bagan teknik
DESCRIPTION
Prodi Desain Komunikasi Visual FSRD UNSTRANSCRIPT
-
i
BUKU BAHAN AJAR
BAGAN TEKNIK
Disusun oleh :
Andreas Slamet Widodo, S.Sn., M.Hum
NIP. 19751201 200112 1002
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
-
ii
KATA PENGANTAR
Desain Komunikasi Visual memang kaya akan perspektif, premis, maupun
paradigma. Penulis mencoba memaparkan khasanah desain khususnya bagan teknik dari
kacamata pragmatis yang objektif mengenai peran dan kompetensi. Materi bahan ajar ini
menjadi media dan pembuka wacana bagi mahasiswa mengenai definisi/ruang lingkup
menggambar dalam bagan teknik, fungsinya sebagai sarana penunjang dalam desain, apa
yang perlu dipelajari. Dengan menyimak materi yang ada didalam buku ini, mahasiswa akan
menyadari bahwa menggambar bagan teknik menjadi kebutuhan bagi siapa saja, untuk
keperluan perancangan visual merchandising, melalui media gambar yang berstandard
internasional, dan dalam konteks wilayah dunia kesenirupaan maupun desain.
Pembahasan materi bahan ajar buku ini diawali dengan penjelasan tentang
kedudukan, fungsi dan standarisasi gambar teknik, dilanjutkan dengan penjelasan tentang alat
dan bahan gambar serta penggunaannya, dan penjelasan tentang penggunaan garis dan huruf
yang dipakai dalam gambar teknik. Berikutnya tentang gambar proyeksi dan potongan serta
diakhiri dengan gambar perspektif. Mahasiswa dipandu menggunakan skill dan knowledge
agar bisa membuat gambar bagan teknik yang dapat dimengerti setiap orang. Dengan
demikian gambar bagan teknik tersebut dapat berkomunikasi dengan baik sesuai dengan
International Standard Organization (ISO) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Semoga materi dalam buku ini mampu membuka wawasan kita mengenai bagan
teknik yang ternyata memiliki khasanah teknis yang sangat luas. Demikian juga semoga
materi dalam buku ini bukan hanya mampu berperan sebagai pengetahuan tentang teknis
penguasaan gambar teknik semata, tetapi juga bisa sebagai pembangkit adrenalin bagi para
mahasiswa untuk selalu kreatif dalam menciptakan karya-karya visual merchandising
lanjutan yang berguna bagi dunia desain komunikasi visual di Indonesia.
Surakarta, Agustus 2011
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
TINJAUAN MATAKULIAH 1
BAB I KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN STANDARISASI GAMBAR
BAGAN TEKNIK ...................................................................................................... 3
BAB II ALAT DAN BAHAN GAMBAR
SERTA PENGGUNAANNYA ................................................................................... 5
BAB III PENGETAHUAN GARIS, HURUF DAN
TANDA GARIS UKUR ............................................................................................. 14
BAB IV GAMBAR PROYEKSI ................................................................................. 19
BAB V GAMBAR POTONGAN ................................................................................ 28
BAB VI GAMBAR PERSPEKTIF .............................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................................. 39
-
1
TINJAUAN MATAKULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata kuliah
Mata kuliah Bagan Teknik adalah mata kuliah dasar implementatif, yang
lebih menitik beratkan pada kompetensi skill penguasaan teknik menggambar untuk
menciptakan gambar yang berstandar nasional maupun internasional yang berfungsi
untuk penerapan visual merchandising, dengan menggunakan teknik manual. Kuliah
Bagan Teknik dilakukan didalam kelas dan penyelesaian pekerjaan lain dalam
bentuk tugas dirumah, hasil yang dikerjakan berupa rancangan karya yang berbasis
gambar teknik manual dimulai dari kemampuan penguasaan teknik menggambar
yang berstandar hingga gambar proyeksi, potongan dan perspektif.
B. Kegunaan Mata kuliah
Mata kuliah Bagan Teknik ini memiliki kegunaan bagi mahasiswa untuk
memberikan dasar dalam penciptaan visual merchandising maupun layout gambar
tekniknya yang berfungsi untuk penerapan display pameran, hal ini bertujuan agar
dapat memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam menciptakan desain
lanjutan secara implementatif dalam mata kuliah lain yang membutuhkan
perancangan produk display melalui gambar bagan teknik, selain teknis penguasaan
alat dan gambar manual juga dapat membantu mahasiswa dalam berkreasi untuk
menciptakan pra desain produk display yang memiliki fungsi terapan bagi
perancangan display pameran.
