bab v prediksi nagekeoelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010... · 2016-04-18 · yang...

28
Tatralok Kabupaten Nagekeo 5-1 5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5.1 Kebijakan Kewilayahan Rencana Struktur ruang wilayah Kabupaten Nagekeo meliputi, rencana sistem perkotaan wilayah dan rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten. Rencana sistem perkotaan wilayah meliputi: a. PKL, yaitu perkotaan Mbay yang terletak di Kecamatan Aesesa; b. PKLp, yaitu Perkotaan Boawae yang meliputi wilayah Kelurahan Nagesapadhi, Kelurahan Natanage, Kelurahan Olakile, Kelurahan Natanage Timur, Kelurahan Nageoga, Kelurahan Wolopogo dan Kelurahan Rega; c. PPK, yaitu kawasan perkotaan meliputi: Mauponggo di Kecamatan Mauponggo Mbaenuamuri di Kecamatan Keo Tengah Nangaroro di Kecamatan Nangaroro Tengatiba di Kecamatan Aesesa Selatan Tendakinde di Kecamatan Wolowae d. PPL, yaitu meliputi desa: Nagerawe di Kecamatan Boawae Sawu di Kecamatan Mauponggo Maukeli di Kecamatan Mauponggo Wajo di Kecamatan Keo Tengah Tonggo di Kecamatan Nangaroro Langedhawe di Kecamatan Aesesa Selatan Anakoli di Kecamatan Wolowae Marapokot di Kecamatan Aesesa

Upload: buihuong

Post on 25-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-1

5 BAB V PERKIRAAN KONDISI

MENDATANG

5.1 Kebijakan Kewilayahan

Rencana Struktur ruang wilayah Kabupaten Nagekeo meliputi, rencana sistem perkotaan

wilayah dan rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten. Rencana sistem perkotaan

wilayah meliputi:

a. PKL, yaitu perkotaan Mbay yang terletak di Kecamatan Aesesa;

b. PKLp, yaitu Perkotaan Boawae yang meliputi wilayah Kelurahan Nagesapadhi,

Kelurahan Natanage, Kelurahan Olakile, Kelurahan Natanage Timur, Kelurahan

Nageoga, Kelurahan Wolopogo dan Kelurahan Rega;

c. PPK, yaitu kawasan perkotaan meliputi:

• Mauponggo di Kecamatan Mauponggo

• Mbaenuamuri di Kecamatan Keo Tengah

• Nangaroro di Kecamatan Nangaroro

• Tengatiba di Kecamatan Aesesa Selatan

• Tendakinde di Kecamatan Wolowae

d. PPL, yaitu meliputi desa:

• Nagerawe di Kecamatan Boawae

• Sawu di Kecamatan Mauponggo

• Maukeli di Kecamatan Mauponggo

• Wajo di Kecamatan Keo Tengah

• Tonggo di Kecamatan Nangaroro

• Langedhawe di Kecamatan Aesesa Selatan

• Anakoli di Kecamatan Wolowae

• Marapokot di Kecamatan Aesesa

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-2

5.2 Rencana Pengembangan JaringanTransportasi

Kabupaten Nagekeo memiliki wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan strategis

kepentingan ekonomi daratan, oleh karena itu dalam penyelenggaraan transportasi diharapkan

dapat memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan tidak berpotensi menghambat

pertumbuhannya.

Rencana pengembangan pelayanan transportasi baik dalam Kota Mbay maupun ke

seluruh wilayah Nagekeo sebagai berikut:

1. Pengembangan angkutan umum massal atau angkutan umum dalam kota kapasitas di

atas 24 seat yang berwawasan lingkungan.

2. Optimalisasi angkutan perdesaan, angkutan antarkota dalam provinsi dan

pengembangan angkutan penumpang jenis bisnis dan eksekutif.

3. Pengembangan angkutan perintis untuk menghubungkan pusat kegiatan dengan

daerah pedalaman dan untuk membuka keterisolasian wilayah.

4. Pengembangan angkutan barang dan peti kemas.

5. Pengembangan Sistim Informasi, Pengendalian dan Peningkatan Keselamatan

Transportasi.

6. Pengembangan penyajian data base transportasi berbasis internet.

7. Pengembangan ATCS untuk kawasan terminal transportasi jalan, kawasan pasar,

kawasan pusat kegiatan, kawasan pelabuhan dan bandara.

8. Penataan daerah rawan kecelakaan dengan penempatan fasilitas Lalu Lintas

Angkutan Jalan.

9. Pembatasan kendaraan pada tempat dan waktu tertentu.

10. Pengembangan jaringan jalan dan peningkatan kapasitas jalan baik dalam wilayah

Kota Mbay maupun jalan lokal yang menghubungkan antarkecamatan serta

menghubungkan sentra produksi .

11. Pengembangan terminal tipe C Danga Mbay sebagai pusat pengendalian angkutan

kota.

