bab vi kesimpulan dan rekomendasi 6. 1. …eprints.undip.ac.id/59760/6/bab_vi.pdfsektor-sektor lain...

34
179 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6. 1. Kesimpulan Dari hasil analisis ada beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage pada jalan Tjilik Riwut Palangka Raya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan uji validitas variabel persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut valid (dengan derajat kebebasan (df) = n-2 dan tingkat signifikan = 95% atau α = 0,05; untuk n = 60 diperoleh r tabel sebesar 0,254). Hasil uji validitas ternyata lebih besar dari 0,254 dan variabel- variabel persepsi masyarkat maupun keberadaan signage dinyatakan valid sehingga dapat digunakan untuk mencari pengaruh persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage. 2. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan menunjukan bahwa semua variabel keberadaan signage yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi masyarakat pada tabel 6.1. Hasil koefisien determinasi menunjukan bahwa keberadaan tanda-tanda hanya mempunyai hubungan kuat positif terhadap persepsi masyarakat dengan kata lain hanya 34,6%, sedangkan sisanya 65,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Upload: phamthu

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

179

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6. 1. Kesimpulan

Dari hasil analisis ada beberapa hal yang dapat disimpulkan

mengenai persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage pada jalan

Tjilik Riwut Palangka Raya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji validitas variabel persepsi masyarakat terhadap

keberadaan signage menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut

valid (dengan derajat kebebasan (df) = n-2 dan tingkat signifikan =

95% atau α = 0,05; untuk n = 60 diperoleh r tabel sebesar 0,254).

Hasil uji validitas ternyata lebih besar dari 0,254 dan variabel-

variabel persepsi masyarkat maupun keberadaan signage

dinyatakan valid sehingga dapat digunakan untuk mencari

pengaruh persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage.

2. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan menunjukan bahwa

semua variabel keberadaan signage yang dimasukan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi

masyarakat pada tabel 6.1. Hasil koefisien determinasi menunjukan

bahwa keberadaan tanda-tanda hanya mempunyai hubungan kuat

positif terhadap persepsi masyarakat dengan kata lain hanya

34,6%, sedangkan sisanya 65,4% dijelaskan oleh variabel lainnya

yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Tabel 6.1Perbandiangan Hasil Data Statistik

Jenis Responden

Koefisien Determinasi Uji Annova Uji Signifikasi T test

R ArtinyaAdjusted

R SquareArtinya Nilai sig Artinya Nilai sig Artinya

Semua Responden0,616

Hub. Kuat

Positif0,346

Keberadaan

signage

berpengaruh

34,6% terhadap

persepsi

masyarakat

0,000

Semua

keberadaan

signage yang

dimasukan

kedalam model

mempunyai

pengaruh secara

bersama-sama

terhadap variabel

persepsi

masyarakat

0,000

Variabel X

(Keberadaan

signage)

berpengaruh

terhadap variabel

Y (persepsi

masyarakat)

180

Sumber : Hasil Analisa dengan SPSS, 2014

181

3. Signage di jalan Tjilik Riwut yang lebih dominan adalah signage

pada zona pedestrian dan zona advertensi dari pada zona lalu

lintas. Hal tersebut dapat dilihat dari penempatannya yang memilih

tempat yang strategis, bentuknya yang besar, dilengkapi

pencahayaan yang terang dan ukurannya yang besar serta pada

satu titik bisa terdapat beberapa signage. Berbeda sekali dengan

zona lalu lintas, pada zona ini juga masih terdapat beberapa

signage dimana dapat dilihat hanya terdapat pada beberapa titik

dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

4. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage di jalan Tjilik

Riwut secara umum menganggap bahwa signage di Jalan Tjilik

Riwut secara umum dapat dikatakan sangat kurang. Keberadaan

signage di jalan Tjilik Riwut cederung berada di titik yang sama ini

dimungkinkan karena posisi yang strategis untuk memasang

signage dari berbagai pihak yang ingin mempromosikan barang

dagangan maupun jasa, posisi yang paling sering dipasang

signage antara lain pada zona pedestrian maupun di zona

advertensi. Sehingga informasi apa yang dismpaikan isi dari tujuan

signage kurang tersampaikan kepada masyarakat kota Palangka

Raya. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan signage di

koridor jalan Tjilik Riwut menghasilkan betapa pentingnya sebuah

keserasian bentuk, ukuran, desain konstruksi serta ornamen-

182

ornamen papan reklame yang dapat membangkitkan estetika di

koridor jalanTjilik Riwut.

