bagian-bagian jaringan periodontal

Upload: hanifah-tul

Post on 09-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berisi gambaran bagian jaringan periodontal

TRANSCRIPT

  • DISKUSI PERIODONTOLOGI DASAR

    DISUSUN OLEH :

    Dena Melinda 9171

    Rizki Dwita Damayanti 9173

    Yuliana Nurhayati 9175

    Fitri Anggita Amalia 9177

    Naily Chalwa Amalia 9179

    Siti Ulyaa Maharani P 9181

    Chairunnisa Andityarani 9183

    Nurul Hanifah 9185

    Amirullah Zulkifli 9337

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2014

  • I. Gambar jaringan periodontal dari gigi posterior rahang bawah, sebutkan bagian-bagian

    jaringan periodontal

  • II. Jelaskan hubungan antara masing-masing jaringan periodontal.

    Menurut Clerehugh dkk (2009), jaringan periodontal membentuk struktur-struktur yang

    mendukung gigi. Komponen inti dari jaringan periodonsium terdiri dari:

    1. Gingiva (termasuk epitel dan jaringan ikat).

    2. Ligamen periodontal.

    3. Sementum.

    4. Tulang alveolar.

    Rincian dari bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Gingiva

    Menurut Reddy (2008), gingiva merupakan bagian dari oral mukosa yang menutupi

    processus alveolaris pada rahang dan mengelilingi servikal gigi. Secara anatomis,

    gingiva terbagi menjadi marginal, attached dan interdental gingiva.

    Marginal gingiva/ free gingiva/ Unattached gingiva

    Merupakan ujung tepi atau batas gingiva yang mengelilingi gigi

    (seperti kerah baju). Dalam beberapa kasus ada yang dibatasi apikalnya oleh

    penurunan linier yang dangkal disebut free gingival groove. Meskipun

    marginal gingiva beradaptasi dengan baik pada permukaan gigi, namun ia

    tidak sampai menempel.

    Sulcus gingiva

    Merupakan sebuah ruang atau celah yang dangkal antara gigi dengan

    free gingiva, yang memanjang ujungnya sampai epitel junctional. Bentuknya

    seperti huruf V dan bisa dimasukkan oleh periodontal probe. Kedalaman probe

    secara klinis untuk sulcus gingiva yang normal pada manusia adalah 2-3mm.

    Attached gingiva

    Merupakan bagian dari gingiva yang kokoh, lenting dan terikat kuat

    sepanjang periosteum tulang alveolar. Pada aspek fasial, ia memanjang hingga

    ke mukosa bergerak yang dibatasi oleh mucogongival junction. Ukurannya

    bervariasi pada setiap area di maksila dan mandibula, lebar paling sempit di

    area gigi P1 mandibula, dan lebar terbesar di regio incisor maksila. Lebar dari

    attached gingiva meningkat seiring usia dan gigi yang supraerupsi.

    Interdental gingiva

    Biasanya menempati embrasur gingiva. Terdapat tiga bagian, yaitu:

    papilla facial, papilla lingual dan col, yang merupakan penurunan seperti

    lembah yang menghubungkan papilla facial dan lingual. Batas-batas lateral dan

    ujung dari papilla interdental dibentuk oleh kelanjutan dari marginal gingiva

    dan bagian yang berada di antara attached gingiva. Pada gigi diastema, tidak ada

    interdental papilla.

    Menurut Clerehugh dkk (2009), gingiva sehat berwarna merah muda

    (pink). Pada beberapa kelompok di etnis tertentu, gingiva bisa terdapat

    pigmentasi. Epitelium gingiva meliputi: oral epitelium (OE); Oral sulcus

  • epitelium (SE); dan Junctional epitelum (JE). Sulcus gingiva dibatasi oleh SE

    dan JE.

    o Oral Epithelium (OE): epitel ortokeratinisasi, stratifikasi dan skuamosa.