12. Pengembangan terminal tipe C di ibukota kecamatan.

Rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten meliputi, rencana sistem prasarana

utama dan rencana sistem prasarana lainnya. Rencana sistem prasarana utama terdiri dari:

1. Sistem jaringan transportasi darat, meliputi:

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-3

• Jaringan jalan, terdiri atas jaringan jalan arteri primer, kolektor primer dan lokal

primer

• Terminal penumpang tipe B di Kecamatan Aesesa

• Rute angkutan

� Kota Bajawa di Kabupaten Ngada – Kecamatan Golewa di Kabupaten Ngada –

Kecamatan Boawae – Kecamatan Nangaroro – Ende di Kabupaten Ende –

Maumere di Kabupaten Sikka;

� Kecamatan Aesesa – Kecamatan Nangaroro Ende di Kabupaten Ende –

Maumere di Kabupaten Sikka;

� Kecamatan Aesesa – Kecamatan Wolowae – utara Kabupaten Ende ke arah

Maumere di Kabupaten Sikka;

� Kecamatan Aesesa – Kecamatan Boawae – Kota Bajawa di Kabupaten Ngada;

dan

� Kecamatan Aesesa – Kecamatan Riung di Kabupaten Ngada – Kota Bajawa di

Kabupaten Ngada.

• Jaringan sungai, danau dan penyeberangan; pelabuhan penyeberangan Marapokot

Mbay di Kecamatan Aesesa sebagai pelabuhan penyeberangan antarpulau dan lintas

provinsi dari Kabupaten Nagekeo.

2. Sistem jaringan transportasi laut, meliputi:

• Tatanan kepelabuhanan berupa Pelabuhan Marapokot di Kecamatan Aesesa dan

Pelabuhan Marapokot II di Kecamatan Mauponggo yang berfungsi sebagai

pelabuhan pengumpan.

• Alur pelayaran terdiri atas alur pelayaran dari wilayah kabupaten menuju

Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan daerah lain di Kawasan Timur/ Barat Indonesia.

3. Sistem jaringan transportasi udara, terdiri atas:

• Tatanan kebandarudaraan yaitu Bandar Udara Surabaya II peninggalan Jepang di

Kecamatan Aesesa akan dikembangkan menjadi bandara domestik dan internasional

yang mendukung sistem transportasi udara di kabupaten dan sekitarnya.

• Ruang udara untuk penerbangan yaitu berupa rute penerbangan yang akan

dikembangkan menuju bandar udara terdekat yang ada dalam maupun luar wilayah

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-4

5.3 Analisis Kebutuhan Transportasi

5.3.1 Timeframe

Dalam studi ini analisis kebutuhan transportasi dilakukan dalam dalam 4 (empat) jangka

waktu selama 20 tahun mendatang. Pertimbangan yang diambil di sini adalah bahwa

lazimnya perencanaan dilakukan dalam jangka waktu tersebut. Untuk itu prediksi MAT

diposisikan pada tahun 2015, tahun 2020, tahun 2025, dan tahun 2030.

5.3.2 Sistem Zona

Untuk keperluan pemodelan transportasi maka wilayah penelitian dibagi menjadi

beberapa subdaerah yang disebut zona, yang masing−masing diwakili oleh pusat zona. Zona

juga dapat dianggap sebagai satu kesatuan atau keseragaman tata guna lahan.Pusat zona

dianggap sebagai tempat awal pergerakan lalulintas dari zona tersebut dan akhir pergerakan

lalulintas yang menuju ke zona tersebut. Pembagian zona pada studi ini didasarkan pada batas

administrasi kecamatan. Sehingga sistem zona dikembangkan menjadi10 zona. Data nomor

zona dan nama zona untuk wilayah studi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5-1.

Tabel 5-1 Sistem Zona Kabupaten Nagekeo

No. Zona Nama Zona Jenis Zona

1 Kota MBAY Internal Zone

2 Kec. AESESA dan AESESA SELATAN Internal Zone

3 Kec. BOAWAE Internal Zone

4 Kec. KEO TENGAH dan MAUPONGGO Internal Zone

5 Kec. NANGARORO Internal Zone

6 Kec. WOLOWAE Internal Zone

7 Kab. NGADA, MANGGARAI, dst External Zone

8 Kab. ENDE, MAUMERE LARANTUKA External Zone

9 Kota KUPANG External Zone

10 SULAWESI External Zone

5.3.3 Model Sistem Jaringan

Untuk melihat pola pergerakan melalui jaringan jalan maka selain sistem zona perlu

dikembangkan juga model jaringan jalannya. Sistem jaringan jalan yang dikembangkan

diupayakan cukup detail untuk mendapatkan pola pergerakan yang lebih baik. Berdasarkan

peta dasar yang ada maka dibuatlah model jaringan jalan Kabupaten Nagekeo. Jaringan jalan

yang dikaji dalam studi ini adalah Jalan Nasional (non tol), Jalan Provinsi dan Jalan

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-5

Kabupaten.Gambar 5-1 menampilkan secara kewilayahan jaringan jalan yang dikaji dalam

proyeksi permintaan perjalanan ini.

