bab1,bab2,bab2,ringkasan,daftar pustaka

23
BAB I PENDAHULUAN Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat), sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda), 1

Upload: alliy-uddin-sidiq

Post on 23-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan tumbuhan berkhasiat obat

berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari

Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur

sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran

rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh

baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius.

Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran

agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu

tanah (Sumatera Barat), sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray

(Sunda), pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina)

(Mahendra, 2005).

Andrographis paniculata tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi

sungai, tanah kosong yang agak lernbab, atau di pekarangan. Terna semusim, tinggi

50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kuadrangularis) 

dengan nodus yang membesar.  Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan

bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas

hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan

rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak

1

Page 2: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

daun. Bunga berbibir berbentuk tabung kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu.

Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan

ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping biji gepeng, kecil-

kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang

(Tjitrosoepomo, 2004)

Andrographis paniculata biasanya digunakan sebagai tanaman obat. Tanaman

ini dijuluki “King of Bitter” karena mempunyai berbagai khasiat seperti antiinflamasi,

antiseptik, antidiabetik, dan hepatoprotektor (Wijayakusuma, 1993). Selain itu, An-

drographis paniculata diyakini mempunyai potensi sebagai antihelmik. Pada beber-

apa penelitian, sambiloto dapat membunuh Brugia malayi (Sari, 2008), cacing tanah

pheretima posthuma (Siddharta, 2010), dan nematode Pratylenchus vulnus (Ferris

dan Zheng, 1999).

Sambiloto berfungsi sebagai antihelmik karena mengandung saponin, tannin

dan andrografolid (Raj, 1975). Saponin merupakan zat toksin alamiah yang banyak

terdapat di tumbuhan.Sambiloto berpotensi sebagai antihelmintik karena mengandung

saponin, tannin, dan andrografolid yang terdapat pada daun (Raj, 1975). Saponin

merupakan zat toksik alamiah yang banyak terdapat dalam tumbuhan. Zat ini bersifat

toksik pada Ascaris sp, karena dapat menurunkan tegangan permukaan membrab

dinding sel serta menghambat enzim asetilkolinesterase sehingga dapat menimbulkan

paralisis pada cacing. Walaupun demikian, saponin tidak berbahaya bagi manusia

2

Page 3: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

dikarenakan berat molekulnya terlalu besar untuk diabsorbsi usus manusia (Satri-

awan, 2009).

Tannin yang merupakan zat utama dalam teh, juga dapat ditemukan dalam

Andrographis paniculata dalam jumlah sedikit. Sambiloto juga mengandung andro-

grafolid yang merupakan hepatoprotektif dan renoprotektif dalam jumlah yang

berlimpah sehingga aman dikonsumsi oleh pasien yang mempunyai kelainan hati dan

ginjal (Singh, 2009). Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang

adalah laktone, panikulin, halmegin dan hablur kuning yang memiliki ras pahit (Yus-

ron, 2005).

Secara tradisional, sambiloto telah dipergunakan akibat gigitan ular atau

serangga, demam, disentri, rematik, TBC, dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan

untuk antimikroba, anti hyper-glemik, anti sesak napas dan untuk memperbaiki fungsi

hati. Mengingat kandungan dan fungsi tanaman tersebut, sambiloto banyak diteliti

untik dikembangkan sebagai bahan baku obat modern, diantaranya pemanfaatan sam-

biloto sebagai obat HIV dan kanker (Syukur, 2002).

Seluruh bagian tanaman sambiloto mulai dari daun, bunga, buah, batang

hingga akar dapat dimanfaatkan sebagai obat. Cara penggunaan paling umum adalah

berupa rebusan atau seduhan daun sambiloto segar atau kering. Kini sambiloto juga

dapat diminum dalam bentuk kapsul dan pil (Yusron, 2005). Dibandingkan dengan

obat sintesis, sambiloto mempunyai berbagai kelebihan. Herba liar ini tumbuh secara

kosmopolit pada berbagai ketinggian sehingga mudah dan murah untuk didapat serta

dibudidayakan (Syukur, 2002).