5. Pada penataan signage ini yang menjadi masalah adalah

pemasangan signage yang bersifat temporer dengan durasi waktu

harian, mingguan dan bulanan. Kerapkali signage jenis ini di jalan

Tjilik Riwut menunjukan kecenderungan kesemrawutan dan dalam

Keputusan Walikota tidak ada pasal yang mengatur tentang

signage jenis ini dan sering kali menggunakan jalur hijau dan

median jalan disepanjang jalan Tjilik Riwut sehingga sangat

memperburuk keindahan kota.

6. Melihat kondisi dilapangan dapat diliat bahwa bayak sekali

keberadaan signage yang melanggar prinsip estetika kota meliputi

nilai keindahan, keselamatan dan efektivitas, pelanggaran ini yang

banyak terjadi dipengaruhi belum kuatnya aturan dan perangkat

pelaksana dilapangan seperti yang telah di ungkapkan oleh

masyrakat pemerintah daerah.

7. Seperti yang diungkapkan pemerintah daerah, akar dari

permasalahan tersebut, karena pemerintah Kota Palangka Raya

tidak mempunyai master plan/grand design tentang signage.

sesuatu hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan

mengendalikan kebijakan melalui pembuatan sebuah regulasi

daerah dapat berupa Surat Keputusan ataupun Peraturan Daerah

(Perda) yang mengatur standarisasi bentuk, ukuran, desain

183

konstruksi serta ornamen-ornamen yang dapat mengidentitaskan

kebudayaan Kota Palangka Raya serta dapat membatasi jumlah

signage dan dapat mengarahkan orientasi penempatan signage

pada koridor Jalan Tjilik Riwut.

8. Dengan melihat hasil dari analisa regresi dan analisa peta mental

pada jalan Tjilik Riwut ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh keberadaan signage terhadap persepsi masyarakat dan

juga terjadinya kekaburan informasi yang disampaikan akibat

penumpukan signage pada satu titik

Signage merupakan salah satu elemen penting pembentuk suatu

kawasan, bila tidak ditangani dengan baik menimbulkan ketidakteraturan

visual serta suatu kawasan. Keberadaan signage pada jalan Tjilik Riwut

semua tidak terlepas dari penempatan signage pada zona pedestrian,

advertensi dan zona lalu lintas. Karena ada kebebasan pemasangan,

serta kurangnya aturan yang baku serta kurangnya pengawasan, maka

timbul persaingan dalam hal pemasang signage pada titik yang dianggap

strategis agar menarik perhatian konsumen sehingga terjadi penumpukan

signage pada satu titik.

Perlu adanya penataan signage, dalam hal ini signage pada zona

pedestrian, zona advertensi dan zona lalu lintas dengan memperhatikan

aspek keindahan, keselamatan, maupun efektifitas agar dapat

meningkatkan visual yang baik pada koridor jalan Tjilik Riwut serta

kedepan tidak timbul permasalahan yang dapat mengurangi bahkan

184

menghilangkan citra suatu kawasan tertentu, seperti halnya penataan

signage pada Jalan Tjilik Riwut sebagai kawasan perdagangan dan jasa.

6. 2. Rekomendasi

Beberapa kesimpulan tersebut diatas dapat dikerucutkan kepada

keberadaan siganage di kawasan Jalan Tjilik Riwut yang belum tertata

baik dari pemasangan maupun dalam pengelolaannya. Masyarakat umum

menghendaki adanya pemasangan signage yang lebih baik dengan

mempertimbangkan keselamatan, keindahan dan ketertiban kota serta

tidak menjadikan reklame sebagai prirotas Pendapatan Asli Daerah (PAD)

tapi lebih menjadi alat atau sarana untuk memperindah kota. Sedangkan

dari praktisi periklanan secara garis besar regulasi yang mengatur

mengenai signage sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini

sehingga diperlukan upaya-upaya memperbaikinya.