Gambar 5-1

Model Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Nagekeo

5.3.4 Tahapan Pemodelan

Pokok pekerjaan yang dilakukan secara kronologis sesuai dengan urutan yang tersaji

pada beberapa butir berikut ini:

1. Melakukan survey asal tujuan untuk memperoleh Matriks Asal Tujuan di wilayah studi.

Survey asal tujuan dilakukan dengan metode Home Interview (HI) dan Road Side

Interview (RSI). Dari survey tersebut didapatkan Matriks Asal Tujuan Penumpang

Kabupaten Nagekeo untuk tahun 2013, seperti pada Tabel 4-6, dan Matriks Asal Tujuan

Angkutan Barang tahun 2013 seperti pada Tabel 4-7.

2. Membuat model bangkitan dan tarikan pergerakan yang dikaitkan dengan data sosial

ekonomi wilayah studi untuk memprediksi bangkitan dan tarikan tahun rencana.

3. Menyebarkan hasil prediksi bangkitan dan tarikan ke semua zona pergerakan sehingga

dihasilkan Matriks Asal Tujuan (MAT) Pergerakan setiap tahun rencana.

4. Membebankan MAT setiap tahun rencana ke jaringan transportasi sehingga diketahui

arus (volume) pergerakan di semua ruas.

5. Menghitung kinerja jaringan transportasi.

6. Menyusun rencana pengembangan transportasi sesuai dengan analisis kebutuhan

transportasi.

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-6

5.3.5 Model Trip Generation dan Trip Attraction

Tujuan model bangkitan perjalanan (trip generation) pada suatu studi kajian transportasi

ialah untuk memperkirakan jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh zona-zona perjalanan

yang ada di daerah studi. Dalam terminologi pemodelan transportasi, bangkitan perjalanan

atau trip generation adalah total jumlah perjalanan yang berasal (Oi) dan/atau bertujuan (Dj)

ke setiap zona yang ada di daerah studi.

Untuk mengestimasi atau memprediksi bangkitan perjalanan di masa datang diperlukan

model bangkitan perjalanan yang mengaitkan antara jumlah bangkitan/tarikan dengan faktor

sosial ekonomi atau faktor penentu pertumbuhan perjalanan di setiap zona (misalnya: jumlah

penduduk, PDRB, penggunaan lahan, dlsb).

Model bangkitan dan tarikan perjalanan barang yang digunakan dalam kegiatan ini

adalah model regresi multi linier dengan rumusan pokok sebagai berikut:

Yei = a + b1ix1i + b2ix2i + b3ix3i+ ..... + bnixni + ui

Dalam kasus ini, Yeimewakili jumlah perjalanan (yang lebih tepat dipandang sebagai

hasil pemodelan) yang terbangkit atau tertarik dari dan ke zona i sebagai variabel terikat pada

model yang bersangkutan. Sedangkan xniadalah besarnya variabel bebas ke-n yang diamati

dari zona i, misalnya: tingkat kepadatan zona industri, jumlah penduduk atau kondisi ekonimi

dan lain sebagainya. Selanjutnya a adalah konstanta yang akan diperoleh dari perhitungan

dan bni adalah koefisien yang menyatakan efek perubahan setiap satuan variabel xni terhadap

jumlah perjalanan. Dalam ilmu statistik koefisien bni biasa disebut dengan koefisien regresi

parsial. Sedangkan uimenyatakan besarnya residu yang akan diperoleh dari estimasi.

Model bangkitan/ tarikan dikembangkan dari data hasil survey primer dan data sosio-

ekonomi pada tahun yang sama. Dengan metoda step-wise, fungsi yang mengkaitkan antara

data sosio-ekonomi (yang terukur dan terdapat data tahunannya) dengan bangkitan/ tarikan.

Bentuk persamaan yang dipilih adalah persamaan regresi linier berganda. Dan sesuai dengan

metoda step-wise, maka untuk model bangkitan/ tarikan adalah persamaan yang memiliki

nilai parameter-parameter statistik tertinggi (dari alternatif yang ada) dan persamaan

konsisten dengan hipotesa umum (misalnya semakin tinggi jumlah penduduk, semakin tinggi

pula jumlah bangkitan/ tarikan).

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-7

5.3.5.1 Peramalan Bangkitan Pergerakan

Hasil proyeksi bangkitan pergerakan di Kabupaten Nagekeo dapat dilihat pada Tabel 5-

2.Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa bangkitan terbesar pergerakan ada di Zona

1.Sedangkan bangkitan terkecil pergerakan terdapat di Zona 10.

