bab v konsep perencanaan dan perancangan v.1 …thesis.binus.ac.id/asli/bab5/2011-2-00133-ar bab...

10
105 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2 = 25.375 m 2 Ketinggian Max. : 24 lapis Peruntukan : Kut (karya umum taman) GSB : Utara 10 m Selatan 8 m V.1.2 Topik dan Tema Topik yang penulis ambil adalah hemat energy. Penghematan energi yang paling besar adalah pada aspek penghawaan. Tema yang diambil adalah pengoptimalisasian rancangan bukaan untuk mencapai kenyamanan termal dengan penghawaan alami.

Upload: hoangkien

Post on 27-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

105  

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan

V.1.1 Data Proyek

Gambar 5.1 RUTRK Tapak

Luas Lahan : 10.150 m2

KDB : 20% x 10.150 m2 = 2.030 m2

KLB : 2,5 x 10.150 m2 = 25.375 m2

Ketinggian Max. : 24 lapis

Peruntukan : Kut (karya umum taman)

GSB : Utara 10 m

Selatan 8 m

V.1.2 Topik dan Tema

Topik yang penulis ambil adalah hemat energy. Penghematan energi yang

paling besar adalah pada aspek penghawaan. Tema yang diambil adalah

pengoptimalisasian rancangan bukaan untuk mencapai kenyamanan termal

dengan penghawaan alami.

106  

V.2 Konsep Perancangan Makro

V.2.1 Konsep Penentuan dan Pengolahan Pintu Masuk

Gambar 5.2 Massa Bangunan

Bangunan eksisting yang berada di kanan dan kiri tetap dipertahankan.

Bangunan di tengah dihancurkan seluruhnya dan dibuat bangunan baru yang

lebih tinggi dari bangunan sebelumnya untuk dapat memenuhi kebutuhan

pengguna bangunan ini. Dari bangunan eksisting akan dihubungkan dengan

skybridge segingga bangunan di tengah bisa menjadi pusat dari ketiga massa

bangunan ini. Bangunan di tengah dimundurkan untuk menerima pejalan kaki

yang mayoritas berasal dari komplek olahraga GBK. Selain itu, kobinasi antara

ketiga bangunan ini menganalogikan “menyambut” ke arah Stadion Utama GBK

dan Monas.

Gambar 5.3 Pintu Masuk Manusia

107  

Pintu masuk utama berada dekat dengan titik berat sebagai pusat dari tapak

ini. Pejalan kaki yng berasal dari komplek olahraga GBK bisa jalan terlebih

dahulu ke depan masjid karena dari loasi itu, sudah tersedia zebra cross untuk ke

area tapak dan bisa langsung disambut dengan tangga menuju plaza. Tangga ini

ada karena tapak lebih tinggi daripada jalan. Selain itu, untuk mempermudah

pencapaian ke dalam tapak, di belakang lahan juha dibuat side entrance bagi para

pejalan kaki yang barasal dari perkantorang yang berada di belakang tapak.

Tidakjauh dari bangunan yang baru, tersedia pintu untuk menuju ke gedung

pengelola komplek GBK sehingga mempermudah akses ke kantor maupun ke

wisma ini sendiri.

Gambar 5.4 Pintu Masuk Kendaraan

Kepadatan kendaraan yang paling utama berada di depan tapak, maka dari

itu, pintu masuk mobil dan bus berada di bagian depan. Untuk mengurangi

perkerasan pada tapak serta pengurangan aktivitas yang sudah padat pada jalan

di depan tapak, pintu keluar berada di bagian belakang yang lebih tidak padat.

Lain halnya dengan sepeda dan motor, pengguna sepeda dan motor dapat masuk

dan keluar dari depan maupun belakang. Di bagian belakang juga disediakan

parkir terbatas bagi motor dan sepeda sehingga tidak perlu memutar untuk

masuk ke dalam tapak. Mobil dan bus yang sudah msuk, bisa langsung parkir

atau menuju ke drop off area lalu baru parkir. Bundaran yang berada di dalam

tapak memepermudah sirkulasi kendaraan. Mobil service dan pengelola

108  

diletakkan di belakang agar lebih dekat dengan area kantor serta gudang. Di area

ini juga terdapat beberapa parkir mobil dan motor.