Rekomendasi merupakan usulan kerangka kerja penyelesaian dari

permasaalahan-permasalahan yang sudah diidentifikasikan pada proses

awal penelitian. Rekomendasi ini tidak mengikat, dan berusaha untuk

menghilangkan kepentingan-kepentingan pihak manapun. Pada akhirnya,

penulisan penelitian ini merekomendasikan bahasan yang mungkin dapat

menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan selama

kajian penilaian keberadaaan siganage di Jalan Tjilik Riwut dengan

harapan rekomendasi tersebut nantinya dapat dijadikan pertimbangan

kepada perubahan kearah yang lebih baik. Sehingga dapat

185

direkomendasikan kepada pengelolaan dan pemasangan signage di Kota

Palangka Raya adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah Kota

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam hal ini Dinas Tata Kota

dan Bangunan selaku pemegang kendali regulasi terkait dengan

pengelolaan dan pemasangan signage di Kota Palangka Raya

seharusnya:

1. Menentukan sebuah tema yang jelas dan berkaitan dengan kota

Palangka Raya.

2. Lebih peka terhadap perubahan-perubahan dari dalam (Tim

Penataan Reklame) maupun dari luar (biro iklan, masyarakat),

karena kegiatan periklanan sangat fluktuatif serta terkait dengan

sektor-sektor lain seperti ekonomi, teknik, fisik kota, kondisi

sosial dan budaya masyarakat Kota Palangka Raya.

3. Dalam jangka panjang sangat realistis jika pemerintah daerah

membuat master plan signage suatu kawasan beserta penataan

urban design yang disesuaikan berdasarkan Rencana Umum

Tata Ruang (RTRK) Kota Palangka Raya agar melengkapi

peraturan daerah yang ada. Hal ini untuk mengontrol

konsistensi peruntukan lahan kawasan untuk titik-titik signage

sehingga tidak akan terjadi perebutan titik-titik signage serta

signage yang tanpa ijin serta untuk menghindari overlaping

kebijakan masing-masing instansi teknis dilapangan.

186

4. Pemerintah harus memberikan sanksi tegas bagi masyarakat

maupun penyedia jasa reklame yang tidak mematuhi aturan

dalam pemasangan sigange, karena kerja sama antara kedua

belah pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan

binaan yang baik yang juga akan memepengaruhi koridor jalan

Tjilik Riwut.

Jika perencanaan sudah direncanakan sesuai dengan tahapan

dan melihat untuk jangka depan, tentunya akan semakin jelas dan

memilik satu kesatuan yang terpadu. Menciptakan satu keterpaduan

itu tentunya akan meberikan dampak yang baik bagi penataan signage

pada koridor jalan Tjilik Riwut Palangka Raya.

b. Peneliti

Berdasarkan hasil analisis data statistik, didapatkan hasil bahwa

keberadaan tanda-tanda berpengaruh hanya sebesar 34,6% terhadap

persepsi masyarakat di jalan Tjilik Riwut Palangka Raya. Sisanya

sebesar 65,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian ini.

Dengan demikian, untuk peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti

tentang keberadaan tanda-tanda (signage) pada jalan Tjili Riwut dapat

menggali faktor-faktor lain selain persepsi masyarakat.

c. Ilmu Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan faktor-faktor penilaian persepsi

masyarakat seerti faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan

faktor keberadaan siganage yang terlibat seperti keindahan,

187

keselamatan, dan efektivitas. Selain itu kondisi masing-masing signage

yang memiliki karakteristik yang berbeda sehingga faktor-faktor yang

menonjol akan berbeda pula sesuai dengan kondisi di lokasi penelitian.

Oleh karena itu didalam perencanaan suatu penataan signage

diperlukan penelitan terlebih dahulu mengenai elemen-elemen yang

akan hadir didalamnya, agar menciptakan keberadaan siganage yang

menarik.