Tabel 5-2

Proyeksi Bangkitan Pergerakan Kabupaten Nagekeo (smp/hari) Zona Proyeksi Trip Generation (smp/hari)

2013 2015 2020 2025 2030

1 498 539 641 765 910

2 421 457 542 646 768

3 326 355 420 500 595

4 264 289 341 406 483

5 381 414 491 584 697

6 283 307 366 435 518

7 177 194 229 272 325

8 176 194 228 271 323

9 28 32 38 45 52

10 12 15 17 20 23

Jumlah 2.566 2.796 3.313 3.944 4.694

5.3.5.2 Peramalan Tarikan Pergerakan

Hasil proyeksi tarikan pergerakan di Kabupaten Nagekeo dapat dilihat pada Tabel 5-

3.Daritabeltersebut dapat dilihat bahwa nilai tarikan terbesar pergerakan terdapat di Zona

1.Sedangkan nilai tarikan terkecil pergerakan terdapat di Zona 10.

Tabel 5-3

Proyeksi Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo (smp/hari) Zona Proyeksi Trip Attraction (smp/hari)

2013 2015 2020 2025 2030

1 550 595 708 843 1.003

2 441 479 569 676 807

3 339 370 437 521 620

4 254 277 327 391 464

5 363 395 468 556 664

6 217 237 279 334 397

7 194 212 252 299 356

8 184 201 239 283 337

9 15 19 21 26 29

10 9 11 13 15 17

Jumlah 2.566 2.796 3.313 3.944 4.694

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-8

Gambar 5-2

Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015

Gambar 5-3

Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-9

Gambar 5-4

Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025

Gambar 5-5

Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030

5.3.6 Prediksi MAT dan Desire Line Angkutan

Berdasarkan hasil prediksi bangkitan tarikan perjalanan sebelumnya dapat diestimasi

MAT perjalanan di masa datang. Dalam studi ini digunakan pendekatan model prediksi

sebaran perjalanan Metoda Furness.

Model Furness merupakan basis termudah dalam meramalkan matriks perjalanan di mana

perilaku matriks di masa datang akan mirip dengan yang ada pada saat ini. Dengan demikan

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-10

model Furness, cocok untuk wilayah studi yang sudah stabil tanpa perubahan yang berarti

dalam basis data sistem zona dan sistem jaringan jalannya. Proses kalibrasi matriks dengan

Model Furness disajikan pada Gambar 5-6.

Gambar 5-6 Metodologi Perhitungan MAT dengan Teknik Furness

Dalam studi ini prediksi lalu lintas dilakukan dalam empat jangka waktu yaitu tahun

2015, 2020, 2025, dan 2030 yang dapat dilihat pada Tabel 5-4 s.d Tabel 5-7.

MAT saat ini

Prediksi bangkitan perjalanan di

tahun ke-n

(Oi (n) dan Dd (n))

Total bangkitan perjalanan

saat ini

(Oi(0)dan dd(0))

Jumlah perjalanan antarzona saat

ini (Tid(0)) Tingkat pertumbuhan

perjalanan (Eidan Ed)

Iterasi (1): Tid (1) = Tid(0)x Ei

Iterasi (2): Tid (2) = Tid (1) x Ei

Jumlahkan Tid (2) untuk setiap asal dan tujuan

sehingga diperoleh

Oi (2) dan Dd (2)

Oi (2) =Oi (n)

Dd (2) = Dd (n)

?

Anggap Tid (2) = Tid(0)

Selesai

ya

tidak

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-11

Tabel 5-4 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015 (smp/hari)

O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Oi'2015

1 0 139 95 38 94 66 50 43 11 3 539

2 132 0 66 77 105 33 14 19 3 8 457

3 90 62 0 38 62 78 10 12 3 0 355

4 62 65 45 0 84 23 2 6 2 0 289

5 106 118 49 86 0 35 17 3 0 0 414

6 85 41 88 31 40 0 13 9 0 0 307

7 42 17 17 3 6 0 0 109 0 0 194

8 49 23 8 4 2 2 106 0 0 0 194

9 21 9 0 0 2 0 0 0 0 0 32

10 8 5 2 0 0 0 0 0 0 0 15

Dd'2015 595 479 370 277 395 237 212 201 19 11 2.796

Tabel 5-5 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020 (smp/hari)

O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Oi'2020

1 0 166 113 45 112 78 59 52 13 3 641

2 158 0 78 91 124 39 17 22 3 10 542

3 107 73 0 45 73 92 12 15 3 0 420

4 73 77 53 0 100 27 2 7 2 0 341

5 126 140 58 103 0 41 20 3 0 0 491

6 102 49 104 36 48 0 16 11 0 0 366

7 50 20 20 3 7 0 0 129 0 0 229

8 58 27 9 4 2 2 126 0 0 0 228

9 25 11 0 0 2 0 0 0 0 0 38

10 9 6 2 0 0 0 0 0 0 0 17

Dd'2020 708 569 437 327 468 279 252 239 21 13 3.313

Tabel 5-6 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025 (smp/hari)

