bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · web...
TRANSCRIPT
AYO SADAR BERSIH
INOVASI PELAYANAN PUBLIK
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DUNGKEK
ANALISIS MASALAH
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga
yang senatiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS
adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan di masyarakat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan
inilah yang menjadi dasar pelaksanaan PHBS. Setiap masyarakat khususnya rumah tangga
dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS di Rumah Tangga di lakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga
Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan Balita
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tanggan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan Jamban Sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik di rumah
10. Tidak merokok di dalam rumah
Kabupaten Sumenep salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di
ujung timur wilayah madura, yang masih memiliki permalahan kesehatan yang berhubungan
dengan beberapa pilar dari PHBS yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yaitu:
1. Menggunakan Air Bersih
a. Masyarakat di Kabupaten Sumenep masih banyak yang tidak memiliki sarana
Air Bersih, sehingga diperlukan biaya dan waktu bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih. Yaitu dengan membeli di daerah lain yang menjula air
bersih, sehingga dibutuhkan waktu dan biaya.
b. Masyarakat Sumenep banyak yang masih mengkonsumsi air langsung dari
sumbernya tanpa diolah atau di masak hal ini dapat menyebabkan penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri yang terdapat dalam air tersebut sehingga dapat
menyebabkan masalah kesehatan.
2. Menggunakan Jamban Sehat
Masyarakat Sumenep ternyata juga memiliki angka perilaku BABS (Buang Air
Besar Sembarangan) yang tinggi. Data Riskesda tahun 2014 di Sumenep tercatat
bahwa masih ada 163.986 Kepala Keluarga yang melakukan BABS, sebagian besar
di antaranya di tempat terbuka seperti di kebun, sawah, sungai, lubang tanah, atau
pesisir pantai. Kecamatan yang memiliki tingkat BABS tertinggi berada di wilayah
Kepulauan Kabupaten Sumenep (69,69 %), sedangkan 30,31 % sisanya terjadi di
wilayah Daratan Sumenep.
BABS menyebabkan menimbulkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan
penyakit yang disebabkan oleh serangga dan binatang lain yang dapat menularkan
penyakit.
Beberapa faktor penyebab minimnya akses sanitasi dan air bersih, diantaranya :
1. Kebiasaan yang membudaya
2. Faktor ekonomi masyarakat
Kelompok masyarakat yang paling dominan yang belum memelilki akses air bersih
dan konsumsi air yang layak serta masyarakat dengan BABS adalah masyarakat di daerah
pedesaan di daratan maupun kepulauan dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah dan
pengetahuan ksehatan yang masih rendah
PENDEKATAN STRATEGIS
Tingginya Akses sanitasi dan air yang tidak layak di Indonesia telah mengakibatkan
beberapa dampak negatif. Data Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa Indonesia harus
kehilangan US$ 6,3 Miliar atau Rp. 56 Triliun per tahun akibat buruknya sanitasi, sedangkan
kerugian kesehatan yang ditanggung Indonesia di Sektor Kesehatan adalah 29 T (2013).
Sanitasi dan air yang buruk juga menimbulkan kerugian Negara (Badan Pengelolaan Air)
yang cukup mahal untuk mengelola sebagian kecil saja dari 6 juta ton kotoran manusia per
tahun. Setiap tahun tercatat bahwa ada sekitar 121.100 kasus diare dengan korban jiwa
mencapai 50.000 jiwa. Rata-rata Biaya Kesehatan per tahun akibat sanitasi dan air yang
buruk harus ditanggung masyarakat sendiri mencapai 1,35 juta per Kepala Keluarga atau
mencapai Rp. 31 Triliun secara Nasional.
Pemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai
target 100% kelayakan akses air bersih dan sanitasi hingga 2019, sedangkan Pemerintah
hanya sanggup (menyiapkan dana) Rp34,7 triliun (12 %). Jumlah anggaran tersebut memang
sangat fantastis mengingat masih tingginya angka Masyarakat Indonesia yang melakukan
perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), tidak memiliki sarana sanitasi yang layak
dan air bersih.
Program Ayo Sadar Bersih (Sanitasi dan Air Bersih) memiliki tujuan utama, yaitu :
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses sanitasi yang layak dan air
bersih di Kabupaten Sumenep.