C. Standar Kompetensi Mata kuliah
Mahasiswa mampu menggambar secara teknik manual yang sesuai standar
nasional maupun internasional, khususnya dalam merancang visual merchandising
serta penerapannya dalam men-display pameran.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
Kedudukan, Fungsi, dan Standarisasi Gambar Bagan Teknik
Alat dan Bahan Gambar serta Penggunaannya
Pengetahuan Garis, Huruf dan Tanda Garis Ukur
Gambar Proyeksi
-
2
Gambar Potongan
Gambar Perspektif
E. Petunjuk bagi Mahasiswa untuk Mempelajari Bahan Ajar
Mahasiswa terlebih dahulu membaca Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar
yang ingin dicapai pada mata kuliah ini.
Mahasiswa mempelajari secara seksama materi kuliah dan buku-buku yang
menjadi acuan dari materi bahan ajar pada mata kuliah ini.
Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas mandiri, berdasarkan instruksional dari
dosen pengampu mata kuliah ini, dengan menggunakan bahan pada materi buku
ajar ini.
Mahasiswa yang mendapatkan kesulitan dalam mempelajari materi bahan ajar ini,
dapat mendiskusikan kepada teman atau dosen yang bersangkutan pada saat
kuliah atau tatap muka saat konsultasi. Apabila mahasiswa tidak mendapat
kesulitan, diharapkan mempelajari materi-materi baru pada bab berikutnya.
Mahasiswa setelah selesai mempelajari materi pada buku ajar ini, diwajibkan
untuk menempuh uji kompetensi, sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah
direncanakan agar tercapai standar kompetensi sesuai dengan mata kuliah ini.
-
3
BAB I
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN STANDARISASI
GAMBAR BAGAN TEKNIK
A. Kedudukan Gambar dalam Pengerjaan Bagan Teknik
Menggambar teknik adalah salah satu untur pokok dalam
perencanaan, selain itu juga merupakan suatu metode penuangan ide yang
harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait. Oleh karena
itu, gambar teknik disebut bahasa teknik.
Sebagai penerus informasi (bahasa), gambar teknik harus dapat
meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif. Untuk itu,
presisi, akurasi, dan standarisasi gambar teknik merupakan syarat utama
dalam gambar teknik.
B. Fungsi Gambar dalam Bagan Teknik
Fungsi gambar dalan bagan teknik dapat dibagi dalam tiga golongan sebagai
berikut.
1. Penyampaian Informasi
Gambar berfungsi untuk meneruskan maksud perancang kepada
orang-orang yang bersangkutan dengan perencanaan proses,
pembuatan, pemeriksaan, perakitan, dan sebagainya secara tepat.
2. Pengawetan, penyimpanan, dan penggunaan keterangan
Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh. Gambar
merupakan tempat penyimpan bentuk dan keterangan dari sebuah
objek (bangun tiga dimensional) yang dipadatkan dan dikumpulkan.
Oleh karena itu, gambar bukan saja diawetkan dan disimpan guna
keperluan perbaikan dan rehabilitasi, tetapi juga diperlukan sebagai
bahan informasi untuk rencana-rencana atau pengembangan di
kemudian hari. Untuk itu, perlu cara-cara penyimpanan, modifikasi
nomor urut gambar, dan sebagainya.
3. Cara pemikiran dalam menyiapkan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran
diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses. Pertama-tama
-
4
masalahnya dianalisis dan disintesis dengan gambar. Kemudian,
gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini dilakukan berulang-
ulang sehingga diperoleh gambar yang sempurna. Dengan demikian,
gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai
peningkat daya berpikir bagi perencana.
C. Standarisasi Gambar dalam Bagan Teknik
Seperti yang telah diuraikan diatas, gambar teknik sebagai bahasa
teknik harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pihak lain yang terkait. Agar
maksud tersebut dapat tercapai, bahasa teknik tersebut haruslah satu untuk
semua pihak. Artinya, lambang atau simbol perlu distandarisasi.
Standarisasi gambar teknik adalah penyatuan lambang-lambang dan
simbol-simbol secara nasional maupun internasional. Melalui penyatuan itu,
perencana dapat terus mewujudkan gambar dengan baik dan tepat, tetapi
gambar itu pun dapat dibaca dan dimanfaatkan secara nasional maupun
internasional pula.
Secara nasional, standarisasi yang digunakan adalah SNI (Standar
Nasional Indonesia). Sementara itu, secara internasional adalah ISO
(International Standard Organization). Standarisasi untuk gambar teknik
adalah ISO/ TC 10.
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
-
5
BAB II
ALAT DAN BAHAN GAMBAR
SERTA PENGGUNAANNYA
A. Alat Gambar
1. Pensil Gambar
a. Jenis Pensil
Menurut konstruksinya, pensil dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
pensil biasa dan pensil mekanis.
1) Pensil Biasa adalah pensil yang sarangnya terbuat dari kayu. Untuk
mendapatkan garis yang bagus, pensil diraut sedemikian rupa
sehingga ujungnya runcing seperti terlihat pada gambar. Untuk
menarik garis yang tebal (bukan hitam), ujung pensil ditajamkan
dan dibentuk menyerupai baji.