O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Oi'2025

1 0 197 135 54 133 94 71 61 16 4 765

2 188 0 94 109 148 46 20 26 4 11 646

3 127 87 0 54 87 110 14 17 4 0 500

4 87 92 63 0 119 33 2 8 2 0 406

5 150 167 69 122 0 49 23 4 0 0 584

6 121 58 124 43 57 0 19 13 0 0 435

7 60 23 23 4 8 0 0 154 0 0 272

8 69 32 11 5 2 2 150 0 0 0 271

9 30 13 0 0 2 0 0 0 0 0 45

10 11 7 2 0 0 0 0 0 0 0 20

Dd'2025 843 676 521 391 556 334 299 283 26 15 3.944

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-12

Tabel 5-7 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030 (smp/hari)

O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Oi'2030

1 0 235 161 64 159 111 84 73 19 4 910

2 224 0 111 129 177 55 24 31 4 13 768

3 151 104 0 64 104 131 17 20 4 0 595

4 104 109 75 0 142 39 2 10 2 0 483

5 179 199 82 146 0 59 28 4 0 0 697

6 144 70 148 51 68 0 22 15 0 0 518

7 71 28 28 4 10 0 0 184 0 0 325

8 82 39 13 6 2 2 179 0 0 0 323

9 35 15 0 0 2 0 0 0 0 0 52

10 13 8 2 0 0 0 0 0 0 0 23

Dd'2030 1.003 807 620 464 664 397 356 337 29 17 4.694

Hasil prediksi matriks asaltujuan pergerakan penumpang di atas dapat digambarkan

dalam garis keinginan (desire lines), dimana ketebalan garis menggambarkan besarnya

pergerakan. Desire lines pergerakan penumpang setiap tahun rencana dapat dilihat pada

Gambar 5-7 s.d. Gambar 5-10.

Gambar 5-7

Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-13

Gambar 5-8

Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020

Gambar 5-9

Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-14

Gambar 5-10

Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030

5.3.7 Model Pemilihan Rute Menggunakan SATWIN

Matriks AsalTujuan (MAT) yang sudah didapat dari hasil pemodelan dibebankan ke

jaringan jalan untuk mendapatkan volume pada masing-masing ruas jalan yang dilewati.

Sedangkan untuk mendapatkan volume di ruas jalan beberapa tahun mendatang dilakukan

dengan membebankan MAT hasil prediksi ke jaringan jalan yang sudah di-update, sesuai

dengan program pengembangan jalan (misal: pembangunan, peningkatan dan pelebaran

jalan).

Untuk membebankan MAT ke jaringan jalan, kita menggunakan alat bantusoftware

SATWIN. Proses pemilihan rute pada SATWIN dapat dilihat pada Gambar 5-11.

Dari hasil assignment MAT terhadap database jaringan jalan dengan sub program

SATASS yang terdapat dalam SATWIN diperoleh beberapa indikator kinerja jaringan jalan

di wilayah studi yang diperbandingkan antara beberapa skenario. Adapun indikator lalu lintas

yang digunakan adalah:

− Waktu perjalanan sistem: yang menunjukkan total konsumsi waktu perjalanan yang

digunakan oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi dari setiap asal tujuan.

− Jarak atau panjang perjalanan sistem: yang menunjukkan total jarak atau panjang

perjalanan yang ditempuh oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi dari setiap asal

tujuan.

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-15

− Kecepatan Rata-rata: yang menunjukkan rata-rata kecepatan dari seluruh ruas jalan yang

ada di wilayah studi.

Gambar 5-11 Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada SATWIN

5.3.7.1 Analisis dan Prediksi Kinerja Ruas Jalan Kondisi Do-Nothing

Pembebanan untuk tahun 2013, 2015, 2020, 2025 dan 2030 dilakukan dengan bantuan

software SATWIN. Adapun input parameter dan jaringan jalan diasumsikan sama seperti

pemodelan pada tahun dasar 2013, ini berarti bahwa prasarana jaringan jalan (supply)

diasumsikan tidak mengalami perubahan sampai pada tahun 2030. Input yang berbeda adalah

data matrik asal tujuan perjalanan yang digunakan adalah sesuai dengan tahun rencana yang

dianalisa pada prediksi Trip Distribution tahun 2013, 2015, 2020, 2025 dan 2030.Kinerja

jaringan jalan wilayah studi pada kondisi do-nothing masing-masing tahun rencana, hasil

pembebanan MAT pada jaringan jalan eksisting dapat dilihat padaTabel 5-8.

Dari tabel tersebut dapat dilihat kinerja jaringan jalan semakin lama semakin

menurun.Konsumsi waktu perjalanan yang digunakan seluruh pengguna jalan dari setiap

asal-tujuan semakin lama semakin besar.Jarak yang ditempuh oleh seluruh pengguna jalan

dari setiap asal-tujuan juga semakin lama semakin jauh.Akibatnya kecepatan rata-rata dari

seluruh ruas jalan juga semakin menurun.