Inisiator dalam program ini adalah Puskesmas. Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan memiliki beberapa program pokok sesuai dengan program Sustainable
Development Goals (SDGs).
Mengenai Isu Nasional dalam hal tingginya Akses Sanitasi dan Air Bersih yang kurang baik
atau tidak layak di Indonesia, Puskesmas Dungkek sebagai salah satu Puskesmas di
Kabupaten Sumenep juga menaruh perhatian khusus didalamnya. Sehingga muncullah
inovasi berupa program peningkatan Sadar Bersih.
Langkah pendekatan yang dilakukan Puskesmas Dungkek dalam program Sadar Bersih ini :
1. Melakukan beberapa penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui
Penyuluhan Sanitasi tentang Jamban Sehat dan Air Bersih kepada kelompok-kelompok
masyarakat di seluruh Desa di Kecamatan Dungkek.
2. Melakukan pemicuan terhadap kelompok-kelompok masyarakat pada seluruh desa di
Kecamatan Dungkek (15 desa) sejak bulan Juni 2014 terkait kelayakan sanitasi dan air
bersih. Upaya ini juga bertujuan mendukung program Pemerintah dalam mencapai target
MDGs, yaitu Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Antusiasme masyarakat untuk berubah ke arah Pola Hidup Bersih dan Sehat memang
sangat tinggi. Masyarakat sadar bahwa akses sanitasi dan air bersih yang mereka lakukan
selama ini sangat merugikan bagi mereka sendiri dan juga lingkungannya, sehingga
banyak di antara masyarakat yang tertarik untuk memiliki akses sanitasi dan air bersih
yang layak.
3. Berhubung biaya pembuatan jamban sehat dan akses air bersih dirasa masyarakat cukup
berat, maka puskesmas Dungkek akhirnya kembali berupaya dengan cara menjalin
kerjasama dengan beberapa Pihak terkait, termasuk Lembaga Perbankan.
Lembaga Perbankan dalam hal ini adalah PT BPRS Bhakti Sumekar yang juga
menaruh perhatian khusus terhadap kondisi sanitasi di Sumenep, sehingga terjalin kerjasama
yang baik antara Puskesmas Dungkek dan PT BPRS Bhakti Sumekar sejak bulan Maret 2015.
Dari kerjasama tersebut menghasilkan produk Pembiayaan SADAR BERSIH (Sanitasi dan
Air Bersih)
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
Gagasan Puskesmas Dungkek dan PT BPRS Bhakti Sumekar untuk memberikan
solusi terhadap akses sanitasi, berujung pada kegiatan Studi Banding Kredit Sanitasi ke salah
satu lembaga Perbankan di Jombang. Pada kegiatan studi banding tersebut, BPRS Bhakti
Sumekar ternyata juga diperkenalkan dengan pihak Water.org yang sedang berkunjung ke
BPR Jombang untuk mengetahui manajemen dan perkembangan dari produk Kredit Sanitasi.
Pemaparan kondisi sanitasi yang ada di Kabupaten Sumenep justru lebih menarik minat pihak
Water.org untuk mengetahui lebih lanjut dan proses kemitraan akhirnya berlanjut pasca
pertemuan tersebut.
Water.org merupakan lembaga non-profit tingkat internasional yang memiliki
perhatian tinggi terhadap ketersediaan / akses air bersih dan sanitasi masyarakat. Dampak
positif program yang telah dilaksanakan Water.org telah dirasakan bagi jutaan
kehidupanmanusia di seluruh dunia.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan Program Sadar Bersih :
1. Koordinasi, konsolidasi penyamaan persepsi internal Bank BPRS Bhakti Sumekar
berkenaan program Sadar Bersih.
2. Mengajukan persetujuan ke Kepala Dinas Kesehatan yang nantinya diharapkan
kerjasama eksternal dengan seluruh Puskesmas di Kabupaten Sumenep untuk
memberikan wawasan mengenai PHBS khususnya Sanitasi dan Air Bersih.