    Sel-sel permukaannya tidak berinti dan dibungkus oleh protein keratin. OE

    memiliki barrier fisik yang impermeable terhadap bakteri oral.

    o Oral Sulcular epithelium (SE): tidak memiliki rigi dan sel-selnya

    berkeratinisasi namun masih memiliki inti (parakeratinisasi).

    o Junctional epithelium (JE): membentuk perlekatan khusus ke gigi melalui

    lapisan hemidesmosom dalam sel-sel JE, lamina basal dibuat oleh sel-sel

    epitel. JE adalah non keratin dan memiliki turnover sel yang sangat cepat

    (2-6 hari) dibandingkan OE yang 1 bulan. Lalu, bagian paling apikal dari JE

    terletak di Cemento Enamel Junction (CEJ). JE permeable dengan celah

    interseluler yang lebar sehingga sel-sel dan substansi-substansi dapat

    bermigrasi (seperti bakterial toksin atau sel host defense).

    Menurut Reddy (2008), epitelium oral terdiri atas beberapa lapisan yaitu:

    - Lapisan basal (stratum basalis/germinativum)

    - lapisan spinosum (stratum spinosum)

    - lapisan granular (stratum granulosum)

    - lapisan sel-sel keratinisasi (stratum korneum)

    Secara mikroskopis gingiva terdiri dari :

    - Lapisan epitel yang merupakan epitel skuama berlapis (stratified squamous epithelium)

    - Bagian tengah berupa jaringan ikat, yang dinamakan lamina propria

    - Berdasarkan aspek morfologis dan fungsio- nalnya dibedakan atas tiga

    bagian:

    - epitel oral/luar (oral/outer epithelium)

    - epitel sulkular/krevikular (sulcular/crevicular epithelium)

    - epitel penyatu/jungsional (junctional epithelium)

    (Herbert dan Thomas, 2004)

    Terdiri atas dua lapisan:

    a. lapisan papilari (papillary layer) yang berada langsung dibawah epitel, yang

    terdiri atas:

    o proyeksi papilari (papillary projection)

    o diselangselingi oleh rete peg epitel

    b. lapisan retikular (reticular layer) yang ber- lanjut ke periosteum tulang

    alveolar

    (Newman dan Carranza, 2011)

    2. Ligamen Periodontal

  • Menurut Reddy (2008), ligamen periodontal merupakan struktur jaringan

    ikat yang mengelilingi akar dan menghubungkannya dengan tulang. Jenis

    perlekatannya adalah gomphosis. Ruang ligamen periodontal memiliki bentuk

    seperti jam pasir dan bagian paling sempit ada di bagian tengah akar. Lebar lig.

    Periodontal mendekati 0,25mm 50%.

    Stabilitas gigi di dalam lengkung gigi tergantung pada keutuhan prosesus

    alveolaris, ligament periodontal, dan perlekatan gingival. (Pedersen, 1996)

    Menurut Clerehugh (2009), lig. periodontal melekat antara cementum dan

    tulang alveolar. Kaya akan jaringan ikat vaskular dan terdapat serabut-serabut

    kolagen.

    Serabut ligament periodontal dijumpai antara osteoblas dan sementoblas dan

    masing-masing tertanam di dalam tulang dan sementum. Serabut-serabut yang

    tertanam ini disebut serabut Sharpey, mengikat ligament periodontal pada tulang

    dan sementum (Grossman. 1995).

    Orientasi serat-serat dari ligament periodontal bervariasi pada tingkat

    berbeda sepanjang akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat itu agak berombak

    namun melurus bila mahkotanya ditekan. Jadi, ligamen periodontal dengan erat

    menahan gigi pada sakunya dan masih memungkinkan sedikit gerak (Fawcett,

    2002).

    Ligamen periodontal memiliki 4 tipe sel :

    a. Connective tissue cells

    b. Immune system cells

    c. Cells with neurovascular elements

    d. Ephitelial rest cells

    Fungsi ligament periodontal:

    a. Nutrisi dan fungsi sensori

    Sementum adalah avaskuler, nutrisinya berasal dari ligament periodontal

    (Grossman, 1995).

    Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal.

    b. Fungsi fisik

    Fungsi serabut ligament periodontal adalah untuk mengikat gigi pada soketnya.

    Menggantungkannya pada soket.

    Melindungi gigi dan soket alveolar dari injuri pengunyahan, dan

    Mengubah tekan pengunyahan vertical menjadi tekanan pada tulang alveolar

    (Grossman, 1995).

    c. Fungsi remodelling

  • Sel-sel ligament periodontal berpartisipasi dalam pembentukan dan resorbsi

    sementum dan tulang alveolar.