6. 2. 1. Usulan Rekomendasi Penataan Signage

Pada usulan rekomendasi ini koridor jalan Tjilik Riwut dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan tingkat kepadatan

keberadaan signage yang dapat dilihat pada gambar 6.1.

Skala 1 : 1000

123

Gambar 6.1 : Pembagian signage

188

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

a. Pada Bagian 1

A

C

BSkala 1 : 2500

Gambar 6.2 : Pembagian signage Bagian 1

189

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

KONIDeretan Ruko

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Tampak A

2

3

1 2

3

1

Bundaran Besar

Gambar 6.3 : Tampak A (Bagian 1)

190

KONIDeretan Ruko

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Rekomendasi Pada Tampak A

Pada Area 1 dan 2

Pada area ini banyak terdapat papan reklame pada satu titik ini dengan bentuk, ukuran dan ketinggian yang berbeda sehingga ini

dapat mengaburkan informasi yang disampaikan. Seharusnya pada satu titik jumlah papan reklamenya dikurangi dan diatur

dengan jarak yang sama, bentuk, ukuran, dan ketinggian yang sama sehingga tidak ada yang saling mendominasi antara satu

reklame dengan reklame yang lain dan juga menciptakan keseragaman antara papan reklame tersebut.

Pada Area 3

Pada area ini banyak terdapat sigange sebagai jati diri pada bangunan tersebut, dimana pada satu bangunan terdapat bangunan

yang menggunakannya lebih dari satu sigange. Untuk kondisi ini masih terkesan semrawut, dalam hal pemasangan papan

reklame, seharusnya tidak boleh menghilangkan estetika bangunan secara keseluruhan. Pemasangannya ada yang menggunakan

tali dan diikatkan ke sembarang tempat. reklame ini juga banyak digunakan oleh bangunan yang bersifat komersil.

Seharunya pada bangunan yang bersifat komersil tidak perlu sampai memasang signage lebih dari 1, sehingga tetap menjaga

estetika dari bangunan mereka.

23

Bundaran Besar

1

Gambar 6.4 : Rekomendasi Tampak A (Bagian 1)

191

Bu

1

ndaran Besa

Tampak B

2 3 4

r

1

2

MALL

Sumber

: Hasil Analisa Peneliti, 2014

3

Rumah Ibadah

Deretan Ruko

4

Gambar 6.5 : Tampak B (Bagian 1)

192

Bundaran Besar

Rekomendasi Pada Tampak B

Pada Area 1 dan 2

Pada area ini banyak terdapat papan reklame pada satu titik ini dengan bentuk, ukuran dan ketinggian yang berbeda sehingga ini

dapat mengaburkan informasi yang disampaikan. Seharusnya pada satu titik tersebut hanya dipasang beberapan papan reklame

dengan jarak yang sama, bentuk, ukuran, dan ketinggian yang sama sehingga tidak ada yang saling mendominasi antara satu

reklame dengan reklame yang lain dan juga menciptakan keseragaman antara papan reklame tersebut.

Pada Area 3 dan 4

Pada area ini banyak terdapat sigange sebagai jati diri pada bangunan tersebut, dimana pada satu bangunan terdapat bangunan

yang menggunakannya lebih dari satu sigange. Untuk kondisi ini masih terkesan semrawut, dalam hal pemasangan papan

reklame, seharusnya tidak boleh menghilangkan estetika bangunan secara keseluruhan. Pemasangannya ada yang menggunakan

tali dan diikatkan ke sembarang tempat. reklame ini juga banyak digunakan oleh bangunan yang bersifat komersil.

Seharunya pada bangunan yang bersifat komersil tidak perlu sampai memasang signage lebih dari 1 dan sampai menutupi fasade

bangunan itu sendiri, sehingga tetap menjaga estetika dari bangunan mereka

1

MALL

Sumber :

2

Hasil Analisa Peneliti, 2014

3

Rumah Ibadah

Deretan Ruko

4

Gambar 6.6 : Rekomendasi Tampak B (Bagian 1)

193

1

Tampak C

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

`

1

2

2

3

3

Gambar 6.7 : Tampak C (Bagian 1)

194

Rekomendasi Pada Tampak C

Pada Area 1

Pada area ini banyak terdapat papan reklame pada satu titik ini dengan sifat temporer dimana terjadinya tumpang tindih.