2) Pensil Mekanis adalah pensil yang dapat diisi kembali. Isi pensil
(fix pencil) dibuat dengan diameter yang telah ditentukan (0,3 mm,
0,5 mm, 0,7 mm, dan 0,9 mm). Oleh karena itu, garis yang
dihasilkan oleh pensil mekanis, sama ketebalannya. Pensil seperti
ini sangat disukai karena praktis dan tidak perlu diruncingkan.
Wadah menyerupai bolpoin dan disebut lead holder.
-
6
b. Ukuran Pensil
Pensil yang digunakan untuk menggambar dapat digolongkan
menurut ukuran kekerasannya. Ukuran tersebut dinyatakan dengan
huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yaitu:
Keras dengan simbol H (Hard);
Sedang dengan simbol HB (Half Black) atau F (Firm); dan
Lunak dengan simbol B (Black).
Tiap golongan dibagi lagi atas beberapa tingkat kekerasan yang
ditandai dengan angka. Juga digolongkan atas keras, sedang, dan
lunakseperti terlihat pada tabel berikut.
Keras Sedang Lunak
4H 3H 2B
5H 2H 3B
6H H 4B
7H F 5B
8H HB 6B
9H B 7B
Untuk menggambar teknik, pensil yang digunakan adalah pensil
dengan tingkat kekerasan sedang. Yakni ukuran 2H untuk yang paling
keras dan ukuran B untuk yang paling lunak. Untuk memulai
menggambar teknik, gunakanlah pensil 2H atau H.
2. Pena Gambar
Pena yang digunakan untuk menggambar dikenal dengan nama rapido.
Rapido atau pena gambar memiliki ukuran berdasarkan ketebalan garis
yang dihasilkan mata pena, yaitu mulai dari 0,10 mm, 0,20 mm, 0,30
mm, 0,40 mm, 0,50 mm, 0,60 mm, 0,70 mm, 0,80 mm, 1,00 mm, 1,20
mm, 1,40 mm, 1,60 mm, 2,00 mm, dan 2,20 mm.
-
7
Hal utama yang harus diperhatikan adalah alat ini harus tetap basah dan
siap dipakai setiap saat. Untuk itu, rapido perlu dijaga dan dirawat
dengan baik.
3. Penggaris
a. Penggaris T (T Squre)
Penggaris T adalah penggaris yang terdiri atas sebuah kepala dan
sebuah daun. Garis-garis horizontal dan vertikal yang sejajar dibuat
dengan menggunakan penggaris ini. Bagian kepala ditekan pada
bagian pinggir meja, lalu digeser ke atas dan ke bawah untuk
mendapatkan garis horizontal yang sejajar atau digeser ke kiri dan ke
kanan untuk mendapatkan garis vertikal yang sejajar.
b. Segitiga
Sepasang segitiga terdiri atas segitiga sama kaki dengan sudut 450 dan
segitiga dengan sudut 600 dan 30
0 yang tersedia dalam berbagai
-
8
ukuran. Ukuran segitiga ini ditentukan oleh panjang l dalam satuan
inci. Misalnya segitiga dengan ukuran nomor 12, artinya panjang l
sama dengan 12 (inci).
c. Mal lengkungan
Mal lengkungan adalah penggaris yang digunakan untuk membentuk
lengkungan yang tidak dapat dibuat dengan jangka. Macam mal
lengkungan yang sering dipakai terdiri atas tiga mal lengkungan yang
berbeda ukuran.
-
9
d. Mal bentuk
Mal bentuk adalah penggaris yang digunakan untuk membuat gambar
bentuk secara cepat dan tepat. Misalnya untuk menggambar lingkaran
digunakan mal lingkaran. Demikian juga halnya dengan elips, bentuk-
bentuk geometri (segitiga, segi empat, segi enam, dan lain-lain),
furniture, simbol listrik, dan lain sebagainya.
e. Busur derajat
Busur derajat adalah penggaris yang digunakan untuk mengukur
besaran sudut. Satu buah busur dilengkapi dengan garis-garis
penunjuk besaran sudut dalam satuan derajat. Busur derajat setengah
lingkaran dilengkapi dengan garis dari 00 sampai 180
0, sementara itu,
busur derajat yang berbentuk lingkaran dilengkapi dengan garis dari
00 sampai 360
0.
-
10
4. Penghapus
Penghapus adalah alat gambar yang terbuat dari karet dan berfungsi
untuk menghilangkan garis yang tidak diinginkan. Penghapus yang
bermutu baik dapat menghapus garis yang salah sampai bersih dan tidak
merusak kertas. Untuk menghapus garis atau gambar dari tinta digunakan
penghapus khusus.
5. Jangka
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran.