Gambar 5.5 Pohon pada Tapak

Pohon eksisting yang ada pada tapak ada dua macam, pohon besar terdiri

dari 37 pohon serta pohon palem yang berada di depan berjumlah 29 pohon.

Karena kebutuhan sirkulasi kendaraan, 10 pohon besar terpaksa dihilangkan.

Namun, tapak ini diberi tambahan 49 pohon besar dan 5 pohon palem untuk

menambah kesejukkan dan menjaga kualitas udara dalam tapak. Jadi, total

pohon yang ada dalam tapak malah bertambah, pohon besar ada 76 pohon, serta

ada 34 pohon palem yang berada di bagian depan tapak.

V.2.2 Konsep Zoning Horizontal

Gambar 5.6 Zoning Horizontal

109  

Dari hasil analisa sebelumnya, penzoningan pada tapak bisa digambarkan

pada gambar di atas. Lantai dasar pada tiap bangunan merupakan area public

sehingga tidak mengganggu privasi para atlet. Area masuk bagi pejalan kaki

berada di tengah titik berat tapak dan sebagai area penyambut dan titik temu dari

ketiga bangunan. Dari bangian belakang, manusia juga dapat mengakses tapak

ini. Area masuk kendaraan dibuat di samping agar tidak mengganggu sirkulasi

manusia. Area sirkulasi kendaraan diletakkan di belakang agar bagian depan

bisa lebih banyak area hijau. Area service diletakkan di belakang agar tidak

mengganggu aktivitas utama dalam tapak ini.

V.2.3 Konsep Zoning Vertikal

Gambar 5.7 Zoning Vertikal

Pada penzoningan vertikal ini, bisa kita lihat bagian bawah adalah area

publik, tengah adalah semi privat, dan di atas adalah privat. Masyarakat umun

hanya bisa mengakses bangunan ini pada lantai dasar saja. Penyewa kantor

memiliki akses tersendiri sehingga tidak mengganggu para atlet yang tinggal di

sana. Selain dari pada itu, hanya boleh diakses oleh para atlet. Bangunan

110  

dihubungkan dengan skybridge pada bagian atas dan bawah untuk

mempermudah sirkulasi dari ketiga bangunan tersebut.

V.3 Konsep Perancangan Mikro

V.3.1 Konsep Olahan Tampak Bangunan

Dari hasil analisa pada bab sebelumnya, untuk mencapai kenyaman termal,

atau setidaknya mendekati kondisi nyaman secara termal, diperlukan rancangan

dengan aspek yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Sehingga rancangan

bukaan yang cukup optimal adalah sebagai berikut:

Gambar 5.8 Desain Bukaan

Pada hasil simulasi belum menunjukkan kenyamanan ruang dengan desain

triple glazing, kisi-kisi, dan overhang. Hal ini karena simulasi hanya dapat

menunjukkan hasil pada saat jendela tertutup. Jika dilihat dari hasil analisa,

kecepatan udara di tapak relative cukup tinggi sehingga kenyamanan termal dapat

dicapai dengan membuka jendela seperlunya atau menggunakan kipas angin yang

cukup menghemat energi.

111  

Gambar 5.9 Filosofi Tampak

Tampak berupa permainan estetika overhang. Masih mengutamakan

fungsi, overhang ini tetap melindungi cahaya matahari dan air hujan.

Dengan filosofi obor yang menyala seperti semangat para atlet yang terus

membara untuk mencapai kemenangan, fasad api obor ini dibentuk dengan

bantuan software Rhinoceros sehingga lekukan yang terjadi sesuai dengan

apa yang diharapkan, yaitu api obor yang menyala. Overstek paling atas

memiliki lebar terpanjang sebesar 3 meter yang disangga dengan balok

ganting, sedangkan bagian paling bawah memiliki lebar paling kecil 50 cm.