MAT perjalanan Data Jaringan

Pemilihan Rute

Arus, kecepatan, waktu

Analisis

I

N

P

U

T

O

U

T

P

U

T

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-16

Tabel 5-8 Kinerja Jaringan Jalan Kondisi Do-Nothing Setiap Tahun Rencana

TAHUN WAKTU

TEMPUH

JARAK

TEMPUH

KECEPATAN

RATA-RATA

(smp-jam) (smp-km) (km/jam)

2013 284,2 11.380,8 40,0

2015 307,8 12.323,2 40,0

2020 360,4 14.378,8 39,9

2025 434,1 17.243,7 39,7

2030 521,0 20.544,1 39,4

Kecepatan rata-rata seluruh ruas jalan di wilayah studi saat ini (tahun 2013) sekitar 40

km/jam. Dan kecepatan rata-ratanya semakin menurun pada tahun-tahun rencana berikutnya

dan di tahun 2030 kecepatan rata-ratanya menurun menjadi 39,4 km/jam. Dengan melihat

hasil prediksi kinerja jaringan jalan ini akan dilakukan beberapa skenario penanganan (do-

something) untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan pada tahun-tahun mendatang.

Beberapa ruas jalan yang mempunyai volume terbesar di jaringan jalan do-nothing tiap-

tiap tahun rencana hasil assignment sub program SATASS dapat dilihat pada Tabel 5-9.Dari

tabel tersebut dapat dilihat bahwa ruas dengan volume terbesar adalah ruas Boanai-W Koli,

dimana pada tahun 3030 ruas tersebut menampung jika hingga 128 smp/jam.

Tabel 5-9 Prediksi Volume Ruas Jalan Setiap Tahun Rencana (smp/jam)

Nama Ruas Volume (smp/jam)

2013 2015 2020 2025 2030

W Koli - Boanai 69 77 88 105 127

Boanai - W Koli 72 76 90 107 128

Aegela - Aemale 77 81 97 114 125

Aemale - Aegela 75 84 95 113 124

Prediksi arus (demand flow) di jaringan jalan setiap tahun rencana secara visual dapat

dilihat pada Gambar 5-12 s.d. Gambar 5-16. Dari gambar dapat dilihat ruas-ruas jalan yang

mempunyai demand flow terbesar, dilihat dari ketebalan garis.

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-17

Gambar 5-12

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2013

Gambar 5-13

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2015 (Do Nothing)

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-18

Gambar 5-14

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do Nothing)

Gambar 5-15

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do Nothing)

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-19

Gambar 5-16

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do Nothing)

Jika volume ruas jalan diketahui, maka VCR jalan tersebut juga dapat dicari dengan cara

membagi volume dengan kapasitas jalan. Tabel 5-10 memperlihatkan prediksi kinerja

beberapa ruas jalan pada tahun 2013.Tampak bahwa kinerja semua ruas jalan masih baik,

dimana ruas berada pada tingkat pelayanan A.

Tabel 5-10 Kinerja Jalan di Kabupaten Nagekeo Pada Tahun 2013

Nama Ruas Kapasitas (smp/jam)

Volume (smp/jam)

VCR 2013

Tingkat Pelayanan

W Koli - Boanai 1100 69 0,06 A

Boanai - W Koli 1100 72 0,07 A

Aegela - Aemale 2500 77 0,03 A

Aemale - Aegela 2500 75 0,03 A

Tabel 5-11 memperlihatkan prediksi kinerja beberapa ruas jalan pada tahun 2015 sampai

tahun 2030.Tampak bahwa kinerja semua ruas jalan masih baik, dimana ruas berada pada

tingkat pelayanan A.

Tabel 5-11 Prediksi Kinerja Jalan di Kabupaten Nagekeo Tahun 2015, 2020, 2025, dan 2030 (Do-Nothing)

Nama Ruas Volume Capacity Ratio (VCR)

2015 2020 2025 2030

W Koli - Boanai 0,07 0,08 0,10 0,12

Boanai - W Koli 0,07 0,08 0,10 0,12

Aegela - Aemale 0,03 0,04 0,05 0,05

Aemale - Aegela 0,03 0,04 0,05 0,05

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-20

5.3.7.2 Analisis dan Prediksi Kinerja Ruas Jalan Kondisi Do-Something

Sistem jaringan transportasi berbasis jalan dapat dikelompokkan berdasarkan hirarki

serta fungsinya dan merupakan prasarana transportasi yang akan sangat mempengaruhi secara

tidak langsung pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah serta akan berpengaruh juga pada

tingkat kesejahteraan masyarakat, tidak terkecuali Kabupaten Nagekeo. Banyak masalah

keterbelakangan (kemiskinan) terjadi sebagai akibat karena masih rendahnya tingkat

aksesibilitas (keterhubungan) antara wilayah satu dengan wilayah lainnya, yang

menyebabkan wilayah dengan aksesibilitas buruk menjadi kurang produktif dan pendapatan

masyarakat menjadi berkurang.

Sejalan dengan adanya kebijakan otonomi daerah, maka peran sistem jaringan jalan

menjadi semakin nyata dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

meningkatkan aksesibilitas antarwilayah. Salah satu usaha yaitu melalui perbaikan

aksesibilitas daerah yang telah berkembang dengan daerah yang masih terisolir (remote area)

dengan memanfaatkan sistem jaringan jalan dalam pengembangan wilayah pedalaman (rural

area).