Menurut ukurannya, ada tiga macam jangka yang dipergunakan untuk
menggambar, yaitu jangka kecil, jangka menengah, dan jangka besar.
Pilihan jangka yang dipakai tergantung dari besar kecilnya lingkaran
yang akan digambar. Jangka kecil untuk membuat lingkaran dengan
diameter 5 sampai 30 mm, jangka menengah untuk lingkaran dengan
diameter 20 sampai 100 mm, dan jangka besar digunakan untuk
menggambar lingkaran dengan diameter 100 sampai 200 mm.
Untuk membuat gambar lingkaran dengan diameter atau jari-jari yang
lebih besar (misalnya lingkaran berjari-jari 250 mm), kita dapat
menggunakan alat penyambung. Selanjutnya, jika kita menginginkan
gambar lingkaran yang lebih besar lagi, kita dapat memanfaatkan jangka
batang.
Selain jangka tersebut, ada pula jangka yang digunakan untuk membuat
lingkaran yang sangat kecil. Jangka ini biasanya dipakai untuk membuat
gambar bulatan. Untuk keperluan tersebut, ada dua macam jangka yang
dapat dipakai, yaitu jangka pegas dan jangka orleon.
-
11
6. Meja Gambar
Meja gambar adalah meja yang dikapai untuk alas menggambar. Meja ini
harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, tempat
kepala penggaris T digeser. Meja ini sebaiknya dibuat dari kayu yang
berkualitas atau kayu lapis (plywood) atau hardboard. Ukurannya
disesuaikan dengan ukuran kertas. Misalnya, untuk kertas ukuran A0,
meja gambarnya menggunakan ukuran 60 cm x 450 cm. Meja gambar
hendaknya dibuat dengang kontruksi yang sedemikian rupa sehingga
kedudukannya dapat berubah-ubah, baik kemiringan maupun
ketinggiannya.
-
12
7. Mesin Gambar
Mesin gambar adalah alat yang dapat dipakai untuk menggantikan fungsi
alat-alat gambar lainnya, seperti segitiga, busur derajat, penggaris T, dan
alat ukur lainnya. Mesin ini biasanya dilengkapi dengan mekanisme
gerak sejajar, yang terdiri atas empat batang penghubung (link).
Sepasang batang penghubung dipasang secara tetap pada sebuah alat atau
papan gambar. Sementara pasangan yang lain berfungsi sebagai tempat
untuk meletakkan sepasang penggaris yang saling tegak lurus dan dapat
diputar sesuai sudut yang dikehendaki. Dengan alat ini, pengguna dapat
menarik garis-garis sejajar dan garis-garis tegak lurus dengan mudah.
Disamping mesin gambar dengan mekanisme batang, ada pula mesin
gambar yang tidak menggunakan batang penghubung. Sebagai gantinya,
mesin ini menggunakan roda-roda dan pita baja.
B. Kertas Gambar
1. Jenis Kertas Gambar
a. Kertas gambar biasa
Kertas gambar yang digunakan adalah kertas putih biasa. Kertas yang
baik adalah kertas dengan lembaran yang padat, putih, dan bersih
dengan permukaan lembaran sedikit agak kasar. Permukaan kasar
dipilih agar kertas tidak mudah kotor.
-
13
b. Kertas kalkir
Kertas kalkir adalah kertas yang ciri fisiknya transparan dan
digunakan untuk membuat gambar asli. Gambar yang berada pada
kertas kalkir dapat diperbanyak dengan melakukan cetak biru (blue
print) atau lightdruck. Untuk gambar dengan pensil dipilih dipilih
kertas kalkir dengan permukaan yang kasar, sedangkan untuk gambar
dengan pena digunakan kertas kalkir dengan permukaan licin. Mutu
kertas yang dikehendakiadalah kertas yang tahan lama, tahan lembab,
mudah untuk gambar pensil maupun pena, dan mudah untuk dicetak
kembali.
2. Ukuran Kertas Gambar
Secara umum kita mengenal tiga tipe ukuran kertas, yaitu tipe A, tipe B,
dan tipe C. Namun untuk menggambar teknik, jenis ukuran kertas yang
digunakan adalah tipe A. Ukuran standar pada tipe ini adalah A0 yang
memiliki luas + 1 m2 dengan perbandingan panjang terhadap lebar 2:1.
Dari ukuran ini, kita selanjutnya dapat menurunkan ukuran yang lebih
kecil, yaitu A1 (setengah dari A0), A2 (setengah dari A1), dan seterusnya.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut.
LAMBANG A0 A1 A2 A3 A4
a x b 841 x 1.189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297
* Satuan dalam milimeter
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
-
14
BAB III
PENGETAHUAN GARIS, HURUF DAN TANDA GARIS UKUR
A. Garis
1. Jenis dan Penggunaan Garis
Dalam menggambar teknik dipergunakan bermacam-macam tipe dan
jenis garis. Setiap tipe dan jenis garis itu mempunyai arti dan
penggunaan sendiri-sendiri. Dengan demikian, penggunaannya harus
sesuai dengan maksud dan tujuannya.