3. Bank BPRS Bhakti Sumekar melakukan kerjasama lebih lanjut terhadap Kepala UPT
Puskesmas Dungkek, drg. Ellya Fardasah, M.Kes sebagai Wash Consultant BPRS Bhakti
Sumekar.
4. Studi Banding Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih di Negara Philipina dengan
melibatkan Direksi Bisnis PT BPRS Bhakti Sumekar dan UPT Puskesmas Dungkek
untuk memperdalam pengetahuan tentang Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih sehingga
dapat diterapkan di Kabupaten Sumenep.
5. Pada bulan April 2016, Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar mengukuhkan
kerjasama dengan pihak Water.org untuk mewujudkan Program Pembiayaan “Sadar
Bersih” (Sanitasi dan Air Bersih) untuk masyarakat di Kabupaten Sumenep
6. Sosialisasi internal juga dilakukan oleh Wash Consultant dan Tim Wash kepada seluruh
karyawan pemasaran dan pembiayaan Bank BPRS Bhakti Sumekar, kepada beberapa
tukang sebagai pekerja konstruksi, dan sosialisai menyeluruh kepada kelompok
masyarakat di seluruh Kabupaten Sumenep
7. Pembiayaan “SADAR BERSIH” mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dalam
jangka waktu 36 bulan dibagi dalam 12 kwartal dimana setiap kwartal berlangsung
selama 3 bulan. (lampiran)
PEMANGKU KEPENTINGAN
1. Internal :
Direksi Bank BPRS Bhakti Sumekar, Wash Consultant dan Seluruh karyawan khususnya
Kepala Bagian Marketing serta Tim Wash terlibat dalam koordinasi program kerja
Sanitasi dan Air Bersih.
2. Eksternal
Program ini merupakan program yang membutuhkan Koordinasi Lintas Sektoral, yaitu :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep sebagai Induk dari Puskesmas serta bagian dari
Instansi Pemerintahan di Kabupaten Sumenep;
2. PT BPRS Bhakti Sumekar sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten
Sumenep;
3. Mitra Konstruksi yang ada di Kabupaten Sumenep;
4. Kelompok masyarakat seperti PKK, kelompok organisasi wanita, kelompok pengajian,
kelompok tani dan berbagai kelompok lainnya di masyarakat.
5. Nasabah aktif dan non aktif yang berdomisili di lingkungan BABS (Buang Air Besar
Sembarngan) menurut data STBM
SUMBER DAYA
Sumber daya yang digunakan dalam Program ini diantaranya adalah :
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pelaksanaan program Ayo Sadar Bersih ini yaitu :
a) Dinas Kesehatan melalui Puskesmas dengan kegiatan berupa Penyuluhan dan
Pemicuan PHBS, khususnya tentang Sanitasi dan Air Bersih yang merupakan bagian
dari Program STBM.
b) Karyawan BPRS Bhakti Sumekar, yang sebelumnya juga mengikuti beberapa
pelatihan mengenai PHBS dan sanitasi dan Air bersih, metode pemasaran yang efektif
serta informasi produk dari Pembiayaan Sadar Bersih tersebut, sehingga seluruh staf
dapat memberikan Edukasi kesehatan dan memperkenalkan produk pembiayaan
tersebut kepada masyarakat, baik pada nasabah BPRS Bhakti Sumekar ataupun
masyarakat umum lainnya.
c) Mitra Kontstruksi
Mitra konstruksi yang dimaksud adalah pemilik toko bangunan dan tukang yang
bekerja sama dalam pembiayaan proram ini. Pemilik toko bangunan bekerjasama
dengan Bank BPRS dalam hal menyediakan material bangunan yang dibutuhkan
untuk pembangunan sarana sanitasi dan air bersih. Sedangkan tukang bekerjasama
dengan Bank BPRS dalam hal pekerjaankonstruksidengan dibawah pengawasan Tim
Wash.
2. Sumber Daya Finansial
Dana yang digunakan untuk mobilisasi program berasal dari dana sharing antara PT BPRS
Bhakti Sumekar dan Water.org, seperti kegiatan Studi Banding, pemberdayaan internal
karyawan Bank BPRS Bhakti Sumekar dan Puskesmas, pelatihan tukang, maupun kegiatan
Pemicuan lanjutan pada masyarakat.
