bab1 -...
TRANSCRIPT
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 1
RI SPAM – Sumba Barat 2016
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pembangunan di Kabupaten Sumba Barat telah memberikan konsekuensi
tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan
sarana dan prasarana penunjangnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan ketersediaan
sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat, industri dan aktivitas
sosial budaya. Untuk itu penyediaan air bersih merupakan salah satu bagian dari prasarana
wilayah yang harus terus dikembangkan untuk mendukung perekembangan wilayah
terutama perkotaan.Pada saat ini upaya pemanfaatan sumber daya air di Kabupaten Sumba
Barat belum dilakukan secara optimal, sehingga penyediaan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat merupakan prioritas utama di atas semua
kebutuhan lainnya.Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih telah memunculkan persoalan
dalam kaitannya dengan pembangunan prasarana penyediaan air bersih untuk
meningkatkan jangkauan pelayanan.
Kabupaten Sumba Barat sebenanrnya memiliki sumber mata air untuk dikembangkan. Ada
beberapa sumber mata air yang cukup potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan
sebagai penyediaan air baku air minum seperti ; Wee Lerik, Wee Marada, Wee LibuTana,
Wee UmbuLeghu, Sampai saat ini masih terdapat desa yang dikategorikan rawan air karena
BAB1 PENDAHULUAN
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 2
belum terjangkau sistem perpipaan atau karena prosentase pelayanan air minumnya masih
rendah.
Pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Sumba Barat dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM)unit KecamatanLamboya, unit Kecamatan Wanokaka, unit
Kecamatan Lamboya Barat, unit Kecamatan Loli, Unit Kecamatan Kota
Waikabubak,UnitKecamatanTanaRighu dan terdapat badan pengelola air bersih yang
dikelola di tingkat Kecamatan secara mandiri yang langsung mengelola pendistribusian air
bersih kepada masyarakatdi beberapa Desa setempat. Sumber-sumber air yang digunakan
dalam penyediaan air bersih PDAM dan swadesa di tingkat kecamatan memanfaatkan mata
air.
Permasalahan pemenuhan kebutuhan air minum yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat
adalah sebagai berikut :
Sumber air baku terutama mata air sebagian besar telah terlebih dahulu dimanfaatkan
untuk kepentingan lain terutama untuk irigasi pertanian, sehingga dalam
pengambilan/penambahan debit untuk air minum memerlukan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan.
Sumber air baku berupa mata air tidak merata di semua wilayah.
Belum optimalnya pemanfaatan sumber mata air sebagai sumber air baku / air minum.
Keterbatasan sistem penyediaan air minum baik di tingkat unit transmisi, distribusi
maupun distribusi sambungan rumah tangga.
Lokasi pemukiman penduduk (terutama di pedesaan yang berpencar/menyebar dan
berada di daerah ketinggian) sehingga menyulitkan dan memerlukan biaya yang lebih
tinggi dalam penyediaan prasarana dan pengoperasian.
Topografi yang berbukit-bukit menyulitkan dalam integrasi sistem.
Sebagian besar penduduk yang belum terlayani berada di tempat ketinggian/jauh dari
lokasi sumber sehingga dalam pembangunan prasarana memerlukan biaya yang
relatif mahal.
Kurangnya kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Pusat.
Pengelolaan yang masih kurang optimal.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan merupakan kebutuhan
mendesak untuk mendukung pelaksanaan pembangunan.Salah satu infrastruktur air minum
yang sangat penting dan mendasar adalah unit Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM).Sebuah infrastruktur SPAM yang mengalami penurunan air baku atau bahkan
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 3
hilang akan mengakibatkan keseluruhan SPAM tidak dapat berjalan. Oleh sebab itu,
ketidakpastian ketersediaan dan keberlanjutan ketersediaan air baku akan mempengaruhi
Kinerja keseluruhan penyelenggaraan SPAM. Unit Air Baku yang andal akan secara
langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan air minum.
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi
masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan
produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah
satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Ketersediaan air baku yang andal yang secara langsung menjamin keberlangsungan
penyelenggaraan air minum diperlukan suatu konsep dasar rencana pengambangan SPAM.
Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan jawaban bagi
dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk
Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah. Selain itu
dengan adanya rencana teknis pengembangan SPAM (DED) yang memenuhi syarat
peraturan berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di suatu
lokasi/kawasan akan mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.