Berikut adalah tiga tipe garis.
a. Garis nyata garis kontinu
b. Garis gores garis pendek-pendek dengan
jarak antara
c. Garis bertitik garis gores panjang dengan titik
di antaranya
Menurut ketebalannya, ada tiga macam jenis garis, yaitu garis tebal, garis
sedang, dan garis tipis. Ketiga jenis ketebalan ini mempunyai
perbandingan 1 : 0,7 : 0,5. Ketebalan garis disesuaikan dengan besar
kecilnya gambar.
Jenis dan ketebalan garis dalam penggunaannya dapat dilihat pada tabel
berikut.
2. Menggambar Garis
Untuk mendapatkan hasil yang baik, garis lurus mendatar ditarik dari kiri
ke kanan, sedangkan garis lurus vertikal ditarik dari atas ke bawah.
Sementara itu untuk membuat garis sembarang, caranya adalah dengan
-
15
menarik pensil dari kiri ke kanan. Pada saat memulai membuat garis,
usahakan pensil berdiri tegak lurus terhadap penggaris. Selanjutnya pada
saat menarik garis, miringkan pensil membentuk sudut 600 terhadap
bidang gambar sambil memutar pensil tersebut.
Sedangkan untuk penggunaan pena rapido, posisi pena tegak lurus pada
bidang gambar dan posisi penggaris diharapkan terbalik agar tinta pena
tidak menyusup pada bagian bawah penggaris. Sehingga dapat
menyebabkan gambar menjadi kotor karena bekas tinta yang belum
kering tergeser oleh gerakan penggaris sewaktu kita memindah posisi
penggaris.
B. Huruf dan Angka
Bentuk huruf dan angka yang digunakan harus mudah ditulis dan dibaca oleh
setiap pihak yang menggunakan gambar. Dalam ISO diberikan contoh-
contoh huruf dan angka sebagai berikut.
-
16
1. Huruf dan angka tegak
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
2. Huruf dan angka miring
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tinggi huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Tinggi standar huruf-huruf
tersebut adalah 2,5, 3,5, 5, 7, 10, 14, dan 20 mm. Tinggi huruf besar dan
huruf kecil tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat gabungan huruf
besar dan huruf kecil, maka tinggi huruf kecil 2,5 mm dan tinggi huruf besar
3,5 mm.
C. Tanda Garis Ukur
Dalam menggambar teknik garis ukur berfungsi sebagai tanda ukuran untuk
mengukur jarak panjang dan lebar. Dengan demikian, tanda tersebut harus
sesuai dengan standar menggambar garis ukur, dengan tanda ujung pada garis
adalah sebagai berikut.
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
-
17
Soal
1. Buatlah gambar bagan dari sebuah kemasan produk yang kecil, gambar
bagannya sesuai materi yang telah diberikan.
-
18
-
19
BAB IV
GAMBAR PROYEKSI
A. Proyeksi Ortogonal (Multiview)
Proyeksi ortogonal adalah proyeksi yang dipakai untuk menggambarkan
suatu benda dari arah pandang yang berbeda-beda menurut sisi yang berbeda-
beda pula.
1. Jika kotak dilihat dari arah A (depan), maka gambar yang diperoleh
adalah gambar pandangan depan (tampak depan).
2. Jika kotak dilihat dari arah B (samping kiri), maka gambar yang
diperoleh adalah gambar pandangan samping kiri (tampak kiri).
3. Jika kotak dilihat dari arah C (atas), maka gambar yang diperoleh adalah
gambar pandangan atas (tampak atas).
Untuk menggambarkan benda-benda atau penampang-penampang benda dari
beberapa pandangan dipergunakan bidang-bidang datar yang disebut bidang
proyeksi.
Dalam proyeksi ortogonal, ada tiga bidang proyeksi yang dipakai, yaitu
bidang proyeksi horizontal, vertikal, dan profil. Ketiga bidang tersebut
merupakan tiga bidang proyeksi yang saling tegak lurus satu sama lain.
1. Bidang proyeksi horizontal (H), disebut juga bidang proyeksi I,
menunjukkan pandangan atas.
-
20
2. Bidang proyeksi vertikal (V), disebut juga bidang proyeksi II,
menunjukkan pandangan muka.
3. Bidang proyeksi profil (P), disebut juga bidang proyeksi III,
menunjukkan pandangan samping kiri atau samping kanan.
Keterangan empat kuadran:
a. Ruangan di atas H dan di muka V disebut kuadran I;
b. Ruangan di atas H dan di belakang V disebut kuadran II;
c. Ruangan di bawah H dan di belakang V disebut kuadran III; dan
d. Ruangan di bawah H dan di muka V disebut kuadran IV.