3

Page 4: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

BAB II

DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

A. Determinasi

1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a (Golongan 10)

239b-243b-244b-248b-249b-250b-266b-267b-273b-276b-278b-279b-282b-

283b-284b-285b Famili Acanthaceae

(Stenis, 1983)

B. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnolipsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata

(Anonim, 2011)

4

Page 5: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

BAB III

HABIBATIO

A. Habitus

Andrographis berasal dari tanaman Andrographis paniculata, tanaman

bunga dari famili Acanthaceae. Tanaman ini hidup sepanjang tahun dan bisa

tumbuh hingga tinggi 50cm-90cm.

Batang sambiloto berkayu, berpangkal bulat, berbentuk segi empat

saat muda dan bulat setelah tua, percabangan monopodial, dan berwarna hijau.

Daun kecil-kecil berbentuk lanset, pangkal rata, permukaan berwarna hijau

tua, tepi tidak bergerigi. Bunga berwarna putih kekuningan dan bertangkai.

Buah berbentuk jorong kecil, bila tua akan pecah menjadi 4 keping. Bunganya

berwarna putih atau ungu dan berbunga sepanjang tahun. Buah yang di-

hasilkan berbentuk memanjang sampai jorong, sedang bijinya berbentuk

gepeng (Syukur dan Hernani, 2002)

B. Habitat

Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan tumbuhan berkhasiat

obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya

diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai

5

Page 6: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa.

Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan

laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun

dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk

sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama (Mahendra, 2005).

Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan tumbuhan berkhasiat

obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya

diduga dari Asia tropika. (Syukur,2002). Pada umumnya Andrographis panic-

ulata berkembang baik dengan biji dan stek batang (Yusron, 2005).

6

Page 7: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

BAB IV

DESKRIPTIO

1. Organa Nutritiva

1.1 Akar (Radix)

Akar berbentuk akar tunggang yang terbentuk dari akar lembaga yang

tumbuh terus –menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang.

Tampak dari luar akar brwarna kecoklatan dan berwarna putih pada

bagian dalamnya. Bagian-bagian akar yang di miliki secara lengkap, akar

tidak mengalami modifikasi tertentu menjadi umbi atau tempat penyim-

panan cadangan makanan. Akar-akar ini mempunyai cabang serta memi-

liki serabut akar (fibritato radicalis), dan bulu akar (radix lateralis)

(Heyne, 1987).

1.2 Batang (Caulis)

Batang Andrographis paniculata kecil dengan diameter 2mm - 6mm.

Batang sambiloto berkayu dan tak berambut, berpangkal bulat, berbentuk

segi empat saat muda dan bulat setelah tua. Memiliki percabangan

monopodial dan berwarna hijau dengan arah tumbuh tegak. Batang bagian

atas seringkali dengan sudut agak berusuk (Tjiptrosoepomo, 2004).

7

Page 8: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

1.3 Daun (Folium)

Daun sambiloto (Andrographis paniculata) termasuk daun bersilang-

berhadapan (folia opposita) dan umumnya terlepas dari batang. Bentuk

daun lanset sampai bentuk lidah tombak dengan panjang 2 cm sampai 7

cm dan lebar 1 cm sampai 3 cm. Daun tidak berambut, permukaan daun

berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan dan permukaan bawah daun

berwarna hijau coklat. Pangkal daun runcing dengan ujung meruncing,

berdaging daun rapuh tipis, tepi daun rata, tangkai daun pendek dan bertu-

lang daun menyirip (Heyne, 1987).

2. Organa Reproduktiva

2.1 Bunga (Flos)

Bunga berwarna putih kekuningan dan bertangkai. Bunganya

berwarna putih atau ungu dan berbunga sepanjang tahun. Perbungaan

rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang

atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya

putih bernoda ungu. Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, pan-

jang 3 mm sampai 4 mm, dan berambut. Daun mahkota berwarna putih

sampai keunguan (Asyhar, 2010).

8

Page 9: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

2.2 Buah (Fruktus)

  Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang ± 2 cm,

lebar ± 4 mm, kadang – kadang pecah secara membujur  menjadi 4

keping. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecok-

latan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu (Tjitrisoepomo,

1996).