Hal ini dimaksudkan agar overhang paling atas bisa melingdungi bangunan

di bawahnya secara lebih menyeluruh.

112  

V.3.2 Konsep Sistem Struktur

Gambar 5.10 Struktur Eksisting dan Baru

Struktur yang ada sekarang berupa struktur beton bertulang. Struktur ini

masih terbilang kuat sehingga masih bisa digunakan. Dengan pola kolom

seperti ini, masih memungkinkan untuk merenovasi bangunan dengan

mengubah dindingnya saja sehingga bisa menwujudkan ruang yang lebih

optimal. Pada blok tengah yang dihancurkan seluruhnya, juga menggunakan

struktur portal. Sky bridge yang menghubungkan ketiga bangunan ini berupa

struk baja dengan bracing sebagai penguat. Pondasi yang digunakan adalah

pondasi tiang pancang karena dinilai cukup kuat untuk menahan beban pada

bangunan ini.

V.3.3 Konsep Sistem Utilitas

Pencahayaan dan Penghawaan

Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan adalah pencahayaan dan

penghawaan alami, terutama pada ruang tidur. Pencahayaan buatan hanya

digunakan pada malam hari. Namun ada beberapa ruangan yang

menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan.

113  

Proteksi Kebakaran

Tangga darurat berada di setiap bangunan dengan jarak maksimum yang

telah ditetapkan. Selain itu, sprinkler ada di setiap ruangan dan ruang

sirkulasi serta hidran berada di setiap lantai.

Pengolahan dan Panyaluran Air dan Limbah

Air yang didapat dari PAM maupun air tanah, ditampung terlebih dahulu ke

reservoir bawah. Air yang beradadi reservoir bawah dipompa ke reservoir

atas melalui pipa yang berada dalam shaft pipa. Air dari reservoir atas

didistribusikan ke seluruh lantai dengan gaya gravitasi bumi melalui pipa

yang tersedia pada shaft pipa. Limbah padat dan cair, serta air hujan,

disalurkan melalui pipa yang berada pada shaft. Limbah padat akan msuk ke

dalam STP untuk diolah, lalu dibuang ke roil kota. Limbah cair dan air hujan

masuk ke dalam sumur resapan terlebih dahulu, baru di buang ke roil kota.

Instalasi Listrik

Listrik yang berasal dari PLN, tidak langsung masuk ke tiap bangunan.

Listrik ini akan diatur oleh travo, sebelum masuk ke dalam bangunan. Dari

travo ini, listrik didistribusikan ke panel induk tiap tower. Dari panel induk

ini, akan disalurkan ke panel distribusi yang berada di setiap lantai. Dari sini

lah listrik baru dapat bisa disalurkan ke lampu, atau alat elektronik lainnya.

Penangkal Petir Gambar 5.10 Penangkal Petir Sistem Thomas

114  

Jenis penangkal petir yan gdigunakan pada bangunan ini adalah

penangkal petir thomas. Penangkal petir ini baik digunakan bada bangunan

bertingkat tinggi. Penangkal petir ini dipasang pada bangunan yang paling

tinggi, yaitu bangunan yang berada pada bagian tengah. Ada dua buah

penangkal petir yang digunakan karena radius dari sebuah penangkal petir

ini adalah 60 meter. Petir yang diterima akan disalurkan melalui wire yang

selanjutnya akan disalurkan ke dalam tanah hingga kedalaman tertentu

sehingga tidak membahayakan keselamatan manusia.

Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah yang dipilih adalah sistem pembuangan

sampah tanpa alat pembakaran. Sistem pemisahan antara sampah basah dan

kering juga digunakan agar dapat memperoleh manfaat lebih seperti daur

ulang. Pada lantai paling bawah terdapat pintu yang dapat digunakan untuk

mengambil sampah dari lantai atas. Pada lantai paling atas, terdapat saluran

udara pada shaft sampah agar terdapat sirkulasi udara yang cukup baik

dalam shft sampah tersebut. Lubang shaft sampah berbentu lingkaran agar

tidak ada sudut yang menjadi area menumpuk dan bersarangnya sampah atau

penyakit berbahaya.