Tiga bidang proyeksi yang saling tegak lurus (H,V, dan P) membentuk empat
ruangan atau empat kuadran, yaitu kuadran I,II,III, dan IV. Pada gambar
teknik, ruangan atau kuadran yang dikenal hanya dua saja, yaitu kuadran I
dan kuadran III.
1. Proyeksi Kuadran I (Proyeksi Eropa)
Proyeksi kuadran I sering disebut proyeksi sudut pertama. Pada proyeksi
ini benda diletakkan di tengah-tengah ketiga bidang proyeksi (H,V, dan
P) pada kuadran I.
Bayangan benda jika dilihat dari arah A terletak di bidang P. Gambar
yang dibuat dari pandangan ini merupakan gambar tampak muka.
Sementara itu, jika dilihat dari arah B, bayangan benda berada pada
bidang V. Gambar yang diperoleh pada bidang ini adalah gambar tampak
-
21
kanan. Dan dari arah C, bayangan benda akan terletak di bidang H.
Gambar yang dibuat dari arah ini adalah gambar tampak atas.
Bidang gambar dapat diperoleh dengan cara mengembangkan atau
membuka ketiga bidang proyeksi menurut arah tanda panah. Langkah ini
akan memberikan gambar tampak muka (A) yang menjadi patokan,
gambar tampak kanan (B) di sebelah kirinya, dan gambar tampak atas
(C) di sebelah bawahnya.
-
22
Gambar dibawah ini memperlihatkan pandangan lengkap dari proyeksi
Eropa, yakni A sebagai gambar tampak muka, B sebagai tampak kanan,
C sebagai tampak atas, D sebagai tampak kiri, E sebagai tampak bawah,
dan F sebagai tampak belakang.
Pada proyeksi kuadran I (Proyeksi Eropa) kedudukan gambar tampak
muka dipakai sebagai patokan untuk meletakkan gambar pandangan
yang lain. Dengan demikian, gambar tampak kanan akan terletak di kiri,
tampak atas terletak di bawah, tampak kiri terletak di kanan, dan tampak
bawah terletak di atas. Sementara itu, untuk gambar tampak belakang,
gambar ini boleh ditempatkan di sebelah kanan, tetapi juga boleh di
sebelah kiri.
2. Proyeksi Kuadran III (Proyeksi Amerika)
Proyeksi kuadran III sering disebut proyeksi sudut ketiga. Pada proyeksi
ini benda diletakkan di tengah-tengah ketiga bidang proyeksi (H, V, dan
P) pada kuadran III.
Jika dilihat dari arah A, gambar benda terletak di bidang P dan menjadi
gambar tampak muka. Dari arah B, gambar pandangan terdapat di bidang
V dan menjadi gambar tampak kanan. Sementara itu, dari arah C gambar
pandangan terletak di bidang H dan menjadi gambar tampak atas.
-
23
Bidang gambar dapat diperoleh dengan cara mengembangkan atau
membuka bidang proyeksi menurut arah tanda panah. Langkah ini
menghasilkan gambar tampak muka (A) sebagai acuan posisi, gambar
tampak kanan (B) di sebelah kanan, dan tampak atas (C) di sebelah atas.
Gambar dibawah ini memperlihatkan pandangan lengkap dari proyeksi
Amerika, yakni A sebagai gambar tampak muka, B sebagai tampak
kanan, C sebagai tampak atas, D sebagai tampak kiri, E sebagai tampak
bawah, dan F sebagai tampak belakang.
-
24
B. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi yang dipakai untuk menggambarkan
benda sehingga terlihat seperti benda aslinya. Langkah yang ditempuh adalah
dengan memiringkan bidang sisi benda terhadap bidang proyeksi, sehingga
ketiga permukaan benda itu dapat terlihat sekaligus (bersamaan).
Secara umum, proyeksi aksonometri terbagi atas tiga bagian sebagai berikut:
1. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah proyeksi yang ketiga garis sumbunya
membentuk sudut yang sama.
-
25
2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri adalah proyeksi yang kedua garis sumbunya
membentuk sudut yang sama terhadap bidang gambar.
3. Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi yang ketiga garis sumbunya
membentuk sudut yang berbeda terhadap bidang gambar.
Besarnya sudut kemiringan bidang proyeksi dan skala perpendekan
(perbandingan) sumbu proyeksi (x, y, dan z) untuk proyeksi aksonometri
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
-
26
No. Proyeksi Sudut Proyeksi Skala Perpendekan
Sumbu x Sumbu y Sumbu z
1. Isometri 300 30
0 82 82 82
2. Dimetri 150
350
400
150
350
100
73
86
54
73
86
92
96
71
92
3. Trimetri 200
300
300
350
450
100
150
200
250
150
64
65
72
77
65
83
86
83
85
92
97
92
89
83
86
C. Proyeksi Oblique
Proyeksi oblique adalah proyeksi miring yang sejajar dengan garis
proyeksinya. Pada proyeksi ini bidang muka benda diletakkan sejajar dengan
bidang proyeksi vertikal, sedangkan sudut kedalaman yang dipakai adalah
300, 45
0, dan 60
0. Benda yang digambar dengan proyeksi ini dapat terlihat
seperti apa adanya.