Adapun skema pembiayaan dalam program ini adalah :
a. Sumber dana dalam kegiatan pemicuan dan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan bersama UPT Puskesmas dan jejaringnya seperti Pustu dan
Ponkedes, berasal dari APBD dan APBN.
Sumber dana kegiatan pemicuan dan penyuluhan kesehatan kepada kelompok
masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Wash, berasal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar
Sumber dana untuk promosi kesehatan dan promosi pembiayaan Sadar Bersih berupa
brosur, banner dan iklan radio, berasal dari sharing antara Bank BPRS Bhakti Sumekar
bersama Water.Org.
b. Untuk Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih
Dana berasal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar yang disalurkan kepada masyarakat
penerima manfaat berupa pembiayaan dengan cara angsuransetiap bulan, dengan jangka
waktu 12 bulan sampai dengan 36 bulan. Adapun plafon pembiayaan maksimal sebesar
Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk pembiayaan Sanitasi dan maksimal sebesar
Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk pembiayaan pengadaan Air Bersih.
KELUARAN/OUTPUT
Output yang dihasilkan dari Program ini diantaranya :
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya PHBS. Dalam hal ini ditandai
dengan banyaknya berkas pengajuan permohonan Pembiayaan Sadar Bersih untuk
memperoleh akses air bersih dan sarana sanitasi yang layak . Kondisi ini menunjukkan
bahwa pola pikir dan perilaku kebiasaan masyarakat telah mengalami perubahan pada
kondisi yang lebih baik.
2. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki Jamban Sehat.
Hal ini tentu akan berimbas pada berkurangnya tingkat BABS yang selama ini sering
dilakukan masyarakat.
3. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki sarana Air Bersih.
Sehingga kondisi air yang tidak layak untuk digunakan (berasa, berwarna dan berbau)
bisa teratasi menjadi air dengan kualitas yang baik.
4. Mengurangi masalah kesehatan akibat konsumsi air mentah dan akses sanitasi yang tidak
layak.
5. Mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dan keluarga untuk masalah
kesehatan yang diakibatkan oleh sanitasi dan air yang tidak layak.
6. Dapat Mengurangi anggaran pemerintah yang disediakan untuk penyediaan sarana
sanitasi dan air bersih.
7. Tingkat produktivitas meningkat sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada terwujudnya Kabupaten
Sumenep sebagai Kabupaten Sehat.
KENDALA DAN SOLUSI
Kendala dari program “Sadar Bersih” diantaranya :
1. Kendala kebiasaan atau perilaku masyarakat
Kendala utama adalah proses perubahan perilaku hidup masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat cukup membutuhkan waktu. Sebab, pada dasarnya perilaku manusia
tidak bisa dirubah dengan mudah. Faktor lingkungan juga berperan penting dalam proses
pengambilan keputusan seseorang. Kendala ini tentunya membutuhkan sosialisasi yang
sifatnya terus-menerus mengenai pentingnya PHBS.
Solusi untuk kendala ini adalah Dinas Kesehatan melalui seluruh Puskesmas di
Kabupaten Sumenep bersama Tim Wash Bank BPRS Bhakti Sumekar terus mendorong
dengan memberikan penyuluhan dan pemicuan mengenai pentingnya PHBS.
2. Kendala kemampuan ekonomi masyarakat
Kendala kedua adalah Masyarakat yang memiliki akses sanitasi dan air bersih tidak
layakadalah sebagian besar tergolong dalam kelompok masyarakat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini tentunya mempengaruhi keputusan mereka untuk memiliki akses sarana
sanitasi dan air bersih yang baik dikarenakan tingginya biaya yang harus dikeluarkan
dalam satu waktu untuk membangun sarana tersebut.
Solusi untuk kendala ini adalah dengan menawarkan Pembiayaan Sadar Bersih
Bank BPRS Bhakti Sumekar yang memberi kemudahan bagi masyarakat, terutama untuk
kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Selain karena dapat diakses pada 21
Kantor Cabang dan Kas BPRS Bhakti Sumekar di seluruh Kecamatan dari Kabupaten
Sumenep, ketentuan yang berlaku pada pembiayaan tersebut juga ringan, cepat dan
mudah.