Seharusnya pada satu titik tersebut pada signage yang bersifat temporer harus dibatasi pemasangannya. Seperti pada area 4

dipasang beberapan signage dengan jarak yang sama, bentuk, ukuran, dan ketinggian yang sama sehingga tidak ada yang saling

mendominasi antara satu reklame dengan reklame yang lain dan juga menciptakan keseragaman antara papan reklame tersebut.

Pada Area 2 dan 3

Pada area ini banyak terdapat sigange dengan sifat permanen maupun temporer dimana memliki jarak yang sama tiap

pemasangannya, sehingga pada area ini sudah menciptakan keharmonisan antra signage dengan sifat permanen dan temporer.

Untuk area ini sebaiknya dipertahankan seperti itu dan dikembangkan lagi pada titik-titk sigange selanjutnya dengan pola yang

sama.

2

Sumber : Hasil Analisa Peneliti,

1

2014

3

Gambar 6.8 : Rekomendasi Tampak C (Bagian 1)

195

b. Pada Bagian 2

A

B

Skala 1 : 2500

Gambar 6.9 : Pembagian Signage Bagian 2

196

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Deretan Ruko

Tampak A

1 2

1 2

Gambar 6.10 : Tampak A (Bagian 2)

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

197

Sumber

Rekomendasi Pada Tampak A

Pada Area 1

Pada area ini banyak terdapat sigange dengan sifat permanen maupun temporer dimana memliki bentuk yang sangat berbeda dari

segi ukuran dan bentuk, sehingga tidak ada keharmonisan yang terjadi antara sigange dan lingkungan sekitar. Seharusnya untuk

area ini tidak perlu dengan ukuran sebesar itu karena sigange tersebut terlalu memaksakan diri untuk ditempatkan pada sudut jalan

sepeti itu dan di ganti dengan ukuran yang lebih kecil agar menciptkan keharmonisan dengan lingkungan sekitar.

Pada Area 2

Pada area ini banyak terdapat sigange sebagai jati diri pada bangunan tersebut, dimana pada satu bangunan terdapat bangunan

yang menggunakannya lebih dari satu sigange. Untuk kondisi ini masih sedikit, karena pada area ini berdekatan dengan bangunan

perkantoran serta sekolah dan hanya ditemui beberapa bangunan yang bersifat komersil, papan reklame hanya sedikit ditemui.

Seharunya pada bangunan yang bersifat komersil tidak perlu sampai memasang signage lebih dari 1 dan sampai menutupi fasade

bangunan itu sendiri, sehingga tetap menjaga estetika dari bangunan mereka

1

2

Deretan Ruko

Gambar 6.11 : Rekomendasi Tampak A (Bagian 2)

198: Hasil Analisa Peneliti, 2014

Gambar 6.12 : Tampak B (Bagian 2)Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Tampak B

1

1

199

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Rekomendasi Pada Tampak B

Pada Area 1

Pada area ini banyak terdapat sigange dengan sifat permanen maupun temporer dimana memliki jarak yang berbeda tiap

pemasangannya dan tidak berpola, sehingga menciptakan tidak menciptakan keharmonisan antra signage dengan sifat permanen

dan temporer. Untuk area ini sebaiknya dipasang dengan jarak yang sama sehingga lebih terlihat rapi.