Konsep idealisasi sistem jaringan jalan di Kabupaten Nagekeo, yaitu dengan

mengkoneksikan keterhubungan antara kecamatan satu dengan lainnya. Sesuai dengan tujuan

pengembangan transportasi di Kabupaten Nagekeo, maka dalam pelaksanaan program

pengembangan yang akan dilakukan memprioritaskan penanganan pada:

a. Peningkatan kapasitas jalan pada jalan arteri primer.

b. Pengembangan jalan arteri sekunder pantai utara Flores.

c. Pengembangan jaringan jalan dan peningkatan kapasitas jalan dalam kota maupun jalan

lokal yang menghubungkan antarkecamatan serta menghubungkan sentra produksi di

Kabupaten Nagekeo.

Untuk merencanakan pembangunan jaringan jalan yang berkesinambungan maka

program penanganan jaringan di Kabupaten Nagekeo dilakukan dalam empat tahap, yaitu:

a. Tahap 1 :tahun 2013-2014

b. Tahap 2 : tahun 2015-2020

c. Tahap 3 : tahun 2021-2025

d. Tahap 4 : tahun 2026-2030

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-21

Rencana usulan penanganan jaringan jalan tersebut secara garis besar berisi program

peningkatan dan pemeliharaan jalan. Dalam pengembangan wilayah, fungsi dari sistem

transportasi adalah menghubungkan keterkaitan fungsional antarkegiatan. Berdasarkan fungsi

tersebut, maka pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan

tata ruang Kabupaten Nagekeo secara terpadu.Untuk mencapai tujuan diatas, maka

diperlukan suatu pola pengembangan prasarana transportasi yang terpadu yang meliputi

transportasi darat, penyeberangan, laut dan udara yang terintegrasi dengan sistem tata ruang

wilayah Kabupaten Nagekeo.

Adapun skenario penanganan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2013-2014 : Do nothing, dengan pertimbangan kemampuan pembiayaan dan

pendanaan melalui keuangan daerah masih sangat minim.Upaya yang dilakukan adalah

perbaikan manajemen, penegakan hukum dan penataan sarana prasarana yang ada guna

peningkatan pelayanan.

2. Tahun 2015-2020 : Peningkatan kapasitas jalan pada jalan arteri primer yang

menghubungkan Ngada – Nagekeo – Ende, pengembangan jaringan jalan dan

peningkatan kapasitas jalan baik dalam wilayah Kota Mbay maupun jalan lokal yang

menghubungkan antarkecamatan serta menghubungkan sentra produksi di Kab Nagekeo.

3. Tahun 2021-2025 : Pengembangan jalan arteri sekunder pantai Utara Flores yang

menghubungkan Mborus – Danga – Nila – Aeramo – Kaburea.

Untuk mengetahui kinerja jaringan jalan dengan beberapa skenario penanganan di atas,

konsultan menggunakan alat bantu software SATWIN. Adapun kinerja jaringan jalan

beberapa skenario di atas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5-12 Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Sebelum dan Sesudah Penanganan

TAHUN WAKTU TEMPUH (smp-jam) JARAK TEMPUH (smp-km) KECEPATAN RATA2 (km/jam)

Do Nothing Do Something Do Nothing Do Something Do Nothing Do Something

2013-2014 284,2 284,2 11.380,8 11.380,8 40,0 40,0

2015-2020 360,4 358,5 14.378,8 14.378,8 39,9 40,1

2021-2025 434,1 431,3 17.243,7 17.247,5 39,7 40,0

2026-2030 521,0 517,3 20.544,1 20.622,7 39,4 39,9

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dengan skenario penanganan pada masing-masing

tahun rencana dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan kecepatan rata-rata dan penurunan waktu tempuh dari setiap asal-tujuan jika

dibandingkan dengan kondisi do nothing.

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-22

Untuk mengetahui kinerja ruas jalan pada masing-masing skenario, dapat dilihat pada

volume capacity ratio (VCR) ruas jalan yang didapat dari tahap assignment Matriks Asal

Tujuan terhadap jaringan jalan.VC ratio tersebut merupakan indikator teknis tiap ruas jalan

yang membandingkan antara volume kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut pada

keadaan do nothing dan do somethingdari tahun 2015 sampai dengan tahun 2030 dengan

kapasitas jalan tersebut. Beberapa kondisi VC ratio yang ada menunjukkan kondisi dari ruas

jalan yang diukur tersebut. Sedangkan gambar demand flow pada masing-masing ruas jalan

dapat dilihat pada Gambar 5-17sampai Gambar 5-19.