KELANJUTAN DAN REPLIKASI
Program inovatif ini termasuk program yang berkelanjutan berdasarkan indikator
yaitu:
1. semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang mengajukan permohonan
Pembiayaan Sadar Bersih, tidak hanya di kantor Cabang Dungkek sebagai start-up
Program tetapi juga di wilayah kantor cabang dan kas BPRS Bhakti Sumekar. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak hanya Puskesmas Dungkek yang bisa bekerja sama
dengan PT BPRS Bhakti Sumekar terkait program ini dan pembiayaannya, tetapi
Puskesmas di wilayah Sumenep lainnya juga telah bekerja sama di dalamnya. Hal
ini tentu bisa direplikasikan di Kabupaten lainnya melalui Dinas Kesehatan dan
Lembaga Keuangan Mikro yang ada di wilayah masing-masing, sehingga salah
satu tujuan Indonesia dalam program SDGs, yaitu 100 % dapat mengakses sarana
air bersih, dan 0 % masyarakat BAB. Sehingga Program Universal Access dapat
terwujud.
MANFAAT
Manfaat melalui inovasi Pembiayaan “Sadar Bersih” diantaranya :
1. Kemudahan masyarakat untuk memiliki sarana Sanitasi
Sehingga mereka tidak perlu lagi melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di
sawah, kebun, tepi pantai sehingga resiko kejahatan, gigitan binatang berbisa dan rasa
malu bisa dihilangkan.
2. Kemudahan masyarakat untuk memiliki sarana Air Minum
Dengan Alat Filtrasi (penyaring) mereka bisa mendapatkan air minum tanpa harus
dimasak. Karena alat filtrasi dapat mencegah masuknya kuman ke dalam air. Dengan
menggunakan alat filtrasi tanpa listrik dan tanpa bahan bakar, selain baik untuk
kesehatan juga akan mengurangi pengeluaran biaya hidup.
3. Kemudahan masyarakat untuk pengadaan sarana Air Bersih
Masyarakat bisa mudah mendapatkan akses air bersih, tidak perlu membeli atau
membawa jerigen dari sumber air di desa yang cukup jauh. Dengan program pembiayaan
Sadar Bersih, masyarakat dapat membuat sumur bor atau menyambung air dari pusat
penyedia air bersih yang ada di desa atau Kecamatan (PDAM atau pengelola air bersih di
desa milik perorangan, kelompok atau milik desa)
4. Adanya koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep melalui Puskesmas
sebagai bagian dari Instansi Pemerintahan Kabupaten Sumenep dan PT Bank BPRS
Bhakti Sumekar sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten
Sumenep telah memberikan keuntungan sosial berupa meningkatnya kesehatan
masyarakat berdasarkan perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
5. Perubahan perilaku ini juga berimbas terhadap menurunnya biaya kesehatan yang biasa
dikeluarkan masyarakat akibat akses sanitasi dan air bersih yang kurang baik. Kesehatan
masyarakat yang baik mempengaruhi tingkat produktivitas masyarakat.
6. Tingkat produktivitas yang baik karena kesehatan masyarakat yang baik maka secara
tidak langsung kesejahteraan masyarakat di Sumenep meningkat. Kondisi tersebut tentu
akan berdampak pada terwujudnya Kabupaten Sumenep yang sehat.
7. Respon masyarakat yang tinggi terhadap pembiayaan akses sanitasi dan air bersih
berimbas terhadap portofolio pembiayaan sehingga mempengaruhi kredibilitas lembaga
Perbankan BPRS Bhakti Sumekar.
8. Semakin Mandirinya masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dapat membantu
menguranggi anggaran kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Pembiayaan Sadar
Bersih di mulai pada bulan Agustus tahun 2016, sampai dengan bulan Januari tahun 2017
sudah terdapat 180 pembiayaan dengan total nilai 400 juta rupiah, terdiri dari
Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih dengan rata-rata pembiayaan berkisar 2,2 juta.