1.1.1 Maksud,Tujuan Dan Sasaran
a) Maksud Pekerjaan
1. Menyiapkan dokumen yang dipakai sebagai pedoman dalam menyusun program
pengembangan SPAM di daerah secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan
air minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya.
2. Memberikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan program dan
pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum
perkotaan dan perdesaan.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 4
b) Tujuan Pekerjaan
1. Mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
terjangkau;
2. Mencapai kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan;
3. Mencapai peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum;
4. Mendorong upaya gerakan penghematan pemakaian air.
c) Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Tersedianya dokumen RencanaInduk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) skala
perkotaan, kecamatan dan pedesaan yang dikelola PDAM Kabupaten Sumba Barat
maupunlembagapengelolalainnyayang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
kontinuitas.
2. Tersedianya pola integrasi dan koordinasi antara pemerintah daerah bersama
masyarakat dalam pengembangan sistem penyediaan air minum.
1.1.2 KeluaranPelaaksanaan Pekerjaan
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana Induk Pengembangan SPAM
Kabupaten Sumba Barat.
1.1.3 Otorisasi
Seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum dilaksanakan dalam waktu 4
(empat) bulan terhitung sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Program : KegiatanPerencanaanBangunanJaringan Air Bersih /
Air MinumTahunAnggaran 2016
Nama Pekerjaan : Penyusunan / PembuatanDokumenRencana Induk
SPAM
No. Kontrak : 628/PPK/POKJA – 1 / BCK / 15.12 / 2016
Tanggal Kontrak : 28 Juli 2016
No. SPMK : 628/PPK/POKJA – 1 / BCK / 15.12 / 2016
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 5
Tanggal SPMK : 28 Juli 2016
Pemilik Pekerjaan : Dinas Pekerjaan Umum, PertambangandanEnergi
Kabupaten Sumba Barat
Pelaksana Pekerjaan : CV KencanaLayanaConsultan
Lama Penyelesaian : Seratus Dua Puluh (120) Hari Kalender
Sumber Dana : Dana Alokasi Umum (DAU)
1.1.4 Landasan HukunPenyusunan RISPAM
Adapun beberapa landasan hukum yang digunakan dalam hal penyusunan RISPAM ini
diantaranya :
1. PeraturanPemerintahRepbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008
tentangPengelolaanSumberDaya Air
2. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor : 2/PRT/M/2008
tentangPedomanPelaksanaanKegiatanDepartemenPekerjaanUmum Yang
MerupakanKewenanganPemerintahdanDilaksanakanSendiri
3. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor : 2/PRT/M/2010
tentangRencanaStrategisNasionalKementerianPekerjaanUmumTahun 2010 – 2014
4. PeraturanMenteriKeuanganNomor : 104/PMK.02/2010
tentangPetunjukPenyusunandanPenelaahanRencanaKerjadanAnggaranKementerian
Negara/LembagaTahunAnggaran 2011
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai
7. Permen PU No. 18 tahun 2007 tentangSistemPengembangan Air Minum
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Lingkup Lokasi Perencanaan
Lingkup lokasi perencanaan kegiatan penyusunan master plan sistem penyediaan air minum
mencakup daerah pelayanan air bersih di daerah perkotaan dan pedesaan yang dikelola
PDAM maupun Pengelola Air bersih yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 6
1.2.2 Lingkup Materi
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dasar didalam penyusunan suatu rencana induk
penyediaan air bersih, meliputi :
1. Melakukan kajian terhadap hasil-hasil studi sebelumnya
2. Pengumpulan data dan observasilapangansumber mata air
3. Identifikasi dan analisis kondisi eksisting sistem penyediaan air minum
4. Inventarisasi permasalahan penyediaan dan pelayanan air minum
5. Identifikasi kuantitas dan kontinuitas sumber-sumber air baku
6. Analisiskebutuhan air minumdanketersediaan air minum
7. Kajian sistem penyediaan air minum eksisting, meliputi jalur transmisi, distribusi dan
daerah pelayanan.
8. Evaluasisistempenyediaan air minum (SPAM)
9. Kajian kebijakan pembangunan daerah
10. Penyusunan program pembangunan penyediaan air bersih mengacu pada
Lingkup Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM
1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi
strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam
menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk
pengembangan SPAM kabupaten/kota tersebut.
3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan
dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
4. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air dan identifikasi air baku.
5. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang
meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan jika kegiatan ini direalisasikan.
6. Menyusun rencana kebutuhan air minum.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 7
7. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air
baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana
alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
8. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air
baku, dan menentukan jenis proses pengelola sanitasi (terutama air limbah dan
persampahan) disekitar sumber air baku potensial.
9. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2
tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah
studi baik untuk kawasan perkotaan maupun pedesaan berupa rencana tahapan
perencanaan, rencana pengembangan kelembagaan, dan SDM, rekayasa awal
sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.
10. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan
rencana berjalannya penyelenggara SPAM tersebut. Konsep ini mencakup tinjauan
terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang
keahliannya.
1.2.3 Metodologi Pekerjaan
Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam penyusunan Sistem Penyediaan Air
Minum, meliputi :
a. Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dimulai, antara lain :
- Pemahaman terhadap lingkup pekerjaan dan lingkup tugas sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
- Menyusunan kebutuhan data dan persiapan survei
- Mengumpulkan data/informasi dan merumuskan isu strategis yang terkait dengan
sistem penyediaan air minum Kabupaten Sumba Barat
- Menyusun kerangka kerja secara keseluruhan dan pentahapan pelaporan.
b. Tahap Pengumpulan Data
Konsultan melakukan pekerjaan survei dan pengumpulan data yakni mendapatkan data-
data di lapangan guna memenuhi kebutuhan utama dalam melakukan analisis
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 8
pengembangan prasarana air minum di Kabupaten Sumba Barat. Pelaksanaan survei
tersebut meliputi ;
- Pengukuran lapangan untuk menghasilkan peta dasar dengan skala yang
disesuaikan.
- Pengumpulan data sekunder dengan data yang dibutuhkan antara lain ;
keberadaan dan permasalahan terkait penyediaan air minum skala perkotaan dan
pedesaan bagi masyarakat.
Dalam upaya perencanaan air bersih, diperlukan suatu data yang akurat mengenai
sumber air baku, jaringan pelayanan eksisting yang terdiri dari jaringan primer, sekunder
dan tersier dan data lainnya.
c. Identifikasi dan analisis kondisi saat ini dan masa mendatang
Untuk mengetahui permasalahan spesifik sistem penyediaan air minum di Kabupaten
Sumba Baratdengan melakukan analisis dan indikasi faktor-faktor yang dominan
berpengaruh terhadap kualitas penyediaan sarana dan prasarana air minum. Analisis
terhadap data-data yang didapatkan dari survei untuk mengetahui perkiraan kebutuhan
sistem penyediaan air minum di masa mendatang.
d. Analisis Kebutuhan air minum
Kebutuhan air minum suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
1. Jumlah penduduk saat perencanaan sampai dengan akhir tahun perencanaan.
2. Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air bersih yang diperhitungkan berdasarkan
jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air bersih sesuai dengan
anjuran pemerintah.
3. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:
Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum
Fasilitas siosial
Fasilitas perdagangan
Industri
Kebutuhan khusus
4. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan
air harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 9
5. Jumlah air yang hilang
Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor penting
dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk pembuatan
prakiraan kebutuhan air bersih. Parameter kependudukan yang harus dicermati meliputi
julah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran. Jumlah penduduk akan menentukan
jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk memberikan
indikasi perlunya sistem perpipaan diterapkan pada daerah yang bersangkutan. Hal ini
mengingat bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan meningkatkan kompleksitas
permasalahan termasuk permasalahan air bersih. Perencanaan kebutuhan air yang
memenuhi syarat tentunya harus dapat digunakan untuk dapat melayani seluruh warga
masyarakat dimulai saat perencanaan sampai suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini
maka informasi tentang laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan dalam
perencanaan prasarana air bersih. Terakhir keadaan sebaran penduduk perlu pula
diketahui menentukan penentuan sistem jaringan yang akan digunakan baik yang
menyangkut sistem jaringan maupun dalam sistem distribusinya.
e. Potensi Sumber daya Air
Sumber air yang ada di bumi dan dimanfaatkan oleh kehidupan meliputi sumber air
permukaan, mata air dan air tanah.Inventarisasi sumber air ini berdasarkan studi
literatur, studi terdahulu mengenai potensi sumber air dan hasil survei lapangan.Sumber
air yang ada di Kabupaten Sumba Barat yang bisa dimanfaatkan bagi kehidupan,
menurut keberadaannya terdiri dari sumur, mata air, cubang dan lainnya.Potensi
sumber-sumber air baku yang ada sangat tergantung dari kondisi wilayahnya seperti ;
kondisi geografi, topografi, vegetasi sekitar daerah aliran sungai, klimatologi, hidrologi,
hidrogeologi, dan geologi daerah setempat.