Gambar 5-17

Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do-Something)

Gambar 5-18 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do-Something)

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-23

Gambar 5-19 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do-Something)

Gambar 5-20

VC RatioKabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do-Something)

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-24

Gambar 5-21

VC RatioKabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do-Something)

Gambar 5-22

VC RatioKabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do-Something)

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-25

Table of Contents 5 BAB V ....................................................................................................................... 5-1

5.1 Kebijakan Kewilayahan ....................................................................................................................................................... 5-1

5.2 Rencana Pengembangan JaringanTransportasi .................................................................................................................... 5-2

5.3 Analisis Kebutuhan Transportasi ......................................................................................................................................... 5-4

5.3.1 Timeframe .................................................................................................................................................................... 5-4

5.3.2 Sistem Zona ................................................................................................................................................................. 5-4

5.3.3 Model Sistem Jaringan ................................................................................................................................................. 5-4

5.3.4 Tahapan Pemodelan ..................................................................................................................................................... 5-5

5.3.5 Model Trip Generation dan Trip Attraction ................................................................................................................ 5-6

5.3.5.1 Peramalan Bangkitan Pergerakan ............................................................................................................................ 5-7

5.3.5.2 Peramalan Tarikan Pergerakan ................................................................................................................................ 5-7

5.3.6 Prediksi MAT dan Desire Line Angkutan ................................................................................................................... 5-9

5.3.7 Model Pemilihan Rute Menggunakan SATWIN ....................................................................................................... 5-14

5.3.7.1 Analisis dan Prediksi Kinerja Ruas Jalan Kondisi Do-Nothing ............................................................................. 5-15

5.3.7.2 Analisis dan Prediksi Kinerja Ruas Jalan Kondisi Do-Something ........................................................................ 5-20

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-26

Table of Contents ............................................................................................................. 5-25

Gambar 5-1 Model Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Nagekeo .......................................................................................................... 5-5

Gambar 5-2 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015 ............................................................. 5-8

Gambar 5-3 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020 ............................................................. 5-8

Gambar 5-4 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025 ............................................................. 5-9

Gambar 5-5 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030 ............................................................. 5-9

Gambar 5-6 Metodologi Perhitungan MAT dengan Teknik Furness ................................................................................................ 5-10

Gambar 5-7 Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015 ........................................................................... 5-12

Gambar 5-8 Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020 ........................................................................... 5-13

Gambar 5-9 Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025 ........................................................................... 5-13

Gambar 5-10 Desire Lines Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030 ......................................................................... 5-14

Gambar 5-11 Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada SATWIN .............................................................................................. 5-15

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-27

Gambar 5-12 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2013 .......................................................................................................... 5-17

Gambar 5-13 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2015 (Do Nothing) .................................................................................... 5-17

Gambar 5-14 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do Nothing) .................................................................................... 5-18

Gambar 5-15 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do Nothing) .................................................................................... 5-18

Gambar 5-16 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do Nothing) .................................................................................... 5-19

Gambar 5-17 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do-Something) ............................................................................... 5-22

Gambar 5-18 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do-Something) ............................................................................... 5-22

Gambar 5-19 Demand FlowKabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do-Something) ............................................................................... 5-23

Gambar 5-20 VC Ratio Kabupaten Nagekeo Tahun 2020 (Do-Something) ...................................................................................... 5-23

Gambar 5-21 VC Ratio Kabupaten Nagekeo Tahun 2025 (Do-Something) ...................................................................................... 5-24

Gambar 5-22 VC Ratio Kabupaten Nagekeo Tahun 2030 (Do-Something) ...................................................................................... 5-24

Tabel 5-1 Sistem Zona Kabupaten Nagekeo ........................................................................................................................................ 5-4

Tabel 5-2 Proyeksi Bangkitan Pergerakan Kabupaten Nagekeo (smp/hari) ........................................................................................ 5-7

Tatralok Kabupaten Nagekeo

5-28

Tabel 5-3 Proyeksi Tarikan Pergerakan Kabupaten Nagekeo (smp/hari) ............................................................................................ 5-7

Tabel 5-4 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2015 (smp/hari) ..................................................................... 5-11

Tabel 5-5 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2020 (smp/hari) ..................................................................... 5-11

Tabel 5-6 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2025 (smp/hari) ..................................................................... 5-11

Tabel 5-7 Prediksi Matriks Asal Tujuan Kabupaten Nagekeo Tahun 2030 (smp/hari) ..................................................................... 5-12

Tabel 5-8 Kinerja Jaringan Jalan Kondisi Do-Nothing Setiap Tahun Rencana ................................................................................. 5-16

Tabel 5-9 Prediksi Volume Ruas Jalan Setiap Tahun Rencana (smp/jam) ........................................................................................ 5-16

Tabel 5-10 Kinerja Jalan di Kabupaten Nagekeo Pada Tahun 2013.................................................................................................. 5-19

Tabel 5-11 Prediksi Kinerja Jalan di Kabupaten Nagekeo Tahun 2015, 2020, 2025, dan 2030 (Do-Nothing) ................................. 5-19

Tabel 5-12 Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Sebelum dan Sesudah Penanganan ...................................................................... 5-21