Sedangkan target yang diharapkan tercapai sebesar 6.000 Nasabah, jika diasumsikan
dengan nilai rata-rata pembiayaan yang sudah realisasi hingga Januari 2017 maka
perkiraan total pembiayaan hingga maret 2019 kurang lebih 13 milyar rupiah. Dengan
demikian terlihat bahwa program Sadar Bersih ini dapat membantu mengurangi biaya
yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
SEBELUM DAN SESUDAH
Perbedaan antara sebelum dan sesudah program pembiayaan “Sadar Bersih” dapat dilihat dari
berbagai sisi yaitu :
1. Masyarakat
a. Sebelum pelaksanaan program SADAR BERSIH :
1. Sebelum dilaksanakannya program ini, pengetahuan masyarakat mengenai PHBS
masih sangat rendah. Masyarakat beranggapan bahwa BABS merupakan suatu
kebiasaan yang wajar.
2. Mengkonsumsi air mentah tanpa diolah dirasa lebih baik daripada harus
mengeluarkan biaya untuk penyediaan bahan bakar minyak atau gas.
3. Kebutuhan akses air bersih untuk kebutuhan masyarakat juga sulit dijangkau dan
memerlukan biaya cukup mahal.
4. Dari segi ekonomi, masyarakat merasa kesulitan untuk pengadaan sarana Sanitasi
dan Air Bersih dalam satu waktu.
b. Sesudah Pelaksanaan Program SADAR BERSIH
1. Dengan dilaksanakannya program ini perilaku hidup masyarakat berubah dari
kebiasaan sebelumnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya Sanitasi dan Air
Bersih meningkat.
2. Dengan adanya pembiayaan “Sadar Bersih” masyarakat mendapat kemudahan
dalam penyediaan dan pengadaan sarana sanitasi dan air bersih melalui sistem
angsuran setiap bulan.
3. Antusiasme masyarakat menanggapi program ini cukup baik. Hal tersebut terlihat
dari banyaknya berkas permohonan pembiayaan hingga melebihi target minimal
pada kwartal I (pertama). Target sebesar 40 pembiayaan tercapai sebesar 100
pembiayaan. Kurang lebih 200 % dari target yang diharapka.
2. Dinas Kesehatan dan Puskesmas
a. Sebelum adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”
Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumenep sudah melakukan
penyuluhan kesehatan dan pemicuan di kelompok-kelompok masyarakat.Namun, hasil
yang diperoleh tidak signifikan merubah kebiasaan masyarakat disebabkan kendala
faktor biaya.
b. Sesudah adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”
Tim Wash BPRS Bhakti Sumekar bekerjasama dengan Puskesmas membantu Dinas
Kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan dan pemicuan langsung kepada
masyarakat sehingga masalah di masyarakat tentang masalah pembiayaan dapat
mengggunakan program pembiayaan sadar bersih, sehingga membantu masalah dana
untuk membuat sarana sanitasi dan air bersih yang sering ditemukan pada saat pemicuan
di masyarakat.
3. Bank BPRS Bhakti Sumekar
a. Sebelum adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”, Bank BPRS Bhakti Sumekar
hanya menawarkan produk yang berhubungan dengan usaha dan kebutuhan
konsumtif.
b. Sesudah adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”, menunjukkan bahwa Bank
BPRS Bhakti Sumekar juga memiliki kepedulian terhadap faktor kesehatan
Masyarakat khususnya di Kabupaten Sumenep.
PEMBELAJARAN
Inisiasi program Puskesmas Dungkek melalui Program Sanitasi dan Air Bersih
diharapkan dapat memberikan dampak terhadap :
1. Sisi sosial ekonomi
Berupa meningkatnyakesejahteraan masyarakat akibat menurunnya biaya kesehatan yang
biasa dikeluarkan akibat akses sanitasi dan air bersih yang kurang baik.
2. Sisi lingkungan
Menurunnya pencemaran lingkungan akibat BABS. Kenyamanan dan keamanan terjaga.
3. Sisi norma
Terbentuknya perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dapat menghilangkan kebiaasan
perilaku kesehatan yang tidak baik seperti BABs dan minum air langsung dari sumber
tanpa diolah.
