuh
kemudian baru kembali ke jantung.
b. Peredaran darah pada vertebrata
1. Peredaran darah pada Pisces ( Ikan ).
Alat sirkulasi darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung terdiri atas
dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel. Jantung terletak di belakang insang, yaitu di
dalam rongga perikardium. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga
yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Di antara atrium
dan ventrikel terdapat klep untuk menjaga aliran darah tetap searah.
Proses sirkulasi darah bermula dari darah yang kaya CO2 dari seluruh tubuh kembali
ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke atrium,
dilanjutkan ke ventrikel dan dipompa menuju insang melewati konus arteriosus. Di
insang oksigen diikat dan CO2 dilepaskan, kemudian masuk ke aorta dorsalis dan
diedarkan ke seluruh tubuh, lalu kembali ke jantung melalui vena.
2. Peredaran darah pada amfibi
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena,
sinus venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa. Darah katak tersusun dari plasma
darah yang terang (cerah) dan berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel – sel darah
merah , sel darah putih dan keeping sel darah.
Jantung katak terdiri dari:
a. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior.
b. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium
sinister).
c. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung.
d. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior
bilik.
Darah dari seluruh tubuh yang kaya CO2 masuk melalui vena cava, kemudian
berkumpul di sinus venosus, selanjutnya menuju ke serambi kanan. Pada saat yang
sama, darah dari paru – paru yang kaya akan oksigen masuk ke serambi kiri. Jika
kedua serambi berkontraksi maka darah dari serambi kanan dan serambi kiri akan
bercampur di bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan
miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus
arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler)
diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali kejantung
melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke
jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus
tubular. Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk
oleh pembuluh balik (vena ) saja.
3. Peredaran darah pada reptil
Sistem peredaran darah pada reptilian
lebih maju bila dibandingkan dengan
sistem peredaran amfibi karena adanya
pemisahan darah yang beroksigen dan
tidak beroksigen dalam jantung. Jantung
reptilia terletak di rongga dada di bagian
depan ventral. Jantung terdiri dari sinus
venosus, serambi kiri dan serambi
kanan, serta bilik kiri dan bilik kanan.
Pada umumnya, diantara dua
bilik terdapat sekat (septum)
yang tidak sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya sekat tersebut hampir sempurna
dan terdapat foramen panizzae, yaitu lubang yang terdapat pada tempat pertemuan
arteri sistemik kanan dan kiri. Arteri sistemik merupakan arteri yang berasal dari
jantung menuju ke aorta.
Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus, menuju ke serambi
kanan kemudian ke bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria
pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah
dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus. Dua arkus aortikus ini lalu
menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang mensuplai darah ke
alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. Dari seluruh jaringan tubuh, darah
menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung.
4. Peredaran darah pada aves
Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh
melalui pembuluh. Jantung memompa darah ke seluruh jaringan tubuh melalui
pembuluh dan kembali ke jantung juga melalui pembuluh.
Alat-alat yang menyusun sistem sirkulasi darah tertutup sudah lengkap, yaitu
terdiri atas jantung sebagai alat pemompa darah, pembuluh aorta, pembuluh arteri,
pembuluh vena, pembuluh kapiler, plasma, dan sel darah, serta jaringan tubuh yang
dialirinya.
Darah dari vena kava masuk ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan.
Kemudian, darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah dari paru-
paru kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, lalu menuju ventrikel kiri. Di
ventrikel kiri darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Darah dari kapiler
jaringan tubuh akan dialirkan lagi ke atrium kanan jantung.
Kelainan/Penyakit pada Sistem Peredaran Darah.
Kelainan pada sistem peredaran darah adalah kelainan yang terjadi karena bawaan
sejak lahir.
1. Jantung koroner
Jantung koroner merupakan penyumbatan atau penyempitan arteri koroner
sehingga suplai darah kejantung menjadi berkurang, apabila hal itu berlangsung
terus menerus makan otot jangtung akan rusak dan penderita akan mengalami
serangan jantung.
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal
ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan
ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit
atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot
jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri
dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan
jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Namun demikian kita harus mengetahui gejala-gejala serangan jantung.
Serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak
nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Cara menangani
jantung koroner yaitu dengan cara mengurangi aktivitas yang berlebihan ,
olahraga secara teratur, menjaga pola makan, menjaga jangan sampai stres, dll.
2. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit genetik/turunan, merupakan suatu bentuk
kelainan pada darah yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya dimana
protein yang diperlukan untuk pembekuan darah tidak ada atau jumlahnya sangat
sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah untuk membeku secara
normal. Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka akan
menyebabkan kelumpuhan, kerusakan pada persendian hingga cacat dan kematian
dini akibat perdarahan yang berlebihan. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan
spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan menahun.
Penyakit ini diturunkan orang tua kepada seorang anak melalui kromosom X
yang tidak muncul. Saat wanita membawa gen hemofilia, mereka tidak terkena
penyakit itu. Jika ayah menderita hemofilia tetapi sang ibu tidak punya gen itu,
maka anak laki-laki mereka tidak akan menderita hemofilia, tetapi anak
perempuan akan memiliki gen itu. Jika seorang ibu adalah pembawa dan sang
ayah tidak, maka anak laki-laki akan berisiko terkena hemofilia sebesar 50 persen,
dan anak perempuan berpeluang jadi pembawa gen sebesar 50 persen.
Gejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan
sobeknya kulit permukaan tubuh, maka darah akan terus mengalir dan
memerlukan waktu berhari-hari untuk membeku. Bila luka terjadi di bawah kulit
karena terbentur, maka akan timbul memar/ lebam kebiruan disertai rasa nyeri
yang hebat pada bagian tersebut. Perdarahan yang berulang-ulang pada persendian
akan menyebabkan kerusakan pada sendi sehingga pergerakan jadi terbatas
(kaku), selain itu terjadi pula kelemahan pada otot di sekitar sendi tersebut.
Bagi mereka yang memiliki gejala-gejala tersebut, disarankan segera
melakukan tes darah untuk mendapat kepastian penyakit dan pengobatannya.
Ada dua cara pengobatan hemofilia :
Pertama: terapi on demand yaitu terapi saat terjadi perdarahan menggunakan
infus produk untuk menggantikan faktor pembekuan.
Kedua : profilaksis adalah infus faktor ke delapan secara rutin untuk
mempertahankan kadar minimum faktor VIII/IX dengan kadar konsentrasi
untuk mencegah sebagian besar perdarahan.
3. Thalessemia
Thalesemia adalah penyakit keturunan karena adanya kelainan darah
yaitu adanya sel darah merah yang tidak normal, Penyebab penyakit ini adalah
kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun hemoglobin secara lengkap
sehingga mengakibatkan trnsportasi oksigen keseluruh tubuh terganggu.
Untuk penderita thalassemia sampai saat ini belum ada obat yang
menyembuhkan penyakit thalassemia secara total. Pada dasarnya pengobatan yang
diberikan pada penderita thalssemia bersifat simptomatik dan suportif. Secara
garis besar, pengobatan thalssemia terdiri dari pengobatan terhadap penyakitnya
dan pengobatan terhadap komplikasi. Pengobatan terhadap penyakitnya meliputi
transfusi darah, splenektomi, induksi sintesa rantai globin, transplantasi sumsum
tulang dan terapi gen. Pengobatan terhadap komplikasi meliputi mencegah
kelebihan dan penimbunan besi, pemberian kalsium, asam folat, imunisasi dan
pengobatan terhadap komplikasi lainnya.
Karena penyakit ini belum ada obatnya, maka pencegahan dini menjadi
hal yang lebih penting dibanding pengobatan. Program pencegahan thalassemia
terdiri dari beberapa strategi, yakni (1) penapisan (skrining) pembawa sifat
thalassemia, (2) konsultasi genetik (genetic counseling), dan (3) diagnosis
prenatal.
Skrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif.
Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia
langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah
menemukan pembawa sifat melalui penelusuran keluarga penderita
thalassemia (family study)
Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah
kawin tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan
informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai
anak.
Diagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif.
Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan
yang telah mempunyai anak thalssemia, dan sekarang sementara hamil.
Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko tinggi yaitu
mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal
ini dilakukan pada masa kehamilan 8-10 minggu, dengan mengambil sampel
darah dari villi khorialis (jaringan ari-ari) untuk keperluan analisis DNA.
Penyakit pada peredaran darah adalah ganguan pada sistem transportasi, dikarenakan
infeksi yang tidak dapat ditanggulangi sistem pertahanan tubuh.
1. Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi, bila nilai ambang tekanan
sistolik sekitar 140-200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastolik
sekitar 90-110 mmHg atau lebih, dan berpotensi tinggi menyebabkan serangan
jantung dan strok.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi.
UsiaFaktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak
dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika
Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati
batas atas yang normal.
Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit
hitam.
Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah
Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan
darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk
tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.
Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga
yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi,
maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
Kurangi konsumsi garam dalam makanan anda. Jika Anda sudah menderita
tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung
garam.
Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,
magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria
yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol
per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda
menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan
kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit
sehari sebanyak 3 kali seminggu.
Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk.
Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan
emosi Anda.
Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi
atau hipertensi.
Kendalikan kadar kolesterol Anda.
Kendalikan diabetes Anda.
Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika
Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang
tidak meningkatkan tekanan darah.
2. Varises
Varises adalah penyakit yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak
lancar, karena terhambat di sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat
tubuh. Selain di bagian kaki, belakangan ini diketahui bahwa ternyata varises pun
bisa terjadi di bagian lengan.
Beberapa hal yang menyebabkan penyakit varises adalah berkurangnya
elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena melemah
dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya. Aliran
darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh
darah harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.
Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini bertugas
menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang
rusak membuat darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang
mengganggu aliran darah.
Pemicu varises :
1. Faktor keturunan
Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan
bertambahnya berat badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan
besar disebabkan faktor keturunan.
2. Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan
saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki,
tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
3. Kurang gerak
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar
pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
4. Merokok
Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah
menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak
elastis lagi.
5. Terlalu banyak berdiri.
Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan
memperparah beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Bila
profesi Anda mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri
dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan berjalan di
tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.
6. Menderita kolesterol tinggi dan kencing manis
Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran
darah, kelainan pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya
varises.
7. Memakai sepatu hak tinggi
Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang
berfungsi membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.
Gejala terjadinya varises:
Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku,
panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan
menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider
navy).
Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak
lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang
sulit sembuh.
Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang
tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala
varises kronis.
Pencegahan Varises
Beberapa cara mencegah munculnya Varises:
1. Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang
teratur
2. Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis
menjadi tidak maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu hak
tinggi, sering istirahat dan menggerakkan kaki setiap 15 menit.
3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda banyak
berdiri, pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap beberapa
menit.
4. Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat
menghambat peredaran darah
5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan
kaki
6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh darah.
7. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur
8. Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakkan
9. Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh darah
10. Lakukan senam kaki. Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum jam
dan sebaliknya
11. Angkat kaki saat beristirahat
12. Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian
13. Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran
darah
Tekhnologi yang digunakan dalam mengidentifikasi kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada system peredaran darah.
1. Angioplasti
Angioplasti adalah prosedur medis, di mana balon digunakan untuk membuka
pembuluh darah jantung (arteri koroner) yang menyempit atau tersumbat. Zat lemak dan
kolesterol dapat menumpuk di lapisan dalam arteri, membentuk endapan yang disebut
plak. Begitu plak menumpuk, arteri akan menyempit atau tersumbat (aterosklerosis).
Pasokan darah yang berharga ke jantung akan terancam.
Penyumbatan tidak parah, kateter
balon mungkin dapat digunakan untuk
membuka arteri jantung sebagai
alternatif bedah jantung terbuka. Kateter
merupakan tabung kecil, berongga,
fleksibel yang mempunyai balon di dekat
ujungnya.