    3. Tulang Alveolar

    Menurut Reddy (2008), tulang alveolar merupakan bagian dari maksila dan

    mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi (alveoli). Terbentuk ketika

    gigi erupsi, tujuannya untuk menyediakan perlekatan tulang untuk membentuk

    ligamen periodontal dan akan menghilang perlahan setelah gigi hilang.

    Sementara itu menurut Clerehugh (2009), tulang alveolar merupakan

    dinding dari soket-soket yang dibatasi oleh lapisan tulang padat disebut compact

    bone. Compact bone plate pada rahang lebih tebal pada aspek bukal molar

    mandibula dan tertipis pada permukaan labial incisor mandibula.

    Bagian-bagian dari tulang alveolar menurut Reddy (2008), yaitu: inner and

    outer cortical plate, the bone lining the socket, an interior portion of cancellous

    bone.

    Lapisan kortikal memiliki tulang yang padat, lamella tersusun sirfkumferensial

    di sekeliling vasa darah membentuk sistem Haversian. Lapisan kortikal dan the

    bone lining the socket bertemu pada alveolar crest, biasanya 2mm di bawah

    CEJ.

    The bone lining the socket, juga merupakan tulang kompak yang dapat diketahui

    sebagai berikut:

    a. Bundle bone: terdapat serabut Sharpeys.

    b. Cribiform plate: terbentuk karena perforasi oleh sejumlah aliran vaskuler.

    c. Alveolar bone proper: mendukung gigi secara langsung.

    d. Lamina dura: secara radiografis terlihat sebagai dense plate.

    Cancellous bone: mengandung tulang trabekula sempit yang ireguler.

    Komposisi dari tulang alveolar menurut Reddy (2008):

    a. sel-sel yang mengandung osteoblas dan osteosit.

    b. matriks ekstrasel yang mengandung 65% material anorganik (kalsium, fosfat,

    dsb) dan 35% material organik (90% kolagen tipe 1).

    Tulang alveolar dan gingiva berfungsi menopang gigi agar gigi bisa berdiri

    dengan kokoh. (Rahmadhan, 2010)

    4. Sementum

    Menurut Clerehugh dkk (2009), sementum merupakan jaringan mesenkimal

    avaskuler yang terkalsifikasi membentuk lapisan luar dari akar anatomis. Dua

    sumber fiber kolagen yang dapat ditemukan dalam sementum adalah serabut

    Sharpeys dan serabut-serabut seperti matriks cementum.

  • Menurut Reddy (2008), terdapat dua jenis sementum yaitu: cellular dan acellular.

    a. Selluler sementum: terletak di sepanjang acellular cementum. Mengandung

    sel-sel sementosit yang terdapat dalam lakuna. Lapisan cementum seluler lebih

    tebal di regio apikal akar yaitu antara 0,2 1mm.

    b. Acellular cementum: membentuk dentin akar selama pembentukan akar dan

    erupsi gigi. Serabut-serabut masuk dari ligamen periodontal yang

    dimineralisasi dalam sementum disebut sebagai serabut Sharpeys dan banyak

    sekali di acellular cementum.

    Sementum merupakan jaringan yang mengalami kalsifikasi dan menutupi

    akar gigi. Sementum berasal dari sel mesenkimal folikel gigi yang berkembang

    menjadi sementoblas. Sementoblas menimbun suatu matriks, disebut sementoid

    yang mengalami perubahan pengapuran dan menghasilkan dua jenis sementum,

    yaitu sementum seluler dan aseluler. Sementum aseluler menutupi sepertiga

    servikal dan sepertiga tengah akar gigi. Sementum seluler menutupi sementum

    aseluler pada sepertiga apical akar gigi dengan kecepatan yang lebih besar dari

    sementum aseluler. (Grossman,1195)

    Ketebalan sementum menggambarkan salah satu fungsinya. Tebal

    sementum sekitar 20-50 mikro meter, pada sepertiga apical akar yaitu hubungan

    sementum-email sekitar20-150 mikro meter. Sementum pada apeks lebih tebal hal

    ini karena penumpukan yang terus menerus yang mengakibatkan juga terbentuknya

    foramen apical gigi dewasa (Grossman,1995)

    Sementum menpunyai fungsi protektif, lebih resisten terhadap resorpsi

    daripada tulang dikarenakan avaskularitas. Fungsi fungsi lain adalah pemeliharaan

    lebar periodontal dengan deposisi semntum yang terus menerus dan penyumbatan

    foramen asesoris dan apical setelah perawatan saluran akar. (Grossman L,1995)