2.3 Biji (Semen)

Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar ± 2 mm. Per-

mukaan luar berwarna coklat muda bertonjol – tonjol. Pada penampang

melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga

berwarna putih kekuningan (Sutjipto, 2001).

9

Page 10: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

BAB V

RINGKASAN

Andrographis berasal dari tanaman Andrographis paniculata, tanaman

bunga dari famili Acanthaceae. Tanaman ini hidup sepanjang tahun dan bisa

tumbuh hingga tinggi 50cm-90cm.

Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan tumbuhan berkhasiat

obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya

diduga dari Asia tropika. Andrographis paniculata (Sambiloto) merupakan

tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90

sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika.

Akar Andrographis paniculata berbentuk akar tunggang. Batang kecil

berkayu, berpangkal bulat, berbentuk segi empat saat muda dan bulat setelah

tua. Memiliki percabangan monopodial dan berwarna hijau dengan arah

tumbuh tegak. Daunnya termasuk daun bersilang-berhadapan (folia

opposita) dan umumnya terlepas dari batang. Bentuk daun lanset

dengan permukaan daun berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan

dan permukaan bawah daun berwarna hijau coklat.

Bunganya berwarna putih atau ungu dan berbunga sepanjang tahun. Per-

bungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung

batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung kecil - kecil.

10

Page 11: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm

dan berambut. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, pan-

jang ± 2 cm, lebar ± 4 mm. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau

tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau

putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar ± 2

mm. Permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol – tonjol. Pada

penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecok-

latan, lembaga berwarna putih kekuningan.

11

Page 12: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Klasifikasi Andrograhis paniculata. http:// plantamor.situs dunia

tumbuhan.html. diakses pada Minggu 26 Juni 2011.

Ashyar.2010. Sambiloto (Andrographis paniculata Burm.f Ness).http://ashyar

acarto.file. word press.the FANTASY.Geda_Gore.html. diakses pada Minggu,

26 Juni 2011.

Ferris H and Zheng L. 1999. Plant Sources of Chinese Herbal Remedies: Effects on

Pratylenchus vulnus and Meloidogyne javanica. Journal of Nematology

3(3):241-263.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta : Badan Litbang

Kehutanan.

Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Jakarta : Penebar Swadaya.

Raj RK. 1975. Screening of Indegenous Plants for Antihelmintic Action Against

Human Ascaris lumbricoides. Part—II. Indian J Phisiol Pharmacol; 19(1).

Sari, Astari P. 2008. Uji Makrofilariasidal Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis

paniculata) Terhadap Cacing Dewasa Brugia malayi secara in vitro.

Yogyakarta. Fakultas Kedokteran UGM. Skripsi.

Satriawan, Angki H. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Dewa (Gynura pseudocina)

terhadap Kematian Cacing Ascaris suum secara in vitro. Universitas Islam

Sultan Agung. Skripsi.

12

Page 13: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

Siddartha S, Archana M, Jinu J, Pradeep M. 2010. Antihelminthic Potential of

Andrographis paniculata, Cajanus Cajan and Silybum marianum. Pharm

Journal;2:6.

Singh P, Srivastava MM, Khemani LD. 2009. Renoprotective Effects of

Andrographis paniculata Ness in rats. Upsala Journal of Medical Sciences

114:1136-139.

Steenis, C.S.G.J.Van. 1983. Flora Determinasi Tumbuhan. Jakarta. Erlangga.

Sutjipto. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan.

Syukur, C dan Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta. PT

Penebar Swadaya.

Tjitrosoepomo, G. 1996. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada University

Press.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta.

Gajah Mada University Press.

Wijayakusuma,Ph.D. 1993. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta.

Pustaka Kartini.

Yusron M, Januwatu M, Pribadi E.R. 2005. Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat

dan Aromatika.http://www.balittro.go.id.html. diakses pada selasa 28 Juni

2011.

13

Page 14: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

14

Page 15: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

LAMPIRAN

15

Page 16: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

16

Page 17: Bab1,Bab2,Bab2,Ringkasan,Daftar Pustaka

17