Obat penipis darah juga diberikan
untuk mencegah terbentuk
penggumpalan darah. Pada hampir
semua kasus, suatu alat yang disebut
stent juga ditempatkan pada lokasi penyempitan atau penyumbatan untuk menjaga agar
arteri tetap terbuka. Angioplasti dapat dilakukan untuk mengobati:
a. Nyeri dada yang terus-menerus (angina)
b. Penyumbatan salah satu arteri koroner atau lebih
c. Sisa penyumbatan di arteri koroner setelah serangan jantung
Angioplasti balon pada arteri koroner, atau percutaneous transluminal coronary
angioplasty (PTCA), merupakan prosedur yang relatif baru yang diperkenalkan pada
akhir tahun 1970-an. PTCA adalah prosedur non-bedah untuk menghilangkan
penyempitan atau penyumbatan arteri ke otot jantung (arteri koroner). Ini memungkinkan
lebih banyak darah dan oksigen yang dialirkan ke otot jantung.
PTCA dilaksanakan dengan kateter balon kecil yang disisipkan ke pangkal paha atau
lengan, dan diteruskan ke arteri koroner yang menyempit. Balon lalu dipompa untuk
memperbesar penyempitan arteri. Bila berhasil, PTCA dapat menghilangkan nyeri dada
angina, memperbaiki prognosis pasien penderita angina tak-stabil, dan memperkecil atau
menghentikan serangan jantung tanpa pasien harus menjalani bedah cangkok bypass
arteri koroner (CABG) jantung terbuka.
2. EKG Untuk mengetahui jantung itu dalam keadaan normal atau abnormal dapat
melalui EKG . kepanjangan EKG tersebut dengan “elektrokardiografi” atau
“elektrokardiogram” karena grafik
yang tercatat atau terekam oleh
mesin EKG dinamakan
Elektrokardigram, sedangkan ilmu
yang mempelajari EKG dinamakan
Elektrokardigrafi. Berarti
elektrokardigrafi/elektrokardigram
adalah elektro = listrik,
kardio=jantung, grafi/gram=grafik.
Jadi pengertian EKG secara lengkap adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau
biolektrikal pada jantung yang menggambarkan dengan sebuah grafik EKG atau
dengan kata lain grafik EkG menggambarkan rekaman aktivitas listrik jantung.
3. Alat pacu jantung Alat pacu jantung adalah alat yang digunakan untuk mengatur detak jantung. Jika
ditemukan seseorang memiliki detak jantung
terlalu lambat, alat pacu bisa ditanam dalam
tubuh untuk menggantikan fungsi tersebut. Alat
elektronik kecil ini secara otomatis mengawasi
dan mengatur detak jantung, dengan mengalirkan
sinyal listrik untuk merangsang jantung ketika
berdetak terlalu pelan. Alat pacu terdiri dari
timah pacu dan generator nadi. Alat pacu
berbilik satu hanya memiliki timah single
sedangkan alat pacu berbilik dua memiliki satu timah di atrium dan lainnya di ventrikel.
4. Pesawat Defibrillator
Pesawat Defibrilator adalah suatu pesawat yang digunakan untuk membantu
para medis dibagian perawatan
jantung untuk mengatasi kelainan
pada jantung (cardioarrytmia). Pada
pasien yang mengalami kegagalan
jantung seperti ini disebut fibrilasi
ventikuler dan keadaan pasien akan
bertambah parah dalam beberapa
menit apabila keadaan ini tidak
diperbaiki, unutk mengembalikan
denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan alat
yang disebut defibrilator.
Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung
sehingga semua sel akan diharapkan melewati masa krisis secra bersamaan dan
diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara teratur.
Daftar Pustaka
Abbas, M. 1997. Biologi Cetakan KeTiga. Yudistira. Jakarta.
Claude A. Ville, Warren F. Walker, Robert D. Barnes. 1999. Zoologi umum (alih bahasa:
Nawangsari Sugiri). Jakarta: Erlangga. Hal: 198 – 201
Houn H. Grey, dkk. 2007. Lecture Notes Kardiologi, Edisi Empat. Jakarta : Erlangga.
John W. Kimball.1998. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press
Sri Pujiyanto. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang. UM Press
Tutiek Rahayu. 2011. Diktat sistem gerak dan peredaran darah manusia. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
HANDOUT
“SISTEM PEREDARAN DARAH”
SMA KELAS XI SEMESTER I
Oleh :
Fitri Lestari
Fransiska Angela Etty
Herjulianus Boby Maru
Hipni Aswar
Josepha Jenly
Riky
PPG BASIC SCIENCEFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2012