    5. Hubungan antar jaringan

    a. Sementum free gingiva dihubungkan oleh free gingival fiber

    b. Sementum tulang alveolar dihubungkan oleh alveolar crest fiber

    c. Gingiva tulang alveolar dihubungkan oleh Ginggival crest fiber

    d. Membran periodontal gingiva dihubungkan oleh Hemidesmosom

    e. Membran periodontal sementum dihubungkan oleh pericemental (serabut

    sharpey)

    f. Membran periodontal tulang alveolar dihubungkan oleh periosteum

    g. Gingiva sementum dihubungkan oleh serat sementogingival

    h. Gingiva alveolar dihubungkan oleh serat alveologingival.

    III. Cari sebuah gambar rontgent photo jaringan periodontal, jelaskan jaringan periodontal

    yang terlihat. Bagaimanakah ruang ligamen periodontal yang ada, lamina dura, plate

    kortikal, densitas tulang alveolar.

  • keterangan :

    a. Lamina dura

    b. ligamen periodontal

    c. sementum

    d. tulang alveolar

    Gambaran normal jaringan periodontal :

    1. Jarak puncak tulang alveolar terhadap CEJ 2 3 mm.

    2. Tulang alveolar pada bagian interdental berkelanjutan dengan lamina dura.

    3. Ligamen periodontal tidak terlalu tebal.

    (White dan Pharoah, 2004)

    Perubahan akibat inflamasi terbagi menjadi dua yakni perubahan morfologi

    tulang pendukung alveolar dan perubahan kepadatan tulang internal serta tipe

    trabekula. Perubahan morfologi terlihat karena berkurangnya tepi interproksimal atas

    tulang alveolar danoverlap tulang dibagian bukal atau lingual, sedangkan perubahan

    pada bagian tulang biasanya terjadi karena adanya peningkatan kepadatan (sklerosis-

    radiopaque-kronis) dan penurunan kepadatan tulang (radiolusen-akut). (White dan

    Pharoah, 2004)

    a. Mild periodontitis

    Nampak area lesi awal yang terlokalisasi di area interproksimal tulang

    alveolar. Lamina dura yang berlanjut menjadi tulang tepi alveolar pada bagian

    interproksimal terlihat lebih membulat atau blur, normalnya tajam lancip.

    b. Moderate periodontitis

    Kehilangan bidang kortikal bukal/lingual

    Meningkatnya radiolusensi akar didekat tulang alveolar crest

    Kehilangan tulang horizontal

    Menurunnya tinggi tulang alveolar crest yang terjadi pada beberapa gigi

    sekaligus. Tinggi tulang alveolar crest berada dibawah CEJ

    Kehilangan tulang vertikal

    Vertikal mendeskripsikan adanya lesi yang meluas pada satu gigi, proses ini

    terjadi ketika reduksi mencapai ke akar, pada pemeriksaan klinis dapat

    diketahui adanya penurunan pocket gigi. Pada mulanya akan terlihat

  • penambahan lebar pada ligamen periodontal yang kemudian terus menerus

    terjadi erosi tulang.

    Gb. Horizontal bone loss

    Gb. Vertical bone loss

    Gb. Abses periodontal

  • Anak panah menunjukkan tampakan kalkulus. Jaringan periodontal di

    bawahnya tampak radiolusen. Ligamen periodontal dan lamina dura pada bagian di

    bawah kalkulus tidak kelihatan. (White dan Pharoah, 2004)

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bloom dan Fawcet, 2002, Buku Ajar Histologi, Jakarta: EGC.

    Grossman, L., Oliet, S., dan Rio, C. E. D., 1995, Ilmu Endodontik dalam Praktek, Jakarta:

    EGC

    Herbert F. W., Thomas M. H., 2004, Color Atlas of Dental Medicine Periodontology, New

    York : Thiemes.

    Newman, G. M., Carranza, Fermin A. 2011, Carranzas Clinical Periodontology, New york : Shaunders.

    Pedersen, G., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, Jakarta: EGC.

    Rahmadhan, A. G., 2010, Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta: Bukune.

    White, S. C., dan Pharoah, M. J., 2004, Oral Radiology : Principles and Interpretation,

    Missoury : Mosby.