Pengumpulan data primer maupun sekunder Sangat diperlukan dalam penyusunan studi
ini yang terkait dengan Studi Rencana Induk Dan Pengembangan SPAM. Inventarisasi
diperoleh dari pengukuran langsung debit sumber mata air untuk memastikan potensi
sumber yang dimiliki dengan data yang diperoleh dari instansi terkait. Pengukuran debit
ini hanya dilakukan untuk beberapa titik sumber mata air. Sedangkan potensi air
permukaan dan air tanah berdasarkan hasil analisis dimana data yang digunakan
berupa data sekunder.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 10
Untuk menganalisis potensi sumber daya air sangat tergantung dari ketersediaan data
hidrologi. Data yang diperlukan dalam penyusunan studi ini meliputi data primer yang
diperoleh langsung dari survei lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari pihak
lain bukan diusahakan sendiri pengumpulannya.
f. Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting
Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum ini dilakukan sebagai langkah persiapan dalam
penyusunan program kegiatan pelayanan air minum.Pada evaluasi ini juga
menggambarkan kondisi kapasitas sistem penyediaan air minum dan kebutuhan yang
perlu dilakukan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memantapkan sistem
penyediaan air minum yang dikaitkan dengan proyeksi kebutuhan air minum pada
wilayah pelayanan.
Tahapan evaluasi sistem penyediaan air minum ini meliputi ;
1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi
strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam
menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk
pengembangan SPAM kabupaten/kota tersebut.
3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan
dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
4. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air dan identifkasi air baku.
5. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang
meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
6. Menyusun rencana kebutuhan air minum
7. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air
baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana
alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
8. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air
baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan
persampahan) di sekitar sumber air baku petensial.
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 11
g. PenyusunanProgram DanStrategi PengembanganSistem Penyediaan Air Minum
Proses ini dilakukan dengan estimasi dan korelasi antara kondisi sosial ekonomi dengan
prediksi permintaan serta penyediaan sarana dan prasarana air minum meiputi ;
1. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2
tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah
studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan
pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal
sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.
2. Mengembangkan berbagai alternatif strategi sistem penyediaan air minum
berdasarkan hasil analisis, rencana dan usulan yang ada serta hasil diskusi dengan
instansi terkait dan stake holders lainnya.
3. Melakukan analisis tahapan penanganan dengan mempertimbangkan rencana
implementasi, biaya dan jadwal penanganan yang disusun menurut periode jangka
pendek, menengah dan panjang.
4. Melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan di wilayah studi sebagai
pertimbangan untuk menentukan rencana pengembangan sistem penyediaan air
minum (SPAM).
5. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan
rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut. Konsep ini mencakup
tinjauan terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang
keahliannya.
1.3 Sistematika Laporan
Sistematika Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Sumba Barat :
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan
dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Sumba Barat.
Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 12
Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi fisik
dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi sosial
ekonomi budaya Kabupaten Sumba Barat.
Bab III Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting
Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten Sumba Barat yang
meliputi aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAM eksisting serta
aspek non teknis (keuangan, institusional, dan kelembagaan).
Bab IV Kriteria Rencana Pengembangan SPAM
Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan SPAM
yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air, kebutuhan air,
kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.
Bab V Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Bab ini menguraikan hasil proyeksi penduduk dan kebutuhan air baku pada
wilayah perencanaan.
Bab VI Potensi Sumber Air Baku
Bab ini menguraikan potensi sumber-sumber air baku di wilayah Kabupaten
Sumba Barat, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM Kabupaten
Sumba Barat sampai dengan akhir tahun periode perencanaan 2030.
Bab VII Rencana Pengembangan SPAM
Bab ini menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang dan kawasan Kabupaten
Sumba Barat, pengembangan daerah pelayanan, rencana pentahapan
pengembangan dan skenario/konsep pengembangan SPAM Kabupaten Sumba
Barat
Bab VIII Investasi
CV. Kencana Layana Consultan
RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 13
Bab IX Pengembangan Kelembagaan SPAM