4. Sisi Kesehatan
semakin mandirinya masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dapat mengguranngi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah di bidang
kesehatan
Dengan dilaksanakannya pembiayaan “Sadar Bersih” yamg bersifat peduli, mudah
dan ringan memberikan cerminan positif masyarakat terhadap lembaga keuangan PT. BPRS
Bhakti Sumekar.
Bagi drg. Ellya Fardasah, M.Kes selaku inisiator program dan selaku Kepala UPT
Puskesmas Dungkek bersama staf Puskesmas Dungkek memberikan sedikit bukti bahwa
‘Dimana ada Niat dan Kemauan walaupun hanya kecil, diharapkan tidak hanya bersifat
angan-angan, tetapi harus bisa diwujudkan, walaupun bertahap namun berkelanjutan sembari
ikhtiar dan tawakkal agar bisa memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat, tidak
hanya di wilayah tersebut tetapi juga berdampak bagi wilayah lainnya dan menjadi contoh
bagi wilayah lainnya, karena Water is Life, Sanitation for a Better Life (Air adalah
Kehidupan dan Sanitasi untuk Kehidupan yang Lebih Baik).
KREATIF DAN INOVATIF
Permasalahan yang masih dihadapi masyarakat adalah masalah ekonomi masyarakat
yang terbatas untuk membangun sarana air bersih dan sanitasi yang layak Sebab, masyarakat
yang selama ini tidak memiliki sarana sanitasi dan air bersih yang layak mayoritas
merupakan masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah.
Oleh karena itu, Puskesmas Dungkek menjalin kerjasama dengan PT BPRS Bhakti Sumekar.
Hasil kerjasama yang terjalin yaitu memberikan pembiayaan “Sadar Bersih” (Sanitasi
dan Air Bersih) kepada masyarakat yang membutuhkan. Layanan produk pembiayaan Sadar
Bersih diantaranya :
1. Pemuatan Jamban Sehat
2. Penyediaan Air Bersih
(Pengadaan Tandon, Sumur dan Pengadaan Sambungan Air Bersih)
3. Penyaring Air
4. Pengadaan atau Renovasi Toilet
Dari pendekatan yang dilakukan untuk inovasi Sadar Bersih ini diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Wawasan masyarakat bertambah mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terutama tentang Jamban Sehat dan Air Bersih
2. Perubahan mindset sebagian besar masyarakat untuk sadar terhadap akses sanitasi dan air
bersih yang layak telah tercapai melalui Program Pemicuan
3. Mendorong kepedulian semua pihak terkait terhadap minimnya akses sanitasi daerah
Sumenep khususnya Kecamatan Dungkek
4. Memberikan kemudahan dan keringanan pembiayaan kepada masyarakat yang
membutuhkan akses sanitasi dan air bersih melalui pembiayaan SADAR BERSIH
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Sistem yang digunakan dalam Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan
program Sadar Bersih yaitu :
1. Monotoring dan evaluasi akan dilaksanakan tiap bulan oleh Tim Wash Bank BPRS
Bhakti Sumekar, melalui laporan portofolio pembiayaan Sadar Bersih.
2. Audit program di kantor cabang beserta kunjungan nasabah dilakukan tiap 3 (tiga)
bulan sekali ke setiap Kantor Cabang dan Kantor Kas Bank BPRS Bhakti Sumekar.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur respon masyarakat terhadap tingkat keberhasilan
pembiayaan “Sadar Bersih” antara jumlah pengajuan permohonan pembiayaan dengan
jumlah realisasi debitur pembiayaan.
3. Tim Wash pembiayaan “Sadar Bersih” BPRS Bhakti Sumekar akan terus melakukan
koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep serta seluruh Puskesmas untuk
melakukan pendataan dan inspeksi mengenai perubahaan penggunaan akses sanitasi
jamban sehat dan air bersih masyarakat setiap tahun serta untuk mengetahui jumlah
penerima manfaat atas keberadaan akses tersebut.
4. Pada Akhir kerjasama dengan Water.Org pada tahun 2019 akan dilakukan survey pada
nasabah secara sampling untuk mengetahui kepuasan nasabah akan program SADAR
BERSIH. Hasil Survey dapat digunakan sebagai evaluasi produk pembiayaan SADAR
BERSIH.