1

Gambar 6.13 : Rekomendasi Tampak B (Bagian 2)

200

b. Pada Bagian 3

A

B

C

Skala 1 : 2500

Gambar 6.14 : Pembagian Signage Bagian 3

201

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Pasar Kahayan

D

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Tampak A

2

3

4

1 2

3 4

1

eretan Ruko

Gambar 6.15 : Tampak A (Bagian 3)

202

203

Pasar Kahayan

Deretan Ruko

Rekomendasi Pada Tampak A

Pada Area 1, 2, dan 3

Pada area ini banyak terdapat sigange sebagai jati diri pada bangunan tersebut, dimana pada satu bangunan terdapat bangunan

yang menggunakannya lebih dari satu sigange. Untuk kondisi ini masih terkesan semrawut, dalam hal pemasangan papan

reklame, seharusnya tidak boleh menghilangkan estetika bangunan secara keseluruhan. Pemasangannya ada yang menggunakan

tali dan diikatkan ke sembarang tempat. reklame ini juga banyak digunakan oleh bangunan yang bersifat komersil.

Seharunya pada bangunan yang bersifat komersil tidak perlu sampai memasang signage lebih dari 1 dan sampai menutupi fasade

bangunan itu sendiri, sehingga tetap menjaga estetika dari bangunan mereka

Pada Area 4

Pada area ini banyak terdapat papan reklame pada satu titik ini dengan bentuk, ukuran dan ketinggian yang berbeda sehingga ini

dapat mengaburkan informasi yang disampaikan. Seharusnya pada satu titik tersebut hanya dipasang beberapan papan reklame

dengan jarak yang sama, bentuk, ukuran, dan ketinggian yang sama sehingga tidak ada yang saling mendominasi

antara satu reklame dengan reklame yang lain dan juga menciptakan keseragaman antara papan reklame tersebut.

12

34

Gambar 6.16 : Rekomendasi Tampak A (Bagian 3)

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Tampak B

1

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

1 3

2

2

3

Deretan Ruko

Gambar 6.17 : Tampak B (Bagian 3)

204

Rekomendasi Pada Tampak B

Pada Area 1, 2 dan 3

Pada area ini banyak terdapat sigange sebagai jati diri pada bangunan tersebut, dimana pada satu bangunan terdapat

bangunan yang menggunakannya lebih dari satu sigange. Untuk kondisi ini masih terkesan semrawut, dalam hal

pemasangan papan reklame, seharusnya tidak boleh menghilangkan estetika bangunan secara keseluruhan.

Pemasangannya ada yang menggunakan tali dan diikatkan ke sembarang tempat. reklame ini juga banyak digunakan oleh

bangunan yang bersifat komersil. Seharunya pada bangunan yang bersifat komersil tidak perlu sampai memasang signage

lebih dari 1, sehingga tetap menjaga estetika dari bangunan mereka.

Pada area ini juga terdapat papan reklame dengan bentuk, ukuran dan ketinggian yang berbeda. Seharusnya pada papan

reklame ini dibuat serupan dalam bentuk, ukuran, dan ketinggian terlihat lebih harmonis dengan kesamaan bentuk, ukuran,

dan ketinggiannya serta dapat menampilkan karakter suatu tempat.

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2

1

014

2

Deretan Ruko

3

Gambar 6.18 : Rekomendasi Tampak B (Bagian 3)

205

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Tampak C

1

1

Gambar 6.19 : Tampak C (Bagian 3)

206

Sumber : Hasil Analisa Peneliti, 2014

Rekomendasi Pada Tampak C

Pada Area 1

Pada area ini banyak terdapat sigange dengan sifat permanen maupun temporer dimana memliki jarak yang berbeda tiap

pemasangannya dan tidak berpola, sehingga menciptakan tidak menciptakan keharmonisan antra signage dengan sifat permanen

dan temporer. Untuk area ini sebaiknya dipasang dengan jarak yang sama sehingga lebih terlihat rapi.

1

Gambar 6.20 : Rekomendasi Tampak C (Bagian 3)

207

208

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Bell AP, Greene CT, Fisher DJ & Baum A, 2001, Environmental

Psychology. Harcourt College Publisher, Orlando.

Broadbent G, Bunt R & Jencks C, 1980, Signs, Simbols, and Architecture,

John Wiley & Sons,New York.

Budiana, Eka, 1993, Kalimantan Membangun Masa Depan. PT Pusaka

Pengembangan Swadaya Nusantara.

Budiharjo, Eko, 1998, Kota Yang Berkelanjutan. Dikti Dep. P & K. Jakarta.

Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Carr, Stephen et all, 1973, City,sign and light: a policy study. MIT Press,

Cambridge University Press

Carr, Stephen et all, 1992, Public Space. Cambridge: Cambridge

University Press

Ching, F.D.K. 1996, Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Penerbit Erlangga.

Jakarta

Cullen, Gordon, 1961, The Concise Townscape. Cambrige University

Press.

Holl S, Pallasma J & Gomez AP, 1991, Questions of Perception,

Phenomenology of Architecture, AU Publishing Co.Ltd, Tokyo.

209

Kartono, Kartini & Gulo, Dali, 1987. Kamus Psikologi, Bandung : Pionir

Jaya

Kartono, Kartini, DR, 1996, Pengantar Metodologi Riset Sosial. CV.

Mandar maju.Bandung.

Lang, Jon, Burnette, C., & Vachon, David, 1974 Designing for Human

Behavior: Architecture andthe Behavioral Sciences.

Storoundsburg,Pennsylvania: dowden, Hutchington & Ross,Inc.

Lang, Jon, 1987. Creating Architectural Theory: The Role of the Beavioral

Sciences in Environmental Design. New York: Van Nostrand

Reinhold

Laurens, Joyce Marcella, 2004, Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta:

PT Grasindo.Mangkusubroto.

Lynch, Kevin, 1987, Good City Form. The Massachusetts Institute of

Technology, Cambridge.

Muhajir, Noeng, 1989, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin

Yogyakarta.

Pemerintah Kota Palangka Raya / BAPPEDA Kota Palangka Raya, 2003,

Sejarah Kota Palangka Raya, edisi pertama.

Rubenstein, Harvey M, 1992, Pedestrian Malls, Streetscape and Urban

Spaces, John Wiley & Sons, Canada.

Sarwono, Sarlito. Wirawan,1992. Psikologi Lingkungan. Grasindo PT

Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

210

Schwab, R. N. 1998. Safety and Human Factors; Design Considetations

for On- remise Commercial Signs. Washington D. C: International

Sign Association.

Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design Process. Van Nostrand

Reinhold, New York.

Smardon, Richard, et all, 1986, Foundation for Visual Project Analysis.

John and Sons Inc. USA.

Spreiregen, Paul D, 1986, The Architecture of Town and Cities, buku ke

satu terjemahan

Sugiyono, 1999, Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suryabrata, Sumadi, 2003, Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Wijanarka, 2006, Sukarno dan Desain Ibu Kota RI di Palangka Raya.

Ombak. Yogyakarta.

Wijanarka, 2008. “Desain Tepi Sungai: Belajar dari Kawasan Tepi Sungai

Kahayan Palangka Raya”, ombak.

Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Andi Offset. Yogyakarta.

Zahnd, Markus, 1999, Perancangan Kota Secara Terpadu : Teori

Perancangan Kota dan Penerapan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta

211

JURNAL DAN TESIS

Harisah, Afifah dkk, 2008, Persepsi Manusia Terhadap Tanda,Simbol Dan

Spasial. Jurnal SMARTek

Jati, Dwi Lestariningsih, 2002, Pengaruh Signage Terhadap Estetika

Visual Jalan Agus Salim Semarang, Tesis Program Magister

Teknik Arsitektur Universitas Diponogoro, Semarang.

Setiawan, Altim, 2009, Kajian Faktor Nilai Strategis Lokasi Dalam

Penempatan Reklame Di Kota Palu, Jurnal “ ruang “ VOLUME 1

Sutrisno, Herwin, 2008, Pengaruh Perubahan fungsi Rumah Tinggal

Terhadap Estetika Visual Pada Koridor Jalan Tjilik Riwut Kota

Palangka Raya, Tesis Program Magister Teknik Arsitektur

Universitas Diponogoro, Semarang.

Sri, Elis Rahayu, 2008, Pengaruh Activity Support Terhadap Citra Koridor

Jalan Ditinjau Dari Persepsi Pengguna, Tesis Program Magister

Teknik Arsitektur Universitas Diponogoro, Semarang.

212

LAMPIRAN