Proyeksi oblique terdiri dari proyeksi cavalier dan proyeksi cabinet.
1. Proyeksi Cavalier
Proyeksi cavalier adalah proyeksi oblique dengan sudut dalam 300, 45
0,
dan 600.perbandingan panjang benda yang dipakai pada ketiga sumbu
adalah 1:1:1.
2. Proyeksi Cabinet
Proyeksi cabinet adalah proyeksi oblique dengan sudut dalam 300, 45
0,
dan 600. Proyeksi ini menggunakan perbandingan skala panjang benda
pada sumbu x dan y 1:1, sedangkan pada sumbu z atau .
-
27
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Soal
1. Buatlah gambar proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa)!
2. Buatlah gambar proyeksi kuadran III (proyeksi Amerika)!
3. Buatlah gambar proyeksi Aksonometri!
-
28
BAB V
GAMBAR POTONGAN
A. Potongan
Pada umumnya bila kita menggambar sebuah benda maka garis-garis
benda/ bidang yang tidak tampak selalu digambarkan dengan garis putus-
putus. Bila gambar tersebut sederhana, garis yang tidak tampak itu tidak
membingungkan, tetapi bila gambar tersebut rumit maka garis yang tidak
tampak akan menyulitkan bagi pembaca gambar. Hal ini akan menimbulkan
kesalahan pengertian pada saat membaca gambar tersebut. Untuk
menghindari hal ini maka dalam gambar teknik diadakan suatu pemotongan.
Teknik pemotongan pada prinsipnya ada dua macam, yaitu pemotongan
seluruh dan pemotongan separo. Namun kadang-kadang ada suatu
pemotongan tertentu yang dinamakan pemotongan lokal.
Maksud pemotongan ini untuk mempermudah pengertian pada suatu
gambar yang agak sulit, terutama untuk melihat bentuk bagian dalam benda
tersebut. Adakalanya juru gambar harus membuat pemotongan lebih dari
sekali, hal ini dilakukan bila pemotongan yang pertama belum menjelaskan
gambar sehingga perlu memotong lebih dari satu kali. Pemotongan lebih dari
sekali tersebut dilakukan terutama pada benda-benda yang panjang dan agak
rumit. Pemotongan berganda dimaksudkan untuk memperjelas penunjukan
dalam objek tersebut sehingga dapat melihat dengan jelas bagian dalam
maupun bagian luar.
Pemotongan gambar sebuah objek pada depan benda. Sehingga akan
menampakkan bagian dalam benda tersebut. Hal ini untuk mempermudah
pengertian pada objek itu. Perlu dimengerti bahwa bagian depan yang
dipotong hanya boleh dilakukan dalam penampang potongan saja. Oleh
karena itu, pada saat menggambar, juru gambar membayangkan bahwa
bagian yang dikerjakan digergaji, kemudian bagian depannya diambil.
-
29
1. Bila penampang potong tersebut memotong seluruh benda maka gambar
potongan dinamakan potongan seluruhnya. Pemotongan ini ditunjukkan pada
gambar atas a, b, dan c.
2. Kadang-kadang kita hanya memotong setengah bagian benda karena benda
tersebut simetris maka gambar potongan tersebut dinamakan potongan
separo. Pemotongan ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar (a) menunjukkan cara memotong benda separo bagian. Benda
tersebut dipotong menurut BOB, kemudian bagian depan diambil. Bagian
yang diambil adalah bagian dari benda tersebut. Pemotongan ini
dinamakan potongan separo. Selanjutnya dari gambar ini dapat digambar
dalam proyeksi ortogonal seperti tampak pada Gambar (b). Gambar (b)
adalah gambar pandangan setelah dipotong menurut potongan BOB.
-
30
B. Tanda Potongan
Dalam pemotongan, hal yang harus diperhatikan adalah pada gambar
pandangan diarsir, sedang bagian yang dipotong atau penampang potongan
diarsir menggunakan garis tipis.
Gambar di atas memperlihatkan suatu benda yang digambar dalam proyeksi
ortogonal. Penunjukan huruf-huruf yang dicantumkan pada kedua ujung garis
potongan tebal untuk menunjukkan bagian dalam penampang potong.
Perubahan penunjukan memotong penampang atau membelok dapat
ditunjukkan dengan garis tebal.
Di samping itu, ditunjukkan juga cara-cara memotong suatu benda. Kerja
pemotongan tersebut sangat tergantung menurut kebutuhan. Gambar di
bawah ini adalah contoh-contoh peletakan garis pemotongan.
-
31
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Soal
1. Buatlah gambar potongan dari stand/ booth yang sudah dirancang!
-
32
BAB VI
GAMBAR PERSPEKTIF
A. Perspektif
Perspektif adalah cara menggambar dengan menggunakan garis-garis
proyektor yang memusat ke satu titik pandang.
Dengan demikian, ukuran benda yang diproyeksikan hasilnya akan lebih
kecil dari ukuran yang sebenarnya (benda asal). Kelebihan perspektif ini
dibanding dengan proyeksi adalah bentuk gambar yang mendekati bentuk
yang sebenarnya, yaitu seperti penglihatan secara nyata atau terkesan sebagai
bentuk tiga dimensi. Pada perspektif ini, benda yang letaknya semakin jauh
dari titik pandang akan kelihatan semakin kecil.
Gambar perspektif diperlukan untuk menampilkan kesan nyata dari sebuah
benda atau objek stand/ booth, baik perspektif dari luar (eksternal) maupun
perspektif dari dalam (internal). Berikut adalah contoh gambar perspektif.
Bagian-bagian konstruksi perspektif mencakup hal-hal berikut:
1. Bidang Gambar (Picture Plane)
Bidang gambar adalah bidang khayalan tempat gambar perspektif (bayangan)
benda terlihat.
2. Bidang Dasar (Ground Plane)
Bidang dasar adalah garis bidang tanah sebagai dasar pengambilan ukuran
tinggi gambar.
-
33
3. Titik Mata (Station Point)
Titik mata adalah titik yang menjadi tempat kedudukan mata pengamat.
4. Garis Cakrawala (Horizon)
Garis cakrawala adalah garis batas pandangan yang menjadi tempat
keberadaan titik lenyap (vanishing point).
5. Titk Lenyap (Vanishing Point)
Titik lenyap adalah titik kumpul garis-garis perspektif yang terdapat pada
garis cakrawala atau horizon.
Perspektif dapat dibedakan berdasarkan banyaknya titik lenyap sebagai berikut:
Perspektif satu titik adalah perspektif dengan satu titik lenyap.
Perspektif dua titik adalah perspektif dengan dua titik lenyap.
1. Perspektif dengan Satu Titik Lenyap
Yang perlu diperhatikan dalam menggambar perspektif dengan satu titik lenyap
adalah sebagai berikut:
a. Letak Bidang Gambar (Picture Plane)
1) Bidang gambar berada di belakang benda
Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar terletak di
belakang benda.
2) Bidang gambar berada tepat pada benda
Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar berada tepat
pada benda.
-
34
3) Bidang gambar berada di muka benda
Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar berada di
muka benda.
b. Batas Penglihatan Mata
Mata dalam memandang suatu objek memiliki sudut pandang yang terbatas.
Batas ini berupa lingkaran yang merupakan dasar sebuah kerucut dengan
sudut 300. Pandangan mata normal sebenarnya hanya sebesar 15
0-20
0. Bila
gambar perspektif memiliki sudut pandang lebih besar dari 300, maka
hasilnya sudah tidak tepat lagi.
-
35
Batas penglihatan mata pada perspektif dengan satu titik lenyap.
Usahakan arah pandangan mata tegak lurus terhadap bidang gambar (picture
plane) pada objek utama.
Jarak berdiri (station point) ke bidang datar (picture plane) sesuai dengan
ketentuan sudut batas pandangan objek (+ 300).
Letak bidang gambar yang praktis adalah bila menyinggung salah satu titik
sudut atau salah satu sisi benda.
Letak cakrawala (horizon) untuk orang dewasa diambil + 160 cm dari garis
dasar atau garis tanah (ground line).
2. Perspektif dengan Dua Titik Lenyap
Perspektif dengan dua titik lenyap adalah perspektif dengan dua titik tangkap
garis proyeksi, yaitu Titik Lenyap Kiri (Vanishing Point Left = VPL) dan Titik
Lenyap Kanan (Vanishing Point Right = VPR).
Perspektif dua titik lenyap digunakan karena objek bangunan biasanya
mempunyai arah yang membentuk sudut 900. Sehubungan dengan itu, maka
kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP) menuju
kedua Titik Hilang (Vanishing Point = VP) di horizon pun membentuk sudut
900.
-
36
Skema perspektif dengan dua titik lenyap.
Contoh perspektif dengan dua titik lenyap.
-
37
Daftar Bacaan Tambahan
Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.
Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.
G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Soal
1. Buatlah gambar perspektif dua titik lenyap dari Visual Merchandising yang
sudah dirancang!
2. Buatlah gambar perspektif dua titik lenyap dari stand/ booth yang sudah
dirancang!
Contoh aplikasi perspektif.
-
38
-
39
LAMPIRAN
STAND/ BOOTH
-
40